metodologi penelitian

41
PENGARUH KONDISI SOSIAL EONOMI KELUARGA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas UAS Mata Kuliah metodologi Penelitian Disusun oleh: AJI NUGRAHA 2107070004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

Transcript of metodologi penelitian

Page 1: metodologi penelitian

PENGARUH KONDISI SOSIAL EONOMI KELUARGA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

UAS Mata Kuliah metodologi Penelitian

Disusun oleh:

AJI NUGRAHA

2107070004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2010

Page 2: metodologi penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan

pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian

tujuan pembangunan nasional Indonesia. Jenis pendidikan adalah pendidikan yang

dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya dan program yang

termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, Pendidikan

keturunan dan pendidikan lainnya. Serta upaya pembaharuannya meliputi

landasan yuridis, Kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan

dan tenaga kependidikan.

Berangkat dari pendapat di atas maka dapat difahami bahwa secara formal

sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang

ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari

tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Page 3: metodologi penelitian

Lantas sudah sejauh mana peran pemerintah dalam mensukseskan tujuan

pendidikan tersebut, karena pada dasarnya latar belakang dari segi ekonomi

keluarga peserta didik tidak akan sama.

Persoalan pendidikan yang selalu muncul pada awal tahun ajaran baru

adalah persoalan yang sangat kompleks, dimana orangtua siswa dihadapkan pada

permasalahan yang menyangkut dengan kondisi orangtua yang akan digunakan

untuk menopang kelangsungan pendidikan anak. Kelangsungan pendidikan anak

terkait dengan masalah harapan orangtua terhadap masa depan anak. Melalui

proses pendidikan yang bermutu dan tepat potensi anak dapat berkembang secara

maksimal dan dapat dihasilkan sumberdaya manusia masa depan yang berkualitas

dan mampu memecahkan persoalan–persoalan hidupnya dimasa mendatang.

Masalah kondisi sosial ekonomi dan harapan masa depan anak dari

orangtua pada akhirnya akan menimbulkan masalah bagi orangtua untuk sebisa

mungkin mengatur perekonomian keluarganya. Kedua masalah tersebut diatas

merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi anak terhadap kegiatan

belajarnya.

Menurut Gerungan (2004:196) keadaan ekonomi keluarga tentulah

berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak, apabila diperhatikan bahwa

dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi

anak di keluarganya itu lebih luas, ia akan mendapat kesempatan yang lebih luas.

Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa dibuktikan dengan tabel

di bawah ini :

Page 4: metodologi penelitian

Tabel 1.1Tabel rata-rata nilai Ujian Nasional SMA

Kabupaten CiamisTahun pelajaran 2006/2007 – 2008/2009

Tahun Ajaran

Program/ Mata Pelajaran

Mata Pelajaran Ujian NasionalJumlah

B. Indo B. Inggris Mat/ Eko

2006/2007

IPA 8,24 7,96 7,31 23,51

IPS 7,84 7,81 7,65 23,30

2007/2008

IPA 8,36 8,29 7,45 24,10

IPS 8,11 7,82 7,93 23,86

2008/2009

IPA 7,32 4,88 7,53 19,73

IPS 8,25 7,56 7,53 23,16Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis

Dari data tabel 1.1 dapat dilihat tahun pelajaran 2006/ 2007 jumlah nilai

IPS yaitu 23,30 sedangkan pada tahun 2007/2008 jumlah nilai IPS yaitu 23,86 jadi

dapat disimpulkan dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami kenaikan

sebesar 0,56, tetapi pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0,70. Hal ini

dapat memengaruhi hasil prestasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa

nilai rata-rata ujian dapat mempengaruhi tingkat kelulusan. Hal ini dapat

dibuktikan dengan data tingkat kelulusan di Kabupaten Ciamis, yaitu sebagai

berikut:

Page 5: metodologi penelitian

Tabel 1.2Hasil Prosentase Kelulusan SMA

Kabupaten CiamisTahun 2006/2007 – 2008/2009

TahunJenjang Pend.

Jml Peserta

Terdaftar

Jml Peserta Ikut UN

Jumlah Siswa

Prosentase

Lulus

Tidak Lulus

LulusTidak Lulus

2006 IPA 2.383 2.379 2.379 -99,81

%0,19 %

IPS 2.427 2.422 2.413 9Jumlah 4.810 4.801 4.792 9

2007 IPA 2.112 2.102 2.091 999,55

%0,45 %

IPS 2.115 2.106 2.098 8Jumlah 4.227 4.208 4.189 17

2008 IPA 3.324 3.224 3.224 -99,28

%0,72 %

IPS 3.271 3.217 3.171 46Jumlah 6.595 6.441 6.395 46

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat tingkat kelulusan tahun 2006 sebesar

99,81% dan tahun 2007 sebesar 99,55% sedangkan pada tahun 2008 sebesar

99,28% hal ini dapat dilihat bahwa antara tahun 2006, 2007 sampai 2008

mengalami penurunan, dari tahun 2006 sampai tahun 2007 mengalami penurunan

sebesar 0,34% sedangkan pada tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami

penurunan 0,27%. Hal tersebut dapat dijadikan kajian oleh Dinas Pendidikan Kab.

Ciamis mengapa terjadi penurunan tingkat kelulusan.

Perubahan tersebut bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti

kedisiplinan siswa, minat, motivasi, lingkungan, ekonomi keluarga, tenaga

pengajar, dan lain sebagainya. Dari Dari tabel berikut ini akan diperlihatkan

prosentase guru menurut ijazah tertinggi di kabupaten Ciamis.

Page 6: metodologi penelitian

Tabel 1.3Prosentase Guru Menurut Ijazah Tertinggi

Kabupaten CiamisTahun 2006/2007 – 2008/2009

Tahun

D III S-1 S-2

JmlKeg

%Non Keg

.%

Keg

%Non Keg.

% S2 %

2006 48 49,5 49 50,5 775 95,8 34 4,2 24 20,8 9302007 27 51,9 25 48,1 930 96,8 30 3,1 32 27,8 1.0442008 17 53,1 15 46,8 980 97,7 23 2,3 37 32,2 1.072

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2006 sampai tahun 2008

dapat dilihat bahwa guru yang memilki ijazah non keguruan masih banyak yang

mengajar, meskipun dari tahun 2006 sampai tahun 2008 mengalami penurunan,

akan tetapi hal itu tidak berpengaruh terhadap tingkat kelulusan siswa, pada tabel

1.2 bisa dilihat bahwa tingkat kelulusan siswa mengalami penurunan meskipun

tenaga pengajar non keguruan mengalami penurunan. Dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat pengaruh antara tingkat kelulusan siswa dengan tenaga pengajar

yang berijazah keguruan. Hal tersebut bisa saja tidak terjadi di internal

pendidikan, akan tetapi bisa saja pengaruh dari eksternal diantaranya kondisi

sosial ekonomi keluarga.

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis dalam penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa Terhadap

Page 7: metodologi penelitian

Motivasi Belajar Siswa di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ciamis Tahun Pelajaran

2010/2011”.

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diambil

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga di kelas XI IPS SMA 1

Ciamis Tahun 2010/2011?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa di kelas XI IPS SMA 1 Ciamis Tahun

2010/2011?

3. Seberapa besar pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap

motivasi belajar siswa di kelas XI IPS SMA 1 Ciamis Tahun 2010/2011?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun Maksud Penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang:

1. Kondisi sosial ekonomi keluarga di kelas XI IPS SMA 1 Ciamis Tahun

2010/2011.

2. Motivasi belajar Siswa di kelas XI IPS SMA 1 Ciamis Tahun 2010/2011.

3. Besarnya pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap motivasi

belajar siswa di kelas XI IPS SMA 1 Ciamis Tahun 2010/2011.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 8: metodologi penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran kondisi sosial ekonomi keluarga siswa di

kelas XI IPS SMA 1 Ciamis Tahun 2010/2011.

2. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa di kelas XI IPS SMA

1 Ciamis Tahun 2010/2011.

3. Untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap

motivasi belajar siswa di kelas XI IPS SMA 1 Ciamis Tahun 2010/2011.

1.4 Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan input dan

pertimbangan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan atau dorongan

kepada siswa yang mempunyai kondisi sosial ekonomi yang rendah, dan

juga sebagai bahan masukan dan pendukung untuk penelitian yang sejenis

dalam usaha pengembangan penelitian lebih lanjut.

2. Kegunaan praktis

a. Bagi peneliti, hasil penelitian ni diharapkan dapat menambah khasanah

pengetahuan tentang pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga

terhadap motivasi belajar siswa.

b. Bagi siswa SMA Negeri 1 Ciamis, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan wacana yang positif kepada sekolah dan jajarannya

dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan kondisi sosial

ekonomi keluarga siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi

berprestasi siswa

Page 9: metodologi penelitian

c. Bagi institusi yang berkompeten di dunia pendidikan , hasil penelitian

ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

pengambilan keputusan dan kebijakan di bidang pendidikan sehingga

kebijakan-kebijakan yang diambil dapat bermanfaat bagi pertumbuhan

motivasi belajar dikalangan para siswa khususnya yang berasal dari

masyarakat/keluarga yang kondisi sosial ekonominya tergantung

lemah atau rendah.

1.5 Kajian Pustaka

1.5.1 Kondisi Sosial Ekonomi Orangtua/Keluarga

Dalam kehidupan sehari – hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

manusia akan terlibat dengan masalah ekonomi. Dapat dan tidaknya manusia

memenuhi kebutuhan hidupnya tergantung pada kondisi ekonomi yang ada di

dalam keluarganya. Hal ini memberikan pengertian bahwa manusia saling

berhubungan satu dengan lainnya (makhluk sosial) yang merupakan bagian dari

masyarakat dan mempunyai arti serta peranan dalam kehidupan ekonomi.

Sosial berkenaan dengan perilaku interpersonal atau yang berkaitan

dengan proses sosial (Soekanto, 1983).

Kondisi sosial berarti keadaan yang berkenaan dengan kemasyarakatan

yang selalu mengalami perubahan-perubahan melalui proses sosial. Proses sosial

terjadi karena adanya interaksi sosial.

Menurut Abdulsyani (2002:152) interaksi sosial diartikan sebagai

hubungan-hubungan timbal balik yang dinamis yang menyangkut hubungan

antara orang-orang secara perseorangan, antara kelompok manusia maupun antara

orang dengan kelompok-kelompok manusia. Sedangkan menurut Soekanto

Page 10: metodologi penelitian

(2002:61) interaksi sosial merupakan hubungan–hubungan sosial yang dinamis

yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok

manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Di dalam

keluarga interaksi sosial didasarkan atas rasa kasih sayang antara anggota

keluarga, yang diwujudkan dengan memperhatikan orang lain, belajar bekerja

sama dan bantu membantu.

Ekonomi berarti setiap sistem hubungan-hubungan yang menentukan

alokasi sumber-sumber daya yang terbatas atau yang langka (Soekanto, 1983).

Menurut Mardan dkk (1994:1) ilmu ekonomi adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh manusia untuk dapat

memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup yang tidak terbatas dihadapkan pada

alat pemuas kebutuhan yang terbatas guna mencapai kemakmuran.

Kondisi ekonomi orangtua adalah kenyataan yang terlihat atau terasakan

oleh indera manusia tentang keadaan orangtua dan kemampuan orangtua dalam

memenuhi kebutuhannya (Depdikbud dalam Heini 1999:21).

Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

permasalahan ekonomi keluarga yang utama adalah usaha keluarga untuk dapat

memenuhi kebutuhan sehingga dapat mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang

dimaksud adalah kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Pemenuhan tersebut

harus dilakukan dalam keadaan sumber-sumber yang dimiliki terbatas dihadapkan

dengan kebutuhan yang alternatif. Kondisi ekonomi orangtua dalam kehidupan

sehari-hari tergantung pada dua hal yang saling berhubungan yaitu adanya

kebutuhan keluarga yang tidak terbatas baik jumlah maupun kualitasnya dan

jumlah sumber-sumber yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Page 11: metodologi penelitian

1.5.2 Motivasi Belajar

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap,

kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi

sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh factor di dalam diri seseorang

itu sendiri yang disebut instrinsik sedangkan factor di luar diri disebut ekstrinsik.

Faktor instrinsik berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan, atau

berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan factor

ekstrinsik dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh

pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain yang kompleks.

Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 :

2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan,

atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang

untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

Motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial, yakni : (1) faktor pendorong

atau pembangkit motif, baik internal maupun eksternal, (2) tujuan yang ingin

dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai

tujuan tersebut.

Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah

suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu

perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa

sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang

ditimbulkan motif tersebut.

Page 12: metodologi penelitian

Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah

diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa mempunyai

motivasi belajar yang kuat. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk

mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S. Lumsden: 1994).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah

kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh

keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang

dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus

dalam rangka mencapai tujuan.

1.6 Kerangka Pemikiran

Kondisi sosial dari tiap – tiap keluarga berbeda satu sama lain.Hal ini

ditentukan oleh keadaan di dalam keluarga tersebut (misalnyajumlah anggota

keluarga, komunikasi yang terjalin didalam keluarga,perhatian dari orang tua

terhadap anak) dan hubungan keluarga dengan masyarakat sekitar. Keadaan sosial

berarti keadaan yang berkenaan dengan masyarakat, baik masyarakat dalam

lingkup yang kecil (keluarga) maupun masyarakat dalam lingkup yang lebih luas.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh H. Abu Ahmad (1982:46)

yang mengatakan bahwa kondisi sosial seseorang ditentukan oleh keadaan yang

ada di dalam keluarganya dan interaksi antara individu tersebut dengan

kebudayaan dan lingkungan sekitarnya. Kondisi sosial selalu mengalami

perubahan melalui proses sosial. Proses sosial merupakan interaksi sosial.

Menurut Subandiroso (1987:45), interaksi sosial adalah proses hubungan dan

Page 13: metodologi penelitian

saling mempengaruhi yang terjadi antara individu dengan individu, atau individu

dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok.

Tingkatan sosial ekonomi orangtua akan berpengaruh pada indeks sosial

ekonomi orangtua. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ciamis

beberapa indikator yang dapat dijadikan pengukuran kondisi sosial ekonomi

masyarakat diantaranya adalah umur, lapangan usaha (pekerjaan), status

perkawinan (meliputi kawin, belum kawin, cerai hidup, cerai mati), pendidikan,

kemampuan baca tulis, golongan (tingkat) pengeluaran, keikutsertaan dalam KB,

usia perkawinan pertama, jumlah anak lahir hidup dan yang masih hidup.

Menurut Parsons (2002:99) beberapa indikator tentang penilaian seseorang

mengenai kedudukan seseorang dalam lapisan sosial di masyarakat antara lain :

a. Bentuk ukuran rumah, keadaan perawatan, tata kebun dan sebagainya.

b. Wilayah tempat tinggal, apakah bertempat dikawasan elite atau kumuh.

c. Pekerjaan atau profesi yang dipilih seseorang.

d. Sumber pendapatan.

Besarnya tingkat hidup tergantung dari pendapatan riil yang diterima

seseorang. Perbedaan pendapatn riil yang ada pada setiap keluarga akan

menentukan golongan sosial ekonomi mereka.

Menurut Aristoteles dalam Ahmadi ( 1997: 204) golongan sosial ekonomi

keluarga dan masyarakat suatu negara dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Mereka yang kaya sekali (golongan sosial ekonomi tinggi)

2. Mereka yang berada di tengah (Golongan sosial ekonomi menengah)

3. Mereka yang melarat (Golongan sosial ekonomi rendah)

Page 14: metodologi penelitian

Berdasarkan golongan tersebut dapat diketahui bahwa sejak dahulu sampai

sekarang sudah diakui adanya tingkatan-tingkatan golongan sosial ekonomi

masyarakat yang berdasarkan pada tingkat pendapatan, kepemilikan sesuatu yang

perlu dihargai baik yang berupa uang, benda-benda yang bernilai ekonomis, tanah,

kekuasaan ataupun ilmu pengetahuan (tingkat pendidikan).

Antara tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat pendidikan

mempunyai keterkaitan yang erat, tingkat pendidikan yang tinggi memerlukan

dana yang memadai. Meskipun demikian tidak menutup kemugkinan adanya

seorang yang berhasil dalam pendidikannya berlatar belakang sosial ekonomi

yang rendah.

Motivasi merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang yang

berperilaku. Pengertian ini masih bersifat umum, sehingga banyak dihadapkan

pada Pembahasan Spesifik tentang makna motivasi yang dilandasi oleh berbagai

asumsi dan terminologi. Demikian pula masalah yang paling mendasar dalam

memahami konsep motivasi adalah tidak adanya kemampuan seseorang dalam

mengamati dan menyentuh secara langsung. Konsep motivasi yang di kenal di

dalam literatur psikologi merupakan konstruk hipotetik dan motivasi itu

memberikan ketetapan yang menjelaskan tentang kemungkinan sebab-sebab

perilaku siswa. Oleh karena itu motivasi tidak dapat diukur secara langsung,

seperti halnya mengukur panjang atau lebar suatu ruangan.

Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status

internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang

mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai

Page 15: metodologi penelitian

suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt,

yaitu:

1. kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada

perilaku seseorang

2. keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang

untuk mencapai suatu tujuan

3. Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas

perilaku seseorang.

Menurut Mc Donald dalam Soemanto (2003:203) menyatakan bahwa

motivasi adalah suatu perubahan tenaga dalam diri atau pribadi seseorang yang

ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Winkel dalam Darsono (2000:61) motif adalah daya

penggerak dari dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan tertentu. Motif merupakan kondisi atau disposisi internal

(kesiap-siagaan), dan motivasi adalah daya penggerak (motif) yang telah menjadi

aktif pada saat-saat melakukan suatu perbuatan.

Dari ketiga definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi

timbul karena adanya suatu dorongan dari dalam manusia atau seseorang sehingga

manusia tersebut berusaha melakukan aktivitas atau tindakan atau sikap tetentu

baik dalam bekerja, belajar maupun kegiatan lainnya guna mencapai tujuan yang

diinginkannya atau dikehendakinya. Selain itu motivasi mempunyai sifat selalu

ingin mencapai kepuasan untuk memenuhi sesuatu yang ada dalam dirinya

melebihi yang dicapai orang lain.

Page 16: metodologi penelitian

Motivasi atau dorongan batin merupakan sarana bagi seseoang untuk

menimbulkan dan menumbuhkan keinginan–keinginan agar dapat mencapai

tujuan hidupnya. Pencapaian tujuan hidup yang telah ditetapkan dengan cara

memenuhi kebutuhan–kebutuhan hidup baik kebutuhan fisik atau jasmani maupun

rohani.

Selanjutnya akan diuraikan pendapat para ahli tentang pengertian belajar.

Menurut W. S. Winkel (dalam Max Darsono, 2000:4), belajar adalah suatu

aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap.

Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang

sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan,

nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik

bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu

ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan

kesanggupan untuk melakukan proses belajar ( Carole Ames: 1990).

Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk

dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa

kebutuhannya terpenuh. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar

dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar

dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (Marx Lepper:

1988).

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yaitu sebagai

salah satu kebutuhan pokok, terutama pendidikan formal. Dalam pemenuhan

Page 17: metodologi penelitian

kebutuhan akan pendidikan diperlukan adanya biaya antara lain biaya untuk

membeli buku dan kelengkapan belajar, membeli peralatan, membayar SPP dan

BP3, membayar uang gedung, membeli seragam dan lain- lain yang semuanya

menjadi tanggung jawab orangtua/keluarga. Semakin tinggi pendidikan yang

ditempuh semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan.

Disamping biaya yang tak kalah penting adalah perhatian orangtua dan

kondisi sosial ekonomi yang cukup menunjang dan kondusif berpengaruh

terhadap tumbuhnya motivasi belajar pada diri anak, sebab anak merasa

mempunyai kesempatan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan belajarnya

sehingga akan dapat merasa leluasa dapat mengekspresikan kecakapan atau

ketrampilannya melalui pendidikan formal, yang mana kecakapan dan

ketrampilan tersebut tidak mungkin dapat dikembangkan / diekspresikan tanpa

dukungan alat, sarana dan dana yang memadai dari keluarga.

Orangtua yang berpendidikan tentu akan memberikan dorongan lebih

terhadap anaknya untuk memotivasi anaknya agar lebih giat lagi dalam belajar.

Setiap orangtua berharap anaknya lebih baik dari orangtuanya terutama dalam hal

pendidikan dengan harapan di masa yang akan datang kualitas hidup anaknya

akan lebih baik dari kehidupan sekarang. Demikian juga keluarga terdekat seperti

kakak kandung dan adik kandung juga akan ikut berperan dalam memotivasi anak

agar bisa menjadi seperti mereka bahkan lebih baik dari mereka. Dengan kondisi

sosial ekonomi orangtua yang memadai serta pendidikan orangtua yang tinggi

yang terefleksi dalam bentuk dorongan dan perhatian orangtua terhadap anaknya

akan memperkuat motivasi siswa untuk belajar lebih giat.

Page 18: metodologi penelitian

Dari uraian diatas,dapat ditarik suatu kerangka pemikiran dengan bagan

sebagai berikut :

Pengaruh

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

1.7 Hipotesis

Arikunto (2008 :71) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan

hipotesis adalah “jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan Moh. Nazir

(2005 : 151) berpendapat bahwa hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap

masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris”. Berdasarkan

kerangka pemikiran diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: “Pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap motivasi belajar

siswa”.

1.8 Metode Penelitian

1.8.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang dibahas penulis adalah kondisi sosial ekonomi

keluarga siswa (X). Untuk mengetahui tingkat kondisi sosial ekonomi keluarga

siswa. Keadaan sosial ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap

perkembangan anak apabila kita fikirkan bahwa keadaan perekonomian yang

cukup, lingkungan material yang dihadapi dalam keluarganya lebih luas, ia dapat

lebih luas memperkembangkan bermacam – macam kecakapan yang tidak didapat

Kondisi sosial ekonomi keluarga

( X)

Motivasi belajar siswa

( Y)

Page 19: metodologi penelitian

apabila tidak adaya alat – alatnya. Hubungan sosial dengan keluarganya pun

berlainan coraknya. Apabila keluarganya hidup dalam status sosial yang serba

cukup dan kurang mengalami tekanan fundamental seperti hal memperoleh nafkah

yang memadai, keluarganya dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam

kepada pendidikan anaknya apabila ia tidak disulitkan perkara – perkara

memenuhi kebutuhan primer kehidupan manusia. Dengan keadaan ekonomi yang

serba cukup, segala keperluan mengenai pendidikan anaknya juga akan dapat

tercukupi seperti penyediaan sarana dan prasarana belajar, pembayaran biaya

pendidikan dan tercukupinya berbagai kegiatan yang menunjang pendidikan

seperti kursus dan les tambahan.

Kondisi sosial ekonomi keluarga siswa diduga sangat mempengaruhi

motivasi belajar siswa (Y). Kita tahu bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik

harus berusaha dengan baik pula dan salah satunya dengan menjalankan disiplin.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi

keluarga terhadap motivasi belajar siswa di kelas XI IPS SMA N 1 Ciamis.

1.8.2 Metode Penelitian yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah

metode penelitian deskriptif, karena dilakukan dengan cara membuat gambaran

secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta atau objek serta

menginterpretasikan perbedaan antara fenomena yang diteliti.

1.8.3 Variabel dan Operasional variabel

Terdapat dua variable di dalam penelitian ini yaitu variable bebas

(independent variable) dan variable terikat (dependent variable).

Page 20: metodologi penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

“Variabel bebas atau independent variable merupakan variabel yang

mempengaruhi variable dependent” (Sugiyono, 2003:198). Variable

independent dalam penelitian ini adalah kondisi sosial ekonomi keluarga

selanjutnya dinotasikan (X).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

“Variable terikat atau dependent variable merupakan variable yang

dipengaruhi oleh variabel independent” (Sugiyono, 2003:198). Variable

terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, selanjutnya

dinotasikan (Y).

Agar memperoleh kejelasan mengenai variabel-variabel penelitian tersebut

dapat dioperasionalisasikan ke dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1.4Operasionalisasi Variabel

VariabelPenelitian

Konsep Variabel Indikator Skala

Kondisi sosial

ekonomi keluarga

(X)

Kondisi sosial ekonomi keluarga

adalah keadaan atau latar belakang

dari suatu keluarga yang berkaitan

dengan pendidikan, pekerjaan dan

pendapatan keluarga. Muftakhah

(www.indoskripsi.com2007)

1. Jenis pekerjaan ayah

2. Jenis pekerjaan ibu

3. Jumlah penghasilan ayah dalam rupiah

4. Jumlah penghasilan ibu dalam rupiah

Interval

Motivasi Belajar Siswa(Y)

Motivasi belajar adalah penggerak

bagi seseorang atau peserta didik

yang menimbulkan upaya keras

1. Kuatnya kemauan untuk berbuat

2. Jumlah waktu

Interval

Page 21: metodologi penelitian

untuk lekaukan aktivitas mereka

sehingga dapat mencapai tujuan

belajar.

Herlin(www.indoskripsi.com.2004

)

yang disediakan untuk belajar

3. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain

4. Ketekunan dalam mengerjakan tugas.

1.8.4 Populasi dan Sampel

1.8.4.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,

1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Kelas XI IPS

SMA N 1 Ciamis tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 30 orang.

1.8.4.2 Sampel

Suharsimi Arikunto (2006 : 131) menyatakan bahwa, “Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Untuk sekedar ancer-ancer, maka

apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar,

dapat diambil antara 10% - 15% atau lebih. Sehubungan dengan pernyataan di

atas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini seluruh siswa/ siswi kelas XI

IPS SMA N Ciamis yaitu sebanyak 30 orang.

1.8.5 Teknik Pengumpulan Data

pengumpulan data, dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan

metode angket.

1. Metode angket.

Page 22: metodologi penelitian

Angket adalah pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Dalam

penelitian ini metode kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden mengenai kondisi sosial ekonomi orangtua serta motivasi siswa pada

siswa XI IPS SMA N 1 Ciamis tahun ajaran 2010/2011.

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang

sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

sesuai dengan kondisi siswa tersebut. Penggunaan angket diharapkan akan

memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban, karena alternatif

jawaban telah tersedia, sehingga untuk menjawabnya hanya perlu waktu yang

singkat.

2. Metode dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa,

nama siswa XI IPS SMA N 1 Ciamis Tahun Ajaran 2010/2011.

1.8.6 Teknik analisis data

Teknik analisis data dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Untuk mengukur kondisi sosial ekonomi keluarga (X) diperoleh data dari

penyebaran angket kepada siswa kelas XI IPS tahun pelajaran 2010/2011,

melalui skala Likert sebagai berikut :

Tabel 1.5

Skala pengukuran

Alternatif Jawaban NilaiSelaluSeringKadang-kadang

543

Page 23: metodologi penelitian

PernahTidak Pernah

21

b. Untuk mengukur motivasi belajar siswa (Y), dilakukan melalui potensi dalam

diri siswa.

c. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga siswa

(X) terhadap motivasi belajar siswa (Y) digunakan dengan Analisis koefisien

determinasi (KD) dengan angka kasar. Sebelum digunakan rumus koefisien

determinasi (KD) terlebih dahulu dicari nilai r dengan menggunakan rumus

korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :

r xy=N ∑ XY−(∑ X ) (∑Y )

√ {N ∑ X2− (∑ X )2} {N ∑Y 2−(∑ Y )2 }

(Suharsimi, 2006:170)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y dan variabel yang

dikorelasikan (x = X - X .dan y = Y - Y )

N = banyaknya subjek dalam sampel

Σ xy = Jumlah perkalian x dengan y.

x 2= kuadrat dari x

y 2= kuadrat dari y

Selanjutnya untuk mencari koefisien determinasi (KD) digunakan rumus

sebagai berikut:

Kd = r2 x 100%

(Sudjana,2005:147)

2 Uji hipotesis

Page 24: metodologi penelitian

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, digunakan uji t dengan rumus

sebagai berikut:

t= r √n−2

√1−r 2

Keterangan :

t = t hitung

r = koefisien korelasi hasil perhitungan

n = jumlah data

Selanjutnya untuk mengetahui apakah koefisien korelasi mempunyai

tingkat signifikan dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan nilai t

tabel. Kriteria pengujian hipotesis menurut Sugiyono (2003:121) adalah sebagai

berikut:

a. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya kondisi sosial

ekonomi keluarga siswa tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa di

kelas XI IPS SMA N 1 Ciamis.

b. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya kondisi sosial

ekonomi keluarga siswa berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa di kelas

XI IPS SMA N 1 Ciamis.

3 Agenda penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Pengumpulan Data

4. Analisis Data

5. Penyusunan Laporan

Page 25: metodologi penelitian

Adapun agenda penelitian disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.6

Agenda Penelitian

Jadwal PelaksanaanJadwal Kegiatan

Maret April Mei JuniMinggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

2. PelaksanaanPenelitian

3. Pengumpulan

Data4. Analisis

Data5. Penyusunan

Laporan

Page 26: metodologi penelitian

DAFTAR PUSTAKA

(sementara)

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis.

http://maswanispdyahoocoid.blogspot.com/2007/05/disiplin-guru.html.

http://www.erlangga.co.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=353&Itemid=435&joscclean=1&c

omment_id=1474.

Riris, Purnowati. 2006. Pengaruh Disiplin Dan Motivasi Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas X Smk Teuku Umar Semarang Tahun

Ajaran 2005/2006. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Taryati. 2009.Pengaruh Disiplin Kehadiran Siswa Di Sekolah Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Kelas XI AK 5 SMK

18 LPPM RI Sidareja tahun pelajaran 2008/2009. Skripsi. Universitas

Galuh Ciamis.

Page 27: metodologi penelitian

Slameto. (2008). Pengaruh Motivasi Dan Metode Pembelajaran terhadap

Prestasi Belajar Siswa. www.indoskripsi.com.

Sudjana. 2003. Teknik Regresi dan Korelasi.Bandung: Tarsito.

Sugiyono, 2005, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Tu’u. Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta : Cemerlang.

Winkel, W.S. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.

www.facebook.com/note.php?note_id=352917582952.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/

http://sobatbaru.blogspot.com/2010/05/pengertian-bimbingan-dan-

penyuluhan.html

http://ridwan202.wordpress.com/2008/04/23/kegiatan-belajar-dan-prestasi/

http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/hubungan-disiplin-belajar-dengan.html