Metodoligi Penelitian f

20
 PENGEMBANGAN CITRA PRODUK LOKAL SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKAS I MEREK DI DAERAH RIAU (studi kasus pada produk l!puk duria" pada M#a Rasa Pka"$aru% OLEH & 'ssi BA Sir#ar Elprida Si!a"#u"so"# 'osaria" M) Sptia *uli+a A"##u" putri ra,a*u Ba*u -URUSAN MANA-EMEN .AKUL T AS EKONOMI UNI/ERSITAS RIAU

description

metopel

Transcript of Metodoligi Penelitian f

PENGEMBANGAN CITRA PRODUK LOKAL SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI MEREK DI DAERAH RIAU(studi kasus pada produk lempuk durian pada Mega Rasa Pekanbaru)

OLEH :

Yessi B.A Siregar Elprida Simangunsong Yosarian MwSeptia yuliza Anggun putri rahayuBayu

JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS RIAUPENGEMBANGAN CITRA PRODUK LOKAL SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI MEREK DI DAERAH RIAU(studi kasus pada produk lempuk durian pada Mega Rasa Pekanbaru)

B.LATAR BELAKANGPerkembangan dunia usaha yang semakin pesat menuntut setiap perusahaaan untuk meningkatkan citra produk agar dapat menarik perhatian konsumen dan menciptakan preferensi terhadap merek sehingga terbentuk suatu citra produk berkarakteristik yang dapat ditawarkan oleh perusahaan.salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan citra produknya.Persoalan citra produk ini menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terus menerus oleh perusahaan. Pada era kompetisi semua perusahaan berlomba-lomba membanguncitra produknya. Upaya yang harus dilakukan, antara lain mengembangkan citra produk yang dapat terbentuk dari kualitas/mutu dan harga sebagai strategi brand communication. Dengan harapan citra produk memilki kesan di dalam benak konsumen.Perusahaan harus memilki cara kreatif dalam merencanakan dan merealisasikan strategi brand communication yang berguna untuk mempertahankan atau bahkan memperbaiki citra produk sebab citra merupakan salah satu faktor keberhasilan sebuah perusahaan yang ingin memasarkan produknya.Citra produk adalah respon konsumen pada keseluruhan penawaran yang diberikan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat pada suatu image produk. artiya citra produk merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang produk yang akan dijual dipasaran . Citra berperan untuk menimbulkan preferensi untuk melakukan pembelian. Citra perusahaan juga akan mempengaruhi citra produk dan selanjutnya akan mempengaruhi preferensi untuk melakukan pembelian.Pembentukan citra dipengaruhi oleh familiaritas terhadap produk dan perusahaan yang bersangkutan. Familiaritas dipengaruhi oleh banyaknya informasi yang diterima oleh konsumen yang bersumber dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain dan media massa. Penilaian secara umum dikalangan para konsumen terhadap suatu citra produk adalah dilihat dari segi reputasi merek, harga produk, kualitas dari produk dan kemasan yang ditampilkan serta distribusi produk, yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli. Oleh karena itu produk yang memiliki karakteristik dan memiliki citra yang positif akan mampu menarik minat konsumen dan populer di pasaran. Salah satu produk yang sudah memilki citra di benak konsumen yakni lempuk durian Mega Rasa oleh-oleh khas Pekanbaru. Lempuk durian Mega Rasa cukup banyak diminati oleh konsumen karena citra produknya yang terbentuk dari kualitas produk yang unggul, harga yang terjangkau.Akan tetapi citra produk yang tidak dipertahankan dan dikembangkan secara terus menerus dapat menurunkan citra produk itu sendiri. Selain itu berhentinya pengembangan citra produk dapat menjadikan competitor yang mampu membaca peluang menjadi market leader. Sekali citra produk mengalami kecelakaan tergelincir jatuh maka diperlukan perjuangan yang jauh lebih mahal untuk mengangkatnya kembali.Hal ini dapat dilihat dari data hasil penjualan yang diperoleh dari Mega Rasa, dimana untuk tahun 2009 total penjualan yang diperoleh sebesar Rp. 352.000.000,pada tahun 2010 total penjualan yang diperoleh sebesar Rp. 374.200.000,pada tahun 2011 total penjualan yang diperoleh sebesar Rp. 335.450.000,tahun 2012 total penjualan yang diperoleh sebesar Rp.350.000.000, 2013 total penjualan yang diperoleh sebesar Rp. 310.500.000.Dari informasi yang diberikan dan data-data yang ada maka perusahaan menghadapi permasalahan yang cukup serius yakni terlihat jelas bahwa adanya penurunan penjualan yang disebabkan persaingan dari perusahaan produk sejenis serta kurang maksimalnya pengembangan citra produk dan realisisi strategi brand communication yang dilakukan untuk memperkenalkan produknya.Dari kondisi dan data inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PENGEMBANGAN CITRA PRODUK LOKAL SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI MEREK DI DAERAH RIAU (studi kasus pada produk lempuk durian Mega Rasa Pekanbaru )

C.RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahannya yaitu bagaimana pengembangan citra produk Lempuk Durian Mega Rasa digunakan sebagai strategi brand communication ?

D.TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TujuanAdapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah citra produk lempuk durian toko mega rasa oleh-oleh khas pekanbaru yang ditimbulkan oleh kualitas dan harga mampu menjadi strategi brand communication.

Manfaat PenelitianDiharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak :a. hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan informasi kepada pihak perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan citra produk.b. hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi penulis mengenai hal-hal yang telah penulis teliti.c. hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah pengetahuan pembaca dan sebagai referensi awal bagi peneliti selanjutnya.

E.SISTEMATIKA PENULISANUntuk mengetahui secara garis besar penyususnan penelitian ini maka penulis menguraikan sistematika penulisan berikut ini : BAB I : PendahuluanDalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakngmasalah,rumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian serta sistematikapenulisan.BAB II : Telaah pustakaBab ini merupakan landasan teori-teori yang terdiri dari pengertian.

F. TELAAH PUSTAKA2.1 citra2.1.1 Pengertian CitraDalam suatu masyarakat, sering mendengar citra yang baik maupun citra yang buruk. Citra yang baik dalam suatu transaksi, merupakan asset yang sangat berharga, karena citra mempunyai suatu dampak pada persepsi nasabah dari komunikasi dalam berbagai hal.Webster (1993) mendefinisikan citra sebagai gambaran mental atau konsep tentang sesuatu. Kotler (1995) mendefinisikan citra sebagai jumlah dari keyakinan- keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa berupa orang, organisasi, kelompok orang, atau yang lainnya.Gronsoon (1990) mengidentifikasikan bahwa terdapat empat peran citra bagi suatu perusahaan atau organisasi :Pertama, citra mempunyai dampak terhadap pengharapan perusahaan. Citra yang positif lebih memudahkan bagi organisasi untuk berkomunikasi secara efektif dan membuat orang-orang lebih mudah mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut.Kedua, Citra sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaanKetiga, citra adalah fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen Ketika konsumen membangun harapan dan realitas pengalaman dalam bentuk kualitas pelayanan teknis dan fungsional, kualitas pelayanan yang dirasakan menghasilkan perubahan citra. Jika kualitas pelayanan yang dirasakan memenuhi atau melebihi citra, citra akan mendapat penguatan dan meningkat.Keempat, citra mempunyai pengaruh pada internal perusahaan (manajemen). Jika citra jelas dan positif, secara internal menceritakan nilai-nilai yang jelas dan akan menguatkan sikap positif terhadap organisasi. Sedangkan citra yang negatif juga akan berpengaruh negatif terhadap kineja karyawan yang berhubungan dengan konsumen dan kual itas.Ada beberapa macam citra yang dikenal dalam aktivitas antara perusahaan dengan masyarakat menurut Frank Jefkins diantaranya:1)Mirror Image(Citra Bayangan).Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi( biasanya adalah pemimpinnya) mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya.Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai.2)Current Image(Citra yang Berlaku).Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak- pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.3)Multiple Image(Citra Majemuk).Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi.4)Corporate Image(Citra Perusahaan).Yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.5)Wish Image(Citra yang Di harapkan).Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkan biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.

2.1.2 ProdukProduk merupakan salah satu dari empat variabel bauran pemasaran, disamping harga,distribusi, dan promosi yang keberadaannya sangat penting,karena produk merupakan sesuatu atau objek yang ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tidak akan ada harga yang dapat ditawarkan,distribusi yang menjadi perantara,dan promosi sebagai media komunikasi tanpa adanya suatu produk.Menurut Buchari Alma (2007: 139) yaitu Produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya.Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasa oleh Benyamin Molan (2007:4) yaituProduk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.Jadi produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan konsumen baik berwujud maupun tidak berwujud yang diterima oleh pembeli agar dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Dalam hal ini si konsumen dapat terpuaskan ketika ia mengkonsumsi produk tersebut dan kebutuhannya dapat terpenuhi.

2.1.2.1 Tingkatan ProdukDalam merencanakan penawaran pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan produk.Tiap tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan kelimanya membentuk suatu hirarki nilai pelanggan.Menurut Tjiptono (2007: 96) Tingkatan produk tersebut adalah:1. Tingkat paling dasar: manfaat inti (core benefit)Adalah jasa atau manfaat sesungguhnya yang dibeli pelanggan.2. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti itu menjadi produk dasar (basic product).3. Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapkan suatu produk yang diharapkan (expected product), merupakan suatu set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika mereka membeli produk ini.4. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan(augmented product).5. Pada tingkat kelima, terdapat produk potensial (potential product), yang mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan. 2.1.2.2 Hirarki ProdukTiap produk berkaitan dengan produk-produk lain. Hirarki produk terentang mulai dari kebutuhan dasar sampai produk-produk khusus yang memuaskan kebutuhan khusus. Kita dapat mengidentifikasikan tujuh tingkat hirarki produk sesbagai berikut:1. Kebutuhan keluarga (need family): kebutuhan yang mendasari keluarga produk.2. Keluarga produk (product family): semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan dengan efektivitas yang memadai.3. Kelas produk (product class): sekelompok produk dalam keluarga yang diakui mempunyai kesamaan fungsional.4. Lini produk (product line): produk yang menggunakan bahan yang sama, dijual pada saluran yang sama, untuk kegunaan yang sama dengan harga yang tidak jauh berbeda.5. Jenis produk (product type): satu kelompok produk dalam satu lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasikan sumber atau karakter produk tersebut.6. Merek (brand): nama yang dihubungkan dengan satu atau lebih produk dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasikan sumber atau karakter produk tersebut.7. Unit produk (item/stock keeping unit/product variant): satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lain.

2.1.2.3 Klasifikasi Produk.Berdasarkan pola pembelian atau kebiasaan membeli konsumen (consumers buying habit/patterns), produk dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, sebagai berikut:1. Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods).Yaitu barang yang sering dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha minimum; dapat dibagi menjadi:a. Barang pokok (staple goods), yaitu barang yang dibeli konsumen secara teratur.b. Barang impuls (impulse goods), yaitu barang yang dibeli berdasarkan keinginan seketika, tanpa perencanaan atau usaha pencarian.c. Barang darurat (emergency goods), yaitu barang yang dibeli saat kebutuhan mendesak.2. Barang belanjaan (shopping goods)Yaitu barang yang dibeli berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam prosespemilikan dan pembeliannya.3. Barang khusus (specialty goods)Yaitu barang dengan karakteristik atau identifikasi merek yang dibeli dengan usaha khusus dari sekelompok pembeli.4. Barang yang tidak dicari (unsought goods)Yaitu barang yang tidak diketahui konsumen, atau diketahui, namun tidak terpikir untuk membelinya.

2.1.2.4 Atribut ProdukPengertian atribut produk menurut Fandy Tjiptono (2007:103) yaituAtribut Produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa atribut produk penting dan dapat dijadikan pengambilan keputusan dalam suatu pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), dan pelayanan.

2.2 Strategi Strategi memiliki banyak defenisi, untuk memperjelas defenisi strategi sebagian orang mencoba membedakan antara strategi dan taktik, yaitu strategi sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, sedangkan cara-cara untuk mencapai tujuan jangka pendek disebut taktik. Secara ringkas strategi adalah sebuah kombinasi akhir yang ingin dicapai perusahaan serta bagaimana untuk mencapai tujuan akhir (Dirgantoro, 2002:79).Menurut Wikipedia, strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu

2.2.1 Konsep StrategiStrategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Menurut Chalder (1962),strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Sementara itu Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Perkembangan selanjutnya Porter (1985) menjelaskan tentang strategi, yaitu alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing, dan 10 tahun kemudian Hamel dan Prahalad (1995) juga menyatakan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

3.1 Brand komunikasi3.1.1 Pengertian Merek (Brand)Merek sering diinterpretasikan secara berbeda-beda, di antaranya sebagai tanda, logo, identitas, hak kepemilikan, rangkaian nilai, kepribadian, visi, penambah nilai, citra dan positioning.Menurut American Marketing Association (Kotler, 2000 : 460), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.Menurut Aaker (1991 : 7), merek adalah A distinguishing name and / or symbol ( such as logo, trade mark, or package design ) intended to identify to goods or services of either one seller of a group of seller, and to differentiate those goods or services from those goods or services from those of competitors. Merek adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau kontrak kepercayaan dari produsen kepada konsumen dengan menjamin konsistensi bahwa sebuah produk akan selalu dapat menyampaikan nilai yang diharapkan konsumen dari sebuah produk. Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek ( Kotler, 2002 : 460), yaitu:1. Atribut. Atribut berarti bahwa merek mengingatkan pada atibut-atribut tertentu 2. Manfaat. Manfaat berarti bahwa atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional 3. Nilai. Nilai berarti bahwa merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4. Budaya. Budaya berarti bahwa merek juga mewakili budaya tertentu. 5. Kepribadian. Kepribadian berarti bahwa merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai. Pemakai berarti bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan merek tersebut. 3.1.2 Manfaat merek Merek dapat bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen, maupun publik (Simamora, 2001:62), sebagai berikut: 1) Bagi pembeli, manfaat merek adalah: a. Sesuatu kepada pembeli tentang mutu b. Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang bermanfaat bagi mereka 2) Bagi penjual, manfaat merek adalah: a. Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul. b. Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk. c. Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan. d. Membantu penjual melakukan segmentasi pasar. 3) Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal: a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten. b. Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi tentang produk dan dimana membelinya. c. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing. Menurut Temporal dan Lee (2002:44), alasan merek merupakan hal yang penting bagi konsumen adalah dikarenakan: 1.Merek memberikan pilihan Manusia menyenangi pilihan dan merek memberi mereka kebebasan untuk memilih. Sejalan dengan semakin terbagi-baginya pasar, perusahaan melihat pentingnya memberi pilihan yang berbeda kepada segmen konsumen yang berbeda. Merek dapat memberikan pilihan, memungkinkan konsumen untuk membedakan berbagai macam tawaran perusahaan.2.Merek memudahkan keputusan Merek membuat keputusan untuk membeli menjadi lebih mudah. Konsumen mungkin tidak tahu banyak mengenai suatu produk yang membuatnya tertarik, tetapi merek dapat membuatnya lebih mudah untuk memilih. Merek yang terkenal lebih menarik banyak perhatian dibanding yang tidak, umumnya karena merek tersebut dikenal dan bisa dipercaya. 3.Merek memberi jaminan kualitas Para konsumen akan memilih produk dan jasa yang berkualitas dimana pun dan kapan pun mereka mampu. Sekali mereka mencoba suatu merek, secara otomatis mereka akan menyamakan pengalaman ini dengan tingkat kualitas tertentu. Pengalaman yang menyenangkan akan menghasilkan ingatan yang baik terhadap merek tersebut. 4. Merek memberikan pencegahan resiko Sebagian besar konsumen menolak resiko. Mereka tidak akan membeli suatu produk, jika ragu terhadap hasilnya. Pengalaman terhadap suatu merek, jika positif, memberi keyakinan serta kenyamanan untuk membeli sekalipun mahal. Merek membangun kepercayaan, dan merek yang besar benar-benar dapat dipercaya. 5. Merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri Merek menghasilkan kesempatan pada konsumen untuk mengekspresikan diri dalam berbagai cara. Merek dapat membantu konsumen untuk mengekspresikan kebutuhan sosial-psikologi.

4.1 komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 1998:1).Pengertian komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10). Sedangkan menurut Onong U. Effendy (1984 : 6), komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia.Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu.

1.KualitasKepuasan pelanggan dan profitabilitas perusahaan berhubungan erat dengan kualitas produk. Tingkat kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, Oleh sebab itu, program peningkatan kualitas umumnya akan meningkatkan profitabilitas.The American Society of Quality Control mendefinisikan Kualitas (quality) sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau disiratkan. Ini benar-benar merupakan definisi kualitas yang berpusat pada pelanggan.THE INTERNATIONAL STANDARDS ORGANIZATION (ISO) mengatakan bahwa Kualitas adalah "totalitas fitru-fitur dan karakteristik-karakteristik dari produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan yang tersirat"Dari definisi kualitas menurut para ahli dapat diartikan bahwa suatu produk/jasa dapat dikatakan berkualitas apabila dapat memenuhi harapan, keinginan serta kebutuhan pelanggan.

2.HargaDefinisi harga menurut Fandy Tjiptono (2007:151) adalah Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa Sedangkan menurut Basu Swastha (2003:241) yaitu Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen atau pembeli untuk mendapatkan produk yang ditawarkan oleh penjual. Penetapan harga jual harus disesuaikan dengan daya beli konsumen yang dituju dan dengan mempertimbangkan faktor biaya, laba, pesaing, dan perubahan keinginan pasar.Brand communicationAdalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunikan ysng dimilki sebuah merek ke pasar menggunakan berbagai strategi.tujuan hal tersebut sederhana yaituu agar pelanggan memutuskan untuk mengkonsumsi , puas, kemudian loyal tehadap merek (Sadat 2009 :113)Dari dasar teori tersebut maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan istilah atau konsep strategi komunikasi merek. Selain itu, konsep tersebut juga peneliti rasa sesuai dengan perkembangan pemasaran, di mana pemasaran saat ini telah memasuki era persaingan merek, akibat kompleksnya produk-produk yang muncul dengan benefit yang sama dan atau hampir sama

G.KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIANKerangka pemikiran merupakan turunan (derivatife) landasan teori,namun lebih spesifik sebab fokus penelitiannya disesuaikan dengan situasi penelitian yang sebenarnya.adapun kerangka dari penelitian ini :

Strategi Brand communication (Y)Kualitas Produk (X1)

Harga Produk (X2)

Berdasarkan latar belakang dan perumusan yang telah dikemukanan sebelumnya,maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :1. Diduga pengembangan citra produk yang terbentuk oleh kualitas lempuk durian Mega Rasa Pekanbaru dapat digunakan sebagai strategi brand communication.

2. Diduga pengembangan citra produk yang terbentuk oleh harga lempuk durian Mega Rasa Pekanbaru dapat digunakan sebagai strategi brand communication.

Penelitian terdahuluNOPENULIS DAN TAHUNJUDULVARIABELHASIL PENELITIAN

1Sarah Meilani DK (2005)Analisis pengaruh citra produk kosmetik Sariayu Martha Tilaar terhadap keputusan pembelian (studi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret di Surakarta) kualitas harga mode, iklan distribusiTerdapat pengaruh yang signifikan antara citra produk kosmetik Sariayu Martha Tilaar yang ditimbulkan oleh kualitas, harga, mode, iklan, dan distribusi secara individu maupun bersama-sama terhadap keputusan pembelian dan kualitas merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian

2Riki Susanto (2011)Analisis strategi bauran pemasaran home industry lempuk durian di kabupaten bengkalis Strategi produk Strategi harga Strategi distribusi Strategi promosiStrategi pemasaran belum digunakan secara baik oleh ke 14 home industry lempuk durian yang berada di kabupaten bengkalis,hal ini disebabkan oleh belum diterapkannya secara baik prinsip-prinsip strategi pemasaran seperti strategi harga,produk,distribusi dan promosi.