Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
-
Upload
reins-tangkowit -
Category
Documents
-
view
558 -
download
10
Transcript of Metodologi penelitian program mm kelas bni 2012
Metodologi PenelitianDR. Victor P.K. Lengkong,SE,MS.i
Brief Contents of Research Method
• Pengantar (Tatap Muka I)– Relevansi Metodologi Penelitian Bagi Perguruan Tinggi
– Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan Ilmu Pengetahuan
– Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Filasafat Ilmu , dan– Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Fungsi dan Kegunaan Ilmu– Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran– Pendekatan Ilmiah dan Penelitian– Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian– Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian– Tugas Individu /Kelompok
• Sistematika Penulisan TESIS – Panduan Program MM UNSRAT (Tatap Muka II)
Brief Contents of Research Method
• Route Map Masalah Penelitian (Tatap Muka III)– Latar Belakang Masalah
• Issue Gap; Empirical Gap; Research Gap; Theory Gap– Rumusan Masalah– Tujuan
• Tujuan Umum & Tujuan Khusus– Manfaat Penelitian
• Manfaat Akademik & Manfaat Praktis• Tinjauan Pustaka (Tatap Muka IV)
– Landasan Teori– Penelitian Terdahulu– Keterkaitan Antar Variabel
• Kerangka Konseptual dan Hipotesa
• Tolong ANDA bayangkan, pekerjaan apa yang paling Eeuunaaaaaak baget di dunia ini ?
Energizer
PENJAGA PULAU
TESTER TEMPAT TIDUR
TESTER VIDEO GAME
EKSEKUTIF PALSU
TESTER KONDOM
TESTER PERMEN
TESTER LADY ESCORT
TESTER ANGGUR
FOTOGRAFER KELILING
Relevansi Metodologi Penelitian Bagi Perguruan Tinggi
• Secara umum bahwa perguruan tinggi di Indonesia menggemban tiga tugas (Tri Dharma), yaitu (1) darma pendidikan, (2) darma penelitian, dan (3) darma pengabdian kepada masyarakat.
• Tenaga edukatif (pengajar) termasuk mahasiswa sebagai unsur utama dalam kegiatan akademis di kampus, sekaligus berperan sebagai penggemban ketiga darma tersebut. – Setiap tenaga pengajar (dosen) maupun mahasiswa
harus memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam melaksanakan ketiga darma perguruan tinggi, seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan berbagai perubahan yang terjadi.
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan
Ilmu Pengetahuan• Ilmu pengetahuan berawal pada kekaguman
manusia akan alam yang dihadapannya, baik alam besar (macro-cosmos) maupun alam kecil (micra-cosmos).
• Manusia sebagai animal rational secara kodratik dibekali hasrat ingin tahu, dimana sifat ingin tahu telah ada sejak kanak-kanak.
• Pertanyaan seperti “ini apa? atau itu apa?” merupakan sifat alamiah Mc untuk mencari tahu akan sesuatu hal.
• Dalam masa perkembangan selanjutnya muncul pula pertanyaan-pertanyaan seperti “mengapa begini? atau mengapa begitu?”, dan sampai pada pertanyaan “mengapa hal itu terjadi? dan bagaimana memecahkannya?”.
• Bentuk-bentuk pertanyaan seperti ini, hadir sepanjang kehidupan sejarah peradaban manusia sampai saat ini. – Mc berusaha mencari jawaban atas berbagai pertanyaan
yang dihadapinya, dan dari dorongan hasrat ingin tahu, untuk mendapatkan pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya, yaitu kebenaran.
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan
Ilmu Pengetahuan
• Penelitian adalah pencaharian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Parsons, 1946 dalam Nazir, 2003).
• Penelitian adalah sesuatu pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949 dalam Nazir, 2003).
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan
Ilmu Pengetahuan
• Penelitian merupakan penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. – Dengan hasrat ingin tahu manusia, yang kuat dan tidak
pernah padam memacu kegiatan penelitian, yang berakhir pada upaya pengembangan ilmu.
• Ilmu adalah pengertian yang bersifat umum dan sistematik, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kkaidah yang umum.– Ilmu adalah pengetahuan yang sudah dicoba dan diatur menurut
urutan dan arti serta menyeluruh dan sistematis.
Hasrat Ingin Tahu Manusia Dalam Hubungan Dengan Penelitian Dan
Ilmu Pengetahuan
Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang
Filasafat Ilmu• Pengetahuan tentang ontologi, yaitu tentang apanya
yang dipelajari. – Apakah mempelajari sesuatu wujud yang nyata atau tidak,
atau meliputi bidang ilmu apa yang dikembangkan.• Pengetahuan tentang epistimologi, yaitu pengetahuan
tentang bagaimana cara mempelajarinya. – Peranan metode penelitian sangat penting (epistimologinya
pengetahuan).• Pengetahuan tentang aksiologi, yaitu pengetahuan
yang membahas mengenai tujuan/kegunaan pengetahuan tersebut. – Pembahasan tentang bagaimana manfaat suatu
pengetahuan yang akan dan sedang dipelajari.
• Etika, Agama dan Moral; suatu pengetahuan yang membahas tentang permasalahan dari aspek baik dan buruk.
– Pengetahuan melihat sesuatu dan menilai apabila suatu pengetahuan mengatakan sesuatu baik atau buruk.
• Estetika dan Seni; suatu pengetahuan yang membahas permasalahan dari aspek keindahan dan kejelekan.
– Pengetahuan dari sudut estetika dan seni sangat bersifat subjektif, dimana masing-masing individu akan memberikan penilaian yang berbeda-beda.
• Logika dan Ratio; suatu pengetahuan dari hasil pemikiran atas pembahasan suatu masalah dari aspek benar dan salah.
– Dengan ratio, sesuatu yang dikatakan benar harus dapat dibuktikan kebenarannya, demikian pula jika mengatakan salah harus dapat menujukan titik kesalahannya.
– Ratio merupakan pengetahuan hasil pemikiran yang bersifat objektif dan dapat diterima oleh setiap individu; dimana aspek inilah yang menjadi telaahan ilmu, yaitu untuk mencari kebenaran.
Klasifikasi Ilmu Dari Sudut Pandang Fungsi
dan Kegunaan Ilmu
Rasa Ingin Tahu? JAWABAN = PENGETAHUAN
KEBENARAN
Non Ilmiah
Ilmiah
PENELITIAN
Masalah
– Akal Sehat, – Prasangka, – Intuisi,– Penemuan Kebetulan,
• Pendekatan Ilmiah– Skeptik (Sesuai Fakta, Data)– Analitis (Proses)– Kritis (Akal Sehat)
– Coba - Coba, – Pendapat Otoritas Ilmiah, – Pikiran Kritis
• Pendekatan Non-Ilmiah
• Koheren• Korespondensi, dan• Pragmatis
Kebenaran Ilmiah:koheren, korespondensi, pragmatis
• Kebenaran Koheren; suatu pernyataaan dianggap benar jika pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyatan sebelumnya yang dianggap benar. – Misalnya, semua mahluk hidup butuh makan, dan karena
itu Mr. “X” akan lapar dan membutuhkan makan, sebab dia adalah mahluk hidup, demikian juga dengan binatang dan tumbuhan.
• Pernyataan kebenaran ini akan tetap berlaku untuk waktu-waktu mendatang selagi Mr. “X” sebagai mahluk hidup. Hal dipercaya karena di masa lalu setiap mahluk hidup membutuhkan makanan.
Kebenaran Ilmiah:koheren, korespondensi, pragmatis
• Kebenaran Korespondensi; suatu pernyataaan benar, jika materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut berhubungan atau mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. – Misalnya, “Andai” pegawai Bank BNI. Pernyataan ini benar
dikarenakan terdapat hubungan atau keterkaitan (korespondensi) antara “Andai” yang berstatus pegawai dengan BNI tempatnya bekerja, dengan bukti kartu pegawai dan kontrak kerja, dan sejenisnya.
• Pernyataan kebenaran ini akan tetap berlaku sampai sejauhmana status kepegawaian “Andai” berakhir, dikarenakan pensiun, berhenti, atau diberhentikan.
Kebenaran Ilmiah:koheren, korespondensi, pragmatis
• Kebenaran Pragmatis; suatu pernyataaan benar, karena memiliki sifat fungsional dalam kehidupan praktis.– Misalnya, pohon kina (daun sampai akarnya) secara kebetulan ditemukan
warga sebagai obat malaria, ketika pohon ini roboh dan membentang dialiran sungai tempat warga mengambil air minum. Pada waktu yang bersamaan, warga desa sedang dilanda wabah malaria. Pada beberapa hari kemudian warga desa ini terbebas dari penyakit malaria. Kenyataan ini membawa pada satu kesimpulan bahwa pohon yang terbentang di sungai adalah obat bagi penyakit malaria.
• Akhirnya, pernyataan kebenaran ini yang mengandung manfaat diteliti dan menghasilkan kesimpulan yang sama.
Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran
• Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan kalau memperoleh pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya adalah pengetahuan yang benar. – Pengetahuan yang benar atau kebenaran, diperoleh melalui pendekatan
non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah.• Pendekatan ilmiah menuntut dilakukannya cara-cara atau langkah-
langkah tertentu dengan metode dan mekanisme tertentu agar dapat diperoleh pengetahuan yang benar. – Dalam kenyataanya, tidak semua orang (peneliti) melewati tertib pendekatan
ilmiah untuk sampai pada pengetahuan yang benar mengenai hal yang dipertanyakannya.
– Bahkan dikalangan masyarakat luas banyak menggunakan pendekatan non-ilmiah untuk memenuhi hasrat ingin tahu atau untuk memperoleh suatu kebenaran yang dipertanyakannya.
• Pendekatan Non-Ilmiah– Penemuan Kebetulan – Coba – Coba (Spekulatif)– Prasangka – Akal Sehat (Common Sense) – Intuisi, dan Wahyu – Pendapat Otoritas Ilmiah dan Pikiran Kritis
• Pendekatan Ilmiah– Pendekatan ilmiah menghasilkan kebenaran ilmiah, yaitu
pengetahuan yang kebenaranya terbuka untuk diuji kembali atau diteliti melalui kegiatan penelitian.
Pendekatan Dalam Memperoleh Kebenaran
• Pengetahuan berdasarkan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah dan dibangun diatas teori tertentu.– Teori berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang
sistimetik dan terkontrol berdasar atas data empiris.– Teori dapat diuji (test). Artinya, jika penelitian ulang dilakukan orang
lain menurut langkah-langkah yang serupa pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang ajeg (consistent), yaitu hasil yang sama.
• Langkah-langkah penelitian yang teratur dan terkontrol telah terpolakan dan, sampai batas tertentu diakui umum.– Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi
hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, bias dan perasaan.
Pendekatan Ilmiah dan Penelitian
• Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Kegiatan ilmiah merupakan suatu proses berpikir ilmiah yang bersifat skeptik, analitik dan kritik. – Berpikir skeptik; suatu cara berpikir yang didasarkan pada
bukti atau fakta untuk mendukung setiap pernyataan tertentu.
– Berpikir analitik; suatu cara berpikir yang didasarkan pada daya analisis untuk membedakan mana yang relavan ataupun yang utama terhadap setiap pertanyaan dan persoalan yang dihadapinya.
– Berpikir kritis; suatu cara berpikir yang didasarkan pada logika akal sehat (common sense) dan bertindak objektif.
Pendekatan Ilmiah dan Penelitian
• Proses berpikir ilmiah menjadi dasar pelaksanaan penelitian dengan karakteristik kerja ilmiah yaitu:– Bertujuan – Sistematik – Terkendali– Objektif, dan – Tahan Uji
Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
• Memiliki Tujuan. Kegiatan penelitian tidak lepas dari kerangka tujuan pemecahan permasalahan. Tujuan penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah.
• Sistematik. Langkah-langkah penelitian yang ditempuh harus terencana secara baik dan mengikuti metodologi yang benar.
• Terkendali. Dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat menetukan fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan memisahkan dari fenomena lain yang dapat mengganggu.
Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
• Objektif. Pengamatan yang dilakukan dan kesimpulan yang diambl tidak dibenarkan didasari oleh subjektivitas pandangan pribadi dan pengaruh kepentingan tertentu.
• Tahan uji. Kesimpulan penelitian merupakan hasil telaah yang didasari oleh teori yang solid dan metode yang benar, sehingga terdapat replikasi penelitian akan sampai pada kesimpulan yang sama; namun demikian tidak berarti bahwa kesimpulan suatu penelitian harus digeneralisasikan. Hasil penelitian dapat diuji dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama.
Karakteristik Ilmiah Kegiatan Penelitian
• Penetapan Masalah– Masalah terkait dengan berbagai aspek. Kemampuan mengidentifikasi
sejumlah masalah dan memilih satu atau beberapa batasan masalah diantara sekian masalah menjadi pertimbangan utama.
• Setelah masalah diperoleh, pemilihan masalah dari sejumlah masalah yang teridentifikasi berkaitan dengan topik atau isue strategis yang akan diteliti, dengan pertimbangan;– minat peneliti terhadap topik yang akan dipilih– ketersediaan sumber referensi – ketersediaan sumber daya dan kemampuan peneliti – Duplikasi
• Penetapan Topik sebaiknya dalam bentuk kalimat pernyataan (dapat pula berbentuk pertanyaan), jelas, singkat dan tepat (12 kata), mencakup variabel-variabel penelitian, serta menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian.
Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian
• Pertimbangan lainnya, bahwa penelitian memiliki ciri khas, diantaranya (Crawford, 1928)– Penelitian berkisar masalah yang ingin dipecahkan;– Memperhatikan aspek orisinalitas;– Didasarkan pada hasrat ingin tahu;– Didasarkan pada suatu asumsi (dugaan);– Hasil dapat digeneralisasi;– Mengandung aspek sebab akibat;– Penggunaan ukuran yang akurat;– Penggunaan teknik yang tepat dan dipahami.
Pertimbangan Awal Kegiatan Penelitian
Tugas Individu /Kelompok
• Setiap mahasiswa menetapkan satu masalah dalam kegiatan operasional BNI.
• Masalah yang ditetapkan, selanjutnya identifikasi sejumlah penyebab masalah tersebut.
• Berdasarkan sejumlah masalah yang teridentifikasi, pilihlah satu atau beberapa sumber masalah sebagai masalah penelitian.
• Tetapkan topik yang relevan.
Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian1.2. Rumusan Masalah Penelitian1.3. Tujuan Penelitian1.4. Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori2.2. Penelitian Terdahulu2.3. Keterkaitan Antar Variabel
Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT
BAB IIIKERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
3.1. Kerangka Konseptual3.2. Hipotesa
Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT
BAB IVMETODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian4.2. Jenis dan Sumber Data4.3. Populasi, Besaran Sampel, dan Teknik Sampling4.4. Metode Pengumpulan Data4.5. Definisi Operasional Variabel4.6. Teknik Analisis
Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT
BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian5.1.1. Deskripsi Obyek Penelitian5.1.2. Deskripsi Responden5.1.3. Deskripsi Variabel Penelitian5.1.4. Deskripsi Hasil Analisis 5.2. Pembahasan5.3. Implikasi Managerial
Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT
BAB VIPENUTUP
6.1. Kesimpulan6.2. Saran
Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT
DAFTAR PUSTAKA
Sistematika Penulisan TESIS Program MM UNSRAT
DAFTAR LAMPIRAN
Route Map Masalah Penelitian
EMPIRICAL GAP:Permasalahan bersumber dari fenomena organisasi(data lapangan)
RESEARCH GAP:Permasalahan bersumber dari beberapa hasil penelitian sebelumnya
THEORY GAP:Permasalahan bersumber dari satu atau beberapa teori
ISSUE GAP:Permasalahan bersumber dari peristiwa-peristiwa aktual lingkungan eksternal
Tujuan & Manfaat Penelitian
Latar Belakang Identifikasi Masalah
Pembatasan MasalahRumusan Masalah
Masalah
Penelitian:
ISSUE GAP:Permasalahan bersumber dari peristiwa-peristiwa aktual lingkungan eksternal
• Penerapan PP 53 tentang DISIPLIN PNS
• Kelangkaan BBM, Krisis Energi, Indonesia Non OPEC
• Pemberlakuan ACFTA 2010 dan Masyarakat Ekonomi ASEAN
• MDGs, Kemiskinan, Kesehatan, Pendidikan
• Pemanasan Global, Green Concept, Sustainability Management Program
• Krisis Moneter, Krisis Keuangan Global
• Paradigma Birokrat Entrepreneur• dll
Batasan Masalah(Issue Gap)
Rumusan Masalah
1. Bagaimana daya saing Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya atas penerapan ACFTA?
2. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran dan daya saing perbankan?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kinerja pemasaran dan daya saing perbankan?
4. Apakah penetapan bebas bea masuk mempengaruhi kinerja keuangan sektor informal penerima kredit perbankan?
Implementasi dan Dampak Penerapan ACFTA bagi MEA
0102030405060708090
TW1 TW2 TW3 TW4
PENJUALANTAHUN 2002
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
EMPIRICAL GAP:Permasalahan bersumber dari fenomena organisasi(data lapangan)
Batasan Masalah(Empirical Gap)
Rumusan Masalah
1. Mengapa terjadi penurunan penjualan?2. Mengapa penurunan penjualan
berkepanjangan?3. Bagaimana menghindari penurunan
penjualan?4. Bagaimana menghindari penurunan yang
berkepanjangan?5. Apa penyebab terjadinya titik balik
penurunan?6. Dan Lainnya dipikirkan lagi……………………
Misalnya:
Terjadi penurunan penjualan yang berkepanjangan selama tahun 2002
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
Berdasarkan Analisis SWOT (Mintzberg, 1994) bahwa kajian terhadap ancaman lingkungan adalah penting untuk merencanakan kinerja organisasi.
Penelitian Ferdinand (2002) menemukan bahwa tidak ada bukti adanya pengaruh yang signifikan antara kemampuan adaptasi ancaman lingkungan terhadap kinerja pemasaran.
Oleh karena itu sebuah penelitian empirik lebih lanjut dibutuhkan untuk meneliti kontroversi ini.
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
RESEARCH GAP:Permasalahan bersumber dari beberapa hasil penelitian sebelumnya
Batasan Masalah(Research Gap)
Rumusan Masalah
1. Mengapa Adaptasi ancaman tidak selalu berpengaruh
2. Apa saja kharakteristik adaptasi yang berpengaruh
3. Apa saja kharakteristik adaptasi yang tidak berpengaruh
4. Dan lainnya dipikirkan lagi………………Misalnya:
Terdapat Kontroversi pandangan Mengenai pengaruh adaptasi ancaman lingkungan
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
Research Gap
• Apakah X1 Berpengaruh Terhadap Y?• Apakah X1 Berpengaruh Terhadap Z• Apakah X2 Berpengaruh Terhadap Y?• Apakah X2 Berpengaruh Terhadap Z?• Apakah Y Berpengaruh Terhadap Z?
Teori Keunggulan Komparatif Heckscher - Ohlin telah gagal menjelaskan perubahan-perubahan penting dalam posisi ekspor Amerika dan Jepang selama periode tahun 1970 – 1980 an (Dudley dan Moenius, 2001).
Penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban apa yang menyebabkan Teori Keunggulan Komparatif dari Heckscher – Ohlin tidak berlaku dalam menjelaskan kinerja ekspor Amerika dan Jepang.
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
THEORY GAP:Permasalahan bersumber dari satu atau beberapa teori
Batasan Masalah(Theory Gap)
Rumusan Masalah
1.Mengapa teori ini gagal?2.Apa prasyarat yang
dibutuhkan?3.Bagaimana mekanisme
peranan teori ini?4.Dan lainnya dipikirkan
lagi……………………………..
Gagalnya teori Heckscher-Ohlin Menjelaskan kinerja Ekspor Negara Industri
Sumber: Prof. Augusty Ferdinand, DBA
TINJAUAN PUSTAKA
APA
PENDAHULUANRumusan Masalah
Penelitian
SIAPA
DIMANA
BILAMANA
MENGAPA
BAGAIMANA
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
METODE PENELITIAN
Topik Penelitian
Identifikasi dan Batasan Masalah
EMPIRICAL GAP
RESEARCH GAP
THEORY GAP
I S S U EGAP
Benang Merah Penelitian
Latar Belakang Masalah• Penguraian latar belakang permasalahaan dimaksudkan
untuk mengantarkan dan menjelaskan mengenai latar belakang mengapa sesuatu dianggap sebagai permasalahaan, fenomena apakah yang tampak atau yangterjadi di lapangan sehingga harus diteliti.
• Pada dasarnya permasalahaan diuraikan sebagai suatu kondisi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya terjadi (das sollen-what should be) dan apa sesungguhnya terjadi (das sein-what is happening).
• Pada uraian latar belakang sangat baik bila peneliti menguraikan alasan mengapa topik atau permasalahan yang diangkat adalah penting untuk diteliti. – Hal ini akan membantu peneliti dalam memetakan
permasalahan yang diteliti sebagai sesuatu yang tidak dapat ditunda dan untuk memenuhi aspek kekinian.
– Peneliti dapat menjelaskan aspek kekinian dan urgensinya penelitian dengan menyertakan beberapa data atau pendukung terkait dengan permasalahan atau topik yang diteliti.
– Penyajian data atau fakta yang relevan dimaksudkan untuk mendukung pentingnya permasalahaan yang akan diteliti.
Latar Belakang Masalah
• Penguraian latar belakang harus berangkat dari latar belakang yang bersifat umum, yaitu berada dalam kerangka pemikiran yang luas dengan mengaitkan topik penelitian pada hal-hal yang akan diteliti menuju ke pokok permasalahaan. – Walaupun berangkat dari kerangka referensi yang
luas, uraian latar belakang permasalahaan harus secara sistematik membatasi permasalahaan yang hendak diteliti.
Latar Belakang Masalah
Rumusan Masalah (Contoh)
DR. Victor P.K. Lengkong,SE,M.Si
Tinjauan PustakaHipotesis & Kerangka
Konseptual
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
• Uraian Tinjauan Pustaka (25% dari keseluruhan tulisan), dengan sistematika:
2.1. Landasan Teori2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu2.3. Keterkaitan Antar Konsep
Landasan Teori• Pada bagian ini diawali dengan teori-teori yang
relevan sebagai gran teori dari keseluruhan variabel yang akan diteliti.
• Sub Bab berikutnya akan menguraikan satu per satu variabel yang diteliti.
• Uraian pada Sub Bab terdiri dari 2 bagian utama, yaitu: – Definisi dan indikator pengukur , dan– Dalam riset keuangan indikator pengukur diganti dengan
formula untuk mengukur variabel keuangan yang diteliti.
CONTOH
2.1. Landasan Teori
Di bawah ini adalah ringkasan dari studi yang dilakukan Kaihatu (2008) untuk menjelaskan gran teori dari perilaku peran ekstra karyawan (extra-role), kualitas layanan maupun loyalitas pelanggan.
2.1.1. Teori Peran Dalam Dyadic Interaction (Interaksi Face To Face): The Service Encounter (Salomon et al., 1986)
Teori ini merupakan dasar dari Teori Service Marketing bahwahubungan langsung antar orang, antara pembeli dan penjual atau antara klien dan provider merupakan kunci dari kesuksesan usaha-usaha pemasaran di bidang jasa. Berdasarkan teori ini menyatakan bahwa dalam suatu ”pure service situation”, dimana bukan tangible objek yang diperdagangkan, maka kepuasan pelanggan dan repeat patronage akan ditentukan oleh kualitas personal saja. Jadi kualitas personal yang menjadi faktor utama dalam suatu pure service situation, kualitas ini ditentukan oleh kualitas dari dyadic interaction oleh personal tersebut.
Teori ini menyatakan …
CONTOH
2.1. Landasan Teori
Di bawah ini adalah ringkasan dari studi yang dilakukan Kaihatu (2008) untuk menjelaskan gran teori dari perilaku peran ekstra karyawan (extra-role), kualitas layanan maupun loyalitas pelanggan.
2.1.1. Teori Peran Dalam Dyadic Interaction (Interaksi Face To Face): The Service Encounter (Salomon et al., 1986)
Teori ini merupakan dasar ….Teori ini menyatakan bahwa service encounter adalah human
interaction dan service encounter adalah role performance. Dalam teori peran, manusia menjadi sentral atau pusat dari bisnis jasa. Dalam hubungan dengan perilaku peran ekstra karyawan, teori ini menerangkan bahwa peran yang dimainkan oleh karyawan (baik in-role atau extra-role) adalah dua peran yang penting dalam bisnis jasa, yaitu loyalitas maupun kualitas layanan itu sendiri. Jadi kesuksesan proses penyampaian jasa yang diberikan oleh penyedia jasa akan tergantung pada peran dan perilaku karyawan atau anggota organisasi.
CONTOH
2.1.2. Beberapa Catatan Mengenai ....(Variabel dan Pengukuran Variabel)
2.1.2.1. KepercayaanChu (2003) mendefenisikan trust sebagai one party’s
belief in the reliability and integrity of an exchange partner and dependability. If there is no trust, it may be that no long term relationship is possible. Jadi, kepercayaan dapat didefinisikan sebagai sifat percaya yang didasari pada integritas dan reliabilitas serta ketergantungan antara konsumen dengan penyedia jasa.
Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan kepercayaan sebagai keinginan untuk tetap mempertahankan pertukaran karena dipercaya. Inti dari kepercayaan yaitu keyakinan. Keyakinan ini timbul karena keduabelah pihak percaya bahwa keduanya akan bersifat dapat dipercaya, memiliki integritas tinggi, konsisten, kompeten, adil, bertanggungjawab, suka membantu dan sifat positif lainnya.
CONTOH
Chu (2003) mengukur trust dengan menggunakan pendapat dari Garbarino and Johnson (1999) dan menambah 5 item yang diadopsi dari Bruner et al., (2001), yaitu:1). I can always trust the service of the store I am using to be good (Garbarino and Johnson, 1999).2). The store I am using is a reliable one (Garbarino and Johnson, 1999).3). The quality of the service of the store I am using is consistently high (Garbarino and Johnson, 1999).4). I am always sure that the outcomes of the service represents a valuable one (Garbarino and Johnson, 1999).5). I have complete faith in the integrity of employees in this store (Bruner et al., 2001).
CONTOH
Anderson dan Srinivasan (2003) mengunakan indikator dari trust dengan mengadopsi dari Dodds et al., (1991) and Sirohi et al., (1998) yaitu:1). The performance of this web-sites meets my expectation.2). This web-sites can be counted on to successfully complete the transaction.3). I can trust the performance of this web-sites to be good.4). This web site is reliable for online shopping.
2.1.2.2. Kepuasan Konsumen
2.1.2.3. Loyaitas Pelanggan
Penelitian Terdahulu• Penelitian terdahulu (sebelumnya) akan menguraikan
ringkasan hasil-hasil penelitian yang akan menjadi acuan bagi penelitian yang sedang dilakukan.
• Pada bagian akhir uraian akan diakhiri dengan sebuah mapping of research dalam bentuk tabel. Peneliti juga harus menjelaskan tabel tsb mengenai posisi kajian yang sedang diteliti dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu (persamaan dan perbedaan).
• Jumlah penelitian terdahulu bervariasi tergantung apakah semua konsep telah terwakili.
• Tabel mapping of research akan berisikan ringkasan penelitian terdahulu, seperti:– Tujuan Penelitiannya– Variabel Penelitian– Jenis Penelitian– Obyek Penelitian, Responden (Informan), dan Teknik
Sampling – Teknik Pengumpulan data, dan – Metode Analisis– Temuan, Kesimpulan, dan Rekomendasi– dan lain-lain yang relevan dan penting untuk dikemukakan
Penelitian Terdahulu
2.2. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
CONTOHSecara empiris dalam studi ini
mengacu pada beberapa hasil studi sebelumnya yang relevan, diantaranya seperti studi dari Lee et al. (2006); Testa (2001); Utomo (2002), dan studi dari Brown III and Gaylor (2006). Relevansi dari studi-studi sebelumnya dengan tesis ini, yaitu menyangkut ......., ......., ......., ......., (sebut
variabel yang akan diteliti) ......., ........
2.2.1. Penelitian Lee et al. (2006)
CONTOH Lee et al. (2006) dalam studinya
berjudul “What factors influence customer-oriented prosocial of customer-contact employees?”, menggunakan sample chief executive officers dari 301 hotel (tourism hotels) di Korea Selatan sebagai responden. Klasifikasi hotel terdiri dari five-star hotels sebanyak 43 hotel, four-star hotels sebanyak 63 hotel, dan three-star hotels sebanyak 195 hotel).
CONTOH
Teknik analisis menggunakan teknik Structural Equation Modeling. Keseluruhan skala pengukuran adalah seven-point scoring format. Untuk mengukur customer-contact employees yang meliputi pengukuran mengenai persepsi para pekerja mengenai role-prescribed customer service dan extra-role customer service menggunakan model Customer-Oriented Prosocial Behavior (Bettencourt and Brown (1997).
CONTOH
Lee et al. (2006) dalam studinya menemukan hubungan penting antara organizational personnel empowerment, service training dan service reward dengan prosocial behavior, yaitu perilaku formal atau role-prescribed customer service dan perilaku peran ekstra atau extra-role customer service yang ditunjukkan oleh chief executive officers dari 301 hotel di Korea Selatan.
CONTOH
2.2.2. Penelitian Testa (2001)
......................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
2.2.3. Penelitian Utomo (2002)
......................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
CONTOHNo Peneliti
(Tahun)Tujuan
PenelitianVariabel
PenelitianTeknikAnalisis
Hasil Penelitian
1. Lee, et al., (2006). Menganalisis hubungan struktural pemberdayaan, service training, service reward, terhadap job attitudes (seperti customer-oriented prosocial behavior of employees.
Pemberdayaan Service training Service rewardRole-prescibed customer serviceExtra-role customer service
Menggunakan Structural equation analysis. Sampel penelitian menggunakan karyawan hotel di Korea.
3. Pemberdayaan signifikan terhadap ... dan extra- role customer service.
2. Testa (2001)3. Utomo (2002)4.5.
10. Lengkong (2012)
Tabel 2.1.Mapping of Research (2006)
Hubungan Antar Variabel• Sebuah penelitian yang baik, selain berlandaskan pada
landasan teori dan definisinya, haruslah menguraikan keterkaitan antar variabel maupun teori yang dipakai.
• Prinsipnya, secara logika bahwa konsep-konsep ataupun teori yang digunakan tidaklah berdiri sendiri, melainkan memiliki keterkaitan yang telah dibuktikan sebelumya. Keterkaitan antar konsep dalam sebuah penelitian asosiatif atau bersifat eksplanatif merupakan harga mati. Khusus pada jenis penelitian eksplorasi malahan kemandirian sebuah konsep atau teori yang harus ditonjolkan untuk mendapatkan konsep-konsep lainnya yang mungkin memiliki keterkaitan dengan konsep yang diteliti.
CONTOH
2.3. Hubungan Antar Variabel2.3.1. Perilaku Peran Ekstra Karyawan dan Loyalitas
PelangganCameron et al. (2004), customer are more effectively
served and are more loyal to organization when employee encounter positive experience at work such as various form of virtuousness (to be more helpful-prosocial behavior to their customer). Semakin efektif layanan bagi pelanggan maka semakin loyal pelanggan kepada organisasi. Hal ini terjadi ketika karyawan mengalami pengalaman menyenangkan dari sikapnya yang suka membantu, diterima pelanggan.
2.3.2. …. Sesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian ….
CONTOH3.1. Kerangka Konseptual
Dasar penyusunan kerangka konseptual adalah kerangka proses berpikir, yang dimaksudkan untuk memberikan tuntunan berpikir deduktif maupun induktif. Analisis deduktif didasarkan pada kajian-kajian teoritik untuk menganalisis permasalahan studi dari hal-hal yang bersifat umum kearah hal-hal yang bersifat khusus, sedangkan analisis induktif didasarkan pada kajian-kajian empirik untuk menganalisis permasalahan studi dari hal-hal yang bersifat khusus kearah hal-hal yang bersifat umum.
BAB 3KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
CONTOH
Berdasarkan kajian teoritik dengan pendekatan deduktif dan kajian empirik dengan pendekatan induktif yang saling berhubungan dan saling melengkapi, dimaksudkan untuk menetapkan variabel-variabel studi, yaitu: servicescape, perilaku peran ekstra karyawan, kualitas komunikasi karyawan, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan, yang selanjutnya disusunlah hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang perlu dikaji kebenarannya melalui uji statistik. Pengujian hipotesis menghasilkan beberapa kesimpulan disertasi yang diharapkan menghasilkan temuan-temuan teoritik yang mendukung atau menolak keberadaan suatu teori yang sudah ada, atau mengembangkan suatu teori yang baru untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Ilmu Manajemen, maupun menghasilkan temuan-temuan empirik untuk pengambilan keputusan-keputusan secara praktis.
CONTOH
Dasar penyusunan kerangka konseptual diawali dari pemikiran bahwa servicescape memiliki pengaruh baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap loyalitas. Servicescape memiliki pengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan dikarenakan dalam industri jasa seperti hotel, servicescape atau lingkungan fisik buatan manusia merupakan sarana atau tempat transaksi jasa tersebut berlangsung, yang memiliki pengaruh terhadap niat berperilaku pelanggan (Wakefield and Blodgett, 1996). Servicescape yang disediakan perusahaan dengan menarik dan artistik akan menghasilkan image positif dan akan meningkatkan evaluasi positif pelanggan, dalam bentuk kepuasan.
CONTOH
Servicescape memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan dikarenakan dalam industri jasa seperti hotel, semakin menarik dan artistik servicescape atau fasilitas fisik yang disediakan pihak hotel akan membuat pelanggan merasa puas dan senang dalam menerima layanan hotel, sehingga akan memicu terciptanya kepuasan pelanggan (Wakefield and Blodgett, 1996). Servicescape yang lengkap, menarik dan memiliki nilai artistik akan membuat pelanggan merasa senang dan puas.
Contoh-ContohKerangka Konseptual:
PROPOSAL
CONTOHPemberdayaan(X1)
Perilaku Peran Ekstra(Y4)
H1
H3
H2
S
H6
H4
X1.3 Determinasi Diri
X1.4 Pengaruh
X1.1 Bermakna
X1.2 Kompetensi
Y3.1 Tanpa Pamrih
Y3.2 Bersikap Sportif
Y3.3 Disiplin Pada Waktu
Y3.4 Keterlibatan Diri
Y3.5 Inisiatif
Kerangka Konseptual
Komitmen Organisasi(Y2)
Y2.2 Komitmen Normatif
Y2.3 Komitmen Kontinuan
Y2.1 Komitmen Afektif
Kepuasan Kerja(Y1)
Y1.2 Kompensasi
Y1.3 Pengawasan
Y1.1 Pengakuan
Y1.4 Tantangan Pekerjaan
Y1.5 Kondisi KerjaX1.5 Peng. Keputusan
X1.6 Akses Y1.6 Rekan Kerja
S
S
S
H5
SS
CONTOH
Kerangka Konseptual
Karakteristik Pekerjaan
(X1)
KepemimpinanTransformasional
(X2)
Peluang Promosi(X3)
Kepuasan Kerja(Y1)
Komitmen Organisasi(Y2)
Turnover Intention(Y3)
KeanekaragamanTugas (X1.1)
IdentitasTugas (X1.2)
KeberartianTugas (X1.3)
Otonomi(X1.4)
Umpan Balik(X1.5)
Status Sosial (X3.1)
Wewenang(X3.2)
Tanggung Jawab(X3.3)
Penghasilan (X3.4)
Pengakuan(Y1.1)
Kompensasi(Y1.2)
Pengawasan(Y1.3)
Keinginan Meninggalkan Organisasi (Y3.1)
Keinginan Mencari Pekerjaan Baru (Y3.2)
PengaruhIndividual (X2.1)
MotivasiInspiratif (X2.2)
Stimulasi Intelektual (X2.3)
Pertimbangan Individual (X2.4)
Affective Commitment (Y2.1)
Continuan Commitment (Y2.2)
Normative Commitment (Y2.3)
CONTOH
KERANGKA KONSEPTUAL
Servicescape(X1)
Perilaku Peran EkstraKaryawan
(X2)
Kualitas KomunikasiKaryawan
(X3)
Kepuasan Konsumen(Y1)
Loyalitas Konsumen(Y2)
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
X1.1 X1.2 X1.3
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5
Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4
H3
H1
H2
Variable Laten =
KETERANGAN:
Indikator =
Pengaruh =Dimensi =
H4
H5
H6
H7
Servicescape (X1)
• Ambient conditions (temperature, air quality, noise, music) sebagai (X1.1)
• Space/function (layout, equipment, furnishings, etc) sebagai (X1.2)
• Signs, symbols and artifacts (personal artifacts, style of decor) sebagai (X1.3)
Indikator pengukuran
Perilaku Peran Ekstra Karyawan(X2)
• Helpful (X2.1)• Sportsmanship (X2.2)• Knowledgeable (X2.3)• Constructive suggestion (X2.4)• Altruism (X2.5)
Indikator pengukuran
Kualitas Komunikasi Personal (X3)
• Easy (X3.1)• Accuracy (X3.2)• Superior Information (X3.3)• Ekspresi (X3.4)• Bahasa Tubuh (X3.5)
Indikator pengukuran
Kepuasan Konsumen (Y1)
• Persis seperti yang saya butuhkan (Y1.1)• Telah bertindak dengan benar (Y1.2)• Jasa terbaik (Y1.3)• Pembanding (Y1.4)• Bijaksana (Y1.5)
Indikator pengukuran
Loyalitas Konsumen (Y2)
• Say positive things about them (Y2.1)• Recommend them to other customers (Y2.2)• Remain loyal to them sebagai (Y2.3)• Spend more money with them (Y2.4)
Indikator pengukuran
CONTOHKonsentrasi Kepemilikan
Saham (X1)
Pertumbuhan Perusahaan
(Y2)
Resiko Sistimatis Perusahaan
(X2)
Likuiditas Saham (X3)
Struktur Modal (Y1)
Nilai Perusahaan Manufaktur
(Y4)
Diversifikasi Usaha (X4)
Arus Kas Bebas (Y3)
H1a
H4aH2a
H4e
H1c
H1d
H4d
H4b
H4g
H3d
H2d
H3c
H4c
H1b
H4f
H3a
H2b
H3b
H2c
KERANGKA KONSEPTUAL
CONTOHKonsentrasi Kepemilikan
Saham (X1)
Pertumbuhan Perusahaan
(Y2)
Resiko Sistimatis Perusahaan
(X2)
Likuiditas Saham (X3)
Struktur Modal (Y1)
Nilai Perusahaan Manufaktur (Y4)
Diversifikasi Usaha (X4)
Arus Kas Bebas (Y3)
+β4
+ψ5
H1a
H4aH2a
H4e
H1c
H1d
H4d
H4b
H4g
H3d
H2d
H3c
H4c
H1b
H4f
H3a
H2b
H3b
H2c
+α4
+α3
+α2
+α1
+β1
+β2
+β3
+δ4
+δ3
+δ1
+δ2
+ψ1
+ψ7
+ψ6
+ψ2
+ψ4
KERANGKA KONSEPTUAL
Contoh-ContohKerangka Konseptual:
HASIL
CONTOHKarakteristik
Pekerjaan (X1)
KepemimpinanTransformasional
(X2)
Peluang Promosi(X3)
Kepuasan Kerja(Y1)
Komitmen Organisasi(Y2)
Turnover Intention(Y3)
KeanekaragamanTugas (X1.1)
IdentitasTugas (X1.2)
KeberartianTugas (X1.3)
Otonomi(X1.4)
Umpan Balik(X1.5)
Status Sosial (X3.1)
Wewenang(X3.2)
Tanggung Jawab(X3.3)
Penghasilan (X3.4)
Pengakuan(Y1.1)
Kompensasi(Y1.2)
Pengawasan(Y1.3)
Keinginan Meninggalkan Organisasi (Y3.1)
Keinginan Mencari Pekerjaan Baru (Y3.2)
PengaruhIndividual (X2.1)
MotivasiInspiratif (X2.2)
Stimulasi Intelektual (X2.3)
Pertimbangan Individual (X2.4)
Affective Commitment (Y2.1)
Continuan Commitment (Y2.2)
Normative Commitment (Y2.3)
Penghasilan (X3.4)
0,064
0,5210,148
0,128
0,319
0,127
0,238
-0,557
-0,461
-0,648
-0,249
-0,299
3.2. Hipotesis1. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.2. Servicescape berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.3. Perilaku peran ekstra karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.4. Perilaku peran ekstra karyawan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.5. Kualitas komunikasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.6. Kualitas komunikasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.7. Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan(Variabel Penelitian) Jenis Data Metode
Pengumpulan Data
Data BEI, BPS, Pubikasi, Instansi Terkait Sekunder, Eksternal Dokumentasi
Laporan Keuangan PT ‘X’ Sekunder, Internal Dokumentasi
Tanggapan Konsumen,Respon Layanan Publik,Persepsi Karyawan
PrimerNOIR Angket, Wawancara
Pola Kehidupan Suatu Masyarakat
Kategorik, Kualitatif,Nominal, Ordinal
Pengamatan,Wawancara, Focus
Group
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan(Variabel Penelitian) Jenis Data Metode
Pengumpulan Data
Bagaimana Kepuasan Nasabah Bank “X”
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Data Yang Dibutuhkan:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Jenis Data:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Metode Pengumpulan Data:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis, Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan(Variabel Penelitian) Jenis Data Teknik dan Prosedur
Pengumpulan Data
Berapa Tarif Relevan Untuk Pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan di Kota Manado
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Data Yang Dibutuhkan:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Jenis Data:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Metode Pengumpulan Data:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
TUGAS• Tentukan Topik Penelitian• Buatlah Uraian Masalah• Metode Pengumpulan Data
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Data Yang Dibutuhkan:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Jenis Data:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
• Metode Pengumpulan Data:– 1– 2– 3– 4– 5– 6
Pokok Bahasan (a)
• Metode Penelitian– Jenis Penelitian– Jenis Data– Metode Pengumpulan Data– Populasi dan Sampel– Definisi Operasional Variabel– Teknik Analisis
Pokok Bahasan (b)
• Hasil Penelitian dan Pembahasan– Deskripsi Obyek (jika ada)– Deskripsi Responden (jika ada)– Deskripsi Variabel– Deskripsi Hasil– Pembahasan
• Temuan dan Implikasi Manajerial• Keterbatasan, dan • Penelitian Selanjutnya
Pokok Bahasan (c)
• Kesimpulan dan Saran– Kesimpulan Teoritik– Kesimpulan Integratif– Saran Praktik
• Bila SAUDARA/I diperhadapkan dengan beberapa judul proposal penelitian yang diajukan oleh mahasiswa/i, adakah pertanyaan:– Apakah jenis penelitian dari proposal usulan
anda (mahasiswa/i) ?.
Beberapa contoh judul penelitian:
• Pengaruh Perdagangan Bebas ACFTA terhadap Potensi Pembiayaan Daerah Di Kalimantan-Sulampua (BI Cabang Manado, 2010).
• Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Tingkat Bunga Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengangguran Melalui Investasi Swasta Dan Ekspor Di Sulawesi Utara (Vekie A. Rumate, 2009).
• Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Saham, Resiko Sistematis Perusahaan, Likuiditas Saham Dan Diversifikasi Usaha Terhadap Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Arus Kas Bebas Dan Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Indonesia (Parengkuan Tommy, 2009).
• Analisis Value Enhancment Role Dan Komitmen Pejabat Dan Pengelola Keuangan Terhadap Pelaksanaan Standar Akuntansi Pemerintahan Dalam Rangka Meningkatkan Good Governance Dan Kinerja Pada Pemerintah Propinsi Jawa Timur (Diah Ekaningtias, 2010).
• Analisis Penetapan Tarif Pajak Hiburan, dan Dampaknya Terhadap PAD Kota Manado.
Beberapa contoh judul penelitian:
• Pengaruh Budaya Organisasi, Teknologi Informasi, Intensitas Persaingan, Strategi Bersaing, Dan Inovasi Terhadap Kinerja Perusahaan Perhotelan Di Sulawesi Utara (Bernhard Tewal, 2009).
• Pengaruh Kebanggaan, Kepercayaan, Kualitas Layanan dan Nilai Konsumen Terhadap Kepuasan dan Perilaku Membeli Ulang Wanita Karir Pada Pasar Swalayan Di Manado (Altje L. Tumbel, 2009).
Beberapa contoh judul penelitian:
1. Jenis Penelitian
Tujuan Metode Eksplanasi Analisis• Dasar• Terapan
Survey Ex Post Facto Eksperimen Naturalistik Policy
Research Action
Research Evaluasi Sejarah
Deskripsi Komparatif
Asosiatif
Kuantitatif Kualitatif Gabungan
Masa Lalu
Masa Sekarang
Masa Depan
Menurut Tujuan
• Penelitian Dasar– Perhatian utama terletak pada kesinambungan
integritas dari ilmu pengetahuan itu sendiri.• Penelitian Terapan
– Perhatian utama terletak pada aplikasi kegunaan penelitian (memecahkan masalah praktis).
– Dalam kasus bisnis, penelitian ini berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi manajer, seperti penjualan tidak sesuai yang diharapkan.
Menurut Metode (a)
• Penelitian Survey– Penelitian yang mengambil sampel dari populasi
dengan menggunakan kuesioner.• Penelitan Ex Post Facto
– Penelitian terhadap peristiwa yang telah terjadi untuk mengetahui penyebab suatu masalah.
• Penelitan Eksperimen– Penelitian yang menggunakan kelompok kontrol
Menurut Metode (b)
• Penelitian Naturalistik– Pengukapan sebuah fenomena yang sementara
berlangsung secara alamiah.• Policy Research
– Bertujuan untuk pengambilan kebijakan.• Action Research
– Bertujuan untuk mengubah suatu situasi dan perilaku.• Penelitian Sejarah
– Untuk merekronstruksi peristiwa masa lalu dengan menekankan pada waktu terjadinya peristiwa tsb.
Menurut Eksplanasi
• Penelitian Deskriptif– Untuk menjelaskan sebuah peristiwa dalam bentuk uraian,
tabel, gambar, dan grafik mengenai satu atau beberapa variabel tanpa membandingkan atau menghubungkan variabel-variabel tersebut.
• Penelitian Komparatif– Bertujuan untuk membandingkan dua atau lebih variabel
yang diteliti.• Penelitian Asosiatif
– Bertujuan untuk mengetahui hubungan/pengaruh antara dua atau lebih variabel.
Menurut Analisis
• Analisis Kuantitatif– Penelitian yang menekankan hasil perhitungan
dalam bentuk angka atau kuantum.• Analisis Kualitatif
– Penelitian bersifat deskriptif secara tertulis maupun lisan dari obyek yang diamati.
• Analisis Gabungan
• Apakah uraian mengenai jenis penelitian penting dikemukakan dalam sebuah laporan penelitian ?.
• Selanjutnya, dimanakah Saudara menemukan penjelasan mengenai jenis penelitian ?.
BAB III3.1. Jenis Penelitian
Studi ini ditinjau dari tingkat eksplanasinya termasuk jenis penelitian asosiatif, dan ditinjau dari pendekatan analisisnya diklasifikasikan ke dalam metode kuantitatif. Menurut Anzwar (1998:5) studi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Lebih lanjut, dikatakan bahwa pendekatan kuantitatif dilakukan pada studi inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil (Anzwar, 1998:5).
Metode kuantitatif digunakan dengan pertimbangan yang melandasi, yaitu studi ini berbentuk paradigma jalur, dengan teknik analisis statistik yang dinamakan Structural Equation Modeling (SEM). Menurut Hair et al. (2002:67) dengan menggunakan SEM memungkinkan dilakukannya analisis terhadap serangkaian hubungan secara simultan sehingga memberikan efisiensi secara statistik.
Menurut Sugiyono (2002:11) studi asosiatif merupakan studi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Pada jenis penelitian ini, asosiatif dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel X dan W terhadap Z melalui Y. …dstnya.
NEXT…
• Bila jenis penelitian mahasiswa… … (misal asosiatif atau survei), maka jenis data apa yang diperlukan mahasiswa ?.
2. Jenis Data
• Berdasarkan SUMBER– Data Primer dan Sekunder
• Berdasarkan JENIS– Data Numerik (kuantitatif) dan Kategorik (Kualitatif)
• Berdasarkan PENGUKURAN– Data Diskrit dan Kontinyu
• Berdasarkan KETERSEDIAAN– Data Internal dan Eksternal
• Berdasarkan SKALA– Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
Berdasarkan SUMBER
• Data Primer– Data yang didapatkan atau dikumpulkan sendiri.– Misalnya : dengan melakukan wawancara,
observasi atau pengukuran di lapangan.• Data Sekunder
– Data yang didapatkan atau dikumpulkan dari pihak lain (penyedia data).
– Misalnya: BPS, BEI, dll.
Berdasarkan JENIS
• Data Numerik (kuantitatif)– Data dinyatakan dalam besaran numerik (angka).– Misalnya: PDRB, Inflasi, dll.
• Data Kategorik (Kualitatif)– Data diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu.– Misalnya: Kategori Usaha (besar, sedang,kecil), dll.
• Catatan:– Statistika mensyaratkan bentuk data numerik.– Data kategorik terlebih dahulu harus diubah ke bentuk numerik
dengan memberi bobot pada setiap kategori.
Berdasarkan PENGUKURAN
• Data Diskrit– Data yang dinyatakan dalam bilangan cacah.– Misalnya: Banyak produk yang gagal: 128 unit
Banyak kesalahan yang dibuat: 77 kesalahan/halaman program. Banyak pengunjung website: 24 orang/menit, dll.
• Data Kontinyu– Data yang dinyatakan dalam bilangan pecahan.
Misalnya: Waktu produksi = 58.15 menit, Biaya produksi = $396.49 Volume: 250 ml, Berat: 42.12 gr, Jarak: 67.49 km, dll.
Berdasarkan KETERSEDIAAN
• Data Internal– Data yang berasal dari obyek penelitian, baik
berupa informasi yang siap di analisis maupun data mentah yang harus diolah.
– Misalnya: Data penjualan perusahaan• Data Eksternal
– Data yang bukan berasal dari obyek penelitian. – Misalnya: Data BPS, SUSENAS, BEI, dll
Berdasarkan Skala Pengukuran
• Berdasarkan Skala Pengukuran– Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio
Membedakan Tingkatan Jarak Nol MutlakSkala
Nominal
Ordinal
Interval
Rasio
Data Nominal
• Data diperoleh dengan tujuan kategorisasi obyek atau subyek yang diteliti.
• Angka atau huruf hanya bersifat kategori untuk membedakan (dapat dibolak balik), tidak mengandung tingkatan dan jarak/interval.
• Contoh: gender (L/P), jenis pekerjaan, status (menikah/bujang), dll.
Data Ordinal
• Selain melakukan kategorisasi, data dapat diurutkan berdasarkan tingkatan.
• Bersifat tingkatan (urutan), tetapi jarak (interval) antar kategori tidak ada/tidak sama.
• Misalnya: Sangat PuasPuasKurang PuasTidak Puas
Data Interval
• Memiliki sifat seperti pada data nominal dan ordinal.
• Jarak satu kategori dengan kategori lainnya jelas, namun antar jarak/interval satu dengan lainnya tidak dapat dibandingkan.
Data Interval (contoh 1)
• Below are the attributes used by many customers to select a restaurant. Give rangking for each attribute from 1 for the attribute that you consider as the most important, to 7 for the attribute that you consider as the least important, when you select a restaurant.
Price …….Service Speed …….Location …….Consistency of Food …….Food Variation …….Staff Friendliness …….Portion Size …….
Data Interval (contoh 2)
• From the range 1 to 5 below, give rating on the lates fast-food restaurant you visited, where 1 for extremely unsatisfying to 5 extremely satisfying:
PriceService SpeedConsistency of FoodFood VariationStaff Friendliness
Unsatisfying Satisfying
11111
22222
33333
44444
55555
Data Rasio
• Data yang memiliki sifat seperti pada data nominal, ordinal, dan interval.– Contoh: Umur, Pendapatan, Pengeluaran, dll.
• Data ini dapat dibandingkan secara absolut– Pengeluaran/Bulan Ami sebesar Rp. 3 Juta, dan
Ima Rp. 6 Juta.– Bila dibandingkan maka pengeluaran/bulan Ima
adalah 2x lebih besar dari Ami.• Data ini memiliki angka nol mutlak.
NEXT…
• Bila data yang diperlukan telah diinventaris, bagaimana mahasiswa/i memperoleh data yang diperlukan ?.
3. Metode Pengumpulan Data
• Pengamatan Langsung: check list, video dan kamera• Eksperimen• In-depth interview: tape recorder dan buku catatan• Kuisioner (Angket): daftar Pertanyaan• Focus Group: diskusi dengan beberapa informan
dalam kelompok kecil• Dokumentasi: arsip, catatan, laporan.• Dll.
• Bila jenis data telah diketahui, dan metode pengumpulan data telah ditetapkan, maka selanjutnya, dimanakah Saudara menemukan penjelasan mengenai jenis dan metode pengumpulan data ?.
BAB III3.1. Jenis Penelitian (Rancangan Penelitian)3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya adalah termasuk jenis data primer, yaitu data mengenai tanggapan/respon pelanggan atas beberapa atribut produk, pelayanan, dan harga.Ditinjau dari skala pengukuran, jenis data yang dibutuhkan adalah data nominal dan interval. Data nominal mengenai identitas pelanggan, dan data interval mengenai nilai atau skor tanggapan pelanggan.Untuk mendapatkan data mengenai tanggapan pelanggan, pada penelitian ini akan menggunakan kuisioner. Informasi (data) lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain … (sebutkan sumber data dan metode pengambilan data tersebut)
BAB III3.1. Jenis Penelitian (Rancangan Penelitian)
3.2. Jenis Data dan Metode Pengumpulan DataJenis data dalam penelitian ini berdasarkan sumbernya termasuk jenis data sekunder, dan berdasarkan ketersedian data termasuk data eksternal. Data yang dimaksud, yaitu Sulut Dalam Angka, SUSENAS. Data ini diperoleh dari BPS Sulut melalui metode dokumentasi.Untuk mendapatkan data lainnya, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pimpinan SKPD SULUT, antara lain, dinas kesehatan dan dinas pedidikan.
Pertimbangan Pemilihan Metode Pengumpulan Data
• Judul, Masalah, Tujuan penelitian– Pada judul, masalah, dan tujuan penelitian
terkandung jenis dan macam variabel yang di teliti, sehingga atas dasar variabel tersebut di rancang instrumen yang sesuai.
• Jumlah sampel penelitian– Apabila jumlah sampelnya besar, tentu saja peneliti
tidak mampu menggunakan metoda wawancara atau observasi. Metoda angket mungkin yang lebih tepat dengan instrumen angket.
• Lokasi penelitian– Apabila lokasi penelitian meliputi daerah yang luas, akan
lebih efektif jika menggunakan metoda angket. • Tenaga pengumpul data
– Apabila tenaga pengumpul data banyak, dan responden sedikit, maka dapat menggunakan wawancara atau observasi. Tetapi jika tenaga pengumpul data kurang, sebaiknya di pakai angket.
• Biaya dan waktu– Apabila biaya dan waktu yang tersedia terbatas, sebaiknya
digunakan kuesioner atau angket.
Pertimbangan Pemilihan Metode Pengumpulan Data
• Jenis data yang dikumpulkan– Jika ingin mengorek data yang lebih dalam, metoda
wawancara dengan instrumen kuesioner atau alat perekam.
• Dalam prakteknya, metoda pengumpulan data dan instrumen pengumpul data yang di pakai dalam suatu penelitian tidaklah tunggal tetapi kombinasi dari beberapa metoda dan jenis instrumen sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Pertimbangan Pemilihan Metode Pengumpulan Data
Tabel Kebutuhan Data, Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data Dibutuhkan(Variabel Penelitian) Jenis Data Metode
Pengumpulan Data
Data BEI, BPS, Pubikasi, Instansi Terkait Sekunder, Eksternal Dokumentasi
Laporan Keuangan PT ‘X’ Sekunder, Internal Dokumentasi
Tanggapan Konsumen,Respon Layanan Publik,Persepsi Karyawan
PrimerNOIR Angket, Wawancara
Pola Kehidupan Suatu Masyarakat
Kategorik, Kualitatif,Nominal, Ordinal
Pengamatan,Wawancara, Focus
Group
• Pengadaan Instrumen – Apabila instrumen penelitian sudah tersedia,
peneliti dapat mempergunakannya untuk pengumpulan data. Tetapi apabila instrumen tersebut belum tersedia maka peneliti harus dapat menyusun sendiri, dan melakukan uji validitas dan reliabilitas.
Pertimbangan Pemilihan Metode Pengumpulan Data
• Selanjutnya, … – siapakah unit analisis, populasi (populasi target
dan akses) ?, dan– apa obyek dan subyek penelitian ini ?,– siapakah respondennya (informan) atau
sumber informasi (data)?,– teknik apa yang tepat untuk pengambilan
sampel?
4. Populasi dan Sampel
• Populasi dan Unit Analisis• Obyek dan Subyek Penelitian• Responden (Informan)• Sampel dan Teknik Sampel
Populasi• Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang paling tidak
memiliki satu karakteristik umum yang sama (Furqon, 2001:135).
• Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya (Fraenkel, 1990:84).
• Wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003:55).
Populasi• Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena
satu orang mempunyai berbagai karateristik, misalnya kepemimpinan , kepribadian, dan ciri-ciri lainnya.– Misalnya: penelitian mengenai kepribadian dan gaya
kepemimpinan seorang manajer atau kepala daerah, maka yang menjadi samapel adalah semua karateristik yang dimiliki manajer atau kelapa daerah tersebut.
• Dalam bidang kedokteran satu orang sering bertindak sebagai populasi.– Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi.– Untuk pemeriksaan darah, cukup mengambil beberapa tetes darah
yang ada pada orang tersebut.
Sampel• Idealnya, suatu penelitian dilakukan terhadap populasi
(sensus).• Umumnya dalam penelitian survei, dapat dilakuan pada
sebagian dari unsur-unsur (unit analisis) populasi yang akan diteliti.
• Penelitian pada sebagian dari unsur-unsur populasi dinamakan sampel.
• Agar dapat dilakukan generalisasi, sampel harus benar-benar dapat mewakili populasi.
• Karena itu, harus diperhatikan besaran sampel dan teknik pengambilan sampel.
Sampel
• Besaran sampel dan teknik pengambilan sampel sangat terkait dengan besaran jumlah populasi: apakah finit (definite) atau infinit (indefinite).
• Populasi finit adalah jumlah populasi yang anggotanya dapat dihitung atau terbatas.
• Populasi infinit adalah jumlah populasi yang anggotanya terlalu banyak atau tak teridentifikasi dan tak dapat dihitung.
Membedakan Obyek, Subyek, Unit Analisis, Responden, dan Sumber Data
(Informasi)
Pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan hotel berbintang di Manado
• Untuk melaksanakan penelitian, seorang peneliti membutuhkan informasi atau data.
• Sumber informasi (reponden/informan) berasal dari: • manajemen hotel• karyawan • konsumen atau pelanggan, dan • pemerintah Kota Manado.
Sumber Informasi• Manajemen hotel: pihak yang menetapkan kebijakan
hotel.
• Karyawan: pihak yang mengimplementasikan bentuk layanan yang memuaskan konsumen.
• Konsumen atau pelanggan: pihak yang merasakan layanan pihak hotel.
• Pemerintah Kota Surabaya: pihak yang membut peraturan daerah mengenai perhotelan.
Responden # Subjek
• Pelanggan yang merupakan tempat variabel melekat (kepuasan dan loyalitas) adalah subjek penelitian.
• Pelanggan adalah responden karena dapat memberikan informasi yang diperlukan.
• Pelanggan adalah sumber informasi karena daripadanya dapat diperoleh data penelitian.
• Manajemen hotel, karyawan, dan pemerintah kota surabaya bukan subjek penelitian, karena bukan tempat variabel yang diteliti berada.
• Manajemen hotel, karyawan, dan pemerintah kota surabaya merupakan responden karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan, sekaligus sebagai sumber data.
Responden # Subjek
• Bila dalam judul yang muncul nama hotel “X”, berarti pemerintah kota surabaya bukan sebagai responden maupun sebagai sumber data penelitian.
• Sumber data lainnya dapat berasal dari BPS, Kantor Pariwisata Kota Surabaya, PHRI, dll.
Responden # Subjek
• Sumber-sumber informasi dinamakan responden penelitian (pada penelitian kualitatif atau alternatif disebut informan).
• Responden penelitian adalah sumber informasi yang diperlukan dalam sebuah penelitian.
• Subjek dan objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi.
Responden Sumber Informasi
• Subjek Penelitian: benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan.
• Responden Penelitian: orang yang dapat merespons, memberikan informasi tentang data penelitian.
• Sumber Informasi (Data): benda, hal atau orang tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data.
Responden Sumber Informasi
Subjek, Objek Penelitian dan Unit Analisis
• Dalam sebuah penelitian, subjek dapat lebih dari satu. Misalnya, kepuasan kerja karyawan dan manajer terhadap kinerja organisasi pada hotel “X”.
• Unit analisis (unsur populasi) adalah satuan dari obyek dan subjek yang dianalisis.
• Bila subjek penelitian adalah manajer hotel, berarti unit analisisnya adalah manajer dan hotel.
• Tempat dimana subjek penelitian berada dinamakan objek penelitian.
Besaran Sampel
• Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
• Keberadaan sampel diperlukan untuk menutupi kendala waktu, tenaga, dan dana.
• Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya.
• Tabel penentuan jumlah sampel dari populasi yang dikembangkan Isaac dan Michael. – Misalnya: populasi sebanyak 200 orang sebagai subjek
penelitian dengan tingkat kesalahan 1% sebanyak 154 orang (Sugiyono, 2004).
• Untuk SEM, menurut Hair et al. (2002:23) bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah minimal 100-200.
Besaran Sampel
Populasi Tidak Diketahui• Penentuan Jumlah Sampel :
– Jumlah anggota sampel dapat dihitung berdasarkan formula Zikmund :
• dimana :n = jumlah sampel ; Z = jumlah sampel yang sudah distandardisasi sesuai derajat keyakinan ; S = deviasi standar sampel atau estimasi deviasi standar populasi;E = tingkat kesalahan yang ditolerir.
n = (ZS)2
E
• Contoh : seorang peneliti, yang mempelajari pengeluaran para wanita membeli produk kosmetik, menginginkan derajat kepercayaan 95 % (berarti nilai Z = 1,96), perkiraan deviasi standar $ 29 (S), dan rentang kesalahan (E) kurang dari $ 2.
n = [(1,96)(29)]2
2808=
n = (ZS)2
E
Populasi Tidak Diketahui
• Penentuan Jumlah Sampel : – Jumlah anggota sampel dapat dihitung berdasarkan formula Slovin:
N = n/N(d)2 + 1– n = sampel; – N = populasi; – d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
• Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
• N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
Populasi Diketahui
Subjek Penelitian, Populasi, dan Sampel
• Total keseluruhan dari subjek penelitian adalah populasi.
• Jumlah tertentu yang memiliki karakteristik tertentu sebagai representatif dari populasi disebut sampel.
• Teknik sampling adalah teknik untuk pengambilan sampel penelitian.
• Jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan penting manakala jenis penelitian yang dilakukan menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, besaran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
• Selain tingkat kesalahan, ada lagi beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu, (1) derajat keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia (Singarimbun dan Effendy, 1989).
Pertimbangan Besaran Sampel
• Selain tingkat kesalahan, yang perlu dipertimbangankan yaitu, (1) derajat keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia (Singarimbun dan Effendy, 1989).
• Makin tidak seragam karakter setiap elemen populasi, makin banyak sampel yang harus diambil. Jika rencana analisisnya mendetail maka jumlah sampelnya pun harus banyak. Misalnya di samping ingin mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan perusahaan, peneliti juga bermaksud mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri atas berbagai jenjang pendidikan SD, SLTP. SMU, dan seterusnya.
Pertimbangan Besaran Sampel
• Misalnya, jumlah bank yang dijadikan populasi penelitian ada 400 buah. Pertanyaannya adalah, berapa bank yang harus diambil menjadi sampel agar hasilnya mewakili populasi?. 30?, 50? 100? 250?. Jawabnya tidak mudah. Ada yang mengatakan, jika ukuran populasinya di atas 1000, sampel sekitar 10 % sudah cukup, tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit 30%, dan kalau ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100%.
• Menurut Gay dan Diehl (1992)– Penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi, – Penelitian korelasional, paling sedikit 30 sampel, – Penelitian perbandingan kausal, 30 sampe per kelompok, dan– Penelitian eksperimen 15 sampel per kelompok
Pertimbangan Besaran Sampel
Pertimbangan Besaran Sampel• Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 –
500.• Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (mis.korelasi, regresi ganda) maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Mis. Variabel penelitiannya ada 5 (independen+dependen) maka jumlah anggota sampel = 10 X 5 = 50.
• Untuk penelitian eksperimen yang sederhana yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 -20 (Roscoe dalam Sugiyono (2006:101).
• Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut:– Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen– Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan,
SD?SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30– Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi
multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.
– Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.
Pertimbangan Besaran Sampel
• Champion (1981) mengatakan bahwa sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30 s/d 60 atau dari 120 s/d 250. Bahkan jika sampelnya di atas 500, tidak direkomendasikan untuk menerapkan uji statistik. (Penjelasan tentang ini dapat dibaca di Bab 7 dan 8 buku Basic Statistics for Social Research, Second Edition).
• Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel sebagai berikut (Lihat Tabel) .
Pertimbangan Besaran Sampel
Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n) Populasi (N) Sampel (n)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
5. Teknik Pengambilan Sampel
Sampling Techniques The IndefinitePopulation
The Define Population
Non ProbabilitySampling Techniques
ProbabilitySampling Techniques
Simple Random Systematic
Stratified Cluster
Convenience Judgmental
Quato Snowball
Bila jumlah populasi tidak diketahui pilihlah teknik……
Convenience Sampling (a)
• Dengan teknik ini, peneliti berusaha memperoleh data sampel dari elemen-elemen yang convenience, yaitu mudah ditemui, dikenal, dan mau bekerjasama.
• Pertimbagan utama teknik ini adalah akses ke sumber informasi (subyek penelitian)
• Dalam kasus tertentu, teknik ini juga dinamakan accidental sampling,yaitu sampel yang dipilih secara kebetulan (accedentally).
• Cross the mall sampling juga masuk kategori convenience sampling, yaitu sampel diperoleh secara kebetulan di beberapa tempat tertentu dimana populasi berada, seperti mal (pusat pembelanjaan).
• Kelemahan dari convenience sampling terletak pada derajad keterwakilan sampel atas populasi.
• Kesimpulan yang dibuat tidak dapat digeneralisasi.
Convenience Sampling (b)
• Consecutive sampling– Pada cara ini semua subjek yang datang dan
memenuhi kriteria pemilihan dimasukan dalam penelitian sampai jumlah yg diperlukan terpenuhi.
– Cara ini merupakan jenis non probability sampling yang paling baik dan sering digunakan di klinik salon, nasabah bank, tamu hotel, dll.
Convenience Sampling (b)
Jugmental Sampling
• Elemen populasi dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti.
• Peneliti dituntut untuk mampu menilai kriteria-kriteria (persyaratan) pertimbangan yang tepat untuk sebuah sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian.
• Teknik ini juga dinamakan purposive sampling.
Quota Sampling• Pada tahap pertama, peneliti menentukan jumlah sampel dari suatu
populasi.• Pada tahap kedua, peneliti mengklasifikasikan sampel berdasarkan
kebutuhan penelitian (control category atau kuota), dan menetapkan quota pada masing-masing klasifikasi.
• Responden dipilih berdasarkan klasifikasi sampel sampai pada jumlah sampel yang ditentukan.
• Proporsi sampel yang terambil harus sesuai kuota dari masing-masing klasifikasi yang telah ditetapkan.
• Cara ini dipergunakan kalau peneliti memahami benar karakteristik elemen populasi (termasuk situasi daerah) dimana penelitian akan dilakukan.
• Jumlah pembaca Manado Post tidak diketahui, dan berdasarkan informasi setiap hari + 200.000 orang pembaca dari 50 .000 eksemplar yang terbit. Peneliti menetapkan 10 % dari total pembaca sebagai sampel.
Quota Sampling
Klasifikasi Sex Sampel (%) Jumlah SampelPria 55 1100
Wanita 45 900
Klasifikasi Pendapatan Sampel (%) Jumlah Sampel< Rp. 2 Juta 15 300Rp. 2-5 Juta 60 1200
> 5 Juta 25 500
Snawball Sampling
• Tahap pertama, peneliti memilih salah satu sampel (awal). Setelah diwawancari, sampel awal diminta untuk menunjuk (merekomendasikan) orang lain yang memenuhi syarat untuk target populasi berikutnya.
• Demikian seterusnya sampai pada jumlah sampel tertentu terpenuhi.
• Peneliti dapat memastikan jumlah sampel telah terpenuhi dengan mempertimbangkan kecukupan informasi yang dibutuhkan.
Bila jumlah populasi diketahui pilihlah teknik……
Simple Random Sampling
• Bila elemen populasi diketahui.• Setiap elemen memiliki peluang yang sama untuk
terpilih sebagai sampel.• Secara sederhana dapat dilakukan seperti
pengambilan undian, namun sebelumnya peneliti harus menetapkan besaran sampelnya.
• Umumnya peneliti menggunakan menggunakan kerangka sampel atau tabel random.
• Dalam kasus tertentu, teknik ini sulit diterapkan, terutama target populasinya dalam jumlah besar dan tersebar secara geografis.
• Jadi, bila populasi kita penduduk Desa Bojongsalam, maka kita harus memiliki daftar penduduk Desa Bojongsalam yang lengkap, kita harus menomori setiap orang dari 1 sampai N. Berdasarkan kerangka sampling, ditarik sejumlah orang, yang nanti menjadi sampel.
Simple Random Sampling
Systematic Sampling• Pada tahap pertama peneliti membuat kerangka sampel
dengan mengurutkan semua target populasi (sejumlah populasi yang diketahui), katakanlah 1000 orang, dan besaran sampel sebesar 400 (Tabel Isaac & Michael).
• Tahap kedua, peneliti menetapkan interval dari nomor urut target populasi, misal 8 secara acak.
• Tahap ketiga, peneliti mengambil secara acak salah satu nomor urut misal terambil 5, dan seterusnya mengambil elemen sampel berikutnya berdasarkan interval yang telah ditetapkan, yaitu: 5, 13,21,29,37, dstnya sampai pada jumlah sampel sebesar 500.
123456789
10
11121314151617181920
21222324252627282930
31323334353637383940
41424344454647484950
51525354555657585960
61626364656667686970
71727374757677787980
81828384858687888990
9192939495969798……
991992993994995996997998999
1000
Systematic Sampling (Contoh)
Stratified Sampling
• Teknik ini dipakai bila target populasi berstrata atau menyebar (merata atau tidak merata) pada masing-masing kelompok/bagian/wilayah.
• Pada kasus tertetu peneliti sendiri yang mengklasifikasikan atau mengelompokkannya.
• Setelah besaran sampel diketahui peneliti mengambil sampel secara random pada masing-masing kelompok, baik secara proporsional atau tidak.
• Sampling berstrata, seperti ditunjukkan namanya, melibatkan pembagian populasi dalam kelas, kategori, atau kelompok yang disebut strata. Karakteristik strata boleh jadi kota, daerah, suku bangsa, jenis kelamin, status, usia, dan sebagainya.
• Ada dua jenis sampel strata: proporsional dan disproporsional.
• Dalam sampel strata proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar setiap strata, sebaliknya disproporsional tidak.
Stratified Sampling
Stratified Sampling (contoh)Target Populasi Klasifikasi I Klasifikasi II Klasifikasi III
• Elemen dalam tiap klasifikasi memiliki ciri yang homogen. • Tiap klasifikasi (I, II, dan III) memiliki ciri yang heterogen.• Tiap klasifikasi harus diambil sampel yang mewakili klasifikasinya tersebut.
Sampel
Stratified Sampling (contoh)Target Populasi Klasifikasi I Klasifikasi II Klasifikasi III
• Elemen dalam tiap klasifikasi memiliki ciri yang homogen. • Tiap klasifikasi (I, II, dan III) memiliki ciri yang heterogen.• Tiap klasifikasi harus diambil sampel yang mewakili klasifikasinya tersebut.
Sampel
Suku Bangsa Populasi % Dalam Populasi
Pecahan Sampel Sampel % Dalam
Sampel
Jawa 10.000 40% 0,10 1.000Sundah 8.000 32% 0,10 800Minang 5.000 20% 0,10 500Batak 2.000 8% 0,10 200
25.000 100% 2.500
40%32%20%8%
100%
Stratified Sampling (contoh)
• Ditentukan jumlah sampel 2.500 dari jumlah populasi 25.000 atau 10 % dari total populasi.
• Pecahan sampling untuk setiap strata adalah 2.500/25.000 = 0,10.• Sampel setiap strata (suku bangsa) secara proporsional.
Suku Bangsa Populasi % Dalam Populasi
Pecahan Sampel Sampel
Jawa 10.000 40% 0,063 625Sundah 8.000 32% 0,078 625Minang 5.000 20% 0,125 625Batak 2.000 8% 0,313 625
25.000 100% 2.500
Stratified Sampling (contoh)
• Besaran sampel untuk setiap strata dibagi rata pada setiap strata sebesar 625. Pecahan sampel berbeda pada setiap strata, mis: Jawa 625/10.000 = 0,063.
• Sampel setiap strata (suku bangsa) secara disproporsional.
Departemen PT. ABC Proporsional
MSDM 100Produksi 800Keuangan 10Pemasaran 90
1.000
Stratified Sampling (contoh)
• Jika populasi diketahui, misal 1.000 karyawan PT. ABC.• Berdasarkan Tabel Krejcie dan Morgan (1970), N = 1000 maka
jumlah sampel = 278.• Jika penyebaran sampel yang tidak merata, dan karena itu
sebaiknya sampel diambil secara disproporsional
(100/1.000) x 278(800/1.000) x 278(10/1.000) x 278(90/1.000) x 278
Sampel
27,8222,42,78
25,20278
Cluster Sampling
• Pertama, populasi harus dibagi dalam klaster (umumnya adalah wilayah suatu daerah ).
• Kebalikan dari stratified sampling, elemen dalam cluster (klasifikasi) harus heterogen, sebaliknya antar cluster harus homogen.
• Peneliti dapat memilih satu atau beberapa klaster (daerah) tertentu untuk pengambilan sampel. Jadi tidak mengharuskan semua klaster atau daerah.
Target Populasi Daerah I Daerah II Daerah IIICluster Sampling (contoh)
• Tiap kluster atau daerah, elemen memiliki ciri yang heterogen.• Antar daerah (klaster) memiliki ciri yang homogen.• Peneliti dapat memilih satu atau beberapa daerah sebagai klaster untuk
pengambilan sampel.
Sampel
Cluster Sampling
Cluster Sampling
One-Stage Sampling: pilih salah satu atau beberapa klaster, kemudian semua elemen dalam klaster dijadikan
sampel
Two-Stage Sampling: pilih salah satu atau beberapa klaster, kemudian sampel diambil secara random pada
klaster terpilih.
Multi-Stage Sampling: salah satu atau beberapa klaster dibagi lagi dalam
beberapa klasifikasi , selanjutnya sampel diambil secara random
• Misalnya, kita ingin meneliti anak-anak SD Kota Manado. Tidak mungkin kita menghimpun semua anak SD dalam daftar. Selain mungkin daftar itu akan terlalu panjang, data tentang itu sukar diperoleh.
• Bila daftar nama anak SD sukar kita buat, kelompok anak berdasarkan nama sekolahnya mudah kita buat. Kelompok anak itu disebut klaster yang dapat berupa sekolah, kelas, kecamatan, desa, RW, RT, dsb.
Cluster Sampling
• Bila klaster itu bersifat geografis, sampling klaster dapat dilakukan satu tahap (single stage). Misalnya, kita ingin meneliti penduduk Desa Bojongsalam. Desa ini terdiri dari 12 RK. Dari daftar RK, kita pilih secara random 3 RK.
• Semua penduduk pada 3 RK itu kita jadikan sampel. Bila pada setiap RK kita memilih hanya 4 RT saja secara random, kita melakukan sampel klaster banyak tahap (multistage).
Cluster Sampling
6. Definisi Operasional Variabel
• Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variable dengan lainnya dan pengukurannya.
• Tanpa operasionalisasi variable, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat konseptual.
Operasionalisasi Variabel
• Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”
• mengidentifikasi criteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan;
• menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional;
• mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.
Manfaat Operasionalisasi Variabel
Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional
• Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada kegiatan/prosedur yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi.
• Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya.
• Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang diperoleh dari karaktersitik tertentu.
• Contoh: “kecerdasan (orang cerdas)” dapat didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.
Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional
• Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik tertentu.
• Contoh: “kecerdasan (orang cerdas)” dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.
Cara-Cara Menyusun Definisi Operasional
Tabel Variabel Penelitian, Indikator, dan Pertanyaan
Variabel Penelitian Indikator Pertanyaan
Niat Berperilaku (Y)Y1.1
Y1.11
Y1.12
Y1.13
Manfaat Produk (X1) X1.1
X1.11
X1.12
X1.13
Y1.2 Seperti Di Atas
Harga Produk (X2) Seperti Di Atas Seperti Di Atas
X1.14
UJI RELIABILITAS & VALIDITAS
DR. VICTOR P.K. LENGKONG,SE,M.SI
Pengantar• Pada penelitian di bidang ilmu sosial seperti
manajemen, variabel-variabel penelitiannya dirumuskan sebagai suatu variabel laten atau unobserved (konstruk), yaitu: – variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi
dibentuk melalui dimensi-dimensi yang diamati atau indikator-indikator yang diamati.
• Biasanya indikator yang diamati dengan menggunakan kuisioner atau angket yang bertujuan untuk mengetahui pendapat responden mengenai sesuatu hal.
• Skala Data yang sering dipakai dalam penyusunan kuisioner adalah skala ordinal atau sering disebut Skala LIKERT, yaitu skala yang berisi lima tingkatan preferensi jawaban;1 (Sangat Tidak Setuju)2 (Tidak Setuju)3 (Ragu-Ragu atau Netral)4 (Setuju)5 (Sangat Setuju)
Pengantar
• Uji Reliabilitas– Alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawabannya adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
• Repeated Measure (pengukuran ulang)• One Shot with Alpha Cronbach > 0.60• Dilakukan pada pra penelitian 10-30% TOTAL POPULASI• Kuisioner dapat diperlihatkan pada ujian proposal disertai
hasil pengujian reliabilitas (termasuk validitas)• Pertanyaan jangan membingungkan dan bermakna ganda
Pengantar
• Uji Validitas– Untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.
Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur.
– Mis. Mengukur kecantikan seorang gadis, maka pertanyaannya/pernyataan:
• Kecantikan dapat dilihat dari pintar memasak (X)• Kecantikan dapat dilihat dari hewan kesayangannya (X)• Kecantikan dapat dilihat dari ....................................()• Justifikasi dengan menggunakan teori atau instrumen
pengukuran yang telah teruji.
Pengantar
BAB IVMETODE ANALISIS
4.1. Jenis Penelitian4.2. Jenis Data4.3. Metode Pengumpulan Data4.4. Populasi, Besaran Sampel, dan Teknik Sampling4.5. Definisi Operasional Variabel4.6. Pengujian Instrumen Penelitian4.6.1. Uji Validitas4.6.2. Uji Reliabilitas
4.6.1. Pengujian ValiditasHasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai correlation sperman signifikan. Hal ini berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah valid.
Tabel 4.xHasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
GajiInsentifBonusPeneranganTemperaturKebersihanIQSQEMQOtonomiKesempatanKeterlibatanSosialEsteemAktualisasi
4.6.1. Pengujian ValiditasHasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.Correlations
GAJIINSEN
TIF BONUSKEPUA
SANGAJI Pearson
Correlation1 .521** .526** .788**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75INSENTIF
Pearson Correlation
.521** 1 .693** .874**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75BONUS Pearson
Correlation.526** .693** 1 .883**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75KEPUASAN
Pearson Correlation
.788** .874** .883** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.xHasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788Insentif 0.874Bonus 0.883PeneranganTemperaturKebersihanIQSQEMQOtonomiKesempatanKeterlibatanSosialEsteemAktualisasi
4.6.1. Pengujian ValiditasHasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.Correlations
PENERANGAN
TEMPERATUR
KEBERSIHAN
LING_KERJA
PENERANGAN
Pearson Correlation
1 .163 .146 .642**
Sig. (2-tailed)
.163 .211 .000
N 75 75 75 75TEMPERATUR
Pearson Correlation
.163 1 .593** .771**
Sig. (2-tailed)
.163 .000 .000
N 75 75 75 75KEBERSIHAN
Pearson Correlation
.146 .593** 1 .775**
Sig. (2-tailed)
.211 .000 .000
N 75 75 75 75LING_KERJA
Pearson Correlation
.642** .771** .775** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.xHasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788Insentif 0.874Bonus 0.883Penerangan 0.642Temperatur 0.771Kebersihan 0.775IQSQEMQOtonomiKesempatanKeterlibatanSosialEsteemAktualisasi
4.6.1. Pengujian ValiditasHasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.Correlations
IQ SQ EMQKECERD
ASANIQ Pearson
Correlation1 .427** .432** .745**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
SQ Pearson Correlation
.427** 1 .459** .836**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
EMQ Pearson Correlation
.432** .459** 1 .786**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
KECERDASAN
Pearson Correlation
.745** .836** .786** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 75 75 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.xHasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788Insentif 0.874Bonus 0.883Penerangan 0.642Temperatur 0.771Kebersihan 0.775IQ 0.745SQ 0.836EMQ 0.786OtonomiKesempatanKeterlibatanSosialEsteemAktualisasi
4.6.2. Pengujian ValiditasHasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.CorrelationsOTONO
MIKESEMP
ATANKETERLIBATAN
PEMBERDAYAAN
OTONOMI Pearson Correlation
1 .430** .581** .776**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75KESEMPATAN
Pearson Correlation
.430** 1 .418** .783**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75KETERLIBATAN
Pearson Correlation
.581** .418** 1 .851**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75PEMBERDAYAAN
Pearson Correlation
.776** .783** .851** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.xHasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788Insentif 0.874Bonus 0.883Penerangan 0.642Temperatur 0.771Kebersihan 0.775IQ 0.745SQ 0.836EMQ 0.786Otonomi 0.776Kesempatan 0.783Keterlibatan 0.851SosialEsteemAktualisasi
4.6.2. Pengujian ValiditasHasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.Correlations
SOSIAL
ESTEEM
AKTUALISASI
MOTIVASI
SOSIAL Pearson Correlation
1 .595** .727** .896**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75ESTEEM Pearson
Correlation.595** 1 .575** .803**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75AKTUALISASI
Pearson Correlation
.727** .575** 1 .903**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75MOTIVASI Pearson
Correlation.896** .803** .903** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000
N 75 75 75 75**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel 4.xHasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788Insentif 0.874Bonus 0.883Penerangan 0.642Temperatur 0.771Kebersihan 0.775IQ 0.745SQ 0.836EMQ 0.786Otonomi 0.776Kesempatan 0.783Keterlibatan 0.851Sosial 0.898Esteem 0.803Aktualisasi 0.903
4.6.2. Pengujian ValiditasHasil pengujian validitas pada 75 responden, selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai pearson correlation signifikan. Hal ini berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah valid.
Tabel 4.xHasil Pengujian Validitas
Variabel Correlations Keterangan
Gaji 0.788 Signifikan/ValidInsentif 0.874 Signifikan/ValidBonus 0.883 Signifikan/ValidPenerangan 0.642 Signifikan/ValidTemperatur 0.771 Signifikan/ValidKebersihan 0.775 Signifikan/ValidIQ 0.745 Signifikan/ValidSQ 0.836 Signifikan/ValidEMQ 0.786 Signifikan/ValidOtonomi 0.776 Signifikan/ValidKesempatan 0.783 Signifikan/ValidKeterlibatan 0.851 Signifikan/ValidSosial 0.898 Signifikan/ValidEsteem 0.803 Signifikan/ValidAktualisasi 0.903 Signifikan/Valid
4.6.2. Pengujian ReliabilitasHasil pengujian reliabilitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
...............................................................................................
...............................................................................................
..............................................................................................
Tabel 4.xHasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Nilai Alfa Cronbach Keterangan
Kepuasan Kerja ... ... ... ... ... ...Lingkungan Kerja ... ... ... ... ... ...Kecerdasan Karyawan ... ... ... ... ... ...Pembedayaan Karyawan ... ... ... ... ... ...Motivasi Kerja ... ... ... ... ... ...
Tabel 4.xHasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Nilai Alfa Cronbach Keterangan
Kepuasan Kerja 0.806 ReliabelLingkungan Kerja 0.563 ReliabelKecerdasan Karyawan 0.702 ReliabelPembedayaan Karyawan 0.732 ReliabelMotivasi Kerja 0.838 Reliabel
4.6.2. Pengujian ReliabilitasHasil pengujian reliabilitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Items
.807 .806 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha
Based on
Standardize
d Items
N of
Items
.542 .563 3
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
Cronbach's
Alpha
Based on
Standardiz
ed Items
N of
Items
.692 .702 3
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
Cronbach'
s Alpha
Based on
Standardi
zed Items
N of
Items
.704 .732 3
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
Cronbach'
s Alpha
Based on
Standardiz
ed Items
N of
Items
.833 .838 3
Tabel 4.xHasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Nilai Alfa Cronbach Keterangan
Kepuasan Kerja 0.806 ReliabelLingkungan Kerja 0.563 ReliabelKecerdasan Karyawan 0.702 ReliabelPembedayaan Karyawan 0.732 ReliabelMotivasi Kerja 0.838 Reliabel
4.6.2. Pengujian ReliabilitasHasil pengujian reliabilitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x menunjukkan terdapat satu variabel yaitu lingkungan kerja memiliki nilai Alpha Cronbach kurang dari 0.60. Berdasarkan nilai tersebut, berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah tidak reliabel atau inkonsisten.
Tabel 4.xHasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Nilai Alfa Cronbach Keterangan
Kepuasan Kerja 0.806 ReliabelLingkungan Kerja 0.563 ReliabelKecerdasan Karyawan 0.702 ReliabelPembedayaan Karyawan 0.732 ReliabelMotivasi Kerja 0.838 Reliabel
4.6.2. Pengujian ReliabilitasHasil pengujian reliabilitas pada 75 responden,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.x berikut.
Tabel 4.x menunjukkan seluruh variabel penelitian memiliki nilai Alpha Cronbach > 0.60. Berdasarkan nilai tersebut, berarti kuisioner yang digunakan sebagai instrumen pengukur variabel adalah reliabel atau konsisten.
Asumsi > 0.60
ANALISIS REGRESI BERGANDA
DR. VICTOR P.K. LENGKONG,SE,M.SI
BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Obyek Penelitian5.2. Deskripsi Responden5.3. Deskripsi Variabel5.4. Deskripsi Hasil Analisis Regresi Berganda5.4.1. Koefisien Korelasi Berganda (R)5.4.2. Koefisien Determinasi (R2)5.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)5.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)5.4.5. Uji Asumsi Klasik
5.4.1. Koefisien Korelasi Berganda (R)Koefisien korelasi berganda (R) menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas secara serentak (simultan) terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai R sebesar 0.537. Nilai korelasi ini dapat dikatakan terdapat hubungan antara pemberdayaan, kepuasan, dan kecerdasan dengan motivasi kerja sekalipun hubungannya tidak kuat (kurang dari 0.60).
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate Durbin-Watson1 .537a .288 .274 2.40320 1.589
a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1), KECERDASAN (X3)
b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
5.4.2. Koefisien Determinasi Berganda (R2)Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2Adjusted ) sebesar 0.274. Nilai ini jauh dari angka 1, yang berarti model regresi kurang baik. Sekalipun demikian analisis regresi dapat dilanjutkan dengan melihat asumsi klasik.
5.4.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)Uji signifikansi Uji F menunjukkan pengaruh variabel-variabel bebas terhdap variabel terikat secara simultan. Hasil menunjukkan bahwa nilai Uji F sebesar 19.732 adalah signifikan, dengan demikian terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemberdayaan, kepuasan, dan kecerdasan terhadap motivasi kerja.
ANOVAb
ModelSum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 341.870 3 113.957 19.732 .000a
Residual 843.203 146 5.775
Total 1185.073 149
a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1), KECERDASAN (X3)b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
5.4.4. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)Analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh kepuasan (X1), kecerdasan (X3), dan pemberdayaan (X4) terhadap motivasi kerja.
Hasil analisis menghasilkan persamaan regresi , yaitu:Y = b0+b1X1+b2X2+ b4X4 + ei
Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 1.699 1.311 1.296 .197
KEPUASAN (X1) -.014 .106 -.011 -.132 .896 .757 1.322KECERDASAN (X3) .322 .113 .242 2.850 .005 .673 1.485PEMBERDAYAAN (X4) .510 .122 .369 4.176 .000 .623 1.606
a. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei
Nilai koefisien regresi kepuasan kerja sebesar -0.014. Tanda negatif menunjukkan arah berlawanan dengan motivasi kerja. Artinya, peningkatan kepuasan kerja karyawan tidak serta merta meningkatkan motivasi kerja, namun justru sebaliknya akan mengurangi motivasi karyawan untuk bekerja, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.014. Semakin karyawan dipuaskan justru motivasi mereka untuk bekerja semakin berkurang. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan pengaruh kepuasan kerja karyawan terhadap motivasi kerja tidak signifikan atau hipotesa (ha) ditolak. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.896.Peningkatan kepuasan kerja karyawan melalui peningkatan gaji, insentif, dan bonus yang bersifat ekstrinsik ternyata tidak baik bagi motivasi mereka dalam bekerja. Penting juga memikirkan cara lain meningkatkan kepuasan kerja yang berorientasi pada pekerjaan dan kepuasan secara intrinsik, seperti penghargaan, pengakuan.
Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei
Nilai koefisien regresi kecerdasan karyawan sebesar 0.322. Tanda positif menunjukkan arah yang sama dengan motivasi kerja. Artinya, peningkatan kecerdasan karyawan akan meningkatkan motivasi kerja mereka, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.322.
Semakin cerdas karyawan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan, semakin termotivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan pengaruh kecerdasan karyawan terhadap motivasi kerja signifikan atau hipotesa (ha) diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.005.Karyawan yang memiliki intelektual, spriritual, dan emosional yang baik akan tercermin dari cara mereka bekerja. Mereka akan menunjukkan perilaku dan sikap kerja yang baik pula. Kecerdasan akan mengurangi pengerjaan pekerjaan berulang-ulang sehingga tindak membosankan, sebaliknya selalu termotivasi untuk bekerja.
Y = 1.699 – 0.014X1 + 0.322X2 + 0.510 X4 + ei
Nilai koefisien regresi pemberdayaan karyawan sebesar 0.510. Tanda positif menunjukkan arah yang sama dengan motivasi kerja. Artinya, peningkatan pemberdayaan karyawan akan meningkatkan motivasi kerja mereka, sebesar nilai koefisien regresi yaitu 0.510.
Karyawan semakin diberdayakan, semakin termotivasi mereka untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berdasarkan hasil pengujian Uji t menunjukkan pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap motivasi kerja signifikan atau hipotesa (ha) diterima. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0.000.
Pemberdayaan merupakan hal yang paling pokok (dominan) dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. Karyawan yang merasa diberdayakan dengan adanya otonomi, kesempatan, dan keterlibatan akan lebih termotivasi untuk bekerja.
5.4.5. Uji Asumsi KlasikUji asumsi klasik, diantaranya uji multikolineritas, Uji
Heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.
Uji MultikolineritasPengujian multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Deteksi ada tidaknya multikolineritas dengan melihat variance inflation factor (VIF) < 10 atau tolerance < 0.10, atau dengan melihat matriks korelasi > 0.90.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 1.699 1.311 1.296 .197
KEPUASAN (X1) -.014 .106 -.011 -.132 .896 .757 1.322KECERDASAN (X3) .322 .113 .242 2.850 .005 .673 1.485PEMBERDAYAAN (X4) .510 .122 .369 4.176 .000 .623 1.606
a. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
Uji HeteroskedasitasPengujian heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah homoskedasitas (variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap).
Correlations Spearman's rho X11 X12 X13
X11 Correlation Coefficient
1.000 .527** .550**
Sig. (2-tailed) . .000 .000
N 150 150 150
X12 Correlation Coefficient
.527** 1.000 .598**
Sig. (2-tailed) .000 . .000
N 150 150 150
X13 Correlation Coefficient
.550** .598** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .N 150 150 150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
CorrelationsSpearman's rho X31 X32 X33
X31 Correlation Coefficient
1.000 .471** .403**
Sig. (2-tailed)
. .000 .000
N 150 150 150X32 Correlation
Coefficient.471** 1.000 .508**
Sig. (2-tailed)
.000 . .000
N 150 150 150X33 Correlation
Coefficient.403** .508** 1.000
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .
N 150 150 150**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Spearman's rho
X41 X42 X43
X41 Correlation Coefficient 1.000 .508** .578**
Sig. (2-tailed) . .000 .000
N 150 150 150
X42 Correlation Coefficient .508** 1.000 .495**
Sig. (2-tailed) .000 . .000
N 150 150 150
X43 Correlation Coefficient .578** .495** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .000 .
N 150 150 150
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
CorrelationsSpearman's rho X41 X42 X43
X41 Correlation Coefficient
1.000 .508** .578**
Sig. (2-tailed)
. .000 .000
N 150 150 150X42 Correlation
Coefficient.508** 1.000 .495**
Sig. (2-tailed)
.000 . .000
N 150 150 150X43 Correlation
Coefficient.578** .495** 1.000
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .
N 150 150 150**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji HeteroskedasitasPengujian heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah homoskedasitas (variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap).
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate Durbin-Watson1 .537a .288 .274 2.40320 1.589
a. Predictors: (Constant), PEMBERDAYAAN (X4), KEPUASAN (X1), KECERDASAN (X3)
b. Dependent Variable: MOTIVASI (Y1)
Uji AutokorelasiPengujian Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi ada
korelasi kesalahan apenganggu pada periode t dengan keslaahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu.
Menurut Algifari (1997:76-77), untuk mendiagnosis adanya otokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
1). Nilai kurang dari 1,10 ada otokorelasi.2). Nilai 1,10 dan 1,54 tanpa kesimpulan.3). Nilai 1.55 dan 2,64 tidak ada otokorelasi.4). Nilai 2,64 dan 2,90 tanpa kesimpulan.5). Nilai lebih dari 2,91 ada otokorelasi.
SEKIAN
7. Teknik Analisis
• Bagaimana menentukan teknik analisis yang tepat?– Sesuaikan dengan jenis dan tujuan penelitian.– Sesuaikan dengan jumlah jenis variabel yang digunakan.– Sesuaikan dengan jenis atau skala data pengukuran yang
dipakai.• Khusus uji statistik, berdasarkan tujuan penelitian
– Uji perbedaan (komparatif)– Uji Asosiatif (Pengaruh)
Hypothesis Tests Berdasarkan Tujuan Penelitian
Hypothesis Tests
Tests of Association Tests of Differences
Correlation
Cause-Effect
Distributions
Means
Proportions
Median/Rankings
Uji Statistik (Uji Hipotesis)• Berdasarkan banyaknya variabel:
– Analisis univariat– Analisis bivariat– Analisis multivariat
• Berdasarkan skala pengukuran data– Nominal dan Ordinal (non parametrik)– Interval dan Rasion (parametrik)
8. Hasil Penelitian dan Pembahasan
• Deskripsi Obyek • Deskripsi Responden• Deskripsi Variabel• Hasil Analisis• Pembahasan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian • Pada bagian ini, laporan penelitian harus
menguraikan secara singkat obyek penelitian, terutama mengenai hal-hal yang diteliti.
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian Perekonomian daerah Sulawesi Utara posisi sampai
dengan Triwulan II Tahun 2004 menunjukkan bahwa ekonomi makro berjalan relatif stabil ditengah berbagai event nasional dalam pelaksanaan Pemilu 2004 yang berjalan sukses dan aman. Membaiknya kondisi ekonomi makro daerah tercermin melalui angka pertumbuhan ekonomi yang dicapai sebesar 6,75% (Triwulan I 2010). Bahkan bila dibandingkan dengan beberapa provinsi di Kawasan Timur Indonesia menempati urutan ke-2 setelah Papua (lihat Tabel).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Komparasi Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Provinsi di KTI
Sumber Data : Badan Pusat Statitik , 2010
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara dibandingkan Provinsi-Provinsi lainnya pada Tahun 2009 relatif baik, yaitu peringkat ke-2 tertinggi setelah Papua (dominan dipengaruhi oleh volume produksi PT. Freeport Indonesia). Namun, di triwulan I – 2010, laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara relatif mengalami perlambatan bahkan lebih rendah dibandingkan provinsi-provinsi lainnya di KTI.
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian4.2. Deskripsi Responden• Pada bagian ini, laporan penelitian harus
menguraikan secara singkat karakteristik responden, terutama menyangkut item-item yang terjaring dalam angket.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.2. Deskripsi RespondenJumlah responden yang dijadikan sampel penelitian sebesar 190 responden. Identitas sampel (responden) diidentifikasi berdasarkan tingkatan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, dan bidang tugas atau departmen. Tabel 5.4 menunjukkan jumlah responden yang dijadikan sampel dalam studi ini untuk komposisi berdasarkan tingkatan umur menunjukkan sebagian besar berada pada usia 40 Tahun ke bawah, dengan kisaran 36-40 sebanyak 36 responden atau sebesar 18,96%, kisaran 31-35 sebesar 24,73%, dan kisaran 41-45 (15,26%). Komposisi penyebaran umur demikian sangat normal atau ideal, seperti berbentuk sebuah granat (kurva normal); membesar pada bagian tengah atau kisaran umur 31 sampai 45 tahun, dan mengecil pada kedua sisi (atas dan bawah). Sampai 10 Tahun kedepan komposisi ini masih sangat baik karena terdapat 46 responden atau sebesar 24,21% berada pada umur di bawah 30 tahun.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian4.2. Deskripsi Responden4.3. Deskripsi Variabel• Pada bagian ini, laporan penelitian harus
menguraikan secara singkat variabel penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian4.2. Deskripsi Responden4.3. Deskripsi Variabel
Pada studi ini deskripsi variabel meliputi: karakterisitk pekerjaan (X1) dengan indikator pengukuran yaitu keanekaragaman tugas (X1.1), identitas tugas (X1.2), keberartian tugas (X1.3), otonomi (X1.4), dan umpan balik (X1.5). Kepemimpinan transformasional (X2) dengan indikator pengukuran … …
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.5. Deskripsi Variabel Karakteristik (Pekerjaan Bervariasi Pekerjaan (X1.11)
X1 .1 1
3 1 ,6 1 ,6 1 ,64 2 ,1 2 ,1 3 ,7
3 7 1 9 ,5 1 9 ,5 2 3 ,29 9 5 2 ,1 5 2 ,1 7 5 ,34 7 2 4 ,7 2 4 ,7 1 0 0 ,0
1 9 0 1 0 0 ,0 1 0 0 ,0
12345To ta l
Va l i dFre q u e n c y Pe rc e n t Va l i d Pe rc e n t
Cu mu l a t i v ePe rc e n t
Tabel 5.5 menunjukkan penilaian karyawan terhadap pekerjaan yang dibebankan kepada mereka adalah adalah beragam sehingga tidak menjenuhkan (keanekaragaman tugas-X1.1). Hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian karyawan yang menyatakan setuju sebesar 52,1% dan sangat setuju sebesar 24,7% untuk indikator X1.11 bahwa pekerjaan yang diberikan bervariasi.
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian4.2. Deskripsi Responden4.3. Deskripsi Variabel4.4. Hasil Analisis• Pada bagian ini, laporan penelitian harus
menguraikan hasil-hasil temuan, termasuk perhitungannya (jika ada) secara lengkap. Hal-hal yang berkaitan dengan data dan tabulasi dapat diletakan di lampiran.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Kepemilikan Saham
(X1)
Pertumbuhan Perusahaan
(Y2)
Resiko Sistimatis Perusahaan
(X2)
Likuiditas Saham (X3)
Struktur Modal (Y1)
Nilai Perusahaan Manufaktur
(Y4)
Diversifikasi Usaha (X4)
Arus Kas Bebas (Y3)
H1a
H4aH2a
H4e
H1c
H1d
H4d
H4b
H4g
H3d
H2d
H3c
H4c
H1b
H4f
H3a
H2b
H3b
H2c
KERANGKA KONSEPTUAL
Pemberdayaan(X1)
Perilaku Peran Ekstra(Y4)
H1
H3
H2
S
H6
H4
X1.3 Determinasi Diri
X1.4 Pengaruh
X1.1 Bermakna
X1.2 Kompetensi
Y3.1 Tanpa Pamrih
Y3.2 Bersikap Sportif
Y3.3 Disiplin Pada Waktu
Y3.4 Keterlibatan Diri
Y3.5 Inisiatif
Komitmen Organisasi(Y2)
Y2.2 Komitmen Normatif
Y2.3 Komitmen Kontinuan
Y2.1 Komitmen Afektif
Kepuasan Kerja(Y1)
Y1.2 Kompensasi
Y1.3 Pengawasan
Y1.1 Pengakuan
Y1.4 Tantangan Pekerjaan
Y1.5 Kondisi KerjaX1.5 Peng. Keputusan
X1.6 Akses Y1.6 Rekan Kerja
S
S
S
H5
SS
KERANGKA KONSEPTUAL
348.30
x1
2.46
x2
.00
x3
3.15
x4
y1
y2
y3
y4
.27z1
1
.79z4
1
.16z2
1
275251260000.00z3
1
.00
.01
-.01
58177.57
.84 .55
.02 .01
.00
912.45
.00
850454.92
-.90
.00
-22393.71
.76
.03
.00.04
-.18
.00
.00
.03
-9.97
-.11
-33921.40
-.02
Gambar Hasil Analisis Pengaruh … …
Karakteristik Pekerjaan
(X1)
KepemimpinanTransformasional
(X2)
Peluang Promosi(X3)
Kepuasan Kerja(Y1)
Komitmen Organisasi(Y2)
Turnover Intention(Y3)
KeanekaragamanTugas (X1.1)
IdentitasTugas (X1.2)
KeberartianTugas (X1.3)
Otonomi(X1.4)
Umpan Balik(X1.5)
Status Sosial (X3.1)
Wewenang(X3.2)
Tanggung Jawab(X3.3)
Penghasilan (X3.4)
Pengakuan(Y1.1)
Kompensasi(Y1.2)
Pengawasan(Y1.3)
Keinginan Meninggalkan Organisasi (Y3.1)
Keinginan Mencari Pekerjaan Baru (Y3.2)
PengaruhIndividual (X2.1)
MotivasiInspiratif (X2.2)
Stimulasi Intelektual (X2.3)
Pertimbangan Individual (X2.4)
Affective Commitment (Y2.1)
Continuan Commitment (Y2.2)
Normative Commitment (Y2.3)
Penghasilan (X3.4)
0,064
0,5210,148
0,128
0,319
0,127
0,238
-0,557
-0,461
-0,648
-0,249
-0,299
Gambar Hasil Analisis Pengaruh … …
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian4.2. Deskripsi Responden4.3. Deskripsi Variabel4.4. Hasil Analisis4.4.1. Hipotesa 1a
Karakteristik pekerjaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja secara positif. Hasil perhitungan menunjukkan nilai CR sebesar 2,138 > CR tabel 1,96 dengan tingkat signifikansi 0,032 (< 0,05). Artinya, terdapat pengaruh positif karakteristik organisasi terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian hipotesis terbukti atau diterima kebenarannya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5. Pembahasan4.5.1. Pengaruh Pengeluaran Rutin Terhadap Investasi Swasta
Pengaruh pengeluaran rutin pemerintah terdiri: gaji pegawai, biaya perjalanan dinas, dan alat tulis kantor (ATK). Di Sulawesi Utara terdapat perusahaan percetakan besar 10 buah dan kecil 30 buah. Kesemua percetakan ini telah melakukan perbaikan mesin, percetakan ini mengharapkan dapat mensuplai kebutuhan alat tulis kantor (ATK) pada 15 Kabupaten/Kota. Dalam kenyataan menunjukkan bahwa pada Tahun 1980-an, untuk kebutuhan kertas atau ATK lainnya, beberapa pelaksana tender di Sulawesi Utara mendatangkannya dari Surabaya dan Jakarta, namun satu dasarwarsa terakhir ini, hampir semua kebutuhan ATK telah tersedia.
Hasil studi …
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil studi ini sesuai dengan hasil penelitian Kim (1997) yang melakukan penelitian di Korea mengenai peranan pemerintah daerah terhadap pertumbuhan eknomi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa investasi pemerintah (pengeluaran pembangunan) dan pengeluaran konsumsi pemerintah (pengeluaran rutin) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap investasi swasta dan pertumbuhan ekonomi.
Hasil studi ini memberikan implikasi bahwa pemerintah daerah harus terus mendorong peningkatan investasi pemerintah daerah, karena mempunyai efek ganda (multiplier effect) terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penerimaan pemerintah daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5. Pembahasan4.5.1. Pengaruh Servicescape Terhadap Kepuasan Pelanggan
… Kepuasan para wisman semakin lengkap, khususnya bagi mereka yang membawa keluarga termasuk anak-anak karena tersedianya servicescape yang cocok dengan kebutuhan mereka, misalnya tersedianya arena bermain di kolam maupun di taman ataupun playstation centre di dalam ruangan, tersedianya panggung musik dan fitness centre, dan lain sebagainya. Lebih jauh, khusus para wisman yang merencanakan pernikahan pun atau paket bulan madu di sekitar hotel tempat mereka menginap, servicescape dirancang khusus sedemikian lengkap sesuai dengan permintaan.
Hasil wawancara …
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil wawancara menunjukkan servicescape memberikan efek second home bagi pelanggan hotel. Hal ini disebabkan karena pertama, pelanggan cenderung bersifat long stay, oleh karenanya fungsi hotel dilihat sebagai rumah kedua, persepsi ini lebih signifikan ketika pelanggan mengajak anak dan istrinya. Kedua, ada persepsi mereka ”saya mau menikmati alam dan servicescape yang ditawarkan hotel, namun saya tidak mau kenikmatan sehari-hari seperti di rumah saya hilang”.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.5. Pembahasan4.5.1. Pengaruh Perilaku Peran Ekstra Karyawan Terhadap
Kepuasan Pelanggan… Sifat membina hubungan baik dengan orang lain
mencerminkan nilai-nilai budaya orang Bali. Mereka meyakini Karma Pala (hukum karma), yaitu jika kita berbuat baik maka kebaikan pula yang akan kita terima dan sebaliknya jika kita berbuat tidak baik maka petaka yang kita terima. Nilai ini diwujudkan dalam perilaku peran ekstra karyawan hotel, yaitu membantu dan menghargai tamu, dan akhirnya pelanggan merasa nyaman, senang dan puas.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Contoh Temuan TeoritikKotler (2007) … Nilai kepuasan adalah suatu konsep yang dapat
memandu dan memudahkan konsumen, di dalam memilih di antara berbagai alternatif perangkat kebutuhan atau perangkat variasi pilihan produk.
Dijelaskan pula oleh Massie (1998) bahwa dewasa ini …produk satu-satunya yang dicari adalah produk yang memberikan totalitas nilai yang tingi dan mampu memberikan kepuasan sesuai harapan pelanggan atau jauh melebihi apa yang diharapkan. Bilamana semua ini mampu disediakan perusahaan, maka diharapkan pelanggan akan tetap loyal dengan perusahaan.
Pasar swalayan harus memberikan jasa pelayanan bermutu dan lebih baik dari pesaingnya. Konsumen pada dasarnya harus dipuaskan dengan totalitas nilai yang tinggi, bila tidak maka konsumen dapat dengan mudah berpindah ke tempat lain.
Contoh Temuan EmpirikBerdasarkan data responden, menunjukkan para wanita karir
berada pada kisaran umur 26 sampai 55 Tahun, berpendidikan sarjana, yang bekerja tersebar pada beberapa industri, seperti perbankan dan asuransi, ritel, perhotelan dan restoran, manufaktur. Sebagian lagi ada yang berprofesi sebagai pengusah dan pegawai negeri sipil (PNS). Masa kerja mereka berkisar antara 11-15 Tahun dan 16-20 Tahun.
Karakteristik yang menonjol dari para wanita karir selain memiliki otoritas dalam pengambilan keputusan, … Karakteristik lainnya dari mereka sebagian besar memilih produk yang bermerek (branded), dan memiliki satu atau dua tempat pembelanjaan favorit yang mereka percayai. Tempat pembelajaan yang mereka pilih biasanya adalah yang berada di pusat-pusat pembelanjaan, seperti mal dan pasar swalayan…
Untuk saat-saat tertentu kebutuhan para wanita karir melebihi dana yang dianggarkan, seperti membeli tas, sepatu dan busana. Biasanya mereka melakukan pembelian seperti itu dikala melakukan perjalanan dinas atau selesai melaksanakan suatu proyek yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Jadi untuk menutupi kekurangan anggaran, mereka tidak menggunakan dana bulanan yang telah disediakan. Seringkali juga dana diperoleh dari suami mereka diluar jatah per bulan untuk kebutuhan keluarga. Bahkan bila dalam kurun waktu tertentu ternyata dana masih tersisa, seringkali mereka melaksanakan perjalanan wisata… melakukan kunjungan ke keluarga… Akhirnya, mereka juga tidak melupakan persembahan tetap bulanan sesuai dengan kepercayaan mereka.
Contoh Temuan Empirik
Contoh Implikasi ManajerialBerdasarkan hasil penelitian menunjukkan para wanita karir
memiliki peran ganda, baik sebagai wanita pekerja maupun sebagai kasir keluarga, maka secara teoritis pemasar harus memperhatikan keberadaan mereka sebagai potensial buyer yang profitable…
… Pemasar harus menyesuaikan dengan kebiasaan mereka memilih pusat-pusat pembelanjaan, …ingin dilayani secara spesial sebagai wujud aktualisasi kebanggaan diri mereka, juga harus diperhatikan pemasar…
Segmentasi pemasaran, mengharuskan pemasar memperhatikan sifat mereka yang selalu menjaga penampilan agar tetap kelihatan sebagai wanita seutuhnya. Karena itu, produk-produk yang tersedian seyogianya menunjang penampilan mereka, mulai dari ujung kaki sampai pada ujung rambut. Bagi pemasar pasar swalayan, ketersediaan kosmetik, fashion, produk-produk kesehatan untuk perawatan tubuh menjadi suatu keharusan.
Contoh Keterbatasan PenelitianKeterbatasan penelitian ini adalah hanya
memfokuskan perilaku wanita karir. Tanpa disadari … ibu rumah tangga (tradisional wife house) juga merupakan pengendali dari keputusan pembelanjaan keluarga. … sekalipun tidak berpenghasilan bukan berarti tidak punya uang. Mungkin saja tidak dituntut bekerja oleh suami, atau penghasilan suami terasa cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga mereka.
Pemasar harus memperhatikan segmen ini. Penggunaan iklan TV dan majalah adalah tepat karena para wanita sebagai ibu rumah tangga memiliki cukup waktu untuk nonton atau membaca majalah.
Keterbatasan lainnya juga, bahwa penelitian ini tidak memperhitungkan keberadaan pasar tradisional sebagai tempat berbelanja. Artinya, para wanita karir sekalipun tidak melakukan pembelian di tempat tersebut akan tetapi mereka dapat merekomendasikan kepada pembantu atau sanak saudara mereka untuk melakukan pembelian di pasar-pasar tradisional. Hal ini dapat terjadi pada karakteristik wanita karir yang rasional dalam berbelanja. Untuk itu, untuk penelitian selanjutnya dapat memperhatikan keberadaan pasar swalayan sebagai salah satu alternatif tempat berbelanja.
Contoh Keterbatasan Penelitian
Kesimpulan dan Saran
• Kesimpulan Teoritik• Kesimpulan Integratif• Saran Praktik
BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan yang khusus untuk menggambarkan keadaan Provinsi Sulawesi Utara. Beberapa kesimpulan yang dimaksud, sebagai berikut: (i) tingkat bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi swasta, sedangkan pengeluaran rutin, pengeluaran pembangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi swasta, (ii) tingkat bunga …Selanjutnya, hasil temuan menunjukkan pengaruh tidak langsung yang sangat menentukan pengangguran adalah pengeluaran pembangunan, dan pengaruh tidak langsung yang sangat menentukan antara pengeluaran pembangunan terhadap pengangguran adalah melalui investasi swasta.
BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan
5.2. SaranSaran kebijakan yang dapat dikemukan dari temuan empirik ini bahwa pengeluaran rutin, pengeluaran pembangunan, dan tingkat bunga apabila dikelola dengan baik dan berjalan sesuai yang diharapkan maka akan mempengaruhi investasi swasta, ekspor, yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran.Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengatasi pengangguran di Sulawesi Utara maka kebijakan pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara diarahkan pada pembelajaan rutin, pengeluaran pembangunan, dan tingkat bunga perlu dijadikan kebijakan pokok karena akan berkaitan langsung dengan investasi, ekspor, pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran.
BAB V PENUTUPPemerintah Provinsi Sulawesi Utara diharapkan dapat memanfaatkan dana belanja pembangunan sebaik mungkin bagi kemajuan perekonomian daerah. Belanja pembangunan memberikan implikasi terhadap penurunan tingkat pengangguran. Belanja pembangunan yang bersumber dari APBN maupun APBD harus secepat mungkin direspon oleh pihak eksekutif maupun legislatif sehingga realisasi anggaran sesuai dengan kebutuhan dan jadwal yang ditetapkan, dan perekonomian Sulawesi Utara berjalan dengan baik, dan pada akhirnya tingkat pengangguran dapat di tekan. Persoalan mengenai lambannya pihak legislatif untuk mengesahkan RAPBD yang diajukan eksekutif seyogianya disadari dan dipercepat prosesnya sampai keluarnya juklak maupun juknis. Sehingga penyerapan anggaran pada masing-masing satuan kerja perangka daerah (SKPD) berjalan dengan baik.
BAB V PENUTUP
Untuk investasi swasta, karena hasil menunjukkan bahwa investasi swasta di Sulawesi Utara memegang peranan penting dalam meminimalkan pengangguran, maka sebaiknya pemerintah dan masyarakat menciptakan iklim usaha yang kondusif. Pelayanan satu atap (one stop service) dan jaminan kepastian hukum berinvestasi benar-benar harus diterapkan agar minat berivestasi dari para investor cukup tinggi untuk Sulawesi Utara.
MSDM - OB
DR. VICTOR P.K. LENGKONG, SE.MSI
• ORGANIZATIONAL BEHAVIOR (OB): The field that seeks increased knowledge of all aspects of behavior in organizational settings (people, group, organization) through the use of the scientific method (Greenbrg J. and Baron R.A., 2008).
• HUMAN RESOURCE MANAGEMENT (HRM): the policies and practices involved in carrying out the “people” or human resources aspects of a management position, including recruiting, screening, training, rewarding, and appraising (Dessler, 2005).
Brief Contents
Psychology
Sociology
Anthropology
Political Science
Economics
Management Science
Perception and learning, personality, emotion and stress, attitudes, motivation, decision making,
creativity.
Group dynamics, socialization, communication.
Organizational culture, leadership.
Interpersonal conflict, organizational power.
Decision making, negotiation, organizational power.
Technology, organizational quality and change.
Discipline Relevant OB Topics
POLICIES & PRACTICE OF HUMAN RESOURCES
MANAGEMENT
JOB ANALYSIS
RECRUITING
SCREENING
TRAINING
REWARDING
APPRAISING
Relevant OB-HRM Topics
• TURNOVER INTENTION, absenteeism, employee withdrawal• ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB); extra effort, extra-role
PROSOCIAL BEHAVIOR, good citizenship behavior, good soldier syndrome
• EMPOWERMENT (meaning, competence, self-determination, and impact)
• MOTIVATION (Job Design, Job Enlargment, Job Enrichment), and• THE JOB CHARACTERISTIC MODEL (Skill Variety, Task Identity, Task
Significance, Autonomy, Feedback)• Commitment organizational (Affective, Continuance, Normative)• NEEDS (Physiological, Safety, Social, Esteem, Self-Actualization)• INTERPERSONAL CONFLICT, ORGANIZATIONAL POWER• ORIENTATION TECHNOLOGY• COMMUNICATION• CAPITAL INTELLECTUAL, LEARNING ORGANIZATION, INOVATION• HRD PRACTICES
• Downsizing (Rightizing)• Outsourcing• Virtual Organization• Telecommuniting (telework)• Flextime programs• Compressed workweeks• Job sharing• Voluntary reduced work time (V-time) programs• TQM• Corporate Social responsibility (employees, investors,
suppliers, local communities) • Ethical Behavior (business ethics, moral values)• Organizational Justice (distributive justice, procedural
justice, interpersonal justice, informational justice)
Artinya!!!!
• riset OB & HRM begitu luas (- 1 = 1.000)• hindari replikasi topik PT “W” menjadi PT “M”:
- kepuasan thd motivasi- motivasi thd kepuasan- produktivitas thd kepuasan- motivasi thd produktivitas
• saat ini multi disiplin (topik) & multivariat (analisis)
DASARPEMODELAN SEM
Publikasi Ilmiah (Jurnal):Sebagai Referensi Penelitian
Job Characteristic
Job Satisfaction1.
Promotion Opportunity
Organizational Commitment
2.
Promotion Opportunity
Turnover Intention
3.
Transformational Leadership
Job Satisfaction
4. Turnover Intention
Turnover Intention
Referensi
5. The Other Variables
The Other Variables
Kerangka Konseptual:
Job Characteristic (X1)
Transformational Leadership
(X2)
PromotionOpportunity
(X3)
Job Satisfaction(Y1)
OrganizationalCommitment
(Y2)
Turnover Intention(Y3)
Exogent Variables Endogent Dependent Variables
Endogent Intervening Variables
Variabel Kebijakan Variabel TujuanVariabel Tujuan Antara
Variabel Input Variabel OutputVariabel Proses
Kerangka Konseptual:
Job Characteristic (X1)
Transformational Leadership
(X2)
PromotionOpportunity
(X3)
Job Satisfaction(Y1)
OrganizationalCommitment
(Y2)
Turnover Intention(Y3)
Exogent Variables Endogent Dependent Variables
Endogent Intervening Variables
Variabel Kebijakan Variabel TujuanVariabel Tujuan Antara
Variabel Input Variabel OutputVariabel Proses
Berilah Judul Berdasarkan kerangka konseptual Latihan 8, yaitu:…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….…………………………………………………….
1. Model Pengukuran (measurement model):menyangkut analisis tentang apakah indikator benar-benar secara valid dan realiabel mengukur konstruk (unobserved variable). MP sejumlah variabel penelitian.
2. Model Struktural (stuctural model):menyangkur analisis tentang pengaruh suatu konstruk dengan konstruk lainnya. MS sejumlah masalah dan hipotesis yang ingin diuji.
2 Komponen SEM
Model Pengukuran
Karakteristik Pekerjaan(Job Characteristic)
X1• ad. Persepsi karyawan tentang ciri pekerjaannya yang meliputi keanekaragaman
dan kejelasan tugas yang dikerjakan, otonomi, dan umpan balik.
• Indikator pengukur, sbb:- keanekaragaman tugas (X1.1)- identitas tugas (X1.2)- keberartian tugas (X1.3)- otonomi (X1.4)- umpan balik (X1.5)
Model Pengukuran I
Job Characteristic(X1)
KeanekaragamanTugas (X1.1)
IdentitasTugas (X1.2)
KeberartianTugas (X1.3)
Otonomi(X1.4)
Umpan Balik(X1.5)
Goodness of fitChi square=7,693df=4p=,103cmindf=1,923GFI=,984AGFI=,940TLI=,968CFI=,987NFI=,974RMSEA=,070RMR=,013PGFI=,262
Karakteristikpekerjaan
,86
x1.1e1
,93
,39
x1.2e2
,63
,37
x1.3e3,61
,33
x1.4e4 ,57
,41
x1.5e5
,64
-,90
Indikator (CFA) valid bila Goodness of Fit Index (GFI) > 0.90
Kepemimpinan Transformasional(Transformational Leadership)
X2• ad. Penilaian seorang karyawan terhadap atasan langsung sebagai
manajernya dalam mempengaruhi, memotivasi, membantu, dan menghargai mereka sebagai bawahan.
• Indikator pengukur, sbb:- pengaruh individual (X2.1)- motivasi inspiratif (X2.2)- stimulasi intelektual (X2.3)- pertimbangan individual (X2.4)
Model Pengukuran II
Transformational Leadership
(X2)
PengaruhIndividual (X2.1)
MotivasiInspiratif (X2.2)
Stimulasi Intelektual (X2.3)
Pertimbangan Individual (X2.4)
Goodness of fitChi square=32.244df=2p=.000cmindf=16.122GFI=.934AGFI=.669TLI=.837CFI=.946NFI=.943RMSEA=.283RMR=.025PGFI=.187
Kepemimpinantransformasional
.82
x2.4e9
.91
.33
x2.3e8
.58
.44
x2.2e7 .66
1.02
x2.1e61.01
Indikator (CFA) valid bila Goodness of Fit Index (GFI) > 0.90
Promotion Opportunity
(X3)
Status Sosial (X3.1)
Wewenang(X3.2)
Penghasilan (X3.4)
Tanggung Jawab(X3.3)
Model Pengukuran III
Peluang Promosi(Promotion Opportunity)
X3• ad. Peningkatan karir atau jabatan pada level yang lebih tinggi.
• Indikator pengukur, sbb:- status sosial (X3.1)- wewenang (X3.2)- tanggung jawab (X3.3)- penghasilan (X3.4)
Goodness of fitChi square=10.992df=2p=.004cmindf=5.496GFI=.972AGFI=.858TLI=.831CFI=.944NFI=.934RMSEA=.154RMR=.022PGFI=.194
Peluangpromosi
.49
x3.4e13
.70
.69
x3.3e12.83
.28
x3.2e11 .53
.19
x3.1e10.44
Indikator (CFA) valid bila Goodness of Fit Index (GFI) > 0.90
Model Pengukuran IV
Job Satisfaction(Y1)
Pengakuan(Y1.1)
Kompetensi(Y1.2)
Pengawasan(Y1.3)
Kepuasan Kerja(Job Satisfaction)
Y1• ad. Perasaan puas yang dialami seorang karyawan dari
dalam dirinya maupun atas kebijakan-kebijakan organisasinya.
• Indikator pengukur, sbb:- pengakuan (Y1.1)- kompensasi (Y1.2)- pengawasan (Y1.3)
Definisi Operasional:
Goodness of fitChi square=.000df=0p=\pcmindf=\cmindfGFI=1.000AGFI=\AGFITLI=\TLICFI=\CFINFI=\NFIRMSEA=\RMSEARMR=\RMRPGFI=\PGFI
Kepuasankerja.62
y1.1e14
.79
.63y1.2e15
.79
.46y1.3e16 .68
Indikator (CFA) valid bila Goodness of Fit Index (GFI) > 0.90
Model Pengukuran V
OrganizationCommitment
(Y2)
Affective Commitment
(Y2.1)
ContinuanceCommitment
(Y2.2)
Normative Commitment
(Y2.3)
Komitmen Organisasi(Organization Commitment)
Y2• ad. Keterlibatan dan keterikatan seorang karyawan yang didasari oleh
keinginan, kebutuhan, dan keharusan pada organisasi yang mempekerjakannya.
• Indikator pengukur, sbb:- affective commitment (Y2.1)- continuan commitment (Y2.2) - normative commitment (Y2.3)
Definisi Operasional:
Goodness of fitChi square=.000df=0p=\pcmindf=\cmindfGFI=1.000AGFI=\AGFITLI=\TLICFI=\CFINFI=\NFIRMSEA=\RMSEARMR=\RMRPGFI=\PGFI
Komitmenorganisasi.51
y2.3e19
.72
.53y2.2e18
.73
.60y2.1e17 .78
Indikator (CFA) valid bila Goodness of Fit Index (GFI) > 0.90
Model Pengukuran VI
Turnover Intention(Y3)
Keinginan Meninggalkan
Organisasi(Y3.1)
Keinginan Mencari Pekerjaan Baru
(Y3.2)
Pertimbangan Meninggalkan
Organisasi (Y3.3)
KeputusanMeninggalkan
Organisasi(Y3.4)
Definisi Operasional:
Keinginan untuk keluar(Turnover Intention)
Y3• ad. Perasaan seorang karyawan untuk keluar dari organisasi yang
mempekerjakannya.
• Indikator pengukur, sbb:- keinginan meninggalkan organisasi (Y3.1)- keinginan mencari pekerjaan baru (Y3.2)- pertimbangan meninggalkan organisasi (Y3.3) - keputusan meninggalkan organisasi (Y3.4)
Goodness of fitChi square=.865df=1p=.352cmindf=.865GFI=.998AGFI=.977TLI=1.001CFI=1.000NFI=.999RMSEA=.000RMR=.008PGFI=.100
Turnoverintention
.85y3.12e2 .92
.86y3.11e1
.93
.74y3.21e3
.86
.72y3.22e4
.85
-.92
Indikator (CFA) valid bila Goodness of Fit Index (GFI) > 0.90
Model Struktural
Karakteristik Pekerjaan
(X1)
KepemimpinanTransformasional
(X2)
Peluang Promosi(X3)
Kepuasan Kerja(Y1)
Komitmen Organisasi(Y2)
Turnover Intention(Y3)
KeanekaragamanTugas (X1.1)
IdentitasTugas (X1.2)
KeberartianTugas (X1.3)
Otonomi(X1.4)
Umpan Balik(X1.5)
Status Sosial (X3.1)
Wewenang(X3.2)
Tanggung Jawab(X3.3)
Penghasilan (X3.4)
Pengakuan(Y1.1)
Kompensasi(Y1.2)
Pengawasan(Y1.3)
Keinginan Meninggalkan Organisasi (Y3.1)
Keinginan Mencari Pekerjaan Baru (Y3.2)
PengaruhIndividual (X2.1)
MotivasiInspiratif (X2.2)
Stimulasi Intelektual (X2.3)
Pertimbangan Individual (X2.4)
Affective Commitment (Y2.1)
Continuan Commitment (Y2.2)
Normative Commitment (Y2.3)
Pertimbangan Meninggalkan
Organisasi (Y3.3)
Model Struktural
H1
H2
H3
H4
H6
H5
H7
H8
H9H10
H11
H12
Keputusan Meninggalkan
Organisasi (Y3.4)
Goodness of fitChi square=285.524df=173p=.000cmindf=1.650GFI=.880AGFI=.840TLI=.937CFI=.948NFI=.880RMSEA=.059RMR=.050PGFI=.659
Karakteristikpekerjaan
.84x1.1
e1
.92
.41x1.2
e2
.64
.38x1.3
e3
.62
.31x1.4
e4
.56
.42x1.5
e5
.65
Kepemimpinantransformasional
.90
x2.4e9
.95
.38
x2.3e8
.62
.49
x2.2e7 .70
.92
x2.1e6.96
Peluangpromosi
.49
x3.4
e13
.70.72
x3.3
e12
.85.24
x3.2
e11
.49.16
x3.1
e10
.40
.58
Kepuasankerja
.68y1.1
e14
.82
.56y1.2
e15
.75
.42y1.3
e16
.65
.52
Komitmenorganisasi
.53y2.3
e19
.73.49
y2.2
e18
.70.56
y2.1
e17
.75
.65
Turnoverintention
.91y3.1 e20.95
.90y3.2 e21
.95
.13
.73
.15
.16
.32
.17
-.11
-.26
-.14 -.27
-.32
d1
d3
d2
-.77
.20-.55
.24
.38
ESTIMATE (KOEFISIEN JALUR REGRESI)
Regression WeightsPengaruh Antar Variabel
Estimate C.R. P
Kepuasan Kerja <-- Karakt eristik Pekerjaan 0.133 2.138 0.032Kepuasan Kerja <-- Kepemimpinan Transformasional 0.734 10.392 0.000
Kepuasan Kerja <-- Peluang Promosi 0.154 2.244 0.025
Komitmen Organisasi <-- Karakteristik Pekerjaan 0.158 2.218 0.027
Komitmen Organisasi <-- Kepemimpinan Transformasional 0.324 2.658 0.008
Komitmen Organisasi <-- Peluang Promosi 0.175 2.206 0.027
Komitmen Organisasi <-- Kepuasan Kerja 0.381 2.796 0.005
Turnover Intention <-- Karakteristik Pekerjaan -0.113 -2.086 0.037
Turnover Intention <-- Kepemimpinan Transformasional -0.260 -2.798 0.005
Turnover Intention <-- Peluang Promosi -0.144 -2.356 0.018
turnoverIntention <-- Komitmen Organisasi -0.272 -2.818 0.005Turnover Intention <-- Kepuasan Kerja -0.315 -2.855 0.004
UJI t Probabilitas
No. Indeks Syarat
1. Chi Square Kecil2. Probabilitas Chi Square ≥ 5%3. RMSEA ≤ 0.084. GFI ≥ 0.905. AGFI ≥ 0.906. CMIN/DF ≤ 2.007. TLI ≥ 0.958. CFI ≥ 0.95
Summary of Models:Hasil Uji Goodness of Fit Overall Model Struktural
• Chi-Square Statistik (X2)Alat ukur paling fundamental untuk mengukur overal fit model adalah Likelihood Ratio Chi-Square, yang bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Model yang diuji dipandang baik atau memuaskan bila Chi-Square (X2) rendah berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p>0,05 atau p>0,10.
• The Root Mean Square Error Approximation (RMSEA)
RMSEA adalah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi Chi-Square Statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA < 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model.
Summary of Models:Hasil Uji Goodness of Fit Overall Model Struktural
• Goodness of Fit-Index (GFI)GFI adalah analog dari R2 dalam Analisis Regresi Berganda. GFI merupakan sebuah ukuran yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai indeks yang tinggi menunjukkan better fit. GFI diharapkan adalah sebesar > 0,90.
• Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI)
Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah sebesar > 0,90. Nilai 0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik (good overall model fit), sedangkan nilai antara 0,90-0,95 menunjukkan tingkat kecukupan (adequate fit).
Summary of Models:Hasil Uji Goodness of Fit Overall Model Struktural
• The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi Degree of Freedom (DF)Nilai X2 relatif <2,0 atau bahkan 3,0 merupakan indikasi dari acceptable fit antara model dengan data.
• Tucker Lewis Index (TLI)Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan >0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.
• Comparative Fit Index (CFI)Besaran CFI pada rentang nilai 0-1. Semakin mendekati nilai 1, mengindikasikan tingkat kesesuaian paling tinggi (a very good fit). Nilai yang direkomendasikan CFI >0,95.
Summary of Models:Hasil Uji Goodness of Fit Overall Model Struktural
… kini saatnya Anda membahas dan menginterpretasi hasil…
“selamat mencoba”
• Hasil pengujian menunjukkan koefisien jalur regresi karakteristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja sebesar 0,133 (tanda positif menunjukkan arah pengaruh). Artinya, bila pekerjaan bervariasi (keanekaragaman tugas - X1.1), karyawan memiliki keterlibatan dan kesempatan (identitas tugas – X1.2), pekerjaan itu dianggap penting oleh karyawan (keberartian tugas – X1.3), ada keleluasaan dan kebebasan (otonomi tugas – X1.4), dan menerima informasi dan penilaian yang jelas (umpan balik – X1.5) maka kepuasan kerja dari karyawan bersangkutan akan meningkat (sebesar nilai koefisien jalur regresi).
• Hasil pengujian menunjukkan koefisien jalur regresi kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja sebesar 0,734. Artinya, bila seorang pemimpin menumbuhkan kepercayaan (pengaruh individual – X2.1), motivasi (motivasi inspiratif (X2.2), petunjuk (stimulasi intelektual – X2.3), dan menghargai (pertimbangan individual – X2.4) karyawan berdasarkan aturan dan tingkah laku, maka kepuasan kerjanya akan meningkat.
• dstnya……..
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN:KOEFISIEN JALUR REGRESI
• Hasil pengujian menunjukkan nilai probabilitas untuk hipotesis 1, yaitu karakteristik pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja sebesar 0,032. Artinya, hipotesis diterima.
• Hasil pengujian menunjukkan nilai probabilitas untuk hipotesis 4, yaitu kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja sebesar 0,000. Artinya, hipotesis diterima.
• dstnya…
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN:PENGUJIAN HIPOTESIS
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN:HASIL DAN PEMBAHASAN
• Studi ini membuktikan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa pihak perusahaan harus memperhatikan karakteristik suatu pekerjaan sebelum diamanatkan kepada setiap karyawan, sehingga karyawan bersangkutan merasa puas dalam bekerja.Studi ini mendukung pendapat, seperti Wexley and Yukl (2003) bahwa tingkat otonomi pekerja yang didapatkan dalam pekerjaannya serta tingkat dimana pekerjaan memberikan umpan balik pelaksanaan kerja yang objektif akan menentukan seberapa banyak kesempatan diperoleh untuk pemuas kebutuhan…
• Studi ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan transformasional meningkatkan kepuasan kerja karyawan.Studi ini konsisten dengan studi-studi sebelumnya, seperti Podsakoff et al., (1996) bahwa kepemimpinan transformasional memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja secara menyeluruh. Utomo (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif akan selalu memberikan dampak dengan meningkatnya kepuasan kerja.
• dstnya…
Daftar Bacaan:• Cooper, D.R. Dan Emory, C.W. (1997). Business Research Methods. (6 th Ed). Mc.Graw Hill.• Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?. Jakarta: Penerbit
Erlangga.• Nazir, M. (2000). Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia.• Malhotra, N.K. (2004). Marketing Research: An Applied Orientation. (4 th ed). New Jersey: Prentice Hall.• Singarimbun, M dan Effendi, S. (1995). Metode Penelitian Survei, Jakarta, LP3ES.• Zikmund, W.G. (2002). Business Research Method. (7 th ed).• Anggraini Sri. (1979). "Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.• James, A. Davits. (1971) “Elementary Survey Analysis.• Nugroho. (1985). Rumus-Rumus Statistika Serta Penerapanya. CV.Rajawali, Jakarta.• Spiegel-R Murray. (1972) Elementary Sampling Theory, Theory And Problems of Statistic, Mc. Graw Hill Book, Company.• Sekaran Uma. (2003). Research Methods For Business: A Skill Building Approach Forth Edition. John Wiley & Sons, Inc.• Utomo Budi. (1988). "Prinsip-Prinsip Analisis Statistik", pada Penataran & Lokakarya Biostatistik FKM se Indonesia, Jakarta,
Februari-Maret.• Ferdinand, A. 92002). Structural Equation Modeling Dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit Dalam
Penelitian Untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Semarang: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.• Hair, J.F.Jr., Ralph A.E., Taham R., and William B.C. (2002). Multivariate data analysis. Fifth Edition. Singapure: Prentice-Hall
International, Inc.• Anzwar, S. (1998). Metode penelitian. Edisi I. Cetakan I. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.• Imam Ghozali. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate. (Badan Penerbit UNDIP).• Imam Ghozali. (2006). Analisis Multivariate Lanjutan. (Badan Penerbit UNDIP).