METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA...

131
1 METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNARUNGU DI SLB NEGERI KECAMATAN KOWANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: CHIKMATUN FATMAWATI NIM 111 10 148 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014

Transcript of METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA...

Page 1: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

1

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA SISWA TUNARUNGU DI SLB NEGERI KECAMATAN

KOWANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

CHIKMATUN FATMAWATI NIM 111 10 148

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

2014

Page 2: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

ii

Page 3: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

Jl.TentaraPelajar 02Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 5 eksemplar skripsi

Hal : PengajuanSkripsi

Kepada

Yth.Ketua STAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama

ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswi:

Nama : ChikmatunFatmawati

NIM : 11110148

Jrusan/Progdi : Tarbiyah/ PAI

Judul : Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

Siswa Tunarungu di SLB Negeri Kecamatan Kowangan

Kabupaten Temanggung Tahun 2014

Untuk diajukan dalam sidang munaqasyah.Demikian untuk menjadi periksa.

Wassalamu’alaikum.Wr. Wb.

Salatiga,26 Agustus2014

Pembimbing

Dra. LilikSriyanti, M.Si.

NIP.19660814 199103 2003

Page 4: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]

SKRIPSI

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

SISWA TUNARUNGU DI SLB NEGERI KECAMATAN KOWANGAN

KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

DISUSUN OLEH

CHIKMATUN FATMAWATI

NIM: 11110148

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 19

September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

KetuaPenguji : AchmadMaimun, M.Ag.

SekretarisPenguji : Drs.DjokoSutopo.

Penguji I : Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.

Penguji II : Dra. SitiAdiqoh.M.Si.

Penguji III : Dra. LilikSriyanti, M.Si.

Salatiga,19 September 2014

Ketua STAIN Salatiga

Dr. RahmatHaryadi, M.Pd.

NIP. 19670112 199203 1 005

Page 5: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

v

KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website:www.stainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Chikmatun Fatmawati

NIM : 111 10 148

Jurusan : Tarbiyah

Progam studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, Agustus 2014

Penulis

ChikmatunFatmawati

NIM. 11110148

Page 6: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

vi

MOTO

Aku belajar dari guru

Aku berilmu karena guru

Aku mengerti juga karena guru

Kini aku juga menjadi guru

Kalau mungkin,

Aku pun ingin anak-anakku menjadi guru

Page 7: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

vii

PERSEMBAHAN

Atas Rahmad dan Ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis

persembahkan untuk:

Ayahku (SLamet Robani) tercinta dan Ibuku (siti Rofiqoh)

tersayang yang selalu mendo’akan dan memberikan

banyak kasih saying dan banyak berkorban untuk ku

hingga aku seperti sekarang.

Adik-adik kutercinta (Azizi, Qaddafi, Alya Nabilah) dan

seluruh keluarga yang telah mendukungku.

Rochmad Sofari yang akan menjadi pendamping dan

imam dalam hidupku dengan sabar menungguku dan

selalu menemani dan membimbing dalam penulisan,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Bapak/ IbuDosen STAIN Salatiga yang telah mengajar,

mendidik, dam memberikan begitu banyak ilmu kepada

penulis selama dalam perkuliahan .

Teman-temanku angkatan 2010 PAI D.

Page 8: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan

kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul

“Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Tunarungu di SLB

Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan

yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Bapak Rasimin, S.Pd.I ,M.Pd,selaku Ketua Program Studi PAI.

4. Dra. Hj. Lilik Sriyanti,M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa

memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.

6. Ibu Ina Sulanti, selaku Kepala Sekolah SLB Negeri Temanggung yang telah

membina dan memberikan izin penelitian bagi penulis.

Page 9: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

ix

7. Ibu Tatik Efiyati, selaku guru Pendidikan Agama Islam SLB Negeri

Temanggung yang telah membina dan memberikan arahan kepada peneliti.

8. Bapakku Slamet Robani dan Ibuku Siti Rofiqoh, yang senantiasa memberikan

do’a restu-Nya bagi keberhasilan studi penulis.

9. Adikku Mu’amar Azizi, Mu’amar Qaddafi, Alya Nabilah yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi ketika penulis jenuh.

10. Kekasihku tersayang Rochmad Sofari, terimakasih atas semangat dan

bantuannya.

11. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam

penulisan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, Agustus 2014

Penulis

ChikmatunFatmawati

NIM. 11110148

Page 10: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

x

ABSTRAK

Chikmatun Fatmawati (NIM 11110148). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Tunarungu di SLB Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung. Skripsi.Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra Lilik Sriyanti, M.Si

Kata kunci: model pembelajaran, pendidikan agama Islam, anaktunarungu

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode pembelajaran pendidikan agama Islam yang ada di SLB Negeri Temanggung. Hal ini menjadi penting melihat persoalan yang dihadapi pada anak tunarungu dalam mengikuti pembelajaran mengalami kesulitan disebabkan memiliki inteligensi rendah untuk berfikir secara abstrak. Oleh karena itu, guru dalam penyampaian materi harus menggunakan metode yang dapat diketahui langsung oleh siswanya.

Rumusan masalah pada penelitian tersebut yaitu: 1) Bagaimana metode pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SLB Negeri Temanggung? 2) Bagaimana karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SLB Negeri Temanggung? 3) Apa faktor pendukung dan penghambat pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SLB Negeri Temanggung?

Metode yang dilakukan dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Responden adalah Kepala Sekolah, guru PAI, anak tunarungu, dan orangtua anak Tunarungu. Teknik pengumpulan data dengan menggunaka n metode wawancara, metode dokumentasi, dan metode observasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap.

Hasil penelitian yang didapat, serta guru di SLB Negeri Temanggung dalam pembelajaran pendidikan agama Islam menggunakan metode antara lain metode artikulasi, dan metode latihan. Karakteristik pembelajaran pendidikan agam Islam sama dengan sekolah umum tetapi berbeda pada aplikasi pembelajaran di materi, waktu dan jadwal pembelajaran juga berbeda dengan sekolah umum. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu guru mengajar sesuai dengan profesionalnya, guru selalu menjunjung tinggi etos kerja. Adapun faktor penghambatnya adalah kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah, perhatian yang kurang dari wali murid.

Page 11: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ..................................................................................................... i

LOGO ........................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN ........................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v

MOTO ......................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Fokus Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian .............................................................. 7

E. Penegasan Istilah .................................................................... 8

F. Metode Penelitian 11

G. Sistematika Penulisan ............................................................ 18

Page 12: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................... 21

1. Metode ....................................................................... 21

2. Pembelajaran .............................................................. 21

3. Pendidikan Agama Islam ............................................ 32

B. Tunarungu ............................................................................... 42

1. Pengertian Tunarungu................................................. 42

2. Klasifikasi Anak Tunarungu ....................................... 44

3. Karakteristik Anak Tunarungu ................................... 45

4. Perkembangan Anak Tunarungu ................................ 47

5. Faktor-faktor Penyebab Tunarungu ............................ 50

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SLB Negeri Temanggung ......................... 54

1. Letak Sekolah SLB Negeri Temanggung ......................... 54

2. Sejarah Berdirinya SLB Negeri Temanggung .................. 55

3. Identitas Sekolah .............................................................. 55

4. Visi, Misi, dan Tujuan SLB Negeri Temanggung ............ 56

5. Struktur Organisasi ........................................................... 57

6. Keadaan Siswa .................................................................. 59

7. Keadaan Guru ................................................................... 61

8. Pendanaan…. .................................................................... 65

9. Sarana dan Prasarana ........................................................ 65

10. Keunggulan SLBN Temanggung ................................... 67

Page 13: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

xiii

11. Partisipasi Lingkungan .................................................. 68

B. Temuan Penelitian ................................................................. 69

1. Profil Responden .............................................................. 69

2. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

Siswa Tunarungu di SLBN Temanggung ........................ 74

3. karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

pada Siswa Tunarungu di SLBN Temanggung ............... 78

4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri

Temanggung .................................................................... 87

BAB IV ANALISIS

A. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu di SLBN Temanggung ......................................... 93

B. karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

Siswa Tunarungu di SLBN Temanggung ............................... 95

C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada Anak Tunarungu SLBN

Temanggung ........................................................................... 102

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 108

B. Saran ....................................................................................... 110

C. Penutup ................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 113

Page 14: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Verbatim Wawancara

Lampiran 3 Foto

Lampiran 4 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 5 Daftar Nilai SKK

Lampiran 6 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 Riwayat Hidup Penulis

Page 15: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam adalah agama yang tidak hanya berorientasi kepada dunia ini

saja (yang dilambangkan oleh tanah yang menjadi bahan asal manusia) atau

kepada akhirat saja (yang dilambangkan oleh kata ruh (ciptaan-Nya itu) tetapi

kepada keseimbangan antara keduanya. Hanya dengan agama yang mengajarkan

pemeliharaan keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang mempunyai

dua dimensi atau bi-dimensional itu akan mampu menetapkan pilihannya dan

melaksanakan tanggung jawabnya didunia dan di akhirat kelak.

Kata “pembelajaran” adalah terjemahan dari kata “instruction”, istilah ini

banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik, yang menempatkan

siswa sebagai sumber dari kegiatan, pembelajaran merupakan di mana peran guru

lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai

sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa

dalam mempelajari sesuatu (Gagne, 1992:3).

Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran

yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan,

terutama melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian anak tunarungu telah

banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada dasarnya

mengandung pengertian yang sama.

Dwidjosumarto (1990:1) mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau

kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan

Page 16: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

2

menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing). Tuli

adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf

berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah

mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat

berfungsi untuk mendengar, baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa

menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).

Kebutuhan pendidikan bagi anak tunarungu tidaklah dapat dikatakan

kurang karena terbukti bahwa anak tunarungu telah banyak mengikuti pendidikan

sepanjang lembaga pendidikan itu dapat dijangkaunya. Anak tunarungu perlu

mendapat perhatian pada sekolah khusus (SLB).

Semua anak berhak mendapatkan pendidikan, termasuk juga anak

tunarungu. Anak akan mulai belajar dari dalam yang artinya dari keinginan

dirinya, keluarga, dan teman-temannya. Dengan mengamati setiap pembicaraan

orang lain, untuk anak tunarungu hal tersebut dijadikan bahan pembelajaran

tentang berkomunikasi. Ketika anak tersebut ikut untuk berpartisipasi dengan

lingkungan keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Pendidikan bagi penyandang cacat kelainan atau ketunaan ditetapkan juga

dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 32 yang menyebutkan bahwa: pendidikan khusus (pendidikan luar biasa)

merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam

mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, dan

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Tujuannya agar anak-anak

tersebut mampu mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai

Page 17: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

3

pribadi maupun anggota masyarakat sehingga mampu hidup mandiri dan

mengadakan interaksi dengan lingkungan sosial disekitarnya.

Sebagai anak cacat mereka membutuhkan pendidikan, pendidikan sudah

menjadi salah satu kebutuhan hidup manusia. Mendidik anak tunarungu tak

semudah mendidik anak-anak normal. Anak-anak tunarungu mempunyai ciri-ciri

yang khusus, maka dalam program pendidikannya tidak hanya diperlukan

pelayanan secara khusus akan tetapi juga perlu alat-alat yang khusus, guru yang

khusus bahkan kurikulum yang khusus juga.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah disediakan berbagai bentuk

layanan pendidikan (sekolah) bagi mereka. Pada dasarnya sekolah untuk anak

berkelainan sama dengan sekolah anak-anak pada umumnya. Namun karena

kondisi dan karakteristik kelainan anak yang disandang, maka sekolah bagi

mereka dirancang secara khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik

kelainannya. Sekolah untuk anak-anak berkelainan ada beberapa macam, salah

satunya adalah Sekolah Luar Biasa (SLB).

Sekolah Luar Biasa juga terdapat pendidikan umum maupun pendidikan

agama. Dalam penyampaiannya materi pendidikan agama Islam tidak semudah

seperti penyampaian pada anak-anak normal, sebab mereka sulit untuk berfikir

abstrak. Oleh karena itu, guru-guru dalam penyampaian materi-materi tersebut

menggunakan metode yang memudahkan anak dapat mengerti dan memahami apa

yang disampaikan dan dapat diketahui langsung oleh para siswa yang

berkebutuhan khusus seperti tunarungu. Berkenaan hal itu, maka pendidik

Page 18: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

4

diharapkan mengetahui langkah-langkah untuk melaksanakan model yang akan

dipakai sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif.

UU No 4 Th 1997 menegaskan bahwa penyandang cacat merupakan

bagian masyarakat Indonesia yang juga memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan

peran yang sama, mereka juga mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam

segala aspek kehidupan dan penghidupan.

Pada pasal 6 ayat 1 dijelaskan bahwa setiap penyandang cacat berhak

memperoleh pendidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

Sedangkan, pada ketetapan dalam UU No 4 Th 1997 itu sangat berarti bagi anak

tunarungu karena memberi landasan yang kuat bahwa tunarungu mempunyai hak

yang sama dengan orang yang normal dalam hal perolehan pendidikan dan

pengajaran.

ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) adalah anak dengan karakteristik

khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya. Tetapi agama untuk ABK juga

bisa dijadikan salah satu alternatif untuk membantu mereka berlatih mandiri dan

tanggung jawab. Namun, juga mengajarkan kepada anak kedisiplinan dan

kesabaran sehingga mereka bisa menjadi makhluk sosial yang peduli terhadap

sesama dan tentunya ruang yang tepat untuk meningkatkan spiritualitas anak

dalam mengenal dan menghayati Penyayang-Nya Semesta Alam.

ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) adalah anak yang memiliki

karakteristik khusus. Keadaan khusus membuat mereka berbeda dengan anak pada

umumnya. Pemberian predikat “berkebutuhan khusus” tentu saja tanpa selalu

menunjukkan pada pengertian lemah mental. Anak yang termasuk berpredikat

Page 19: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

5

ABK, antara lain tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan

belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, serta anak dengan gangguan kesehatan.

Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan

penyandang cacat. Pada perkembangannya, ada istilah yang lebih pada konteks

memberdayakan mereka, yaitu difable (different abilities people), dipahami

sebagai orang dengan kemampuan yang berbeda.

Diantara ajaran Islam yang dapat digunakan sebagai terapi terhadap

gangguan kejiwaan untuk mencapai kebahagiaan dan ketentraman jiwa adalah

agama.

Diterangkan dalam Firman Allah SWT:

ومن يبتغ غير اإلسالم دينا فلن يقبل منه وهو في اآلخرة من الخاسرين

Artinya: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali- kali tidaklah akan diterima (Agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi.”(Q.S.Al-Imran:85)

Ayat lain dijelaskan bahwa fungsi mengingat Allah (Dzikrullah) adalah

untuk menentramkan batin atau jiwa manusia seperti tertulis dalam Al-qur’an:

وكيال أرأيت من اتخذ إلهه هواه أفأنت تكون عليه

Artinya: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (Q.S.Al-Furqaan:43).

SLB Negeri Temanggung merupakan salah satu institusi yang memberikan

layanan pendidikan bagi anak penyandang cacat mulai dari anak tunarungu dan

tunagrahita, yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar. Dalam proses

Page 20: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

6

belajar mengajar membutuhkan komponen pendidikan yang berfungsi untuk

mencapai tujuan pendidikan, adapun salah satu komponen pendidikan adalah

model pembelajaran yang tepat. Metode tersebut merupakan faktor yang penting

dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran khususnya pendidikan agama Islam

bahkan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar di SLB

Negeri Temanggung. Hal ini mengubah peneliti dan tertarik untuk mengungkap

lebih lanjut bagaimana usaha yang dilakukan untuk mencapai sebuah

pembelajaran yang efektif untuk anak tunarungu khususnya dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam.

Melihat permasalahan diatas, akhirnya penulis tertarik untuk

membahasnya dengan judul skripsi: “ METODE PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNARUNGU DI SLB

NEGERI KECAMATAN KOWANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN 2014”.

B. Fokus Masalah

Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan fokus masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah metode pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa

tunarungu di SLB Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung

Tahun 2014?

Page 21: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

7

2. Bagaimana karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa

tunarungu di SLB Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung

Tahun 2014?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat pembelajaran pendidikan agama

Islam pada siswa tunarungu di SLB Negeri Kecamatan Kowangan

Kabupaten Temanggung Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini mengacu pada

permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran pendidikan agama Islam pada

siswa tunarungu di SLB Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten

Temanggung Tahun 2014.

2. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam

pada siswa tunarungu di SLB Negeri Kecamatan Kowangan

Kabupaten Temanggung Tahun 2014.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembelajaran

pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SLB Negeri

Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat atau kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu

sebagai berikut:

Page 22: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

8

1. Secara Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wacana keilmuan

khususnya kajian pendidikan dalam bidang PAI dan juga menambah bahan

pustaka bagi perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa tunarungu di SLB Negeri Temanggung, hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan mengetahui tentang pembelajaran pendidikan

agama Islam.

b. Bagi Pembimbing, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

untuk memperbaiki kualitas pembinaan agama dalam upaya

meningkatkan mutu pembelajaran.

c. Bagi Lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana

untuk lebih meningkatkan pembinaan dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam terhadap siswa tunarungu di SLB Negeri Temanggung.

d. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk menambah

pengalaman penelitian dalam penelitian terkait dengan siswa tunarungu

di SLB Negeri Temanggung.

E. Penegasan Istilah

Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan

maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah lain adalah didalam

judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan sebagai berikut:

Page 23: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

9

1. Metode

Metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan yang didasarkan

pada strategi dan pendekatan tertentu artinya pendekatan dan strategi

mendasari penyusunan suatu metode.

Metode pembelajaran adalah agar guru atau pendidik lebih mudah,

lebih efisian dalam menerapkan suatu pembelajaran sehingga apa yang

menjadi tujuan pembelajaran akan mudah tercapai secara maksimal.

2. Pembelajaran

Menurut Tohirin (2005:7) bahwa pembelajaran merupakan suatu

upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktivitas siswa ke

arah aktivitas belajar. Di dalam proses pembelajaran, terkandung dua

aktivitas sekaligus, yaitu aktivitas mengajar (guru) dan aktivitas belajar

(siswa). Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru

dengan siswa dan siswa dengan guru.

Menurut penulis yang dimaksud pembelajaran pada penelitian ini

adalah, bagaimana suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik

interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak

langsung. Yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.

3. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam usaha yang lebih khusus ditekankan untuk

mengembangkan fitrah keberagaman peserta didik agar lebih mampu

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.

Implementasi dari pengertian ini, pendidikan agama Islam merupakan

Page 24: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

10

komponen yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam. Bahkan

tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan agama Islam berfungsi

sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam dengan bidang-bidang studi

yang lain. Implikasi lebih lanjut, pendidikan agama Islam harus sudah

dilaksanakan sejak dini sebelum peserta didik memperoleh pendidikan

atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain (Muhaimin, 2001:76).

Jadi yang peneliti maksudkan pembelajaran pendidikan agama

Islam pada penelitian ini adalah, bagaimana cara mengarahkan untuk

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan

ajaran agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk

kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk

kesalehan sosial.

4. Tunarungu

Tunarungu merupakan suatu keadaan kehilangan pendengaran

yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai

rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian

anak tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya

itu pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.

Mufti Salim (1984:8) menyimpulkan bahwa anak tunarungu adalah

anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar

yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau

seluruh alat pendengaran sehingga mengalami hambatan dalam

Page 25: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

11

perkembangan bahasanya. Anak tunarungu memerlukan bimbingan dan

pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan lahir batin yang layak.

Memperhatikan batasan-batasan di atas, dapatlah ditarik kesimpulan

bahwa tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik

sebagian (hard of hearing) maupun seluruhnya (deaf) yang menyebabkan

pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut penulis tunarungu yang dimaksudkan pada penelitian ini

adalah, kehilangan sebagian atau keseluruhan kemampuan untuk

mendengar berarti kehilangan kemampuan menyimak secara utuh

peristiwa di sekitarnya.

F. Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan ilmu yang membahas metode ilmiah

dalam proses penelitian (Suprayogo dan Tabroni, 2003:7). Untuk mendapatkan

hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan

digunakan tahap-tahapan sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research)

dalam pelaksanaannya menggunakan metode pendekatan kualitatif diskriptif

analisis yang umumnya menggunakan strategi multi metode yaitu wawancara,

pengamatan, serta penelaahan dokumen studi dokumenter yang antara satu

dengan yang lain saling melengkapi, memperkuat dan menyempurnakan (

Page 26: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

12

Sukmadinata, 2005:108). Dalam laporan penelitian ini data memungkinkan

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan

dokumen lainnya.

Moloeng (2008:2) menyatakan, bahwa penelitian lapangan (field research)

dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau

sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah

peneliti berangkat ke lapangan mengadakan pengamatan tentang sesuatu

fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau in situ.

2. Kehadiran Penelitian

Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting. Karena

peneliti harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan

untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya.

Maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di SLB Negeri

Temanggung, dan akan melakukan wawancara dan observasi dengan subjek

penelitian di SLB Negeri Temanggung.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SLB Negeri Temanggung. Adapun

alasan pemilihan tempat penelitian di SLB Negeri Temanggung berkaitan

dengan upaya pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam pada

siswa tunarungu di SLB Negeri Temanggung sangatlah penting. Oleh karena

itu, para guru untuk pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa

tunarungu di SLB Negeri Luar Biasa Temanggung perlu terus dikembangkan.

Page 27: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

13

Salah satu diantara Lembaga SLB Negeri Temanggung yang menerapkan

metode pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SLB

Negeri Temanggung. Lembaga ini merupakan asset yang perlu dilestarikan

dan dijaga kualitasnya, sehingga akan meningkat pula dalam mengembangkan

fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju

terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamili).

4. Sumber Data

Sumber data adalah subjek yang akan diteliti. Subjek penelitian adalah

orang atau siapa saja yang menjadi sumber penelitian (Arikunto, 1989:102).

Sumber data dibedakan menjadi dua (2) antara lain:

a. Data Primer

Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata dan

tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari

subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.

Data atau informasi tersebut diperoleh secara langsung dari orang-

orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan

bersedia memberi data atau informasi tersebut diperlukan. Sumber

data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan

oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber data utama yaitu guru PAI dan siswa tunarungu di SLB Negeri

Temanggung.

Page 28: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

14

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data informasi yang diperoleh dari sumber-

sumber lain selain data primer. Diantaranya buku-buku literatur,

internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan

dokumen resmi lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

Data tersebut diantaranya buku-buku referensi. Menurut Mestika Zet

(2004:10). Dalam penelitian ini data sekunder yaitu dengan

mewancarai guru pendidikan agama Islam untuk mendapatkan data-

data yang diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang siswa

Sekolah Luar Biasa.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, digunakan metode-metode

berikut:

a. Metode Wawancara

Suprayogo dan Tabroni (2003: 167) menyatakan, metode

wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face).

Sedangkan menurut Surakhmad (1985: 32) wawancara adalah

pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan

dimana dua orang atau lebih secara saling berhadapan secara fisik.

Metode wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini adalah wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan

kepada beberapa responden melalui: data tentang metode

pembelajaran pendidikan agama Islam, karakteristik pembelajaran

Page 29: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

15

pendidikan agama Islam, faktor pendukung dan penghambat

pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SLB

Negeri Temanggung. Informan dalam wawancara ini adalah Kepala

Sekolah SLB Negeri Temanggung, guru pendidikan agama Islam,

siswa tunarungu, dan orang tua dari siswa tunarungu.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

cara membaca dan mengutip dokumen-dokumen yang ada dan

dipandang relevan. Dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, peraturan

rapat, catatan seharian dan sebagainya (Arikunto, 1989:131). Metode

ini digunakan untuk memperoleh data sejarah SLB Negeri

Temanggung. Struktur organisasi, keadaan guru dan siswa tunarungu

di SLB Negeri Temanggung, Pembelajaran pendidikan agama Islam

serta macam-macam layanan yang dimiliki SLB Negeri Temanggung

dan data-data dan informasi lain yang menunjang.

c. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan

langsung kepada objek penelitian (Surakhmad, 1994:164). Metode ini

digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan SLB

Negeri Temanggung baik keadaan bagi siswa tunarungu maupun

gurunya. Pengamatan disini termasuk juga didalamnya peneliti

mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan

Page 30: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

16

proposional maupun langsung diperoleh dari mata (Moloeng,

2007:174).

Posisi penelitian di sini adalah sebagai observer participant. Dalam

kaitan ini, peneliti dituntut untuk langsung terjun ke lokasi dimana

penelitian tersebut untuk mengadakan pengamatan dan penelitian

supaya mendapatkan data yang diinginkan.

Melalui metode observasi ini, peneliti bisa mengetahui secara

langsung fenomena yang diteliti, mengenai keadaan guru PAI, siswa

tunarungu, metode pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB

Negeri Temanggung, karakteristik pembelajaran pendidikan agama

Islam di SLB Negeri Temanggung, faktor pendukung dan faktor

penghambat pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB Negeri

Temanggung.

6. Metode Analisis Data

Menurut Suprayogo dan Tobroni (2003: 19) analisis data adalah rangkaian

kegiatan penelaan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi

data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademisi, dan ilmiah.

Peneliti menggunakan analisis data kualitatif seperti yang dikemukan oleh

Miles dan Huberman (1992: 15-19), yaitu meliputi komponen kegiatan, yakni:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data lapangan berwujud kata-kata dilakukan melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Page 31: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

17

b. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanaan, transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

c. Penyajian data

Penyajian di sini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.

d. Penarikan kesimpulan / verifikasi

Dalam pandangan ini hanyalah sebagian dari satu kegiatan

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data

temuannya. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut

yaitu teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan lain (Moloeng, 2009:330). Karena ini

menggunakan beberapa sumber buku metode dan pengecekan sesuai hasil.

8. Tahap-tahap Penelitian

a. Kegiatan administratif yang meliputi, pengajuan ijin operasional untuk

penelitian dari Kepala Sekolah SLB Negeri Temanggung selaku

penanggung jawab, kemudian menyusun pedoman wawancara dalam

melakukan administrasi lainnya.

Page 32: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

18

b. Kegiatan lapangan yaitu meliputi:

1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu

SLB Negeri Temanggung.

2) Menemui para siswa tunarungu yang akan dijadikan subjek

penelitian.

3) Melakukan survei langsung ke lapangan dengan melakukan

wawancara kepada para responden atau informan sebagai langkah

pengumpulan data.

4) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan

untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

5) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai

deskriptif temuan penelitian.

6) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G. Sistematika Penulis

Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam

membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian kualitatif,

secara garis besar sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal ini, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan

sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian

tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar

lampiran.

Page 33: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

19

2. Bagian Inti

Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data:

BAB I : Pendahuluan

Meliputi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan

Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulis Skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi Metode Pembelajaran Pendidikan agama Islam, Pendidikan

agama Islam pada Anak Tunarungu (SLB), Anak Tunarungu.

BAB III: Paparan Data Penelitian

Meliputi Gambaran Umum SLB Negeri Temanggung dan

Penerapan Pembelajaran Pendidikan agama Islam pada Anak

Tunarungu di SLB Negeri Temanggung.

BAB IV: Analisis Data Penelitian

Meliputi metode pembelajaran pendidikan agama Islam pada

siswa tunarungu di SLB Negeri Temanggung, karakteristik

pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di

SLB Negeri Temanggung, faktor pendukung dan penghambat

pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di

SLB Negeri Temanggung.

BAB V: Kesimpulan, Saran dan Penutup

yang meliputi Kesimpulan, Saran-saran, dan Penutup.

Page 34: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

20

3. Bagian Akhir

Bagian akhir dari skripsi ini, memuat: Daftar Pustaka, Lampiran-

lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.

Page 35: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Metode

Metode diartikan sebagai cara memikirkan suatu rencana, atau

rencana penyajian bahan yang menyeluruh dan urutan yang sistematis

pendekatan dan strategi tertentu.

Dari pendapat diatas bisa dijelaskan bahwa metode adalah bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan

secara khas oleh guru.

(http://wordpress.com/2014/05/05/pengertian-metode.html, Selasa 23

september 2014).

2. Pembelajaran

Kata pembelajaran berasal dari kata belajar yang berimbuhan

awalan pe- dan akhiran –an. Secara umum dapat diketahui bahwa

pembelajaran berarti sebuah proses belajar dan mengajar. Akan tetapi

banyak ahli yang telah mendefinisikannya dengan lebih sistematis,

baik dari kata pembelajaran itu sendiri atau secara terperinci dari kata

belajar dan mengajar. Untuk lebih mudah dalam memahaminya maka

akan dipaparkan pengertiannya satu persatu.

Definisi belajar telah diungkapkan oleh banyak ahli diantaranya

oleh Crombach dalam bukunya Educational Psycology, menyatakan

“Learning is show by a change in behavior as a result of experience.”

Page 36: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

22

(Suryabrata, 2007:231), yang berarti bahwa belajar yang ditunjukkan

dengan adanya perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari

latihan. Sedangkan menurut dictionary of psychology yang dikutip

dari Muhimmin Syah menyebutkan bahwa belajar memiliki dua

definisi. Pertama: belajar diartikan “the process of acquiring

knowledge”, kedua: belajar diartikan “a relatively permanent change

potentiality which occurs as a result of reinforced practice.”

Pengertian pertama memiliki suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti suatu perubahan

kemampuan untuk beraksi yang relatife langgeng sebagai hasil latihan

yang diperkuat (Sriyanti, 2009:22-33).

Kata belajar memiliki beberapa pengertian sebagaimana yang telah

diungkapkan oleh Nasution yang dikutip oleh Usman (2002:19) yaitu

sebagai berikut:

a. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid;

b. Mengajar ialah kebudayan kepada anak; dan

c. Mengajar ialah aktivitas mengorganisasikan atau mengatur

lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan

anak sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Senada dengan pengertian tersebut diatas Reflis Kosasi

menjelaskan bahwa mengajar ialah suatu usaha untuk membuat siswa

belajar, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh guru sehingga

menyebabkan perilaku tingkah laku pada diri anak (Usman, 2002:20-

Page 37: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

23

21). Kemudian disimpulkan oleh Usman (2002:21) bahwa mengajar

adalah suatu usaha bagaimana lingkungan dan adanya interaksi subjek

didik (anak) dengan lingkungannya sehingga tercipta kondisi belajar

yang baik.

Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa

mengajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang terhadap

peserta didik untuk menghasilkan adanya suatu perubahan dari tidak

tahu menjadi tahu, dan dari perilaku buruk menjadi baik dalam satu

waktu yang dikondisikan.

Pengertian tersebut di atas sesuai dengan firman Allah SWT dalam

Al Qur’an Surah Al-Kahfi:66, yaitu:

قال له موسى هل أتبعك على أن تعلمن مما علمت رشدا

Artinya: Musa berkata kepadanya : “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadamu (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?” (Q.S. Al-Kahfi:66).

Menurut Hamalik (2003:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi

yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pada firman Allah SWT dan beberapa pengertian

diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berarti sebuah

proses yang berlangsung antara dua belah pihak yaitu penyampai

Page 38: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

24

(guru) dan penerima (peserta didik) dalam rangka

mentransformasikan suatu pengetahuan dengan didasari rasa

tanggung jawab.

Dengan dijelaskan definisi belajar, mengajar dan pembelajaran itu

sendiri maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa belajar adalah

usaha untuk mendapatkan sesuatu yang ditandai dengan adanya

suatu perubahan, mengajar adalah usaha seseorang untuk

mempengaruhi orang lain agar memiliki sikap dan pengalaman yang

baru, dan pembelajaran adalah proses antar keduanya (belajar dan

mengajar).

a. Teori Pembelajaran

Teori merupakan sebuah pernyataan ilmiah yang diungkapkan

oleh para ahli dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran

sebenarnya telah muncul sejak manusia itu dilahirkan, sedangkan

munculnya teori pembelajaran adalah belakangan setelah kehidupan

manusia berkembang secara mapan.

Ketika pola pikir manusia semakin maju dan berkembang, maka

teori pembelajaran juga bermunculan secara bertahap dan semakin

sempurna. Akan tetapi bukan berarti teori sebelumnya adalah salah,

karena masing-masing teori memiliki dasar dan pembuktian sendiri-

sendiri.

Secara singkat dibawah ini akan diungkapkan beberapa teori

pembelajaran yang berdasarkan pada bidang psikologi yaitu:

Page 39: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

25

1) Teori Kondisioning Klasik oleh Ivan Petrovich Pavlov (1849-

1936)

Teori ini lebih dikenal dengan sebutan nama pencetusnya yaitu

teori Pavlov. Teori ini menyatakan bahwa sikap perilaku seseorang

dapat berupa sebuah respon dari stimulus yang ada, atau dengan

bahasa lain perilaku telah tumbuh dari sebuah kebiasaan yang

sengaja telah dikondisikan.

2) Teori koneksionisme oleh Edward Lee Thorndike (1874-1989)

Menurut Thorndike belajar untuk mengubah sebuah perilaku

tidak cukup dengan adanya stimulus dan respon, akan tetapi

Thorndike telah menghubungkan keduanya karena dapat

menghasilkan adanya hubungan saraf (neural) yang ditunjukkan

dengan adanya perubahan perilaku. Oleh karena itu teori ini disebut

dengan koneksionisme yang mengacu pada koneksi neural antara

stimulus dan respon (Sriyanti, 2009:63). Bagi Thorndike, bentuk

belajar yang paling mendasar adalah Trial and Eror atau disebut

dengan selection dan connection (Sriyanti, 2009:63).

3) Teori operan kondisioning oleh B. F. Skinner (1904-1990)

Teori yang diungkapkan Skinner sebenarnya tidak lari dari dasar

adanya hubungan antara stimulus dan respon, hanya saja skinner

menambahi bahwa stimulus yang menghasilkan respon positif

hendaknya diberi sebuah pengukuhan (reinforcement). Pengukuhan

Page 40: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

26

(reinforcement) adalah metode peningkatan frekuensi atau kekerapan

(berlangsungnya) suatu perilaku (Sriyanti, 2009:83).

Teori-teori tersebut merupakan teori mendasar dari segi psikologi

perspektif behaviorisme (tingkah laku). Dengan dasar teori-teori

tersebut ada beberapa teori yang lebih spesifik mengarah pada proses

pembelajaran disebutkan oleh (Hamalik, 2003:58-64).

Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada

peserta didik di sekolah.

a) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk

menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.

b) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik

untuk menjadi warga masyarakat yang baik.

c) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa

menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

d) Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada

peserta didik di sekolah.

b. Ciri Pembelajaran

Dilihat dari definisi dan teorinya, pada hakikatnya pembelajaran

dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran yang dibahas

di sini adalah pembelajaran yang berlangsung secara sistematis dan

direncanakan dalam sebuah bangku pendidikan.

Page 41: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

27

Pembelajaran sebagai suatu proses belajar dan mengajar secara

terperinci dari segi belajar telah memiliki ciri-ciri tersendiri

sebagaimana diungkapkan oleh Sriyanti mengutip pendapat Baharudin

dan Esa N. W yaitu:

1. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

2. Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen.

3. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa

bersifat potensial.

4. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau

pengalaman.

5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan

(Sriyanti, 2009:24)

Dari sini nampak jelas bahwa ciri-ciri orang yang telah belajar

maka akan didapatkan suatu perubahan pada dirinya.

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang dilangsungkan dalam ruangan

menurut Hamalik (2003:64-66) adalah sebagai berikut:

a. Rencana,

b. Kesaling ketergantungan (interdependence)

c. Tujuan,

Rencana berarti adanya sebuah kesengajaan penataan terhadap

semua unsur-unsur sistem pembelajaran yang termasuk didalamnya

yaitu penataan ketenangan, material dan prosedur untuk

Page 42: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

28

mempermudah dalam melangkah pada hal-hal yang hendak menjadi

tujuan.

Kesaling ketergantungan berarti adanya saling kait mengkait antara

unsur-unsur pembelajaran yang satu dengan yang lainnya dengan

selaras, serasi, dan sistematis. Ini berarti pembelajaran tidak akan

terjadi ketika tidak ada keterpaduan dalam unsur-unsur pembelajaran.

Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik ketika tidak

ditentukan atau memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu dalam

proses pembelajaran tersebut. Maka dengan adanya tujuan atau lebih

mudah mengarah dan dapat menfokuskan pembicaraan dalam

pembahasan materinya, sehingga peserta didik akan lebih mudah

untuk menerima dam memahami.

Berbeda dengan Hamalik, (Djamaroh, 2006:39-42) menyebutkan

ciri-ciri pembelajaran secara lebih terperinci sebagai berikut:

1) Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak

didik dalam suatu perkembangan tertentu, sehingga perhatian

dipusatkan pada anak didik.

2) Prosedur yang direncanakan dan didesain secara sistematik dan

relevan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga

dapat tercapai tujuan yang optimal.

3) Materi sesuai tujuan dengan memperhatikan komponen anak didik

dan komponen-komponen lain serta disiapkan sebelum

berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Page 43: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

29

4) Aktivitas anak didik baik secara fisik maupun mental.

5) Guru sebagai pembimbing harus dapat memotivasi agar terjadi

proses interaksi yang kondusif.

6) Kedisiplinan dalam pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan.

Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran

disiplin.

7) Adanya batas waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran

8) Evaluasi dalam rangka untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan

pembelajaran.

Ciri-ciri ini sifatnya lebih melengkapi, karena ciri-ciri sebelumnya

juga telah tercakup dalam ciri-ciri yang terakhir. Dari ciri-ciri yang

ada menunjukkan bahwa pembelajaran adalah suatu pelaksanaan yang

tertata secara sistematis, dan mengarah dalam mencapai tujuan, yang

mana tujuan utamanya adalah suatu perubahan atas bimbingan dari

seorang guru.

c. Unsur-unsur Pembelajaran

Unsur dapat dikatakan suatu komponen yang harus ada. Unsur

pembelajaran berarti segala sesuatu yang harus ada dalam pelaksanaan

pembelajaran. Sebenarnya unsur pembelajaran juga dapat menjadi ciri

dari pembelajaran, maka isi dari unsur pembelajaran hampir sama

dengan yang disebutkan dalam ciri-ciri pembelajaran. Secara

mendasar unsur yang paling utama adalah guru, siswa dan materi.

Page 44: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

30

Menurut (Djamaroh, 2006:41-50) yang termasuk dalam unsur-

unsur pembelajaran adalah:

1. Tujuan pembelajaran;

2. Bahan pelajaran (materi);

3. Kegiatan belajar mengajar;

4. Metode pembelajaran;

5. Alat dan alat bantu pembelajaran;

6. Sumber pelajaran;

7. Evaluasi.

(Slameto, 1991:91-92) menyebutkan unsur-unsur pembelajaran

dengan bahasa yang berbeda, bahwa dalam membuat strategi belajar

mengajar mencakup 8 unsur perencanaan tentang:

a. Komponen-komponen sistem yaitu guru/dosen, siswa/mahasiswa;

b. Jadwal pelaksanaan;

c. Tugas-tugas belajar yang akan dipelajari dan yang telah

diidentifikasikan;

d. Masukan dan karakteristik siswa;

e. Bahan pengait;

f. Metode dan teknik;

g. Media yang digunakan.

Berbeda dengan kedua pendapat diatas menurut (Hamalik,

2003:67-70) membagi unsur pembelajaran sebagai berikut:

1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru

Page 45: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

31

a) Motivasi membelajarkan siswa.

Yakni seorang guru harus memiliki motivasi yang kuat

untuk mendidiknya siswanya. Sehingga guru harus berjiwa

ikhlas dan berpendidikan dalam rangka menjadikan peserta

didiknya menjadi orang yang berpengetahuan dan kepribadian

yang baik.

b) Kondisi guru siap membelajarkan siswa

Tidaklah cukup dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi

guru, akan tetapi juga harus benar-benar mempersiapkan diri

dengan kemampuan dalam proses pembelajaran atau yang

disebut dengan kemampuan professional.

2) Unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar

a) Motivasi belajar menurut sikap tanggap dari pihak guru serta

kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya

pembelajaran.

b) Sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan belajar

diantaranya:

(1) Buku pelajaran;

(2) Pribadi guru;

(3) Sumber masyarakat.

c) Pengadaan alat-alat bantu belajar.

d) Suasana kelas (balajar) yang efektif.

e) Subjek yang belajar.

Page 46: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

32

Unsur-unsur ini lebih mengarah pada hal yang bersifat umum

yakni dari segi intern (kepribadian guru) dan juga bersifat ekstern

(abstrak: buku materi, alat bantu, siswa).

Berdasarkan pada beberapa unsur yang telah disebutkan dapat

disimpulkan secara umum unsur-unsur pembelajaran adalah:

a) Guru dan siswa atau pengajar dan yang diajar.

b) Materi yang diajarkan.

c) Metode pembelajaran.

d) Media pembelajaran.

e) Alat bantu (dapat berupa media atau bahan pengait materi).

f) Sumber pelajaran.

g) Tujuan pembelajaran.

h) Evaluasi.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional (Muhaimin, 2002:75-76).

Menurut penulis yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam

berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Page 47: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

33

pendidikan agama Islam adalah upaya yang ditempuh pendidik dalam

melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah

memudahkan dalam mencapai tujuan utama khususnya pembelajaran

pendidikan agama Islam.

Berdasarkan penegasan istilah yang telah dijabarkan maka maksud

judul diatas adalah upaya merencanakan, melaksanakan dan evaluasi

pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diterapkan dengan mudah

khususnya bagi anak tunarungu sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam

baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan yang amat penting itu tujuannya harus diambil dari

pandangan hidup. Jika pandangan hidup (philosophy life) Anda adalah

Islam, maka tujuan pendidikan menurut anda haruslah diambil dari ajaran

Islam (Tafsir, 1991: 46).

Menurut Daradjat (2009: 32) dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam

tujuan itu meliputi:

1) Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai denagn semua

kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.

Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap,

tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan.

Page 48: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

34

2) Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan

akhirnya terdapat pada waktu hidup didunia ini telah berakhir pula.

Pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan,

memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan

pendidikan yang telah dicapai.

Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman

Allah surat Al-Imran ayat 102, yang berbunyi:

حق تقاته وال تموتن إال وأنتم مسلمون يا أيها الذين آمنوا اتقوا هللا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”

3) Tujuan Sementara

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik

diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu

kurikulum pendidikan formal.

4) Tujuan Operasional

Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai denagn

sejumlah kegiatan pendidikan tertentu (Daradjat, 2009: 32).

Page 49: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

35

c. Faktor pendukung pembelajaran pendidikan Agama Islam

Faktor pendukung dalam pembelajaran pendidikan agama Islam

dapat dilihat dari segi guru, sumber/ sarana/ fasilitas, dan siswa,

sebagaimana menurut pendapat Zuharini (1992: 121) bahwa faktor

pendukung pembelajaran pendidikan agama Islam adalah sebagai

berikut:

1) Sikap mental guru

Para guru hendaknya menyadari tentang perlunya pembaharuan

strategi belajar mengajar. Sehingga mempunyai kesiapan mental

untuk melaksanakan pendekatan belajar aktif (active learning

strategy) sebagai hasil dari adanya pembahasan pendidikan.

2) Kemampuan guru

Para guru hendaknya mempunyai beberapa kemampuan yang dapat

menunjang keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Seorang guru dituntut untuk mampu menguasai isi pokok

pelajaran pendidikan agama Islam.

3) Penyediaan alat peraga/ media

Dalam kegiatan belajar mengajar alat atau media sangat diperlukan

agar dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Alat atau

media harus diupayakan selengkap mungkin agar segala aktivitas

mengajar dapat dibantu dengan media.

Page 50: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

36

4) Kelengkapan kepustakaan

Kepustakaan sebagai kelengkapan dalam menunjang keberhasilan

pegajaran, hendaknya diisi dengan berbagai buku yang relevan

sebagai upaya untuk pengayaan terhadap pengetahuan dan

pengalaman siswa.

d. Kurikulum

1) Pengertian Kurikulum

Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk

mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat

akan sulit mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.

Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya

adaptif terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan

serta canggihnya teknologi.

Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan

praktik pendidikan. Disamping itu, kurikulum harus bisa memberikan

arahan dan patokan keahlian kepada peserta didik setelah

menyelesaikan suatu program pengajaran pada suatu lembaga (Haryati,

2011:1).

Definisi kurikulum yang akan digunakan yaitu kurikulum yang

dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan

dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tersebut.

Kurikulum diartikan 2 macam yaitu:

Page 51: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

37

a) Sejumlah materi pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari di

sekolah/perguruan tinggi atau memperoleh ijazah tertentu.

b) Sejumlah materi pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga

pendidikan atau jurusan (Munardji, 2004:83).

Dinyatakan oleh Nik Hayati (2011:2) bahwa hakikat kurikulum

adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik

yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran

strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat

diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan

mencapai tujuan yang diinginkan.

2) Ciri-ciri Kurikulum dalam Pendidikan Agama Islam

Menurut Al-Syaibani sebagaimana dikutip oleh Nik Haryati

(2011:5), bahwa kurikulum pendidikan Islam seharusnya ciri-ciri

sebagai berikut:

a) Kurikulum pendidikan Islam harus menonjol mata pelajaran Agama

dan akhlak.

b) Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan

menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan

rohani.

c) Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara

pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat; jasmani, akal, dan rohani

manusia.

Page 52: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

38

d) Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus, yaitu

ukir, pahat, tulis indah, gambar, dan sejenisnya.

Berdasarkan kurikulum pendidikan agama Islam diatas, yang telah

ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan kebudayaan, dalam

pelaksanaan program PAI pada siswa tunarungu kurikulum yang

dipakai di SLB Negeri Temanggung menggunakan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan SKKD sebagai pedoman

pengajaran di SLB Negeri Temanggung.

e. Faktor penghambat pembelajaran pendidikan Agama Islam

Sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran pendidikan

agama Islam menurut pandangan Zuharini (1993) dapat disebutkan

sebagai berikut:

1) Kesulitan dalam menghadapi perbedaan individu peserta didik.

2) Kesulitan dalam menentukan materi yang cocok dengan peserta

didik.

3) Kesulitan dalam memilih metode yang sesuai dengan materi

pelajaran.

4) Kesulitan dalam memperoleh sumber dan alat-alat pembelajaran.

5) Kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan pengaturan.

(http://duniainformatikaindonesia.blogspot.com/2014/05/05/faktor-

faktor-pendukung-dan-penghambat.html, Senin 05Mei2014)

Page 53: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

39

f. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Umum

Ada tiga faktor yang mempengaruhi penggunaan model

pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu tujuan dan karakteristik

bidang studi pendidikan agama Islam, kendala pembelajaran, serta

karakteristik peserta didik. Pembelajaran agama Islam bertujuan

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

siswa terhadap menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT. Dan yang dimaksud dengan karakteristik bidang

studi pembelajaran Agama Islam adalah aspek-aspek suatu bidang studi

yang terbangun dalam struktur isi dan konstruk/tipe isi bidang studi

pendidikan agama Islam berupa fakta, konsep, dalil/hukum,

prinsip/kaidah, prosedur, dan keimanan yang menjadi landasan dalam

mendeskripsikan strategi pembelajaran (Muhaimin, 2002:150).

Faktor yang kedua yaitu kendala pembelajaran adalah keterbatasan

sumber belajar yang ada, keterbatasan alokasi waktu, dan keterbatasan

dana yang tersedia. Sedangkan faktor yang ketiga yaitu karakteristik

peserta didik adalah kualitas perseorangan peserta didik, seperti bakat,

kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar, dan kemungkinan

hasil belajar yang akan dicapai. Jadi ketiga faktor diatas sangat

mempengaruhi dalam pemilihan suatu strategi/metode pembelajaran

agama Islam (Muhaimin, 2002:151).

Page 54: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

40

Pembelajaran pendidikan agama Islam tentu saja sangat berbeda

dengan pembelajaran materi-materi lainnya, sebab materi ini mencakup

segala bentuk perubahan, baik kognitif, psikomotorik, maupun efektif,

yang menuntut praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Penanaman kognitif tentang agama Islam, menuntut perubahan

psikomotorik yang harus dilakukan secara fisik maupun mental, dan

perubahan itu menuntut perwujudan sikap yang disebut akhlak.

Sehingga, pengetahuan agama yang ditanamkan kepada peserta didik,

dapat merubah tingkah laku mereka ke arah yang ditentukan dalam

Islam.

Sebagai contoh, misalnya pembelajaran mengenai keyakinan

terhadap adanya Malaikat. Pembelajaran pengetahuan mengenai

Malaikat dan tugas-tugasnya, menuntut keyakinan bahwa para Malaikat

itu ada, dan setelah keyakinan itu tumbuh, maka dituntut pula sikap

yang mengarah kepadanya. Misalnya keyakinan terhadap adanya

Malaikat Raqib dan Atid yang mencatat amal perbuatan manusia, maka

peserta didik diharapkan menyadari bahwa setiap perbuatannya akan

dicatat, sehingga ia tidak akan melakukan perbuatan yang tercela. Oleh

karena itu, dalam pembelajaran agama Islam, guru menjadi figure

central yang sangat menentukan, sebab pembelajaran semacam ini

membutuhkan contoh nyata dalam kehidupan.

Pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah-sekolah umum

diberikan sesuai dengan jenjangnya. Materi agama Islam pun

Page 55: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

41

disesuaikan dengan jenjang pendidikannya. Materi tersebut antara lain

sejarah Islam, Shalat, Thaharah, Puasa, hafalan surat-surat pendek dan

do’a-do’a sehari, dan Tajwid.

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, tugas guru sangatlah

berat. Seorang guru dituntut memiliki sifat-sifat tertentu, antara lain:

kesiapan mental dalam menghadapi berbagai kesulitan mengajar,

mampu memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan, selalu ingin

meningkatkan prestasi, menguasai teknik-teknik mengaktifkan murid,

dan menjadi teladan bagi murid-murid (Mansyur, dkk., 1982: 10-11).

g. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB

Materi pendidikan agama Islam yang diberikan kepada anak

tunarungu hanya dibatasi pada meteri-materi yang sederhana. Muatan

materinya meliputi Al-Qur’an, Akidah, Akhlak, dan Fiqih. Cara

penyampaian materinya yang berkaitan dengan keseharian suasana

pembiasaan kehidupan Islami seperti doa sehari-hari, surat-surat

pendek, pengenalan huruf Hijaiyah, pengenalan Rukun Iman, Rukun

Islam, Wudhu, Sholat berikut prakteknya, serta memberi contoh yang

baik pada anak didik.

Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam guru mengajar

dengan rasa sabar, berulang-ulang, serta dengan memberikan contoh-

contoh sederhana sehingga siswa dapat sedikit demi sedikit memahami

materi yang diajarkan. Di sini terdapat sesuatu yang khas dalam proses

pembelajaran di SLB (Sekolah Luar Biasa) yaitu walaupun metode

Page 56: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

42

yang diterapkan sama dengan sekolah umum, umum dalam

pelaksanaannya terdapat perbedaan dalam sistem menggunakan metode

yang ada.

Jadi, berdasarkan teori di atas, anak-anak tunarungu juga memiliki

hak untuk mendapatkan pengetahuan akademik seperti anak-anak

umumnya dimana kurikulum dan materinya disesuaikan kondisi mereka

dan yang berupa materi-materi sederhana. Sedangkan penyampaian

materinya menggunakan model-model khusus sesuai dengan gangguan

yang dialami siswa.

A. Tunarungu

1. Pengertian Tunarungu

Secara umum tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan

kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat

menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera

pendengarannya. Batasan pengertian anak tunarungu telah banyak

dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada dasarnya

mengandung pengertian yang sama. Di bawah ini dikemukakan

beberapa definisi anak tunarungu oleh beberapa ahli.

Dalam bukunya T. Sutjihati Somantri, Andreas Dwidjosumarto

(1990:1) mengemukakan bahwa seseorang yang tidak atau kurang

mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan

dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar

(low of hearing). Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya

Page 57: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

43

mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak

berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera

pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi

untuk mendengar, baik dengar maupun tanpa menggunakan alat bantu

dengar (hearing aids).

Mufti Salim (1984:8) menyimpulkan bahwa anak tunarungu

adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan

mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya

sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga mengalami

hambatan dalam perkembangan bahasanya. Anak tunarungu

memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai

kehidupan lahir batin yang kelak.

Mencermati berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa ketunarunguan adalah seseorang yang mengalami gangguan

pendengaran yang meliputi seluruh gradasi ringan, sedang, dan sangat

berat yang dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua golongan

yaitu kurang dengar dan tuli, yang menyebabkan terganggunya proses

perolehan informasi atau bahasa sebagai alat komunikasi. Besar kecil

kehilangan pendengaran sangat berpengaruh terhadap kemampuan

komunikasinya dalam kehidupan sehari-hari, terutama bicara yang

jelas dan benar.

Page 58: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

44

2. Klasifikasi Anak Tunarungu

Menurut Efendi dalam bukunya “Pengantar Psikopedagogik Anak

Berkelainan” mengemukakan, ada beberapa klasifikasi tunarungu secara

terinci antara lain:

a. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 20-30 dB

(desibell). Ciri anak tunarungu kehilangan pendengaran pada

rentangan yaitu kemampuan mendengar masih baik karena berada di

garis batas antara pendengaran normal dan kekurangan pendengaran

taraf ringan, tidak mengalami kesulitan memahami pembicaraan dan

dapat mengikuti sekolah biasa dengan syarat tempat duduknya perlu

diperhatikan, terutama harus dekat dengan guru.

b. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 30-40 dB

(desibell). Ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut

yaitu dapat mengerti percakapan biasa pada jarak sangat dekat, tidak

mengalami kesulitan untuk mengekspresikan isi hatinya, tidak dapat

menangkap suatu percakapan yang lemah.

c. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 40-60 dB

(desibell). Ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut

yaitu dapat mengerti percakapan keras pada jarak dekat, sering

terjadi mis-understanding terhadap lawan bicaranya jika diajak

bicara, penyandang tunarungu kelompok ini mengalami kelainan

bicara terutama pada huruf konsonan misalnya “K” atau “G”

Page 59: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

45

mungkin diucapkan menjadi “T” dan “D”, kesulitan menggunakan

bahasa dengan benar dalam percakapan.

d. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran antara 60-75 dB

(desibell). Ciri anak kehilangan pendengaran pada rentangan tersebut

yaitu, kesulitan membedakan suara, tidak memiliki kesadaran bahwa

benda-benda yang ada di sekitarnya memiliki getaran suara.

e. Anak tunarungu yang kehilangan pendengaran 75 dB (desibell). Ciri

anak kehilangan pendengaran pada kelompok ini hanya dapat

mendengar suara keras sekali pada jarak kira-kira 1 inchi (+ 2,54

cm) atau sama sekali tidak mendengar.

3. Karakteristik Anak Tunarungu

Karakteristik anak tunarungu sangat komplek dan berbeda-beda satu

sama lain. Secara kasat mata keadaan anak tunarungu sama seperti anak

normal pada umumnya. Apabila dilihat beberapa karakteristik yang

berbeda.

Karakteristik bahasa dan bicara anak tunarungu yaitu:

a. Miskin kosa kata.

b. Mengalami kesulitan dalam mengerti ungkapan bahasa yang

mengandung arti kiasan dan kata-kata abstrak.

c. Kurang menguasai irama dan gaya bahasa.

d. Sulit memahami kalimat-kalimat yang komplek atau kalimat-

kalimat yang panjang serta bentuk kiasan.

Page 60: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

46

Anak tunarungu juga mempunyai beberapa karakteristik, terutama

keterbatasan kosa kata. Hal tersebut yang menyebabkan anak

tunarungu kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Terlebih lagi

permasalahan tentang kejelasan dalam berbicara. Anak tunarungu

biasanya mengalami masalah dalam artikulasi, yaitu mengucapkan

kata-kata yang tidak tahu atau kurang jelas.

Anak tunarungu mempunyai karakteristik yang spesifik bahwa

anak tunarungu mempunyai hambatan dalam perkembangan bahasa

(mendapatkan bahasa). Bahasa sebagai alat komunikasi dengan

orang lain. Sedangkan, anak tunarungu mempunyai permasalahan

dalam wicaranya untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena

wicara sebagai alat yang sangat penting dalam komunikasi. Dalam

berbicara pun harus menggunakan artikulasi yang sangat jelas agar

pesan mudah diterima oleh orang lain, maka dari itu anak harus

dilatih secara berulang-ulang sehingga anak terampil mengucapkan

kata-kata dengan artikulasi yang tepat dan jelas.

Mencermati beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa

seseorang tunarungu memiliki keterbatasan dengan memperoleh

bahasa dan mengalami permasalahan dalam bicaranya. Kurang

berfungsinya indera pendengaran menyebabkan anak tidak dapat

menirukan ucapan kata-kata dengan tepat dan jelas. Oleh sebab itu,

anak tunarungu untuk mendapatkan bahasa atau kosa kata harus

Page 61: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

47

melalui proses belajar mengenal kosa kata dan belajar mengucapkan

kata-kata dengan artikulasi yang jelas.

4. Perkembangan Anak Tunarungu

Dalam buku “Psikologi Anak Luar Biasa” karya T. Sutjihati

Somantri, fungsi-fungsi perkembangan anak tunarungu itu ada yang

tertinggal jauh oleh anak normal. Ada pula yang sama atau hampir

sama menyamai anak normal. Dibawah ini akan dipaparkan mengenai

perkembangan pada anak tunarungu, yaitu:

a. Perkembangan Bicara dan Bahasa

Perkembangan bahasa dan bicara berkaitan erat dengan ketajaman.

pendengaran. Akibat terbatasnya ketajaman pendengaran, anak

tunarungu tidak mampu mendengar dengan baik. Menurut T. Sutjihati

Somantri (2006:95), anak Tunarungu tidak terjadi proses peniruan suara

setelah masa meraban, proses peniruannya hanya terbatas pada peniruan

visual. Selanjutnya dalam perkembangan bicara dan bahasa, anak

Tunarungu memerlukan pembinaan secara khusus dan intensif sesuai

dengan kemampuan dan taraf ketunarunguannya. Bahasa merupakan

alat komunikasi yang dipergunakan manusia dalam mengadakan

hubungan dengan sesamanya.

b. Perkembangan Kognitif Anak Tunarungu

Intelegensi anak Tunarungu secara potensial sama dengan anak

normal, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh

Page 62: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

48

tingkat kemampuan berbahasanya, keterbahasan informasi, dan daya

abstraksi anak. Pekembangan kognitif anak Tunarungu sangat

dipengaruhi oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada

bahasa akan menghambat perkembangan inteligensi anak Tunarungu.

Anak tunarungu bukan berasal dari hambatan intelektualnya yang

rendah melainkan secara umum karena inteligensinya tidak mendapat

kesempatan untuk berkembang. Pendapat Fruth yang dikutip oleh Sri

Moerdani (1987:32) mengemukakan bahwa anak Tunarungu

menunjukkan kelemahan dalam memahami konsep berlawanan.

Sedangkan, konsep berlawanan itu sangat tergantung dari pengalaman

bahasa.

c. Perkembangan Emosi Anak Tunarungu

Anak Tunarungu menafsirkan sesuatu secara negative atau salah

dan sering menjadi tekanan bagi emosinya. Tekanan pada emosinya itu

dapat mengahambat perkembangan pribadinya dengan menampilkan

sikap menutup diri, bertindak agresif, atau menampakkan kebimbangan

dan keragu-raguan. Emosi anak Tunarungu selalu bergolak di satu

pihak karena kemiskinan bahasanya dan pihak lain karena pengaruh

dari luar yang diterimanya. Anak Tunarungu bila ditegur oleh orang

yang tidak dikenalnya akan tampak resah dan gelisah.

Page 63: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

49

d. Perkembangan Sosial Anak Tunarungu

Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan kebersamaan

dengan orang lain. Demikian pula anak Tunarungu, tidak lepas dari

kebutuhan tersebut. Dengan adanya hambatan dalam perkembangan

sosial ini mengakibatkan pula pertambahan minimnya penguasaan

bahasa dan kecenderungan menyendiri serta memiliki sifat egosentris.

Faktor sosial dan budaya meliputi pengertian yang sangat luas,

yaitu lingkungan hidup di mana anak berinteraksi anatara individu

dengan individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Anak

Tunarungu banyak dihinggapi kecemasan karena menghadapi

lingkungan yang beraneka ragam komunikasinya, anak Tunarungu

sering mengalami berbagai konflik, kebingungan, dan ketakutan

karena hidup dalam lingkungan yang bermacam-macam.

e. Perkembangan Perilaku Anak Tunarungu

Kepribadian pada dasarnya merupakan keseluruhan sifat dan sikap

pada seseorang yang menentukan cara-cara unik dalam

penyesuaiannya dengan lingkungan. Anak Tunarungu untuk

mengetahui keadaan kepribadiannya, perlu kita perhatikan cara

penyesuaiannya.

Perkembangan kepribadian banyak ditentukan oleh hubungan

antara anak dan orang tua terutama ibunya. Perkembangan

kepribadian terjadi dalam pergaulan atau perluasan pengalaman pada

Page 64: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

50

umumnya diarahkan pada faktor anak sendiri. Faktor dalam diri anak

Tunarungu yaitu ketidakmampuan menerima rangsang pendengaran,

kemiskinan berbahasa, ketidaktetapan emosi, dan keterbatasan

inteligensi dihubungkan dengan sikap lingkungan terhadap

menghambat perkembangan kepribadiannya.

5. Faktor-faktor penyebab Tunarungu

Menurut Moores (1978) dalam bukunya Efendi mengidentifikasikan

beberapa penyebab ketunarunguan yang dialami anak dihubungkan dengan

kurun waktu terjadinya yaitu:

a. Ketunarunguan sebelum lahir (prenatal) yaitu ketunarunguan yang

terjadi ketika anak masih berada dalam kandungan ibunya. Kondisi

yang menyebabkan ketunarunguan yang terjadi pada saat anak dalam

kandungan sebagai berikut:

1) Hereditas atau keturunan

Banyak informan yang mengindikasikan terjadinya keadaan

genetis yang berbeda dapat mengarah terjadinya sebuah

ketunarunguan. Perpindahan sifat ini cenderung pada gen-gen yamg

dominan, gen-gen represif, atau jenis kelamin yang berhubungan

dengan gen-gen itu. Anak yang mengalami ketunarunguan karena di

antara anggota keluarganya ada yang mengalami ketunarunguan.

Menurut astimasi Moores (1982) presentase anak yang mengalami

Page 65: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

51

ketunarunguan jenis ini sekitar 30%-60%. Ketunarunguan jenis ini

disebut tunarungu genetis.

2) Maternal rubella

Maternal rubella yang dikenal sebagai penyakit cacar air atau

campak. Virus tersebut sangat berbahaya jika menyerang wanita

ketika tiga bulan pertama waktu kehamilan sebab dapat

memengaruhi atau berakibat buruk terhadap anak atau bayi yang

dikandungannya.

3) Pemakaian antibiotik over dosis

Obat-obat antibiotik lainnya yang besar pengaruhnya terhadap

gangguan pendengaran atau tunarungu pada anak semasa dalam

kandungan antara lain: dibydrosterptomycin, neomicin, kanamicin,

dan streptomycin.

4) Toxoemia

Ketika ibu sedang mengandung, karena suatu sebab ibu

menderita keracunan pada darahnya (toxoemia). Kondisi ini dapat

berpengaruh pada rusaknya placenta atau janin yang dikandungnya,

kemungkinan bayi itu lahir akan menderita tunarungu.

b. Ketunarunguan saat lahir (neonatal) yaitu ketunarunguan yang

terjadi saat anak dilahirkan. Ada beberapa kondisi yang

menyebabkan ketunarunguan saat anak dilahirkan sebagai berikut:

Page 66: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

52

1. Lahir prematur

Prematur adalah proses lahir bayi yang terlalu dini sehingga

berat badannya atau panjang badannya relatif sehingga di bawah

normal dan jaringan-jaringan tubuhnya sangat lemah, akibatnya

anak lebih mudah terkena axonia (kekurangan oksigen) yang

berpengaruh pada kerusakan inti cochlea (cochlear nuclei).

2. Rhesus factors

Setiap manusia sebenarnya mempunyai jenis darah yang

disebut rhesus (rh). Jenis darah yang ada pada manusia adalah

jenis darah A-B-AB-O. Pada jenis darah tersebut ada rhesus

yang positif dan ada yang negatif.

3. Tang verlossing

Bayi yang dikandung tidak dapat lahir secara wajar, artinya

untuk mengeluarkan bayi dari kandungan mempergunakan

pertolongan atau alat bantu. Untuk mengatasi kondisi yang

demikian, biasanya dokter menggunakan tang dalam membantu

lahir bayi.

c. Ketunarunguan setelah lahir (posnatal) yaitu ketunarunguan yang

terjadi setelah anak dilahirkan oleh ibunya. Ada beberapa kondisi

yang menyebabkan ketunarunguan yang terjadi setelah dilahirkan

sebagai berikut:

Page 67: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

53

1) Penyakit meningitis cerebralis

Meningitis cerebralis adalah peradangan yang terjadi pada

selaput otak. Terjadinya ketunarunguan ini karena pada pusat

susunan saraf pendengaran mengalami kelainan akibat dari

peradangan. Jenis ketunarunguan akibat peradangan pada selaput

otak ini biasanya jenis ketunarunguan perseptif.

2) Infeksi

Anak yang terkena infeksi akan menyebabkan anak mengalami

tunarungu perspektif karena virus-virus akan menyerang bagian

rumah siput (cochlea) sehingga mengakibatkan peradangan.

3) Otitis media kronis

Pada penderita secretory otitis akan menderita ketunarunguan

konduktif. Penyakit ini sering terjadi pada masa anak-anak yang

diduga mengalami ototos media.

Page 68: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

54

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SLB Negeri Temanggung

SLB Negeri Temanggung adalah sekolah yang memiliki empat jenjang

pendidikan yaitu TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Karena SMPLB

Negeri Temanggung adalah jenjang pendidikan yang bangunannya tidak

berdiri sendiri, tetapi menjadi bagian dari SLB Negeri Temanggung, maka

akan disajikan data secara umum SLB Negeri Temanggung, kecuali untuk

data murid akan disajikan khusus hanya pada SLB Negeri Temanggung.

1. Letak Sekolah

SLB Negeri Temanggung menempati bangunan diatas tanah seluas

10.987 M2. Tanah ini statusnya tanah bengkok, sebidang tanah ini

diatasnya berdiri bangunan permanen untuk sekolah TKLB, SDLB,

SMPLB, dan SMALB. Adapun batas-batasnya yaitu:

a. Sebelah utara berbatasan dengan SMPN 2 Temanggung.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk.

c. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk.

d. Sebelah barat berbatasan dengan sebidang sawah.

Lokasi SLB Negeri Temanggung terletak di Jl. Gerilya No 25

Kowangan, Kelurahan Kowangan, Kecamatan Temanggung,

Kabupaten Temanggung. (Observasi dan Dokumentasi pada tanggal

15 April 2014).

Page 69: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

55

2. Sejarah berdirinya

SLB Negeri Temanggung adalah sekolah yang melayani

pendidikan bagi sekolah berkebutuhan khusus/ luar biasa/ cacat jenis:

Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunagrahita (C), Tunadaksa (D),

Tunalaras (E), Tunaganda (G).

Sekolah ini berada dibawah naungan Departemen Pendidikan

Nasional. Pada awalnya SLB Negeri Temanggung adalah SDLB

Negeri Temanggung (jenjang tingkat SD) yang berdiri tahun 1991

kemudian tahun 2011 dialih fungsikan menjadi SLB Negeri

Temanggung sampai sekarang.

3. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SLB Negeri Temanggung

b. NSS : 101132303083

c. Jenjang : TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB

d. Alamat : Jl. Gerilya No. 25 Kowangan Temanggung

e. Kabupaten : Temanggung

f. Provinsi : Jawa Tengah

g. Kode Pos : 56218

h. Telepon / Fax : (0293) 493942

i. Status Sekolah : Negeri

j. Nama Kepala Sekolah: Ina Sulanti, S. Pd

k. NIP : 1969062 199203 2 006

Page 70: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

56

l. Alamat Rumah : Tegalroso RT 04 RW 1 Parakan

Temanggung

m. Telepon : 085291385655

n. Banker : Bank BRI Cabang Temanggung

o. No Rekening : 1012-10-125238-50-9

p. Nama Rekenimg : SDLB Negeri Temanggung

4. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

SLB Negeri Temanggung memiliki Visi “ Terwujudnya Pelayanan

Prima, Prestasi, Akhlak Mulia, Iman dan Taqwa”.

b. Misi

1) Menumbuhkan semangat pelayanan terhadap seluruh warga

sekolah.

2) Mendorong dan membantu seluruh siswa untuk mengenali

potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara mandiri

dan optimal dan taqwa.

3) Menumbuhkan penghayatan karakter yang mulia sesuai budaya

Bangsa Indonesia. Terwujudnya pelayanan prima, prestasi,

akhlak mulia, Iman.

4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Agama sehingga

menjadi sumber kearifan bertindak.

Page 71: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

57

c. Tujuan

1) Mewujudkan pelayanan prima untuk anak ABK (Anak

Berkebutuhan Khusus).

2) Memandirikan anak.

5. Struktur Organisasi

Organisasi dalam arti luas adalah suatu badan yang mengatur

segala urusan yang mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan kerjasama antar individu dalam sebuah organisasi melalui

adanya struktur organisasi (Dokumentasi pada tanggal 15 April 2014).

Adapun struktur organisasi SLB Negeri Temanggung sebagai berikut:

Page 72: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

58

Bagan I

Struktur Organisasi Sekolah

Kepala Sekolah

Ina Sulanti, S.Pd

KETUA KOMITE

SFK Kuntjoro, SH.MM

Unit Perpus

Purwanti, S.Pd

Tata Usaha

Eryanto. M

Koord SMP LB

Sani Susangka, S.Pd.

Koord SD LB

Anan, S.Pd.

Koord TK LB

Sri Khamwati, S.Pd.

Guru Mapel Guru Mapel Guru Mapel

Page 73: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

59

6. Keadaan Siswa

Dalam perspektif pembelajaran pendidikan agama Islam, anak

didik merupakan subjek dan objek dalam pendidikan. Aktivitas

pendidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan anak didik. Oleh

karena itu, guru dan anak didik sebagai dwi tunggal artinya keduanya

tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan kependidikan. Ketiadaan salah

satunya menjadi penyebab tidak adanya kegiatan pendidikan, Syaiful

Bahri (2004: 92).

Setiap tahunnya SLB Negeri Temanggung selalu menerima dan

meluluskan siswa. Penerimaan siswa baru setiap tahunnya mengalami

kenaikan dan SLB Negeri Temanggung juga meluluskan siswanya dan

diharapkan setelah lulus siswa itu dapat mandiri dan menghidupi

dirinya tanpa bantuan orang lain dengan bekal keterampilan yang

dimilikinya baik dilingkungan keluarga, dan dilingkungan masyarakat

tanpa merasa minder dengan anak normal (wawancara pada tanggal 15

April 2014).

Agar lebih jelasnya akan disajikan data tentang keadaan siswa SLB

B pada anak tunarungu, dalam tabel sebagai berikut:

Page 74: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

60

Tabel I

Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VII B

No Nama Agama Alamat

1. Alfin Nur Fauzi Islam Perum Badran Kranggan Temanggung

2. Dika Hendra Prabowo Islam Mlondong Badran Kranggan Temanggung

3. Himatul Khusnul

Khowatim

Islam Kauman Kaloran Temanggung

4. Nabila Putri Oktaviani Islam Gembong purwodadi Tembarak Temanggung

Tabel II

Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VIII B

No Nama Agama Alamat

1. M. Rizki Andana Islam Dangkel Parakan Temanggung

2. Nanang Rubiyanto Islam Karangmalang Danurejo Kedu

3. Rizki Andarwati Islam Gilingsari Temanggung

4. Rizqi Romadhon Islam Kasihan Mudal Temanggung

Tabel III

Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas IX B

No Nama Agama Alamat

1. Evi Widiyarti Islam Ngropoh Kesur Kranggan Temanggung

2. Destia Inggarjati Islam Butuh Temanggung

Keterangan: Dokumentasi 15 April 2014

Page 75: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

61

7. Keadaan Guru

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab

untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual

maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. Di pundaknya

terletak tugas dan tanggung jawab yang berat dalam upaya

mengantarkan anak didik ke tujuan pendidikan yang dicita-citakan,

yaitu untuk mencerdaskan kehidupan anak didik (Syaiful Bahri,

2004:87).

Tenaga pengajar atau guru yang bertugas di SLB Negeri

Temanggung pada tahun 2014/2015 seluruhnya ada 34 orang yang

terdiri dari 16 PNS, 16 Guru Wiyata Bakti, 1 orang Cleaning Service,

dan 1 orang penjaga. Guru yang mengajar di SLB Negeri Temanggung

tersebut berasal dari lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan

berpendidikan S1, SGPLB, 1 Lulusan SMK, dan 2 Lulusan SMP.

Sedangkan untuk guru yang mengajar khusus di SLB B berjumlah 8

orang.

Guru-guru di SLB Negeri Temanggung mendapatkan tugas dan

tanggung jawab mengampu mata pelajaran sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidikan guru

yang ada di SLB Negeri Temanggung tidak pernah mengeluh,

menjalankan tugasnya dengan penuh semangat, sabar dan ikhlas dalam

membimbing anak yang berkebutuhan khusus mulai dari anak

Page 76: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

62

tunarungu sampai dengan anak yang mengalami keterbelakangan

mental, dan anak autis.

Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis sajikan daftar tabel tenaga

pengajar di SLB Negeri Temanggung sebagai berikut:

Tabel VI

Keadaan Tenaga Pengajar di SLB Negeri Temanggung

No Nama Pendidikan Jabatan Mengajar Kelas

1. Ina Sulanti S, Pd S1 PLB Kepala

Sekolah

Kepala Sekolah

B.D4,5,6

2. Sukirno, S. Pd S1 PLB Guru C.D3

3. Heri Triyanti SGPLB / D Guru C D4

4. Sugeng SGPLB / A Guru C1 D5

5. Tanti Sugiawati S. Pd S1 PLB Guru B D1

6. Suharyati SGPLB / C Guru C1 D1

7. Teguh Dremi S, Pd S1 / BK Guru B D1

8. Widada S, Pd S1 PLB Guru C1 D5

9. Sumaryana S, Pd S1 PLB Guru C1 D6

10. Anan S, Pd S1. B.IND Guru C1 D4

11. Munawar S, Pd S1 / BK Guru C1 D2

12 Wiwin Ernawati S, Pd S1 PLB Guru C D5

13. Drs. Waluya S1 PLB Guru Olahraga

14. Sri Idawati S, Pd S1 PLB Guru C D6

Page 77: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

63

15. Indarti S, Pd S1 PLB Guru B D6

16. Menuk Agustini S, Pd S1 PLB Guru B D3

17. Tatik Efiyati S, Ag S1. Agama Guru Guru PAI

18. Fitri Nur Rochmah S, Pd S1 PLB Guru C D2

19. Dewi Kurniawati S1 Agama Guru D D5

20. Eryanto Murtadlo SMK TU TU

21. Sri Khamwati S1 PLB Guru TKLB

22. Purwanti Puji Astuti S, Pd S1 PLB Guru B D5

23. Sani Susangka S, Pd S1 PLB Guru SMPLB/ VII

24. Dian Puspita Sari S, Pd S1 BK,

Psikologi

Guru C D1

25. Dewi Pramudya Wardani S, Pd S1 PLB Guru SMPLB / IX

26. Yuni Prasetyo S, Pd S1 Guru Mapel Kesenian

27. Parmini S, Pd Guru SMPLB

28. Sopiah S, Pd Guru SMPLB

29. Susanti S, Pd Guru SMPLB

30. Ismi S, Pd Guru SMPLB

31. Sri Idawati S, Pd Guru SMPLB

32. Tanti Sugiyanti S, Pd Guru SMPLB

33. Sri Sujatmi SMP Cleaning

Service

Cleaning Service

34. Sodikin SMP Penjaga Penjaga

Page 78: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

64

Tabel V

Keadaan Tenaga Pengajar di SMPLB Negeri Temanggung

No Nama Pendidikan Jabatan Mengajar Kelas

1. Dewi Pramudya

S,Pd

S1 PLB Guru SMPLB / VIIIB

2. Sani Susangka S.

Pd

S1 PLB Gutu SMPLB / VIII

3. Tatik Efiyati S, Ag S1 AGAMA Guru Guru PAI

4. Parmini S, Pd S1 PLB Guru SMPLB/VIIIB

5. Sopiah S,Pd S1 PLB Guru SMPLB/VIIIB

6. Susanti S, Pd S1 PLB Guru SMPLB/VIII

7. Ismi S, Pd S1 PLB Guru SMPLB/VIII

8. Drs. Waluya S1 PLB Guru

Olahraga

SMPLB/VIIIB

Keterangan: Dokumen 15 April 2014

Berdasarkan wawancara (tanggal 15 April 2014) dengan kepala sekolah

dan beberapa guru yang ada di SLB Negeri Temanggung ini merupakan sebuah

perjuangan, karena guru-guru yang mengajar di SLB Negeri Temanggung

berusaha menjunjung tinggi etos kerja dalam menjalankan visi dan misi sekolah

serta kesadaran dan ketaatan mereka akan tugas sebagai guru yaitu dengan cara

mengembangkan dan memajukan SLB Negeri Temanggung.

Page 79: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

65

8. Pendanaan

Pendanaan adalah hal yang tidak dapat lagi ditawar demi

kelangsungan suatu lembaga pendidikan. Dengan adanya pendanaan

suatu lembaga pendidikan akan lebih maju. Dari hasil penelitian

tentang pendanaan yang ada di SLB Negeri Temanggung dapat dilihat

dari wawancara seperti di bawah ini:

“Kalau masalah pendanaan di SLB Negeri Temanggung dikatakan cukup baik atau memadai karena pendanaan ini berasal dari bantuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan Beasiswa dari Komite sekolah. Setiap tahun SLB Negeri Temanggung mendapat bantuan dari pemerintah pusat tetapi tidak tentu jumlahnya. Kemudian pendanaan itu kami gunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana, penggaji guru, dan alat atau pelengkap sekolah serta kebutuhan lainnya” (Wawancara pada tanggal 13 Mei 2014).

9. Sarana dan Prasarana

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di sekolah,

diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan belajar

mengajar. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan,

khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, ruang

guru, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang

dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran.

Walaupun masih ada sarana dan prasarana yang kurang seperti

media pembelajaran berupa gambar orang wudhu, gambar cara orang

sholat, dan di SLB Negeri Temanggung ruang terapi sudah komplit

namun, untuk tenaga kerja terapisnya yang belum ada, tetapi tidak

Page 80: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

66

menjadikan guru di SLB Negeri Temanggung malas untuk mengajar

tetapi tetap menjalankan tugas sebagai pendidik sebagaimana

mestinya, sarana dan prasarana yang ada di SLB Negeri Temanggung,

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel VI

Sarana dan Prasarana SLB Negeri Temanggung

No Nama Barang Keterangan Jumlah

Ada Tidak

1. Rumah Dinas Kepala Sekolah _ _

2. Rumah Dinas Guru _ _

3. Rumah Dinas Penjaga _ 1

4. Ruang Kepala Sekolah _ 1

5. Ruang Guru _

6. Ruang TU _ 1

7. Ruang Komputer _ 1

8. Ruang Kelas _ 8

9. Ruang Tunggu _ _

10. Mushola _ 1

11. Ruang Kamar Mandi _ 4

12. Ruang Perpustakaan _ 1

13. Ruang Musik _ 1

14. Ruang BK _ 1

Page 81: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

67

15. Ruang Bengkel _ 1

16. Ruang Laboratorium _ 1

17. Ruang Terapi _ 1

18. Kantin _ 3

19. Almari Perpustakaan _ 5

20. Unit Alat Perbengkelan _ 1

21. Unit Kedokteran _ _

22. Unit Alat Boga _ _

23. Unit Kecantikan/TataRias _ _

24. Ruang Konsultasi _ 1

25. Ruang UKS _ 1

26. Gedung _ 1

27. Lapangan _ 1

28. Dapur _ 1

Keterangan: Dokumen tanggal 13 Mei 2014

10. Keunggulan SLB Negeri Temanggung

Selain hasil belajar secara akademik, SLB Negeri Temanggung

juga memiliki keunggulan dan prestasi di luar akademik, diantaranya:

1. Juara I Kuda Lumping, Disabilitas tingkat Internasional.

2. Juara I Modeling Hari Autis tingkat Internasional.

3. Juara I Grup Band tingkat Karisedenan.

4. Juara II Baca Puisi tingkat Bakor Wil.

5. Juara III Melukis tingkat Nasional.

Page 82: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

68

Berdasarkan hasil penelitian mengenai beberapa keunggulan dari

SLB Negeri Temanggung dapat dilihat dari hasil wawancara sebagai

berikut:

“Murid-murid di sini sering sekali lomba diberbagai daerah, mulai tingkat kota hingga tingkat nasional, salah satu kejuaraan di tahun 2014 adalah juara 1 lomba lari maraton, pada waktu itu delegasinya dari ketunaan tunagrahita” (Wawancara pada tanggal 13 Mei 2014)

11. Partisipasi Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekeliling peserta

didik. Faktor lingkungan mempunyai peranan penting dalam

mempengaruhi keberhasilan peserta didik, baik pengaruh yang positif

maupun yang negatif (Sudarno Shobron, 2004: 245).

Pengaruh lingkungan terhadap peserta didik hanya merupakan

pengaruh belaka, tidak ada unsur tanggung jawab di dalamnya. Peserta

didik akan beruntung apabila kebutuhan mendapat pengaruh yang baik

dari lingkungannya, dan sebaliknya akan rugi apabila kebetulan

mendapatkan pengaruh yang kurang baik.

Lingkungan disekitar SLB Negeri Temanggung khususnya, dan

masyarakat kota Temanggung pada umumnya sangat mendukung

keberadaan sekolah tersebut. Sebagaimana pernyataan KS berikut:

“Warga banyak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan walau tidak maksimal, bentuk kerjasamanya mereka juga ikut menyumbang dari segi pikiran maupun finansial. Masyarakat setempat juga ada yang menjadi salah satu anggota komite sekolah”.(Wawancara pada tanggal 13 Mei 2014).

Page 83: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

69

B. Temuan Penelitian

1. Profil Responden

Berdasarkan jumlah beberapa informan yang diteliti oleh peneliti

yang berada di SLB Negeri Temanggung. Masing-masing informan

terdiri dari siswa dan siswi yang mengalami ketunarunguan, teman

dekat siswa tunarungu, orang tua siswa tunarungu, dan guru siswa

tunarungu yang bersangkutan. Berikut ini penjelasan mengenai profil

masing-masing informan, yaitu sebagai berikut:

a) EW (14 tahun)

EW adalah seorang perempuan, siswi yang duduk di bangku kelas

IX bagian B. EW adalah salah satu siswi yang mengalami

ketunarunguan sejak lahir. EW hidup dalam kondisi serba cukup.

Ibunya adalah seorang guru SD dan Ayahnya seorang pegawai di

kelurahan daerah Kranggan Temanggung. Sejak EW mengalami

ketunarunguan, EW tidak pernah putus asa untuk belajar. Dalam

belajar di sekolah EW telah menggeluti apa yang EW pandaikan

dalam kelebihan EW. EW salah satu siswi yang pandai dalam

keterampilan membuat karya tangan seperti melukis atau membuat

anyaman.

Walaupun EW mempunyai kekurangan di bagian telinga yang

mengalami ketunarunguan, namun EW selalu di dorong oleh kedua

orang tuanya untuk lebih semangat dalam hidupnya sehari-hari.

Setelah pulang sekolah kata ibunya EW juga tidak lupa untuk

Page 84: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

70

membantu ibunya seperti mencuci piring, menyapu, atau membantu

ibunya untuk memasak. EW tidak pernah malu sama teman yang

lainnya, walaupun pendengaran EW sangat terganggu dan telinganya

tidak berfungsi untuk mendengarkan pembicaraan orang lain.

Teman bermainnya EW di rumah tidak pernah mengejeknya kalau

EW adalah seorang yang mengalami kecacatan dibagian telinganya.

EW termasuk orang yang sangat tegar kata teman-temannya dan

tetangga EW. Selain pendengaran EW terganggu, dalam bicaranya

EW juga terganggu atau dalam jawanya “gaguk” atau tidak bisa

bicara. Jadi, saat berkomunikasi dengan EW harus menggunakan

bahasa isyarat. Menurut guru yang mengampu anak tunarungu, EW

termasuk anak yang aktif dalam kelasnya. Walaupun EW kadang

sering punya rasa malas untuk belajar.

b) DS ( 14 tahun)

DS adalah seorang perempuan yang tinggal di sebuah perkotaan di

Temanggung. DS sekarang ini siswi yang duduk di bangku kelas IX

bagian B. DS adalah teman dekat dari EW. Mereka teman 1 kelas,

kemana-mana mereka selalu berdua seperti anak kembar. DS adalah

anak yang mengalami ketunarunguan seperti EW. DS anak yang

manja, kebutuhan apapun selalu terpenuhi. Ibunya berprofesi sebagai

guru SD dan Ayahnya adalah seorang PNS.

DS anak yang sangat cerdas, di sekolah DS terkenal pintarnya.

Walaupun DS mengalami ketunarunguan seperti EW teman dekat DS.

Page 85: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

71

Saat saya mewancarai DS kalau pulang sekolah kegiatannya apa?

“DS, menjawab.. ya banyak Mbak.. kadang kalau Ibu belum pulang

mengajar saya bersih-bersih rumah, nanati kalau Ibu sudah pulang

gantian saya kalau sore mengaji” walaupun DS anak yang manja

namun, DS adalah anak yang rajin. DS tidak pernah berputus asa

dalam menjalani kehidupannya yang secara fisik serba kekurangan.

Selain mengalami ketunarunguan DS juga mengalami tidak bisa

berbicara dengan lancar. Sehingga, menimbulkan kebisuan, namun DS

tetap semangat dan tidak merasa malu dengan teman sebayanya yang

normal. DS mengalami ketunarunguan juga sejak lahir, itu

dikarenakan Ibunya terlalu stress waktu mengandung DS. Kata guru-

guru di SLB Negeri Temanggung kadang DS itu merasa bosan untuk

sekolah, kadang semangat. Memang anak yang mengalami ketunaan

seperti tunarungu memang seperti itu.

c) AN (13 tahun)

AN adalah seorang laki-laki yang tinggal di daerah perumahan

Temanggung, AN sekarang ini duduk di kelas VIII bagian B juga.

AN juga mengalami ketunarunguan, AN mengalami ketunarunguan

sejak AN menginjak di bangku SD. AN mengalami kecelakaan yang

mengakibatkan kendang telinganya rusak dan mengakibatkan

ketunarunguan. Sejak itu dalam bicaranya juga terganggu dan agak

lambat dalam berkomunikasi.

Page 86: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

72

Sehingga saat berkomunikasi dengan AN harus sedikit

menggunakan bahasa isyarat. Kalau bicara dengan AN harus sekeras

mungkin dan harus “dijawil” saat memanggilnya. Kalau tidak

“dijawil” AN tidak akan mendengarkan. Dalam pembelajaran di

sekolah AN sedikit “lelet”, kadang tidak bisa mengikuti apa yang

diajarkan oleh gurunya. Kata orang tuanya AN kalau dirumah sedikit

pemalas, semenjak mengalami ketunarunguan.

d) NP (13 tahun)

NP adalah siswi yang mengalami ketunarunguan, NP sekarang

duduk di kelas VIII bagian B. NP mengalami ketunarunguan sejak

NP lahir. Ibu NP adalah seorang guru SD dan Ayahnya juga seorang

guru SD. Semenjak NP menginjak besar telinganya dibantu dengan

alat bantu pendengaran agar telinga NP dapat berfungsi secara

normal. Namun, tetap saja tidak ada pengaruhnya sedikit pun. NP

juga mengalami cacat dalam berbicara, tetapi NP tidak sama dengan

teman yang lainnya. NP walaupun mengalami gangguan

ditelinganya tapi dalam berbicaranya lumayan jelas dan dapat

dimengerti oleh orang lain. NP adalah siswi yang cerdas, waktu

dalam pembelajaran NP adalah murid yang paling “mudengan”. NP

beda dengan yang lainnya, kalau NP waktu ditanya oleh gurunya,

NP langsung menangkap apa yang ditanyakan oleh gurunya.

NP adalah anak yang termasuk tegar kata orang tuanya dan guru di

SLB Negeri Temnaggung. Waktu NP sedang santai, saya tanyai

Page 87: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

73

tentang kegiatan di rumah, ternyata NP anaknya rajin sekali.

Sepulang sekolah kalau ada pekerjaan di rumah, NP langsung

mengerjakannya. Setelah pekerjaan di rumah selesai NP meluangkan

waktu sedikit untuk belajar sebelum NP berangkat untuk mengaji di

sore hari. Kata orang tuanya waktu bulan puasa NP juga

menjalankan kewajibannya menjadi seorang muslim.

e) RR (13 tahun)

RR merupakan salah satu siswa yang mengalami kecacatan di

bagian telinga, sehingga RR mengalami ketunarunguan. RR sekolah

di SLB Negeri Temanggung di bagian B duduk di kelas VII. RR juga

mengalami gangguan dalam berbicara, sejak RR masih kecil sudah

mengalami ketunaan. Namun, RR tidak merasa malu, karena semua

ini adalah pemberian dari Tuhan. Jadi, RR tetap semangat dalam

menjalankan kehidupan ini. RR mempunyai salah satu keterampilan

berupa seni musik yaitu main gitar. RR pandai memainkan gitar

sejak RR masih duduk di bangku SD.

f) NR (12 tahun)

NR adalah teman dekatnya RR sejak duduk di bangku SD sampai

sekarang duduk di bangku SLB Negeri Temanggung. NR adalah

seorang siswa yang mengalami ketunarunguan sejak kecil. Orang tua

NR adalah seorang petani tembakau yang lumayan sukses.

Walaupun orang tua NR mempunyai anak yang serba kekurangan

dalam fisiknya, namun orang tua NR tidak pernah putus asa dalam

Page 88: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

74

membiayai sekolah NR, sebaliknya dengan NR. NR dengan teman

yang lainnya sama-sama bisa menjalankan aktivitasnya sehari-hari,

walaupun NR mengalami ketunarunguan dan mengalami tunawicara

dalam berkomunikasi.

g) SN (12 tahun)

SN merupakan siswi yang mengalami tunarungu, dan mengalami

ketunawicara. Akibat dari tunarungu SN juga terganggu dalam

bicaranya. Sehingga, SN sangat sulit untuk untuk mengucapkan

kata-kata yang sempurna seperti teman yang lainnya. SN hidup

dalam serba kecukupan, SN adalah anak tunggal yang tidak

mempunyai saudara. SN tinggal di sebuah desa lereng gunung

Sindoro, dalam kehidupan SN kalau dirumah sering membantu orang

tuanya untuk berkebun tembakau.

Namun, SN tidak malu dalam menjalankan segala hal yang SN

punyai. Walaupun SN tidak sesempurna dengan teman yang lainnya.

Kata guru SLB Negeri Temanggung SN termasuk anak rajin dan

penurut dengan gurunya. SN tidak pernah membantah kalau disuruh

gurunya atau orang tuanya untuk mengerjakan hal apapun. SN

sekarang duduk di bangku kelas VII bagian B.

2. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu di SLB Negeri Temanggung

Berbicara masalah metode mengajar, dalam kurikulum SLB Negeri

Temanggung bidang studi pendidikan agama Islam disebutkan: metode

Page 89: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

75

ceramah, metode artikulasi, dan metode latihan. Dari metode-metode

semuanya diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama

Islam dan disesuaikan dengan keadaan siswa yang mengalami

ketunarunguan.

Untuk lebih jelasnya dijelaskan masing-masing metode yang

diterapkan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengajar, yaitu:

a. Metode Artikulasi

Metode artikulasi merupakan ucapan atau suara yang dihasilkan

oleh perangkat alat ucap yang melibatkan gerakan otot-otot dari

langit-langit rahang, lidah, dan bibir sehingga menghasilkan suatu

bunyi bahasa yang dapat dibedakan dengan jelas. Mengucapkan kata-

kata memerlukan artikulasi yang jelas agar orang lain mudah

memahami ucapan yang dikeluarkan anak tunarungu. Maka dari itu,

anak harus dilatih mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang jelas

secara berulang sehingga anak terampil atau terbiasa mengucapkan

kata-kata dengan artikulasi yang tepat dan jelas.

1) Penyebab gangguan Artikulasi

Penyebab gangguan artikulasi menurut (Efendi, 1993:45) sebagai

berikut:

a) Faktor Organik

(1) Hilangnya ketajaman indra pendengaran (tunarungu)

(2) Bentuk konstitusib fisik pada bagian mulut dan wajah

(oral-facial) kurang atau tidak sempurna (abnormal).

Page 90: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

76

(3) Buruknya koordinasi dari otot-otot bicara.

(4) Tinggi atau sempitnya langit-langit sehingga menyebabkan

kesukaran bagi lidah untuk bergerak.

b) Faktor Fungsional

(1) Metode pengajaran yang tidak konsisten atau salah dari

orangtua dalam membicarakan stimulasi bicara pada anak.

(2) Buruknya model bicara yang diterapkan di lingkunagan

rumah, lingkungan sekitar dan lingkungan sekolah.

2) Klasifikasi gangguan Artikulasi

Menurut Efendi (1993) klasifikasi gangguan artikulasi antara lain:

a) Omissi, yaitu pengurangan huruf konsonan pada kata-kata

tertentu pada setiap upayanya karena kesulitan atau ketidak

mampuan untuk memproduksi suara konsonan tersebut.

b) Subtitusi, yaitu penggantian ucapan yang benar menjadi salah,

meskipun sebenarnya tahu tentang laval suara yang benar atau

tepat. Contoh: kata “rumah” menjadi “yumah”.

c) Distursi, yaitu mencoba mendekati ucapan yang benar tapi

malah salah atau kacau. Contoh: kata “saya” yang

diartikulasikan menyerupai huruf konsonan “z” pada huruf ”s”.

d) Addisi, yaitu penambahan huruf-huruf konsonan atau suku kata

yang sebenarnya tidak perlu pada kata-kata tertentu disetiap

ucapan atau bicaranya. Contoh: kata “Bandung” diucapkan

“Mbandung”.

Page 91: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

77

Dari hasil wawancara mengenai metode pembelajaran pendidikan

agama Islam di SLB Negeri Temanggung dapat di lihat dari

wawancara dengan guru pendidikan Agama Islam yaitu Ibu Evi guru

PAI siswa tunarungu:

“gini Mbak.. saat saya mengajar anak-anak dengan menggunakan bahasa isyarat , bicaranya disambung dengan menggunakan anggota badan.. kalau tidak menggunakan cara tersebut anak-anak tidak akan mengerti apa maksud saya saat mengajar dan tidak akan mudeng atau bias dengan pelajaran yang saya sampaikan Mbak.. Ya memang seperti itu Mbak keadaan siswa tunarungu di sini.. Kadang saya ini sudah menggunakan bahasa isyarat atau menggunakan bahasa badang, kadang masih banyak yang tidak mudeng-mudeng Mbak.. terkadang bikin saya emosi Mbak.. Ini mulut dan badan saya sering cepat capek banget Mbak.. Apalagi kalau waktu diterangkan gag menggatekkan saya.. waahh bikin saya gregetan.. kadang saya “jiwit atau jewer” Mbak. Makanya saya di sini saat menerangkan menggunakan metode artikulasi untuk membantu saya sat mengajar”.(wawancara pada tanggal 15 April 2014 pada pukul 08.00 di ruang masjid) b. Metode Latihan

Metode latihan merupakan cara guru menyampaikan materi kepada

siswa untuk latihan sendiri (dalam hal ini biasanya siswa ditekankan

kepada latihan menulis, membaca). Biasanya latihan menulis untuk

dibuat PR, seperti menulis surat-surat pendek.

Namun dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentunya ada

kekurangan dan kelebihan dari metode yang digunakan. Begitu juga

pada metode latihan memiliki kelebihan diantaranya: dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

kreatifitasnya sesuai dengan daya dan kemampuannya. Sedangkan

kelemahan dari metode latihan diantaranya: kadangkala siswa diminta

Page 92: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

78

untuk latihan menulis tetapi siswa justru menggunakan untuk

kesempatan bermain bersama dengan temannya.

“Bu EV, memaparkan dalam mengajarnya menggunakan metode latihan, agar anak tersebut itu Mbak bias menyesuaikan anak yang lainnya, kadang anak tersebut cenderung tidak bisa apa-apa dengan cara belajarnya mereka,, nhaa.. maka dari itu saya kasih metode untuk latihan. Kadang kalau dikasih pekerjaan rumah mereka senang sekali karena disekolah, anggapnya mereka itu sekolah tempat untuk bermain saja,, bukan untuk belajar. Namun, juga ada baiknya kalau saya kasih latihan pekerjaan rumah,, agar mereka itu setelah pulang sekolah tidak pada bermain, namun waktunya untuk belajar. Kadang saya kasih ancaman kalau tidak mau mengerjakan besok gag saya naikkan kelas, kan anak-anak tersebut jadi semangat Mbak” (wawancara pada tanggal 15 April 2014 pada pukul 08.00 di ruang masjid).

3. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu di SLB Negeri Temanggung

Karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam di SMPLB

Temanggung hampir sama dengan sekolah regular, kurikulumnya relatif

sama dengan kurikulum di sekolah umum, hanya dibatasi pada jumlah

materinya. Materi yang diajarkan di SLB Negeri Temanggung

ditentukan sendiri oleh sekolah dengan kurikulum yang dibuat. Materi

yang diberikan adalah materi sederhana yang berkaitan dengan

kehidupan Islami (wawancara pada tanggal 11 Agustus 2014).

Kegiatan pembelajaran di SLB Negeri Temanggung, dalam hal

penataan ruang kelasnya dijadikan satu antara SD, SMP, dan SMA.

Dikarenakan jumlah siswanya sangat sedikit, namun antara tunarungu

dengan ketunaan yang lainnya dipisah.

Page 93: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

79

a. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam

Tujuan penbelajaran adalah faktor yang penting, karena merupakan

arah yang akan dicapai oleh pendidikan. Tanpa tujuan yang jelas, maka

arah pendidikan menjadi kabur. Berdasarkan hasil interview dengan

beberapa orang guru bahwa tujuan pembelajaran pendidikan agama

Islam di SLB Negeri Temanggung adalah sebagai berikut:

1) Memberikan bekal kepada siswa agar menjadi insan yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah.

Menurut Ibu Kepala Sekolah:

“Kalau soal memberikan bekal kepada siswa disini ya Mbak…ya...setelah anak ini keluar atau sudah menyelesaikan belajarnya dari SLB Negeri Temanggung ini Mbak…besoknya anak ini agar menjadi anak yang taat kepada Allah ya Mbak tentunya, seperti member arahan untuk sholat 5 waktu, melaksanakan puasa, setiap paginya diajarkan untuk sholat dhuha, diajarkan sopan santun dengan yang lebih tua, gitu Mbak…”

Kemudian disambung dengan Ibu DS:

“O iya Mbak… anak-anak disini juga diajarkan tutur kata yang baik, kalau pas waktu mau sholat to… Mbak anak-anak pada semangat Mbak..mereka itu tahu kalau waktu jam segini itu waktunya untuk sholat”

2) Memberikan bekal budi pekerti (akhlak) agar siswa dapat

disiplin dan hidup mandiri.

Kemudian kata Bu MA menyambung tentang jawaban yang

kedua:

“Kalau soal budi pekerti (akhlak) Alhamdulillah Mbak,, anak-anak disini sudah bisa menyesuaikan sama dengan anak yang lainnya. Mereka juga mengerti kalau saya lulus dari sekolah ini

Page 94: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

80

saya harus bisa mandiri sama dengan anak-anak yang lainnya,, begitu Mbak kata mereka..”

3) Tercapainya kreativitas siswa sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

Wawancara dengan Bu IS mengatakan bahwa:

“siswa akan tercapai kreativitasnya dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing, contohnya Mbak,,, ada siswa yang pandainya menyanyi, ya… mereka teruskan bakatnya agar bisa menjadi penyanyi yang baik, ada juga yang pandainya memainkan musik, pandai menari, dan lainnya Mbak.. saya juga bangga dengan mereka Mbak… walaupun mereka itu dalam keadaan fisiknya tidak sesempurna manusia yang lain mempunyai fisik tubuh yang lengkap”.

b. Materi yang diajarkan

Materi dan metode termasuk bagian dari alat-alat pendidikan yang

pokok. Materi adalah bahan-bahan yang harus diberikan atau disajikan

kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan (Shobron,

2004:243).

SLB Negeri Temanggung menggunakan penyesuaian materi dari

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar

Biasa yang kemudian digunakan di SLB Negeri Temanggung sebagai

acuan dalam proses belajar mengajar dengan memperhatikan

Kompetensi dan Kompetensi Dasar peserta didik. Materi yang

diberikan di SLB Negeri Temanggung berdasarkan sistem semester.

Materi pembelajaran pendidikan agama Islam yang disampaikan

meliputi: Al-qur’an, Aqidah, Akhlak, serta fiqh dan materi tersebut

disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Dalam proses pembelajaran

Page 95: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

81

pendidikan agama Islam, guru lebih menekankan pada materi akhlak

dan fiqh karena dengan menekankan materi akhlak dan fiqh

diharapkan siswa nantinya dapat berakhlak dan bertingkah laku baik

kepada orang tua, guru, dan teman, baik dilingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat, serta dapat melaksanakan sholat dalam

kehidupan sehari-hari dan menjalan kewajiban berpuasa pada bulan

romadhon maupun puasa sunah, sehingga anak tunarungu

mendapatkan materi yang bersifat konkret dan praktis.

Dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan kurikulum

pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB Negeri Temanggung

dapat di lihat dari hasil wawancara seperti yang akan dijelaskan

“Berdasarkan pada kurikulum pendidikan agama Islam yang telah ditetapkan oleh Departemen pendidikan dalam pelaksanaan program PAI pada siswa tunarungu jenis kurikulum yang diajarkan di SLB Negeri Temanggungbaik di TKLB, SDLB, SMPLB, hingga SMALB semuanya masih relatif sama dengan kurikulum yang ada di sekolah umum yaitu masih menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman pengajaran di SLB” (Wawancara pada tanggal 13 Mei 2014). SLB Negeri Temanggung menggunakan penyesuaian materi dari

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar

Biasa yang kemudian digunakan SLB Negeri Temanggung sebagai

acuan dalam proses belajar mengajar dengan memperhatikan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar peserta didik. Materi yang

diberikan di SLB Negeri Temanggung berdasarkan sistem semester.

Adapun materi pembelajaran pendidikan agama Islam kelas 1-3 SLB

bagian B sebagai berikut:

Page 96: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

82

a. Kelas VII B

1) Al-qur’an

b) Semester ganjil meliputi menirukan Al-qur’an surat Al-

fatikhah

c) Semester genap meliputi menirukan Al-qur’an surat Al-

ikhlas.

2) Aqidah

a) Semester ganjil meliputi menunjukkan ciptaan Allah SWT,

menghafal enam rukun iman

b) Semester genap meliptuti mencontoh bacaan syahadat

tauhid dan syahadat rosul.

3) Akhlak

a) Semester ganjil meliputi membiasakan perilaku terpuji

seperti menunjukkan perilaku jujur.

b) Semester genap meliputi menampilkan perilaku hormat

kepada orang tua dan guru.

4) Fiqh

a) Semester ganjil meliputi menyebutkan pengertian bersuci

Page 97: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

83

b) Semester genap meliputi mencontoh tata cara bersuci dan

berwudlu dengan tertib.

b. Kelas VIII B

1. Al-qur’an

a) Semester ganjil meliputi menirukan Al-qur’an surat An-nasr

b) Semester genap meliputi menirukan dan melafalkan bacaan

Al-qur’an dan An-nas.

2. Aqidah

a) Semester ganjil meliputi menirukan dari bacaan lima

asmaul husna

b) Semester genap meliputi melafalkan dan menyebutkan dari

asmaul husna

3. Akhlak

a) Semester ganjil meliputi menunjukkan perilaku rendah hati

dan memberi contoh perilaku hidup sederhana

b) Semester genap meliputi mencontoh perilaku sopan kepada

teman di kelas.

4. Fiqh

Page 98: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

84

a) Semester ganjil meliputi mencontoh tata cara wudlu dan

melafalkan bacaan sholat

b) Semester genap meliputi mencontoh gerakan sholat secara

tertib.

c. Kelas IX B

1. Al-qur’an

a) Semester ganjil meliputi melafalkan huruf-huruf Al-qur’an

dari alif s/d ya’ dengan benar

b) Semester genap meliputi melafalkan sendiri huruf Al-

qur’an denagn lancar

2. Aqidah

a) Semester ganjil meliputi menyebutkan tiga sifat wajib

Allah dengan lancar

b) Semester genap meliputi menyebutkan dengan lafal yang

benar sifat mustahil Allah.

3. Akhlak

a) Semester ganjil meliputi menampilkan perilaku tekun dan

perilaku hemat

Page 99: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

85

b) Semester genap meliputi menampilkan dan menunjukkan

perilaku setia kawan dirumah dan perilaku di sekolah dan

masyarakat.

4. Fiqh

a) Semester ganjil meliputi melafalkan dan menunjukkan

keserasian gerakan dengan bacaan sholat

b) Semester genap meliputi mengucapkan dan menunjukkan

kembali tata cara sholat fardlu.

(Dokumen pada tanggal 11 Agustus 2014)

b. Waktu, Jadwal, dan kegiatan Pembelajaran Pendidikan agama

Islam

Pembelajaran pendidikan agama Islam untuk jenjang

SMPLB Negeri Temanggung bagian B dari kelas 1-3 SLB Negeri

Temanggung dilaksanakan hanya 1 kali dalam satu minggu yaitu

pada hari Selasa. Waktu pelaksanaannya pada pagi hari mulai dari

jam 08.00-11.00. Untuk lebih jelasnya, penulis akan sajikan jadwal

mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam tabel sebagai

berikut:

Page 100: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

86

Tabel VII

Jadwal mata pelajaran pendidikan agama Islam SLB bagian B

Hari Kelas Jam Guru

1. Selasa IX B 08.00-09.00 Tatik Efiyati S, Ag

2. Selasa VII B 09.00-10.00 Tatik Efiyati S, Ag

3. Selasa VIII B 10.00-11.00 Tatik Efiyati S, Ag

Keterangan: (Dokumen dan wawancara pada tanggal 11 Agustus 2014)

c. Sarana pembelajaran pendidikan agama Islam

Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar di sekolah,

diperlukan sarana yang mendukung keberhasilan belajar mengajar.

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan,

khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas,

ruang guru, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Menurut EM selaku TU SLB Negeri Temanggung mengatakan:

“Kalau untuk sarana, disini Alhamdulillah sudah cukup Mbak.. tapi untuk tenaga terapisnya kok masih belum ada Mbak.. kami disini sedang membutuhkan tenaga itu Mbak, tapi sampai sekarang belum ada yang mendaftarkan diri untuk tenaga terapis di SLB Negeri Temanggung ini”.(wawancara pada tanggal 11 Agustus 2014 diruang TU SLB Negeri Temanggung). Walaupun masih ada sarana yang kurang seperti media

pembelajaran berupa orang wudhu, gambar cara melaksanakan

sholat, dan SLB Negeri Temnaggung ruang terapi sudah komplit

namun, untuk tenaga terapisnya yang belum ada, tetapi tidak

Page 101: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

87

menjadikan guru di SLB Negeri Temanggung malas untuk

mengajar tetapi tetap menjalankan tugas sebagai pendidik

sebagaimana mestinya.

4. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

pembelajaran pendidikan agama Islam

Adapun faktor-faktor yang mendukung dan menghambat perkembangan

pembelajaran pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Temanggung yaitu

sebagai berikut:

a. Faktor pendukung

1) Guru mengajar sesuai dengan profesionalnya serta dengan penuh

rasa sabar dan ikhlas.

Maksud dari guru penuh rasa sabar dan ikhlas di sini gini Mbak;

“Guru di SLB Negeri Temanggung ini Mbak, selain mengajar dengan rasa sabar, kami juga mengajarnya dengan rasa yang ikhlas Mbak,, di sini kami semua tidak mengharapkan imbalan berupa uang atau berupa materi yang lainnya Mbak. Kami semua ikhlas Mbak,, ya… kadang “maaf ya Mbak, honor kami sangat kurang sekali, “ Mbak tau sendiri to.. mengajar anak waras atau yang tidak perbedannya sangat jauh sekali Mbak,, kadang ada yang gag kuat selalu mengucap yang tidak-tidak. Tapi, Alhamdulillah di sini kami semua sangat ikhlas dengan semua ini. Kami mengajar tidak mengharapkan apa-apa selain yang kami harapkan anak-anak disini bias belajar dengan baik sama dengan anak yang lainnya yang sekolah di tempat yang layak. Kami semua dengan rasa kesabaran menghadapi anak-anak di sini Mbak. Kami semua tidak pernah mengeluh, kok anak ini gini ya.. kok anak itu gitu ya.. kami semua bisa memaklumi lah Mbak. Kami semua sangat prihatin sekali Mbak melihat anak-anak seperti itu”. (wawancara pada tanggal 15 April 2014 pada pukul 10.00 di ruang Kepala Sekolah).

Page 102: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

88

Guru di SLB Negeri Temanggung mengajar sesuai dengan

lulusan kependidikannya. Sebagian besar dari guru di SLB Negeri

Temanggung sudah berlatar belakang pendidikan dari PLB.

Menjadi guru di SLB Negeri Temanggung, bukanlah pekerjaan

mudah. Didalamnya dituntut pengabdian dan dan juga ketekunan.

Harus ada pula keikhlasan dan dan kesabaran dalam

menyampaikan pelajaran. Sebab, sejatinya guru bukan hanya

mendidik tetapi juga mengajarkan. Hanya orang-orang tertentu saja

yang mampu menjalankannya.

2) Guru selalu menjunjung tinggi etos kerja dalam menjalankan

visi dan misi sekolah.

Guru di SLB Negeri Temanggung selalu menjunjung tinggi

etos kerja terutama ketaatan dan kesadaran guru akan tanggung

jawab sebagai pendidik. Guru di sekolah tersebut berbeda

dengan sekolah anak normal yang hanya sekedar mengajar saja,

melainkan di SLB Negeri Temanggung, guru menjadi tumpuan

bagi para siswa.

Guru di SLB Negeri Temanggung tersebut, selain menjadi

tenaga pendidik dalam mengajar juga sebagai orang tua, karena

anak tunarungu perlu mendapatkan bimbingan dan arahan.

Salah satu contoh konkret adalah ketika siswanya malas masuk

sekolah. Selain itu guru di SLB Negeri Temanggung selain

Page 103: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

89

berperan sebagai orang tua juga berperan sebagai kakak

bermain bersama didalam proses pembelajaran.

3) SLB Negeri Temnaggung keberadaannya didukung oleh

masyarakat setempat, pemerintah dan Direktorat PLB.

Pemerintah pada saat itu belum memiliki lembaga

pendidikan resmi bagi anak cacat dan masih bergantung pada

lembaga umum, sehingga konsentrasi terhadap pendidikan dan

pemberdayaan dalam mengatur anak cacat masih kurang.

Namun seiring berjalan waktu pemerintah mempunyai

peraturan sendiri dan mempunyai lembaga resmi yang

mengatur dan mengayomi anak-anak penyandang cacat, guna

membekali pendidikan mereka. Sehingga dengan adanya hal

tersebut dapat menjadi pendukung untuk meningkatkan

pendidikan bagi anak cacat, terutama membekali kemandirian

dan ketrampilan anak.

4) Partisipasi lingkungan yang mendukung.

Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam

membangun proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam

memciptakan iklim positif bagi kemampuan siswa dan guru.

Bagi kemajuan siswa, lingkungan turut mengundang siswa

untuk berperan aktif dalam kegiatan, terutama perlombaan-

perlombaan. Kemudian bagi guru, lingkungan selaku

mengadakan silaturahmi, sehingga terjalin kerja sama yang

Page 104: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

90

bagus dalam meningkatkan pendidikan tersebut. Selain itu

lingkungan juga ikut berperan membantu sekolah untuk

memenuhi kebutuhan finansial, ketika sekolah akan

mengadakan kegiatan

b. Faktor penghambat

1) Kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah.

Melihat kondisi anak yang berkebutuhan khusus atau anak

tunarungu, terutama pada awal masuk belajar setelah liburan

sekolah, sebagian anak malas untuk belajar kembali.

“Kadang kami ada guru yang nyamperi dirumah Mbak, agar anak tersebut mau untuk belajar kembali, dan kembali kesekolah. Anak kan kalau sehabis libur panjang, mereka males-malesan untuk masuk sekolah Mbak, mereka pengennya dirumah untuk bermain terus. Kadang saya “reh-reh”dalam bahasa jawanya itu Mbak… nanti di sekolah ibu kasih jajan yang banyak, tapi sekarang kamu ibu kesekolah lagi yukkss.. belajar dengan teman-teman yang lainnya. Nhaa.. kalau udah digituin baru mau Mbak ke sekolah lagi…(kadang sog nganti ngelus dodo Mbak saya ini)”(wawancara pada tanggal 15 April 2014 di ruang kelas).

2) Perhatian yang kurang dari wali murid terhadap anaknya yang

tunarungu.

Kurangnya perhatian dari wali murid terhadap siswa

menjadikan terhambatnya siswa dalam perkembangannya,

meskipun dari pihak sekolah sudah semaksimal mungkin

memberikan pelayanan dan pembelajaran. Sehingga keadaan

tersebut menjadikan tidak seimbang, dikarenakan kurangnya

kerja sama antara pihak sekolah dan wali murid. Sebagai

Page 105: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

91

contoh, dalam lingkungan keluarga orang tua wali kurang

memperhatikan anak tunarungu dalam segi makanan dan

pergaulan sehari-hari, bahkan sekolah hanya dijadikan sebagai

tempat penitipan bagi anaknya, karena mereka masih merasa

malu memiliki anak yang cacat.

Bu EV mengatakan tentang kurang perhatiannya orang tua

terhadap anaknya:

“Nha.. itu Mbak njenengan lihat sendiri to.. orang tua mereka saat menunggu anaknya belajar di sekolah ini,, mereka tidak memperhatikan kalau anaknya sedang belajar, kadang diganggu ketenangan anak tersebut,, kadang diganggu “di imin-imini jajan”, ini itu tempat belajar bukan untuk tempat berbelanja, orang tua mereka pada sibuk belanja di area sekolah kan Mbak,, saya itu nganti pusing Mbak,, menegur ibu-ibu yang seperti itu kadang saya ini merasa malu sendiri, lama-lama ini sekolah bias jadi pasar Mbak kalau seperti”. Bu DW juga mengatakan sama dengan sependapat Bu EV: Pernah saya tegur gini Mbak, “bu kalau njenengan seperti ini apa dirumah njenengan itu tidak memperhatikan tingkah laku putra-putri njenengan bu, perkembangan mereka itu bagaimana kalau dirumah setelah pulang sekolah. Ya.. jawabnya dengan se-ententengnya mereka.. ya nanti anak itu kan tau sendiri bu bagaimana kalau sepulang sekolah itu”. Masya Allah Mbak Mbak…(wawancara pada tanggal 15 April 2014 pukul 08.00 di ruang kelas 4 dan 5)”

3) Kurangnya guru PAI

Kurangnya guru agama Islam di SLB Negeri Temanggung,

merupakan salah satu penghambat dalam proses pembelajaran.

Dikarenakan guru agama Islam hanya ada 2 orang guru, yang

satu memgampu mata pelajaran agama Islam pada jenjang

Page 106: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

92

SDLB, dan yang satunya lagi mengampu mata pelajaran agama

Islam jenjang SMPLB.

Menurut jawaban dari Pak KN dan Bu EV hampir sama

tentang kurangnya guru PAI :

“Disini guru pendidikan agama Islam sangat terbatas masih kurang sekali Mbak, soalnya di sini guru pendidikan agama Islam masih guru agama dari lulusan umum, masih belum ada yang lulusan dari PLB. Ya jadi guru agama tunarungu dengan yang lainnya masih sama Mbak,, masih di doubel-doubel. Di sini sangat masih kekurangan guru Mbak,, kalau Mbak’e mau ngajar disini saja Mbak,, hehe sambil guyonan ya Mbak.. Di SLB Negeri Temanggung ini semuanya sudah lulusan dari PLB tapi kenapa yang guru PAI kok masih belum ada yang dari PLB, kebanyakan masih dari umum. Masih belum banyak yang minat ngajar di SLB ini Mbak, memnag sangat berat Mbak ngajar disini itu, sangat luar biasa sekali Mbak, (wawancara pada tanggal 15 April 2014 pada pukul 10.00 di ruang Kepala Sekolah).

4) Kurangnya tenaga terapis dan guru khusus PLB

Dari hasil wawancara dengan Ibu Kepala Sekolah pada tanggal

13 Mei 2014 pada pukul 09.00 di ruang Kepala Sekolah:

“Di SLB Negeri Temanggung masih sangat kekurangan tenaga terapis dan guru khusus dari PLB, dan untuk tenaga terapisnya sampai sekarang belum ada yang daftar di SLB Negeri Temanggung ini. Jadi, kami sangat kesulitan waktu melaksanakn terapi untuk anak-anak yang mengalami ketunaan”.

5) Masih belum seimbang antara guru dengan siswa.

Menurut guru-guru di SLB Negeri Temanggung :

“Antara guru dengan siswa masih belum seimbang, setiap tahun siswanya semakin bertambah namun, gurunya semakin sedikit. Seharusnya murid bertambah, gurunya juga bertambah. Namun hal ini palah sebaliknya. Saat ini SLB Negeri Temanggung sedang melaksanakan renovasi gedung-gedung yang sudah tidak layak dipakai lagi”.

Page 107: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

93

BAB IV

ANALISIS

Berdasarkan pada data yang telah dipaparkan pada BAB III, maka

pada bab ini akan dilakukan analisis data. Adapun hal-hal yang akan

dianalisis adalah melaksanakan metode pembelajaran pendidikan agama

Islam di SLB Negeri Temanggung, karakteristik pembelajaran pendidikan

agama Islam pada di SLB Negeri Temanggung, serta faktor pendukung

dan penghambat di SLB Negeri Temanggung. Analisis ini didasarkan pada

data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang merupakan hasil

penelitian yang merupakan bukti dan kenyataan yang ada di SLB Negeri

Temanggung.

A. Metode yang digunakan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SLB Negeri Temnaggung

Berbicara masalah metode mengajar, dalam kurikulum SLB Negeri

Temanggung bidang studi pendidikan agama Islam disebutkan: metode

artikulasi, dan metode latihan. Dari metode-metode semuanya diterapkan

dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam dan disesuaikan

dengan keadaan siswa yang mengalami ketunarunguan.

Untuk lebih jelasnya dijelaskan masing-masing metode yang

diterapkan oleh guru pendidikan agama Islam dalam mengajar, yaitu:

1. Metode Artikulasi

Metode artikulasi merupakan ucapan atau suara yang dihasilkan

oleh perangkat alat ucap yang melibatkan gerakan otot-otot dari

Page 108: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

94

langit-langit rahang, lidah, dan bibir sehingga menghasilkan suatu

bunyi bahasa yang dapat dibedakan dengan jelas. Mengucapkan kata-

kata memerlukan artikulasi yang jelas agar orang lain mudah

memahami ucapan yang dikeluarkan anak tunarungu. Maka dari itu,

anak harus dilatih mengucapkan kata-kata dengan artikulasi yang jelas

secara berulang sehingga anak terampil atau terbiasa mengucapkan

kata-kata dengan artikulasi yang tepat dan jelas.

Peneliti menemukan pada saat wawancara langsung dengan guru

PAI pada siswa tunarungu bahwa, saat mengajar anak tunarungu harus

menggunakan metode artikulasi, karena kalau tidak menggunakan

metode tersebut, anak-anak tidak akan mengerti dengan penjelasan

dari gurunya. Saat menggunakan metode artikulasi harus benar-benar

jelas agar anak-anak tidak kebingungan. Memang harus penuh dengan

tenaga untuk mengajar anak tunarungu, apalagi dengan menggunakan

metode artikulasi. Saat bicara rahang-rahang mulut harus peka dan

jelas.

2. Metode Latihan

Metode latihan merupakan cara guru menyampaikan materi kepada

siswa untuk latihan sendiri (dalam hal ini biasanya siswa ditekankan

kepada latihan menulis, membaca). Biasanya latihan menulis untuk

dibuat PR, seperti menulis surat-surat pendek.

Namun dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tentunya ada

kekurangan dan kelebihan dari metode yang digunakan. Begitu juga

Page 109: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

95

pada metode latihan memiliki kelebihan diantaranya: dapat

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

kreatifitasnya sesuai dengan daya dan kemampuannya. Sedangkan

kelemahan dari metode latihan diantaranya: kadangkala siswa diminta

untuk latihan menulis tetapi siswa justru menggunakan untuk

kesempatan bermain bersama dengan temannya.

Bu EV, memaparkan dalam mengajarnya menggunakan metode

latihan, agar anak tersebut itu bisa menyesuaikan dengan anak yang

lainnya, kadang anak tersebut cenderung tidak bisa apa-apa dengan

cara belajarnya mereka, maka dari itu dalam pembelajaran ini harus

menggunakan metode latihan. Kadang kalau dikasih pekerjaan rumah

mereka senang sekali. Karena disekolah, anggapnya mereka itu

sekolah tempat untuk bermain saja,, bukan untuk belajar. Namun, juga

ada baiknya kalau dikasih latihan pekerjaan rumah,, agar mereka itu

setelah pulang sekolah tidak pada bermain, namun waktunya untuk

belajar. Kadang anak-anak kasih ancaman kalau tidak mau

mengerjakan PR besok tidak akan naik kelas.

B. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa

Tunarungu di SLB Negeri Temanggung.

Kegiatan pembelajaran di SLB Negeri Temanggung, dalam hal

penataan ruang kelasnya dijadikan satu antara SD, SMP, dan SMA.

Dikarenakan jumlah siswanya sangat sedikit, namun antara tunarungu

dengan ketunaan yang lainnya dipisah.

Page 110: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

96

1. Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam

Tujuan penbelajaran adalah faktor yang penting, karena merupakan

arah yang diakan dicapai oleh pendidikan. Tanpa tujuan yang jelas,

maka arah pendidikan menjadi kabur. Berdasarkan hasil interview

dengan beberapa orang guru bahwa tujuan pembelajaran pendidikan

agama Islam di SLB Negeri Temanggung adalah sebagai berikut:

a) Memberikan bekal kepada siswa agar menjadi insan yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah.

Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan ada beberapa

jawaban Responden mengenai memberikan bekal kepada siswa

agar menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

adalah agar anak-anak besok sehabis lulus dari sini agar menjadi

anak yang berguna, mengerti tentang agama, mengerti tentang

bahayanya tidak menjalankan sholat 5 waktu, bahayanya

membantah kepada kedua orang tua.

Allah sendiri menggariskan sedemikian jelas dalam Q.S Al-

Baqarah: 1-5 yang artinya: “Alif laam miim. Kitab (Al-qur’an) ini

tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan

shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang kami anugerahkan

kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab Allah (Al-

qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah

diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya

Page 111: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

97

(kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapatkan

petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang

beruntung”.

b) Memberikan bekal budi pekerti (akhlak) agar siswa dapat disiplin

dan hidup mandiri.

Kemudian kata Bu MA menyambung tentang jawaban yang kedua:

“Kalau soal budi pekerti (akhlak) Alhamdulillah Mbak,, anak-anak disini sudah bisa menyesuaikan sama dengan anak yang lainnya. Mereka juga mengerti kalau saya lulus dari sekolah ini saya harus bisa mandiri sama dengan anak-anak yang lainnya,, begitu Mbak kata mereka..”

c) Tercapainya kreativitas siswa sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

Dari hasil wawancara dengan Bu IS mengatakan bahwa:

“siswa akan tercapai kreativitasnya dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing, contohnya Mbak,,, ada siswa yang pandainya menyanyi, ya… mereka teruskan bakatnya agar bisa menjadi penyanyi yang baik, ada juga yang pandainya memainkan musik, pandai menari, dan lainnya Mbak.. saya juga bangga dengan mereka Mbak… walaupun mereka itu dalam keadaan fisiknya tidak sesempurna manusia yang lain mempunyai fisik tubuh yang lengkap”.

2. Materi yang diajarkan

Materi dan metode termasuk bagian dari alat-alat pendidikan yang

pokok. Materi adalah bahan-bahan yang harus diberikan atau disajikan

kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan (Shobron,

2004:243).

Page 112: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

98

SLB Negeri Temanggung menggunakan penyesuaian materi dari

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pembinaan Sekolah Luar

Biasa yang kemudian digunakan di SLB Negeri Temanggung sebagai

acuan dalam proses belajar mengajar dengan memperhatikan

Kompetensi dan Kompetensi Dasar peserta didik. Materi yang

diberikan di SLB Negeri Temanggung berdasarkan sistem semester.

Materi pembelajaran pendidikan Agama Islam yang disampaikan

meliputi: Al-qur’an, Aqidah, Akhlak, serta fiqh dan materi tersebut

disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Dalam proses pembelajaran

pendidikan agama Islam, guru lebih menekankan pada materi akhlak

dan fiqh karena dengan menekankan materi akhlak dan fiqh

diharapkan siswa nantinya dapat berakhlak dan bertingkah laku baik

kepada orang tua, guru, dan teman, baik dilingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat, serta dapat melaksanakan sholat dalam

kehidupan sehari-hari dan menjalan kewajiban berpuasa pada bulan

romadhon maupun puasa sunah, sehingga anak tunarungu

mendapatkan materi yang bersifat konkret dan praktis.

Dari hasil penelitian mengenai pelaksanaan kurikulum

pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB Negeri Temanggung

dapat di lihat dari hasil wawancara seperti yang akan dijelaskan

Berdasarkan pada kurikulum pendidikan agama Islam yang telah

ditetapkan oleh Departemen pendidikan dalam pelaksanaan program

PAI pada siswa tunarungu jenis kurikulum yang diajarkan di SLB

Page 113: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

99

Negeri Temanggung baik di TKLB, SDLB, SMPLB, hingga SMALB

semuanya masih relatif sama dengan kurikulum yang ada di sekolah

umum yaitu masih menggunakan kurikulum Timgkat Satuan

Pendidikan (KTSP) sebagai pedoman pengajaran di SLB Negeri

Temanggung.

3. Waktu, Jadwal, dan kegiatan Pembelajaran Pendidikan agama Islam

Pembelajaran pendidikan agama Islam untuk jejang SLB Negeri

Temanggung bagian B dari kelas 1-3 SLB Negeri Temanggung

dilaksanakan hanya 1 kali dalam satu minggu yaitu pada hari Selasa.

Waktu pelaksanaannya pada pagi hari mulai dari jam 08.00-11.00.

untuk lebih jelasnya, penulis akan sajikan jadwal mata pelajaran

pendidikan agama Islam dalam tabel sebagai berikut:

Tabel VII

Jadwal mata pelajaran pendidikan agama Islam SLB bagian B

No Hari Kelas Jam Guru

1. Selasa IX B 08.00-09.00 Tatik Efiyati S, Ag

2. Selasa VII B 09.00-10.00 Tatik Efiyati S, Ag

3. Selasa VIII B 10.00-11.00 Tatik Efiyati S, Ag

4. Sarana pembelajaran pendidikan agama Islam

Untuk memeperlancar kegiatan belajar mengajar di sekolah,

diperlukan sarana yang mendukung keberhasilan belajar mengajar.

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

Page 114: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

100

langsung dipergunakan sebagai penunjang proses pendidikan,

khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, ruang

guru, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.

Walaupun masih ada sarana yang kurang seperti media

pembelajaran berupa orang wudhu, gambar cara melaksanakan sholat,

dan SLB Negeri Temanggung ruang terapi sudah komplit namun, untuk

tenaga terapisnya yang belum ada, tetapi tidak menjadikan guru di SLB

Negeri Temanggung malas untuk mengajar tetapi tetap menjalankan

tugas sebagai pendidik sebagaimana mestinya.

5. Profil guru SLB Negeri Temanggung

a. EV (39 tahun)

EV adalah seorang perempuan kelahiran Temanggung, EV

adalah seorang guru PAI di SLB Negeri Temanggung. Pendidikan

terakhir EV adalah S1 Agama dari Universitas Cokroaminoto

Jogjakarta. EV lulus sekitar tahun 1989, kemudian EV mengabdi di

SLB Negeri Temanggung pada tahun 2001 sampai sekarang. EV

mengabdi sebagai guru agama umum, namun EV mengabdi di

SMP bagian B yaitu siswa tunarungu. Walaupun EV bukan lulusan

dari S1 PLB namun, EV tetap bisa menyesuaikan dengan murid-

murid tunarungu dan bisa untuk mengajarnya sesuai dengan

kemampuan anak tunarungu. EV bisa mengabdi di SMP Negeri

Luar Biasa Temanggung bagian B untuk mengabdi pada anak

tunarungu karena untuk guru PAInya sangat kekurangan. Jadi, EV

Page 115: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

101

sangat beruntung bisa masuk di SLB untuk mengajar PAI,

walaupun EV bukan lulusan dari PLB tapi lulusan dari PAI umum.

b. DP (25 tahun)

DP adalah seorang guru di SLB Negeri Temanggung kelahiran

Temanggung. DP masuk di SLB Negeri Temanggung sekitar pada

tahun 2012 sampai sekarang. Ijasah terakhir DP adalah S1 PLB

lulus tahun 2011. DP mengambil jurusan PLB karena DP sangat

berminat sekali untuk mengabdi pada siswa ketunaan. Untuk

mengabdi pada siswa ketunaan tidaklah mudah. Kata DP waktu

saya mewawancarai, kata DP untuk mengajar pada siswa ketunaan

tidaklah sama dengan mengajar siswa yang normal. Mengajar anak

ketunaan bebannya sangat besar sekali. Harus penuh dengan tenaga

yang ekstra dan penuh kesabaran yang tinggi.

c. SS (25 tahun)

SS adalah termasuk guru di SLB Negeri Temanggung bagian

B atau anak tunarungu juga. SS lahir di daerah Temanggung dekat

SS mengabdi di SLB Negeri Temanggung. SS lulusan dari S1 PLB,

lulus sekitar tahun 2012 kemudian mengabdi tahun 2012 sampai

sekarang. Menurut SS mengajar pada anak tunarungu harus penuh

dengan kesabaran, memang beda sekali mengajar antara anak yang

mempunyai kecacatan dengan anak yang normal. Tanggung

jawabnya besar sekali, jadi mengajar pada anak tunarungu

Page 116: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

102

metodenya harus benar-benar sesuai dengan kemampuan anak

tersebut.

d. MA (49 tahun)

MA adalah seorang perempuan sebaya kelahiran Magelang, MA

adalah guru di SMP Negeri Luar Biasa bagian B juga. MA lulus

sebagai mahasiswa S1 PLB pada tahun 2011 kemudian mengabdi

di SLB Negeri Temanggung sekitar pada tahun 1997 sampai

sekarang, MA adalah senior dari guru-guru yang lainnya. MA guru

yang sangat tegas dan termasuk guru yang lumayan keras. Ketika

ada murid yang memperhatikan pasti langsung “di jiwet” cara

jawanya. MA melakukan kebiasaan itu agar anak-anak itu bisa

menghormati dengan gurunya yang mengajar, dan menghormati

dengan yang lebih tua.

C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam pada Siswa Tunarungu di SLB Negeri Temanggung

Semua insan yang hidup didunia pasti tidak akan luput dari yang

namanya persoalan atau masalah. Dan masalah tersebut bisa menjadikan

pola pikir manusia tambah dewasa, karena dengan adanya masalah

seseorang akan lebih menggunakan otak untuk berfikir dan mencari jalan

yang benar-benar logis. Sama halnya dengan seorang guru yang mengajar

pasti ada penghambatnya dalam mengajar.

Yang dimaksud hambatan atau kendala adalah hambatan atau

kesulitan yang dihadapi oleh siswanya dalam pembelajaran di dalam kelas,

Page 117: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

103

misalnya dalam mengenai hafalan, berbicara pada seorang guru atau

temannya, dalam menanggapi pembelajaran, anak tersebut merasa lebih

lemah, karena pola pikirnya yang tidak bias melampaui batas maksimal.

Sehingga dalam cara menyampaiannya pembelajaran harus dengan rasa

sabar dan penuh ketelitian. Hal tersebut sama halnya yang dirasakan oleh

HK, NP, dan AN.

1. Faktor Penghambat Pembelajaran pendidikan agama Islam pada

Siswa Tunarungu di SLB Negeri Temanggung

a. Kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah.

Melihat kondisi anak yang berkebutuhan khusus atau anak

tunarungu, terutama pada awal masuk belajar setelah liburan sekolah,

sebagian anak malas untuk belajar kembali, sehingga guru satu persatu

mendatangi siswa ke rumah orang tua wali murid dan mengajak siswa

untuk kembali belajar di sekolah.

b. Perhatian yang kurang dari wali murid terhadap anaknya yang

tunarungu.

Kurangnya perhatian dari wali murid terhadap siswa menjadikan

terhambatnya siswa dalam perkembangannya, meskipun dari pihak

sekolah sudah semaksimal mungkin memberikan pelayanan dan

pembelajaran. Sehingga keadaan tersebut menjadikan tidak seimbang,

dikarenakan kurangnya kerja sama antara pihak sekolah dan wali

murid. Sebagai contoh, dalam lingkungan keluarga orang tua wali

kurang memperhatikan anak tunarungu dalam segi makanan dan

Page 118: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

104

pergaulan sehari-hari, bahkan sekolah hanya dijadikan sebagai tempat

penitipan bagi anaknya, karena mereka masih merasa malu memiliki

anak yang cacat.

Perhatian yang kurang dari orang tua sangatlah menjadikan beban

untuk anak yang mengalami ketunarunguan. Waktu saya mewancarai

salah satu guru di SLB Negeri Temanggung mengatakan, kadang

sekolah ini dijadikan tempat untuk berbelanja. Terkadang depan area

kelas ini seperti pasar, sangat ramai sekali. Sehingga, menjadikan

anak-anak kesulitan dalam belajar karena ulah dari orang tua anak-

anak.

c. Kurangnya guru PAI

Kurangnya guru agama Islam di SLB Negeri Temanggung,

merupakan salah satu penghambat dalam proses pembelajaran.

Dikarenakan guru agama Islam hanya ada 2 orang guru, yang satu

memgampu mata pelajaran agama Islam pada jenjang SDLB, dan

yang satunya lagi mengampu mata pelajaran agama Islam jenjang

SMPLB. Terkadang SLB Negeri Temanggung ini mengalami

kesulitan untuk mengajar terutama mata pelajaran pendidikan agama

Islam, karena kekurangan guru khusus agama yang dari PLB.

d. Kurangnya tenaga terapis dan guru khusus PLB

Adapun hambatan kurangnya guru khusus PLB, itu menjadikan

guru yang lainnya merasa keberatan, karena untuk mengajar khusus

PLB guru yang lainnya di ikut sertakan untuk mengampunya.

Page 119: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

105

Ditambahnya kurangnya tenaga terapis khusus untuk anak PLB, itu

masih kekurangan.

e. Masih belum seimbang antara guru dengan siswa.

Maksudnya adalah, antara guru dengan siswa belum bisa

seimbang. Siswanya tiap tahun meningkat namun gurunya semakin

sedikit. Apalagi guru khusus PLB sangat kurang sekali. Sehingga,

menjadikan siswanya terkatung-katung karena kekurangan guru

pengajar.

2. Faktor Pendukung Pembelajaran Pendidikan agama Islam pada

Siswa Tunarungu di SLB Negeri Temanggung

Maksudnya disini adalah apabila seorang guru yang mampu

menghadapi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat

perkembangan pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB Negeri

Temanggung, maka akan berimbas baik bagi siswanya. Adapun faktor-

faktornya yaitu sebagai berikut:

a. Guru mengajar sesuai dengan profesionalnya serta dengan penuh rasa

sabar dan ikhlas.

Guru di SLB Negeri Temanggung mengajar sesuai dengan lulusan

kependidikannya. Sebagian besar dari guru di SLB Negeri Temanggung

sudah berlatar belakang pendidikan dari PLB.

Menjadi guru di SLB Negeri Temanggung, bukanlah pekerjaan

mudah. Didalamnya dituntut pengabdian dan dan juga ketekunan. Harus

ada pula keikhlasan dan dan kesabarab dalam menyampaikan pelajaran.

Page 120: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

106

Sebab, sejatinya guru bukan hanya mendidik tetapi juga mengajarkan.

Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalankannya.

Dengan rasa sabar dan ikhlas disini maksudnya, sabar dalam

menghadapi anak yang mengalami ketunarunguan, sebagai guru harus

sabar dalam mengampu anak-anak tersebut. Guru harus ikhlas dengan

apa yang didapati dari mengajar di SLB ini, baik itu yang berupa materi

atau non materi.

b. Guru selalu menjunjung tinggi etos kerja dalam menjalankan visi

dan misi sekolah.

Guru di SLB Negeri Temanggung selalu menjunjung tinggi etos

kerja terutama ketaatan dan kesadaran guru akan tanggung jawab

sebagai pendidik. Guru di sekolah tersebut berbeda dengan sekolah

anak normal yang hanya sekedar mengajar saja, melainkan di SLB

Negeri Temanggung, guru menjadi tumpuan bagi para siswa.

Guru di SLB Negeri Temanggung tersebut, selain menjadi tenaga

pendidik dalam mengajar juga sebagai orang tua, karena anak

tunarungu perlu mendapatkan bimbingan dan arahan. Salah satu contoh

konkret adalah ketika siswanya malas masuk sekolah. Selain itu guru di

SLB Negeri Temanggung selain berperan sebagai orang tua juga

berperan sebagai kakak bermain bersama didalam proses pembelajaran.

c. SLB Negeri Temanggung keberadaannya didukung oleh

masyarakat setempat, pemerintah dan Direktorat PLB.

Page 121: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

107

Pemerintah pada saat itu belum memiliki lembaga pendidikan

resmi bagi anak cacat dan masih bergantung pada lembaga umum,

sehingga konsentrasi terhadap pendidikan dan pemberdayaan dalam

mengatur anak cacat masih kurang.

Namun seiring berjalan waktu pemerintah mempunyai peraturan

sendiri dan mempunyai lembaga resmi yang mengatur dan mengayomi

anak-anak penyandang cacat, guna membekali pendidikan mereka.

Sehingga dengan adanya hal tersebut dapat menjadi pendukung untuk

meningkatkan pendidikan bagi anak cacat, terutama membekali

kemandirian dan ketrampilan anak.

d. Partisipasi lingkungan yang mendukung.

Lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam

membangun proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam

memciptakan iklim positif bagi kemampuan siswa dan guru. Bagi

kemajuan siswa, lingkungan turut mengundang siswa untuk berperan

aktif dalam kegiatan, terutama perlombaan-perlombaan. Kemudian bagi

guru, lingkungan selaku mengadakan silaturahmi, sehingga terjalin

kerja sama yang bagus dalam meningkatkan pendidikan tersebut. Selain

itu lingkungan juga ikut berperan membantu sekolah untuk memenuhi

kebutuhan finansial, ketika sekolah akan mengadakan kegiatan.

Page 122: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I samapai

denagn bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian

yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai

kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu:

1. Metode pembelajaran agama Islam yang digunakan di SLB Negeri

Temanggung antara lain: metode artikulasi, dan metode latihan. Anak

tunarungu biasanya mengalami masalah dalam artikulasi, yaitu

mengucapkan kata-kata yang tidak tahu atau kurang jelas. Anak

tunarungu mempunyai karakteristik yang spesifik bahwa anak

tunarungu mempunyai hambatan dalam perkembangan bahasa

(mendapatkan bahasa). Bahasa sebagai alat komunikasi dengan orang

lain. Sedangkan, anak tunarungu mempunyai permasalahan dalam

wicaranya untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena wicara

sebagai alat yang sangat penting dalam komunikasi. Dalam berbicara

pun harus menggunakan artikulasi yang sangat jelas agar pesan mudah

diterima oleh orang lain, maka dari itu anak harus dilatih secara

berulang-ulang sehingga anak terampil mengucapkan kata-kata dengan

artikulasi yang jelas dan tepat. Selain menggunakan metode artikulasi

anak tunarungu juga menggunakan 2 bahasa yaitu menggunakan

bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Selama ini dengan metode tersebut

Page 123: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

109

pembelajaran berjalan efektif. Sedangkan guru mengajar dengan rasa

sabar dan ikhlas, mengulang-ulang materi, serta pemberian contoh-

contoh yang sederhana kepada peserta didik agar bisa memahami

materi yang diajarkan. Dalam hal ini guru menggunakan media papan

tulis agar lebih mudah menerapkan metode tersebut.

2. Karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa

tunarungu adalah anak tunarungu mengalami mudah tersinggung,

miskin bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain, cenderung

tidak bisa diam atau cerewet tapi tidak bermakna, materi yang

diajarkan tidak sepenuhnya seperti di sekolah umum lainnya,

materinya sangat terbatas disesuaikan dengan kondisi siswanya,

suasana dalam kegiatan belajar mengajar siswa tidak aktif.

3. Faktor penghambat dan pendukung pembelajaran pendidikan agama

Islam di SLB Negeri Temanggung

Pada penelitian ini, peneliti menemukan adanya lima

penghambat yaitu yang pertama kurangnya kedisiplinan siswa dalam

masuk sekolah, kedua perhatian yang kurang dari wali murid terhadap

anaknya yang tunarungu, ketiga kurangnya guru pendidikan agama

Islam (PAI), keempat kurangnya guru khusus besiknya PLB, dan yang

kelima masih belum seimbang antara guru dengan siswanya.

Kemudian peneliti menemukan pelaksanakan pendukung dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu yang pertama guru

mengajar sesuai dengan profesionalnya denagn penuh rasa sabar dan

Page 124: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

110

ikhlas. Maksud dari sabar tersebut adalah semua guru selalu sabar

dalam mengampu siswa-siswinya yang kurang semaksimal mungkin

dalam menanggapi pembelajaran dalam kelas, dan ikhlas yang

dimaksud disitu adalah ikhlas dalam megajar secara materi atau dalam

soal donator yang masih kurang. Yang kedua guru selalu menjunjung

tinggi etos kerjadalam mewujudkan visi dan misi sekolah, dan yang

ketiga partisipasi lingkungan yang sangat mendukung.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini

yaitu mengenai model pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa

tunarungu, maka peneliti hendak menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Bagi siswa tunarungu diharapkan di SLB Negeri Temanggung,

setelah mendapatkan tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam

agar meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Agar siswa dapat lebih

disiplin dan hidup mandiri sehingga tidak mengandalkan dari orang

lain.

2. Bagi guru

Bagi guru di SLB Negeri Temanggung

a. Meningkatkan kualitas guru untuk mengetahui potensi siswa

b. Melakukan persiapan sebelum mengajar dan mampu menguasai

kelas

Page 125: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

111

c. Mengembangkan minat bakat siswa sesuai keahlian atau

keterampilannya dengan ekstrakurikuler dengan mengikut sertakan

dalam perlombaan.

3. Bagi pengurus SLB Negeri Temanggung

a. Untuk melengkapi sarana dan prasarana SLB Negeri Temanggung

agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.

b. Mengusahakan pendanaan dengan membuka jaringan terhadap

instansi yang terkait.

c. Meningkatkan kualitas personal dalam memajukan sekolah dengan

manajemen yang baik

d. Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan wali

murid.

4. Bagi masyarakat Kowangan Temanggung

a. Kesadaran masyarakat agar lebih peduli untuk meningkatkan

kemajuan bersama.

b. Memperbanyak si ze2laturrahmi tidak hanya pada waktu acara

resmi, melainkan waktu luangnya dijadikan ajang penguatan

emosional.

c. Ikut menciptakan lingkungan positif dalam mendukung proses

pembelajaran dan mengembangkan kreatifitas siswa.

C. Penutup

Alkhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Illahi

Robbi Sang Maha Pengatur dan Pencipta Alam Semesta, yang telah

Page 126: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

112

memberikan hidayah dan taufiq-Nya. Sehingga penulis telah dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ METODE PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNARUNGU DI SLB

NEGERI TEMANGGUNG “ yang masih jauh lebih sempurna. Maka

untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis menerima masukan, kritik, dan

saran. Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan dari dosen

pembimbing tentu penulis akan mengalami kesulitan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh sebab itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih,

semoga segala amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.

Akhir penulisan ini penulis berharap dengan keridhoan Allah

SWT. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat, terutama terhadap penulis

sendiri dan para pembaca yang budiman pada umumnya. Amin…

Page 127: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

113

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Bina aksara

Daymon, Christine. 2008. Metode-metode Riset Kualitatif dalam Publik Relation

dan Marketing Communication. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka

Effendi, Muhammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan.

Jakarta: Bumi Aksara

Moloeng, J.lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Somantri, H.T.Sutjihati, 1990. Psikologi Anak Luar Biasa: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito

Sukmadinata, Saudih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi, 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Sriyanti, Lilik, Muna Erawati, dan Suwardi. 2009. Teori-teori Pembelajaran.

Salatiga: STAIN Salatiga

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Press

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Page 128: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

114

Djamaroh, Syaiful Bahari. 2006. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

. 2004. Pola Komunikasi Orangtua dan Anak dalam

Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: PT. Rineke Cipta

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS).

Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan

Pendididkan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mansyur, dkk. 1982. Metodologi Pendidikan Agama. Jakarta: CV. Forum.

Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: CV. Alfabeta.

http://wordpres.com/2014/05/05/pengertian-metode.html

http://duniainformatikaindonesia.blogspot.com/2014/05/05/faktor-faktor-

pendukung-dan-penghambat.html.

Haryati, Nik. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam.

Bandung: Alfabeta.

Munardji. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Ilmu

Page 129: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

1

Page 130: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

2

Page 131: METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5091/1/SKRIPSI JADI.pdf · Negeri Kecamatan Kowangan Kabupaten Temanggung Tahun 2014” dapat

3