MFI Vol 12 2 (08)

15
TUMBUHAN OBAT UNTUK KESEHATAN REPRODUKSI DI KECAMATAN KUATNANA KABUPATEN TTS MEDICINAL PLANTS FOR REPRODUCTION HEALTH AT KUATNANA SUBDISTRICT, TTS REGENCY 1) *Malo M. **Sabuna Ch. A. **Ngginak James 1) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Jl. Adisucipto, Oesapa,Kupang NTT. PO BOX 147 Ponsel. +6282236331421 e-Mail. [email protected] * Email : [email protected] Abstrak Tumbuhan obat merupakan salah satu keanekaragaman hayati nusantara yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.Pemanfaatan jenis tumbuhan obat merupakan salah satu kebiasaan masyarakat karena tumbuhan obat bersifat alami dari pada penggunaan obat modern.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi Di Kecamatan Kuatnana Kabupaten TTS. Penelitian ini juga menyajikan cara pengolahan, serta penyakit yang sudah pernah disembuhkan dengan menggunakan tumbuhan obat oleh masyarakat setempat. Penelitian dilakukan di Desa Lakat, Desa Tetaf dan Desa Naukae Kecamatan Kuatnana kabupaten TTS pada tanggal 28 Februari sampai 28 Maret 2017.Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dalam bentuk tabel dan gambar.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketiga desa yaitu Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae terdapat 20 jenis tumbuhan obat yang digunakan yaitu : Asam, Bawang putih, Beligo, damar putih, faloak, Halia, Jambu biji putih, Kabesak/ Pilang, Kemangi, Kemiri, Kelapa, Kunyit, Srikaya, Pinang, Cemara, Pisang, Jambu biji merah, Masi, Makuah, Timu. Organ tumbuhan yang digunakan yaitu akar, umbi, rimpang, batang, kulit, daun, biji, dan buah. Cara pengolahannya yaitu direbus, dikunyah, rendam dan ditumbuk.Sedangkan penyakit yang sudah pernah disembuhkan yaitu kencing batu, kanker vagina, kencing nanah, dan keputihan.Pekaran, kebun dan hutan merupakan area ditemukannya sebaran tumbuhan obat. Kata kunci :JenisTumbuhanObat, Organ Tumbuhan, obat, Senyawaaktif, Cara pengolahan Abstract Medicinal plant is one of archipelago biodiversity which inseparable from the existence of society. The utilization of medicinal plant species is one of society’s habits because medicinal plant has more natural feature than the utilization of modern medicine. The study is aimed to know the species of medicinal plant for reproduction health at Kuatnana Subdistrict, TTS Regency. The study also presents the processing methods and diseases that have been cured by using the medicinal plant by the local people. The study is conducted at Lakat Village, Tetaf Village, and Naukae Village, Kuatnana Subdistrict, TTS Regency on February, 28 t until March, 28, 2017. The data is analyzed through qualitative descriptive method in the form of table and pictures. The data collection is done by observation technique. Based on the result of research that is conducted at the three villages which are Lakat Village, Tetaf Village, and Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2 1233

Transcript of MFI Vol 12 2 (08)

Page 1: MFI Vol 12 2 (08)

menggunakan Balanced Scorecard

untuk menunjang peningkatan kinerja.

2. Dalam meningkatan pengetahuan dan

kemampuan karyawan sesuai dengan

perkembangan jaman, Direktur RS

Islam Sultan Agung perlu berkoordinasi

dengan pihak manajemen Instalasi

Farmasi untuk memperbanyak acara

pelatihan dan seminar serta workshop

pendidikan untuk karyawan.

3. Bagi peneliti lain apabila berminat

mengambil topik yang sama dan di

IFRS yang sama, hasil ini dapat menjadi

refrensi pembanding. Tetapi penulis

memberi saran agar waktu pembagian

dan pengisian kuesioner usahakan

didampingi satu persatu agar hasil lebih

valid.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Kurniawan 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Pembaharuan

Azwar, S., 1999, Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar, Jakarta.

Iveta, G., 2012, Human Resources Key Per-formance Indikators, Journal Of Competitive-ness, 4 (1):177-128. Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YKPN : Yogyakarta.

Kaplan R.S. dan Norton, D.P.1996. Balanced Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Terjemahan, Jakarta : Erlangga.

Kaplan, R.S dan Norton, D.P. 2001.The Strategy Focused Organization.

How Balanced Scorecard Companies Thrive In the New Business Environment. Horold Business School Publishing Corporation. Boston.

Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YKPN : Yogyakarta.

Menari, Y.G dan Wyin, S.I. 2013. Pengukuran Kinerja Dengan Konsep Balanced Scorecard Pada Rumah Sakit Umum Parama Sidhi Singaraja. Jurusan Akuntansi Program S1, Falkutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha.

Sambodo dan Kurniawati D., 2007. Analisis Kinerja Instalasi Farmasi RSUD Djojonegoro Temanggung dengan Pendekatan Balanced Scorecard. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Sinungan, M., 1996, Produktivitas, Apa dan Bagaimana, ed.3, Bina Aksara, Jakarta.

Siregar, C.J.P., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori Dan Penerapan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sulistyaningrum, I.H. Satibi., Andayani, T.M., 2013, Analisis Kinerja Instalasi Farmasi RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak dengan Pendekatan Balanced Scorecard, MFF,17(3):83-90

Wahyuni, E., Tomo, H.S., Tangkilisan H.N.S. 2004, Balanced Scorecard untuk Manajemen Publik, YPAPI, Yogyakarta.

Wulandary Aprilia., 2012, Evaluasi Kinerja Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Haji Jakarta dengan Tolok Ukur Metode Balanced Scorecard Tahun 2010-2011, Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.

TUMBUHAN OBAT UNTUK KESEHATAN REPRODUKSI DI KECAMATAN KUATNANA KABUPATEN TTS

MEDICINAL PLANTS FOR REPRODUCTION HEALTH AT KUATNANA

SUBDISTRICT, TTS REGENCY

1)*Malo M. **Sabuna Ch. A. **Ngginak James

1)Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Jl. Adisucipto, Oesapa,Kupang – NTT. PO BOX 147

Ponsel. +6282236331421 e-Mail. [email protected] * Email : [email protected]

Abstrak

Tumbuhan obat merupakan salah satu keanekaragaman hayati nusantara yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.Pemanfaatan jenis tumbuhan obat merupakan salah satu kebiasaan masyarakat karena tumbuhan obat bersifat alami dari pada penggunaan obat modern.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Jenis Tumbuhan Obat untuk Kesehatan Reproduksi Di Kecamatan Kuatnana Kabupaten TTS. Penelitian ini juga menyajikan cara pengolahan, serta penyakit yang sudah pernah disembuhkan dengan menggunakan tumbuhan obat oleh masyarakat setempat. Penelitian dilakukan di Desa Lakat, Desa Tetaf dan Desa Naukae Kecamatan Kuatnana kabupaten TTS pada tanggal 28 Februari sampai 28 Maret 2017.Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dalam bentuk tabel dan gambar.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketiga desa yaitu Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae terdapat 20 jenis tumbuhan obat yang digunakan yaitu : Asam, Bawang putih, Beligo, damar putih, faloak, Halia, Jambu biji putih, Kabesak/ Pilang, Kemangi, Kemiri, Kelapa, Kunyit, Srikaya, Pinang, Cemara, Pisang, Jambu biji merah, Masi, Makuah, Timu. Organ tumbuhan yang digunakan yaitu akar, umbi, rimpang, batang, kulit, daun, biji, dan buah. Cara pengolahannya yaitu direbus, dikunyah, rendam dan ditumbuk.Sedangkan penyakit yang sudah pernah disembuhkan yaitu kencing batu, kanker vagina, kencing nanah, dan keputihan.Pekaran, kebun dan hutan merupakan area ditemukannya sebaran tumbuhan obat. Kata kunci :JenisTumbuhanObat, Organ Tumbuhan, obat, Senyawaaktif, Cara pengolahan

Abstract Medicinal plant is one of archipelago biodiversity which inseparable from the existence of society. The utilization of medicinal plant species is one of society’s habits because medicinal plant has more natural feature than the utilization of modern medicine. The study is aimed to know the species of medicinal plant for reproduction health at Kuatnana Subdistrict, TTS Regency. The study also presents the processing methods and diseases that have been cured by using the medicinal plant by the local people. The study is conducted at Lakat Village, Tetaf Village, and Naukae Village, Kuatnana Subdistrict, TTS Regency on February, 28t until March, 28, 2017. The data is analyzed through qualitative descriptive method in the form of table and pictures. The data collection is done by observation technique. Based on the result of research that is conducted at the three villages which are Lakat Village, Tetaf Village, and

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1233

Page 2: MFI Vol 12 2 (08)

Naukae Village, it has 20 species of used medicinal plant which are: tamarind, garlic, wax gourd, white resin, faloak (sterculia comosa wallich), ginger, white guava, kabesak/pilang (vachellia leucophloea), basil, candlenut, coconut, turmeric, custard apple, pinang/betel nut (areca catechu), pine, banana, red guava, Masi, Makuah, Timu. The used plant organs are root, tuber, rhizome, stalk, bark, leaf, seed, and fruit. The methods of processing are boiled, chewed, soaked and crushed. Moreover, the diseases that have been cured are kidney stone, vaginal cancer, gonorrhea, and vaginal discharge. The yard, gardens, and forest are the areas of discovery which are the spread of medicinal plants. Key Words : Medicinal Plant Species, Plant Organ, Medicine, Active Compound, Processing Method. PENDAHULUAN

Tumbuhan obat merupakan salah

satu keanekaragaman hayati nusantara

yang tidak terpisahkan dari kehidupan

masyarakat. Sejak dahulu, nenek moyang

telah menggunakan tumbuhan obat sebagai

ramuan obat herbal untuk mencegah

berbagai penyakit. Pada umumnya khasiat

tumbuhan obat didasarkan pada

pengalaman pengguna. Pemahaman

masyarakat mengenai tumbuhan obat telah

berkembang dan masyarakat mulai

memahami bahwa sejauh ini penggunaan

tumbuhan obat lebih aman dibandingkan

dengan obat modern. Adapun beberapa

senyawa aktif yang terkandung dalam

tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin,

flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid

yang baik untuk kesehatan manusia.

Tumbuhan obat disamping memiliki khasiat

untuk kesehatan manusia juga memiliki

kontribusi dalam biodiversitas hutan

(Naemah, 2012).

Kecamatan Kuatnana yang

terletak di Timor Tengah Selatan Nusa

Tenggara Timur (NTT) memiliki

biodiversitas tumbuhan obat. Masyarakat

pada umumnya memanfaatkan berbagai

jenis tumbuhan obat di sekitar pekarangan

ada juga yang diperoleh dari dalam hutan.

Penelitian dilakukan di tiga desa yaitu

Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa

Naukae. Penelitian dilaksanakan di ke-3

desa tersebut karena secara geografis ke-

3 desa ini jauh dari rumah sakit, adanya

ketersediaan tumbuhan obat serta

kebiasaan masyarakat setempat dalam

menggunakan tumbuhan obat. Pada

umumnya masyarakat setempat

memanfaatkan khasiat dari tumbuhan

obat untuk mengobati berbagai penyakit

yang diderita diantaranya penyakit pada

organ reproduksi. Penyakit - penyakit

yang menyerang organ reproduksi yaitu

sipilis, kanker serviks, keputihan dan

infeksivagina.Kesehatan reproduksi tidak

hanya sebatas belajar tentang penyakit

reproduksi namun mencakup fungsi

normal dan kondisi sehat sistem

reproduksi manusia.Kesehatan reproduksi

menurut WHO (World Health

Organizations) adalah suatu keadaan fisik,

mental dan sosial yang utuh tidak hanya

bebas dari penyakit tetapi berhubungan

dengan fungsi normal sistem reproduksi.

Kesehatan reproduksi bisa terganggu

karena disebabkan oleh virus, bakteri dan

pola hidup yang tidak seimbang. Sejauh

ini inventarisasi tumbuhan obat di ke-3

desa tersebut terkait dengan manfaatnya

belum terdata dengan baik. Berdasarkan

uraian diatas maka peneliti melakukan

penelitian dengan judul : Tumbuhan Obat

Untuk Kesehatan Reproduksi Di

Kecamatan Kuatnana Kabupaten TTS

METODE PENELITIAN

Penelitianinidilakukandi Desa

Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae

KecamatanKuatnana, Kabupaten Timor

Tengah Selatan pada tanggal 20

Februarisampai tanggal 20 Marettahun

2017. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan

kondisi objek penelitian sesuai dengan

keadaan yang ditemukan atau diamati di

lapangan

Alat dan Bahan: Peralatan yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain : Alat tulis

dan buku untuk mencatat

informasi,Kamera untuk memotret

spesimen tumbuhan yang ditemukan di

lokasi penelitian, buku Ensiklopedia

Tanaman Obat Indonesia oleh Dalimartha

(2008). Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah spesimen tumbuhan

obat yang ditemukan di lokasi penelitian,

kantong plastik untuk mengisi sampel.

Teknik pengumpulan data yaitu observasi

dan wawancara yang dilakukan melalui

beberapa tahapan kerja yaitu : a)

Mempersiapkan alat dan bahan yang

digunakan dalam penelitian. b) Observasi

yaitu observasi atau pengamatan awal

lokasi penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran umum tentang

lokasi penelitian. c) Dokumentasi yaitu

Setiap tumbuhan yang ditemukan dipotret

untuk didokumentasikan, kemudian dicatat

namanya. d) Penentuan informan :

Penentuan informan adalah penentuan

orang-orang yang memberikan berbagai

informasi yang diperlukan selama proses

penelitian. Dalam menentukan informan

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

purposive sampling dengan kriteria sebagai

berikut :

a. Informan memahami tentang

pemanfaatan dan pelestarian tanaman

obat.

b. Informan yang pernah dan sedang

memanfaatkan tanaman obat.

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1234

Page 3: MFI Vol 12 2 (08)

Naukae Village, it has 20 species of used medicinal plant which are: tamarind, garlic, wax gourd, white resin, faloak (sterculia comosa wallich), ginger, white guava, kabesak/pilang (vachellia leucophloea), basil, candlenut, coconut, turmeric, custard apple, pinang/betel nut (areca catechu), pine, banana, red guava, Masi, Makuah, Timu. The used plant organs are root, tuber, rhizome, stalk, bark, leaf, seed, and fruit. The methods of processing are boiled, chewed, soaked and crushed. Moreover, the diseases that have been cured are kidney stone, vaginal cancer, gonorrhea, and vaginal discharge. The yard, gardens, and forest are the areas of discovery which are the spread of medicinal plants. Key Words : Medicinal Plant Species, Plant Organ, Medicine, Active Compound, Processing Method. PENDAHULUAN

Tumbuhan obat merupakan salah

satu keanekaragaman hayati nusantara

yang tidak terpisahkan dari kehidupan

masyarakat. Sejak dahulu, nenek moyang

telah menggunakan tumbuhan obat sebagai

ramuan obat herbal untuk mencegah

berbagai penyakit. Pada umumnya khasiat

tumbuhan obat didasarkan pada

pengalaman pengguna. Pemahaman

masyarakat mengenai tumbuhan obat telah

berkembang dan masyarakat mulai

memahami bahwa sejauh ini penggunaan

tumbuhan obat lebih aman dibandingkan

dengan obat modern. Adapun beberapa

senyawa aktif yang terkandung dalam

tumbuhan obat yaitu atsiri, kurkumin,

flavonoid, antosianin, tannin serta alkaloid

yang baik untuk kesehatan manusia.

Tumbuhan obat disamping memiliki khasiat

untuk kesehatan manusia juga memiliki

kontribusi dalam biodiversitas hutan

(Naemah, 2012).

Kecamatan Kuatnana yang

terletak di Timor Tengah Selatan Nusa

Tenggara Timur (NTT) memiliki

biodiversitas tumbuhan obat. Masyarakat

pada umumnya memanfaatkan berbagai

jenis tumbuhan obat di sekitar pekarangan

ada juga yang diperoleh dari dalam hutan.

Penelitian dilakukan di tiga desa yaitu

Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa

Naukae. Penelitian dilaksanakan di ke-3

desa tersebut karena secara geografis ke-

3 desa ini jauh dari rumah sakit, adanya

ketersediaan tumbuhan obat serta

kebiasaan masyarakat setempat dalam

menggunakan tumbuhan obat. Pada

umumnya masyarakat setempat

memanfaatkan khasiat dari tumbuhan

obat untuk mengobati berbagai penyakit

yang diderita diantaranya penyakit pada

organ reproduksi. Penyakit - penyakit

yang menyerang organ reproduksi yaitu

sipilis, kanker serviks, keputihan dan

infeksivagina.Kesehatan reproduksi tidak

hanya sebatas belajar tentang penyakit

reproduksi namun mencakup fungsi

normal dan kondisi sehat sistem

reproduksi manusia.Kesehatan reproduksi

menurut WHO (World Health

Organizations) adalah suatu keadaan fisik,

mental dan sosial yang utuh tidak hanya

bebas dari penyakit tetapi berhubungan

dengan fungsi normal sistem reproduksi.

Kesehatan reproduksi bisa terganggu

karena disebabkan oleh virus, bakteri dan

pola hidup yang tidak seimbang. Sejauh

ini inventarisasi tumbuhan obat di ke-3

desa tersebut terkait dengan manfaatnya

belum terdata dengan baik. Berdasarkan

uraian diatas maka peneliti melakukan

penelitian dengan judul : Tumbuhan Obat

Untuk Kesehatan Reproduksi Di

Kecamatan Kuatnana Kabupaten TTS

METODE PENELITIAN

Penelitianinidilakukandi Desa

Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae

KecamatanKuatnana, Kabupaten Timor

Tengah Selatan pada tanggal 20

Februarisampai tanggal 20 Marettahun

2017. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan

kondisi objek penelitian sesuai dengan

keadaan yang ditemukan atau diamati di

lapangan

Alat dan Bahan: Peralatan yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain : Alat tulis

dan buku untuk mencatat

informasi,Kamera untuk memotret

spesimen tumbuhan yang ditemukan di

lokasi penelitian, buku Ensiklopedia

Tanaman Obat Indonesia oleh Dalimartha

(2008). Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah spesimen tumbuhan

obat yang ditemukan di lokasi penelitian,

kantong plastik untuk mengisi sampel.

Teknik pengumpulan data yaitu observasi

dan wawancara yang dilakukan melalui

beberapa tahapan kerja yaitu : a)

Mempersiapkan alat dan bahan yang

digunakan dalam penelitian. b) Observasi

yaitu observasi atau pengamatan awal

lokasi penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran umum tentang

lokasi penelitian. c) Dokumentasi yaitu

Setiap tumbuhan yang ditemukan dipotret

untuk didokumentasikan, kemudian dicatat

namanya. d) Penentuan informan :

Penentuan informan adalah penentuan

orang-orang yang memberikan berbagai

informasi yang diperlukan selama proses

penelitian. Dalam menentukan informan

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

purposive sampling dengan kriteria sebagai

berikut :

a. Informan memahami tentang

pemanfaatan dan pelestarian tanaman

obat.

b. Informan yang pernah dan sedang

memanfaatkan tanaman obat.

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1235

Page 4: MFI Vol 12 2 (08)

c. Informan dapat memberikan

informasi yang tepat terhadap

pemanfaatan tanaman obat.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka

yang menjadi informan dalam penelitian

yaitu tokoh masyarakat, dokter kampung,

dan pasien yang biasa menggunakan

tumbuhan obat dalam mengatasi masalah

kesehatan reproduksi. Responden

Tokoh masyarakat = 10 orang

Dokter kampung = 10 orang

Pasien = 10 orang

Jumlah keseluruhan responden = 30 orang

Analisis data dilakukan secara deskriptif

kualitatif dalam bentuk tabel dan gambar.

berpedoman pada buku tanaman obat

Indonesia oleh Dalimartha (2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Kuatnana adalah salah

satu wilayah yang terletak di Kabupaten

Timor Tengah Selatan. Di Kecamatan

Kuatnana terdiri dari 8 desa, dan dari ke 8

desa tersebut ada 3 desa yang dipilih untuk

tempat penelitian yaitu Desa Lakat, Desa

Tetaf, Desa Naukae. Desa Lakat memiliki

luas wilayah 17 Km2, yang terbagi atas 4

Dusun, 14 Rukun Warga (RW), dan 30

Rukun Tetangga (RT). Desa Tetaf

memiliki las wilayah 29,2 km2, yang

terbagi atas 3 Dusun, 9 Rukun Warga

(RW), dan 30 Rukun Tetangga (RT). Desa

Naukae memiliki luas wilayah 1600 Ha,

yang terbagi atas 3 Dusun,6 Rukun Warga

(RW), dan 12 Rukun Tetangga (RT).

JenisTumbuhan Berkhasiat Obat yang Teridentifikasi di Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae.

Jenis tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan di Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae dapat dilihat pada tabel satu dibawah ini :

Tabel 1. Jenis tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan di Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae.

No Nama Umum Nama Lokal Nama Ilmiah Organ yang digunakan

1 Asam Kiu Tamarindus indica L. Kulit 2 Srikaya Ata Annona squa mosa Kulit 3 Kabesak/ pilang Besa Acacia lecophloea Kulit 4 Bawang Putih Pio muti Allium sativum L Umbi 5 Damar merah Pauk ton Jatropha gossypifolia L. Kulit 6 Jambu biji merah Koi me Psidium gujava L Pucuk Daun 7 Kelapa Noah Cocos nucifera Linn. Buah 8 Kunyit Huki Curcuma longa L Umbi 9 Kemiri Fenu Aleurite moluccana L.Willd Biji 10 Kemangi Tonene Ocimum basilicum L Daun 11 Pisang Uki Musa paradisiaca L Akar 12 Faloak Flolo Sterculia comosa Kulit 13 Beligo Bokfane Benincasa hipsida Buah 14 Cemara /pinus Ayo Casuarina Sp Daun 15 Halia Naye Zingeber officinale umbi 16 Jambu biji putih Koi muti Psidium gujava L Pucuk Daun 17 Pinang Puah Areca catechu Buah

18 Masi Daun 19 Timu Daun 20 Makuah Daun

Dari hasil penelitian yang

dilakukan diketiga desa, ditemukan 20

jenis tumbuhan berkhasiat obat yang

digunakan oleh dokter kampung dalam

menyembuhkan penyakit. Jenis – jenis

tumbuhan obat tersebut yaitu:Asam,

Bawang putih, Beligo, Damar merah,

faloak, Halia (Zingeber officinale), Jambu

biji putih (Psidium guajava L), Kabesak/

Pilang (Acacia Leophoea), Kemangi

(Ocimum basilicum L), Kemiri (Aleurite

moluccana L. Willd ), Kelapa (Cocos

nucifera Linn),Kunyit (Curcuma longa L),

Srikaya (Annona squamosa), Pinang

(Areca catechu), cemara (Casuarina

equisetifolia), Pisang (Musa paradisiaca

L), Jambu biji merah (Psidium guajava

L), Makuah, Masih, dan Timu.

Jenis tumbuhan yang berkhasiat

obat tersebut ada yang termasuk dalam

golongan perdu, rumput-rumputan, terna

maupun umbi-umbian dan rimpang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan

dokter kampung dan para pasien, ada

beberapa alasan mengapa tumbuhan obat

dimanfaatkan dan dilestarikan yaitu karena

ketiga Desa tersebut masih menggunakan

tumbuhan obat sampai sekarang, mudah

dijangkau baik harga maupun

ketersediaannya, tidak terlalu

menyebabkan efek samping, jarak

penduduk ke rumah sakit yang jauh.

Hasil wawancara juga menunjukan

masih ada tumbuhan yang belum

teridentifikasi saat peneliti melakukan

penelitian di Desa Lakat, Desa Tetaf dan

Desa Nauke yaitu tumbuhan Makuah,

Masi, dan Timu. Dokter kampong sebagai

informan tidak dapat menejelaskan lebih

jauh terkait ketiga jenis tumbuhan obat

dalam bahasa Indonesia. Sehingga dapat di

simpulkan bahwa ada rahasia tertentu

terkait tumbuhan obat yang tidak dapat

dijelaskan oleh dokter kampung.Namun

mereka mengetahui bahwa jenis tumbuhan

tersebut memiliki khasiat tertentu yang

dapat digunakan untuk menyembukan

penyakit.

Dalam proses pengelolaan dan

pemanfaatan tumbuhan obat, bagian atau

oran tumbuhan tertentu diambil untuk

dibuat ramuan obat herbal seperti akar,

daun, buah, kulit, umbi, dan biji. Untuk

mengetahui frekuensi perbedaan

penggunaan berbagai organ tumbuhan

yang berkhasiat obat maka dapat dilihat

pada diagram dua dibawah ini.

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1236

Page 5: MFI Vol 12 2 (08)

c. Informan dapat memberikan

informasi yang tepat terhadap

pemanfaatan tanaman obat.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka

yang menjadi informan dalam penelitian

yaitu tokoh masyarakat, dokter kampung,

dan pasien yang biasa menggunakan

tumbuhan obat dalam mengatasi masalah

kesehatan reproduksi. Responden

Tokoh masyarakat = 10 orang

Dokter kampung = 10 orang

Pasien = 10 orang

Jumlah keseluruhan responden = 30 orang

Analisis data dilakukan secara deskriptif

kualitatif dalam bentuk tabel dan gambar.

berpedoman pada buku tanaman obat

Indonesia oleh Dalimartha (2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kecamatan Kuatnana adalah salah

satu wilayah yang terletak di Kabupaten

Timor Tengah Selatan. Di Kecamatan

Kuatnana terdiri dari 8 desa, dan dari ke 8

desa tersebut ada 3 desa yang dipilih untuk

tempat penelitian yaitu Desa Lakat, Desa

Tetaf, Desa Naukae. Desa Lakat memiliki

luas wilayah 17 Km2, yang terbagi atas 4

Dusun, 14 Rukun Warga (RW), dan 30

Rukun Tetangga (RT). Desa Tetaf

memiliki las wilayah 29,2 km2, yang

terbagi atas 3 Dusun, 9 Rukun Warga

(RW), dan 30 Rukun Tetangga (RT). Desa

Naukae memiliki luas wilayah 1600 Ha,

yang terbagi atas 3 Dusun,6 Rukun Warga

(RW), dan 12 Rukun Tetangga (RT).

JenisTumbuhan Berkhasiat Obat yang Teridentifikasi di Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae.

Jenis tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan di Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae dapat dilihat pada tabel satu dibawah ini :

Tabel 1. Jenis tumbuhan berkhasiat obat yang ditemukan di Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukae.

No Nama Umum Nama Lokal Nama Ilmiah Organ yang digunakan

1 Asam Kiu Tamarindus indica L. Kulit 2 Srikaya Ata Annona squa mosa Kulit 3 Kabesak/ pilang Besa Acacia lecophloea Kulit 4 Bawang Putih Pio muti Allium sativum L Umbi 5 Damar merah Pauk ton Jatropha gossypifolia L. Kulit 6 Jambu biji merah Koi me Psidium gujava L Pucuk Daun 7 Kelapa Noah Cocos nucifera Linn. Buah 8 Kunyit Huki Curcuma longa L Umbi 9 Kemiri Fenu Aleurite moluccana L.Willd Biji 10 Kemangi Tonene Ocimum basilicum L Daun 11 Pisang Uki Musa paradisiaca L Akar 12 Faloak Flolo Sterculia comosa Kulit 13 Beligo Bokfane Benincasa hipsida Buah 14 Cemara /pinus Ayo Casuarina Sp Daun 15 Halia Naye Zingeber officinale umbi 16 Jambu biji putih Koi muti Psidium gujava L Pucuk Daun 17 Pinang Puah Areca catechu Buah

18 Masi Daun 19 Timu Daun 20 Makuah Daun

Dari hasil penelitian yang

dilakukan diketiga desa, ditemukan 20

jenis tumbuhan berkhasiat obat yang

digunakan oleh dokter kampung dalam

menyembuhkan penyakit. Jenis – jenis

tumbuhan obat tersebut yaitu:Asam,

Bawang putih, Beligo, Damar merah,

faloak, Halia (Zingeber officinale), Jambu

biji putih (Psidium guajava L), Kabesak/

Pilang (Acacia Leophoea), Kemangi

(Ocimum basilicum L), Kemiri (Aleurite

moluccana L. Willd ), Kelapa (Cocos

nucifera Linn),Kunyit (Curcuma longa L),

Srikaya (Annona squamosa), Pinang

(Areca catechu), cemara (Casuarina

equisetifolia), Pisang (Musa paradisiaca

L), Jambu biji merah (Psidium guajava

L), Makuah, Masih, dan Timu.

Jenis tumbuhan yang berkhasiat

obat tersebut ada yang termasuk dalam

golongan perdu, rumput-rumputan, terna

maupun umbi-umbian dan rimpang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan

dokter kampung dan para pasien, ada

beberapa alasan mengapa tumbuhan obat

dimanfaatkan dan dilestarikan yaitu karena

ketiga Desa tersebut masih menggunakan

tumbuhan obat sampai sekarang, mudah

dijangkau baik harga maupun

ketersediaannya, tidak terlalu

menyebabkan efek samping, jarak

penduduk ke rumah sakit yang jauh.

Hasil wawancara juga menunjukan

masih ada tumbuhan yang belum

teridentifikasi saat peneliti melakukan

penelitian di Desa Lakat, Desa Tetaf dan

Desa Nauke yaitu tumbuhan Makuah,

Masi, dan Timu. Dokter kampong sebagai

informan tidak dapat menejelaskan lebih

jauh terkait ketiga jenis tumbuhan obat

dalam bahasa Indonesia. Sehingga dapat di

simpulkan bahwa ada rahasia tertentu

terkait tumbuhan obat yang tidak dapat

dijelaskan oleh dokter kampung.Namun

mereka mengetahui bahwa jenis tumbuhan

tersebut memiliki khasiat tertentu yang

dapat digunakan untuk menyembukan

penyakit.

Dalam proses pengelolaan dan

pemanfaatan tumbuhan obat, bagian atau

oran tumbuhan tertentu diambil untuk

dibuat ramuan obat herbal seperti akar,

daun, buah, kulit, umbi, dan biji. Untuk

mengetahui frekuensi perbedaan

penggunaan berbagai organ tumbuhan

yang berkhasiat obat maka dapat dilihat

pada diagram dua dibawah ini.

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1237

Page 6: MFI Vol 12 2 (08)

(Data Penelitian 2017)

Gambar 1. Bagian organ tumbuhan yang digunakan sebagai obat Keterangan: Y= Jumlah Frekuensi/ Jenis Tumbuhan X= Organ Tumbuhan

Berdasarkan Gambar 1. diketahui bahwa bagian tumbuhan yang digunakan adalah

daun, akar, kulit, buah, biji, umbi. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu

daun.Hal ini disebabkan karena daun menghasilkan senyawa metabolik sekunder penting

untuk kesehatan manusia. Menurut Arisandi dan Andriani (2009), Senyawa aktif yang

terkandung pada daun, yaitu saponin, flavonoida, tannin, polifenol, alkaloida hipaforin,

trigonelin, asam silikat, vitamin A, B dan C, polifenol, minyak atsiri, gula pereduksi, garam-

garam mineral, lemak, kalim, alkaloid, dammar, momordisin, karantin, asam trikosanik,

resin, asam resinat, amylodextrin, dan pikrin. Daun juga muda diproses sebagai obat

dibandingkan dengan organ tumbuhan lain.

Adapun jenis tumbuhan obat yang proses pengolahan dengan menggunakan organ

daun adalah tumbuhan obat jamu biji merah, kemangi, cemara, masi, timu, makuah, dan

jambu biji putih, akar yaitu jenis tumbuhan obat pisang,umbiyaitu jenis tumbuhan obat

bawang putih, kunyit dan halia,kulit yaitujenis tumbuhan obat asam, srikaya, kabesak atau

pilang, damar merah, dan faloak, Biji yaitu jenis tumbuhn obat kemiri, buah yaitu jenis

tumbuhan obat beligo, pinang, dan kelapa.

Cara Pengolahan Tumbuhan Berkhasiat Obat serta Jenis Penyakit yangdapat

Disembuhkan.

Penerapan pemanfaatan tumbuhan obat untuk berbagai macam penyakit reproduksi

memiliki prosedur atau kombinasi ramuan tersendiri. Kombinasi ramuan tumbuhan yang

berkhasiat obat serta jenis penyakit yang dapat disembuhkan di Desa Lakat, Desa Tetaf, dan

Desa Naukae dapat dilihat pada tabel dua di bawah ini :

0

2

4

6

8

Daun Buah Kulit Umbi Akar Biji

Jum

lah

orga

n je

nis

tum

buha

n

Y

X Organ yang digunakan

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1238

Page 7: MFI Vol 12 2 (08)

(Data Penelitian 2017)

Gambar 1. Bagian organ tumbuhan yang digunakan sebagai obat Keterangan: Y= Jumlah Frekuensi/ Jenis Tumbuhan X= Organ Tumbuhan

Berdasarkan Gambar 1. diketahui bahwa bagian tumbuhan yang digunakan adalah

daun, akar, kulit, buah, biji, umbi. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu

daun.Hal ini disebabkan karena daun menghasilkan senyawa metabolik sekunder penting

untuk kesehatan manusia. Menurut Arisandi dan Andriani (2009), Senyawa aktif yang

terkandung pada daun, yaitu saponin, flavonoida, tannin, polifenol, alkaloida hipaforin,

trigonelin, asam silikat, vitamin A, B dan C, polifenol, minyak atsiri, gula pereduksi, garam-

garam mineral, lemak, kalim, alkaloid, dammar, momordisin, karantin, asam trikosanik,

resin, asam resinat, amylodextrin, dan pikrin. Daun juga muda diproses sebagai obat

dibandingkan dengan organ tumbuhan lain.

Adapun jenis tumbuhan obat yang proses pengolahan dengan menggunakan organ

daun adalah tumbuhan obat jamu biji merah, kemangi, cemara, masi, timu, makuah, dan

jambu biji putih, akar yaitu jenis tumbuhan obat pisang,umbiyaitu jenis tumbuhan obat

bawang putih, kunyit dan halia,kulit yaitujenis tumbuhan obat asam, srikaya, kabesak atau

pilang, damar merah, dan faloak, Biji yaitu jenis tumbuhn obat kemiri, buah yaitu jenis

tumbuhan obat beligo, pinang, dan kelapa.

Cara Pengolahan Tumbuhan Berkhasiat Obat serta Jenis Penyakit yangdapat

Disembuhkan.

Penerapan pemanfaatan tumbuhan obat untuk berbagai macam penyakit reproduksi

memiliki prosedur atau kombinasi ramuan tersendiri. Kombinasi ramuan tumbuhan yang

berkhasiat obat serta jenis penyakit yang dapat disembuhkan di Desa Lakat, Desa Tetaf, dan

Desa Naukae dapat dilihat pada tabel dua di bawah ini :

0

2

4

6

8

Daun Buah Kulit Umbi Akar Biji

Jum

lah

orga

n je

nis

tum

buha

n

Y

X Organ yang digunakan

N

o N

ama

umum

N

ama

Ilm

iah

Jum

lah

bagi

an y

ang

digu

naka

n

Jum

lah

Baha

n Ta

mba

han

Jeni

s Pe

nyak

it C

ara

peng

olah

an

Car

a pe

nggu

naan

W

aktu

pe

nggu

naan

La

ma

Peng

guna

an

1 K

abes

ak/P

ilang

Ac

acia

Le

ucop

hloe

a 3

rimpa

ng

kulit

kab

esak

Kul

it as

am 3

rim

pang

Kul

it ke

sam

bi 3

rim

pang

2 ge

las a

ir

Ber

hent

i m

elah

irkan

ta

npa

men

giku

ti K

B

Dire

bus

hing

ga

ters

isa

1 ge

las

Dim

inum

Pa

gi d

an

sore

2

hari

2 D

amar

m

erah

Ja

trop

ha

goss

ypifo

lia

L.

3 rim

pang

kul

it da

mm

ar

3

rimpa

ng k

ulit

dam

ar p

utih

3 rim

pang

ku

lit k

usam

bi

2

gela

s air

Kep

utih

an

Dire

bus

hing

ga

ters

isa

1 ge

las

Dim

inum

Pa

gi h

ari

3 ha

ri

3 B

elig

o

Beni

ncas

a hi

psid

a 1

buah

bel

igo

Air secu

cukp

nya

Kan

ker

vagi

na

Dire

ndam

B

isa

dite

mpe

l at

au b

isa

disi

ram

la

ngsu

ng.

Pagi

har

i Sa

mpa

i se

mbu

h

4 B

awan

g pu

tih

Alliu

m

sativ

um L

. 3-

4 si

ung

Dam

ar p

utih

ak

ar 3

bat

ang

Pa

la 1

bua

h

2 ge

las a

ir

K

enci

ng

dara

h

Ken

cing

na

nah

K

enci

ng

batu

Hai

d tid

ak

lanc

ar

Dire

bus

hing

ga

air

ters

isa

1 ge

las

Dim

inum

Pa

gi h

ari

3 ha

ri

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1239

Page 8: MFI Vol 12 2 (08)

No

Nam

a um

um

Nam

a Il

mia

h Ju

mla

h ba

gian

yan

g di

guna

kan

Jum

lah

Baha

n Ta

mba

han

Jeni

s Pe

nyak

it C

ara

peng

olah

an

Car

a pe

nggu

naan

W

aktu

pe

nggu

naan

La

ma

Peng

guna

an

5 Fa

loak

St

ercu

lia

com

osa

3

rimpa

ng

kulit

falo

ak

B

awan

g pu

tih

3 si

ung

B

awan

g m

erah

3 si

ung

Ken

cing

na

nah

Dire

bus

Dim

inum

Pa

gi h

ari

3 ha

ri

6 Pi

sang

M

usa

para

disia

ca

L

Aka

r pis

ang

K

ulit

lem

on

pepe

rmus

Aka

r la

bu

lilin

Kul

it ar

i tel

ur

M

inya

k ke

lapa

K

anke

r va

gina

Am

beie

n

Ditu

mbu

k D

iole

skan

Pagi

Sian

g

So

re

Sam

pai

sem

buh

7 K

elap

a M

erah

Co

cos

nuci

fera

L

1 bu

ah

ak

ar a

rbila

pupu

k te

buh

mer

ah

da

un k

eman

gi

da

un ta

duk

Ken

cing

bat

u D

irebu

s m

engu

naka

n ai

r ke

lapa

m

erah

Dim

inum

pagi

sian

g so

re

Sam

pai

sem

buh

8 K

unyi

t Cu

rcum

a lo

nga

L 4

rimpa

ng

Se

rei 3

bat

ang

B

awan

g m

erah

3 si

ung

B

awan

g pu

tih

3 si

ung

1

gela

s air

Kep

utih

an

Dire

bus

Dim

inum

Pagi

Sore

Sa

mpa

i se

mbu

h

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1240

Page 9: MFI Vol 12 2 (08)

No

Nam

a um

um

Nam

a Il

mia

h Ju

mla

h ba

gian

yan

g di

guna

kan

Jum

lah

Baha

n Ta

mba

han

Jeni

s Pe

nyak

it C

ara

peng

olah

an

Car

a pe

nggu

naan

W

aktu

pe

nggu

naan

La

ma

Peng

guna

an

9 Ja

mbu

bi

ji m

erah

Psid

ium

gu

ajav

a L

Pucu

k ja

mbu

biji

m

erah

Pu

cuk

delim

a

Air

2 ge

las

Ken

cing

da

rah

Dire

bus h

ingg

a te

rsis

a 1

gela

s

Dim

inum

Pagi

Sore

Sa

mpa

i se

mbu

h

10

Asa

m

Tam

arin

dus

indi

ca L

K

ulit

asam

A

ir 1

liter

B

erhe

nti

mel

ahirk

an

tanp

a m

engi

kuti

KB

Dire

bus

Dim

inum

Pa

gi h

ari

3 ha

ri

11

Srik

aya

An

nona

sq

uam

osa

Kul

it

K

ulit

dam

ar

mer

ah

K

ulit

dam

ar

putih

Air

3 ge

las

K

enci

ng

batu

Ken

cing

da

rah

Dire

bus

hing

ga

air

ters

isa

1 ge

las

Dim

inum

Pagi

Sian

g

So

re

Sam

pai

sem

buh

12

Kem

iri

Aleu

rite

mol

ucca

na

L.W

illd

2 bu

ah

B

ando

tan

K

ulit

srik

aya

Ken

cing

na

nah

Dik

unya

h D

itum

buk

lalu

Dire

bus

Dis

umbu

r la

nsun

g D

imin

um

Sore

har

i 1

min

ggu

13

Kem

angi

O

cim

um

basi

licum

L

Dau

n

kem

angi

Dau

n si

rih

A

ir 1

liter

K

eput

ihan

D

irebu

s D

imin

um

Pa

gi

Sa

mpa

i se

mbu

h

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1241

Page 10: MFI Vol 12 2 (08)

No

Nam

a um

um

Nam

a Il

mia

h Ju

mla

h ba

gian

yan

g di

guna

kan

Jum

lah

Baha

n Ta

mba

han

Jeni

s Pe

nyak

it C

ara

peng

olah

an

Car

a pe

nggu

naan

W

aktu

pe

nggu

naan

La

ma

Peng

guna

an

14

Jam

bu

biji

putih

Psid

ium

gua

ja

va L

Pu

cuk

4 da

un

B

unga

la

mto

ro

A

ir se

cuku

pnya

Ken

cing

da

rah

Di r

ebus

D

imin

um

Pa

gi

So

re

Sam

pai

sem

buh

15

Hal

ia

Zing

eber

of

ficin

ale

4 rim

pang

Ti

dak

ada

baha

n ta

mba

han

Kan

ker

vagi

na

diku

nyah

D

item

pel

lang

sung

pa

da

bagi

an

vagi

na

Pa

gi

si

ang

sore

Sam

pai

sem

buh

16

Jam

abu

buji

mer

ah

Psid

ium

gua

ja

va L

Pu

cuk

4 da

un

da

mar

m

erah

pucu

k 4

lem

bar d

aun

pa

lah

1 bu

ah

Ken

cing

da

rah

dire

bus

Dim

inum

pa h

ari

Sam

pai

sem

buh

17

Pina

ng

Arec

a ca

tech

u 4

rimpa

ng

Tida

k ad

a ba

haan

ta

mba

han

Kan

ker

vagi

na

Dik

unya

h D

itela

n la

ngsu

ng

Dip

agi

hari

sebe

lum

sa

rapa

n pa

gi

Sam

pai

sem

buh

18

Tim

u

K

ulit

4 rim

pang

p

ala

l

ada

cen

gkeh

b

awan

g m

erah

Ken

cing

na

nah

Dire

bus

Dim

inum

Pa

gi

sore

Sa

mpa

i se

mbu

h

19

Mak

uah

9 da

un

Baw

ang

putih

4

siun

g

kenc

ing

dara

h

kenc

ing

batu

air

2 ge

las

Dire

bus

Dim

inum

Pa

gi h

ari

Sam

pai

sem

buh

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1242

Page 11: MFI Vol 12 2 (08)

No

Nam

a um

um

Nam

a Il

mia

h Ju

mla

h ba

gian

yan

g di

guna

kan

Jum

lah

Baha

n Ta

mba

han

Jeni

s Pe

nyak

it C

ara

peng

olah

an

Car

a pe

nggu

naan

W

aktu

pe

nggu

naan

La

ma

Peng

guna

an

20

Mas

i

4 le

mba

r da

un

ga

ram

se

teng

ah

send

ok

mak

an

be

rhen

ti m

elah

irkan

ta

npa

men

giku

ti K

B

Dire

bus

Dim

inum

pagi

Sam

pai

sem

buh

(Dat

a pe

nelit

ian

2017

) Ta

ble

2.C

ara

peng

olah

an tu

mbu

han

berk

hasi

at o

bat y

ang

teri

dent

ifika

si d

i des

a La

kat,

desa

Tet

af d

an d

esa

Nau

kae

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1243

Page 12: MFI Vol 12 2 (08)

Masyarakat di Desa lakat, Desa

Tetaf dan Desa Naukae pada umumnya

memanfaatkan tumbuhan sesuai dengan

anjuran dan prosedur yang dianjurkan oleh

dokter kampung seperti jumlah bagian

yang digunakan, jumlah bahan tambahan,

jenis penyakit, cara penggunaan, cara

pengolahan dan waktu penggunaan.

Umumnya pemanfaatan tumbuhan

obat diproses dengan cara direbus,

ditumbuk, dan langsung dikonsumsi.

Untuk lebih jelas mengetahui tentang

frekuensi proses atau pengolahan

tumbuhan yang berkhasiat obat maka dapat

dilihat pada Gambar 2. dibawah ini :

Gambar 2. Cara pengolahan jenis tumbuhanobat

Keterangan: Y= Jumlah Frekuensi/ Jenis Tumbuhan X= Cara Pengolahan

Berdasarkan hasil peneliti proses

ramuan tumbuhan obat di ketiga desa

tersebut terdapat lima belas jenis tumbuhan

obat yang proses pengolahannya direbus

yaitu tumbuhan obat kabesak atau pilang,

asam, bawang putih, jarak merah, kemangi,

kunyit, faloak, kelapa, jambu biji merah,

jambu biji putih, srikaya, Makuah, Timu

Dan Masi.Terdapat dua jenis tumbuhan

yang proses penggunaannya langsung

dikunya yaitu tumbuhan halia dan pinang.

Jenis tumbuhan obat yang proses

penggunaannya ditumbuk yaitu tumbuhan

kemiri dan pisang. Jenis tumbuhan obat

yang proses penggunaannya di

rendamsebanyaksatuyaitu tumbuhan obat

beligo. Masyarakat di ke tiga Desa pada

umumnya mengolah ramuan tumbuhan

obat dengan berbagai cara sesuai anjuran

dokter kampung yaitu ada yang direbus,

ditumbuk, dikunyah dan direndam. Dari

table diatas dapat diketahui bahwa dalam

0 2 4 6 8

10 12 14 16

Rebus Kunya Rendam Tumbuk

frek

uens

i car

a pe

ngol

ahan

tu

mbu

han

obat

Y

X Cara Pengolahan

pengolahan tumbuhan obat sering

dilakukan dengan cara direbus. Dalam

mengolah ramuan juga membutuhkan

waktu yang cukup lama berkhisar antara

30 menit sampai 1 jam. Namun dengan

proses perebusan yang terlalu lama

menyebabkan senyawa aktif yang

terkandung pada organ tumbuhan akan

mengalami degradasi. Dengan demikian

diperlukan adanya metode pengolahan

baru yang tidak mengurangi kasiat

tumbuhan obat.

Sebaran Lokasi Tumbuhnya Tumbuhan Yang Berkhasiat Obat Untuk Kesehatan Reproduksi di ketiga Desa Keberadaan tumbuhan obat di desa

Lakat, desa Tetaf dan desa Naukae tersebar

pada area pekarangan, kebun dan

hutan.Sebaran tumbuhan obat di diketiga

dapat dilihat pada Gambar 3. dibawah ini :

Gambar 3. Lokasi tumbuhan obat berdasarkan lokasi tumbuh Keterangan Y= Jumlah Frekuensi/ Jenis Tumbuhan X= Lokasi Tumbuh

Bertolak dari Gambar 3. atas dapat

dikatakan bahwa masyarakat di Desa

Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukaemasih

bergantung pada berbagai jenis tumbuhan

obat ang tumbuh di hutan. Kondisi ini juga

menggambarkan bahwa betapa penting

alam bagi kehidupan manusia. Alam

menyediakan sumber daya bagi manusia

untuk memenuhi setiap kebutuhan

manusia teristimewa terkait pemanfaatan

tumbuhan obat oleh masyarakat setempat.

Tumbuhan obat yang tersebar di

pekarangan rumah sebanyak 6 jenis yaitu

kunyit, jahe, beligo, bawang putih,

kemangi, dan kelapa. Tumbuhan obat yang

tumbuh dihutan terdapat 8 jenis yaitu

asam, kabesak atau pilang, jarak merah,

srikaya, faloak, cemara, jambu biji putih,

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pekarangan Kebun Hutan Frek

uens

i lok

asi t

umbu

han

obat

Y

X

Area tumbuh

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1244

Page 13: MFI Vol 12 2 (08)

Masyarakat di Desa lakat, Desa

Tetaf dan Desa Naukae pada umumnya

memanfaatkan tumbuhan sesuai dengan

anjuran dan prosedur yang dianjurkan oleh

dokter kampung seperti jumlah bagian

yang digunakan, jumlah bahan tambahan,

jenis penyakit, cara penggunaan, cara

pengolahan dan waktu penggunaan.

Umumnya pemanfaatan tumbuhan

obat diproses dengan cara direbus,

ditumbuk, dan langsung dikonsumsi.

Untuk lebih jelas mengetahui tentang

frekuensi proses atau pengolahan

tumbuhan yang berkhasiat obat maka dapat

dilihat pada Gambar 2. dibawah ini :

Gambar 2. Cara pengolahan jenis tumbuhanobat

Keterangan: Y= Jumlah Frekuensi/ Jenis Tumbuhan X= Cara Pengolahan

Berdasarkan hasil peneliti proses

ramuan tumbuhan obat di ketiga desa

tersebut terdapat lima belas jenis tumbuhan

obat yang proses pengolahannya direbus

yaitu tumbuhan obat kabesak atau pilang,

asam, bawang putih, jarak merah, kemangi,

kunyit, faloak, kelapa, jambu biji merah,

jambu biji putih, srikaya, Makuah, Timu

Dan Masi.Terdapat dua jenis tumbuhan

yang proses penggunaannya langsung

dikunya yaitu tumbuhan halia dan pinang.

Jenis tumbuhan obat yang proses

penggunaannya ditumbuk yaitu tumbuhan

kemiri dan pisang. Jenis tumbuhan obat

yang proses penggunaannya di

rendamsebanyaksatuyaitu tumbuhan obat

beligo. Masyarakat di ke tiga Desa pada

umumnya mengolah ramuan tumbuhan

obat dengan berbagai cara sesuai anjuran

dokter kampung yaitu ada yang direbus,

ditumbuk, dikunyah dan direndam. Dari

table diatas dapat diketahui bahwa dalam

0 2 4 6 8

10 12 14 16

Rebus Kunya Rendam Tumbuk

frek

uens

i car

a pe

ngol

ahan

tu

mbu

han

obat

Y

X Cara Pengolahan

pengolahan tumbuhan obat sering

dilakukan dengan cara direbus. Dalam

mengolah ramuan juga membutuhkan

waktu yang cukup lama berkhisar antara

30 menit sampai 1 jam. Namun dengan

proses perebusan yang terlalu lama

menyebabkan senyawa aktif yang

terkandung pada organ tumbuhan akan

mengalami degradasi. Dengan demikian

diperlukan adanya metode pengolahan

baru yang tidak mengurangi kasiat

tumbuhan obat.

Sebaran Lokasi Tumbuhnya Tumbuhan Yang Berkhasiat Obat Untuk Kesehatan Reproduksi di ketiga Desa Keberadaan tumbuhan obat di desa

Lakat, desa Tetaf dan desa Naukae tersebar

pada area pekarangan, kebun dan

hutan.Sebaran tumbuhan obat di diketiga

dapat dilihat pada Gambar 3. dibawah ini :

Gambar 3. Lokasi tumbuhan obat berdasarkan lokasi tumbuh Keterangan Y= Jumlah Frekuensi/ Jenis Tumbuhan X= Lokasi Tumbuh

Bertolak dari Gambar 3. atas dapat

dikatakan bahwa masyarakat di Desa

Lakat, Desa Tetaf, dan Desa Naukaemasih

bergantung pada berbagai jenis tumbuhan

obat ang tumbuh di hutan. Kondisi ini juga

menggambarkan bahwa betapa penting

alam bagi kehidupan manusia. Alam

menyediakan sumber daya bagi manusia

untuk memenuhi setiap kebutuhan

manusia teristimewa terkait pemanfaatan

tumbuhan obat oleh masyarakat setempat.

Tumbuhan obat yang tersebar di

pekarangan rumah sebanyak 6 jenis yaitu

kunyit, jahe, beligo, bawang putih,

kemangi, dan kelapa. Tumbuhan obat yang

tumbuh dihutan terdapat 8 jenis yaitu

asam, kabesak atau pilang, jarak merah,

srikaya, faloak, cemara, jambu biji putih,

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pekarangan Kebun Hutan Frek

uens

i lok

asi t

umbu

han

obat

Y

X

Area tumbuh

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1245

Page 14: MFI Vol 12 2 (08)

jambu biji merah. Tumbuhan obat yang

tumbuh di kebun terdapat 3 jenis yaitu

kemiri, pinang dan pisang. Data diagram di

atas menunjukan bawah masyarakat di

Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa

Naukaemasih sangat bergantung pada

berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh di

hutan, karena hutan masih menjadi sumber

ketersediaan kebutuhan masyarakat.

Tumbuhan obat memiliki sebaran di hutan,

pekarangan, dan kebun. Distribusi

tumbuhan obat yang masih disediakan oleh

hutan menunjukan bahwa hutan masih

memiliki tingkat biodiversitas yang tinggi

serta masih memiliki keutuhan dengan kata

lain belum diekpoitasi oleh manusia.

Tumbuhan obat juga tersebar pada area

pekarangan dan kebun. Sebaran ini pula

menunjukan bahwa tumbuhan obat

dibudidayakan oleh masyarakat di area

kebun dan pekarangan dengan tujuan

mudah diperoleh saat masyarakat

membutuhkan tumbuhan obat untuk

kebutuhan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan bahwa :Jenis tumbuhan

obat yang dimanfaatkan sebagai obat

tradisional di Desa Lakat, Desa Tetaf dan

Desa Naukae berjumlah 20 spesies yaitu :

Asam (Tamarindus indica L), Bawang

putih (Allium sativum L), Beligo

(Benincasa hipsida ), Damar merah

(Jatropha gossypifolia), damar putih

(Jatropha curcas L), faloak (Sterculia

comosa), Halia (Zingeber officinale),

Jambu biji putih (Psidium guajava L),

Kabesak atau Pilang (Acacia Leophoea),

Kemangi (Ocimum basilicum L), Kemiri

(Aleurite moluccana L. Willd ), Kelapa

(Cocos nucifera Linn),Kunyit (Curcuma

longaL), Srikaya (Annona squamosa),

Pinang (Areca catechu), cemara

(Casuarina equisetifolia), Pisang (Musa

paradisiaca L), Jambu biji merah

(Psidium guajava L), Masi, Timu, Dan

Makuah.

Berdasarkan hasil penelitian,

peneliti menyarankan perlu adanya

penelitian lanjutan untuk meneliti

kandungan kimia dari tumbuhan Kabesak

(Acacia Leophoea). Perlu adanya tata

kelola yang baik terkait tumbuhan obat di

TTS karena ditemukan sebagian jenis

tumbuhan obat yang belum dikembangkan

secara teratur. Perlu juga adanya penelitian

tentang factor eksternal dan internal

(penyakit, lingkungan, aktifitas manusia)

yang dapat mempengaruhi distribusi

tumbuhan obat di desa Tetaf, Lakat,

Naukae TTS. Perlu juga penelitian untuk

membentuk etalase pengembangan dan

penelitian tanaman obat tradisional yang

kedepannya dapat dijadikan

sebagai lembaga penelitian dan

pengembangan obat tradisional.

DAFTAR PUSTAKA Arisandi, Y. dan Andriani, Y. 2009.

Khasiat Berbagai Tanaman untuk Pengobatan. Eska Media. Jakarta .

Dalimartha, S. 2012.Herbal Indonesia Berkhasiat Bukti Ilmiah dan Cara Racik. Trubus. Bogor

Dalimartha, S. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Dinamika Media. Jakarta

Hidayat, S. dan Napitupulu, M. R. 2015. Kitab Tumbuhan Obat Tradisional. 1. Jakarta 2015

Hutapea, J. 2000. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia Jilid1. Jakarta. Jurnal Inventaris-Tanaman-Obat-Indonesia-I-Jilid-1#scribddi.pdf. Diakses pada tanggal 16 April 2015

Naemah, D. 2012. Inventarisasi Tanaman batbagi Masyarakat Dayak di Kec matan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Banjarbaru. Jurnal mandiri Tumbuhan Obat. pdf. diakes pada tanggal 16 April 2015.

Septiatin. 2008. Seri Tanaman Obat: Apotik Hidup dari Rempah-rempah, Tanaman Hias dan

Tanaman Liar. Yrama Widya. Bandung.

Siswanto, Y. W. 2002.Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sistiawanti.2010. Pemanfaatan Obat Tradisional. Diakses melalui tunjung.mhs unimus.ac.id/ lusia 03011. Pada 25 Agustus 2014. Makassar.

Suparni, I. & Wulandari, A. 2012. Herbal Nusantara 1001 Ramuan Tradi-sional Asli Indonesia. Rapha Publishing. Yogyakarta.

Syamsiah, I. S, & Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Merah. Agromedia Pustaka. Jakarta

Suita,E.2012.SekilastentangPilang((AcacialeucophloeaRoxbWild)sebagaiTanaman Serbaguna. Info Benih 14 (2) : 75– 80.

Tjitroesoepomo, G. 2003.Taksonomi Tumbuhan. Gajah MadaUniversity Press. Yogyakarta

Tjitrosoepomo, G.2007. Morfologi Tumbuhan.Gajah Mada Uneversity Press.Yogyakarta

Tjitroesoepomo, G. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Warisno. 2003. Budi Daya Kelapa Genjah. Kanisius. Yogyakarta

Winarto, W. P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka. Jakarta.'

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1246

Page 15: MFI Vol 12 2 (08)

jambu biji merah. Tumbuhan obat yang

tumbuh di kebun terdapat 3 jenis yaitu

kemiri, pinang dan pisang. Data diagram di

atas menunjukan bawah masyarakat di

Desa Lakat, Desa Tetaf, dan Desa

Naukaemasih sangat bergantung pada

berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh di

hutan, karena hutan masih menjadi sumber

ketersediaan kebutuhan masyarakat.

Tumbuhan obat memiliki sebaran di hutan,

pekarangan, dan kebun. Distribusi

tumbuhan obat yang masih disediakan oleh

hutan menunjukan bahwa hutan masih

memiliki tingkat biodiversitas yang tinggi

serta masih memiliki keutuhan dengan kata

lain belum diekpoitasi oleh manusia.

Tumbuhan obat juga tersebar pada area

pekarangan dan kebun. Sebaran ini pula

menunjukan bahwa tumbuhan obat

dibudidayakan oleh masyarakat di area

kebun dan pekarangan dengan tujuan

mudah diperoleh saat masyarakat

membutuhkan tumbuhan obat untuk

kebutuhan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan bahwa :Jenis tumbuhan

obat yang dimanfaatkan sebagai obat

tradisional di Desa Lakat, Desa Tetaf dan

Desa Naukae berjumlah 20 spesies yaitu :

Asam (Tamarindus indica L), Bawang

putih (Allium sativum L), Beligo

(Benincasa hipsida ), Damar merah

(Jatropha gossypifolia), damar putih

(Jatropha curcas L), faloak (Sterculia

comosa), Halia (Zingeber officinale),

Jambu biji putih (Psidium guajava L),

Kabesak atau Pilang (Acacia Leophoea),

Kemangi (Ocimum basilicum L), Kemiri

(Aleurite moluccana L. Willd ), Kelapa

(Cocos nucifera Linn),Kunyit (Curcuma

longaL), Srikaya (Annona squamosa),

Pinang (Areca catechu), cemara

(Casuarina equisetifolia), Pisang (Musa

paradisiaca L), Jambu biji merah

(Psidium guajava L), Masi, Timu, Dan

Makuah.

Berdasarkan hasil penelitian,

peneliti menyarankan perlu adanya

penelitian lanjutan untuk meneliti

kandungan kimia dari tumbuhan Kabesak

(Acacia Leophoea). Perlu adanya tata

kelola yang baik terkait tumbuhan obat di

TTS karena ditemukan sebagian jenis

tumbuhan obat yang belum dikembangkan

secara teratur. Perlu juga adanya penelitian

tentang factor eksternal dan internal

(penyakit, lingkungan, aktifitas manusia)

yang dapat mempengaruhi distribusi

tumbuhan obat di desa Tetaf, Lakat,

Naukae TTS. Perlu juga penelitian untuk

membentuk etalase pengembangan dan

penelitian tanaman obat tradisional yang

kedepannya dapat dijadikan

sebagai lembaga penelitian dan

pengembangan obat tradisional.

DAFTAR PUSTAKA Arisandi, Y. dan Andriani, Y. 2009.

Khasiat Berbagai Tanaman untuk Pengobatan. Eska Media. Jakarta .

Dalimartha, S. 2012.Herbal Indonesia Berkhasiat Bukti Ilmiah dan Cara Racik. Trubus. Bogor

Dalimartha, S. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Dinamika Media. Jakarta

Hidayat, S. dan Napitupulu, M. R. 2015. Kitab Tumbuhan Obat Tradisional. 1. Jakarta 2015

Hutapea, J. 2000. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia Jilid1. Jakarta. Jurnal Inventaris-Tanaman-Obat-Indonesia-I-Jilid-1#scribddi.pdf. Diakses pada tanggal 16 April 2015

Naemah, D. 2012. Inventarisasi Tanaman batbagi Masyarakat Dayak di Kec matan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Banjarbaru. Jurnal mandiri Tumbuhan Obat. pdf. diakes pada tanggal 16 April 2015.

Septiatin. 2008. Seri Tanaman Obat: Apotik Hidup dari Rempah-rempah, Tanaman Hias dan

Tanaman Liar. Yrama Widya. Bandung.

Siswanto, Y. W. 2002.Penanganan Hasil Panen Tanaman Obat Komersial. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sistiawanti.2010. Pemanfaatan Obat Tradisional. Diakses melalui tunjung.mhs unimus.ac.id/ lusia 03011. Pada 25 Agustus 2014. Makassar.

Suparni, I. & Wulandari, A. 2012. Herbal Nusantara 1001 Ramuan Tradi-sional Asli Indonesia. Rapha Publishing. Yogyakarta.

Syamsiah, I. S, & Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Merah. Agromedia Pustaka. Jakarta

Suita,E.2012.SekilastentangPilang((AcacialeucophloeaRoxbWild)sebagaiTanaman Serbaguna. Info Benih 14 (2) : 75– 80.

Tjitroesoepomo, G. 2003.Taksonomi Tumbuhan. Gajah MadaUniversity Press. Yogyakarta

Tjitrosoepomo, G.2007. Morfologi Tumbuhan.Gajah Mada Uneversity Press.Yogyakarta

Tjitroesoepomo, G. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

Warisno. 2003. Budi Daya Kelapa Genjah. Kanisius. Yogyakarta

Winarto, W. P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka. Jakarta.'

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

1247