Metode Konstruksi Bangunan Gedung Top-Down

6
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG TOP-DOWN A. PENDAHULUAN Seiring dengan meningkatnya pembangunan serta terbatasnya lahan menjadikan pembangunan basement semakin popular. Terdapat beberapa metode dalam pembangunan basement dan lantainya, biasanya dilakukan secara konvensional. Tetapi saat ini, pembangunan basement banyak menggunakan metode top-down yang pembangunannya tidak dimulai dari lantai basement paling bawah. Tepatnya di titik awal pekerjaan dimulai yaitu di muka tanah (ground level). Pekerjaan struktur bawah ini dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan struktur atas. Hal ini menyebabkan waktu pelaksanaan menjadi lebih singkat dan efisien. B. METODE KONVENSIONAL Metode Konvensional adalah metode pembangunan gedung dari bawah ke atas. Pada pekerjaan basement, struktur dilaksanakan setelah selluruh pekerjaan galian selesai mencapai elevasi rencana. Pelat basemement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement diselesaikan dari bawah ke atas, dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan plat dicor di tempat(cast in place). Galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang bisa sementara dan permanen. Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan struting, ground anchor atau free cantilever. Untuk pekerjaan dewatering biasanya menggunakan sistem predrainage. 1

description

Metode top-down merupakana cara pelaksanaan pembangunan gedung yang memulai pembangunan dari lantai teratas, kemudian dilanjutkan ke lantai dibawahnya lapis demi lapis, hingga mencapai kedalaman basement yang direncanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement.

Transcript of Metode Konstruksi Bangunan Gedung Top-Down

Page 1: Metode Konstruksi Bangunan Gedung Top-Down

METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG TOP-DOWN

A. PENDAHULUAN

Seiring dengan meningkatnya pembangunan serta terbatasnya lahan menjadikan

pembangunan basement semakin popular. Terdapat beberapa metode dalam pembangunan

basement dan lantainya, biasanya dilakukan secara konvensional. Tetapi saat ini,

pembangunan basement banyak menggunakan metode top-down yang pembangunannya tidak

dimulai dari lantai basement paling bawah. Tepatnya di titik awal pekerjaan dimulai yaitu di

muka tanah (ground level). Pekerjaan struktur bawah ini dapat dilakukan bersamaan dengan

pekerjaan struktur atas. Hal ini menyebabkan waktu pelaksanaan menjadi lebih singkat dan

efisien.

B. METODE KONVENSIONAL

Metode Konvensional adalah metode pembangunan gedung dari bawah ke atas. Pada

pekerjaan basement, struktur dilaksanakan setelah selluruh pekerjaan galian selesai mencapai

elevasi rencana. Pelat basemement paling bawah dicor terlebih dahulu, kemudian basement

diselesaikan dari bawah ke atas, dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan plat

dicor di tempat(cast in place).

Galian tanah dapat berupa open cut atau dengan sistem dinding penahan tanah yang

bisa sementara dan permanen. Sistem dinding penahan tanah dapat dengan perkuatan struting,

ground anchor atau free cantilever. Untuk pekerjaan dewatering biasanya menggunakan

sistem predrainage.

C. METODE TOP-DOWN

Metode top-down merupakana cara pelaksanaan pembangunan gedung yang memulai

pembangunan dari lantai teratas, kemudian dilanjutkan ke lantai dibawahnya lapis demi lapis,

hingga mencapai kedalaman basement yang direncanakan bersamaan dengan pekerjaan galian

basement.

Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah dinding penahan yang dikerjakan

sebelum penggalian tanah. Dinding penahan tanah dibuat pada sekeliling bangunan basement

yang konstruksinya dapat berupa diaphragm wall yang berfungsi sebagai cut off dewatering

juga sebagai dinding basement, ada pula tiang bor menerus, tiang pancang, beton pracetak

1

Page 2: Metode Konstruksi Bangunan Gedung Top-Down

atau lempengan baja. Penggalian basement digunakan alat khusus seperti excavator ukuran

kecil.

Selanjutnya dibuat fondasi tiang bor menerus yang menyambung dengan bagian tiang

fondasi pada posisi kolom basement, umumnya terbuat dari kolom profil baja atau tiang baja

yang disebut king post. King post adalah bagian dari tiang pondasi pada posisi kolom

basement, yang biasanya terbuat dari profil baja atau dapat juga menggunakan pipa baja. King

post berfungsi untuk mendukung plat lantai, balok dan kolom sementara, yang nantinya

diperkuat agar berfungsi sebagai kolom permanen.

Berikutnya permukaan tanah diratakan dan dipadatkan dengan elevasi tertentu untuk

persiapan pembuatan lantai, dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja dari beton ringan dan

pemasangan bekisting dan penulangan plat lantai. Setelah siap penulangannya, dilakukan

pengecoran beton. Untuk mempercepat proses konstruksi tiap lantai, beton yang digunakan

diberi bahan tambah accelerator, untuk mempercepat waktu ikat awal komponen penyusun

beton sehingga kekuatan beton akan lebih cepat tercapai. Hal ini dapat mempersingkat waktu

untuk melakukan penggalian pada lapisan lantai berikutnya.

2

Page 3: Metode Konstruksi Bangunan Gedung Top-Down

D. ANALISA PERBANDINGAN

1. Biaya Pelaksanaan

Pada umumnya metode konvensional lebih mahal dibandingkan dengan

metode top-down, hal ini disebabkan karena faktor waktu pelaksanaan yang dapat

dipersingkat dn tidak diperlukannya pekerjaan ground anchorage.

Tetapi menurut Jurnal ITS Vol.4, No. 1 pada metode top-down terdapat penambahan

material berupa king post, perubahan dimensi plat dan kolom menyebabkan biaya

material dan upah meningkat. Sehingga biaya pada metode top-down lebih mahal.

2. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pada metode top-down lebih singkat hingga 10-20%

karena pada saat pekerjaan penggalian, pekerjaan struktur dapat pula dilakukan. Selain

3

Page 4: Metode Konstruksi Bangunan Gedung Top-Down

itu pada proses pengecoran beton diberi bahan tambah berupa accelerator untuk

mempercepat waktu ikat awal beton.

3. Proses Pelaksanaan

Sumber daya manusia untuk metode top-down masih terbatas karena pada

pelaksanaannya metode top-down lebih memerlukan pengetahuan spesifik dalam

pengendalian proyek dibanding metode konvensional. Selain itu, diperlukan peralatan

berat yang khusus dan teknologi tinggi untuk metode top-down. Pada metode

konvensional menggunakan konstruksi sementara sangat banyak yang kurang efisien.

4. Lingkungan

Dengan metode top-down kerusakan lingkungan di sekitar proyek seperti

kelongsoran akibat penggalian dapat diminimalisir, karena pada metode top-down

penggalian dilakukan bertahap pada tiap lantainya. Sedangkan pada metode

konvensional penggalian dilakukan secara langsung hingga elevasi dasar rencana,

yang kemungkinan dapat mengganggu kondisi tanah sekitarnya akibat pengurasan air

tanah berlebih.

E. PENUTUP

Dari perbandingan metode konvensional dan top-down didapat kesimpulan

sebagai berikut:

1. Metode konstruksi top-down membutukan ketelitian, pendetailan dan kompetensi

khusus dalam pelaksanaan.

2. Metode top-down dapat mereduksi waktu pelaksanaan hingga 20%, karena

pelaksanaan struktur basement dapat simultan dengan struktur atas.

3. Biaya yang diperlukan metode top-down lebih mahal dibanding metode

konvensional karena terdapat penambahan material yaitu king post.

4. Sumber daya manusia untuk metode top-down masih terbatas.

Daftar Pustaka

1. Asiyanto. 2006. Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. Jakarta: UI Press

2. http://denianaksipil.blogspot.com/2015/02/metode-konstruksi-top-down-dan-bottom-

up.html Diakses pada 1 April 2015.

3. http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/8750/2121 , 1 April 2015.

4

Page 5: Metode Konstruksi Bangunan Gedung Top-Down

4. http://edisicetak.joglosemar.co/berita/membangun-basement-top-down-149859.html

diakses pada 1 April 2015.

5. http://kampus-sipil.blogspot.com/2013/04/sistem-pembangunan-modern-top-and-

down.html Diakses pada 1 April 2015

6. Prawidiawati, Fitri. Januari 2015. “Analisa Perbandingan Metode Bottom-Up dan

Metode Top-Down Pekerjaan Basement pada Gedung Parkir Apartemen Skyland City

Education” . Jurnal Teknik ITS. Vol.4, No. 1,

5