Metabolisme Protein Dan Asam Amino

33
METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO 1. .Penguraian Protein Dalam Tubuh Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar hati.asamamino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah. Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam dara, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu : 1) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk sel – sel baru.

description

Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Transcript of Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Page 1: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO1. .Penguraian Protein Dalam Tubuh

      Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses

katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk

digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan

diluar hati.asamamino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu

absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis

asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan

antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur

konsentrasi asam amino dalam darah.

      Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan

kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam dara, hati dan organ tubuh

lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada

jaringan otot mempunyai waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein

per  kilogram berat badan diubah menjadi senyawa lain. Ada tiga kemungkinan

mekanisme perubahan protein, yaitu :

1)   Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan

dibentuk sel – sel baru.

2)   Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein

baru, tanpa ada sel yang mati.

3)   Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.

      Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan

digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein

Page 2: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang

telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang

dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang

memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut,yang dinamakan asam essensial yang

dibutuhkan oleh manusia.

      Kebutuhan akan asam amino esensial tersebut bagi anak-anak relatiflebih besar

daripada orang dewasa. Kebutuhan protein yang disarankan ialah 1 sampai 1,5 gram

per kilogram berat badan per hari.

2.  Asam Amino Dalam Darah

      Jumlah asam amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah

yang digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam

amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-

enzim yang bekerja pada proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin,

kimotripsin, karboksi peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.

      Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi

melalui dinding usus, asam amino tersebut sampai kedalam pembuluh darah. Proses

absorpsi ini ialah proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino

dikarboksilat atau asam diamino diabsorbsi lebih lambat daripada asam amino netral.

      Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam amino dalam darah biasanya sekitar

3,5 sampai 5 mg per 100 ml darah. Segera setelah makan makanan sumber protein,

konsentrasi asam amino dalam darah akan meningkat sekitar 5 mg sampai 10 mg per

100 mg darah. Perpindahan asam amino dari dalam darah  kedalam sel-sel jaringan

juga proses tranpor aktif yang membutuhkan energi.

Page 3: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

3. Reaksi Metabolisme Asam Amino

      Tahap awal pembentukan metabolisme asam amino, melibatkan pelepasan gugus

amino, kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua

proses utama pelepasan gugus amino yaitu, transaminasi dan deaminasi.

Transaminasi

      Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan

gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi

ini gugus amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga

senyawa keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa

keto ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi

asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase

dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi berikut :

                                                                          

      Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino yang

dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase merupakan

enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin. Glutamat

transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap glutamat-

ketoglutarat sebagai satu pasang substrak .

      Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan sitoplasma.

Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat sebagai koenzim.

Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya merupakan koenzim pada reaksi

transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi metabolisme yang lain.

Deaminasi Oksidatif

Page 4: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

      Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam glutamat.

Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat mengalami proses

deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat dehidrogenase sebagai katalis.

      Asam glutamat + NAD+                a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

      Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH4+.

Selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+ sebagai aseptor

elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir proses transaminasi, maka

glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang penting dalam metabolisme asam

amino oksidase dan D-asam oksidase.

4. Pembentukan Asetil Koenzim A

      Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme asam amino

dengan siklus asam sitrat. ada dua jalur metabolic yang menuju kepada pembentukan

asetil koenzim A, yaitu melalui asam piruvat dan melalui asam asetoasetat

      Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah alanin,

sistein, serin dan treonin. alanin menghasilkan asam piruvat dengan langsung pada

reaksi transaminasi dengan asam a ketoglutarat. Treonin diubah menjadi gllisin dan

asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. glisin kemudian diubah menjadi asetil

koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan penambahan satu atom karbon,

seperti metal, hidroksi metal dan formil. koenzim yang bekerja disini ialah

tetrahidrofolat.

5.   Siklus Urea

      Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian

reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk

dari ammonia dan karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia yang berupa siklus,

Page 5: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

yang mereka namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama berlangsung

didalam hati. Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam air, bersifat netral,

terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh.

      Dalam reaksi pembentukan karbamil fosfat ini, satu mol ammonia bereaksi  dengan

satu mol karbondioksida dengan bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini

membutuhkan energi, karenanya reaksi ini melibatkan dua mol ATP yang diubah

menjadi ADP. Disamping itu sebagai kofaktor dibutuhkan mg++ dan N-asetil-glutamat.

      Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin membentuk sitrulin. Dalam

reaksi ini bagian karbomil bergabung dengan ornitin dan memisahkan gugus fosfat.

Sebagai katalis pada pembentukan sitrulin adalah ornitin transkarbamilase yang

terdapat pada bagian mitokondria sel hati.

      Selanjutnya sitrulin bereaksi dengan asam aspartat membentuk asam

argininosuksinat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinat

sintetase. Dalam reaksi tersebut ATP merupakan sumber energi dengan jalan

melepaskan gugus fosfat dan berubah menjadi AMP.

      Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam

fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu enzim

yang terdapat dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap reaksi pada

siklus urea. Dalam reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan ornitin. Enzim yang

bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah arginase yang terdapat dalam

hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis ini bereaksi dengan karbamilfosfat

untuk membentuk sitrulin.

6. Biosintesis Protein

Page 6: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

      Biosintesis protein  yang terjadi dalam sel merupakan reaksi kimia yang kompleks

dan melibatkan beberapa senyawa penting, terutama DNA dan RNA.molekuk DNA

merupakan rantai polinukleutida yang mempunyai beberapa jenis basapurin dan

piramidin, dan berbentuk heliks ganda.

      Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya

molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada molekul

DNA menentukan urutan asam amino dalam pembentukan  protein. Peran dari DNA itu

sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan pada seseorang .

dua tahap pembentukan protein:

1)   Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai pesan

yang diberikan oleh DNA.

2)   Tahap kedua disebut translasi, yaitu molekul RNA menerjemahkan informasi

genetika kedalam proses pembentukan protein.

      Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat dalam

sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang membentuk

ribosom dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein yang berlangsung dalam

ribosom belum diketahui.

      m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit jumlahnya.

kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam molekul DNA.

tiap tiga buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh AUG adalah kodon

yang terbentuk dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin, GUG adalah kodon yang

terbentuk dari kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon yang menunjuk asam amino 

yang sama disebut sinonim, misalnya CAU dan CAC adalah sinonim untuk histidin.

Page 7: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

perbedaan antara sinonim tersebut pada umumnya adalah basa pada kedudukanketiga

misalnya GUU,GUA,GUC,GUG..

      bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan asam

amino yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam lipatan

anti kodon. lipatan anti kodon mempunyai fungsi menemukan kodon yang menjadi

pasangannya dalam m RNA yang tedapat dalam ribosom. pada prosese biosintesis

protein, tiap molekuln t RNA membawa satu molekul asam amino masuk kedalam

ribosom. pembentukkan ikatan asam amino dengan t Rna ini berlangsung dengan

bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan ATP melalui dua tahap reaksi:

1. Asam aminon dengan enzim dan AMP membentuk kompleks aminosil-AMP-

enzim.

2. reaksi antara kompleks aminoasil-AMP-enzim dengan t RNA

proses biosintesis akan berhenti apabila pada m RNA terdapat kodon UAA,UAG,UGA.

karena dalam sel normal tidak terdapat t RNA yang mempunyai antikodon

komplementer.

UJI PROTEINTUJUAN

Untuk mengetahui adanya protein didalam urin

DASAR

Page 8: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein sangat penting

sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga

bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-

sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa

reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan lainnya.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan

materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi

urin berubah sepanjang proses reabsorpsi.

Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal

dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10

mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut

proteinuria.

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis,

nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan

kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga

dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.

Untuk mengetahui adanya protein di dalam urin dilakukan pemeriksaan. Prinsip dari pemeriksaan ini

terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisila.

ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. 1 Tabung reaksi2. Penjepit tabung reaksi3. Rak tabung4. Pipet tetes5. Corong6. Pipet volume7. Lampu spiritus/ bunsen8. Beker glass

Bahan :

1. Asam Asetat 6%2. Urin patologis

CARA KERJA1. Isi urine normal pada tabung 1 dan urin patologis pada tabung 2 hingga dua per tiga tabung2. Kedua tabung di miringkan, panaskan bagian atas urin  sampai mendidih3. Perhatikan apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin tersebut dengan cara membandingkan

dengan urin bagian bawah.4. Jika urine dalam tabung tidak terjadi kekeruahn  maka hasilnya negatif5.  jika urin dalam dalam tabung terjadi kekeruhan  maka tambahkan asam asetat 6% sebanyak 3-5

tetes.

Page 9: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

6. Panaskan lagi sampai mendidih, Jika urine kembali bening/kekeruahn menghilang maka hasilnya negatif. Jika kekeruahn urin tetap ada maka hasilnya positif.

7. Beri penilaian terhadap hasil pemeriksaan tersebut

Cara menilai hasil : Negatif              : tidak ada kekeruhan Positif +            : kekeruhan ringan tanpa butiran (0,01-0,05% protein) Positif ++          : kekeruhan mudah dilihat dan dengan butiran (0,05-0,2% protein) Positif +++        : Urin jelas keruh dan kekeruhan dengan kepingan (0,2-0,5 % protein) Positif ++++      : Urin sangat keruh dan kekeruhan dengan gumpalan ( > dari 0,5 % )

PEMERIKSAAN ALBUMIN 

Tujuan 

Untuk mengetahui kadar albumin pada sample plasma 

Metode 

Praktikum ini menggunakan metode BCG (Bromcresol green) 

Prinsip 

Serum ditambahkan pereaksi albumin akan berubah warna menjadi hijau, kemudian

diperiksa pada spektrofotometer. Intensitas warna hijau ini menunjukkan kadar albumin

pada serum 

Dasar Teori 

Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul asam amino yang

berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan peptida.

Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein yang memiliki

banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum protein berfungsi

dalam sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma, dan

mempertahankan keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein plasma

terdapat sebagai antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi, dan transport substansi khusus

(anonim,2010).

Page 10: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis fibrinogen,

albumin, dan 60 – 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin. Globulin-

globulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler

(anonim,2010).

Albumin dapat meningkatkan tekanan osmotik yang penting untuk mempertahankan cairan

vaskular. Penurunan albumin serum dapat menyebabkan cairan berpindah dari dalam

pembuluh darah menuju jaringan sehingga terjadi edema(anonim,2010). 

Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang penting, yaitu

albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio yang tinggi dinyatakan tidak

signifikan, sedangkan rasio yang rendah ditemukan pada penyakit hati dan ginjal.

Perhitungan elektroforesis merupakan perhitungan yang lebih akurat dan sudah

menggantikan cara perhitungan rasio A/G(anonim,2010).

Penurunan Kadar albumin terjadi pada penderita sirosis hati, gagal ginjal akut, luka bakar

yang parah, malnutrisi berat, preeklampsia, gangguan ginjal, malignansi tertentu, kolitis

ulseratif, enteropati kehilangan protein, malabsorbsi. Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid,

aspirin, asam askorbat(anonim,2010).

Alat dan Bahan 

Alat 

Tabung reaksi 

Rak tabung 

Pipet ukur 

Mikro pipet 

Bahan

Perekasi: 

Albumin BCG 

Standar albumin 

Page 11: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Bahan: 

Sampel serum/plasma

Cara Kerja 

Disiapkan alat dan bahan 

Tes Standar Blanko

Pereaksi albumin (ml) 2,00 2,00 2,00

Serum/plasma (ml) 0,01 - -

Standar (ml) - 0,01 -

Aqua - - 0,01 

Disampur, dibaca pada spektrofotometer 

Perhitungan = Dt/Dst×kadar standar= g%

Data Hasil Pengamatan 

Hasil pembacaan spektro: 

Tes = 0,01 

Blanko = 0 

Standar = 0,03 

kadar albumin pada sampel= Dt/Dst×kadar standar 

kadar albumin pada sampel=0,01/0,03×3,9

= 1,29 g%

PEMBAHASAN 

Praktikum pemeriksaan kadar albumin pada smpel serum bertujuan untuk menentukan

kadar albumin dengan tujuan diagnosa penyakit. Pada pemeriksaan ini didapatkan kadar

albumin 1,29 g%, ini menunjukkan hasil menurun dari nilai normal (3-4 gr/100 ml). 

Page 12: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Penurunan kadar albumin disebut hipoalbumin. Hipoalbumin dapat disebabkan oleh

penurunan produksi albumin, sintesis yang tidak efektif karena kerusakan sel hati,

kekurangan intake protein, peningkatakan albumin karena penyakit lain dan inflamasi akut

maupun kronis. 

Malnutrisi protein 

Asam amino diperlukan dalam sintesa albumin, akibat dari defisiensi intake protein terjadi

kerusakan pada rediculum endoplasma sel yang berpengaruh pada sintesis albumin dalam

sel hati. 

Sintesis yang tidak efektif 

Pada pasien dengan sirosis hepatitis terjadi penurunan sintesis albumin karena

berkurangnya jumlah sel hati. Selain itu terjadi penurunan alirah darah portal ke hati yang

menyebabkan maldistribusi nutrisi dan oksigen ke hati. 

Kehilangan protein ekstravaskuler 

Kehilangan protein masiv pada penderita sindrom nefrotik. Darah terjadi kebocoran protein

3,5 gram dalam 24 jam. Kehilangan albumin juga dapat terjadi pada pasien dengan luka

bakar yang luas. 

Hemodilusi 

Pada pasien ascites, terjadi peningkatan cairan tubuh mengakibatkan penurunan kadar

albumin walaupun sintesis albumin normal/meningkat. 

Inflamasi akut dan kronis 

Kadar albumin rendah karena inflamasi akut dan akan menjadi normal dalam beberapa

minggu setelah inflamasi hilang. Pada inflamasi terjadi pelepasan cytokine sebagai akibat

respons inflamasi pada sress fisiologis (infeksi, bedah, trauma) mengakibatkan penurunan

kadar albmin melalui mekanisme berikut: 

Page 13: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Peningkatan permeabilitas vaskuler 

Peningkatan degradasi albumin 

Enurunan sintesis albumin

Kesimpulan 

Praktikum memperoleh hasil kadar albumin menurun yaitu 2,3 gr%. Hal ini menunjukkan

pasien mengalami hipoalbumin. 

DAFTAR PUSTAKA 

Anonim.2010. Total protein. http://www.wordpress.com. Diakses tanggal 19 februari 2011.

Denpasar 

PEMERIKSAAN ALBUMIN DAN TOTAL PROTEIN 

Tujuan 

Untuk mengetahui kadar protein dalam serum 

Untuk mengetahui kadar albumin dalam serum 

Metode 

Pemeriksaan Albumin 

Menggunakan metode B. C. G

Pemeriksaan total protein 

Menggunakan metode biuret 

Prinsip 

Pemeriksaan Albumin 

Page 14: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Serum ditambahkan pereaksi albumin akan berubah warna menjadi hijau, kemudian

diperiksa pada spektrofotometer. Intensitas warna hijau ini menunjukkan kadar albumin

pada serum 

Pemeriksaan Total Protein 

Serum ditambahkan pereaksi biuret akan menghasilkan warna, dan ditunggu selama 30

menit, warna yang terbentuk akan dibaa pada spektrofotometer 

Dasar Teori 

Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan albumin atau

globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu berdasarkan

pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya

mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi nitrogen

(anonim,2010). 

Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang

digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan

pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh

fibrinogen dalam plasma (anonim,2010).

Cara yang paling sederhana dalam penetapan protein adalah dengan refraktometer

(dipegang dengan tangan) yang menghitung protein dalam larutan berdasarkan perubahan

indeks refraksi yang disebabkan oleh molekul-molekul protein dalam larutan. Indeks refraksi

mudah dilakukan dan tidak memerlukan reagen lain, tetapi dapat terganggu oleh adanya

hiperlipidemia, peningkatan bilirubin, atau hemolisis (anonim,2010).

Saat ini, pengukuran protein telah banyak menggunakan analyzer kimiawi otomatis.

Pengukuran kadar menggunakan prinsip penyerapan (absorbance) molekul zat warna.

Protein total biasanya diukur dengan reagen Biuret dan tembaga sulfat basa. Penyerapan

dipantau secara spektrofotometri pada λ 545 nm. Albumin sering dikuantifikasi sendiri.

Sedangkan globulin dihitung dari selisih kadar antara protein total dan albumin yang diukur

Page 15: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

(anonim,2010).

Albumin dapat meningkatkan tekanan osmotik yang penting untuk mempertahankan cairan

vaskular. Penurunan albumin serum dapat menyebabkan cairan berpindah dari dalam

pembuluh darah menuju jaringan sehingga terjadi edema (anonim,2010)

Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang penting, yaitu

albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio yang tinggi dinyatakan tidak

signifikan, sedangkan rasio yang rendah ditemukan pada penyakit hati dan ginjal.

Perhitungan elektroforesis merupakan perhitungan yang lebih akurat dan sudah

menggantikan cara perhitungan rasio A/G (anonim,2010).

Nilai Rujukan

DEWASA : protein total : 6.0 - 8.0 g/dl; albumin : 3.5 - 5.0 g/dl

ANAK : protein total : 6.2 - 8.0 g/dl; albumin : 4.0 - 5.8 g/dl

BAYI : protein total : 6.0 - 6.7 g/dl; albumin : 4.4 - 5.4 g/dl

NEONATUS : protein total : 4.6 - 7.4 g/dl; albumin : 2.9 - 5.4 g/dl

Masalah Klinis

Protein total

PENURUNAN KADAR : malnutrisi berkepanjangan, kelaparan, diet rendah protein, sindrom

malabsorbsi, kanker gastrointestinal, kolitis ulseratif, penyakit Hodgkin, penyakit hati yang

berat, gagal ginjal kronis, luka bakar yang parah, intoksikasi air.

PENINGKATAN KADAR : dehidrasi (hemokonsentrasi), muntah, diare, mieloma multipel,

sindrom gawat pernapasan, sarkoidosis.

Albumin

PENURUNAN KADAR : sirosis hati, gagal ginjal akut, luka bakar yang parah, malnutrisi berat,

preeklampsia, gangguan ginjal, malignansi tertentu, kolitis ulseratif, enteropati kehilangan

Page 16: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

protein, malabsorbsi. Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin, asam askorbat. 

PENINGKATAN KADAR : dehidrasi, muntah yang parah, diare berat. Pengaruh obat : heparin.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Diet tinggi lemak sebelum dilakukan pemeriksaan.

Sampel darah hemolisis.

Alat dan Bahan 

Alat 

Tabung rekasi 

Rak tabung reaksi 

Spektrofotometer 

Pipet mikro 

Pipet ukur 

Bahan 

Serum 

Pereaksi biuret 

Larutan standar 

Aquadest 

Pereaksi albumin 

Cara Kerja 

Total protein 

Disiapkan alat dan bahan 

Tes Standar Blanko

Pereaksi biuret (ml) 2,5 2,5 2,5 

Serum 0,05 - -

Standar - 0,05 -

Page 17: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Aquadest - - 0,05 

Albumin 

Disiapkan alat dan bahan 

Tes Standar Blanko

Pereaksi albumin (ml) 2,00 2,00 2,00

Serum/plasma (ml) 0,01 - -

Standar (ml) - 0,01 -

Aqua - - 0,01 

Disampur, dibaca pada spektrofotometer 

Perhitungan = Dt/Dst×kadar standar= g%

Data Hasil Pengamatan 

Albumin 

Tes = 0,330 

Blanko = 0

Standar = 0,44 

kadar albumin pada sampel= Dt/Dst x kadar standar 

kadar albumin pada sampel= 0,330/0,44×3,9

= 2,92 gr/100ml 

Total protein

Tes = 0,339 

Standar = 0,244 

Blanko = 0 

kadar total protein pada sampel=Dt/Dst×kadar standar 

Page 18: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

kadar total protein pada sampel=0,339/0,244×6,9

= 9,58 gr%

Praktikum II 

Total Protein 

Sampel LCS 

Tes = 0,034 

Standar = 0,491 

Blanko = 0,000 

kadar total protein pada sampel=Dt/Dst×kadar standar 

kadar total protein pada sampel= 0,034/0,491×6,9

= 0,477 gr% 

Serum 

Tes = 0,0354 

Standar = 0,491 

Blanko = 0,000 

kadar total protein pada sampel=Dt/Dst×kadar standar 

kadar total protein pada sampel= 0,0354/0,491×6,9

= 4,9 gr % 

Pembahasan 

Praktikum pemeriksaan total protein dan albumin ini memperoleh hasil pada praktikum I

albumin = 2,92 gr %, total protein serum 9,58 gr%. Praktikum II total protein LCS = 0,477 gr

% dan sampel serum = 4,9 gr %. 

Albumin pada sampel serum diperoleh 2,92 gr %, ini menunjukkan hasil menurun dari kadar

Page 19: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

normal (3-4,5 gr/100ml). Penurunan albumin disebut hipoalbumin, ini terjadi karena sintesis

yang tidak efektif karena kerusakan sel hati, kekurangan intake protein. 

Total protein yang diperoleh pada praktikum pertama adalah sebesar 8,58 gr%, ini

menunjukkan hasil yang meingkat dari kadar normal (6,6-8,5 gram). Peningkatan total

protein serum dijumpai pada dehidrasi terjadi hemokonsentrasi protein plasma.

Total proteinpada praktikum kedua sampel serum adalah 4,9 gr%, ini menandakan hasil

menurun. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh daktor malnutrisi protein atau kekurangan

intake protein dan kebiasaan pola hidup yang tidak sehat.

Total protein sampel LCS diperoleh 0,477 gr/100 ml, hasil ini meningkat karena kadar

normal total protein LCS < 0,04 gr/dl. Kadar protein akan meingkat oleh karena hilangnya

sawar darah otak (blood brain barries), reabsorbsi yang lambat atau peningkatakan sintesis

imunoglobulin lokal. Sawardarah otak hilang biasanya terjadi pada keadaan peradangan.

Iskemia bakterial trauma atau neovaskularisasi tumor. Perubahan kadar protein di cairan

serebrospinal bersifat umum tetapi bermakna sedikit, bila dinilai sendirian akan memberikan

sedikit nilai diagnostik pada infkesi susunan saraf pusat. 

Kesimpulan 

Praktikum ini memperoleh hasil sebagai berikut: 

Pemeriksaan total protein pada praktikum I memperoleh hasil meningkat dari kadar normal

yaitu 9,58 gr% 

Pemeriksaan albumin memperoleh hasil menurun yaitu 2,92 gr% 

Pemeriksaan total protein II memperoleh hasil: 

LCS hasilnya meningkat yaitu 0,477 gr/dl 

Serum hasilnya mnurun 4,9 gr% 

Melalui praktikum ini, praktikan mengetahui cara pemeriksaan albumin dan total protein. 

DAFTAR PUSTAKA 

Riswanto.2009. Protein Darah. http://www.scribs.edu. Diakses tanggal 19 Maret 2011.

Page 20: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Denpasar 

PEMERIKSAAN GAMA GLOBULIN 

Tujuan 

Untuk mengetahui kadar gama globulin pada serum pasien 

Metode 

Biuret 

Prinsip 

Serum ditambahkan perekasi gama globulin, disentrifuge. Presipitat diteteskan NaCl yang

akan menghasilkan warna, warna ini diperiksa pada spektrofotometer. Intensitas warna

yang dibaca menunjukkan kadar gama globulin pada pasien. 

Dasar teori 

Gama globulin merupakan termasuk dalam globulin, yang diidentifikasi setelah

elektroforesis protein serum. Gamma globulin kebanyakan signifikan dengan imunoglobulin

(Igs), yang lebih dikenal dengan antibodi, meskipun beberapa Igs tidak merupakan gama

globulin dan beberapa gama globulin tidak termasuk Igs (anonim,2010). 

Suntikan gama globulin biasanya diberikan untuk meningkatkan kekebalan tubuh pasien

terhadap penyakit. Suntikan yang sering digunakan pada pasien yang terkena hepatitis A

tanpa memandang jenis darah. Suntikan juga digunakan untuk meningkatkan kekebalan

tubuh pada pasien yang tidak dapat menjasilkan gama globulin secara alami karenaadanya

defisiensi imun, seperti link-agammaglobulinemia-x dan sindrom hiper IgM. Suntikan

tersebut kurang praktis dan digantikan dengan menggunakan Vaksin hepatitis A

(anonim,2010). 

Gama globulin infus juga digunakan untuk mengobati beberapa penyakit imunologi,

Page 21: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

misalnya pupura trombositepenia idiopatik (ITP), suatu penyakit dimana trombosit terserang

antibodi, menyebabkan jumlah platelet yang rendah. Gamma globulin menyebabkan limfa

mengakibatkan antibodi-tag pada trombosit, sehingga memungkinkan untuk bertahan hidup

(anonim,2010).

Alat dan Bahan 

Alat 

Tabung reaksi dan raknya 

Spektrofotometer 

Pipet ukur 

Ball pipet 

Mikro pipet 

Bahan

Pereaksi gama globulin 

Pereaksi biuret 

Larutan NaCl 0,9% 

Standar Protein 

Sampel serum 583 

Cara Kerja 

Pengendapan protein 

Dipipet 2,4 ml pereaksi gama globulin dalam tabung reaksi 

Dipipet 0,1 ml serum, dicampur dengan membolak-balikkan tabung 

Disentrifugasi selama ± 15 menit (bila sentrifugat tampak keruh tabung didinginkan dalam

bak berisi es selama 1 jam) 

Sentrifugat dituang hati-hati, tabung diletakkan terbalik diatas secarik kertas saring

Page 22: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

beberapa menit. Dibersihkan sisa-sisa sentrifugat yang melekat pada dinding tabung

dengan kertas saring. Presipitat dipakai untuk pemeriksaan (supernatan sebanyak 0,1 ml

dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebagai test). 

Test Blanko Standar 

Presipitat (ml) +++ - -

Larutan NaCl 0,9% (ml) 1 0,9 1,0

Standar protein - 0,1 -

Biuret 3 3 3 

Dicampur, ditangguhkan 30 menit, dibaca pada spektrofotometer ada panjang gelombang

540 nm. 

Data Hasil Pengamatan 

Praktikum I 

Test = 0,035

Blanko = 0 

Standar = 0,02 

kadar gama globulin pada sampel= Dt/Dst×kadar standar

kadar gama globulin pada sampel= 0,035/0,01×2 gr % 

= 0,70 gr % 

nilai normal =0,7 – 1,7 gr % 

Praktikum II 

Test = 21

Blanko = 0 

Standar = 182 

Page 23: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

kadar gama globulin pada sampel= Dt/Dst×kadar standar

kadar gama globulin pada sampel= 21/182×2

= 0,23 gr % 

Pembahasan 

Pemeriksaan gama globulin pada serum bertujuan untuk mengetahui kadar gamaglobulin

pada serum. Praktikum ini menggunakan pereaksi gama globulin yang berperan dalam

pengendapan protein ketika serum disentrifugasi. 

Pada praktikum I didapatkan gama globulin sebesar 0,7 gr %, hal ini hasil yang salah,

praktikan tidak tepat dalam memipet dengan pipet mikro, sehingga menimbulkan hasil yang

salah. Sehingga praktikum ini harus diulangi. 

Pada praktikum II didipatkan gama globulin sermu sebesar 0,23 gr %. Hasil ini menunjukkan

angka menurun dari kadar normal (0,7 – 1,7 gr %). Ini menunjukkan pasien mengalami

hypogamaglobunimea yaitu gangguan imunodefisiensi dimana produksi ekebalan tubuh

terhambat. 

Praktikum pemeriksaan gamma globulin ini menggunakan sampel serum yang disentrifuse,

endapan yang terbentuk dari campuran larutan gama globlin dengan serum menunjukkan

serum positif protein, sehingga pemeriksaan bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Pemipetan juga sangat mempengaruhi hasil, pemipetean yang salah akan menghasilkan

hasil yang menyimpang. 

Kesimpulan 

Praktikum ini memperoleh hasil 0,23 gram (praktikum II) yang menunjukkan pasien

mengalami hipogammaglobulinemia. Melalui praktikum ini, praktikan bisa mengetahui cara

pemriksaan gama globulin serum 

DAFTAR PUSTAKA 

Page 24: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

Anonim.2010. Gammaglobulin. http://wikipedia.edu. Diakses tanggal 1 april 2011. Denpasar 

PEMERIKSAAN BILIRUBIN DIRECT DAN TOTAL BILIRUBIN

Tujuan 

Untuk mengetahui kadar blirubin direct dan bilirubin total pasien 

Metode 

Jenddrask Groff 

Prinsip 

Bilirubin akan bereakdi dengan diazotized sulfanilic acid (DSA) membentuk zat warna

merah, absorban zat warna merah ini pada 530 nm adalah proporsional terhadap

konsentrasi bilirubin dalam saple. Bilirubin glukoronida yang larut dalam air bereaksi

langsung (direk) dengan DSA, sedangkan bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tidak

langsung/indirek dengan DSA. 

Dasar Teori 

Bilirubin adalahpigmenkuning yang berasaldariperombakanhemedari hemoglobin dalam

proses pemecahaneritrositolehselretikuloendotel. Di sampingitusekitar 20% bilirubin

berasaldariperombakanzat-zat lain. Selretikuloendotelmembuat bilirubin tidaklarutdalam air;

bilirubin yang disekresikandalamdarahharusdiikatkankepada albumin untukdiangkutdalam

plasma menujuhati. Di dalamhati,

hepatositmelepaskanikatanitudanmengkonjugasinyadenganasamglukoronatsehinggabersifa

tlarut air. Proses konjugasiinimelibatkanenzimglukoroniltransferase (anonim,2010).

Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronidaatauhepatobilirubin)

masukkesaluranempedudandiekskresikankeusus. Selanjutnya flora

ususakanmengubahnyamenjadiurobilinogendandibuangmelaluifesessertasebagiankecilmelal

Page 25: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

uiurin. Bilirubin terkonjugasibereaksicepatdenganasamsulfanilat yang

terdiazotasimembentukazobilirubin (reaksi van den Bergh), karenaituseringdinamakan

bilirubin direkatau bilirubin langsung (anonim,2010).

Bilirubin takterkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang terikat

albumin haruslebihduludicampurdenganalkohol, kafeinataupelarut lain

sebelumdapatbereaksi, karenaitudinamakan bilirubin indirekatau bilirubin tidaklangsung

(anonim,2010).

Peningkatankadar bilirubin direkmenunjukkanadanyagangguanpadahati (kerusakanselhati)

atausaluranempedu (batuatau tumor). Bilirubin

terkonjugasitidakdapatkeluardariempedumenujuusussehinggaakanmasukkembalidanterabs

orbsikedalamalirandarah (anonim,2010).

Peningkatankadar bilirubin indirekseringdikaitkandenganpeningkatandestruksieritrosit

(hemolisis), sepertipadapenyakithemolitikolehautoimun, transfusi, ataueritroblastosisfatalis.

Peningkatandestruksieritrosittidakdiimbangidengankecepatankunjugasidanekskresikesalura

nempedusehinggaterjadipeningkatankadar bilirubin indirek (anonim,2010).

Hatibayi yang barulahirbelumberkembangsempurnasehinggajikakadar bilirubin yang

ditemukansangattinggi, bayiakanmengalamikerusakanneurologispermanen yang

lazimdisebutkenikterus. Kadar bilirubin (total) padabayibarulahirbisamencapai 12 mg/dl;

kadar yang menimbulkankepanikanadalah> 15 mg/dl. Ikterikkerapnampakjikakadar bilirubin

mencapai> 3 mg/dl. Kenikterustimbulkarena bilirubin yang berkelebihanlarutdalam lipid

ganglia basalis (anonim,2010).

Dalamujilaboratorium, bilirubin diperiksasebagai bilirubin total dan bilirubin direk.

Sedangkan bilirubin indirekdiperhitungkandariselisihantara bilirubin total dan bilirubin direk.

Metodepengukuran yang digunakanadalahfotometriatauspektrofotometri yang

mengukurintensitaswarnaazobilirubin (anonim,2010).

NilaiRujukan(anonim,2010)

DEWASA : total : 0.1 – 1.2 mg/dl, direk : 0.1 – 0.3 mg/dl, indirek : 0.1 – 1.0 mg/dl

ANAK : total : 0.2 – 0.8 mg/dl, indirek : samadengandewasa.

Page 26: Metabolisme Protein Dan Asam Amino

BAYI BARU LAHIR : total : 1 – 12 mg/dl, indirek : samadengandewasa.

MasalahKlinis(anonim,2010)

Bilirubin Total, Direk

PENINGKATAN KADAR : ikterikobstruktifkarenabatuatauneoplasma, hepatitis, sirosishati,

mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruhobat :

antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin,

tetrasiklin), sulfonamide, obatantituberkulosis ( asampara-aminosalisilat, isoniazid),

alopurinol, diuretic (asetazolamid, asametakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium),

barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat,

metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.

PENURUNAN KADAR : anemia defisiensibesi. Pengaruhobat : barbiturate, salisilat (aspirin),

penisilin, kafeindalamdosistinggi.

Bilirubin indirek

PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria,

anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis terdekompensasi,

hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk)

PENURUNAN KADAR : pengaruh obat (lihat bilirubin total, direk)

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat mempengaruhi

kadar bilirubin.

Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin.

Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen

empedunya akan menurun.Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan

kadar bilirubin.