mgv cgjchjchkckhchckhchjcnmcngcgxgxghjcmhchcmhc

3
21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lapangan dan laboratorium. Pengambilan sampel larva nyamuk dilakukan di RW 03 (RT 02, 04, 06); RW 04 (RT 01, 02, 04) Kelurahan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dengan target minimal 30 sampel rumah untuk setiap RT. Adapun untuk identifikasi jenis larva dilakukan di Laboratorium Entomologi, FKH IPB. Waktu Penelitian berlangsung sejak bulan Desember 2010 hingga Maret 2011. 3.2 Pengamatan Larva 3.2.1 Pengumpulan Larva Pengumpulan larva dilakukan dengan melakukan survei dan penangkapan atau lokasi larva di setiap rumah dan di lingkungan sekitar rumah pada semua tempat penampungan air (TPA) seperti bak mandi, ember dan wadah non TPA seperti potongan bambu, ketiak tanaman, ban bekas, dll. Pengumpulan larva dilakukan mulai pukul 06.00 18.00 WIB. Larva dikumpulkan dari setiap wadah menggunakan pipet plastik kemudian dimasukkan ke dalam plastik bening ukuran 15x4 cm dan diberi label keterangan untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. 3.2.2 Identifikasi Larva Identifikasi spesies Aedes spp. dilakukan di laboratorium dengan pengamatan di bawah mikroskop stereo perbesaran 20x. Ciri utama morfologi larva Aedes adalah tidak berkaki, bentuk dadanya lebih lebar dari kepalanya terdapat sepasang hair tuft pada anterior sifon, segmen perut terdiri atas sembilan ruas dengan batas garis yang tegas dan ruas terakhir dilengkapi dengan tabung udara (sifon) berbentuk silinder. Kunci identifikasi spesies larva menggunakan pedoman Hadi & Koesharto (2006) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

description

mjdjdjtdjtdgdjcj

Transcript of mgv cgjchjchkckhchckhchjcnmcngcgxgxghjcmhchcmhc

Page 1: mgv cgjchjchkckhchckhchjcnmcngcgxgxghjcmhchcmhc

21

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di lapangan dan laboratorium. Pengambilan

sampel larva nyamuk dilakukan di RW 03 (RT 02, 04, 06); RW 04 (RT 01, 02,

04) Kelurahan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dengan target

minimal 30 sampel rumah untuk setiap RT. Adapun untuk identifikasi jenis larva

dilakukan di Laboratorium Entomologi, FKH IPB. Waktu Penelitian berlangsung

sejak bulan Desember 2010 hingga Maret 2011.

3.2 Pengamatan Larva

3.2.1 Pengumpulan Larva

Pengumpulan larva dilakukan dengan melakukan survei dan penangkapan

atau lokasi larva di setiap rumah dan di lingkungan sekitar rumah pada semua

tempat penampungan air (TPA) seperti bak mandi, ember dan wadah non TPA

seperti potongan bambu, ketiak tanaman, ban bekas, dll. Pengumpulan larva

dilakukan mulai pukul 06.00 – 18.00 WIB. Larva dikumpulkan dari setiap wadah

menggunakan pipet plastik kemudian dimasukkan ke dalam plastik bening ukuran

15x4 cm dan diberi label keterangan untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium

untuk diidentifikasi.

3.2.2 Identifikasi Larva

Identifikasi spesies Aedes spp. dilakukan di laboratorium dengan

pengamatan di bawah mikroskop stereo perbesaran 20x. Ciri utama morfologi

larva Aedes adalah tidak berkaki, bentuk dadanya lebih lebar dari kepalanya

terdapat sepasang hair tuft pada anterior sifon, segmen perut terdiri atas sembilan

ruas dengan batas garis yang tegas dan ruas terakhir dilengkapi dengan tabung

udara (sifon) berbentuk silinder. Kunci identifikasi spesies larva menggunakan

pedoman Hadi & Koesharto (2006) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Page 2: mgv cgjchjchkckhchckhchjcnmcngcgxgxghjcmhchcmhc

22

(A) (B)

Gambar 2 Comb scales larva Ae. aegypti berbentuk trisula (A) dan Ae. albopictus

berbentuk gerigi halus atau fringe (B) (Hadi & Koesharto, 2006)

3.2.3 Pengukuran Indeks Larva

Data larva yang telah terkumpul sejak bulan Desember 2010-Maret 2011

selanjutnya ditabulasi kemudian digolongkan pada setiap kategori jenis, bahan

dan warna wadah untuk selanjutnya dihitung dengan rumus-rumus pengukuran

CI, HI dan BI.

3.2.4 Pengumpulan Data Sekunder

Data curah hujan dan suhu di Kota Bogor pada saat pengambilan sampel,

diambil dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun

Pengamatan Darmaga. Data cuaca dari lembaga ini telah mencakup wilayah

Kota Bogor termasuk wilayah Kelurahan Pasir Kuda.

3.3 Analisis Data

3.3.1 Analisis Kepadatan Larva

Jumlah populasi larva Ae. aegypti dan Ae. albopictus dari setiap sampel

digunakan untuk perhitungan data angka kepadatan larva. Analisis data

kepadatan larva meliputi Container index (CI), House Index (HI) dan Breteau

Index (BI) mengikuti formula perhitungan yang digunakan oleh Hadi et al. (2008)

sebagai berikut:

Container Index (CI)

x 100%

House Index (HI)

x 100%

B

Page 3: mgv cgjchjchkckhchckhchjcnmcngcgxgxghjcmhchcmhc

23

Breteau Index (BI)

x 100%

Data indeks larva selama pengamatan disajikan dalam bentuk grafik

poligon, sedangkan jenis, bahan dan warna wadah disajikan berdampingan dengan

data indeks larva dalam bentuk histogram. Menurut kategori WHO (1972)

kepadatan populasi nyamuk (Density Figure, DF) diperoleh dari gabungan dari

HI, CI dan BI dinyatakan dalam skala 1-9 (Tabel 1), dengan 3 kategori yaitu

DF=1: kepadatan rendah, DF= 2-5: kepadatan sedang dan DF= 6-9: kepadatan

tinggi.

Tabel 1 Kepadatan populasi larva nyamuk menurut WHO 1972

Tingkat

kepadatan

House

Index

Container

Index

Breteau

Index

1 1-3 1–2 1–4

2 4-7 3–5 5–9

3 8–17 6–9 10–19

4 18–28 10–14 20–34

5 29–37 15–20 35–49

6 38–49 21–27 50–74

7 50–59 28–31 75–99

8 60–76 32–40 100–199

9 77 + 41 + 200 +

3.3.2 Analisis Korelasi Kepadatan Larva dengan cuaca

Angka CI yang didapat pada bulan Desember 2010 hingga Maret 2011

selanjutnya dihubungkan dengan data indeks curah hujan dan suhu pada selang

waktu yang sama dengan menggunakan uji korelasi.