METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA...

16
METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Bagian C Yayasan Pembina Sekolah Luar Biasa Kerten Surakarta) NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Oleh: NUR AISIYAH G 000 080 006 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA...

Page 1: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

1

METODE PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Bagian C Yayasan Pembina Sekolah Luar Biasa Kerten Surakarta)

NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh:

NUR AISIYAH

G 000 080 006

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS AGAMA ISLAM

Jl. A. Yani. Tromol Pos I. Pabelan Kartasura Telp (0271) 717417, 719483 Fax 715448 Surakarta 57102

PENGESAHAN

Skripsi Saudari : Nur Aisiyah NIM : G 000 080 006 Fakultas : Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

pada Anak Tuna Grahita (Studi Kasus di Sekolah Menengah Pertama Bagian C Yayasan Pembina Sekolah Luar Biasa Kerten Surakarta)

Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian munaqasah skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 13 Juli 2012 dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi program Strata Satu (SI) guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Surakarta, 13 Juli 2012

Dekan

(Dr. M. Abdul Fattah Santoso, M.Ag.)

Penguji I

Penguji II

(Dra. Chusniatun, M.Ag.) (Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag)

Penguji III

(Drs. Bambang Raharjo, M.Ag.)

ii

Page 3: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

0

ABSTRAK Metode merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia

pendidikan termasuk Pendidikan Agama Islam. Suatu kegiatan belajar mengajar tidak lengkap jika tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam pembelajaran. Tanpa pengajaran yang baik kegiatan belajar mengajar tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta apa faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tuna grahita di SMPLB C YPSLB Kerten Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tuna grahita serta faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tuna grahita di SMPLB C YPSLB Kerten Surakarta. Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah menambah wawasan dan khasanah keilmuan, terutama dalam ilmu pendidikan dan pengajaran Pendidikan Agama Islam, lebih khusus lagi bagi anak penyandang cacat yang memiliki intelegensi di bawah rata-rata. Sedangkan secara praktis dapat dijadikan masukan, sumbangan pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan pembinaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa baik di SMPLB C Kerten Surakarta maupun SMPLB C lainnya.

Ditinjau dari objeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan, karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh dari lapangan yaitu di SMPLB C YPSLB Kerten Surakarta.Untuk dapat memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis datanya adalah deskriptif kualitatif, sedangkan penarikan kesimpulannya menggunakan cara berpikir induktif yaitu, cara berpikir untuk mengambil kesimpulan dari masalah yang sifatnya khusus ke masalah-masalah yang sifatnya umum

Peneliti menyimpulkan bahwa metode pembelajaran untuk anak tuna grahita pada dasarnya memiliki kesamaan dengan metode pembelajaran pada anak normal, hanya saja ketika dalam pelaksanaan memerlukan modifikasi agar sesuai dengan kondisi anak yang melakukan pembelajaran tersebut. Metode tersebut antara lain: metode ceramah, metode hafalan, metode demonstrasi, metode latihan (drill), metode pemberian tugas, dan metode sosiodrama. Adapun beberapa faktor pendukung, antara lain: Adanya kesiapan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, guru pandai dalam memilih suatu metode yang tepat serta penggunaannya, dan suasana lingkungan belajar yang mendukung. Kendala dari penerapan metode PAI antara lain: Kondisi fasilitas atau sarana dan prasarana yang kurang memadai dan menarik dan kompetensi belum tercapai secara tuntas, karena pembelajaran Pendidikan Agama Islam hanya sekali dalam sepekan, dan waktunya berkisar 35 menit

Kata kunci: metode pembelajaran, PAI, dan anak tuna grahita.

iii

Page 4: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

1

PENDAHULUAN

Paradigma pengelolaan

pendidikan luar biasa telah mengalami

perubahan sejak berlakunya Undang-

Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Menurut

Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003 wilayah

penyelenggaraan Pendidikan Luar Biasa

mencakup aspek yang lebih luas, yakni

pelayanan pendidikan kepada mereka

yang mempunyai kelainan fisik,

emosional, mental, intelektual, dan/atau

sosial, warga Negara yang memiliki

potensi kecerdasan dan bakat istimewa,

serta warga Negara di daerah terpencil

atau terbelakang serta masyarakat adat

yang terpencil dan/atau mengalami

bencana alam, bencana sosial, dan tidak

mampu dari segi ekonomi. Di samping

itu, sebutan untuk pendidikan Luar Biasa

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 telah diperluas menjadi Pendidikan

Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan

Khusus (PLK).

Pendidikan Khusus merupakan

pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran karena kelainan

fisik, mental, emosional, sosial dan/atau

memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa. Sedangkan Pendidikan

Layanan Khusus merupakan pendidikan

bagi peserta didik yang berada di daerah

terpencil atau terbelakang, masyarakat

adat yang terpencil, dan/atau mengalami

bencana alam, bencana sosial, dan tidak

mampu dari segi ekonomi, hal ini berarti

bahwa tugas Direktorat Pelayanan

Sekolah Luar Biasa tidak hanya terbatas

memberikan layanan pada siswa yang

berkebutuhan khusus, tetapi semua siswa

yang tidak dapat diakomodasi oleh

sistem persekolahan yang kovensional.

Landasan paedagogis,

pengelolaan anak tunagrahita adalah

Page 5: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

2

pasal 3 Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa

tujuan pendidikan Nasional adalah untuk

berkembangnya potensi peserta didik

agar

menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara demokratis serta bertanggung

jawab (Depdiknas, 2003: 12). Program

wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan

pemerintah harus disambut dengan baik,

dengan cara meningkatkan layanan

pendidikan pada anak berkebutuhan

khusus baik secara kualitas maupun

kuantitas. Hasil sensus pada tahun 2003

menjelaskan bahwa baru sekitar 3,70 %

(33.850 anak) dari mereka terlayani baik

di sekolah khusus (SLB) maupun di

sekolah regular. Perlu kita ketahui

bersama bahwa angka tersebut belum

termasuk mereka yang tergolong autis,

berbakat, dan kesulitan belajar

(Depdiknas, 2003: 1).

Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul

METODE PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA ANAK TUNA GRAHITA (Studi

Kasus di Sekolah Menengah Pertama

bagian C Yayasan Pembina Sekolah

Luar Biasa Kerten Surakarta)

LANDASAN TEORI

Metode adalah “cara teratur yang

digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai tujuan sesuai

dengan yang dikehendaki; cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan”

(Departemen Pendidikan Nasional,

2003: 740). Penerapan suatu metode ke

dalam setiap situasi pengajaran haruslah

mempertimbangkan dan memperhatikan

Page 6: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

3

dari berbagai kemungkinan, yang dapat

mempertinggi mutu dan efektivitas suatu

metode tertentu. Kalau tidak, maka akan

menghambat proses pengajaran dan akan

berakibat lebih jauh lagi, yaitu tidak

tercapainya tujuan pengajaran

sebagaimana yang telah ditetapkan.

Menurut Tafsir (2002: 33-34),

pada dasarnya metode dapat

dipergunakan dalam mendidik anak,

hanya saja perlu diingat, dalam

penggunaannya harus

mempertimbangkan beberapa faktor,

antara lain:

a. Keadaan murid, yang mencakup

pertimbangan tentang tingkat

kecerdasan, kematangan, perbedaaaan

individu dan lainnya.

Faktor yang perlu diperhatikan

oleh guru dalam memilih metode

adalah masalah-masalah murid. Di

mana guru berhadapan dengan murid

dengan potensi dan fitrah yang

dimilikinya, memberi kemungkinan

dan sekaligus harapan untuk

berkembang dengan baik ke arah

pribadi yang lebih baik. Pada

fitrahnya memanglah setiap individu

murid telah diberi hidayah oleh Allah.

Akan tetapi iman dan tauhid dapat

saja berubah ke arah kekafiran/tidak

beriman manakala tidak disiram dan

dipupuk dengan pendidikan dan

bimbingan ke jalan yang menuju

keimanan dan Islam. Guru

berhadapan dengan murid yang

masing-masing memiliki perbedaan

kemampuan, kecerdasan, karakter,

dan latar belakang sosial ekonomi

antara satu dengan yang lain. Oleh

karena itu, guru harus dapat memilih

dan menetapkan suatu metode

mengajar sesuai dengan bakat, minat,

kecerdasan, dan perhatian anak didik

masing-masing di dalam kelas.

b. Tujuan yang hendak dicapai

Page 7: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

4

Setiap mata pelajaran biasanya

memiliki tujuan yang berbeda-beda

antara satu dengan yang lainnya. Oleh

karena tujuan umum dan tujuan

khusus dari masing-masing pelajaran

tersebut memiliki perbedaan dan

tekanannya masing-masing, maka

implikasinya dalam pemilihan

metode, guru hendaklah mampu

melihat perbedaan-perbedaan

tersebut, dan membawanya ke dalam

suatu situasi pemilihan riset metode

yang dianggap paling cocok/tepat dan

serasi diterapkan. Dengan kata lain

tujuan yang ingin dicapai dari

masing-masing mata pelajaran itu

haruslah menjadi perhatian utama

bagi seorang guru dalam menetapkan

metode apa yang akan dipakai dalam

mengajar.

c. Situasi dan kondisi pengajaran di

mana berlangsung

Situasi dan kondisi saat

berlangsungnya pengajaran

hendaknya juga diperhatikan dan

dipertimbangkan di dalam pemilihan

metode. Situasi dan kondisi yang

dimaksud adalah kondisi fisik gedung

sekolah, misalnya: berdekatan dengan

pasar, pabrik, gedung bioskop, atau di

dekat kebisingan yang lain. Di

samping itu, keadaan guru dan murid

saat waktu pembelajaran, apakah guru

atau murid tidak dalam keadaan lelah

sehabis olah raga atau berada pada

jam terakhir, sehingga pemberian

materi dengan metode ceramah perlu

dipertimbangkan/dipikirkan, perlu

menggunakan metode lain yang

dianggap lebih tepat, seperti:

sosiodrama, metode latihan siap,

metode tanya jawab, dan metode

diskusi.

d. Alat-alat yang tersedia

Page 8: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

5

Tersedianya sarana, alat atau

media pengajaran, misalnya: alat

praktikum, buku-buku bacaan, alat-

alat peraga/media pengajaran (baik

langsung ataupun tidak langsung)

serta fasilitas-fasilitas lainnya, sangat

menentukan terhadap efektif tidaknya

suatu metode.

e. Kemampuan pengajar

Efektif tidaknya suatu metode

juga sangat dipengaruhi oleh

kemampuan pengajar dalam

memakainya, di samping kepribadian

guru juga memang cukup dominan

pengaruhnya. Misalnya seorang guru

“A”, oleh karena mahir dan cerdik

dalam berbicara, sehingga setiap anak

menjadi terkesan dan terpukau

dengan pembicaraannya, maka

metode “ceramah” tentu menjadi

pilihannya di samping metode yang

lain sebagai pendukung. Akan tetapi

metode ceramah tidak bias efektif

bagi seorang guru yang pendiam dan

tidak menguasai teknik-teknik metode

ceramah yang baik. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa

di samping faktor penguasaan

metode, kepribadian seorang guru

juga hal yang perlu diperhatikan.

f. Sifat bahan pengajaran

Ini hampir sama dengan jenis

tujuan yang dicapai seperti pada poin

b di atas. Ada bahan pelajaran yang

lebih baik disampaikan lewat metode

ceramah, ada yang lebih baik dengan

metode drill, dan sebagainya.

Demikianlah beberapa pertimbangan

dalam menentukan metode yang akan

digunakan dalam proses interaksi

belajar mengajar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis

penelitian lapangan dengan pendekatan

deskriptif kualitatif. Sedangkan metode

yang digunakan dalam pengumpulan

Page 9: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

6

data, antara lain: 1) observasi, 2)

wawancara, dan 3) dokumentasi. Untuk

analisis data menggunakan

menggunakan metode deskriptif

kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan

yaitu pengumpulan data sekaligus

reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.

HASIL PENELITIAN

Metode pembelajaran Pendidikan

Agama Islam yang digunakan dalam

proses pembelajaran untuk anak tuna

grahita bertujuan agar anak didik dapat

dengan baik dan mudah menerima

ataupun menangkap materi/pesan yang

disampaikan oleh pendidik, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik. Metode pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yang

digunakan di SMPLB C YPSLB Kerten

Surakarta, antara lain: ceramah,

demonstrasi, hafalan, latihan, pemberian

tugas, dan sosiodrama.

Penggunaan metode Pendidikan

Agama Islam di SMPLB C YPSLB

Kerten Surakarta sebagai berikut:

1. Metode ceramah

Metode ceramahh sebagai

metode mengajar yang paling tua

umurnya dan paling banyak

digunakan di sekolah-sekolah dapat

dipandang sebagai cara yang paling

mengena bagi usaha untuk

penyampaian informasi. Penerapan

metode ceramah untuk anak yang

mengalami retardasi mental, dalam

menyampaikannya guru harus

mengulang-ulang materi yang

diajarkan, agar pelajaran baru dapat

dirangsang baik oleh peserta didik.

Perhatian Anak dengan retardasi

mental tidak terpusat dan sangat

singkat. Sebagai guru PAI yang

mengajar pada anak yang mengalami

retardasi mental, dengan

menggunakan metode ceramah

Page 10: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

7

hendaknya, dalam menerangkan

sesuatu harus dipotong atau dipecah

menjadi bagian yang kecil sehingga

mudah ditangkap oleh peserta didik.

Kelainan yang dialami oleh anak

yang mengalami retardasi mental

mengakibatkan perhatiannya tidak

dapat bertahan lama sangat singkat,

sehingga guru harus memusatkan

penuh perhatiannya kepada peserta

didik.

2. Metode hafalan

Metode hafalan yang diterapkan

pada sekolah umum, jelas berbeda

dengan sekolah khusus, sepert murid

yang pada sekolah normal dapat

menghafal dengan sendiri, tetapi untuk

anak sekolalah khusus seperti tuna

grahita guru harus mengajarkan

hafalan kepada siswa. Anak tuna

grahita memiliki keterbatasan dalam

penguasaan bahasa, sehingga dalam

komunikasi pun mereka mengalami

gangguan. Mereka tidak dapat

menyimpan suatu instruksi yang sulit,

sehingga upaya dalam pembelajaran

untuk menghafal harus dipotong atau

dipecah menjadi bagian kecil, serta

setiap hal yang baru harus terus

diulang-ulang.

3. Metode demostrasi

Metode demonstrasi adalah

metode mengajar dengan melalui

kegiatan-kegiatan ekspresi. Pada

metode demonstrasi guru akan

mempertunjukkan, atau

memperlihatkan tentang bagaimana

cara mengerjakan sesuatu. Dalam

penggunaan metode ini guru harus

mengulang-ulang setiap hal yang

baru. Karena, anak dengan cacat

mental (retardasi mental) tidak

mampu mengubah cara hidupnya, ia

cenderung rutin. Jika terjadi hal-hal

yng baru ia akan menjadi risau dan

bingung (’Aeni 2004: 107).

Sebelum melatihkan hal-hal yang

baru guru mengusahakan agar

Page 11: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

8

peserta didik lebih dahulu

meletakkan perhatiannya penuh.

4. Metode latihan (drill)

Pendidikan pada anak tuna

grahita harus menyesuaikan dan

menyajikan kebutuhannya. Jadi

pendidik harus penuh perhatian,

sabar dan kasih sayang, dan rajin

memberikan dorongan di samping

memberikan juga tantangan.

Hindari meletakkan harapan yang

terlalu tinggi. Misalnya mendorong

anak dalam kegiatan keterampilan,

kesenian. Tetapi tidak harus

menuntut agar mereka harus

menjadi seniman besar, misalnya.

Pendidik juga harus mampu

membantu agar mampu berprestasi

aktif dalam kelompoknya, baik

secara sosial maupun emosional

sebatas kemampuannya.

5. Metode pemberian tugas

Didasari bahwa kelainan tuna

grahita memiliki tingkatan dari yang

paling ringan sampai paling berat,

dari kelainan tunggal, ganda hingga

kompleks yang berkaitan dengan

fisik,emosi, psikis, dan sosial.

Keadaan ini jelas memerlukan

pemberian tugas yang berbeda

antara satu anak dengan yang lain.

Guru merencanakan tugas-tugas

perorangan sesuai dengan

kebutuhan murid yang

bersangkutan.

6. Metode sosiodrama

Salah satu tujuan yang

diharapkan dalam metode

sosiodrama adalah agar anak didik

mendapatkan keterampilan sosial,

sehingga diharapkan nantinya tidak

canggung menghadapi situasi sosial

dalam kehidupan sehari-hari serta

menghilangkan perasaan-perasaan

malu dan rendah diri yang tidak

Page 12: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

9

pada tempatnya, maka ia dilatih

melalui temannya sendiri. Salah

satu ciri pada anak tuna grahita

adalah tak acuh pada

lingkungannya, dengan

penggunakan metode sosiodrama

diharapkan anak mendapatkan

keterampilan, sehingga mereka

tidak acuh pada lingkungannya.

KESIMPULAN

Metode pembelajaran untuk

anak tuna grahita pada dasarnya

memiliki kesamaan dengan metode

pembelajaran pada anak normal,

hanya saja ketika dalam pelaksanaan

memerlukan modifikasi agar sesuai

dengan kondisi anak yang

melakukan pembelajaran tersebut,

sehingga pesan atau materi yang

disampaikan dapat diterima ataupun

dapat ditangkap dengan baik dan

mudah oleh anak-anak. Metode

tersebut antara lain: metode ceramah,

metode hafalan, metode demonstrasi,

metode latihan (drill), metode

pemberian tugas, dan metode

sosiodrama.

a. Dalam metode ceramah, perlu

adanya modifikasi, seperti dalam

pembelajaran guru harus

menggunakan kosa kata yang

sederhana, selalu menggunakan

peragaan, mengulang-ulang

dalam prosesnya, serta harus

terus mendorong siswa untuk

bertanya dan mengulang, karena

salah satu cirri anak tuna grahita,

mereka sukar sekali untuk

bertanya.

b. Dalam metode hafalan perlu

adanya modifikasi, seperti

adanya peragaan,

dipotong/dipecah menjadi bagian

kecil dan mengulang-ulang

prosesnya untuk mempermudah

siswa menerima pelajaran.

Page 13: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

10

c. Metode demonstrasi perlu ada

modifikasi; karena anak tuna

grahita tidak dapat menyimpan

instruksi yang sulit, maka dalam

pembelajarannya guru harus

menerangkan dan

mempraktekkan dengan pelan-

pelan dan mengulang-ulang

prosesnya agar siswa dapat

mempraktekkan apa yang

diajarka oleh guru.

d. Dalam metode latihan perlu ada

modifikasi; karena kemampuan

anak didik dalam menulis dan

membaca sangat rendah,

sehingga setiap pembelajaran

guru selalu menulis materi di

papan tulis, dan diikuti oleh anak

didik, juga membacakan

sebelum menerangkan materi

baru, agar keterampilan menulis

dan membaca anak didik

semakin baik.

e. Dalam pemberian tugas untuk

anak tuna grahita tidak boleh

terlalu sulit, terlalu banyak,

sehingga harus sederhana.

Terkadang antara satu siswa dan

yang lainnya berbeda sesuai

dengan kelemahan (kecacatan)

yang dialaminya.

f. Penggunaan metode sosiodrama

dalam pembelajaran bisa sama

seperti di sekolah-sekolah umum

lainnya, yang mana guru

menerangkan materi terlebih

dahulu, setelah itu baru siswa

memerankan tokoh yang ada di

dalam materi tersebut.

Faktor pendukung dan penghambat

metode pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMPLB C YPSLB

Kerten Surakarta, antara lain:

a. Faktor pendukung: Adanya

kesiapan anak dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran di kelas,

Page 14: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

11

guru pandai dalam memilih suatu

metode yang tepat serta

penggunaannya, dan suasana

lingkungan belajar yang

mendukung.

b. Faktor penghambat: Kondisi

fasilitas atau sarana dan

prasarana yang kurang memadai

dan menarik dan kompetensi

belum tercapai secara tuntas,

karena pembelajaran Pendidikan

Agama Islam hanya sekali dalam

sepekan, dan waktunya berkisar

35 menit

Saran

Pada bagian ini penulis

mengemukakan beberapa saran

ataupun masukan sehubungan

dengan hasil-hasil atau temuan

dalam penelitian mengenai metode

pembelajaran Pendidikan Agama

Islam pada anak tuna grahita di

SMPLB C YPSLB Kerten

Surakarta, antara lain:

1. Kepada Kepala Sekolah, seyogyanya

lebih meningkatkan situasi serta

kondisi sekolah.

2. Kepada guru: Seyogyanya guru lebih

pandai dalam memilih suatu metode

yang tepat serta penggunaannya,

seyogyanya lebih menciptakan

suasana lingkungan belajar yang

lebih mendukung, dan karena

kompetensi belum tercapai secara

tuntas guru seyogyanya membuat

kompetensi sesuai keadaan anak dan

ketersediaannya waktu.

3. Kepada pengurus sekolah:

seyogyanya meningkatkan sarana

dan prasarana yang ada agar lebih

lengkap dan menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Aeni, ‘Nur. 2004. Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 15: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

12

Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta.

_______, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah. 2001. Metodik

Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran

Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama.

Effendi, Muhammad. 2008.

Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara

Fatimah, Enung. 2011. Psikologi

Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Pustaka Setia.

Ginting, Arif Ahmad.2011.

pemberdayaan penyandang cacat. www. Lampung Post.com. Diakses pada tanggal 27 Desember 2011, pada jam 06.30 WIB.

Herdiansyah, Haris. 2010.

Metodologi Penelitian Kualitait Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Kartono, Kartini. 2000. Hygene Mental. Bandung: Mandar Maju. Lumbantobing. 2001. Anak dengan

Mental Terbelakang. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Muhaimin, 2001. Paradigma

Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munawaroh, Tutik. 2009 dalam

skripsinya yang berjudul Problematika Belajar Pendidikan Agama Islam pada Anak Penyandang Tuna Grahita (SLB B/C YPPLB Ngawi Kabupaten Ngawi)

Moleong, J. Lexy. 2007. Metodologi

Penelitian Kualitatif Edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nata, Abuddin. 2004. Sejarah

Pendidikan Islam Pada Masa Klasik dan Pertengahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nevid, J.S, Rathus, S. A, &, Greene

B. (2005). Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Ramayulis. 2001. Metodologi

Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia

Page 16: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …eprints.ums.ac.id/20405/13/11._NASKAH_PUBLIKASI.pdf · NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ... Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian

13

Sagala, Syaiful, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-

faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi

Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tafsir, Ahmad. 2002. Metodologi

Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus. 2003. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Yusuf, Syamsu. 2004. Mental

Hygiene Perkembangan Kesehatan Mental dalam Kajian Psikologi dan Agama. Jakarta: Pustaka Bani Quraisy.