Metode Uji Untuk Analisis Saringan

download Metode Uji Untuk Analisis Saringan

of 10

Transcript of Metode Uji Untuk Analisis Saringan

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    1/24

     Standar Nasional Indonesia

    SNI ASTM C136:2012

     

    Metode uji untuk analisis saringanagregat halus dan agregat kasar

    (ASTM C 136-06, IDT)

    ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    2/24

     

    © BSN 2012 

    Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atauseluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen inibaik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

    BSNGd. Manggala WanabaktiBlok IV, Lt. 3,4,7,10.Telp. +6221-5747043Fax. +6221-5747045

    Email: [email protected]

    Diterbitkan di Jakarta 

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    3/24

    SNI ASTM C136:2012 

    i© BSN 2012 

    Daftar isi

    Daftar isi ..................................................................................................................................... i 

    Prakata ..................................................................................................................................... ii 

    Pendahuluan............................................................................................................................ iii 

    1  Ruang lingkup .................................................................................................................... 1 

    2   Acuan normatif ................................................................................................................... 1 

    3  Istilah dan definisi .............................................................................................................. 2 

    4  Ringkasan metode uji ........................................................................................................ 2 

    5   Arti dan kegunaan .............................................................................................................. 2 

    6  Peralatan ........................................................................................................................... 2 

    Pengambilan dan penyiapan contoh uji ............................................................................. 3 

    8  Cara uji .............................................................................................................................. 4 

    9  Perhitungan ....................................................................................................................... 7 

    10  Laporan .............................................................................................................................. 7 

    11  Ketelitian dan penyimpangan ............................................................................................ 7 

    12  Kata kunci .......................................................................................................................... 9 

    Lampiran A (informatif) Daftar penyimpangan teknis dan penjelasannya ............................. 10 

    Lampiran B (normatif) Contoh formulir pengujian .................................................................. 11 

    Lampiran C (informatif) Contoh isian formulir pengujian agregat campuran ......................... 12 

    Lampiran D (informatif) Contoh isian formulir pengujian agregat halus ................................. 13 

    Lampiran E (informatif) Contoh isian formulir pengujian agregat kasar ................................. 14 

    Lampiran F (informatif) Contoh perhitungan .......................................................................... 15 

    Tabel 1 - Berat minimum contoh uji agregat kasar .................................................................. 3 

    Tabel 2 - Jumlah contoh uji maksimum yang diizinkan tertahan pada saringan, kg ................ 5 

    Tabel 3 - Ketelitian ................................................................................................................... 8 

    Tabel 4 - Ketepatan data untuk benda uji 300 g dan 500 g ..................................................... 9 

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    4/24

    SNI ASTM C136:2012 

    ii  © BSN 2012 

    Prakata

    Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Metode uji untuk analisis saringan agregat halusdan agregat kasar  adalah revisi dari SNI 03-1968-1990, Metode Pengujian Tentang AnalisisSaringan Agregat Halus dan Kasar . Standar ini merupakan adopsi identik dari ASTM C 136-06 Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates. Revisidilakukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan beberapa kekurangan yang terdapatpada versi sebelumnya, yaitu perubahan judul, penambahan istilah dan definisi, persyaratandan ketentuan serta cara pengujian, penjelasan rumus, dan penambahan contoh formulirpengujian.

    Standar ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan danRekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melaluiGugus Kerja Jembatan dan Bangunan Pelengkap Jalan.

    Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Nomor :03:1:2007 dan dibahas pada forum rapat konsensus pada tanggal 29 Oktober 2009 diBandung oleh Subpantek dengan melibatkan para narasumber dan pakar dan lembagaterkait.

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    5/24

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    6/24

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    7/24

    SNI ASTM C136:2012 

    1 dari 16© BSN 2012 

    Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar

    1 Ruang lingkup

    1.1 Metode uji ini meliputi penentuan pembagian ukuran partikel agregat halus dan agregatkasar dengan penyaringan.

    1.2 Beberapa spesifikasi untuk agregat yang mengacu pada metode ini berisikanpersyaratan gradasi agregat halus ataupun agregat kasar, termasuk di dalamnya instruksi-instruksi untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar.

    1.3 Satuan angka yang dinyatakan pada unit Satuan Internasional (SI) sebagai standar.Satuan angka dalam kurung dibuat hanya untuk informasi. Spesifikasi ASTM E 11menggunakan ukuran saringan dengan satuan inci sebagai standar, tetapi pada metode uji

    ini ukuran saringan menggunakan satuan SI yang ekuivalen dengan satuan inci.

    1.4 Standar ini tidak mencakup semua keselamatan kerja dan kesehatan kerja.Keselamatan dan kesehatan kerja serta penentuan batasan penerapan aturan sebelumdigunakan menjadi tanggung jawab pengguna standar ini.

    2 Acuan normatif

    2.1 Standar ASTM

    C 117, Test Method for Materials Finer than 75- µm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates

    by Washing. 

    C 125, Terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates.

    C 637, Specification for Aggregates for Radiation-Shielding Concrete  (SNI 03-2457-1991,Metode pengujian agregat untuk beton penahan radiasi)

    C 670, Practice for Preparing Precision and Bias Statements for Test Methods forConstruction Materials  (SNI 03-6865-2002, Tata cara pelaksanaan program antarlaboratorium untuk penentuan presisi metode uji bahan dan konstruksi).

    C 702, Practice for Reducing Samples of Aggregate to Testing Size (SNI 13-6717-2002, Tatacara penyiapan benda uji dari contoh agregat). 

    D 75, Practice for Sampling Aggregates (SNI 03-6889-2002, Tata cara pengambilan contohagregat).

    E 11, Specification for Wire Cloth and Sieves for Testing Purposes  (SNI 03-6866-2002,Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan pengujian).

    2.2 Standar AASHTO

     AASHTO No. T 27, Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates  (SNI 03-1968-1990,Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar). 

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    8/24

    SNI ASTM C136:2012 

    2 dari 16 © BSN 2012 

    3 Istilah dan definisi

    3.1 Istilah dan definisi yang digunakan dalam metode ini mengacu kepada istilah-istilahyang terdapat dalam ASTM C 125.

    4 Ringkasan metode uji

    4.1 Contoh uji agregat kering dengan massa yang sudah diketahui dipisahkan melaluirangkaian saringan dengan bukaan yang semakin kecil untuk menentukan pembagianukuran partikel.

    5 Arti dan kegunaan

    5.1 Metode uji ini terutama digunakan untuk menentukan gradasi material berupa agregat.

    Hasil tersebut biasanya digunakan untuk menentukan pemenuhan ukuran distribusi partikeldengan syarat-syarat spesifikasi yang dapat dipakai dan untuk menyediakan data pentingdalam mengatur produksi dari berbagai macam agregat dan campuran yang mengandungagregat. Data tersebut dapat pula berguna khususnya yang terkait dengan porositas danpengepakan (porosity and packing).

    5.2 Ketelitian penentuan material yang lolos saringan 75 µm (No. 200) tidak dapat dicapaihanya dengan menggunakan metode ini. Untuk material yang lolos saringan 75 µm denganpencucian harus dilakukan sesuai dengan ASTM C 117.

    6 Peralatan

    6.1 Timbangan – Timbangan yang digunakan untuk pengujian agregat halus dan agregatkasar harus memiliki keterbacaan dan ketelitian sebagai berikut:

    6.1.1 Untuk agregat halus, pembacaan sampai 0,1 g dan ketelitian 0,1 g atau 0,1% darimassa uji, dipilih nilai yang lebih besar pada kisaran nilai yang digunakan.

    6.1.2 Untuk agregat kasar atau gabungan dari agregat halus dan agregat kasar,pembacaan dan ketelitian sampai 0,5 g atau 0,1% dari massa uji, dipilih nilai yang lebihbesar pada kisaran nilai yang digunakan.

    6.2 Saringan  −  Saringan harus terpasang pada rangka yang tersusun sedemikian

    sehingga dapat mencegah kehilangan material selama penyaringan. Saringan dan rangkastandar harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi ASTM E 11 (SNI 03-6866-2002).Rangka non-standar yang dapat digunakan harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi ASTM E 11. 

    CATATAN 1 – Disarankan menggunakan saringan dengan diameter lebih besar dari pada diameterstandar 203,2 mm (8 inci), untuk mengurangi kemungkinan beban berlebih dalam saringan padapengujian agregat kasar, lihat 8.3. 

    6.3 Pengguncang saringan mekanis  – Apabila digunakan saringan yang digerakkansecara  mekanis, saringan tersebut harus menghasilkan gerakan saringan yangmenyebabkan butiran memantul, berjatuhan atau berputar, bergerak tidak beraturan di atas

    permukaan saringan. Cara penyaringan harus sesuai dengan yang dijelaskan pada 8.4dalam jangka waktu tertentu. 

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    9/24

    SNI ASTM C136:2012 

    3 dari 16 © BSN 2012 

    CATATAN 2 – Disarankan menggunakan pengguncang saringan mekanis, apabila banyaknya contohuji 20 kg atau lebih, dan dapat digunakan untuk contoh uji yang lebih kecil, termasuk agregat halus.Kelebihan waktu (kurang lebih 10 menit) untuk mencapai penyaringan yang cukup dapatmengakibatkan degradasi pada contoh uji. Pengguncang saringan mekanis yang sama tidak bisadigunakan untuk semua ukuran contoh uji karena luasan penyaringan besar hanya digunakan untuk

    agregat kasar dengan ukuran nominal besar, apabila digunakan untuk contoh agregat kasar denganukuran kecil atau agregat halus, akan menyebabkan hilangnya sebagian contoh uji.

    6.4 Oven  – Oven yang digunakan harus memiliki ukuran yang sesuai dan dapat

    mempertahankan temperatur yang merata pada (110 ± 5 ) C.

    7 Pengambilan dan penyiapan contoh uji

    7.1 Pengambilan contoh uji agregat dilakukan sesuai dengan ASTM D 75 (SNI 03-6889-2002). Banyaknya berat contoh dari lapangan harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam ASTM D 75 (SNI 03-6889-2002) atau empat kali dari jumlah yang disyaratkan dalam 7.4 dan

    7.5 (kecuali seperti dimodifikasi dalam 7.6), diambil nilai yang lebih besar.

    7.2 Pengadukan contoh agregat dilakukan dengan seksama dan contoh uji tersebutdikurangi sampai jumlahnya sesuai untuk pengujian, menggunakan prosedur yang berlakudalam ASTM C 702 (SNI 13-6717-2002). Banyaknya contoh harus mendekati jumlah yangdibutuhkan dalam kondisi kering dan harus merupakan hasil akhir dari proses pengurangan.Pengurangan contoh sampai jumlah yang persis sebagaimana jumlah minimum yangditentukan tidak diizinkan.

    CATATAN 3  – Jika hanya untuk tujuan pengujian analisis saringan, termasuk menentukan materialyang lolos saringan 0,075 mm (No. 200), jumlah contoh uji dapat dikurangi di lapangan untukmenghindari jumlah berlebihan material yang dibawa ke laboratorium.

    7.3  Agregat halus – Jumlah contoh uji agregat halus setelah kering harus minimum 300 g.

    7.4  Agregat kasar – Jumlah contoh uji agregat kasar harus sesuai dengan Tabel 1:

    Tabel 1 - Berat minimum contoh u ji agregat kasar

    Ukuran nominal maksimumbukaan saringan

    Massa minimum contoh uji

    mm inci kg lb

    9,5 3/8 1 2

    12,5 1/2 2 4

    19,0 3/4 5 11

    25,0 1 10 22

    37,5 1½ 15 33

    50,0 2 20 44

    63,0 2½ 35 77

    75,0 3 60 130

    90,0 3 ½ 100 220

    100,0 4 150 330

    125,0 5 300 660

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    10/24

    SNI ASTM C136:2012 

    4 dari 16 © BSN 2012 

    7.5 Campuran agregat kasar dan agregat halus – banyaknya contoh uji campuran agregatkasar dan agregat halus harus sama dengan banyaknya contoh uji untuk agregat kasar padabutir 7.4.

    7.6 Contoh uji agregat kasar berukuran besar - banyaknya contoh uji yang diperlukan

    untuk agregat dengan ukuran nominal maksimum   50 mm harus sedemikian untukmencegah pengurangan contoh uji, kecuali menggunakan alat pemisah contoh dan alatpengguncang saringan mekanis. Sebagai alternatif, apabila peralatan tersebut tidak tersedia,daripada menggabungkan dan mencampurkan contoh uji tersebut kemudian mengurangicontoh lapangan lebih baik melakukan analisis saringan dengan jumlah yang kira-kira samadengan keperluan contoh uji sehingga total massanya sesuai dengan persyaratan dalam7.4.

    7.7  Apabila jumlah material lebih halus dari saringan ukuran 0,075 mm (No. 200) harusditentukan sesuai dengan ASTM C 117, sebagai berikut:

    7.7.1 Untuk agregat dengan ukuran nominal maksimum ≤ 12,5 mm (1/2 inci) atau kurang,contoh uji yang sama dapat digunakan untuk pengujian dengan ASTM C 117 dan metode ini.Pertama uji sesuai dengan ASTM C 117 sampai pekerjaan pengeringan, lalu lakukanpenyaringan kering contoh uji seperti yang ditetapkan pada 8.2 sampai dengan 8.7.

    7.7.2 Untuk agregat dengan ukuran nominal maksimum > 12,5 mm (1/2 inci), contoh ujitunggal boleh digunakan, seperti yang dijelaskan pada 7.7.1 atau contoh uji yang berbedaboleh digunakan ASTM C 117 dan metode ini.

    7.7.3  Apabila spesifikasi diperlukan untuk menentukan jumlah total material lolos saringanukuran 0,075 mm (No. 200) dengan pencucian dan penyaringan kering, gunakan proseduryang dijelaskan pada 7.7.1.

    8 Cara uji

    8.1 Keringkan contoh uji sampai massa tetap pada temperatur 110 ± 5 oC (230 ± 9 oF). 

    CATATAN 4  – Untuk keperluan kontrol, terutama bila hasil dibutuhkan segera, umumnya contoh ujiagregat kasar tidak perlu dikeringkan untuk pengujian analisis saringan. Hasilnya akan sedikitdipengaruhi oleh kadar air kecuali: (1) ukuran maksimum nominal lebih kecil dari12,5 mm (1/2 inci); (2)agregat kasar mengandung material yang lebih halus dari 4,75 mm (No. 4); atau (3) agregat kasarmemiliki peresapan yang tinggi (contohnya agregat ringan). Tanpa mempengaruhi hasil, contoh ujiboleh dikeringkan pada temperatur lebih tinggi dengan penggunaan hot-plates  dengan syarat uap

    tidak terperangkap sehingga tidak menghasilkan tekanan yang cukup untuk menghancurkan partikeldan temperatur tidak terlalu tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan secara kimiawi pada agregat.

    8.2 Saringan dipilih berdasarkan bukaan yang sesuai dengan bahan yang akan diuji untukmemberikan informasi yang diperlukan dalam spesifikasi. Saringan-saringan tambahandapat digunakan jika diperlukan untuk memberikan informasi lain, seperti modulus kehalusanatau untuk mengatur jumlah material dari suatu saringan tertentu. Saringan disusun denganurutan dari atas ke bawah, dengan saringan yang memiliki bukaan lebih besar ditempatkandi bagian atas dan menempatkan contoh uji di bagian atas saringan. Saringan diguncangkandengan cara manual atau menggunakan peralatan mekanis dengan waktu yang cukup,dengan cara coba-coba atau mengukur contoh uji yang nyata, untuk memenuhi kriteriakecukupan penyaringan, sebagaimana dijelaskan pada 8.4. 

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    11/24

    SNI ASTM C136:2012 

    5 dari 16 © BSN 2012 

    8.3 Jumlah contoh uji pada saringan dibatasi sehingga semua butiran mempunyaikesempatan untuk mencapai bukaan saringan selama waktu pelaksanaan penyaringan.Untuk saringan dengan bukaan saringan lebih kecil dari 4,75 mm (No. 4), jumlah yangtertahan pada setiap saringan pada akhir proses penyaringan tidak boleh melebihi 7 kg/m 2 dari luas permukaan saringan (lihat Catatan 5). Untuk saringan dengan bukaan saringanukuran 4,75 mm (No. 4) atau lebih besar, jumlah contoh uji yang tertahan pada saringandalam kg tidak melebihi dari 2,5 kali [bukaan saringan, mm x (luas penyaringan efektif m 2)]yang ditunjukkan pada Tabel 2 untuk lima tipe ukuran bingkai saringan yang umumdigunakan. Jumlah material pada saringan dibatasi sehingga jumlah yang tertahan tidakboleh menyebabkan perubahan permanen pada kain saringan. 

    Tabel 2  - Jumlah contoh uji maksimum yang diizinkan tertahan pada saringan, kg

    Bukaansaringan

    mm

    Dimensi nominal saringana 

    203,2 mm 254 mm304,8mm

    (350 x350)

    (372 x580)

    Diameter b

      Diameter b

    Diameter b

    mm mmLuas bidang penyaringan, m2 

    0,0285 0,0457 0,0670 0,1225 0,2158

    125 c c c c 67,4100 c c c 30,6 53,990 c c 15,1 27,6 48,575 c 8,6 12,6 23,0 40,563 c 7,2 10,6 19,3 34,050 3,6 5,7 8,4 15,3 27,0

    37,5 2,7 4,3 6,3 11,5 20,225,0 1,8 2,9 4,2 7,7 13,519,0 1,4 2,2 3,2 5,8 10,2

    12,5 0,89 1,4 2,1 3,8 6,79,5 0,67 1,1 1,6 2,9 5,1

    4,75 0,33 0,54 0,80 1,5 2,6

    Perhitungan Jumlah contoh uji maksimum yang diizinkan tertahan padasaringan diperhitungkan dengan 2,5 x [bukaan saringan,mm x (luas efektifbidang saringan, m

    2)] dalam satuan kg.

     

    a Dimensi bingkai saringan dalan satuan inci: diameter 8,0 inci.; diameter 10,0inci.; diameter 12,0 inci.; 13,8 x 13,8 inci (nominal 14 inci x 14 inci); 14,6 incix 22,8 inci (nominal 16 inci x 24 inci).

    b  Bidang saringan lingkaran didasarkan pada diameter efektif 12,7 mm (1/2inci) kurang dari diameter nominal bingkai karena M 92 mengizinkan perekatantara kain saringan dan bingkai sampai 6,35 mm (1/4 inci) melebihi kain

    saringan. Diameter efektif penyaringan untuk diameter bingkai saringan203,2 mm (83,0 inci) adalah diameter bingkai saringan 190,5 mm (7,5 inci).Pada beberapa produk saringan perekatnya mungkin tidak penuh 6,35 mm(1/4 inci).

    c Menandai saringan yang memiliki kurang dari lima bukaan penuh yang tidak

    boleh digunakan untuk pengujian saringan.

    8.3.1  Adanya material berlebih di atas setiap saringan harus dihindari dengan caramengikuti salah satu dari metode berikut ini:

    8.3.1.1 Satu saringan tambahan disisipkan dengan ukuran bukaan di antara saringan yangberlebih dan saringan di atasnya, dalam susunan saringan semula.

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    12/24

    SNI ASTM C136:2012 

    6 dari 16 © BSN 2012 

    8.3.1.2 Contoh uji dipisahkan menjadi dua bagian atau lebih, penyaringan setiap bagiandilakukan secara terpisah. Jumlah dari beberapa bagian yang tertahan pada satu saringantertentu digabungkan sebelum menghitung persentase contoh uji.

    8.3.1.3 Menggunakan saringan-saringan yang memiliki ukuran bingkai lebih besar danmemiliki bidang penyaringan yang lebih besar.

    CATATAN 5  – 7 kg/m2  setara dengan 200 g untuk saringan dengan diameter 203,2 mm (8 inci)(dengan permukaan efektif penyaringan berdiameter 190,5 mm (7,5 inci).

    8.4 Lanjutkan penyaringan dengan waktu secukupnya sehingga setelah selesai tidak lebihdari 1% massa total contoh uji yang tertahan pada setiap saringan selama 1 menit denganpenyaringan manual secara terus menerus yang dilakukan sebagai berikut: Pegang setiapsaringan yang telah dilengkapi pan dan penutup dengan posisi agak miring dengan satutangan. Ketuk sisi dari saringan dengan keras ke arah tangan yang satunya dengankecepatan sekitar 150 kali per menit, putar saringan sekitar 1/6 putaran pada setiap interval

    sekitar 25 kali. Dalam menentukan penyaringan yang memadai untuk ukuran saringan lebihbesar dari 4,75 mm (No.4), batasi contoh uji pada saringan dalam satu lapisan partikel. Jikaukuran susunan saringan penguji membuat gerakan penyaringan tidak praktis, gunakansaringan dengan diameter 203 mm (8 inci) untuk memverifikasi penyaringan yang memadai. 

    8.5 Untuk campuran agregat kasar dan agregat halus, bagian contoh uji yang lebih halusdari saringan 4,75 mm (No.4) dapat didistribusikan menjadi dua atau lebih susunansaringan-saringan untuk mencegah muatan berlebih pada setiap saringan. 

    8.5.1 Cara lain, jumlah bagian yang lebih halus dari saringan 4,75 mm (No.4) dapatdikurangi dengan menggunakan pemisah contoh uji mekanis menurut metode ASTM C 702.Jika langkah kerja ini diikuti, massa setiap ukuran dari contoh uji awal dapat dihitung sebagai

    berikut : 

    Bx

    2W

    1W

     A   ……………………………………………………………………………….. (1)

    Keterangan: A  adalah massa setiap ukuran pada jumlah contoh uji total;W1  adalah massa setiap fraksi yang lolos saringan 4,75 mm (No.4);W2  adalah massa bagian yang berkurang pada contoh uji lolos saringan 4,75 mm (No.4)

    yang disaring, danB  adalah jumlah massa agregat halus dari agregat gabungan.

    8.6 Jika tidak menggunakan pengguncang saringan mekanis, untuk partikel yang lebih

    besar dari 75 mm (3 inci) dapat dilakukan penyaringan tangan, dengan menentukan bukaansaringan terkecil sampai setiap partikel bisa lolos. Dimulai dengan menggunakan saringanpaling kecil. Memutar partikel-partikel, jika diperlukan, untuk menentukan apakah partikellolos melalui bukaan tertentu. Bagaimanapun, jangan memaksa partikel-partikel untuk lolosmelalui satu bukaan. 

    8.7 Tentukan massa contoh uji tertahan pada setiap saringan dengan menggunakantimbangan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam 5.1 denganketelitian 0.1% dari jumlah total contoh uji kering. Massa total contoh uji setelah penyaringanharus mendekati massa awal dari contoh uji yang ditempatkan pada saringan. Jikaperbedaan lebih dari 0,3% massa awal contoh uji kering, hasilnya tidak boleh digunakanuntuk syarat penerimaan. 

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    13/24

    SNI ASTM C136:2012 

    7 dari 16 © BSN 2012 

    8.8 Jika contoh uji sebelumnya telah diuji dengan Metode Uji C 117, tambahkan massalolos saringan 75 µm (No. 200) sesuai dengan metode tersebut kepada massa yang lolossaringan 75 µm (No. 200) dengan penyaringan kering dari contoh uji yang sama padametode ini. 

    9 Perhitungan

    9.1 Persentase lolos, persentase total tertahan, atau persentase dalam berbagai fraksidihitung sampai mendekati 0,1% berdasarkan massa awal dari total contoh uji kering. Jikacontoh uji yang sama telah diuji dengan metode C 117 terlebih dahulu, termasuk massamaterial lolos saringan 0,075 mm (No. 200) dengan pencucian dalam perhitungan analisissaringan dan gunakan massa total contoh uji sebelum pencucian dalam metode uji C 117sebagai dasar untuk perhitungan semua persentase.

    9.1.1  Apabila contoh diuji sesuai butir 7.6, massa dari bagian yang tertahan pada setiap

    saringan dijumlahkan total dan gunakan massa tersebut untuk memperhitungkan persentasesesuai butir 9.1.

    9.2  Apabila diperlukan, modulus kehalusan dihitung dengan menjumlahkan akumulasipersentase bahan dari contoh uji tertahan dari saringan 0,150 mm (No.100), 0,300 mm(No.50), 0,600 mm (No.30), 1,18 mm (No.16), 2,36 mm (No.8), 4,75 mm (No.4), 9,6 mm (No.3/8 inci), 19,0 mm (No. 3/4 inci), 37,5 mm (No. 1½ inci), 75 mm (No. 3 inci), 150 mm (No. 6inci), dan jumlahnya dibagi dengan 100.

    10 Laporan

    10.1 Tergantung pada format dari spesifikasi yang digunakan untuk pengujian bahan,laporan harus meliputi salah satu dari berikut ini:

    10.1.1 Persentase total dari material yang lolos setiap saringan.

    10.1.2 Persentase total material yang tertahan pada setiap saringan.

    10.1.3 Persentase material yang tertahan antara saringan-saringan yang berurutan.

    10.2 Laporkan persentase sampai mendekati angka bulat, kecuali jika persentase yanglolos dari saringan 0,075 mm (No. 200) kurang dari 10% harus dilaporkan sampai mendekati0,1%.

    10.3 Laporkan modulus kehalusan, jika diperlukan, sampai mendekati 0,01.

    11 Ketelitian dan penyimpangan

    11.1 Ketelitian, estimasi ketelitian pada metode uji ini tercantum pada Tabel 3. Estimasitersebut berdasarkan hasil dari AASHTO Materials Reference Laboratory Proficiency SampleProgram, dengan dilakukan pengujian yang menggunakan metode uji ASTM C 136 danmetode uji AASHTO T 27. Data hasil uji berdasarkan analisis dari 65 laboratorium sampai233 laboratorium yang diuji 18 pasang contoh uji profisiensi agregat kasar dan hasil uji dari74 laboratorium sampai 222 laboratorium yang diuji 17 pasang contoh uji profisiensi agregathalus (Contoh uji No.21 sampai No.90). Nilai pada tabel diberikan untuk hasil yang berbedadari total persentase agregat yang lolos saringan.

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    14/24

    SNI ASTM C136:2012 

    8 dari 16 © BSN 2012 

    11.1.1 Nilai ketelitian untuk agregat halus pada Tabel 3 berdasarkan contoh uji nominal500 g. Revisi metode uji tahun 1994 mengizinkan minimum 300 g untuk contoh uji agregathalus. Analisis hasil pengujian contoh uji 300 g dan 500 g dari uji profisiensi agregat dengan99 contoh uji dan 100 contoh uji (99 contoh uji dan 100 contoh uji hampir sama) dihasilkannilai ketelitian pada Tabel 4, yang menunjukkan sedikit perbedaan mengenai ukuran contohuji.

    CATATAN 6 - Nilai untuk agregat halus pada Tabel 3 akan direvisi, yang menunjukkan ukuran contohuji 300 g jika jumlah uji profisiensi agregat telah dilakukan dengan ukuran contoh uji untukmendapatkan data yang akurat.

    Tabel 3 - Ketelit ian

    Presentasi total dari bahanyang lolos saringan

    Deviasi standar(1s),%

     A 

    Rentang yang dapatditerima dari duahasil uji (d2s), %

     A 

     Agregat kasar.B 

    Ketelitian Tunggal

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    15/24

    SNI ASTM C136:2012 

    9 dari 16 © BSN 2012 

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    16/24

    SNI ASTM C136:2012 

    10 dari 16 © BSN 2012 

    Lampiran A(informatif)

    Daftar penambahan lampi ran dan penjelasannya

    Uraian / Pasal/Sub Pasal ASTM C 136-06 SNI ASTM C 136:2012

    Temperatur Dalam satuan C dan F Dalam satuan C

    Contoh formulir pengujian(Lampiran B)

    Tidak tercantum contohformulir pengujian

    Tercantum contoh formulirpengujian

    Contoh isian formulirpengujian agregatcampuran (Lampiran C)

    Tidak tercantum contoh isianformulir pengujian agregatcampuran

    Tercantum contoh isianformulir pengujian agregatcampuran

    Contoh isian formulirpengujian agregat halus(Lampiran D)

    Tidak tercantum contoh isianformulir pengujian agregathalus

    Tercantum contoh isianformulir pengujian agregathalus

    Contoh isian formulirpengujian agregat kasar(Lampiran E)

    Tidak tercantum contoh isianformulir pengujian agregatkasar

    Tercantum contoh isianformulir pengujian agregatkasar

    Contoh perhitungan(Lampiran F)

    Tidak tercantum contohperhitungan (Lampiran F)

    Tercantum contohperhitungan (Lampiran F)

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    17/24

    SNI ASTM C136:2012 

    11 dari 16 © BSN 2012 

    Lampiran B(normatif)

    Contoh formulir pengujian

    Instansi penguji

    No. pengujian :

    Jenis contoh :

    Jumlah contoh :

    Diterima tanggal :

    Diuji tanggal :

    Diuji oleh :

    Diperiksa oleh :

    Pengujian dilaksanakan sesuai dengan metode uji SNI ..................

    SaringanMassa

    tertahanJumlahtertahan

    Persentase kumulatif(%)

    Spesifikasi

    mm (inci)Gram

    (a)Gram

    (b)Tertahan

    (c)Lewat

    (d)

    76,2 mm (3 inci)

    63,5 mm (2 ½ inci)

    50,8 mm (2 inci)

    36,1 mm (1 ½ inci)

    25,4 mm (1 inci)

    19,1 mm (¾ inci)

    12,7 mm (½ inci)

    9,52 mm (3/8 inci)

    4,75 mm (No. 4)

    2,36 mm (No. 8)

    1,18 mm (No. 16)

    0,6 mm (No. 30)

    0,3 mm (No. 50)

    0,15 mm (No. 100)

    0,075 mm (No. 200)

    Pan

    Modulus kehalusan :

    …………..,…...………………….Mengetahui,

    Penyelia Teknisi laboratorium

    ( ) ( )

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    18/24

    SNI ASTM C136:2012 

    12 dari 16 © BSN 2012 

    Lampiran C(informatif)

    Contoh isian formulir pengujian agregat campuran

    No. pengujian :

    Jenis contoh : Agregat Campuran

    Jumlah contoh : 10 kg

    Diterima tanggal : 17 Maret 2009

    Diuji tanggal : 18 Maret 2009

    Diuji oleh : Budi Subrata

    Diperiksa oleh : Penyelia Laboratorium

    Pengujian dilaksanakan sesuai dengan metode uji SNI ASTM C136:2012.

    SaringanMassa

    tertahanJumlahtertahan

    Persentase kumulatif(%)

    Spesifikasi

    mm (inci)Gram

    (a)Gram

    (b)Tertahan

    (c)Lolos

    (d)

    76,2 mm (3 inci) - - - -

    63,5 mm (2 ½ inci) - - - -50,8 mm (2 inci) - - - -

    36,1 mm (1 ½ inci) - - 0,00 100,00

    25,4 mm (1 inci) 371,00 371,00 3,71 96,29

    19,1 mm (¾ inci) 154,00 525,00 5,25 94,75

    12,7 mm (½ inci) 4 158,00 4 683,00 46,83 53,17

    9,52 mm (3/8 inci) 1 758,26 6 441,26 64,41 35,59

    4,75 mm (No. 4) 1 189,74 7 631,01 76,31 23,69

    2,36 mm (No. 8) 502,22 8 133,22 81,33 18,67

    1,18 mm (No. 16) 501,13 8 634,36 86,34 13,66

    0,6 mm (No. 30) 472,39 9 106,75 91,07 8,93

    0,3 mm (No. 50) 404,05 9 510,80 95,11 4,89

    0,15 mm (No. 100) 316,73 9 827,53 98,28 1,720,075 mm (No. 200) 131,25 9 958,78 99,59 0,41

    Pan 41,22 10 000,00 100,00 0,00

    Modulus kehalusan :  6,49 

    Bandung, 19 Maret 2009

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATANJl. A. H. Nasution No. 264, Kotak Pos 2 Ujungberung Bandung 40294 – Tlp. (022) 7802251, Fax. (022) 7802726 e-mail : [email protected]

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    19/24

    SNI ASTM C136:2012 

    13 dari 16 © BSN 2012 

    Lampiran D(informatif)

    Contoh isian formulir pengujian agregat halus

    No. pengujian :

    Jenis contoh : Agregat Halus

    Jumlah contoh : 500 gramDiterima tanggal : 22 Juni 2009

    Diuji tanggal : 23 Juni 2009

    Diuji oleh : Budi Subrata

    Diperiksa oleh : Penyelia Laboratorium

    Pengujian dilaksanakan sesuai dengan metode uji SNI ASTM C136:2012.

    SaringanMassa

    tertahanJumlahtertahan

    Persentase kumulatif(%)

    Spesifikasi

    mm (inci)Gram

    (a)Gram

    (b)Tertahan

    (c)Lolos

    (d)

    76,2 mm (3 inci)

    63,5 mm (2 ½ inci)

    50,8 mm (2 inci)

    36,1 mm (1 ½ inci)

    25,4 mm (1 inci)

    19,1 mm (¾ inci)

    12,7 mm (½ inci)

    9,52 mm (3/8 inci) 0 100

    4,75 mm (No. 4) 23 23 4,6 95,4

    2,36 mm (No. 8) 67 90 18 82

    1,18 mm (No. 16) 72 162 32,4 67,60,6 mm (No. 30) 88 250 50 50

    0,3 mm (No. 50) 167 417 83,4 16,6

    0,15 mm (No. 100) 60 477 95,4 4,6

    0,075 mm (No. 200) 16 493 98,6 1,4

    Pan 7 500 100 0

    Modulus kehalusan :  2,84 

    Bandung, 24 Juni 2009

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATANJl. A. H. Nasution No. 264, Kotak Pos 2 Ujungberung Bandung 40294 – Tlp. (022) 7802251, Fax. (022) 7802726 e-mail : [email protected]

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    20/24

    SNI ASTM C136:2012 

    14 dari 16 © BSN 2012 

    Lampiran E(informatif)

    Contoh isian formulir pengujian agregat kasar

    No. pengujian :

    Jenis contoh : Agregat Kasar

    Jumlah contoh : 10 kg

    Diterima tanggal : 22 Juni 2009

    Diuji tanggal : 23 Juni 2009

    Diuji oleh : Budi Subrata

    Diperiksa oleh : Penyelia Laboratorium

    Pengujian dilaksanakan sesuai dengan metode uji SNI ASTM C136:2012.

    SaringanMassa

    tertahanJumlahtertahan

    Persentase kumulatif(%)

    Spesifikasi

    mm (inci)Gram

    (a)Gram

    (b)Tertahan

    (c)Lolos

    (d)

    76,2 mm (3 inci)

    63,5 mm (2 ½ inci)

    50,8 mm (2 inci)

    36,1 mm (1 ½ inci) 0 100

    25,4 mm (1 inci) 211,3 211,3 2,11 97,89

    19,1 mm (¾ inci) 2850 3061,3 30,61 69,39

    12,7 mm (½ inci) - - - -9,52 mm (3/8 inci) 4832,6 7893,9 78,94 21,06

    4,75 mm (No. 4) 1961,1 9855 98,55 1,45

    2,36 mm (No. 8) - 100 0

    1,18 mm (No. 16) - 100 0

    0,6 mm (No. 30) - 100 0

    0,3 mm (No. 50) - 100 0

    0,15 mm (No. 100) - 100 0

    0,075 mm (No. 200) - 100 0

    Pan 145 10.000 100 0

    Modulus kehalusan :  7,10 

    Bandung, 24 Juni 2009

    DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN

    Jl. A. H. Nasution No. 264, Kotak Pos 2 Ujungberung Bandung 40294 – Tlp. (022) 7802251, Fax. (022) 7802726 e-mail : [email protected]

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    21/24

    SNI ASTM C136:2012 

    15 dari 16 © BSN 2012 

    Lampiran F(informatif)

    Contoh perhitungan

    F.1 Perhitungan dengan rumus

    Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada formulir pengujian (Lampiran A) diperolehmassa total contoh uji lolos saringan 4,75 mm (No.4) sebanyak 2368.99 gram (B). Untukmenghindari material berlebih di atas saringan, 6.4.4.5 diberlakukan. Benda uji dikurangidengan menggunakan pemisah contoh uji mekanis hingga didapatkan contoh uji sesuai 5.3.sebanyak 300 gram (W2). Dari hasil penyaringan diperoleh data sebagai berikut:

    SaringanMassa tertahan

    setelah penguranganMassa tertahan awal

    mm (inci) Gram Gram

    W1 A

    76,2 mm (3 inci) -63,5 mm (2 ½ inci) - -

    50,8 mm (2 inci) - -

    36,1 mm (1 ½ inci) - -

    25,4 mm (1 inci) - -

    19,1 mm (¾ inci) - -

    12,7 mm (½ inci) - -

    9,52 mm (3/8 inci) - -

    4,75 mm (No. 4) - -

    2,36 mm (No. 8) 63,60 502,22

    1,18 mm (No. 16) 63,46 501,13

    0,6 mm (No. 30) 59,82 472,390,3 mm (No. 50) 51,17 404,05

    0,15 mm (No. 100) 40,11 316,73

    0,075 mm (No. 200) 16,62 131,25

    Pan 5,22 41,22

    BxW

    W A

    2

    1  

    Keterangan: A  adalah berat setiap ukuran pada jumlah contoh uji total;W1  adalah berat setiap fraksi lolos saringan 4,75 mm (No.4);W2  adalah berat bagian yang berkurang contoh uji lolos saringan 4,75 mm

    (No.4) yang disaring;B  adalah jumlah berat agregat halus dari agregat gabungan.

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    22/24

    SNI ASTM C136:2012 

    16 dari 16 © BSN 2012 

    F.2 Perhitungan modulus kehalusan

    Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada formulir pengujian Lampiran C diperolehmodulus kehalusan agregat campuran sebagai berikut.

    Modulus kehalusan agregat campuran:

    0+3,71+5,25+46,83+64,41+76,31+81,33+86,34+91,07+95,11+98,28=

    100

    648,64= = 6,49

    100 

    Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada formulir pengujian Lampiran D diperoleh

    modulus kehalusan agregat halus sebagai berikut.

    Modulus kehalusan agregat halus:

    0+4,6+18+32,4+50+83,4+95,4=

    100

    283,80= = 2,84

    100 

    Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat pada formulir pengujian Lampiran E diperolehmodulus kehalusan agregat kasar sebagai berikut.

    Modulus kehalusan agregat kasar :

    2,11+30,61+78,94+98,55+100+100+100+100+100=

    100

    710,21= = 7,10

    100 

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    23/24

     

  • 8/20/2019 Metode Uji Untuk Analisis Saringan

    24/24

    BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN

    Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270

    Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : [email protected]