MIKRO

20
Mikrobiologi Perhatian manusia tentang kesehatan sudah disadari sejak lama. Usaha ke arah hidup sehat telah dilakukan antara lain dengan distribusi air minum melalui pipa-pipa serta pembuangan limbah yang teratur. Penemuan oleh Anthony van Leeuwenhoeck serta perintis mikrobiologi lainnya telah membawa pemahaman manusia yang lebih baik mengenai mikroba. Perhatian yang besar pada masalah kesehatan merupakan awal perkembangan mikrobiologi lingkungan. Kelompok-Kelompok Mikroba Perkembangan teknologi telah meningkatkan industri dan senyawa-senyawa xenobiotik, keduanya telah memberikan tekanan yang cukup besar pada lingkungan sehingga perlu usaha-usaha mengatasi tekanan tersebut. Beberapa mikroba mampu mendegradasi cemaran limbah industri dan senyawa xenobiotik. Mikrobiologi Udara Atmosfer tersusun atas 2 lapisan utama yaitu troposfer dan stratosfer. Troposfer tersusun atas lapisan laminar, lapisan turbulen, lapisan friksi luar, dan lapisan konveksi. Atmosfer mengandung partikel-partikel yang disebut sebagai aerosol, salah satu komponen aerosol yaitu bioaerosol yang terdiri antara lain mikroba dan polen.

Transcript of MIKRO

Page 1: MIKRO

Mikrobiologi

Perhatian manusia tentang kesehatan sudah disadari sejak lama. Usaha ke arah

hidup sehat telah dilakukan antara lain dengan distribusi air minum melalui pipa-

pipa serta pembuangan limbah yang teratur. Penemuan oleh Anthony van

Leeuwenhoeck serta perintis mikrobiologi lainnya telah membawa pemahaman

manusia yang lebih baik mengenai mikroba. Perhatian yang besar pada masalah

kesehatan merupakan awal perkembangan mikrobiologi lingkungan. Kelompok-

Kelompok Mikroba Perkembangan teknologi telah meningkatkan industri dan

senyawa-senyawa xenobiotik, keduanya telah memberikan tekanan yang cukup

besar pada lingkungan sehingga perlu usaha-usaha mengatasi tekanan tersebut.

Beberapa mikroba mampu mendegradasi cemaran limbah industri dan senyawa

xenobiotik.

Mikrobiologi Udara

Atmosfer tersusun atas 2 lapisan utama yaitu troposfer dan stratosfer.

Troposfer tersusun atas lapisan laminar, lapisan turbulen, lapisan friksi luar,

dan lapisan konveksi. Atmosfer mengandung partikel-partikel yang disebut

sebagai aerosol, salah satu komponen aerosol yaitu bioaerosol yang terdiri

antara lain mikroba dan polen.

Mikroba udara sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, radiasi dan

kelembaban relatif (RH) serta polutan. Mikroba udara sebagian merupakan jasad

patogen yang merugikan kesehatan tumbuhan hewan maupun manusia.

Mikrobiologi Tanah

Tanah memiliki keragaman tekstur dan struktur, serta variasi dalam ketinggian

maupun distribusi geografisnya. Mikroba tanah dijumpai pada hampir semua jenis

tanah dan batuan, dari permukaan tanah hingga kedalaman, dari Antartika hingga

gurun pasir yang kering. Kehadiran mikroba tanah ada yang bersifat

menguntungkan antara lain dalam bidang pertanian, daur unsur, dan

Page 2: MIKRO

pertambangan tetapi juga ada yang merugikan karena patogen bagi tumbuhan,

hewan, dan manusia.

Mikrobiologi Perairan

memiliki spesifikasi berdasarkan sifat fisika kimianya. Mikroba yang dijumpaipun

beragam. Lingkungan pantai mengandung lebih banyak mikroba karena kaya akan

nutrien yang berasal dari darat, sedangkan laut lepas populasi mikroba relatif lebih

rendah.

Secara vertikal badan air laut dan air danau dibagi menjadi beberapa zone

berdasarkan sifat fisika masing-masing, seperti ketersediaan cahaya dan suhu.

Mikrobiologi Lingkungan Ekstrem

Di laut mikroba dapat dijumpai bahkan pada palung laut dengan kondisi ekstrem

bertekanan tinggi (barofil). Di dasar laut tertentu dijumpai celah hidrotermal

dengan suhu sangat tinggi (termofil) dan di situ pun dijumpai mikroba. Tekanan

tinggi dan suhu tinggi merupakan lingkungan ekstrem. Lingkungan ekstrem

lainnya antara lain berupa asidofil, alkalofil, halofil, dan xerofil.

Mikroba dari lingkungan ekstrem memiliki prospek dalam bidang teknologi.

Beberapa bidang seperti produksi enzim, pertambangan, serta pengolahan limbah

telah memanfaatkan peran mikroba dari lingkungan ekstrem.

Siklus Karbon, Nitrogen, dan Sulfur

Nitrogen umumnya digunakan dalam bentuk garam mineral dan mengalami siklus

secara oksidoreduksi. Nitrogen yang muncul dapat berbentuk amonium maupun

nitrat. Beberapa proses yang berlangsung pada siklus nitrogen, antara lain

amonifikasi, nitrifikasi, asimilasi, dan disimilasi reduksi nitrat. Sulfur relatif lebih

banyak terdapat di alam, dalam bentuk sulfur oksida dan nitrogen sulfida.

Siklus Fosfor, Besi, dan Biogeokimia

Page 3: MIKRO

organisme, sehingga disebut sebagai siklus biogeokimia. Siklus unsur dapat

memberi manfaat bagi organisme karena menjamin tersedianya nutrien, akan

tetapi di sisi lain proses yang terjadi dapat pula sangat merugikan, antara lain

karena menyebabkan kerusakan bahan bangunan. Aktivitas manusia telah

menyebabkan beberapa reservoir unsur yang semula dalam keadaan imobilisasi

menjadi imobil dan masuk ke siklus unsur. Akibat mobilisasi tersebut, antara lain

menipisnya cadangan bahan bakar fosil, peningkatan senyawa NOx dan SOX yang

berperan dalam terjadinya hujan asam dan timbulnya efek rumah kaca.

Penerapan Bioteknologi Mikroba

Fermentasi merupakan salah satu bioteknologi yang memanfaatkan peran mikroba

di dalam proses pembuatannya. Dalam penerapan bioteknologi mikrobanya yang

perlu diperhatikan adalah prinsip-prinsip bioteknologinya, seperti produk, kultur

mikroba, pengembangan galur, substrat produksi, proses produksi, dan

pengunduhan hasil.

Produk Bioteknologi Mikroba

Mikroba berperan utama dalam bioteknologi. Dalam masalah-masalah lingkungan

bioteknologi mikroba memberikan sumbangan besar antara lain dalam produksi

biopestisida, pupuk biologis, pengkomposan, penanganan limbah, produksi bio-gas,

penambangan minyak dan pelindihan logam.

Peran tersebut dapat menggantikan teknologi yang selama ini digunakan dan

memberi sumbangan bagi perbaikan kualitas lingkungan. Ancaman sisa pestisida,

cemaran senyawa toksik, penurunan kualitas tanah dapat dikurangi dengan

memanfaatkan mikroba.

Peran Mikroba dalam Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan

Mikroba dalam agrikultur memiliki peran yang sangat besar. Berbagai mikroba

terbukti menyebabkan kerugian karena merupakan patogen bagi tanaman pangan

Page 4: MIKRO

dan industri, serta ternak. Di lain pihak mikroba juga menguntungkan bagi

tumbuhan antara lain karena perannya dalam menekan mikroba patogen serta

parasit, membantu dalam penyediaan nutrien.

Dalam kaitannya dengan agrikultur, beragam mikroba bermanfaat telah berhasil

dikembangkan sebagai agen pengendali hayati patogen, parasit, gulma dan hama.

Mikroba telah pula dikembangkan sebagai alternatif pupuk tumbuhan serta

makanan tambahan.

Peran Mikroba pada Peternakan dan Perikanan

Peran mikroba yang terdapat dalam peternakan dan perikanan dapat merugikan

dan menguntungkan. Beberapa penyakit yang menyerang peternakan dan

perikanan, antara lain enteritis, salmonellosis, pasteurellosis, tifoid, paratifoid,

aspergillosis, limposistis, epitheliocystis, dan lain-lain. Mikroba yang menyebabkan

infeksi dari penyakit tersebut dikelompokkan menjadi: virus, bakteri, cendawan,

dan protozoa.

Peran mikroba yang menguntungkan, antara lain dalam hal membantu

metabolisme, sebagai bahan pakan atau pakan tambahan, dan probiotik. Dalam hal

metabolisme, mikroba mampu menghidrolisis selulosa, karena enzim selulosa yang

dimilikinya. Selain itu bakteri mampu menggunakan urea sebagai sumber N.

Dalam penyediaan bahan pakan/pakan tambahan, terdapat jenis mikroba yang

sangat potensial (Tabel 6.12)

Mikroba Indikator

Penentuan kriteria kualitas air dan pangan secara biologis antara lain ditentukan

oleh kehadiran mikroba, baik mikroba patogen maupun mikroba indikator.

Mikroba indikator adalah suatu mikroba non-patogenik yang digunakan sebagai

penanda risiko pencemaran oleh pato-gen.

Page 5: MIKRO

Kualitas air minum ditentukan oleh beberapa kriteria fisik, kimiawi, dan biologis

tertentu. Kriteria fisik, antara lain tidak berwarna, tidak berbau; kriteria kimiawi,

antara lain pH netral, tidak mengandung logam berat; dan kriteria biologis, antara

lain berupa mikroba indikator dan angka kuman total pada yang diperkenankan.

Mikroba dalam bahan pangan dapat terjadi secara alami, sengaja ditambahkan ke

dalam bahan makanan, atau dapat pula terjadi akibat pencemaran. Banyak

mikroba secara alami di- jumpai pada pangan terutama bahan segar, seperti buah,

sayuran, ikan, dan susu. Kehadiran mikroba secara alami dapat terjadi karena

mikroba tersebut flora normal pada bahan makanan tersebut.

Kriteria Mikrobiologis Pangan Dan Minuman

Pada era globalisasi kualitas makanan dan minuman dituntut memenuhi standar

yang ditetapkan secara global, di antaranya yaitu kualitas berdasarkan kriteria

mikrobiologis. Kehadiran rnikroba pada makanan dan minuman karena memang

dikehendaki misalnya pada proses fermentasi, tetapi dapat pula hadir sebagai

cemaran yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan serta dapat

menyebabkan gangguan kesehatan. Kontrol mikroba pada pangan dapat dilakukan

secara biologis, fisik, maupun kimiawi. Tindakan kontrol mikroba yang utama

yaitu pencegahan sejak awal melaui penerapan HACCP.

Flora Normal

Sejak penemuan Koch perkembangan pengetahuan tentang penyakit infeksi

berkembang dengan cepat. Berbagai penyakit yang pada abad lampau dianggap

sebagai kutukan seperti lepra dan pes, ternyata terbukti disebabkan oleh kuman.

Perhatian kemudian lebih ditekankan pada kesehatan masyarakat yang erat

kaitannya dengan terjadinya berbagai kasus epidemi.

Mikroba yang hidup dan berkembang dalam tubuh inang tanpa menimbulkan

penyakit disebut mikroba flora normal. Faktor-faktor yang menyebabkan

kehadiran mikroba flora normal, adalah pH, suhu, potensial redoks, oksigen, air,

Page 6: MIKRO

nutrien, dan lain-lain. Distribusi mikroba flora normal, yaitu kulit, ketiak, dan sela-

sela jari kaki, sedang jenis mikrobanya, antara lain: Staphylococcus epidermidis,

Microccous luteus, Enterobacter, Klebsiella, E. coli, dan lain-lain.

Infeksi, Penularan, dan Kontrol Penyakit

Kesehatan masyarakat terutama bertitik tolak pada penyakit-penyakit infeksi yang

potensial tersebar dalam masyarakat antara lain melalui agen makanan-minuman,

udara, air, dan organisme vektor. Berbagai upaya penyebaran penyakit dalam

masyarakat perlu dilakukan antara lain dengan perbaikan sarana lingkungan,

seperti kebersihan lingkungan rumah, saluran pembuangan yang sehat, sirkulasi

udara yang baik. Tidak kalah penting yaitu pemberian pendidikan masyarakat

mengenai penyakit dan pemberantasan penyakit dari sumbernya.

Hal yang paling utama untuk kontrol penyakit infeksi, yaitu menghancurkan

sumber penularannya. Banyak negara yang berusaha melindungi konsumen dari

gangguan kesehatan makanan, melalui uji mikrobiologis terhadap bahan mentah

dan olahannya.

Penanganan Limbah

Aktivitas manusia, industri, dan pertanian menghasilkan limbah cair dan padat.

Untuk mengurangi cemaran maka limbah pemukiman dan industri harus diolah

terlebih dulu sebelum dilepas ke lingkungan. Pengolahan limbah cair dapat

dilakukan secara aerobik maupun anaerobik atau kombinasi keduanya dan

umumnya dengan 3 tahapan, yaitu tahap primer, sekunder, dan tersier. Adapun

pengolahan limbah padat secara biologis umumnya berupa landfill dan

pengkomposan. Salah satu akibat masuknya cemaran, yaitu terjadinya suksesi

populasi mikroba. Mikroba yang berperan pada pengolahan limbah, antara lain

Phanerochaeta chrysosporium, Pseudomonas spp., dan Bacillus spp,

Mycobacterium, Vibrio, dan lain-lain. Dalam pengolahan limbah perlu

diperhatikan beberapa aspek penanganan limbah, yaitu materi pencemaran,

Page 7: MIKRO

mikroba, faktor lingkungan, serta sistem yang digunakan dalam penanganan

limbah.

Bioremediasi

Pencemaran air dan tanah oleh limbah pemukiman maupun industri telah

menimbulkan banyak kerugian. Usaha perbaikan lingkunagn yang tercemar

dilakukan dengan proses yang dikenal sebagai bioremediasi. Pada dasarnya

bioremediasi merupakan hasil biodegradasi senyawa-senyawa pencemar.

Bioremediasi dapat dilakukan di tempat terjadinya pencemaran (in situ) atau harus

diolah ditempat lain (ex situ). Pada tingkat pencemaran yang rendah mikroba

setempat mampu melakukan bioremediasi tanpa campur tangan manusia yang

dikenal sebagai bioremediasi intrinsik, tetapi jika tingkatan pencemaran tinggi

maka mikroba setempat perlu distimulasi (biostimulasi) atau dibantu dengan

memasukkan mikroba yang telah diadaptasikan (bioaugmentasi).

MIKROBIOLOGI AIR

Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan  merupakan

habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik. Air

permukaan relatif telah terkontaminasi oleh bakteri Coliform, khususnya pada daerah

perkotaan. Demikian pula halnya dengan kota Palangkaraya dengan luas wilayah 153,567

Km2 dan jumlah penduduk 1,935 juta jiwa, mempunyai sungai Kahayan yang berfungsi

sebagai sarana transportasi dan pemukian sebagian besar masyarakat Palangkaraya,

sehingga tingkat pencemaran limbah dan MCK cukup besar. Fenomena tersebut

menyebabkan masyarakat lebih cenderung menggunakan air kemasan sebagai pemenuh

kebutuhan konsumsi air.

Kualitas air dapat dilihat dari indikator mikrobiologi, fisik dan kimia di dalamnya.

Kehadiran bakteri Coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi sampah

atau feses terhadap sumber air. Kualitas mikrobiologi air dapat ditentukan berdasarkan

nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni Escherichia coli.

Kontaminasi Coliform dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pencernaan seperti

Page 8: MIKRO

diare dan gangguang pencernaan lain. Indikator kualitas fisik (kekeruhan, warna, rasa dan

aroma/bau air) dan indikator kualitas kimia (pH, kesadahan, nilai BOD dan COD) air

merupakan indikator kualitas air yang tidak secara langsung berhubungan dengan

kesehatan. Kendati demikian, kualitas fisik dan kimia berhubungan dengan penentuan

kelayakan air untuk dikonsumsi, sedangkan kontaminasi logam berat seperti Pb (timbal)

dalam kondisi minimum berdampak buruk bagi kesehatan.

Penelitian mengenai "Kajian Tentang Kualitas Mikrobiologi Berdasarkan Nilai MPN

Coliform, Coliform fekal, dan Jumlah Koloni Bakteri Escherihia coli, Kualitas Fisik dan

Kimia Air Minum Isi Ulang di Kota Palangkaraya Sebagai Bahan Penunjang Praktikum

Mikrobiologi" ini bertujuan untuk mengetahui (1) kualitas mikrobiologi air minum isi

ulang dari sumber air tanah di daerah perkotaan dan di daerah perbukitan berdasarkan

nilai MPN Coliform, Coliform fekal dan jumlah koloni Eschericia coli di kota

Palangkaraya (2) kualitas fisik air minum isi ulang dari sumber air tanah di daerah

perkotaan dan di daerah perbukitan berdasarkan tingkat kekeruhan, warna, rasa dan

aroma/bau air di kota Palangkaraya (3) kualitas kimia air minum isi ulang dari sumber air

di daerah perkotaan dan di daerah perbukitan berdasarkan tingkat kesadahan, pH, BOD,

COD dan kadar timbal air di kota Palangkaraya.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Kimia

Universitas Negeri Malang pada bulan Febuari sampai dengan Maret 2009. Jenis

penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparasi eksploratif, yang bertujuan

untuk mendeskripsikan perbandingan kualitas mikrobiologi, fisik, dan kimia air minum

isi ulang berbahan baku air tanah di daerah perkotaan dan dari daerah perbukitan. Sampel

air diambil dari sumber air di daerah perkotaan dan dari daerah perbukitan di kota

Palangkaraya. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara porposive random

sampling. Uji kualitas mikrobiologi sampel air dilakukan melalui (1) uji pendugaan untuk

menentukan nilai MPN Coliform, (2) uji penegasan untuk menentukan nilai MPN

Coliform fekal, dan (3) uji kepastian untuk menentukan jumlah koloni Escherichia coli.

Penentuan kualitas air minum isi ulang secara keseluruhan mengacu pada ketentuan dari

Dirjen POM.

Page 9: MIKRO

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) Ada perbedaan yang signifikan antara air

minum isi ulang berbahan baku air tanah di daerah perkotaan dan dari daerah perbukitan

berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni

Escherichia coli; Pada air minum isi ulang berbahan baku air tanah terdapat bakteri

Coliform,Coliform fekal dan koloni Escherichia coli, sedangkan pada air minum isi ulang

berbahan baku air perbukitan tidak terdapat bakteri Coliform fekal dan koloni

Escherichia coli. Kualitas mikrobiologi air minum isi ulang berbahan baku air perbukitan

layak dikonsumsi, sedangkan air minum isi ulang dari air tanah tidak layak dikonsumsi

berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni

Escherichia coli. (2) terdapat perbedaan yang signifikan kualitas fisik air berdasarkan

tingkat kekeruhan, warna, rasa, dan aroma(bau) antara air minum isi ulang yang berbahan

baku sumber air tanah di daerah perkotaan dan di daerah perbukitan. (3) terdapat

perbedaan yang signifikan kualitas kimia air berdasarkan pH, tingkat kesadahan, nilai

BOD dan COD, sedangkan berdasarkan kadar timbal (Pb) tidak terdapat perbedaan

antara air minum isi ulang yang berbahan baku air tanah di daerah perkotaan dan di

daerah perbukitan.

Implikasi penelitian ini berupa penuntun praktikum mikrobiologi yang sistematis, runtun,

taat azas, sehingga layak digunakan, dengan tujuan dapat membentuk situasi

pembelajaran bermakna dan menyenangkan dalam pola pembelajaran kontekstual di

tingkat Perguruan Tinggi (PT), khususnya dalam mata kuliah mikrobiologi.

Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri

indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa

air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat

banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan

terhadap bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator sanitasi

umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga

dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam

satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan

Page 10: MIKRO

kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri

patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk

menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok Streptococcus

(Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Anonim, 2002).

Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai

macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung

jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung

dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain

adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau

tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan

perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada

suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa

cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui

pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter

(cara kekeruhan atau turbidimetri) (Cappuccino & Natalie, 1983).

Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar praktikan mampu melakukan uji

bakteriologik terhadap air minum dengan metode MPN (Most Probable Number).

Pengujian bakteri Coliform yang berasal dari cemaran tinja (faecal coliform) secara

serentak dengan uji penegasan yang menggunakan media BGLB, maka dilakukan juga

hal yang sama yaitu 1 ose kultur yang positif dari LST Broth atau LB, dipindahkan ke

dalam tabung EC medium yang baru. Semua tabung MC medium yang telah

diinokulasikan oleh kultur dari LST-Broth, kemudian diinkubasikan pada suhu 45,5°C

selama 24 jam dan hasil pembentukan gas dicatat. Kerapatan bakteri faecal coliform

diperkirakan dengan tabel MPN. Diferensiasi bakteri coliform dapat diarahkan ke dalam

reaksi IMVIC (Buckle, 1987).

Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan,

meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji

kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk

Page 11: MIKRO

menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap

bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan

pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan

berbagai faktor lainnya (Djide, 2003).

Standar plate Count adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam

test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di

mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan

masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Pelczar &

Chan, 1986).

Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam

praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform

mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif

dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan

asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hadioetomo, 1993).

Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang

menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung

yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu

tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau

terbentuk gas dalam tabung durham (Sutedjo, 1991).

Populasi mikroba di alam sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies dari

berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam tubuh kita, termasuk mulut,

saluran pencernaan, dan kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah bakteri. Bakteri

memiliki tiga macam bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil (batang), dan spiral

(Fardiaz, 1989).

Sifat bakteri ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Dikatakan

menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak

menumpuk, sebagai antibiotik, indikator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan

Page 12: MIKRO

dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies.

Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium.

Medium yang digunakan adalah medium yang ketersediaan nutriennya tercukupi seperti

air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme

seperti bakteri. Suatu bakteri dikatakan pathogen jika bakteri tersebut telah membentuk

suatu koloni. Koloni didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangkan jika

berada di alam konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan sulit untuk dideteksi.

Oleh karena itu dilakukan analisis mikrobiologi untuk mengidentifikasi bakteri pathogen.

Uji mikrobiologi air dapat dianalisis berdasarkan organisme penunjuk/ indicator

organism. Syarat organisme indikator antara lain yaitu, terdapat pada air yang tercemar,

mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dari pathogen, terdapat dalam

jumlah yang lebih banyak daripada pathogen, dan mudah dideteksi dengan teknik

laboratorium yang sederhana. Biasanya yang digunakan sebagai indikator yaitu dari jenis

Escherichia coli (E. coli atau coli tinja) dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat

dalam tinja.

Mikrobiologi sebagai indikator kualitas air

Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin thdp air untuk menentukan aman /

tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yg digunakan

hanya terhadap mikrob patogenik, karena :

1. . Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena

tidak dapat bertahan hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam

contoh air yang dikirim ke laboratorium.

2. Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen-

patogen tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur lab. yang dipakai.

3. Hasil pemeriksaan lab. Baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila

ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya telah banyak orang

mengkonsumsi air tersebut dan telah terekpos thdp infeksi sblm dpt dilakukan

usaha untuk mengatasi situasi tersebut.

Page 13: MIKRO

Istilah “Mikrob indikator” digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis

mikrob yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar

oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi

berbagai macam mikrob patogen, yang secara berkala terdapat di dalam saluran

pencernaan untuk masuk ke dalam air tsb.

Beberapa ciri penting suatu mikrob indikator ialah :

1. Terdapat dlm air tercemar dan “nothing” dlm air yg tdk tercemar

2. Terdapat dalam air bila ada patogen

3. Jumlah mikrob indikator berkorelasi dengan kadar polusi

4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yg lebih besar drpd patogen

5. Memiliki sifat seragam dan mantap

6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan

7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak drpd patogen

8. Mudah dideteksi dengan teknik2 lab. yang sederhana

Mikrob indikator yang ideal adalah Escherichia coli dan kelompok bakteri koli lainnya