MI 2

15
Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD) BAPELKES BATAM DESKRIPSI SINGKAT Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) merupakan masalah yang berdampak sangat buruk di masyarakat/sekolah. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mengatasinya, antara lain melalui pelatihan bagi para pembina dalam rangka pemberdayaan masyarakat/sekolah. Untuk itu para pembina masyarakat/sekolah perlu memahami konsep penyalahgunaan NAPZA tersebut secara tepat, paling tidak yang pokok-pokok atau yang essensial. Modul ini akan membahas tentang NAPZA meliputi: undang-undang terkait penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif), pengertian, manfaat lain dari Napza, dan jenis masing-masing Napza. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu memahami Napza, serta UU narkotika dan psikotropika. B. Tujuan Pembelajaran Khusus : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat : 1. Menjelaskan tentang Narkotika 2. Menjelaskan tentang Psikotropika dan penyalahgunaannya 3. Menjelaskan tentang Zat Adiktif III.POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN 1. Narkotika 1.1 UU tentang Narkotika 1.2 Pengertian Narkotika 1.3 Manfaat Narkotika 1.4 Jenis Narkotika 2. Psikotropika Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 8 MODUL 2 PENGENALAN NAPZA Dan UU Tentang NARKOTIKA Dan PSIKOTROPIKA

description

modul pelatihan

Transcript of MI 2

Page 1: MI 2

Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD) BAPELKES BATAM

DESKRIPSI SINGKAT

Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA)

merupakan masalah yang berdampak sangat buruk di masyarakat/sekolah.

Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mengatasinya, antara lain melalui

pelatihan bagi para pembina dalam rangka pemberdayaan

masyarakat/sekolah. Untuk itu para pembina masyarakat/sekolah perlu

memahami konsep penyalahgunaan NAPZA tersebut secara tepat, paling

tidak yang pokok-pokok atau yang essensial.

Modul ini akan membahas tentang NAPZA meliputi: undang-undang terkait

penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif),

pengertian, manfaat lain dari Napza, dan jenis masing-masing Napza.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum :

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu memahami Napza,

serta UU narkotika dan psikotropika.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat :

1. Menjelaskan tentang Narkotika

2. Menjelaskan tentang Psikotropika dan penyalahgunaannya

3. Menjelaskan tentang Zat Adiktif

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN

1. Narkotika

1.1 UU tentang Narkotika

1.2 Pengertian Narkotika

1.3 Manfaat Narkotika

1.4 Jenis Narkotika

2. Psikotropika

2.1 UU tentang Psikotropika

2.2 Pengertian Psikotropika

2.3 Manfaat Psikotropika

2.4 Jenis Psikotropika

3. Zat Adiktif

3.1 Pengertian Zat Adiktif

3.2 Manfaat Zat Adiktif

3.3 Jenis Zat Adiktif

MATERI PEMBELAJARAN:

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 8

MODUL 2

PENGENALAN NAPZA Dan UU Tentang

NARKOTIKA Dan PSIKOTROPIKA

Page 2: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

PENGENALAN NAPZA Dan UU Tentang

NARKOTIKA Dan PSIKOTROPIKA

A.NARKOTIKA

Indonesia dalam keadaan bahaya narkoba dilihat dari kualitas dan

kuantitas kejahatan serta kerugian yang ditimbulkan. Kerugian ekonomi

lebih dari Rp 50 triliun per tahun. Jenis narkotika yang diperdagangkan kini

meliputi heroin, kokain, dan sabu kualitas baik. Jumlah kejahatan

meningkat dari 26.000 kasus pada 2010 menjadi 29.000 kasus pada 2011.

Setiap hari 50 orang meninggal karena narkotika secara langsung atau

tertular HIV/AIDS melalui jarum suntik. Yang dirugikan bukan hanya

pemakai, melainkan juga keluarga dan masyarakat umum.

Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkotika sudah hampir tak bisa

dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah

mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Tentu saja hal ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan

pemerintah khawatir.

Upaya pemberantas narkotika pun sudah sering dilakukan, namun masih

sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja

maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang

terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Orang tua diharapkan

untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi

penyalahgunaan Narkotika.

1. Undang-Undang tentang Narkotika

Delik hukum dan ketentuan lain mengenai narkotika sebenarnya sudah

diatur dalam Undang-undang No.22 tahun 1997 tentang

Narkotika. Di sini tercantum jenis-jenis narkotika yang disalahgunakan,

akibat penyelehgunaan, serta sanksi hukum yang menyertai.

Dengan semakin maraknya penyalahgunaan narkotika disertai

penemuan baru jenis narkotika yang disalahgunakan, maka UU No. 22

tahun 1997 telah direvisi menjadi Undang-undang No. 35 tahun

2009 tentang Narkotika. Beberapa zat yang sebelumnya tercantum

sebagai psikotropika, pada undang-undang baru ini digolongkan ke

dalam jenis narkotika golongan 1 (Amphetamine, Metamphetamin, LSD,

dsb.) di samping tercantumnya zat-zat yang tergolong prekusor

pengoplosan/ pembuatan narkotika beserta delik hukumnya.

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 9

Page 3: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

2. Pengertian Narkotika

Narkotika : Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman (sintesis atau semi sintesis) yang menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan.

3. Manfaat Narkotika untuk Kepentingan Medis

Sebenarnya narkotika sangat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan dan

pengobatan, terutama digunakan untuk mengatasi nyeri yang diderita

pasien kanker stadium terminal, nyeri kepala atau nyeri lainnya yang

sukar dihentikan dengan analgetika lainnya, nyeri akibat pembedahan,

atau korban-korban perang. Namun demikian beberapa efek samping

taraf ringan yang mempengaruhi kesadaran, mempengaruhi keadaan

jiwa seseorang (depresan, stimulant, atau halusinogen), bahkan efek

ketergantungan, semakin memperparah kondisi seseorang yang dengan

sengaja menyalahgunakan narkotika ini.

Beberapa cara penyalahgunaan narkotika dapat diuraikan sebagai

berikut:

- Dihirup/dihisap (Nge-drag)

- Efek dalam tubuh baru hilang setelah dua hari.

- Pengguna akan merasa segar, bersemangat, tidak lelah, tidak lapar.

Namun mudah tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual, merasa

haus terus menerus, keringat dingin, hipertensi.

- Mengakibatkan disorientasi mental, rasa cemas tinggi, paranoia,

- Penggunaan terus menerus dalam jangka panjang menimbulkan

ketergantungan fisik (adiksi) dan kematian.

4. Jenis-jenis Narkotika berdasarkan UU no. 35 tahun 2009

a. Narkotika Golongan I :

• digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,

• tidak ditujukan untuk terapi

• potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan,

• Contoh:

1. Papaverin/ Somniverum : Opium, Jicing, Heroin

2. Tanaman Koka – Kokain

3. Ganja, Lysergic Acid (LSD), Fensiklidine, Moskalina

4. MDMA, Amfetamine, Metamfetamina

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 10

Page 4: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 11

Page 5: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

LSD

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 12

Page 6: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

b. Narkotika Golongan II:

berkhasiat pengobatan, sebagai pilihan terakhir

digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan

potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan

Contoh: metadona, morfin, petidin

c. Narkotika Golongan III:

• berkhasiat pengobatan

• banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu

pengetahuan

• potensi ringan mengakibatkan ketergantungan

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 13

Page 7: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

• Contoh: kodein, bufenorfina

d. Prekursor Narkotika

Tabel 1. Tergolong ke dalam precursor ini adalah:

Ephedrine, Norephedrine, dan Pseudoephedrine

Potasium Permanganat

Tabel 2. Tergolong ke dalam precursor ini adalah:

Acetone, Ethyl Ether, Hydrocloric Acid, Methyl Ethyl Ketone,

Phenylacetic Acid, Piperidine, Sulphuric Acid, Toluene.

B. PSIKOTROPIKA

1. Undang-Undang tentang Psikotropika

Delik hukum dan ketentuan lain mengenai psikotropika sebenarnya sudah

diatur dalam Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang

Psikotropika. Di sini tercantum jenis-jenis psikotropika yang

disalahgunakan, akibat penyalahgunaan, serta sanksi hukum yang

menyertai.

Namun dengan terbitnya Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang

Narkotika, maka beberapa zat yang tergolong psikotropika menjadi

tergolong sebagai narkotika golongan 1 berikut delik hukum yang

menyertainya.

2. Pengertian Psikotropika

Psikotropika: Zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan

narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktifitas normal dan perilaku.

3. Manfaat Psikotropika untuk Kepentingan Medis

Manfaat psikotropika ternyata lebih banyak untuk ilmu pengetahuan dan

pengobatan, terutama digunakan untuk mengatasi gangguan jiwa baik

ringn ataupun berat. Namun demikian beberapa efek yang

disalahgunakan meliputi mempengaruhi keadaan jiwa seseorang

(depresan, stimulant, atau halusinogen) membuat zat-zat ini marak

disalahgunakan. Efek ketergantungan yang ditimbulkan seolah tidak

membuat seseorang penyalah guna untuk menghentikan kecanduannya,

namun semakin menjadi dan memperparah kondisi orang tersebut.

Efek dan manfaat zat-zat yang tergolong psikotropika dapat dilihat pada

bagan berikut ini:

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 14

Page 8: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

Beberapa cara penyalahgunaan psikotropika dapat diuraikan sebagai

berikut:

- Sebagian besar diminum sebagai pil atau larutan.

- Pengguna akan merasa segar, bersemangat, tidak lelah, tidak lapar.

Namun mudah tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual, merasa

haus terus menerus, keringat dingin, hipertensi.

- Mengakibatkan disorientasi mental, rasa cemas tinggi, paranoia,

- Penggunaan terus menerus dalam jangka panjang menimbulkan

ketergantungan fisik (adiksi) dan kematian.

4. Jenis Psikotropika berdasarkan UU No. 5 tahun 1997

a. Psikotropika Golongan I:

digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan

tidak digunakan dalam terapi

potensi amat kuat mengakibatkan ketergantungan.

Contoh: ekstasi, shabu, LSD (sekarang beberapa zat yang termasuk

golongan I ini digolongkan ke dalam narkotika golongan I)

b. Psikotropika Golongan 2

Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan

berkhasiat pengobatan, dapat digunakan dalam terapi,

potensi kuat mengakibatkan ketergantungan.

Contoh: amfetamin, metilfenidat atau ritalin

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 15

Page 9: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

c. Psikotropika Golongan 3

berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi

tujuan ilmu pengetahuan

potensi sedang mengakibatkan ketergantungan

Contoh: fenobarbital, flunitrazepam

d. Psikotropika Golongan 4

berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi

untuk tujuan ilmu pengetahuan

potensi ringan mengakibatkan ketergantungan

Contoh: diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam,

klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohipnol,

Dumolid, Mogadon

C. ZAT ADIKTIF

1. Pengertian Zat Adiktif

Zat adiktif : Zat atau obat yang dapat menyebabkan ketagihan (adiksi),

atau

bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain yang disebut

Narkotika dan Psikotropika

2. Manfaat Zat Adiktif

Sebagian besar zat adiktif digunakan sehari-hari sebagai bahan keperluan

rumah tangga, bahan habis pakai perkantoran, pelumas mesin. Beberapa

diantaranya merupakan racun alami untuk keperluan berburu atau

pertanian. Namun banyak juga yang sengaja dipergunakan secara

individual, bahkan menjadi budaya dan kebiasaan pada beberapa

komunitas. Efek yang ditimbulkan ternyata dapat mempengaruhi keadaan

jiwa seseorang (depresan, stimulant, atau halusinogen) bahkan dapat

membunuh seseorang bila disalahgunakan. Efek ketergantungan yang

ditimbulkan memang tidak seberat narkotika atau zat psikotropika,

namun bila dibiarkan tentunya dapat menjerumuskan seseorang

pengguna zat adiktif menjadi penyalah guna narkotika atau zat

psikotropika.

3. Jenis Zat Adiktif

Beberapa zat adiktif yang perlu diketahui dan memang banyak

dipergunakan sehari-hari oleh masyarakat diantaranya adalah:

a. Alkohol

Penggunaannya di masyarakat diatur menurut Keppres No. 3 tahun

1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

Berbentuk minuman yang mengandung etanol (etil alkohol), dan

bersifat menekan susunan syaraf pusat.

Merupakan gaya hidup atau bagian dari budaya

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 16

Page 10: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

Namun ada jenis alcohol lain yang bukan berbentuk minuman

tetapi disalahgunakan untuk membuat seseorang dalam keadaan

mabuk sampai keracunan. Contohnya: methanol bahan pembersih,

atau spiritus

b. Inhalansia/ Solvent

Zat-zat ini dipergunakan sebagai campuran atau pelarut bahan-

bahan kimia, bersifat mudah menguap.

Mengandung senyawa organik (benzil alkohol),

terdapat pada:

barang keperluan rumah tangga,

kantor

pelumas mesin,

sering disalah gunakan dengan cara dihirup langsung dan

menimbulkan sensasi tersendiri sampai terjadi keracunan

Contoh: Lem, tiner, penghapus cat kuku, bensin

c. Tembakau (Rokok)

Pemakaian sangat luas di masyarakat.

Kadar nikotin yang bisa diserap oleh tubuh per batangnya 1-3 mg.

Dosis letal: 60 mg nikotin sekali pakai

Pemakaian rokok dan minuman beralkohol terutama pada remaja,

menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkotika dan zat

psikotropika

d. Kafein

zat stimulansia

dapat menimbulkan ketergantungan jika dikonsumsi melebihi 100

mg /hari atau lebih dari dua cangkir kopi

ketergantungan psikologis.

Minuman energi sering kali menambahkan kafein dalam

komposisinya.

e. Tumbuhan beracun lainnya

Beberapa jenis tumbuhan yang beracun ternyata mengandung efek

memabukkan dan menimbulkan ketergantungan, dan banyak

disalahgunakan di masyarakat. Tergolong tumbuhan semacam ini

adalah jamur kotoran sapi (terkenal dengan nama magic mushroom),

bunga kecubung, katinon, dan lain sebagainya.

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 17

Page 11: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

VIII. REFERENSI

1. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Komisi

Penanggulangan AIDS Nasional 2007. Strategi Nasional (Stranas)

penanggulangan HIV/AIDS 2007 – 2010.

2. UU No. 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika

3. UU No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika

4. UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika

5. Costigan. G, Crofts. N & Reid. G. Diterjemahkan oleh I Wayan Juniarta dan

Made Setiawan (penerjemah Utama). Pedoman Mengurangi Damapak

Buruk Narkoba di Asia (Edisi bahasa Indonesia)

6. BNN. 2003. Metode Therapeutic Community.

7. BNN. 2006. Kamus Narkoba

8. BBPK Ciloto 2012. Modul Konsep Napza: Pelatihan Desa Peduli NHA

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 18

Page 12: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 19

Cocaine

EcstasySedatives

Amphetamine

Shabu

Ganja

Ecstasy Sedatives

Cocaine

Page 13: MI 2

[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM

Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 20