Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

download Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

of 8

Transcript of Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

  • 8/18/2019 Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

    1/8

    Fight for every dreams

    Dunia Wahyu World

    Sabtu, 14 Januari 2012

    Metode Penentuan Kadar Nitrogen: MetodeKjeldahl

    1.1  Metode Penentuan Kadar Nitrogen

    Metode analitik yang paling umum digunakan dalam penentuan

    kadar nitrogen adalah metode Kjeldahl. Metode tersebut diperkenalkan

    oleh Johan Kjeldahl pada tahun 1883. Metode ini dapat diterapkan pada

    senyawa-senyawa organik maupun anorganik meliputi makanan, daging,

    biji-bijian, air limbah, tanah dan banyak sampel yang lainnya.

    Peralatan Keldahl (modern)

    1.1.1  Metode Kjeldahl

    Metode Kjeldahl merupakan metode yang digunakan untuk

    menentukan kadar nitrogen dalam senyawa organik maupun senyawa

    anorganik. Metode ini telah mengalami perubahan secara teknis dan

    pada peralatannya selama lebih dari 100 tahun sejak diperkenalkan,

    namun secara mendasar, prinsip yang digunakan tetaplah sama. Metode

    Kjeldahl dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yakni:

  • 8/18/2019 Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

    2/8

    1. Digesi (Digestion)

    Tahap digesi merupakan tahap dekomposisi nitrogen dalam sampel

    menggunakan asam pekat. Tahap ini disempurnakan dengan

    mendidihkan sampel pada asam sulfat pekat. Hasil akhir digesi

    merupakan larutan amonium sulfat.

    2. Distilasi (Distillation)

    Merupakan tahap penambahan basa berlebih ke dalam larutan

    digesi untuk mengubah NH4+ menjadi NH3 yang diikuti pemanasan

    dan kondensasi gas NH3 pada larutan penerima.

    3. Titrasi (Titration)

    Tahap ini bertujuan untuk mengetahui jumlah amoniak dalam

    larutan penerima. Jumlah nitrogen dapat dihitung dari jumlah ion

    amonia di dalam larutan penerima tersebut.

    Beberapa kondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1.1.2 Tahap Digesi 

    Persamaan umum untuk proses digesi ditunjukkan melalui

    persamaan 3.1 di bawah ini

    N organik/anorganik + H2SO4  à  (NH4)2SO4 + H2O + CO2 + hasil

    samping (3.1)

    Sejumlah kondisi internal digesi sangat menentukan laju reaksi dan

    kesempurnaan pemecahan nitrogen menjadi amonium sulfat. Beberapa

    diantara kondisi tersebut antara lain adalah pemanasan yang diberikan

    pada campuran digesi, penambahan sejumlah garam untuk

    meningkatkan titik didih asam, laju refluks asam sulfat pada leher labu

    digesi, lama digesi dan penambahan katalis. Pengaturan salah satu

    kondisi tersebut akan sangat berpengaruh pada kondisi yang lain.

    Kondisi digesi yang baik diperoleh dengan menyeimbangkan faktor-

    faktor tersebut dalam suatu pola yang terkontrol dan berulang. Jika

    suatu sampel mengandung nitrogen nitrat atau nitrit, maka perlu

    dilakukan perlakuan awal secara kimiawi untuk ikut memasukkan atau

  • 8/18/2019 Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

    3/8

    mengeluarkan sumber nitrogen pada analisa yang dilakukan.

    a. Pertimbangan Asam

    Asam sulfat telah lama digunakan untuk proses digesi sampel.

    Jumlah asam yang digunakan dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah

    sampel yang juga menunjukkan jumlah nitrogen. Sampel yang banyak

    tentu membutuhkan jumlah asam yang lebih banyak pula. Selain itu,

    lama pemanasan dan suhu yang diberikan juga berpengaruh terhadap

     jumlah asam yang hilang akibat penguapan.

    b. Suhu Pemanasan dan Lama Digesi 

    Unsur pemanasan yang digunakan pada digesi Kjeldahl meliputi

    beberapa variasi pengaturan. Suhu pemanasan yang digunakan

    umumnya berpatokan pada suhu yang dapat menyebabkan “250 ml air

     yang suhunya 25 °C dapat mendidih dalam waktu lima menit”.

    Sampel organik umumnya menjadi hitam dan berarang selama

    proses digesi ini. Reaksinya dapat berjalan hebat pada permulaan

    tergantung pada matriks dan suhu pemanasan. Namun lama kelamaan

    campuran digesi menjadi jernih karena terjadinya pembentukan CO2

    akibat dekomposisi organik. Keberadaan ion logam dapat memberikan

    warna pada campuran digesi. Hal yang perlu diperhatikan adalah

     jernihnya larutan tidak menunjukkan semua nitrogen organik telah

    terpecah.

    1.1.3 Proses Distilasi 

    Campuran digesi selanjutnya diencerkan dan dibasakan melalui

    penambahan NaOH. Proses distilasi ini menghasilkan NH3   menurut

    persamaan 3.2 :

    (NH4)2SO4 + 2NaOH à 2NH3 + Na2SO4 + 2H2O (3.2)

    Labu Kjeldahl ditempatkan pada kondensor air dan dipanaskan

    untuk menguapkan gas NH3   dari larutan. Ujung kondensor yang

    dihubungkan dengan labu yang berisi larutan penerima yang berupa

    asam, baik berupa asam standar maupun asam borat. Parlakuan ini

  • 8/18/2019 Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

    4/8

    dilakukan untuk menangkap NH3 yang teruapkan.

    a. Pengenceran Larutan Digesi 

    Campuran asam digesi biasanya didinginkan dan diencerkan dengan

    air yang bebas amonia. Pengenceran campuran digesi juga bertujuan

    untuk mencegah terjadinya ledakan selama proses distilasi. Pencegahan

    ledakan juga bisa dilakukan dengan menambahkan batu didih pada

    larutan digesi, sementara itu penambahan dua atau tiga tetes tributil

    sitrat bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya busa.

    b. Penambahan NaOH

    NaOH pekat (biasanya larutan NaOH 50%) ditambahkan secara

    perlahan ke dalam larutan yang akan didistilasi. Umumnya, untuk tiap 5

    ml asam sulfat pekat larutan digesi, dibutuhkan 20 ml NaOH 50% untuk

    membuat larutan menjadi bersifat basa kuat. Labu dihubungkan dengan

    kondensor sebelum proses pemanasan dan distilasi dilakukan. Untuk

    sampel yang tidak memerlukan proses digesi seperti penentuan

    amoniak secara langsung dalam air, sampel disangga pada pH 9,5

    dengan larutan natrium tetraborat dan natrium hidroksida untuk

    mengurangi hidrolisis senyawa kompleks nitrogen organik yang ada.

    c. Distilasi 

    Sebagian besar NH3 didistilasi dan terperangkap ke dalam larutan

    asam penangkap selama 5 sampai 10 menit awal pemanasan. Tetapi,

    tergantung pada volume campuran digesi dan metode yang digunakan,

    15 sampai 150 ml kondensat dapat dikumpulkan dalam labu penerima

    untuk memastikan didapatnya kembali nitrogen. Perpanjangan waktu

    distilasi dan volume yang dikumpulkan menghasilkan lebih banyak air

     yang juga akan tertampung pada larutan penerima. Namun kelebihan

    air ini tidak akan memperngaruhi hasil titrasi. Waktu distilasi dan

    volume distilat yang dikumpulkan harus distandarisasi. Laju distilasi

    dipengaruhi oleh kapasitas pendinginan dari kondensor dan suhu air

    pendingin.

  • 8/18/2019 Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

    5/8

    Peralatan prakondisi diperlukan katika sampel yang akan ditentukan

    kadar nitrogennya memiliki kadar nitrogen yang sangat kecil sebelum

    sampel tersebut didistilasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mendistilasi

    campuran air bebas amonia dan NaOH 50% denganperbandingan 1:1

    selama 5 menit sebelum sampel didistilasi untuk mengurangi

    kontaminasi dari amonia di atmosfer.

    d. Larutan Penerima

    Larutan yang digunakan sebagai larutan untuk menangkap amonia

    merupakan asam yang bisa berupa asam standar ataupun asam borat.

    Jika yang digunakan sebagai larutan penerima adalah HCl atau H2SO4,

    maka akan lebih baik jika hanya ada sedikit kelebihan asam yang

    tertinggal setelah NH3  didistilasi dan terperangkap untuk menghindari

    titrasi balik. Dengan mengantisipasi jumlah nitrogen dalam sampel.

    Jumlah target asam standar dapat dihitung menurut persamaan 3.3 :

      Konsentrasi yang tepat tidak terlalu dibutuhkan jika larutan

    penerima yang digunakan adalah asam borat. Hal ini karena proses

    titrasi langsung menghitung jumlah amonia dalam larutan distilat

    dengan menetralkan kompleks yang terbentuk antara amonia dan asam

    borat (perbandingan 1:1). Jumlah asam borat yang banyak bisa

    ditambahkan pada larutan penerima sehingga absorpsi amonia dapat

    berlangsung dengan sempurna.

    Volume larutan penerima dapat ditingkatkan dengan menambahkan

    air bebas amonia sehingga ujung pipa pengantar bisa tercelup ke

    larutan tersebut. Pipa pegantar harus selalu dibilas ke dalam labu

    penerima sesaat sebelum labu tersebut dipindahkan dari perangkat

    distilasi. Larutan penerima harus berada pada suhu 45 C selama proses

    distilasi untuk mencegah hilangnya amonia.

  • 8/18/2019 Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

    6/8

    1.1.4  Proses Titrasi 

    Terdapat dua macam titrasi yang digunakan pada proses Kjeldahl,

     yakni titrasi balik yang biasanya digunakan pada Kjeldahl Makro dan

    titrasi langsung. Kedua metode tersebut mengindikasikan keberadaan

    amonia dalam air distilat dengan menunjukkan perubahan warna dan

    memungkinkan dilakukannya perhitungan konsentrasi.

    a.  Penentuan Nitrogen Melalui Titrasi Balik 

    Pada titrasi balik, amonia ditangkap dengan larutan asam yang

    telah distandarisasi dengan sangat tepat pada labu penerima. Kelebihan

    asam pada larutan penerima menjaga pHnya tetap rendah sehingga

    indikator tidak berubah warna.

    2NH3 + 2H2SO4  à (NH4)2SO4 + H2SO4  (3.4)

    Kelebihan larutan asam kemudian dinetralkan dengan larutan basa

     yang telah distandarisasi dengan tepat misalnya basa NaOH. Perubahan

    warna terjadi ketika titrasi mencapai titik akhirnya.

    (NH4)2SO4 + H2SO4 + 2NaOH à (Na)2SO4 + (NH4)2SO4 +

    2H2O (3.5)

    b.  Penentuan Nitrogen Melalui Titrasi Langsung

    Titrasi langsung dilakukan dengan menggunakan asam borat

    sebagai larutan penerimanya. Reaksi yang terjadi pada titrasi ini

    adalah:

    NH3 + H3BO3  à NH4+:H2BO3- + H3BO3

    (3.6)

    Asam borat menangkap gas amonia dan membentuk kompleks

    borat. Setelah amonia terkumpulkan, maka warna larutan penerima

    akan berubah.

    2NH4H2BO3-   + H2SO4   à NH4+:H2BO3-   +

    H3BO3 (3.7)

  • 8/18/2019 Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

    7/8

    Penambahan asam sulfat menetralkan kompleks amonium borat

    sehingga perubahan warna terjadi.

    Metode asam borat ini memiliki dua kelebihan yakni hanya

    membutuhkan satu larutan standar untuk proses penentuan kadar

    nitrogen dan larutan memiliki waktu hidup yang lama.

    a.  Indikator 

    Beberapa indikator yang berbeda telah digunakan untuk dapat

    memberikan perbedaan warna yang mencolok selama proses titrasi.

    Analis biasanya menggunakan indikator yang spesifik dan hal ini sangat

    terganting pada pilihan personal. Namun demikian, indikator yang

    sering digunakan adalah campuran dari metil merah dan metilen biru.

    Indikator harus memiliki trayek pH perubahan wrana dimana titik

    ekivalen titrasi terjadi.

    b.  Perhitungan

    Perhitungan kadar nitrogen harus disesuaikan dengan larutan

    penerima yang digunakan dan faktor pengenceran selama proses

    distilasi. Pada persamaan di bawah, “N” menunjukkan normalitas. “ml

    blank‘ adalah mililiter yang diperlukan untuk titrasi balik reagen blank

     jika yang digunakan adalah asam standar, atau menunjukkan mililiter

    asam standar yang dibutuhkan untuk mentitrasi larutan penerima.

    Ketika asam standar digunakan sebagai larutan penerima, persamaan

     yang digunakan adalah

    Jika berat sampel berupa miligram, berat molekul nitrogen harus

    diubah menjadi 1400,67.

    Ketika asam borat digunakan sebagai larutan penerima, maka

    persamaan yang digunakan adalah:

  • 8/18/2019 Metode Penetuan Kadar Nitrogen Metode.html

    8/8

    ‹ ›Beranda

    Lihat versi web

    Dunia Wahyu World di 08.30

    Berbagi   0

    Tambahkan komentar

    2 komentar:

    Baginda Syarif  7 September 2015 13.58

    terima kasih atas infonya :)

    Balas

    Evan Stefanus Aprilianto Rinaldi 24 Oktober 2015 10.50

    sangat membantu.

    Balas

    Dunia Wahyu World

    A student in Sepuluh Nopember Institute of Technology, Facultyof Mathematics and Natural Sciences majoring in Chemistry. Now

    is in the master program in Department of Chemistry, and still

    doing my researc. For my final project in bachelor degree is about Aurivillius

    oxide and for thesis it's about perovskite for membrane application. Anyone who

    have the same research topic or interested in it, including about chemistry in

    general, let's discuss further more :)

    Lihat profil lengkapku

    Mengenai Saya

    Diberdayakan oleh Blogger.