METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

13
Vol. 1 No. 2 – Juni 2020 171 P-ISSN: 2716-215X E-ISSN: 2722-5283 METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU SAYANG, PERAHUKU MALANG” KARYA AGUSTAN Oleh : Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn 1 Agustan, S.Pd, M.Sn 2 Universitas Mercu Buana Jakarta [email protected] 1 [email protected] 2 ABSTRAK Gubahan lukisan Agustan menampilkan wujud boneka sarung yang diilustrasikan dalam berbagai aktifitas. Agu banyak menampilkan eksplorasi kain, terutama menampilkan efek draperi yang hiperealis. Boneka sarung dalam lukisan Agu seolah menampilkan sisi misterius. Membaca Lukisannya seolah membaca kompleksitas manusia dan nilai kemanusiaannya. Salah satu lukisannya berjudul “Perahuku Sayang, Perahuku Malang”. Visualisasinya menampilkan dinamika kebentukan dan struktur tanda yang terserak, namun tetap dalam harmonisasi yang estetik. Hal ini menimbulkan kesan misterius dalam persepsi pengamat, sehingga banyak diperhatikan oleh pengunjung pameran saat itu. Penelitian ini mengidentifikasi tahapan metode penciptaan yang dilakukan Agustan. Penelitian pada lukisan “Perahuku Sayang, Perahuku Malang” ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengidentifikasi metode penciptaan yang diterapkan Agustan pada lukisan ini. Dengan tujuan untuk memunculkan satu bentuk metode berkarya dalam bidang seni lukis. Kata Kunci : Metode penciptaan; lukisan; Agustan; Perahuku Sayang; Perahuku Malang.

Transcript of METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Page 1: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Vol. 1 No. 2 – Juni 2020

171

P-ISSN: 2716-215X E-ISSN: 2722-5283

METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU SAYANG, PERAHUKU

MALANG” KARYA AGUSTAN Oleh :

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn1 Agustan, S.Pd, M.Sn2

Universitas Mercu Buana Jakarta [email protected]

[email protected]

ABSTRAK Gubahan lukisan Agustan menampilkan wujud boneka sarung yang diilustrasikan

dalam berbagai aktifitas. Agu banyak menampilkan eksplorasi kain, terutama menampilkan efek draperi yang hiperealis. Boneka sarung dalam lukisan Agu seolah menampilkan sisi misterius. Membaca Lukisannya seolah membaca kompleksitas manusia dan nilai kemanusiaannya. Salah satu lukisannya berjudul “Perahuku Sayang, Perahuku Malang”. Visualisasinya menampilkan dinamika kebentukan dan struktur tanda yang terserak, namun tetap dalam harmonisasi yang estetik. Hal ini menimbulkan kesan misterius dalam persepsi pengamat, sehingga banyak diperhatikan oleh pengunjung pameran saat itu. Penelitian ini mengidentifikasi tahapan metode penciptaan yang dilakukan Agustan. Penelitian pada lukisan “Perahuku Sayang, Perahuku Malang” ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengidentifikasi metode penciptaan yang diterapkan Agustan pada lukisan ini. Dengan tujuan untuk memunculkan satu bentuk metode berkarya dalam bidang seni lukis. Kata Kunci : Metode penciptaan; lukisan; Agustan; Perahuku Sayang; Perahuku Malang.

Page 2: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 172

PENDAHULUAN

Pameran lukisan bertema “Orang-orang(an)” ditampilkan sejak tanggal 26

Oktober - 2 November 2019. Pameran ini diselenggarakan di 2 Madison Gallery jl.

Bangka Raya N0.20, Kemang, Jakarta Selatan. Pelukisnya adalah Agustan (Agu),

seorang seniman berbakat yang juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Desain

UMB.

Gambar 1. Pameran ‘Orang-Orang(an)’ (Sumber: Dokumentasi Pribadi Agustan)

Gubahan lukisan Agu menampilkan wujud boneka sarung yang diilustrasikan

dalam berbagai aktifitas. Lukisan Agu memang banyak menampilkan eksplorasi kain,

terutama menampilkan efek draperi yang hiperealis. Bagi seniman berambut ikal ini,

sarung merupakan pakaian yang sangat lekat dengan kehidupannya. Sarung sendiri

sudah menjadi bagian dari tradisi Indonesia.

Kita banyak menemukan penggunaan sarung dalam berbagai aktifitas

masyarakat. Entah itu digunakan sebagai pakaian peribadatan, juga kadang

difungsikan dalam aktifitas kasual dirumah (Wibisono , Gilang Tri and Wahyu ,

Widiastuti and Yuliati, 2014). Bahkan sarung digunakan anak-anak untuk bermain,

misalnya main perahu-perahuan, main ninja-ninjaan, dan boneka sarung. Nampaknya

boneka sarung menarik minat Agustan sebagai eksplorasi objek lukisannya.

Kendati dikenal sebagai permainan anak kecil, boneka sarung dalam lukisan

Agu seolah menampilkan sisi misterius. Terasa ada sesuatu yang tersembunyi dibalik

ekspresi Lukisan yang terkesan playfull. Entah Agu malu mengungkapkan secara

gamblang, atau memang sengaja menciptakan labirin tanda yang memancing rasa

Page 3: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 173

penasaran, agar dapat digali lebih dalam. Membaca Lukisannya seolah membaca

kompleksitas manusia dan nilai kemanusiaannya.

Salah satu lukisan Agustan yang memiliki daya ganggu yang kuat dalam

pameran tersebut adalah lukisan yang berjudul “Perahuku Sayang, Perahuku

Malang”. Visualisasinya menampilkan dinamika kebentukan dan struktur tanda yang

terserak, namun tetap dalam harmonisasi yang estetik. Hal ini menimbulkan sebuah

kesan misterius dalam persepsi pengamat, sehingga banyak diperhatikan oleh para

pengunjung pameran pada saat itu.

Hal yang menarik dalam lukisan ini yaitu kehadirannya mampu membuka

dialog pemaknaan dengan subjek pengamat. Dimana ketika diamati, lukisan ini

menempatkan pengamat dalam upaya dekonstruksi makna terhadap berbagai

rangkaian tanda yang tersebar disetiap sisi bidangnya (Burchill, 2012). Memberikan

refleksi diri dan menyadarkan kembali akan dinamika hidup dalam menanggapi nilai-

nilai kemanusiaan. Hal ini tentu saja dapat terjadi melalui penyajian visual yang

dihadirkan dalam lukisan tersebut.

Dari persoalan diatas, menginspirasi penulis untuk meneliti tentang metode

penciptaan lukisan yang digunakan Agustan, sehingga mampu menghadirkan daya

ganggu dan membuka ruang dialog antara karya dan pengamat. Dalam penelitian ini,

penulis mengidentifikasi tahapan metode penciptaan yang dilakukan Agustan.

Diharapkan dapat memberi penjelasan terhadap salah satu metode kekaryaan yang

diterapkan pelukis Indonesia untuk menambah khasanah ilmu penciptaan seni rupa.

PEMBAHASAN

Biografi Agustan

Agustan lahir di Bone, Sulawesi Selatan 03 maret 1986. Tepatnya di Desa

Sugiale, Kec. Barebbo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Berdomisili di Jl.Bunga,

Kembangan Jakarta Barat.

PENDIDIKAN

TAHUN KETERANGAN

2004-2011 (S1) Pendidikan Seni Rupa UNM Makassar

Page 4: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 174

2012-2014 (S2) Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

PAMERAN

TAHUN TEMA PAMERAN

2015 “Lustrum UMB”, Ulang Tahun Universitas Mercu Buana,

Jakarta

2015 “Trajectory” Makassar Biennale, Makassar

2015 “Dari Masa ke Rasa” orasis Gallery Surabaya

2015 “Drawing Nusantara” Taman Budaya Yogyakarta

2015 “Kenduren” PERAHU art Connection, Yogyakarta

2015 “426 KM” PERAHU art Connection, Yogyakarta

2015 “IIES” artspaceSAY, Mullae-dong, Seoul, Korea Selatan

2014 “AKSARA/RUPA” Purna Budaya UGM, Yogyakarta

2014 “AIR YOGYAKARTA” SAY Art Space, Seoul, KOREA

SELATAN

2014 Pameran Tugas Akhir Penciptaan Seni Murni Pasca Sarjana

Institut Seni Indonesia Yogyakarta, UPT Galeri ISI Yogykarta.

2014 “Prasangka Membawa Nikmat” Kelompk Segitiga Sama Kaki,

Jogja Galeri, Yogyakarta

2013 Exhibition for the 40th Anniversary of Korea-Indonesia

Diplomatic Relationship, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

2013 “Melihat/dilihat” Pameran Pengajar Seni Rupa di Galeri

Nasional, Jakarta

2013 “Meta Amuk” Pameran Nusantara di Galeri Nasional, Jakarta

2013 “Betawi diantara Etnis Nusantara” Sultan Hotel, Jakarta

2013 “Panorama Indonesia” Pameran drawing di Pasuruan, Jawa

Timur

2013 “Representasi” Galeri Pasca ISI, Yogyakarta

2013 “Cemplang Cemplung” bersama Budi Kustarto, Sangkring Art

Space, Yogyakarta

2013 “Recharge” Pameran Perupa Muda Makassar di Rumata Art

Space, Makassar

2013 “Arus Balik” Kolaborasi dengan Seniman Australia dan

Polandia di Lereng Merapi

2013 “Small Frame” Pameran Bersama di ViaVia Travelers Cafe,

Yogyakarta

2012 “Works on Paper #2” ASWARA HERITAGE Gallery, Kuala

Lumpur, Malaysia

2012 “Narasi Zaman” Pameran Keliling Galeri Nasional, Makassar

2012 “Art Moment Makassar 2012” Pameran Bersama di Benteng

Fort Rotterdam, Makassar

2010 “Refleksi Sebuah Perjalanan” Pameran Bersama di Clarion

Hotel, Makassar

2010 “Milad Seni Rupa Unismuh” di Kampus Unismuh, Makassar

2010 “The Expression Day” di Galeri Colli’ Pakue, Makassar

Page 5: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 175

2010 “Art Moment Makassar” di Trans Mall, Makassar

2009 “Art Moment FSD” Benteng Fort Rotterdam, Makassar

2008 “Hitam Putih” di Galeri Colli’ Pakue, Makassar

2007 “Forum FPBSS” Pameran Bersama di Hotel Sahid, Makassar

2007 “Milad Seni Rupa UNM ke-37” Galeri Colli’ Pakue, Makassar

2007 “MIPA FAIR” Pameran Bersama di Kampus UNHAS,

Makassar

2006 “Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional VIII” di Gd. Lanto

Dg’ Pasewang Kampus UNM, Makassar

2006 “PASERUNAS” di Gd. Lanto Dg’ Pasewang Kampus UNM,

Makassar

2006 “Milad Seni Rupa UNM ke-36” di Galeri Colli’ Pakue,

Makassar

2005 “Imaji Dua Generasi” Gd. Sao Panrita, Makassar

2004 “Sketsa Tutup Tahun”, di Camba Maros, Sul Sel

2004 “Milad Seni Rupa UNM ke-34” Galeri Colli’ Pakue, Makassar

PENGHARGAAN

TAHUN PENGHARGAAN

2013 Pemenang Terbaik I Perancangan Peristiwa Seni Rupa bersama

kelompok Colliq Puji’edalam Parallel Events biennale Jogja XII

Equator #2

2013 Pemenang Terbaik II Kompetisi Drawing “Panorama Indonesia”

Galeri Nasional Indonesia

2010 Pemenang II “ Lomba Desain Poster Obat Generik”, Menteri

Kesehatan RI, Jakarta

2009 Pemenang I “ Lomba Desain Poster Obat Generik”, Menteri

Kesehatan RI, Jakarta

2009 Juara I Graffity Contest “Orange Art”, UNM, Makssar

2008 Juara I Karikatur “Pagelaran Seni Merdeka II” UKI Paulus,

Makassar

2008 Juara II Graffity Contest “Ekspresi Anak Bangsa” BTP,

Makassar

2007 Juara I Seni Lukis Bernuansa Islami “Halaqah Budaya Nasional

1428H, Makassar

2007 Juara I Graffity Contest “IM3” Lap. Karebosi, Makassar

2007 Juara I Graffity Contest “X Mild” STIKOM Fajar, Makassar

2007 Juara I Graffity Contest “Kampus Ramai” UNM, Makassar

2007 Juara II Graffity Contest “A Mild” Madama FM, UNHAS,

Makassar

2006 Juara III Graffity Contest “A Mild” UNHAS, Makassar

2006 Juara I Seni Lukis “Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Daerah

(PEKSIMIDA)” Makassar

2006 Karya Terbaik Kategori Mahasiswa “Paserunas” UNM,

Makassar.

Page 6: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 176

Proses Penciptaan Karya

Penciptaan karya ‘Perahuku Sayang, Perahuku Malang” diawali oleh ide dasar

dengan konsep visual eksplorasi sarung. Kebentukannya terinspirasi dari permainan

anak yang menggunakan sarung sebagai bentuk perahu. Bentuk ini dikombinasikan

dengan bentuk boneka sarung dalam sebuah ilustrasi kegiatan. Agustan mencoba

mengilustrasikan aktivitas bermain perahu-perahuan oleh sekelompok anak kecil.

Ada beberapa orang yang menumpang perahu, ada pula yang berada disamping

perahu beraktivitas pada roda kulit jeruk perahu tersebut. Ilustrasi aktifitas ini

menjadi ide dasar lukisan sekaligus menjadi vocal point yang ditempatkan pada

bidang positif karya.

Pada tahap pembuatan sketsa, Agustan mengawali dengan menarik garis-

garis bantu dengan memproporsikan antara ruang bidang lukis dan objek ilustrasi

boneka sarung. Sketsa dikerjakan dengan tarikan-tarikan kuas berwarna ringan,

sekedar sebagai patokan bentuk untuk menorehkan warna dan memunculkan

dimensinya.

Agustan mulai menerapkan warna dasar pada background. Dengan memilih

warna hijau tosca sebagai background, warna flat disebar merata memenuhi bidang

negative kanvas. Warna ini dipilih agar memberikan kesan playfull dan ceria pada

lukisan. Setelah memenuhi background di sekeliling objek ilustrasi, barulah Agustan

mulai focus pada objek ilustrasi.

Ilustrasi aktivitas boneka sarung dikerjakan dengan teknik realis. Agustan

memang dikenal sangat lihai dalam memunculkan kesan draperi kain. Tekstur lipatan

kainnya sangat terasa melalui pemainan tone warna dan kesan cahaya. Memberikan

kesan dimensi yang kuat pada objek. Warna yang dipilih pada boneka sarung juga

menggunakan warna chromatic yang cerah. Menciptakan gambaran yang ceria dan

hiperaktif pada ilustrasinya.

Proses melukis Agustan terkesan sangat spontan dan impulsif dalam

menentukan ide kebentukannya. Namun eksekusi karya dilakukan dengan sangat

teliti dan detail. Disela proses berkarya, Agu terlihat sering melakukan pengamatan

Page 7: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 177

pada objek-objek yang ada disekitarnya. Fasilitas internet juga menjadi media favorit

dalam menemukan bentuk-bentuk estetik dan inspiratif. Kecenderungan Agustan

dalam mengamati lebih condong pada penikmatan sensasi rasa yang ditimbulkan

bentuk tersebut. Melalui sensibilitas rasanya, objek yang dianggapnya menarik kerap

dipilih sebagai komponen pelengkap dalam lukisan, kendati bentuk tersebut tidak

memiliki relasi tekstual pada konsep utamanya. Seolah-olah bentuk itu mengalir

secara tak sadar memenuhi bidang ground lukisan.

Bentuk-bentuk hapalan yang sudah pernah dilukiskannnya juga tidak sedikit

menampakkan diri pada lukisan ini. Misalnya saja ikan bersayap burung yang terbang,

paduan-paduan warna membentuk pattern atau bentuk tanaman yang dilukis Agu

sebelumnya kembali hadir dalam lukisan ini. Semuanya tertuang dan berbaur diatas

kanvas mengikuti perasaan Agustan disetiap sapuan kuasnya. Hal ini memberikan

gambaran akan kematangan skill teknis yang dimiliki agustan. Jam terbangnya dalam

melukis membangun memori berketubuhannya merekam setiap teknik sapuan dan

tarikan garis. Sebuah pencapaian yang hanya dapat dimiliki melalui repetisi dan teknik

vernacular.

Bentuk Hapalan

Probabilitas visual dalam proses penciptaan karya lukis Agustan semakin

meningkat dalam proses harmonisasi dan pencarian rupa artistik dan estetiknya.

Komposisi objek yang hadir mengalir bersama perasaannya saat itu juga. Hingga

akhirnya lukisan mencapai titik finishing, tak jarang ditemukan lukisan Agustan

memiliki perbedaan yang begitu besar dari konsep awal lukisannya. Konsep yang

tadinya memiliki narasi yang kuat tenggelam dalam kompleksitas objek-objek yang

merupakan sublimasi ketidaksadaran psikis Agustan.

HASIL

Page 8: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 178

Pameran lukisan bertema orang-orangan ditampilkan sejak tanggal 26

Oktober - 2 November 2019 di 2Madison. Pelukisnya adalah Agustan (Agu), seorang

seniman berbakat yang juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Desain UMB.

Gubahan lukisannya menampilkan wujud boneka sarung yang diilustrasikan dalam

berbagai aktifitas. Lukisan Agu memang banyak menampilkan eksplorasi kain,

terutama menampilkan efek draperi yang hiperealis. Bagi seniman berambut ikal ini,

sarung merupakan pakaian yang sangat lekat dengan kehidupannya. Sarung sendiri

sudah menjadi bagian dari tradisi Indonesia(INDONESIA & Dewa Made, Weda

Githapradana and I Ketut, Suteja and Ida Ayu, 2018). Kita banyak menemukan

penggunaan sarung dalam berbagai aktifitas masyarakat. Entah itu digunakan sebagai

pakaian peribadatan, juga kadang difungsikan dalam aktifitas kasual dirumah. Bahkan

sarung digunakan anak-anak untuk bermain, misalnya main perahu-perahuan, main

ninja-ninjaan, dan boneka sarung. Nampaknya boneka sarung menarik minat Agustan

sebagai eksplorasi objek lukisannya.

Kendati dikenal sebagai permainan anak kecil, boneka sarung dalam lukisan

Agu seolah menampilkan sisi misterius. Terasa ada sesuatu yang tersembunyi dibalik

ekspresi Lukisan yang terkesan playfull. Entah Agu malu mengungkapkan secara

gamblang, atau memang sengaja menciptakan labirin tanda yang memancing rasa

penasaran, agar dapat digali lebih dalam. Membaca Lukisannya seolah membaca

kompleksitas manusia dan nilai kemanusiaannya.

Refleksi Kemanusiaan Agustan

Setiap lukisan yang dipamerkan kali ini menampilkan jejak pemikiran dan

perasaan pelukisnya. Pengungkapannya tidak dengan narasi simbolik yang terencana,

tapi lebih mengalir dengan intuisinya. Wujudnya berupa pecahan/fragmen pemikiran

dan perasaan yang spontan. Berjalan dinamis seirama dengan ke’diri’annya sebagai

subjek yang mempersepsi dalam ruang dan waktu.

Fragmen pemikiran dan perasaan ini merupakan representasi pengaruh

berbagai dimensi kehidupan, baik dalam dimensi ekonomi, sosial, politik, budaya,

ideologi, maupun seksualitas. Letaknya tersebar dalam bidang lukisannya.

Tersimbolisasi melalui rangkaian kecil tanda yang terpisah dari tanda lainnya. Lukisan

Page 9: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 179

Agu memperlihatkan divergensi manusia dalam menanggapi kehidupan. Bahwa

diwaktu dan ruang yang sama, manusia dihadapkan dengan berbagai tantangan dan

masalah berbeda. Tentu saja hal tersebut menyita perhatian dan mempengaruhi

manusia dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Kemanusiaan yang diartikulasikan Agustan dalam lukisannya bukan mengenai

etika, rasa empati atau idealnya seorang manusia. Kemanusiaan yang dimaksud disini

lebih kepada menampilkan manusia apa adanya, yang selalu terhubung dan

terpengaruh oleh dimensi kehidupannya. Dimana tiap tindakan diputuskan melalui

pertimbangan situasi yang dihadapinya. Agu juga menyelipkan gejolak emosi sebagai

bagian dari kemanusiaan itu sendiri. Cerminan lukisannya menghadirkan empati,

gairah, amarah, terkadang juga sinis dan benci. Itulah wujud kemanusiaan yang apa

adanya. Bersitegang diantara baik dan buruk, Benar dan salah, ataupun amal dan

dosa.

Fragmen kemanusiaan ini dapat dilihat dalam karya "perahuku sayang,

perahuku malang". Di tengah kelompok boneka sarung yang bermain, salah satunya

memiliki ukuran yang lebih besar. Ukurannya memberikan penekanan sebagai tokoh

utama. Aktifitas bermain kapal-kapalan menjadi ide awal Agustan mengubah

karyanya. Interaksi sekelompok boneka sarung ini mencerminkan rasa kepedulian.

Interaksi tersebut merepresentasikan dimensi sosial kehidupan Agustan yang

menjadi salah satu fragmen kecil dalam lukisannya.

Beberapa fragmen berbeda terlihat dari munculnya objek buah. Bentuknya

berupa anggur dan jeruk bali sebagai roda perahu. Kita dapat merasakan bahwa roda

kulit jeruk sebenarnya tidak begitu terkait dengan perahu sarung. Mungkin saja ia

tiba-tiba terinspirasi oleh mainan tradisional, yaitu mobil-mobilan kulit jeruk. Kendati

dua objek tersebut tidak terkait, kehadirannya menyiratkan makna tertentu. Disini

Agu menarasikan pesan dalam konteks ekonomi. Roda kulit jeruk dimaknai sebagai

roda ekonomi yang bergerak.

Sarung yang ujungnya dipegang menyerupai perahu, dimaknai sebagai wadah.

Hal tersebut menjadi simbolisasi visi Agu dalam merangkul dan bekerjasama. Bentuk

kerjasamanya tergambarkan melalui ilustrasi aktivitas kelompok. Seolah penuh

Page 10: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 180

permainan, ketegangan dan kepentingan. Kesan ini memperkuat cerminan dimensi

ekonomi dalam lukisan ini. Agu pribadi memang dikenal senang merangkul orang-

orang disekitarnya untuk bekerjasama. Entah itu teman dekat, kenalan baru, maupun

mahasiswanya sendiri.

Selain itu, terdapat pula elemen visual yang kecil namun tajam. Wujudnya

berupa gigi ikan yang tajam. Hal ini terlihat kontras dengan visualisasi bentuk yang

dominan dinamis dan ceria. Hadirnya elemen kecil dan tajam ini justru memberikan

kesan yang misterius pada lukisannya. Bisa saja merupakan sebuah representasi id

yang merupakan jiwa kebinatangan, naluri yang buas, kekejaman(Freud, 2015).

Ataukah sublimasi kesakitan batin yang tersalurkan lewat lukisan. Entah yang mana

dari keduanya, tapi inilah dimensi kemanusiaan yang ditampilkan Agustan. Sebagai

manusia yang mencitrakan diri dalam eksistensinya, yang bersitegang diantara baik

dan buruk, bahagia dan derita, atau antara empati dan kebencian. Inilah realita

manusia yang sesungguhnya. Fragmen psikologis yang teruang dan berbaur menjadi

satu dalam lukisan boneka sarung.

Metode Penciptaan Yang Dinamis

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, proses penciptaan Agu berangkat dari

ide, pendapat atau pandangannya terhadap sesuatu. Ide ini yang kemudian

diwujudkan dalam konsep visual. Yang menarik adalah konsep yang direncanakan ini

tidak dalam wujudnya yang final. Agu membiarkan visualisasinya terus berkembang

seirama dengan aktualitasnya dalam mempersepsi ruang dan waktu. Penentuan

objek yang ditampilkan dalam lukisan dituntun oleh intuisi dan rasanya saat

menggoreskan cat pada kanvas. Pola berkarya Agustan merupakan kebalikan dari

proses penciptaan Nashar yang memiliki proses intuitif-analitik-intuitif (berpikir

cepat-berpikir lambat-pikir cepat) saat melukis(Gesyada Annisa Namora Siregar,

2017, p. 40). Proses Agustan nampak diawali dari analitik-intuitif-analitik, yaitu

diawali dengan merancang ide awal yang dieksekusi secara realistik, kemudian

mengembangkan ide secara intuitif melalui penetuan rasa pada objek amatan

langsung (benda sekitar) dan tidak langsung (penelusuran gambar di internet).

Kemudian dieksekusi dengan teknik realistik yang notabenenya mengandung

Page 11: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 181

intensitas logical aesthetic yang lebih besar, sehingga dapat dikategorikan ke dalam

proses analitik (Aswan, 2019, p. 5).

Eksplorasi pencarian bentuk artistik melalui proses imajinasi, pengamatan

langsung, dan penggunaan media virtual secara aktual, membuka peluang keserba-

kemungkinan wujud. Dimana Agu sebagai seniman sendiri tidak dapat

membayangkan seperti apa wujud akhir karyanya. Visualisasinya dituntun oleh

perasaannya selama aktivitas melukis, sehingga banyak rangkaian tanda yang saling

terputus satu sama lain. Rangkaian tanda ini tampil bagaikan pecahan-pecahan teks

yang tersebar dalam bidang lukisannya.

Spontanitas pemilihan objek pada lukisan Agu menciptakan tumpukan layer

dan kesan dimensi yang berbeda. Visualisasinya menggunakan beberapa gaya yang

berbeda, seperti teknik realis, surealis, juga dekoratif dalam satu frame lukisan.

Kebentukan dan dimensinya diharmonisasikan dalam tampilan imajinatif. Misalnya

Ikan bersayap yang terbang, balon yang mempunyai batang menyerupai pohon, serta

boneka sarung yang seolah hidup, diilustrasikan dalam satu lukisan utuh. Semuanya

tampil harmonis dalam ekosistem semesta ruang lukisan Agu. Irrasionalitas

Kebentukan objek diatasi oleh logika imajinasi. Dimana segala sesuatu dapat menjadi

mungkin dalam ruang imajinasi.Walaupun struktur tanda dalam lukisan Agu pecah

dan terpisah, serta banyak tumpukan layer dan dimensi akibat pemilihan berbagai

gaya visual, hal tersebut tidak menjadi kekurangan karya Agustan. Kesatuannya

Rangkaian tanda 1

(gaya realis)

Rangkaian tanda 2

(gaya surealis)

Rangkaian tanda 3

(Gaya Flat)

Page 12: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 182

malah menjadi kekuatan dan daya ganggu pada karyanya. Membedakan karya-karya

Agu dengan karya seniman lainnya.

Mungkin banyak diantara kita yang merasa bingung menarik makna lukisan

Agu secara utuh. Hal ini terjadi karena konsep berkarya seniman ini memang tidak

untuk bernarasi secara spesifik. Baginya seni bukan hanya persoalan makna, seni itu

adalah kehadiran. Dimana jiwa senimannya ikut hidup dalam karya-karyanya. Karya

ini yang nantinya menjadi diri yang lain, yang hidup, eksis dan berelasi dengan

lingkungannya di ruang dan waktu yang berbeda. Tujuan praktisnya adalah tawaran

pola teknik penciptaan karya yang tidak konvensional, dan visualisasinya menjadi

alternatif wujud karya seni rupa dua-dimensi(Rahim & Amiarsa, 2020).

Agu membuka semesta makna melalui lukisan-lukisannya. Kemerdekaan

berpikir dan mengambil sudut pandang diserahkan sepenuhnya pada pengamat.

Sejalan dengan pendapat Derrida, bahwa pemaknaan itu akan selalu mengalami

penundaan. Tidak ada makna yang absolut. Makna segala sesuatu akan berubah

dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda, dan oleh orang yang berbeda

pula(Burchill, 2012). Disinilah kehadiran Agu dalam lukisannya membuka interaksi

dan dialog dengan apresiator karyanya. Interaksi yang terjalin ini nantinya

menentukan penghargaan, peran dan makna eksistensinya dimasa yang akan datang.

Seni memang selalu membuka keserba-kemungkinan pemikiran. Menjadi

motor perkembangan peradaban. 2Madison sebagai salah satu ruang yang mewadahi

kegiatan seni dan desain patut diapresiasi. Kehadirannya menjadi saksi peristiwa seni

dan estetika. Kita patut berbangga dengan kehadiran ruang seni seperti ini. Tidak

hanya memberikan penghiburan pada batin, tapi juga penyegaran pada pemikiran

kita.

PENUTUP

Metode penciptaan dinamis merupakan sebuah cara menciptakan karya seni

dimana wujudnya mengalami perkembangan bentuk seiring dengan munculnya ide

seniman pada saat proses pengerjaan karya. Agustan menerapkan metode

penciptaan dinamis melalui observasi bentuk secara random. Objek Inspiratif yang

Page 13: METODE PENCIPTAAN DINAMIS PADA LUKISAN “PERAHUKU …

Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn IMAGINARIUM Vol. 1 No. 2 - Juni 2020 Agustan, S.Pd, M.Sn

Copyright © 2020, Jurnal IMAGINARIUM, P-ISSN:2716-215X E-ISSN: 2722-5283 183

ditorehkan pada bidang lukis dipilih melalui keterpesonaan rasa yang hadir dari

keunikan bentuk yang dijumpainya.

Lukisan ”Perahuku Sayang, Perahuku Malang” menampilkan jejak pemikiran

dan perasaan Agustan, dimana pengungkapannya tidak dengan narasi simbolik yang

terencana, tapi lebih mengalir dengan intuisinya. Wujudnya berupa

pecahan/fragmen pemikiran dan perasaan yang spontan. Berjalan dinamis seirama

dengan ke’diri’annya sebagai subjek yang mempersepsi dalam ruang dan waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Aswan, R. (Universitas M. B. (2019). E-Katalog Pameran Un-Idea. Indo Art Now. https://indoartnow.com/uploads/documents/ecatalog/1525/1568648714-E-KATALOG_UN_ity_IDEA.pdf

Burchill, L. (2012). Jacques Derrida. In Film, Theory and Philosophy: The Key Thinkers. https://doi.org/10.7312/columbia/9780231146180.003.0012

Freud, S. (2015). Beyond the pleasure principle. Psychoanalysis and History. https://doi.org/10.3366/pah.2015.0169

Gesyada Annisa Namora Siregar. (2017). Perupa: Nashar. JURNAL SENIRUPA WARNA, Vol.5 No.1, 37–44. https://jurnal.senirupaikj.ac.id/index.php/jsrw/article/view/3/3

INDONESIA, U. S. A. S. I. M., & Dewa Made, Weda Githapradana and I Ketut, Suteja and Ida Ayu, W. R. (2018). URBANOMAD; SARUNG ANDROGYNY SEBAGAI IDENTITAS MODE INDONESIA. ISI DENPASAR INSTITUTIONAL REPOSITORY.

Rahim, M. A., & Amiarsa, C. G. (2020). PLANA MEMORA : DEKONTEKSTUALISASI WUJUD KARYA SENI RUPA. VISUALITA. https://doi.org/10.33375/vslt.v8i2.2726

Wibisono , Gilang Tri and Wahyu , Widiastuti and Yuliati, Y. (2014). GENERALISASI KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DALAM IKLAN SARUNG GAJAH DUDUK VERSI IDUL FITRI 1434 H. http://repository.unib.ac.id/id/eprint/10132