METODE PENELITIAN

12
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana alat pelindung diri dan motivasi dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang. hanya satu kali pada satu saat. B. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi yang digunakan sebagai subyek dalam penelitian ini adalah seluruh perawat Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang yang berjumlah 60 orang. b. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria. Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah : a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Instalasi Bedah Sentral yang menjalankan tugas sebagai circulating nurse (perawat sirkulasi) dan scrub nurse (perawat instrument), tidak sedang dalam masa percobaan (training) dan tidak sedang dilakukan supervisi baik untuk keperluan akreditasi maupun untuk pemberian reward. Berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil), sudah pernah mengikuti pelatihan CBT (Competency Based Training) untuk perawat kamar bedah, basis pendidikan keperawatan yaitu SPK (Sekolah Perawat Kesehatan), 22

Transcript of METODE PENELITIAN

Page 1: METODE PENELITIAN

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan

rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel

tingkat pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana alat pelindung diri dan

motivasi dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan

pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi

Semarang. hanya satu kali pada satu saat.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi yang digunakan sebagai subyek dalam penelitian ini

adalah seluruh perawat Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi

Semarang yang berjumlah 60 orang.

b. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

populasi yang memenuhi kriteria. Kriteria inklusi dan eksklusi dalam

penelitian ini adalah :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana

di Instalasi Bedah Sentral yang menjalankan tugas sebagai circulating

nurse (perawat sirkulasi) dan scrub nurse (perawat instrument), tidak

sedang dalam masa percobaan (training) dan tidak sedang dilakukan

supervisi baik untuk keperluan akreditasi maupun untuk pemberian

reward. Berstatus sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan CPNS

(Calon Pegawai Negeri Sipil), sudah pernah mengikuti pelatihan CBT

(Competency Based Training) untuk perawat kamar bedah, basis

pendidikan keperawatan yaitu SPK (Sekolah Perawat Kesehatan),

22

Page 2: METODE PENELITIAN

23

DIII Keperawatan, atau S1 Keperawatan, dan bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

b. Kriteria Eksklusi

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah perawat

pelaksana I Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang yang

sedang menjalankan tugas belajar, perawat yang sedang cuti, dan

perawat yang tidak bersedia menjadi responden.

c. Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sampling purposive

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel

penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 40 orang.

C. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

1. Definisi Operasional

a. Perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan

universal di kamar bedah.

Perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan

pencegahan universal di kamar bedah yaitu tindakan yang dilakukan

perawat untuk melindungi diri dari resiko penularan penyakit dan

infeksi nosokomial yang berasal dari pasien dengan meminimalkan

paparan terhadap darah dan cairan tubuh pasien tanpa memandang

status infeksi.

Perilaku perawat diukur dengan menggunakan lembar

observasi berupa checklist yang diambil dari Standar Pengendalian

Infeksi Nosokomial RSUP Dr. Kariadi Semarang 2004. Lembar

observasi terdiri dari 18 item prosedur tindakan pencegahan universal,

jika prosedur dilakukan (ya) diberi nilai 1 dan jika tidak dilakukan

(tidak) diberi nilai 0. Skor tertinggi yaitu 18 dan skor terendah 0. Skala

pengukuran yang dilakukan adalah skala nominal dengan

kategori :

Page 3: METODE PENELITIAN

24

1) Perilaku baik jika prosedur yang dilakukan memenuhi standar

pencapaian prosedur yaitu ≥ 80% dari jumlah prosedur ( skor ≥ 14

atau 14 – 18 ).

2) Perilaku tidak baik jika prosedur yang dilakukan kurang dari standar

pencapaian prosedur yaitu < 80% jumlah prosedur ( skor < 14 atau

0-13).

b. Pengetahuan

Pengetahuan perawat yaitu pemahaman perawat tentang

prosedur tindakan pencegahan universal di kamar bedah, resiko jika

tidak menerapkan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar

bedah, dan alat atau sarana yang dibutuhkan dalam menerapkan

prosedur tersebut.

Pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner yang

tediri dari 20 soal multiple choice. Apabila jawaban benar diberi nilai 1

dan apabila jawaban salah diberi nilai 0 dengan skor tertinggi 20 dan

skor terendah 0. Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala ordinal

dengan kategori:

1) Pengetahuan baik jika skor 76%-100% (16-20)

2) Pengetahuan cukup jika skor 51-75% (10-15)

3) Pengetahuan kurang jika skor < 51% (< 10)

c. Sikap

Sikap perawat yaitu respon atau tanggapan perawat terhadap

penerapan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar bedah.

Sikap diukur dengan Likert Scale yang terdiri dari beberapa

item pernyataan. Pernyataan dibagi menjadi dua, yaitu pernyataan

favourable dan pernyataan favourable. Pada pernyataan Favourable,

jika responden menjawab sangat setuju diberi skor 1, jika setuju diberi

skor 2, jika tidak setuju diberi skor 3, dan jika sangat tidak setuju diberi

skor 4. Pada pernyataan Unfavourable, jika responden menjawab

sangat setuju diberi skor 4, jika setuju diberi skor 3, jika tidak setuju

Page 4: METODE PENELITIAN

25

diberi skor 2, dan jika sangat tidak setuju diberi skor 1, sehingga skor

tertinggi adalah 60 dan skor terendah adalah 15

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal dengan

kategori:

1) Sikap baik jika skor 76%-100% (46-60)

2) Sikap cukup baik jika skor 51%-75% (30-45)

3) Sikap kurang baik jika skor < 51% (< 30)

d. Ketersediaan sarana

Sarana yang dimiliki oleh perawat kamar bedah dalam

menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar bedah,

berupa alat pelindung pribadi yang terdiri dari dua jenis alat pelindung

pribadi yaitu alat pelindung pribadi standar (sarung tangan, topi,

masker, baju operasi, kantong kaki) dan alat pelindung pribadi khusus

(kacamata pelindung/google, baju kedap air/celemek (skort), dan

sepatu booth).

Ketersediaan sarana diukur dengan skala ordinal dan

dikategorikan menjadi:

1) Sarana mendukung

Jika memiliki 8 macam alat pelindung pribadi (3 macam alat

pelindung pribadi standar dan 5 macam alat pelindung pribadi

khusus)

2) Sarana cukup mendukung

Jika memiliki 5 macam alat pelindung pribadi standar ditambah

minimal 1 macam alat pelindung pribadi khusus.

3) Sarana kurang mendukung

Jika hanya memiliki 5 macam alat pelindung pribadi standar.

e. Motivasi

Motivasi merupakan pernyataan tentang dorongan perawat

kamar bedah dalam menerapkan prosedur tindakan pencegahan

universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Page 5: METODE PENELITIAN

26

Motivasi diukur dengan Likert Scale yang terdiri dari beberapa

item pernyataan. Pernyataan dibagi menjadi dua, yaitu pernyataan

Favourable dan Unfavourable. Pada pernyataan Favourable, jika

responden menjawab sangat setuju diberi skor 1, jika setuju diberi skor

2, jika tidak setuju diberi skor 3, dan jika sangat tidak setuju diberi skor

4. Pada pernyataan Unfavourable, jika responden menjawab sangat

setuju diberi skor 4, jika setuju diberi skor 3, jika tidak setuju diberi

skor 2, dan jika sangat tidak setuju diberi skor 1, sehingga skor

tertinggi adalah 60 dan skor terendah adalah 15.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal dengan

kategori:

1. Motivasi tinggi jika skor 76%-100% (46-60)

2. Motivasi cukup jika skor 51%-75% (30-45)

3. Motivasi rendah jika skor < 51% (< 30)

2. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas/independen

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat

pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal

di kamar bedah, sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan

pencegahan universal di kamar bedah, ketersediaan sarana alat

pelindung diri selama tindakan pembedahan dan motivasi dalam upaya

menerapkan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar bedah.

b. Variable terikat/dependen

Variabel terikat pada penelitian ini adalah perilaku perawat

dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar

bedah.

D. Alat Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Kuesioner I : data karakteristik responden yang terdiri atas kode

responden, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan masa kerja.

Page 6: METODE PENELITIAN

27

2. Kuesioner II : kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan untuk mengetahui

tingkat pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan

universal di kamar bedah. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti dengan

rujukan Buku Pengendalian Infeksi Nosokomial RSUP Dr.Kariadi

Semarang tahun 2004.

3. Kuesioner III : kuesioner terdiri dari 15 pernyataan untuk mengetahui

sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan

universal di kamar bedah.

4. Kuesioner IV : kuesioner terdiri dari 15 pernyataan untuk mengetahui

motivasi perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan

universal di kamar bedah.

5. Lembar Observasi I : lembar observasi prosedur tindakan pencegahan

universal di kamar bedah yang diambil dari Pedoman Pengendalian Infeksi

Nosokomial RSUP Dr. Kariadi Semarang

6. Lembar Observasi II : lembar observasi ketersediaan sarana yang dibuat

oleh peneliti dengan mengobservasi ketersediaan sarana alat pelindung

pribadi yang dimiliki oleh masing-masing perawat di Instalasi Bedah

Sentral kemudian dibandingkan dengan standar kamar bedah menurut

Depkes RI.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum pernah

digunakan sebelumnya, maka harus diuji terlebih dahulu. Untuk menguji

validitas instrumen penelitian, yang pertama dilakukan adalah uji validitas

isi (content validity) bersama 3 orang expert, yaitu 2 orang dari perawatan

dan 1 orang medis. Masing-masing ahli ditanya untuk menguji relevansi

pertanyaan dengan menggunakan index of content validity (ICV) yang

dijabarkan dalam 4 kategori, yaitu: Angka 1 bila pertanyaan atas instrumen

tidak relevan dengan penelitian, angka 2 bila isi instrumen sulit untuk

diidentifikasi relevansinya dengan penelitian, angka 3 bila isi instrumen

Page 7: METODE PENELITIAN

28

relevan tapi masih membutuhkan adanya perubahan, dan angka 4 bila isi

instrumen sangat relevan dengan penelitian. Semua item soal untuk

pengetahuan dan sikap perawat mengenai prosedur tindakan pencegahan

universal di kamar bedah dinyatakan relevan untuk mengukur variabel

pengetahuan dan sikap perawat.

Setelah uji validitas isi, instrument penelitian diujicobakan kepada

10 responden di kamar bedah RSU Tugu Rejo Semarang pada tanggal 01

Juli 2010 Pengujian validitas selanjutnya lakukan dengan rumus korelasi

product moment untuk menghitung korelasi antara masing-masing

pertanyaan dengan skor total. Hasil tiap-tiap item dibandingkan dengan

tabel nilai product moment. Nilai r tabel pada n=10 adalah 0,632. Hasil uji

validitas :

a. Nilai r tabel pada n=10 adalah 0,632. Nilai rhitung pada 20 kuesioner

dalam rentang 0,670 – 0,829 artinya kuesioner pengetahuan tersebut

valid karena nilai tersebut lebih daripada rtabel (0,632).

b. Nilai r tabel pada n=10 adalah 0,632. Nilai rhitung pada 15 kuesioner

dalam rentang 0,643 – 0,933 artinya kuesioner sikap tersebut valid

karena nilai tersebut lebih daripada rtabel (0,632).

c. Nilai r tabel pada n=10 adalah 0,632. Nilai rhitung pada 15 kuesioner

dalam rentang 0,775 – 0,954 artinya kuesioner motivasi tersebut valid

karena nilai tersebut lebih daripada rtabel (0,632).

2. Uji Reliabilitas

Dalam pengujian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah

internal consistency yaitu uji instrumen dicobakan sekali saja kemudian

hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Dalam penelitian ini

pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach. Pengujian

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach.

Instrumen dikatakan reliabel jika diperoleh nilai alpha ≥ 0,60. Hasil uji

reliabilitas :

Page 8: METODE PENELITIAN

29

a. Hasil uji reliabilitas pengetahuan dengan α = 0,969 artinya kuesioner

pengetahuan tersebut reliabilitas tinggi karena nilai Alpha cronbach

lebih besar dari pada r tabel (0,60).

b. Hasil uji reliabilitas sikap dengan α = 0,958 artinya kuesioner sikap

tersebut reliabilitas tinggi karena nilai Alpha cronbach lebih besar dari

pada r tabel (0,60).

c. Hasil uji reliabilitas motivasi dengan α = 0,979 artinya kuesioner

motivasi tersebut reliabilitas tinggi karena nilai Alpha cronbach lebih

besar dari pada r tabel (0,60).

F. Jalannya Penelitian

1. Persiapan

a. Peneliti meminta rekomendasi dari Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang dan permintaan izin ke Direktur Utama

RSUP Dr. Kariadi Semarang yang tembusannya disampaikan ke

Instalasi Pendidikan dan Latihan (Diklit) RSUP Dr. Kariadi Semarang

serta ruangan tempat penelitian.

b. Peneliti melakukan pendekatan kepada Kepala Ruang dan perawat

pelaksana yang bertugas di Instalasi Bedah Sentral RSUP

Dr. Kariadi Semarang dengan menjelaskan tujuan dan manfaat

penelitian agar proses pengambilan data dapat dilakukan dengan baik.

c. Peneliti meminta bantuan dari salah seorang asisten peneliti

kemudian memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan

penelitian kepada perawat yang ditunjuk untuk membantu dalam

pengumpulan data sehingga perawat tersebut mempunyai

pemahaman yang sama tentang cara pengumpulan data dengan

peneliti.

Page 9: METODE PENELITIAN

30

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti menyebar

kuesioner kepada responden dimana dalam hal ini peneliti dibantu oleh

numerator. Sebelum penelitian berjalan, peneliti menjelaskan kepada

numerator untuk menyamakan persepsi tentang proses penelitian ini.

3. Pelaksanaan

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 02 Agustus dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

1) Peneliti memilih dan mencatat data responden yang memenuhi

kriteria untuk dipilih menjadi sampel.

2) Peneliti memberikan informasi tentang tujuan penelitian dan

keikutsertaan dalam penelitian ini kepada responden, bagi yang

setuju berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent).

3) Peneliti membagikan lembar persetujuan penelitian (informed

consent) kepada responden yang bersedia berpartisipasi dalam

penelitian untuk ditandatangani.

4) Peneliti membagikan kuesioner pada responden dan meminta agar

responden menjawab seluruh pertanyaan yang disediakan dalam

kuesioner.

b. Pengolahan Data

1) Editing (pengeditan)

Kuesioner yang dikembalikan oleh responden diperiksa

kelengkapan pengisian terutama identitas responden, kesalahan

dalam memberikan tanda pada kuesioner dan klarifikasi terhadap

jawaban yang telah dipilih. Peneliti melakukan editing dilakukan

dilapangan sehingga apabila terjadi kesalahan data dapat segera

dilakukan perbaikan.

Page 10: METODE PENELITIAN

31

2) Scoring (pemberian skor)

Peneliti memberikan skor pada jawaban yang telah

diberikan sesuai dengan pedoman. Pada variabel pengetahuan

apabila jawaban benar diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Pada

variabel sikap dan motivasi pada pernyataan Favourable, jika

responden menjawab sangat setuju diberi skor 1, jika setuju diberi

skor 2, jika tidak setuju diberi skor 3, dan jika sangat tidak setuju

diberi skor 4. Pada pernyataan Unfavourable, jika responden

menjawab sangat setuju diberi skor 4, jika setuju diberi skor 3,

jika tidak setuju diberi skor 2, dan jika sangat tidak setuju diberi

skor 1.

3) Coding (pengkodean)

Peneliti memberi tanda pada masing-masing jawaban

dengan angka kemudian dimasukkan dalam tabel kerja agar

pembacaan lebih mudah. Coding untuk masing-masing variabel

adalah sebagai berikut :

a. Variabel perilaku perawat

1) Kode 1 = baik

2) Kode 2 = tidak baik

b. Variabel pengetahuan

1) Kode 1 = baik

2) Kode 2 = cukup

3) Kode 3 = kurang

c. Variabel sikap

1) Kode 1 = baik

2) Kode 2 = cukup

3) Kode 3 = kurang

d. Variabel ketersediaan sarana

1) Kode 1 = mendukung

2) Kode 2 = cukup

3) Kode 3 = kurang

Page 11: METODE PENELITIAN

32

e. Variabel motivasi

1) Kode 1 = tinggi

2) Kode 2 = cukup

3) Kode 3 = rendah

4) Tabulating (tabulasi)

Peneliti memasukkan data-data hasil penelitian kedalam

tabel sesuai kriteria.

5) Entry data (memasukkan data)

Peneliti memasukkan data kedalam komputer melalui salah

satu program statistik. Sebelum dilakukan analisa dengan

komputer, peneliti melakukan pengecekan ulang terhadap data.

c. Analisa Data

1) Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan dengan menganalisa

variable-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung

distribusi frekuensi dan proporsinya untuk mengetahui

karakteristik responden, tingkat ngetahuan, sikap, ketersediaan

sarana, motivasi dan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur

tindakan pencegahan universal di kamar bedah.

2) Analisa Bivariat

Analisa bivariat penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

adanya hubungan antara masing-masing variabel bebas yaitu

tingkat pengetahuan, sikap, motivasi dan ketersediaan sarana alat

pelindung diri dengan variabel terikat yaitu perilaku perawat dalam

menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di kamar

bedah dengan menggunakan uji Chi Square.

Cara untuk memutuskan apakah ada hubungan yang

bermakna significant) antara variabel bebas dan variabel terikat,

maka enggunakan p value yang dibandingkan dengan tingkat

kesalahan (Alpha) yaitu sebesar 5% atau 0,05. Apabila p value <

0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang bermakna

Page 12: METODE PENELITIAN

33

antara variabel dependen dan variabel independen, apabila p value

> 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara variabel dependen dan independen.

4. Penyusunan laporan

Tahapan penyusunan laporan diawali dengan analisis data,

kemudian dilakukan pembahasan hasil penelitian berdasarkan data-data

yang diperoleh selama penelitian. Hasil penelitian kemudian disajikan

dalam bentuk laporan untuk diseminarkan.

G. Etika Penelitian

Etika dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar Persetujuan Responden ( Inform concent )

Lembar persetujuan diberikan kepada responden setelah peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan dilakukan serta dampak

yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data.

Calon responden yang tidak bersedia diteliti, maka peneliti tidak akan

memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar

pengumpulan data. Peneliti cukup dengan memberi nomor kode pada

masing-masing lembar yang diberikan pada responden.

3. Confidential (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi subyek penelitian dijamin oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu berdasarkan hasil dari distribusi frekuensi

dan statistik deskriptif yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil

riset.