Midterm

50
METODE PENCATATAN PENGHAPUSAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KEMBALI PIUTANG YANG TELAH DI HAPUS METODE LANGSUNG (DIRECT METHOD) METODE TIDAK LANGSUNG (INDIRECT METHOD) Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasrkan jumlah piutang yang dihapuskan. Kerugian Piutang Tak Tertagih dicatat pada periode terjadinya piutang / penjualan, berdasarkan taksiran melalui jurnal penyesuaian. : Kerugian Piutang xxx Cadangan Kerugian Piutang xxx Setiap Penghapusan piutang, langsung dicatat pada rekening kerugian piutang , dengan jurnal : Kerugian Piutang xxx Piutang xxx Setiap penghapusan piutang , dibebankan kerekening Cadangan Kerugian Piutang , dengan jurnal : Cadangan Kerugian Piutang xxx Piutang xxx Pernyataan Kesanggupan Debitur untuk membayar atas piutang yang sudah dihapuskan : tidak ada jurnal Pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar atas piutang yang sudah dihapuskan dicatat dengan jurnal : Piutang xxx Cadangan Kerugian Piutang xxx Waktu menerima pembayaran dari debitur yang menyatakan kesanggupan membayar , dicatat dengan jurnal : Kas xxx Kerugian Piutang xxx Waktu menerima pembayran dari debitur yang menyatakan kesanggupan membayar , dicatat dengan jurnal : Kas xxx Piutang xxx Jika debitur yang sudah Jika debitur yang sudah

description

mister

Transcript of Midterm

Page 1: Midterm

METODE PENCATATAN PENGHAPUSAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KEMBALI PIUTANG YANG TELAH DI HAPUS

METODE LANGSUNG(DIRECT METHOD)

METODE TIDAK LANGSUNG (INDIRECT METHOD)

Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasrkan jumlah piutang yang dihapuskan.

Kerugian Piutang Tak Tertagih dicatat pada periode terjadinya piutang / penjualan, berdasarkan taksiran melalui jurnal penyesuaian. :Kerugian Piutang xxx Cadangan Kerugian Piutang xxx

Setiap Penghapusan piutang, langsung dicatat pada rekening kerugian piutang , dengan jurnal : Kerugian Piutang xxx Piutang xxx

Setiap penghapusan piutang , dibebankan kerekening Cadangan Kerugian Piutang , dengan jurnal :Cadangan Kerugian Piutang xxx Piutang xxx

Pernyataan Kesanggupan Debitur untuk membayar atas piutang yang sudah dihapuskan : tidak ada jurnal

Pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar atas piutang yang sudah dihapuskan dicatat dengan jurnal :Piutang xxx Cadangan Kerugian Piutang xxx

Waktu menerima pembayaran dari debitur yang menyatakan kesanggupan membayar , dicatat dengan jurnal :Kas xxx Kerugian Piutang xxx

Waktu menerima pembayran dari debitur yang menyatakan kesanggupan membayar , dicatat dengan jurnal :Kas xxx Piutang xxx

Jika debitur yang sudah dihapuskan datang dan langsung membayar dicatat dengan jurnal :Kas xxx Kerugian Piutang xxx

Jika debitur yang sudah dihapuskan datang dan langsung membayar dicatat dengan jurnal :Kas xxx Cadangan Kerugian Piutang xxx

Diposkan oleh annisa devani di 02.38 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Label: AKUNTANSI, KARTU PIUTANG Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini :

1. Metode langsung . Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pegeluaran kas bruto diungkapkan.

2. Metode tidak langsung. Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari

Page 2: Midterm

penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

1. Metode langsungMetode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Selain itu metode langsung memperlihatkan penerimaan dan pengeluaran kas operasi, hal ini sejalan dengan tujuan laporan arus kas yaitu untuk menyajikan informasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas, dibandingkan dengan metode tidak langsung yang tidak melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas

Pada metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh :1. Dari catatan akuntansi perusahaanCara ini hanya dapat dilakukan oleh eksternal analisis yang memungkinkan memperoleh data dengan lengkap dan masih murni.

2. Dengan menyesuaikan penjualan, pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk :a. perubahan persediaan, piutang usaha dan utang usaha selama periode berjalanb. Pos bukan kas lainnyac. Pos lain yang berkaitan dengan arus investasi dan pendanaanCara ini dapat ditempuh oleh eksternal analisis dengan informasi yang diperoleh dari laporan laba rugi.

2. Metode tidak langsungKeunggulan menggunakan metode tidak langsung adalah bahwa metode ini berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih aktivitas operasi. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :

Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak, keuntungan dan kerugian valuta

asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.

Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Penambahan laba bersih disebabkan oleh beban penyusutan, amortisasi aktiva tak berwujud dan beban yang ditangguhkan, amortisasi diskon obligasi, kenaikan dalam kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan, kerugian pada investasi saham biasa dengan menggunakan metode ekuitas, kerugian pada investasi saham biasa, dengan menggunakan metode ekuitas, kerugian penjualan aktiva tetap, penurunan piutang, penurunan persediaan, penurunan beban dibayar dimuka, kenaikan piutang usaha dan kenaikan kewajiban yang masih harus dibayar. Sedangkan laba bersih berkurang dengan adanya amortisasi premi obligasi, penurunan kewajiban pajak yang ditangguhkan, laba pada investasi pada saham biasa dengan menggunakan metode ekuitas, keuntungan penjualan aktiva tetap, kenaikan piutang, kenaikan persediaan, kenaikan beban dibayar dimuka, penurunan utang usaha dan dan penurunan kewajiban yang masih harus

Page 3: Midterm

dibayar.

Banyak penyusunan laporan keuangan menyatakan bahwa lebih murah menyesuaikan laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi (metode tak langsung) daripada melaporkan penerimaan dan pembayaran kas operasi bruto (metode langsung). Pendukung metode tak langsung juga menyatakan bahwa metode langsung, yang melaporkan informasi perhitungan rugi laba atas dasar kas dan bukan akrual dapat membuat pemakai laporan keuangan menganggap bahwa arus kas aktivitas operasi adalah sama baiknya atau lebih baik daripada laba bersih sebagai alat pengukur prestasi.

Meskipun FASB menganjurkan penggunaan metode langsung, namun rekonsiliasi laba bersih ke arus kas bersih dari aktivitas operasi harus disajikan dalam skedul terpisah. Karena itu, dengan metode apapun, metode tak langsung yang memuat rekonsiliasi tersebut harus disusun dan dilaporkan.

PERBEDAAN IFRS & PSAK

Persamaan/Perbedaan IFRS dan PSAKPerbedaanIFRS 1. Sumber:IAS 1,Presentation of Financial Statements2. Neraca:Penyajian bukan aset lancar ataupun aset tidak lancar,hanya bila penyajian likuiditas lebih relevan dan dapat diandalkan untuk item tertentu3. Laporan Kinerja Keuangan:Laporan laba rugi komprehensip4. Laporan Laba/Rugi:Tidak memiliki format standar meskipun pengeluaran harus disajikan dengan memilih salah satu dari dua format5. laporan Arus kas(format dan metode):Pos standar tetapi ketentuan terbatas pada isinya. Menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung6. Pos Luar biasa:Didalam IFRS dilarang7. Penyajian Keuntungan dan Kerugian  yang diakui /Pendapatan Komprehensif lainnya:Menyajikan laporan keuangan yang mengakui keuntungan dan kerugian dalam catatan terpisah ataupun tidak pada laporan perubahan ekuitas pemegang saham8. Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi:Menggunakan metode ekuitas yang menunjukkan hasil saham sesudah pajak9. Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi:Memberikan informasi yang rinci atau signifikan atas aktiva , kewajiban ,pendapatan dan hasil10. Tanggung Jawab Laporan Keuangan:

Page 4: Midterm

Tidak diatur11. Komponen Laporan Keuangan:Laporan posisi keuangan,Laporan laba-rugiPSAK 1.Sumber:PSAK No.1 ( Revisi 1998),Penyajian Laporan keuangan2. Neraca:Memerlukan penyajian aset lancar maupun aset tidak lancar kecuali untuk industri tertentu seperti bank3. Laporan Kinerja Keuangan:Laporan laba rugi4. Laporan Laba/Rugi:Sama seperti IFRS. Tetapi ,ada perbedaan rincian pada item yang disajikan pada laporan pendapatan yang diterima di muka5. laporan Arus kas(format dan metode):Sama dengan IFRS tetapi dalam beberapa  entitas harus menggunakan metode langsung6. Pos Luar biasa:Item pos luar biasa masih harus dilaporkan7. Penyajian Keuntungan dan Kerugian  yang diakui /Pendapatan Komprehensif lainnya:Diakui adanya keuntungan dan kerugian yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas pemegang saham8. Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi:Secara khusus tidak memerlukan penunjukkan hasil saham sesudah pajak9. Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi:Pengungkapan yang kurang dibandingkan dengan IFRS .Informasi yang signifikan aktiva , kewajiban ,pendapatan , dan hasil yang tidak diperlukan10. Tanggung Jawab Laporan Keuangan:Manajemen11. Komponen Laporan Keuangan: Neraca, Laporan laba-rugi,Laporan arus kas, LaporanPersamaan IFRS dan PSAK1. Item luar biasa:Tidak menggunakan istilah  tetapi membutuhkan pengungkapan yang terpisah untuk menjelaskan kinerja dari suatu entitas.2. Laporan Perubahan Ekuitas:Pernyataan yang menunjukkan transaksi modal pemilik, pendapatan dan pengeluaran. Penyajian tersebut berupa penyajian primer.3. Laporan Arus Kas.          Definisi kas dan setara kas:Kas dan  setara kas dengan jatuh tempo  jangka pendek.4. Perubahan kebijakan akuntansi:Penyajian kembali yang komparatif dan laba ditahan sebelum tahun pembukuan.5. Koreksi kesalahan:Penyajian yang komperatif6. Perkiraan perubahan akuntansi:Dilaporkan sebagai laporan pendapatan  pada arus periode.

Page 5: Midterm

7. Laporan keuangan konsolidasi          Tujuan khusus entitas:Dimana substansi konsolidasi menunjukkan hubungan pengendalian.8. Tujuan standar:Agar laporan keuangan dapat di perbandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain.9. Penerapan Dapat diterapkan di perusahaan laba dan non laba, namun butuh penyesuaian untuk perusahaan non laba.

Prinsip-prinsip dalam penyajian laporan keuangan:

a.       Ukuran Moneter (money measurement)Pencatatan dalam akuntansi dinyatakan dalam satuan moneter. Akuntansi didasarkan pada anggapan bahwa uang merupakan alat pengukur yang digunakan untuk menilai dan menganalisis aktivitas ekonomi.

b.      Kesatuan UsahaPrinsip ini menganggap bahwa perusahaan dipandang sebagai satu usaha tersendiri, yaitu terpisah dari pihak-pihak yang menanamkan dana dalam perusahaan. Sehingga catatan akuntansi diselenggarakan untuk kesatuan usaha yang terpisah dari pihak-pihak yang tergantung dalam kesatuan usaha tersebut.

c.       Kelangsungan UsahaAnggapan bahwa perusahaan mempunyai kelangsungan usaha di masa depan, dan kemudian perusahaan akan berjalan terus.

d.      Harga PerolehanHarga perolehan digunakan sebgai dasar pencatatan aktiva maupun utang karena hrga perolehan merupakan nilai yang paling bermanfaat, objektif, dan dapat diverifikasi kebenarannya.

e.       Aspek GandaAktiva perusahaan memiliki sumber daya ekonomis. Sumber daya ini disebut equity yang memiliki dua jenis yaitu (1) creditor’s equities atau utang, dan (2) owner’s equities atau modal. Dengan demikian aktiva yang dimiliki perusahaan merupakan hak milik para kreditor dan para pemilik perusahaan.

f.       Periode AkuntansiLaporan keuangan dibuat secara periodok dan hal ini membantu pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi keuangan dapat mengikuti perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.

g.      KonservatifKonsep konservatif yaitu memilih yang lebih rendah daripada yang tinggi untuk aktiva bersih dan pendapatan bersih bila tidak ada kepastian dalam pengukurannya.

Page 6: Midterm

h.      RealisasiBerdasarkan prinsip realisasi, pendapatan diakui akuntansi pada saat pendapatan tersebut dapat ditentukan secara objektif dan pertimbangan yang sehat. Oleh karena itu pendapatan harus diakui jika proses peroleh pendapatan telah selesai dan nilai pertukaran dapat ditentukan secara objektif.

i.        PenandinganKonsep penandingan menyatakan bahwa untuk menyusun laporan keuangan periodik maka pendapatan yang diperoleh dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama

j.        Taat Asas/KonsistensiKonsep konsistensi mengharuskan kepada setiap perusahaan menerapkan konsep, prinsip, dan metode akuntansi yang sama dari waktu ke waktu

k.      MaterialitasMenurut konsep ini bahwa transaksi-transaksi yang mempunyai pengaruh kurang berarti terhadap aktivitas ekonomi perusahaan, tidak harus diperlakukan secara konsekuen dengan prinsip-prinsip akuntansinya.

l.        PengungkapanPrinsip pengungkapan berkaitan dengan laporan keuangan harus mengungkapkan seluruh fakta yang diperkirakan akan mempengaruhi kebijaksanaan atau keputusan pemakai informasi tersebut.

LK KONSOLIDASI DENGAN LK TERSENDIRI

PSAK 4 (eksp.drft2010): LK Konsolidasi dan LK Tersendirihepiprayudi ♦ 12 Desember 2010 ♦ Tinggalkan Sebuah Komentar

PSAK NO. 4

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN

LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

I. RUANG LINGKUP

—  Pernyataan ini diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk.

—  Pernyataan ini tidak berhubungan dengan metode akuntansi untuk kombinasi bisnis dan  (lihat PSAK 22: Kombinasi Bisnis).

Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang kadangkala disebut sebagai

Page 7: Midterm

“penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam Pernyataan ini.

Goodwill adalah suatu aset yang mencerminkan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset lainnya yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak dapat diidentifi kasi secara individual dan diakui secara terpisah

—  Pernyataan ini juga diterapkan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika suatu entitas menyajikan  laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan.

II. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

—  Entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang mengonsolidasikan investasinya dalam entitas anak sesuai Pernyataan ini.

—  Entitas induk yang menyajikan laporan keuangan  tersendiri sebagai informasi tambahan tunduk pada paragraf yang membahas mengenai akuntansi investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri.

III. RUANG LINGKUP LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

—  Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian.

Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat :

v  kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;

v  kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

v   kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau

v  kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

Instrumen seperti  waran saham, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen lain yang mempunyai potensi (jika dilaksanakan atau dikonversi) untuk :

v  Menambah kekuasaan suara kepada entitas

Page 8: Midterm

v  Mengurangi kekuasaan suara dari pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lain

Disebut sebagai “Hak Suara Potensial”.

Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.

—  Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengendalian, entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat pelaksanaan hak suara potensial dan  perjanjian kontraktual lain baik yang dipertimbangkan secara individual maupun secara kombinasi) (considered individually or in combination) yang mempengaruhi hak suara potensial, kecuali maksud manajemen dan kemampuan keuangan untuk melaksanakan atau mengonversi hak tersebut

—  Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi hanya karena investor merupakan organisasi modal ventura, reksa dana, unit perwalian, atau entitas sejenis.

—  Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi meskipun aktivitas usahanya tidak sama dengan entitas lain dalam kelompok usaha.

IV. PROSEDUR KONSOLIDASI

Entitas Induk Entitas Anak KonsolidasiAset Aset eliminasi Aset Liabilitas Liabilitas Liabilitas Ekuitas Ekuitas Ekuitas Pendapatan Pendapatan Pendapatan Beban Beban Beban

—  Periode pelaporan

v  Lamanya periode sama

v  Tanggal pelaporan yang sama

v  Dilakukan Penyesuaian jika periode pelaporan dan/atau tanggal pelaporan berbeda

—  Kebijakan akuntansi

v  Kebijakan akuntansi harus sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa

v  Dilakukan penyesuaian jika kebijakan akuntansi berbeda

Page 9: Midterm

—  Perolehan entitas anak baru pada periode pelaporan

Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal akuisisi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 22. Penghasilan dan beban entitas anak didasarkan pada nilai aset dan kewajiban yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi. Misalnya, beban penyusutan yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian setelah tanggal akuisisi didasarkan pada nilai wajar aset tersusutkan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi.  Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sampai dengan tanggal ketika entitas induk berhenti mengendalikan entitas anak.

—  Kepentingan nonpengendali

v  Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemiik entitas induk.

v  Laba atau rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit.

V. KEHILANGAN PENGENDALIAN

—  Entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas anak dengan atau tanpa perubahan absolut atau relatif tingkat kepemilikan. Hal ini terjadi, misalnya, ketika entitas anak menjadi subyek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator, atau regulator. Hal ini dapat terjadi pula sebagai akibat suatu perjanjian kontraktual.

VI. AKUNTANSI INVESTASI PADA ENTITAS ANAK, PENGENDALIAN BERSAMA ENTITAS, DAN ENTITAS ASOSIASI DALAM LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

—  Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi pada:

a.  biaya perolehan; atau

b.  sesuai PSAK 55.

VII.  PENGUNGKAPAN

(a)  sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak jika entitas induk tidak memiiki (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara;

Page 10: Midterm

(b)  alasan mengapa kepemiikan (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara atau kekuasaan suara potensial atas investee tidak diikuti dengan pengendalian;

(c)   akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian dan tanggal atau periode berbeda dari tanggal laporan keuangan entitas induk, dan alasan menggunakan tanggal atau periode yang berbeda;

(d) sifat dan luas setiap restriksi signifikan (misalnya akibat dari         perjanjian pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator) dalam kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke entitas induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran kembali pinjaman atau uang muka;

(e)                 suatu rincian yang menunjukan dampak setiapperubahan bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian atas ekuitas yang dapat  diatribusikan pada pemilik entitas induk; dan

(f)  jika pengendalian atas entitas anak hilang, maka entitas induk mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan:

(i) porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan  nilai wajar     pada tanggal hilangnya pengendalian, dan

(ii) pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif (jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif).

Secara umum perbedaan PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dengan PSAK 4 (revisi 1998): Laporan Keuangan Konsolidasi adalah sebagai berikut:

Perihal PSAK 4 (revisi 1998) PSAK 4 (revisi 2009)Ruang lingkup Laporan keuangan

konsoli- dasi- Laporan             keuangan 

konsolidasi

- Laporan             keuangan

tersendiriDefi nisi Tidak ada defi nisi

mengenailaporan keuangan tersendiri.

Terdapat       defi nisi     mengenai laporan keuangan tersendiri.

Entitas anak yang tidak d ikonsolidasi- kan

-                   Entitas anak yang dimiliki 

untuk dijual atau

Entitas anak yang   menjadi 

Page 11: Midterm

dialihkan dalam jangka pendek.

-         Entitas anak yang dibatasi

oleh     restriksi     jangkapanjang.

subyek          pengendalian

pemerintah,               pengadilan,

administrator, dan regulator.

Penyajian lapo- ran keuangan konsolidasian

Pengendalian ada jika punya mempunyai lebih dari 50% hak suara.

Pengendalian ada jika punya mempunyai lebih dari 50% hak suara, kecuali dapat ditunjukan dengan jelas tidak ada pengendalian.

Tidak ada pengaturan men- genai keberadaan hak suara potensial.

Keberadaan hak suara po-tensial diperhitungkan dalam menilai keberadaan pengendalian.

Tidak ada penegasan menge- nai hal tersebut.

Terdapat penjelasan bahwa konsolidasi harus tetap di-lakukan oleh modal ventura, reksa dana, unit perwalian atau entitas sejenis.

Prosedur kon- solidasi

Tanggal laporan keuangan entitas anak yang berbeda entitas induk: 

-         Laporan keuangan entitas

anak dapat digunakan jika beda tidak lebih 3 (tiga)

bulan.

Tanggal laporan keuangan entitas anak yang berbeda entitas induk: 

-           Entitas      anak      harus

menyusun laporan keuangan dengan tanggal yang sama dengan entitas induk, kecuali tidak praktis.

-                  Diungkapkan            peristiwa 

atau  transaksi  material

antar tanggal tersebut.

-                  Dilakukan          penyesuaian 

untuk       transaksi        atau

peristiwa   material      antar

perbedaan tanggal laporan keuangan tersebut (tidak lebih 3 (tiga) bulan).

Page 12: Midterm

Kepentingan non-pengen- dali (hak mi- noritas)

Hak minoritas disajikan tersendiri di antara kewajiban dan ekuitas.

Kepentingan non-pengendali disajikan di ekuitas.

Hak minoritas disajikan tersendiri dalam laporan laba rugi.

Laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali.

Saldo hak minoritas minimal sama dengan nol, kecuali ada kewajiban mengikat dan kemampuan.

Saldo kepentingan non-pen-gendali dapat negatif (defi sit).

Perubahan kepemilikan yang t ida k mengakibat- kan hilangnya pengendalian

Tidak ada pengaturan men- genai hal tersebut.

-                  Perubahan          kepemilikan 

yang tidak mengakibatkan

hilangnya         pengendalian

diperlakukan            sebagai

transaksi ekuitas.

-                  Perbedaan        antara   harga

pelepasan dengan nilai tercatat kepemilikan diakui dalam ekuitas.

Hilangnya pengendalian

Tidak ada   pengaturan 

me nge n a i          se rang ka ian

transaksi yang mengakibatkan hilangnya pengendalian yang diperlakukan sebagai suatu transaksi tunggal.

Terdapat                        pengaturan 

mengenai                    serangkaian

transaksiyangmengakibatkan hilangnya pengendalian yang diperlakukan sebagai suatu transaksi tunggal.

L a p o r a n k e u a n g a n tersendiri

- Laporan keuangan 

Tersendir i sebagai

Informasi tambahan

- Laporan                keuangan tersendiri sebagai laporan keuangan entitas.

Page 13: Midterm

Laporan keuangan

konsolidasi.-                  Investasi          pada   entitas anak     dicatat        denganmetode ekuitas.

-                  Investasi         pada    entitas 

anak, entitas asosiasi, danpengendalian             bersama

entitas dicatat dengan metode biaya (at cost) atau nilai wajar.

Ketentuan Transisi

Pernyataan ini diterapkan secara retrospektif, kecuali hal-hal berikut yang diterapkan secara prospektif :

ž  Pengatribusian laba atau rugi komprehensif yang mengakibatkan kepentingan non pengendali bersaldo defisit.

ž  Persyaratan mengenai perubahan dalam bagian pemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian.

ž  Prosedur kehilangan pengendalian

ž  Pengaturan mengenai hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian.

ž  Konsolidasi atas entitas anak yang berdasarkan PSAK No.4 (1994) tidak dikonsolidasikan.

Games 1

PT. C mengakuisisi 100% kepemilikan saham pada PT D pada tgl 31 Des 2008 dengan harga perolehan sebesar $250,000. Neraca masing-masing perusahaan pada tgl 31 Des 2008 adalah sebagai berikut, PT C dan PT D Sepakat bahwa nilai wajar tanah PT D adalah $ 200.000 :

PT  C PT D Bank 10 30 Piutang 100 0 Investasi Pada PT D 250 0 Tanah 400 150 total 760 180 Liabilitas 100 30 Modal saham 500 100

Page 14: Midterm

Saldo laba 160 50 total 760 180

PT. C PT. D Eliminasi D Eliminasi K Konsolidasian Bank 10 30 40Piutang 100 100Investasi 250 250 0Goodwill 0 0 50 50Tanah 400 150 50 600Total 760 180 790Liabilitas 100 30 130Modal saham 500 100 100 500Saldo laba 160 180 50 160Total 760 180 790

Jurnal Konsolidasian :

Modal saham                                     100

Saldo laba                                              50

Tanah                                      50

Goodwill                                                50

Investasi                                              250

Games2

PT  A Memiliki 10% hak suara pada PT B dan 51% hak suara pada PT C .  PT C memiliki 45% suara hak suara pada PT B.  Pada saat PT A menyusun Laporan Keuangan konsolidasi, perusahaan mana saja yang harus dikonsolidasikan?

Games 3

PT  A Memiliki 10% hak suara pada PT B dan 51% hak suara pada PT C .  PT C memiliki 90% suara hak suara pada PT B.  Pada saat PT A menyusun Laporan Keuangan konsolidasi, perusahaan mana saja yang harus dikonsolidasikan?

PERLAKUAN KHUSUS DALAM ARUS KAS

Laporan arus kas mengandung informasi tentang kegiatan-kegiatan yang menghasilkan dan menggunakan kas. Kegiatan utama arus kas yaitu:

Page 15: Midterm

Kegiatan operasional, adalah kegiatan utama organisasi menghasilkan pendapatan. Contoh dari kegiatan operasional adalah penerimaan kas dari penjualan barang dagang, royalti dan komisi, dan pembayaran kepada karyawan dan pemasok.

Kegiatan investasi, melibatkan perolehan dan penjualan aktiva tetap. Contoh kegiatan investasi adalah penerimaan kas dari penjualan properti, penjualan instrumen hutang dan ekuitas organisasi lain, penerimaan pembayaran hutang dari organisasi lain, kontrak futures, kontrak swap dan kontrak forward. Contoh pembayaran kas dari kegiatan investasi adalah biaya pengembangan yang dikapitalisasi, akuisisi properti, pabrik dan peralatan, pembelian instrumen hutang dan ekuitas organisasi lain, pembayaran untuk kontrak futures, kontrak swap dan kontrak forward.

Kegiatan pendanaan, yang mengakibatkan perubahan terhadap jumlah ekuitas dan pinjaman organisasi. Contoh kegiatan pendanaan adalah penerimaan kas dari penjualan saham, atau penerbitan surat hutang, dan pengeluaran kas untuk membeli kembali saham dan pembayaran hutang.

Laporan arus kas mengandung informasi tentang kegiatan-kegiatan yang menghasilkan dan menggunakan kas. Kegiatan utama arus kas yaitu: Kegiatan operasional, Kegiatan investasi, Kegiatan pendanaan.

Laporan arus kas juga menggabungkan konsep kas dan setara kas. Setara kas adalah sebuah jangka pendek (biasanya jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang), investasi sangat lancar yang sangat mudah dikonversi menjadi kas, dan memiliki resiko yang kecil dari perubahan nilai.

Ada beberapa situasi tertentu yang menggunakan perlakuan khusus dalam laporan arus kas. Antara lain adalah:

Komponen kas dan setara kas. Mengungkapkan komponen kas dan setara kas, dan juga merekonsiliasi jumlah kas dan setara kas dalam laporan arus kas dengan jumlah yang dilaporkan untuk pos-pos ini dalam laporan posisi keuangan. Perhatikan juga kebijakan entitas untuk menentukan komposisi kas dan setara kas, dan dampak dari setiap perubahan kebijakan ini dalam periode pelaporan.

Arus kas mata uang asing. Jika organisasi memiliki transaksi dalam mata uang asing, catatlah sesuai mata uang entitas dengan menggunakan kurs yang relevan pada tanggal arus kas. Nilai tukar rata-rata tertimbang periode pelaporan dapat digunakan untuk penjabaran ini.

Pajak penghasilan. Mengungkapkan secara terpisah arus kas dari pajak atas penghasilan dan mengklasifikasikannya dalam arus kas pada aktivitas operasi. Anda harus membagi dalam arus kas dari kegiatan investasi atau pendanaan jika mereka secara khusus diidentifikasi dengan kegiatan tersebut.

Pengungkapan item tambahan berikut ini tidak diharuskan, tetapi dianjurkan untuk dimasukkan dalam laporan arus kas atau dalam catatan yang terkait dengan itu:

Page 16: Midterm

Fasilitas pinjaman. Jumlah dari fasilitas pinjaman yang mungkin tersedia untuk penggunaan masa depan, atau pembatasan dari penggunaannya.

Kapasitas terkait. Arus kas agregat yang dikaitkan dengan peningkatan kapasitas operasi, yang dilaporkan secara terpisah dari arus kas yang berkaitan dengan pemeliharaan kapasitas operasi yang ada.

Arus kas usaha patungan. Arus kas agregat dari kepentingan dalam usaha patungan yang mana entitas menggunakan konsolidasi proporsional.

Disarikan dari buku: Panduan IFRS, Penulis: Steven M. Bragg, Halaman: 16-23

ARUS KAS

Fokus utama dari penyajian laporan keuangan sektor bisnis secara umum adalah pada ‘laba’. Pada sektor nirlaba, fokus utamanya adalah pada ‘aktiva bersih’, atau jumlah aset bersih yang tersedia bagi pelaksanaan program dan kegiatan organisasi.

Pada sektor bisnis, laba dilaporkan melalui Laporan Laba Rugi. Sedangkan pada organisasi nirlaba, aktiva bersih dihasilkan oleh Laporan Aktivitas (PSAK 45).

Lantas, apa tujuan pelaporan arus kas ?

Laporan arus kas dibutuhkan karena:

1. Kadang kala nilai aktiva bersih tidak menggambarkan kondisi organisasi yang sesungguhnya.

2. Seluruh informasi mengenai kinerja organisasi selama periode tertentu dapat diperoleh lewat laporan ini.

3. Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi arus kas organisasi di masa mendatang.

Ukuran aktiva bersih (net asset) tidak memberikan gambaran yang akurat mengenai kinerja dan kondisi perusahaan yang sesungguhnya selama periode tertentu. Ketika organisasi memiliki sedemikian besar uang muka yang beredar, maka kondisi ini akan membuat aktiva bersih seolah-olah tampak besar, padahal dana likuid yang tersedia sudah dalam kondisi yang minimal. Hal ini dikarenakan bahwa laporan aktivitas disusun atas dasar akrual (bukan dasar kas), yaitu melalui sebuah proses penandingan antara beban antara pendapatan, sehingga angka aktiva bersih yang dihasilkan tidak identik dengan besarnya uang kas yang tersedia.

Laporan posisi keuangan komparatif memang jadi pelengkap laporan aktivitas. Laporan posisi keuangan menunjukkan besarnya penambahan aktiva tetap yang terjadi selama periode berjalan, namun tidak menunjukkan bagaimana penambahan aktiva tetap tersebut dibiayai.

Demikian juga, dalam neraca komparatif menunjukkan adanya penambahan jumlah uang muka yang beredar, tetapi tidak menunjukkan bagaimana dan dari mana penambahan jumlah uang muka tersebut dibiayai. Dengan laporan arus kas, informasi mengenai dari mana saja sumber penerimaan kas dan untuk apa saja dikeluarkan akan tersaji secara rinci.

Page 17: Midterm

Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk maupun arus kas keluar organisasi selama periode pelaporan tertentu. Laporan arus kas ini akan memberikan informasi yang berguna mengenai kemampuan organisasi dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Kas disini diartikan sebagai kas dan setara kas. Sedangkan makna kas dan setara kas adalah sebagai berikut : Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.

SPI TERHADAP HUTANG

Pengendalian Internal Piutang Usaha

2.1 PIUTANG USAHA2.1.1 Pengertian Piutang Usaha

Piutang Usaha (Account Receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa.

Menurut Soemarso (2004:338) yang dimaksud dengan Piutang yaitu : “Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk  memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”

Menurut Kieso dan Weygandt mendefinisikan pengertian piutang sebagai berikut : “Receivables are claims held against customers and others for money, goods, or services.”

Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.

Menurut Mulyadi (2002 : 87) “piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan”.

“Piutang adalah penagihan yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan.” (Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) 2004:19)

Page 18: Midterm

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan hak atau klaim perusahaan terhadap klien atau pelanggan atas barang atau jasa yang telah diberikan.

2.1.2 Klasifikasi PiutangPengklasifikasian piutang dilakukan untuk memudahkan pencatatan transaksi yang

mempengaruhinya. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007 : 451) mengemukakan bahwa menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan ke dalam dua (2) kategori yaitu: piutang usaha dan piutang lain-lain (non usaha). Piutang usaha timbul karena penjualan produk atau jasa dalam rangka kegiatan normal usaha, sementara piutang yang timbul di luar kegiatan normal usaha digolongkan sebagai piutang lain-lain.

2.1.3 Pengakuan PiutangPengakuan piutang usaha terjadi jika perusahaan menjual produk secara kredit atau

memberi jasa namun belum terjadi pembayaran kepada perusahaan.Istilah pengakuan itu sendiri mengandung arti “proses pembentukan suatu pos yang

memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi”. (Ikatan Akuntansi Indonesia 2004:19).

Pengakuan piutang usaha sering berhubungan dengan pengakuan pendapatan. Karena pengakuan pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan laba telah selesai dan kas terealisasi atau dapa direalisasi, maka piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli. Karena saat peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan syarat-syarat penjualan maka piutang lazimnya diakui pada saat barang dikirimkan ke pelanggan. Sedangkan piutang untuk jasa kepada pelanggan semestinya diakui pada saat jasa itu dilaksanakan.

Berikut ini adalah pengakuan atau pencatatan ayat jurnal transaksi-transaksi yang berhubungan dengan piutang :

a.       Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :

Piutang usaha xxxPejualan/pendapatan jasa xxx

b.      Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :

Retur penjualan dan pengurangan harga xxxPiutang usaha xxx

c.       Transaksi penerimaan kas dari debitur.Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:

Kas xxxPiutang Usaha xxx

Page 19: Midterm

2.1.4 Metode Pencatatan Piutang Pencatatan piutang dilakukan di oleh petugas bagian kartu piutang, dan petugas bagian

jurnal, dan buku besar. Buku-buku yang diperlukan terdiri atas buku jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal umum, buku besar, dan kartu piutang sebagai buku pembantu. Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:

1.       Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.

2.       Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:a. Metode Posting Harian :1. Posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya menunjukkan

jumlah total harian saja (tidak rinci).2. Posting lansung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang.

b. Metode Posting Periodik.1. Posting ditunda.2. Penagihan bersiklus (cycle billing).3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping), dalam metode ini Faktur

penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsippkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid invoice file).

4. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer.

2.1.5          Pengelolaan PiutangDalam perjalanannya sebuah perusahaan memiliki dua sasaran yang saling bertentangan

mengenai piutang. Disatu pihak perusahaan ingin melakukan sebanyak mungkin penjualan kredit guna memperluas pangsa pasar. Namun disisi lain piutang merupakan aktiva yang tidak produktif, yang tidak menghailkan pendapatan (kas) hingga saat penagihannya terlunasi. Dan semuanya itu akan teratasi dengan adanya pengelolaan piutang yang baik antara lain :

Kebijaksanaan kredit (standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu /periode kredit yang diberikan, discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal.

Kebijaksanaan pengumpulan piutang, dan faktor-faktor lain yang relevan. keputusan kredit ini menyangkut tradeoff antara keuntungan (marginal profit) dan biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut.

2.1.6          Resiko PiutangDalam pelaksanaannya perusahaan dihadapkan pada beberapa resiko. Ketika sebuah

perusahaan menjual barang dan atau jasa secara kredit, maka beresiko menimbulkan kegagalan dalam penagihan piutang tepat waktu atau mungkin menimbulkan kegagalan menagih piutang tepat jumlah. Berikut ini merupakan resiko-resiko yang berkaitan dengan piutang, adalah :

Kegagalan untuk menagih pelanggan

Page 20: Midterm

Kesalahan dalam penagihan

Kesalahan dalam memasukan data ketika memperbarui piutang usaha

Pencurian kas

Kehilangan data

Kinerja yang buruk

2.1.7 Metode Penghapusan PiutangMenurut Zaki Baridwan dalam bukunya Intermediate Accounting (2004, 127)  : “Metode

penghapusan piutang adalah piutang usaha yang tidak mungkin dapat ditagih, seperti debiturnya bangkrut, meninggal, pailit dan lain-lain harus dihapuskan sehingga akan menjadi biaya bagi perusahaan”.

Untuk mencatat penghapusan piutang usaha tersebut dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :

1.       Metode Penghapusan Langsung (Direct Methode)Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan yang berskala kecil atau

dapat juga diterapkan pada perusahaan yang tidak dapat menaksirkan kerugian piutang usaha dengan tepat. Pada akhir periode akuntansi tidak dilakukan perhitungan taksiran kerugian piutang, tetapi kerugian piutang baru dicatat apabila telah pasti tidak dapat ditagih. Sehingga piutang tersebut akan dihapuskan dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang dan mengkreditkan piutang usaha.

Apabila pelanggan membayar kembali piutang yang telah dihapus oleh perusahaan sebelum tutup buku, maka piutang yang telah dikreditkan sebelumnya didebetkan kembali dan beban pada kerugian piutang dikreditkan oleh perusahaan. Sehingga nilai piutang pelanggan tersebut muncul dan akan dikreditkan kembali pada saat pembayaran piutang tersebut.

Lain halnya jika pelanggan membayar piutang yang telah dihapuskan oleh perusahaan setelah tutup buku. Perusahaan akan mendebetkan piutang pelanggan tersebut dan mengkreditkan nilai piutang tersebut sebagai pendapatan lain-lain. Pada saat pembayaran piutang oleh pelanggan maka piutang tersebut akan dikreditkan kembali.

2.       Metode Cadangan (Allowance Method)Metode ini digunakan oleh perusahaan berskala besar, dimana perusahaan sudah

membuat estimasi atau perkiraan mengenai kerugian piutang yang akan diterima akibat tidak dapat ditagih seluruhnya. Suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi ini dicatat sebagai beban dan pengurangan tidak langsung pada piutang usaha melalui kenaikan akun penyisihan dalam

Page 21: Midterm

periode dimana penjualan itu dicatat. Metode penghapusan tidak langsung mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi dimana penjualan kredit dilakukan atau pada saat munculnya nilai piutang di neraca.

Perusahaan akan mendebetkan kerugian piutang tak tertagih pada cadangan piutang tak tertagih. Dan apabila piutang tersebut sudah dipastikan tidak dapat ditagih kembali maka perusahaan akan membebankan cadangan piutang tak tertagih pada piutang usaha.

Beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai yang tepat atas piutang. Walaupun menggunakan estimasi, persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi penjualan berjalan dan analisis saldo piutang yang beredar.

Banyak perusahan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan piutang tak tertagih dalam presentase tertentu. Karena ketidak tertagihan piutang dipandang sebagai kontijensi kerugian, maka metode penyisihan hanya tepat dalam situasi dimana terdapat kemungkinan bahwa nilai aktiva telah menurun dan jumlah penurunan atau kerugian tersebut dapat diestimasi secara layak. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar presentase penjualan atau piutang yang beredar.

Apabila piutang yang sudah dihapus diterima kembali pembayarannya, maka piutang yang sudah dihapus dimunculkan kembali di debet dan mengkreditkan cadangan kerugian piutang. Pada saat penerimaan piutang dari pelanggan maka perusahaan kembali mengkreditkan piutang tersebut sesuai dengan nilai nominal yang diterima.

3.1 PENGENDALIAN INTERNAL3.1.1 Pengertian Pengendalian InternalPengertian Pengendalian internal menurut beberapa pendapat :

1. Mulyadi : Sistem Pengendalian Internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

2. James R Davis, C Wayne Alderman, & Leonard A Robinson (sesuai dengan SAS No. 55) : Pengendalian Internal adalah seluruh kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang masuk akal agar tujuan organisasi (Entity) dapat tercapai.

3. COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) : Pengendalian Internal adalah sebuah proses yang dihasilkan oleh dewan direktur, manajemen dan personel lainnya, yang didesain untuk memberikan jaminan yang masuk akal yang memperhatikan tercapainya tujuan-tujuan dengan kategori sebagai berikut :

         Efektif dan efisisiensinya operasi         Terpercayanya (Reliabillity) Laporan Keuangan         Tunduk pada hukum dan aturan yang berlaku

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu

Page 22: Midterm

tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).

3.1.2 Tujuan Pengendalian InternalTujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan agar:

Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.

Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.

3.1.3 Komponen Pengendalian InternalMenurut Mulyadi ada beberapa komponen atau unsur-unsur dalam Sistem Pengendalian

Intern,yakni sebagai berikut :

1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.2. Sistem Wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan perlindungan yang

cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Efektifitas unsur-unsur Sistem pengendalian tersebut sangat ditentukan oleh Lingkungan Pengendalian (Control Environment) dimana lingkungan pengendalian tersebut memiliki 4 (empat) unsur sebagai berikut :

1. Filosofi dan gaya operasi2. Berfungsinya dewan komisaris dan komite pemeriksaan

3. Metode Pengendalian Manajemen

4. Kesadaran pengendalian

Menurut COSO pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling berhubungan. Komponen ini didapat dari cara manajemen menjalankan bisnisnya, dan terintegrasi dengan proses manajemen. Walaupun komponen-komponen tersebut dapat diterapkan kepada semua entitas, perusahaan yang kecil dan menengah dapat menerapkannya

Page 23: Midterm

berbeda dengan perusahaan besar. Dalam hal ini pengendalian dapat tidak terlalu formal dan tidak terlalu terstruktur, namun pengendalian internal tetap dapat berjalan dengan efektif. Adapun 5 (lima) komponen pengendalian internal tersebut adalah :

1. Control Environment

Lingkungan pengendalian memberikan nada pada suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian dari para anggotanya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagi komponen pengendalian internal lainnya, memberikan disiplin dan struktur. Faktor lingkungan pengendalian termasuk :

Integritas, nilai etika dan kemampuan orang-orang dalam entitas; Filosofi manajemen dan Gaya Operasi;

Cara Manajemen untuk menentukan wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasikan dan mengembangkan orang-orangnya; dan

Perhatian dan arahan yang diberikan dewan direksi.

2.       Risk AssesmentSeluruh entitas menghadapi berbagai macam resiko dari luar dan dalam yang harus

ditaksir. Prasyarat dari Risk Assessment adalah penegakan tujuan, yang terhubung antara tingkatan yang berbeda, dan konsisten secara internal. Risk Assessment adalah proses mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan dalam pencapaian tujuan, membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana resiko dapat diatur. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi, dan operasi selalu berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menghadapi resiko-resiko spesial terkait dengan perubahan tersebut.

3.       Control ProcedureProsedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin

tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:

Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib. Pelimpahan tanggung jawab.

Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.

Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

4.       Information and CommunicationInformasi yang bersangkutan harus diidentifikasi, tergambar dan terkomunikasi dalam

sebuah form dan timeframe yang memungkinkan orang-orang menjalankan tanggung jawabnya. Sistem informasi menghasilkan laporan, yang berisi informasi operasional, finansial, dan terpenuhinya keperluan sistem, yang membuatnya mungkin untuk menjalankan dan mengendalikan bisnis. Informasi dan Komunikasi tidak hanya menghadapi data-data yang dihasilkan internal, tetapi juga kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi yang diperlukan untuk memberikan informasi dalam rangka pembuatan keputusan bisnis dan laporan eksternal.

Page 24: Midterm

Komunikasi yang efektif juga harus terjadi dalam hal yang lebih luas, mengalir ke bawah, ke samping dan ke atas organisasi. Seluruh personel harus menerima dengan jelas pesan dari manajemen teratas bahwa pengendalian tanggung jawab diambil dengan serius. Para personel harus mengerti peran mereka dalam sistem pengendalian internal, sebagaimana mereka mengerti bahwa kegiatan individu mereka berhubungan dengan pekerjaan orang lain. Mereka harus memiliki niat untuk mengkomunikasikan informasi yang signifikan kepada atasannya. Selain itu juga dibutuhkan komunikasi efektif dengan pihak eksternal, seperti customer, supplier, regulator, dan Pemegang Saham.

5.       MonitoringSistem pengendalian internal perlu diawasi, sebuah proses untuk menentukan kualitas

performa sistem dari waktu ke waktu. Proses ini terselesaikan melalui kegiatan pengawasan yang berkesinambungan, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya. Kegiatan ini termasuk manajemen dan supervisi yang reguler, dan kegiatan lainnya yang dilakukan personel dalam menjalankan tugasnya. Luas dan frekuensi evaluasi terpisah, akan tergantung pada terutama penaksiran resiko dan efektifnya prosedur monitoring yang sedang berlangsung. Ketergantungan sistem pengendalian harus dilaporkan kepada atasan, dengan masalah yang serius juga dilaporkan kepada manajemen teratas dan dewan direksi.

3.2 SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PIUTANG3.2.1 Tujuan Sistem Pengendalian Intern atas Piutang

Pemberian piutang dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan bagi sebuah perusahaan. Diharapkan dengan meningkatnya volume pejualan, maka sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Namun ada beberapa resiko atas keberadaan piutang itu sendiri yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian terhadap piutang tersebut.

Untuk mengendalikan piutang, sebuah perusahaan perlu menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini kemudian berfungsi sebagai standar. Apabila kemudian dalam pelaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan.

Adapun tujuan melakukan pengendalian intern piutang adalah sebagai berikut :1.       Meyakini kebenaran jumlah piutang yang ada yang benar-benar menjadi hak milik perusahaan.2.       Meyakini bahwa piutang yang ada dapat ditagih (collectable).3.       Ditaatinya kebijakan-kebijakan mengenai piutang.4.       Piutang aman dari penyelewengan.

3.2.2 Karakteristik Sistem Pengendalian Intern atas PiutangOutput dari sistem pengendalian intern piutang adalah berupa informasi dalam bentuk

laporan keuangan atau laporan manajemen lain, sehingga karakteristik sistem pengendalian intern piutang identik dengan karakteristik informasi. Seperti yang telah diungkapkan oleh Romney,dkk karakteristik informasi yang baik adalah :

Relevan

Reliable

Page 25: Midterm

Complete

Timelines

Understandable

Verrifyable

(Romney dkk 1997:14)3.2.3 Sistem Pengendalian Intern atas Piutang

Pada prinsipnya sistem pengendalian harus meminimalkan dan mendeteksi serta memperbaiki kesalahan ketika terjadi. Pelaksanaan sistem pengendalian intern untuk piutang harus menghasilkan suatu kepastian bahwa semua transaksi piutang telah dibukukan dan dapat dipertanggung jawabkan.

Pengendalian intern terhadap piutang dimulai dari penerimaan order penjualan terus ke persetujuan atas order, persetujuan pemberian kredit, pengiriman barang, pembuatan faktur, verifikasi faktur, pembukuan piutang, penagihan piutang, yang akhirnya akan mempengaruhi saldo kas atau bank. Dalam hal ini harus diperhatikan pula retur penjualan secara periodik harus dibuat perincian piutang menurut golongan usianya untuk menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan dan menilai apakah bagian kredit dan bagian inkaso telah bekerja dengan efisien.

Adapun sistem pengendalian intern atas piutang secara keseluruhan antara lain sebagai berikut :

 Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani transaksi penjualan (operasi) dari “ Fungsi Akuntansi Untuk Piutang “

 Pegawai yang menangani akuntansi piutang, harus dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang

Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan penghapusan piutang, harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang (Accounts Receivable Subsidiary Ledger)

Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya (Aging Schedule).

Posted by Melati Aryatama at 05:30

SPI TERHADAP KAS

Page 26: Midterm

Pengendalian Intern Terhadap Kas

Karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka kas mudah digelapkan. Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap kas. Langkah preventif untuk mencegah penggelapan terhadap kas yaitu dengan Pengendalian Intern Terhadap Kas.

Sistem pengendalian intern terhadap kas yaitu dilakukan dengan memisahkan fungsi-fungi penerimaan, pencatatan dan penyimpanan. Bentuk-bentuk prosedur pengendalian antara lain :

- Untuk penerimaan uang :

1. Pemisahan yang jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas, setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

2. Pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatat kas.

3. Pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatat kas.

4. Dibuat laporan kas setiap hari.

- Untuk pengeluaran kas

1. Setiap pengeluaran uang harus menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil yaitu menggunakan kas kecil.

2. Dibentuk kas kecil

3. Pemisahan antara pihak yang mengumpulkan bukti pengeluaran, yang menulis cek dan yang menandatangani cek serta yang mencatat pengeluaran.

4. Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tentu.

5. Laporan pengeluaran kas harian

SPI TERHADAP PERSEDIAANLingkungan pengendalian intern adalah hal yang mendasar dalam komponen pengendalian intern. Lingkungan terdiri dari tindakan, kebijakan, prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan dewan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha tersebut (Alvin A Arens dan James K Loebbecke, 200 : 261). Dari pengertian lingkungan pengendalian intern tersebur, dapat diketahui bahwa efektifitas pengendalian dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern lainnya yang membentuk disiplin dan struktur dalam organisasi.

Page 27: Midterm

Kejadian Setelah Periode Pelaporan-PSAK 8 Revisi 2010September 13, 2012 by ajengtitan | Leave a comment

Pertama ketika membaca materi tentang kejadian setelah tanggal neraca dipikiran saya masih susah untuk dibayangkan mungkin karena saya tidak terjun langsung dalam praktek penyusunan laporan keuangan, maklum saya kan masih kuliah waktu itu. Saya akan memulai pembahasan mengenai topik ini diawali dengan penjelasan tujuan dikeluarkannya PSAK yang mengatur tentang subsequent event ini

Dalam PSAK 8 Revisi 2008, disebutkan bahwa tujuan pernyataan PSAK 8 ini adalah untuk menentukan:

Kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah tanggal laporan keuangan;dan

Pengungkapan yang dibuat entitas tentang tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode laporan keuangan

Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang menguntungkan maupun tidak. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuaian setelah periode pelaporan); dan

Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan (peristiwa non penyesuaian setelah periode pelaporan)

Dari dua peristiwa diatas, untuk lebih mudahnya saya akan menjelaskan dari sisi pengalaman saya. Peristiwa yang membutuhkan penyesuaian setelah periode pelaporan misalnya adalah suatu peristiwa yang secara signifikan akan mempengaruhi jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan, contohnya jika suatu entitas memiliki suatu jenis investasi dalam bentuk obligasi jika pada saat setelah manajemen menyelesaikan laporan keuangan mereka (menyelesaikan membuat draft laporan keuangan) dan siap untuk terbit ternyata rating obligasi yang dimiliki oleh entitas mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga entitas perlu melakukan penyesuaian terhadap jumlah cadangan kerugian atas investasi tersebut, maka entitas harus melakukan penyesuaian terhadap jumlah investasi obligasi yang dilaporkan dalam jumlah netto (setelah dikurangi dengan cadangan kerugian).

Agak menyimpang dari topik pembahasan, saya perlu menegaskan bahwa tugas penyusunan laporan keuangan dan menyesuaikan segala informasi dalam laporan keuangan merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen, bukan tugas dan tanggungjawab auditor. Tugas auditor hanyalah memberikan usulan atas penyesuaian yang perlu dilakukan oleh manajemen sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara handal.

Page 28: Midterm

Untuk beberapa kejadian yang tidak secara signifikan mempengaruhi jumlah yang dilaporkan, maka kejadian tersebut hanya perlu di ungkapkan dalam catatan laporan keuangan bagian yang mengungkapkan tentang kejadian setelah tanggal laporan keuangan. Untuk kasus ini, contohnya ketika entitas berencana melakukan corporate action (menerbitkan saham atau obligasi, mengakuisisi perusahaan) setelah laporan keuangan telah diotorisasi oleh manajemen untuk terbit.

Sebenernya kapan sih periode pelaporan keuangan? Biasanya untuk perusahaan di Indonesia periode laporan keuangan itu antara 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Nah kejadian setelah tanggal laporan keuangan itu kapan? Kejadian setelah tanggal 31 desember dan setelah manajemen merampungkan draft laporan keuangan mereka untuk siap terbit. Kapan sebenernya laporan keuangan terbit?Jika entitas merupakan perusahaan yang terdaftar di bursa, maka laporan keuangan terbit dan diserahkan ke otoritas terkait paling lambat di hari kerja terakhir bulan Maret.

Contoh dilapangannya seperti ini, misalkan klien saya jadwal tutup buku adalah di tanggal 31 Desember dan klien saya menyelesaikan draft laporan keuangan di tanggal 14 februari untuk periode pelaporan yang berakhir pada 31 Desember dan direncanakan untuk terbit tanggal 30 Maret maka dari tanggal 31 Desember sampai dengan tanggal 30 Maret itulah yang dinamakan dengan tanggal setelah tanggal laporan keuangan, jika ada kejadian maka kejadian tersebut merupakan peristiwa setelah tanggal laporan keuangan (subsequent event).

Diatas telah disinggung sedikit mengenai beberapa peristiwa signifikan maupun non signifikan yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan. Berikut saya akan cuplikan beberapa peristiwa setelah tanggal pelaporan yang diatur dalam PSAK 8 Revisi 2010.

Peristiwa penyesuaian setelah periode pelaporan

Penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan bahwa entitas memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Entitas harus menyesuaikan provisi yang terkait dengan kasus pengadilan tersebut sesuai dengan PSAK 57 (Revisi 2009).

Penerimaan informasi setelah periode pelaporan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai asset pada akhir periode pelaporan, atau penyesuaian atas jumlah yang sebelumnya telah diakui sebagai rugi penurunan nilai asset, misalnya seperti kebangkrutan pelanggan yang terjadi setelah periode pelaporan, penjualan persediaan setelah periode pelaporan mungkin memberikan bukti tentang nilai realisasi netto pada akhir periode pelaporan

Penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan asset yang dibeli atau hasil penjualan asset yang dijual sebelum akhir periode pelaporan

Penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus setelah periode pelaporan. Jika entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini pada akhir periode pelaporan untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari peristiwa setelah tanggal tersebut (lihat PSAK 24, Imbalan kerja)

Page 29: Midterm

Sedangkan peristiwa yang tidak membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan namun disyaratkan melakukan pengungkapan atas transaksi tersebut misalnya adalah penurunan investasi pada saat setelah tanggal pelaporan keuangan, transaksi ini tidak memerlukan penyesuaian terhadap jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan tapi mungkin membutuhkan pengungkapan tambahan atas kejadian tersebut.

Begitu juga dengan pembagian dividen, jika setelah periode pelaporan entitas mendeklarasikan dividen untuk pemegang saham, maka entitas tidak mengakui dividen tersebut sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan.

Nah sekarang bagaimana dengan masalah kelangsungan usaha, apakah hal tersebut dijelaskan dalam PSAK 8 ini, disebutkan bahwa entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan dilikuidasi atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali melakukan hal tersebut. Jika asumsi kelangsungan usaha sudah tidak tepat, maka dampaknya sangat pervasif sehingga pernyataan ini mensyaratkan perubahan mendasar dalam penggunaan dasar akuntansi, bukan penyesuaian atas jumlah yang diakui dengan dasar akuntansi semula.

September 13, 2012Leave a comment

Kejadian Setelah Periode Pelaporan-PSAK 8 Revisi   2010

Pertama ketika membaca materi tentang kejadian setelah tanggal neraca dipikiran saya masih susah untuk dibayangkan mungkin karena saya tidak terjun langsung dalam praktek penyusunan laporan keuangan, maklum saya kan masih kuliah waktu itu. Saya akan memulai pembahasan mengenai topik ini diawali dengan penjelasan tujuan dikeluarkannya PSAK yang mengatur tentang subsequent event ini

Dalam PSAK 8 Revisi 2008, disebutkan bahwa tujuan pernyataan PSAK 8 ini adalah untuk menentukan:

Kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah tanggal laporan keuangan;dan

Pengungkapan yang dibuat entitas tentang tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode laporan keuangan

Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang menguntungkan maupun tidak. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan (peristiwa penyesuaian setelah periode pelaporan); dan

Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan (peristiwa non penyesuaian setelah periode pelaporan)

Page 30: Midterm

Dari dua peristiwa diatas, untuk lebih mudahnya saya akan menjelaskan dari sisi pengalaman saya. Peristiwa yang membutuhkan penyesuaian setelah periode pelaporan misalnya adalah suatu peristiwa yang secara signifikan akan mempengaruhi jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan, contohnya jika suatu entitas memiliki suatu jenis investasi dalam bentuk obligasi jika pada saat setelah manajemen menyelesaikan laporan keuangan mereka (menyelesaikan membuat draft laporan keuangan) dan siap untuk terbit ternyata rating obligasi yang dimiliki oleh entitas mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga entitas perlu melakukan penyesuaian terhadap jumlah cadangan kerugian atas investasi tersebut, maka entitas harus melakukan penyesuaian terhadap jumlah investasi obligasi yang dilaporkan dalam jumlah netto (setelah dikurangi dengan cadangan kerugian).

Agak menyimpang dari topik pembahasan, saya perlu menegaskan bahwa tugas penyusunan laporan keuangan dan menyesuaikan segala informasi dalam laporan keuangan merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen, bukan tugas dan tanggungjawab auditor. Tugas auditor hanyalah memberikan usulan atas penyesuaian yang perlu dilakukan oleh manajemen sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara handal.

Untuk beberapa kejadian yang tidak secara signifikan mempengaruhi jumlah yang dilaporkan, maka kejadian tersebut hanya perlu di ungkapkan dalam catatan laporan keuangan bagian yang mengungkapkan tentang kejadian setelah tanggal laporan keuangan. Untuk kasus ini, contohnya ketika entitas berencana melakukan corporate action (menerbitkan saham atau obligasi, mengakuisisi perusahaan) setelah laporan keuangan telah diotorisasi oleh manajemen untuk terbit.

Sebenernya kapan sih periode pelaporan keuangan? Biasanya untuk perusahaan di Indonesia periode laporan keuangan itu antara 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Nah kejadian setelah tanggal laporan keuangan itu kapan? Kejadian setelah tanggal 31 desember dan setelah manajemen merampungkan draft laporan keuangan mereka untuk siap terbit. Kapan sebenernya laporan keuangan terbit?Jika entitas merupakan perusahaan yang terdaftar di bursa, maka laporan keuangan terbit dan diserahkan ke otoritas terkait paling lambat di hari kerja terakhir bulan Maret.

Contoh dilapangannya seperti ini, misalkan klien saya jadwal tutup buku adalah di tanggal 31 Desember dan klien saya menyelesaikan draft laporan keuangan di tanggal 14 februari untuk periode pelaporan yang berakhir pada 31 Desember dan direncanakan untuk terbit tanggal 30 Maret maka dari tanggal 31 Desember sampai dengan tanggal 30 Maret itulah yang dinamakan dengan tanggal setelah tanggal laporan keuangan, jika ada kejadian maka kejadian tersebut merupakan peristiwa setelah tanggal laporan keuangan (subsequent event).

Diatas telah disinggung sedikit mengenai beberapa peristiwa signifikan maupun non signifikan yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan. Berikut saya akan cuplikan beberapa peristiwa setelah tanggal pelaporan yang diatur dalam PSAK 8 Revisi 2010.

Peristiwa penyesuaian setelah periode pelaporan

Page 31: Midterm

Penyelesaian kasus pengadilan setelah periode pelaporan yang memutuskan bahwa entitas memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Entitas harus menyesuaikan provisi yang terkait dengan kasus pengadilan tersebut sesuai dengan PSAK 57 (Revisi 2009).

Penerimaan informasi setelah periode pelaporan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai asset pada akhir periode pelaporan, atau penyesuaian atas jumlah yang sebelumnya telah diakui sebagai rugi penurunan nilai asset, misalnya seperti kebangkrutan pelanggan yang terjadi setelah periode pelaporan, penjualan persediaan setelah periode pelaporan mungkin memberikan bukti tentang nilai realisasi netto pada akhir periode pelaporan

Penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan asset yang dibeli atau hasil penjualan asset yang dijual sebelum akhir periode pelaporan

Penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus setelah periode pelaporan. Jika entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini pada akhir periode pelaporan untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari peristiwa setelah tanggal tersebut (lihat PSAK 24, Imbalan kerja)

Sedangkan peristiwa yang tidak membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan namun disyaratkan melakukan pengungkapan atas transaksi tersebut misalnya adalah penurunan investasi pada saat setelah tanggal pelaporan keuangan, transaksi ini tidak memerlukan penyesuaian terhadap jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan tapi mungkin membutuhkan pengungkapan tambahan atas kejadian tersebut.

Begitu juga dengan pembagian dividen, jika setelah periode pelaporan entitas mendeklarasikan dividen untuk pemegang saham, maka entitas tidak mengakui dividen tersebut sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan.

Nah sekarang bagaimana dengan masalah kelangsungan usaha, apakah hal tersebut dijelaskan dalam PSAK 8 ini, disebutkan bahwa entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan dilikuidasi atau dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali melakukan hal tersebut. Jika asumsi kelangsungan usaha sudah tidak tepat, maka dampaknya sangat pervasif sehingga pernyataan ini mensyaratkan perubahan mendasar dalam penggunaan dasar akuntansi, bukan penyesuaian atas jumlah yang diakui dengan dasar akuntansi semula.

Nah demikian kira-kira paparan mengenai peristiwa setelah periode pelaporan, semoga penjelasan saya tidak membingungkan , hehehhee

Categories: Akuntansi | Permalink.

September 12, 2012Leave a comment

Page 32: Midterm

Pengakuan Pendapatan (PSAK 23 Revisi   2010)

Kali ini saya akan mencoba membagi pemahaman saya tentang Pengakuan pendapatan. Sumber referensi yang akan saya pakai adalah PSAK 23 revisi 2010.

Secara definisi, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Sesuatu dikatakan sebagai pendapatan jika berasal dari:

-  Penjualan barang

-  Penjualan jasa

-  Penggunaan asset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan deviden.

Penjualan barang ini meliputi barang yang diproduksi (manufactured) atau barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali dalam suatu siklus operasi entitas. Untuk pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas sewa menyewa tidak dijelaskan dalam pembahasan ini karena ada PSAK tersendiri yang membahas tentang hal tersebut.

Permasalahan yang mungkin timbul dari pengakuan pendapatan adalah kapan pendapatan bisa diakui oleh suatu entitas?

Menurut kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam PSAK 23, suatu entitas dapat mengakui pendapatan jika memenuhi kriteria di bawah ini:

Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli.

Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal

Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan  transaksi tersebut mengalir ke entitas dan,

Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara handal.

Sedangkan menurut IAS 18, pendapatan dapat diakui oleh entitas ketika risiko yang melekat pada barang atau jasa telah berpindah ke pembeli atau pengguna jasa. Hal ini agaknya sedikit lebih longgar dibandingkan dengan ketentuan yang diterapkan oleh US-GAAP sebelumnya dimana pendapatan diakui ketika sudah memenuhi dua kriteria yaitu earned dan realized selama kedua kriteria tersebut belum terpenuhi maka entitas belum dapat mengakui pendapatan, tetapi tetap harus mengakui beban yang timbul dari usaha memperoleh pendapatan tersebut.

Page 33: Midterm

IFRS dalam IAS 18 menyebutkan bahwa entitas harus memenuhi dua kriteria yang tidak boleh dipisahkan dalam mengakui pendapatan yaitu:

a)  Risiko yang melekat pada pada barang dan jasa (yang diperjualbelikan) berpindah ke pembeli

b)  Ketentuan a akan tidak berlaku jika barang atau jasa yang diserahkan secara penuh (dan risiko yang melekat pada barang/jasa tersebut berpindah ke pembeli) namun kepastian pembayaran dari pembeli tidak dapat di ukur secara handal, maka entitas belum dapat mengakuinya sebagai pendapatan.

Dalam hal ini ada yang berpendapat bahwa ketentuan IAS 18 tentang kriteria pengakuan pendapatan lebih mengarah ke cash basis, tapi menurut bijak saya disini memang bisa diidentifikasikan mengarah ke cash basis, tetapi bisa juga diterapkan untuk accrual basis karena jika suatu entitas bisa mengidentifikasikan dengan handal berapakah jumlah pendapatan yang akan di terima dan berapakah jumlah biaya yang timbul atas transksi tersebut maka entitas bisa mengakui pendapatan tidak terpaku pada berapakah jumlah yang telah diterima oleh entitas tersebut.

Bagaimana dengan penjualan barang secara konsinyasi?apakah pendapatan atas penjualan tersebut bisa kita akui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK 23? Jawabannya adalah tidak bisa karena pada penjualan konsinyasi, tidak terdapat perpindahan risiko baik secara keseluruhan atau secara signifikan dibuktikan dengan masih diakuinya penjualan konsinyasi tersebut sebagai persediaan penjual, kemudian penjual juga belum bisa memastikan berapakah jumlah barang yang terjual.

Pada kasus lain, biasanya ketika terjadi penjualan barang disertakan perjanjian mengenai retur karena barang rusak atau barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli, dalam hal ini menurut ketentuan PSAK 23 dan IAS 18, penjual bisa saja mengakui pendapatan atas penjualan barang tersebut selama:

1. Penjual bisa mengestimasi berapakah jumlah retur secara handal2. Biaya yang menyertai penjualan dan retur tersebut bisa diestimasi

Jika kedua kriteria diatas tidak bisa dipenuhi oleh penjual maka penjual belum bisa mengakui pendapatan, namun biaya yang timbul dalam rangka memperoleh pendapatan harus diakui sebagai beban berjalan.

Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian. Pada umumnya, pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang bersamaan dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli. Seperti misalnya pada transaksi penjualan secara ecer, dalam kasus lain pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda dengan pemindahan hak milik atau penguasaan atas barang tersebut. Jika entitas menahan risiko signifikan dari kepemilikan, maka transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas dapat menahan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan dalam berbagai cara, diantaranya adalah:

Page 34: Midterm

a. Jika entitas menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal.

b. Jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan pembeli dari penjualan barang yang bersangkutan.

c. Jika pengiriman barang barang bergantung pada instalasinya dan instalasi tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan entitas dan

d. Jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan dalam kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur.

Sebaliknya jika entitas yang menjual barang hanya menahan risiko tidak signifikan atas kepemilikan, maka transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan dapat diakui. Misalnya entitas yang hanya menahan risiko yang tidak signifikan dari kepemilikan dalam hal penjualan eceran dengan syarat dapat dikembalikan jika pelanggan tidak puas dan penjual dapat mengestimasi secara handal berapakah jumlah penjualan yang kembali (jumlah retur) berdasarkan data historis yang ada.

Jika dalam suatu transaksi penjual tidak dapat mengestimasi berapakah jumlah penjualan yang mungkin akan terjadi dan penjual juga tidak bisa mengestimasi berapakah biaya yang timbul setiap imbalan yang masuk atas penjualan tersebut tidak boleh diakui sebagai pendapatan tetapi diakui sebagai kewajiban (pendapatan diterima dimuka, dicatat disisi kewajiban).

Pada penjualan jasa, kriteria yang ditentukan sama dengan penjualan barang yang telah dijelaskan diatas, namun untuk penjualan jasa konstruksi diatur tersendiri pada PSAK 34 “Akuntansi Kontrak Konstruksi”.

Diatas disebutkan bahwa PSAK 23 ini juga mengatur pendapatan yang berupa bunga, royalty, dan dividen. Kriteria pengakuan pendapatan untuk ketiga hal ini secara garis besar masih sama dengan kriteria pengakuan pendapatan yang telah dijelaskan diatas, namun secara spesifik bunga, royalty dan dividen bisa diakui sebagai pendapatan jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;dan Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.

Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:

1. Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 55 (revisi 2006). Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran .

2. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan;dan

3. Dividen diakui jika pemegang hak saham pasti akan mendapatkan pembayaran yang telah ditetapkan sesuai dengan perjanjian.

Ketentuan lain menyebutkan jika pendapatan bunga yang belum dibayar telah diakru sebelum pembelian investasi yang berbunga, maka penerimaan bunga kemudian dialokasikan antara periode sebelum dan sesudah pembelian dan hanya bagian setelah pembelian yang diakui sebagai

Page 35: Midterm

pendapatan. Royalti diakru sesuai dengan syarat perjanjian yang relevan dan pendapatan juga diakui umumnya dengan dasar tersebut kecuali dengan memperhatikan substansi perjanjian akan lebih sesuai untuk mengakui pendapatan atas dasar sistematis dan rasional lain.

Setalah pembahasan mengenai kapan pendapatan bisa diakui, selanjutnya sebagai pelengkap akan disampaikan juga mengenai pengungkapan pendapatan.

Dalam hal pengungkapan pendapatan di dalam laporan keuangan, entitas harus mengungkapkan beberapa hal berikut ini:

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa;

b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari: penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalty, dan dividen.

c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.