Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

30
PERTEMUAN 2 Metode Pendekatan Sosiologi Hukum Dosen Pengampu : Surya Prahara, SH., MH Mata Kuliah : Sosiologi Hukum

Transcript of Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Page 1: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

PERTEMUAN 2 Metode Pendekatan

Sosiologi Hukum

Dosen Pengampu :Surya Prahara, SH., MH

Mata Kuliah : Sosiologi Hukum

Page 2: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Weber4 tipe tindakan sosial yang mewarnai pola hubungan sosial

Zweck Rational : rasional instrumental, dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya.Wert Rational : keyakinan berdasarkan nilai tertentu, seperti nilai etis, estetis, nilai keagamaan.Affectual : sifat emosionalTradisional : berorientasi pada nilai tradisi masa lalu

Page 3: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Hukum formal sebagai keseluruhan

sistem teori hukum yang aturan-aturannya didasarkan hanya pada logika hukum, tanpa mempertimbangkan unsur di luar hukum.

Hukum material mempertimbangkan unsur-unsur non yuridis, seperti nilai politis, ekonomis,atau agama.

Weber bertitik tolak pada perbedaan antara hukum formal dengan hukum

material

Page 4: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Rasionalnya hukum dapat bersifat formal dan material yang berarti hukum tak mungkin sempurna karena semua pertentangan hukum

bersumber pada pertentangan kedua jenis hukum yang tak terpecahkan

Page 5: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Hukum irasional dan material, yaitu dimana pembentuk undang-undang dan hakim mendasarkan keputusannya semata-mata pada nilai-nilai emosional tanpa merujuk pada suatu kaidah.

Hukum irasional dan formal, yaitu dimana pembentuk undang-undang dan hakim berpedoman pada kaidah-kaidah diluar akal, didasarkan pada wahyu atau ramalan.

Hukum rasional dan material, yaitu merujuk pada suatu kitab suci, kebijakan-kebijakan penguasa atau ideologi.

Hukum rasional dan formal, yaitu hukum dibentuk semata-mataatas dasar konsep-konsep abstrak dari ilmu hukum.

Empat tipe ideal dari hukum (Weber)

Page 6: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Pendekatan yuridis normatif, menguasai hukum bagi persoalan tertentu yang terjadi serta bagaimana melaksanakan dan menerapkan peraturan-peraturan hukum.

Pendekatan Yuridis Empiris, hukum dalam kenyataannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Bukan kenyataan dari bentuk pasal-pasal dalam perundang-undangan, tapi bagaimana hukum dioperasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Page 7: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum harus dapat memenuhi tuntutan ilmu pengetahuan modern untuk melakukan atau membuat, (1) deskripsi, (2) penjelasan, (3) pengungkapan, dan (4) prediksi.

Yuridis Empiris disebut sosiologi hukum, merupakan ilmu yang muncul dari perkembangan ilmu pengetahuan hukum dan dapat diketahui dengan mempelajari fenomena sosial dalam masyarakat yang tampak aspek hukumnya.

Page 8: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Studi Perbandingan Yuridis Empiris dengan Yuridis Normatif

Perbandingan Yuridis Empiris Yuridis Normatif

Objek Sociological model Jurisprudence model

Fokus Social structure Analisis aturan (rules)

Proses Perilaku (behavior) Logika (logic)

Pilihan (Purpose) Ilmu pengetahuan (scientific )

Praktis (practical)

Tujuan (Goal) Penjelasan (explanation)

Pengambilan keputusan

Page 9: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Hukum hanya dilihat sebagai dogmatis, sehingga tidak mampu memenuhi kualifikasi sebagai ilmu hukum.

Sosiologi hukum dapat mengembalikan hukum ke dalam lingkungan kehidupan masyarakat.

Hukum ada untuk masyarakat sehingga hukum perlu diintegrasikan kembali dengan masyarakat.

Pendidikan hukum dalam kajian Jurisprudence model, rules (normatif), logic, practical, dan decision yang bersifat terapan, tidak mampu memberikan pemahaman hukum yang utuh.

Page 10: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

1. Model Kemasyarakatan ( sociological model) :

bentuk interaksi sosial yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu interaksi sosial, sistem sosial, dan perubahan sosial.

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan perorangan, antara kelompok dengan kelompok, maupun antara orang perorangan dengan kelompok.

Sosiologi hukum dan ilmu empiris lainnya menempatkan kembali komstruksi hukum yang

abstrak ke dalam struktur sosial yang ada, sehingga hukum menjadi lembaga yang utuh dan realistis.

Page 11: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Perubahan sosial : segala perubahan pada

lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap, pola dan perikelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2. Struktur sosial : jalinan antara unsur-unsur sosial yang terdiri dari kaidah-kaidah sosial, lembaga kemasyarakatan, kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.

Sistem sosial : keseluruhan elemen atau bagian-bagian yang saling tergantung satu dengan yang lain, sehingga

terbentuk satu kesatuan atau kesinambungan.

Page 12: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

3. Perilaku (behavior) sistem perilaku yang dibuat oleh manusia.

Merupakan kenyataan hukum dalam masyarakat, sehingga terkadang apa yang dicita-citakan oleh masyarakat dalam mewujudkan kepastian hukum

justru tidak sesuai dari apa yang diharapkan

Page 13: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Perwujudan kontrol sosial tersebut mungkin berupa pemidanaan, kompensasi, terapi maupun konsiliasi.

Patokan (standar ) dari pemidanaan adalah suatu larangan, apabila dilanggar akan mengakibatkan penderitaan (sanksi negatif) bagi pelanggarnya.

Hukum sebagai kontrol sosialkontrol sosial biasanya diartikan sebagai suatu proses baik yang direncanakan maupun tidak, yang bersifat

mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi sistem kaidah dan nilai

yang berlaku.

Page 14: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Terapi maupun konsiliasi sifatnya “remedial” artinya mengembalikan situasi pada keadaan yang semula. Oleh karena itu pokoknya bukanlah siapa yang kalah dan siapa yang menang, melainkan yang penting adalah menghilangkan keadaan yang tidak menyenangkan bagi para pihak.

Standarnya adalah normalitas, keserasian, dan kesepadanan

Kompensasi, patokannya adalah kewajiban, dimana inisiatif untuk memprosesnya ada pada pihak yang dirugikan. Pihak yang dirugikan akan meminta ganti

rugi.

Page 15: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Pendekatan Hukum

A. Pendekatan hukum positivistik, normatif, legalislitik, formalistik. Hukum sebagai bangunan morma yang harus dipahami dengan

menganilis teks atau bunyi undang-undang atau peraturan yang tertulis dengan menggunakan logika hukum (legal reasoning).

Hukum dibangan atas dasar asas-asas, dogma-dogma, doktrin-doktrin, dan prinsip-prinsip hukum terutama yang berlaku secara universal dalam hukum (modern).

Kelemahannya tidak dapat menjelaskan kenyataan-kenyataan hukum secara memuaskan, terutama ketika praktek hukum tidak sesuai dengan aturan-aturan hukum yang tertulis. Seperti prinsip equality before the law, hukum tidak boleh saling bertentangan, siapa yang bersalah harus dihukum, hukum harus ditegakkan sekalipun langit akan runtuh dan sebagainya.

Kenyataannya terdapat kesenjangan (gap atau diskrepansi) dengan kenyataan hukum yang terjadi.

Page 16: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

B. Pendekatan Hukum Empiris, Sosiologis, Realisme, Konteks Sosial Hukum sebagai bangunan sosial (social institution) yang tidak

terlepas dari bangunan sosial lainnya. Hukum tidak dipahami sebagai teks dalam undang-undang

tetapi sebagai kenyataan sosial yang menafest dalam kehidupan.

Hukum tidak dipahami secara tekstual normatif tetapi secara konteksual.

Hukum tidak hanya dilandasi oleh logika hukum tetapi juga oleh logika sosial dalam rangka seaching for the meaning.

Berbagai praktek-praktek hukum yang tidak sesuai dengan aturan normative, disparitas hukum, terjadinya deviant behavior, anomaly hukum, ketidakpatuhan (disobedience), pembangkangan hukum, violent, kriminalisme dan sebagainya akan lebih mudah dijelaskan melalui pendekatan ini.

Page 17: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Aspek Hukum Positivis (Jurisprudential) Model Sosiologis

Fokus Peraturan Struktur SosialProses Logika Perilaku (behavior)Lingkup Universal VariabelPerspektif Pelaku (Participant) Pengamat (Observer)Tujuan Praktis IlmiahSasaran Keputusan (Decission) Penejelasan (Expalanation)Sumber : Donald Black. Sociological Justice, 1989 : 21.

Perbandingan Pendekatan Hukum

Page 18: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Menuju pendekatan hukum yang holistik

dan visoner• Diperlukan pergeseran paradigma (paradigm shift) secara

sinergis dan komplementer. • Pendekatan hukum yang positistik saja akan menyebabkan

hukum akan teralienasi dari basis sosial dimana hukum itu berada. Meskipun mungkin akan dapat memperoleh nilai kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum.

• Pendekatan hukum sosiologis semata akan menyebabkan seolah-oleh hukum tertulis tidak diperlukan tetapi hanya melihat realitas hukum yang terjadi. Jika dipakai sebagai satu-satunya alat dalam memahami hukum, maka dapat mengakibatkan terjadinya ketidakpastian hukum, bahkan dikhawatirkan tidak diperlukan lagi adanya hukum sehingga dapat terjadi anarkisme hukum.

Page 19: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Positivisme Hukum Berkembang pesat pada abd IX sejalan dengan tumbuhnya konsep

Negara-negara modern dan sistem trias politika Gerakan liberalisme yang bertujuan untuk melindungi kepentingan

individu melalui hukum tertulis Munculnya tokoh pemikir gerarakan positivisme seperti :

H.L.A Hart :a. Undang-undang adalah perintah manusiab. Todak perlu ada hubungan hukum dengan moralc. Sistem hukum adalah logis dan terutupd. Penilaian moral tidak dapat diberikan atau dipertahankane. Esensi hukum terletak pada adanya penggunaan paksaan

John Austin : Hukum adalah perintah kekuasaan politik yang berdaulat.

Hans Kelsen : Teori Hukum Murni, dan teori Stufenbau.

Page 20: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Paham Positivisme di Indonesia Pendidikan hukum di Indonesia lebih mengarahkan kepada

tujuan untuk menciptakan sarjana Hukum yang profesional (keahlian hukum yang monolitik). a. S1 : mencetak tukang untuk menerapkan normatik, sehingga realitas hukum dianggap relatif tidak penting.b. S1 : mencetak scientist dan professionalc. S3 : Mencetak scientist.

Pendidikan hukum di Indonesia lebih banyak mengajarkan pada fisiologi hukum (asas-asas dan norma hukum substantive), tetapi kurang pada patologi hukum (penyakit hukum) sehingga kita tidak terbiasa menganalisis penyimpangan-penyimpangan dalam bekerjanya hukum.

Page 21: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Pendidikan di Indonesia mewarisi tradisi continental law

yang mengikuti civil law. Dimana hukum sesuatu yang sudah ada dalam UU atau perturan tertulis, sehingga sumber hukum hanyalah undang-undang dan di luar itu tidak ada hukum. Asumsinya undang-undang tidak boleh diprotes, UU dianggap sudah baik karena pembentuk hukum sudah merancangnya dengan sungguh-sungguh. Civil law cenderung empiris /induktifnya tidak digunakan Lobus de droit : hakim adalah mulut undang-undang karena hakim

dalam menentukan putusan sudah ditentukan oleh undang-undang, sehingga penemuan-penemuan hukum menjadi miskin

Page 22: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Menurut Satjipto

Rahardjo Ada tiga penyebab sarjana hukum Indonesia menganut

positifisme :a. Tidak banyak melakukan penelitian hukum di lapangan.b. Tidak banyak melakukan kritik-kritik terhadap hukum.c. Beranggapan sistem hukum tidak bisa dirubah

Page 23: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Perkembangan Ke Arah Ilmu Hukum Sosiologis

Memasuki Abad XX mulai muncul pemikiran untuk meberikan penjelasan lebih baik terhadap hekakekat hukum dan tempat hukum dalam masyarakat. Ketidakpuasan terhadap positifisme kian berkembang karena acapkali antara keadilan dan kebenaran tidak sesuai sehingga muncul gerakan untuk “melawan” positifisme. Hal itu tampak dari fenomena yang disebut:a. Donald Black The age of sociologyb. Morton White The revolt against formalismc. Alan Hunt The sociological movement in law.

Gustav Radbruh Tiga nilai idealitas suatu hukum :a. Kepastian yuridisb. Keadilan Filosofisc. Kemanfaatan Sosiologis

Page 24: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Satjipto Rahardjo tiga karakteristik sosiologi hukum sebagai ilmu

Bertujuan untuk memberikan penjelasan terhadap praktek-praktek hukum

Menguji empirical validity dari peraturan/pernyataan dan hukum

Tidak melakukan penilaian terhadap perilaku hukum sebagai tetsachenwissenschaaft yang melihat law as it is in the book tidak selalu sama dengan law as it is in society, namun hal tersebut tidak perlu dihakimi sebagai sesuatu yang benar atau salah.

Page 25: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Setiap peraturan memberitahukan bagaimana seorang

pemegang peranan (role occupant) diharapkan bertindak, menerapkan sanksi-sanksinya, aktivitas dari lembaga-lembaga pelaksana serta keseluruhan kompleks sosial, politik dan lain-lainnya mengenai dirinya.

Bagaimana lembaga-lembaga pelaksana bertindak sebagai respons terhadap peraturan yang ditujukan kepadanya, sanksi-sanksinya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik dan lain-lainnya mengenai lembaga serta umpan balik dari pemegang peranan.

Bagaimana para pembuat undang-undang bertindak mengatur tingkah laku mereka, sanksi-sanksinya, keseluruhan kompleks kekuatan sosial, politik, ideologis dan lain-lain tentang mereka serta umpan balik dari pemegang peran serta birokrasi.

Teori Bekerjanya Hukum (Robert B. Siedmant)

Page 26: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Lembaga

Pembuat

Peraturan

Lembaga

Pelaksana

Peraturan

Pemegang

peranan

Faktor-faktor Sosial dan Persoalan lainnya

Umpan Balik

Norma Norma

Umpan Balik

AktivitasPenerapan

Faktor-faktor Sosial dan Persoalan lainnya

Faktor-faktor Sosial dan Persoalan lainnya

Teori Bekerjanya Hukum (Robert B. Siedmant)

Page 27: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Obyek Sosiologi Hukum• Beroperasinya hukum di masyarakat ( ius operatum) atau law in

action dan pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat.• Dari segi statiknya (struktur) : kaidah sosial, lembaga sosial,

kelompok sosial dan lapisan sosial. • Dari segi dinamiknya (proses sosial), interaksi dan perubahan sosial.

Soetandyo Wignyosoebroto: Mempelajari hukum sebagai alat pengendali sosial ( by

government ). Mempelajari hukum sebagai kaidah sosial (kaidah moral yang

dilembagakan oleh pemerintah). Stratifikasi sosial dan hukum. Hubungan perubahan sosial dan perubahan hukum.

Page 28: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Obyek Sosiologi Hukum Soerjono Soekanto

Hukum dan struktur sosial masyarakat (hukum merupakan Social Value masyarakat).

Hukum, kaidah hukum dan kaidah sosial lainnya. Stratifikasi sosial dan hukum. Hukum dan nilai sosial budaya. Hukum dan kekerasan. Kepastian hukum dan keadilan hukum. Hukum sebagai alat untuk melakukan perubahan sosial.

Page 29: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

Karakteristik Hukum Sosiologi Hukum

Ilmu Induk Ilmu Hukum Sosiologi

Sifat kajian Hub. Noramtik/logistik Kusalitas (exprerience)

Titik tolak Sollen (ius) Fakta (sein)

Teori Ajaran pandangan ttg norma Hubungan antar gejala sistem

Kedudukan Hk. Sbg titik tolak / orientasi Sebagai alat uji

Obyek kajian Norma Perilaku

Metode prosedur Ilmu Hukum Sosiologi

Logika Deduktif Induktif

Perbandingan Karakteristik

Page 30: Metode Pendekatan Sosiologi Hukum

SEKIAN