MET Proposal

24
A. Judul : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Motivasi Anak Untuk Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Kelas III di SMK Annuroniyah Sulang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan pada umumnya dilaksanakan di sekolah, karena sekolah dipandang sebagai lembaga yang bertugas meneruskan nilai – nilai terpilih yang terakumulasi dalam masyarakat kepada generasi muda. Sekolah sebagai pusat pendidikan, lahir, tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Sekolah mempunyai peranan sebagai pengembang misi pendidikan bagi masyarakat. Proses pendidikan di sekolah melalui beberapa tahapan dan berjenjang mulai dari Taman Kanak – Kanak sampai Perguruan Tinggi. Anak dapat melaksanakan pendidikan di sekolah mulai dari dasar sampai Perguruan Tinggi tidak terlepas dari pengaruh pendidikan didalam keluarga. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi untuk mencapai status sosial ekonomi yang lebih tinggi dan meningkatnya jumlah lulusan SLTA

Transcript of MET Proposal

Page 1: MET Proposal

A. Judul : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan

Motivasi Anak Untuk Melanjutkan ke Perguruan Tinggi Kelas III di

SMK Annuroniyah Sulang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran

2012/2013.

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat manusia. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di

dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. karena itu pendidikan

merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

pemerintah.

Pendidikan pada umumnya dilaksanakan di sekolah, karena sekolah

dipandang sebagai lembaga yang bertugas meneruskan nilai – nilai terpilih

yang terakumulasi dalam masyarakat kepada generasi muda. Sekolah sebagai

pusat pendidikan, lahir, tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat.

Sekolah mempunyai peranan sebagai pengembang misi pendidikan bagi

masyarakat. Proses pendidikan di sekolah melalui beberapa tahapan dan

berjenjang mulai dari Taman Kanak – Kanak sampai Perguruan Tinggi. Anak

dapat melaksanakan pendidikan di sekolah mulai dari dasar sampai Perguruan

Tinggi tidak terlepas dari pengaruh pendidikan didalam keluarga.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi untuk

mencapai status sosial ekonomi yang lebih tinggi dan meningkatnya jumlah

lulusan SLTA negeri maupun swasta setiap tahunnya menyebabkan pihak

pemerintah atau swasta mendirikan Perguruan Tinggi Swasta di berbagai

tempat baik di kota besar maupun di kota kecil untuk menampung masyarakat

yang membutuhkan kesempatan belajar di perguruan tinggi. Mengingat

Perguruan Tinggi Negeri yang daya tampungnya terbatas.

Belajar di perguruan tinggi adalah untuk memperoleh ilmu pengetahuan,

teknologi dan ketrampilan serta berfikir secara ilmiah, logika, nalar sesuai

Page 2: MET Proposal

tuntutan perkembangan jaman. Setelah tamat dari Perguruan Tinggi

diharapkan mendapatkan gelar akademik atau sebutan profesional. Hal ini

akan membuka jalan untuk mendapatkan pekerjaan, kedudukan / jabatan yang

sesuai dan bergaji tinggi serta terhormat di lingkungan masyarakat.

Dengan uraian di atas, maka menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi

sangatlah bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan bangsa. Dikatakan berguna

bagi bangsa karena apabila sumber daya manusianya cakap dan berkualitas

maka bangsa kita juga akan maju.

C. Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas dapat

dirumuskan : ” Adakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan

motivasi anak untuk melanjutkan keperguruan tinggi pada siswa kelas III

SMK ANNURONIYAH Sulang Kabupaten Rembang tahun pelajaran

2012/2013 ? ”

D. Penegasan Judul

Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mengungkap pengaruh semua

faktor yang telah diidentifikasi tersebut pada keinginan siswa untuk

melanjutkan ke Perguruan Tinggi, mengingat berbagai keterbatasan yang ada

pada peneliti. Yang diungkap dalam penelitian ini ialah ada tidaknya pengaruh

antara tingkat pendidikan orang tua pada motivasi anak untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas III SMK

ANNURONIYAH Sulang Kabupaten Rembang tahun pelajaran 2012/2013.

E. Alasan Pemilihan Judul

Page 3: MET Proposal

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas kiranya dapat diidentifikasi

masalahnya, sehingga dapat digunakan dalam dasar pengembangan

pemecahan penelitian selanjutnya.

Setiap orang tua dengan sengaja mendidik anak supaya berhasil dan

kelak menjadi anak yang sukses. Untuk mencapai kesuksesan tersebut pada

umumnya melalui jenjang terakhir pendidikan di sekolah yaitu Perguruan

Tinggi. Anak yang melanjutkan ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh banyak

faktor diantaranya :

1. Faktor yang datangnya dari dalam anak itu sendiri yaitu tingkat

kecerdasan, motivasi dan bakat untuk belajar.

2. Faktor yang datangnya dari luar anak yaitu dorongan dari orang tua,

tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi orang tua dan lingkungan

pergaulan.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh data pendidikan terakhir orang tua siswa kelas III

SMK ANNURONIYAH Sulang Kabupaten Rembang tahun pelajaran

2012/2013.

2. Untuk memperoleh data tentang motivasi siswa kelas III SMK

ANNURONIYAH Sulang Kabupaten Rembang tahun pelajaran

2012/2013 melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

G. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui adanya hubungan tingkat pendidikan orang tua

dengan motivasi anak melanjutkan ke Perguruan Tinggi akan berguna bagi :

1. Orang tua

Pendidikan sekolah orang tua akan berperan dan berguna dalam

membimbing anaknya, serta menjadi teladan untuk anak – anaknya

mencapai pendidikan sekolah yang lebih tinggi.

Page 4: MET Proposal

2. Siswa

Dengan teladan pendidikan orang tuanya anak akan termotivasi untuk

belajar dan mau belajar ke pendidikan sekolah melebihi dari orang tuanya.

3. Guru

Dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk siswanya supaya

melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi bahan informasi bagi

penelitian selanjutnya.

H. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan

Ada beberapa pendapat para tokoh pendidikan mengenai definisi dari

pendidikan sebagai berikut :

Menurut Endang Ragil dalam bukunya Pengantar Pendidikan (2001 :

4) memberikan pengertian sebagai berikut : Pendidikan adalah

perbuatan atau tindakan yang diarahkan kepada manusia agar potensi –

potensi yang dimiliki oleh setiap individu dapat dikembangkan secara

nyata.

Sedangkan menurut John Dewey yang dikutip oleh Endang Ragil

dalam bukunya Pengantar Pendidikan (2001 : 4) adalah : Suatu proses,

tuntunan terhadap proses pertumbuhan dan proses sosialisasi anak.

Mengembangkan diri ke tingkat yang makin lama makin sempurna

sesuai dengan teori evolusi Darwin.

Team dosen UNS memberikan definis Pendidikan sebagai “Pengaruh,

bantuan atau tuntutan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab

kepada anak didik ” (1991 : 3).

Page 5: MET Proposal

Berdasarkan pendapat para tokoh di atas, dapatlah disimpulkan

bahwa pendidikan merupakan suatu usaha atas kegiatan secara sengaja

penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab membimbing serta

mengembangkan aspek rohani dan jasmani kepada anak didik yang masih

membutuhkan.

2. Pendidikan di Sekolah

Sekolah sebagai pusat pendidikan formal lahir dan tumbuh dari dan

untuk masyarakat. Artinya perangkat ini ditata dan dikelola secara formal,

mengikuti aturan yang pasti dan diberlakukan di masyarakat di dalam

tujuan, berjenjang, kurikulum, pengadministrasian dan pengelolaannya.

Fungsi sekolah disamping sebagai pusat pendidikan formal juga sebagai

lembaga, lingkungan wiyata mandala sehingga tetap dan menyelenggarakan

proses belajar mengajar.

3. Pendidikan di Masyarakat

Masyarakat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan

tata nilai dan tata budaya sendiri. Masyarakat sebagai wadah dan wahana

pendidikan kehidupan manusia yang majemuk.

Fungsi pendidikan di masyarakat sebagai pelengkap, pengganti dan

tambahan terhadap pendidikan yang sudah diberikan di keluarga dan

sekolah. Ini dikarenakan keterbatasan dan kekurangannya dalam

memberikan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dikembangkan

oleh sekolah atau di keluarga. Pendidikan di masyarakat dilaksanakan secara

teratur dan sadar tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat.

4. Pendidikan di SMK

Page 6: MET Proposal

Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang

pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan

peningkatan ketrampilan siswa. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

merupakan bentuk satuan pendidikan di jalur pendidikan sekolah pada

pendidikan menengah kejuruan yang mengutamakan penyiapan siswa untuk

melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.

Tujuan pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut

Pasal 3 ayat 2 PP No 29 Tahun 1990 adalah mengutamakan penyiapan siswa

untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.

5. Peranan Tingkat Pendidikan Orang Tua di Keluarga

Orang tua dianggap bertanggung jawab atas pelaksanaan pendidikan di

keluarga, apalagi terhadap anaknya. Hal ini sesuai tugasnya yaitu “Pendidik

yang pertama ialah pendidik yang disebabkan kewajaran tanggung jawab

dari kehidupan itu sendiri, yaitu orang tua” (Edi Suardi, 1987 : 79).

Karena sebagai pendidik, maka orang tua merasa bertanggung jawab

akan kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan anak. Peranan orang

tua terhadap mendidik anak amat besar karena mereka bukan saja sekedar

mendidik anak agar ia menjadi besar dan pandai bermacam – macam hal,

akan tetapi terutama dapat membantu anak dalam perkembangannya menuju

cita – citanya dan kedewasaannya.

Sebagaimana dikatakan Singgih Gunarsa dalam bukunya Psikologi

Perkembangan (1992 : 13) orang tua adalah pendidik atas dasar hubungan

darah. Tanggung jawab sebagai pendidik merupakan amanat Tuhan sebagai

konsekwensi logis, karena ada hubungan darah tersebut. Dan hubungan

kasih sayang orang tua dan anaknya merupakan sunnatullah (Hadist)

sehingga timbul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi.

Dari penegertian di atas dapat ditarik suatu gambaran, bahwa orang tua

merupakan penanggung jawab utama dalam memberikan bimbingan,

Page 7: MET Proposal

dorongan, mengasuh, mendidik dalam menuju pertumbuhan dan

perkembangan anak ke arah yang lebih baik dimasa depannya, atau

keberhasilan meraih cita – citanya melalui pendidikan di sekolah sesuai yang

diinginkan orang tua.

Pendidikan orang tua akan sangat membantu untuk menjadi pendidik

di keluarga yang berhasil. Ini dikarenakan orang tua yang mempunyai

pendidikan yang tinggi akan mendapatkan tingkat pengalaman mendidik,

pengetahuan, dan wawasan dalam menyelesaikan masalah di keluarga,

khususnya anaknya.

6. Motivasi Anak Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi

Dalam penelitian ini hanya akan dibahas motivasi anak melanjutkan ke

Perguruan Tinggi dikarenakan faktor dukungan. Faktor dukungan yang

dimaksud di sini adalah dukungan orang lain yaitu orang tua.

Motivasi anak timbul dikarenakan ada dorongan atau pengaruh dari

orang lain, yang tak lain adalah orang tua. Kita ketahui bahwa anak

dianggap ketidakberdayaannya dalam menyelesaikan masalahnya. Hal ini

sesuai dengan pendapat dari Agus M Hardjana dalam bukunya Kiat – Kiat

Sukses Di Perguruan Tinggi (1995 : 21)

Dorongan atau stimulus yang datang dari luar diri orang, yang

mendorongnya untuk berbuat atau mencapai sesuatu. Dorongan itu dapat

datang dari orang lain misalnya orang tua.

I. Kerangka Berfikir

Motivasi anak untuk melanjutkan studi di Perguruan Tinggi dipengaruhi

oleh beberapa faktor, salah satunya dukungan yang berasal dari orang tuanya

yaitu tingkat pendidikan orang tua.

Belajar di Perguruan Tinggi dituntut untuk tepat waktu dan lulus dengan

prestasi akademis yang tinggi sesuai tujuannya. Selesai belajar di Perguruan

Tinggi akan mendapatkan gelar akademik atau gelar profesional dan terbuka

Page 8: MET Proposal

jalan untuk mendapatkan kerja dan kedudukan bergaji tinggi dan bergengsi.

Banyak para mahasiswa yang gagal di tengah jalan dikarenakan tidak punya

tekad kemana dan motivasi bekerja yang tinggi.

Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh dalam menentukan

pendidikan anak, ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua

semakin berhasil dalam memberikan bimbingan, dorongan, tuntunan dan

keteladanan terhadap anak. Ini dikarenakan orang yang mempunyai

pendidikan yang tinggi akan mendapatkan :

1. Pengalaman untuk mendidik anak yang baik

2. Pengetahuan pendidikan yang cukup

3. Berfikir, tutur kata dan sikap yang dapat dicontoh untuk anak dalam

membentuk kepribadian anak

4. Pekerjaan yang layak dapat dijadikan sebagai pedoman serta anak

termotivasi dalam melanjutkan cita – citanya.

Jika tidak termotivasi, sebaiknya tidak memasuki Perguruan Tinggi,

karena besar resikonya. Motivasi bersumber pada cita – cita hidup yang paling

dalam yaitu mau menjadi manusia macam apa dan mau menyumbangkan apa

dan di bidang apa dalam hidup ini. Orang yang bermotivasi studi melihat apa

dan bagaimana hubungan antara cita hidup itu dengan studi di Perguruan

Tinggi yang akan ditempuhnya.

J. Hipotesis

Page 9: MET Proposal

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian samapai terbukti melalui data yang terkumpul

(Suharsimi Arikunto, 1993 : 62).

Penolakan atau penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil – hasil

penelitian yang dikumpulkan melalui statistik.

Sesuai dengan latar belakang masalah, kajian teori dan dasar pemikiran

yang telah dikemukakan, maka perumusan hipotesis yang diuji kebenarannya

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis Nol (Ho) disebut hipotesis statistik yang menyatakan “Tidak ada

hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi anak

melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada siswa kelas III SMK

ANNURONIYAH Sulang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran

2012/2013.

2. Jika Hipotesis Nol (Ho) ditolak, maka ada hubungan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan motivasi anak melanjutkan ke Perguruan

Tinggi Pada Siswa Kelas III SMK ANNURONIYAH Sulang Kabupaten

Rembang Tahun Pelajaran 2012/2013.

Page 10: MET Proposal

K. Metode Penelitian

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas atau variabel yang mempengaruh, yaitu variabel tingkat

pendidikan orang tua.

2. Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi, yaitu variabel motivasi

anak melanjutkan ke perguruan tinggi.

B. Teknik dan Pendekatan Penelitian

1. Teknik Penelitian

Dalam menyelesaikan penelitian ini menggunakan teknik

penelitian expost facto. Hal ini sesuai dengan pedoman dan prosedur

penelitian, Jika gejala sudah ada / telah terjadi data tinggal menghimpun

melalui teknik penelitian expost facto.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

alasan bahwa data yang diperoleh dalam pengambilan data melalui

dokumentasi yaitu pendidikan orang tua dan angket motivasi anak

melanjutkan ke perguruan tinggi pada siswa kelas III SMK

ANNURONIYAH Sulang Kabupaten Rembang, pengolahan datanya

berupa angka.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan di SMK ANNURONIYAH

Sulang Kabupaten Rembang tahun 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan november sampai januari 2013.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Page 11: MET Proposal

Pengertian dari “Populasi” adalah keseluruhan unit obyek untuk

diteliti (Moh. Ali, 1985:54). Pengertian tersebut mengandung maksud

bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan obyek

penelitian.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa kelas III

SMK ANNURONIYAH Sulang Kabupaten Rembang tahun pelajaran

2012/2013 sejumlah siswa.

2. Sampel

Pengertian dari “sampel” adalah “sebagian yang diambil dari

keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh

populasi”. (Moh. Ali, 1985:54).

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sejumlah siswa.

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk

mengungkapkan permasalahan dalam penelitian. Penyusunan instrumen

dalam penelitian ini dilakukan melalui berbagai langkah, sebagai berikut :

a. Menentukan Variabel

b. Menentukan Indikator Variabel

c. Menentukan Jenis Instrumen dan Jumlah Item

d. Menentukan Skor

Tabel. 3.1. Rencana Pengembangan Instrumen

No Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis Instrumen

1 Tingkat

pendidikan

orang tua

Pendidikan formal dari

Bapak / Ibu yang

tertinggi jenjang

pendidikannya

1. Pendidikan rendah

2. Pendidikan menengah

3. Pendidikan tinggi

Dokumentasi

2 Motivasi anak

untuk

melanjutkan ke

perguruan

tinggi

Rencana anak setelah

tamat dari SMK

Annuroniyah

melanjutkan / tidak

1. Melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

2. Tidak melanjutkan ke

Perguruan Tinggi

Angket

Page 12: MET Proposal

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tekik yang digunakan yaitru teknik dokumentasi untuk

mengetahui tingkat pendidikan orang tua dan angket untuk mengetahui

motivasi anak untuk melanjutkan kependidikan tinggi atau tidak.

F. Teknik Analisis Data

1. Jenis Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif,

karena dalam mengolah data untuk menguji hipotesis dengan berbentuk

angka atau teknik statistik. Setelah mengumpulkan data sesuai dengan

masalahnya, maka untuk menganalisa data dalam pengujian hipotesis

menggunakan Chi Kuadrat.

Langkah penggunaan rumus Chi Kuadrat menurut Sugiono dalam

bukunya Dasar – Dasar Statistik Pendidikan (2000 : 32) sebagai berikut :

X 2=∑ (Fo−Fh )2

Fh

Keterangan :

X2 : Nilai Chi Kuadrat yang dicari

Fo : Frekwensi observasi (frekwensi hasil perhitungan)

Fh : Frekwensi hipotetik (frekwensi yang diharapkan)

Fh=∑ bX∑ k

∑ t

Keterangan :

b : Jumlah frekwensi pada baris

k : Jumlah frekwensi pada kolom

t : Jumlah frekwensi total

Fh : Frekwensi hipotetik

Page 13: MET Proposal

2. Norma Keputusan

Setelah mengetahui nilai Chi Kuadrat (X2 hitung) kemudian

dibandingkan dengan Chi Kuadrat pada tabel statistik, maka diambil

keputusan sebagai berikut :

a. Jika X2 hitung ≥ X2 tabel 5 %, maka signifikan berarti Ho ditolak

b. Jika X2 hitung ≥ X2 tabel 1 %, maka sangat signifikan berarti Ho

ditolak.

Page 14: MET Proposal

L. Rencana Daftar Isi Skripsi

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………… v

ABSTRAK ……………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. x

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah …………………..……………….. 3

C. Pembatasan Masalah …………………….…………….. 3

D. Rumusan Masalah …………………………….……….. 3

E. Tujuan Penelitian …………………………………….... 3

F. Kegunaan Penelitian …………………………………… 5

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori …………………………………………… 6

B. Dasar Pemikiran ………………………………………. 22

C. Hipotesis ………………………………………………. 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian ……………………….. 25

B. Teknik dan Pendekatan Penelitian ……………………. 25

C. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………… 26

D. Populasi dan Sampel ………………………………….. 28

E. Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data … 29

F. Teknik Analisis Data …………………………………… 33

BAB IV. LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Variabel ……………………………….. 35

Page 15: MET Proposal

B. Analisis Data ..………………………………………….. 41

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ………………………… 45

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan ……………………………………………….. 46

B. Implikasi ……………………………………………….. 46

C. Saran …………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: MET Proposal

Daftar Pustaka

Ali, Mohammad. 1987. Penelitian Kependidikan. Bandung : Angkasa.

Arikunto, suharsimi. 1983. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Hardjana, Agus M. Kiat Sukses Study di Perguruan Tinggi. Yogyakarta :

Kanisius.

Ragil, Endang. 2001. Pengantar Pendidikan. Kediri : IKIP PGRI

LPPM IKIP PGRI Kediri. Pedoman dan Prosedur Penelitian. Kediri : IKIP

PGRI Kediri. 2001.

Team Dosen FKIP UNS. 1991. Dasar Kependidikan. Surakarta : UNS.

Page 17: MET Proposal