Metodologi Penelitian

9
1 UJIAN TENGAH SEMESTER SI-5098 Metodelogi Penelitian ANALISA PENGARUH KUAT TEKAN BETON PADA AGREGAT HALUS ZONA 1 DAN ZONA 2 1.1 Latar Belakang Menurut SK SNI T-15-1990-03:1 mendefinisikan Beton sebagai campuran antara semen Portland atau semen hidrolik lainnya, agregat kasar, agregat halus dan air, dengan atau bahan campuran tambahan membentuk massa padat. Dalam perkembangannya, beton memiliki sifat kuat terhadap tekan dan lemah terhadap tarik. Membuat beton tidak hanya sekedar mencampur bahan-bahan dasarnya saja, tetapi jika ingin mendapat beton yang baik maka harus diperhitungkan dengan teliti cara-cara mendapatkan beton segar yang baik sehingga pada akhirnya menjadi beton yang bermutu tinggi. Pada dasarnya, semua penemuan terbaru tentang beton bertujuan untuk meningkatkan kekuatan beton. Namun, konsep awal sesungguhnya lebih terletak pada cara kita mengolah beton dimulai dari mengatur kadar agregat halus dan agregat kasar pada analisa saringan, mengatur kadar lumpur, kadar air dan zat organik yang terkandung didalam agregat sehingga akan didapat tahap akhir job mix formula yang terencana dengan baik sehingga dapat menghasilkan Beton Mutu Tinggi. Seringkali hal-hal yang diperhatikan untuk mendapatkan mutu beton yang baik hanya terpaku pada sifat bahan dasar penyusun beton, tetapi tidak melihat lebih mendalam lagi seperti pengaruh agregat halus terhadap kuat tekan beton. Lekatan antara agregat halus dengan bahan penyusun lainnya juga sangat mempegaruhi kuat tekan beton yang dihasilkan, hal tersebut berhubungan dengan batasan zona ANTHONY COSTA - 25014047

description

Metodologi Penelitian

Transcript of Metodologi Penelitian

Page 1: Metodologi Penelitian

1

UJIAN TENGAH SEMESTERSI-5098 Metodelogi Penelitian

ANALISA PENGARUH KUAT TEKAN BETON

PADA AGREGAT HALUS ZONA 1 DAN ZONA 2

1.1 Latar Belakang

Menurut SK SNI T-15-1990-03:1 mendefinisikan Beton sebagai campuran antara semen Portland atau

semen hidrolik lainnya, agregat kasar, agregat halus dan air, dengan atau bahan campuran tambahan

membentuk massa padat. Dalam perkembangannya, beton memiliki sifat kuat terhadap tekan dan

lemah terhadap tarik. Membuat beton tidak hanya sekedar mencampur bahan-bahan dasarnya saja,

tetapi jika ingin mendapat beton yang baik maka harus diperhitungkan dengan teliti cara-cara

mendapatkan beton segar yang baik sehingga pada akhirnya menjadi beton yang bermutu tinggi.

Pada dasarnya, semua penemuan terbaru tentang beton bertujuan untuk meningkatkan kekuatan

beton. Namun, konsep awal sesungguhnya lebih terletak pada cara kita mengolah beton dimulai dari

mengatur kadar agregat halus dan agregat kasar pada analisa saringan, mengatur kadar lumpur,

kadar air dan zat organik yang terkandung didalam agregat sehingga akan didapat tahap akhir job

mix formula yang terencana dengan baik sehingga dapat menghasilkan Beton Mutu Tinggi.

Seringkali hal-hal yang diperhatikan untuk mendapatkan mutu beton yang baik hanya terpaku pada

sifat bahan dasar penyusun beton, tetapi tidak melihat lebih mendalam lagi seperti pengaruh agregat

halus terhadap kuat tekan beton. Lekatan antara agregat halus dengan bahan penyusun lainnya juga

sangat mempegaruhi kuat tekan beton yang dihasilkan, hal tersebut berhubungan dengan batasan

zona yang kita dapatkan pada tahapan analisa saringan. Oleh karena itu, pemakaian agregat halus

sebagai bahan penyusun beton sebaiknya di atur sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perencanaan

batasan zona.

Salah satu komponen campuran beton adalah pasir. Modulus kehalusan dan tingkatan gradasi pada

agregat halus ini sangat mempengaruhi besarnya jumlah agregat kasar serta dapat menentukan

tingkat kelecakan beton, oleh karena itu diperlukan batasan zona yang baik dan layak dalam proses

pencampuran beton sehingga dapat menghasilkan beton mutu tinggi. Mengingat terbatasnya jumlah

material, khususnya agregat yang mempunyai tingkat kualitas yang memenuhi standar maka

dicarilah alternatif lain yaitu dengan cara mencari nilai variasi zona pada penggunaan agregat yang

berasal dari sumber lokasi yang berbeda.

Untuk mencapai kuat tekan beton yang direncanakan dari jenis-jenis pasir ini, maka diperlukan

pengaturan kadar persentase pasir terhadap total agregat yang disarankan. Dalam penelitian ini akan

ANTHONY COSTA - 25014047

Page 2: Metodologi Penelitian

2

UJIAN TENGAH SEMESTERSI-5098 Metodelogi Penelitian

digunakan persentase pasir pada zona 2 serta persentase pasir pada zona 3 untuk mendapatkan kuat

tekan rencana fc’ 30 MPa, fc’ 35 MPa dan fc’ 40 MPa.

1.2 Perumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

permasalahan yang akan dirumuskan adalah :

1. Pengaruh penggunaan jenis agregat halus yang berbeda-beda dan nilai faktor air semen

terhadap kuat tekan beton.

2. Menganalisa pengaruh kadar persentase pasir terhadap total agregat yang dianjurkan

terhadap kuat tekan beton yang direncanakan.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mencari dan menentukan nilai faktor air semen dan Job Mix Formula sesuai dengan SNI

secara keseluruhan.

2. Membandingkan nilai kuat tekan beton masing-masing yang didapat dengan menggunakan

agregat halus zona 2 dan zona 3 dengan proporsi tertentu untuk mutu beton yaitu fc’ 30

MPa, fc’ 35 MPa dan fc’ 40 MPa. Untuk mengetahui komposisi campuran yang mencapai

kuat tekan beton maksimum dari kedua jenis zona agregat tersebut.

ANTHONY COSTA - 25014047

Page 3: Metodologi Penelitian

3

UJIAN TENGAH SEMESTERSI-5098 Metodelogi Penelitian

Kajian Literatur :

i. Penulis

Kajian literatur yang digunakan ini merupakan hasil studi analisis dari Yufiter Silus Kandi, Ruslan Ramang

dan Remigildus Cornelis. Mereka merupakan Mahasiswa Teknik Sipil FST Undana yang melakukan kajian

terhadap material pengganti agregat halus (pasir laut dan bahan kapur) dari Kabupaten Sumba Barat Daya

Provinsi Nusa Tenggara Timur

ii. Tahun Penulisan

Penelitian ini dilakukan pada 4 September 2012

iii. Judul

Substitusi Agregat Halus Beton menggunakan Kapur Alam dan menggunakan Pasir Laut pada Campuran

Beton (Studi Analisis Bahan Kapur Alam dan Pasir Laut dari Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa

Tenggara Timur)

iv. Sumber

Adapun sumber rujukan yang digunakan peneliti melalui dari beberapa referensi seperti :

Depertemen P.U., 1968, SNI-03-1968-1990 (Metode Pengujian Tentang Analisis

Saringan Agregat Halus dan Kasar), LPMB: Bandung

Depertemen P.U., 1970, SNI-03-1970-1990 (Metode Pengujian Berat Jenis dan

Penyerapan Air Agregat Halus), LPMB: Bandung.

Depertemen P.U., 1989, SK SNI-S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A

(Bahan Bangunan Bukan Logam)), LPMB: Bandung.

Depertemen P.U.,1990, SK SNI T-15-1990-03 (Proses Pembuatan Rencana Campuran

Beton Normal), LPMB : Bandung

Depertemen P.U.,1990, SNI-03-1971-1990 (Prosedur Pengujian Kadar Air Agregat),

LPMB : Bandung

Depertemen P.U.,1996, SNI 03-4154-1996 (Metode Pengujian Kuat Lentur Beton

ANTHONY COSTA - 25014047

Page 4: Metodologi Penelitian

4

UJIAN TENGAH SEMESTERSI-5098 Metodelogi Penelitian

Dengan Balok Uji Sederhana Yang Dibebani Terpusat Langsung) LPMB :

Bandung

Komaruddin, 1974, Metode Penulisan Skripsi dan Tesis, Angkasa : Bandung

Nugraha, Paul dan Antoni, 2007, Teknologi Beton, Andi : surabaya

.

Purnomo, R. Dkk, 2007, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan

Gedung (SNI 03-2847-2002) dilengkapi penjelasan, itsprees. Surabaya

Sina, Dantje, 2010, Pedoman Praktikum Beton, Laboratorium Beton Jurusan Teknik

Sipil Universitas Nusa Cendana : Kupang

Siregar, A. Husin dkk. 2008, Pemanfaatan Pasir Pantai Sepempang dan Batu Pecah

Asal Ranai Sebagai Bahan Pembuatan Beton Normal, Forum Teknik Sipil No. XVIII/1-Januari

2008. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Surdia, T. dan Saito S. 2005, Pengetahuan Bahan Teknik, Prandnya Paramita : Jakarta

v. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh pergantian agregat halus (pasir laut dan kapur alam) dan perbandingan mutu

struktur beton yang dihasilkan, dibandingkan dengan penggunaan agregat biasa.

vi. Hipotesis Kajian

Pasir laut menjadi pilihan pengganti agregat halus yang banyak digunakan karena lokasi

sumber materialnya yang paling dekat dari dengan daerah sekitar namun memiliki banyak

kekurangan sehingga kemungkinan akan menyebabkan korosi pada tulangan.

Kapur Alam juga merupakan alternatif lain yang digunakan sebagai pengganti agregat halus

beton selain itu harganya juga relatif murah.

Pasir laut dan Kapur Alam diharapkan dapat menjadi material pengganti yang memenuhi

syarat desain beton baik dari segit gradasi maupun modulus kehalusan. Material pengganti

pasir halus dan kapur alam diharapkan dapat menghasilkan beton normal dengan mutu

kuat tekan yang besar > 25 MPa.

ANTHONY COSTA - 25014047

Page 5: Metodologi Penelitian

5

UJIAN TENGAH SEMESTERSI-5098 Metodelogi Penelitian

vii. Metode Penelitian, Material dan Reka bentuk Eksperimen yang dijalankan.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 1 set ayakan standard ASTM, timbangan, oven,

bak perendaman beton, cetakan silinder, alat uji kuat tekan dan alat penunjang lainnya. Adapun bahan-

bahan yang digunakan :

Pasir normal merupakan pasir yang diambil dari pasir lamboya Kabupaten Sumba Barat.

Pasir laut, diambil dari pasir laut katewel Sumba Barat Daya

Kapur alam, diambil dari Wewewa Kabupaten Sumba Barat Daya.

Agregat kasar, diambil dari batu pecah Takari

Semen Portland tipe I

Secara garis besar langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini antara lain :

a) Melakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan penelitian

b) Merencanakan proporsi campuran yang akan digunakan dalam pembuatan benda uji

c) Pembuatan benda uji silinder

d) Melakukan perawatan benda uji sampai mencapai umur rencana

e) Melakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah beton.

f) Menganalisis data hasil pengujian yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan dan kuat tarik belah

beton.

viii.Data/Hasil

ANTHONY COSTA - 25014047

Page 6: Metodologi Penelitian

6

UJIAN TENGAH SEMESTERSI-5098 Metodelogi Penelitian

ix. Kesimpulan

a) Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini, persentase kapur alam yang dapat

digunakan sebagai bahan pengganti agregat halus yang memenuhi syarat gradasi dan

modulus kehalusan butiran adalah sebesar 25%. Sedangkan persentase pasir laut yang

memenuhi syarat sebagai bahan pengganti agregat halus adalah sebesar 100%.

b) Kualitas beton yang dihasilkan dengan menggunakan kapur alam sebagai penggantian

agregat halus beton lebih kecil dari beton normal dan tidak mencapai kuat tekan rencana

yang telah ditetapkan (f’c = 25 MPa). Kualitas beton pada umur 28 hari yang dihasilkan

beton dengan 25% kapur alam, yaitu kuat tekan sebesar 23,76 MPa dan kuat tarik belah

sebesar 2,31 MPa. Sedangkan beton dengan 100% kapur alam menghasilkan kuat tekan

sebesar 19,52 MPa dan kuat tarik belah sebesar 1,96 MPa.

c) Berdasarkan hasil penelitian ini kualitas yang dihasilkan beton dengan menggunakan

pasir laut, dalam hal ini pasir laut yang diambil dari hasil penambangan yang telah

melalui pencucian secara alami oleh air hujan, baik kuat tekan maupun kuat tarik belah

beton memiliki nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan beton normal. Kualitas

beton pada umur 28 hari yang dihasilkan beton dengan pasir laut, yaitu kuat tekan

sebesar 28,28 MPa dan kuat tarik belah sebesar 2,92 MPa, Sedangkan beton beton

normal menghasilkan kuat tekan sebesar 26,02 MPa dan kuat tarik belah sebesar 2,52

MPa.

ANTHONY COSTA - 25014047