Metode Penangkapan Ikan

86
Metode Penangkapan Ikan “Gillnet” BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Dinamakan jaring insang karena berdasarkar cara tertangkapnya, ikan terjerat di bagian insangnya pada mata jaring. Ukuran ikan yang tertangkap relatif seragam. Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan- ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring. Gill net sering digunakn nelayan untuk menangkap ikan, biasanya gill net diperuntukan untuk menangkap ikan permukaan, ikan pertengahan, dan ikan dasar perairan. 1. B. Tujuan

Transcript of Metode Penangkapan Ikan

Page 1: Metode Penangkapan Ikan

Metode Penangkapan Ikan “Gillnet”

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Dinamakan jaring insang karena berdasarkar cara tertangkapnya, ikan terjerat di bagian insangnya pada mata jaring. Ukuran ikan yang tertangkap relatif seragam. Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring.

Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.

Gill net sering digunakn nelayan untuk menangkap ikan, biasanya gill net diperuntukan untuk menangkap ikan permukaan, ikan pertengahan, dan ikan dasar perairan.

1. B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini selain mengerjakan tugas mata kuliah Metode Penangkapan Ikan, yaitu untuk mengetahui lebih lanjut dan memahami alat tang kap gill net. Seperti mengetahui jenis-jenisnya, konstruksi dari alat tangkap tersebut, cara pengoprasian, dan ikan yang dapat ditangkap oleh alat tangkap gill net.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. A. Definisi Gill Net

Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net

Page 2: Metode Penangkapan Ikan

ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan-ikan dengan gill net ialah ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.

Jaring insang (gill net)  adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Dinamakan jaring insang karena berdasarkar cara tertangkapnya, ikan terjerat di bagian insangnya pada mata jaring. Ukuran ikan yang tertangkap relatif seragam. Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung pada tali ris atas dan sejumlah pemberat pada tali ris bawah. Ada beberapa gill net yang mempunyai penguat bawah (srampat/selvedge) terbuat dari saran sebagai pengganti pemberat. Tinggi jaring insang permukaan 5-15 meter & bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium terbalik, tinggi jaring insang pertengahan 5-10 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang serta tinggi jaring insang dasar 1-3 meter dan bentuk gill net empat persegi panjang atau trapesium. Bentuk gill net tergantung dari panjang tali ris atas dan bawah.

1. B. Jenis Alat

Berdasarkan cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada perairan maka Ayodhyoa, (1981) dan Nomura, (1978) membedakan antara:

1).           Surface Gill Net

Pada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jaring, sehingga letak (posisi) jaring menjadi tertentu oleh jarak jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus sesuai dengan keadaan fishing ground.

Float lini (tali pelampung, tali ris atas) akan berada dipermukaan air (sea surface). Dengan demikian, arah rentangan dengan arah arus, angin dan sebagainya akan terlihat.

Dari segi lain, gerakan turun naik dari gelombang akan menyebabkan pula gerakan turun naik dari pelampung, kemudian gerakan ini akan ditularakan ke tubuh jaring. Jika irama gerakan ini tidak seimbang, juga tension yang disebabkan pada float line terlalu besar, ditambahkan oleh penagruh-pengaruh lainnya, kemungkinan akan terjadi peristiwa the rolling up of gill net yaitu peristiwa dimana tubuh  jaring tidak lagi terlentang lebar, tetapi menjadi membulat. Dengan demikian, jaring tidak berfungsi lagi sebagai penghalang atau penjerat.

2).           Bottom Gill Net

Page 3: Metode Penangkapan Ikan

Pada kedua ujung jaring diikat jangkar, sehingga letak jaring akan tertentu. Hal ini sering juga disebut set bottom gill net. Karena jaring ini direntang dekat pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill net, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan demersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera bertanda yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruk rentangan jaring itu sendiri. Operasi penangkapannya sama dengan surface gill net. Perbedaan hanya posisi jaring dalam air.

3).          Drift Gill Net

Sering juga disebut dengan drift net saja, atau ada juga yang member nama lebih jelas misalnya “salmon drift gill net”, atau “salmon drift trammel net”, dan ada pula yang menerjemahkan dengan jaring hanyut.

Posisi jaring ini tidak ditentukan dengan adanya jangkar, bergerak hanyut bebas mengikuti arah gerak arus. Pada satu pihak dari ujung jaring diletakkan tal;I, dan tali itu dihubungkan dengan kapal, gerakan hanyut darikapal sedikit juga dapat mempengaruhi posisi jaring. Selain dari gaya-gaya arus, gelombang, maka kekuatan angin juga akan mempengaruhi keadaan hanyut pada jaring. Dengan perkataan lain gaya dari angin ingin berkerja pada bagian dari float yang tersembul pada permukaan air.

Berbeda dengan set gill net, maka drift gill net ini da[pat pula digunakan untuk mengejar gelombang ikan, dan merupakan salah satu alat tangkap yang penting untuk perikanan laut bebas. Karena posisi tidak ditentukan oleh jangkar,maka pengaruh dari kecepatan arus terhadap kekuatan tubuh jaring dapat diabaikan. Dengan perkataan lain, gerakan jaring bersamaan dengan gerakan arus, sehingga besarnya tahanan dari jaring terhadap arus dapat diabaikan.

4).           Encricling Gill Net atau Surrounding Gill Net

Gerombolan ikan dilingkari dengan jaring, antara lain digunakan untuk menghadang arah lari ikan. Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari/ditangkap dengan sempurna, maka bentuk jaring sewaktu operasi ada yang berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, bentuk huruf V dan U, bengkok-bengkok seperti alun gerombolan dan banyak jenis lainnya lagi.

Ikan setelah terkurung dalam lingkaran jaring, dikejuti, sehingga ikan-ikan akan terjerat pada mata jaring. Kadangkala pada bagian dalam dari lingkaran direntangkan pula beberapa lembar jaring, sehingga kemungkinan terjeratnya seluruh ikan yang telah terkurung akan lebih cepat. Tinggi jaring diusahakan sesuai dengan depth dari perairan. Dengan perkataan lain, sinker line harusnya menyentuh pada dasar perairan. Oleh karena itu, pada saat operasi keadaan pasang naik/pasang tureun perlulah mendapatkan perhatian. Alat tangkap ini juga banyak digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan-ikan hidup diperiran karang yaitu dengan cara memasang alat tangkap disekitar atau melingkari karang,kemudian dilakukan pengusiran ikan dengan menyemprotkan air. Ikan yang panic diharapkan akan terjerat oleh jaring.

Page 4: Metode Penangkapan Ikan

1. C. Syarat-Syarat yang Harus Dipenuhi Oleh Alat Tangkap Gill Net

1).           Kekuatan dari Twine (Rigidity of Netting Twine)

Twine yang digunakan hendaklah lembut tidak kaku, pliancy, suppleness, terutama bagi jaring yang ditunjukan untuk menangkap ikan dengan cara entangled. Dengan demikian twine yang digunakan adalah cotton, hennep, linen, amylan, nilon, kremona, dan lain lain, dimana twine ini mempunyai fibres yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami, dan lain sebagainya yang fibresnya keras tidak dipergunakan. Untuk mendapatkan twine yang lembut yaitu dengan memperkecil diameter twine atau memperkecil jumlah pilin persatuan panjang dikurangi, atau bahan-bahan celup penberi warna di tiadakan. Kekuatan twine akan mempengaruhi perbedaan jumlah tangkapan ikan .

2).           Ketegangan Rentangan Tubuh Jaring

Yang dimaksud ketegangan rentangan disini adalah rentangan ke arah lebar atau panjang jaring. Keteganagn rentangan ini akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun pada tubuh jaring. Jika jaring dierentang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang sudah terjeratpun akan mudah terlepas.

3).           Shortening atau Shrinkage

Shortening atau shrinkage (pengerutan) yaitu beda panjang trubuh jaring dalam keadaan tegang sempurna (stretch) dengan panjang jaring setelah diletakan pada float line ataupun pada sinkler line, disebutkan dalam persen (%). Perhitungannya dapat dihitung dengan rumus:

(L1-1) x  100%  = Shortening

L1

4).           Tinggi Jaring

Tinggi jaring adalah jarak antara float line ke sinkler line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan.

Pada umumnya untuk surface gill net dan drift gill net jaring lebih lebar jika disbanding dengan bottom gill net.. dengan kata lain, jenis-jenis jaring yang menangkap ikan secara gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang menangkap ikan secara entangled.  Menurut perhitungan, jika ,mesh size 2a, jumlah mata jaring pada lebar jaring  n, shortening s, maka tinggi gill net tersebut dalam air akan menjadi : d  =  2an  2s – s²

5).           Mesh Size dan Besar Ikan

Page 5: Metode Penangkapan Ikan

Terdapat kecenderungan bahwa suatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, gill net akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing ground tersebut. Berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 607/KPB/UM/9/1976 butir 3, menyatakan bahwa mata jaring di bawah 25 mm dengan toleransi 5% dilarang untuk dioperasikan.

6).           Warna Jaring

Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain, warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghadang, sekecil mungkin. Warna jaring hendaklah sama dengan warna air di perairan tersebut.

1. D. Bahan dan Spesifikasinya

Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus).

1).           Persyaratan

Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring gill net harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine.

Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang

Page 6: Metode Penangkapan Ikan

terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.

2).           Macam dan Ukuran Benang

PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.

Sebab banyaknya macam dari gill net sesuai dengan ukuran, ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang belum dicelup dan belum diolah.

3).           Komponen Jaring Insang

Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung yang dipasang pada bagian atas dan sejumlah pemberat yang dipasang pada bagian bawah jaring. Komponen jaring insang terdiri dari:

Tali pelampung (float line): Seutas tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pelampung.

Pelampung (float): Sesuatu benda yang mempunyai daya apung dan dipasang pada jaring bagian atas berfungsi sebagai pengapung jaring.

Tali penguat atas (upper selvadge line): Seutas tali yang terletak di antara tali pelampung dengan tali ris atas berfungsi sebagai penguat tali jaring bagian atas.

Tali ris atas (head rope): Seutas tali yang dipergunakan untuk menggantungkan tubuh jaring.

Serampat atas (upper selvadge): Serampat atas adalah lembaran jaring yang terpasang di atas tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagian atas.

Tubuh jaring (net body): Lembaran jaring yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring (mesh size) yang merata atau sama/seragam.

Serampat bawah (lower selvadge): Lembaran jaring yang terpasang di bawah tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagian bawah.

Tali ris samping (side line): Seutas tali yang dipasang pada sisi-sisi tubuh jaring berfungsi sebagai pembatas tinggi jaring insang.

Tali ris bawah (ground rope): Seutas tali yang dipergunakan untuk membatasi gerakan jaring ke arah samping.

Tali penguat bawah (lower selvadge line): Seutas tali yang terletak di antara tali ris bawah dengan tali pemberat berfungsi sebagai penguat tali jaring bagian bawah.

Page 7: Metode Penangkapan Ikan

Tali pemberat (sinker line): Seutas tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pemberat.

Pemberat (sinker): Benda yang mempunyai daya tenggelam dan dipasang pada jaring bagian bawah, berfungsi sebagai penenggelam jaring.

4).           Selektivitas Jaring Insang (Gill Net)

Gillnet atau Jaring insang bersifat selektif terhadap ikan-ikan berukuran besar (tidak menangkap ikan yang berukuran terlalu kecil atau terlalu besar). Gill net memiliki ukuran mata jaring yang sama atau seragam. Ada beberapa cara dimana ikan tertangkap oleh gill net. Misalnya ikan terjerat tepat di belakang mata, terjerat di belakang tutup insang, terjerat pada bagian di dekat sirip punggung serta terbelit atau terpuntal.

1. E. Cara Pengoprasian

Dengan menggunakan dua gaya berlawanan arah, yaitu buoyancy dari float yang bergerak menuju ke atas dan singker yang ditambah dengan berat jareing didalam air yang bergerak menuju klebawah, maka jaring akan terlentang./ perimbangan dua gaya inilah yang akan menentukan bauik buruknya rentangan vertical suatu gill net dalam air.

Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Umumnya dibiarkan selama 2-3 jam. Jaring bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara terpuntal.

Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar perairan ke permukaan (jaring ditarik keatas kapal ). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.

Pengoperasian jaring insang pada intinya dilakukan secara pasif. Setelah diturunkan ke perairan, alat dibiarkan, umumnya berlangsung selama 2-3 jam. Jaring biasanya dipasang berlawanan dengan arah arus sehingga ikan ikan terjerat ketika mengikuti arah arus. Kadang digunakan kayu untuk memukul pemukaan air sehingga ikan di permukaan bergerak ke arah jaring (dilakukan pada jaring permukaan). Selanjutnya dilakukan pengangkat jaring sambil melepaskan ikan hasil tangkapan ke perahu.

Pengoperasian jaring insang di suatu kawasan pada siang hari, dilengkapi dengan pelampung tanda sedangkan untuk yang diperasikan pada malam hari, maka pelampung tanda dilengkapi dengan cahaya (light bouy) atau pelampung cahaya yang bertujuan agar kapal atau perahu yang akan lewat bisa menghindari alat tangkap yang dipasang.

1. F. Daerah Penangkapan

Page 8: Metode Penangkapan Ikan

Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis. Perairan lepas juga merupakan daerah penangkapan dengan target ikan-ikan pelagis besar.

1. G. Musim Penangkapan

Musim penangkapan tergantung jenis ikan tangkapan, misal:

Ikan pelagis besar (tongkol dan tenggiri) di perairan barat Sumatera: September – Januari dengan puncak pada Oktober

Ikan pelagis besar (cakalang dan tongkol) di perairan selatan Jawa: Juni-Oktober dengan puncak Agustus-September.

1. H. Hasil Tangkapan

Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini.

Jenis-jenis ikanyang terjerat pada mata jaring misalnya saury, sardine, salmon, layang, tembang, kembung,dan lain-lain. Membentuk suaru gerombolan (shoal) dan dapat dikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang hamper sama.

1. I. Prospektif dan Keunggulan Penggunaan Gill Net

Prospektif gill net di Indonesia sangat baik, hal ini dikarenakan secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya bottom gill net secara kuantitatif di Indonesia :

Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh. Proses pembuatan bottom gill net mudah. Harganya relatif murah. Fishing method dari bottom gill net mudah. Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.

Page 9: Metode Penangkapan Ikan

BAB 3

PENUTUP

 

1. A. Kesimpulan

Gill net merupakan alat penangkap ikan yang sederhana baik konstruksi maupun pengoperasiannya. Penamaan gill net mengalami berbagai penyesuaian, misalnya bottom gill net untuk gill net yang dipasang di dasar perairan. Gill net tiga lapis atau trammel net untuk gill net yang konstruksi jaringnya terdiri dari tiga lapis. Dapat pula ditambahi nama daerah yang mempopulerkan gill net tersebut, misalnya gill net banyar dan lain-lain.

Kemampuan gill net untuk menjaring ikan berdasarkan kemampuannya untuk menjaring ikan pada insangnya (gilled), yang ditentukan sekali oleh mesh size atau menjeratnya (entangled), seperti pada trammel net.

1. B. Saran

Pembahasan mengenai metode penangkapan ikan merupakan pembahasan yang diperlukan oleh mahasiswa perikanan, untuk menambah wawasannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Sudirman, Mallawa Achmar. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta: Jakarta.

Ayodhyoa, A.U. 1983. Metode Penangkapan Ikan. Cetakan pertama. Faperik: IPB Bogor.

manajamensumberdayaperairan.blogspot.com

Page 10: Metode Penangkapan Ikan

Definisi Gill net 15:53  rustadi64  No comments

JARING INSANG (Gillnet)

Pengertian :Jaring Insang ( Gillnet ) adalah suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring ke arah panjang / horizontal ( Mesh Length / ML ) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah dalam ( Mesh Depth / MD ). Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung ( floats ) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat ( sinkers ), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak.

Metode pengoperasian dar jaring insang pada umumnya dilakukan secara pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara aktif. Untuk jenis jaring yang dioperasikan secara pasif umumnya dilakukan pada malam hari, baik itu dioperasikan dengan alat bantu cahaya atau tanpa alat bantu cahaya dengan cara dipasang di perairan / daerah penangkapan yang diperkirakan akan dilewati oleh ikan atau hewan air lainnya, kemudian dibiarkan untuk beberapa lama supaya ikan mau memasuki mata jaring. Lamanya pemasangan jaring insang di daerah penangkapan disesuaikan dengan jenis ikan yang akan dijadikan target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikannya. Untuk jaring insang yang dioperasikan secara semi aktif atau yang dioperasikan secara aktif, pemasangan jaring di daerah penangkapan umumnya dilakukan pada siang hari yaitu dengan mengaktifkan jaring supaya ikan tertangkap atau dengan kata lain tidak menunggu supaya ikan memasuki mata jaring.

Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar, ikan yang memasuki mata jaring biasanya hanya ikan yang mempunyai ukuran keliling belakang penutup insang (operculum girth) lebih kecil dari keliling mata jaring dan keliling tinggi maksimum (maksimum body girth) dari ikan lebih besar dari keliling mata jaring (mesh size). Cara tertangkapnya ikan pada mata jaring biasanya terjerat pada bagian belakang penutup insang (operculum) atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi maksimum (maximum body) ikan. Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya terdiri dari dua lembar dan tiga lembar, ikan yang memasuki mata jaring biasanya selain ikan yang mempunyai ukuran keliling bagian belakang penutup insang lebih kecil dan keliling tinggi maksimum lebih besar darui keliling mata jaring bagian dalam (inner net). Cara tertangkapnya ikan pada kedua jenis jaring ini, selain terjerat pada bagian belakang operculum atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi maksimum pada mata jaring bagian dalam, juga tertangkap secara terpuntal, maka ikan yang tertangkap dapat

Page 11: Metode Penangkapan Ikan

dengan terjerat atau juga terpuntal pada jaring. Target tertangkapnya ikan sebagai berikut : a. Targer tertangkapnya ikan oleh jaring satu lembar : - Ikan-ikan yang mempunyai bentuk streamline, seperti bentuk ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), Kembung (Rasreliger spp), Sarden (Sardinella spp) dan Ikan Salem (Onchorhynchus spp) .

Ikan-ikan yang mempunyai sifat bergerombol, baik itu bergerombol secara agregation, school atau bergerombol secara food. - Besar individu dari gerombolan ikan hampir merata, - Mempunyai kecepatan / kekuatan untuk menusuk mata jaring dan - Jenis ikan yang mempunyai model berenang (mode of swimming) seperti model berenang subcarangiform, carangiform, thunniform dan yang menyerupainya. b. Target tertangkapnya ikan dengan jaring insang dua lembar dan tiga lembar : - Ikan-ikan yang menjadi target tertangkapnya jaring satu lembar, - Ikan-ikan yang tidak mempunyai bentuk sreamline, seperti bentuk beberapa jenis ijkan dasar, ikan lindung, kepiting, udang dan jenis lainnya, - Ikan yang mempunyai sifat soliter, - Ikan yang mempunyai ukuran besar, seperti layaran, hiu, tuna dan jenis lainnya, - Besar individu dan gerombolan ikan tidak merata dan - Tidak mempunyai kecepatan / kekuatan untuk memasuki dan menusuk mata jaring seperti jenis ikan yang mempunyai model berenang (mode of swimming) seperti model berenang angiulsform, balistiform, gymnotiform dan rajiform dan yang menyerupainya. Jenis jaring insang di Indonesia:Jaring insang satu lembar (single gillnet)Jaring insang dua lembar (double gillnet atau semi trammel net)Jaring insang tiga lembar (trammel net).

Penamaan dari ketiga jaring ini bisa berbeda menurut daerah atau penamaannya menurut daerah atau penamaannya disesuaikan dengan nama ikan yang akan dijadikan target tangkapan.

Page 12: Metode Penangkapan Ikan

Gillnet - Klasifikasi Jaring Insang

Berdasarkan jumlah lembar badan jaring, jaring insang dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis yaitu:Jaring insang satu lembar (Gillnet),Jaring insang dua lembar (Semi trammel net/Double gillnet), dan

Jaring insang tiga lembar (Trammel net).Sumber Sulaeman Martasuganda 2009

Page 17: Metode Penangkapan Ikan

Berdasarkan konstruksi dari cara pemasangan tali ris, jaring insang dapat dibagi lagi ke dalam empat jenis yaitu :

Pemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring,Pemasangan tali ris atas disambungkan langsung dengan badan jaring, sedangkan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine),Pemasangan tali ris atas disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine), sedangkan tali ris bawah disambungkan langsung dengan badan jaring, danPemasangan tali ris atas dan tali ris bawah disambungkan dengan badan jaring melalui tali penggantung (hanging twine).

Berdasarkan metode pengoperasiannya, jaring insang diklasifikasikan kedalam lima jenis, yaitu :

Jaring insang menetap (set gillnet / fixed gillnet),Jaring insang hanyut (drift gillnet),Jaring insang lingkar (encircling gillnet),Jaring insang giring (frightening gillnet/drive gillnet), danJaring insang sapu (rowed gillnet).

Page 18: Metode Penangkapan Ikan

JARING INSANG DASAR MONOFILAMEN (Bottom Gill Net)Posted by Aidia MJ ILMU KELAUTAN 22:24

A.Deskripsi Dari Jaring Insang Dasar

Jaring insang dasar monoflamen merupakan alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung (float) yang dipasang pada bagian atas dan sejumlah pemberat (singker) yang dipasang pada bagian bawah jaring. Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu buoyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan singker ditambah dengan berat jaring di dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka jarring akan terentang. Perimbangan dua gaya inilah yang akan menentukan baik buruknya rentangan vertikal sesuatu gill net dalam air, sehubungan pula dengan gaya dari angin, arus, gerak gelombang dan sebagainya.

Penentuan lebar jaring (jumlah mesh depth) didasarkan antara lain atas pertimbangan terhadap dasarnya swimming layer dari jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan, density dari gerombolan ikan dan sebagainya, sedangkan panjang jaring (jumlah piece yang digunakan) tergantung pada situasi operasi penangkapan, volume kapal dan sebagainya. Jumlah piece yang dipergunakan akan berpengaruh pada besar kecilnya catch yang mungkin akan diperoleh.

Komponen jaring insang dasar monofilamen terdiri dari tali-temali (tali pelampung, tali penguat atas dan tali ris atas, tali ris samping serta tali ris bawah, tali penguat bawah dan tali pemberat), lembaran jaring (jaring penguat atas/serampat atas, tubuh/badan jaring dan jaring penguat bawah/ serampat bawah), serta beberapa pelampung dan pemberat.

Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan tertentu. Hal ini sering juga disebut set bottom gill net. Karena jaring ini direntang dekat pada dasar laut, maka dinamakan bottom gil net, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan domersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera/bertanda yang diletakan pada kedua belah ujung jaring.

B. Istilah dan Definisi dari Alat Tangkap 1. Jaring InsangAlat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya sama besar dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali is bawah atau tanpa ris bawah untuk menghadang arah renang ikan, sehingga ikan sasaran terjerat mata jaring atau terpuntal pada bagian tubuh jaring.

2. Tali pelampung (float line : fl)Seutas tali yang digunakan untuk menempatkan dan mengikat pelampung.

Page 19: Metode Penangkapan Ikan

3. Pelampung (float)Sesuatu benda yang mempunyai daya apung dan dipasang pada jaring bagian atas berfungsi sebagai pengapung jaring.

4. Tali penguat atas (upper selvadge line)Seutas tali yang terletak diatas tali pelampung dengan tali ris atas berfungsi sebagai penguat tali jaring bagian atas.

5. Tali ris atas (head rope)Seutas tali yang dipergunakan untuk menggantungkan tubuh jaring.

6. Serampat atas (upper selvadge)Serampat atas adalah lembaran jaring yang dipasang diatas tubuh jaring berfungsi sebagai penguat tubuh jaring bagian atas.

7. Tubuh jaring (net body)Lembaran jaring yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring (mesh size) yang merata/seragam.

8. Serampat bawah (lower selvadge)Lembaran jaring yang terpasang dibawah tubuh jaring berfungsi sebagai penguat jaring bagian bawah.

9. Tali ris samping (side line : sl)Seutas tali yang dipasang pada sisi-sisi tubuh jaring berfungsi sebagai pembatas tinggi jaring insang.

10. Tali ris bawah (ground rope : gr)Seutas tali yang digunakan untuk membatasi gerakan jaring kearah samping.

11. Tali penguat bawah (lower selvadge line)Seutas tali yang terletak diantara tali ris bawah dengan tali pemberat berfungsi sebagai penguat tali jaring bagian bawah.

12. Tali pemberat (sinker line :Sl)Seutas tali yang dipergunakan untuk menempatkan dan mengikatkan pemberat.

13. Pemberat (sinker)Benda yang mempunyai daya tenggelam dan dipasang pada jaring bagian bawah, berfungsi sebagai penenggelam jaring.

14. Satu pis jaringSatuan lembaran jaring yang dihasilkan dari pabrikan dengan ukuran 70 MD x 80 yards atau 100 MD x 100 yards.

15. Satu tinting jaring

Page 20: Metode Penangkapan Ikan

Istilah nelayan dalam menyebut satuan lembaran jaring yang dipergunakan untuk pembuatan jaring insang (1 pis jaring = 2 ~ 4 tinting jaring).

C. Tehnik Operasi PenangkapanPengoperasian jaring insang dasar monofilament dapat dilakukan dengan cara menetap (jaring insang tetap), cara hanyut (jaring insang hanyut), atau cara memancang (jaring insang berpanjang) tegak lurus didalam perairan dan menghadang arah gerakan ikan atau cara melingkar (jaring insang lingkar). Ikan sasaran tertangkap pada jaring insang dasar dengan cara terjerat insangnya pada mata jaring (gilled) atau dengan cara terpuntal tubuhnya ataupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring.

Setelah tiba pada suatu fishing ground yang telah ditentukan (sebaiknya bukan daerah pelayaran) maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dan telah direntangkan dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu, biasanya 2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). Pada saat melakukan hauling, jaring diatur dengan baik seperti semula sehingga memudahkan untuk operasi selanjutnya. Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan bisa juga dilakukan. Yang penting, warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan warna perairan.

Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh factor-faktor depth dari perairan, transparency, sinar matahari, sinar bulan, dan factor lainnya. Sesuatu warna akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan-ikan yang berbeda-beda. Hal ini sehubungan dengan beradanya jaring yang terentang di dalam air bagi ikan-ikan yang sedang berenang merupakan suatu benda penghalang. Dengan demikian, dapatlah diperkirakan bahwa pada waktu siang hari kemungkunan terlihatnya jaring oleh ikan akan lebuh besar dibandingkan dengan pada waktu malam hari. Demikianpula dengan warna jaring sama dengan warna air di perairan tersebut, warna jaring hendaknya janganlah membuat yang sangat kontras, baik terhadap warna air juga terhadap warna dari dasar perairan tersebut.

D. Sketsa Dan Bentuk Baku KonstruksiBatasan bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilament merupakan nilai perbandingan antara elemen-elemen atau unsur-unsur penampilan bentuk konstruksi jaring insang dasar monofilsmen, adalah sebagai berikut (menurut gambar B.1):

1 E1 : 0,65 – 0,802 Lgr/Lhr : 1,00 – 1,203 L/h : 20,00 – 30,004 dt/mo : 0,00650 – 0,008505 B/Lhr : 110 – 135 grf/mtr6 S/Lgr : 235 – 290 grf/mtr

Page 21: Metode Penangkapan Ikan

7 S/B : 2,00 – 2,458 Sf/h : 22,50 – 30,00 %9 Ss/h : 6,00 – 8,50 %10 Sf/Lhr : 0,80 – 1,20 %11 Ss/Lgr : 0,20 – 0,30 %

Keterangan :1 Hanging ratio dasar : E12 Perbandingan panjang tali ris bawah dengan panjang tali ris atas : Lgr/Lhr3 Perbandingan panjang jaring terpasang dengan tinggi jaring terpasang : L/h4 Perbandingan diameter benang dengan mata jaring teregang : dt/mo5 Perbandingan daya apung dengan panjang tali ris atas : B/Lhr6 Perbandingan daya tenggelam dengan panjang tali ris bawah : S/Lgr7 Perbandingan daya tenggelam dengan daya apung : S/B8 Perbandingan jarak pelampung dengan tinggi jaring : Sf/h9 Perbandingan jarak pemberat dengan tinggi jaring : Ss/h10 Perbandingan jarak pelampung dengan panjang tali ris atas : Sf/Lhr11 Perbandingan jarak pemberat dengan panjang tali ris bawah : Ss/Lgr

E. Jenis-jenis Ikan Yang DitangkapJenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan domersal. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan dari jaring ini. Seperti jaring klitik atau jaring lapdu merupakan salah satu jenis dari bottom gill net.

F. Daerah PenangkapanPada umumnya yang menjadi daerah fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap dapat berbagai jenis, misalnya herring, cod, flat fish, halbut, mackerel, yellow tail, sea bream dan sebagainya.

G. Informasi LainnyaGNS adalah symbol yang digunakan untuk jenis alat penangkapan ikan dalam klasifikasi menurut FAO jaring insang tetap (set gill net). Jaring insang dasar monofilament termasuk dalam klasifikasi jaring insang tetap (set gil net) menggunakan symbol GNS dan berkode ISSCFG 07.1.0, sesuai dengan international standard statistical clssification of Fishing Gear – FAO. Jaring insang dasar monofilamen termasuk dalam klasfikasi jaring insang dasar (bottom gill net), sesuai dengan Statistic Penangkapan Perikanan Laut–Indonesia.

Trammel net merupakan salah satu bottom gill net yang sudah sangat maju dan dikhususkan untuk menangkap udang. Trammel net merupakan jaring insang yang terdiri dari tiga lapis jaring. Satu lapis bagian dalam (inner net) dan dua lapis bagian luar (outer net). Mesh size jaring lapisan bagian dalam lebih kecil dari mesh size lapisan luar. Pengoperasiannya dapat dilakukan setiap saat, namun pada musim-musim tertentu alat ini sangat menonjol untuk penangkapan udang. Prinsip pengoperasiannya berbeda-beda

Page 22: Metode Penangkapan Ikan

sesuai dengan kondisi perairan. Bisa dipasang menetap dan membentang lurus memotong arus, atau jaring dipasang membentang lurus kemudian ditarik membentuk lingkaran dengan jalan menghela jaring.

Page 23: Metode Penangkapan Ikan

Browse » Home » About The Sea » Klasifikasi Jaring Insang (Gill net)

Klasifikasi Jaring Insang (Gill net) Sabtu, 14 Januari 2012 1.    Berdasarkan Letak Alat Dalam PerairanJaring insang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu :a.    Jaring insang permukaan (surface gill net)

b.    Jaring Insang pertengahan (midwater gill net)

c.    Jaring insang dasar (bottom gill net)

2.    Berdasarkan Kedudukan Alat Waktu Dipasanga.    Gill net hanyutGill net hanyut maksudnya adalah gill net yag setelah  dipasang di suatu perairan, dibiarkan saja hanyut terbawa oleh arus. Dalam hali ini biasanya  gill net diikatkan juga

Page 24: Metode Penangkapan Ikan

pada kapal yang tidak dijangkar, agar hanyutnya jaring tidak terlalu cepat  dikarenakan arus.   

  b.    Gill net TetapYang dimaksud gill net tetap adalah gill net setelah dipasang dari suatu perairan dbiarkan menetap pada gill net tersebut dipasang. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap. Gill net tetap pada umumnya adalah jenis gill net dasar. Oleh karena itu, pengoperasian gill net ini memerlukan syarat yaitu dasar perairannya yang tidak berkarang.

3.    Berdasarkan bentuk Alat Waktu Dioperasikana.    Gill net melingkarGill net melingkar adalah jaring insang yang cara pengoperasiaannya dengan cara dilingkarkan pada sasaran tertentu yaitu kawanan ikan. Kawanan ikan tersebut dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu sinar lampu. Setelah kawanan ikan terkurung kemudian dikejutkan dengan suara (memukul-mukul bagian perahu) sehingga ikan akan tercerai berai dan tersangkut di jaring.   

Page 25: Metode Penangkapan Ikan

          b.    Gill net mendatar 

4.    Berdasarkan Jumlah Lembaran Jaringa.    Gill net rangkap1)    Gill net rangkap tiga (trammel net)    Gill net rangkap tiga (trammel net) juga biasa disebut jaring gondrong, jaring tilek, jaring kantong, jaring ciker, dan jatilap (jaring tiga lapis). Seperti namanya jaring ini terdiri dari 3 lapis, yaitu 2 lapis yang diluar memiliki mata jaring lebih besar sedang yang di dalam memiliki mata jaring yang lebih kecil dan dipasang agak longgar. Dalam pengoperasiaannya jaring ini dapat diset di dasar maupun dihanyutkan. Ikan-ikan yang tertangkap karena terpuntal (entangied).

   2)    Gill net rangkap dua (Jalapdu/ Double Nets)

Page 26: Metode Penangkapan Ikan

        Gill net rangkap dua merupakan jaring yang memiliki dua lapis dengan mata jaring besar pada lapis pertama dan mata jaring kecil pada lapis kedua. Seperti halnya gill net rangkap tiga, ikan-ikan tertangkap dengan cara terpuntal.

b.    Gill net tunggalYang termasuk klasifikasi gill net tunggal adalah gill net permukaan, gill net pertengahan, dan gill net dasar. Share disini:

Page 27: Metode Penangkapan Ikan

Browse » Home » About The Sea » Operasi Penangkapan Ikan dengan Jaring Insang (Gill net)

Operasi Penangkapan Ikan dengan Jaring Insang (Gill net) Sabtu, 14 Januari 2012 1.    Persiapan AlatSebelum operasi dimulai semua peralatan dan pembekalan harus dipersiapkan dengan teliti. Jarring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut.Penyusunan gill net diatas kapal disesuaikan  dengan susunan peralatan di atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian  gill net dapat disusun di atas kapal pada :a.    Buritan kapal b.    Samping kiri kapalc.    Samping kanan kapalGambar :Keterangan:    a : Pelampung    b : Pemberat    c : Jaring

a.    Penyusunan jaring di buritan kapal

b.    Penyusunan jaring di samping kiri kapal

c.    Penyusunan jaring di samping kanan kapal

Page 28: Metode Penangkapan Ikan

2.    Waktu PenangkapanPenangkapan ikan dengan mengggunakan alat tangkap gill net umumnya dilakukan pada waktu malam hari terutama waktu gelap bulan. Dalam satu malam bila bulan gelap penuh operasi penangkapan alat, penurunan alat dlakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, gill net didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-kira selama 3 – 5 jam.3.    Kapal Jaring Insang Kapal jaring insang adalah kapal ikan yang memiliki jenis peralatan penangkapan jaring insang dan atau tidak dilengkapi dengan peralatan Bantu penangkapan penarik jaring yang dipergunakan untuk pengoperasian penangkapan ikan diperairan.Kapal jaring insang yang berukuran kecil dianggap paling baik untuk dioperasikan di perairan Indonesia, tetapi luas geladak kapal sesuai dengan jenis alat tangkkap jaring insang yang digunakan.4.    Daerah Penangkapan Setelah semau peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju ke daerah penangkapan.    Syarat-syarat daerah penangkapan ikan dengan menggunakan gill net adalah :a.    Bukan daerah alur pelayanan umumb.    Bentuk gill net dasar, dasar perairan tidak berkarang.c.    Arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar empat (4) knotd.    Untuk gill net permukaan dalam perairan sekitar 20 – 30 meter.e.    Untuk gill net pertengahan dalam perairan dapat lebih dari 50 meter.5.    Penurunan AlatApabila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan penurunan alat dimulai.a.    Mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar angin datangnya dari tempat penurunan alat.b.    Setelah kedudukan / posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapat diturunkan. 6.    Pengangkatan Dan Pengambilan IkanApabila diperhatikan cara tertangkapnya ikan pada alat tangkap jaring insang, paling tidak ada 4 (empat) gambaran yang menarik, agar lebih rumit bila beberapa cara ikan tertangkap dalam suatu jaring insang juga perlu dipertimbangkan. 4 cara ikan tertangkap seperti yang diilustrasikan dalam gambar berikut :

Page 29: Metode Penangkapan Ikan

a.    Snagged Dimana mata jaring mengelilingi ikan tepat di belakang mata ikan

b.    GilledDimana mata jaring mengelilingi ikan tepat di belakang tutup insang

c.    WedgedDimana mata jaring mengelilingi badan sejauh sirip punggung

d.    EntangiedBila ikan terjerant jaring memalui gigi, tulang rahang, sirip atau bagian tubuh yang menonjol lainnya, tanpa masuk kedalam mata jaring.

Page 31: Metode Penangkapan Ikan

Browse » Home » About The Sea » Jaring Insang (Gill net)

Jaring Insang (Gill net) Sabtu, 14 Januari 2012 1.    Pengertian

Yang dimaksud dengan jaring insang (gill net) ialah suatu alat tangkap yang bahannya dari jaring berbentuk emapat persegi panjang yang bagian atas dilengkapi dengan tali ris atas yang digunakan untuk meggantungkan jaring dan utuk menempatkan pelampung jaring, sedangkan pada bagian bawah di pasang tali ris bawah dan dipergunakan untuk memasang menempatkan pemberat jaring. Kadang ada yang tanpa tali ris bawah apabila jaring insang berasal dari Palyamid multifilament (nylon) karena pemberatnya menggunakan jaring dari bahan benang saran.

Jaring insang mempunyai banyak sebutan (nama lokal) antara lain jaring insang, jaring senar, jaring sirang, jaring klitik, jaring puntal, jaring hanyut / nilon, jaring kantong.

2.    Prinsip Penangkapan

Dalam pengoperasiannya jaring insang pada umumnya dipasang tegak lurus dipermukaan atau di dalam air, menghadang atau memotong jalur migrasi kawanan ikan sehingga ikan-ikan (kawanan ikan) yang melewatinya akan terjerat insangnya atau terpuntal.

Jaring insang tergolong alat tangkap yang pasif yang dapat dioperasikan dengan menghanyutkan disepanjang lapisan permukaan air selanjutnya disebut jaring insang hanyut atau dipasang dibiarkan tetap berada disepanjang dasar perairan, kemudian disebut jaring insang dasar. Share disini:

Page 32: Metode Penangkapan Ikan

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP GILLNET TERHADAP IKAN TONGKOL

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP GILLNET TERHADAP IKAN

TONGKOL (Auxis thazard)

Oleh:

Rahayu Septia Ningsih

K2C 009 020

Page 33: Metode Penangkapan Ikan

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011

I.  PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

          Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain

sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap

“gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “gill net dasar”

atau “bottom gill net” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun

kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian

berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom

fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre (Rustadi,

2011).

          Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan

pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-

ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net

ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap

(jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring

udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net

Page 34: Metode Penangkapan Ikan

ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun

terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring (Rustadi, 2011).

          Sumberdaya perikanan salah satu jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan yang

berada di wilayah perairan adalah ikan tongkol. Penilaian keberadaan sumberdaya

perikanan di suatu wilayah sangat ditentukan oleh informasi yang cukup tentang kegiatan

pemanfaatan sumberdaya yang menjadi target penangkapan. Masalah utama yang

dihadapi dalam mengoptimalkan pemanfaatan ikan tongkol adalah keterbatasan informasi

tongkol di perairan sekitar dan sumberdaya tentang sebaran daerah penangkapan dan

ketidak pastian waktu penangkapan sehingga usaha yang dilakukan menjadi tidak efisien.

Oleh sebab itu dalam makalah ini diungkapkan tentang keberadaan perikanan tangkap

ikan tongkol sebagai bahan informasi untuk pengembangan perikanan di masa yang akan

datang (Anonim, 2011).

II.  ISI

2.1.  Ikan Tongkol (Auxis thazard)

2.1.1. Klasifikasi Ikan Tongkol

Phylum         : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class             : Pisces

Sub class       : Teleostei

Ordo             : Percomorphi

Sub ordo       : Scromboidea

Page 35: Metode Penangkapan Ikan

Family          : Scromboidae

Genus           : Auxis

Species         : Auxis thazard

          Bersifat epipelagic di perairan neretik dan samudra. Makanannya berupa ikan kecil,

cumi-cumi, krustasea planktonik (megalops), dan larva stomatopod. Karena kelimpahan

mereka, mereka dianggap sebagai elemen penting dari rantai makanan, khususnya

sebagai hijauan untuk spesies lain bagi kepentingan komersial. Diincar oleh ikan yang

lebih besar, termasuk tuna lainnya. Dipasarkan segar dan beku juga digunakan kering

atau asin, asap, dan kaleng. (Fishery Bussines Center 2010).

          Ikan tongkol memiliki 10 – 12 jari-jari sirip punggung, 10 – 13 jari-jari halus sirip

punggung, 10 – 14 jari-jari halus sirip dubur, dengan warna punggung kebiru-biruan,

ungu tua bahkan berwarna hitam pada bagian kepala. Sebuah pola 15 garis-garis halus,

miring hampir horisontal, garis bergelombang gelap di daerah scaleless diatas gurat sisi

(linea lateralis). Bagian bawah agak putih (cerah). Dada dan sirip perut ungu, sisi bagian

dalam mereka hitam. Badan kuat, memanjang dan bulat. Gigi kecil dan berbentuk

kerucut, dalam rangkaian tunggal. Sirip dada pendek, tapi mencapai garis vertikal

melewati batas anterior dari daerah scaleless atas corselet. Sebuah flap tunggal besar

(proses interpelvic) antara sirip perut. Tubuh telanjang kecuali untuk corselet, yang

dikembangkan dengan baik dan sempit di bagian posterior (tidak lebih dari 5 skala yang

luas di bawah asal-sirip punggung kedua). Sebuah keel pusat yang kuat pada setiap sisi

dasar sirip ekor-kecil antara 2 keel (Anonim, 2011).

2.1.2. Daerah Sebaran Ikan Tongkol (Auxis thazard)

  Ikan tongkol terdiri dari beberapa jenis dan tidak semua jenis ikan tongkol terdapat di perairan Indonesia. Pada umumnya jenis ikan tongkol yang sering tertangkap oleh

Page 36: Metode Penangkapan Ikan

nelayan adalah jenis yang menyukai perairan yang berhawa panas. Ikan tongkol termasuk golongan Scromboids fishes, hal ini ditunjukkan oleh sisik yang membesar dan berbentuk seperti perisai (corselat) yang terdapat pada bagian dada dan adanya lunas pada kedua belah sisi batang ekor yang merupakan ciri utama dari golongan ini. Jenis ikan tongkol yang dikenal di Indonesia termasuk dalam ordo Percomorphi, famili Scombridae, dimana terdapat dua genus yaitu: genus Auxis dan genus Euthynnus (Martosubroto, 1987).  Penyebaran ikan tongkol sangat luas, mereka menempati perairan tropis dan subtropis. Gerombolan ikan ini juga bisa hidup di Samudra Pasifik, Atlantik dan Hindia dengan jumlah yang berlimpah dengan suhu berkisar 17°C – 30°C. Di Indonesia ikan tongkol terdapat di perairan Sumatra, Samudra Hindia, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya (P. Carpentieri, 2011).Ikan tongkol menempati perairan tropis dan subtropis dengan suhu 17°C – 30°C. Suhu ini merupakan faktor pembatas dari penyebaran ikan tongkol. Ikan tongkol menyukai perairan yang berlimpah fitoplankton dan zooplankton. Uchida (1975) mengemukakan bahwa kelimpahan zooplankton dapat mencapai 40-60 km dari pantai, sehingga daerah tersebut potensial sekali untuk daerah penangkapan ikan tongkol. Pada umumnya Scombridae berenang diwaktu malam hari dan kembali ke lapisan yang lebih dalam pada waktu siang hari. Hal ini mengikuti migrasi vertikal dari gerakan plankton dan ikan-ikan kecil yang mereka makan.           Ikan tongkol biasanya hidup bergerombol, mereka bisa membentuk gerombolan

ikan yang sangat besar mulai dari ikan dewasa sampai juvenil. Ikan tongkol juga

merupakan kompetitor bagi golongan Thunnus terutama dalam hal makan (Uchida,

1975). Ikan tongkol termasuk ikan buas dan rakus. Kandungan isi perutnya terdapat ikan

terbang, teri dan cumi-cumi. Ikan tongkol juga memakan genus Sardinella,

Scombromorous, Cephalopoda, Crustacea dan Leigognathus (Nauen dan Collete, 1983).

2.2.  Kontruksi Alat Tangkap Gillnet

Jaring ini berbentuk segi empat dengan ukuran mata jaring yang sama di sepanjang jaringnya. Prinsip penangkapannya adalah menjerat bagian insangnya. Ukuran ikan yang tertangkap umumnya relatif seragam. Alat ini merupakan alat penangkapan yang bersifat pasif. Setelah jaring diturunkan ke perairan, kapal dan alat dibiarkan drifting dimana umumnya berlangsung selama 2-3 jam. Selanjutnya dilakukan pengangkatan jaring sambil melepaskan ikan hasil tangkapan ke palka (Nomura and Yamazaki, 1977).2.2.1. Kontruksi Umum

Page 37: Metode Penangkapan Ikan

          Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk

empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh

jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan

lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada

arah panjang jaring (Rustadi, 2011).

          Menurut D. Jude (2002), ada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas

dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker).

Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang

bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring

didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang.

2.2.2. Detail Konstruksi

          Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak jaring akan

telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill

net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-

ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan

pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring,

tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri

(Rustadi, 2011).

2.2.3. Karakteristik

          Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi tujuan

penangkapan adalah ikan-ikan damersal.

-       Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung,

pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.

Page 38: Metode Penangkapan Ikan

-       Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang

maupun ikan.

-       Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yang diletakkan pada kedua belah

pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu

sendiri.

2.2.4. Bahan Dan Spesifikasinya

          Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang

perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh

lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant (jernih)

dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus).

2.3.  Daerah Penangkapan Ikan Tongkol Dengan Alat Tangkap Gillnet

          Daerah penangkapan ikan adalah suatu wilayah perairan dimana tempat

penangkapan dan pada wilayah tersebut terdapat gerombolan ikan yang menjadi tujuan

utama. Operasi penangkapan yang berstujuan untuk komersial diperlukan pengetahuan

tentang daerah penangkapan ikan. Letak dan daerah penangkapan ikan sangat

berpengaruh terhadap bentuk dan ukuran serta alat tangkapnya.

Ada empat hal penting yang mendukung keberhasilan operasi penangkapan, yaitu penentuan daerah penangkapan ikan yang tepat, penggunaan unit dan metode penangkapan ikan yang sesuai beserta alat bantu penangkapannya, serta pemakaian tenaga kerja yang terampil.          Berdasarkan point yang ketiga, digunakannya alat tangkap dalam pemanfaatan sumberdaya ikan tongkol yang disesuaikan dengan sifat dan tingkah laku dari sasaran ikan yang bersangkutan, yaitu berenang cepat dan bergerombol sangat dianjurkan. Hal ini berguna bagi efisiensi dan keefektifitasan dari alat tangkap yang beroperasi tersebut. Ada tiga macam alat penangkapan yang sering dipakai untuk menangkap ikan tongkol yaitu sebagai berikut: pancing tonda, payang, dan gill net ( jaring insang). Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan gill net ( jaring insang) adalah daerah

Page 39: Metode Penangkapan Ikan

pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis (Irene, 2000).

III.  PENUTUP

          Dari makalah selektivitas alat tangkap gillnet terhadap ikan tongkol (auxis thazard)

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.    Penyebaran ikan tongkol menempati perairan tropis dan subtropis. Gerombolan ikan ini

juga bisa hidup di Samudra Pasifik, Atlantik dan Hindia dengan jumlah yang berlimpah

dengan suhu berkisar 17°C – 30°C. Di Indonesia ikan tongkol terdapat di perairan

Sumatra, Samudra Hindia, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan

Irian Jaya.

2.    Kontruksi gillnet pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung

(float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua

gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan

sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju

kebawah, maka jaring akan terentang.

3.    Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan gill net (jaring insang) adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan tongkol tertangkap.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://teknikpenangkapan/ikantongkol/.htm. 24 Juni 2011.

D. Jude, N. Neethiselvan, P. Gopalakrishnan & G. Sugumar. 2002. Gill net selectivity studies for fishing frigate tuna, Auxis thazard Lacepede (Perciformes/Scombridae) in Thoothukkudi (Tuticorin) water, southeast coast of India.

Page 40: Metode Penangkapan Ikan

Fishery Bussines Center. 2010. Teknologi Penangkapan Ikan Tuna.  http://www.perikanan-diy.info/home.php?m…. Diakses tanggal 20 juni 2011.

Irene Huse, Svein Løkkeborg, and Aud Vold Soldal. 2000. Relative selectivity in trawl, longline and gillnet fisheries for cod and haddock.

Martosubroto. 1987. Penyebaran Beberapa Sumber Perikanan di Indonesia. Direktorat Bina Sumberdaya Hayati. Direktorat Jendral Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Nomura, M. And T. Yamazaki. 1977. Fishing Techniques. Japan International Cooperation Agency. Tokyo.

Nauen, C.E. and B.B. Collete.1983. FAO Species Catalogue (Vol 2) Sccombrids of The World an Annoted and Ilustrated Catalogue of Tuna, Mackerels, Bonitos an Rellated Spesies Known to Date. United Nation Development Programme. FAO of United Nations. Roma.

P. Carpentieri, S. Lelli, F. Colloca, C. Mohanna, V.Bartolino, S. Moubayed and G.D.Ardizzone. 2011. Incidence of lessepsian migrants on landings of the artisanal fishery of South Lebanon

Rustadi. 2011. http://ayatsyam-rustadi64.blogspot.com/feeds/posts/default. 24 Juni 2011.

Uchida, R. 1975. Status of  Knowledge on the Biology and Resource of Frigate Tuna Genus Sarda. South Wesrt Fisheries Centre. National Marine Fisheries Service. NOAA. Honolulu.

Page 41: Metode Penangkapan Ikan

TUGAS TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP GILLNET

I.  PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

          Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang berdasarkan

pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan proses bahwa ikan-

ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di Indonesia penamaan gill net

ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap

(jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring

udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net

ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun

terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring (Rustadi, 2011).

          Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain

sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap

“gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “gill net dasar”

atau “bottom gill net” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun

kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian

berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom

fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre (Rustadi,

2011).

          Sumberdaya perikanan salah satu jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan yang

berada di wilayah perairan adalah ikan tongkol. Penilaian keberadaan sumberdaya

perikanan di suatu wilayah sangat ditentukan oleh informasi yang cukup tentang kegiatan

Page 42: Metode Penangkapan Ikan

pemanfaatan sumberdaya yang menjadi target penangkapan. Masalah utama yang

dihadapi dalam mengoptimalkan pemanfaatan ikan tongkol adalah keterbatasan informasi

tongkol di perairan sekitar dan sumberdaya tentang sebaran daerah penangkapan dan

ketidak pastian waktu penangkapan sehingga usaha yang dilakukan menjadi tidak efisien.

Oleh sebab itu dalam makalah ini diungkapkan tentang keberadaan perikanan tangkap

ikan tongkol sebagai bahan informasi untuk pengembangan perikanan di masa yang akan

datang (Anonim, 2011).

II.  ISI

2.1.  Definisi Alat Tangkap

          Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain

sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap

“gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “gill net dasar”

atau “bottom gill net” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun

kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian

berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom

fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre (Fiqrin,

2011).

          Gill net merupakan alat tangkap yang bersifat pasif. Hal ini dikarenakan sifat gill

net yang tetap dalam pengoperasiannya. Gill net yang digunakan untuk menangkap ikan

pelagis, yaitu jenis drift gill net (jaring insang hanyut) dan surface gill net (jaring insang

Page 43: Metode Penangkapan Ikan

permukaan). Sifat utama alat tangkap ini adalah menjebak ikan yaitu dengan mata jaring

yang disesuaikan sehingga ketika ikan mencoba melaluinya, maka ikan akan terjerat pada

mata jaring (Irene, 2000).

          Metode pengoperasiannya yaitu dengan memasang jaring dengan posisi melawan

arus, posisi jaring diupayakan membentang sempurna dari permukaan sampai ke dasar

perairan. Hanging ratio dari jaring gill net merupakan ukuran dari membentangnya jaring

gill net.

2.2.  Prospektif Alat Tangkap

          Menurut Fiqrin (2011), prospektif gill net dasar atau bottom gill net di Indonesia

sangat baik, hal ini dikarenakan secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia.

Hal-hal yang mempengaruhi besarnya bottom gill net secara kuantitatif di Indonesia:

1.    Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh;

2.    Proses pembuatan bottom gill net mudah;

3.    Harganya relatif murah;

4.    Fishing method dari bottom gill net mudah; dan

5.    Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.

2.3.  Konstruksi Alat Tangkap ( Bottom Gill Net )

1. Konstruksi Umum

          Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk

empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh

jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan

Page 44: Metode Penangkapan Ikan

lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada

arah panjang jaring.

          Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan

pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang

berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking

force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju

kebawah, maka jaring akan terentang.

 2. Detail Konstruksi

          Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak jaring akan

telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom gill

net, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-

ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan

pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring,

tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.

2.4.  Struktur Alat Tangkap

          Struktur alat tangkap gill net adalah sebagai berikut:

a.         Webbing, terbuat dari bahan nylon (PA) multifilamen atau monofilamen;

b.        Tali ris atas, tali PE multifilamen atau PA monofilamen atau tali lainnya dengan diameter

dan panjang sesuai kebutuhan;

c.         Tali pelampung, tali PE multifilamen atau PA monofilamen atau tali lainnya dengan

diameter dan panjang sesuai kebutuhan;

d.        Pelampung, dari bahan plastik atau stryrofoam;

Page 45: Metode Penangkapan Ikan

e.         Tali ris bawah, tali PE multifilamen atau PA monofilamen;

f.         Tali pemberat, tali PE multifilamen atau PA monofilamen;

g.        Pemberat, timah atau bahan lainnya;

h.        Panjang jaring, untuk perairan ZEEI Arafura dan perairan teritorial <>;

i.          Alat bantu penangkapan berupa alat penarik jaring yaitu net hauler atau net drum.

2.5.  Karakteristik Alat Tangkap

           Set bottom gill net direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi tujuan penangkapan

adalah ikan-ikan damersal.

           Bottom gill net berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung,

pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.

           Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang

maupun ikan.

           Jaring gill net direntangkan pada float berbendera yang diletakkan pada kedua belah

pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu

sendiri.

          Karakteristik surface gill net yaitu pada ujung jaring sepihak ataupun pada kedua

pihaknya diikatkan tali jangkar, yang dengan demikian letak (posisi) jaring menjadi

tertentu oleh letak jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece

harus disesuaikan dengan fishing ground. Float line (tali pelampung) akan berada di

permukaan air yang akan membentuk rentangan (Frezeries, 2011).

2.6.  Bahan Dan Spesifikasinya

Page 46: Metode Penangkapan Ikan

          Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang

perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh

lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant (jernih)

dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus).

 1. Persyaratan

          Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya

rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait atau

terjerat dalam jaring gill net harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi

trawl dan purse seine.

          Bahan dari gill net harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air,

terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus

sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side

line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat

untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan

diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan

yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal

tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya

tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada

insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang

stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.

2. Macam dan Ukuran benang

          PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis

dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam

Page 47: Metode Penangkapan Ikan

air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang

nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial. Sebab banyaknya macam

dari gill net sesuai dengan ukuran, ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi

penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi

bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang

belum diselup dan belum diolah.

3. Warna Jaring

          Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float,

ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari gill net

adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah

tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati, yang

dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing

ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain, warna jaring

yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat

diusahakan.

          Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan,

transparancy, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna

akan mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda. Karena

tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang

kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring,

maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghadang, sekecil mungkin.

2.7.  Teknik Operasi

Page 48: Metode Penangkapan Ikan

1.    Setting

          Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan

pemasangan jaring bottom gill net oleh Anak Buah Kapal (ABK). Jaring bottom gill net

dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang

gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan tertarik

lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertangkap karena

terjerat pada bagian operculum (penutup insang) atau dengan cara terpuntal.

2.    Holling

          Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup

banyak, maka dilakukan holling dengan menarik jaring bottom gill net dari dasar perairan

ke permukaan (jaring ditarik keatas kapal). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik

ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.

2.8.  Selektivitas Jaring Insang

          Gillnet atau Jaring insang bersifat selektif terhadap ikan-ikan berukuran besar

(tidak menangkap ikan yang berukuran terlalu kecil atau terlalu besar). Gill net memiliki

ukuran mata jaring yang sama atau seragam. Ada beberapa cara dimana ikan tertangkap

oleh gill net. Misalnya ikan terjerat tepat di belakang mata, terjerat di belakang tutup

insang, terjerat pada bagian di dekat sirip punggung serta terbelit atau terpuntal.

1.    Ukuran mata jaring

          Terdapat kecenderungan bahwa suatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat

ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain,

gill net akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh

Page 49: Metode Penangkapan Ikan

sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing

ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan besar badan ikan yang

jumlahnya terbanyak pada fishing ground tersebut. Berdasarkan SK. Menteri Pertanian

No. 607/KPB/UM/9/1976 butir 3, menyatakan bahwa mata jaring di bawah 25 mm

dengan toleransi 5% dilarang untuk dioperasikan.

2.  Prospektif dan keuntungan penggunaan gillnet

          Prospektif gill net di Indonesia sangat baik, hal ini dikarenakan secara kuantitatif,

jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya bottom gill

net secara kuantitatif di Indonesia:

a.    Bahan dasar (material) pembuatan bottom gill net mudah diperoleh;

b.    Proses pembuatan bottom gill net mudah;

c.    Harganya relatif murah;

d.   Fishing method dari bottom gill net mudah; dan

e.    Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.

3.    Ketegangan rentangan tubuh jaring

          Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula

rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini, akan mengakibatkan terjadinya

tension baik pada float line ataupun pada tubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring

direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun

akan mudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh

bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinking force dari sinker dan juga

shortening yang digunakan. Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring

Page 50: Metode Penangkapan Ikan

dan juga supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan mudah

terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang cukup.

2.9.  Alat Bantu Alat Tangkap Gillnet

Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan ikan

pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat bantu yang

digunakan dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bottom gill net adalah:

1.        Lampu / Light Fishing

Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan

kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan gill net. Jenis-jenis

lampu yang digunakan bermacam-macam antara lain:

a.     Ancor / obor

b.    Lampu petromak / starmking

c.     Lampu listrk ( penggunaannya masih terbetas )

Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan cahaya

lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain:

·            Kecerahan : Jika kecerahan kecil, berarti banyak partikel-partikel dalam air maka

pembiasan cahaya terserap dan akhirnya tidak menarik perhatian dari ikan yang ada

disekitarnya. Jadi kecerahan menentukan kekuatan lampu.

·            Gelombang, angin, arus : Akan mempengaruhi kedudukan lampu. Adanya faktor-fakttor

itu menyebabkan kondisi sinar yang semula lurus menjadi bengkok.

Page 51: Metode Penangkapan Ikan

·            Sinar bulan : Pada waktu bulan purnama sukar sekali mengadakan penangkapan

menggunakan lampu karena cahaya terbagi rata, sadangkan penangkapan menggunakan

lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna dalam air.

2.        Payaos

Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan

pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos pelampungnya terdiri

dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi satu sehingga membentuk

rakit (raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali

yang menghubungkan antara pelampung dan pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat

dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene.

Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam

keranjang rotan dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun

nyiur dan bekas tali polyethylene dan ban bekas.

III.  PENUTUP

          Dari makalah selektivitas alat tangkap gillnet dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.    Gillnet atau Jaring insang bersifat selektif terhadap ikan-ikan berukuran besar (tidak

menangkap ikan yang berukuran terlalu kecil atau terlalu besar). Gill net memiliki ukuran

mata jaring yang sama atau seragam. Ada beberapa cara dimana ikan tertangkap oleh gill

net. Misalnya ikan terjerat tepat di belakang mata, terjerat di belakang tutup insang,

terjerat pada bagian di dekat sirip punggung serta terbelit atau terpuntal.

Page 52: Metode Penangkapan Ikan

2.    Kontruksi gillnet pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung

(float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua

gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan

sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju

kebawah, maka jaring akan terentang.

3.    Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan ikan pada suatu

tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat bantu yang digunakan dalam

operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bottom gill net adalah lampu / light

fishing dan payaos.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://teknikpenangkapan/ikantongkol/.htm. 24 Novembar 2011.

Anonim. 2011. http://seputarberita.blogspot.com/2009/06/selektivitas-ukuran-mata-jaring.html. 19 Desember 2011.

Firqin. 2011. http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/gillnet/. 18 Desember 2011.

Frezeries. 2011. http://frezeries.blogspot.com/2009/11/karakteristik-teknis-alat-tangkap-purse.html. 18 Desember 2011.

Irene Huse, Svein Løkkeborg, and Aud Vold Soldal. 2000. Relative selectivity in trawl, longline and gillnet fisheries for cod and haddock.

Rustadi. 2011. http://ayatsyam-rustadi64.blogspot.com/gillnet/posts/default" \t "_blank. 24 November 2011.

Page 53: Metode Penangkapan Ikan

Jaring Insang

JARING INSANG (GILLNET)Jaring Insang Dasar (Bottom Gillnet)

1. Definisi dan Klasifikasi   Jaring insang dasar (bottom gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama, dioperasikan pada bagian dasar perairan dengan sasaran penangkapan adalah ikan demersal (Sainsbury 1971 diacu dalam Rustandar 2005). Jaring insang dasar (bottom gillnet) diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring insang (gillnet) (Ayodhyoa AU 1981 diacu dalam Rustandar 2005).

2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan    Bagian-bagian dari bottom gillnet menurut Martasuganda (2002):(1) Pelampung (float), berfungsi untuk menghasilkan gaya apung pada bottom gillnet,(2) Tali pelampung (float line), adalah tali yang dipakai untuk memasang pelampung yang bahannya terbuat dari bahan sintetis seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan untuk tali pelampung,(3) Tali ris atas dan bawah, berfungsi untuk dipakai memasang atau menggantungkan badan jaring. Pemasangan tali ris bagian atas dipasang di bawah tali pelampung sedangkan tali ris bawah dipasang di atas tali pemberat,(4) Tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah (upper bolch line and under bolch line), adalah tali yang dipakai untuk menyambungkan atau menggantungkan badan jaring pada tali ris,(5) Srampad atas dan bawah (upper selvedge and under selvedge), adalah susunan mata jaring yang ditambahkan pada badan jaring bagian atas dan bagian bawah. Tujuan pemasangan srampad adalah sebagai penguat badan jaring dan untuk mempermudah pengoperasian jaring,(6) Badan jaring atau jaring utama (main net), adalah bagian dari jaring yang digunakan untuk menangkap ikan,(7) Tali pemberat (sinker line), adalah tali yang dipakai untuk memasang pemberat yang bahannya terbuat dari bahan sintetis seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan untuk tali pemberat dan(8) Pemberat (sinker), berfungsi untuk menghasilkan gaya berat pada bottom gillnet.Ukuran per tinting: panjang 50 m sebelum diikat (37,5 m setelah diikat); lebar 2,94 m sebelum diikat (1,94 m setelah diikat); bahan nilon monofilamen No. 25; Selvedge PE d/3 (Subani dan Barus 1989). Menurut kelompok kami, parameter utama dari bottom gillnet adalah ukuran mata jaring.

3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan3. 1 Kapal       Kapal bottom gillnet termasuk ke dalam kelompok kapal dengan metode pengoperasian static gear (kapal dengan alat tangkap yang dioperasikan secara statis). Ada dua jenis kapal yang digunakan dalam pengoperasian bottom gillnet, yaitu: a)

Page 54: Metode Penangkapan Ikan

dengan motor tempel (12-25 PK), ukuran: panjang 6,7 m, lebar 1,5 m, dalam 0,5 m, jaring 14 tinting (pieces); b) dengan motor dalam (6,5-18 PK), ukuran: panjang 7,5 m, lebar 2 m, dalam 1 m, jaring 20-25 tinting (pieces) (Subani dan Barus 1989).

3.2 Nelayan      Untuk mengoperasikan bottom gillnet diperlukan 4 orang nelayan yang terdiri dari 1 orang nakhoda, 1 orang pengemudi dan 2 orang anak buah kapal (ABK). Nakhoda bertugas menentukan daerah pengoperasian, pengemudi bertugas mengemudikan kapal dan ABK bertugas untuk membantu dalam operasi penangkapan ikan (setting dan hauling) (Krisnandar 2001).3.3 Alat Bantu     Alat bantu pada bottom gillnet berupa net hauler atau net drum, berfungsi untuk menarik jaring pada saat hauling (Sainsburry 1971).

3.4 Umpan     Umpan yang digunakan adalah makanan yang disukai oleh ikan-ikan demersal dan lobster, yaitu hewan lunak (Mollusca), seperti keong dan kerang-kerangan; hewan berkulit duri (Echinodermata) seperti bulu babi, bintang laut dan teripang atau lili laut. Umpan kulit kambing dapat digunakan sebagai umpan alternatif. Selain umpan kulit kambing, umpan kulit sapi juga dapat digunakan untuk meningkatkan hasil tangkapan udang karang (Krisnandar 2001).

4. Metode Pengoperasian Alat    Metode pengoperasian bottom gillnet terdiri atas beberapa tahap (Miranti 2007), yaitu sebagai berikut.(1) Persiapan yang dilakukan nelayan meliputi pemeriksaan alat tangkap, kondisi mesin, bahan bakar kapal, perbekalan, es dan tempat untuk menyimpan hasil tangkapan.(2) Pencarian daerah penangkapan ikan (DPI), hal ini dilakukan nelayan berdasarkan pengalaman-pengalaman melaut yaitu dengan mengamati kondisi perairan seperti banyaknya gelembung-gelembung udara di permukaan perairan, warna perairan, serta adanya burung-burung di atas perairan yang mengindikasikan adanya schooling ikan.(3) Pengoperasian alat tangkap yang terdiri atas pemasangan jaring (setting), perendaman jaring (soaking) dan pengangkatan jaring (hauling) (Krisnandar 2001).a. Pemasangan jaring (setting). Penyusunan bottom gillnet dan pemasangan umpan dilakukan di atas kapal agar lebih memudahkan nelayan pada saat setting. Penurunan jaring dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Selama proses setting berlangsung, mesin kapal dalam keadaan berjalan dengan kecepatan rendah dan dilakukan dari arah tengah menuju arah pantai. Urutan proses penurunan jaring adalah penurunan batu pemberat lalu diikuti oleh mata jaring menyusul kemudian tali selambar, jangkar dan pelampung tanda. Nelayan akan kembali ke fishing base setelah proses setting selesai.b. Perendaman jaring (soaking). Perendaman jaring dilakukan selama sehari semalam.c. Pengangkatan jaring (hauling). Proses pengangkatan jaring (hauling) dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Pada saat hauling, jaring diangkat sekaligus ditata susunannya sambil memeriksa dan mengambil hasil tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan mati ketika proses hauling dilakukan.

Page 55: Metode Penangkapan Ikan

(4) Tahap penanganan hasil tangkapan adalah pelepasan ikan hasil tangkapan dari jaring untuk kemudian disimpan pada suatu wadah atau tempat.

5. Daerah Pengoperasian   Bottom gillnet dioperasikan di danau pada bagian dasar perairan dan perairan berkarang. Bottom gillnet dapat dipasang di perairan air tawar yang dangkal pada kedalaman sekitar 50 m (Krisnandar 2001). Daerah distribusi bottom gillnet adalah Bali, Cibinuangeum, Pangandaran dan sekitarnya (Jawa Barat) (Subani dan Barus 1989).

6. Hasil Tangkapan  Hasil tangkapan dari pengoperasian bottom gillnet adalah udang barong (Panulirus spp), manyung (Tachysurus spp), layur (Trichiurus spp), gulamah (Scienidae) dan kuro (Polynemus spp) (Subani dan Barus 1989)

Daftar PustakaAyodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Krisnandar B. 2001. Penggunaan Umpan pada Alat Tangkap Bottom Gillnet untuk Menangkap Udang Karang di Perairan Pelabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Martasuganda S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Miranti. 2007. Perikanan Gillnet di Pelabuhan Ratu: Kajian Teknis dan Tingkat Kesejahteraan Nelayan Pemilik. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Rustandar R. 2005. Analisis Efisiensi Teknik Unit Penangkapan Gillnet di Muara Angke Jakarta. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Sainsbury JC. 1971. Commercial Fishing Methods. An Introduction to Vessel and Gears. 3ed Edition. London: Fishing News Book.Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

JARING INSANG (GILLNET)Jaring Insang Lingkar (Encircling Gillnet)

1. Definisi dan Klasifikasi    Jaring insang lingkar (encircling gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama, dioperasikan dengan cara melingkarkan gerombolan ikan atau melingkarkan jaring di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan (Martasuganda 2002). Jaring insang lingkar

Page 56: Metode Penangkapan Ikan

(encircling gillnet) diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring insang (gillnet) (Ayodhyoa AU 1981 diacu dalam Rustandar 2005).

2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan    Bagian-bagian dari encircling gillnet menurut Martasuganda (2002):(1) Pelampung (float), berfungsi untuk menghasilkan gaya apung pada encircling gillnet, (2) Tali pelampung (float line), adalah tali yang dipakai untuk memasang pelampung yang bahannya terbuat dari bahan sintetis seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan untuk tali pelampung, (3) Tali ris atas dan bawah, berfungsi untuk dipakai memasang atau menggantungkan badan jaring. Pemasangan tali ris bagian atas dipasang di bawah tali pelampung sedangkan tali ris bawah dipasang di atas tali pemberat,(4) Tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah (upper bolch line and under bolch line), adalah tali yang dipakai untuk menyambungkan atau menggantungkan badan jaring pada tali ris,(5) Srampad atas dan bawah (upper selvedge and under selvedge), adalah susunan mata jaring yang ditambahkan pada badan jaring bagian atas dan bagian bawah. Tujuan pemasangan srampad adalah sebagai penguat badan jaring dan untuk mempermudah pengoperasian jaring,(6) Badan jaring atau jaring utama (main net), adalah bagian dari jaring yang digunakan untuk menangkap ikan,(7) Tali pemberat (sinker line), adalah tali yang dipakai untuk memasang pemberat yang bahannya terbuat dari bahan sintetis seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan untuk tali pemberat dan(8) Pemberat (sinker), berfungsi untuk menghasilkan gaya berat pada encircling gillnet.Bahan yang umum dipakai untuk membuat encircling gillnet adalah nylon dan amilan, baik itu monofilament maupun multifilament. Ketebalan benang jaring yang dipakai umumnya memakai nomor benang 210d, kecuali untuk menangkap udang dapat memakai ketebalan benang 110d (Martasuganda 2002).Penetapan ukuran mata jaring dapat berdasarkan pada ukuran jenis ikan yang tertangkap. encircling gillnet yang dioperasikan di Indonesia umumnya memiliki ukuran mata jaring yang berkisar antara 1,5-4 inci. Menurut Martasuganda (2005 diacu dalam Miranti 2007), berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 607/KPB/UM/9/1967 butir 3, batasan ukuran mata jaring dari jaring insang yang dilarang untuk dioperasikan adalah ukuran mata jaring di bawah 25 mm dengan toleransi 5%. Menurut kelompok kami, parameter utama dari encircling gillnet adalah ukuran mata jaring.

3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan3. 1 Kapal       Kapal encircling gillnet termasuk ke dalam kelompok kapal dengan metode pengoperasian static gear (kapal dengan alat tangkap yang dioperasikan secara statis). Dalam pengoperasian encircling gillnet, diperlukan sebuah perahu kecil (canoe) berukuran 5-7 m yang bisa digunakan di daerah lepas pantai. Kapal dengan ukuran12-15 m dapat digunakan di daerah tengah laut (Krisnandar 2001).3.2 Nelayan

Page 57: Metode Penangkapan Ikan

     Untuk mengoperasikan encircling gillnet diperlukan 4 orang nelayan yang terdiri dari 1 orang nakhoda, 1 orang pengemudi dan 2 orang anak buah kapal (ABK). Nakhoda bertugas menentukan daerah pengoperasian, pengemudi bertugas mengemudikan kapal dan ABK bertugas untuk membantu dalam operasi penangkapan ikan (setting dan hauling) (Krisnandar 2001).3.3 Alat Bantu     Alat bantu pada encircling gillnet berupa net hauler atau net drum, berfungsi untuk menarik jaring pada saat hauling (Sainsburry 1971). Alat bantu lainnya yaitu:(1) Lampu/Light Fishing. Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan gillnet. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, antara lain: ancor/obor, lampu petromak/starmking, lampu listrik.(2) Payaos, merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan.

4. Metode Pengoperasian Alat    Metode pengoperasian encircling gillnet terdiri atas beberapa tahap (Miranti 2007), yaitu sebagai berikut.(1) Persiapan yang dilakukan nelayan meliputi pemeriksaan alat tangkap, kondisi mesin, bahan bakar kapal, perbekalan, es dan tempat untuk menyimpan hasil tangkapan.(2) Pencarian daerah penangkapan ikan (DPI), hal ini dilakukan nelayan berdasarkan pengalaman-pengalaman melaut yaitu dengan mengamati kondisi perairan seperti banyaknya gelembung-gelembung udara di permukaan perairan, warna perairan, serta adanya burung-burung di atas perairan yang mengindikasikan adanya schooling ikan.(3) Pengoperasian alat tangkap yang terdiri atas pemasangan jaring (setting), perendaman jaring (soaking) dan pengangkatan jaring (hauling).a. Pemasangan jaring (setting). Penyusunan encircling gillnet dilakukan di atas kapal agar lebih memudahkan nelayan pada saat setting. Penurunan jaring dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Selama proses setting berlangsung, mesin kapal dalam keadaan berjalan dengan kecepatan rendah dan dilakukan dari arah tengah menuju arah pantai. Urutan proses penurunan jaring adalah penurunan batu pemberat lalu diikuti oleh mata jaring menyusul kemudian tali selambar (Krisnandar 2001).b. Perendaman jaring (soaking). Dalam proses ini, encircling gillnet dioperasikan dengan cara melingkarkan kawanan ikan yang sebelumnya dikumpulkan dengan alat bantu sinar lampu atau payaos. Kawanan ikan yang terkurung dikejutkan dengan suara dengan cara memukul-mukul bagian perahu sehingga ikan-ikan terkejut dan bercerai-berai, akhirnya tersangkut mata jaring (Subani dan Barus 1989).c. Pengangkatan jaring (hauling). Proses pengangkatan jaring (hauling) dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Pada saat hauling, jaring diangkat sekaligus ditata susunannya sambil memeriksa dan mengambil hasil tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan mati ketika proses hauling dilakukan (Krisnandar 2001). (4) Tahap penanganan hasil tangkapan adalah pelepasan ikan hasil tangkapan dari jaring untuk kemudian disimpan pada suatu wadah atau tempat.

5. Daerah Pengoperasian

Page 58: Metode Penangkapan Ikan

    Encircling gillnet pada kedalaman sekitar 25-26 m. Daerah distribusi encircling gillnet adalah pantai utara Jawa, Tg. Satai (Kalimantan Barat) (Subani dan Barus 1989).

6. Hasil Tangkapan   Hasil tangkapan dari pengoperasian encircling gillnet adalah siro/lemuru/sembulak (Sardinella longiceps), tembang (Clupea fimbriata) dan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) (Subani dan Barus 1989).

Daftar PustakaAyodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Krisnandar B. 2001. Penggunaan Umpan pada Alat Tangkap Bottom Gillnet untuk Menangkap Udang Karang di Perairan Pelabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Martasuganda S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Miranti. 2007. Perikanan Gillnet di Pelabuhan Ratu: Kajian Teknis dan Tingkat Kesejahteraan Nelayan Pemilik. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

JARING INSANG (GILLNET)Jaring Insang Permukaan (Surface Gillnet)

1. Definisi dan Klasifikasi   Jaring insang permukaan (surface gillnet), yaitu alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama, dioperasikan pada bagian permukaan kolom perairan dengan tujuan penangkapan adalah ikan pelagis (Sainsbury 1971 diacu dalam Rustandar 2005). Jaring insang permukaan (surface gillnet) diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring insang (gillnet) (Ayodhyoa AU 1981 diacu dalam Rustandar 2005).

2. Konstruksi Alat Penangkap Ikan    Bagian-bagian dari surface gillnet menurut Martasuganda (2002):(1) Pelampung (float), berfungsi untuk menghasilkan gaya apung pada surface gillnet,(2) Tali pelampung (float line), adalah tali yang dipakai untuk memasang pelampung yang bahannya terbuat dari bahan sintetis seperti haizek, vinylon, polyvinyl, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan untuk tali pelampung,

Page 59: Metode Penangkapan Ikan

(3) Tali ris atas dan bawah, berfungsi untuk dipakai memasang atau menggantungkan badan jaring. Pemasangan tali ris bagian atas dipasang di bawah tali pelampung sedangkan tali ris bawah dipasang di atas tali pemberat,(4) Tali penggantung badan jaring bagian atas dan bawah (upper bolch line and under bolch line), adalah tali yang dipakai untuk menyambungkan atau menggantungkan badan jaring pada tali ris,(5) Srampad atas dan bawah (upper selvedge and under selvedge), adalah susunan mata jaring yang ditambahkan pada badan jaring bagian atas dan bagian bawah. Tujuan pemasangan srampad adalah sebagai penguat badan jaring dan untuk mempermudah pengoperasian jaring,(6) Badan jaring atau jaring utama (main net), adalah bagian dari jaring yang digunakan untuk menangkap ikan,(7) Tali pemberat (sinker line), adalah tali yang dipakai untuk memasang pemberat yang bahannya terbuat dari bahan sintetis seperti haizek, vinylon, polyvinyl chloride, saran atau bahan lainnya yang bisa dijadikan untuk tali pemberat dan(8) Pemberat (sinker), berfungsi untuk menghasilkan gaya berat pada surface gillnet.Bahan yang umum dipakai untuk membuat surface gillnet adalah nylon dan amilan, baik itu monofilament maupun multifilament. Ketebalan benang jaring yang dipakai umumnya memakai nomor benang 210d, kecuali untuk menangkap udang dapat memakai ketebalan benang 110d (Martasuganda 2002).Penetapan ukuran mata jaring dapat berdasarkan pada ukuran jenis ikan yang tertangkap. Surface gillnet yang dioperasikan di Indonesia umumnya memiliki ukuran mata jaring yang berkisar antara 1,5-4 inci. Menurut Martasuganda (2005 diacu dalam Miranti 2007), berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 607/KPB/UM/9/1967 butir 3, batasan ukuran mata jaring dari jaring insang yang dilarang untuk dioperasikan adalah ukuran mata jaring di bawah 25 mm dengan toleransi 5%. Menurut kelompok kami, parameter utama dari surface gillnet adalah ukuran mata jaring.

3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan3. 1 Kapal       Kapal surface gillnet termasuk ke dalam kelompok kapal dengan metode pengoperasian static gear (kapal dengan alat tangkap yang dioperasikan secara statis). Dalam pengoperasian surface gillnet, diperlukan sebuah perahu kecil (canoe) berukuran 5-7 m yang bisa digunakan di daerah lepas pantai. Kapal dengan ukuran12-15 m dapat digunakan di daerah tengah laut (Krisnandar 2001).3.2 Nelayan      Untuk mengoperasikan surface gillnet diperlukan 4 orang nelayan yang terdiri dari 1 orang nakhoda, 1 orang pengemudi dan 2 orang anak buah kapal (ABK). Nakhoda bertugas menentukan daerah pengoperasian, pengemudi bertugas mengemudikan kapal dan ABK bertugas untuk membantu dalam operasi penangkapan ikan (setting dan hauling) (Krisnandar 2001).3.3 Alat Bantu     Alat bantu pada surface gillnet berupa net hauler atau net drum, berfungsi untuk menarik jaring pada saat hauling (Sainsburry 1971).

4. Metode Pengoperasian Alat

Page 60: Metode Penangkapan Ikan

    Metode pengoperasian surface gillnet terdiri atas beberapa tahap (Miranti 2007), yaitu sebagai berikut.(1) Persiapan yang dilakukan nelayan meliputi pemeriksaan alat tangkap, kondisi mesin, bahan bakar kapal, perbekalan, es dan tempat untuk menyimpan hasil tangkapan.(2) Pencarian daerah penangkapan ikan (DPI), hal ini dilakukan nelayan berdasarkan pengalaman-pengalaman melaut yaitu dengan mengamati kondisi perairan seperti banyaknya gelembung udara di permukaan perairan, warna perairan, serta adanya burung-burung di atas perairan.(3) Pengoperasian alat tangkap yang terdiri atas pemasangan jaring (setting), perendaman jaring (soaking) dan pengangkatan jaring (hauling)a. Pemasangan jaring (setting). Penyusunan surface gillnet dilakukan di atas kapal agar lebih memudahkan nelayan pada saat setting. Penurunan jaring dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Selama proses setting berlangsung, mesin kapal dalam keadaan berjalan dengan kecepatan rendah dan dilakukan dari arah tengah menuju arah pantai. Urutan proses penurunan jaring adalah penurunan batu pemberat lalu diikuti oleh mata jaring menyusul kemudian tali selambar dan pelampung tanda (Krisnandar 2001).b. Perendaman jaring (soaking). Dalam proses ini, surface gillnet dioperasikan dengan cara dioperasikan dengan cara diset atau dipasang secara menetap di permukaan pada daerah penangkapan (fishing ground) atau dibiarkan hanyut di perairan (Subani dan Barus 1989).c. Pengangkatan jaring (hauling). Proses pengangkatan jaring (hauling) dilakukan pada sisi kiri lambung kapal. Pada saat hauling, jaring diangkat sekaligus ditata susunannya sambil memeriksa dan mengambil hasil tangkapan. Mesin kapal harus dalam keadaan mati ketika proses hauling dilakukan (Krisnandar 2001). (4) Tahap penanganan hasil tangkapan adalah pelepasan ikan hasil tangkapan dari jaring untuk kemudian disimpan pada suatu wadah atau tempat.

5. Daerah Pengoperasian   Pada umumnya yang menjadi fishing ground atau daerah penangkapan surface gillnet adalah daerah pantai, teluk dan muara-muara sungai. Surface gillnet dioperasikan pada bagian permukaan kolom perairan (0-200 m). Daerah distribusi surface gillnet adalah seluruh daerah di Indonesia, terutama Jawa Barat dan pantai utara Jawa (Subani dan Barus 1989).

6. Hasil Tangkapan    Hasil tangkapan dari pengoperasian surface gillnet adalah tenggiri (Scomberomerus commersoni), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis spp), kuwe (Caranx spp) dan alu-alu (Sphyraena spp) (Subani dan Barus 1989).

Daftar PustakaAyodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Krisnandar B. 2001. Penggunaan Umpan pada Alat Tangkap Bottom Gillnet untuk Menangkap Udang Karang di Perairan Pelabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. Skripsi

Page 61: Metode Penangkapan Ikan

[tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Martasuganda S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Miranti. 2007. Perikanan Gillnet di Pelabuhan Ratu: Kajian Teknis dan Tingkat Kesejahteraan Nelayan Pemilik. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Rustandar R. 2005. Analisis Efisiensi Teknik Unit Penangkapan Gillnet di Muara Angke Jakarta. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.Sainsbury JC. 1971. Commercial Fishing Methods. An Introduction to Vessel and Gears. 3ed Edition. London: Fishing News Book.Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.