METODE.pdf

download METODE.pdf

of 8

Transcript of METODE.pdf

  • Jurnal ruang VOLUME 3 NOMOR 1 Maret 2011

    63Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    DAMPAK PENGEMBANGAN LOKASI PERUMAHAN RUMAH SEDERHANA SEHATTERHADAP KEHIDUPAN EKONOMI PETANI DI PINGGIRAN KOTA PALU

    Abdul Gani AkhmadStaf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako

    [email protected]

    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak ekonomi yang dialami petani akibat alih fungsi

    lahan pertanian mereka menjadi lokasi pembangunan perumahan RSH. Penelitian ini merupakanpenelitian survei yang tujuannya menguji hipotesis yang ada dengan menggali data di lapangan. Teknikanalisa data menggunakan paired t-test dan metode deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwapendapatan petani berbeda antara sebelum dan sesudah melepaskan tanah pertaniannya, yang terjadiadalah berkurangnya bahkan hilangnya pendapatan petani. Untuk tujuan pemberdayaan petani kecil,maka perlu dilakukan penerapan konsep Perakitan Tanah dan Bank Tanah sehingga diharapkan petanikecil dapat mengalami transformasi sosial sejalan dengan adanya transformasi tanah, dan dapatmemanfaatkan kekayaan dalam bentuk uang untuk membiayai diri untuk masuk ke dalam ekonomi nonpertanian atau ekonomi urban secara efektif.

    Kata Kunci : Petani, Rumah Sederhana Sehat

    PENDAHULUAN1.Latar Belakang

    Kebutuhan perumahan khususnya diperkotaan belumlah sepenuhnyatercukupi. Oleh karena itu perhatianpemerintah khususnya kepada masyarakatperkotaan yang berpenghasilan rendah,disamping juga karena sulit dan mahalnyaharga tanah serta harga bahan, komponendan elemen bangunan, mendorongpemerintah mulai memperkenalkan konseppembangunan perumahan RS/RSS dengandukungan fasilitas KPR bersubsidi BTN.

    Pembangunan perumahan RS/RSS yangkini berganti menjadi perumahan RSHkhususnya di Kota Palu menunjukkanperkembangan yang cukup pesat seiringdengan perkembangan fisik kota.

    Dibalik upaya pembangunan perumahanRSH di Kota Palu, nampak adanya gejaladimana perkembangan lokasi pembangunanperumahan RSH menunjukkan polaperkembangan yang cenderung semakin jauhdari pusat kota dan bahkan telah ada yang

    melampaui batas administratif kota hingga kedaerah-daerah pinggiran kota.

    Terdapat kekurangan dan kelemahandengan pola pengembangan kawasanperumahan RSH yang ada sekarang ini.Mengingat kondisi sebagian wilayah KotaPalu, terutama daerah pinggiran kota, masihmerupakan kawasan pertanian denganpenduduk pada umumnya masih tetapmenggantungkan hidup dari usaha tani, makaadanya tekanan pengembangan lokasiperumahan RSH kemungkinan akanmempercepat proses terjadinya pengalihanfungsi lahan pertanian menjadi lahanpembangunan perumahan. .

    Bila benar terjadi pengalihan fungsi lahanpertanian akibat invasi pengembangan lokasiperumahan RSH, tentunya akan berdampaklanjut pada kehidupan sosial ekonomimasyarakat petani mantan pemilik lahan,karena lahan bagi mereka merupakan asetyang sangat penting untuk kegiatan usahataniyang juga merupakan sumber matapencaharian utama mereka.

  • Jurnal ruang VOLUME 2 NOMOR 1 Maret 2011

    64Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    Berdasarkan uraian di atas, dapatlahdipahami betapa sebuah fakta seperti adanyapola pengembangan lokasi pembangunanperumahan RSH di Kota Palu yang lebihmemilih kawasan pertanian di pinggiran kotadapat menjadi suatu masalah ketika harusmenyentuh kehidupan dan penghidupanmasyarakat petani melalui proses pengalihanfungsi lahan pertanian menjadi lahanperumahan RSH. Permasalahan seperti inilahyang menjadi alasan mengapa penelitian iniperlu dilakukan.

    2. Rumusan MasalahBagaimana dampak ekonomi yang dialami

    petani mantan pemilik lahan akibat alih fungsilahan pertanian menjadi lahanpengembangan lokasi perumahan RSH.

    KAJIAN PUSTAKAa. Perumahan RSS/RSH

    Perumahan sangat sederhana adalahsekelompok tempat kediaman yang padatahap awalnya dibangun denganmenggunakan bahan bangunan berkualitassangat sederhana dan dilengkapi denganprasarana lingkungan, utilitas umum danfasilitas sosial. (Komarudin, 1996).

    Konsep pembangunan Rumah Sederhana(RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS)dengan dukungan fasilitas KPR bersubsidi BTNPemerintah mulai diperkenalkan sejak bulanAgustus 1991. Kebijakan ini bertujuan untukmengantisipasi kebutuhan akan perumahandan permukiman bagi masyarakat kotakhususnya yang berpenghasilan rendah.Rumah Sangat Sederhana pada awalnyadimaksudkan untuk dihuni oleh pegawainegeri golongan I dan II, buruh pabrik, dansektor informal yang berpenghasilanmaksimal Rp. 150.000/bulan.

    b. Alih Fungsi LahanNugroho, I. end Rokhmin Dahuri (2004)

    mendefinisikan Alih fungsi lahan sebagaisebuah mekanisme yang mempertemukanpermintaan dan penawaran terhadap lahandan menghasikan kelembagaan lahan barudengan karakteristik sistem produksi yangberbeda. Fenomena alih fungsi lahan adalahbagian dari perjalanan transformasi strukturekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi danpenduduk yang memusat di wilayah perko-taan menuntut ruang yang lebih luas ke arahluar kota bagi berbagai aktivitas ekonomi danuntuk permukiman. Sebagai akibatnya,wilayah pinggiran yang sebagian besar berupalahan pertanian sawah beralih fungsi(konversi) menjadi lahan nonpertaniandengan tingkat peralihan yang beragam antarperiode dan wilayah.

    c. Kondisi Masyarakat Petani Pinggiran KotaSujarto, D. (1997) yang menyatakan

    bahwa di dalam proses konversi ataupengalihan penggunaan lahan ke arah yanglebih intensif masyarakat berpendapatanrendah umumnya tidak akan mampu meraihkenaikan nilai yang terjadi, atau kalaupunada, hanya sebagian kecil saja. Yang seringterjadi adalah adanya proses penggusuranterselubung' yang biasanya terjadi pada awalproses perubahan penggunaan lahan.Masalahnya adalah bagaimana caranya agarmereka ini mendapat manfaat lebih banyakdari adanya tranformasi lahan pertanian dipinggir kota ke penggunaan lahan yangintensif tadi agar dapat membiayaitransformasi sosial masyarakatberpendapatan rendah di pinggiran kota,menjadi `masyarakat urban' yang meningkatpendapatan serta produktifitas sekaligusmembentuk proses redistribusi kekayaanyang mendorong terjadinya mobilitas sosialtanpa menghambat perkembangan kotauntuk menyesuaikan diri dengan tuntutansosial dan ekonomis ke depan.

  • Jurnal ruang VOLUME 3 NOMOR 1 Maret 2011

    65Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    d. Kerangka PemikiranSetelah menelaah kajian yang relevan

    sebagaimana telah dipaparkan pada subbabTinjauan Pustaka di atas, dapatlahdigambarkan bahwa setelah terjaditransformasi lahan dari pertanian kenonpertanian, masyarakat petani umumnyamengalami proses pemiskinan denganpengertian bahwa modal berupa uang yangditerima petani dari hasil menjual tanah tidakdapat membiayai transformasi sosial merekamenjadi `masyarakat urban' yang meningkatpendapatan serta produktifitasnya.

    Berdasarkan uraian diatas, dapatlahditarik kesimpulan sementara bahwa akibatalih fungsi lahan pertanian menjadi lahanpengembangan lokasi perumahan RSH tidakmemberikan dampak ekonomi kepadamasyarakat petani mantan pemilik lahan.

    e. HipotesisHipotesa yang dapat disusun

    berdasarkan kerangka pemikiran diatasadalah Pendapatan petani tidak mengalamipeningkatan antara sebelum menjual tanahdengan sesudah menjual tanah.

    METODE PENELITIANa. Objek Penelitian

    Yang menjadi objek dalam penelitian iniadalah kondisi ekonomi petani mantanpemilik lahan pasca pengalihfungsian lahanpertanian mereka menjadi lahanpembangunan perumahan RSH.

    b. Desain PenelitianDalam hipotesis di atas, teridentifikasi

    satu variabel mandiri yaitu pendapatanpetani, namun variabel tersebut berada padapopulasi dan sampel yang sama tetapi padawaktu yang berbeda, karena itu disebuthipotesis komparatif dua sampelberpasangan. Dengan demikian, desainpenelitian yang sesuai untuk menjawab

    hipotesis seperti ini adalah PenelitianKomparatif.

    c. Definisi Operasional VariabelAdapun definisi operasional masing-

    masing variabel dijelaskan sebagai berikut:1) Variabel pendapatan petani sebelum

    menjual tanah, dimaksudkan adalahpenghasilan/nafkah perolehan yang diterimapetani dari hasil bercocok tanam di ataslahan pertaniannya dan atau hasil sewalahan/bagi hasil sebelum lahan tersebutdijual, dalam satuan rupiah.

    2) Variabel pendapatan petani sesudahmenjual tanah, dimaksudkan adalahpenghasilan/nafkah perolehan yang diterimapetani dari usaha yang dilakukan yangmodalnya berasal dari hasil menjual tanah,dalam satuan rupiah.

    d. Populasi dan SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah

    keseluruhan subjek penelitian yang menjadiperhatian pengamatan dan penyedia data.Dalam hal ini adalah semua kepala keluargapetani yang lahan pertaniannya telah beralihfungsi menjadi lahan perumahan RSH dipinggiran Kota Palu, khususnya KelurahanPetobo Kecamatan Palu Selatan, serta wilayahtetangga yang berbatasan, seperti: DesaMpanau dan Desa Kalukubula Kecamatan SigiBiromaru, serta Desa Kotarindau KecamatanDolo.

    Dengan pertimbangan relatif kecilnyaanggota populasi, maka idealnya dilakukanpenelitian populasi. Sehingga dalam hal inipemilihan sampel tidak dibutuhkan.

    e. Sumber DataDalam penelitian ini, yang menjadi

    subjek adalah kepala keluarga petani mantanpemilik lahan, developer/pengembangperumahan RSH, Dinas Pertanian, DinasPerindagkop, Bank BTN, dan BPS.

  • Jurnal ruang VOLUME 2 NOMOR 1 Maret 2011

    66Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    f. Teknik Pengumpulan DataTeknik kuesioner sebagai metode yang

    dipilih untuk mengumpulkan data primer dariresponden. Sementara pengumpulan datasekunder dari instansi-instansi terkait yangberupa catatan, buku dan sebagainyamenggunakan metode dokumentasi.

    g. Teknik Analisis DataPengujian hipotesis komparatif dua

    sampel berpasangan tepat menggunakanpaired t-test, dengan syarat datanyaberbentuk rasio atau interval.

    Pengujian hipotesis dilakukan untukmengetahui ada tidaknya peningkatanpendapatan petani sebelum dan sesudahmenjual tanah.

    HASIL DAN PEMBAHASANa. Gambaran Umum Petani Pemilik Lahan

    di Daerah PenelitianInformasi yang diperoleh dari 69 orang

    responden yang merupakan mantan pemiliklahan ataupun ahli warisnya bagi yang telahmeninggal dunia, diantaranya tentangpekerjaan dan tingkat pendidikan merekayaitu terdapat 43% yang pekerjaannya murnipetani dan 57% sisanya adalah bertanimerupakan pekerjaan sampingan.

    Sebanyak 49% yang berpendidikan SD,19% yang berpendidikan SLTP, 30% yangberpendidikan SLTA dan hanya 1% yangsarjana.

    Luas lahan yang dimiliki petani/mantanpemilik lahan di wilayah studi umumnyarelatif kecil. Terdapat 72,5% petani yangmemiliki lahan dengan luas lebih kecil dari 0,5hektar, 17,4% yang memiliki lahan denganluas 0,5 1,0 hektar, 7,2% yang memilikilahan dengan luas 1,0 1,5 hektar, dan hanyaterdapat 1,4% yang memiliki lahan denganluas 1,5 2,0 hektar.

    Sebagaimana Soekartawi dkk. (1986)mendefinisikan petani yang memiliki lahan

    sawah lebih kecil 0,5 hektar atau yangmemiliki lahan tegal lebih kecil 1,0 di luarJawa, maka disebut petani kecil. Oleh karenaitu, petani yang ada di wilayah studi dapatdikategorikan sebagai petani kecil.

    Dari sekian lahan pertanian yang adayang kini telah menjadi lahan perumahanRSS/RSH umumnya digarap sendiri olehpemilik tanah, dan terakhir kali digarap nantisetelah lahan-lahan tersebut diserahkankepada pihak developer.

    Dana yang diterima petani dari hasilpenjualan tanah pertaniannya itu, sebagianbesar dimanfaatkan untuk kebutuhankonsumsi seperti belanja kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah/kuliah anak, biaya pestapernikahan, ongkos naik haji, atau untukdibagikan kepada ahli waris. Sebahagian lagiada yang dimanfaatkan untuk memperbaikirumah dan atau membeli kendaraan. Hanyasebahagian kecil saja dari mereka yangmemanfaatkannya sebagai modal usaha,seperti membeli tanah pertanian kembaliatau membuka usaha warung.

    Beli AssetBiaya KonsumsiModal Usaha

    Keterang an

    PIE CHARTPROSENTASE PEMANFAATAN DANA HASIL PENJUALAN TANAH

    Sumber: Data primer 2005

    Pies show Sums of prosenta

    25.10%

    71.00%

    3.90%

    Gambar 1 Prosentasi Pemanfaatan DanaPenjualan Tanah

    Informasi lainnya yang diperoleh adalahpemilik lahan yang pekerjaannya murnipetani, walaupun telah melepaskan tanahpertaniannya, umumnya mereka masihmemiliki lahan pertanian yang lainnya danatau memiliki pekerjaan sampingan seperti:sebagai buruh tani, tukang ojek, pekerjabangunan atau tukang dokar.

  • Jurnal ruang VOLUME 3 NOMOR 1 Maret 2011

    67Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    b. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanianterhadap Pendapatan PetaniGuna menguji hipotesis penelitian, telah

    dilakukan mengumpulan data tentangusahatani yang dilakukan oleh petani/pemiliklahan sebelum menjual tanah pertaniannya,begitu pula usaha yang kemudian dilakukandengan modal dari hasil penjualan tanahnyaitu. Indikator variabel yang digunakan dalamhal usahatani ini meliputi:a. Biaya sarana produksi:

    Harga benih/bibit, pupuk (Urea, SP-36,KCL, Za), obat-abatan (Insektisida,Herbisida), sewa handtraktor/sapi.

    b. Biaya tenaga:

    Upah penanaman, pengendalianhama/penyakit, penyiangan, panen danpasca panen.

    c. Lainnya:Luas lahan, jenis komoditi yang ditanam,

    besaran waktu yang dibutuhkan selama masatanam hingga pasca panen, hasil produksi,dan harga komoditi.

    Setelah data yang dibutuhkan terkumpul,kemudian dilakukan perhitungan sedemikiansehingga diperoleh besaran pendapatanpetani per bulan seperti terlihat pada tabel.1berikut ini

    Tabel 1Hasil Perhitungan Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Menjual Tanah

    RESP SEBELUM SESUDAH RESP SEBELUM SESUDAH1 158,638 0 36 59,033 02 97,646 0 37 217,826 03 313,889 0 38 170,413 04 131,419 0 39 328,381 05 95,175 0 40 186,110 06 638,916 0 41 112,645 07 -28,898 0 42 344,543 08 -22,178 0 43 85,993 1,000,0009 -61,161 0 44 18,250 010 1,551,845 0 45 338,796 011 357,359 0 46 439,800 3,14812 3,148 0 47 255,960 013 -58,782 0 48 191,043 014 99,430 0 49 268,514 85,53515 136,796 0 50 85,693 016 56,749 0 51 . .17 188,807 0 52 129,583 018 1,386,945 0 53 110,875 019 85,535 0 54 44,307 020 241,401 0 55 50,888 021 139,532 0 56 36,553 022 136,680 0 57 35,995 023 -5,070 0 58 24,183 024 1,158,812 0 59 266,850 025 61,137 0 60 1,173,778 026 42,024 0 61 -90,090 027 . . 62 175,163 028 77,692 0 63 254,500 029 48,042 0 64 141,750 030 . . 65 -30,778 031 . . 66 26,969 032 80,197 0 67 326,287 033 . . 68 42,698 034 87,325 0 69 . .

  • Jurnal ruang VOLUME 2 NOMOR 1 Maret 2011

    68Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    Dua variabel yakni pendapatan petanisebelum dan sesudah menjual tanah diolahlebih lanjut dengan menggunakan

    Uji_t_Paired, sehingga diperoleh hasil sebagaiberikut:

    Berikut output dari uji_t_ paired.Paired Samples Statistics

    Mean N Std. Deviation Std. Error MeanPair SEBELUM 210,025.18 62 324,255.815 41,180.5301 SESUDAH 17,559.40 62 127,279.834 16,164.555

    Paired Samples CorrelationsN Correlation Significance

    Pair 1 SEBELUM and SESUDAH ... 62 -.047 .717

    Paired Samples TestPaired Differences

    t df Sig(2-tailed)

    Mean

    Std. D

    eviati

    on

    Std. E

    rror

    Mean

    95% ConfidenceInterval of theDifference

    Lower Upper

    Pair1

    SEBELUM SESUDAH ...

    192,4

    65.77

    353,8

    65.61

    7

    44,94

    0.978

    102,6

    00.73

    282,3

    30.81

    4.283 61 .000

    Analisis:Output bagian pertama (Group Statistics)

    Pada bagian pertama terlihatringkasan statistik dari kedua sampel, yaitupendapatan petani/mantan pemilik lahansebelum melepaskan lahan pertaniannya,rata-ratanya adalah Rp 210.025,18 per bulan,sedangkan pendapatan petani/mantanpemilik lahan sesudah melepaskan lahanpertaniannya, rata-ratanya adalah Rp17.559,40 per bulan.Output bagian kedua

    Bagian kedua output adalah hasilkorelasi antara kedua variabel, yangmenghasilkan angka -0,047 dengan nilai

    probabilitas di atas 0,05 (lihat nilai signifikasioutput yang 0,717). Hal ini menyatakanbahwa korelasi antara rata-rata pendapatanpetani/mantan pemilik lahan sebelum dansesudah melepaskan tanah pertaniannyaadalah lemah dan tidak signifikan.Output bagian ketiga (Paired Sample Test)a. Hipotesis

    Hipotesis untuk kasus ini:Ho : D = 0 atau 1 - 2 = 0Kedua rata-rata populasi adalah identik(rata-rata pendapatan petani sebelumdan sesudah melepaskan tanahpertaniannya adalah sama/tidak berbedasecara nyata).

  • Jurnal ruang VOLUME 3 NOMOR 1 Maret 2011

    69Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako

    Ha : D 0 atau 1 - 2 > 0 atau 1 - 2 < 0Kedua rata-rata populasi adalah tidakidentik (rata-rata pendapatan petanisebelum dan sesudah melepaskan tanah

    pertaniannya adalah berbeda secaranyata).

    b. Pengambilan KeputusanDasar pengambilan keputusan:

    1) Berdasar perbandingan t_hitung dengan t_tabelDari output bagian ketiga (Paired Sample Test) diperoleh angka t_hitung = 4,283

    Dan dari tabel_t didapat angka = 1,9996

    Gambar 2. Perbandingan Perhitungan Paired Sample Test

    Karena t_hitung terletak pada daerahHo ditolak (D0 atau 1 > 2), maka bisadisimpulkan bahwa pendapatan petanisebelum melepaskan lahan pertaniannyatidak sama atau masih lebih tinggi jikadibandingkan dengan pendapatan merekasetelah melepaskan lahan pertaniannya.Dengan kata lain pendapatan petani tidakmengalami peningkatan antara sebelum dansesudah melepaskan tanah pertaniannya,yang terjadi justru berkurangnya bahkanhilangnya pendapatan petani.

    2) Berdasar nilai ProbabilitasTerlihat bahwa probabilitas (Sig. 2

    tailed) adalah 0,0000. Karena probabilitas