Metode Penelitian

4
Paper : Tugas 1 Metode Penelitian Dosen : Dr. Ir. I Nyoman Budiartha RM, MSc. MENYUSUN LATAR BELAKANG DAN IDENTIFIKASI MASALAH Oleh : MADE AGUS DWI CAHYADI (1004105055) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

description

Tugas Metode Penelitian Awal

Transcript of Metode Penelitian

Page 1: Metode Penelitian

Paper : Tugas 1 Metode Penelitian

Dosen : Dr. Ir. I Nyoman Budiartha RM, MSc.

MENYUSUN LATAR BELAKANG DAN IDENTIFIKASI

MASALAH

Oleh :

MADE AGUS DWI CAHYADI (1004105055)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2015

Page 2: Metode Penelitian

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI

KALANGAN REMAJA

Didalam kehidupan sehari – hari saya sudah sering melihat teman maupun orang lain

merokok. Tentu saya pernah terpikir, mengapa mereka merokok padahal rokok itu sendiri sangat

merugikan dan lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik dari perokok maupun orang

disekitarnya yang tidak merokok. Dilihat dari sisi perokok yang bersangkutan, ada beberapa riset

yang mendukung pernyataan seperti itu. Dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh bahan – bahan

kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbon monoksida) dan tar akan memacu kerja

dari susunan syaraf pusat dan syaraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat

dan detak jantung menjadi cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit lainnya seperti

penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru – paru, bronchitis kronis, dan

kemandulan. Bagi ibu hamil rokok dapat menyebabkan kelahiran bayi yang premature, berat

badan bayi rendah, kemungkinan bayi lahir dalam kondisi cacat dan gangguan perkembangan

pada bayi.

Dilihat dari sisi orang disekelilingnya, merokok menimbulkan dampak negative bagi

perokok pasif. resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif

karena daya tahan terhadap zat – zat yang berbahaya sangat rendah. Tidak ada yang memungkiri

adanya dampak negative dari perilaku merokok tetapi perilaku merokok bagi kehidupan manusia

merupakan kegiatan yang ‘fenomenal’. Artinya, meskipun sudah diketahui akibat negative

merokok tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi semakin meningkat dan usia

merokok semakin bertambah muda

Terlebih pada kalangan remaja usia lingkungannya yang sangat berpengaruh dalam hal

perkembangan pergaulan sosialnya besar atau kecil menentukan mereka untuk menjadi perokok,

padahal mereka memahami akibat – akibat yang berbahaya dari asap rokok yang mereka hisap,

tetapi mengapa mereka tidak mencoba untuk menghindari perilaku tersebut?

Ada banyak alasan yang melatar belakangi perilaku merokok pada remaja tersebut. Secara umum

perilaku merokok mereka disebabkan oleh faktor lingkungan dan individu. Artinya, perilaku

Page 3: Metode Penelitian

merokok selain disebabkan oleh faktor – faktor dari dalam diri juga disebabkan oleh lingkungan

mereka bersosialisasi.

Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja, biasanya remaja

mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa

perkembangannya yaitu masa ketika mereka mencari jati dirinya. Dalam masa remaja ini, sering

dilukiskan sebagai masa badai dan topan karena ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan

sosial. Upaya – upaya untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai

dengan harapan mereka. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai salah satu cara

untuk menemukan jati diri mereka. Bahwa perilaku merokok bagi mereka merupakan

simbolisasi. Simbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap awan

jenis.

Teman sebaya mempunyai peran yang sangat berarti bagi remaja, karena pada masa

tersebut remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai bergabung pada kelompok

sebaya. Kebutuhan untuk dapat diterima sering kali membuat mereka untuk berbuat apa saja agar

dapat diterima kelompoknya dan terbebas dari sebutan ‘pengecut’ ataupun ‘katro’. Karena pada

masa remaja mereka sering berkumpul dan bermain bersama dengan teman sebayanya, lambat

laun  merekapun terbawa dengan kebiasaan merokok yang kemungkinan menyebabkan temen –

teman sebayanya juga bisa saja mengikuti perilaku tersebut karena faktor yang telah disebutkan

diatas. Dan karena faktor kenikmatan merokok yang dipersepsikan sebagai kepuasan psikologis

inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk berhenti merokok.

Kemudian lingkungan keluarga bisa jadi merupakan pihak – pihak yang pertama kali

yang mengenalkan atau mencoba merokok, kemudian berlanjut dan berkembang menjadi

ketergantungan akan rokok. Jika sudah seperti ini maka merokok bukannlah simbolisasi

kejantanan ataupun kedewasaan akan tetapi merupakan sebuah hasrat kepuasan psikologis

pribadi si perokok itu sendiri.