METODOLOGI PENELITIAN WIRA

download METODOLOGI PENELITIAN WIRA

of 13

Transcript of METODOLOGI PENELITIAN WIRA

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

OLEH:PUTU WIRA SULAKSANA11.321.1341A5-A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSTIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI2014

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan PenelitianDesign penelitian yang juga disebut sebagai rancangan penelitian merupakan suatu bentuk rancangan dalam prosedur sebuah penelitian. (Nursalam, 2003)Design penelitian secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: Design penelitian survey analitik (design penelitian cross sectional, design penelitian case control, design penelitian kohort) dan design penelitian eksperiment (pre eksperimental design, true eksperimentas design, factorial design, quasy eksperimental). (Sri Handayani dan Sujono Riyadi, 2011)1. Penelitian Survey AnalitikPenelitian survey analitik merupakan suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan tersebut bisa terjadi ,kemudian melakukan analisis hubungan antara factor resiko dan fator efek. Dalam penelitian survey analitik ada tiga jenis desain penelitian yaitu: (Sri Handayani dan Sujono Riyadi, 2011)a. Desain penelitian cross sectional (tranversal)Penelitian cross sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor risiko (independen) dengan faktor efek (dependen) di mana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama.b. Desain penelitian case control Desain penelitian case control merupakan suatu penelitian yang mempelajari factor risiko demgan menggunakan pendekatan retrosepektip ,artinya penelitian di mulai dengan mengidentifikasi kelompo yang terkena penyakit atau efek tertentu (kasus) dan kelompok tanpa efek control ,kemudian mengidentifikasi factor resiko terjadinya pada waktu yang lalu sehingga dapat menrangkan mengapa kasus terkena efek ,sedangkan control tidak terkena efek.Penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:1) Desain penelitian case control tanpa matching adalah pada penelitian kasus control dimulai denagn mengambil kelompok kasus (A+C) dan kelompok control (B+D) oleh karena control dipilih mereka yang tidak sakit maka tidak dapat di hitung kejadian penyakit dan tidak diketahui proporsi kasus dan control terhadap keadaan sebenarnya pada populasi , sehingga kita tidak dapat menghitung insiden pada kasus maupun control.2) Desain penelitian case control dengan matching adalah penelitian pada kasus control yang dilakukan dengan cara matching individual ,maka harus dilakukan analisi dengan menjadikan kasus dan control sebagai pasangan-pasangan.c. Desain penelitian cohortDesain penelitian kohort merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara factor resiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atau prospektip .pada penelitian kohort factor resiko diidentifikasi terlebih dahulu ,kemudian subyek diikuti ke depan secar prosfektip sampai periode waktu tertentu untuk melihat kejadiannya efek atau penyakit yang di teliti ,maka sering di sebut penelitian prospektip.2. Design Penelitian EkperimenDesign penelitian ekperimen meliputi pre eksperimental design, true eksperimentas design, factorial design, quasy eksperimental, yaitu: (Sri Handayani dan Sujono Riyadi, 2011)a. Pre Eksperimental DesignRancangan ini merupakan rancangan penelitian eksperimen yang paling lemah dan tidak di gunakan untuk memimbukan kausalitas. Pre experimental design terdiri atas one shot case study, pretets posttest design dan satic group campision1) One shot case studyPenelitian ini dilakukan dengan memberikan intervensi / perlakuan untuk kemudian dilihat dampaknya atau pengaruhnya / hasil pengamatan seperti penelitian berikut : Pengaruh PKMRS terhadap Tingkat Kepetuhan Kontrol. Kegiatan yang dilakukan penelitian dalam penelitian ini adalah subjek diberikan penyuluhan tentang kesehatan masyarakat, kemudian dilihat dampaknya terhadap tingkat kepatuhan control.2) Pre test post tests designPenelitian ini di lakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum di berikan intervensi, setelah diberikan intervensi kemudian dilakukan kembali posttest (pengamatan terakhir).3) Static group comparisonRancangan ini merupakan rancangan preeksperimental dengan cara menambah kelompok control.Caranya adalah pada kelompok perlakuan setelsh diberikan perlakuan, lalu dilakukan pengamatan, sedangkan pada kelompok control hanya dilakukan pengamatan saja.b. True Exsperimental Design (Eksperimen Murni)True eksperimental design merupakan jenis rancangan penelitian yang mempunyai ketelitian tinggi karena sampelnya dipilih secara acak dan ada kelompok kontrolnya. Ada tiga jenis true eksperimental design, yaitu :1) Randomized pretest-posttest control group design : model rancangan ini adalah ada dua kelompok yang dipilih secara acak, lalu diberi pretest untuk mencari perbedaan dengan kelompok kontrol terhadap eksperimen yang akan digunakan.2) randomized posttest only control design : cara yang digunakan untuk model rancangan ini adalah dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian satu kelompok diberi treatment sedangkan yang lainnya diberi perlakuan dan kemudian langsung diamati dan diukur.3) Solomon control group design : cara yang digunakan dalam rancangan ini adalah mengambil sampel yang telah diacak sebelumnya, kemudian dibagi menjadi empat kelompok , kelompok pertama dilakukan observasi/ pengamatan, kemudan diberikan perlakuan lalu diobservasi. Pada kelompok kedua dilakukan observasi awal tanpa perlakuan lalu diukur. Untuk kelompok ketiga langsung diberi perlakuan dan sesudahnya dilakukan pengamatan, sedangkan pada kelompok keempat langsung dilakukan pengamatan. c. Quasy Experimental Design ( Desain Eksperimen Semu)Design penelitian Quasi eksperimen sering digunakan pada penelitian lapangan, pada penelitian eksperimen semu tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi yang berarti dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Macam-macam design penelitian eksperimen semu, antara lain:1) Design Rangkaian Waktu (Time Series Design)Design penelitian ini seperti pada design pretest-postest, tetapi mempunyai keuntungan dengan melakukan pengukuran yang berulang-ulang sebelum dan sesudah perlakuan.2) Design Rangkaian dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design)Design penelitian ini sebenarnya seperti pada design rangkaian waktu, tetapi dengan menggunakan kelompok pembanding (control). Keuntungan dari design ini adalah lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi, Karena lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas internal.3) Design Non-equivalent Control GroupDesign penelitian Non-equivalent Control Group dilakukan untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu control yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama, sehingga sering dilakukan dalam penelitian lapangan.4) Design Separate Sample Pretest-PostestDalam design penelitian ini pengukuran pertama (pretes) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara random dari populasi tertentu, kemudian dilakukan perlakuan atau program pada seluruh populasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (postes) pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih random dari populasi yang sama.

B. Waktu dan Tempat PenelitianWaktu penelitian adalah dimana seorang peneliti akan melakukan penelitiannya sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan oleh peneliti dan berapa lama seorang peneliti akan melakukan penelitiannya tersebut. Sedangkan tempat penelitian adalah dimana tempat tersebut banyak angka kejadiannya dan ada banyak sampel untuk di teliti nantinya.

C. Subjek Penelitian1. PopulasiPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi popilasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut.

2. SampelSampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagaian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian keperawatan karakteristik sampel meliputi kriteria inklusi dan kriterial eksklusi, dimana kriterial itu menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan.Kriterial inklusi merupakan criteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteris inklusi. Kriterial eksklusi merupakan kriterial dimana subjek penelitian tidak mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang penyebabnya antara lain adalah adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau berada pada suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian . 3. Teknik samplingTeknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasiyang ada secara umum ada dua jenis pengambilan sampel yakni probability sampling dan nonprobability sampling. a. Probability samplingTeknik pengambilan sampel dengan maksud untuk memberikan peluang yang sama dalam pengambilan sampel, yang bertujuan untuk generalisasi dengan berasas probabilitas unit terpilih sama. Termasuk jenis pengambilan sampel ini adalah: Simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling dan cluster sampling.1) Simple random samplingPengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny, sebagai contoh bila populasinya homogeny kemudian sampelnya diambil secara acak, maka akan didapatkan sampel yang representatife. Pengambilannya dapat dilakukan lotere, akan tetapi pengambilannya diberikan nomor urut tertentu, maka disebut sebagai systematic random sampling.2) Proportionate stratified random samplingSuatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya tidak homogen yang terdiri atas kelompok yang homogeny atau berstrata secara proposional. 3) Disproportionate stratified random samplingSuatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasi tidak homogeny yang terdiri atas kelompok homogeny atau berstrata yang kurang secara proporsional.4) Cluster samplingSuatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas atau besar yakni populasi heterogen dan terdiri atas kelompok yang masing masing heterogen, maka caranya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan. Cluster dilakukan dengan cara melakukan randominasi dalam dua tahap yaitu randomisasi untuk cluster atau menentukan sampel daerah kemudian randominasi atau menentukan orang atau unit yang ada diwilayahnya atau dari populasi cluster yang terpilih. Sebagai contoh populasi di daerah atau wilayah tersebar diambil secara random untuk diambil sampel daerah kemudian dari sampel daerah diambil secara random untuk dicari sampel individu. b. Nonprobability samplingTeknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama dari setiap anggota populasi yang bertujuan tidak untuk generalisasi, yang berasas pada probalitas yang tiadak sama, teknik pengambilan ini terdiri atas berbagai jenis yakni: sampling sistematis, sampling kuota, aksidental, jenuh, purposive, snowball dan consecutive.1) Sampling sistematisCara pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota populasi yang telah diberikan nomor urut dengan sifat dari populasinya heterogen. Cara ini biasanya mengambil nomor urut ganjil saja atau nomor genap saja. 2) Sampling kuotaCara pengambilan sampel dengan menentukan cirri cirri tertentu samapi jumlah kuota yang telah ditemukan. 3) Sampling aksidentalCara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebutuhan bertemu sebagai contoh, dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada maka sampel tersebutdiambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama.

4) Sampling jenuhCara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil seperti bila sampelnya kurang dari tiga puluh maka anggota populasi tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian. Istilah lainya sampling jenuh adalah sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. 5) Sampling purposiveCara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh apabila mencari sampel pada orang yang dilakukan pemasangan kateter pertama kali, maka sampel yang dicari adalah sampel yang dipasangi kateter pertamakali bukan yang kedua,ketiga,atau seterusnya. 6) Snowball SamplingCara pengambilan sampel ini dilakukan dengan menentukan sampel dalam jumlah kecil awalnya, kemudian sampel tersebut diminta mengajak temannya untuk diikutsertakan sebagian sampel pada penelitian tersebut. 7) Consecutive samplingCara pengambilan sampeling ini dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriterial penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi.(Prof.DR. Sugiono, 2010)

D. Variabel PenelitianVariable merupakan gejala yang menjadi fokus dalam penelitian. Variable menunjukkan atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Misalnya : berat badan, tinggi badan, suhu, motivasi, kinerja perawat, tingkat pendidikan adalah merupakan contoh variable karena semua itu menunjukkan variasi atau atribut dari seseorang. Selanjutnya warna, ukuran, berat merupakan atribut dari objek. (Handoko Riwidikdo, 2009)Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : (Handoko Riwidikdo, 2009)1. Variabel Bebas (Independent Variabel)Variabel bebas atau independent sering disebut juga variabel predictor, stimulus, input, antencendent atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent (terikat). Sehingga variabel independent dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi.2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)Variabel dependent atau terikat sering juga disebut variabel criteria, respon, dan output (hasil). Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas). Biasanya antara variabel independent dengan variabel dependent tidak dapat dipisahkan, karena masing-masing tidak bisa berdiri sendiri tetapi selalu berpasangan.3. Variabel InterveningVariabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperkuat/memperlemah) hubungan variabel independent dengan variabel dependent tetapi tidak dapat diukur. Contoh perawat yang pandai kinerjanya akan baik, tetapi dalam kasus tertentu ada perawat yang pandai tetapi ternyata kinerjanya jelek. Ternyata ia sedang sakit hati dan frustasi sewaktu melakukan perawatan terhadap pasien. Sakit hati dan frustasi merupakan variabel intervening yang masih sulit diukur, tetapi ada.4. Variabel ModeratorVariabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Variabel ini juga disebut sebagai variabel independent kedua yang bersifat mempercepat atau memperlambat.5. Variabel PenggangguVariabel yang mengganggu hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent. Variabel pengganggu merupakan variabel yang dikendalikan atau yang dibuat konstan, sehingga tidak akan mempengaruhi variabel utama yang akan diteliti. Variabel ini juga tidak mutlak didefinisikan karena sering tidak diukur. Variabel pengganggu dapat dikendalikan dengan cara dipilih dari sampel maksudnya menghindari seminimal mungkin sampel yang mengandung variabel pengganggu atau jika tidak dianalisis setelah terkumpul semuanya. Serta bila tidak di kendalikan diasumsikan sama.

E. Definisi Operasional VariabelDefinisi operasional adalah mendifinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan obsevasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.

F. Rencana Pengumpulan Data1. Jenis dataData dikelompokkan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses analisis. Pengelompkan data disesuaikan dengan karakteristik yang menyertainya. (Iqbal Hasan, 2004)Pengelompokan data di bagi menjadi: (Iqbal Hasan, 2004)a. Pengelompokkan Data Menurut Sumber Pengambilannya1) Data Primer2) Data Sekunderb. Pengelompokan Data Menurut Waktu Pengumpulannya1) Data Berkala (Time Series)2) Data Kerat Lintang (Cross Section)c. Pengelompokkan Data Menurut Sifatnya1) Data Kualitatif2) Data Kuantitatifd. Pengelompokan Data Menurut Tingkat Pengukurannya1) Data Nominal2) Data Ordinal3) Data Interval 4) Data Rasio2. Tehnik pengumpulan data dan Instrument penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan atau angket, wawancara, obsevasi dan pengukuran. Selain itu, alat / instrument pengambilan data adalah formulir isian, chek list, kuisioner dan alat ukur. (Wasis, 2008)Sedangkan menurut Dr. Soekidjo Notoatmodjo ada 3, yaitu : (Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2002)a. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psychis dengan jalan mengamati dan mencatat.b. Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data ,dimana penelitian mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut face to face.c. Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian menegnai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkutkepentingan umum .angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir.3. ValiditasPada umumnya dikenal 2 macam standar validitas yaitu validitas internal dan external mempertanyakan sampai seberapa jauhsuatu alat ukur berhasil mencerminkan obyek yang di ukur pada suatu setting tertentu , sementara itu validitas external lebih terkait dengan keberhasilan suatu alat ukur untuk di aplikasikan pada setting yang berbeda artinay alat ukur yang cukup valid mengukur obyek pada suatu setting tertentu, apakah juga valid untuk mengukur obyek yang sama pada setting lain. Berbeda dengan validitas reabilitas menunjuk pada ke andalan alat ukur atau instrument penelitian. Dalam metode penelitian survai, instrument penelitian yang utama adalah kuesioner. Item-item yang tersurat dalam kuesioner diharapkan mampu berfungsi sebagai alat untuk menggali data secara cepat. (Burhan bungin, 2010)Ada tiga jenis uji validitas menurut (sri handayani dan sujono riyadi,2011):a. Face validity seberapa kemampuan sebuah pertanyaan untuk mengukur apa yang seharusnya akan di ukurb. Construct validity seberapa kemampuan satu atau beberapa pertanyaan mengukur sebuah konstruk tertentu.c. Criterion validity mengukur suatu pendapat yang berasal dari partisipan yang berbeda4. ReliabilitasReliabiltas artinya kesetabilan pengukuran ,alat yang dikatakan reliable jika digunakan berualng-ulang nilainya sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan raliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu pengukuran reliabilitas biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu: (Sri Handayani Dan Sujono Riyadi, 2011)a. Repeated measure atau ukur ulang di sini dengan cara di berikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda sebulan atau dua bulan lagi dan seterusnya.b. One shot atau di ukur sekali saja di sini pengukuran hanya sekali saja dan kemudian hasil dibandingkan dengan pertanyaan lain.

G. Rencana Analisis DataPengolahan dan analisis data bertujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistika, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis. Kegiatan dalam pengolahan data meliputi editing, koding, dan tabulasi. (Wasis, 2008)1. EditingData perlu diedit untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit adalah apakah pertanyaan telah terjawab dengan lengkap, apakah catatan sudah jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang ada sudah diperbaiki. Jangan sekali-kali mengganti jawaban dan angka dengan maksud menyesuaikan dengan keinginan peneliti. Mengganti data orisinal adalah perbuatan yang melanggar prinsip kejujuran intelektual.2. KodingUsaha member kode-kode tertentu pada jawaban responden. Apabila yang digunakan adalah analisis kuantitatif, kode yang diberikan adalah angka. Jika angka itu berlaku sebagai skala pengukuran, angka itu disebut skor.3. TabulasiUsaha untuk menyajikan data, terutama pengolahan data yang akan menjurus ke analisis kuantitatif. Biasanya pengolahan data seperti ini menggunakan tabel, baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang.

Deskripsi dataDalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Data kualitatif diolah dengan teknik analisis kualitatif, sedangkan data kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Untuk pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan tangan atau melalui proses komputerisasi. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan perhitungan statistic, bila diperlukan uji statistic. Analisis data dibedakan menjadi 3 macam, yakni :1. Analisis univariate yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.2. Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statistic, missal nya dengan Chai Square (X), t test, z test, dan sebagainya.3. Analisis ultivariate yang dilakukan terhadap lebih dari dua variabel. Biasanya hubungan antara satu variabel terikat (dependent variables ) dengan beberapa variabel bebas ( independent variable ). Uji statistik yang digunakan biasanya regresi berganda (multiple regression ), analisis variance, dan sebagainya.

Uji hipotesaSetelah dianalisis, kini saatnya untuk menginterpretasikan hasil suatu penelitian. Hasil analisis ini boleh dikatakan masih factual dan harus diberi arti oleh peneliti. Nantinya, hasil ini akan dibandingkan dengan hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya akan ditarik sebuah kesimpulan, apakah hipotesisnya terbukti atau tidak terbukti. Secara umum, hipotesis akan ditolak apabila nilai statistik uji lebih besar dibandingkan dengan nilai tabel atau nilai tingkat kemaknaan yang diperoleh (p)