83 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode ...
METODE PENELITIAN
-
Upload
adamaliksgmailcom -
Category
Documents
-
view
48 -
download
0
Transcript of METODE PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan
rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel
tingkat pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana alat pelindung diri dan
motivasi dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan
pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi
Semarang. hanya satu kali pada satu saat.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi yang digunakan sebagai subyek dalam penelitian ini
adalah seluruh perawat Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi
Semarang yang berjumlah 60 orang.
b. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
populasi yang memenuhi kriteria. Kriteria inklusi dan eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana
di Instalasi Bedah Sentral yang menjalankan tugas sebagai circulating
nurse (perawat sirkulasi) dan scrub nurse (perawat instrument), tidak
sedang dalam masa percobaan (training) dan tidak sedang dilakukan
supervisi baik untuk keperluan akreditasi maupun untuk pemberian
reward. Berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan CPNS
(Calon Pegawai Negeri Sipil), sudah pernah mengikuti pelatihan CBT
(Competency Based Training) untuk perawat kamar bedah, basis
pendidikan keperawatan yaitu SPK (Sekolah Perawat Kesehatan),
22
23
DIII Keperawatan, atau S1 Keperawatan, dan bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
b. Kriteria Eksklusi
Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah perawat
pelaksana I Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang yang
sedang menjalankan tugas belajar, perawat yang sedang cuti, dan
perawat yang tidak bersedia menjadi responden.
c. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sampling purposive
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 40 orang.
C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
1. Definisi Operasional
a. Perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan
universal di kamar bedah.
Perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan
pencegahan universal di kamar bedah yaitu tindakan yang dilakukan
perawat untuk melindungi diri dari resiko penularan penyakit dan
infeksi nosokomial yang berasal dari pasien dengan meminimalkan
paparan terhadap darah dan cairan tubuh pasien tanpa memandang
status infeksi.
Perilaku perawat diukur dengan menggunakan lembar
observasi berupa checklist yang diambil dari Standar Pengendalian
Infeksi Nosokomial RSUP Dr. Kariadi Semarang 2004. Lembar
observasi terdiri dari 18 item prosedur tindakan pencegahan universal,
jika prosedur dilakukan (ya) diberi nilai 1 dan jika tidak dilakukan
(tidak) diberi nilai 0. Skor tertinggi yaitu 18 dan skor terendah 0. Skala
pengukuran yang dilakukan adalah skala nominal dengan
kategori :
24
1) Perilaku baik jika prosedur yang dilakukan memenuhi standar
pencapaian prosedur yaitu ≥ 80% dari jumlah prosedur ( skor ≥ 14
atau 14 – 18 ).
2) Perilaku tidak baik jika prosedur yang dilakukan kurang dari standar
pencapaian prosedur yaitu < 80% jumlah prosedur ( skor < 14 atau
0-13).
b. Pengetahuan
Pengetahuan perawat yaitu pemahaman perawat tentang
prosedur tindakan pencegahan universal di kamar bedah, resiko jika
tidak menerapkan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar
bedah, dan alat atau sarana yang dibutuhkan dalam menerapkan
prosedur tersebut.
Pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner yang
tediri dari 20 soal multiple choice. Apabila jawaban benar diberi nilai 1
dan apabila jawaban salah diberi nilai 0 dengan skor tertinggi 20 dan
skor terendah 0. Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala ordinal
dengan kategori:
1) Pengetahuan baik jika skor 76%-100% (16-20)
2) Pengetahuan cukup jika skor 51-75% (10-15)
3) Pengetahuan kurang jika skor < 51% (< 10)
c. Sikap
Sikap perawat yaitu respon atau tanggapan perawat terhadap
penerapan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar bedah.
Sikap diukur dengan Likert Scale yang terdiri dari beberapa
item pernyataan. Pernyataan dibagi menjadi dua, yaitu pernyataan
favourable dan pernyataan favourable. Pada pernyataan Favourable,
jika responden menjawab sangat setuju diberi skor 1, jika setuju diberi
skor 2, jika tidak setuju diberi skor 3, dan jika sangat tidak setuju diberi
skor 4. Pada pernyataan Unfavourable, jika responden menjawab
sangat setuju diberi skor 4, jika setuju diberi skor 3, jika tidak setuju
25
diberi skor 2, dan jika sangat tidak setuju diberi skor 1, sehingga skor
tertinggi adalah 60 dan skor terendah adalah 15
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal dengan
kategori:
1) Sikap baik jika skor 76%-100% (46-60)
2) Sikap cukup baik jika skor 51%-75% (30-45)
3) Sikap kurang baik jika skor < 51% (< 30)
d. Ketersediaan sarana
Sarana yang dimiliki oleh perawat kamar bedah dalam
menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar bedah,
berupa alat pelindung pribadi yang terdiri dari dua jenis alat pelindung
pribadi yaitu alat pelindung pribadi standar (sarung tangan, topi,
masker, baju operasi, kantong kaki) dan alat pelindung pribadi khusus
(kacamata pelindung/google, baju kedap air/celemek (skort), dan
sepatu booth).
Ketersediaan sarana diukur dengan skala ordinal dan
dikategorikan menjadi:
1) Sarana mendukung
Jika memiliki 8 macam alat pelindung pribadi (3 macam alat
pelindung pribadi standar dan 5 macam alat pelindung pribadi
khusus)
2) Sarana cukup mendukung
Jika memiliki 5 macam alat pelindung pribadi standar ditambah
minimal 1 macam alat pelindung pribadi khusus.
3) Sarana kurang mendukung
Jika hanya memiliki 5 macam alat pelindung pribadi standar.
e. Motivasi
Motivasi merupakan pernyataan tentang dorongan perawat
kamar bedah dalam menerapkan prosedur tindakan pencegahan
universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang.
26
Motivasi diukur dengan Likert Scale yang terdiri dari beberapa
item pernyataan. Pernyataan dibagi menjadi dua, yaitu pernyataan
Favourable dan Unfavourable. Pada pernyataan Favourable, jika
responden menjawab sangat setuju diberi skor 1, jika setuju diberi skor
2, jika tidak setuju diberi skor 3, dan jika sangat tidak setuju diberi skor
4. Pada pernyataan Unfavourable, jika responden menjawab sangat
setuju diberi skor 4, jika setuju diberi skor 3, jika tidak setuju diberi
skor 2, dan jika sangat tidak setuju diberi skor 1, sehingga skor
tertinggi adalah 60 dan skor terendah adalah 15.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal dengan
kategori:
1. Motivasi tinggi jika skor 76%-100% (46-60)
2. Motivasi cukup jika skor 51%-75% (30-45)
3. Motivasi rendah jika skor < 51% (< 30)
2. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas/independen
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal
di kamar bedah, sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan
pencegahan universal di kamar bedah, ketersediaan sarana alat
pelindung diri selama tindakan pembedahan dan motivasi dalam upaya
menerapkan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar bedah.
b. Variable terikat/dependen
Variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku perawat
dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar
bedah.
D. Alat Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Kuesioner I : data karakteristik responden yang terdiri atas kode
responden, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan masa kerja.
27
2. Kuesioner II : kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan
universal di kamar bedah. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti dengan
rujukan Buku Pengendalian Infeksi Nosokomial RSUP Dr.Kariadi
Semarang tahun 2004.
3. Kuesioner III : kuesioner terdiri dari 15 pernyataan untuk mengetahui
sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan
universal di kamar bedah.
4. Kuesioner IV : kuesioner terdiri dari 15 pernyataan untuk mengetahui
motivasi perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan
universal di kamar bedah.
5. Lembar Observasi I : lembar observasi prosedur tindakan pencegahan
universal di kamar bedah yang diambil dari Pedoman Pengendalian Infeksi
Nosokomial RSUP Dr. Kariadi Semarang
6. Lembar Observasi II : lembar observasi ketersediaan sarana yang dibuat
oleh peneliti dengan mengobservasi ketersediaan sarana alat pelindung
pribadi yang dimiliki oleh masing-masing perawat di Instalasi Bedah
Sentral kemudian dibandingkan dengan standar kamar bedah menurut
Depkes RI.
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum pernah
digunakan sebelumnya, maka harus diuji terlebih dahulu. Untuk menguji
validitas instrumen penelitian, yang pertama dilakukan adalah uji validitas
isi (content validity) bersama 3 orang expert, yaitu 2 orang dari perawatan
dan 1 orang medis. Masing-masing ahli ditanya untuk menguji relevansi
pertanyaan dengan menggunakan index of content validity (ICV) yang
dijabarkan dalam 4 kategori, yaitu: Angka 1 bila pertanyaan atas instrumen
tidak relevan dengan penelitian, angka 2 bila isi instrumen sulit untuk
diidentifikasi relevansinya dengan penelitian, angka 3 bila isi instrumen
28
relevan tapi masih membutuhkan adanya perubahan, dan angka 4 bila isi
instrumen sangat relevan dengan penelitian. Semua item soal untuk
pengetahuan dan sikap perawat mengenai prosedur tindakan pencegahan
universal di kamar bedah dinyatakan relevan untuk mengukur variabel
pengetahuan dan sikap perawat.
Setelah uji validitas isi, instrument penelitian diujicobakan kepada
10 responden di kamar bedah RSU Tugu Rejo Semarang pada tanggal 01
Juli 2010 Pengujian validitas selanjutnya lakukan dengan rumus korelasi
product moment untuk menghitung korelasi antara masing-masing
pertanyaan dengan skor total. Hasil tiap-tiap item dibandingkan dengan
tabel nilai product moment. Nilai r tabel pada n=10 adalah 0,632. Hasil uji
validitas :
a. Nilai r tabel pada n=10 adalah 0,632. Nilai rhitung pada 20 kuesioner
dalam rentang 0,670 – 0,829 artinya kuesioner pengetahuan tersebut
valid karena nilai tersebut lebih daripada rtabel (0,632).
b. Nilai r tabel pada n=10 adalah 0,632. Nilai rhitung pada 15 kuesioner
dalam rentang 0,643 – 0,933 artinya kuesioner sikap tersebut valid
karena nilai tersebut lebih daripada rtabel (0,632).
c. Nilai r tabel pada n=10 adalah 0,632. Nilai rhitung pada 15 kuesioner
dalam rentang 0,775 – 0,954 artinya kuesioner motivasi tersebut valid
karena nilai tersebut lebih daripada rtabel (0,632).
2. Uji Reliabilitas
Dalam pengujian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah
internal consistency yaitu uji instrumen dicobakan sekali saja kemudian
hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Dalam penelitian ini
pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Pengujian
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach.
Instrumen dikatakan reliabel jika diperoleh nilai alpha ≥ 0,60. Hasil uji
reliabilitas :
29
a. Hasil uji reliabilitas pengetahuan dengan α = 0,969 artinya kuesioner
pengetahuan tersebut reliabilitas tinggi karena nilai Alpha cronbach
lebih besar dari pada r tabel (0,60).
b. Hasil uji reliabilitas sikap dengan α = 0,958 artinya kuesioner sikap
tersebut reliabilitas tinggi karena nilai Alpha cronbach lebih besar dari
pada r tabel (0,60).
c. Hasil uji reliabilitas motivasi dengan α = 0,979 artinya kuesioner
motivasi tersebut reliabilitas tinggi karena nilai Alpha cronbach lebih
besar dari pada r tabel (0,60).
F. Jalannya Penelitian
1. Persiapan
a. Peneliti meminta rekomendasi dari Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang dan permintaan izin ke Direktur Utama
RSUP Dr. Kariadi Semarang yang tembusannya disampaikan ke
Instalasi Pendidikan dan Latihan (Diklit) RSUP Dr. Kariadi Semarang
serta ruangan tempat penelitian.
b. Peneliti melakukan pendekatan kepada Kepala Ruang dan perawat
pelaksana yang bertugas di Instalasi Bedah Sentral RSUP
Dr. Kariadi Semarang dengan menjelaskan tujuan dan manfaat
penelitian agar proses pengambilan data dapat dilakukan dengan baik.
c. Peneliti meminta bantuan dari salah seorang asisten peneliti
kemudian memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan
penelitian kepada perawat yang ditunjuk untuk membantu dalam
pengumpulan data sehingga perawat tersebut mempunyai
pemahaman yang sama tentang cara pengumpulan data dengan
peneliti.
30
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti menyebar
kuesioner kepada responden dimana dalam hal ini peneliti dibantu oleh
numerator. Sebelum penelitian berjalan, peneliti menjelaskan kepada
numerator untuk menyamakan persepsi tentang proses penelitian ini.
3. Pelaksanaan
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 02 Agustus dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data
1) Peneliti memilih dan mencatat data responden yang memenuhi
kriteria untuk dipilih menjadi sampel.
2) Peneliti memberikan informasi tentang tujuan penelitian dan
keikutsertaan dalam penelitian ini kepada responden, bagi yang
setuju berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent).
3) Peneliti membagikan lembar persetujuan penelitian (informed
consent) kepada responden yang bersedia berpartisipasi dalam
penelitian untuk ditandatangani.
4) Peneliti membagikan kuesioner pada responden dan meminta agar
responden menjawab seluruh pertanyaan yang disediakan dalam
kuesioner.
b. Pengolahan Data
1) Editing (pengeditan)
Kuesioner yang dikembalikan oleh responden diperiksa
kelengkapan pengisian terutama identitas responden, kesalahan
dalam memberikan tanda pada kuesioner dan klarifikasi terhadap
jawaban yang telah dipilih. Peneliti melakukan editing dilakukan
dilapangan sehingga apabila terjadi kesalahan data dapat segera
dilakukan perbaikan.
31
2) Scoring (pemberian skor)
Peneliti memberikan skor pada jawaban yang telah
diberikan sesuai dengan pedoman. Pada variabel pengetahuan
apabila jawaban benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Pada
variabel sikap dan motivasi pada pernyataan Favourable, jika
responden menjawab sangat setuju diberi skor 1, jika setuju diberi
skor 2, jika tidak setuju diberi skor 3, dan jika sangat tidak setuju
diberi skor 4. Pada pernyataan Unfavourable, jika responden
menjawab sangat setuju diberi skor 4, jika setuju diberi skor 3,
jika tidak setuju diberi skor 2, dan jika sangat tidak setuju diberi
skor 1.
3) Coding (pengkodean)
Peneliti memberi tanda pada masing-masing jawaban
dengan angka kemudian dimasukkan dalam tabel kerja agar
pembacaan lebih mudah. Coding untuk masing-masing variabel
adalah sebagai berikut :
a. Variabel perilaku perawat
1) Kode 1 = baik
2) Kode 2 = tidak baik
b. Variabel pengetahuan
1) Kode 1 = baik
2) Kode 2 = cukup
3) Kode 3 = kurang
c. Variabel sikap
1) Kode 1 = baik
2) Kode 2 = cukup
3) Kode 3 = kurang
d. Variabel ketersediaan sarana
1) Kode 1 = mendukung
2) Kode 2 = cukup
3) Kode 3 = kurang
32
e. Variabel motivasi
1) Kode 1 = tinggi
2) Kode 2 = cukup
3) Kode 3 = rendah
4) Tabulating (tabulasi)
Peneliti memasukkan data-data hasil penelitian kedalam
tabel sesuai kriteria.
5) Entry data (memasukkan data)
Peneliti memasukkan data kedalam komputer melalui salah
satu program statistik. Sebelum dilakukan analisa dengan
komputer, peneliti melakukan pengecekan ulang terhadap data.
c. Analisa Data
1) Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan dengan menganalisa
variable-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui
karakteristik responden, tingkat ngetahuan, sikap, ketersediaan
sarana, motivasi dan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur
tindakan pencegahan universal di kamar bedah.
2) Analisa Bivariat
Analisa bivariat penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
adanya hubungan antara masing-masing variabel bebas yaitu
tingkat pengetahuan, sikap, motivasi dan ketersediaan sarana alat
pelindung diri dengan variabel terikat yaitu perilaku perawat dalam
menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar
bedah dengan menggunakan uji Chi Square.
Cara untuk memutuskan apakah ada hubungan yang
bermakna significant) antara variabel bebas dan variabel terikat,
maka enggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat
kesalahan (Alpha) yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila p value <
0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna
33
antara variabel dependen dan variabel independen, apabila p value
> 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara variabel dependen dan independen.
4. Penyusunan laporan
Tahapan penyusunan laporan diawali dengan analisis data,
kemudian dilakukan pembahasan hasil penelitian berdasarkan data-data
yang diperoleh selama penelitian. Hasil penelitian kemudian disajikan
dalam bentuk laporan untuk diseminarkan.
G. Etika Penelitian
Etika dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar Persetujuan Responden ( Inform concent )
Lembar persetujuan diberikan kepada responden setelah peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.
Calon responden yang tidak bersedia diteliti, maka peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpulan data. Peneliti cukup dengan memberi nomor kode pada
masing-masing lembar yang diberikan pada responden.
3. Confidential (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi subyek penelitian dijamin oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu berdasarkan hasil dari distribusi frekuensi
dan statistik deskriptif yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil
riset.