Metodologi RTR Wonosari-Paguyaman

68
1.1 Uraian Pendekatan, Metodologi, Dan Program Kerja 1.1.1 Pendekatan Umum Berdasarkan Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UU 26/2007), penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan meliputi penataan ruang kawasan strategis nasional (KSN), penataan ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP), dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.Selanjutnya dalam Pasal 14 ayat 3 disebutkan bahwa RTR KSPmerupakan rencana rinci dari rencata tata ruang wilayah provinsi yang disusun sebagai perangkat operasional. Dalam rangka mengembangkan, melestarikan, melindungi dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan di wilayah provinsi dalam mendukung penataan ruang RTRW secara efisien dan efektif, perlu suatu proses perencanaan dari masing-masing kawasan strategis secara baik dan benar serta implementasi yang yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah. Oleh karena itu diperlukan suatu laporan RTR KSP yang dapat dijadikan pegangan oleh semua pemangku kepentingan di wilayah provinsi untuk menyusun arah pengembangan wilayah khususnya di Wonosari - Paguyaman. 1.1.2 Kedudukan RTR KSP Kedudukan RTR KSP dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Kedudukan RTRKSP dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

description

Metodologi dan Contoh RTR Wonosari-Paguyaman

Transcript of Metodologi RTR Wonosari-Paguyaman

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Uraian Pendekatan, Metodologi, Dan Program KerjaPendekatan UmumBerdasarkan Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UU 26/2007), penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan meliputi penataan ruang kawasan strategis nasional (KSN), penataan ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP), dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.Selanjutnya dalam Pasal 14 ayat 3 disebutkan bahwa RTR KSPmerupakan rencana rinci dari rencata tata ruang wilayah provinsi yang disusun sebagai perangkat operasional.Dalam rangka mengembangkan, melestarikan, melindungi dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan di wilayah provinsi dalam mendukung penataan ruang RTRW secara efisien dan efektif, perlu suatu proses perencanaan dari masing-masing kawasan strategis secara baik dan benar serta implementasi yang yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah. Oleh karena itu diperlukan suatu laporan RTR KSP yang dapat dijadikan pegangan oleh semua pemangku kepentingan di wilayah provinsi untuk menyusun arah pengembangan wilayah khususnya di Wonosari - Paguyaman.Kedudukan RTR KSPKedudukan RTR KSP dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Kedudukan RTRKSP dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

RTR KSP merupakan penjabaran RTRWProvinsi yang disusun sesuai tujuan penetapan masing-masing KSP berdasarkan nilai-nilai strategis yang menjadi kepentingan provinsi.Muatan RTR KSP ditentukan oleh nilai strategis yang menjadi kepentingan pemerintah provinsi. Kepentingan pemerintah provinsi dalam penyusunan dan penetapan RTR KSP harus menguatkan ketetapan yang telah dijabarkan di dalam RTRW provinsi. RTR KSP juga menjadi acuan teknis bagi instansi sektoral dalam penyelenggaraan penataan ruang.Fungsi dan Manfaat RTR KSPA. Fungsi1. alat koordinasi penyelenggaraan penataan ruang pada KSP yang diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan;2. acuan dalam sinkronisasi program intra pemerintah provinsi maupun dengan3. pemerintah kabupaten/kota, sertamasyarakat dalam rangkapelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan KSP;4. dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSP, termasuk acuan penentuan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala informasi RTR KSP setara5. dengan kedalaman RTRW yang seharusnya menjadi dasar perizinan dalam hal peraturan daerah (perda) tentang RTRW kabupaten/kota belum berlaku.6. Acuan dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD.7. Acuan lokasi investasi dalam KSP yang dilakukan pemerintah dan masyarakat.8. Pedoman untuk penyusunan rencana program dan kegiatan sektoral.9. Acuan dalam administrasi pertanahan.

B. Manfaat RTR KSP1. mewujudkan keterpaduan antara dalam lingkup KSP;2. mewujudkan keserasian pembangunan KSP dengan wilayah provinsi dan wilayah kabupaten/kota di mana KSP berada; dan3. menjamin terwujudnya tata ruang KSP yang berkualitas.Tipologi KSPPenyusunan RTR KSP didekati melalui tipologi KSP. Tipologi KSP bermanfaat untuk memastikan kebutuhan penataan ruang yang sesuai dengan kebutuhan kawasan dan untuk mengantisipasi keragaman KSP.a. Pertimbangan penetapan KSP dalam tipologi didasarkan pada:b. Sudut kepentingan berdasarkan UU no. 26/2007 tentang Penataan Ruang;c. Kriteria kawasan strategis berdasarkan PP No. 15/ 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.d. Isu strategis provinsi di dalam RTRWProvinsi.e. Kawasan strategis yang sudah ditetapkan dalam RTRW Provinsi.Dalam menetapkan tipologi KSP dilakukan dengan mempertimbangkan KSP yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi dan kemungkinan ditetapkannya KSP lain. Maka, ditetapkan 12 (dua belas) tipologi sebagai berikut: kawasan perkotaan,kawasan koridor ekonomi, kawasan perdesaan, kawasan cepat tumbuh,kawasan cagar budaya/sejarah, kawasan permukiman/komunitas adat tertentu,kawasan teknologi tinggi,kawasan sumber daya alam,kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup darat, kawasan rawan bencana,kawasan kritis lingkungan, kawasan perlindungan pesisir dan pulau kecil.Tipologi KSP sebagaimana dimaksud dijabarkan pada Tabel 2.1., kemudian karakteristik KSP berdasarkan tipologi dijabarkan pada Tabel 2.2 serta beberapa contoh jenis KSP yang ada di RTRW Provinsi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.1 Penetapan Tipologi KSP Berdasarkan Sudut Kepentingan, Kriteria, dan Isu Strategis ProvinsiSUDUTKEPENTINGANKRITERIAISU STRATEGIS PROVINSITIPOLOGI

Pertumbuhan Ekonomia. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;b. memiliki sektor unggulan yang dapatmenggerakkan pertumbuhan ekonomi;c. memiliki potensi ekspor;d. memiliki dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;e. memilikikegiatanekonomiyangmemanfaatkan teknologi tinggi;f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan;g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi;h. dapat merupakan kawasan yang dapatmempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah provinsia. masih adanya ketimpangan perkembangan ekonomi wilayah.b. adanya perbedaan potensi wilayah dan keterbatasan prasarana dan sarana pendukung pertumbuhan ekonomi wilayah.c. belum optimalnya pengembangan sektor-sektor unggulan penunjang pengembangan ekonomi wilayah.d. Belum terbentuk interaksi ekonomi intra wilayah yang ditandai dengan keterkaitan aktivitas ekonomi hulu-hilir.e. Masih terjadi alih fungsi lahan ekonomi potensial.f. Masih diperlukan pengembangan industri unggulan untuk mengolah komoditas unggulan menjadi produk-produk unggulan daerah.g. Masih adanya kemiskinan, terbatasnya modal dan investasi,rendahnya akses SDM terhadap pendidikan dan kesehatan..1. Tipologi KawasanPerkotaanKriteria : a, b, c, d, e,Isu : b,c, d, e,f, g

2. Tipologi Koridor EkonomiKriteria : a, b, c, d, e, g, h.Isu : a, b,c, d, e, f, g

3.Tipologi KawasanPerdesaanKriteria :b,c, e,f, g, h.Isu : a, b, c, d, e, f, g

4.Tipologi Kawasan CepatTumbuhKriteria : a, c, d, e, h Isu :c, d, e, f

Sosial dan Budayaa. merupakan tempat pelestarian dan pengembanganadatistiadatataubudaya;b. merupakanprioritaspeningkatan kualitas sosial dan budaya;c. merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;d. merupakantempatperlindungan peninggalan budaya;e. memberikanperlindunganterhadap keanekaragaman budaya; atauf. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.;a. Keberadaan obyek sejarah sebagai catatan sejarah perlu pengamanan.b. Keberadaan sebaran obyek pusaka budaya daerah yang perluditetapkan sebagai pengembangan di bidang kebudayaan dan pariwisata.c. Keberadaan suku asli yang masih kuat dengan nilai norma dan tradisi adat istiadatnya memerlukan pengamanan dan pelestarianuntuk perlindungan sebagai bagian dari adat dan tradisi budaya bangsa.5. Tipologi Kawasan CagarBudaya/SejarahKriteria : a,b, c, d,e Isu :a, b,

6. Tipologi KawasanPermukiman/ Komunitas AdatKriteria : a,b, c, d, e Isu :c.

Pendayagunaan Sumber Daya Alamdan/atau Teknologi Tinggi

a. diperuntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;b. memiliki sumber daya alam strategis;c. memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksad. memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir ataue. memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategisa. Belum tersedianya alokasi ruang dan pengamanan ruang untuk kegiatan terkait penelitian-pemanfaatan-pengelolaan teknologitinggi.b. Belum dimilikinya penguasaan teknologi ramah lingkungan dan kebijakan alokasi ruang pendukung untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada.c. Belum dipertimbangkannya aspek penataan ruang terkait kegiatan pada saat pemanfaatan SDA dan pasca pemanfaatan SDA.7. Tipologi KawasanTeknologi TinggiKriteria :a,c Isu : a

8. Tipologi Kawasan SumberDaya Alam Kriteria : a, b,Isu :b, c,

Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidupa. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;b. merupakan kawasan lindung yangditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkankerugian;d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;e. menuntut prioritas tinggi peningkatankualitas Lingkungan hidup;f. merupakan kawasan rawan bencana alam; ataug. merupakan kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan ronaalam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.a. Pengendalian kegiatan ekonomi terhadap sumber daya alam yang di daratan maupun di pesisir pantai dan laut.b. Adanya kerusakan ekosistem baik di darat maupun laut yangmemiliki keanekaragaman hayati.c. Menurunnya daya dukung lingkungan yang menyebabkan berbagai bentuk gangguan lingkungan terutama banjir, longsor, danmenurunnya kualitas air.d. Tingginya laju konversi lahan hutan menjadi lahan perkebunan dan pertaniandan mencegah praktik pembalakkan hutan secara liar dan pertambangan liar.e. Pengendalian terhadap perkembangan permukiman di kawasanrawan bencana, pembangunan infrastruktur dan bangunan yang mampu meminimalisasi dampak bencana, dan memperhatikan kesiapan mitigasi bencana.9. Kawasan Perlindungan danpelestarian Lingkungan HidupKriteria :a, b, c, d, e, g Isu : a, b, c, d, e

10. Tipologi Kawasan RawanBencana Kriteria : f , g Isu : e

11. Tipologi Kawasan KritisLingkunganKriteria :a, b, c, d, e, f, g Isu : a, b, d, e

Tipologi KawasanPerlindungan Pesisir dan Pulau KecilKriteria :a, b, c, d, e, f,gIsu : a, b, d, e.

Tabel 2.2 Kriteria KSP Berdasarkan TipologiTIPOLOGIKRITERIA KSP

1.Kawasan Perkotaana. dapat berbentuk kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten atau mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota;b. jumlah penduduk paling sedikit 500.000 (lima ratus ribu) jiwa;c. dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa, perdagangan, dan industri dengan jangkauan pelayanan satu wilayah provinsi dan/atau antarprovinsi; dand. ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit kantor pemerintah kabupaten/kota, terminal/pelabuhan, kantor cabang perbankan, dan kawasan pertokoan..

2.Koridor Ekonomia. potensi ekonomi yang beragam dan inklusif;b. didukung kebijakan pembangunan sektoral dan daerah untuk menjaga keuntungan kompetitif;c. memiliki sistem jaringan transportasi darat, laut, dan udara;

3.Kawasan Perdesaana. dapat berbentuk kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayahkabupaten atau mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi.b. potensi kawasan produksi pertanian;c. sistem jaringan prasarana pendukung kegiatan pertanian;d. aglomerasi penduduk yang bermata pencaharian petani,nelayan, penambang rakyat, atau pengrajin kecil;e. kegiatan utama pertanian dan pengelolaan sumber daya alamtermasukperikanan tangkap;f. tempatpermukimanperdesaantermasukkawasantransmigrasi, pelayanan jasapemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi;g. kerapatan sistem permukiman dan penduduk yang rendah;danh. bentang alam berciri pola ruang pertanian dan lingkunganalami.

4.Kawasan Ekonomi Cepat Tumbuha. potensi ketersediaan sumberdaya alam yang meliputi sektor dan produk- produk unggulan yang dapat diperbaharui, kesesuaian lahan, dan ketersedian pencadangan lahan bagi pengembangan investasi,khususnya dalam mendorong industri pengolahan di dalam negeri berbahan baku lokal sebagai potensi penggerak pengembanganperekonomian kawasan secara berkelanjutan;b. potensi infrastruktur atau prasarana dasar yang relatif memadai seperti jalan, jembatan, air bersih, listrik, bahan bakar, dan telekomunikasi; sertasarana penunjang, seperti alat angkutan/transportasi, gudang, pendingin(coldstorage), peralatan pengolahan dan distribusi, sesuai kebutuhan pengembangan bisnis sektor dan produk uggulan di kawasan; danc. keterkaitan pengelolaan pembangunan antarpusat pertumbuhan, dan pusat pertumbuhan dengan daerah tertinggal di sekitarnya dalam suatu keterpaduan sistem wilayah pengembangan ekonomi.

5.Kawasan Cagar Budaya/Sejaraha. wilayah dimana terdapat benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan;b. wilayah dimana terdapat benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan; danc. merupakan kawasan yang ditetapkan dalam RTRW dan mempunyaipengaruh sangat penting yang dalam perlindungan budaya/sejarah di wilayah provinsi.

6.KawasanPermukiman/ Komunitas Adat Tertentua. wilayah dimana terdapat permukiman/komunitas adat tertentu dimana terdapat kelompok permukiman tradisionil yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khasdan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dankebudayaan; ataub. merupakan kawasan yang ditetapkan dalam RTRW dan mempunyai pengaruh sangat penting yang dalam perlindungan sejarah di wilayah provinsi.

7.Kawasan Teknologi Tinggia. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;b. memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;c. memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;d. potensi pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen; ataue. memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

8. Kawasan Sumber Daya Alam

a. potensi minyak dan gas bumi termasuk minyak dan gas bumi lepas pantaib. potensi sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidakdapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi; atauc. potensi pertambangan mineral dan batubara.

9.KawasanPerlindungan dan pelestarianLingkungan Hidupa. kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas yang perlu dilindungi;b. kawasan hutan dengan faktor kemiringan lereng, jenis tanah, danintensitas hujan yang jumlah hasil perkalian bobotnya sama dengan 175 (seratus tujuh puluh lima) atau lebih;c. kawasan hutan yang mempunyai kemiringan lereng paling sedikit 40% (empat puluh persen);d. kawasan hutan yang mempunyai ketinggian paling sedikit 2.000 (dua ribu) meter di atas permukaan laut;e. ketebalan gambut 3 (tiga) meter atau lebih yang terdapat di hulu sungaiatau rawa;f. kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan; ataug. merupakan kawasan yang mempunyai pengaruh sangat penting dalam perlindungan dan pelestarian lingkungan.

10. Kawasan rawan bencanaa. kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana;b. kawasan rawan bencana terdiri dari :i. longsor, wilayah yang memiliki kerentanan gerakan tanah tinggiii. zona patahan aktif, wilayah berada 250 m dari zona patahan aktifiii. tsunami, wilayah dengan elevasi rendah yang pernah atau berpotensi tsunamiiv. letusan gunung berapi, wilayah sekitar kawah/kaldera, wilayah yang terkena aliran uap panas, lahar, guguran batu pijar dan gas beracunv. rawan gempa bumi, wilayah yang pernah atau berpotensi mengalami gempa bumi dengan skala 7 12 MMIvi. bencana lainnya.

11. Kawasan Kritis Lingkungana. indikasi terganggunya konservasi/pelestarian keanekaragaman hayati (flora dan fauna);b. indikasi terganggunya kesuburan tanah;c. indikasi tergangnggunya fungsi hidrologi/geohidrologis dan hidroorologis;d. pemanfaatan ruang di bentang alam (topografi) yang sudah beresiko tinggi bencana banjir dan longsor.

12. KawasanPerlindungan Pesisir dan Pulau Kecila. kawasan yang memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas yang perlu dilindungib. Kawasan pesisir yang dilindungi yaitu :i. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atauii. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainyacuram atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.c. Pulau-pulau kecil, yaitu : suatu daratan yang pada saat pasang tertinggitidak tertutupi air, dengan luas kurang dari 2.000 Km2d. kawasan perlindungan pesisir dan pulau kecil, terdiri dari ;i. kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;ii. suaka margasatwa laut;iii. cagar alam laut;iv. kawasan pantai berhutan bakau;v. taman nasional laut;e. taman wisata alam laut;

Tabel 2.3 Beberapa Jenis KSP dalam RTRW ProvinsiTIPOLOGIJENIS KSP DALAM RTRW PROVINSI

1.Kawasan Perkotaana. kawasan kota dan sekitarnyab. kawasan perkotaan (dapat terdiri dari beberapa kota)c. kawasan pusat pemerintahand. kawasan pusat perdagangan dan jasa skala regionale. kawasan terpadu pusat bisnis, sosial budaya dan pariwisata skala regional

2.Koridor Ekonomia. kawasan pengembangan ekonomi (meliputi beberapa kota dalam satu koridor jaringan jalan)b. kawasan pegunungan (jajaran pegunungan yang memiliki potensi yang sama tetapi berada di wilayah administrasi yang berbeda, terutama berada di Papua)c. kawasan kepulauan (meliputi beberapa wilayah administrasi yang memiliki potensi pertanian, kehutanan, dan industri pengolahan)d. koridor sungai (pengembangan potensi ekonomi sepanjang sungai)e. koridor pantai(pengembangan potensi ekonomi sepanjang pantai)

3.Kawasan Perdesaana. kawasan pengembangan sektor unggulan pertanianb. kawasan agroindustric. kawasan agropolitand. kawasan kota terpadu mandiri (KTM)e. kawasan lahan pangan berkelanjutanf. kawasan pertanian lahan basah dan beririgasi teknis

4.Kawasan Ekonomi Cepat Tumbuha. kawasan strategis ekonomi/ ekonomi unggulanb. kawasan pengembangan pusat pertumbuhanc. kawasan industri skala besard. kawasan strategis pariwisatae. kawasan ekonomi khususf. kawasan bandarag. kawasan pelabuhanh. kawasan terpadu industri, pergudangan, peti kemas dan pelabuhan.

5.Kawasan Cagar Budaya/Sejaraha. museumb. cagar budayac. kawasan kota tuad. kawasan wisata terpadue. kawasan sosial budayaf. kawasan untuk kegiatan keagamaang. kawasan istana

6.Kawasan Permukiman/ Komunitas Adat Tertentua. kawasan perkampungan/ permukiman adatb. kawasan kesucian pura

7.Kawasan Teknologi Tinggia. kawasan industri berteknologi tinggib. kawasan kilang minyak/pembangkit listrikc. kawasan pertambangan mineral radio aktifd. kawasan pendidikan

8.Kawasan Sumber Daya Alamkawasan pertambangankawasan sumberdaya mineral & energi kawasan pembangkit tenaga listrik

9.Kawasan Perlindungan dan pelestarian Lingkungan Hidupa. kawasan danaub. kawasan suaka margasatwac. kawasan taman nasionald. kawasan daerah aliran sungai (DAS) dan sekitarnyae. kawasan potensi cekungan air bawah tanahf. kawasan ekowisata pegunungang. kawasan hutan lindung

10. Kawasan rawan bencanaa. kawasan penanggulangan banjirb. kawasan rawan pangan dan rawan bencanac. kawasan rawan multi bencanad. kawasan rawan bencana gunung berapi

11. Kawasan Kritis Lingkungana. kawasan kritis DASb. kawasan kritis cekungan air tanahc. kawasan kritis di sekitar pelabuhan

12. Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau Kecila. kawasan pesisir pantaib. kawasan teluk

Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengembangan KSP dan Konsep Pengembangan KSP Berdasarkan TipologiKawasan PerkotaanMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan perkotaan mencakup hal-hal berikut:1) Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan KSPa. Pertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi KSPtipologi kawasan perkotaan, meliputi:b. posisi strategis dalam konteks lokasi geografis dan perekonomian terhadap wilayah disekitarnya;c. hubungan sistem perkotaan;d. kondisi sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya; dane. kondisi daya dukung dan daya tampung fisik dasar.Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:a) TujuanAspektujuandifokuskanpadaperwujudansinergihubungan fungsional antara kawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya sebagai pusat permukiman dan kegiatan perekonomian skala regional.b) KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:i. Kebijakan pengembangan kependudukan (pertumbuhan, distribusi, dan ketenagakerjaan),ii. kebijakan pengembangan perekonomian perkotaan,iii. kebijakan sistem pusat-pusat pelayanan perkotaan (sistem kota- kota) dan pelayanan sosial-ekonomi-budaya masyarakat,iv. kebijakan struktur ruang terkait sistem jaringan yang mendukung operasionalisasi sistem perkotaan,

v. kebijakanpolaruangterkaitoptimasipenggunaanruang (termasuk di dalamnya RTH perkotaan).c) StrategiMuatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimalstrategi diuraikan sebagai berikut :Perumusan strategi terkait kebijakan pengembangan kependudukan, meliputi:i. strategi terkait pengaturan pertumbuhan penduduk yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan;ii. strategi terkait arahan sebaran penduduk yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan, serta peluang pengembangan infrastruktur perkotaan;iii. strategi terkait ketenagakerjaan yang sesuai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan peluang pengembangannya di sektor perkotaanPerumusan strategi terkait kebijakan pengembangan perekonomian perkotaan, meliputi:i. strategi terkait penentuan sektor perekonomian perkotaan yang mempertimbangkan potensi wilayah, peluang eksternal, daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan;ii. strategi terkait sebaran kegiatan perekonomian perkotaan yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan, serta peluang pengembangan infrastruktur perkotaan;iii. strategi penentuan sektor perekonomian perkotaan terkait penyedian lapangan kerja yang selektif sesuai visi pembangunan perkotaan yang dicanangkan yang berbasis jangka waktu perencanaan.Perumusan strategi terkait kebijakan sistem pusat-pusat pelayanan perkotaan (sistem kota-kota) dan pelayanan sosial- ekonomi-budaya masyarakat, meliputii. strategi terkait jumlah, jenis, dan sebaran pusat kegiatan utama perkotaan sebagai aplikasi dari kebijakan perekonomian.ii. strategi terkait jumlah, fungsi, dan sebaran pusat-pusat pelayanan perkotaan yang berorientasi pada pelayanan sosial-ekonomi-budaya masyarakat yang tinggal di perkotaan.Perumusan strategi terkait kebijakan sistem jaringan prasana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya yang mendukung operasionalisasi sistem perkotaan, meliputi :I. strategi terkait pengembangan sistem jaringan transportasi yang berorientasi jauh kedepan, efisien (integrasi moda), berbasis pada transportasi massal dan ramah lingkungan.II. strategi terkait pemenuhan kebutuhan sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, sistem penyediaan air minum, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan untuk pelayanan kegiatan utama dan pelayanan masyarakat perkotaan.Perumusan strategi terkait kebijakan pola ruang terkait optimasi penggunaan ruang, meliputi:i. strategi terkait distribusi ruang untuk kawasan lindung dalam rangka menjamin keberlangsungan kegiatan perkotaan melalui upaya pengurangan resiko bencana sehingga terwujud lingkungan perkotaan yang aman dan berkelanjutan,ii. strategi terkait distribusi ruang untuk kawasan budidaya yang mempertimbangkan kesesuaian fungsi kegiatan perkotaan agar terwujud lingkungan perkotaan yang nyaman dan produktif.

2) Konsep Pengembangan KawasanKonsep pengembangan KSP tipologi perkotaandijabarkan sebagai berikut:a) Rencana struktur ruangRencana struktur ruang kawasan perkotaan dikembangkan untuk mendukung fungsi sosial dan budaya yang berkualitas dan sekaligus sebagai motor penggerak ekonomi regional dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung fisik lingkungan alamiahnya.Rencana struktur ruang kawasan perkotaan terdiri atas:1) Penetapan sistem pusat-pusat permukiman yang terdiri atas:i. kawasan perkotaan inti; danii. kawasan perkotaan di sekitarnyaKawasan perkotaan inti dan kawasan perkotaan di sekitarnya dilayani oleh pusat dan sub pusat pelayanan sebagai orientasi kegiatan pelayanan perkotaan.1) Sistem jaringan transportasi yang menjamin efisiensi pergerakan orang atau barang dari kawasan perkotaan di sekitarnya dengan kawasan perkotaan inti dan antarkota pada kawasan perkotaan di sekitar perkotaan inti.2) sistem jaringan energi;3) sistem jaringan telekomunikasi;4) sistem jaringan sumber daya air meliputi sumber air baku dan prasarana air baku; dan5) sistem jaringan prasarana perkotaan.b) Rencana pola ruangRencana pola ruang KSP tipologi kawasan perkotaan terdiri atas :1) Rencana pola ruang kawasan lindung disusun dengan memperhatikan:i. mengacu penetapan kawasan hutan,ii. mengacu penetapan RTH perkotaan yang berfungsi lindung,iii. mengacu penetapan kawasan lindung non RTH,iv. penetapan kawasan lindung lainnya ditetapkan berdasarkan analisis.2) Rencana pola ruang kawasan budidaya disusun dengan memperhatikan:i. mengacu penetapan kawasan hutan untuk kawasan hutan produksi,ii. dominasi kegiatan berdasarkan analisis daya dukung dan daya tampung.iii. orientasi pengembangan kawasan terkait kebutuhan pengembangan permukiman perkotaan, pengembangan kegiatan primer dan sekunder.

Kawasan Koridor EkonomiMuatan yang diatur dalam RTR KSP tipologi kawasan koridor ekonomi dengan sebagai berikut:Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruangTujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang dirumuskan dengan mempertimbangkan:posisi geografis kawasan terhadap pusat-pusat pertumbuhan disekitar kawasan;sektor utama pendukung kawasan koridor ekonomi;ketenagakerjaan dan penyediaan permukiman;infrastruktur ekonomi; danarea terbangun sekitar kawasan.Berdasarkan pertimbangan di atas, maka secara rinci muatan tujuan, kebijakan, dan strategipenataan ruang yaitu sebagai berikut:TujuanTujuan disusun sebagai arahan perwujudan KSP yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Perumusan tujuan difokuskan padaperwujudan kawasan koridor ekonomi yang memiliki keunggulan serta dukungan jaringan prasarana yang handal.

KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:kebijakan terkait dengan penetapan kegiatan;kebijakan terkait dengan ketenagakerjaan;kebijakan terkait dengan dukungan sistem jaringan prasarana kawasan;kebijakan terkait dengan penetapan standar pelayanan minimal prasarana dan sarana pendukung; dankebijakan terkait dengan pelindungan kawasan (termasuk RTH kawasan).

StrategiStrategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam langkah- langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perumusan strategi difokuskan pada:strategi terkait dengan penetapan jenis kegiatan yang akan dikembangkan pada kawasan koridor ekonomi, meliputi:strategi penetapan jenis kegiatan dengan mempertimbangkan posisi geografis kawasan, keberadaan bahan baku, serta peluang pasar baik lokal, regional, maupun internasional; danstrategi penetapan jenis kegiatan dengan mempertimbangkan persaingan usaha.strategi terkait dengan ketenagakerjaan, meliputi:strategi penetapan target penyerapan tenaga kerja; danstrategi penetapan komposisi tenaga kerja.strategi terkait dengan dukungan sistem jaringan prasarana utama kawasan yaitu strategi penetapan standar pelayanan minimal pelayanan sistem jaringan transportasi (darat, laut, dan udara);strategi terkait dengan penetapan standar pelayanan minimal prasarana dan sarana pendukung kawasan termasuk hunian khusus, meliputi:strategi penyediaan permukiman;strategi penyediaan sistem jaringan energi;strategi penyediaan sistem jaringan telekomunikasi;strategi penyediaan sistem jaringan sumber daya air;strategi penyediaan sistem penyediaan air minum; danstrategi penyediaan sistem jaringan air limbah.strategi terkait dengan pelindungan kawasan (termasuk RTH kawasan), meliputi:

strategi pengaturan ruang sekitar kawasan dari kegiatan disekitar kawasan yang berpotensi mengganggu; danstrategi pengaturan aksesibilitas menuju kawasan ekonomi dengan perlakuan khusus.Konsep pengembanganKonsep pengembangan dirumuskan sebagai berikut:Rencana struktur ruangRencana struktur ruang terdiri atas:sistem pelayanan yang ada pada RTRW ; dansistem jaringan prasarana dan sarana untuk mendukung fungsi kawasan, meliputi:sistem jaringan prasarana utama yang mendukung aksesibilitas kawasan koridor ekonomi dengan pusat kegiatan ekonomi lain terkait yang terintegrasi dengan rencana sistem prasarana utama pada RTRW; dansistem jaringan prasarana lainnya yang terintegrasi dengan rencana sistem prasarana utama pada RTRW.Rencana pola ruangRencana pola ruang terdiri atas:rencana pola ruang di kawasan inti yang meliputi ruang-ruang untuk berbagai kegiatan yang telah ditetapkan dan ruang pendukung kegiatan terkait dengan pelindungan kawasan (seperti ruang pembuangan limbah kawasan serta pengaturan RTH kawasan); danrencana pola ruang kawasan penyangga yang lebih menekankan kepada fungsi penyangga yang membedakan aktivitas kawasan inti dengan kawasan di sekitarnya. Fungsi penyangga ini antara lain dimaksudkan untuk menjaga tingkat kesehatan masyarakat di sekitar kawasan industri, dengan fungsi untuk:mengurangi kebisingan;mengurangi hamparan debu;meningkatkan produksi oksigen untuk mengimbangi produksi gas berbahaya seperti karbondioksida dan karbonmonoksida;menjaga iklim mikro untuk mengurangi ekspose panas (heat) dari kegiatan kawasan; danmenjaga jarak aman kontaminasi air tanah.Rencana pola ruang diarahkan berupa greenbelt (dapat berupa hutan) yang disesuaikan dengan luasan kawasan yang berpotensi memberikan dampak.

Kawasan PerdesaanMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan mencakup hal-hal berikut:Tujuan, Kebijakan, dan StrategiPertimbangan perumusan tujuan, kebijakan dan strategi meliputi:kondisi sektor unggulan pendukung pertumbuhan ekonomi wilayah.Kondisi infrastruktur ekonomiDukungan ketenagakerjaan.Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:TujuanAspek tujuan difokuskan pada perwujudan pengembangan kawasan dalam rangka mendorong investasi untuk pengembangan sektor unggulansebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:Kebijakan pengembangan ekonomi wilayah termasuk didalamnya kebijakan pengembangan sektor unggulan yang selektif dan terukur,Kebijakan pengembangan struktur ruang terkait penguatan sistem pusat pelayanan, sistem koleksi dan distribusi, serta sistem jaringan prasarana pendukung.StrategiMuatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut :Perumusan strategi terkait kebijakan pengembangan ekonomi wilayah termasuk didalamnya kebijakan pengembangan sektor unggulan yang selektif dan terukur meliputi:menetapkan kegiatan ekonomi unggulan wilayah, mempertimbangkan penyediaan lapangan kerja yang sesuai kebutuhan wilayah.menetapkan rencana pengembangan sektor unggulan wilayah yang terukur dan berbasis pasar lokal dan nasional.Perumusan strategi terkait kebijakan pengembangan struktur ruang terkait penguatan sistem pusat pelayanan, sistem koleksi dan distribusi, serta sistem jaringan prasarana pendukung meliputi:menetapkan lokasi sentra unggulan ekonomi wilayah, meliputi; sektor primer (kehutanan, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, dan peternakan) dan sistem pusat pelayanan pendukung sentra unggulan ekonomi wilayah;

menetapkan sistem jaringan prasarana transportasi terkait sentra unggulan ekonomi wilayah, pusat-pusat permukiman, dan pusat koleksi-distribusi; danmengembangkan sistem jaringan prasarana lainnya terkait kebutuhan pengembangan kawasan.Konsep pengembangan kawasanKonseppengembanganKSPtipologikawasansektorunggulan dijabarkan sebagai berikut:Rencana struktur ruangRencana struktur ruang kawasan, terdiri atas:rencana struktur ruang yang mengacu pada RTRWP serta memperhatikan RTRW terkait (RTRWkab/kota).penetapan sentra ekonomi unggulan wilayah dengan memperhatikan hirarki sistem perkotaan dalam wilayah kabupaten/kota untuk mendukung dan menguatkan fungsi dan kinerja kawasan.Sentra ekonomi unggulan wilayah yang dimaksud yaitu:sentra produksi primer (pertanian, perikanan, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan peternakan),sentra produksi sekunder (industri pengolahan/industri manufaktur), danOutlet distribusi.Sistem perkotaan yang dimaksud meliputi:Pusat Kegiatan Lokal (PKL); danPusat Pelayanan Kawasan (PPK) untuk mendukung pengembangan kawasan agropolitan (pertanian, perkebunan, kehutanan, dan peternakan) dan minapolitan (perikanan).Sistem jaringan transportasi kawasan direncanakan untuk mendukung transportasi barang dan orang (tenaga kerja) dari sentra produksi (primer, sekunder, dan tersier), pusat-pusat kegiatan Lingkungan(PKL), dan outlet distribusi meliputi jaringan transportasi darat, laut, dan udara yaitu;sistem jaringan transportasi darat meliputi jaringan jalan, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan;sistem jaringan transportasi laut dengan memperhatikan tatanan kepelabuhanan;sistem jaringan transportasi udara dengan memperhatikan tatanan kebandarudaraan;sistem jaringan energi mencakup sistem pembangkit energi dan jaringan transmisi sesuai dengan kebutuhan kawasan;sistem jaringan telekomunikasi meliputi jaringan terestrial sesuai dengan kebutuhan kawasan; dansistem jaringan sumber daya air meliputi sistem jaringan air baku (penyediaan dan distribusi) dan sistem jaringan irigasi sesuai dengan kebutuhan kawasan.

Rencana pola ruangRencana pola ruang, terdiri atas:rencana pola ruang mengacu pada RTRWP, serta memperhatikan RTRW terkait (RTRW kab/kota).rencana pola ruang kawasanbersifat arahan untuk meningkatkan produktifitas dan menjaga kontinuitas produksi.

Kawasan Cepat TumbuhMuatan yang diatur dalam RTR KSP tipologi kawasan cepat tumbuh yaitu sebagai berikut:Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruangTujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang dirumuskan dengan mempertimbangkan:kondisi sektor unggulan pendukung pertumbuhan ekonomi wilayah, melalui pertimbangan pasar regional maupun nasional;kondisi infrastruktur ekonomi; dandukungan ketenagakerjaan dan sistem perkotaan.Berdasarkan pertimbangan di atas, maka secara rinci muatan tujuan, kebijakan, dan strategipenataan ruang yaitu sebagai berikut:TujuanTujuan disusun sebagai arahan perwujudan KSP yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Perumusan tujuan difokuskan pada perwujudan pengembangan kawasan ekonomi kawasan memiliki sektor unggulansebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:kebijakan terkait dengan pengembangan ekonomi yang berbasis pengembangan ekonomi lokal; dankebijakan terkait dengan penguatan sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi, sistem jaringan prasarana prasarana dan sarana pendukung.StrategiStrategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam langkah- langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perumusan strategi difokuskan pada:

strategi terkait dengan pengembangan ekonomi yang berbasis pengembangan ekonomi lokal, meliputi:strategi perwujudan kegiatan ekonomi unggulan wilayah;strategi pembangunan faktor-faktor pendukung pengembangan ekonomi unggulan wilayah.strategi pembangunan hubungan fungsional antarfaktor pendukung pengembangan ekonomi unggulan wilayah.strategi terkait dengan penguatan sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi sistem jaringan prasarana, meliputi:strategi pengintegrasian rencana pengembangan pusat pelayanan kegiatan ekonomi kawasan dengan kebijakan sistem perkotaan pada RTRW; danstrategi pengintegrasian rencana pengembangan sistem jaringan prasarana dengan kebijakan sistem jaringan prasarana dalam RTRW.Konsep pengembanganKonsep pengembangan dirumuskan sebagai berikut:Rencana struktur ruangRencana struktur ruangterdiri atas:sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dengan rencana sistem perkotaan pada RTRW;sistem jaringan transportasi yang terintegrasi dengan rencana sistem jaringan transportasi pada RTRW;sistem jaringan energi yang menjabarkan kebutuhan dan sistem penyediaan energi yang terintegrasi dengan rencana sistem jaringan energi pada RTRW;sistem jaringan telekomunikasi yang menjabarkan kebutuhan dan sistem penyediaan telekomunikasi yang terintegrasi dengan rencana sistem jaringan telekomunikasi pada RTRW; dansistem jaringan sumber daya air yang menjabarkan kebutuhan dan sistem penyediaan sumber air dan prasarana air yang terintegrasi dengan rencana sistem jaringan sumber daya air pada RTRW.Rencana pola ruangRencana pola ruangterdiri atas:kawasan lindung yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi usaha inti yang dapat berupa potensi wisata, potensi hasil hutan bukan kayu, potensi ladang penggembalaan, dan potensi ekonomi lainnya kecuali potensi pertambangan; dankawasan budi daya yang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi sektor unggulan terkait dalam skala ekonomi tertentu yang terintegrasi dengan pola ruang RTRW.

Kawasan Warisan Budaya / SejarahMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan warisan budaya/ sejarah mencakup hal-hal berikut:Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan KSPPertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi KSPtipologi kawasan warisan budaya/sejarah, meliputi:Nilai keunikan dan kearifan lokal warisan budaya/sejarah,Kondisi Lingkungan non terbangun, terbangun dan kegiatan di sekitar kawasan dan/atau obyek warisan budaya/sejarah yang berpotensi mendukung maupun mengganggu,Daya dukung fisik dasar terkait potensi bencana yang mengancam kawasan dan/atau obyek warisan budaya/sejarah (khususnya kebakaran, banjir dan pergerakan tanah),Kondisi sistem jaringan prasarana pendukung kawasan.Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:Tujuan:Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan Lingkungan kawasan dan/atau obyek budaya/ sejarahdaerah yang lestari pada jangka panjang.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:Kebijakan terkait kawasan dan atau obyek warisan budaya/sejarah yang harus dilindungi,Kebijakan terkait kawasan inti; pengaturan zona dan kegiatan pada kawasan warisan budaya/ sejarahdan pelayanan sistemjaringan prasarana kawasandan sarana penunjang sesuai standar pelayanan minimum serta kearifan lokal dan nilai-nilai warisan budaya;Kebijakan terkait kawasan penyangga; batas, zonasi, penetapan kegiatan, dukungan sistem jaringan prasarana kawasan dan sistem pusat pelayanan sesuai standar pelayanan minimum yang ditetapkan di kawasan penyangga.StrategiMuatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut :Perumusan strategi terkait perlindungan kawasan dan atau obyek warisan budaya/ sejarah dikoordinasikan dengan pengelola kawasan, meliputi:penetapan kawasan dan/atau obyek warisan budaya/ sejarahyang harus dilindungi;penetapan target dan wujud perlindungan.Perumusan strategi terkait kawasan inti, meliputi:penetapan jenis;penetapan intensitas;penetapan pengelolaan;eksplorasi (penjabaran) kearifan lokal dan nilai-nilai warisan budaya/ sejarah;penetapan jenis dan standar pelayanan minimum berbasis kearifan lokal dan nilai warisan budaya.Perumusan strategi perwujudan kawasan penyangga, meliputi:penetapan batas kawasan penyangga;penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga;penetapan dukungan sistem jaringan prasarana minimum kawasan penyangga.Penetapan sistem jaringan prasarana utama yang tidak berpotensi menggangu keberlanjutan nilai-nilai warisan budaya/ sejarah,Penetapan sistem pusat pelayanan kawasan yang tidak berpotensi mengganggu kelanjutan nilai-nilai warisan budaya/sejarah, dan memberikan dukungan pengembangan jasa wisataKonsep pengembangan kawasanKonsep pengembangan KSP tipologi kawasan warisan budaya/sejarah dijabarkan dalam konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang (untuk keseluruhan wilayah sampai dengan kawasan penyangga) dengan skala 1:10.000-1:25.000, serta rencana pola ruang untuk kawasan inti dengan skala 1:5.000.Rencana struktur ruangKonsepsi rencana struktur ruang (sampai dengan batas wilayah penyangga) terdiri atas:Penetapan lokasi kawasan inti (sesuai peraturan perundang- undangan) dan pusat-pusat kegiatan di Lingkungan luar kawasan inti yang berfungsi sebagai kawasan penyangga;Dukungan aksesibilitas;jaringan jalan akses, dari simpul transportasi (bandara, terminal, stasiun, pelabuhan) menuju pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan,jaringan jalan lokal menghubungkan pusat pelayanan terdekat dengan ruang publik pada lokasi obyek dan/atau kawasan (dilengkapi dengan fasilitas parkir sesuai jenis moda yang diatur), juga berfungsi sebagai jaringan jalan wisata untuk mendukung aksesibilitas panorama obyek warisan budaya/sejarah,pedestrianDukungan prasarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan;sistem jaringan air bersih,sistem drainase kawasan,sistem jaringan energi,sistem pembuangan limbah,sistem persampahan,sistem jaringan telekomunikasi.Dukungan sarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan terkait jasa wisata;Penyediaan sarana dan prasarana di Lingkungan kawasan inti didasarkan pada kebutuhan dan nilai adat istiadat serta nilai-nilai warisan budaya.Rencana pola ruangTerkait kawasan penyangga memperhatikan RTRW terkait yang dapat direvisi sesuai visi pengembangan kawasan warisan budaya dan sejarah.Terkait kawasan inti, produk yang dihasilkan menjadi ketetapan langsung RDTR pada wilayah terkait.Penetapan zonasi pada kawasan inti;zona pemanfaatan terbatas (zona privat, zona suci atau zona inti), didasarkan pada kearifan lokal dan nilai-nilai warisan budaya;zona publik, didasarkan pada kebutuhan fungsi pendukung pengembangan obyek dan/atau kawasan. (misal; terkait pengembangan jasa wisata)Penetapan zonasi pada kawasan penyangga;zona penyangga, jika dibutuhkan dukungan terhadap obyek dan/atau kawasan berupa ruang bebas aktifitas publik. (misal; penetapan radius tertentu untuk pemanfaatan non terbangun)zona publik dan jasa wisata, berada kawasan yang diperbolehkan untuk digunakan kegiatan publik dan jasa wisata.

Kawasan Permukiman / Komunitas Adat TertentuMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan permukiman/komunitas adat tertentu mencakup hal-hal berikut:Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan KSPPertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi KSPtipologi kawasan permukiman/komunitas adat tertentu, meliputi:Nilai keunikan dan kearifan lokal,Kondisi lingkungan di sekitar kawasan permukiman adat yang berpotensi mendukung maupun mengganggu,Daya dukung fisik dasar terkait potensi bencana yang mengancam kawasan permukiman adat (khususnya kebakaran, banjir dan pergerakan tanah),Kondisi sistem jaringan prasarana pendukung kawasan permukiman adat.Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:Tujuan:Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan Lingkungan kawasan permukiman adat yang lestari pada jangka panjang.Kebijakan

Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:Kebijakan terkait kawasan permukiman adat yang harus dilindungi,Kebijakan terkait kawasan inti; pengaturan zona dan kegiatan pada kawasan permukiman adat dan pelayanan sistem jaringan prasarana kawasan dan sarana penunjang sesuai standarpelayanan minimum serta kearifan lokal dan nilai-nilai warisan budaya;Kebijakan terkait kawasan penyangga; batas, zonasi, penetapan kegiatan, dukungan sistem jaringan prasarana kawasan dan sistem pusat pelayanan sesuai standar pelayanan minimum yangditetapkan di kawasan penyangga.StrategiMuatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut :Perumusan strategi terkait perlindungan kawasan permukiman adat dikoordinasikan dengan pengelola kawasan, meliputi:penetapan kawasan permukiman adat yang harus dilindungi;penetapan target dan wujud perlindungan.Perumusan strategi terkait kawasan inti, meliputi:penetapan jenis;penetapan intensitas;penetapan pengelolaan;eksplorasi (penjabaran) kearifan lokal;penetapan jenis dan standar pelayanan minimum berbasis kearifan lokal.Perumusan strategi perwujudan kawasan penyangga, meliputi:penetapan batas kawasan penyangga;penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga;penetapan dukungan sistem jaringan prasarana minimum kawasan penyangga.Penetapan sistem jaringan prasarana utama yang tidak berpotensi menggangu keberlanjutan nilai-nilai di kawasan permukiman adat,Penetapan sistem pusat pelayanan kawasan yang tidak berpotensi mengganggu kelanjutan nilai-nilai kearifan lokal di kawasan permukiman adat, dan memberikan dukungan pengembangan jasa wisataKonsep pengembangan kawasanKonsep pengembangan KSP tipologi kawasan permukiman adat dijabarkan dalam konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang (untuk keseluruhan wilayah sampai dengan kawasan penyangga) dengan skala 1:10.000-1:25.000, serta rencana pola ruang untuk kawasan inti dengan skala 1:5.000.Rencana struktur ruangKonsepsi rencana struktur ruang (sampai dengan batas wilayah penyangga) terdiri atas:Penetapan lokasi kawasan inti (sesuai peraturan perundang- undangan) dan pusat-pusat kegiatan di Lingkungan luar kawasan inti yang berfungsi sebagai kawasan penyangga;Dukungan prasarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan;sistem jaringan air bersih,sistem drainase kawasan,sistem jaringan energi,sistem pembuangan limbah,sistem persampahan,sistem jaringan telekomunikasi.Dukungan sarana pada pusat pelayanan terdekat lokasi obyek dan/atau kawasan terkait jasa wisata;Penyediaan sarana dan prasarana di Lingkungan kawasan inti didasarkan pada kebutuhan dan nilai adat istiadat serta nilai-nilai warisan budaya.Rencana pola ruangTerkait kawasan penyangga memperhatikan RTRW terkait yang dapat direvisi sesuai visi pengembangan.Terkait kawasan inti, produk yang dihasilkan menjadi ketetapan langsung RDTR pada wilayah terkait.Penetapan zonasi pada kawasan inti;zona pemanfaatan terbatas (zona privat, zona suci atau zona inti), didasarkan pada kearifan lokal dan nilai-nilai warisan budaya;zona publik, didasarkan pada kebutuhan fungsi pendukung pengembangan obyek dan/atau kawasan. (misal; terkait pengembangan jasa wisata)Penetapan zonasi pada kawasan penyangga;zona penyangga, jika dibutuhkan dukungan terhadap obyek dan/atau kawasan berupa ruang bebas aktifitas publik. (misal; penetapan radius tertentu untuk pemanfaatan non terbangun)zona publik dan jasa wisata, berada kawasan yang diperbolehkan untuk digunakan kegiatan publik dan jasa wisata.

Kawasan Teknologi TinggiMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan teknologi tinggi mencakup hal-hal berikut:Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan KSPPertimbangan perumusan tujuan, kebijakan dan strategi KSPkawasan teknologi tinggi, meliputi:Nilai kepentingan dan standarisasi kondisi Lingkungan yang harus diciptakan untuk operasionalisasi teknologi tinggi secara maksimal dan sesuai waktu pemanfaatan yang telah ditetapkan,Kondisi Lingkungan non terbangun, terbangun dan kegiatan di sekitar kawasan teknologi tinggi yang berpotensi mengganggu operasionalisasi teknologi tinggi dan sebaliknya berpotensi terganggu (kondisi keselamatan masyarakat) akibat operasionalisasi teknologi tinggi,Daya dukung fisik dasar terkait potensi bencana yang mengancam kawasan teknologi tinggi (khususnya kebakaran, banjir dan pergerakan tanah),Kondisi sistem jaringan prasarana pendukung kawasanBerdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan dan strategi adalah sebagai berikut:TujuanAspek tujuan difokuskan pada perwujudan Lingkungan kawasan dan/atau obyek teknologi tinggi berfungsi maksimal sesuai jangka waktu rencana operasional.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:Kebijakan terkait instalasi teknologi tinggi yang harus dilindungi dan persyaratan teknis kawasan pendukung operasionalisasi teknologi tinggi,Kebijakan terkait pengaturan kegiatan pada kawasan teknologi tinggi,Kebijakan terkait pelayanan sistem jaringan prasarana kawasan teknologi tinggi,Kebijakan terkait kawasan penyangga; penetapan batas, zonasi, penetapan kegiatan, dan pengendalian sistem jaringan prasarana kawasanStrategi

Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut :Perumusan strategi terkait perlindungan instalasi teknologi tinggi disesuaikan dengan kebijakan dan strategi pengelola/sektor terkait, meliputi:penetapan instalasi teknologi yang harus dilindungi,penetapanpersyaratantekniskawasanpendukung operasional instalasi teknologi tinggipenetapan target dan wujud perlindungan intalasi teknologi tinggi.Perumusan strategi terkait pengaturan kegiatan pada kawasan teknologi tinggi disesuaikan dengan kebijakan dan strategi pengelola/sektor terkait , meliputi:penetapan jenis kegiatan,penetapan intensitas kegiatan.penetapan pengelolaan kegiatan;Perumusan strategi terkait pelayanan sistem prasarana kawasan teknologi tinggi disesuaikan dengan kebijakan dan strategi pengelola/sektor terkait, meliputi :penetapan kebutuhan,penetapan jenis dan standar pelayanan minimumPerumusan strategi terkait perwujudan kawasan penyangga, meliputi:penetapan batas kawasan penyangga, khususnya pertimbangan dampak kegiatan teknologi tinggi dan sebaliknya pengaruh negatif kegiatan sekitar kawasan teknologi tinggi.penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga,mengendalikan sistem jaringan prasarana utama yang berpotensi menggangu operasionalisasi teknologi tinggi,mengendalikan sistem pusat pelayanan yang berpotensi mengganggu operasionalisasi teknologi tinggiKonsep pengembangan kawasanKonsep pengembangan KSP tipologi kawasan teknologi tinggi dijabarkan dalam konsep struktur ruang dan rencana pola ruang pada kawasan penyangga untuk mendukung operasionalisasi teknologi tinggi.Rencana struktur ruangDiwujudkan dalam konsep struktur ruang kawasan penyangga inti yang lebih ditekankan pada pelayanan infrastruktur pendukung operasionalisasi kawasan agar instalasi teknologi tinggi dapat beroperasi secara maksimal sampai batas waktu rencana operasional.Konsepsi rencana struktur ruang dikoordinasikan dengan pengelola/sektor terkait, terdiri atas:penetapan lokasi dan fungsi intalasi teknologi tinggi;sistem jaringan prasarana utama yang menghubungkan kawasan teknologi tinggi dengan kawasan-kawasan pendukung kawasan teknologi tinggi.sistem jaringan prasarana pendukung terkait pelayanan kawasan, meliputi;Penyediaan sumber dan sistem jaringan distribusi air bersih ke kawasanSistem jaringan drainase perlindungan kawasan dari banjir,Sistem jaringan energiSistem jaringan telekomunikasiRencana pola ruangDiwujudkan dalam rencana pola ruang kawasan teknologi tinggi yang lebih ditekankan pada pengaturan zona pendukung kawasan agar instalasi teknologi tinggi dapat beroperasi secara maksimal sampai batas waktu rencana operasional.Rencana pola ruang merupakan penetapan zonasi dan kegiatan pada wilayah sekitar kawasan teknologi tinggi; (kawasan penyangga)Kawasan penyangga, ditentukan berdasarkan kriteria perlindungan masing-masing karakter teknologi tinggi,(contoh: perlindungan cahaya, suara, getaran dll)Penetapan radius kawasan penyangga dengan pertimbangan;jarak aman keselamatan masyarakat terhadap keberadaan intalasi teknologi tinggi,dampak potensial kemungkinan bencana kebakaran sekitar kawasan yang berpotensi membahayakan kawasan inti,perlindungantegakansekitarkawasanintiuntuk mengantisipasi bencana gerakan tanah,gangguan kegiatan manusia di sekitar kawasan inti terhadap operasionalisasi teknologi tinggi.Kawasan penyangga dapat berupa zona larangan kegiatan, zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, zona dengan hunian terbatas.

Kawasan Sumber Daya AlamMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan sumber daya alam (Darat/Laut) mencakup hal-hal berikut:Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan KSPPertimbangan perumusan tujuan, kebijakan dan strategi KSPtipologi kawasan sumber daya alam(Darat/Laut), meliputi:Nilai kepentingan sumber daya alam di wilayah provinsi,

Posisi geografis kawasan sumber daya alam terhadap sistem jaringan transportasi dan sistem pusat pelayanan,Kebutuhan tenaga kerja dan penyediaan permukiman,Kondisi sosial-ekonomi masyarakat sekitar kawasan sumber daya alam,Daya dukung fisik dasar terkait lokasi kawasan sumber daya alam, danTeknologi pemanfaatan sumber daya alam.Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan dan strategi adalah sebagai berikut:Tujuan:Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan keseimbangan ekosistem kawasan dalam rangka menjaga potensi sumber daya alam terkait pemanfaatan sumber daya alam yang aman untuk kepentingan strategis provinsi.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:Kebijakan terkait pemanfaatan sumber daya alam,Kebijakan terkait pengelolaan Lingkungan yang berkelanjutan,Kebijakan terkait zonasi dan pengaturan kegiatan pada kawasan inti,Kebijakan terkait dukungan sistem jaringan prasarana kawasan sesuai standar pelayanan minimum yang ditetapkan.Kebijakan terkait pengelolaan kawasan penyangga.StrategiMuatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan khususnya pada kawasan inti disesuaikan dan/atau dikoordinasikan dengan pengelola kawasan/sektor terkait. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut :Perumusan strategi terkait pemanfaatan sumber daya alam disesuaikan dengan kebijakan dan strategi pihak pengelola/sektor terkait, meliputi:penetapan batas eksploitasi,penetapan jenis bahan tambang yang dieksploitasi,perkiraan kapasitas sesuai jangka waktu eksploitasi (target sampai akhir tahun perencanaan).Perumusan strategi terkait pengelolaan Lingkungan yang berkelanjutan dikoordinasikan dengan kebijakan dan strategi pihak pengelola/sektor terkait, meliputi:penetapan kawasan perlindungan,penetapan teknologi eksploitasi,pengelolaan limbah,penetapan pengelolaan Lingkungan pada saat persiapaan, pelaksanaan dan pasca pertambangan,perbaikan kondisi kualitas kesejahteraan sosial-budaya- ekonomi masyarakat di sekitar kawasan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam.Perumusan strategi terkait zonasi dan pengaturan kegiatan kawasan sumber daya alam dikoordinasikan dengan pengelola kawasan/sektor terkait, meliputi :Penetapan zonasi (zona perlindungan, eksploitasi, zona pengolahan hasil eksploitasi, zona pembuangan limbah, zona administrasi, zona hunian dan zona publik), danpenetapan kegiatan (jenis, intensitas, dan pengelolaan) pada setiap zona kawasan sumber daya alam.Perumusan strategi terkait pelayanan sistem jaringan prasarana utama kawasan sumber daya alam (dikoordinasikan dengan pengelola kawasan), meliputi:penetapan kebutuhan sistem jaringan prasarana utama terkait pengembangan wilayah,penetapan jenis dan standar pelayanan minimumPerumusan strategi terkait perwujudan kawasan penyangga, meliputi:penetapan batas kawasan penyangga, khususnya pertimbangan dampak kegiatan pengelolaan sumber daya alam) dan sebaliknya kemungkinan pengaruh negatif kegiatan sekitar kawasan.penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga,penetapan dukungan sistem jaringan prasarana di kawasan penyangga untuk menjaga kesetaraan pelayanan dengan kawasan fungsional.Konsep pengembangan kawasanKonsep pengembangan KSP tipologi kawasan sumber daya alam (Darat/Laut) dijabarkan sebagai berikut:Rencana struktur ruangRencana struktur ruang terdiri atas:Rencana struktur ruang pada kawasan inti memperhatikan perencanaan yang disusun oleh pengelola kawasan dan/atau sektor terkait, meliputi:Sistem jaringan prasarana utama:jaringan jalan utama kawasan (pada saat operasionalisasi dan/atau paska kegiatan penambangan dapat difungsikan sebagai akses wilayah)Sistem jaringan prasarana lainnya:sistem jaringan energi

sistem jaringan telekomunikasisistem penyediaan sumber air bersihsistem jaringan drainase utama terkait jaringan drainase diluar kawasan,sistem jaringan air limbahsistem pengelolaan persampahanDukungan sarana; (pengaturan pada sarana yang dapat digunakan untuk kepentingan publik permanfaatan bersama masyarakat di sekitar kawasan)Rencana struktur ruang pada kawasan penyangga meliputi:Mengacu dan memperhatikan sistem pusat pelayanan, yang ada dalam RTRW terkait, meliputi:Pusat Kegiatan Lokal (PKL); danPusat Pelayanan Kawasan (PPK) untuk mendukung kegiatan pemanfaatan dan pasca pemanfaatan sumber daya alam.Sistem jaringan prasarana lainnya: (untuk mengendalikan kesenjangan dengan kawasan inti);sistem jaringan energisistem jaringan telekomunikasisistem penyediaan sumber air bersihsistem jaringan drainase,sistem jaringan air limbahsistem pengelolaan persampahan.Dukungan sarana; (untuk menjaga kesetaraan dengan kondisi permukiman di kawasan inti)sarana sosial-budaya,sarana ekonomi,sarana kesehatan.Rencana pola ruangRencana pola ruang terdiri atas:Rencana pola ruang pada kawasan inti memperhatikan rencana yang telah disusun dan/atau ketentuan teknis pengelola kawasan/sektor terkait, meliputi;zona perlindungan, merupakan zona di dalam kawasan sumber daya alam yang difungsikan untuk memberikan perlindungan terhadap zona pemanfaatan terbatas.zona pemanfaatan, meliputi zona pemanfaatan sumber daya alam termasuk tempat pembuangan limbah, (didasarkan pertimbangan amdal).zona hunian, merupakan zona di dalam kawasan inti yang digunakan untuk kegiatan permukiman para pekerja di Lingkungansumber daya alam.zona publik, didasarkan pada kebutuhan fungsi pendukung operasionalisasi zona pemanfaatan, dapat digunakan untuk fungsi pelayanan publik yang berada di dalam kawasan sumber daya alam digunakan bersama dengan masyarakat di luar kawasan umumnya untuk kegiatan sosial, ekonomi dan budaya.Rencana pola ruang pada kawasan penyangga:kawasan penyangga, berada dilingkungan luar kawasan inti, untuk mengendalikan dampak negatif dari kegiatan pemanfaatan SDA terhadap lingkungan sekitar dan sebaliknya.zona penyangga diklasikasikan sesuai karakteristik dukungan terhadap kawasan inti; dapat berupa zona larangan kegiatan, zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, zona dengan hunian terbatas.

Kawasan Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan HidupMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup mencakup hal-hal berikut:Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan KSPPertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi KSPtipologi kawasan Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup, meliputi:Fungsi perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup terkait besarnya manfaat perlindungan setempat dan perlindungan kawasan bawahnya serta kekayaan keanekaragaman hayati,Kondisi pemanfaatan ruang kawasan dan sekitar kawasan,Kondisi sosial-ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan,Keberadaan sistem pusat pelayanan di dalam dan sekitar kawasan,Kondisi sistem jaringan prasarana di dalam dan sekitar kawasan, Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturantujuan, kebijakan dan strategi adalah sebagai berikut:Tujuan:Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan lingkungankawasan Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Hidup yang lestari pada jangka panjang.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:Kebijakan terkait pengelolaan Lingkungan yang berkelanjutan,Kebijakan terkait zonasi dan pengaturan kegiatan pada kawasan inti,Kebijakan terkait persyaratan pembangunan sistem jaringan prasarana kawasan (disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka perlindungan kawasan),Kebijakan terkait kawasan penyangga; penetapan batas, zonasi, penetapan kegiatan, dukungan sistem jaringan prasarana dan sarana kawasanStrategiMuatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut:Perumusan strategi terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, meliputi:mencegah pemanfaatan ruang di dalam dan disekitar kawasan fungsional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan inti yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang tidak sesuai;

merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan inti danmengembangkan kegiatan budi daya yang berfungsi sebagai zona penyangga kawasan intiPerumusan strategi terkait zonasi dan pengaturan kegiatan kawasan fungsional, meliputi:penetapan zonasi, danpenetapan kegiatan (jenis, intensitas dan pengelolaan) pada setiap zona pada kawasan fungsional.Perumusan strategi terkait pelayanan sistem jaringan prasarana kawasan inti (dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang), meliputi:penetapan kebutuhan,penetapan jenis dan standar pelayanan minimum.Perumusan strategi terkait perwujudan kawasan penyangga, sebagai berikut:penetapan batas kawasan penyangga, khususnya pertimbangan pengaruh negatif kegiatan sekitar kawasan.penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga,pengendaliansistem jaringan prasaranadan sistem pusat pelayanan kawasan penyangga untuk menjaga kelestarian kelestarian kawasan inti.Konsep pengembangan kawasanArahanpengembanganKSPtipologikawasanPerlindungandan Pelestarian Lingkungan Hidup dijabarkan sebagai berikut:Rencana struktur ruangRencana struktur ruang terdiri atas :rencana struktur ruang pada kawasan inti bersifat arahan untuk sistem jaringan prasarana.rencana struktur ruang pada kawasan penyangga bersifat arahan untukmengendalikan sistem pusat pelayanan yang berpotensi menganggu fungsi kawasan; danmengendalikan sistem jaringan prasarana yang berpotensi menganggu fungsi kawasan.Rencana pola ruangRencana pola ruang, terdiri atas:Rencana pola ruang pada kawasan inti mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.Rencanapolaruangpadakawasanpenyangga(daerah penyangga), meliputi:zona penyangga, berada dilingkungan luar kawasan inti, untuk mengendalikan dampak negatif kegiatan disekitar kawasan terhadap kawasan inti.

zona penyangga diklasikasikan sesuai karakteristik dukungan terhadap kawasan inti; dapat berupa zona larangan kegiatan, zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, zona dengan hunian terbatas.

Kawasan Rawan BencanaBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan Lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Muatan yang diatur dalam tipologi kawasan rawan bencana mencakup hal-hal berikut:Tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan KSPPertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi KSP tipologi kawasan rawan bencana, meliputi:Area kawasan rawan bencana atau perkiraan kawasan rawan bencana atau kawasan dengan histori bencana,Kondisi sebaran dan sosial-ekonomi penduduk kawasan rawan bencana,Kondisi pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana dan sekitarnya terutama keberadaan pusat kegiatan dan pusat pelayanan di sekitar kawasan rawan bencana.Kondisi sistem jaringan prasarana utama, sistem jaringan prasarana lainnya, dan kondisi sarana pada kawasan rawan bencana, danSebaran kawasan evakuasiBerdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:TujuanAspek tujuan difokuskan pada mewujudkan pemanfaatan ruang yang mendukung upaya mitigasi dan adaptasi pada kawasan rawan bencana.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:Kebijakan terkait penetapan fungsi lindung dan fungsi budidaya pada kawasan rawan bencana/KRB,Kebijakan terkait penetapan kegiatan pada kawasan rawan bencana/KRB (termasuk penetapan kegiatan hunian sementara di KRB),Kebijakan terkait sistem evakuasi.Strategi

Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut :Perumusan strategi terkait kebijakan fungsi lindung dan fungsi budidaya pada kawasan rawan bencana/KRB, meliputi:penetapan kawasan lindung sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan penetapan baru sesuai pertimbangan daya dukung serta ketetapan instansi yang bertanggungjawab,penetapan kawasan budidaya sesuai daya dukung KRB pada saat tidak terjadi bencana (khususnya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat setempatPerumusan strategi terkait penetapan kegiatan pada kawasan rawan bencana/KRB, meliputi:penetapan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan karakteristik sumber daya masyarakat setempat dan karakteristik daya dukung.penetapan ruang hunian sementara terkait fungsi pelayanan kebutuhan pengembangan kawasan produksi.penetapaninfrastrukturpendukungsistemjaringantransportasi, sekaligus berfungsi sebagai jalur evakuasi dalam sistem evakuasi bencana.Perumusan strategi terkait sistem evakuasi, meliputi:penetapan lokasi diluar KRB yang terjamin dari kemungkinan bencana,penetapan sistem evakuasi bencana terkait ruang evakuasi bencana, termasuk penetapan sistem jaringan prasarana utama evakuasi.penetapan dukungan sarana dan sistem jaringan prasarana lainnya pendukung kawasan evakuasi sesuai standar pelayanan minimum yang ditentukan.Konsep pengembangan kawasanKonsep pengembangan KSP tipologi kawasan rawan bencana yang berupa struktur dan pola ruang harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:Sistem internal kawasan/zona harus dipandang sebagai sub- sistem dari sistem wilayah Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Dengan demikian penentuan rencana struktur ruang internal ini tetap harus mengacu pada Rencana Struktur Ruang pada Hirarki yang lebih tinggi.Harus dijaga kesesuaiannya dengan fungsi kawasan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang yang berlaku.Mengutamakan peruntukan pada zona dengan tingkat kerawanan fisik alami dan tingkat resiko bencana tinggi, sebagai Kawasan Lindung.Memperhatikan kriteria tingkat kerawanan/tingkat resiko serta mengupayakan rekayasa untuk mengeliminasi faktor-faktor penyebab tingginya kerawanan/resiko

Mengacu pada beberapa peraturan dan pedoman terkait bidang penataan ruang serta peraturan dan pedoman yang terkait lingkungan dan sumber daya alamPenyesuaian dengan dengan kondisi alam dengan lebih menekankan pada upaya rekayasa geologi dan rekayasa teknik sipilMenghormati hak yang dimiliki orang sesuai peraturan perundang-undanganMemperhatikan aspek aktifitas manusia yang telah ada sebelumnya (existing condition) dan dampak yang ditimbulkannya.

Kawasan Krisis LingkunganMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan Kritis Lingkungan mencakup hal- hal berikut:Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengembangan KSPPertimbangan perumusan tujuan, kebijakandan strategi KSPtipologi kawasan Kritis Lingkungan, meliputi:Kondisi pemanfaatan ruang,Kondisi neraca air,Kondisi sebaran dan fungsi kawasan lindung,

Kondisi sebaran keanekaragaman hayati,Kondisisebaranpendudukdanpermukiman,fasilitasekonomi penting, sistem transportasi dan prasarana sumber daya air,Kondisi kebencanaan terkait kawasan kritis Lingkungan, seperti banjir dan tanah longsorBerdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:TujuanMewujudkan daya dukung Lingkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan untuk menjamin kelestarian alam, penangulangan bencana, menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada;Kebijakan terkait bentuk pengelolaan Lingkungan yang berkelanjutan,Kebijakan terkait zonasi (fungsi lindung dan budidaya) dan pengaturan kegiatan di kawasan ekosistem,Kebijakan terkait penetapan fungsi budidaya khususnya kawasan hunian, fasilitas ekonomi penting, sistem transportasi serta prasarana sumber daya air berbasis mitigasi bencanaStrategiMuatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut:Perumusan strategi terkait pengelolaan Lingkungan yang berkelanjutan, meliputi:mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi merusak ekosistim kawasan dan menurunkan kualitas tata air;membatasi pengembangan prasarana dan sarana di kawasan ekosistem yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang tidak sesuai, danmerehabilitasi fungsi lindung yang menurun akibat pemanfaatan ruang yang tidak sesuaiPerumusan strategi terkait zonasi dan pengaturan kegiatan di kawasan ekosistem, meliputi:penetapan zonasi, danpenetapan kegiatan (jenis, intensitas dan pengelolaan) pada setiap zona pada kawasan ekosistemPerumusan strategi terkait penetapan fungsi budidaya penting berbasis mitigasi bencana terkait kawasan ekosistem, meliputi:pengendalian sistem pusat pelayanan,perlindungan fasilitas ekonomi penting,penetapan sistem transportasi serta prasana sumber daya air

Konsep Pengembangan KawasanKonsepsi pengembangan KSP tipologi kawasan Kritis Lingkungandijabarkan dalam konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang.Rencana Struktur RuangRencana struktur ruang pada kawasan inti bersifat arahan untuk:arahan sistem pusat pelayananpada kawasan yang relatif sesuai daya dukung fisik dasar dan daya rusak air,arahan sistem jaringan prasarana utama pada kawasan yang relatif sesuai daya dukung fisik dasar dan daya rusak air.Rencana Pola RuangRencana pola ruang, terdiri atas:Rencana pola ruang pada kawasan inti, meliputi: Kawasan lindung disusun dengan memperhatikan:mengacu penetapan kawasan hutan,penetapan kawasan lindung lainnya ditetapkan berdasarkan analisis.Kawasan budidaya disusun dengan memperhatikan:keanekaragaman hayati;daya dukung fisik dasar;dampak daya rusak air.Kawasan budidaya meliputi zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, zona dengan hunian terbatas.Rencanapolaruangpadakawasanpenyangga(kecuali ekosistem DAS), meliputi:zona penyangga, berada diLingkungan luar kawasan inti, untuk mengendalikan dampak negatif kegiatan disekitar kawasan terhadap kawasan inti.zona penyangga diklasikasikan sesuai karakteristik dukungan terhadap kawasan inti; dapat berupa zona larangan kegiatan, zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, zona dengan hunian terbatas.

Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau KecilMuatan yang diatur dalam tipologi kawasan ekosistem mencakup hal-hal berikut:Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pengembangan KSPPertimbangan perumusan tujuan, kebijakandan strategi KSPtipologi Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau Kecil, meliputi:Kondisi pemanfaatan ruang,Kondisi neraca air,Kondisi sebaran dan fungsi kawasan lindung,Kondisi sebaran keanekaragaman hayati,Kondisisebaranpendudukdanpermukiman,fasilitasekonomi penting, sistem transportasi dan prasarana sumber daya air,Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:TujuanAspek tujuan difokuskan pada perwujudan komposisi kawasan lindung dan kawasan budidaya yang menjamin keserasian kemampuan dan pemanfaatan unsur dalam alam secara timbal balik.KebijakanKebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada;Kebijakan terkait bentuk pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,Kebijakan terkait zonasi (fungsi lindung dan budidaya) dan pengaturan kegiatan di kawasan ekosistem,Kebijakan terkait penetapan fungsi budidaya khususnya kawasan hunian, fasilitas ekonomi penting, sistem transportasi serta prasarana sumber daya airStrategiMuatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut:Perumusan strategi terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, meliputi:mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi merusak ekosistim kawasan dan menurunkan kualitas tata air;membatasi pengembangan prasarana dan sarana di kawasan ekosistem yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang tidak sesuai, danmerehabilitasifungsilindungyangmenurunakibat pemanfaatan ruang yang tidak sesuaiPerumusan strategi terkait zonasi dan pengaturan kegiatan di kawasan ekosistem, meliputi:penetapan zonasi, danpenetapan kegiatan (jenis, intensitas dan pengelolaan) pada setiap zona pada kawasan ekosistemPerumusan strategi terkait penetapan fungsi budidaya penting terkait kawasan ekosistem, meliputi:pengendalian sistem pusat pelayanan,perlindungan fasilitas ekonomi penting,penetapan sistem transportasi serta prasana sumber daya air

Konsep Pengembangan KawasanKonsepsi pengembangan KSP tipologi Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau Kecildijabarkan dalam konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang.Rencana Struktur RuangRencana struktur ruang pada kawasan inti bersifat arahan untuk:arahan sistem pusat pelayananpada kawasan yang relatif sesuai daya dukung fisik dasar dan ekosistem,arahan sistem jaringan prasarana utama pada kawasan yang relatif sesuai daya dukung fisik dasar dan ekosistem.Rencana Pola RuangRencana pola ruang, terdiri atas:Rencana pola ruang pada kawasan inti, meliputi: Kawasan lindung disusun dengan memperhatikan:mengacu penetapan kawasan hutan,penetapankawasanlindunglainnyaditetapkan berdasarkan analisis.Kawasan budidaya disusun dengan memperhatikan:keanekaragaman hayati;daya dukung fisik dasar;Kawasan budidaya meliputi zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, zona dengan hunian terbatas.Rencanapolaruangpadakawasanpenyangga(kecuali ekosistem DAS), meliputi:zona penyangga, berada diLingkungan luar kawasan inti, untuk mengendalikan dampak negatif kegiatan disekitar kawasan terhadap kawasan inti.zona penyangga diklasikasikan sesuai karakteristik dukungan terhadap kawasan inti; dapat berupa zona larangan kegiatan, zona hijau dengan tegakan, zona hijau (tidak disyaratkan dengan tegakan), zona tanpa hunian, zona dengan hunian terbatas.Arahan Pemanfaatan Ruang KSPArahan pemanfaatan ruang merupakan upaya perwujudan RTR KSP yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama, indikasi sumber pembiayaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan.

Indikasi program utama merupakan acuan sektor dan daerah dalam menyusun program dalam rangka mewujudkan RTR KSP dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun). Indikasi program utama dapat memuat strategi operasionalisasi perwujudan struktur ruang dan pola ruang sebagai dasar pertimbangan penetapan tahapan indikasi program utama.Penyusunan ketentuan terkait dengan arahan pemanfaatan ruang untuk masing- masing tipologi KSP paling sedikit mempertimbangkan hal-hal sebagaimana termuat pada Tabel 2.4 berikut:Tabel 2.4 Indikasi Program Utama Jangka Menengah KSP berdasarkan tipologiTipologiIndikasi Program Utama

1.1. Kawasan perkotaanIndikasi program utama perwujudan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan sinergihubungan fungsional antara kawasan perkotaan inti dankawasan perkotaan di sekitarnya sebagai pusat permukiman dan kegiatan perekonomian skala regional.

1.2. Kawasan Ekonomi KoridorIndikasi program utama perwujudan rencana struktur ruang dan pola ruang difokuskan pada perwujudan:a. kawasan ekonomi yang beragam dan inklusif.b. sinergi pembangunan sektoral dan daerah untuk menjaga keuntungan kompetitif;c. sistem jaringan transportasi darat, laut, dan udara;d. pembangunan infrastruktur yang menekankan kerja sama pemerintah dengan swasta (KPS).

1.3. Kawasan PerdesaanIndikasi program utama perwujudan konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan Lingkungan kawasan dan sektor ekonomi yangberkelanjutan dan produktif.Acuan minimal indikasi program utama kawasan ekonomi sektor unggulan meliputi:a. indikasi program utama perwujudan fungsi sektorunggulan;b. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan jalan/akses dari/ke kawasan ekonomi sektor basis;c. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringanenergi;d. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan telekomunikasi;e. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringansumberdaya air;f. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan prasarana;g. Indikasi program utama perwujudan fungsi kawasan inti; danh. Indikasi program utama perwujudan fungsi kawasan penyangga.

1.4. Kawasan Ekonomi Cepat TumbuhIndikasi program utama perwujudan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudankawasan cepat tumbuh provinsi.Acuan minimal indikasi program utama kawasan ekonomi cepat tumbuh meliputi :a. indikasi program utama perwujudan fungsi sistem pusat-pusat perekonomian;b. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan jalan;c. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan energi;d. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan telekomunikasi;e. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan sumberdaya air;f. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan pengolahan limbah; dang. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringandrainase.

1.5. Kawasan Cagar Budaya/SejarahIndikasi program utama perwujudan konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan Lingkungan situs dan cagar budaya/sejarah yang lestari pada jangka panjang.

Acuan minimal indikasi program utama kawasan warisan budaya/sejarah meliputi:a. indikasi program utama perwujudan fungsi objek strategis kawasan cagar budaya;b. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan jalan/akses dari/ke kawasan cagar budaya;c. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan energi;d. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan telekomunikasi;e. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan sumberdaya air;f. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan

1.6. Kawasan Pemukiman/Adat TertentuIndikasi program utama perwujudan konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan kawasan perukiman/adat tertentu yang lestari pada jangka panjang.

Acuan minimal indikasi program utama kawasan permukiman/adar tertentu meliputi:a. indikasi program utama perwujudan fungsi kawasan permukiman/adat tertentub. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan jalan/akses dari/ke kawasan pemukiman/ adat tertentu;c. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan energi;d. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan telekomunikasi;e. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan sumberdaya air;f. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan prasarana;g. Indikasi program utama perwujudan fungsi kawasan inti; danh. Indikasi program utama perwujudan fungsi kawasan penyangga.

1.7. Kawasan Teknologi TinggiIndikasi program utama perwujudan konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan Lingkungan kawasan dan/atau obyek teknologi tinggi berfungsi maksimal sesuai jangka waktu rencana operasional.

Acuan minimal indikasi program utama kawasan teknologi tinggi meliputi :a. indikasi program utama perwujudan fungsi objek strategis berteknologi tinggi;b. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan jalan/akses dari/ke kawasan teknologi tinggi;c. indikasi program utama perwujudan fungsi pelabuhan dan dermaga dengan akses ke kawasanteknologi tinggi;d. indikasi program utama perwujudan fungsi bandar udara dengan akses ke kawasan teknologi tinggi;e. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan energi;f. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan telekomunikasi;g. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan sumberdaya air.

1.8. Kawasan Sumberdaya AlamIndikasi program utama perwujudan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan keseimbangan ekosistem kawasan dalam rangka menjaga potensi sumberdaya alam terkait pemanfaatan sumberdaya alam yang aman.Acuan minimal indikasi program utama kawasan sumberdaya alam meliputi :a. indikasi program utama perwujudan fungsi kawasan sumberdaya alam;b. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringanjalan/akses dari/ke kawasan SDA;c. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan energi;d. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringantelekomunikasi;e. indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan sumberdaya air;f. Indikasi program utama perwujudan fungsi jaringan prasarana.

1.9. Kawasan perlindungan dan pelestarian lingkungan hidupIndikasi program utama perwujudan konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudkan Lingkungan kawasan yang lestari pada jangka panjang. Acuan minimal indikasi program utama kawasan hutan lindung meliputi : Indikasi program utama terkait dengan kegiatan perlindungan kawasan, rehabilitasi, revitalisasi, dan pemanfaatan secara lestari

1.10.Kawasan Rawan BencanaIndikasi program utama perwujudan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan pemanfaatan ruang yang mendukung upaya mitigasi dan adaptasi pada kawasan rawan bencana.

Acuan minimal indikasi program utama kawasan rawan bencana meliputi :a. Indikasi program utama perwujudan struktur ruang:1) Indikasi program utama perwujudan sistem evakuasi bencana;2) Indikasi program utama perwujudan sistem jaringan transportasi;3) Indikasi program utama perwujudan sistemjaringan energi;4) Indikasi program utama perwujudan sistem jaringan telekomunikasi; dan5) Indikasi program utama perwujudan sistemjaringan sumberdaya air.b. Indikasi program utama perwujudan pola ruang:1) Indikasi program utama perwujudan kawasan lindung; dan2) Indikasi program utama perwujudan kawasan budi daya.

1.11.Kawasan Kritis LingkunganIndikasi program utama perwujudan konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan komposisi kawasan lindung dan kawasan budidaya yang menjamin keserasian kemampuan dan pemanfaatan unsur dalam alam secara timbal balik.

Acuan minimal indikasi program utama kawasan kritis Lingkungan ;a. penekanan pada restorasi, rehabilitasi, dan konservasi lahan; danb. Penekanan pada konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air.

1.12.Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau KecilIndikasi program utama perwujudan konsep rencana struktur ruang dan rencana pola ruang difokuskan pada perwujudan kawasan ekosistem esensial yang serasi antara pemanfaatan dan pelestariannya.

Acuan minimal indikasi program utama kawasan ekosistem adalah ;a. penekanan pada konservasi lahan dan rehabilitasi ekosistem kawasan; danb. penekanan pada konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air

Indikasi sumber pembiayaan memuat perkiraan pendanaan yang dapat berasal dari:a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;b. Pembiayaan masyarakat; dan/atauc. sumber lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.Indikasi instansi pelaksana memuat instansi pemerintah daerah sebagai pelaksana program pemanfaatan ruang. Adapun indikasi waktu pelaksanaan memuat tahapan pelaksanaan program pemanfaatan ruang sampai akhir tahun perencanaan (20 tahun).Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSPKetentuan terkait dengan arahan pengendalian pemanfaatan ruang KSP paling sedikit memuat:a. Arahan Peraturan ZonasiArahan peraturan zonasi KSP merupakan ketentuan zonasi pada sistem provinsi, yang meliputi arahan peraturan zonasi untuk struktur ruang provinsi dan pola ruang provinsi.Ketentuan arahan peraturan zonasi memuat mengenai: jenis kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan tidak diperbolehkan, intensitas pemanfaatan ruang, prasarana dan sarana minimum, dan ketentuan lain yang dibutuhkan.b. Arahan PerizinanIzin pemanfaatan ruang diberikan untuk: menjamin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang, peraturan zonasi, dan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang; mencegah dampak negatif pemanfaatan ruang; dan melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas.Izin pemanfaatan ruang diberikan kepada calon pengguna ruang yang akan melakukan kegiatan pemanfaatan ruang pada suatu kawasan/zona berdasarkan rencana tata ruang.Izin pemanfaatan ruang untuk kegiatan pemanfaatan sumber daya alam diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.c. Arahan Pemeberian Insentif dan DisinsentifPemberian insentif dan disinsentif dalam penataan ruang diselenggarakan untuk: meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang; memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang agar sejalan dengan rencana tata ruang; dan meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang yang sejalan dengan rencana tata ruang.

d. Arahan SanksiPengenaan sanksi merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasiPenetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang strategis provinsiberdasarkan tipologi dapat dilihat pada Tabel 2.5

Kementerian Pekerjaan Umum62

Tabel 2.5 Penetapan Arahan Peraturan Zonasi Berdasarkan TipologiSudut KepentinganTipologi KSPArahan Peraturan ZonasiArahan PerizinanArahan Pemberian Insentif dan DisinsentifArahan Sanksi

Muatan Peraturan Zonasi

jenis kegiatan yangdiperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan tidak diperbolehkanintensitas pemanfaatan ruangprasarana dan sarana minimumketentuan lain yang dibutuhkan

PertumbuhanEkonomi1. Kawasan Perkotaan

2. Kawasan Koridor Ekonomi

3. Kawasan Perdesaan

4. Kawasan Ekonomi Cepat Tumbuh

Sosial dan budaya5. Kawasan Cagar Budaya/Sejarah-

6. KawasanPermukiman/AdatTertentu-

pendayagunaan sumberdaya alamdan/atau teknologi tinggi7. Kawasan Teknologi Tinggi--

8. Kawasan Sumber Daya Alam(Darat/Laut)-

fungsi dan dayadukung Lingkungan9. Kawasan perlindungan dan pelestarianlingkungan hidup-

10. Kawasan Rawan Bencana-

11. Kawasan Kritis Lingkungan-

12. Kawasan Ekosistem-

KeteranganPerlu memuat ketentuan tersebut-Tidak memuat ketentuan tersebut

Kementerian Pekerjaan Umum72

Pengelolaan KawasanPengelolaan kawasan memperhatikan:a. status kelembagaan yang telah diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;b. keterkaitan KSP dengan kewenangan daerah provinsi;c. keterkaitan KSP dengan kewenangan daerah kabupaten/kota; dand. pemangku kepentingan lainnya.Hak, Kewajiban, dan Peran MasyarakatHak, kewajiban, dan peran masyarakat diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Tahapan Pelaksanaan PekerjaanA. Pengumpulan data dan informasi paling sedikit meliputi:1) Data terkait nilai strategis dan isu strategis KSP;2) Data kebijakan penataan ruang dan sektoral terkait (termasuk peruntukan ruang);3) Data kondisi fisik/Lingkungan dan sumber daya alam;4) Data pemanfaatan ruang/penggunaan lahan5) Data sumber daya buatan/ prasarana dan sarana;6) Data kependudukan dan sumber daya manusia;7) Data perekonomian, sosial, dan budaya;8) Data kelembagaan;9) Peta dasar (RBI dan citra satelit); dan10) Data lainnya sesuai dengan karakteristik tipologi KSP

B. Hasil pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan informasiHasil kegiatan pengumpulan data dan informasi disatukan dalam buku data dan analisa.Tahap Pengolahan dan Analisa DataA. Pengolahan dan analisa dataPengolahan dan analisis data paling sedikit meliputi perangkat dan teknik analisis yang terkait dengan nilai strategis kawasan yang dimilikinya. Penggunaan perangkat dan teknik analisis disesuaikan dengan kebutuhan analisis berdasarkan kisi-kisi mengenai lingkup pengaturan sesuai dengan tipologi KSP yang meliputi:1) Bentuk kawasan;2) Delineasi kawasan;3) Fokus penanganan;4) Tingkat ketelitian peta;5) Tujuan, kebijakan, dan strategi;6) Konsep pengembangan kawasan;7) Arahan pemanfaatan ruang; dan8) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang. Analisis yang dilakukan paling sedikit meliputi :1) analisis terkait dengan kajian Lingkungan hidup strategis (KLHS) sesuai dengan tipologi KSP, yang melipu