Metro Sawiran Maret 2007

6
KORAN CU SAWIRAN metro Survei membuktikan bahwa kebanyakan masyarakat kita tidak memiliki kebiasan menabung apalagi menjadikan menabung sebagai sebuah kebutuhan. Maka tidak perlu heran bila kami sering mendapatkan pertanyaan pertanyaan seperti ini: Mengapa setiap anggota CU Sawiran harus menabung wajib dan menyisihkan sebagian pendapatannya secara rutin untuk ditabungkan? Mengapa untuk menjadi anggota CU Sawiran calon anggota harus menabung terlebih dahulu selama empat bulan? Tak jarang juga muncul pernyataan polos, “Pendapatan saya kan pas pasan terus uang dari mana lagi untuk ditabungkan?” Rupanya kita perlu belajar dari orang Jepang. Konon, Jepang adalah negara kecil dengan sumber daya alam sangat terbatas dan tidak ada apa-apanya dibandingkan Indonesia. Negara ini pernah menghadapi keadaan paling buruk dalam sejarahnya. Tapi mengapa justru Jepang kini menjadi negara makmur dan moderen. Ada yang menarik yang bisa diteladani dari orang Jepang sehingga bangsa mereka menjadi makmur seperti sekarang ini “Dalam keadaan yang sangat sulit pada masa itu orang Jepang sangat khawatir akan hari esok”, maka saat itu muncul gerakan secara nasional bahwa setiap orang Jepang yang paling miskin sekalipun berusaha menyisihkan penghasilannya untuk disimpan. Tentu saja mereka harus bekerja keras untuk itu. Ditempa oleh keadaan sulit dan didorong cita-cita yang kuat untuk keluar dari krisis maka terbentuklah kultur/budaya kerja keras, disiplin, hidup hemat dan tekun menabung. Dan ini menjadi trademark bangsa Jepang dalam mengelola harta pribadi maupun negara sampai saat ini. Banyak dari kita yang justru berpikir sebaliknya: kita akan menabung apabila ada sisa dari uang belanja. Akibatnya tidak pernah ada angka penghasilan yang mampu menghasilkan tabungan karena kebutuhan kita hampir tidak ada batasnya. Selalu tidak ada cukup uang untuk ditabungkan. Konsep menabung seperti ini berakibat terhadap pandangan bahwa “tabungan dan kebutuhan” adalah dua hal yang berbeda, sebatas hubungan sebab akibat. Karena penghasilan saya kecil maka tidak ada yang bisa ditabungkan (Petrus Ong). “Menabung tidak tergantung pada penghasilan tetapi tergantung kita”. Ada nasihat dari Paul Hana, “Jika Anda selalu kehabisan uang, bukan berarti Anda tidak memiliki cukup uang melainkan Anda tidak memiliki cita-cita yang cukup besar untuk membuat Anda menyisihkan uang." Jika Anda memiliki cita-cita yang besar untuk dikejar Anda takkan banyak membuang uang hasil kerja keras Anda hanya untuk godaan kecil saja. Tahukah Anda bahwa penghasilan Anda belum mencerminkan penghargaan Anda terhadap diri sendiri? Apa gunanya memiliki penghasilan besar tapi membelanjakannya sampai habis? Seseorang yang penghasilannya 50% lebih rendah dari Anda tetapi mampu menabungkan 20% penghasilannya, tetaplah lebih “berharga” dari Anda. Sudahkah Anda menabung, berapa banyakkah tabungan Anda? Kalau belum mulailah saat ini juga daftarkan diri Anda sebagai anggota CU Sawiran. Janganlah selalu menunda dan selalu merasa tidak siap untuk menabung. Anda akan membayar mahal untuk penundaan ini. Dan Anda akan sangat menyesal karena ini. (elang) MENABUNG ATAU MENYESAL

description

Buletin CU Sawiran

Transcript of Metro Sawiran Maret 2007

Page 1: Metro Sawiran Maret 2007

K O R A N C U S A W I R A N

metro

Survei membuktikan bahwa kebanyakan masyarakat kita tidak memiliki kebiasan menabung apalagi menjadikan menabung sebagai sebuah kebutuhan. Maka tidak perlu heran bila kami sering mendapatkan pertanyaan pertanyaan seperti ini:

Mengapa setiap anggota CU Sawiran harus menabung wajib dan menyisihkan sebagian pendapatannya secara rutin untuk ditabungkan? Mengapa untuk menjadi anggota CU Sawiran calon anggota harus menabung terlebih dahulu selama empat bulan? Tak jarang juga muncul pernyataan polos, “Pendapatan saya kan pas pasan terus uang dari mana lagi untuk ditabungkan?”

Rupanya kita perlu belajar dari orang Jepang. Konon, Jepang adalah negara kecil dengan sumber daya alam sangat terbatas dan tidak ada apa-apanya dibandingkan Indonesia. Negara ini pernah menghadapi keadaan paling buruk dalam sejarahnya. Tapi mengapa justru Jepang kini menjadi negara makmur dan moderen. Ada yang menarik yang bisa diteladani dari orang Jepang sehingga bangsa mereka menjadi makmur seperti sekarang ini “Dalam keadaan yang sangat sulit pada masa itu orang Jepang sangat khawatir akan hari esok”, maka saat itu muncul gerakan secara nasional bahwa setiap orang Jepang yang paling miskin sekalipun berusaha menyisihkan penghasilannya untuk disimpan. Tentu saja mereka harus bekerja keras untuk itu. Ditempa oleh keadaan sulit dan didorong cita-cita yang kuat untuk keluar dari krisis maka terbentuklah kultur/budaya kerja keras, disiplin, hidup hemat dan tekun menabung. Dan ini menjadi trademark bangsa Jepang dalam mengelola harta pribadi maupun negara sampai saat ini.

Banyak dari kita yang justru berpikir sebaliknya: kita akan menabung

apabila ada sisa dari uang belanja. Akibatnya tidak pernah ada angka penghasilan yang mampu menghasilkan tabungan karena kebutuhan kita hampir tidak ada batasnya. Selalu tidak ada cukup uang untuk ditabungkan. Konsep menabung seperti ini berakibat terhadap pandangan bahwa “tabungan dan kebutuhan” adalah dua hal yang berbeda, sebatas hubungan sebab akibat. Karena penghasilan saya kecil maka tidak ada yang bisa ditabungkan (Petrus Ong).

“Menabung tidak tergantung pada penghasilan tetapi tergantung kita”. Ada nasihat dari Paul Hana, “Jika Anda selalu kehabisan uang, bukan berarti Anda tidak memiliki cukup uang melainkan Anda tidak memiliki cita-cita yang cukup besar untuk membuat Anda menyisihkan uang." Jika Anda memiliki cita-cita yang besar untuk dikejar Anda takkan banyak membuang uang hasil kerja keras Anda hanya untuk godaan kecil saja. Tahukah Anda bahwa penghasilan Anda belum mencerminkan penghargaan Anda terhadap diri sendiri? Apa gunanya memiliki penghasilan besar tapi membelanjakannya sampai habis? Seseorang yang penghasilannya 50% lebih rendah dari Anda tetapi mampu menabungkan 20% penghasilannya, tetaplah lebih “berharga” dari Anda.

Sudahkah Anda menabung, berapa banyakkah tabungan Anda? Kalau belum mulailah saat ini juga daftarkan diri Anda sebagai anggota CU Sawiran. Janganlah selalu menunda dan selalu merasa tidak siap untuk menabung. Anda akan membayar mahal untuk penundaan ini. Dan Anda akan sangat menyesal karena ini. (elang)

MENABUNG ATAU MENYESAL

Page 2: Metro Sawiran Maret 2007

Seusai RAT anggota CU Sawiran pasti akan mendapatkan SHU sebagai haknya.

Persoalannya ialah SHU itu digunakan untuk apa? Apakah benar-benar dipakai untuk memperkaya asset atau justru dibelanjakan untuk barang-barang konsumtif yang hanya mampu dinikmati sesaat? Dalam konteks inilah METRO dalam terbitan kali ini mengajak Anda untuk belajar menentukan dan memutuskan: uang yang kita peroleh

ini apakah akan kita habiskan begitu saja atau kita kelola sedemikian rupa hingga berkembang menjadi kekayaan kita.

Pihak pengurus dan pengelola CU Sawiran memberikan alternatif pemanfaatan SHU secara bijak yakni: menanamkam kembali ke simpanan wajib demi memperkuat modal sendiri. SHU sebagai HAK Anda tidak akan lenyap, tetap Anda terima dalam bentuk simpanan wajib. Dengan cara tersebut, SHU

Anda akan terus berkembang, dan Anda akan memperoleh fasilitas dana sosial yang makin besar dan beragam.

Dengan kuatnya modal sendiri, Anda akan memiliki kontribusi dalam pengembangan CU yang nota bene Anda adalah pemiliknya. Jika Cu sebagai lembaga harus berkembang dan menjadi moderen maka perlu penataan yang sungguh-sungguh.

Siapa yang harus menata? Tentu semua anggota sebagai pemilik sah Cu Sawiran. Maju mundurnya CU Sawiran bergantung pada keterlibatan aktif semua anggota. Semoga..

SHU

penanggung jawab Kokok Budianto | redaktur pelaksana Ibe Octaviano - Yohana Maria | alamat Jl. MT Haryono 167 Kav 1 Dinoyo Malang, Telp 0341 577639, Fax. 0341 558764 | iklan 081 334 788 790 (Tatik) | e mail [email protected] | rekening BCA an. CU Sawiran No. 316 310 2214

layout cetak AXA Creative Design, 0341 77 123 24 | 081 555 20 124 isi diluar tanggung jawab percetakan

Salam Metr0

Kilas Metr0

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa CU Sawiran telah mengalami perjuangan yang cukup berat dalam mendapatkan Badan Hukum. Selama 10 tahun lebih pengurus memperjuangkannya, tetapi baru pada tahun 1998 CU Sawiran memperoleh Badan Hukum (setelah reformasi) Dulu CU Sawiran dicuekin namun setelah Pemkab Pasuruan tahu betul kiprah CU Sawiran dalam memberdayakan ekonomi masyarakat maka status badan hukumpun makin diberi peluang untuk ditingkatkan. "Kalau masyarakat luas sudah makin percaya, pemerintah mau apa? Kepercayaan itu bukan cuma soal selembar kertas, lebih dari itu kepercayaan yang otentik justru mengalir dari masyarakat. Betapa besar dukungan masyarakat terhadap gerakan ekonomi yang dilakukan oleh CU Sawiran." Sejak 1 Desember 2006 CU Sawiran telah mengalami peningkatan pengakuan dari tingkat kabupaten ke tingkat provinsi. Dengan Badan Hukum 518.1/PAD/BH/26/103/2006 CU Sawiran telah diakui secara yuridis-formal di tingkat Jawa Timur. Itu artinya, wilayah kerja dan karya CU Sawiran bisa diperluas

ke seluruh kabupaten dan kota-korta besar di Jawa Timur. Bangga dan sekaligus penuh tantangan. “Menjadi besar itu tidaklah mudah,“ begitu kata RM Willy dalam sambutannya saat RAT XIII di Nongkojajar, “Oleh karena itu janganlah teledor. Karena sudah besar, lalu sibuk sendiri. kurang menjaga Relasi dengan CU lain, padahal relasi itu penting, dalam rangka membangun jaringan.”

Rm Willy meminta pengelola dan pengurus tetap rendah hati dan sederhana meskipun CU Sawiran makin besar dan dikenal. Pengurus dan pengelola harus selalu menjaga nilai-nilai yang menjadi kekuatan CU Sawiran selama ini seperti : keterbukaan dan kesederhanaan. Kesederhanaan harus tercermin secara jelas dalam prilaku dan pelayanan. Keterbukaan harus tercermin dalam setiap pelaporan yang jelas dan mudah dipahami termasuk oleh orang sederrhana sekalipun. Pengurus harus tetap memegang tegung kkomitmennya sebagai orang-orang yang dengan tulus bekerja untuk mensejahterakan orang lain. Tanpa ada kepentingan atau motivasi lain. Rm. Willy menegaskan bahwa CU Sawiran tidak perlu kawatir akan kehabisan orang-orang yang memiliki komitmen yang besar untuk mengembangkan gerakan ekonomi rakyat melalui CU Sawiran. Masih banyak orang yang memilki komitmen dan mau mengabdi secara suka rela dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan ini,” ungkap Rm Willy kemudian.

Rm Willy tidak setuju jika ada ide pengurus akan digaji. Menurutnya, pengurus jangan sampai digaji. Jika pengurus digaji, CU ibarat menggali kubur sendiri. Bisa jadi pengurus akan tidak bersedia diganti, CU pun akan dianggap jadi miliknya, akan terjadi KKN, dan sebagainya. CU pun akan menjadi lembaga keuangan yang tidak sehat. Rm Willy yakin masih banyak anggota yang akan rela jadi pengurus, rela mengabdi bagi kesejahteraan sesama anggota. (ibe)

Rm Willy M Batuah, CDD (Penasihat CU Sawiran)

JANGAN SAMPAI TELEDOR

2 |

Page 3: Metro Sawiran Maret 2007

Saat METRO mulai memasuki wilayah desa Ngadiwono-Tosari umbul-umbul CU Sawiran berjajar sepanjang jalan. Desa di kaki gunung tersebut tampak meriah seakan ada sebuah hajatan besar. Malam itu pukul 21,00. Di halaman kantor desa sebuah panggung besar berdiri kokoh. Sebuah grup orkes melayu menyanyikan lagu-lagu dangdut yang membuat penonton ikut bergoyang di depannya. Sungguh, siapa nyangka bila acara malam itu merupakan prolog untuk menyambut Rapat Anggota Tahunan (RAT) CU Sawiran XIII Wilayah TP Tosari dan TP Ngadisari yang akan diadakan esok hari, Minggu 18 Februari 2007 di tempat yang sama.

Di samping di Tosari, RAT juga dilaksanakan di Kepanjen (4/2), di Malang yang meliputi TP Pakis dan TP Dinoyo (11/2), serta di Nongkojajar yang meliputi TP Sawiran dan TP Lawang (25/2). Di semua RAT tersebut, hampir seluruh anggota hadir. “RAT merupakan kekuasaan tertinggi di CU Sawiran. Suara anggota akan sangat menentukan penyusunan kebijakan-kebijakan. Maka, dalam pandangan umum, anggota harus benar-benar mengungkapkan

pendapatnya,“ begitu kata Bapak Sugeng Santoso, ketua pengurus CU Sawiran, dalam setiap sambutannya.

Dalam RAT tersebut dibacakan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas Tahun Buku 2006. Setelah Laporan Pertanggungjawaban dibacakan, dilanjutkan dengan pandangan umum. Rata-rata para anggota menanyakan produk-produk CU Sawiran. Dan, yang paling alot dibicarakan ialah perihal wacana SHU yang disimpan kembali ke simpanan wajib untuk memperkaya modal sendiri. Akhirnya mayoritas anggota menyetujui untuk sementara 50% SHU dimasukkan ke simpanan pokok, kecuali anggota di TP Sawiran yang menghendaki SHU dibagikan tunai.

RAT ditutup dengan alunan musik dari grup band dan orkes melayu yang sengaja dihadirkan, di sela-sela pembagian door-prize. Dalam peristiwa tersebut baik anggota, pengurus, pengelola, pengawas, dan para undangan bersatu dalam kemeriahan. Semoga dalam RAT 2007 nanti situasi ini akan terulang kembali lebih meriah dan lebih menyatu. (ibe)

Kebersamaan dan Kemeriahan dalam RAT XIII CU SAWIRAN

Spesial RAT XIII

Menyediakan:Kayu Kamper - Oven - Kruing - Meranti - Bangkirai Kusen -Daun Pintu - Panil (model pilihan) Texwood - Triplek - Besi - Semen dan bahan bangunan lain

Jl. letJen Soetoyo 85 Malang | telp. 0341 491 770 - 081 233 23156

| 3

Page 4: Metro Sawiran Maret 2007

Dalam setiap RAT selalu dipilih anggota-anggota teladan. Apa kriteria seorang anggota dipilih sebagai anggota teladan? Anggota tersebut hendaknya mampu melaksanakan kewajibannya sebagai anggota secara baik yaitu menabung dan membayar pinjaman secara rutin dan tepat waktu, tidak pernah menunggak. Dan, yang lebih penting lagi ialah mempunyai komitmen untuk ikut serta mengembangkan CU. Hal itu dapat ditunjukkan dengan usahanya ikut memperkenalkan CU ke masyarakat luas, mengajak orang lain menjadi anggota, serta mengembangkan jaringan.

Dalam RAT XIII ini anggota yang dinobatkan sebagai anggota teladan ialah: Ibu Riwayati (TP Kepanjen), Bapak Satupi (TP Tosari), Bapak Slamet (TP Sawiran), dan Bapak Siswanto (TP Pakis). Mereka berempat tersebut berhasil ikut serta mengembangkan CU Sawiran di tempat mereka masing-masing. Dengan semakin banyaknya anggota maka permodalan akan semakin diperkuat. Hal itu berarti kesejahteraan anggota akan semakin meningkat. (ibe)

Lain lagi kisah Ibu Paini, seorang petani lugu asal desa Ngadiwono-Tosari. Saat ia sedang menggendong rumput dipunggungnya di atas jalanan yang menanjak tertangkap kamera karyawan CU Sawiran.

“Memandang Ibu Paini saat menggendong rumput di

YANG TELADAN, YANG BAHAGIA

FOTO PEMBAWA REZEKIpunggungnya saya terkesan pada semangat hidupnya. Ia adalah

gambaran perempuan yang pantang menyerah. Tahu bahwa hidup itu sulit, ia tidak mau kalah begitu saja. Ia terus berjuang,” kata Bapak Kokok Budianto, General Manager CU Sawiran. Kini gambar Ibu Paini yang sedang menggendong rumput itu menjadi gambar sampul buku Pola Kebijakan CU Sawiran 2006.

Pada RAT XIII di Tosari Ibu Paini diundang secara khusus sebagai tamu kehormatan. Pada kesempatan itu CU Sawiran memberikan tali asih Rp 500 ribu dalam bentuk Sibuhar. Sebagai perempuan desa yang lugu, tak banyak yang dapat dikatakan Ibu Paini saat menerima tali asih itu. Hanya dari matanya terbaca ungkapan rasa syukur yang mendalam.

Semoga semangat Ibu Paini yang tidak lelah-lelahnya berjuang mampu menjadi inspirasi kita semua. Semoga. (ibe)

Bapak Slamet

Bapak SiswantoIbu Satupi

Ibu Riwayati

4 |

Page 5: Metro Sawiran Maret 2007

MaRet 2007

bunga 12% /pa, min 1 juta.jangka waktu: 1, 3, 6, 12 bln.

jumlah besar nego

Setor di muka, bunga 17% /pa.Setor bulanan, bunga 16% /pa.

Anggota bunga 6% /pa.Calon anggota bunga 4% /pa.

bunga investasi 16% /pa.tunjangan reguler 2%

tunjangan prestasi 4-5%

non anggota : Rp 10.000,00anggota : Rp 7.500,00

dari dan ke bank mananpun*

1,3% /bulan flat2,25% /bulan menurun

KeUntUngan MenjaDi anggota

CU SaWiRan

Simpanan Saham Kepemilikan

Deviden Balas Jasa Saham Kepemilikan

investasi untuk Masa Depan

PinjamanBerbagai produk

RinganBunga pinjaman ringan

asuransi (bebas premi)Dana Perlindungan Bersama

Dana SosialBerbagai tunjangan

Anda terjun dalam dunia bisnis, kecil atau besar, ialah untuk menghasilkan uang dan kekayaan. Tetapi sayang, kebanyakan orang mencari uang untuk dihabiskan. Anda harus belajar menghasilkan uang, dan membuat uang itu menghasilkan dengan sendirinya. Inilah pendidikan paling berharga. Kecerdasan finansial muncul melalui pemahaman dan pembelajaran tentang cara membuat uang itu bekerja untuk Anda, bukan membuat Anda bekerja untuk uang.

Dengan menanamkan uang di CU Sawiran misalnya, entah melalui SIMASTER, SIPINTAR, CEMERLANG, dan sebagainya, tanpa Anda sadari Anda telah membuat uang Anda berkembang sendiri. Anda akan menjadi tuan bagi uang Anda, bukan justru sebaliknya yaitu uang akan menjadi tuan Anda. Anda dilatih untuk tidak hidup boros, tetapi sungguh-sungguh membeli sesuatu yang memiliki nilai investasi dan aset.

MAKNA KECERDASAN

FINANSIAL

MetrO Inspirasi

Anda harus belajar menghasilkan uang,

dan membuat uang itu menghasilkan dengan

sendirinya. Promod Batra,

University of Minnesota, amerika Serikat)

Uang adalah simbol kekuatan. Akan tetapi sesuatu yang lebih kuat dari uang ialah pendidikan keuangan. Uang hanyalah satu komoditas, yang mudah didapat dan mudah hilang, tetapi apabila kita memiliki pengetahuan tentang cara uang bekerja, kita akan bisa memegang kendali atas uang kita sehingga dapat membangun kekayaan.

Menurut Promod Batra (University of Minnesota, USA) pada umumnya sehubungan dengan uang orang dikuasai oleh dua emosi: KETAKUTAN dan KETAMAKAN. Ketakutan muncul dari hasrat untuk memperoleh jaminan rasa aman, sedangkan ketamakan muncul dari hasrat untuk mendapatkan uang lebih banyak.

Akhirnya, entah karyawan atau pebisnis, miskin atau kaya, mencemaskan uang. Kenyataannya, ketamakan dan ketakutan juga menguasai orang kaya. Semakin kaya, orang semakin dikuasai ketakutan dan ketamakan. Banyak orang terus bekerja, walaupun sudah kaya, untuk mengumpulkan uang sebanyak-

banyaknya. Mereka beranggapan bahwa uang akan melindungi mereka dari rasa takut tidak memiliki uang, tetapi faktanya ketakutan itu justru semakin parah. Banyak orang kaya justru tidak dapat tidur semalaman karena takut akan keselamatan uangnya.

Padahal yang terpenting bukanlah seberapa banyak uang yang Anda hasilkan, tetapi bagaimana Anda mengelola uang tersebut sehingga mampu melahirkan kekayaan. Seseorang memperoleh warisan dari orang tuanya bermilyar-milyar. Tidak sampai satu tahun uang itu habis, dan orang itu jatuh miskin. Hal itu terjadi karena orang itu tidak mampu mengelola uangnya, orang itu tidak memiliki kecerdasan finansial.

Jika Anda ingin kaya Anda harus memahami perbedaan antara aset dan liabilitas (tagihan dari para kreditur). Jika di rumah Anda ada 4 sepeda motor karena masing-masing anggota keluarga memilikinya, aset atau liabilitas? Sepeda motor itu pasti akan menghabiskan

bensin beberapa liter tiap minggu, pajak kendaraan tiap tahunnya, biaya perawatan, dan sebagainya. Sangat mungkin sepeda motor itu bukanlah aset, tapi malah kebalikannya. Jika di rumah Anda ada 3 televisi, aset atau bukan? Ingat: orang kaya membeli aset, orang lain justru membeli liabilitas. Anda? Tentu harus belajar untuk memilih aset. Dan jangan pernah berpikir yang sebenarnya liabilitas Anda pandang sebagai aset.

Melek-finansial pada dasarnya adalah pembelajaran mengenai cara membelanjakan uang atau apa yang Anda kerjakan setelah mendapatkan uang. Anda telah mendapatkan SHU dari CU Sawiran? Anda harus berusaha agar uang itu tidak habis demi manfaat yang sifatnya sesaat saja. Jika uang itu pada akhirnya hanya untuk membeli baju, barang-barang properti, dan sebagainya; Anda hanya akan sesaat menikmati uang Anda. Mari belajar membelanjakan uang secara bijak agar masa depan menjadi lebih baik. (ibe)

Aset adalah sesuatu yang mengalirkan uang ke saku kitaLiabilitas adalah sesuatu yang mengeluarkan uang dari saku kita

| 5

Page 6: Metro Sawiran Maret 2007

Metro berhasil menemui Bapak Aminudin (34 th) di sela-sela acara RAT CU Sawiran 2007 di Kepanjen. Ia yang mengaku baru 1 tahun menjadi anggota CU Sawiran sudah banyak memperoleh manfaat. “Wah, mas, sebelum ikut CU Sawiran usaha saya tidak semaju sekarang,” tutur pria pengusaha krupuk ini kepada METRO, “Dulu saya selalu pinjam uang ke koperasi umum. Jaminannya BPKB. Bunganya minta ampun tingginya. Andaikan saya bisa melunasi sebelum jatuh tempo, ya saya harus tetap membayar bunga sesuai akad kredit.”

Menurut Bapak Aminudin yang tinggal di Gedog Turen ini meminjam uang di CU Sawiran seperti meminjam di orang tuanya sendiri. Lho, mengapa? “Saya merasa seperti pinjam ke orang tua sendiri. Karena caranya mudah, syaratnya, gampang, nggak ditanya macam-macam. Tiap pinjam ke CU saya selalu pilih bunga menurun. Waktu saya lunasi sebelum jatuh tempo, saya tidak perlu memberi bunga sisa uang pinjaman yang saya lunasi itu. Persis bila saya pinjam pada orang tua sendiri. Sungguh, ini amat

membantu saya.” katanya dengan amat gembira.Sekarang omset usaha krupuknya meningkat.

Sebelum ikut CU Sawiran omsetnya hanya Rp300 ribu/hari, kini mencapai Rp800 ribu – Rp900 ribu/hari. “Saya dulu bekerja sebagai kuli bangunan. Sebagai kuli saya merasa tidak akan berkembang. Lalu saya mulai merintis usaha krupuk. Alhamdulillah lancar. Sejak saya ikut CU usaha saya makin maju. Masa depan saya makin jelas. Saya makin percaya diri. Pokoknya saya akan membesarkan usaha saya dengan bantuan CU Sawiran.” Saat ini Bapak Aminudin sudah mempunyai 6 orang karyawan di pabrik krupuknya dan 10 orang loper krupuk yang bertugas di bagian penjualan.

DiaSUH Bagai anaK SenDiRiJika Bapak Aminudin memandang CU Sawiran bagai

orang tua sendiri, Bapak Suriyono (35 th) petani kentang asal desa Wonokitri-Tosari justru memandang CU bagai anak sendiri. Lho? “CU ini sangat membantu usaha saya. Maka CU saya asuh dengan penuh kejujuran, baik, tidak ‘ngemplang’, dan seterusnya. CU Saya anggap sebagai anak sendiri. Saya tidak akan mengecewakan, bahkan saya harus ikut mengembangkan,” tutur Bapak Suriyono kepada METRO di sela-sela RAT di desa Ngadiwono-Tosari.

Bapak Suriyono pernah meminjam CU Rp 30 juta. Uang itu digunakan untuk membeli bibit, pupuk, obat, dan membayar tenaga kerja. “Di CU ini pinjam itu mudah kok. Yang penting kita mau konsultasi dengan ketua, jujur, dan berusaha menjadi anggota CU yang sehat. Selama 6 bulan saya hanya membayar bunganya. Modal pinjaman saya bayar ketika saya panen kentang. Pokoknya CU ini luwes.

Yang penting kita harus dapat dipercaya,” Bapak Suriyono menegaskan.

Apa pesan Pak Suriyono kepada anggota yang lain atau calon anggota? “Ya, saya harap anggota jangan memacetkan CU. Uang itu kan roda, jadi harus berputar. Berputar-tidaknya roda itu bergantung kepada kejujuran kita.” Wah, salut, Pak. Mati-hidupnya CU sungguh bergantung kepada anggota karena anggota adalah pemiliknya. (ibe)

Bagai Pinjam pada Orang Tua Sendiri

Aku dan Sawiran

Kantor PUSat: Km 6, Nongkojajar Pasuruan - Tel. (0343) 499303 - Fax. (0343) 499304 | Kantor Cabang: tosari Pasar Tosari - Pasuruan - Tel. (0343) 571060 | Lawang Jl. Raya Thamrin (utara Stasiun Lawang) - Lawang - Tel. (0341) 421878 | Kepanjen Jl. Raya Sumedang 1 - Kepanjen - Malang - Tel. (0341) 393062 | Pakis - Jl. Raya Bugis 27 Pakis - Malang - Tel. (0341) 792849 | Dinoyo Jl. MT. Haryono 167 - Kav.1 Dinoyo

- Malang - Tel. (0341) 577639 - Fax. (0341) 558764 | ngadisari Jl. Raya Ngadisari Sukapura - Tel. (0335) 541178 | Sawojajar Ruko Sawojajar Jl. Danau Toba A2 Sawojajar - Malang - Tel. (0341) 321557

Menawarkan berbagai jenis obat herbal organik (kanker, obesitas, diabetes millitus, kolesterol, hipertensi dll).Melayani konsultasi kesehatan dan penyakit.

jl. Raya nongKojajaR - PaSURUan | teLP. 0343 499560 | HP 081 125201844

Bapak Aminudin

Bapak Suriyono

6 |