Metodologi Study Islam
Click here to load reader
-
Upload
asmaul-khusna -
Category
Education
-
view
208 -
download
0
Transcript of Metodologi Study Islam
1
MAKALAH
MODEL PENELITIAN TASAWUF
Disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
“METODOLOGI STUDI ISLAM”
Dosen Pembimbing :
KUTBUDDIN AIBAK, M.H.I
NIP. 19770724 200312 1 006
Disusun Kelompok III:
1. Asma’ul Khusna (3217113013)
2. Eva Tri Setyowati (3217113032)
Tarbiyah
PGMI – I / A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
OKTOBER 2011
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam mari
kita haturkan kepada pahlawan revolusioner dunia yakni Nabi Muhammad SAW dan
semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayahNya penulis dapat menyusun makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metodologi Studi Islam” yang berjudul “Metode
Penelitian Taswuf”. Tentunya selama penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Mafthukin, M.Ag selaku ketua STAIN Tulungagung.
2. Bapak Kutbuddin Aibak, M.H.I selaku dosen mata kuliah Metodologi Studi
Islam yang telah membimbing kami dalam menyeleaikan makalah ini.
3. Petugas perpustakaan yang telah bersedia meminjamkan buku-buku reverensi
sebagai pedoman menyelesaikan makalah ini.
4. Semua pihak yang menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
demi lebih sempurnanya makalah yang akan datang. Semoga dengan terselesaikannya
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Dan membuahkan ilmu yang bermanfaat maslahah fiidinni wa dunya wal
akhirah.
Tulungagung, Oktober 2011
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tasawuf merupakan salah satu cabang studi islam. Di dalam tasawuf lebih
menekankan aspek rohani daripada jasmani. Tasawuf lebih memusatkan perhatian pada
pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Dalam
kaitannya dengan kehidupan, tasawuf lebih menekankan akhirat daripada dunia fana.
Tasawuf mengajarkan pembersihan diri dari sesuatu yang hina, dan
menghiasinya dengan sesuatu yang lebih baik untuk mencapai tingkat yang lebih dekat
dengan Alloh atau sampai pada aqom yang tinggi, sepeti keikhlasan dalam beribadah,
pembatasan kehidupan duniawi dengan zuhud, qanaah dan zikir, serta senantiasa
merindukan Alloh SWT, dengan tahapan-tahapan mendeakatkan diri dengan Alloh
SWT. Dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah taqwa pada kedudukan tertinggi, baik
lahir maupun batin.
Orang yang mempelajari ilmu tasawuf ini diharapkan akan tampil sebagai orang
yang pandai mengendalikan diri saat beriteraksi dengan orang lain, atau pada saat ia
beriteraksi dengan orang lain atau pada saat melakukan berbagai aktivitas dunia yang
memuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan, dsb.
Seperti yang kita ketahui, kondisi masyarakat sekarang mengarah kepada
dekadensi moral/kemerosotan moral, banyak penyimpangan moral yang tejadi saat ini
seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan,
penindasan, dsb. Untuk mengatasi masalah ini, tasawuflah yang paling berpotensi,
karena didalam tasawuf di bina secara intensif tentang cara-cara agar seseorang selalu
merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya, dengan demikian, ia akan malu berbuat
menyimpang. Karena akan merasa selalu di awasi dan diperhatikan Tuhan. Demikian
pentingnya peranan tasawuf dalam kehidupan manusia.maka tidak heran jika
bermunculan tokoh-tojoh yang maeneliti tentang tasawuf.
Kami akan menconba memaparkan tentang pengertian, definisi dan metode
penelitian tasawuf. Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah
4
pengetahuan kita tentang tasawuf dan dapat membuahkan ilmu yang bermanfaat
maslahah fiddunnya wal akhirat. Aamiin Allohumma Aamin.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian Tasawuf dari segi bahasa dan istilah?
2. Bagaimana metode-metode penelitian Tasawuf?
C. TUJUAN
1. Memenuhi tugas makalah Metodologi Studi Islam
2. Mengetahui pengertian ilmu tasawuf dari segi bahasa dan istilah.
3. Mengetahui metode-metode penelitian tasawuf.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TASAWUF
Untuk mendapatkan pengertian yang utuh dari suatu istilah, pertama-tama
biasanya diuraikan tentang pengertian secara bahasa dan istilah. Ada beberapa pendapat
tentang tasawuf. Menurut Harun Nasution misalnya menyebutkan lima istilah yang
berhubungan dengan tasawuf, yang pertama kata ahl al-suffah yaitu orang yang ikut
pindah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah menggambarkan keadaan orang yang
mencurahkan jiwa dan raganya, harta benda dan lainnya hanya untuk Alloh. Mereka
rela meninggalkan kampung halamannya, rumah, kekayaan, harta benda dan sebagainya
yang ada di Mekkah untuk ditinggalkan karena ikut hijrah bersama Nabi ke Madinah.
Kedua kata saf yang berarti barisan yang menggambarkan keadaan orang yang selalu
berada dibarisan depan dalam beribadah kepada Alloh SWT dan melakukan amal
kebajikan. Ketiga kata sufi yang berarti bersih, suci, dan murni menggambarkan orang
yang selalu memelihara dirinya dari perbuatan dosa yang dilarang oleh Alloh dan
Rosul-Nya. Keempat adalah kata suf yang berarti kain wol yang kasar menggambarkan
orang yang hidupnya sserba sederhana, tidak mengutamakan kepentingan dunia, tidak
mau menjerumusakan dirinya dan membawa ia lupa akan tujuan hidupnya, yakni
beribadah kepada Alloh. Demikian pula kata sophos yang berarti hikmah juga
mmenggambarkan keadaan orang yang jiwanya senantiasa cenderung kepada
kebenaran.
Dapat disimpulkan dari segi kebahasaan tasawuf menggambarkan keadaan yang
selalu berorientasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Alloh, berpola
hidup sederhana, mengutamakan kebenaran dan rela berkorban demi tujuan-tujuan yang
lebih mulia di sisi Alloh.1
Terdapat tiga sudut pandang yang digunakan para ahli utuk mendefinisikan
tasawuf. Pertama sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas, sudut pandang
manusia sebagai makhluk yang harus berjuang, sudut pandang manusia sebagai
makhluk yang ber-Tuhan.
1 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RAJAWALI PRESS, 2003)hal 237
6
Jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang terbatas maka
tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan
pengaruh kehidupan dunia dengan memusatkan perhatian hanya kepada Alloh.
Selanjutnya jika dilihat dari sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus
berjuang, maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya memperindah diri dengan
akhlak yang bersumber pada ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada
Alloh SWT. Dan sudut pandang yang digunakan adalah manusia sebagai makhluk yang
ber-Tuhan maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai kesadaran fitrah (perasaan percaya
kepada Tuhan) yang dapat mengarahkan jiwa agar selalu tertuju kepada kegiatan-
kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan.2
Dari ketiga definisi tasawuf tersebut satu sama lainnya dihubungkan, maka
segera nampak bahwa tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai
kegiatan yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh duniawi, selalu dekat denagn
Alloh, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak mulia.
B. MODEL-MODEL PENELITIAN TASAWUF
Sejalan dengan fungsi dan peran tasawuf yang demikian itu, maka dikalangan
para ahli telah timbul upaya untuk melakukan peneliatian tasawuf. Berbagai model dan
bentuk Tasawuf secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Model Sayyed Husein Nasr
Sayyed Hussein Naser selama ini dikenal dengan ilmuwan Muslim kenamaan di
abad modern yang amat produktif dalam melahirkan berbagai karya ilmiah.
Perhatiannya terhadap pengembangan studi Islam semakin besar, termasuk kedalam
bidang tasawuf. Hasil penelitiannya dalam bidang tasawuf ia sajikan dalam bukunya
berjudul Tasawuf Dulu dan Sekarang. Di dalam buku tersebut disajikan hasil
penelitiannnya di bidang tasawuf dengan menggunakan pendekatan tematik yaitu
pendekatakan yang mencoba menyajikakn ajaran tasawuf sesuai dengan tema-tema
tertentu. Model penelitian tasawuf yang diajukan Sayyed Husein Noor adalah kualitatif
dengan pendekatan tematik yang berdasarkan pada studi kritis terhadap ajaran tasawuf
yang pernah berkembang dalam sejarah.
2 Ibid, hal 238-239
7
2. Model Mustafa Zahri
Mustafa Zahri memusatkan perhatiannya terhadap taswuf dengan menulis buku
berjudul Kunci Memahami Ilmu Tasawuf . penelitian yang dilakukannya bersifat
eksploratif, yakni menggalai ajaran tasawuf dari berbagai literatur ilmu tasawuf. Model
peneitian Mustafa Zahri tersebut semata-mata bersifat eksploratif yang menekankan
pada ajaran yang terdapat dalam tasawuf berdasarkakn literatur yang ditulis oleh para
ulama terdahulu serta dengan mencari sandaran pada Al-Qur’an dan Al-hadits3.
3. Model Kautsar Azhari Noor
Kautsar Azhari Noor selaku dosen pada fakultas Ushuluddin Institut Agama
Islam Negeri(IAIN) Syarif Hidayatulloh Jakarta, dalam rangka penulisan disertasinya
memusatkan perhatian pada penelitian dibidang tasawuf. Judul penelitiannya adalah Ibn
Arabi: Wahdat al-Wujud dalam Perdebatan. Dengan judul tersebut, terlihat bahwa
penelitian yang ditempuh Kautsar adalah studi seorang tokoh dengan fahamnya yang
khas, yang dalam hal Ibn Arabi dengan paham Wahdat al-Wujud4.
4. Model Harun Nasution
Harun Nasution, Guru Besar dalam bidang Teologi dan filsafat Islam juga
menaruh perhatian terhadap penelitian di tasawuf. Hasil penelitiannya dalam bidang
tasawuf ia tuangkan antara lain dalam bukunya berjudul falsafat dan mistisisme dalam
Islam. Penelitian yang dilakukan Harun nasution pada bidang tasawuf ini mengambil
pendekatan tematik5.
Penelitian yang menggunakan pendekatan tematik tersebut terasa lebih menarik
karena langsung menuju kepada persoalan tasawuf dibandingkan dengan pendekatan
yang bersifat tokoh. Penelitian tersebut sepenuhnya bersifat deskriptif eksploratif, yakni
menggambarkan ajaran sebagaimana adanya dengan mengemukanya sedemikian rupa,
walaupun hanya dalam garis besarnya saja.
3 Ibid, hal 242
4 Ibid, hal 243
5 Ibid, hal 245-246.
8
5. Model A.J Arberry
Arberry merupakan salah seorang peneliti barat kenamaaan yang banyak
melakukan studi ke-Islaman, termasuk penelitian dalam bidang tasawuf. Dalam
bukunya berjudul Pasang Surut Aliran Tasawuf, Arberry mencoba menggunakan
pendekatan kombinasi, yaitu antara pendekatan tematik dan pendekatan tokoh.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tasawuf dapat didefinisikan
dalam 3 sudut pandang, yaitu :
Manusia sebagai makhluk yang terbatas
Manusia sebagai makhluk yang berjuang
Manusia sebagai makhluk yang ber-Tuhan
Dari ketiga sudut pandang tersebut dapat didefinisikan tasawuf merupakan studi
Islam yang memusatkan pada upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat
membebaskan manusia dari pengaruh duniawi, selalu dekat dengan Alloh, sehingga
jiwanya bersih dan memancarkan akhlak mulia.
Dan para ahli mempunyai model – model penelitian yang berbeda- beda seperti
Model Sayyed Husein Nasr, Model Mustafa Zahri, Model Kautsar Azhari Noor, Model
Harun Nasution, Model A.J Arberry. Antara satu model penelitian tasawuf dengan
model penelitian yang lain berbeda.
B. KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
demi lebih sempurnanya makalah yang akan datang. Semoga dengan adanya makalah
yang berjudul “Metode Penelitian Taswuf” ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan yang lebih mendalam bagi penyusun dan pembaca. Aamiin Allohumma
Aamiin.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan & Sholihin, Mukhtar, Ilmu Tasawuf, Jakarta: Gaung Persada Press,
2007.
Ibrahim, Zaki Muhammad, Tasawuf Hitam Putih, Solo: Tiga Serangkai, 2007.
Jamil, Muhammad, Cakrawala Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 2004.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2003.