Merkantilisme

15
Nama : Desi Armaini (1201101010013) Husnul Maghfirah M (1201101010033) Ratna Mutia Dewi (1201101010035) Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi Dosen : Nur Aidar, SE, M.SE Pemikiran Ekonomi Kaum Merkantilisme 1.1Konsep Umum Merkantilisme Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak insentif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja

description

spse

Transcript of Merkantilisme

Page 1: Merkantilisme

Nama : Desi Armaini (1201101010013)

Husnul Maghfirah M (1201101010033)

Ratna Mutia Dewi (1201101010035)

Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi

Dosen : Nur Aidar, SE, M.SE

Pemikiran Ekonomi Kaum Merkantilisme

1.1 Konsep Umum Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan

suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang

bersangkutan, dan bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Aset

ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral

berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini

bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya)

impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme

mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan

perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor (dengan banyak insentif)

dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan

ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem ekonomi

merkantilisme.

1.2 Sejarah Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang 

dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat.  Karena itulah mengapa semua

ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut dianggap sebagai merkantilis. Padahal istilah

'merkantilis' sendiri saat itu belum dikenal. Merkantilisme baru diperkenalkan pertama kali

oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan oleh Adam

Smith pada tahun 1776 dalam bukunya The Wealth of Nations.

Page 2: Merkantilisme

Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris,

Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan

kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan rakyatnya. Ciri utama dari paham

merkantilisme ditandai dengan campur tangan negara/raja secara menyeluruh dalam setiap sendi

ekonomi. Filosofi merkantilisme memberi dukungan penuh bagi negara/raja untuk

mengintervensi dan mengatur perekonomiannya. Sehingga merkantilisme  menjadi sebuah tahap

erat kepada kesatuan politik dan kekuatan nasional.

Merkantilisme  menitik beratkan kemakmuran suatu negara dari tingkat kekayaannya.

Pengumpulan kekayaan negara/raja dapat dilakukan dengan peningkatan volume perdagangan.

Volume perdagangan dapat ditingkatkan dengan (1) peningkatan produksi dan (2) perluasan

pasar. Kebutuhan akan pasar inilah yang yang menimbulkan peperangan di negara Eropa dan dan

lahirnya imprealisme.

Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli mulai

bermunculan.  Di kota-kota  itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin. Periode ini

menandai kemunculan masyarakat  pasar (Market Society). Saat merkantilisme berkembang,

bangsa Eropa telah mengenal logam mulia sebagai medium of exchange (uang), sehingga

kemudian menetapkan standar ukuran kemakmuran suatu negara dengan jumlah logam mulia

yang dimiliki.  Semakin banyak logam mulia, maka semakin makmur negara itu dibandingkan

dengan negara lainnya. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk meningkatkan ekspor, yang

bisa mendatangkan surplus perdagangan.

Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam merkantilisme adalah

perluasan pasar. Merkantilisme memandang perdagangan internasional sebagai suatu aspek

penting.  Perdagangan internasional adalah cara untuk memperluas pasar dalam rangka

mendapatkan surplus perdagangan sebesar-besarnya. Kekayaan suatu negara diukur dari

perbandingan ekspor impornya. Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu timbangan, di

mana jika ekspor berlebih maka neraca perdagangan dianggap untung. Dengan adanya

keuntungan maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar dan diimbangi

secara tunai dengan emas. Perpanjangan tangan para penguasa pada merkantilisme terlihat dari

kebijakan ekonomi proteksi, dimana negara/raja mendukung ekspor dengan insentif dan

menghadang impor dengan tarif. Cara perluasan pasar yang dilakukan pada masa merkantilisme

ini adalah dengan penjelajahan samudera, membuka wilayah-wilayah baru untuk di eksplorasi.

Page 3: Merkantilisme

Penjelajahan bangsa Eropa ini pada akhirnya membawa ketamakan untuk menguasai sumber

daya alam mereka sebagai bagian dari kekayaan negara/raja-nya. Mereka menjadi wilayah-

wilayah baru tersebut sebagai jajahan/koloni mereka. Daerah koloni dipaksa untuk menghasilkan

bahan mentah untuk keperluan industri dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk.

Para raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme yaitu:

1. Raja Karel V dari negara Spanyol

2. Ratu Elizabeth dari Inggris

3. Prinsmaurits berasal dari Belanda

4. Louis XIV dari Prancis

1.3 Pokok-Pokok Ajaran Merkantilisme

Berikut ini adalah 7 ajaran pokok dari merkantilisme dalam buku perkembangan

pemikiran ekonomi oleh Teguh Sihono, 2008. Tujuh hal pokok dalam ajaran merkantilisme

yakni :

1. Logam Mulia berupa Emas dan Perak adalah jenis kekayaan yang sangat diinginkan.

Beberapa kaum merkantilis mempercayai bahwa logam mulia adalah satu-satunya

kekayaan yang berharga untuk dicari.

2. Merkantilisme mengajarkan tentang nasionalisme. Tidak semua Negara menikmati

surplus dari ekspor besar dan mengumpulkan kekayaan dari pembayaran yang

dilakukan dengan negeri tetangga. Hanya kekuatan orang yang dapat mempertahankan

koloninya dan mendominasi lalulintas perdagangannya, akan sanggup bersaing dengan

Negara-negara lain dan sukses dalam persaingan ekononomi.

3. Menganjurkan impor bahan mentah tanpa pajak bilamana barang itu dapat

diproduksikan didalam negeri dan pengeluaran barang-barang mentah.

4.  Pedagang-pedagang kapitalis percaya bahwa penguasaan atau dominasi serta monopoli

di daerah kolonial adalah untuk keuntungan negara penjajah.

5. Merkantilis memperbolehkan adanya monopoli dan perdagangan bebas disini dalam hal

perpajakan saja, yang tidak sama dengan prinsip perdagangan bebas, sehingga tidak

semua orang bebas menggunakan modalnya dengan hak-hak utama/ free trade.

Page 4: Merkantilisme

6. Menghendaki pemerintah sentral yang kuat untuk dapat melaksanakan peraturan-

peraturan di dalam bidang perdagangan dan perusahaan. Pemerintah mengijinkan hal-

hal untuk mengadakan monopoli guna melakukan perdagangan luar negeri.

Meskipun mengutamakan kekayaan bangsa, akan tetapi merkantilis tidak mendorong untuk

kekayaan sebagian besar penduduk. Dalam kenyataanya kaum merkantilis senang akan

masyarakat atau penduduk yang bekerja giat, yang mampu menyediakan tenaga kerja murah dan

tentara serta relasi yang siap untuk bertempur demi kejayaan bangsa serta memperkaya

pemimpin-pemimpin mereka.

1.4 Tokoh-Tokoh Merkantilisme

Tokoh-tokoh merkantilisme dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni golongan tua

dan muda. Tokoh pertama yakni tokoh merkantilisme tua memiliki pandangan tidak sama

dengan tokoh-tokoh dijaman kuno.

Kaum Merkantilis tua juga disebut sebagai kaum Bullion. Dalam konsep yang diberikan

kaum bullion ini menganggap  bahwa dalam mencapai kekayaan negara, negara harus banyak

mengekspor produk yang dibuat dalam negeri kepada Negara-negara lainnya untuk selanjutnya

dapat memasukkan emas sebanyak-banyaknya ke dalam negerinya sendiri, emas tersebut harus

diimpor dalam jumlah yang banyak.

Golongan muda yang juga disebut sebagai kaum merkantilisme muda merupakan kaum

yang berada di luar tokoh merkantilisme tua. Golongan ini di prakarsai oleh beberapa tokoh-

tokoh penting seperti, Thomas mun, Sir William Petty, Sir Dudley North, Richard Contillon,

David Hume, dan John Locke.

Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa tokoh merkantilisme yang berasal dari

golongan tua maupun golongan muda, yakni:

1. Jean Bodin (1530-1596)

Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan sebagai

orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan harga. Menurutnya,

Page 5: Merkantilisme

bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya

harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh praktik

monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja. Dalam praktik tersebut,

biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat itu. 

Dalam bukunya yang berjudul Reponse Aux Paradoxes de Malestroit (1568),

dikemukakan oleh bodin, naiknya harga-harga barang secara umum disebabkan oleh 5 faktor,

yakni :

1. Bertambahnya logam mulia seperti perak dan emas.

2. Praktek momopoli yang dilakukan oleh dunia swasta maupun peran negara.

3. Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka oleh karena sebagian hasil produksi di

ekspor.

4. Pola hidup mewah kalangan bangsawan dan raja-raja.

5. Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung di dalamnya

dikurangi atau dipermainkan.

Bodin sependapat dengan Machiavelli bahwa negara mempunyai kekuasaan yang

mutlak terhadap warga negara, karena negara berada di atas hukum. Sebenarnya teori yang

dikemukakan oleh bodin ini agak berlebihan, akan tetapi teori ini

mencerminkan kebutuhan negara-negara nasional yang sedang tumbuh akan kekuasaan untuk

menjaga kestabilan ekonomi dan menciptakan kemakmuran bagi setiap rakyatnya.

Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukan oleh para kaum bangsawan,

Jean Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa persediaan emas tersebut lebih

baik disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan berhati-hati yang

akan berujung pada terkendalinya inflasi.

Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju, maka dari itu dalam selang

waktu sekitar setangah abad, Irving Fisher menggunakannya sebagai dasar teorinya yakni teori

kuantitas uang.

Page 6: Merkantilisme

2. Thomas Mun (1571-1641)

Thomas Mun adalah seorang saudagar kaya yang berasal dari Inggris. Dia banyak

menulis tentang perdagangan luar negeri. Buku yang ditulisnya dan sempat menjadi karya yang

terkenal berjudul England’s Treasure by Foreign Trade adalah salah satu sumbangan besar

terhadap teori perdagangan luar negeri.  Thomas Mun mengecam kaum bullion yang melarang

mengalirnya emas keluar negeri.

Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan negara, cara yang biasa dilakukan adalah

lewat perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus lebih besar

dibandingkan dengan yang di impor oleh negara itu. Menurutnya pula, perdagangan masih tetap

akan menguntungkan sekalipun tidak memiliki emas dan perak, dengan cara melakukan transaksi

pembayaran lewat bank. Yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang sedang

diperjual-belikan itu.

Suatu negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena menaikkan harga-

harga, dan meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan pendapatan para pengusaha, namun

kenaikan tersebut secara umum langsung merugikan dan mengurangi volume perdagangan,

karena harga yang tinggi akan mengurangi konsumsi dan permintaan.

3. Jean Baptis Colbert (1619-1683)

J. B. Colber adalah seorang pejabat negara Perancis dengan kedudukan sebagai Menteri

Utama di Bidang Ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Louis XIV. Tujuan yang dibuat

olehnya lebih mengarah pada kekuasaan dan kejayaan negara daripada untuk meningkatkan

kekayaan orang-perorang.

Ia mendorong usaha dalam sektor kerajinan dan perdagangan dengan menekankan

pengenaan bea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal pengangkut

Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sisitem transportasi dalam negeri.

Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan murah, maka

tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri, sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk

ke dalam negara.

Page 7: Merkantilisme

J. B. Colbert menjamin hak monopoli yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan

guna mendorong timbulnya perusahaan baru khususnya untuk perdagangan antar negara. Ia

melakukan rangsangan terhadap penemuan-penemuan baru serta membangun industri-industri

percontohan. Ia juga mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dengan mendirikan akademi-

akademi, perpustakaan, dan memberikan subsidi ke setiap sektor ekonomi.

Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan penguasa.

Kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari penguasa. Penguasa pun

memberi bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan keistimewaan-keistimewaan

lainnya. Pada abad tersebut, Eropa dianggap sebagai kapitalisme komersial, yang kadangkala

disebut sebagai kapitalisme saudagar karena kaum saudagarlah yang memegang kendali

perekonomian.

4. Sir William Petty (1623-1687)

Sebagai ahli akademisi yang mengajar di Oxford Universty, Sir William banyak

menuliskan tentang buku ekonomi politik. Selain itu, Petty juga dikenal sebagai inonator, ahli

bahasa, dokter, ahli usik, pelaut, dan wakil direktur di suatu akademi.

Dalam karyanya yang berjudul A treatise of Taxes and Contributions (1662), yang

berisi tentang teori yang menyatakan bahwa bukanlah jumlah hari kerja yang menentukan nilai

suatu barang, melainkan biaya yang diperlukan agar para pekerja tersebut dapat tetap bekerja.

Dalam hal uang, menurutnya uang diperlukan dalam jumlah secukupnya, tetapi lebih

atau kurang dari yang diperlukan dapat mendatangkan kemudaratan. Harga untuk uang adalah

bunga modal, dengan demikian, semakin besar jumlah uang beredar, maka bunga modal turun,

hal ini akan mendorong kegiatan usaha. Ia juga berpendapat bahwa tingkat harga yang bervariasi

proporsionalnya dengan jumlah uang yang beredar. Teori inilah yang juga dikembangkan oleh

Irving Fisher untuk Teori Kuantitas Uang nya.

Karya yang lainnya adalah Political Arithmetic (1676), dalam karyanya ini, ia

menggambarkan bidang metodologi ekonomi. Dengan terbitnya buku ini maka studi statistika

semakin berkembang di Inggris. Dialah yang mengemukakan pertama kali tentang nilai tenaga

Page 8: Merkantilisme

kerja yang kurang dimengerti oleh ahli-ahli berikutnya sampai tokoh kaum klasik yang bernama

David Ricardo.

5. Sir Dudley North (1641-1691)

North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa

adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan segala

peraturannya. Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas

keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.

Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu negara adalah sebagai alat

untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk simbol kekayaan negara. Negara akan jatuh

miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran untuk negara

lain. Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan kemudian akan

memperkaya negara.

6. David Hume (1711-1776)

Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan faktor keadilan, dan beranggapan bahwa

ketidakadilan akan memperlemah suatu negara. Setiap warga negara harus menikmati hasil

kerjanya sesuai dengan  kesempatan yang diperolehnya.

Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di

distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang

diinginkan oleh Hume tersebut.

Berikut ini adalah teori Hume yang terkenal, yakni :

“Price Specie-flow Mechanism”, David Hume presented areasonably complete

description of the interrelationship between a country’s balance of trade, the quantity of money,

and the general level of prices. In international trade theory this has becaome known as the

price specie-flow mechanism.

Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan

dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu negara (Teguh Sihono,

2008).

Page 9: Merkantilisme

1.5 Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia

Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada zaman Raja Henry VII. Inggris

memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya. Kemudian, merkantilisme

mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah

monopoli perdagangannya. Kesuksesan Inggris memanfaatkan daerah-daerah koloninya,

membuat Bangsa Eropa tergiur (Belanda, Perancis dan Spanyol). Tak heran merkantilisme

semakin memperluas peperangan antar Bangsa Eropa dalam rangka memperebutkan daerah-

daerah koloni di penjuru dunia. Politik merkantilisme ini jugalah yang melahirkan terbentuknya

persekutuan dagang masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di Indonesia.

Dengan perkembangan teknologi,  merkantilisme mampu mendukung perubahan bentuk

usaha domestic system berubah menjadi manufacture system. Dengan demikian politik ekonomi

merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi industri yang berkembang di negara Inggris.

Revolusi industri ini juga kemudian mengantarkan kita pada perubahan signifikan dalam sejarah

manusia.

Dampak dari merkantilisme dalam sejarah, yakni:

1. Lahirnya kolonialisme imprealisme.

2. Aktifnya perdagangan internasional.

3. Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang sangat

membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka efisiensi produksi

membawa Inggris pada revolusi industri

Page 10: Merkantilisme

Daftar Pustaka

https://zenaoke.wordpress.com/2012/04/09/sejarah-pemikiran-ekonomi/

http://poernomoagusto.blogspot.com/2012/03/konsep-merkantilisme-dan-pendapat para.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Merkantilisme

http://gioakram13.blogspot.com/2013/05/pemikiran-ekonomi-merkantilisme.html