Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

18
BAB I METODE PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut- sudut yang ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang yang diperlukan melebihi dari biasanya. Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton tidak boleh kurang dari 75 mm. Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1. Mengatur lalu lintas dan jalan akses untuk mobilisasi alat pemancang Mengatur posisi Pemancangan tiang Penyambungan tiang Produksi tiang pancang Membawa tiang pancang ke lokasi

Transcript of Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Page 1: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

BAB I

METODE PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG

Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang

diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat

pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang

ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang

yang diperlukan melebihi dari biasanya.

Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan,

penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat

pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm

dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton

tidak boleh kurang dari 75 mm.

Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Mengatur lalu lintas dan jalan akses untuk mobilisasi alat pemancang

Mengatur posisi tiang

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang

Produksi tiang pancang

Membawa tiang pancang ke lokasi

Page 2: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :

1. Persiapan Lokasi Pemancangan

Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat

menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah

permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum

pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh

penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

2. Persiapan Alat Pemancang

Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis

tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk

pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan,

tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih

dahulu.

Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat

palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi

pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah

jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

Gambar 2 Alat Pemancang

Page 3: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

3. Penyimpanan Tiang Pancang

Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang

pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan

dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.

Gambar 3 Penyimpanan Tiang Pancang

4. Pemacangan

Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.

Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang

pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 4 Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

Page 4: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Gambar 5 Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Gambar 6 Tiang Pancang Diluruskan

Page 5: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Gambar 7 Kemiringan Dicek Dengan Waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan

menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Gambar 8 Pemancangan Tiang Pertama

Page 6: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu

batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu

dengan pengelasan.

Gambar 9 Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai

dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik

berikutnya dengan langkah yang sama.

Page 7: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

BAB II

TEKNIK PERBAIKAN BETON PADA STRUKTUR JEMBATAN

Terdapat tiga macam jenis beton yang berbeda yang dipakai untuk konstruksi jembatan :

Beton tak bertulang

Beton bertulang

Beton pratekan

Elemen dengan bahan beton pratekan biasanya didapati pada bagian gelagar jembatan.

Perbaikan pada pemeliharaan hanya dibatasi untuk nbahan beton. Jadi untuk perbaikan bahan

beton pratekan akan ditangani seperti penahanan bahan beton. Apabila bagian kabel prategang

beton pratekan terlihat, laporkan segera pada pengawas jembatan yang bertanggung jawab

dan segera lakukan pemeriksaan khusus untuk menentukan jenis kerusakannya.

Berdasarkan Panduan Pemeliharaan dan Rehabilirasi Jembatan Direktorat Jendral Bina Marga

Departemen Pekerjaan Umum, kerusakan beton mencakup masalah-masalah sebagai berikut :

Kerontokan beton

Beton keropos

Beton yang berongga

Mutu beton yang jelek

Beton yang tidak padat

Kerusakan tersebut dikelompokan kedalam kerusakan 201 – Kerusakan Beton, yaitu sebagai

berikut :

KERUSAKAN 201 – KERUSAKAN BETON

Cara penangannya adalah sebagai berikut :

Buang/lepaskan bagian beton yang lepas dan rusak sampai bagian beton yang baik

terlihat dan dalam keadaan bersih.

Usahakan membersihkan beton sampai + 15 mm dibelakang besi tulangan agar

didapat ikatan yang baik.

Bersihkan semua karat yang ada pada besi tulangan.

Page 8: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Kaitkan/ikatkan besi tulangan yang baru jika didapati bagian besi tulangan yang hilang

lebih dari 20% dari diameternya.

Pakailah bahan perekat pada permukaan yang kering dengan bahan yang dapat

disetujui.

Pasanglah dan bentuklah beton baru untuk mendapatkan selimut beton yang sesuai

asalnya dengan menggunakan bahan yang disetujui.

Gambar 10 Perbaiakan Beton

Catatan :

Jika besi tulangan tidak terlihat dan hanya sedikit kerusakan beton, maka plesteran

saja sudah cukup untuk memperbaikinya. Permukaan harus dibersihkan dan

dilembabkan untuk memudahkan pengikatan beton lama dengan beton baru.

Jika ketebalan tambbalan lebih dari 40 mm, disarankan agar ditambahkan jaring kawat

(wire mesh/0 halus yang ditempelkan pada permukaan beton yang lama sebelum

dipasang beton yang baru. Jaring kawat tersebut akan memberikan daya rekat dan

kekuatan yang lebih baik pada tambalan tadi.

Page 9: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Disarankan agar menggunakan epoxy beton halus sebagai bahan untuk pembentukan

kembali elemen struktur baru yang mempunyai ketebalan melebihi 40 mm atau

dimana besi tulangan terlihat.

Jika beton yag rusak mencakup seluruh permukaan lantai beton jembatan maka jalan yang

terbaik untuk memperbaikinya adalah membongkar semua beton yang rusak tersebut dan

menggantinya dengan beton baru dangan cara sebagai berikut:

Semua beton yang hancur sekitar besi tulangan yang sudah berkarat dan pada baggian

beton yang jelek harus dibongkar dan besi tulangan dibersihkan kemudian diberi

lapisan sebagaimana dijelaskan pada bagian ini.

Kemudian, sisa permukaan tadi dikasarkan dengan pahat. Kemudian dibor lubang-

lubang pada lantai beton lama agar dapat memasukan kawat angker (diameter 8 mm)

yang kemudian dicor dengan adukan khusus dengan jarak dari as ke as 500 x 500 mm.

Angker khusus ini sekarang sudah terpasang yang kemudian diberi lem epoxy yang

sudah disediakan.

Beton tersebut harus dipadatkan dengan vibrator yang sesuai.

Permukaan beton baru tersebut harus diusahakan tetap lembab paling sedikit selama 7

hari.

Gambar 11 Potongan Melintang Perbaikan Lantai Beton

Beton Keropos

Perbaikan/penanganan secara umum untuk beton yang kerupos dilaksanakan sama seperti

pada beton yang rontok.

Jika sudah terdapat rembesan lantai beton akibat beton yang keropos, maka harus dilakukan

beberapa hal berikut ini :

Page 10: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Kupaslah lapisan aspal pada permukaan jalan dan bersihkan dengan baik bagian atas

lantai beton tersebut.

Kerjakan grouting pada daerah yang berpori/kurang padat atau beton keropos.

Berilah lapisan kedap air (water proofing) diatasa daerah beton yang kurang padat

tadi.

Kerjakan lapisan perkerasan kembali.

Jika terjadi suatu rembesan/bocoran air pada dinding penahan tanah atau kepala jembatan, hal

ini mungkin diakibatkan oleh kurangnya lubang drainase dinding atau tersumbatnya lubang

drainase dinding tersebut.

Perbaikan/pemberishan lubang drainase atau pembuangan air dapat mengurangi tekanan air

yang ada dibelakang dinding dan juga mengurangi penguapan air melalui dinding beton.

Apabila dibuat lubang drainase tambahan dengan cara mengebor dinding, apabila pengeboran

lubang tersebut memotong besi tulangan maka harus dilakukan penutupan besi tulangan untuk

mengindari terjadinya karat pada besi tulangan. Besi tulangan yang terlihat/terkelupas harus

dilapisi dengan bahan epoxy pengisi retsk beton guna mencegah karat yang akan terjadi.

KERUSAKAN 202 – KERETAKAN BETON

Keretakan mungkin terjadi karena :

Adanya beban yang berlebihan pada bagian tersebut. Dalam hal ini harus dilakukan

perkuatan atau pembatasan muatan.

Tidak samanya penurunan yang terjadi. Dalam hal ini, apabila penurunan atau

settelment tidak berhenti maka harus diadakan pencegahan penurunan selanjutnya

dengan memperkuat pondasi

Susut, terutama pada lantai beton.

Mutu beton yang rendah pada lantai beton.

Cara Penanganan Untuk Retak Non Struktural

Jika retak tersebut lebih kecil dari 0,5 mm lebarnya :

Bersihkan retak tersebut dengan menggunakan sikat dan kemudian ditiup dengan

angin yang bertekanan.

Tutup retak tersebut dengan adukan semen yang encer.

Jika lebar retak antara 0,5 mm dampai 3 mm :

Bentuklah pada bagian retak seperti huruf V sampai kedalaman kurang lebih 5 mm

kemudian bersihkan bagian tersebut.

Page 11: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Gunakan perekat/epoxy yang telah disetujui oleh Direksi yang kemudian dilapiskan

pada sisi bagian V tadi.

Kemudian tutup bagian V tadi dengan adukan semen atau epoxy.

Cara Penanganan Untuk Retak Elemen Struktural

Jika retak yang ada terus berkembang/bertambah lebar maka harus dicari penyebabnya dan

kemudian penyebab keretakan tersebut harus dihilangkan. Misal terjadinya keretakan pada

gelagar yang disebabkan adanya penurunan pada jalan pendekat yang mengakibatkan adanya

gaya kejut tambahan atau gelagar beton yang retak pada daerah gaya lintang yang diakibatkan

oleh adanya penurunan pada kepala jembatan maka harus dilakukan penanganan kerusakan

kepala jembatan terlebih dahulu.

Kriteria-kriteria keretakan pada elemen beton yang fungsinya struktural dibagi menjadi 3

bagian yaitu :

Kriteria I

Lebar retak berkisar antara 0,1 mm sampai 0,25 mm dan mencakup daerah kurang dari

30% dari luas elemen yang bersangkutan.

Tidak terjadi rembesan atau adanya bocor air.

Mutu beton lantai tidak kurang dari 225 kg/cm2

Mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, pilar tidak kurang dari 175 kg/cm2

Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 2.

Kriteria II

Lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup daerah kurang dari 50% dari luas elemen

yang bersangkutan.

Tidak terjadi rembesan atau adanya bocoran air

Diperlukan suatu perkuatan yang disebabkan terjadinya beban yang berlebih yang

tidak dapat diterima oleh lantai atau gelagar akibat mutu beton yang tidak sesuai

dengan persyaratan.

Mutu beton lantai tidak kurang dari 225 kg/cm2

Mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, pilar tidak kurang dari 175 kg/cm2

Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 3.

Kriteria III

Page 12: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Lebar retak kurang dari 2 mm dan mencakup daerah kurang dari 50% dari luas

elemen yang bersangkutan.

Terjadi rembesan atau adanya bocoran air

Mutu beton lantai tidak kurang dari 225 kg/cm2

Mutu beton pada gelagar, kepala jembatan, pilar tidak kurang dari 175 kg/cm2

Nilai kondisi elemen yang bersangkutan adalah 4 atau 5.

Prosedur perbaikan untuk menangani keretakan beton bergantung pada jenis kriteria masing-

masing elemen. Jenis penanganan sesuai dengan kriteria adalah sebagai berikut :

Kriteria I – Perbaikan kererakan dengan metoda suntikan bahan perekat/epoxy

sehingga beton dapat berfungsi kembali dan menjadi satu kesatuan kembali serta

berfungsi sebagai mana mestinya.

Kriteria II – perbaikan keretakan dengan menggunakan metoda suntikan bahan

perekat/epoxy ditambah dengan perkuatan untuk menahan gaya momen atau gaya

lintang yang tidak dapat ditahan lagi oleh elemen yang bersangkutan. Perkuatan

tersebut dapat berupa plat baja yang direkatkan pada bagian bawah pelat lantai atau

balok, biasanya pelat tersebut berfungsi untuk menahan gaya momen atau gaya

lintang yang berlebihan yang tidak dapat ditahan oleh lantai, hal ini berfungsi untuk

memperkecil bentanagan yang ada.

Kriteria III – dalam hal ini mutu beton sudah tidak dapat dipertanggung jawabkan

lagi, lebar keretakan juga sudah melampaui batas yang dapat diperbaiki, sehingga

apabila keadaan ini terjadi maka beton pada elemen yang bersangkutan harus

dibongkar untuk kemudian dipasang kembali dengan beton yang sesuai persyaratan

dan ukuran serta bentuknya seperti aslinya dengan mempertimbangkan sebab-sebab

terjadinya keretakan sebelumnya. Apabila terjadi sambungan antara permukaan

beton lama dan beton baru maka hal tersebut dapat ditangani sesuai dengan

penanganan kerontokan pada beton dengan no.kerusakan 201.

Rekomendasi penanganan perbaikan retak dengan cara suntikan epoxy adalah sebagai

berikut :

Bersihkan semua jenis kotoran, bekas beton yang tidak sempurna atau sejenisnya

yang menyebabkan terjadinya kontaminasi pada retak dengan menggunakan sikat

kawat atau gerinda pada daerah selebar kurang lebih 5 cm sepanjang retakan tersebut

harus dibersihkan dengan thinner.

Page 13: Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Pasangkan pipa penyuntik ditengah-tengah permukaan yang retak dengan

menggunakan bahan penutup (seal). Jarak setiap perletakan pipa penyuntik

tergantung pada lebar dan dalamnya retak.

Tutupi sepanjang jalur retakan antara pelat penyuntik dengan menggunakan bahan

penutup (seal) atau pasta epoxy dengan lebar 5 cm dan tebal 3 mm yang ditunggu

sampai mengeras.

Pasang alat penyuntik dengan kuat pada pipa penyuntik kemudian pompakan bahan

epoxy kedalam alat penyuntik dengan suatu tekanan yangtertentu sesuai dengan

spesifikasi bahan.

Setelah selesai penyuntikan dan bahan epoxy mengering dalam waktu yang tertentu,

kemudian lepaskan kembali alat-alat suntikan dan bersihkan kembali bahan-bahan

penutup retakan.

Bersihkan permukaan beton yang sepanjang retakan yang diperbaiki dengan

menggunkan derinda atau dengan melembutkan dengan bahan penutup dengan api

dan mengelupaskannya.

Catatan :

Semua spesifikasi yang disayaratkan oleh pabrik pembuat bahan epoxy atau bahan perekat

untuk retakan harus diikuti.

Bentuk keretakan lain yang seringkali ditemui adalah jenis retak yang tidak beraturan dan

pada umumnya dijumpai pada lantai beton jembatan.

Jika yabg retak hanya sebagian saja,maka penangnnaynya dapat secara penaganan retak

sebagian atau pada mutu beton yang rendah, lihat penanganan untuk kerusakan no.201. jika

lalu lintas pada jembatan tidak dapat ditutup maka perbaikan dilaksanakan dengan cara

penaganan dan mempergunakan bahan yang tidak terpengaruh oleh gerakan/goyangan yang

ditimbulkan oleh beban lalu lintas dan juga bahan tersebut harus cepat mengering dalam

waktu yang tertentu. Biasanya jenis bahan perekat tersebut mempunyai harga yang mahal,

tetapi mempunyai keuntungan tanpa menutup lalu-lintas yang ada. Dalam hal ini direksi

harus memperhitungkan mana yang lebih ekonomis dalam penggunakan bahan perekat.