MIKRO
Transcript of MIKRO
Mikrobiologi
Perhatian manusia tentang kesehatan sudah disadari sejak lama. Usaha ke arah
hidup sehat telah dilakukan antara lain dengan distribusi air minum melalui pipa-
pipa serta pembuangan limbah yang teratur. Penemuan oleh Anthony van
Leeuwenhoeck serta perintis mikrobiologi lainnya telah membawa pemahaman
manusia yang lebih baik mengenai mikroba. Perhatian yang besar pada masalah
kesehatan merupakan awal perkembangan mikrobiologi lingkungan. Kelompok-
Kelompok Mikroba Perkembangan teknologi telah meningkatkan industri dan
senyawa-senyawa xenobiotik, keduanya telah memberikan tekanan yang cukup
besar pada lingkungan sehingga perlu usaha-usaha mengatasi tekanan tersebut.
Beberapa mikroba mampu mendegradasi cemaran limbah industri dan senyawa
xenobiotik.
Mikrobiologi Udara
Atmosfer tersusun atas 2 lapisan utama yaitu troposfer dan stratosfer.
Troposfer tersusun atas lapisan laminar, lapisan turbulen, lapisan friksi luar,
dan lapisan konveksi. Atmosfer mengandung partikel-partikel yang disebut
sebagai aerosol, salah satu komponen aerosol yaitu bioaerosol yang terdiri
antara lain mikroba dan polen.
Mikroba udara sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, radiasi dan
kelembaban relatif (RH) serta polutan. Mikroba udara sebagian merupakan jasad
patogen yang merugikan kesehatan tumbuhan hewan maupun manusia.
Mikrobiologi Tanah
Tanah memiliki keragaman tekstur dan struktur, serta variasi dalam ketinggian
maupun distribusi geografisnya. Mikroba tanah dijumpai pada hampir semua jenis
tanah dan batuan, dari permukaan tanah hingga kedalaman, dari Antartika hingga
gurun pasir yang kering. Kehadiran mikroba tanah ada yang bersifat
menguntungkan antara lain dalam bidang pertanian, daur unsur, dan
pertambangan tetapi juga ada yang merugikan karena patogen bagi tumbuhan,
hewan, dan manusia.
Mikrobiologi Perairan
memiliki spesifikasi berdasarkan sifat fisika kimianya. Mikroba yang dijumpaipun
beragam. Lingkungan pantai mengandung lebih banyak mikroba karena kaya akan
nutrien yang berasal dari darat, sedangkan laut lepas populasi mikroba relatif lebih
rendah.
Secara vertikal badan air laut dan air danau dibagi menjadi beberapa zone
berdasarkan sifat fisika masing-masing, seperti ketersediaan cahaya dan suhu.
Mikrobiologi Lingkungan Ekstrem
Di laut mikroba dapat dijumpai bahkan pada palung laut dengan kondisi ekstrem
bertekanan tinggi (barofil). Di dasar laut tertentu dijumpai celah hidrotermal
dengan suhu sangat tinggi (termofil) dan di situ pun dijumpai mikroba. Tekanan
tinggi dan suhu tinggi merupakan lingkungan ekstrem. Lingkungan ekstrem
lainnya antara lain berupa asidofil, alkalofil, halofil, dan xerofil.
Mikroba dari lingkungan ekstrem memiliki prospek dalam bidang teknologi.
Beberapa bidang seperti produksi enzim, pertambangan, serta pengolahan limbah
telah memanfaatkan peran mikroba dari lingkungan ekstrem.
Siklus Karbon, Nitrogen, dan Sulfur
Nitrogen umumnya digunakan dalam bentuk garam mineral dan mengalami siklus
secara oksidoreduksi. Nitrogen yang muncul dapat berbentuk amonium maupun
nitrat. Beberapa proses yang berlangsung pada siklus nitrogen, antara lain
amonifikasi, nitrifikasi, asimilasi, dan disimilasi reduksi nitrat. Sulfur relatif lebih
banyak terdapat di alam, dalam bentuk sulfur oksida dan nitrogen sulfida.
Siklus Fosfor, Besi, dan Biogeokimia
organisme, sehingga disebut sebagai siklus biogeokimia. Siklus unsur dapat
memberi manfaat bagi organisme karena menjamin tersedianya nutrien, akan
tetapi di sisi lain proses yang terjadi dapat pula sangat merugikan, antara lain
karena menyebabkan kerusakan bahan bangunan. Aktivitas manusia telah
menyebabkan beberapa reservoir unsur yang semula dalam keadaan imobilisasi
menjadi imobil dan masuk ke siklus unsur. Akibat mobilisasi tersebut, antara lain
menipisnya cadangan bahan bakar fosil, peningkatan senyawa NOx dan SOX yang
berperan dalam terjadinya hujan asam dan timbulnya efek rumah kaca.
Penerapan Bioteknologi Mikroba
Fermentasi merupakan salah satu bioteknologi yang memanfaatkan peran mikroba
di dalam proses pembuatannya. Dalam penerapan bioteknologi mikrobanya yang
perlu diperhatikan adalah prinsip-prinsip bioteknologinya, seperti produk, kultur
mikroba, pengembangan galur, substrat produksi, proses produksi, dan
pengunduhan hasil.
Produk Bioteknologi Mikroba
Mikroba berperan utama dalam bioteknologi. Dalam masalah-masalah lingkungan
bioteknologi mikroba memberikan sumbangan besar antara lain dalam produksi
biopestisida, pupuk biologis, pengkomposan, penanganan limbah, produksi bio-gas,
penambangan minyak dan pelindihan logam.
Peran tersebut dapat menggantikan teknologi yang selama ini digunakan dan
memberi sumbangan bagi perbaikan kualitas lingkungan. Ancaman sisa pestisida,
cemaran senyawa toksik, penurunan kualitas tanah dapat dikurangi dengan
memanfaatkan mikroba.
Peran Mikroba dalam Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
Mikroba dalam agrikultur memiliki peran yang sangat besar. Berbagai mikroba
terbukti menyebabkan kerugian karena merupakan patogen bagi tanaman pangan
dan industri, serta ternak. Di lain pihak mikroba juga menguntungkan bagi
tumbuhan antara lain karena perannya dalam menekan mikroba patogen serta
parasit, membantu dalam penyediaan nutrien.
Dalam kaitannya dengan agrikultur, beragam mikroba bermanfaat telah berhasil
dikembangkan sebagai agen pengendali hayati patogen, parasit, gulma dan hama.
Mikroba telah pula dikembangkan sebagai alternatif pupuk tumbuhan serta
makanan tambahan.
Peran Mikroba pada Peternakan dan Perikanan
Peran mikroba yang terdapat dalam peternakan dan perikanan dapat merugikan
dan menguntungkan. Beberapa penyakit yang menyerang peternakan dan
perikanan, antara lain enteritis, salmonellosis, pasteurellosis, tifoid, paratifoid,
aspergillosis, limposistis, epitheliocystis, dan lain-lain. Mikroba yang menyebabkan
infeksi dari penyakit tersebut dikelompokkan menjadi: virus, bakteri, cendawan,
dan protozoa.
Peran mikroba yang menguntungkan, antara lain dalam hal membantu
metabolisme, sebagai bahan pakan atau pakan tambahan, dan probiotik. Dalam hal
metabolisme, mikroba mampu menghidrolisis selulosa, karena enzim selulosa yang
dimilikinya. Selain itu bakteri mampu menggunakan urea sebagai sumber N.
Dalam penyediaan bahan pakan/pakan tambahan, terdapat jenis mikroba yang
sangat potensial (Tabel 6.12)
Mikroba Indikator
Penentuan kriteria kualitas air dan pangan secara biologis antara lain ditentukan
oleh kehadiran mikroba, baik mikroba patogen maupun mikroba indikator.
Mikroba indikator adalah suatu mikroba non-patogenik yang digunakan sebagai
penanda risiko pencemaran oleh pato-gen.
Kualitas air minum ditentukan oleh beberapa kriteria fisik, kimiawi, dan biologis
tertentu. Kriteria fisik, antara lain tidak berwarna, tidak berbau; kriteria kimiawi,
antara lain pH netral, tidak mengandung logam berat; dan kriteria biologis, antara
lain berupa mikroba indikator dan angka kuman total pada yang diperkenankan.
Mikroba dalam bahan pangan dapat terjadi secara alami, sengaja ditambahkan ke
dalam bahan makanan, atau dapat pula terjadi akibat pencemaran. Banyak
mikroba secara alami di- jumpai pada pangan terutama bahan segar, seperti buah,
sayuran, ikan, dan susu. Kehadiran mikroba secara alami dapat terjadi karena
mikroba tersebut flora normal pada bahan makanan tersebut.
Kriteria Mikrobiologis Pangan Dan Minuman
Pada era globalisasi kualitas makanan dan minuman dituntut memenuhi standar
yang ditetapkan secara global, di antaranya yaitu kualitas berdasarkan kriteria
mikrobiologis. Kehadiran rnikroba pada makanan dan minuman karena memang
dikehendaki misalnya pada proses fermentasi, tetapi dapat pula hadir sebagai
cemaran yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan serta dapat
menyebabkan gangguan kesehatan. Kontrol mikroba pada pangan dapat dilakukan
secara biologis, fisik, maupun kimiawi. Tindakan kontrol mikroba yang utama
yaitu pencegahan sejak awal melaui penerapan HACCP.
Flora Normal
Sejak penemuan Koch perkembangan pengetahuan tentang penyakit infeksi
berkembang dengan cepat. Berbagai penyakit yang pada abad lampau dianggap
sebagai kutukan seperti lepra dan pes, ternyata terbukti disebabkan oleh kuman.
Perhatian kemudian lebih ditekankan pada kesehatan masyarakat yang erat
kaitannya dengan terjadinya berbagai kasus epidemi.
Mikroba yang hidup dan berkembang dalam tubuh inang tanpa menimbulkan
penyakit disebut mikroba flora normal. Faktor-faktor yang menyebabkan
kehadiran mikroba flora normal, adalah pH, suhu, potensial redoks, oksigen, air,
nutrien, dan lain-lain. Distribusi mikroba flora normal, yaitu kulit, ketiak, dan sela-
sela jari kaki, sedang jenis mikrobanya, antara lain: Staphylococcus epidermidis,
Microccous luteus, Enterobacter, Klebsiella, E. coli, dan lain-lain.
Infeksi, Penularan, dan Kontrol Penyakit
Kesehatan masyarakat terutama bertitik tolak pada penyakit-penyakit infeksi yang
potensial tersebar dalam masyarakat antara lain melalui agen makanan-minuman,
udara, air, dan organisme vektor. Berbagai upaya penyebaran penyakit dalam
masyarakat perlu dilakukan antara lain dengan perbaikan sarana lingkungan,
seperti kebersihan lingkungan rumah, saluran pembuangan yang sehat, sirkulasi
udara yang baik. Tidak kalah penting yaitu pemberian pendidikan masyarakat
mengenai penyakit dan pemberantasan penyakit dari sumbernya.
Hal yang paling utama untuk kontrol penyakit infeksi, yaitu menghancurkan
sumber penularannya. Banyak negara yang berusaha melindungi konsumen dari
gangguan kesehatan makanan, melalui uji mikrobiologis terhadap bahan mentah
dan olahannya.
Penanganan Limbah
Aktivitas manusia, industri, dan pertanian menghasilkan limbah cair dan padat.
Untuk mengurangi cemaran maka limbah pemukiman dan industri harus diolah
terlebih dulu sebelum dilepas ke lingkungan. Pengolahan limbah cair dapat
dilakukan secara aerobik maupun anaerobik atau kombinasi keduanya dan
umumnya dengan 3 tahapan, yaitu tahap primer, sekunder, dan tersier. Adapun
pengolahan limbah padat secara biologis umumnya berupa landfill dan
pengkomposan. Salah satu akibat masuknya cemaran, yaitu terjadinya suksesi
populasi mikroba. Mikroba yang berperan pada pengolahan limbah, antara lain
Phanerochaeta chrysosporium, Pseudomonas spp., dan Bacillus spp,
Mycobacterium, Vibrio, dan lain-lain. Dalam pengolahan limbah perlu
diperhatikan beberapa aspek penanganan limbah, yaitu materi pencemaran,
mikroba, faktor lingkungan, serta sistem yang digunakan dalam penanganan
limbah.
Bioremediasi
Pencemaran air dan tanah oleh limbah pemukiman maupun industri telah
menimbulkan banyak kerugian. Usaha perbaikan lingkunagn yang tercemar
dilakukan dengan proses yang dikenal sebagai bioremediasi. Pada dasarnya
bioremediasi merupakan hasil biodegradasi senyawa-senyawa pencemar.
Bioremediasi dapat dilakukan di tempat terjadinya pencemaran (in situ) atau harus
diolah ditempat lain (ex situ). Pada tingkat pencemaran yang rendah mikroba
setempat mampu melakukan bioremediasi tanpa campur tangan manusia yang
dikenal sebagai bioremediasi intrinsik, tetapi jika tingkatan pencemaran tinggi
maka mikroba setempat perlu distimulasi (biostimulasi) atau dibantu dengan
memasukkan mikroba yang telah diadaptasikan (bioaugmentasi).
MIKROBIOLOGI AIR
Air merupakan kebutuhan esensial bagi seluruh makhluk hidup dan merupakan
habitat yang secara alaminya sangat mudah tercemar oleh faktor biotik dan abiotik. Air
permukaan relatif telah terkontaminasi oleh bakteri Coliform, khususnya pada daerah
perkotaan. Demikian pula halnya dengan kota Palangkaraya dengan luas wilayah 153,567
Km2 dan jumlah penduduk 1,935 juta jiwa, mempunyai sungai Kahayan yang berfungsi
sebagai sarana transportasi dan pemukian sebagian besar masyarakat Palangkaraya,
sehingga tingkat pencemaran limbah dan MCK cukup besar. Fenomena tersebut
menyebabkan masyarakat lebih cenderung menggunakan air kemasan sebagai pemenuh
kebutuhan konsumsi air.
Kualitas air dapat dilihat dari indikator mikrobiologi, fisik dan kimia di dalamnya.
Kehadiran bakteri Coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi sampah
atau feses terhadap sumber air. Kualitas mikrobiologi air dapat ditentukan berdasarkan
nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni Escherichia coli.
Kontaminasi Coliform dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pencernaan seperti
diare dan gangguang pencernaan lain. Indikator kualitas fisik (kekeruhan, warna, rasa dan
aroma/bau air) dan indikator kualitas kimia (pH, kesadahan, nilai BOD dan COD) air
merupakan indikator kualitas air yang tidak secara langsung berhubungan dengan
kesehatan. Kendati demikian, kualitas fisik dan kimia berhubungan dengan penentuan
kelayakan air untuk dikonsumsi, sedangkan kontaminasi logam berat seperti Pb (timbal)
dalam kondisi minimum berdampak buruk bagi kesehatan.
Penelitian mengenai "Kajian Tentang Kualitas Mikrobiologi Berdasarkan Nilai MPN
Coliform, Coliform fekal, dan Jumlah Koloni Bakteri Escherihia coli, Kualitas Fisik dan
Kimia Air Minum Isi Ulang di Kota Palangkaraya Sebagai Bahan Penunjang Praktikum
Mikrobiologi" ini bertujuan untuk mengetahui (1) kualitas mikrobiologi air minum isi
ulang dari sumber air tanah di daerah perkotaan dan di daerah perbukitan berdasarkan
nilai MPN Coliform, Coliform fekal dan jumlah koloni Eschericia coli di kota
Palangkaraya (2) kualitas fisik air minum isi ulang dari sumber air tanah di daerah
perkotaan dan di daerah perbukitan berdasarkan tingkat kekeruhan, warna, rasa dan
aroma/bau air di kota Palangkaraya (3) kualitas kimia air minum isi ulang dari sumber air
di daerah perkotaan dan di daerah perbukitan berdasarkan tingkat kesadahan, pH, BOD,
COD dan kadar timbal air di kota Palangkaraya.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Laboratorium Kimia
Universitas Negeri Malang pada bulan Febuari sampai dengan Maret 2009. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparasi eksploratif, yang bertujuan
untuk mendeskripsikan perbandingan kualitas mikrobiologi, fisik, dan kimia air minum
isi ulang berbahan baku air tanah di daerah perkotaan dan dari daerah perbukitan. Sampel
air diambil dari sumber air di daerah perkotaan dan dari daerah perbukitan di kota
Palangkaraya. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara porposive random
sampling. Uji kualitas mikrobiologi sampel air dilakukan melalui (1) uji pendugaan untuk
menentukan nilai MPN Coliform, (2) uji penegasan untuk menentukan nilai MPN
Coliform fekal, dan (3) uji kepastian untuk menentukan jumlah koloni Escherichia coli.
Penentuan kualitas air minum isi ulang secara keseluruhan mengacu pada ketentuan dari
Dirjen POM.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) Ada perbedaan yang signifikan antara air
minum isi ulang berbahan baku air tanah di daerah perkotaan dan dari daerah perbukitan
berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni
Escherichia coli; Pada air minum isi ulang berbahan baku air tanah terdapat bakteri
Coliform,Coliform fekal dan koloni Escherichia coli, sedangkan pada air minum isi ulang
berbahan baku air perbukitan tidak terdapat bakteri Coliform fekal dan koloni
Escherichia coli. Kualitas mikrobiologi air minum isi ulang berbahan baku air perbukitan
layak dikonsumsi, sedangkan air minum isi ulang dari air tanah tidak layak dikonsumsi
berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni
Escherichia coli. (2) terdapat perbedaan yang signifikan kualitas fisik air berdasarkan
tingkat kekeruhan, warna, rasa, dan aroma(bau) antara air minum isi ulang yang berbahan
baku sumber air tanah di daerah perkotaan dan di daerah perbukitan. (3) terdapat
perbedaan yang signifikan kualitas kimia air berdasarkan pH, tingkat kesadahan, nilai
BOD dan COD, sedangkan berdasarkan kadar timbal (Pb) tidak terdapat perbedaan
antara air minum isi ulang yang berbahan baku air tanah di daerah perkotaan dan di
daerah perbukitan.
Implikasi penelitian ini berupa penuntun praktikum mikrobiologi yang sistematis, runtun,
taat azas, sehingga layak digunakan, dengan tujuan dapat membentuk situasi
pembelajaran bermakna dan menyenangkan dalam pola pembelajaran kontekstual di
tingkat Perguruan Tinggi (PT), khususnya dalam mata kuliah mikrobiologi.
Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri
indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa
air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat
banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan
terhadap bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator sanitasi
umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga
dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam
satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan
kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri
patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk
menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok Streptococcus
(Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Anonim, 2002).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai
macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung
jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain
adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau
tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan
perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada
suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa
cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter
(cara kekeruhan atau turbidimetri) (Cappuccino & Natalie, 1983).
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar praktikan mampu melakukan uji
bakteriologik terhadap air minum dengan metode MPN (Most Probable Number).
Pengujian bakteri Coliform yang berasal dari cemaran tinja (faecal coliform) secara
serentak dengan uji penegasan yang menggunakan media BGLB, maka dilakukan juga
hal yang sama yaitu 1 ose kultur yang positif dari LST Broth atau LB, dipindahkan ke
dalam tabung EC medium yang baru. Semua tabung MC medium yang telah
diinokulasikan oleh kultur dari LST-Broth, kemudian diinkubasikan pada suhu 45,5°C
selama 24 jam dan hasil pembentukan gas dicatat. Kerapatan bakteri faecal coliform
diperkirakan dengan tabel MPN. Diferensiasi bakteri coliform dapat diarahkan ke dalam
reaksi IMVIC (Buckle, 1987).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan,
meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji
kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk
menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap
bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan
pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan
berbagai faktor lainnya (Djide, 2003).
Standar plate Count adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam
test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di
mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan
masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Pelczar &
Chan, 1986).
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam
praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform
mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif
dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan
asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hadioetomo, 1993).
Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang
menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung
yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau
terbentuk gas dalam tabung durham (Sutedjo, 1991).
Populasi mikroba di alam sangat besar dan kompleks. Beratus-ratus spesies dari
berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam tubuh kita, termasuk mulut,
saluran pencernaan, dan kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah bakteri. Bakteri
memiliki tiga macam bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil (batang), dan spiral
(Fardiaz, 1989).
Sifat bakteri ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Dikatakan
menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak
menumpuk, sebagai antibiotik, indikator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan
dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies.
Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium.
Medium yang digunakan adalah medium yang ketersediaan nutriennya tercukupi seperti
air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme
seperti bakteri. Suatu bakteri dikatakan pathogen jika bakteri tersebut telah membentuk
suatu koloni. Koloni didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangkan jika
berada di alam konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan sulit untuk dideteksi.
Oleh karena itu dilakukan analisis mikrobiologi untuk mengidentifikasi bakteri pathogen.
Uji mikrobiologi air dapat dianalisis berdasarkan organisme penunjuk/ indicator
organism. Syarat organisme indikator antara lain yaitu, terdapat pada air yang tercemar,
mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar dari pathogen, terdapat dalam
jumlah yang lebih banyak daripada pathogen, dan mudah dideteksi dengan teknik
laboratorium yang sederhana. Biasanya yang digunakan sebagai indikator yaitu dari jenis
Escherichia coli (E. coli atau coli tinja) dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat
dalam tinja.
Mikrobiologi sebagai indikator kualitas air
Pada pemeriksaan mikrobiologis yang rutin thdp air untuk menentukan aman /
tidaknya untuk diminum, tidaklah cukup bila hanya berdasarkan uji-uji yg digunakan
hanya terhadap mikrob patogenik, karena :
1. . Kemungkinan besar patogen masuk ke dalam air secara sporadis, tetapi karena
tidak dapat bertahan hidup lama, maka mungkin saja tidak terdapat di dalam
contoh air yang dikirim ke laboratorium.
2. Bila terdapat dalam jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan patogen-
patogen tersebut tidak terdeteksi oleh prosedur lab. yang dipakai.
3. Hasil pemeriksaan lab. Baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Apabila
ditemukan adanya patogen, sementara itu tentunya telah banyak orang
mengkonsumsi air tersebut dan telah terekpos thdp infeksi sblm dpt dilakukan
usaha untuk mengatasi situasi tersebut.
Istilah “Mikrob indikator” digunakan dalam analisis air mengacu pada sejenis
mikrob yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar
oleh tinja manusia atau hewan yang berdarah panas. Artinya terdapat peluang bagi
berbagai macam mikrob patogen, yang secara berkala terdapat di dalam saluran
pencernaan untuk masuk ke dalam air tsb.
Beberapa ciri penting suatu mikrob indikator ialah :
1. Terdapat dlm air tercemar dan “nothing” dlm air yg tdk tercemar
2. Terdapat dalam air bila ada patogen
3. Jumlah mikrob indikator berkorelasi dengan kadar polusi
4. Memiliki kemampuan bertahan hidup yg lebih besar drpd patogen
5. Memiliki sifat seragam dan mantap
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan
7. Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak drpd patogen
8. Mudah dideteksi dengan teknik2 lab. yang sederhana
Mikrob indikator yang ideal adalah Escherichia coli dan kelompok bakteri koli lainnya