Meto- 5 Perumusan Hipotesis

10
V. PERUMUSAN HIPOTESIS 1. Mengapa Hipotesis Sejarah ilmu pengetahuan diisi penuh dengan cerita tentang para ilmuan yang setiap aktivitasnya diawali dengan sejumlah inspirasi dan ide. Inspirasi dan ide ini kemudian memotivasi mereka mencari bukti- bukti di alam nyata guna mendukung ide baru yang dikembangkan dari inspirasi dan ide tersebut. Dari pengalaman mencari bukti-bukti atas ide dan inspirasi tersebut kemudian muncul pemikiran yang lebih maju bahwa pembuktian sebuah ide atau pernyataan keilmuan selain melalui pembuktian empiris juga dipandang perlu melalui logika keilmuan. Pemikiran yang menuntut perlunya pembuktian setiap pernyataan ilmiah melalui penalaran logika keilmuan mendapat sambutan hangat dari kalangan ilmuan. Setiap penyataan keilmuan yang menuntut pembuktian melalui

description

jighvbkb,nm

Transcript of Meto- 5 Perumusan Hipotesis

Page 1: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

V. PERUMUSAN HIPOTESIS1. Mengapa Hipotesis Sejarah ilmu pengetahuan diisi penuh dengan cerita tentang para

ilmuan yang setiap aktivitasnya diawali dengan sejumlah inspirasi dan ide. Inspirasi dan ide ini kemudian memotivasi mereka mencari bukti-bukti di alam nyata guna mendukung ide baru yang dikembangkan dari inspirasi dan ide tersebut.

Dari pengalaman mencari bukti-bukti atas ide dan inspirasi tersebut kemudian muncul pemikiran yang lebih maju bahwa pembuktian sebuah ide atau pernyataan keilmuan selain melalui pembuktian empiris juga dipandang perlu melalui logika keilmuan.

Pemikiran yang menuntut perlunya pembuktian setiap pernyataan ilmiah melalui penalaran logika keilmuan mendapat sambutan hangat dari kalangan ilmuan. Setiap penyataan keilmuan yang menuntut pembuktian melalui logika keilmuan kemudian disebut hipotesis.

Page 2: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis dan pengujian hipotesis kemudian menjadi karakteristik studi penelitian.

2. Definisi Hipotesis Kata hipotesis berasal dari bahasa Greek yaitu hypotitanai yang

artinya to put under atau to suppose. Hipotesis pada dasarnya adalah suatu pernyataan pendapat atau penjelasan tentang suatu fenomena (a suggested explanation of a phenomenon).

Secara definitif, hipotesis ialah suatu pernyataan tentang hubungan logis antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan secara kuantitatif sehingga kebenarannya dapat diuji (Sekaran, U. 2003).

The hypothetico-deductive method, prosedur penelitian yang terdiri dari 7 langkah menempatkan perumusan hipotesis sebagai langkah ke-empat

Page 3: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

Pengertian secara teknis, hipotesis ialah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (a hypothetis is a tentative statement that proposes a possible explanation to some phenomenon or event). Disebut jawaban sementara karena dalam penyataan hipotesis terkandung jawaban yang kemudian akan dibuktikan kebenarannya melalui prosedur keilmuan.

3. Berapa Banyak Hipotesis ? Dua pertanyaan yang sering diajukan sehubungan dengan perumusan

hipotesis iaalah : a. Apakah setiap masalah penelitian harus diungkapkan dalam bentuk

hipotesis ? b. Berapa banyak hipotesis harus dirumuskan?

◦ Penelitian eksploratif pada umumnya tidak mermbutuhkan perumusan hipotesis secara formal karena tujuan penelitian ini ialah untuk mengekplorasi area keilmuan secara sempuna.

Page 4: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

Tetapi penelitian kuantitatif pada umumnya harus dapat merumuskan hipotesis secara lengkap.

◦ Banyaknya hipotesis yang harus dirumuskan dalam sebuah penelitian tergantung pada masalah dari penelitian tersebut. Hipotesis dalam sebuah penelitian dapat dirmuskan lebih dari satu.

4. Karakteristik Hipotesis Rumusan hipotesis bukanlah pernyataan biasa tetapi pernyataan yang

memiliki karakteristik tertentu yang sangat jelas yaitu: a. Pernyataan spesifik tentang prediksi yaitu menjelaskan fenomena

dalam bentuk konkrit (bukan teoritis) tentang apa yang diharapkan akan terjadi.

b. Hipotesis adalah pernyataan jika - maka (if-then statement). Kata ‘jika’ adalah antecedent yang menerangkan kondisi yang berlaku dan kata ‘maka’ adalah consequent yaitu konsekuensi logis yang timbul dari kondisi tersebut.

Page 5: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

c. Hipotesis tentang hubungan antar dua variabel atau lebih dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan hubungan langsung (directional hypotheses) ataupun tidak langsung (undirectional hypotheses). Directional hypotheses dapat dalam bentuk positif, negatif, kurang dari, lebih dari atau sama dengan dan sebagainya. Undirectional hypotheses hanya menjelaskan potulate sebuah hubungan dan tidak menawarkan arah

Contoh : Directional hypotheses (hubungan langsung) : ◦ Makin tinggi tingkat persediaan makin tinggi pula kepuasan

pelanggan (hubungan positif) ◦ Makin rendah tingkat stres karyawan makin tinggi tingkat

produktivtas kerja mereka (hubungan negatif) ◦ Pendidikan dan pelatihan karyawan memberikan efek yang lebih

besar terhadap produktivitas dibandingkan dengan pemberian upah perangsang (hubungan lebih besar dari)

Page 6: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

Undirectional hypotheses (hubungan tidak langsung) : ◦ Ada hubungan antara lokasi permukiman karyawan dan jenis

jabatan mereka dalam perusahaan ◦ Ada hubungan antara mutu produk dan sistem remunerasi

terhadap karyawan di lantai pabrik

Nondirectional hypotheses (hubungan tidak berarah) tidak diformulasikan karena hubungan antara variabel-variabel tersebut tidak pernah diuji sehingga tidak ada dasar untuk mengindikasikan arah.

d. Hipotesis mempunyai format ganda yang harus berlawanan, masing-masing disebut null hypotheses (H0) dan alternative hypotheses (H1). Hipotesis nol dirumuskan sebagai hubungan kosong (no significant relationship) sedangkan hipotesis alternatif merupakan kebalikan dari hipotesis nol. Bila hipotesis nol diterima maka hipotesis alternatif harus ditolak dan sebaliknya.

Page 7: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

Dalam merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, Schik dan Vaughn (2002) menyebutkan bahwa ada 4 faktor yang perlu diperha- tikan yaitu:

a. Testability : kemudahan pengujianb. Simplicity : menghindarkan entitas yang berlebihanc. Scope : aplikasi pengujian yang jelas

d. Fruitfulness : hipotesis harus dapat menjelaskan fenomena lebih lanjut di masa depan berdarakan keadaan saat ini

e. Hipotesis yang diuji hanyalah hipotesis nol. Oleh karena itu rumusan hipotesis nol harus dibuat dalam bentuk yang mudah diuji.

◦ Buat rumusan (pernyataan ) yang tegas dan jelas ◦ Pilih alat uji statistik

◦ Tetapkan taraf signifikansi ◦ Lakukan pengujian ◦ Tarik kesimpulan

Page 8: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

5. Tiga Tipe Hipotesis

a. Hipotesis Deskriptif : Pernyataan yang mendeskripsikan suatu variabel tertentu Rumusan masalah :Setelah diberikan pelatihan selama dua minggu apakah

produktivitas karyawan tersebut meningkat? Rumusan hipotesis : H0 : Tingkat produktivitas karyawan sekarang ( ) = 200 unit / bulan H1 : Tingkat produktivitas karyawan sekarang ( ) 200 unit/ bulan

b. Hipotesis Komparatif Pernyataan tentang sifat hubungan antara satu variabel dan variabel lain Rumusan masalah :Setelah diberikan pelatihan terstruktur selama dua minggu,

apakah produktivitas karyawan di Dept A menjadi lebih tinggi dari karyawan di Dept B?

Rumusan hipotesis : Pola 1 :

H0 :Tidak ada perbedaan tingkat produktivitas antara Dept A dan Dept B H1 :Tingkat produktivitas Dept A tidak sama dengan Dept B

Page 9: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

Pola 2 :

H0 : Tingkat produktivitas Dept A lebih besar atau sama dengan tingkat produktivitas Dept B ( )

H1 : Tingkat produktivitas Dept A lebih kecil dari tingkat produk-tivitas dengan Dept B ( )

Pola 3 :

H0 : Tingkat produktivitas Dept A lebih kecil atau sama dengan tingkat produktivitas Dept B ( )

H1 : Tingkat produktivitas Dept A lebih besar dari tingkat produk-tivitas dengan Dept B ( )

BA

BA

BA

BA

Hipotesis Pola 1 Pola 2 Pola 3

H0

H1BA

BA BA BA

BA BA

Page 10: Meto- 5 Perumusan Hipotesis

c. Hipotesis Asosiatif : Pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih, sifat hubungan

antar variabel tidak ditinjau dari hubungan sebab-akibat tetapi hanya mem- pertanyakan ada tidaknya hubungan antar variabel tersebut. Dua variabel dikatakan berhubungan antara satu dengan lain apabila satu variabel berubah maka variabel lain juga berubah. Perubahan pada variabel-variabel tersebut boleh disebabkan faktor lain di luar kedua variabel tersebut.

Rumusan masalah : Apakah ada hubungan yang signifikan antara kebijakan sertifikasi dosen dan kualitas lulusan di PT Pasti Lulus?

Rumusan hipotesis : H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sertifikasi dosen dan kualitas

kelulusan ( ) H1 : Ada hubungan positif yang signifikan antara kebijakan sertifikasi dosen

dan kualitas lulusan ( )

0

0