Metode Sederhana Menghitung Arus Hubungan Singkat

6
Metode Sederhana Menghitung Arus Hubungan Singkat (Short Circuit) - Analisia Short Circuit Current (Arus Hubungan Singkat) bertujuan untuk menentukan besarnya arus hubungan pendek yang dapat timbul pada suatu sistim tenaga listrik, sehingga mampu memberikan aksi terhadap perbandingan besarnya arus yang lewat pada suatu sistim dengan rating ketahanan peralatan didalam sistim tersebut melalui suatu alat proteksi arus lebih (Over Current Protection Device) sehingga terhindar dari arus yang dapat merusaknya . Hubungan Singkat (Short Circuit) dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen dan peralatan dalam sistim distribusi daya. Perhitungan dan analisa yang mendalam perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan besarnya arus hubungan singkat yang dapat timbul pada sebuah sistim distribusi sehingga dapat dilakukan pencegahan melalui pengaturan setting pada alat proteksi arus lebih dan juga pemilihan peralatan atau komponen listrik yang akan digunakan dengan menyesuaikan rating ketahanannya terhadap arus hubugnan singkat disesuaikan dengan hasil analisa dan perhitungan Arus Hubungan Singkat. Dalam melaksanakan metode sederhana ini, ada beberapa data yang diperlukan untuk menghitung arus hubungan singkat dan biasanya data- data tersebut terdapat pada nameplate peralatan ataupun dokumen yang menyertai peralatan tersebut. Nilai Impedansi Transformator Tiga Phasa, untuk perhitungan arus lebih pada transformator Nilai reaktansi motor induksi dan motor sinkron, untuk perhitungan arus lebih pada motor induksi dan motor sinkron Nilai MVA jaringan, untuk perhitungan hubungan singkat pada sistim distribusi. Berdsarkan jumlah kutub (pole) pada motor sinkron dan tegangan pada motor induksi, nilai reaktansi untuk tiap-tiap peralatan tersebut adalah : Tipe Mesin Listrik X'' Subtransient Salient Pole Generator 12 Pole 0,16

description

a

Transcript of Metode Sederhana Menghitung Arus Hubungan Singkat

Metode Sederhana Menghitung Arus Hubungan Singkat (Short Circuit)- Analisia Short Circuit Current (Arus Hubungan Singkat) bertujuan untuk menentukan besarnya arus hubungan pendek yang dapat timbul pada suatu sistim tenaga listrik, sehingga mampu memberikan aksi terhadap perbandingan besarnya arus yang lewat pada suatu sistim dengan rating ketahanan peralatan didalam sistim tersebut melalui suatu alat proteksi arus lebih (Over Current Protection Device) sehingga terhindar dari arus yang dapat merusaknya .

Hubungan Singkat (Short Circuit) dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen dan peralatan dalam sistim distribusi daya. Perhitungan dan analisa yang mendalam perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan besarnya arus hubungan singkat yang dapat timbul pada sebuah sistim distribusi sehingga dapat dilakukan pencegahan melalui pengaturan setting pada alat proteksi arus lebih dan juga pemilihan peralatan atau komponen listrik yang akan digunakan dengan menyesuaikan rating ketahanannya terhadap arus hubugnan singkat disesuaikan dengan hasil analisa dan perhitungan Arus Hubungan Singkat.

Dalam melaksanakan metode sederhana ini, ada beberapa data yang diperlukan untuk menghitung arus hubungan singkat dan biasanya data-data tersebut terdapat pada nameplate peralatan ataupun dokumen yang menyertai peralatan tersebut. Nilai Impedansi Transformator Tiga Phasa, untuk perhitungan arus lebih pada transformator Nilai reaktansi motor induksi dan motor sinkron, untuk perhitungan arus lebih pada motor induksi dan motor sinkron Nilai MVA jaringan, untuk perhitungan hubungan singkat pada sistim distribusi.

Berdsarkan jumlah kutub (pole) pada motor sinkron dan tegangan pada motor induksi, nilai reaktansi untuk tiap-tiap peralatan tersebut adalah :Tipe Mesin ListrikX'' Subtransient

Salient Pole Generator 12 Pole0,16

Salient Pole Generator 12 Pole0,21

Motor Induksi diatas 600 V0,17

Motor Induksi dibawah 600 V0,25

Perhitungan sederhana untuk menentukan besarnya arus hubungan singkat tersebut adalah sbb :

- Arus Hubungan Singkat Pada TransformatorSetiap transformator memiliki nilai impedansi dalam "%" yang tertera pada papan nama (name plate) transformator tersebut. Nilai itu adalah nilai hasil pengujian transformotor tersebut saat setelah diproduksi.

Sekilas mengenai cara menentukan nilai impedansi transforamtorProses pengujiannya secara garis besar adalah sebagai berikut : sebuah voltmeter terhubung ke sisi primer transformator dan pada sisi sekunder terminal 3 -Phase digabung (hubungsingkat antar ketiga phas) dan sebuah ampere meter dipasang pada sisi sekunder untuk membaca nilai arus yang mengalir pada saat terjadinya hubungan singkat tersebut.

Kemudian tegangan disisi primer dinaikan secara bertahap sampai arus beban penuh pada sisi sekunder tercapai (terbaca pada ampere meter).Jadi, apabila pada name plate tertulis data sebagai berkut :13,8KV 1000KVA - 480Y/277V dengan impedansi 5,75%Arus Beban Penuh transformator (FLA - Full Load Ampere) pada sisi sekunder adalah : FLA = KVA / 1,73 x L - L (sekunder)KV FLA = 1000 / 1,732 x 0,48 FLA = 1202,85 A

Pada saat arus disisi sekunder telah mencapai arus beban penuh (1202 A), dilakukan pencatatan nilai tegangan pada sisi primer. Dalam hal ini, misalkan nilai tegangan yang terbaca disisi primer saat arus disisi sekunder telah mencapai arus beban penuh adalah sebesar 793,5 V.Sehingga persentase nilai impedansi transformator tersebut adalah : Z = 793,5 / 13800 = 0,0575Sehingga % impedansi menjadi : % Z = 0.0575 x 100 = 5,75 %

Kembali ke pokok masalah mengenai gangguan pada transfrmator, gangguan tiga phasa pada sisi sekunder transformator maka besarnya arus gangguan maksimum yang dapat mengalir melalui trafo menjadi : 100 / 5,75 kali FLA tranformator , atau 17,39 x 1202 = 20.903 A

Perhitungan cepat ini dapat membantu dalam menentukan arus gangguan pada sisi sekunder transformator untuk tujuan pemilihan alat proteksi arus lebih yang tepat. Disamping itu, dengna mengetahui besarnya arus gangguan pada transformator, kita bisa menentukan berapa besar ketahanan KA peralatan Main Switch (circuit Breaker) yang harus dipasang. Dalam hal ini, peralatan main switch yang harus dipasang harus yang memiliki ketahanan arus yang lebih besar dari 21.000 A.

Short Circuit (Arus hubungan Singkat) Pada Transformator -BesarnyaArus hubungan singkat (Short Circuit Current) pada sebuah jaringan listrik dipengaruhi oleh jenis peralatan listik yang dipasang pada jaringan tersebut, seperti : generator, transformator, motor dll.

Untuk menetukan besarnya arus hubungan singkat (short circuit current) pada sebuah transformator , terlebih dahulu kita harus mengetahui besarnya tegangan terminal pada saat short circuit tersebut timbul (Usc %).

Nilai Usc% dapat diketahui melalui pengujian hubungan singkat pada terminal trafo sbb :

1. Ketika transformator di-energize, tegangan V input = 0 Volt2. Terminal disisi sekunder dihubungsingkatkan (short circuit)3. Naikan teganan V Input dengan mengatur potensiometer, sampai arus yang terbaca pada Ampermeter disisi sekunder mencapai I rate.Tegangan yang V input yang terbaca pada volt meter = Usc

Dikarenakan Isc (Arus hubngan singakt) dalam satuan kA, maka Isc didapat dari perhitungan :

Isc = Ir/Usc

Contoh perhitungan :Sebuah transformator 20 MVA, dengan tegangan terminal 10 kV, dan Usc = 10% dengan impedansi jaringan infinite, maka arus short circuit pada transformator tersebut adalah : Ir = Sr / 1.732 . Vno-load = 20000 / (1.732 . 10) = 1150 A Isc = Ir / Usc = 1150 / 10% = 11500 A = 11.5 kAJadi untuk transformator diatas besar short circuitnya adalah : 11.5 kA

Rumus Arus Hubung Singkat dan Arus Beban Penuh pada TrafodistribusiPosted on30 September 2012 byEndi Sopyandi

dimana:IFL= Arus beban penuh (Ampere)S = Daya Kompleks 3 phasa (VA)V= Tegangan phasa to phasa (volt)ISc = Arus hubung singkat (Ampere)Kva = daya kompleks dalam satuan kilokv =tegangan phasa to phasa dalam satuan KiloLike this: