Metode Kerja Bangunan Sipil

30

description

RECOPY

Transcript of Metode Kerja Bangunan Sipil

Page 1: Metode Kerja Bangunan Sipil
Page 2: Metode Kerja Bangunan Sipil

S

J 2

MANAJEMEN PROYEK DAN RENCANA KERJA PELAKSANAAN

2.1 Kegiatan-kegiatan Awal Pekerjaan DalamSuatu Proyek

etiap menghadapi suatu kegiatan proyek, pertama-tamaperlu memahami dokumen kontrak (contract document). lsi dari dokumen kontrak berupa surat perjanjian antara pemi

lik bangunan dan kontraktor, persyaratan umum dan administrasi

atau general specification, dan persyaratan teknis atau technical speci fication. Dari dokumen kontrak ini kita dapat menjabarkan metode pelaksanaannya. Untuk metode pelaksanaan dari bagian-bagian kegiatan pekerjaannya, perlu mengetahui biaya, durasi atau lama waktu pelaksanaan, mutu dan jumlah bahan yang akan dipakai, serta memperhitungkan kemampuannya dalam hal jumlah dan mutu dari sumber daya yang dimiliki, yaitu sumber daya manu sia, sumber daya keuangan dan sumber daya alar/ mesin. Sehingga dalam manajemen pelaksanaan kegiatan suatu proyek dikenal de

ngan man, money, machine, material, method and management. Biasa nya pada awal kegiatan suatu proyek diharuskan segera membuat rencana,

Page 3: Metode Kerja Bangunan Sipil

8 Metode Kerja BangunanSipil

a. Main schedule atau jadwal pelaksanaan keseluruhan. Main sche dule biasanya sudah merupakan lampiran dalam dokumen kon trak, tetapi dalam proses selama pelaksanaan dapat dirubah dengan tanggal akhir pelaksanaan tetap tidak berubah; main schedule ini bi~sanya berupa bar chart dan time grid diagram/ net work planning, ataupun bentuk-bentuk lain untuk proyek proyek tertentu.

b. Detailed schedule, yaitu jadwal pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan sesuai urutannya dalam main schedule, yang dibuat dalam bulanan dan mingguan untuk pegangan para pengawas lapangan, dan bahkan para pengawas lapangan juga membuat jadwal harlan/ daily-schedule.

e. Material schedule, yaitu jadwal kebutuhan material bangunan,jadwal pemakaian material, dan jadwal pendatangan material.

d. Equipment schedule, yaitu jadwal kebutuhan peralatan, jadwalpemakaian peralatan, jadwal pendatangan perala tan.

e. Man power schedule, yaitu jadwal kebutuhan tenaga manusia mulai dari pekerja sampai Project Manager.

f. Metode kerja pelaksanaan, yaitu metode kerja dari seluruh kegiatan bagian-bagian pekerjaan, sebagai contoh, metode kerja pelaksanaan bagian pekerjaan penggalian tanah, pengecoran beton, dewatering, dan lain-lain. Dalam metode kerja ini harus jelas urutan kerjanya, penggunaan jenis dan kapasitas alat, kombinasi alat, pengamanan pekerjaan, jadwal kerja, letak alur dari jalan kerja pengangkutan dan gambar-gambar sketsa yang jelas. Demikian juga dengan metode kerja dari bagian-bagian pekerjaan lainnya. Kemudian metode kerja dari bagian-bagian pekerjaan tersebut seeara keseluruhan digabung menjadi Usulan Metode Kerja dari Kegiatan Pekerjaan keseluruhan.

g. Job layout, berupa gambar reneana tata letak dari bangunan bangunan permanen, letak bangunan-bangunan sementara, le tak barak pekerja, letak site office yaitu kantor owner, kantor kon sultan dan kantor kontraktor di lapangan, letak bedeng-

Page 4: Metode Kerja Bangunan Sipil

9Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Peiaksanaan

bedeng

Page 5: Metode Kerja Bangunan Sipil

8 Metode Kerja BangunanSipil

work-shop untuk pekerjaan kayu, besi beton, letak stone crusher jika diperlukan, letak gudang material, letak bengkel, letak rumah genset, letak penyimpanan kendaraan dan alat berat, letak stok material pasir, kerikil, batu bata dan lain-lain, letak

sJrnur bor jika ada, letak kamar mandi & we, dan jalur [alan kerja untuk pengangkutan material dari luar, pengangkutan material ke lokasi pekerjaan dan lain-lainnya, yang digambar dengan skala tertentu untuk tujuan tertentu.

h. Membuat pagar keliling untuk menghindati masuknya orang umum yang dapat membahayakan dirinya terhadap alat-alat berat yang sedang bekerja, untuk keamanan dan untuk mem beri batas yang jelas dati wewenang proyek.

i. Membangun bangunan-bangunan sementara, yaitu site office,bedeng-bedeng kerja, gudang sementara, stock pile untuk material-material, rumah genset, jalan masuk/keluar sementara.

j. Shop drawing. Gambar kerja secar,a detail dati masing-masing elemen-elemen struktur dan gambar kerja secara detail darikonstruksi sementara untuk menunjang struktur bangunan yang permanen, misalnya gambar struktur perancah untuk cetakan beton, gambar cetakan betennya, gambar rencana pemotongan tanah atau penggalian tanah, gambar rencana pengalihan sungai, dan lain-lain)"gambar kerja ini harus selalu dibuat sebelumnya untuk diperiksakan konsultan supervisi dan safety-engineer, pada setiap bagian-bagian pekerjaan tersebut akan dimulai.

k. Membuat gambar contour/original ground level. Gambar originalground level atau biasa disingkat dengan OGL ini harus disetu jui bersama oleh kontraktor dan konsultan dan jika perlu owner, hal ini adalah sangat penting karena jika ada perubahan per mukaan tanah (cut and fiLl), maka perhitungan volume cut and fill dapat dihitung dengan dasar gambar original ground level terse but

Page 6: Metode Kerja Bangunan Sipil

Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Pelaksanban

11

1. Mencari lokasi quarry terdekat. Untuk proyek-proyek yang be sar dan jauh dari kota atau pada daerah suburban, misalnya kegiatan pekerjaan bendungan, jalan raya, dan juga jika ba nyak menggunakan materiallokal, misalnya pasir, kerikil, tanah urug dan lain-lain, maka lebih effisien untuk menambang sendiri dengan menyewa daerah penambangan tersebut, sudah barang tentu material dari quarry yang didapat harus diadakan investigasi terlebih dahulu di laboratorium, apakah sesuai de ngan spesifikasi dalam contract document.

m. Membuat struktur organisasi. Struktur organisasi dari masingmasing, yaitu pemilik, konsultan dan kontraktor, harus segera dibuat. Semua pihak yakni pemilik, konsultan dan kontraktor harus mempunyai struktur organisasi dari masing-masing pi hak yang lain, hal iniuntuk kepentingan intern masing-masing institusinya dan juga untuk kepentingan koordinasi dari semua pihak tersebut dalam menyelesaikan pekerjaannya.

n. Menentukan sumber daya manusia, yaitu menentukan namanama pejabat untuk mengisi masing-masing jabatan dalam struktur organisasi dari masing-masing pihak.

2.2 Penyusunan Jadwal

Suatu proyek selalu dipecah dalam beberapa kegiatan konstruksi, untuk memudahkan dalam merencanakan segala se suatunya, yaitu dalam merencanakan biayajkebutuhan dana, waktu pelaksanaanjpenjadwalan, metode kerja, kebutuhan alat, kebutuhan personil, dan perencanaan lainnya. Sebagai contoh, dalam kegiatan pembuatan pile-cap, akan dipecah dalam beberapa kegiatan, yaitu,

a. pemancangan sheet piles untuk penahan tanah b. penggalian tanahc. pemotongan tiang pancangd. pengecoran beton lantai kerja e. perakitan besi untuk pile-cap

Page 7: Metode Kerja Bangunan Sipil

Metode Kerja BangunanSipil10

f. pembuatan cetakan beton untuk pile-capg. pengecoran beton pile-cap h. perawatan beton/ curing i. pencabutan sheet-pilesj. . urugan kembali

Dalam mengestimasi progress atau kemajuan pekerjaan, pem buat perencanaan pelaksanaan harus menghitung volume dari se tiap kegiatan pekerjaan tersebut dalam satuan unit, m', m2, m3, kg dan lain-lain. Juga harus menentukan harga per satuan unit volume tersebut, yang sudah harus dimasukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga satuan tersebut. Faktor-faktor harga terse but sangat banyak dan bervariasi. Beberapa yang sering ditemui adalah,

faktor regional/ daerah faktor cuaca/fklimfaktor operator alat-alat berat faktor teknik pelaksanaanfaktor kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamananfaktor yang dipersyaratkan dalam dokumen kontrak

Dengan cara analisa, bagian perencanaan tersebut juga harus dapat menghitung waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan pekerjaan tersebut, berarti juga harus dapat me nentukan tanggal mulai masing-masing kegiatan dan tanggal se lesainya. Dalam membuat jadwal kegiatan, harus ditentukan pula hubungan urut-urutan dati antara masing..m. asing kegiatan. Se bagai contoh dari pekerjaan pile-cap di atas, pekerjaan beton tidak dapat dilaksanakan sebelum selesai pekerjaan perakitan besi beton, di sini berarti bahwa, jika karena keterkaitan hubungan urut-urut an untuk memulai pekerjaan beton sampai lebih lama, maka jelas bahwa pekerjaan perakitan besi tidak perlu terlalu buru-buru, atau dikatakan kegiatan pekerjaan perakitan besi mempunyai waktu yang mengambang (float time), dengan perkataan lain waktu un-

Page 8: Metode Kerja Bangunan Sipil

tuk mulai dan waktu untuk selesai kegiatan perakitan besi dapat

ditunda dengan tidak mempengaruhi penyelesaian daripekerjaan kegiatan utamanya.

Dengan demikian, setelah ditentukan semuanya, bagian perencanaan dapat membuat suatu jadwal waktu keseluruhan dari semua kegiatan pekerjaan, yang dapat berupa,

1. diagram batang (the bar chart), yang biasanya dilengkapi de- ngan S-curoe

2. metode jalur kritis (the critical path method)3. metode diagram kisi waktu (the time-grid diagram)

Diagram batang (bar chart)

Diagram batang ini sangat sederhana dan mudah digunakan untuk mengontrol kemajuan dari pekerjaan. Dalam contoh seder hana (dalam pekerjaan sebenarnya tidak mungkin sederhana seperti contoh ini) diambil pekerjaan jalan yang terdiri dari beberapa kegiatan kerja, yaitu,

Pembersihan (clearing and grubbing)Pekerjaan Tanah (Galian dan timbunan tanah) Pekerjaan subgradePekerjaan subbbasePekerjaan BasePekerjaan pavement (gelar asphalt concrete)Pekerjaan drainasePekerjaanbahujalan

Biasanya bar chart dilengkapi juga dengan prestasi dari ma sing-masing kegiatan pada setiap kolom waktu, sehingga dapat dibuat pula grafik prestasi terhadap waktu (Gambar 2.1). Dengan . demikian dapat digambarkan grafik prestasi, yang biasa dise-: but dengan S - curoe, untuk rencana sesuai dokumen kontrak dan untuk kenyataan, Jika grafik prestasi kenyataan di lapangandi bawah grafik prestasi rencana, maka dikatakan prestasi kegiatan terlambat, jika di atasnya dikatakan prestasinya lebih cepat.

12 Metode Kerja 8angunan Sipil

Page 9: Metode Kerja Bangunan Sipil

14 Metode Kerja Bangunan Sipil

~

..

~I:~:~:~:~#=~=~:=:~:~:~:=:=~=:#=:~:~;~~·

I\. . .~.

.e...,

.~

s.

.-;

..,. .I.

:"1

..

Page 10: Metode Kerja Bangunan Sipil

Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Pelaksanaan 13

"

Page 11: Metode Kerja Bangunan Sipil

[ika dalam dokumen kontrak disebutkan jumlah harga bahan yang masuk ke lokasi proyek dapat dihitung sebagai sebagian dari prestasi, rnaka kadang-kadang prestasi bahan ini dapat rnengang kat prestasi dari kegiatannya, pada awal kegiatan .

Untuk peker•

jaan jalan kadang-kadang kontrol di lapanganmenggunakan diagram batang yang menunjukkan keterkaitan an

tara panjang jalan yang dinyatakan dalarn station (sta), dan waktu pengerjaannya (Gambar 2.2). [ika seperti kegiatan di atas dibagi dalam beberapa kegiatan saja, yaitu kegiatan pekerjaan tanah (me

liputi pembersihan, pekerjaan tanah dan subgrade, garis warna

coklat), kegiatan pekerjaan pondasi (meliputi subbase dan base, garis

titik-titik hitam), kegiatan pekerjaan pavement (berupa garis warna

hitam), dan kegiatan pekerjaan drainase dan bahu jalan (berupa garis biru), maka akan menjadi diagram batang seperti dalam Gambar 2.2.

Jut

JUD

l\1ei

Apr

Mar

Peb

Jan

sta IKm 1

SIR 2Km2

sra 3Km3

~hl.j

Km4slo 6km 6

Gambar 2.2 Diagram hubungan aniara panjang jalan terhadap waktu penyelesaian kegiatan pekerjaan di tapangan

Perlu diketahui bahwa garis-garis tersebut tidak mungkin akan ber

potongan. Jika misalnya garis pekerjaan tanah sampai berpotongan

Page 12: Metode Kerja Bangunan Sipil

15Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Pelaksanaan

dengan garis pondasi, maka sta di mana garis tersebut berpotong an, akan saling bekerja bersama. Padahal seharusnya pekerjaan ta nah harus selesai terlebih dahulu baru pondasi bisa dilaksanakan. Kecuali dalam kasus garis pavement dan garis drainase, di mana kedua kegiatan pekerjaan tersebut dapat saling bekerja bersama pada akhir selesainya proyek, karena kedua kegiatan pekerjaan tersebut lokasinya terpisah.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran bendung di lapang an, pembuatan jadwal waktu berupa diagram batang agak berlainan. Karena kegiatan pengecoran ini dilaksanakan per blok, maka jadwal waktu dibuat berupa diagram biok yang merupakan hubung an antara Iokasi biok beton dan waktu pelaksanaan pengecoran biok beton (Gambar 2.3). Dalam metode kerja pelaksanaan penge coran beton untuk bangunan bendung terpaksa harus dibagi-bagi dalam beberapa segmen dengan volume secukupnya sehingga dapat dilaksanakan pengecoran dalam waktu satu hari. Volume per biok yang dimaksud berkisar antara 400 m3, dengan kecepatan pengecoran berkisar antara 50 m3 per jam, sehingga kapasitas baichingplani harus dapatmenghasilkan beton berkisar 70 m3perjam. Dengan jadwal ini sangat mudah untuk mengontrol pelaksanaan di lapangan. Dalam jadwal tampak pengecoran tidak simetris, hal ini karen a masalah teknis pelaksanaan di Iapangan. Misalnya biok yang bersebelahan sullt untuk dilaksanakan kegiatan pengecoran dalam satu lapis secara bersamaan, hal ini karena masalah teknis pelaksanaan kegiatan pembuatan cetakan betonnya. Demikian juga terpaksa blok dilaksanakan beberapa lapis ke atas, baru kemudian blok di sebelahnya. Mungkin juga ada masalah lain yang dapat ditemukan di Iapangan sehingga pengaturan blok-blok beton harus direncanakan ulang.

Untuk bangunan gedung bertingkat tinggi, dapat menggu nakan penjadwalan secara matriks (Gambar 2.4). Dengan sumbu horisontal adalah kegiatan pekerjaan, dalam contoh ini sangat di-

Page 13: Metode Kerja Bangunan Sipil

16 Metode Kerja Bangunati Sipil

sederhanakan, yaitu pengecoran beton lantai, pengecoran beton kolorn, pemasangan utilitas bangunan, dan finishing.

POlongan meUntang beadung, dlbagl dalam beb~rapa blgian horizontal

Potongan A - A depan bendung, dlbagi dalam Ug' bagian vertical

2007

2006

Gambar 2.3 Diagram batang untuk [aduial pengecoran beton pada bangunan bendung, yang dibagi dalam beberapa seglJlen-seglllen

secara horisonial dan tiga bagian secara vertikal. Setiap lapis horisontal mempunqai uiarna sendiri. Diagram menunjukkan hubungan

aniara toakiu dan lckasi pengccoran

Page 14: Metode Kerja Bangunan Sipil

Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Peloksanaon

17

rn rn rn

r .........._- ._._...._

~~~r

taDlalS

LIDia! 7

taDlal6

Lanta] S

I I

rn rn rn

rn rn rn

t.... at.'lal ..... ".,1,1._r••...o..a..n..... .t..t

..l..,......"..."........I..I..i.

r...... b'r'Ia,'

L8Illal4

Lantal3

Lantail

tanlall

Keglatanpekujun

I~r!n rn

rn rn rn

II-Irn rn rn

t t t

~~L_jEJ

Page 15: Metode Kerja Bangunan Sipil

Manajemen Proyek dan Rencana Kerja Peloksanaon

17

1a....

I..

••••• 1 .....,...1.' •.•...0..•.••....... .".........:.r..............

Gambar 2.4 Penjadwalan secara matriks untuk pekerjaan bangunan

gedung bertingkat tinggi

Dan sumbu vertikal adalah nomor lantai atau tingkat dari bangunan. Secara kebetulan penjadwalan cara inimerupakan gambar gedung bertingkat. Setiap kotak ditulis data-data mengenai tanggal mulai reneana, tanggal mulai kenyataan, tanggal selesai reneana, tanggal selesai kenyataan, durasi reneana dan durasi kenyataan, dari setiap bagian kegiatan dan setiap lantai. Dalam monitoring di lapangan kotak-kotak ini dapat diberi warna untuk bagian-bagian kegiatan yang sudah selesai dikerjakan, sehingga dapat tampak dengan jelas kemajuan pekerjaannya.

Tetapi untuk para pelaksana di lapangan, kegiatan harlan dan mingguan lebih mudah dengan menggunakan diagram batang seperti dijelaskan di atas. Dengan demikian dapat lebih mudah pula untuk membuat reneana prestasi seeara harlan dan mingguan.

Page 16: Metode Kerja Bangunan Sipil

Metode Jalur Kritis (The Critical Path Method)

Dengan metode jalur kritis, seperti sudah disebutkan sebelum ini, bahwa kita \perlu membagi-bagi seluruh kegiatan dari suatu proyek menjadi bagian-bagian kegiatan yang sejenis atau seke lompok kegiatan. 'Dan bagian-bagian kegiatan ini perlu kita tentu kan. Kemudian masing-masing bagian kegiatan kita perhitungkan lama waktu penyelesaiannya. Satuan waktu penyelesaian ini dapat berupa hari, minggu, atau bulan dan seterusnya. Kita juga harus menentukan urutan waktu dari masing-masing bagian kegiatan,

misalnya dalam pemasangan pipa drainase, maka urutan waktu ke giatannya adalah galian tanah selesai terlebih dahulu, baru kemu dian dapat dilakukan pemasangan pipa, dan hal ini tidak mungkin terbalik. Dalam metode jalur kritis ini ada dua konsep yang perlu diketahui, yaitu

Kegiatan atau aktivitas, adalah kegiatan pekerjaan tertentu yang memerlukan waktu tertentu pula. Misalnya kegiatan

penggalian tanah; kegiatan pemasangan pipa dan lain-lain. Biasanya digambarkan dengan anak panah.Event atau kejadian, yaitu kejadian tertentu yang terjadi padawaktu tertentu pula, sehubungan dengan pembahasan buku ini, adalah merupakan awal suatu kegiatan dan atau akhir suatu kegiatan, dan biasanya digambarkan dengan bentuk bulatan.

14Kegiatan pekerjaan pemasangan pipa

Gambar 2.5 Suatu kegiatan pekerjaan pemasangan pipa yang dimulai dengan event 1 dan diakhiri dengan event 2, dan memerlukan waktu

selama 14 satuan waktu, dapat berupa hari, minggu, bulan dan sebagainya.

Dalam Gambar 2.5 dikatakan, kegiatan pekerjaan pemasangan pipa yang memerlukan waktu penyelesaiannya selama 14 (satuan

18 Metode Kerja Bangunan5ipil

Page 17: Metode Kerja Bangunan Sipil

Maoojemen Proyek.dan Rencana Kerja Pelaksanaan

19

waktu bisa hari, minggu, atau bulan), yang dimulai dari event 1 dan diakhiri dengan event 2.. Di sini akan diberi suatu contoh tentang pemasangan pipa di dalam tanah dan penggabungan jaringannya (Gambar 2.6).

Gambar 2.6 Ilrui-urutan kegiaian dan penggabungan jaringan pada suatu proyek pemasangan pipa air dalam tanah, yang digambarkan

secara sederhana.

pelat

Gambar 27 Pengecoran plat laniai dapat dilaksanakan setelah dinding keliling selesai dikerjakan dan juga kolom tengah selesai dikerjakan.

Kegiatan semu (aktivitas tanpa waktu)/ zero-time activities, kadang-kadang disebut dummy, adalah merupakan kegiatan tanpa waktu. Aktivitas ini untuk menunjukkan urutan yang benar secara

Page 18: Metode Kerja Bangunan Sipil

teknis. Kegiatan ini bisa terjadi jika ada dua kegiatan yang mutlak diperlukan, sebelum kegiatan benkutnya yang memerlukan ke dua kegiatan sebelumnya tersebut, yang harus selesai secara ber samaan. Ambil suatu contoh, misalnya pengecoran plat beton pada suatu rumah (Cambar 2.7).

Bagan Gambar 2.8 menunjukkan bahwa kegiatan 4 - 6 (pembuatan plat beton) tidak mungkin dilaksanakan sebelum ke giatan 5 - 4 (kegiatan semu) dilaksanakan, dan kegiatan 5 - 4 adalah setelah selesai kegiatan 3 - 5. Artinya bahwa untuk melaksanakan kegiatan 4 - 6 (pembuatan plat beton) hams selesai terlebih dahulu kegiatan pembuatan dinding dan kolom tengah. Seandainya tidak ada kegiatan semu 5 - 4 maka akan terjadi pengecoran beton plat tanpa ada kolom tengah yang menyangganya. Hal ini tidak mung kin karena plat sudah diperhitungkan harus disangga kolom di tengah.

0--- ;)l~(1 )--- ,~PembuaIaD

pondaai

kolombeton

Gambar 2.8 Jaringan kegiatan peltU.sanaanpengecoran beton plat pada

pembangunan sebuah rumah.

Waktu tercepai yang dapat dihnrapkan (TJ adalah waktu tercepat yang dapat diharapkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Waktu tercepat yang dapat diharapkan (fJ sudah tertera pada masing-masing 'event, seperti terlihat dalam Gambar 2.9. Misal

kan angka ditunjukkan adalah dalam satuan waktu minggu. [adi dengan menjumlahkan secara kumulatif dari setiap kegiatan yang herurutan maka akan didapat waktu tercepat yang dapat diharapkan (fJ dalam minggu. Tetapi jika kita lihat pad a event 7, waktu

20 Metode Kerja Bangunan5ipil