Metode Kuantitatif: Path Analysis dan Multilevel Analysis...

34
http://www.free-powerpoint-templates-design.com Metode Kuantitatif: Path Analysis dan Multilevel Analysis untuk Riset Kesehatan Prof. Bhisma Murti Masters Program in Public Health, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Kuliah Tamu: “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan”. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru, 13 Oktober, 2018

Transcript of Metode Kuantitatif: Path Analysis dan Multilevel Analysis...

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

Metode Kuantitatif:

Path Analysis dan

Multilevel Analysis untuk Riset Kesehatan

Prof. Bhisma MurtiMasters Program in Public Health, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas

Kuliah Tamu: “Metode Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif di Bidang Kesehatan”.

Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung

Mangkurat. Banjarbaru, 13 Oktober, 2018

Pendekatan Analisis yang Diharapkandari Riset Doktoral dan Magister

dibandingkan dengan level Sarjana 1)

• Lebih luas(broader perspective, accounting for various confounding factors and context)

• Lebih mendalam(more in-depth, more detailed)

Kebaruan (Novelty) Masalah Penelitian

• Menggunakan populasi yang berbeda untuk masalahpenelitian yang sama Replikasi penelitianMeningkatkan validitas eksternal (generalizability).

• Menggunakan metodologi yang berbeda dan lebih baikuntuk masalah penelitian yang sama

1. Desain yang lebih baik (kohor, RCT)

2. Memasukkan faktor perancu penting atau variabelindepneden baru di dalam model analisis (analisismultivariat)

3. Model statistik yang lebih tepat (regresi, path analysis, multilevel analysis)

4. Meneliti dan mengukur variabel-variabel antara dalammekanisme kausal antara variabel independen dandependen utama penelitian.

• Meneliti masalah penelitian baru

Metode Analisis Data yang Tepatuntuk Digunakan Data Sekuensial

ataupun Multilevel

1. Path Analysis/ Structural Equation Model (SEM)

2. Multilevel analysis

Data longitudinal

Data hierarki

• Path Analysis adalah teknik statistik berdasarkan sistem persamaan linier yang digunakan untuk meneliti hubungan-hubungan kausal antara dua atau lebih variabel.

• Path analysis merupakan serangkaian regresi yang diterapkan secara sekuensial (berurutan, serial) terhadap data

Apakah Path Analysis/ SEM?

Sejarah Path Analysis

• Path analysis pertama kali diperkenalkan oleh ahli biologi-genetika Sewall Wright tahun 1930s untuk digunakan dalam studi filogenetika

6

Tidak ada hubungannya dengan dua bersaudara Orville and Wilbur Wright, penemu pesawat terbang

• Filogenetika adalah ilmu yang mempelajari hubungan-hubunganevolusioner antara entitas-entitas biologi, misalnya spesies, individu, ataupun gen.

1. Mengembangkan berbagai model matematis evolusi yang lebih baik

2. Mempelajari proses evolusi3. Mengamati berbagai sekuensi4. Merekonstruksi secara empiris

berbagai riwayat evolusioner

Path analysis kini digunakan pada berbagai disiplin, misalnya psikologi, sosiologi, ekonometri, kesehatan, dan kedokteran

Filogenetika

Structural Equation Model

(SEM)

Path Analysis

Confirmatory Factor Analysis

(CFA)

Path Analysis dan SEM

Path Analysis

Structural Equation Model (SEM)

• Dapat digunakan untuk analisis data pada riset :

1. Social Epidemiology

2. Life-course epidemiology

3. Molecular epidemiology

4. Semua riset kesehatan yang melibatkan variabel antara (mediator)

Path Analysis/ SEM (Structural Equation Model)

Variabel antara bisa dipelajari dengan Path Analysis/ SEM

Risk factor epidemiology

Molecular epidemiology

Proses yang Terjadi di dalam Kotak Hitam Epidemiologi

Variabel antara bisa dipelajari dengan Path Analysis/ SEM

Black box Tanpa variabel antara cukup dianalisis dengan Regresi

Perbedaan Berbagai Jenis Variabel

Contoh

Path Analysis (Tanpa Variabel Laten)

Theory of Reasoned Action (TRA) Fishbein dan Azjen

Source: Hoyle 1995

Variabel Laten

Indikator(variabel yangterukur)

SEM dengan Variabel Latendan Sejumlah Indikator

Perbedaan antara SEM, Regresi. dan Path Analysis

Indirect effect

Direct effect

Effect modification

Hubungan Variabel dalam Life-Course Epidemiology

Teori kausasi determinan sosialkesehatan:

1. Psychosocial theory (Cassel, 1976; Marmot and Wilkinson 2001)

2. Neo-materialist theory (Lynch et al., 1997)

• Lingkungan sosial mengubah fungsi neuro-endokrin sebagai proses penyakit (Cassel, 1976; Marmot and Wilkinson 2001)

• Biomarker stres (exposure): Kortisol, Glukokortikoid• Biomarker penyakit: ateroskelorosis (Sapolsky, 2005)

Modifikasi diagram: Aloia, 2011

• Terpenuhinya kebutuhan materi dan aset merupakan faktor antara yang utama untuk kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik (Macleod, et al., 2001; Lynch et al., 1997).

• Studi ekologi (ecologic study)

Teori Kausasi Determinan Sosial Kesehatan

Keterbatasan Pendekatan Analisis 1 Level

Pendekatan tradisional analisishanya pada 1 Level

1. Analisis level individu(mengabaikan kelompok) Atomistic fallacy

2. Analisis level kelompok(data agregat, mengabaikan individu) Ecologic fallacy

Ecological fallacy

Level Analisis pada Studi Epidemiologi/ Riset Kesehatan

Ecologic fallacyKesalahan inferensi tentang hubungan variabel pada level individu, karena menganalisis hubungan tersebut pada level populasi.. Misalnya, studi ekologi (ecologic study)

Atomistic fallacyKesalahan inferensi tentang hubungan variabel pada level populasi, karena menganalisis hubungan variabel pada level individu

Apakah Analisis Multilevel?

• Multievel analysis atau multilevel models adalahmodel analisis statistik untuk mengestimasiparameter hubungan/ efek variabel-variabel yang melibatkan lebih dari sebuah level.

• Disebut juga hierarchical linear models, nested data models, mixed models, random coefficient, random-effects models, random parameter models, atau split-plot designs

Mengapa Menggunakan Analisis Multilevel?

1 Analisis Multilevel memperbaiki inferensi (penarikan kesimpulan)

2 Regresi tradisional Ordinary Least Square (OLS) memperla

kukan unit-unit analisis sebagai pengamatan independen,

tanpa memperhatikan konteks.

3 Mengabaikan struktur hirarki, mengecilkan standard errors (SE) koe

fisien regresi, sehingga melebih-lebihkan signifikansi statistik.

4 Standard errors untuk koefisien dari variabel-variabel level yang lebih

tinggi paling terpengaruh oleh pengabaian pengelompokan.

Sejarah Analisis Multilevel

David Emile Durkheim (1858 -1917), Bapak Sosiologi, meneliti kausa bunuh diri, fenomena yang sangatpersonal dan individual, di dalam konteks dari individu

Pendakatan modern analisis multilevel dimulai dekade1940an dengan analisis konstektual yang dikemukakan olehPaul Felix Larzarfeld (1901 – 1976) dan efek structural yang dikemukakan Peter Michael Blau (1918 – 2002)

Sumber: Dahlgren dan Whitehead, 1991

Eco-Social Model of HealthMakro-sistem

Ekso-sistem

Meso-sistem

Mikro-sistem

Analisis multilevel dapat untuk digunakan mempelajari pengaruh faktor di berbagai level

Pengaruh Sosial Sepanjang Hayat terhadap Kesehatan

Socio-Ecological Model of Health

Rumahsakit mengelompok di dalam kota/ kabupaten

Dokter mengelompok di dalam rumahsakit

Pasien mengelompok di dalam dokter

Contoh: Glukosa darah, HbA1c, dsb pada pasien Diabetes Melitus tidak hanya tergantung dari kepatuhan pasien terhadap pengobatan, melainkan dipengaruhi juga oleh kompetensi dokter yang merawat,

dan rumahsakit tempat merawat pasien.

Contoh Struktur Multilevel (Hierarki)

Contoh Struktur Hirarki Analisis Multilevel

Mean Kadar HbA1C pasien DM pada masing-masing dokter di dalam rumah sakit bervariasi di seputar Mean rumahsakit

Variasi antar kelompok

Variasi dalam kelompok

• ICC merupakan rasio antara variasi klaster (kelompok) terhadap variasi total.

• ICC menunjukkan proporsi dari variasi total di Y (variabel dependen( yang disebabkan oleh pengelompokan (clustering).

• ICC bisa juga diinterpretasikan sebagai korelasi di antara pengamatan-pengamatan di dalam kelompok (klaster) yang sama.

Intra-Class Correlation (ICC), disebut juga

Variance Partition Coefficient (VPC)

Analisis Multivelel: Efek Random Faktor Kontekstual Terhadap Intersep (A) dan terhadap Intersep

maupun Slope (B)

Thank you