Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

118
MERAYAKAN PERAYAAN Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

description

Majalah elektronik ini adalah hasil kerjasama antara Kelas Pagi Yogyakarta dengan penyelenggara Ngayogjazz 2014. Majalah ini merupakan hasil dari kerja dokumentasi sejumlah anak muda kreatif. Dalam kerja dokumentasi ini mereka memfokuskan diri kepada bentuk yang sederhana dan merekam sisi-sisi yang mungkin sering lupa diperhatikan. Harapannya, untuk mengajak penikmat bersama-sama mengeksplorasi ragam bentuk interaksi yang mampu menembus sekat-sekat sosio kultural dalam masyarakat.

Transcript of Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Page 1: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

M E R AYA K A N P E R AYA A N

Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Page 2: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Secara linguistik, kata-kata seperti perayaan ataupun festival mempunyai artikulasi yang mengandung unsur selebrasi, ceria, riang dan gembira serta selalu dikuti dengan kondisi spasial yang cukup luas serta melibatkan kumpulan individu yang masif. Namun dalam peristiwa perayaan, adakalanya konteks selebrasi tidak selalu merujuk kepada seremonial tertentu.

Kami percaya bahwa Ngayogjazz merupakan wujud dari perayaan tersebut. Jazz yang dibentangkan sebagai benang merahnya, kami maknai sebagai proses yang dapat melepaskan diri dari identitasnya sebagai salah satu aliran musik. Jazz yang penuh dengan improvisasi, jamming, dan berpijak pada akar rumput dapat diartikan sebagai sebuah perayaan yang jauh dari konteks seremonial formal.

Untuk itu kami menggunakan frasa “Merayakan Perayaan” sebagai bingkai dalam melaksanakan kerja dokumentasi ini.

Kami meyakini bahwa Ngayogjazz merupakan sebuah perayaan yang dapat dirayakan oleh publik dari berbagai latar belakang. Dalam konteks tersebut, kami mempersempitnya menjadi lingkup spasial. Lingkup yang merangkum Ngayogjazz sebagai sebuah entitas khusus yang melebihi identitasnya sebagai sebuah peristiwa musik.

Berangkat dari abstraksi tersebut, kerja dokumentasi ini memfokuskan diri kepada bentuk yang sederhana dan bentuk mungkin sering lupa diperhatikan. Harapannya, kami ingin mengajak penikmat untuk mengeksplorasi ragam bentuk interaksi yang mampu menembus sekat-sekat sosio kultural masyarakat.

Terlepas dari itu, kami meyakini bahwa proses ini merupakan wujud dari perayaan kami terhadap sebuah peristiwa kebudayaan. Perayaan yang baik secara intrinsik maupun ekstrinsik memiliki spektrum luas. Sederhananya, merayakan sebuah perayaan dengan ide dan gagasan yang kami miliki. (GP)

Sekapur S i r ih

Merayakan Perayaan - ii

Page 3: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - iii

Page 4: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - iv

Da

fta

r Is

i

i Cover

ii Sekapur Sirih

iv Daftar isi

v Tim Kerja

6-7 Cerita Sampul

8-21 Partisipasi Warga dan Panitia

22-31 Ada Lagu Mengalun dari Halaman Itu

32-39 Masyarakat Ngayogjazz

40-59 Nandur Jazz ing Pakarti

60-67 Perayaan Dalam Kegelapan yang Tiba-tiba

68-77 Hari Itu Hujan Turun Sebentar

78-97 Ode Untuk Musik : Terimakasih Pak Sudjud

98-113 Yang Vital Dari Balik Layar

114-115 Kerjasama

Page 5: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - v

Tim

Ke

rja

Penyunting : Kurniadi Widodo Doni Maulistya Galatia Puspa

Fotografer : Saila Rezcan Carten Nulagraha Robert CL Ferdinan Wakhid Niken Pamikatsih Intan Agisti Henky Praboto Tim Dokumentasi Ngayogjazz

Teks : Galatia Puspa Saila Rezcan

Tata Letak : Doni Maulistya

Penyelaras Warna : Carten Nulagraha Kurniadi Widodo

Page 6: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 6

Page 7: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Cer i ta Sampul

Persiapan Ngayogjazzfoto oleh :

Ferdinan WahkidRobet CLKurniadi WidodoCarten N

Pagi itu, Samini hanya sempat bercerita mengenai bunga tabur yang ditentengnya. Bunga tersebut akan dia gunakan untuk mendoakan leluhurnya di pemakaman Dusun Brayut.

Ferdinan Wakhid yang kebetulan berhasil membujuknya untuk berpose, justru mendapati cerita bahwa Samini akan menikahkan anaknya satu hari setelah Ngayogjazz usai.

Secara kebetulan, pertunjukan jathilan yang menjadi salah satu pertunjukan pembuka Ngayogjazz 2014, digelar persis didepan gebyog pelaminan yang ditempatkan di halaman rumah ibu Sumini. Gebyog tersebut telah disusun rapi , dihias dengan cantik dan siap untuk hajatan mantenan.

Sumini dan suaminya, Sunyoto, tentu sudah mempersiapkan detail acara pernikahan anaknya dari jauh-jauh hari, mengingat hal tersebut (biasanya) terjadi sekali seumur hidup. Mungkin saja, perjumpaanya dengan Ngayogjazz pada hari itu, bukanlah hal yang

masuk dalam rencana mereka. Meskipun begitu, nampaknya kehadiran Ngayogjazz tidak begitu dirisaukan oleh keluarga Sunyoto. Terbukti, selain jathilan terdapat pasar rakyat yang juga berada di halaman rumahnya.

Pada Sunyoto kita sebenarnya sedang diajak untuk melihat kembali jazz beserta semangatnya.

Jazz yang ramah, penuh keterbukaan, lekat dengan improvisasi serta spontanitas dan jauh dari kesan elitisme. Seperti Sunyoto, yang dengan tangan terbuka mengakomodasi ‘orang lain’ untuk menggunakan pelaminan anaknya.

Namun sebenarnya kita patut curiga, barangkali dia adalah penggemar Duke Ellington, seorang maestro jazz yang sering berkelakar, “Put it this way: Jazz is a good barometer of freedom…”. (GP)

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 7

Page 8: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 8

Page 9: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 9

Page 10: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 10

Page 11: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 11

Page 12: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 12

Page 13: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 13

Page 14: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 14

Page 15: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 15

Page 16: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 16

Page 17: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 17

Page 18: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 18

“Put it this way:

Jazz is a good barometer of

freedom…”.Duke Ellington

Page 19: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 19

Page 20: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 21: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 22: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 23: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Ada Lagu yang Menga lun Dar i Ha l aman I tu

Bagi Mugi Wiyarto, halaman depan rumahnya yang lebar dan bertanah, sudah sering didatangi banyak orang. Memang sudah menjadi hal biasa bagi masyarakat di Desa Brayut untuk bertandang kerumahnya. Karena di halaman rumah itulah sejumlah pemuda mengolah raganya dengan bermain voli. Selain sebagai pemilik rumah yang dilengkapi dengan lapangan voli, ternyata Mugi Wiyarto adalah sosok bapak yang dipercaya oleh sejumlah pemuda setempat sebagai pelatih voli di dusun tersebut.

Halaman rumah milik Mugi Wiyarto, adalah satu dari 4 halaman rumah yang digunakan untuk panggung Ngayogjazz 2014. Selain itu, tercatat juga keluarga Mitro Arjo, keluarga Adi Warsito, dan keluarga Budi Utomo, yang merelakan halaman rumah mereka untuk diduduki oleh benda asing yang bernama “Panggung Jazz”.

Brayut, seperti pada umumnya desa di bagian utara kabupaten Sleman, memiliki suasana yang cukup mewah bagi orang-orang kota. Udara yang segar, rumah-rumah dengan halaman luas, dan jauh dari bisingnya kehidupan urban, kiranya sudah cukup untuk menyematkan label eksotis di desa tersebut.

Lalu bagaimana masyarakat Brayut menatap jazz?

Ternyata mereka memperlakukan jazz tak ubahnya seperti “Merti Desa”. Menganggap gedombrengan jazz sebanding dengan ramainya musik pengiring jathilan. Intinya, mereka menyambut kedatangan orang-orang penikmat Nagyogjazz 2014 dengan tangan dan hati yang terbuka. Ah! Sedap betul bukan. (GP)

Foto Oleh : Doni MaulistyaGalatia Puspa Sani

Page 24: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 24

Page 25: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 25

Page 26: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 26

Page 27: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 27

Page 28: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 28

“ M e n g a n g g a p

g e d o m b re n g a n

j a z z s e b a n d i n g

d e n g a n

ra m a i n y a

m u s i k

p e n g i ri n g

j a t h i l a n . ”

Page 29: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 29

Page 30: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 31: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 32: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Foto Oleh :

Saila Muti Reschan

Masyaraka t Ngayog j azz

“Music is everybody’s possession...” begitulah kira-kira penggalan kalimat yang pernah dilontarkan oleh John Lennon, musisi yang mempunyai pengaruh cukup luas selama dua abad terakhir.

Barangkali memang benar adanya. Kecintaan, dan kebutuhan manusia terhadap musik bukan lagi disandarkan kepada perbedaan kelamin, usia, ras, dan status sosial.

Spektrum musik yang begitu luas telah menembus sekat-sekat yang ada. Tabik!(GP)

Merayakan Perayaan - 32

Page 33: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 33

Page 34: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

“Karena sekolah sebelahan sama venue acara, jadi bisa bolos.”

“Datang terlalu sore, jadi harus segera pulang karena bawa bayi.”

Merayakan Perayaan - 34

Page 35: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

“Berangkat sendiri nggak apa-apa, karena saya tahu di sini nggak

akan sendirian.”

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 35

Page 36: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 36

Page 37: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

“Ra patio mudeng musike, tapi dolan wae.”

“Nonton Jazz bisa sambil ngopi dan ngudud, santai.”

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 37

Page 38: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

“Ngayogjazz acara yang luar biasa

untuk keluarga.”

Merayakan Perayaan - 38

Page 39: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 39

Page 40: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 41: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 42: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 42

Page 43: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Foto Oleh :

Kurniadi Widodo

Nandur Jazz ing Pakarti

Banyak dari masyarakat kita sepertinya masih menilai musik jazz sebagai sebuah simbol gengsi, kepribadian kelas menengah-atas, lambang kemapanan dan lain sebagainya.

Itu semua betul-betul abstrak. Bagaimana mungkin hasil olah rasa manusia hanya dikaitkan apalagi dilekatkan kepada identitas tunggal. Benar-benar sebuah kelucuan.

Baiknya, musik-musik impor seperti jazz, harus disikapi

sama seperti gambang kromong, kroncong, atau bahkan macapatan.

Mereka tidak ada bedanya, sama-sama wujud dari kecerdasaan olah rasa manusia, titik.

Sehingga implikasinya, musik jazz berhak untuk dinikmati oleh semua kalangan. Dimainkan di kampung-kampung, berdampingan dengan jathilan, dan dengan bermodal sarung pun sudah cukup untuk menikmatinya. (GP)

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 43

Page 44: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 44

Page 45: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 45

Page 46: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 46

Page 47: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 47

Page 48: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 48

Page 49: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 49

Page 50: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 50

Page 51: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 51

Page 52: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 53: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 54: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 54

Page 55: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 55

Page 56: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 56

Page 57: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 57

Page 58: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 58

Page 59: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 59

Page 60: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Perayaan Da l am Kege l apanyang T iba - t i ba

Foto Oleh

Kurniadi WidodoHenky P

Page 61: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 62: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 62

Page 63: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 63

Page 64: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 64

Page 65: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 65

Page 66: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 67: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 68: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Foto Oleh :

Kurniadi Widodo

Har i I tu Hu j an Turun Sebentar

Beberapa hari menjelang berlangsungnya Ngayogjazz sudah ramai becandaan yang dilontarkan di sosial media.

Salah satu topik yang ramai diperbincangkan adalah mengenai persiapan menghadapi hujan.

Bahkan lewat akun resminya, pihak Ngayogjazz mengeluarkan video tips dan trik menjelang hari pelaksanaan. Lagi-lagi yang menjadi topik utama mengenai hujan, intinya lebih baik membawa mantel daripada menggunakan payung.

Sudah menjadi kebiasaan apabila event di penghujung tahun tersebut selalu bersahabat dengan hujan. Barangkali mereka mengartikan hujan sebagai simbol kesuburan dan rejeki, sesuatu yang tidak pantas untuk ditolak.

Hari itu, Sabtu Kliwon 22 November 2014, ketika matahari sudah tidak tepat berada diatas kepala, nampak beberapa penonton sudah menggenggam payung. Perkiraan mereka memang benar, tepat selepas ashar hujan mulai mengguyur. Dalam sekejap, Brayut berselimutkan mantel warna-warni.

Sayangnya hari itu hujan turun sebentar saja!(GP)

Page 69: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 70: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 70

Page 71: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 71

Page 72: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 72

Page 73: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 73

Page 74: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 74

Page 75: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 75

Page 76: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 76

Page 77: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 77

Page 78: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 79: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 80: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Hari itu Sujud Sutrisno membuka panggung Ngayogjazz dengan salah satu lagu andalannya, Satu Ditambah Satu.

Ditengah kondisi badannya yang semakin renta, vokal dan notasi kendang yang dimainkannya masih tetap sama, nyaring, renyah, dan enerjik.

Mengawali karir menjadi ‘PPRT’–pemungut pajak rumah tangga-begitu dia menyebut profesinya, semenjak tahun 1964, Sujud mendatangi rumah-rumah di sekitar Yogyakarta dengan permainan kendangnya yang unik dan khas. Membawakan lagu dengan lirik guyon parikena ala Jogja. Oleh karena itu dia juga sering disebut Sujud Kendhang.

Barangkali kesejatian musisi tercermin dari bagaimana dia memperlakukan musiknya. Memberinya kehidupan untuk mampu berkembang dan menjadi mandiri. Sehingga mampu hidup dan menghidupi. Seperti yang sudah Sujud lakukan, semenjak berpuluh-puluh tahun lalu dengan kendang dan uyon-uyon nya.

Terimakasih Pak Sujud, uyon-uyonmu memberikan kami kepercayaan diri untuk mendengarkan rentetan penampil waktu itu. Sekali lagi, terimakasih Pak Sujud.(GP)

Ode Untuk Mus ik ; Ter imakas ih Pak Su jud

Foto Oleh :

Niken PamikasihIntan AgistiTim Foto Ngayogjazz

Page 81: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 82: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 82

Page 83: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 83

Page 84: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 84

Page 85: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 85

Page 86: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 87: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 88: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 88

Page 89: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 89

Page 90: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 90

Page 91: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 91

Page 92: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 92

Page 93: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 93

Page 94: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 94

Page 95: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 95

Page 96: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 96

Page 97: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 97

“Barangkali kesejatian musisi tercermin dari bagaimana dia memperlakukan musiknya.”

Page 98: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Foto Oleh :

Carten N

Yang V i ta l dar i Ba l ik Layar

Meskipun vital, seringkali sekumpulan orang-orang dibalik layar ini dianggap tidak subtil. Padahal kerja-kerja mereka menempati skala terbanyak sebelum, selama, dan sesudah para musisi berada di panggung. Kenikmatan penonton, keberhasilan musisi, dan (mungkin) kepuasan sponsor ada di tangan mereka.

Kesuksesan Ngayogjazz dari tahun ke tahun, tidak lepas dari ketepatan dan kefektifan penyelenggaranya.

Meskipun sudah menjadi peristiwa tahunan dan

dikerjakan sistem yang jelas, sudah tentu tetap dibutuhkan cara kerja yang selalu ringkas dan tangkas. Namun tidak lupa untuk selalu diselipi dengan rupa-rupa tawa dan guyonan yang khas.

Kerja mereka adalah usaha yang tidak mudah dilakukan, lebih-lebih untuk memenuhi ekspektasi penonton, musisi dan masyarakat yang desanya diduduki.

Dari balik layar, mereka menghapus lelah, menguap, mengusir kantuk demi lancarnya peristiwa peraayaan ini.(GP)

Page 99: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 100: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 100

Page 101: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 101

Page 102: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 102

Page 103: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 103

Page 104: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 105: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 106: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 106

Page 107: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 107

Page 108: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 108

Page 109: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 109

Page 110: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 110

Page 111: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 111

Page 112: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 112

Page 113: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 113

Page 114: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Merayakan Perayaan - 114

Page 115: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

kpy merekam ngayogjazz 2014 - 115

Majalah Elektronik ini dipersembahkan atas kerjasama :

Kelas Pagi Yogyakarta danPenyelenggara Ngayogjazz 2014

Page 116: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 117: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014
Page 118: Merayakan Perayaan | Kelas Pagi Yogyakarta Merekam Ngayogjazz 2014

Indonesia2015