Metoda Estimasi Biaya Proyek
-
Upload
tatank-bahlawant -
Category
Documents
-
view
1.785 -
download
10
Transcript of Metoda Estimasi Biaya Proyek
UNSUR-UNSUR BIAYA
Suatu perkiraan biaya akan lengkap bila mengandung unsur berikut:
1. Biaya pembelian material dan peralatan
Untuk memperkirakan biaya pembelian material, dapat dilakukan dengan menentukan
spesifikasi, membuat daftar supplier/pemasok, memilih supplier/pemasok (pelelangan), dan
membayar harga material yang dibeli. Material dan peralatan terdiri dari material curah,
peralatan utama yang akan menjadi bagian dari bangunan secara fisik, dan material untuk
pekerjaan sementara, dan lain-lain.
2. Biaya penyewaan dann pembelian peralatan konstruksi
Biaya ini akan meliputi biaya peralatan penunjang, yang tidak akan menjadi bagian tetap dari
pabrik atau instalasinya. Biaya dump truck, forklift, crane, motor grader, stamper, dan
beberapa peralatan konstruksi lain, termasuk dalam biaya ini.
3. Upah Tenaga Kerja
Umumnya upah tenaga kerja mencapai 25 – 35 % dari total biaya proyek. Terdiri dari tenaga kerja
kantor pusat, yang terdiri dari tenaga ahli bidang engineering, tenaga konstruksi, dan pengawas
lapangan. Memperkirakan biaya tenaga kerja/jam orang dapat dilakukan dengan mengkaji
lingkup proyek. Semua terkait dengan produktivitas tenaga kerja, beban kerja tenaga kerja,
tingkat gaji dan kompensasi, dan lain-lain.
4. Biaya Subkontrak
Pekerjaan subkontrak adalah paket kerja yang terdiri dari jasa dan material yang disediakan
oleh subkontraktor, dan belum termasuk di dalam klasifikasi di atas.
5. Biaya Transportasi
Termasuk seluruh biaya transportasi material, peralatan, tenaga kerja yang berkaitan dengan
penyelenggaraan proyek.
6. Overhead dan Admlnlstrasi
Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang dibebankan kepada proyek
(menyewa kantor, membayar listrik, telepon, biaya pemasaran) dan pengeluaran untuk pajak,
asuransi, royalti, uang jaminan, dan lain-lain.
7. Fee/Laba dan Kontigensi
Setelah semua komponen biaya terkumpul, kemudian diperhitungkan jumlah
kontigensi dan fee atau laba.
AKURASI PERKIRAAN BIAYA
Akurasi dari suatu perkiraan biaya yang berkaitan dengan kelengkapan unsur-
unsurnya, dan tergantung pada hal-hal berikut.
a. Tersedianya data dan informasi
b. Teknik atau metode yang digunakan
c. Kecakapan dan pengalaman estimator
d. Tujuan pemakaian perkiraan biaya
Data dan informasi sangat menentukan kualitas perkiraan biaya yang dihasilkan. Bila
data dan informasi kurang lengkap atau belum tersedia, maka perkiraan biaya yang
dihasilkan baru merupakan perkiraan kasar saja. Didasarkan atas tersedianya data dan in-
formasi, akurasi, dan tujuan pemakaiannya. Hal-hal tersebut akan dibahas lebih jauh pada Bab
10. Untuk menghitung biaya total proyek, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah
mengidentifikasi lingkup kegiatan yang akan dikerjakan, kemudian mengkalikannya dengan
biaya masing-masing lingkup yang dimaksud- Hal ini memerlukan kecakapan, pengalaman
serta judgment dari estimator. Pada masa awal proyek itulah di mana segala sesuatu masih
dalam bentuk konseptual, kecakapan dan pengalaman estimator untuk mengambil
judgment yang tepat amat menentukan hasil akhir suatu perkiraan biaya.
METODA PERKIRAAN BIAYADikenal beberapa metode perkiraan biaya di antaranya yang sering dipakai adalah sebagai
berikut ini.
1. Metode parametrik
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu
3. Metode menganalisis unsur-unsurnya
4. Menggunakan metode faktor
5. Quantity take-off
6. Unit price
7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan
A. METODA PARAMETRIK
Metoda ini menggunakan hubungan matematis antara biaya atau jam-orang dengan karakteristik
fisik tertentu, misalnya dengan volume, berat, luas, daya atau watt, panjang, dan besaran-besaran
fisik lainnya. Sebagai contoh, hubungan yang sering digunakan adalah: jumlah murid per kelas
untuk bangunan sekolah, meter persegi luas lantai untuk bangunan rumah, volume kapasitas
penyimpanan untuk pergudangan, kapasitas produksi untuk pabrik, atau jumlah pasien untuk
rumah sakit, dan sebagainya.
Hubungan dinyatakan secara matematis dalam bentuk kurva linier maupun kurva pangkat. Untuk
kurva linier umumnya dinyatakan dengan rumus
y = ax atau
y = px + q
dimana
y = Biaya
x = Variabel bebas yang berupa karakter fisik tertentu
a, p, q = Parameter yang menunjukkan hubungan antara y dan x
Contoh:
Bila y adalah perkiraan biaya untuk membangun rumah sakit (dalam rupiah), dan x adalah jumlah
pasien atau kapasitas rumah sakit (dalam orang), dan a adalah biaya pembangunan rumah sakit per
pasien, misalnya Rp 4 juta,-; maka hubungan antara harga atau biaya rumah sakit dan jumlah
pasien dapat dinyatakan dalam rumus: y = (Rp 4 juta) x
Bila kurva pangkat yang dipakai, maka bentuk persamaannya adalah :
Dimana
Y1 = Biaya pembangunan instalasi A
Y2 = Biaya pembangunan instalasi B
X1 = Kapasitas instalasi A
X2 = Kapasitas instalasi B
n = Indeks harga yang lazimnya = 0,6
Contoh:
Akan dibangun suatu pabrik pakaian jadi (konveksi, garment), dengan kapasitas produksi sekitar
1000 lusin pakaian jadi per tahun. Biaya untuk membangun pabrik sejenis dengan kapasitas
produksi 300 lusin pakaian jadi per tahun adalah Rp 120.000.000,-. Perkiraan biaya yang harus
disiapkan untuk membangun pabrik yang baru tersebut !
Jawab:
Dengan menggunakan rumus kurva pangkat, akan diperoleh:
= Rp 247.120.340
Maka, perkiraan harga pabrik yang baru = Rp 247.120.340
B. DAFTAR INDEKS HARGA DAN INFORMASI PROYEK TERDAHULU
Indeks harga adalah angka perbandingan antara harga pada suatu waktu {tahun tertentu)
terhadap harga pada waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar.
Terdapat banyak jenis indeks harga, seperti untuk harga-harga peralatan industri, upah tenaga
kerja, bahan bangunan, dan komoditi yang lain. Salah satu yang erat berkaitan dengan proyek
dan memiliki perincian (komposit) adalah Chemical dan Process Engineering Cost Index yang
diterbitkan di Inggris, dengan rumus sebagai berikut.
I = 0,37 Im + 0,081 Ie + 0,10 Ic + 0,19 Is + 0,26 Io
di mana:
I = total/komposit indeks
Im = indeks engineering mekanik
Ie = indeks engineering listrik
Ic = indeks engineering civil/sipil
Is = indeks engineering lapangan (site)
Io = indeks overhead
Daftar indeks harga dari berbagai penerbitan.
1 2 3
Tahun Engineering News Record
(indeks konstruksi) 1967 = 100
Marshall & Swift Installed
Equipment (Industri)
Chemical Engineering Plant
Cost Index1959 = 100
1975 207 444 1821976 224 472 1921977 241 505 2041978 259 545 2191979 281 599 2391980 303 660 2611981 330 721 2971982 357 746 3141983 380 761 3171984 387 780 3231985 392 790 3251986 401 798 3181987 412 814 3241988 422 852 3431989 429 895 3551990 435 904 356
Contoh Soal:
Harga pembelian sebuah kompresor multi stage adalah US$ 15.000, pada tahun 1985. Perkirakan harga
tahun 1990.
Jawaban:
Indeks harga peralatan tersebut pada tahun 1985 = 790 dan indeks harga peralatan yang sama/ sejenis
tahun 1990 = 904, maka perkiraan harga tahun 1990 adalah:
Harga tahun 1990 = US$15.000 x (904/790) = US$17.164
Angka indeks dapat digunakan untuk membuat perkiraan kasar, hanya saja perlu diingat bahwa
tidak semua faktor tercakup di dalamnya, misalnya adanya terobosan kemajuan teknologi yang
besar dampaknya terhadap biaya produksi dan harga barang yang bersangkutan.
Penggunaan metode di atas dianggap paling baik untuk menyiapkan perkiraan biaya
pendahuluan karena menghasilkan angka-angka yang masih dalam batas kewajaran, tanpa
usaha yang banyak mengeluarkan biaya dan tenaga.
C. METODA MENGANALISIS UNSUR-UNSURNYA (ELEMENTAL ANALYSIS OF
COST ESTIMATING)
Dalam metoda ini, proyek diuraikan menjadi unsure-unsur menurut fungsinya. Klasifikasi fungsi
menghasilkan bagian atau komponen lingkup proyek yang berfungsi sama. Misalnya kolom
dapat dibuat dari kayu, besi, atau beton, tetapi fungsinya adalah sama sebagai tiang penyangga.
Pemilihan fungsi umumnya didasarkan pada:
a. Ada hubungan yang jelas antar komponen-komponen proyek, dan bila telah diberi beban
biaya menunjukkan komponen biaya proyek
b. Dapat dibandingkan dengan komponen biaya proyek lain sejenis
c. Mudah diukur atau diperhitungkan dan dinilai perbandingan (rasio) terhadap data standar.
Contoh pengelompokan berdasarkan fungsi dari proyek gedung
Menurut Means Menurut Engineering News Record
Substruktur Pekerjaan lahan (site) Dinding interior
Super struktur Pondasi Pintu
Eksterior Lantai Pemipaan
Interior Kolom interior Listrik
Sistem conveying Atap Sistem HVAC
Sistem pemipaan Dinding eksterior Sistem conveying
Sistem HVAC Glazed opening Mark-up
Listrik
Pondasi
Fixed equipment
Persiapan site
Kontingensi
Bila pengelompokan fungsi telah tersusun, dapat dihitung perkiraan biaya mulai dari awal
proyek (taksiran kasar), sampai anggaran definitif.
D. METODA FAKTOR
Metode lain untuk memperkirakan biaya proyek adalah dengan memakai asumsi bahwa
terdapat angka korelasi (faktor) di antara harga peralatan utama dengan komponen-kom-ponen
yang terkait. Di sini biaya komponen tersebut dihitung dengan cara memakai faktor perkalian
terhadap harga peralatan utama. Peralatan utama proyek E-MK adalah reaktor, regenerator,
kolom destilasi, dapur (kiln), separator, penukar panas, dan lain-lain. Untuk maksud ini perlu
dikerjakan desain engineering sampai tahap tertentu, sampai diperoleh data dan informasi
mengenai jumlah, ukuran dan spesifikasi peralatan utama sehingga dapat diperhitungkan
perkiraan harganya. Karena merupakan unsur penentu maka harga peralatan utama hendaknya
telah diperhitungkan atau diperoleh secara mantap, misalnya penawaran dari pabrik atau
manufacturer.
Sistematika metode faktor terlihat di gambar di bawah, yang garis besarnya adalah sebagai
berikut.
Tentukan harga pasti dari peralatan utama sampai ke lokasi proyek.
Hitung biaya pemasangan sampai peralatan utama berfungsi. Perhitungan ini dilakukan
dengan menggunakan berbagai faktor yang tergantung dari jenis proses dan material
yang dikerjakan.
Hitung biaya engineering (fe), biaya kontigensi (fc), dan fee untuk kontraktor (ff)
maka akan diperoleh modal tetap proyek.
Total biaya proyek = modal tetap + modal kerja. Sedangkan modal kerja diperkirakan
sebesar 5 - 10% dari modal tetap. Dengan demikian dapat dihitung jumlah total biaya
proyek.
Langkah-langkah perkiraan biaya dengan metoda Lang
1 PCE = Harga pengadaan peralatan utama (sampai di site)
2Peralatan terpasang PPC = PCE ( 1 + f1 + f2+ … + fn )
Diperhitungkan faktor pemakaian material dan jam orang sampai peralatan berfungsi
3Modal tetap = PPC ( 1 + fe + fc + ff )
Diperhitungkan faktor biaya engineering, kontingensi, dan fee
4 Modal kerja = (5 – 10 %) x Modal tetap
5 Total biaya proyek = Modal tetap + Modal kerja
a. Rumus Lang
Rumus Lang menyederhanakan pendekatan di atas dengan menggunakan angka yang
disebut faktor Lang yaitu:
Modal Tetap = FL x PCE
di mana,
PCE = harga pembelian peralatan
FL = Faktor Lang
Berbagai angka untuk metode faktor.
No. Komponen BiayaProses
Fluida Fluida-padat Padat
f1 Memasang peralatan 0,40 0,45 0,50
f2 Pipa terpasang 0,70 0,45 0,20
f3 Instrumen terpasang 0,20 0,15 0,10
f4 Alatat listrik 0,10 0,10 0,10
f5 Bangunan 0,30 0,20 0,15
f6 Utiliti 0,50 0,45 0,25
f7 Tempat penampungan 0,15 0,20 0,25
f8 Pekerjaan tanah 0,05 0,05 0,05
fe Desain engineering 0,30 0,25 0,20
fc Kontigensi 0,10 0,10 0,10
ff Fee kontraktor 0,05 0,05 0,15
Angka faktor Lang adalah sebagai berikut:
FL = 3,1 untuk instalasi yang memproses material yang sebagian besar padat
FL = 4,7 untuk instalasi yang memproses material yang sebagian besar cair
FL = 3,6 untuk instalasi yang memproses material campuran padat dan cair
Dengan didapatkan angka jumlah modal tetap, angka untuk modal kerja dapat diperkirakan
yaitu sebesar 5-10% dari modal tetap. Dengan demikian, total perkiraan biaya proyek dapat
diketahui yaitu modal tetap plus modal kerja.
Contoh:
Hitunglah total biaya proyek industry yang memproses bahan cair bila biaya peralatan utama terpasang
berjumlah Rp 1000 juta,-.
Jawab:
PCE = Rp 1000 juta
f1 + f2+ … + f8 = 2,4
PPC = (Rp 1000 juta) x ( 1 + 2,4 ) = Rp 3.400 juta
fe + fc + ff = 0,45
Modal tetap = (Rp 3.400 juta)x ( 1 + 0,45 ) = Rp 4.930 juta
Total biaya proyek = Rp 4.930 juta + (10% x Rp 4.930 juta) = Rp 5.423 juta
b. Faktor Tenaga Kerja
Pengelompokan lain dari metode faktor adalah dengan memisahkan tenaga kerja, seperti
terlihat di tabel berikut:
Metode faktor dengan rentang rendah, menengah, dan tinggi.
Komponen Biaya
Faktor
FaktorRendah Menengah Tinggi
1. Pembelian peralatan utama 100 100 100
2. Material curah 76 95 152
3. Tenaga kerja yang berkaitan dengan peralatan 10 13 21
4. Tenaga kerja yang berkaitan dengan material
curah
62 77 123
5. Kepenyeliaan konstruksi 8 10 16
6. Biaya konstruksi tidak langsung 16 20 32
7. Biaya kantor pusat (termasuk engineering) 28 35 56
Total. 300 350 500
c. Rumus Hirsch dan Glazier
Rumus tersebut amat kompleks, sesuai untuk dikerjakan dengan komputer.
I = E [A (1 + Fl + Fp + Fm) + B + C]
di mana:
I = Total investasi
A = Total biaya pembelian-fob
B = Total biaya terpasang
C = Biaya material alloy untuk mencegah korosi
E = Biaya tidak langsung (overhead, engineering, pengendalian kontigensi
dan laba). Dipakai angka 1,4
Fl = Faktor biaya tenaga kerja lapangan
Fm = Faktor biaya untuk bermacam-macam butir (instrumen, isolasi,
pondasi, bangunan sipil, dan lain-lain tidak termasuk pipa)
Fp = Faktor biaya untuk pipa
Hubungan Fl, Fm, dan Fp ditunjukkan dengan persamaan berikut.
Log Fl = 0,635 - 0,154 log Ao - 0,992 (e/A) + 0,506 ( I/A)
Log Fm = - 0,266 - 0,014 log Ao - 0,156(e/A) + 0,566 (p/A)
Log Fp = 0,344 + 0,033 log Ao + 1,194 (t/A)
Dimana:
Ao = Harga alat penukar panas
f = Harga kolom yang difabrikasi di lokasi proyek
p = Harga pompa plus motor penggeraknya
t = Harga menara (tower)
E. QUANTITY TAKE-OFF
Teknik menyusun perkiraan biaya yang lain adalah quanti ty take-off, yaitu membuat
perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar,
spesifikasi, dan perencanaan. Untuk maksud tersebut, prosedur yang ditempuh adalah
klasifikasi komponen pekerjaan;
diskripsi dari butir-butir komponen pekerjaan;
dimensi dari butir-butir pekerjaan;
memberi beban jam-orang;
memberi beban biaya.
Teknik di atas bila dikerjakan dengan benar akan mendukung hal-hal berikut.
Perencana dan penyelia lebih memahami struktur proyek yang akan ditangani;
meminimalkan kemungkinan adanya butir-butir yang terlewatkan;
memudahkan meneliti dan mengkonfir-masikan hasil-hasilnya maupun proses
membuatnya.
Urutan komponen-komponennya dise-suaikan dengan macam proyek, misalnya untuk
pembangunan gedung dimulai dari menyiapkan lahan, membuat pondasi, slope, struktur
penyangga, lantai, dinding, plumbing, listrik, atap, interior, finishing dan selanjutnya. Setelah
daftar quantity take-off selesai dikerjakan, kemudian memberi perkiraan jam -orang dan
pembebanan biaya yang di-perlukan. Pendekatan dengan teknik quantity take-off harus
menunggu sampai berbagai spesifikasi dan gambar-gambar yang diper-lukan tersedia,
demikian pula perkiraan jam-orang dan harga-harga material yang bersangkutan.
F. METODA MEMAKAI HARGA SATUAN (UNIT PRICE)
Memperkirakan biaya berdasarkan harga satuan, dilakukan bilamana angka yang
menunjukkan volume total pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per
unitnya (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung. Hal ini sering dijumpai
pada pekerjaan civil seperti membuat jalan, membangun kanal, pekerjaan tanah, memasang
pipa, dan lain-lain. Praktek yang dipersiapkan di sini adalah membuat paket kerja dan
memberikan beban biaya kepada paket kerja tersebut sehingga dapat diserahkan kepada
pelaksana.
Paket kerja dengan harga satuan.
Pekerjaan Memasang Pipa
No. Komponen Keglatan Perkiraan Jumlah
Harga satuan (Proposal)
(Rp)
Total HargaProposal
(Rp Ribu)1 Menggali tanah tempat pipa
• material• jam - orang
25.000 m3 2.000 50.000
2 Meletakkan pipa dan memasang isolasi• material• jam - orang
5.000 m 20.000 100.000
3 Menimbun kembali• material• jam - orang
20.000 m3 2.500 50.000
Total 200.000
Sebagai contoh adalah paket kerja memasang pipa dengan unit price-nya yang rinciannya
terdapat pada tabel di atas. Pada contoh tersebut, satuan harga pekerjaan memasang pipa per
satuan panjang (m) = (Rp200 juta) (1/5.000) = Rp40.000,-. Misalnya pekerjaan sesungguhnya
adalah 5.500 m maka biayanya adalah (5.500) (Rp40.000) = Rp22 juta. Persyaratan menyusun
unit price suatu paket adalah pekerjaan desain engineering sudah sampai pada tahap tertentu,
sehingga dapat dilakukan penjumlahan material (quantity take-off) dan jam-orar\g sebaik-baiknya.
G. MEMAKAI DATA DAN INFORMASI PROYEK YANG BERSANGKUTAN
Metode ini memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani. Dengan demikian angka-
angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Hanya saja metode ini
memerlukan waktu cukup lama, sampai kemajuan desain engineering dan pembelian
mencapai taraf tertentu, sehingga perhitungan biaya dapat dilakukan secara akurat Misalnya
telah diselesaikan rancangan peralatan utama, jumlah dan satuan harga sebagian besar material
curah, telah masuk data mengenai produktivitas tenaga kerja, bahkan telah pula masuk
berbagai angka penawaran lelang peralatan utama dan sub kontrak yang bernilai besar.
RANGKUMAN Total biaya proyek dapat diuraikan menjadi modal tetap dan modal kerja. Modal kerja untuk
proyek industri umumnya sekitar 10% dari modal tetap. Modal tetap diperinci lebih lanjut
menjadi keperluan untuk biaya langsung dan tidak langsung.
Agar diperoleh angka yang realistis, dalam menyusun perkiraan biaya hendaknya didahului
dengan survei untuk mengkaji kondisi lokasi, keperluan akomodasi, jalur logistik, sarana
komunikasi, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana implementasi.
Suatu perkiraan biaya yang lengkap akan meliputi unsur-unsur yang terdiri dari biaya untuk
material dan peralatan, peralatan konstruksi, tenaga kerja, subkontrak, h-ansportasi, overhead
dan administrasi, kontigensi, dan fee.
Faktor utama yang menentukan kualitas suatu perkiraan biaya adalah data dan informasi
yang tersedia, teknik dan metode, serta kecakapan estimator. Dalam pada itu, tujuan
penggunaan perkiraan biaya juga mempengaruhi sejauh mana kualitas atau akurasi yang
diperlukan.
Dikenal berbagai metode dan teknik memperkirakan biaya, di antaranya yang terpenting adalah
metode parametriks, memakai indeks harga, metode faktor, analisis unsur-unsurnya, quantity
take-off, dan penggunaan data serta informasi proyek yang bersangkutan.