Metodologi Briket Tongkol Jagung.docx
-
Upload
puttu-swastini-astuti -
Category
Documents
-
view
257 -
download
2
description
Transcript of Metodologi Briket Tongkol Jagung.docx
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pengujian
. Pembuatan briket arang dengan bahan baku tongkol jagung ini dilakukan pada bulan
April 2012 – Juni 2012 di Laboratorium Teknik Energi Politeknik Negeri Bandung, dan
Laboratorium Pengujian tekMIRA Bandung.
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan
Dalam proses pembuatan serta pengujian briket arang ini, digunakan alat dan bahan yang
telah ditentukan. Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan :
A. Alat : 1. Tungku pirolisator.2. Kompor.3. Timbangan.4. Panci elektrik.5. Pipa PVC.dengan diameter lubang 2,75 cm dan tinggi 7 cm.6. Penggerus atau penumbuk.7. Saringan.
B. Bahan :1. Tongkol jagung.2. Tepung Tapioka.3. Air.4. Gas LPG.
C. Alat ukur :1. Termometer.2. Kalorimeter.3. Jangka sorong.4. Manometer.
3.3 Prosedur Pembuatan Briket
A. Proses karbonisasi briket tongkol jagung
1. Melakukan pengambilan limbah tongkol di daerah Ciwaruga, Lembang, Pasar
Gegerkalong, dan Pasar Cihaurgeulis.
2. Tongkol jagung dibersihkan.
3. Tongkol jagung dikeringkan dibawah sinar matahari sampai kelihatan semuanya
kering.
23
24
4. Menyiapkan bahan dan alat (tongkol jagung, gas LPG , kompor dan tungku
pirolisator).
5. Tongkol jagung kering dimasukkan ke dalam tungku pirolisator kemudian tungku
ditutup dan dikunci lalu menyiapkan kompor dan diletakkan dibawah tungku
pirolisator kemudian membakarnya hingga suhu dinding tungku pirolisator
mencapai temperature diatas 180 °C.
6. Menunggu sekitar 60-120 menit sampai semua bahan baku menjadi arang.
7. Arang dikeluarkan dan dipisahkan dengan yang menjadi abu.
8. Arang yang telah dingin kemudian di giling dan diayak hingga menjadi halus
sehingga siap dicetak menjadi briket.
B. Proses pembuatan briket arang tongkol jagung
1. Mencampurkan bubuk arang dengan tepung tapioka yang telah dimasak menjadi
kanji dengan perbandingan 3:1 dan 5:1, pencampuran dilakukan sampai adonan
merata (pencampuran bubuk arang tongkol jagung dilakukan sesuai dengan
variasi bahan baku yang telah ditentukan)
2. Memasukkan adonan kedalam alat bentuk cetakan yang terbuat dari pipa PVC,
dengan bentuk briket yang dicetak yaitu,silinder pejal.
3. Melakukan pemampatan secara manual hingga adonan briket telah memenuhi
cetakan dari pipa PVC.
4. Mengeluarkan hasil cetakan briket dan melakukan penimbangan pada briket,
untuk mendapatkan berat awal briket tongkol jagung serta kombinasinya
perekatnya.
5. Menyimpan briket pada tempatnya, dan mencatat hasil pengukuran seperti berat
briket sesudah dicetak, sesuai dengan bentuk briketnya.
6. Melakukan proses pengeringan sekitar 2-3 hari.
7. Melakukan pengujian terhadap karakteristik briket yang telah jadi.
3.4 Prosedur Pengujian dan Pengukuran Briket
Briket arang yang telah di cetak diukur dan diuji untuk menetukan nilai kadar air, nilai kalor, kadar abu, kadar zat terbang, Fixed Carbon,kualitas pembakar, serta nilai efisiensi pembakaran. Berikut merupakan prosedur yang dilakukan untuk pengujian dan pengukuran :
25
a. Kadar air1. Cawan porselin yang telah bersih,diovenkan pada suhu 105 °C selama 2 jam. 2. Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang (A gram). 3. Kedalam cawan porselin ditimbang lebih kurang 1 gram contoh (cawan porselin +
contoh = B gram).4. Memasukkan kedalam oven pada suhu 105 °C minimal selama 8 jam,
mendinginkan kedalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (C gram).Perhitungan :
% Air = (B−CB−A
x 100 %¿
b. Kadar abu1. Cawan porselin yang telah bersih diovenkan pada suhu 105 °C selama 2 jam.2. Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (A gram).3. Memasukkan contoh bahan sebanyak 1 gram kedalam cawan cawan porselin (B
gram).4. Mentanurkan pada suhu 650 °C selama 3 jam, dinginkan dalam desikator selama
30 menit kemudian ditimbang (C gram).Perhitungan :
% Abu = (C−A
Bx100 %)
c. Kadar zat terbang (Volatile Matter)1. Cawan porselin yang telah dibersihkan diovenkan pada suhu 105 °C selama 2
jam.2. Mendinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang (A gram).3. Kedalam cawan ditimbang kurang lenih 1 gram bahan contoh (B gram).4. Mentanurkan pada suhu 900 °C selama 7 menit, mendinginkan dalam desikator
selama 30 menit kemudian ditimbang (Cgram).Perhitungan :
% VM = 100 – (C−A
Bx100 %)
d. Nilai Kalor1. Menimbang kurang lebih 1 gram sampel yang dipisahkan kedalam cawan besi.2. Menyiapkan rangkaian bom kalorimeter, memasang cawan pada rangkaian bom
kalorimeter.3. Menghubungkan dengan kawat platina dan menyentuhkan dengan sampel.4. Memasukkan air sebanyak 1 ml ke dalam bejana bom kalori meter, lalu
memasukkan rangkaian bom kalori meter ke dalam bejana.5. Menutup rapat lalu isi dengan gas dengan tekanan 130 ATM.6. Mengisi ember bom kalori meter dengan 2 liter air dan masukkan kedalam jaket
bom kalori meter.7. Memasukkan bejana bom kedalam ember kemudian ditutup.8. Menjalakan mesin dan melihat suhu awal.9. Setelah lima menit, menekan tombol pembakaran dan biarkan selama 7 menit.10. Lihat suhu akhir dan matikan mesin.Perhitungan :
26
HHV (cal
gram) =
(TA−Ta ) x2458M
Dimana : Ta = Temperatur awal (°C)TA = Temperatur akhir (°C)Koefisiem bom kalori meter = 2458M = Massa briket yang diuji
e. Kuat tekan1. Menyalakan mesin dengan menekan tombol switch on.2. Meletakkan briket pada tumpuannya.3. Melakukan penyetelan jarum hitam dan merah pada manometer keposisi 0 (nol),
pengujian dimulai dengan mendorong handle penggerak motor kedepan.4. Memperhatikan briket dan jarum petunjuk manometer selama penekanan
dilakukan, jika jarum hitam pada manometer tidak bergerak lagi makan beban maksimum tercapai dan pengujian telah selesai.
5. Catat nilai penunjukan dan keluarkan briket dari tumpuannya.
3.5 Tabel Rencana Kegiatan Pembuatan dan Pengujian
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tugas Akhir
Kegiatan
Waktuapril 2012 s/d juni 2012
minggu 1
minggu 2
minggu 3
minggu 4
minggu 5
minggu 6
minggu 7
minggu 8
minggu 9
minggu 10
cari referensipembuatan proposalpengajuan proposalpengumpulan bahanpembuatan briketpengujian briketpengolahan data
27
3.6 Bagan Alir Pembuatan Briket Tongkol Jagung
Gambar 3.1 Bagan alir pembuatan briket tongkol jagung.
Pengumpulan bahan baku
Pengeringan bahan baku Karbonisasi
Penggilingan dan
penyaringan
Pembuatan bahan perekat
Pencampuran dan pencetakan
Pengeringan briket
Pengujian briket Analisa data
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan dari penelitian ini meliputi :1. Pembuatan briket dengan satu bentuk.2. Analisis karakteristik briket (proksimasi dan ultimasi).3. Sifat fisik briket (uji kuat tekan).4. Uji titik nyala briket.
4.1 Hasil Pembuatan BriketJenis Briket
Briket yagn dibuat secara manual, dicetak dalam satu bentuk, yaitu silinder pejal, hasil yang diperoleh seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 Briket tongkol jagungSpesifikasi Ukuran
Spesifikasi ukuran briket yang telah dibuat sebagai berikut : Tinggi briket = 6,75 cm Diameter briket = 2,75 cm
4.2 Hasil PengujianSelama pengujian proksimasi dan sifat fisik briket dilakukan pada instansi yaitu :1. Laboratorium Pengujian tekMIRA, pengujian proksimasi dan nilai kalor.2. Laboratorium Mekanika tanah tekMIRA, pengujian kuat tekan dan kerapatan.
Dengan data rata-rata sebagai berikut:1. Kadar air rata-rata (M) = 10,17 %2. Kadar abur rata-rata (A) = 6,15 %3. Kadar zat terbang rata-rata(VM) = 23,03%4. Karbon terikat rata-rata (FC) = 62,95%5. Nilai kalor (HV) = 5752 & 5822
Dari hasil uji analisis briket tersebut diperoleh beberapa hal sebagai berikut:
29
1. Kadar Air.Kandungan air dalam briket tongkol jagung adalah 10,98% dan 9,36%, harga ini
menunjukan bahwa kandungan air dalam briket tersebut melebihi standar briket komersial (7-8)%, briket impor (6-8)%, briket USA (6)%, dan briket Inggris (3-4)%.
1 28.50%
9.00%
9.50%
10.00%
10.50%
11.00%
11.50%10.98%
9.36% perbandingan 3:1perbandingan 5 :1
Briket tongkol jagung
Kada
r air
(%)
..
Gambar 4.2 Kadar air briket tongkol jagung.
Dari grafik nilai kadar air untuk briket tongkol jagung dan campuran perekat tepung tapioka dengan perbandingan perekat 3:1 sebesar 10,98 %. Untuk perbandingan 5:1 nilai kadar air yang dihasilkan sebesar 9,36 %. Hasil nilai kadar air yang diatas standar briket ini disebabkan karena bahan baku yang diperoleh cukup lembab,selain itu kondisi bahan baku yang memiliki banyak pori-pori sehingga besar kemampuan dalam penyerapan airnya, serta pada proses pencampuran dengan perekat kondisi perekat belum sepenuhnya mengental sehingga menghasilkan nilai kandungan air yang diatas standar briket.
Kandungan air berhubungan dengan penyalaan awal briket, makin tinggi nilai kandungan airnya makin sulit penyalaan bahan bakar tersebut, karena diperlukan energy untuk menguapkan kandungan air dari bahan bakar. Karena itu untuk meminimalisasi kandungan air dalam briket diperlukan pengeringan selama 2-3 jam perharinya, sehingga mengurangi kadar air juga mengurangi retakan pada briket.
2. Kadar abuKadar abu dalam briket tongkol jagung adalah 6,50 % dan 5,80 %, nilai kadar abu
ini setara dengan briket Jepang (5-7) %, dan lebih rendah dari briket USA (16)% dan briket Inggris (8-10) %. Dari grafik dibawah ini dapat kita lihat besarnya kadar abu yang terkandung pada briket tongkol jagung.
30
15.40%5.60%5.80%6.00%6.20%6.40%6.60%
5.80%
6.50%
perbandingan 3:1perbandingan 5:1
Briket tongkol jagung
Kada
r abu
(%)
.
Gambar 4.3Kadar abu briket tongkol jagung
Nilai kadar abu yang diperoleh untuk briket arang tongkol jagung dengan perekat tepung tapioka untuk perbandingan 3:1 adalah 5,8 %. Sedangkan untuk perbandingan 5:1 adalah 6,5 %. Kadar abu untuk perbandingan 5:1 lebih tinggi karena prosentase bahan baku tongkol jagung yang digunakan juga lebih banyak. Tinggi rendahnya kadar abu ini akan mempengaruhi kualitas pembakaran briket. Dengan nialai kadar abu yang setara dengan standar
3. Kadar zat terbangKandungan volatile matters dalam briket tongkol jagung adalah 18,09 % dan
27,98 %, kandungan volatile matters ini melebihi standar, briket Inggris dan briket Jepang, namun setara dengan briket dan briket USA.
Semakin banyak kandungan zat terbang pada briket maka briket tersebut akan semakin mudah untuk terbakar dan menyala. Zat terbang dalam bahan bakar berfungsi untuk menstabilkan nyala dan percepatan pembakaran arang.
10.00%5.00%
10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%
18.09%
27.98%
Kadar zat terbang (%)
perbandingan 3:1perbandingan 5:1
.
Gambar 4.4 Kadar zat terbang briket tongkol jagung
Dari grafik, nilai kadar zat terbang untuk briket tongkol jagung dengan perbandingan 3:1 sebesar 18,09 % dan untuk perbandingan 5:1 sebesar 27,98 %. Tinggi rendahnya volatile matters yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis bahan baku, sehingga perbedaan jenis bahan baku berpengaruh nyata pada nilai volatile matters tiap briket arang. Nilai kadar zat terbang dari briket tongkol jagung yang melebihi standar
31
disebabkan karena proses karbonisasi yagn tidak sempurna sehingga arang yang dihasilkan juga belum maksimal.
4. Karbon terikatKandungan karobon terikat didalam briket tongkol jagung dengan perekat tepung
tapioka adalah 64,43 % dan 63,48 %. Nilai ini menunjukan bahwa kadar karbon terikat untuk briket tongkol jagung setara dengan briket Jepang, dan briket Inggris, namun diatas standar briket USA.
briket tongkol jagung
60.00%
61.00%
62.00%
63.00%
64.00%
65.00% 64.43%
61.48%
perbandingan 3:1perbandingan 5:1
Karb
on te
rikat
(%)
.Gambar 4.5 Karbon terikat briket tongkol jagung
Dari grafik, kadar karbon terikat untuk briket tongkol jagung dengan perbandingan 3:1 adalah 64,43 %, sedangkan untuk perbandingan 5:1 adalah 61,48 %. keberadaan karbon terikat (FC) didalam arang dipengaruhi oleh nilai kadar abu dan zat menguap, kadarnya akan bernilai tinggi apabila kadar abu dan zat menguap rendah.
5. Nilai kalorNilai kalor untuk briket tongkol jagung dipengaruhi oleh kadar air dan kadar abu
dari briket arang, semakin tinggi kadar abu dan kadar air dari briket arang tersebut makan akan menurunkan nilai kalor dari briket arang tersebut. Nilai kalor pada briket yang telah dibuat ditunjukan pada grafik dibawah ini.
nilai kalor5700
5720
5740
5760
5780
5800
5820
5840
5752
5822
Nilai kalor (Kal/gr)
perbandingan 3:1perbandingan 5:1
.Gambar 4.6 Nilai Kalor briket tongkol jagung
32
Dari grafik diketahui bahwa untuk briket dengan perbandingan 3:1 dan 5:1 nilai kalornya setara dengan standar briket Jepang dan briket USA, namun dibawah briket Inggris.
6. Kuat TekanBerdasarkan hasil pengujian, untuk kuat tekan briket tongkol jagung dengan
perbandingan 3:1 diketahui nilainya sebesar 2,45 kg/cm² dan untuk perbandigan 5:1 sebesar 1,18 kg/cm². Rendahnya nilai kuat tekan dari briket tongkol jagung ini dipengaruhi oleh proses pencetakan secara manual. Tinggi rendahnya nilai kuat tekan briket akan berpengaruh terhadap masa simpan briket. Rendahnya nilai kuat tekan akan membuat briket menjadi rapuh dan mudah hancur bila mengalami benturan.
7. RendemenBerdasarkan hasil pembuatan briket dengan bahan baku tongkol jagung, dengan
bahan baku sebanyak 3 kilogram tongkol jagung yang telah dikarbonisasi dan dicetak dihasilkan briket tongkol jagung sebanyak 300 gram. Sesuai dengan perhitungan rendemen maka didapat nilai rendemen untuk briket tongkol jagung sebesar 10%.
4.3 Karakteristik Briket Tongkol Jagung
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dilaboratorium uji dan laboratorium mekanika tanah tekMIRA, dengan variasi nilai perekat pada briket arang tongkol jagung diketahui karakteristik dari masing-masing briket seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Karakteristik briket tongkol jagung.
Jenis briket Sifat-sifat briketKadar air Kadar abu Kadar zat terbang Karbon terikat Nilai Kalor Kuat Tekan
perbandingan 3:1 10,98 % 5,8 % 18,09 % 64,43 % 5752 kal/grperbandingan 5:1 9,36 % 6,5% 27,98 % 63,48 % 5822 kal/gr
2,45 kg/cm²1,18 kg/cm²
Untuk perbandingan karakteristik briket arang tongkol jagung dengan standar briket yang telah ada dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Perbandingan karakteristik briket
KarakteristikBriket Batu Bara
Jepang Inggris USA SNI TJ 3:1 TJ 5:1Kadar air (%) 6-8 3-4 6 8 10,98 9,36
Kadar abu (%) 5-7 8-10 16 8 5,8 6,5Kadar zat terbang (%) 15-30 16,4 19-28 15 18,09 27,98
Karbon terikat (%) 60-80 75 60 77 64,43 63,48Kuat tekan (kg/cm²) 60 12,7 62 - 2,45 1,18Nilai Karbon (kal/gr) 5000-6000 5870 4000-6500 5000 5752 5822
33
Keterangan :
TJ 3:1 = Briket arang tongkol jagung dengan perbandingan perekat 3:1
TJ 5:1 = Briket arang tongkol jagung dengan perbandingan perekat 5:1
SNI sesuai dengan nilai yang tercantum pada SNI no. 1/6235/2000
Dari tabel perbandingan karakteristik diatas diketahui bahwa secara umum nilai-nilai karakteristik briket tongkol jagung setara dengan standar briket yang telah ada, namun beberapa nilai ada yang diatas maupun dibawah standar, hal ini disebabkan oleh pemilihan bahan baku yang berbeda serta proses karbonisasi dan pencetakannya. Untuk karakteristik kuat tekan nilainya berada jauh dibawah standar, karena pada proses pencetakan briket dilakukan secara manual, sehingga kerapatan yang didapatkan masih belum maksimal.
Karakteristik pembakaran dari briket tongkol jagung, baik untuk perbandingan 3:1 dan 5:1 membutuhkan waktu untuk pembakaran yang cukup lama. Waktu yang dibutuhkan untuk briket dengan perbandingan 3:1 untuk mulai terbakar sekitar 4 menit 13 detik, dan untuk perbandingan 5:1 waktunya 3 menit 56 detik. Hal ini dikarenakan nilai kadar air yang tinggi, namun setelah briket menyala, waktu penyalaan cukup panjang berkisar antara 10 sampai dengan 15 menit dan sedikit menghasilkan asap. Hal itu disebabkan karena tingginya nilai zat terbang yang dimiliki oleh briket tongkol jagung. Hasil dari pembuatan dan pengujian briket belum seutuhnya optimal karena kualitas briket masih dapat ditingkatkan dengan proses karbonisasi yang lebih sempurna serta proses pencetakan yang lebih baik.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembuatan briket arang tongkol jagung dengan perekat kanji (tepung tapioka)
yang selanjutnya dilakukan pengujian, dan analisa data dalam penelitian ini, maka dibuatlah
kesimpulan:
1. Briket tongkol jagung dengan perekat kanji (tepung tapioka) telah berhasil dibuat dengan
pencetakan manual, berbentuk silinder pejal, sedangkan diameter briket 27,5 mm dan
tingginya 67,5 mm.
2. Hasil analisis Proximasi (sifat thermal) diperoleh nilai kadar air (moisture) 10,98 %, kadar
abu (ash) 5,8%, volatile matter 18,09%, fixed karbon (FC) 64,43 %, dan nilai kalor briket
arang tongkol jagung dengan perbandingan perekat 3:1sebesar 5752 kal/gr.
3. Hasil analisis Proximasi (sifat thermal) diperoleh nilai kadar air (moisture) 9,36 %, kadar abu
(ash) 6,5%, volatile matter 27,98%, fixed karbon (FC) 63,48%, dan nilai kalor briket arang
tongkol jagung dengan perbandingan perekat 5:1 sebesar 5822 kal/gr
4. Hasil pengujian fisik briket, diperoleh nilai kuat tekan briket dengan perbandingan 3:1
sebesar 2,45 kg/cm² dan untuk perbandingan 5:1 sebesar 1,18 kg/cm².
5. Briket tongkol jagung dengan perbandingan perekat 3:1 dan perbandingan perekat 5:1
memenuhi standar briket SNI
5.2 Saran
Sebaiknya dilakukan hal-hal berikut :
1. Proses karbonisasi dilakukan terus-menerus hingga tidak dihasilkan asap.
2. Pada saat pengeringan bahan baku dan penjemuran briket harus dilakukan dengan baik
( 2-3 jam dibawah sinar matahari).
3. Bahan baku di takar sebelum di masukkan kedalam tabung pembakaran pada saat proses
karbonasi dilakukan.
4. Pengujian terhadap sampel briket dilakukan berkali-kali agar didapat nilai yang akurat.
35
5. Sebaiknya pada saat pengadukan adonan dilakukan perlahan-lahan agar adonan
tercampur secara merata.
6. Pencetakan briket menggunakan alat pencetakan agar kerapatan dan nilai kuat tekan
briket lebih tinggi.