metodologi penelitian

30
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN GERBANG MENGGUNAKAN SCAN SIDIK JARI BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN SMS SEBAGAI REPORT Disusun Oleh: WINI OKTAVIANI NIM : D312084

description

finger print, gerbang otomatis, atmega

Transcript of metodologi penelitian

Page 1: metodologi penelitian

TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN GERBANG

MENGGUNAKAN SCAN SIDIK JARI BERBASIS MIKROKONTROLER

DENGAN SMS SEBAGAI REPORT

Disusun Oleh:

WINI OKTAVIANI

NIM : D312084

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM

PURWOKERTO

2014

Page 2: metodologi penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sekarang ini sistem biometri sudah berkembang pesat. Sistem

biometri ini kebanyakan dikembangkan untuk teknologi pengamanan.

Teknologi biometri dikembangkan untuk keamanan karena dapat

memenuhi dua fungsi yaitu identifikasi dan verifikasi, disamping itu

biometri memiliki karakteristik seperti tidak dapat hilang, tidak dapat lupa

dan tidak mudah dipalsukan karena keberadaanya melekat pada manusia,

dimana satu dengan yang lain tidak akan sama, maka keunikannya akan

lebih terjamin. Diantara sistem teknologi biometri sidik jari, geometri

tangan, retina (mata), suara, wajah dan bau badan sistem yang sudah

banyak digunakan adalah sistem sidik jari yaitu dengan mengenali pola

dari sidik jari. Dengan menggunakan pola sidik jari ini memiliki tingkat

keamanan yang tinggi, terbukti sistem ini sudah banyak digunakan di

perkantoran, perusahaan, sekolah, pemerintahan, rumah sakit. Selain

memiliki tingkat keamanan yang tinggi, sistem pola sidik jari ini juga

sudah mudah dalam penggunaannya.

Akan tetapi keamanan menggunakan sistem biometri ini masih

jarang ditemukan di sekitar lingkungan kita. Sebagai contoh keamanan

pintu yang menggunakan sistem biometri sebagai pengamannya masih

jarang ditemukan. Baik pintu rumah, pintu kantor, dll. Padahal keamanan

dari pintu sangat penting bagi ruangan yang bersangkutan. Kebanyakan di

Indonesia pengamanan pintunya masih menggunakan kunci yang manual.

Maka dikembangkanlah teknologi biometri yaitu suatu metode keamanan

database dengan menggunakan anggota badan seperti sidik jari, geometri

tangan, retina (mata), suara dan wajah dan bau badan sebagai pengganti

password.

Di pasaran juga sudah banyak dijual peralatan yang menggunakan

sistem biometri. Akan tetapi kebanyakan yang dijual dipasaran adalah

absensi sidik jari. Biasanya absensi sidik jari ini sensor dengan

Page 3: metodologi penelitian

pemrograman sudah menjadi satu. Jadi fungsi alat absensi sidik jari ini

hanya dipergunakan untuk absensi saja. Banyak perusahaan yang sudah

memproduksi absensi sidik jari ini salah satunya adalah Finger Sport.

Disini penulis mencoba membuat pengaman pintu dengan menggunakan

sensor sidik jari itu sendiri. Sensor yang digunakan untuk pengaman pintu

ini berdiri sendiri artinya belum diprogram dari perusahaannya. Dengan

memanfaatkan sensor sidik jari yang belum diprogram ini maka bisa

dibuat mesin handal lainnya.

Oleh karena latar belakang diatas, maka penulis mengambil sebuah

judul “RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN GERBANG

MENGGUNAKAN SCAN SIDIK JARI BERBASIS

MIKROKONTROLER DENGAN SMS SEBAGAI REPORT”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui permasalahan yang

perlu dikaji lebih lanjut yaitu :

1. Bagaimana cara merancang sebuah desain dan membuat pengaman

pintu dengan menggunakan sidik jari dan menghasilkan report berupa

sms ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah membuat rancang

bangun system keamanan gerbang secara otomatis dengan menggunakan

scan sidik jari sebagai pengaman.

D. BATASAN MASALAH

Pada penulisan Tugas Akhir (TA) ini, penulis hanya membatasi

pada :

1. Sensor yang digunakan untuk mengambil data sidik jari adalah sensor

U.are.U 2000.

2. Sifat pengamanan pintu ini hanya untuk pintu khusus bukan untuk

pintu umum.

Page 4: metodologi penelitian

E. BATASAN MASALAH

Manfaat pengerjaan proyek Tugas Akhir ini yaitu :

1. Alat ini dapat digunakan sebagai langkah awal keamanan pada rumah.

2. Alat ini diharapkan dapat membuat keamanan dan kenyamanan pada

pemilik rumah.

3. Alat ini diharapkan bisa mengurangi tindak pencurian.

F. METODOLOGI PENELITIAN

Guna mewujudkan dan agar tercapainya kesempuranaan dalam

membuat penulisan ilmiah ini, maka penulis menggunakan beberapa

metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Metode penelitian

Meetode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah

merancang dan membuat system keamanan pintu gerbang dengan

scan sidik jari sebagai pengaman atau password untuk membuka dan

mengunci pintu gerbang serta mengirim SMS sebagai report.

2. Metode pegambilan data

Metode pegambilan data adalah dengan cara pengamatan atau

observasi secara langsung terhadap system kerja alat tersebut dan cara

mengirim pemberitahuan berupa SMS sebagai report.

3. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat yang

terdiri dari kompone-komponen elektronika, sensor sidik jari U are U

2000, relay, motor DC dan mikrokontroler ATMega8535 sebagai

pengendali juga sebagai penyambung antara hasil sensor dengan

ponsel.

4. Parameter yang diamati

Parameter yang diamati adalah terbuka dan terkuncinya pintu

secara otomatis dengan sensor sidik jari tersebut sebagai kunci atau

password pada pintu, data yang diperoleh dari sensor tersebut akan

Page 5: metodologi penelitian

dikendaliakan oleh mikrokontroler, selanjutnya akan dikirmkan data

report pada ponsel penerima berupa SMS.

5. Variabel Penelitian

Variable penelitian pada alat ini merupakan sidik jari dan

kebenaran data report.

6. Metode Analisa

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode

deskriptif, yang memaparkan mengenai pengujian alat dari tiap-tiap

blok agar diketahui kekurangan dan kelebihannya.

G. LANGKAH KERJA

Langkah kejra dalam rancangan tugas akhir yang akan disusun ini

digambarkan dalam flowchart berikut ini :

Gambar 1.1 Flowchart Perancangan Alat

H. JADWAL PELAKSANAAN

Page 6: metodologi penelitian

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Mikrokontroler ATMega8535

ATMega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit daya rendah

berbasis arsitektur RISC. Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock,

ATMega8535 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini

membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan kecepatan tinggi walaupun

dengan penggunaan daya rendah. Mikrokontroler ATmega8535 memiliki

beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya sebuah solusi

pengendali yang efektif untuk berbagai keperluan. Fitur-fitur tersebut antara

lain:

a) Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiri atas Port A, B, C dan D

b) ADC (Analog to Digital Converter)

c) Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan

d) CPU yang terdiri atas 32 register

e) Watchdog Timer dengan osilator internal

f) SRAM sebesar 512 byte

g) Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan read while write

h) Unit Interupsi Internal dan External

i) Port antarmuka SPI untuk men-download program ke flash

j) EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi

k) Antarmuka komparator analog

l) Port USART untuk komunikasi serial.

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega8535

Page 7: metodologi penelitian

2.1.1 Konfigurasi Pin ATMega8535

Mikrokontroler AVR ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin

diantaranya digunakan sebagai port paralel. Satu port paralel terdiri dari 8

pin, sehingga jumlah port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A,

port B, port C dan port D. Sebagai contoh adalah port A memiliki pin

antara port A.0 sampai dengan port A.7, demikian selanjutnya untuk port

B, port C, port D. Diagram pin mikrokontroler dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 2.2 Diagram Pin ATMega8535

Berikut ini merupakan tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat

pada mikrokontroler ATMega8535:

Tabel 2.1 Penjelasan pin mikrokontroler ATMega8535

Nama Pin Keterangan

Vcc Tegangan suplai (5 volt)

Ground Ground

RESET

Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih dari

panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun

clock sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari

AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2

machine cycle maka sistem akan di-reset

XTAL 1Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian

operasi clock internal

XTAL 2 Output dari penguat osilator inverting

Page 8: metodologi penelitian

Avcc

Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus

dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka

pin ini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter

Aref pin referensi tegangan analog untuk ADC

AGNDpin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND,

kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah

2.1.2 DIAGRAM BLOK ATMEGA8535

Pada diagram blok ATMega8535 digambarkan 32 general purpose

Working register yang dihubungkan secara langsung dengan Arithmetic

Logic Unit (ALU). Sehingga memungkinkan dua register yang berbeda

dapat diakses dalam satu siklus clock.

Gambar 2.3 Diagram Blok ATMega8535

Page 9: metodologi penelitian

2.2 SENSOR SIDIK JARI

Sensor yang digunakan untuk mendeteksi sidik jari menggunakan

system optikal, dimana pendeteksian dilakukan dengan pembacaan kontur

(tinggi rendahnya permukaan) sidik jari dan listrik statis tubuh. Hal ini

menghasilkan tingkat keamanan yang tinggi karena tidak dapat dipalsukan

dengan fotocopy sidik jari atau sidik jari tipuan. Sensor ini memiliki

lapisan kaca yang tahan lama dan juga memiliki sensor gerak, yaitu jika

ada jari yang menempel pada sensor maka sensor akan langsung menyala

untuk mengambil sidik jari. Pada kondisi tidak dipakai maka sensor akan

padam, dengan demikian usia sensor akan lebih awet karena sensor hanya

menyala pada saat dipakai saja.

Gambar 2.4 Sensor U.are.U 2000

2.3 RELAY

Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup

rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain.

Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar (terhubung pada

pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally open).

a. Normally close (NC) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay

tidak aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi terbuka.

b. Normally open (NO) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay

aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi tertutup.

Gambar 2.5 Bentuk dan Simbol Relay

Page 10: metodologi penelitian

Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja

karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar.

Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan

timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir

pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini

kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika

tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan

akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC.

2.4 MODEM WAVECOM

Kegunaan Modem Wavecom untuk SMS gateaway dan Server

Pulsa. Wavecom adalah pabrikkan Perancis (berbasis di Issy-les-

Moulineaux, Prancis), Wavecom SA berdiri sejak tahun 1993, yang

dimulai sebagai sebuah konsultasi teknik dan kantor sistem GSM jaringan

nirkabel dan pada tahun 1996 mulai desain Wavecom Wireless GSM

modul pertama dan didirikan pada tahun 1997, modul GSM-GSM berbasis

pertama dan pengkodean pada perintah. Hal ini sulit untuk menemukan

referensi untuk tipe navigasi modul sebagai yang pertama dari Wavecom

SA.

Gambar 2.4 modem wavecom

Page 11: metodologi penelitian

2.5 MOTOR DC

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang

mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini

digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower,

menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik digunakan

juga di rumah dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda

kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan

sekitar 70% beban listrik total di industri.

Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada

kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan

pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan

jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada

kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan

(GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga

merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah

membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif

dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik

arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan magnet.

Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa

berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.

2.5 BAHASA PEMROGRAMAN ATMEGA8535

Pemrograman mikrokontroler ATmega8535 dapat menggunakan

low level language (assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal,

dan JAVA) tergantung compiler yang digunakan. Bahasa Assembler

mikrokontroler AVR memiliki kesamaan instruksi, sehingga jika

pemrograman satu jenis mikrokontroler AVR sudah dikuasai, maka akan

dengan mudah menguasai pemrograman keseluruhan mikrokontroler jenis

mikrokontroler AVR. Namun bahasa assembler relatif lebih sulit dipelajari

dari pada bahasa C.

Untuk pembuatan tugas akhir memakan waktu yang lama serta

penulisan programnya akan panjang. Sedangkan bahasa C memiliki

Page 12: metodologi penelitian

keunggulan dibanding bahasa assembler yaitu independent terhadap

hardware serta lebih mudah untuk menangani project yang besar. Bahasa

C memiliki keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa assembler

(bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa

mesin, dapat dilakukan dengan bahasa C dengan penyusunan program

yang lebih sederhana dan mudah. Bahasa C terletak diantara bahasa

pemrograman tingkat tinggi dan assembly.

Page 13: metodologi penelitian

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 PERANCANGAN SISTEM

Secara umum sistem identifikasi sidik jari untuk membuka pintu

secara otomatis ini terdiri dari input, kontroler, dan output. Bagian

masukan (inputan) dari sistem ini adalah sensor sidik jari. Bagian

kontroler dari sistem ini adalah PC/ computer. Bagian keluaran (output)

digunakan relay untuk menggerakkan motor DC dan mengirim report

berupa sms ke ponsel.

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa bagian terpenting

dalam sistem ini adalah mencocokan database sidik jari yang sudah

tersimpan dalam program visual basic dengan sidik jari yang diletakan di

sensor untuk membuka pintu. Ketika ada sidik jari yang diletakan di

sensor sidik jari tersebut maka inputan berupa sidik jari akan dicocokkan

dengan database yang sudah tersimpan, jika sidik jari tersebut cocok

dengan salah satu record pada database yang ada pada computer/notebook

maka computer/notebook akan memberikan sinyal keluaran berupa kode

angka 13. Sinyal berupa kode 13 tersebut akan memberi perintah pada

mikrokontroler untuk membuka pintu sesuai dengan program yang sudah

diload pada IC nya. Mikrokontroler pada sistem minimum akan bekerja

SENSOR SIDIK JARI

LAPTOP/ PC

MIKROKONTROLER

MOTOR

DCPONSEL

Page 14: metodologi penelitian

menggerakkan relay. Relay inilah yang bertugas menggerakkan motor DC

sehingga bisa membuka dan menutup pintu secara otomatis. Setelah itu

mikrokontroler akan mengirimkan report berupa sms ke ponsel.

3.2 SISTEM BLOK

Berdasarkan perencanaan sistem diatas, maka di bawah ini akan

dijelaskan perencanaan perangkat keras dan perencanaan perangkat lunak

pada sistem ini. Pada sistem ini digunakan sensor sidik jari, program

visual basic untuk mengolah masukan dari sensor, max 232 untuk

menghubungkan antara laptop/PC dengan mikrokontroler dengan kata lain

USB to Serial, Mikrokontroler ATMega8535 untuk menggerakkan relay,

relay untuk menggerakkan motor DC yang terpasang pada pintu. Blok

diagram sistem ini akan ditunjukkan pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem

Penjelasan masing-masing blok:

1. Sensor sidik jari :

Sensor yang dipakai adalah sesnsor U.are.U 2000, sensor ini

digunakan untuk mendeteksi sidik jari menggunakan system optikal,

dimana pendeteksian dilakukan dengan pembacaan kontur (tinggi

rendahnya permukaan) sidik jari dan listrik statis tubuh

SENSOR SIDIK JARI

LAPTO

MIKROKONTROLER

MOTOR

DC RELAY

SERIAL (RS

PONSEL

Page 15: metodologi penelitian

2. Laptop atau PC :

Laptop atau PC digunakan untuk membuat program dan memasukan

program pada alat tersebut.

3. Serial (RS 232) :

Berfungsi sebagai konektor untuk menghubungkan antara laptop

dengan mikrokontroler dengan kata lain USB to Serial.

4. Mikrokontroler :

Berfungsi sebagai mikropengendali yang berisikan program untuk

menjalankan alat.

5. Relay :

Berfungsi sebagai penggerak motor DC yang diperintah oleh

mikrokontroler.

6. Motor DC :

Motor DC digunakan untuk menggerakan pintu secara otomatis,

sehingga pintu dapat membuka dan menutup secara otomatis.

7. Ponsel :

Ponsel atau handphone berfungsi sebagai penerima report dari alat,

jika alat berjalan sesuai yangg telah diprogram maka modem wavecom

akan mengirim sms sebagai report secara otomatis.

3.3 RANGKAIAN SISTEM

Pada bagian ini dijabarkan rangkaian sistem minimun mengenai

“RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN GERBANG

MENGGUNAKAN SCAN SIDIK JARI BERBASIS

MIKROKONTROLER DENGAN SMS SEBAGAI REPORT”.

Berdasarkan diagram blok diatas maka dapat dijelaskan perancangan

hardware adalah dimulai dari sensor sidik jari. Modul sensor sidik jari

berupa biometric sensor dengan koneksi USB yang mana terdapat empat

kabel yaitu +5V , d+, d-, ground. Yang mana kaki +5V untuk vcc, kaki

ground untuk ground, kaki d+ dan d- untuk pertukaran data. Karena sensor

sidik jari menggunakan koneksi USB maka sensor bisa langsung diakses

oleh PC. PC akan mengatur agar sensor sidik jari dapat mendeteksi jari

Page 16: metodologi penelitian

dan mengambil datanya untuk dibandingkan dengan data sidik jari yang

telah diambil contohnya pada saat registrasi. Jika data sidik jari sesuai

maka dari PC akan mengeluarkan kode 13 yang merupakan kode untuk

membuka pintu. Jika data tersebut (13) diterima oleh mikrokontroler maka

mikro akan menggerakkan relay yang akan menjalankan motor untuk

membuka dan menutup pintu.. Untuk menghubungkan PC ke

mikrokontroler maka diperlukan port serial. Maka diperlukan converter

USB to serial untuk menghubungkan dari PC ke mikrokontroler.

Sedangkan di dalam mikrokontroler sendiri diperlukan DB9 untuk

menerima data serial dari PC. Selain DB9 di dalam mikrokontroler

diperlukan IC Max 232 untuk merubah tegangan. Jika program dalam

mikrokontroler berjalan sesuai dengan perintah maka mikrokontroler akan

menggerakkan motor dc melalui relay. Kemudian mikrokontroler akan

mengirimkan report berupa sms ke ponsel. Gambar rangkaian system

minimum dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.3 Rangkaian Sistem Minimun

IC mikrokontroler dirangkai agar dapat berhubungan dengan serial

port dan dapat menggerakan motor dc untuk membuka dan menutup pintu.

Agar dapat disambungkan ke PC dengan interface serial RS-232, maka

pada microcontroller perlu ditambahkan IC Max 232 yang berfungsi untuk

Page 17: metodologi penelitian

mengubah level tegangan TTL ke RS-232 dan selanjutnya dihubungkan

melalui konektor DB9. Dari DB9 inilah mikrokontroler menerima kode 13

dari PC yang selanjutnya kode 13 tersebut akan dibawa ke IC 89S51.

Dalam IC 89S51 inilah akan diproses program-program yang sudah

dimasukkan sebelumnya dalam IC tersebut. Jika program berjalan sesuai

dengan perintah maka mikrokontroler akan mengirim arus pada relay.

Relay tidak bisa digerakkan hanya dengan mengandalkan arus dari

mikrokontroler karena arus dari mikrokontroler tidak akan cukup untuk

menggerakkan relay, oleh karena itu perlu di tambah transistor. Jika arus

di alirkan ke kaki basis pada transistor dari mikrokontroler maka transistor

akan on sehingga dapat menggerakkan relay. Mikrokontroler diprogram

agar setelah relay on akan menghasilkan report berupa SMS ke ponsel.

3.4 PEMBUATAN SISTEM

Pada bagian ini dijabarkan rangkaian sistem minimun mengenai

“RANCANG BANGUN SISTEM KEAMANAN GERBANG

MENGGUNAKAN SCAN SIDIK JARI BERBASIS

MIKROKONTROLER DENGAN SMS SEBAGAI REPORT” dengan

dua tahap, yaitu :

3.4.1 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware).

Tahap pertama ini meliputi semua proses pembuatan

perangkat keras untuk mewujudkan rancangan yang telah dibuat

menjadi sistem yang siap dioperasikan. Langkah-langkah pada

bagian ini meliputi :

- Pembuatan perangkat elektronika dengan perencanaan

rangkaian yang telah dibuat

- Percobaan sementara,

- Pembuatan Papan Rangkaian Tercetak (PCB),

- Pemasangan komponen-komponen.

3.4.2 Pembuatan Perangkat Lunak (Software)

Page 18: metodologi penelitian

Tahap kedua yaitu mencakup semua hal yang berkaitan

dengan perangkat lunak bagi sistem. Pada pembuatan perangkat

lunak (software) menggunakan bahasa pemrograman C dengan

target processor keluarga AVR. Bahasa pemrograman C

merupakan perangkat lunak yang menjadi bagian dari sistem yang

berupa program yang mengatur kerja dari mikrokontroler

ATMega8535 dan keseluruhan perangkat keras (hardware) yang

dihubungkan dengan mikrokontroler ATMega8535. Langkah –

langkah pembuatan program tersebut adalah sebagai berikut :

- Membuat diagram alir (flowchart) dari program yang akan dibuat.

- Membuat program menggunakan pemrograman Basic dengan

referensi diagram alir.

- Mengkompilasi program yang telah dibuat sampai tidak terjadi

kesalahan.

- Pengisian program pada mikrokontroler ATMega8535.

3.5 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan adalah :

1. Mikrokontroler ATMega8535

2. Laptop/PC

3. Relay

4. Reisitor

5. Diode

6. PCB

7. IC Max 232

8. Wavecom

9. Motor DC

10. Sensor UareU 2000

11. Relay

12. Software CodeVision AVR

13. Solder

Page 19: metodologi penelitian

BAB IV

HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

Setelah melakukan perancangan, maka dalam bab ini akan dibahas tentang

pengujian alat. Pengujian alat ditujukan supaya mengetahui alat yang dibuat

sesuai dengan perencaan dan perancangan system.

A. Hasil Pengujian Alat

1. Sensor sidik jari U.are.U 2000

Pengujian dilakukan untuk mengetahui sensor sidik jari sudah

terkoneksi dengan program belum, dan untuk mengetahui sudah

terkoneksi dengan database atau belum. Setelah itu dilakukan

pencocokan sidik jari yang sudah terprogram tersebut.

2. Report SMS

Saat pengujian alat sensor sidik jari mikrokontroler akan mendeteksi

pencocokan sidik jari tersebut dan memberikan report berupa pesan

atau sms kepada admin.

B. Analisa

Dalam pencocokan sidik jari langkah pengujiannya yaitu menempelkan

sidik jari pada sensor. Jika sidik jari yang ditempelkan sudah terdaftar dan

cocok maka data nama, nama jari1, nama jari2 akan dimasukkan ke dalam

database transaksi dan akan ditamilkan pada form pencocokan. Selain

menyimpan data dalam database transaksi program dari visual basic akan

mengirimkan kode 13 pada port serial. Kode 13 yang akan dikirimkan ke

mikrokontroler yang akan membuka dan menutup pintu. Jika sidik jari yang

ditempelkan belum terdaftar dan tidak cocok maka mikrokontroler akan

mengirim report berupa pesan atau sms. Saat pintu sudah membuka pintu

maka sensor open akan mematikan motor sehinggga pintu akan berhenti

bergerak. Selang waktu antara membuka penuh dengan mulai menutup yaitu

salam lima detik. Selang waktu lima detik setelah pintu membuka penuh maka

motor akan bergerak lagi sehingga pintu akan bergerak menutup. Saat pintu

sudah menutup penuh yang ditandai pintu sudah menyentuh sensor close maka

sensor close akan menghentikan motor sehingga pintu tidak bergerak.

Page 20: metodologi penelitian

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian dan pembahasan, dapat diambil beberapa

keimpulan sebagai berikut:

1. Sistem ini haedware nya menggunakan mikrokontroler ATMega8535

sebagai otak dari rangkaian yang akan membuka dan menutup pintu.

2. Sistem yang dibuat bisa menyimpan banyak data sidik jari bergantung

pada database yang digunakan.

3. Untuk melakukan registrasi maka harus menjadi admin terlebih dahulu

B. Saran

Rancang bangun system pengaman pintu dengan sidik jari ini masih terlalu

sederhana. Karena hanya digunakan untuk membuka pintu saja. Sistem ini

bisa dikembangkan untuk system yang multifungsi dan pengaman yang lebih

terjamin. Selain itu system ini bisa dikembangkan untuk system perkuliahan

yaitu sebagai contoh mahasiswa mecetak krs, pengambilan khs dengan

menggunakan ferifikasi sidik jari ini, dan masih banyak lagi system yang bisa

dikembangkan dari sidik jari ini.