metode pengantar geologi

download metode pengantar geologi

of 34

description

Including the explanation of several metods in geological research.

Transcript of metode pengantar geologi

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    1/34

    TUGAS 5

    BERAGAM METODE PEROLEHAN DATA GEOLOGI

    I. PETROGRAFI

    Pada analisa batuan secara petrografis ini dilakukan untuk menganalisa mineral-mineral yang

    terkandung didalam batuan yang kenampakannya tidak bisa dilihat dengan mata biasa sehingga

    dilakukan pendeskripsian batuan secara petrografis menggunakan alat bantu mikroskop

    polarisasi. Pada analisa yang dilakukan semuanya hampir sama dengan analisa batuan secara

    megaskopis, yang membedakan disini adalah menggunakan alat bantu mikroskop, sehingga hasil

    yang didapat pun jauh lebih baik dan valid. Setiap mineral memiliki system kristalnya masing

    masing dan setiap system kristal memiliki sumbu kristal walaupun sudut yang dibentuk oleh

    masing-masing sumbu kristal antara system kristal yang satu dan yang lain berbeda. Untuk itu

    setiap mineral memiliki sifat optis tertentu. Analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat-

    sifat fisik (tekstur dan komposisinya) serta perilaku mineral-mineral penyusun dalam batuan

    (beku, sedimen dan metamorf) tersebut tidak dapat diamati secara megaskopis. Jadi mineralogi

    optis dan petrografi adalah suatu metode yang sangat mendasar dalam mendukung pembelajaran

    dan analisis data geologi.

    Alat yang digunakan disebut mikroskop terpolarisasi, karena cahaya yang digunakan pada

    mikroskop akan terpolarisasi oleh polarisator sehingga pada saat cahaya melalui suatu mineral

    akan menunjukan interferensi warna hasil pembiasan oleh struktur kristal pada mineral tersebut.

    Ada beberapa jenis mikroskop polarisasi, yaitu binokuler, trilokuler, baik non-digital maupun

    yang digital. Gambar 1 menunjukan bagian dari mikroskop polarisasi.

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    2/34

    Gambar 1 menunjukan bagian dari mikroskop polarisasi.

    Pengamatan Nikol Sejajar

    Setiap mineral memiliki sistem kristalnya masing-masing: isometrik (sumbu a = sumbu b =

    sumbu c;

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    3/34

    2. Ketembusan Cahaya / Transparansi

    Berdasar atas sifatnya terhadap cahaya, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

    Mineral yang tembus cahaya / transparent. Mineral tembus cahaya dapat dibagi menjadi

    dua jenis yaitu mineral berwarna dan mineral tidak berwarna

    Mineral tidak tembus cahaya / mineral opak / mineral kedap cahaya. Di bawah

    ortoskop semua mineral kedap cahaya tampak sebagai butiran yang gelap/hitam. Mineral

    jenis ini tidak dapat dideskripsikan dengan mikroskop polarisasi, dan dapat dipelajari

    lebih lanjut dengan mikroskop pantulan.

    3. Relief

    Relief adalah sifat optis mineral atau batuan yang menunjukkan tingkat / besarnya pantulan yang

    diterima oleh mata (pengamat). Semakin besar sinar yang dipantulkan atau semakin kecil sinaryang dibiaskan oleh lensa polarisasi, maka makin rendah reliefnya, begitu pula sebaliknya. Jadi,

    relief mineral berhubungan erat dengan sifat indek biasnya; Ngelas< Nobyek. Relief kadang-kadang

    juga diimplikasikan oleh tebal-tipisnya sayatan. Sayatan yang telah memenuhi standarisasi,

    tentunya memiliki relief yang standar juga, sehingga besarnya tertentu.

    4. Pleokroisme

    Yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam menyerap sinar mengikuti sistem

    kristalografinya. Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna kristal setelah diputar hingga

    360O. Dapat diamati pada posisi terpolarisasi maupun nikol sejajar.

    Mineral uniaxial disebut dichroic: dua warna yang berbeda dari vibrasi sinar yang parallel

    terhadap sumbu vertikal dan sumbu dasar. Mineral biaksial: trichroic, 3 perubahan warna

    berhubungan dengan 3 sumbu elastisitas utama. Ct: horenblende pleokrois kuat dan piroksen tak-

    pleokrois

    5. Bentuk Kristal

    Bentuk kristal adalah bentuk suatu kristal mineral mengikuti pertumbuhan / tata aturanpertumbuhan kristal. Bentuk kristal yang ideal pasti mengikuti susunan atom dan pertumbuhan

    atom-atom tersebut, atau dapat pula mengikuti arah belahannya. Bentuk kristal dapat digunakan

    sebagai parameter untuk mengetahui tingkat kristalisasi mineral secara umum. Namun, mineral

    yang berukuran besar bukan berarti tingkat kristalisasinya sempurna. Sebagai contoh adalah

    mineral-mineral penyusun batuan gunung api yang terkristalisasi dengan cepat dapat tumbuh

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    4/34

    membentuk mineral dalam diameter yang besar, tetapi bentuk kristalnya anhedral membentuk

    fenokris dalam batuan bertekstur porfiritik.

    Dalam pendeskripsiannya, bentuk kristal ditentukan dari orientasi tepian mineralnya. Bentuk

    kristal yang tidak beraturan pada seluruh sisinya disebut anhedral; jika sebagian sisi kristal yang

    tidak beraturan disebut subhedral; dan jika seluruh sisi kristal beraturan disebut euhedral

    6. Bentuk mineral

    Bentuk mineral tidak harus sama dengan bentuk kristal. Bentuk mineral adalah bentuk secara

    fisik, seperti takteratur (irregular), memanjang, prismatik, fibrous, membulat dan lain-lain.

    Bentuk-bentuk mineral tersebut tidak berhubungan dengan tingkat kristalisasinya.

    7. Belahan

    Pada umumnya, suatu mineral memiliki bentuk kristal dari suatu sistem kristal tertentu, sesuai

    dengan pertumbuhan kristalnya. Pertumbuhan kristal sendiri dibentuk / dibangun oleh susunan

    atom di dalamnya. Sisi-sisi susunan atom-atom tersebut menjadi lebih lemah dibandingkan

    dengan ikatannya. Hal itu berpengaruh pada tingkat kerapuhannya. Saat mineral mengalami

    benturan / terdeformasi, maka pecahannya akan lebih mudah mengikuti arah belahannya.

    Pengamatan Nikol Silang

    Pengamatan nikol silang dilakukan jika sayatan berada pada diagonal sumbu C, yaitu denganmemasang prisma polarisasi bagian atas. Sifat-sifat optis mineral yang diamati pada posisi nikol

    silang adalah birefringence (interference ganda), twinning (kembaran): tipe kembaran dan arah

    orientasinya dan sudut gelapan: sejajar / miring pada sudut berapa.

    1. Sifat Birefringence (BF)

    Standardisasi sayatan tipis memiliki ketebalan 0,03 mm. Dalam sayatan tipis, interference

    mineral harus dapat diamati, yang hanya dapat dalam sayatan tipis 0,03 mm. Ct. warna

    interferencekuarsa terrendah berada pada orde pertama putih (abu-abu) atau mendekati warna

    kuning orde I. Warna interference dapat dilihat dari posisi horizontal sayatan. Setelah warna

    interference diketahui, pengamatan dilanjutkan melalui garis diagonalnya hingga didapatkan sifat

    birefringence (BF). Dari posisi birefringence, dengan meluruskan ke bawah melalui garis

    diagonal ke perpotongannya, akan diketahui ketebalan standarnya, apakah lebih tebal atau tidak

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    5/34

    dari 0,03 mm. Orde warna interference dan birefringence menggunakan tabel warna Michel-

    Levy (Gambar 2).

    Birefringence ditentukan dari refraksi ganda pada pantulan sinar maximum (warna orde

    tertinggi). BF dapat dilihat jika posisi sayatan berada pada sudut pemadaman 45Oterhadap nikol.

    BF dapat digunakan (bertujuan) untuk menguji ketebalan sayatan kristal. Sifat BF mineral dapat

    dilihat pada tabelsifat-sifat mineral (Bloss, 1961; Kerr, 1959; Larsen and Berman, 1964; Rogers

    and Kerr, 1942) yang disertai dengan perubahan antara indeks refraksi tertinggi dan

    terrendahnya.

    Gambar 2 Tabel Orde warna dan birefringence interference Michel-Levy

    2. Sifat Kembaran (Twinning)

    Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama kristal saat

    pengkristalannya. Berbentuk kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi pertumbuhan kristalografi.

    Sifat ini dapat diamati pada posisi pengamatan nikol silang. Berhubungan dengan sifat

    pemadamannya.

    http://d/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/sifat%20optis%20mineral.pdfhttp://d/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/sifat%20optis%20mineral.pdfhttp://d/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/sifat%20optis%20mineral.pdfhttp://d/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/sifat%20optis%20mineral.pdf
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    6/34

    Bentuk Kembaran berhubungan dengan bentuk simetri dari dua atau lebih bagian-bagian

    (bayangan kembar, sumbu rotasi).

    3. Sifat Gelapan (Extinction)

    Adalah fungsi hubungan orientasi indikatrik dan orientasi kristalografik. Mineral anisotropik

    menunjukkan gelapan pada posisi nikol silang dengan rotasi tiap 90O. Gelapan muncul ketika

    kedudukan salah satu vibrasi sejajar polarizer bawah. Dampaknya adalah seluruh sinar datang

    ditahan oleh polarizer atas sehingga tidak membentuk getaran. Seluruh sinar yang melalui

    mineral terserap pada polarizer atas, dan mineral terlihat gelap. Pada putaran posisi 45,

    komponen maximum dari sinar cepat dan sinar lambat mampu dirubah menjadi vibrasi pada

    polarizer atas. Hanya perubahan warna interference saja yang menjadi lebih terang atau lebih

    gelap saja, warna sebenarnya tidak berubah.

    Tipe Pemadaman

    Pemadaman Parallel; Mineral menjadi gelap ketika belahannya atau sumbu panjang

    searah terhadap salah satu benang silangnya. Sudut pemadaman (EA) = 0; contoh:

    Orthopiroksen danBiotite

    Pemadaman Miring; mineral gelap ketika belahan membentuk sudut dengan benang

    silang, (EA) > 0 ; contoh: Klinopiroksen dan Horenblenda

    Pemadaman Simetri; mineral menunjukkan belahan 2 arah atau dua perbedaan muka

    kristal memungkinkan untuk mengukur dua sudut gelapan antara masing-masing belahan

    atau muka dan kedudukan vibrasi. Jika 2 sudut sama maka akan dijumpai pemadaman

    simetri, (EA1 = EA2); contoh: Amfibol dan Kalsit

    Tanpa belahan:mineral yang tidak memanjang atau tidak memperlihatkan belahan yang

    mencolok, akan memberikan pemadaman setiap diputar 90, tetapi tidak dapat diukur

    sudut pemadamannya; contoh: Kuarsa dan olivin

    Analisis petrografi merupakan metode untuk mengetahui komposisi mineral dari batuan secara

    spesifik, kemudian berdasarkan data tersebut dapat ditentukan jenis batuan yang dikomparasikan

    dengan karakteristik pada klasifikasi yang baku. Meskipun tingkat presisi lebih tinggi, namun analisis

    ini juga sangat ditentukan oleh pengamatan secara makroskopik yang baik baik dengan skala

    singkapan maupun conto setangan.

    http://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/diorit.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/diorit.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/diorit.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/diorit.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/granite_lg.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/granite_lg.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/granite_lg.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/granite_lg.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/diorit.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/diorit.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/diorit.movhttp://j/dokumentasi/lain-lain/Panduan%20PHK%20Konten%20Internal/bahan%20virtual%20MOP/diorit.mov
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    7/34

    II.SEM, XRD, XRF, PIMA

    SEM (SCANNING ELECTRON MICROSCOPE)

    Mikroskop elektron (gambar 3) adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukanpembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik

    untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran

    objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini

    menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek

    dibandingkan mikroskopcahaya.

    Fenomena elektron

    Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu

    kolom [elektromagnet], dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan

    panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga

    bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada

    lensa gelas dalam mikroskop cahaya.

    Gambar 3 Diagram transmisi dari sebuah mikroskop elektron

    Mikroskop pemindai elektron (SEM)

    Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detail arsitektur permukaansel

    (atau strukturjasad renik lainnya), dan obyek diamati secaratiga dimensi.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskophttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elektro_statik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elektro_magnetik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskophttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/1920http://id.wikipedia.org/wiki/Medan_listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Medan_magnethttp://id.wikipedia.org/wiki/Selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Jasad_renikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tiga_dimensihttp://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Electron_Microscope.pnghttp://id.wikipedia.org/wiki/Tiga_dimensihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jasad_renikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Selhttp://id.wikipedia.org/wiki/Medan_magnethttp://id.wikipedia.org/wiki/Medan_listrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/1920http://id.wikipedia.org/wiki/Cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Elektronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskophttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elektro_magnetik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elektro_statik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    8/34

    Cara kerja

    Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada mikroskop optik dan

    TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau

    elektron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai

    dengan sinar elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya

    diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada

    layar monitorCRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah

    diperbesar bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan,

    sehingga bisa digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang3 dimensi.

    Preparasi sediaan

    Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan persiapan sediaan dengan

    tahap sebagai berikut : 1. melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpamengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa

    glutaraldehida atau osmium tetroksida. 2. dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar

    air dalam sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan. 3. pelapisan/pewarnaan,

    bertujuan untuk memperbesar kontras antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan

    sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam mulia seperti emas dan platina.

    Jenis-jenis mikroskop elektron lain

    Mikroskop transmisi elektron (TEM)Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-TEM)adalah sebuah

    mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerjaproyektor slide,di mana elektron

    ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada

    layar.

    Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

    Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah merupakan salah satu tipe yang

    merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM).

    Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara

    kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek

    menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya

    (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots)yang membentuk gambar seperti yang

    dihasilkan olehCRTpadatelevisi /monitor.

    http://id.wikipedia.org/wiki/CRThttp://id.wikipedia.org/wiki/3_dimensihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proyektor_slide&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/CRThttp://id.wikipedia.org/wiki/Televisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Monitorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monitorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Televisihttp://id.wikipedia.org/wiki/CRThttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Proyektor_slide&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/3_dimensihttp://id.wikipedia.org/wiki/CRT
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    9/34

    Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)

    Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya

    disebut Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan

    yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM.

    Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati

    secara detail tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang

    apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang

    memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.

    Tipe-tipe pengembangan

    Mikr oskop refl eksi elektron (REM )

    Yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Reflection electron microscope (REM), adalah mikroskop

    elektron yang memiliki cara kerja yang serupa sebagaimana halnya dengan cara kerja TEMnamun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini

    secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik Refleksi difraksi elektron

    energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan

    spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum- RHELS)

    Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy(SPLEEM)

    Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy(SPLEEM) ini adalah merupakan Variasi lain

    yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada sebelumnya, yang digunakan untuk melihat

    struktur mikro dari medan magnet (en:magnetic domains).

    Teknik pembuatan preparat yang digunakan pada mikroskop elektron

    Materi yang akan dijadikan objek pemantauan dengan menggunakan mikroskop elektron ini

    harus diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu sampel yang memenuhi syarat

    untuk dapat digunakan sebagai preparat pada mikroskop elektron.

    Teknik yang digunakan dalam pembuatan preparat ada berbagai macam tergantung pada

    spesimen dan penelitian yang dibutuhkan, antara lain :

    Kriofiksasi yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan teknik pembekuan

    spesimen dengan cepat yang menggunakannitrogen cair ataupunhelium cair, dimana air

    yang ada akan membentukkristal-kristal yang menyerupai kaca. Suatu bidang ilmu yang

    disebut mikroskopi cryo-elektron (cryo-electron microscopy) telah dikembangkan

    berdasarkan tehnik ini. Dengan pengembangan dari Mikroskopi cryo-elektron dari

    http://en.wikipedia.org/wiki/magnetic_domainshttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kriofiksasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kriofiksasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Heliumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kristalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kristalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Heliumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kriofiksasi&action=edit&redlink=1http://en.wikipedia.org/wiki/magnetic_domains
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    10/34

    potongan menyerupai kaca (vitreous)atau disebut cryo-electron microscopy of vitreous

    sections (CEMOVIS), maka sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan penelitian

    secaravirtual terhadap specimen biologi dalam keadaan aslinya.

    Fiksasi - yaitu suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak

    realistik (seperti kenyataannya ) dengan menggunakan glutaraldehid dan osmium

    tetroksida.

    Dehidrasi - yaitu suatu metode persiapan dengan cara menggantikan air dengan bahan

    pelarutorganik seperti misalnyaethanol atauaceton.

    Penanaman (Embedding) - yaitu suatu metode persiapan dengan cara menginfiltrasi

    jaringan denganresin seperti misalnyaaraldit atauepoksi untuk pemisahan bagian.

    Pembelahan (Sectioning)- yaitu suatu metode persiapan untuk mendapatkan potongan

    tipis dari spesimen sehingga menjadikannya semi transparan terhadap elektron.Pemotongan ini bisa dilakukan dengan ultramicrotome dengan menggunakan pisau

    berlian untuk menghasilkan potongan yang tipis sekali. Pisau kaca juga biasa digunakan

    oleh karena harganya lebih murah.

    Pewarnaan (Staining) - yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan metal berat

    seperti timah, uranium, atau tungsten untuk menguraikan elektron gambar sehingga

    menghasilkan kontras antara struktur yang berlainan di mana khususnya materi biologikal

    banyak yang warnanya nyaris transparan terhadap elektron (objek fase lemah).

    Pembekuan fraktur (Freeze-fracture) - yaitu suatu metode persiapan yang biasanya

    digunakan untuk menguji membran lipid. Jaringan atau sel segar didinginkan dengan

    cepat (cryofixed) kemudian dipatah-patahkan atau dengan menggunakan microtome

    sewaktu masih berada dalam keadaan suhu nitrogen ( hingga mencapai -100%Celsius).

    Patahan beku tersebut lalu diuapi dengan uap platinum atau emas dengan sudut 45 derajat pada

    sebuah alat evaporatoren:evaporator tekanan tinggi.

    Ion Beam Milling - yaitu suatu metode mempersiapkan sebuah sampel hingga menjadi

    transparan terhadap elektron dengan menggunakan cara pembakaran ion( biasanya

    digunakan argon) pada permukaan dari suatu sudut hingga memercikkan material dari

    permukaannya. Kategori yang lebih rendah dari metode Ion Beam Milling ini adalah

    metode berikutnya adalah metode Focused ion beam milling, dimana galium ion

    http://id.wikipedia.org/wiki/Vitreoushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virtual&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fiksasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glutaraldehid&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Osmium_tetroksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Osmium_tetroksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ethanolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aceton&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Resinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Araldit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Epoksihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transparan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ultramicrotome&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Berlianhttp://id.wikipedia.org/wiki/Timahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uraniumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tungstenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lipidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Celsiushttp://en.wikipedia.org/wiki/evaporatorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ionhttp://id.wikipedia.org/wiki/Argonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Galiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Galiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Argonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ionhttp://en.wikipedia.org/wiki/evaporatorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Celsiushttp://id.wikipedia.org/wiki/Lipidhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tungstenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Uraniumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Timahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Berlianhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ultramicrotome&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transparan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Epoksihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Araldit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Resinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aceton&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ethanolhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Organik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Dehidrasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Osmium_tetroksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Osmium_tetroksida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glutaraldehid&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virtual&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Vitreous
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    11/34

    digunakan untuk menghasilkan selaput elektron transparan pada suatu bagian spesifik

    pada sampel.

    Pelapisan konduktif (Conductive Coating) - yaitu suatu metode mempersiapkan lapisan

    ultra tipis dari suatu material electrically-conducting . Ini dilakukan untuk mencegah

    terjadinya akumulasi dari medan elektrik statis pada spesimen sehubungan dengan

    elektron irradiasi sewaktu proses penggambaran sampel. Beberapa bahan pelapis

    termasukemas,palladium (emas putih),platinum,tungsten,graphite dan lain-lain, secara

    khusus sangatlah penting bagi penelitian spesimen dengan SEM.

    X-RAY DIFFRACTION(XRD)

    Difraksi sinar X atauX-ray diffraction(XRD) adalah suatu metode analisa yang digunakan untuk

    mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter struktur kisi

    serta untuk mendapatkan ukuran partikel. Profil XRD juga dapat memberikan data kualitatif dan

    semi kuantitatif pada padatan atau sampel. Difraksi sinar X ini digunakan untuk beberapa hal,

    diantaranya:

    Pengukuran jarak rata-rata antara lapisan atau baris atom

    Penentuan kristal tunggal

    Penentuan struktur kristal dari material yang tidak diketahui

    Mengukur bentuk, ukuran, dan tegangan dalam dari kristal kecil

    Difraksi sinar-X terjadi karena pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom dalam

    sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut memberikan

    interferensi yang konstruktif. Penggunaan difraksi sinar-X untuk mempelajari kisi kristal adalah

    berdasarkan persamaan Bragg berikut ini.

    (1)

    dimana adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, d adalah jarak antara dua bidang

    kisi, adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal, dan n adalah bilangan bulat yang

    disebut sebagai orde pembiasan.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ultra&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Emashttp://id.wikipedia.org/wiki/Palladiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Platinumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tungstenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Graphite&action=edit&redlink=1http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/gb/http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Graphite&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tungstenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Platinumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Palladiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Emashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ultra&action=edit&redlink=1
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    12/34

    Gambar 4 Difraksi sinar x (Nelson, 2010)

    Jika seberkas sinar-X di jatuhkan pada sampel kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan

    sinar-X yang memiliki panjang gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut.

    Proses difraksi sinar x seperti disajikan pada Gambar 1. Sinar x dibiaskan dan ditangkap oleh

    detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi. Semakin banyak bidang

    kristal yang terdapat dalam sampel, semakin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkan. Tiap

    puncak yang muncul pada pola difraktogram mewakili satu bidang kristal yang memiliki

    orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data

    pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk semua jenis material

    (Nelson, 2010).

    Gambar 5..Proses Analisa Difraksi Sinar X (Nelson, 2010)

    http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/xrd02/http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/xrd/http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/xrd02/http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/xrd/
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    13/34

    Gambar 6. Hasil Difraksi Sinar X

    Alat analisa XRD terdiri dari tabung sinar X, tempat sampel dan detektor. Tabung sinar X

    berfungsi untuk menghasilkan sinar X. Detektor terletak bersebelahan dengan tabung sinar X dan

    dapat digerakkan dengan arah dari nilai 0o-90o. Proses analisa dengan sistem difraksi sinar X

    disajikan pada gambar 2. Sebuah sampel yang berbentuk serbuk ditaruh ditempat sampel.

    Sampel dikenakan sinar X dari sudut sebesar 0-90o. Setiap sinar yang mengenai sampel akan

    didifraksi dan ditangkap oleh detektor. Oleh detektor sinar-sinar diubah menjadi hasil dalam

    bentuk gelombang-gelombang. Intensitas sinar X dari scan sampel diplotkan dengan sudut (biasanya dinyatakan dalam 2) (Nelson, 2010). Contoh hasil analisa difraksi sinar X disajikan

    pada gambar 6.

    Selain untuk menunjukkan tingkat kristalitas suatu padatan, difraksi sinar x juga dapat digunakan

    untuk mengetahui diameter kristal. Ukuran kristal yang mungkin diukur adalah 3-50 nm. Ukuran

    kristal yang diperoleh merupakan diameter rata-rata volum berat. Ukuran kristal dapat dihitung

    dengan persamaan Scherrer berikut ini:

    (2)

    http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/gb2/http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/xrd03/http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/gb2/http://labterpadu.undip.ac.id/difraksi-sinar-x/xrd03/
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    14/34

    dimana K=1.000, b adalah lebar peak yang telah dikoreksi oleh faktor pelebaran alat instrumen,

    adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, Dv adalah ukuran kristal dan adalah

    sudut antara sinar datang dengan bidang normal.

    XRF (X-RAY FLOURESENCE)

    Spektroskopi X-Ray Fluorescence (XRF) merupakan teknik analisis unsur yang membentuk

    suatu material dengan menjadikan interaksi sinar-X dengan material analit sebagai dasarnya..

    Dibutuhkan kalibrasi alat spektrosopi XRF terlebih dahulu sebelum melakukan analisis untuk

    memastikan tingkat presisi. Teknik fluoresensi sinar-X dapat dipakai untuk menentukan

    kandungan mineral organik maupun non organik. Metode XRF secara luas digunakan untuk

    menentukan komposisi unsur suatu material, karena metode ini cepat dan tidak merusak sampel.

    XRF spektroskopi banyak dimanfaatkan dalam analisa batuan karena membutuhkan jumlah

    sampel yang relatif kecil (sekitar 1 gram).

    Prinsip Kerja

    Radiasi sekunder, dihasilkan oleh materi bila terkena sinar-X, adalah karakteristik untuk setiap

    elemen yang membentuk spesimen. Teknik spektrometri sinar-X menggunakan fitur ini untuk

    karakterisasi bahan, yaitu analisis komposisi kimia.

    Apabila terjadi eksitasi sinar X primer yang berasal dari tabung sinar X atau sumber radioaktif

    mengenai sampel, sinar X dapat diabsorpsi atau dihamburkan oleh material. Proses dimana sinarX diabsorpsi oleh atom dengan mentransfer energinya pada elektron yang terdapat pada kulit

    yang lebih dalam disebut efek fotolistrik.

    Selama proses ini, bila sinar X primer memiliki cukup energi, elektron pindah dari kulit yang di

    dalam menimbulkan kekosongan. Kekosongan ini menghasilkan keadaan atom yang tidak stabil.

    Apabila atom kembali pada keadaan stabil, elektron dari kulit luar pindah ke kulit yang lebih

    dalam dan proses ini menghasilkan energi sinar X yang tertentu dan berbeda antara dua energi

    ikatan pada kulit tersebut. Emisi sinar X dihasilkan dari proses yang disebut X Ray Fluorescence

    (XRF). Proses deteksi dan analisa emisi sinar X disebut analisa XRF. Adapun material yang

    dianalisa meliputi: padat, cair, serbuk, filtered atau dalam bentuk lain.

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    15/34

    Gambar 7. Interaksi berkas sinar x dengan spesimen. (Shibuya, 2003).

    Gambar 8. Prinsip fluoresensi sinar X (Stephenson, 2007)

    PIMA (Portable In fr ared Mineral Analyzer)

    PIMA atau spectrometer inframerah portabel, digunakan sebagai alat analisis kualitatif pada

    mineral dan batuan serta artifak gerabah purba yang kurang mengalami proses pembakaran.

    Ukuran hanya sebesar kotak sepatu, dapat digunakan tanpa melakukan preparasi. Dapat

    digunakan dan dibawa kemana saja dan merupakan alat analisis non destruktif. Prinsip kerja

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    16/34

    PIMA menggunakanshort wavelength infrared(SWIR) yang merupakan bagian dari gelombang

    elektromagnetik (panjang gelombang sekitar 1300-2500 nanometer) serta mengukur pantulan

    pancaran dari permukaan objek. Hasil pengukuran tersebut menunjukan tingkat energy ikatan

    partikel dari objek.

    Gambar 9. PIMA (Portable Infrared Mineral Analyzer)

    PIMA sangat efektif digunakan pada mineral dengan gugus hidroksil (OH) seperti mineral

    filosilikat (mineral lempung dan serpentin), mineral silikat hidroksilat (epidot dan amfibol),

    mineral sulfat (gypsum, alunit, jarosit), dan karbonat. Artefak gerabah yang sangat kering sangat

    sulit dianalisis karena kadar air sangat rendah.

    III.ANALISIS UKURAN BUTIR (ANALISIS GRANULOMETRI)

    Analisis granulometri merupakan suatu analisis tentang ukuran butir sedimen. Analisis ini

    dilakukan untuk mengetahui tingkat resistensi butiran sedimen terhadap proses-proses eksogenik

    seperti pelapukan erosi dan abrasi dari provenance, serta proses transportasi dan deposisinya.

    Hal-hal tersebut merupakan variabel penting dalam melakukan suatu interpretasi.

    Tingkat resistensi suatu batuan dapat dilihat dari ukuran butirnya. Proses-proses eksogenik akan

    mengubah bentuk dan ukuran suatu partikel sedimen. Nah, yang mungkin awalnya runcing-

    runcing, atau ukuran butirnya masih gede-gede, lama kelamaan kan seiring waktu akan berubah

    karena proses eksogenik itu. Sedangkan proses transportasi dan deposisi memperlihatkan proses

    bagaimana agen utama seperti air menggerakkan dan mengendapkan butiran sedimen.

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    17/34

    Menurut Boggs (1987), ada 3 faktor yang mempengaruhi ukuran butir batuan sedimen, yaitu

    variasi ukuran butir sedimen asal, proses transportasi, dan energi pengendapan. Data-data hasil

    analisis ukuran butir sedimen tersebut digunakan untuk mengetahui 3 faktor tersebut secara jelas.

    Material-material sedimen yang terdapat di permukaaan bumi memiliki ukuran yang sangat

    bervariasi. Udden (1898) membuat skala ukuran butiran sedimen, yang kemudian skala tersebut

    dimodifikasi oleh Wenworth pada tahun 1922 dan dikenal dengan skala ukuran butir Udden-

    Wenworth (1922). Ukuran butiran sedimen yang ditetapkan adalah mulai dari 256mm dan terbagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu clay, silt, sand, dangravel.

    Setelah skala Udden-Wenworth banyak digunakan, kemudian Krumbein (1934) membuat suatu

    transformasi logaritmik dari skala tersebut yang kemudian dikenal dengan skala phi = log2d,

    dengan d adalah ukuran butir dalam mm. Skala phi akan menghasilkan nilai positif dan nilai

    negatif. Semakin besar ukuran butir dalam mm, maka nilai phi akan semakin negatif. Sebaliknya,semakin kecil ukuran butir dalam mm, maka nilai phi akan semakin positif. Krumbein memilih

    logaritma negatif dari ukuran butir (mm) karena ukuran pasir dan butiran halus lebih sering

    dijumpai pada batuan sedimen.

    Analisis distribusi ukuran sedimen dapat dilakukan dengan cara melakukan pengukuran langsung

    terhadap material sedimen berukuran gravel, dan pengayakan kering pada material sedimen

    berukuran pasir dan lempung. Untuk mendapatkan sampel yang mampu mewakili semua sampel

    itu sendiri, maka dilakukan splitting. Metodesplitting yang digunakan dalam praktikum adalah

    quartering. Quartering dilakukan dengan cara menuangkan sampel melalui suatu corong di atas

    karton yang disilangkan saling tegak lurus sehingga sampel akan terbagi dalam 4 kuadran. Proses

    ini diulang-ulang hinggai diperoleh berat sampel yang diinginkan.

    Ada beberapa metode atau cara yang dilakukan untuk menganalisis distribusi ukuran butir, yaitu

    cara grafis dan cara matematis. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan beberapa

    parameter. Parameter nilai pada pengukuran butir sedimen antara lain ukuran butir rata-rata

    (mean), keseragaman butir (sorting), skewness, dan kurtosis. Parameter tersebut dapat ditentukan

    nilainya berdasarkan perhitungan secara grafis maupun secara matematis. Perhitungan secara

    grafis menggunakan persamaan yang berdasarkan nilai phi pada sumbu horizontal kurva

    prosentase frekuensi kumulatif. Sedangkan perhitungan matematis menggunakan rumus umum

    momen pertama dengan asumsi bahwa kurva distribusi frekuensinya bersifat normal (Gaussian).

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    18/34

    Cara Grafis

    Cara grafis dilakukan setelah melakukan pengayakan dan penimbangan terhadap butiran

    sedimen. Butiran sedimen yang diayak dan ditimbang berukuran pasir halus hingga pasir kasar.

    Setelah dilakukan pengayakan dan penimbangan, data-data tersebut diplot dalam beberapa grafik

    dan histogram. Salah satunya adalah kurva frekuensi kumulatif yang digunakan untuk

    menentukan nilai phi pada persentil tertentu yang kemudian dimasukkan dalam rumus moment.

    Rumus-rumus yang digunakan dalam cara grafis adalah:

    Median

    Median adalah ukuran butir partikel tepat pada tengah-tengah populasi, yang berarti

    separuh dari berat keseluruhan partikel adalah lebih halus sedangkan separuh lainnya lebih kasar

    dari ukuran butir tersebut. Median dapat dilihat secara langsung dari kurva komulatif, yaitu nilai

    phi pada titik dimana kurva komulatif memotong nilai 50%.

    Mode

    Mode merupakan ukuran butir yang frekuensi kemunculannya paling sering (paling

    banyak). Nilai mode adalah nilai phi pada titik tertinggi kurva frekuensi.

    Mean

    Mean adalah nilai rata-rata ukuran butir. Pada umumnya ukuran butir ini dinyatakan dalam phi

    ataupun dalam satuan mm.

    Sortasi

    Sortasi adalah nilai standar deviasi distribusi ukuran butir (sebaran nilai di sekitar mean).

    Parameter ini menunjukkan tingkat keseragaman butir.

    Tabel 1. Nilai standar deviasi sortasi

    Nilai Standard Deviasi Klasifikasi

    < 0,35 Very well sorted

    0,350,50 Well sorted

    0,500,71 oderately well sorted

    0,711,00 oderately sorted

    1,002,00 Poorly sorted

    2,004,00 Very poorly sorted

    > 4,00 Extremely poorly sorted

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    19/34

    Skewness (Sk)

    Skewness menyatakan derajat ketidaksimetrian suatu kurva. Bila Sk berharga positif maka

    sedimen yang bersangkutan mempunyai jumlah butir kasar lebih banyak dari jumlah butir yang

    halus dan sebaliknya jika berharga negatif maka sedimen tersebut mempunyai jumlah butir halus

    lebih banyak dari jumlah butir yang kasar.

    Tabel 2. Nilaiskewness

    Nilai Skewness Klasifikasi

    +1.0 sd +0,3 Very fine skewness

    +0,3 sd +0,1 Fine skewness

    +0,1 sd -0,1 Near symmetrical

    -0,1 sd -0,3 Coarse skewness

    -0,3 sd -1,0 Very coarse skewness

    Kurtosis

    Kurtosis dapat menunjukan harga perbandingan antara pemilahan bagian tengah terhadap bagian

    tepi dari suatu kurva. Untuk menentukan harga K digunakan rumus yang diajukan oleh Folk

    (1968).

    Tabel 3. Nilai kurtosis

    Nilai Kurtosis Klasifikasi

    3,00 Extremely leptokurtic

    Cara MatematisCara matematis menggunakan perhitungan rumus matematis dan sangat berbeda dengan cara

    grafis. Cara ini lebih teliti karena tidak perlu melakukan pembacaan kurva kumulatif yang

    kemungkinan besar dapat mengalami kesalahan dalam pembacaannya.

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    20/34

    IV. PALEONTOLOGI

    Merupakan ilmu yang mempelajari tentang sejarah perkembangan kehidupan di bumi. Objek

    yang diteliti berupa fosil yang merupakan jejak rekaman kehidupan di masa lampau yang

    mengalami pengawetan secara alami dalam batuan (terhindar dari kerusakan khususnyamikroorganisme pengurai). Studi terhadap fosil mencakup evolusi organism, serta interaksi dan

    keterkaitan antar organisme tersebut maupun lingkungan nya. Berdasarkan hal tersebut,

    paleontologi memiliki dua kajian keilmuan, yaitu secara geologi (kondisi lingkungan, iklim,

    faktor abiotik) dan biologi (evolusi organisme, simbiosis, dan sebagainya).

    Fosil yang dikaji memiliki beberapa jenis, diantaranya:

    Fosil tubuh (jasad fossil)

    Merupakan rekaman kehidupan berupa tubuh bagian tubuh organisme yang terawetkan

    maupun cetakan nya pada batuan.

    Fosil jejak (trace fossil)

    Merupakan rekaman kehidupan berupa jejak atau produk yang dihasilkan pada siklus

    hidup organism yang kemudian terawetkan secara alami.

    Fosil Geokimia

    Merupakan rekaman kehidupan berupa unsur organik yang dihasilkan secara alami oleh

    aktivitas serta metabolisme organisme. Kategori ini seringkali tidak dianggap dalam

    cakupan paleontologi dan dianggap sebagai cakupan ranah kajian geokimia karena

    memiliki ciri penarikhan umur yang absolut, berbeda dengan paleontologi yang bersifat

    relatif.

    Dalam geologi, kajian paleontologi membahas tentang evolusi kehidupan yang dikaitkan dengan

    kejadian pada periode waktu pada skala waktu geologi. Representasi dari waktu dalam geologi

    juga dicerminkan dari stratifikasi lapisan batuan.

    Identifikasi fosil juga sangat bergantung pada jenis fosil yang digunakan sebagai penanda suatu

    garis waktu yang disebut sebagai indeks fosil. Analisis yang digunakan adalah analisis dengansistem taksonomi seperti yang umum dilakukan dalam kajian biologi.

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    21/34

    Gambar 10. Tingkatan taksonomi

    Kajian tersebut selanjutnya juga diteliti dengan menggunakan parameter kuantitatif, seperti

    kelimpahan dan kepunahan suatu takson. Palentologi merupakan dasar penarikhan umur geologi

    secara relatif. Cakupan paleontology berdasarkan skala objek dan pengamatan dibagi menjadi

    mikropaleontologi yang menggunakan alat bantu mikroskop, dan makropaleontologi yang

    mempelajari fosil megaskopis tanpa menggunakan alat bantu mikroskop.

    V.

    UJI TRIAXIAL

    Triaxial dan uniaxial test merupakan metode yang sering digunakan untuk mempelajari

    karakteristik kekuatan batuan dan tanah dalam kajian geologi keteknikan dan teknik sipil.

    Perbedaan dengan metode uniaxial ialah kehadiran confining pressure yang bekerja pada

    specimen. uji triaxial. Spesimen yang sering digunakan pada uniaxial dan triaxial test dapat

    dilihat pada gambar 11 . Pada gambar tersebut terlihat bahwa ketika stress radial (3) tidak sama

    dengan nol dikategorikan sebagai sistem triaxial test, sedangkan sistem uniaxial test, stress radial

    (3) berharga nol. Triaxial test terbagi menjadi Berdasarkan perlakuan terhadap specimen selama

    pengujian, triaxial test dibedakan menjadi dua macam, yaitu Single Stage Triaxial Compressive

    Test (SST) dan Multistage Triaxial Compressive test (MST). SST memerlukan cukup banyak

    specimen, karena setiap specimen dalam tahap pengujian digunakan hanya untuk pengambilan

    satu datafailureakibat beban axial (1) pada tekanan radial (3) tertentu saja, sehingga minimal

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    22/34

    specimen yang diperlukan sebanyak tiga buah, dan idealnya empat atau lima buah. Berbeda

    dengan MST, satu specimen dapat digunakan untuk memperoleh beberapa data failure akibat

    beban axial (1) pada beberapa harga tekanan radialnya (3).. Data hasil pengukuran dari SST

    dan MST samas ama menggambarkan karakteristik batuan baik parameter kekuatannya ataupun

    propertiesstatik elastisitasnya. Berdasarkan rule of thumb, akurasi data yang diperoleh dari SST

    lebih baik dibandingkan dengan MST.

    Gambar 11. gaya yang bekerja pada objek uji kekuatan

    Gambar 12. Diagram Mohr dan normal principal stress(1, 2, 3)

    Gambar 13. contoh konfigurasi pada triaxial test

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    23/34

    Prosedur Pengukuran

    Persiapan Specimen

    Sample core atau specimen yang akan di ukur kekuatan batuannya di ukur terlebih dulu panjang

    dan diameternya (H/D:2/1) dan sesuai dengan dudukan specimen yang tersedia. Specimen yang

    sudah diukur selanjutnya dipanaskan (dioven) sehingga diperoleh berat keringnya. Hal ini

    dilakukan agar selama penjenuhan dengan fluida yang diinginkan benar-benar tersaturasi 100%

    oleh fluida tersebut. Setelah diperoleh specimen yang sudah tersaturasi langkah selanjutnya ialah

    persiapan alat SST.

    Pengujian specimen

    Apabila specimen dan alat SST sudah siap digunakan, maka pengujian kekuatan batuan dari

    specimen tersebut dapat dimulai. Langkah-langkah yang harus diperhatikan selama pengujian

    specimen tersebut diantaranya :1. Letakan specimen tepat pada dudukan specimen didalam cell Isi cell dengan fluida yang

    diinginkan(misalnya fresh water), apabila cell hampir penuh, pengisian fluida selanjutnya

    melalui tabung hidrolik stress radial setelah dipastikan bahwa tutup cell terpasang dengan rapat.

    2. Berikan stress radial sesuai yang diharapkan dengan menggunakan hidrolik stress radial,

    3. Berikan beban axial sekaligus lakukan pembacaan pada gauge ketika specimen mulai terjadi

    failure dan hentikan pengukuran.

    Triaxialcell pada SST didesign dengan menggunakan material baja yang mempunyai ketahanan

    akibat besarnya beban axial dan radial pada rangkaian tersebut. Sistem pengujian spesimen

    dengan memberikan beban dari arah axial dan radial yang dihasilkan oleh sistem hidrolik,

    Sistem hidrolik yang digunakan pada SST ini dapat menghasilkan beban axial maksimum

    sebesar 10 Ton dan tekanan radialnya 1500 psia. Hasil pengujian selanjutnya akan dimasukan

    dalam beberapa formula perhitungan berdasarkan Properties Statik Elastisitas Batuan dan

    Failure criterion (Mohr-Coloumb) (Fjaer et al. 1992 dalam Mujib dan Marhaendrajana 2009).

    VI.

    GEOFISIKA

    Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau

    prinsip-prinsipfisika.Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika

    ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan

    pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di

    http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumi
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    24/34

    dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah

    permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.

    Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu untuk

    menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan pertambangantermasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi

    bangunan dll).

    Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri yang ada. Biasaya

    geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), karena

    memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam

    bagian dari Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu kesatuan

    yang tak terpisahkanIlmu bumi.

    Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi padat dan

    oseanografi(laut).

    Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi padat misalnya seismologi yang mempelajari

    gempabumi, ilmu tentang gunungapi (Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang

    mempelajari dinamika pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang

    digunakan dalam pencarian hidrokarbon.

    Metode-metode geofisika

    Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif.

    Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode

    aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan

    oleh bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan

    gravitasi bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi

    radioaktivitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke

    dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.

    Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti tabel 1 dibawah ini:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi_negerihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fakultashttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografihttp://id.wikipedia.org/wiki/Seismologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Berapihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Geodinamika&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_seismikhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Geodinamika&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Berapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Seismologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografihttp://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fakultashttp://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi_negeri
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    25/34

    Tabel 4. Metode geofisika yang umum digunakan.

    Metode Parameter yang diukur Sifat-sifat fisika yang terlibat

    Seismik

    Waktu tibagelombang seismikpantul atau

    bias, amplitudo dan frekuensi gelombangseismik

    Densitas dan modulus elastisitas yang

    menentukan kecepatan rambatgelombang seismik

    GravitasiVariasi harga percepatan gravitasi bumi

    pada posisi yang berbedaDensitas

    MagnetikVariasi harga intensitas medan magnetik

    pada posisi yang berbedaSuseptibilitas atau remanen magnetik

    Resistivitas Harga resistansi dari bumi Konduktivitas listrik

    Polarisasi

    terinduksi

    Tegangan polarisasi atau resistivitas batuan

    sebagai fungsi dari frekuensiKapasitansi listrik

    Potensial diri Potensial listrik Konduktivitas listrik

    Elektromagnetik Respon terhadap radiasi elektromagnetik Konduktivitas atau Induktansi listrik

    Radar Waktu tiba perambatan gelombang radar Konstanta dielektrik

    VII.STRIKEdan DIP

    Jurus (Strike) dan Kemiringan (Dip). Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari

    perpotongan bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan

    Kemiringan (Dip) adalah besaran sudut atau derajat yang dibentuk antara bidang planar dan

    bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Bidang planar ialah bidang yang

    relatif lurus yang mewakili struktur geologi secara dua dimensi. contohnya ialah bidang

    perlapisan, bidang kekar, bidang sesar. Strike dan Dip pada batuan umumnya muncul pada

    batuan hasil pengendapan (sedimen). tetapi juga dapat ditemukan pada batuan metamorf

    yang berstruktur foliasi. Penulisan strike dan dip N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca

    North to East (Nilai Strike) and (Nilai Dip).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gravitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Konstanta_dielektrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Konstanta_dielektrikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gravitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_seismikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi_seismik
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    26/34

    Gambar 14. Menunjukan struktur bidang perlapisan dengan parameter jurus dan kemiringan

    Gambar 15. Kompas geologi

    Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi. Kompas

    Geologi mempunyai kemampuan untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga

    bulls eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bulls

    eye adalah tabung isi gelembung udara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    27/34

    menjadi horizontal. Disamping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang dapat

    ditentukan dengan metode tiga titik. Intinya adalah mengetahui pelamparan batuan berikut

    kemiringannya di lapangan. berikut adalah langkah pengukuran dengan kompas geologi.

    Mencari arah jurus pada bidang (strike)

    1. Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.

    2. Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada bidang yang

    akan kita ukur.

    3. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara pada bull

    eyes berada di tengah.

    4. Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah angka

    Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.Mencari kemiringan bidang (dip)

    1. Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang bertanda "W" (sisi

    kompas bagian barat) secara tegak lurus.

    2. Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.

    3. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angkaDip.

    Aplikasi penggunaan data jurus dan kemiringan adalah sebagai berikut.

    1.

    Menunjukan pelamparan dan kemenerusan suatu batuan, terutama batuan sedimen, yang

    seringkali digunakan dalam eksplorasi dengan metode survey lapangan/observasi,

    2. Parameter dalam pengukuran struktur geologi berupa bidang planar, baik untuk

    identifikasi kuantitatif (besaran angka pengukuran), identifikasi jenis struktur yang

    berkembang, arah gaya dan kemenerusan struktur tersebut.

    3. Digunakan juga sebagai parameter identifikasi geomorfologi (tipe sungai, dan jenis

    perbukitan).

    VIII. PENGINDERAAN JAUH

    Penginderaan jauh(atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah

    objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek

    tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat

  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    28/34

    dari jarak jauh, (misalnya daripesawat,pesawat luar angkasa,satelit,kapal atau alat lain. Contoh

    dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin

    denganultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal

    daribahasa Inggris remote sensing,bahasa Perancis tldtection,bahasa Jermanfernerkundung,

    bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia

    distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang

    melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan

    lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri.Walaupun semua hal yang berhubungan

    dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan

    penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang

    berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.

    Komponen-Komponen Penginderaan Jauh

    Gambar 16. Komponen Penginderaan Jauh

    Sumber Tenaga

    Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :

    Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari

    Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro

    Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, antara lain :

    1. Waktu penyinaran

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pesawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_luar_angkasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Satelithttp://id.wikipedia.org/wiki/Kapalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Satelit_cuacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Janinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ultrasonikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wahana_luar_angkasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Perancishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Portugishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Spanyolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Rusiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penginderaan_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fotogrametrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Astronomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:KomponenPJ.jpghttp://id.wikipedia.org/wiki/Astronomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Fotogrametrihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penginderaan_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Rusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Spanyolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Portugishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jermanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Perancishttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Wahana_luar_angkasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ultrasonikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Janinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Satelit_cuacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kapalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Satelithttp://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_luar_angkasahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    29/34

    Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar

    daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah

    warna obyek tersebut.

    1. Bentuk permukaan bumi

    Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih

    banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan

    berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.

    1. Keadaan cuaca

    Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam

    memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil

    inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.

    Atmosfer

    Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan

    helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap,

    memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.

    Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik

    yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber

    tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber

    tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.

    Gambar 17. Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer

    http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Elektroatmosfer.gif
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    30/34

    Interaksi antara tenaga dan objek

    Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-

    tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga

    ke sensor.

    Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan

    obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan

    puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih

    cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

    Sensor danWahana

    Sensor

    Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor

    dapat dibedakan menjadi dua :1. Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto.

    Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang

    dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)

    2. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini

    direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual

    atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan

    sebutan citra.

    Wahana

    Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja.

    Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat

    dibedakan menjadi tiga kelompok:

    1. Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000

    9.000 meter di atas permukaan bumi

    2. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000

    meter di atas permukaan bumi

    3. Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km900 km di luar atmosfer bumi.

    Perolehan Data

    Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sensorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wahanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wahanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sensor
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    31/34

    Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi

    citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop. Stereoskop dapat

    digunakan untuk melihat objek dalam bentuktiga dimensi.

    Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh

    yang diterapkan padakomputer.

    Pengguna Data

    Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja, yaitu orang atau

    lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak

    ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya adalah:

    Bidang militer

    Bidang kependudukan

    Bidang pemetaan Bidang meteorologi dan klimatologi

    Teknik pengumpulan data

    Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan tergantung kepada objek atau

    fenomena yang sedang diamati. Umumnya teknik-teknik penginderaan jauh memanfaatkan

    radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek yang diamati dalam

    frekuensi tertentu sepertiinframerah,cahaya tampak,gelombang mikro,dan sebagainya. Hal ini

    memungkinkan karena faktanya objek yang diamati (tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll)

    memancarkan atau memantulkan radiasi dalampanjang gelombang dan intensitas yang berbeda-

    beda. Metode penginderaan jauh lainnya antara lain yaitu melalui gelombang suara, gravitasi

    ataumedan magnet.

    Keunggulan, Keterbatasan dan Kelemahan Penginderaan Jauh

    Keunggulan Inderaja

    Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang

    penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami

    pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

    Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan

    letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi

    daerah yang luas, serta bersifat permanen.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stereoskop&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tiga_dimensihttp://id.wikipedia.org/wiki/Komputerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_elektromagnetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Inframerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_mikrohttp://id.wikipedia.org/wiki/Panjang_gelombanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gravitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Medan_magnethttp://id.wikipedia.org/wiki/1994http://id.wikipedia.org/wiki/1994http://id.wikipedia.org/wiki/Medan_magnethttp://id.wikipedia.org/wiki/Gravitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Panjang_gelombanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Gelombang_mikrohttp://id.wikipedia.org/wiki/Inframerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_elektromagnetikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Komputerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tiga_dimensihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stereoskop&action=edit&redlink=1
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    32/34

    Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila

    pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.

    Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga

    dimungkinkan pengenalan obyeknya.

    Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara

    terestrial.

    Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

    Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

    Keterbatasan Inderaja

    Berupa ketersediaan citra SLAR yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang

    ada juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di samping

    itu jugaharganya yang relative mahal dari pengadaan citra lainnya (Curran,1985).

    Kelemahan Inderaja

    Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara

    lain sebagai berikut

    Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;

    Peralatan yang digunakan mahal;

    Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.

    Manfaat Penginderaan JauhBidang Kelautan (Seasat,MOS)

    Pengamatan sifat fisis air laut.

    Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.

    Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.

    Bidang hidrologi (Landsat,SPOT)

    Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.

    Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.

    Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.

    Bidang geologi

    Menentukan struktur geologi dan macamnya.

    Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.

    Pemantauan distribusi sumber daya alam.

    http://id.wikipedia.org/wiki/1979http://id.wikipedia.org/wiki/1985http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SEASAT&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/MOShttp://id.wikipedia.org/wiki/Landsathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SPOT&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SPOT&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Landsathttp://id.wikipedia.org/wiki/MOShttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SEASAT&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/1985http://id.wikipedia.org/wiki/1979
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    33/34

    Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.

    Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.

    Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan

    aplikasisistem informasi geografi (SIG).

    Bidang oseanografi

    Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.

    Pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).

    Mencari distribusi suhu permukaan.

    Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi

    Daftar Pustaka

    Asikin, DR. Sukendar.1977.Dasar-Dasar Geologi Struktur. ITB: Bandung.

    Boggs, S.2006. Principles of Sedimentary and Stratigraphy 4th Edition. New Jersey PearsonEducation, Inc

    Burgess, J. 1987. Under the Microscope: A Hidden World Revealed. CUP Archive. p. 11.ISBN0521399408.

    Danilatos, G.D. (1986). "Colour micrographs for backscattered electron signals in the SEM".Scanning9(3): 818.doi:10.1111/j.1365-2818.1986.tb04287.x.

    Endarto.D. 2007. Pengantar Geologi Dasar. UNS Press : Surakarta.

    Herdianita N.R., Ong H.L., Subroto E.A., Priadi B. 1999. Pengukuran kristalinitas silikaberdasarkan metode difraktometer sinar-X. Proceeding Institut Teknologi Bandung:Bandung

    Husein, Salahuddin. 2011. Proses Eksogenik: Erosi dan Sedimentasi. Jurusan Teknik GeologiFakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.: Yogyakarta

    Huang ,W.T. 1962. Petrology. McGraw-Hill: New York

    Lillesland, T. M., Kiefer, R.W. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah Mada

    University Press. Yogyakarta.

    Mujib, E. M., Marhaendrajan, T. 2009. DESIGN LAB APPARATUS: SINGLE STAGECOMPRESSIVE TEST (SST) PADA TEKANAN DAN TEMPERATUR TINGGI. JTM Vol.XVI No. 3/2009

    Nelson,J., Huang,X., Steinbrener,J., Shapiro,D.,Janos Kirz,J., Marchesini,S., . Neiman,A.M., Turner, J. J., Jacobsen, C. 2010. PhysicsHigh-resolution x-ray diffraction

    http://books.google.com/books?id=30A5AAAAIAAJ&pg=PA11http://books.google.com/books?id=30A5AAAAIAAJ&pg=PA11http://en.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Numberhttp://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0521399408http://en.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://dx.doi.org/10.1111%2Fj.1365-2818.1986.tb04287.xhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Nelson%20J%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Huang%20X%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Steinbrener%20J%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Shapiro%20D%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Kirz%20J%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Marchesini%20S%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Neiman%20AM%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Neiman%20AM%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Turner%20JJ%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Jacobsen%20C%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Jacobsen%20C%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Turner%20JJ%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Neiman%20AM%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Marchesini%20S%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Kirz%20J%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Shapiro%20D%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Steinbrener%20J%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Huang%20X%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Nelson%20J%5Bauth%5Dhttp://dx.doi.org/10.1111%2Fj.1365-2818.1986.tb04287.xhttp://en.wikipedia.org/wiki/Digital_object_identifierhttp://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0521399408http://en.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Numberhttp://books.google.com/books?id=30A5AAAAIAAJ&pg=PA11
  • 7/13/2019 metode pengantar geologi

    34/34

    microscopy of specifically labeled yeast cells. Proc Natl Acad Sci U S A. Apr 20, 2010;107(16): 72357239

    O'Keefe M.A, Allard L.F. "Sub-ngstrom Electron Microscopy for Sub-ngstrom Nano-Metrology" (pdf). Information Bridge: DOE Scientific and Technical Information Sponsored by OSTI. Retrieved 2010-01-31.

    Pringgoprawiro, H. Kapid, R. 1999. Foraminifera: Pengenalan Mikrofosil Dan AplikasiBiostratigrafi. Penerbit ITB : Bandung.

    Staff Asisten Geomorfologi. 2009. Panduan Praktikum Geomorfologi.. Jurusan Teknik GeologiFakultas Teknik Universitas Gadjah Mada:Yoyakarta

    Surjono, Sugeng S. . Buku Ajar Sedimentologi. Jurusan Teknik Geologi Fakultas TeknikUniversitas Gadjah Mada : Yogyakarta

    Surjono, Sugeng S., Amijaya, D. Hendra., Winardi, Sarju. 2010 .Analisis Sedimentologi. JurusanTeknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada :Yogyakarta

    Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Gadjah Mada University Press. :Yogyakarta

    http://www.isas.illinois.edu/atam/research/pima/whatispima.html

    http://www.osti.gov/bridge/servlets/purl/821768-E3YVgN/native/821768.pdfhttp://www.osti.gov/bridge/servlets/purl/821768-E3YVgN/native/821768.pdfhttp://www.isas.illinois.edu/atam/research/pima/whatispima.htmlhttp://www.isas.illinois.edu/atam/research/pima/whatispima.htmlhttp://www.osti.gov/bridge/servlets/purl/821768-E3YVgN/native/821768.pdfhttp://www.osti.gov/bridge/servlets/purl/821768-E3YVgN/native/821768.pdf