Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016...

274
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi

Transcript of Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016...

Page 1: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Merangkai IntegrasiMenjaga Sinergi

Page 2: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut
Page 3: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

“Dalam upaya memberantas korupsi sampai ke akar

masalahnya, mengharuskan KPK untuk selalu menjaga

sinergi antar setiap unitnya. Cita-cita mewujudkan

Indonesia yang bersih dari korupsi diperlukan integrasi

antar unit dalam organisasi dan bekerjasama dengan

setiap elemen bangsa“

Page 4: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

2

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Diterbitkan oleh

Komisi Pemberantasan Korupsi

2017

Penyusun:

Tim Penyusun Laporan Kinerja KPK 2016

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

Jl. Kuningan Persada, Kav. 4

Setiabudi, Jakarta, 12950

Telp. +62 21 2557 8300

Faks. +62 21 5289 2456

www.kpk.go.id

Page 5: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENGANTAR

3

Laporan akuntabilitas kinerja KPK disusun sebagai pertanggungjawaban

organisasi kepada pemangku kepentingan atas pelaksanaan tugas dan

fungsi yang diemban. Metodologi penyusunan laporan akuntabilitas ini

didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini merupakan bentuk

pertanggungjawaban KPK dalam upayanya memenuhi setiap target kerja

dan pemakaian sumber daya yang telah digunakan dalam menjalankan

misi organisasi.

Landasan penyusunan laporan ini adalah Rencana Strategis KPK Tahun

2015-2019 dengan menyajikan analisa antara target dan realisasi atas KPI

(Key Performance Indicator) yang menjadi fokus kerja KPK pada tahun 2016.

Dalam proses pengelolaan manajemen kinerja dari tingkat korporat (KPK)

sampai dengan individu (pegawai), KPK menggunakan perangkat lunak

dengan pendekatan manajemen kinerja yang berbasis balanced scorecard.

Sampai dengan Desember 2016, secara umum KPK memenuhi target dari

setiap KPI yang ditetapkan. Namun memang masih ada beberapa KPI yang

perlu untuk ditingkatkan. Bagi KPK, setiap keberhasilan ataupun kegagalan

dalam memenuhi target KPI yang ada sebagai media evaluasi dalam proses

perbaikan peningkatan kinerja ke depan.

Kami berharap laporan ini memenuhi harapan setiap pemangku

kepentingan dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Februari 2017

Sekretaris Jenderal

R. Bimo Gunung Abdul Kadir

KATA

PENGANTAR

Page 6: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

4

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

PROFIL

PIMPINAN

Page 7: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENGANTAR

5

Sipil Institut Teknologi Sepuluh

November (ITS) pada 1984. Ia

melanjutkan studinya, S2, tahun

1991 di Arthur D. Little Management

Education Institute, Management,

Cambridge, Amerika Serikat. Antara

tahun 1995 hingga 1997, Agus kerap

aktif menjadi pembicara di lembaga

internasional di Paris, Perancis.

Kembali ke Indonesia, Agus menjadi

Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Kementerian Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan

Perencanaan Pembangunan

Nasional (Bappenas). Pada 2006,

Agus diangkat menjadi Kepala

Pusat Pengembangan Kebijakan

Pengadaan Barang dan Jasa Publik

(PPKPBJ).

Basaria Panjaitan (Wakil

Ketua KPK)Bidang perencanaan dan

pengelolaan APBD, pengadaan

barang dan jasa pemerintah, serta

pelayanan perizinan, adalah titik

rawan tindak pidana korupsi. Oleh

karena itu, tegas Wakil Ketua Basaria

Panjaitan, KPK harus mendorong

perbaikan tata kelola ketiga sektor

tersebut.

Agus Rahardjo (Ketua KPK)Mencegah korupsi harus dilakukan

melalui perubahan menyeluruh.

Dalam pandangan Agus Rahardjo,

dengan cara itulah pemberantasan

korupsi bisa efektif. Artinya,

memberantas memang harus

sampai akar masalah.

Sebagai Ketua KPK periode 2015-

2019, pria kelahiran Magetan Jawa

Timur, 1956, ini, memang bertekad

kuat melenyapkan korupsi dari

Bumi Pertiwi. Salah satunya,

melalui konsep pola perilaku setiap

individu penyelenggara birokrasi

pemerintahan, dalam membangun

sistem integritas.

Itu sebabnya, mantan Kepala

Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah

(LKPP) tersebut, optimistis bahwa

bersama pimpinan lain, dirinya

bisa memberikan kontribusi nyata.

Antara lain, IPK akan dicapai lebih

baik. Dan oleh karena itu, harus

ada pencegahan dan penindakan

terintegrasi.

Agus Raharjo menamatkan

pendidikan S1 di Jurusan Teknik

Perempuan pertama yang menjadi

komisioner KPK ini paham betul,

bahwa dalam memberantas

korupsi memang harus ditelisik

hingga pokok persoalan. Bahkan

untuk itu, indeks persepsi korupsi

sebenarnya tidak hanya diukur dari

banyaknya orang yang ditangkap

oleh KPK. Lebih dari itu, sejauh

mana KPK mampu mendorong

semua pelayanan publik agar lebih

baik.

Lahir di Pematangsiantar, Sumatera

Utara, 20 Desember 1957, Basaria

adalah Sarjana Hukum lulusan

Sepamilsukwan Polri I Tahun

Angkatan 1983-1984. Dia pernah

mengenyam pendidikan di Jurusan

Akuntansi Universitas Jayabaya,

Jakarta dan pada 2003, masuk

Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri

di Sukabumi dan lulus sebagai

polwan berpangkat Ipda. Usai lulus,

ia langsung ditugaskan di Reserse

Narkoba Polda Bali.

Jenderal bintang dua ini juga pernah

menjabat sebagai Kapusprovos

Divpropam Polri di pada 2009, Karo

Bekum SDelog Polri pada 2010, dan

menjadi Widyaiswara Madya Sespim

1. Agus Rahardjo

2. Saut Situmorang

3. Alexander Marwata

4. Laode M. Syarif

5. Basaria Panjaitan

1234

5

Page 8: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

6

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

intelijen di Universitas Indonesia

dan Dosen STIN.

Alexander Marwata (Wakil

Ketua KPK)KPK akan terus bertindak dengan

segala cara untuk menyelesaikan

permasalahan korupsi. KPK tidak

berhenti sampai operasi tangkap

tangan saja. Penegasan Wakil

Ketua Alexander Marwata tersebut,

adalah sinyalemen bahwa dalam

memberantas korupsi, KPK terus

mencari inti persoalan.

Untuk itu, pria kelahiran Klaten, Jawa

Tengah, 26 Februari 1967 yang juga

mantan hakim ad hoc Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Jakarta,

tersebut mengingatkan, agar para

koruptor dan calon koruptor mulai

berpikir, bahwa semua proses

bisnisnya diawasi.

Memulai karier sebagai hakim di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

pada 2012, Marwata mengawali

pendidikan formal di SD Plawikan

I Klaten (1974-1980). Pendidikannya

kemudian berlanjut di SMP Pangudi

Luhur Klaten (1980-1983), SMAN

1 Yogyakarta (1983-1986), dan

kemudian melanjutkan pendidikan

tingginya di Jurusan Akuntansi STAN

Jakarta untuk strata D IV. Tahun

1995, ia melanjutkan sekolahnya

lagi S1 Ilmu Hukum di Universitas

Indonesia.

Sejak tahun 1987-2011, Alexander

Marwata berkarir di Badan

Pengawas Keuangan Pembangunan

(BPKP).

Laode M. Syarif (Wakil Ketua

KPK)Karena pencegahan dan penindakan

harus sinkron, maka tidak cukup

koruptor hanya ditangkap. Tak kalah

penting, harus dilakukan asistensi

agar hal yang sama tidak terulang

kembali di masa yang akan datang.

Penegasan Wakil Ketua KPK Laode

M. Syarif, tersebut, mempertegas

bahwa dalam memberantas

korupsi, KPK terus mencari dan

mencabut akar masalah.

Polri Lemdikpol. Basaria sempat

menyambi sebagai pengajar di

Sekolah Staf dan Pimpinan Polri

di Lembang. Setelah bertugas di

Batam, Basaria ditarik ke Mabes

Polri, menjadi penyidik utama

Direktorat Tindak Pidana Tertentu

Bareskrim. Selama bertugas, Basaria

mengambil S2 di Magister Hukum

Ekonomi Universitas Indonesia.

Saut Situmorang (Wakil

Ketua KPK)Kalau korupsi telah tersistem, KPK

juga mengatasi dengan sistem.

Kalau korupsi sudah meluas, KPK

juga harus meluas. Tekad Wakil

Ketua KPK Saut Situmorang

tersebut, adalah refleksi, bahwa

KPK akan melawan korupsi sekuat

apapun. Karena pada dasarnya,

korupsi tidak boleh didiamkan

begitu saja, kita harus terus

bergerak.

Lahir di Mayang, 20 Februari 1959,

Saut tak gentar berada pada

garda depan melawan korupsi.

Karena menurutnya, KPK punya

banyak cara memberantas korupsi,

termasuk melalui medium seni.

Lulusan Universitas Padjajaran

Bandung jurusan Ilmu Fisika,

tersebut, menambahkan, bahwa

upaya membangun peradaban

baru, peradaban yang antikorupsi,

tidak hanya dilakukan dengan satu

cara.

Jauh sebelum Tahun 2001, Saut

melanjutkan program magister

manajemen di Universitas

Krisnadwipayana. Setelah itu, dia

mengambil program doktoral di

Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI).

Perjalanan kariernya, Saut

bergabung dengan Badan Intelijen

Negara (BIN) sejak tahun 1987. Ia juga

pernah menjadi Sekretaris Program

Pendidikan Regular Angkatan ke-

50 Lembaga Ketahanan Nasional

(Lemhannas) pada 2013. Pada 1997-

2001, Saut menjadi Sekretaris III KBRI

Singapura. Setelah itu, ia berpindah

menjadi Sekretaris I di KBRI

Canberra, Australia pada 2008-2011.

Saut juga pengajar ilmu kompetitif

Lahir di Lemoambo Pulau Muna

Sulawesi Tenggara, 16 Juni 1965,

Laode M Syarif mengawali karier

di Makassar sebagai dosen pada

Fakultas Hukum Universitas

Hasanudin, sejak tahun 1992.

Sebelumnya, dia menyelesaikan

pendidikan Sarjana Hukum pada

Fakultas Hukum Universitas

Hasanuddin. Setelah itu, Syarif

melanjutkan pendidikan pada

program Master of Laws (LLM)

di Faculty of Law, Queensland

University of Technology (QUT)

Brisbane. Kemudian, melanjutkan

Ph.D program di Sydney University,

School of Law dengan program

kekhususan Hukum Lingkungan

Internasional.

Selain menjadi dosen pada Fakultas

Hukum UNHAS, dia juga aktif

sebagai pembicara/dosen tamu

di Sydney University Law School,

National University of Singapore Law

School, Cebu University Law School,

and University of South Pacific,

Vanuatu. Di samping itu, dia juga

aktif di berbagai organisasi nasional

dan internasional, diantaranya: (i)

Partnership for Governance Reform

in Indonesia, (ii) IUCN Academy of

Environmental Law, (iii) UNODC-

Anti-Corruption Academic Initiative

(ACAD).

Pada berbagai organisasi tersebut,

Syarif banyak mengembangkan

sejumlah program capacity building

untuk bidang antikorupsi, good

governance, reformasi peradilan,

dan penegakan hukum lingkungan

di Kepolisian, Kejaksaan, Bappenas,

Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan. Selain itu, Syarif

juga aktif mengajar kode etik dan

hukum lingkungan di Mahkamah

Agung Republik Indonesia.

Page 9: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENGANTAR

7

Page 10: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

8

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Pada tahun 2016, KPK sudah memiliki rencana strategis

yang tertuang pada Rencana Strategis KPK Tahun 2015-2019.

Rencana strategis ini yang menjadi dasar KPK bekerja dalam

menjalankan misinya. Dari Gambar 1 terlihat pada tahun

2016 capaian kinerja KPK adalah sebesar 102,2% (“Sangat

Memuaskan”). Sebagian besar target KPK pada tahun 2016

telah berhasil dipenuhi.

RINGKASAN

EKSEKUTIF

Page 11: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENGANTAR

9

Internal dengan bobot 40% memberikan kontribusi

capaian kinerja sebesar 105,9%; (3) Perspektif

Pembelajaran dan Pertumbuhan dengan bobot

15% memberikan kontribusi capaian kinerja sebesar

95,6%; dan (4) Perspektif Keuangan dengan bobot 15%

memberikan kontribusi capaian kinerja sebesar 100%.

Jika dibandingkan dengan capaian kinerja pada tahun

2015, capaian kinerja KPK pada tahun 2016 mengalami

peningkatan. Kondisi ini secara detail terlihat pada

Gambar 2 di bawah ini.

Kinerja Pimpinan 2016

Pimpinan

Realisasi

Rencana

Index

Weight

-

-

102,2%

-

Perspektif Pemangku

kepentingan Pimpinan 2016

Pimpinan

Realisasi

Rencana

Index

Weight

-

-

101,6%

30.00%

Perspektif Internal

Pimpinan 2016

Pimpinan

Realisasi

Rencana

Index

Weight

-

-

105,9%

40.00%

Perspektif Pembelajaran &

Pertumbuhan Pimpinan 2016

Pimpinan

Realisasi

Rencana

Index

Weight

-

-

95,6%

15.00%

Perspektif Keuangan

Pimpinan 2016

Pimpinan

Realisasi

Rencana

Index

Weight

-

-

100.0%

15.00%

0

20

40

60

80

100

120

Serapan Anggaran

Capaian Kerja

% C

APAIA

N

2015

81.02

88.9

2016

84.58

102.20

Sesuai dengan Rencana Strategis KPK 2015-2019,

Rencana Kerja dan Arah Kebijakan Pimpinan Tahun

2016, capaian kinerja KPK sampai dengan Desember

2016 adalah sebesar 102,2% (“Sangat Memuaskan”)

sebagaimana Gambar 1 di atas.

Angka capaian kinerja tersebut merupakan akumulasi

berbagai kegiatan yang terkelompokan ke dalam 4

perspektif yang terdiri atas (1) Perspektif Pemangku

Kepentingan dengan bobot (weight) 30% memberikan

kontribusi capaian kinerja sebesar 101,6%; (2) Perspektif

Meskipun sebagian besar target kinerja KPK pada

tahun 2016 sudah terpenuhi, namun KPK menyadari

masih ada beberapa pekerjaan rumah yang akan terus

dievaluasi dan ditingkatkan. Proses perbaikan kinerja

melalui perbaikan setiap proses yang ada di setiap

unit merupakan proses berkelanjutan yang akan selalu

dilakukan.

Gambar 1.

Matrik Capaian Kinerja KPK

Tahun 2016

Gambar 2.

Perbandingan Kinerja KPK

2015 dan 2016

Page 12: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

10

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Daftar Isi

PENGANTAR

KATA PENGANTAR 3

PROFIL PIMPINAN 4

RINGKASAN EKSEKUTIF 8

DAFTAR ISI 10

DAFTAR TABEL 11

DAFTAR GAMBAR 12

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang 15

Visi dan Misi KPK 15

Struktur Organisasi 16

Dasar Hukum 17

Sistematika Penyajian 17

Tantangan Organisasi 17

BAB II PERENCANAAN KERJA

Manajemen Kinerja KPK 21

Kegiatan Monitoring 22

Kegiatan Pelaporan dan Evaluasi 26

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Capaian Perspektif Pemangku Kepentingan 32

Capaian Perspektif Proses Internal 42

Capaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 51

Capaian Perspektif Keuangan 68

Capaian Lainnya 69

BAB IV PENUTUP 74

LAMPIRAN

Page 13: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENGANTAR

11

Daftar Tabel

Tabel 1. Sasaran Strategis, KPI dan Target 23

Tabel 2. Parameter Indeks Partisipasi Publik Tahun 2016 39

Tabel 3. Kondisi Indeks Partisipasi Publik KPK Tahun 2016 40

Tabel 4. Sub Komponen IPH 42

Tabel 5. Pengukuran IPH KPK Tahun 2015 & 2016 43

Tabel 6. KLOPS yang Mengimplementasikan Sistem Pencegahan Korupsi Tahun 2016 45

Tabel 7. Pemda yang Menerapkan Praktik Terbaik Tahun 2016 50

Tabel 8. Komponen Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja 54

Tabel 9. Nilai Komponen Laporan Akuntabilitas Kinerja KPK Tahun 2010 - 2015 55

Tabel 10. Timeline Pelaksanaan Survei Kinerja dan Engagement KPK 56

Tabel 11. Hasil Survei Kinerja & Engagement KPK Tahun 2016 58

Tabel 12. Hasil Survei Engagement KPK Tahun 2016 60

Tabel 13. Capaian Pemenuhan & Kepatuhan SOP KPK Tahun 2016 61

Tabel 14. Kondisi Layanan Pemenuhan Informasi Publik KPK (Januari s/d Desember 2016) 64

Tabel 15. Kondisi Pemenuhan Layanan Perbendaharaan (Januari s/d Desember 2016) 65

Tabel 16. Kondisi Permintaan dan Pemenuhan Data Direktorat Monitor Tahun 2016 67

Page 14: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

12

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Daftar Gambar

Gambar 1. Matrik Capaian Kinerja KPK Tahun 2016 9

Gambar 2. Perbandingan Kinerja KPK 2015 dan 2016 9

Gambar 3. Struktur Organisasi KPK 16

Gambar 4. Roadmap KPK 2011 - 2023 21

Gambar 5. Peta Strategi KPK 2015-2019 22

Gambar 6. Aplikasi Monitoring Kinerja KPK 25

Gambar 7. Proses Monitoring Kinerja KPK 26

Gambar 8. Rapat Evaluasi Kinerja KPK Tahun 2016 27

Gambar 9. Perbandingan Kinerja KPK setiap Perspektif Tahun 2015 & 2016 31

Gambar 10. Kondisi Komponen IPK Tahun 2015 & 2016 32

Gambar 11. Indeks Persepsi Korupsi Tahun 2001 – 2016 33

Gambar 12. Contoh Aset yang Disita KPK Tahun 2016 35

Gambar 13. Perbandingan Realisasi PNBP dan Kas Daerah/BUMN/BUMD dengan 36

Nilai Putusan Pengadilan Tahun 2016

Gambar 14. Kegiatan Pengukuran Indeks Integritas KLOPS Tahun 2016 37

Gambar 15. Tahapan Pelaksanaan Survei Kerjasama KPK 38

Gambar 16. Bentuk Partisipasi Publik terhadap KPK 41

Gambar 17. Bentuk Kegiatan Penindakan KPK 43

Gambar 18. Trend IPH KPK Tahun 2012 – 2016 44

Gambar 19. Bentuk Kegiatan Pencegahan dan Penindakan Terintegrasi 46

Gambar 20 Bentuk Kegiatan Pencegahan dan Penindakan Terintegrasi 47

Gambar 21. Bentuk Kegiatan Koordinasi Supervisi Penindakan 48

Gambar 22. Bentuk Kegiatan Koordinasi Supervisi Pencegahan 49

Gambar 23. Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Survei Integritas Unit 52

Gambar 24. Rasio Pemenuhan Komponen Tingkat Implementasi Reformasi Birokrasi KPK 53

Tahun 2014 dan 2016

Gambar 25. Pemetaan Engagement & Performance KPK Tahun 2016 55

Gambar 26. Matrik Hasil Assessment Engagement 57

Gambar 27. Matrik Hasil Survei Kinerja & Engagement KPK Tahun 2016 57

Gambar 28. Matrik Pengelompokan Pegawai berdasarkan Hasil Survei Kinerja Tahun 2016 58

Gambar 29. Matrik hasil assessment engagement 59

Gambar 30. Bentuk Kegiatan Peningkatan Engagement antar Pegawai 60

Gambar 31. Capaian Pemenuhan & Kepatuhan SOP KPK Tahun 2016 62

Gambar 32. Bentuk Kegiatan Pelayanan Informasi Publik KPK 63

Gambar 33. Capaian Pemenuhan Service Level Agreement KPK Tahun 2016 63

Gambar 34. Capaian KPK dalam Pemenuhan Informasi dan Data Tahun 2016 66

Gambar 35. Kondisi Penggunaan Anggaran KPK Tahun 2015 – 2016 68

Gambar 36. Perkembangan Nilai Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2015-2016 69

Gambar 37. Penyerahan Penghargaan Keterbukaan Informasi Badan Publik Tahun 2016 70

Gambar 38. Bentuk program kegiatan “Ngamen Antikorupsi” 71

Gambar 39. Penghargaan Juara 1 Stand Terbaik Ajang Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016 72

Page 15: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENGANTAR

13

Page 16: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

14

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga

negara yang bersifat independen yang dalam melaksanakan

tugas dan kewenangannya bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun.

BAB I

PENDAHULUAN

Page 17: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENDAHULUAN

15

I. LATAR BELAKANG

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai

lembaga independen yang dalam melaksanakan tugas

dan kewenangannya bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

menjadi landasan legal bagi pelaksanaan tugas KPK

dalam mengkoordinasikan lembaga penegak hukum

lainnya melalui koordinasi dan supervisi, melakukan

penyelidikan, penyidikan, penuntutan, mendorong

pencegahan (preventive) tindak pidana korupsi, dan

melakukan pemantauan terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara.

Mengingat KPK merupakan Lembaga Negara yang

anggarannya menggunakan APBN, KPK memandang

perlu untuk menyampaikan laporan akuntabilitas

kinerja kepada pemangku kepentingan. Hal ini sebagai

bentuk komitmen dan kepatuhan KPK terhadap

Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah.

II. VISI DAN MISI KPK

Bedasarkan Rencana Strategis KPK 2015-2019, visi KPK

adalah “Bersama Seluruh Elemen Bangsa, Mewujudkan

Indonesia yang Bersih dari Korupsi”. Penjelasan visi ini

adalah sebagai berikut:

1. Lembaga penggerak pemberantasan korupsi:

selain sebagai pelaku, KPK juga berperan sebagai

pemicu dan pemberdayaan (trigger) lembaga lain

dalam pemberantasan korupsi;

2. Pemberantasan korupsi: serangkaian tindakan

untuk mencegah dan memberantas TPK melalui

upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan,

penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di

sidang pengadilan, dengan peran serta masyarakat

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

3. Berintegritas: menjalankan organisasi secara

kompeten, transparan, dan akuntabel, dengan

tetap melakukan interaksi secara luas tanpa ada

penyimpangan (zero tolerance);

4. Efektif: semua elemen bangsa berperan serta dalam

pencapaian sasaran dan tujuan pemberantasan

korupsi;

5. Efisien: pemanfaatan sumber daya pemangku

kepentingan (stakeholders) pemberantasan

korupsi secara optimal.

Untuk mewujudkan visi tersebut, terdapat dua sasaran

antara yang harus dicapai, yaitu: 1) meningkatkan

efektivitas penegakan hukum; dan 2) menurunkan

tingkat korupsi di Indonesia.

Sedangkan misi KPK adalah

1. Melakukan koordinasi dengan instansi yang

berwenang melakukan pemberantasan TPK;

2. Melakukan supervisi terhadap instansi yang

berwenang melakukan pemberantasan TPK;

3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan

penuntutan terhadap TPK;

4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan TPK;

5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara.

KPK juga menegaskan bahwa dalam menjalankan

misi guna mewujudkan visinya, tidak dapat dilepaskan

dari peran serta elemen bangsa. Hal tersebut bukan

saja merupakan amanat yang juga disebutkan dalam

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002, namun

juga pengakuan bahwa keberlangsungan semangat

pemberantasan korupsi sejatinya ada pada masyarakat

yang telah tertanam budaya anti-korupsi.

Misi tersebut juga merupakan tugas KPK sebagaimana

diamanatkan dalam undang-undang.

Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, KPK

berpegang teguh kepada lima asas:

1) Kepastian Hukum

KPK senantiasa mengutamakan landasan

peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan

keadilan dalam setiap kebijakan menjalankan tugas

dan wewenangnya.

2) Keterbukaan

KPK senantiasa membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang

benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kinerja

lembaga dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

3) Akuntabilitas

KPK senantiasa mempertanggungjawabkan

setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan lembaga,

kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4) Kepentingan Umum

KPK senantiasa mendahulukan kesejahteraan

umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan

selektif.

5) Proporsionalitas

KPK senantiasa mengutamakan keseimbangan

antara tugas, wewenang, tanggung jawab, dan

kewajiban Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dalam menjaga kelima asas tersebut agar dijalankan

sebagaimana mestinya, KPK menerapkan nilai-nilai

lembaga dan individu yang terdiri atas:

• Religiusitas;

• Integritas;

• Keadilan;

• Profesionalisme;

• Kepemimpinan.

Page 18: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

16

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

III. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Komisi Pemberantasan

Korupsi Nomor 01 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Komisi Pemberantasan Korupsi, struktur

organisasi KPK terdiri atas:

1. Pimpinan, yang terdiri atas seorang Ketua

merangkap Anggota dan 4 (empat) orang Wakil

Ketua merangkap Anggota.

2. Tim Penasihat, yang terdiri atas 4 (empat) orang.

3. Deputi Bidang Pencegahan, yang terdiri atas:

a. Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

(PP LHKPN);

b. Direktorat Gratifikasi;

c. Direktorat Pendidikan dan Pelayanan

Masyarakat (Dikyanmas);

d. Direktorat Penelitian dan Pengembangan

(Litbang);

e. Unit Kerja Koordinasi dan Supervisi Bidang

Pencegahan;

f. Sekretariat Deputi Bidang Pencegahan.

4. Deputi Bidang Penindakan, yang terdiri atas:

a. Direktorat Penyelidikan;

b. Direktorat Penyidikan;

c. Direktorat Penuntutan;

d. Unit Kerja Pelacalakan Aset, Pengelolaan Barang

Bukti dan Eksekusi;

e. Unit Kerja Koordinasi dan Supervisi;

f. Sekretariat Deputi Bidang Penindakan.

5. Deputi Bidang Informasi dan Data (INDA), yang

terdiri atas:

a. Direktorat Pengolahan Informasi dan Data

(PINDA);

b. Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar

Komisi dan Instansi (PJKAKI);

c. Direktorat Monitor;

d. Sekretariat Deputi Bidang INDA.

6. Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan

Masyarakat (PIPM), yang terdiri atas:

a. Direktorat Pengawasan Internal;

b. Direktorat Pengaduan Masyarakat;

c. Sekretariat Deputi Bidang PIPM.

7. Sekretariat Jenderal, yang terdiri atas:

a. Biro Perencanaan dan Keuangan;

b. Biro Umum;

c. Biro Sumber Daya Manusia;

d. Biro Hukum;

e. Biro Hubungan Masyarakat;

f. Sekretariat Pimpinan.

Adapun struktur organisasi KPK adalah seperti pada

Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3.

Struktur Organisasi KPK

PIMPINAN KPK

Penasihat

DEPUTI BIDANG

PENCEGAHAN

DEPUTI BIDANG

PENINDAKAN

DEPUTI BIDANG

INFORMASI DAN

DATA

DEPUTI PIPMSEKRETARIAT

JENDRAL

Page 19: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENDAHULUAN

17

IV. DASAR HUKUMDasar hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas

Kinerja KPK Tahun 2016 antara lain adalah:

1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah;

5. Keputusan Pimpinan Komisi Pemberantasan

Korupsi Nomor 124A/01-52/02/2012 tanggal

29 Februari 2012 tentang Road Map KPK dalam

Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011-

2023;

6. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor

01 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Komisi Pemberantasan Korupsi;

7. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi

Nomor 03 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis

Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2015-2019

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 01 Tahun

2016;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

V. SISTEMATIKA PENYAJIANSistematika penyajian laporan kinerja KPK Tahun 2016

adalah sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN, menjelaskan secara ringkas latar

belakang, tugas dan wewenang, struktur organisasi,

dasar hukum, sistematika penyajian, dan tantangan

organisasi;

2. PERENCANAAN KERJA, menjelaskan proses

pengelolaan kinerja KPK yang terdiri atas kegiatan

Perencanaan, Monitoring, Pelaporan dan Evaluasi;

3. AKUNTABILITAS KINERJA, menjelaskan setiap

capaian sasaran strategis pada setiap perspektif

yang tertuang pada peta strategi dan kinerja

lainnya;

4. PENUTUP, menjelaskan kesimpulan atas Laporan

Akuntabilitas Kinerja KPK.

VI. TANTANGAN ORGANISASITantangan dalam organisasi merupakan faktor yang

perlu diidentifikasi untuk kemudian dirumuskan

solusinya agar tidak menjadi hambatan bagi organisasi

dalam mewujudkan visi dan strateginya. Dalam kurun

waktu 2015-2019 pelaksanaan Renstra KPK 2015-2019,

teridentifikasi delapan kelompok tantangan dan arah

perubahan yang diperlukan sejalan dengan eksekusi

strategi, sebagai berikut:

1. Paradigma Cara Pengukuran Kesuksesan (Success

measurement)

Penetapan misi Kementerian dan Lembaga

seringkali didasari pada regulasi pembentuk

Kementerian/lembaga bersangkutan, tidak

terkecuali KPK. Pemenuhan misi semata-mata

hanya bisa berujung pada pencapaian kualitas bisnis

proses yang prima. Dalam Perspektif Balanced

Scorecard, terdapat perspektif stakeholders

(pemangku kepentingan) yang diimplementasikan

secara bertingkat. KPK sebagai lembaga

merumuskan Negara, publik, kementerian/lembaga

(termasuk lembaga penegak hukum) maupun

organisasi dan asosiasi swasta sebagai pemangku

kepentingan dari kesuksesan KPK. Peta strategi

yang disusun secara berjenjang difungsikan

sebagai alat manajerial untuk merubah paradigma

KPK secara berkesinambungan dalam mengukur

kesuksesannya dari yang semula berfokus pada

aktivitas/output internal, menjadi berorientasi

pada hasil (outcome/impact) dan berorientasi pada

pemangku kepentingan.

2. Metode Operasional (Operational Bases)

Pencegahan dan Penindakan Tindak Pidana

Korupsi merupakan sebagian dari proses bisnis

utama KPK. Paradigma Penindakan yang mayoritas

dipicu oleh pengaduan masyarakat lebih bersifat

reaktif, sementara paradigm Pencegahan harus

dapat diarahkan menjadi lebih proaktif. Upaya

memperkuat sistem pencegahan maupun

penindakan yang proaktif (tanpa menunggu adanya

aduan) perlu dibentuk dengan memperkuat data

dan Informasi yang menjadi basis analisis intelijen

di KPK. Pada akhirnya bahkan upaya penindakan

diharapkan dapat terintegrasi dengan pencegahan

sehingga mencegah terjadinya pengulangan

kasus-kasus yang serupa.

Beberapa inisiatif strategis yang dibangun di KPK

adalah Manajemen Risiko yang terintegrasi serta

pengayaan dan penguatan fungsi analis data

dan Informasi di berbagai fungsi yang ada. Pada

waktunya berbagai alat manajerial ini diharapkan

dapat diimplementasikan di berbagai Kementerian/

Lembaga sebagai early warning system sehingga

paradigma pencegahan dan penindakan yang

bersifat proaktif dapat terwujud.

3. Jaringan Komunitas (Community Network)

Di antara unsur penting untuk mencapai efektivitas

kinerja suatu organisasi adalah kuatnya jaringan

komunitas pada mitra strategis. Lebih khusus di

KPK, jaringan komunitas tidak hanya berorientasi

pada kemitraan antar lembaga, namun juga

pemeliharaan jaringan para champion yang tersebar

di berbagai organisasi publik maupun swasta.

Inisiatif strategis yang diarahkan untuk dapat

mengoptimalkan manfaat dari para champions

Page 20: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

18

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

dan agen-agen perubahan KPK adalah dengan

menginventarisasi dan mensinergikan kebutuhan

fungsi-fungsi di KPK untuk dapat memanfaatkan

champion pools di berbagai sector yang relevan.

Termasuk dalam pengertian champion adalah

para ‘alumni’ KPK yang juga tersebar di berbagai

organisasi.

4. Pertukaran Informasi (Information Sharing)

Informasi dan data merupakan intangible asset

dari sebuah organisasi. Perimbangan antara

diseminasi Informasi yang relevan dengan

kebutuhan menjaga kerahasiaan data di KPK

akan terus diperbaiki dengan tetap menjaga

kepentingan masing-masing fungsi. Transparansi

dan akuntabilitas merupakan asas operasionalisasi

tugas KPK dan di sisi lain, Sistem Manajemen

Keamanan Informasi KPK perlu diperkuat untuk

menutur risiko terjadinya pelanggaran maupun

kebocoran informasi. Kualitas data dan Informasi

yang aman, efektif dan efisien menjadi tantangan

untuk menumbuhkan paradigma “Share, restrict

what you must”.

5. Organisasi

Model departmentalisasi yang dioperasionalisasikan

menjadi regulasi terkait tugas dan fungsi

dalam Kementerian dan Lembaga, seringkali

memberikan dampak negatif berupa cara kerja

yang terfragmentasi (silo effect). Pengenalan

konsep Strategic Themes dalam kerangka BSC

dimaksudkan agar senantiasa terbangun integrasi

dan kolaborasi antar fungsi di KPK dalam mencapai

tujuan bersama. Di sisi lain, pengaturan organisasi

dan ketatalaksanaan juga harus dapat dengan

cepat beradaptasi sesuai kebutuhan dinamika

tuntutan dlam mengeksekusi strategi.

6. Teknologi, Informasi dan Komunikasi (Information,

Communication and Technology)

Berbagai perbaikan dan perubahan yang

diharapkan tidak akan terwujud dengan baik

apabila tidak didukung oleh sistem TIK yang prima.

Sistem TIK yang saat ini sudah ada dan akan

terus dikembangkan, perlu lebih diarahkan pada

keterintegrasian sehingga menghasilkan teknologi

yang tepat guna, serta sistem informasi, aplikasi dan

infrastruktur IT yang optimal. Perbaikan pada area

ini telah diawali dengan penyelesaian Enterprise

Architecture yang hasilnya akan dimanfaatkan

tidak hanya untuk kebutuhan blueprint IT di mana

sistem TIK berfungsi sebagai solusi, namun juga

untuk perbaikan tata kelola secara keseluruhan

dan perencanaan strategi yang lebih akurat.

7. Sumber Daya Manusia (Human Capital)

Memasuki era perang talenta (talent war) dan

tumbuhnya generasi millennial di kalangan

angkatan kerja, perlu diantisipasi dengan strategi

bidang SDM yang tepat. Satu dasawarsa KPK lebih

mengandalkan pada strategi merekrut talenta,

sehingga perlu dilakukan penyesuaian menghadapi

era yang baru. Dalam Renstra KPK, diamanatkan

agar manajemen SDM KPK dapat berorientasi pada

strategi create and retain talent (mengembangkan

dan mempertahankan talenta) dalam seluruh

aspek Manajemen SDM (pengelolaan kinerja dan

kompetensi, layanan, hubungan kepegawaian, dan

lain-lain. Pengukuran keberhasilan paradigma ini

akan dievaluasi terus menerus berdasarkan tingkat

ukuran kinerja (performance) dan engagement SDM

KPK.

8. Pengelolaan Sumber Daya (Resource Management)

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

yang ada saat ini tidak terintegrasi dengan sistem

penganggaran. Hal ini berdampak termasuk

kepada KPK sehingga terdapat hambatan-

hambatan teknis dalam melakukan perencanaan

dan eksekusi strategi yang baik. KPK didorong

untuk menjadi pionir sekaligus pemicu perbaikan

sistem yang lebih terintergasi antara sumber daya

(khususnya keuangan) dengan sistem manajemen

strategi yang berorientasi pada hasil. Praktek yang

ada harus dapat mengakomodir paradigm strategy

drives resources sehingga pelaksanaan misi

organisasi bukan lagi didasarkan pada ketersediaan

dan upaya penyerapan anggaran semata-mata.

Page 21: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PERENCANAAN KERJA

19

Page 22: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

20

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Pengelolaan kinerja KPK terdiri dari tiga kegiatan utama

yang dilakukan yaitu (1) Perencanaan, (2) Monitoring, serta (3)

Pelaporan dan Evaluasi.

BAB II

PERENCANAAN KERJA

Page 23: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PERENCANAAN KERJA

21

Pondasi Sistem

Integritas

NasionalSistem Integritas

NasionalBudaya

Integritas

Penanganan Grand Corruption,

penguatan APGAKUM,

perbaikan sektor strategis,

Pembangunan pondasi SIN.

Penguatan Sistem Politik dan

masyarakat paham Integritas.

Persiapan Fraud Control.

Penanganan Grand Corruption,

penguatan APGAKUM,

perbaikan sektor strategis,

Aksi Sistem Integritas Nasional

dan Implementasi Fraud Control

Optimasi Penanganan

Sektor Strategis dan peran

Pilar-pilar Sistem Integritas

nasional, serta Penanganan Fraud

2011-2015

2015-2019

2019-2023

I. KEGIATAN PERENCANAAN

Dalam melaksanakan kegiatan perencaaan kinerja,

KPK mengacu ke beberapa dokumen yang menjadi

dasar tujuan eksistensi organisasi. Beberapa acuan

dalam merencanakan kegiatan di tahun 2016 adalah

sebagai berikut.

I.1. ROADMAP KPK 2011 - 2023

Road Map KPK dimaksudkan untuk memberi arah

pemberantasan korupsi yang akan dilakukan KPK

dalam jangka panjang. Keberadaan Road Map KPK

menjadi penting karena dokumen perencanaan

yang ada terbatas hanya mencakup strategi jangka

menengah (Rencana Strategis yang berjangka waktu

lima tahunan) dan jangka pendek (Rencana Kinerja dan

Anggaran yang berjangka waktu tahunan). Selain itu,

Road Map KPK juga didasari oleh karakteristik korupsi

di Indonesia yang teramat kompleks dan mengakar

sehingga diperlukan upaya pemberantasan korupsi

secara sistematis, integratif, dan fokus.

Road Map KPK diwarnai oleh: (a) kompetensi inti

organisasi, dan (b) fokus organisasi. Untuk memenuhi

tuntutan kompetensi inti organisasi, KPK senantiasa

mempersiapkan keunggulan di masa kini dan di masa

yang akan datang. Sedangkan untuk mewujudkan

fokus organisasi, KPK memilih atau menentukan

skala prioritas dalam merealisasikan visi dan misinya,

yaitu dengan memfokuskan pada penanganan grand

corruption dan yang menjadi kepentingan nasional

(national interest). KPK mewujudkan kompetensi inti

organisasi dengan mengambil peran sebagai pionir

dalam pembangunan Sistem Integritas Nasional (SIN),

kemudian dilanjutkan dengan membangun kompetensi

inti tahap berikutnya melalui pembangunan Fraud

Control Plan (Rencana Pengendalian Kecurangan).

Secara ringkas, Roadmap KPK yang menggambarkan

hubungan antara sistem integritas nasional, milestone,

dan fokus area seperti pada Gambar 4 di bawah ini.

Berdasarkan Road Map KPK pada tahun 2016 diharapkan

KPK sudah menyempurnkan rumusan konsep sistem

integritas nasional dan konsep fraud control plan dan

diharapkan untuk segera mengimplementasikannya.

Tahun 2016 adalah tahun dimulainya fase II dalam

fokus kegiatan pemberantasan korupsi. Adapun fokus

area dari kedua fase tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 4.

Roadmap KPK 2011 - 2023

Page 24: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

22

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

1. Fase I (2011-2015)

Fokus area dalam fase ini adalah pada:

1. Penanganan Kasus Grand Corruption dan

Penguatan Aparat Penegak Hukum.

Pengertian Grand Corruption adalah tindak

pidana korupsi yang memenuhi salah satu atau

lebih kriteria berikut:

a. Melibatkan pengambil keputusan terhadap

kebijakan atau regulasi;

b. Melibatkan aparat penegak hukum;

c. Berdampak luas terhadap kepentingan

nasional;

d. Kejahatan sindikasi, sistemik, dan

terorganisir;

e. Penguatan APGAKUM dilakukan melalui

Koordinasi dan Supervisi.

2. Perbaikan Sektor Strategis terkait kepentingan

nasional (national interest), meliputi:

a. Ketahanan pangan plus: pertanian,

perikanan, peternakan; plus pendidikan dan

kesehatan;

b. Ketahanan energi dan lingkungan: energi,

migas, pertambangan, dan kehutanan;

c. Penerimaan: pajak, bea dan cukai, serta

PNBP;

d. Bidang infrastruktur.

3. Pembangunan pondasi Sistem Integritas

Nasional (SIN).

4. Penguatan sistem politik berintegritas dan

masyarakat (CSO) paham integritas.

5. Persiapan Fraud Control Plan.

2. Fase II (2015-2019)

Fokus pada:

1. Penanganan Kasus Grand Corruption dan

penguatan Aparat Penegak Hukum.

2. Perbaikan sektor strategis (melanjutkan fokus

pada kepentingan nasional).

3. Aksi Sistem Integritas Nasional (SIN), meliputi:

a. Eksekutif, legislatif, dan yudikatif;

b. Dunia usaha;

c. CSO (Civil Society Organization).

4. Implementasi Fraud Control Plan.

I.2. RENCANA STRATEGIS KPK 2015-2019

KPK telah memiliki Rencana Strategis KPK 2015-2019

yang telah disetujui Pimpinan KPK melalui Peraturan

Komisi Pemberantasan korupsi Republik Indonesia

Nomor I Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan

Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 3 tahun 2015

tentang Rencana Strategis Komisi Pemberantasan

Korupsi Tahun 2015-2019.

Untuk menggambarkan sasaran strategis KPK dengan

menggunakan pendekatan balanced scorecard maka

dibuat Peta strategi KPK. Peta Strategi tersebut

menjabarkan sasaran strategis KPK dalam 4 (empat)

perspektif, yaitu perspektif Pemangku Kepentingan

(Stakeholder), perspektif Internal (Internal Process),

perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning

and Growth) dan perspektif Keuangan (Financial).

Secara lengkap, Peta Strategi KPK dapat dilihat pada

Gambar 5 di bawah ini.

BERSAMA SELURUH ELEMEN BANGSA, MEWUJUDKAN INDONESIA YANG BERSIH DARI KORUPSI

PERSPEKTIF

Learning & Growth

PERSPEKTIF

Internal Process

Financial

PERSPEKTIF

Stake Holder

S.1 Menurunnya

Tingkat Korupsi

S.2 Efektifnya Penegakan

Hukum Bidang Tipikor

I.1 Terintegrasinya

Upaya Penindakan

Tipikor

F.1 Pengelolaan

Keuangan Secara

Akuntabel

I.2 Terintegrasinya

Upaya Pencegahan

Tipikor

LG.2 Terbentuknya

Sumber Daya Manusia

Berkinerja Optimal

LG.1 Terwujudnya

Organisasi yang Efektif

I.3 Terintegrasinya Upaya

Penindakan dan

Pencegahan Tipikor

LG.3 Terbangunnya Sistem

Operasional Terintegrasi

dan Adaptif

I.4 Terlaksananya Koordinasi

Supervisi dan Monitor

Pemberantasan Korupsi

S.3 Terbangunnya Integritas

Pemerintah, Masyarakat,

Politik dan Swasta

S.4 Terbangunnya Hubungan

Mitra Kerjasama yang Efektif

Gambar 5.

Peta Strategi KPK

2015-2019

Page 25: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PERENCANAAN KERJA

23

Peta strategi 2015-2019 di atas menjelaskan bahwa,

pada tahun 2016 tujuan utama KPK adalah ”Menurunnya

Tingkat Korupsi”, yang menggunakan Indeks Persepsi

Korupsi sebagai indikator keberhasilannya.

Dalam upaya mewujudkan tujuan utama tersebut,

KPK harus memastikan setiap unit Penindakan,

Pencegahan, INDA dan PIPM bersinergi menjalankan

tugas dan fungsi masing-masing secara optimal.

Hal ini tergambar pada perspektif internal yang

menitikberatkan pada terintegrasinya upaya

penindakan dan pencegahan korupsi. KPK juga

menentukan dukungan sumber daya yang diperlukan

setiap unit yang berupa sumber daya teknologi,

sumber daya manusia, iklim organisasi yang kondusif

serta sumber daya anggaran seperti yang tergambar

pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dan

keuangan pada peta strategi di atas.

Adapun secara detail Sasaran Strategis, KPI (Key

Performance Indicator) dan target pada setiap

perspektif KPK pada tahun 2016 adalah seperti pada

Tabel 1 di bawah ini.

PERSPEKTIF SASARAN STRATEGIS KEY PERFORMANCE INDICATOR 2016 2019

Pemangku

Kepentingan

Menurunnya Tingkat

Korupsi

Indeks Persepsi Korupsi 36 45

Efektifnya Penegakan

Hukum Bidang Tipikor

Indeks Penegakan Hukum

Tipikor (nasional)

Baseline 6,5

% Asset Recovery 65% 75%

Terbangunnya Integritas

Pemerintah, Masyarakat,

Politik dan Swasta

Indeks Integritas KLOPS Baseline 3,5

Terbangunnya Hubungan

Mitra Kerjasama yang

Efektif

Indeks Kerjasama Baseline PM

Indeks Partisipasi Publik Baseline PM

Proses Internal Terintegrasinya Upaya

Penindakan Tipikor

Indeks Penegakan hukum (KPK) 6 7,5

Terintegrasinya Upaya

Pencegahan Tipikor

# KLOPS yang

mengimplementasikan Sistem

Pencegahan Korupsi

10 50

Terintegrasinya Upaya

Penindakan dan

Pencegahan Tipikor

# KLOPS yang

mengimplementasikan

pencegahan dan penindakan

secara terintegrasi

6 25

Terlaksananya Koordinasi,

Supervisi dan Monitor

Pemberantasan Korupsi

% status perkara yang

disupervisi mendapatkan

kepastian hukum

95% 85%

% Implementasi kegiatan

Koordinasi dan Supervisi

Pencegahan Korupsi

80% 80%

% Implementasi Rencana Aksi/

Tindak Lanjut

85% 85%

Page 26: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

24

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

PERSPEKTIF SASARAN STRATEGIS KEY PERFORMANCE INDICATOR 2016 2019

Pertumbuhan

dan

Pembelajaran

Terwujudnya Organisasi

yang Efektif

Indeks Integritas KPK 3,8 4

% Pemenuhan Komponen RB 100% 100%

Nilai Akuntabilitas Kinerja KPK 84 90

Terbentuknya SDM yang

Berkinerja Optimal

% Pegawai yang Berkinerja

Optimal

Baseline PM

% Pegawai pada level engaged Baseline PM

Terbangunnya Sistem

Operasional Terintegrasi

dan Adaptif

% Pemenuhan dan Kepatuhan

SOP

25% 100%

% Pemenuhan Service Level

Agreement

85% 85%

% Pemenuhan data dan

informasi

90% 90%

Keuangan Terkelolanya Keuangan

secara Akuntabel

Opini BPK atas Laporan

Keuangan KPK

4 4

I.3. ARAH DAN KEBIJAKAN PIMPINAN KPK 2016

Dokumen Arah dan Kebijakan Pimpinan menjabarkan

kondisi internal dan eksternal, Rencana Strategis KPK,

Rencana Kerja Tahunan dan hasil evaluasi capaian

kinerja KPK pada tahun sebelumnya. Berdasarkan

Arjak tersebut, Pimpinan KPK menetapkan Keputusan

Pimpinan KPK tentang Indikator Kinerja Utama (IKU)

KPK. Arjak yang berisikan target kinerja tahunan juga

menjadi dasar dalam penyusunan Kontrak Kinerja

Unit di lingkungan KPK. Dalam penyusunan kontrak

kinerja unit, dilakukan penyelarasan secara vertikal

dan horizontal untuk memastikan bahwa strategi unit

telah selaras dengan strategi korporat. Kontrak kinerja

unit terdiri dari Surat Pernyataan, Peta Strategi, Target

Kinerja, dan Inisitatif Strategis dan ditetapkan oleh

unit pemilik IKU dengan persetujuan atasan langsung

secara berjenjang. Kontrak kinerja unit tersebut

selanjutnya menjadi dasar untuk menyusun kontrak

kinerja pegawai KPK.

Arah dan kebijakan tahun 2016 ditetapkan melalui Surat

Edaran Pimpinan KPK Nomor: SE-02/01-52/01/2016.

Surat edaran tersebut selain memuat Kebijakan

Umum dan Kebijakan Operasional, juga menjelaskan

kondisi analisis lingkungan yang melatarbelakangi

penyusunannya. Adapun kebijakan umum yang

dirumuskan pada arah kebijakan tahun 2016 adalah

sebagai berikut:

1. Menuntaskan penyusunan Renstra KPK Tahun

2015-2019 dalam Triwulan I 2016 sebagai panduan

perencanaan tahunan dalam 4 tahun ke depan;

2. Menetapkan fokus area serta Kementerian/

Lembaga/Organisasi publik maupun swasta

yang menjadi sasaran program penindakan dan

pencegahan korupsi terintegrasi yaitu : Penegakan

Hukum, Politik, Pendidikan, Penerimaan Negara,

Kesehatan, Infrastruktur, Kedaulatan Pangan,

Sumber Daya Alam, Pertahanan dan Keamanan;

3. Mengantisipasi tantangan dan memanfaatkan

peluang eksternal untuk memperkuat KPK dalam

menjalankan tugas dan fungsinya;

4. Pembenahan aspek kelembagaan untuk

mendukung strategi KPK (SDM, IT, Organisasi,

Pelaksanaan Anggaran, Komunikasi, Nilai dan Etika,

dan lain-lain);

5. Pembangunan kemitraan strategis dengan

kalangan swasta (asosiasi), CSO, KLOPS dan jaringan

internasional khususnya pada fokus sektor tahun

2016;

6. Meningkatkan peran sebagai trigger mechanism

secara konsisten dan konsekuen dengan

mengintegrasikan upaya penindakan dan

pencegahan.

Sedangkan rumusan arah kebijakan operasional

dalam arah kebijakan tahun 2016 yang menjadi dasar

bagi unit kerja di KPK untuk menyusun program dan

kegiatan secara lengkap tersaji pada Lampiran 2.

II. KEGIATAN MONITORING

Rencana kinerja yang dirumuskan dalam kontrak

kinerja korporat (level 0) diturunkan ke dalam kontrak

kinerja pada tingkat Deputi/Sekjen (level 1) dan

Direktorat/Biro (level 2) hingga ke individu pegawai

KPK. Tentunya rumusan kegiatan yang ada dalam

kontrak kinerja tersebut perlu untuk dimonitor setiap

Tabel 1.

Sasaran Strategis, KPI dan Target

Page 27: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PERENCANAAN KERJA

25

kemajuan capaiannya. Proses monitor sangat penting

dilakukan, selain sebagai cara dalam memastikan

setiap unit KPK telah mengeksekusi setiap rencana

kerjanya, juga sebagai alat pembelajaran organisasi

atas setiap penyebab keberhasilan dan kegagalan

capaian dari setiap target yang ada.

Gambar 6.

Aplikasi Monitoring Kinerja KPK

Sekretariat Jenderal melalui Biro Perencanaan

dan Keuangan (Renkeu) adalah unit yang

bertanggungjawab memastikan kegiatan monitoring

ini dilakukan setiap unit KPK secara berjenjang pada

level korporat hingga ke level direktorat/biro. Pada

proses monitoring ini, Biro Renkeu menelaah laporan

kinerja yang disampaikan unit-unit di lingkungan KPK

berdasarkan kontrak kinerja unit yang telah ditetapkan

di awal tahun. Biro Renkeu menggunakan aplikasi

manajemen kinerja (Actuate) dalam memonitor

capaian kinerja unit tersebut. Hasil reviu atas capaian

kinerja tersebut selanjutnya disampaikan kepada

Pimpinan KPK dan Pimpinan Unit Kerja sebagai dasar

dalam pengambilan keputusan strategis maupun

operasional di KPK. Adapun mekanisme kegiatan

monitoring yang dilakukan selama setahun seperti

pada Gambar 7 di bawah ini.

Page 28: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

26

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Gambar 7.

Proses Monitoring Kinerja KPK

III. KEGIATAN PELAPORAN DAN EVALUASI

Proses pelaporan kinerja KPK dilakukan secara

bottom-up, dimulai dari pelaporan kinerja di tingkat

unit kerja Direktorat/Biro sampai dengan tingkat

korporat. Capaian kinerja unit dibahas dalam Rapat

Evaluasi Kinerja KPK yang dilakukan paling sedikit 2

(dua) kali dalam setahun dan dihadiri oleh Pimpinan

KPK serta para Pimpinan Unit Kerja seperti pada

Gambar 8 berikut. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut,

laporan kinerja unit disusun dan disampaikan kepada

Sekretariat Jenderal dengan tembusan Biro Renkeu

dan Direktorat Pengawasan Internal (PI). Laporan

kinerja unit memuat realisasi atas target kinerja yang

telah direncanakan dengan penjelasan atas target

kinerja yang tidak tercapai serta rencana aksi yang

akan dilakukan di periode berikutnya.

REVIEW KINERJA Q1

(JAN-MAR)

REVIEW KINERJA Q2

(APRIL-JUN)

REVIEW KINERJA Q3

(JUL-SEPT)

REVIEW KINERJA Q4

(OKT-DES)

Page 29: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PERENCANAAN KERJA

27

Gambar 8.

Rapat Evaluasi Kinerja KPK Tahun 2016

Pada akhir tahun, laporan kinerja unit dijadikan sebagai

bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja KPK.

Biro Renkeu melakukan koordinasi dengan unit-unit

dalam proses penyusunan Laporan Akuntabilitas

Kinerja KPK yang memuat analisis perbandingan

antara realisasi kinerja di akhir tahun dan target

kinerja KPK yang ditetapkan di awal tahun. Konsep

akhir Laporan Akuntabilitas Kinerja KPK disampaikan

kepada Direktorat PI untuk mendapat reviu internal.

Direkorat PI menindaklanjuti dengan menyampaikan

laporan hasil reviu Laporan Akuntabilitas Kinerja

kepada Pimpinan dengan tembusan Sekretaris

Jenderal. Selanjutnya Laporan Akuntabilitas Kinerja

KPK disampaikan kepada Menteri yang membidangi

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi dengan tembusan kepada Presiden Republik

Indonesia.

Dalam proses pelaksanaannya, Biro Renkeu

bekerjasama dengan PIC Manajemen Kinerja unit di

KPK. PIC Manajemen Kinerja ini sangat penting untuk

memastikan setiap kegiatan dalam proses pengelolaan

manajemen kinerja di unit masing-masing berjalan.

PIC Manajemen Kinerja di KPK berjenjang hingga level

direktorat/biro.

Page 30: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

28

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Page 31: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

29

Page 32: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

30

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Capaian kinerja KPK pada tahun 2016 adalah sebesar 102,2%

(“Sangat Memuaskan”). Jika dibandingkan dengan capaian

kinerja pada tahun 2015, capaian kinerja KPK mengalami

peningkatan.

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Page 33: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

31

Capaian kinerja KPK tahun 2016 adalah sebesar 102,2%

(“Sangat Memuaskan”). Jika dibandingkan dengan

capaian kinerja pada tahun 2015, capaian kinerja KPK

mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada

Gambar 9 di bawah ini. Peningkatan capaian kinerja ini

merupakan akumulasi kondisi capaian dari 4 (empat)

perspektif yang ada. Kondisi capaian dari setiap

perspektif KPK sampai dengan Desember 2016 seperti

penjelasan di bawah ini.

(1) Perspektif Pemangku Kepentingan

Sampai dengan Desember 2016 capaian perspektif

ini adalah sebesar 101,6% (“Sangat Memuaskan”)

yang mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya. Capaian perspektif ini

mendapat kontribusi terbesar dari capaian atas KPI

% asset recovery yang mencapai 100,3% (“Sangat

Memuaskan”).

(2) Perspektif Proses Internal

Capaian perspektif ini sampai Desember 2016

adalah sebesar 105,9% (“Sangat Memuaskan”)

yang mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan capaian tahun sebelumnya. KPI # KLOPS

yang mengimplementasikan pencegahan dan

penindakan korupsi terintegrasi merupakan KPI

yang memberikan kontribusi capaian terbesar

yaitu 120% (“Sangat Memuaskan”). Sedangkan KPI

Gambar 9.

Perbandingan Kinerja KPK setiap Perspektif

Tahun 2015 & 2016

% perkara yang disupervisi mendapatkan kepastian

hukum merupakan KPI yang memberikan

kontribusi terendah yaitu sebesar 67,4% (“Kurang

Memuaskan”).

(3) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Perspektif ini sampai dengan Desember 2016

menjadi perspektif yang paling rendah dalam

berkontribusi bagi capaian kinerja KPK. Capaian

perspektif ini hanya sebesar 95,6% (“Sangat

Memuaskan”) yang sebenarnya mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan capaian

pada tahun sebelumnya. Pada perspektif ini, KPI

% pemenuhan service level agreement merupakan

KPI dengan kontribusi capaian terbesar yaitu

111,6% (“Sangat Memuaskan”) sedangkan KPI yang

memberikan kontribusi capaian terendah adalah

% pemenuhan dan kepatuhan SOP yang hanya

sebesar 64% (“Kurang Memuaskan”).

(4) Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan adalah satu-satunya

perspektif pada beberapa tahun terakhir

memberikan kontribusi yang konsisten bagi KPK.

Perspektif ini selalu memberikan capaian sebesar

100% (“Sangat Memuaskan”). KPI yang memberikan

kontribusi bagi sasaran strategis ini adalah Opini

BPK atas laporan keuangan KPK yang selalu

memberikan WTP sampai dengan Desember 2016.

Capaian Kinerja KPK

Perspektif Pemangku Kepentingan

Perspektif Internal Process

Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran

Perspektif Keuangan

0

20

40

60

80

100

120

2015

88.9

87.7

87.7

83.5

100

2016

102.2

101.6

105.9

95.6

100

Page 34: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

32

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Adapun secara detail capaian dari setiap KPI KPK pada

tahun 2016 disajikan pada Lampiran 1. Sedangkan

kondisi capaian dari setiap perspektif, sasaran strategis

berikut KPI nya seperti penjelasan pada beberapa bab

berikut ini.

CAPAIAN PERSPEKTIF PEMANGKU

KEPENTINGAN

Perspektif pemangku kepentingan KPK pada Renstra

KPK tahun 2016 terdiri atas 4 sasaran strategis

dengan 6 KPI. Sampai dengan Desember 2016 capaian

atas perspektif ini adalah sebesar 101,6% (“Sangat

Memuaskan”). Adapun secara detail kondisi capaian

setiap KPI yang ada pada perspektif ini seperti

penjelasan sebagai berikut:

Sasaran Stategis 1: Menurunnya Tingkat Korupsi

(Ultimate Goal)

Sasaran strategis ini merupakan salah satu sasaran

strategis pada perspektif pemangku kepentingan.

Dalam menerjemahkan visi dan misi KPK pada Renstra

2015-2019, KPK diamanatkan untuk menurunkan

tingkat korupsi di Indonesia. Dalam mengukur

keberhasilannya, KPK menggunakan IPK (Indeks

Persepsi Korupsi) sebagai alat ukurnya. Kondisi

capaian IPK KPK tahun 2016 seperti penjelasan berikut.

KPI 1: Indeks Persepsi Korupsi (IPK)

IPK adalah alat ukur pada level impact yang bersifat

makro. IPK diukur dan dipublikasikan oleh Transparency

International (TI) dengan mengumpulkan beberapa

nilai survei anti-korupsi dan good governance (indeks

komposit), yaitu:

1) World Justice Project – Rule of Law Index (WJP);

2) Bertlesmann – Transformation Index (BTI);

3) World Economics Forum – Executive Opinion

Survey/Global Competitiveness Index (WEF);

4) IMD – World Competitivenss (IMD);

5) Political and Economic Risk Counsultancy (PERC);

6) International Country Risk Guide(ICRG);

7) Economist Intelligence Unit/EIU – Country Risk

Rating (EIU); dan

8) Global Insight – Country Risk Rating (GI).

Responden survei asal yang menjadi dasar penilaian

IPK mencakup para analis, pelaku bisnis dan para ahli

bidang anti korupsi dan good governance. Penggunaan

IPK sebagai indikator keberhasilan selaras dengan

Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi (Stranas PPK) yang menjadikannya sebagai

indikator utama. Hal ini menunjukkan semangat

bahwa KPK memberikan perhatian yang sama

dengan indikator yang digunakan dalam Stranas PPK,

walaupun capaian IPK tidak secara langsung terkait

dengan upaya-upaya yang dilakukan KPK.

Pada tahun 2016, KPK memasang target IPK sebesar

36. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh

lembaga Transparency Internasional (TI) (http://www.

ti.or.id/) seperti yang dirilisnya, pada tahun 2016 IPK

Indonesia sebesar 37. Dengan hasil ini, menunjukan

bahwa KPK telah berhasil memenuhi target IPK yang

ditetapkan dengan angka capaian sebesar 102,8%

(“Sangat Memuaskan”). IPK KPK yang sebesar 37

merupakan hasil kontribusi dari setiap komponen

pengukuran IPK. Kondisi hasil survei yang dilakukan

pada tahun 2016 adalah seperti pada Gambar 10 di

bawah ini.

Gambar 10.

Kondisi Komponen IPK

Tahun 2015 & 2016

"Gambar 11.

Kondisi Komponen IPK

Tahun 2015 & 2016

"

Kondisi komponen penyusun CPI

2015 2016

CRG 50 50

WEF 43 40

IMD 37 39

EIU 38 37

BTI 36 36

PERC 37 35

GI 32 34

WJP 17 26

26

32

34

37

35

36

36

37

40 43

39

38

CRG

WEF

IMD

EIU

BIT

PERC

GI

WJP

10

20

30

40

50

Page 35: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

33

Dari diagram di atas menunjukan bahwa pada tahun

2016 dari keseluruhan survei yang sejumlah 8 survei,

menunjukan bahwa ada:

a) Tiga hasil survei mengalami kenaikan jika

dibandingkan dengan pengukuran tahun 2015.

Ketiga survei tersebut adalah

(1) GI dengan skor 34 yang mengalami peningkatan

2 point (+2)

(2) IMD dengan skor 39 yang mengalami

peningkatan 2 angka (+2)

(3) WJP dengan skor 26 yang mengalami

peningkatan 9 angka (+9)

b) Tiga hasil survei mengalami penurunan jika

dibandingkan dengan hasil pengukuran tahun

2015. Kedua survei tersebut adalah

(1) WEF dengan skor 40 mengalami penurunan 3

point (-3)

(2) EIU dengan skor 36 mengalami penurunan 1

point (-1)

(3) PERC dengan skor 35 Mengalami penurunan 2

point (-2)

c) Dua hasil survei menunjukan hasil yang sama

(stagnan) jika dibandingkan dengan hasil

Gambar 11.

Indeks Persepsi Korupsi

Tahun 2001-2016

pengukuran tahun 2015. Kedua survei tersebut

adalah

(1) ICRG

(2) BTI

Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga,

seperti Malaysia (49) dan Singapura (84), IPK Indonesia

(37) masih relatif rendah, berada pada peringkat

90 dari 176. Namun, jika dilihat tren dari tahun 2004

(ketika KPK didirikan) sampai dengan tahun 2015,

capaian IPK Indonesia mengalami peningkatan.

Bahkan, IPK Indonesia diperkirakan dapat melampaui

Malaysia dalam beberapa tahun mendatang.

Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa upaya

pemberantasan korupsi di Indonesia sudah on the

track. Adapun keberhasilan pemberantasan korupsi

di Indonesia, bukanlah semata-mata prestasi KPK,

namun merupakan prestasi Indonesia karena perang

melawan korupsi adalah jerih payah dan tanggung

jawab bersama seluruh elemen bangsa. Secara detail,

trend IPK Indonesia sejak tahun 2001 sampai dengan

2016 seperti pada Gambar 11 di bawah ini.

0

20

40

60

80

100

19 19 19 2022 24

28 28 3032 32 34

36 37

87 86 84 85 84

23 26

92 93 94 93 94 94 93 92 92 93 92

50 49 52 50 51 50 51 51 45 44 43 49 50 52 50 49

79 82 80 80 83 83 83 81 82 84 84 77 75 74 75 77

Indonesia Malaysia Hong Kong Singapura

Page 36: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

34

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan TI

seperti dijelaskan di atas, beberapa rekomendasi TI

yang sejalan dengan tujuan KPK antara lain:

(1) Pemerintah

a) Tetap fokus dan perkuat reformasi penegakan

hukum dan peningkatan integritas sektor

publik

b) Tim saber pungli harus bergerak lebih agresif

dan masif untuk memperkuat momentum

pemberantasan korupsi dan mendorong

partisipasi masyarakat yang lebih luas lagi

c) Optimisme publik yang telah mulai terbangun

agar dipertahankan dan terus ditingkatkan

dengan meningkatkan penindakan kasus-kasus

korupsi secara adil

d) Segera menerbitkan perangkat hukum yang

memastikan swasta mengembangkan dan

menerapkan sistem integritas bisnis

(2) Swasta

a) Mengembangkan aturan internal yang

memastikan perusahaan menerapkan sistem

integritas bisnis untuk mengurangi risiko

korupsi

b) Mengembangkan sistem pelaporan program

antikorupsi secara lebih komprehensif dan

menggunakannya sebagai kriteria penentu

untuk investasi

c) Mendorong terbitnya standar audit untuk

menilai program antikorupsi dan meningkatkan

kualitas penilaian risiko

(3) Masyarakat sipil

a) Mendorong perusahaan untuk transparan

terhadap program kepatuhan terhadap UU

Antikorupsi

b) Melakukan monitoring dan analisa program

antikorupsi untuk menguatkan kepatuhan

terhadap UU Antikorupsi Nasional dan Global

c) Mendorong standar pelaporan country by

country untuk meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas publik

(4) KPK, Polri, Kejaksaan dan Mahkamah Agung

a) Menjadikan KPK sebagai focal point untuk

mendorong program antikorupsi sektor swasta

b) Lembaga-lembaga penegak hukum perlu

segera mendayagunakan Peraturan Mahkamah

Agung RI tentang Tanggung Jawab Pidana

Korporasi sebagai instrumen hukum untuk

meningkatkan risiko korupsi bagi kalangan

swasta

Sasaran Strategis 2: Efektifnya Penegakan Hukum

Bidang Tipikor

Sasaran strategis ini, termasuk tiga sasaran strategis

lainnya pada perspektif pemangku kepentingan,

menjabarkan visi dan misi KPK dalam Renstra 2015-

2019. Tujuan Strategis KPK sebagaimana diamanatkan

dalam Renstra adalah: “Menurunnya Tingkat Korupsi”,

yang dilengkapi dengan prasyarat adanya kondisi

penegakan hukum yang efektif, terbangunnya

integritas di kalangan pemerintah, masyarakat,

politik dan swasta serta terbinanya hubungan mitra

kerjasama yang efektif.

KPI 1: Indeks Penegakan Hukum Tipikor (nasional)

Indeks Penegakan Hukum (IPH) adalah alat ukur yang

digunakan pemerintah untuk menilai keberhasilan

penegakan hukum di Indonesia. Indikator ini juga

menjadi sebagai salah satu indikator keberhasilan

pembangunan sektor hukum yang dicantumkan

dalam Stranas PPK (Perpres 05 Tahun 2012). IPH

dihasilkan atas kontribusi lembaga-lembaga

penegakan hukum Tipikor di Indonesia yang meliputi

Kepolisian RI, Kejaksaan RI dan Komisi Pemberantasan

Korupsi. Hasil indeks penegakan hukum pada masing-

masing lembaga penegak hukum akan menghasilkan

IPH Nasional.

Kontribusi langsung KPK pada IPH Nasional adalah

IPH KPK yang diukur berdasarkan bisnis proses

penanganan kasus korupsi yang meliputi kegiatan

pengaduan masyarakat, penyelidikan, penyidikan,

penuntutan, proses putusan dan eksekusi. Kontribusi

secara tidak langsung adalah melalui upaya koordinasi

dan supervisi bidang Penindakan, serta melalui

sosialisasi khususnya dalam meningkatkan partisipasi

publik dalam mengawasi dan melaporkan tindak

pidana korupsi.

KPI ini merupakan KPI baru sehingga KPK belum

menentukan target kinerja. Capaian kinerja atas KPI ini

pada tahun 2016 menjadi baseline dalam penetapan

target pada tahun berikutnya. Proses pengukuran

KPI ini dilakukan setahun sekali. Sampai dengan

Desember 2016 KPK belum mendapatkan data IPH

Nasional dari Bappenas, karena itu untuk sementara

KPK mengunakan IPH KPK yang sebesar 62,2 sebagai

representasi hasil pengukuran IPH Nasional.

Sebagai tindaklanjut perihal IPH Nasional ini, KPK akan

berkoordinasi dengan Bappenas agar menghimbau

setiap Apgakum menyampaikan data-data yang

dihitung dalam penanganan IPH Nasional salah

satunya dengan mendorong optimalisasi SPDP online.

KPI 2: % asset recovery

Asset recovery adalah upaya eksekusi berupa

pengembalian kerugian keuangan negara atas kasus

yang ditangani KPK. KPI ini menghitung persentase

dari putusan pidana pengganti dan denda. Pengukuran

asset recovery tercermin dari persentase akumulasi

realisasi PNBP yang berasal dari uang pengganti/uang

rampasan/denda/hibah/alih fungsi pemanfaatan

dibandingkan dengan akumulasi nilai uang pengganti,

rampasan dan denda berdasarkan putusan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap setelah diterima

secara lengkap.

Page 37: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

35

Gambar 12.

Contoh Aset yang Disita KPK

Tahun 2016

Beberapa kegiatan pemulihan, pelacakan dan

pelelangan aset yang dilakukan KPK pada tahun 2016

seperti pada Lampiran 12.

Pada tahun 2016, KPK memasang target KPI ini

sebesar 65%. Sampai dengan Desember 2016, realisasi

PNBP yang berasal dari uang pengganti/uang

rampasan/denda/hibah/alih fungsi pemanfaatan

sejak tahun 2005 sampai dengan Desember 2016

yaitu Rp.1.804.504.801.735,- jika dibandingkan dengan

akumulasi nilai uang pengganti, rampasan dan

denda berdasarkan putusan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap setelah diterima secara

lengkap sejak tahun 2005 sampai dengan Desember

2016 yaitu Rp.2.766.953.981.655,- adalah 65,22%.

Capaian komponen asset recovery secara detail dapat

dilihat pada Gambar 13 di bawah ini.

Page 38: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

36

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Gambar 13.

Perbandingan Realisasi PNBP dan Kas Daerah/BUMN/

BUMD dengan Nilai Putusan Pengadilan

Tahun 2016

Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa sampai

dengan tahun 2016, capaian atas KPI ini sebesar

100,34% (“Sangat Memuaskan”). Kondisi capaian

ini harus selalu dipertahankan KPK dengan selalu

mengevaluasi dan memperbaiki setiap proses yang

selama ini berjalan.

Sasaran Strategis 3: Terbangunnya Integritas

Pemerintah, Masyarakat, Politik dan Swasta

Sasaran strategis ini dimaksudkan sebagai outcome

KPK dalam menerapkan sistem pencegahan yang

terintegrasi yang sasaran jangka panjangnya adalah

terbentuknya budaya integritas sesuai roadmap

KPK. Obyek upaya pencegahan terintegrasi oleh KPK

mencakup organisasi maupun individu/kelompok

masyarakat. Kondisi capaian KPI yang menjadi

indikator keberhasilan sasaran strategis ini seperti

penjelasan di bawah ini.

KPI 1: Indeks Integritas KLOPS

Indeks Integritas KLOPS adalah sebuah hasil

pengukuran indeks dengan skala 1-5 yang metode

pengukurannya dilakukan dengan survei. Survei

Penilaian Integritas yang dilakukan ini mengukur

outcome dari program-program pencegahan

dan anti korupsi KLOPS. Pelaksanaan program

dari KLOPS diharapkan merupakan bagian dari

program pencegahan korupsi yang terintegrasi yang

diimplementasikan oleh KPK kepada KLOPS strategis.

Kegiatan survei penilaian integritas yang dilakukan

pada lingkup lembaga pemerintah dan lembaga

negara (Kementerian dan non-Kementerian),

Organisasi Politik, kelompok masyarakat (CSO) dan

kelompok swasta (Asosiasi) khususnya dalam posisi

sebagai pemangku kepentingan lembaga pemerintah/

lembaga negara terkait. Pada tahun 2016, survei

penilaian integritas baru difokuskan pada organisasi

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Tujuan strategis dari survei penilaian integritas adalah

menyediakan data dasar pemberantasan korupsi

di tingkat organisasi publik sekaligus adalah untuk

memantau efektivitas upaya pencegahan korupsi oleh

KPK terhadap KLOPS strategis pada level organisasi/

sistem. Hasil pengukuran juga dapat memberikan

jaminan kepada stakeholders mengenai upaya

tindak lanjut dari organisasi publik dalam melakukan

perbaikan dan peningkatan upaya pencegahan korupsi

yang dilakukan secara sistematis. Tujuan strategis

lain adalah mendorong peran serta masyarakat

dalam upaya peningkatan integritas organisasi publik

sekaligus menciptakan konsensus nasional dalam

rangka meningkatkan integritas organisasi publik

Realisasi PNBP dan Kas Daerah/BUMN/BUMD

0

.000

1.000.000

.000

2.000.000

.000

3.000.000

Denda TotalUang RampasanUang Pengganti

60.677 107.385

859.583

1.753.158

884.245 906.411

1.804.505

2.766.954

(dalam milyar)Nilai putusan pengadilan

Page 39: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

37

melalui promosi dan pengungkapan hasil penilaian

integritas.

Pendekatan yang digunakan adalah melalui konsep

kemitraan dan kerjasama dengan Bappenas,

KemenPAN RB, BPS dan KLOPS dalam upaya

memetakan tingkat integritas internal dan eksternal

organisasi publik. Pengukuran integritas dengan

konsep kemitraan dan kerjasama menciptakan

lingkungan dimana organisasi publik dapat secara

sukarela melakukan aktivitas-aktivitas yang ditujukan

untuk meningkatkan integritas melalui pengungkapan

penilaian hasil integritas organisasi tersebut ke publik.

Hal ini sejalan dengan peran KPK sebagai trigger

mechanism pada kegiatan-kegiatan anti korupsi.

Komponen utama yang diukur adalah survei eksternal

yang mengukur indeks korupsi, indeks tranparansi,

indeks akuntabilitas serta survei integritas internal

yang mengukur indeks budaya integritas dan indeks

integritas kerja. Pada konteks penyempurnaan

pengukuran indeks, pengukuran akan disempurnakan

dengan memasukkan pendapat ahli dan penggunaan

faktor pengurang. Indeks integritas organisasi

Gambar 14.

Kegiatan Pengukuran Indeks Integritas KLOPS

Tahun 2016

menggunakan skala pada rentang 1 sampai dengan 5

yang menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai indeks

maka semakin baik tingkat integritas organisasi.

Pada tahun 2016 KPK melakukan survei ini terhadap 64

organisasi, terdiri dari 54 Kementerian/Lembaga dan

10 Pemerintah Daerah. Responden integritas eksternal

adalah pengguna layanan 1 tahun terakhir sedangkan

integritas internal adalah pegawai organisasi yang

memiliki masa kerja minimal 1 tahun.

Kegiatan Survei Penilaian Integritas secara teknis

dilakukan KPK bekerjasama dengan BPS melalui

penggunaan kuesioner sebagai instrumen utama

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data kepada

responden secara self assessment dengan media alat

komunikasi yang berbasis sistem operasi android.

Proses dilakukan dengan pendampingan petugas

pencacah BPS. Selain bersumber dari survei, skor

penilaian integritas juga memperhitungkan hasil

focus group di organisasi publik dengan peserta

pejabat publik, tokoh masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat, dan media.

Page 40: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

38

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Hasil dari survei penilaian integritas tahun 2016

yang disusun dari integritas internal dan integritas

eksternal rata-rata adalah 3,99. Nilai minimum dan

maksimum integritas internal adalah 1,47 dan 5

sementara nilai minimum dan maksimum integritas

eksternal adalah 1,19 dan 4,08. Angka tersebut masih

merupakan angka sementara yang kemungkinan akan

mengalami perubahan jika dimasukkan angka koreksi

sebagaimana ditetapkan dalam metodologi penelitian

survei penilaian integritas ini.

Ruang lingkup rekomendasi hasil survei ini mencakup

perbaikan pada transparansi, akuntabilitas dan

korupsi di mata publik, budaya organisasi, sistem anti

korupsi organisasi, pengelolaan SDM, pelaksanaan

anggaran dan perilaku personil organisasi. Dengan

rekomendasi tersebut diharapkan organisasi publik

memiliki panduan untuk melakukan program-

program pencegahan korupsi di organisasinya dan

bisa berkolaborasi dengan KPK dalam program

pencegahan korupsi dengan ruang lingkup yang lebih

luas.

Pada tahun 2016, KPK belum menentukan target

atas KPI ini. Hasil survei penilaian integritas 2016

yang sebesar 3,99 akan dijadikan baseline KPK dalam

memasang target di tahun 2017.

Gambar 15.

Tahapan Pelaksanaan Survei Kerjasama KPK

Sasaran Strategis 4: Terbangunnya Hubungan Mitra

Kerjasama yang Efektif

Sasaran strategis ini dimaksudkan sebagai outcome

KPK dalam upaya menguatkan hubungan KPK dengan

setiap mitra kerjasama dalam mendukung proses

penindakan dan pencegahan yang dilakukan KPK.

Dalam mengukur keberhasilan sasaran strategis ini,

KPK menentukan 2 KPI yang menjadi indikatornya.

Sampai dengan Desember 2016, kondisi capaian kedua

KPI ini seperti penjelasan sebagai berikut.

KPI 1: Indeks Kerjasama

Dalam melihat kualitas hubungan KPK dengan

mitra kerjasamanya, indeks kerjasama menjadi

salah satu indikatornya. Beberapa contoh kegiatan

pengembangan dan pembinaan yang dilakukan KPK

bersama beberapa mitra kerjasamanya pada tahun

2016 seperti pada Lampiran 14. Indeks kerjasama ini

didapatkan melalui kegiatan survei yang dalam proses

pelaksanaannya melalui beberapa tahapan seperti

pada Gambar 15 skema di bawah ini.

I. Persiapan II. Pelaksanaan

Survei

IV. PelaporanIII. Pengolahan

dan

Analisis Data

Page 41: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

39

Berdasarkan proses pelaksanaan survei kerjasama

yang secara detail seperti pada Lampiran 15,

menunjukan bahwa indeks kerjasama KPK dengan

mitra kerjasamanya pada tahun 2016 adalah sebesar

86,18. Indeks ini menunjukan bahwa kualitas kerjasama

yang dilakukan KPK dengan mitra kerjasamanya sudah

“Sangat Baik” atau memperoleh kualifikasi “A”. Karena

KPI ini merupakan KPI baru, maka pada tahun 2016

KPI ini belum diberikan target, hasil pengukuran KPI

ini pada tahun 2016 akan menjadi baseline target pada

tahun 2017 dan ke depan.

Meskipun hasil pengukuran ini menunjukan bahwa

indeks kerjasama KPK sudah “Sangat Baik”, namun

demikian masih perlu diidentifikasi beberapa indikator

kerjasama KPK yang menjadi prioritas perbaikan

(improvement) di masa mendatang. Beberapa indikator

kerjasama KPK tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kejelasan kerjasama;

2. Kejelasan pemenuhan kewajiban kerjasama;

3. Kejelasan pemenuhan permintaan kerjasama.

Selain ketiga indikator ini, ada beberapa indikator

lainnya yang menjadi prioritas perbaikan berdasarkan

analisis data untuk setiap bentuk kerjasama, yaitu :

1. Bantuan personil, indikator yang menjadi prioritas

perbaikan adalah “PIC Kerjasama”;

2. Bantuan fasilitas, indikator yang menjadi prioritas

perbaikan adalah “Penanganan Kendala, Saran dan

Umpan Balik Kerjasama”;

3. Dukungan pelaksanaan Tupoksi KPK di instansi

mitra kerjasama, indikator yang menjadi prioritas

perbaikan adalah “Mekanisme Kerjasama”.

Dalam memperbaiki hal di atas, KPK ke depan akan

melakukan beberapa kegiatan antara lain:

1. Memperbanyak sosialisasi pencegahan korupsi,

pelatihan pemutakhiran data LHKPN, membangun

jejaring kerjasama dan lain-lain;

2. Sering melakukan koordinasi dengan mitra

kerjasama untuk menjaga kualitas kerjasama;

3. PIC di KPK lebih diperbanyak kembali dan jangan

berubah-ubah untuk setiap instansi;

4. Perjanjian kerjasama KPK diperjelas dengan MOU

agar kewajiban dan hak masing-masing pihak

dapat diatur dengan jelas.

KPI 2: Indeks Partisipasi Publik

Indikator ini merupakan pengukuran outcome atas

berbagai bentuk pendidikan, sosialisasi dan kampanye

anti korupsi yang dilakukan oleh berbagai unit di KPK,

khususnya unit-unit di lingkungan Deputi Bidang

Pencegahan. Dalam proses pengukurannya, KPK

bekerjasama dengan MSI dan CSI melakukan survei

opini publik di 34 provinsi. Jumlah sampel yang

didapatkan pada survei ini sebanyak 3.900 responden.

Beberapa parameter yang dipilih untuk digunakan

dalam proses pengukuran indeks ini seperti pada

Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2.

Parameter Indeks Partisipasi Publik

Tahun 2016

PARAMETER KETERANGAN

Sikap publik yang menolak gratifikasi Bagaimana sikap Anda (menerima atau menolak) jika mendapa-

tkan uang atau barang atau hadiah untuk memudahkan suatu

urusan?

Sikap publik yang melapor gratifikasi Apakah Anda akan melaporkan ke KPK jika mendapatkan ses-

uatu yang terkait dengan jabatan dan tidak bisa menolaknya?

Tingkat toleransi terhadap korupsi Apakah Anda membenarkan untuk memberikan sesuatu (uang,

barang, hiburan atau hadiah) dalam memudahkan proses yang

terkait urusan dengan administrasi publik atau organisasi pe-

merintah?

Respond to corruption Seberapa siapkah Anda untuk mempertahankan hak Anda keti-

ka berhubungan aparatur sipil agar tidak korupsi?

Sikap publik untuk melapor LHKPN Apakah Anda akan melaporkan ke KPK, jika ada perubahan

pendapatan atau income?

Public support (petisi, demo, dll) Apakah Anda mendukung KPK?

Public trust Siapa yang paling bertanggungjawab untuk memberantas

korupsi di Indonesia?

Page 42: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

40

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Dengan menggunakan beberapa parameter di atas,

hasil survei dari CSIS dan MSI ini menunjukan bahwa

partisipasi publik terhadap KPK sudah cukup baik, yaitu

sebesar 78,34. Secara detail, hasil survei ini seperti

pada Tabel 3 di bawah ini.

KPI ini merupakan KPI baru, sehingga pada tahun

2016 KPK belum memasang target atas KPI ini. Hasil

pengukuran KPI ini yang sebesar 78,34 akan menjadi

dasar penentuan target pada tahun depan. Salah

satu bentuk partisipasi publik terhadap eksistensi

KPK misalnya, dukungan masyarakat Indonesia dari

berbagai elemen yang datang ke KPK sebagai bentuk

sikap dukungan penolakan atas isu revisi UU KPK

seperti pada Gambar 16 di bawah ini.

Tabel 3.

Kondisi Indeks Partisipasi Publik KPK

Tahun 2016

PARAMETER INDEKS KETERANGAN

Sikap publik yang menolak

gratifikasi

82,7 82,7% responden menolak setiap bentuk pemberian hadiah

(gratifikasi)

Sikap publik yang melapor

gratifikasi

65,8 65,8% responden akan melapor ke KPK

Tingkat toleransi terhadap korupsi 70,3 70,3% responden menolak untuk memberikan sesuatu (uang,

barang, hiburan atau hadiah) dalam memudahkan proses yang

terkait urusan dengan administrasi publik atau organisasi

pemerintah

Respond to corruption 75,7 75,7% responden sangat siap untuk mempertahkan haknya

dalam berurusan dengan aparatur sipil agar tidak korupsi

Sikap publik untuk melapor LHKPN 84,4 84,4% responden akan melapor ke KPK jika ada perubahan

pendapatan atau kekayaan

Public support (petisi, demo, dll) 81,3 81,3% responden akan mendukung KPK dengan beberapa cara

Public trust 88,2 88,2% responden berpendapat bahwa KPK merupakan institusi

yang paling bertanggungjawab memberantas korupsi

INDEKS TOTAL 78,34

Page 43: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

41

Meskipun indeks partisipasi publik pada tahun 2016

sudah menunjukan hasil yang cukup baik, KPK akan

terus melakukan evaluasi setiap bentuk kegiatan dalam

menjaga hubungan baik dengan publik. Dukungan

publik yang baik harus selalu dijaga dan ditingkatkan

dalam upaya mendukung tugas dan fungsi KPK.

Gambar 16.

Bentuk Partisipasi Publik terhadap KPK

Page 44: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

42

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

CAPAIAN PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

Perspektif proses internal KPK berdasarkan Rencana

Strategis KPK 2016 terdiri atas 4 sasaran strategis

dan 6 KPI. Sampai dengan Desember 2016, capaian

perspektif ini sebesar 105,9% (“Sangat Memuaskan”).

Capaian ini merupakan akumulasi kontribusi dari

beberapa sasaran strategisnya. Kondisi capaian

sasasaran strategis dan KPI nya sampai dengan

Desember 2016 terlihat pada beberapa penjelasan di

bawah ini.

Sasaran Strategis 1: Terintegrasinya Upaya

Penindakan Tipikor

Sasaran strategis ini dimaksudkan untuk memantau

efektivitas penegakan hukum di KPK dalam

mendukung efektivitas penegakan hukum bidang

Tipikor di level nasional. KPK memiliki keunggulan

berupa terintegrasinya kewenangan penanganan

dumas hingga eksekusi, di samping kekhususan dalam

kewenangan lainnya berdasarkan undang-undang.

KPI 1: Indeks Penegakan Hukum (KPK)

Indeks penegakan hukum (IPH) adalah alat ukur yang

digunakan pemerintah untuk menilai keberhasilan

penegakan hukum di Indonesia dan sebagai salah satu

indikator keberhasilan pembangunan sektor hukum

yang dicantumkan dalam Stranas PPK (Perpres 05

Tahun 2012).

Tabel 4.

Sub Komponen IPH

IPH KPK dihasilkan atas kontribusi lintas fungsi di

KPK dalam rangkaian upaya Penindakan terintegrasi

yang terdiri dari penanganan pengaduan masyarakat,

penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan eksekusi.

Walaupun sekilas IPH nampak sebagai komposit dari

berbagai output proses penindakan, namun interpretasi

atas indeks yang dihasilkan lebih mencerminkan

output berupa efektifitas dan keterintegrasian upaya

penindakan.

Pada skala 10 s.d 100, angka indeks sebesar 100

menunjukkan kesempurnaan proses penindakan

dalam satu periode (tahunan) dimana seluruh input

dan proses dapat diselesaikan menjadi output pada

masing-masing subproses. Dengan demikian semakin

besar nilai indeks menunjukkan outcome berupa

semakin efektif dan terintegrasinya upaya penegakan

hukum dan koordinasi antara masing-masing fungsi.

Bobot pada IPH KPK berbeda dengan bobot pada

IPH Nasional dengan pertimbangan kekhasan KPK

yang tidak memiliki kewenangan mengeluarkan SP3

(walaupun penyidikan bisa saja ‘terhenti’ demi hukum,

misalnya tersangka meninggal dunia). Di sisi lain,

transparansi penanganan pengaduan masyarakat

dan penyelidikan justru menjadi titik berat yang

perlu dikedepankan sehingga bobot IPH lebih banyak

dialokasikan pada kedua proses tersebut.

IPH ini dihitung berdasarkan sub-komponen sebagai

seperti pada Tabel 4 di bawah ini.

NO SUB INDIKATOR (BOBOT) BOBOT FORMULA KETERANGAN

1 % Penyelesaian Laporan

TPK

10% (# pengaduan TPK naik ke

lid./# total pengaduan TPK

diterima) x 100%

(Penyebut) Tidak termasuk

pengaduan non TPK dan kasus

yang dilimpahkan ke selain

Direktorat Penyelidikan

2 % Penyelidikan menjadi

penyidikan

20% (# perkara penyelidikan

naik ke dik / # total

perkara penyelidikan) x

100%

Termasuk penyelidikan yang

dihentikan agar kuantitasnya

mencerminkan effort/proses.

3 % Penyidikan yang menjadi

Penuntutan

30% (# kasus penyidikan

menjadi penuntutan / #

total kasus penyidikan) x

100%

Penyidikan selesai apabila telah

pelimpahan tahap dua atau

dihentikan demi hukum

4 % Tuntutan mendapatkan

putusan tetap

30% (# tuntutan mendapat

putusan tetap / # total

penuntutan) x 100%

Mengganti istilah “conviction rate”

5 % Putusan pengadilan

yang dieksekusi

10% (# eksekusi atas keputusan

tetap / # total keputusan

tetap) x 100%

Mengganti istilah “execution rate”

Page 45: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

43

Dengan menggunakan komponen perhitungan di

atas, KPK melalui tim Litbangnya mengolah data-data

perkara yang ditangani KPK selama tahun 2016. Secara

detail kasus dan perkara bagian kegiatan penindakan

yang dilakukan KPK pada tahun 2016 seperti pada

Lampiran 11. Sedangkan data pengaduan masyarakat

Tabel 5.

Pengukuran IPH KPK Tahun 2015 & 2016

Pada tahun 2016, KPK memasang target IPH sebesar 6

(skala 1 s/d 10) atau 60 (skala 10 s/d 100). Berdasarkan

hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa capaian

IPH KPK pada tahun 2016 adalah sebesar 103,7%

(“Sangat Memuaskan”). Capaian nilai IPH KPK tahun

2016 yang memenuhi target merupakan sebuah

prestasi yang harus dipertahankan.

Gambar 17.

Bentuk Kegiatan Penindakan KPK

yang diterima KPK pada tahun 2016 seperti pada

Lampiran 8.

Berdasarkan formula penghitungan dan data yang

ada, proses ini menghasilkan perhitungan IPH KPK

pada tahun 2016 sebesar 62,2 yang secara detail

terlihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Nilai Akhir Indeks Penegakan Hukum Sub Indikator 2016 2015

Nilai Bobot Nilai Akhir Nilai Akhir

% Penyelesaian Laporan TPK 96 10% 9,6 10

% Penyelidikan yang menjadi Penyidikan 29,1005 20% 5,82011 5,28

% Penyidikan yang menjadi Tuntutan 54,2857 30% 16,2857 17,54

% Conviction Rate 63,0631 30% 18,9189 11,68

% Execution Rate 115,714 10% 11,5714 10,27

IPH KPK 62,2 54,79

Page 46: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

44

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Secara detail perkembangan IPH KPK sejak tahun 2012

sampai dengan 2016 adalah seperti pada Gambar 18

di bawah ini.

Gambar 18

Trend IPH KPK Tahun 2012 - 2016

Jika dibandingkan dengan IPH tahun sebelumnya,

IPH KPK tahun 2016 mengalami kenaikan. Ada sub

indikator yang mengalami penurunan dan kedepan

untuk segera dilakukan perbaikan, yaitu:

1) Penyelesaian laporan TPK yang mengalami

penurunan dari skor 10 menjadi 9,6

2) Penyidikan yang menjadi tuntutan yang mengalami

penurunan dari skor 17,54 menjadi 16,29

Beberapa parameter IPH yang mengalami penurunan

jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya

harus selalu dievaluasi dan dilakukan berbagai

rangkaian perbaikan.

Sasaran Strategis 2: Terintegrasinya Upaya

Pencegahan Tipikor

Sasaran strategis ini bertujuan untuk menggambarkan

efektivitas KPK dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya serta sebagai trigger mechanism dalam

upaya pencegahan Tipikor. Sasaran program

pencegahan korupsi mencakup individu maupun

organisasi/KLOPS. Upaya pencegahan korupsi

dilakukan secara terintegrasi pada setiap program

pencegahan korupsi di bawah kedeputian pencegahan.

Program pencegahan korupsi ini meliputi pendidikan

dan pelayanan masyarakat, pelaporan harta kekayaan

penyelenggara negara, gratifikasi, penelitian dan

pengembangan serta koordinasi dan supervisi

program-program pencegahan korupsi.

KPI 1: # KLOPS yang mengimplementasikan Sistem

Pencegahan Korupsi

Upaya pencegahan korupsi akan diimplementasikan

secara terintegrasi terhadap KLOPS yang menjadi

sasaran strategis KPK dalam kemasan sistem integritas

terkait anti korupsi. Deputi Bidang Pencegahan

setiap tahun menetapkan KLOPS sasaran untuk

mengimplementasikan salah satu, sebagian atau

keseluruhan program-program pencegahan korupsi

terintegrasi KPK. Deputi bersama direktur pada bidang

pencegahan menentukan output dan outcome dari

program yang akan diimplementasikan, serta jadwal

implementasi pada KLOPS yang ditetapkan.

Sasaran dan target KLOPS akan diinventarisasi untuk

menunjukkan progres implementasi dan menghindari

adanya kegiatan yang berulang atau tumpang tindih.

Kegiatan intervensi di beberapa KLOPS ini diharapkan

akan menciptakan Budaya anti Gratifikasi, memiliki

kepatuhan pelaporan LHKPN dan mempunyai tunas

integritas/ agen perubahan. Pada tahun 2016, target

implementasi pencegahan dan penindakan korupsi

secara terintegrasi adalah sebanyak 10 KLOPS

yang terdiri atas 6 Provinsi yang merupakan target

Penindakan dan Pencegahan terintegrasi dan 4 KLOP.

Sampai dengan Desember 2016, beberapa kegiatan

yang dilakukan di Direktorat LHKPN, Gratifikasi dan

Dikyanmas pada tahun 2016 secara detail seperti pada

Lampiran 6, Lampiran 7 dan Lampiran 9. Berdasarkan

beberapa kegiatan di direktorat-direktorat tersebut,

inventarisasi KLOPS yang telah mengimplementasikan

sistem pencegahan korupsi sampai dengan Desember

2016 seperti pada Tabel 6 di bawah ini.

TAHUN

62.261.8

67.95

56.56

20132012 2014 2015 2016

50

60

70

80

54.79

Page 47: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

45

KEGIATAN

GRATIFIKASI

KEGIATAN

LHKPN

KEGIATAN

DIKYANMAS

KEGIATAN

KOORSUPGAH

K/L

Kementerian Pertanian • •

Kementerian ESDM • • •

Kemenpupera • • •

PEMDA

Pemprov Banten • • •

Pemprov Sumatera Utara • • • •

Pemprov Papua • • • •

Pemprov Riau • • • •

Pemprov Aceh • • • •

Pemprov Papua Barat • • • •

Pemprov Bengkulu • •

Pemprov Nusa Tenggara Timur •

Jawa Tengah • • • •

Pemprov Maluku • • •

Sulawesi Selatan • • •

BUMN

BPJS Kesehatan •

PT Telkom • • •

Tabel 6

KLOPS yang Mengimplementasikan Sistem

Pencegahan Korupsi Tahun 2016

Beberapa kegiatan direktorat pada beberapa KLOPS di

atas adalah sebagai berikut:

- Kegiatan Direktorat Gratifikasi yang terdiri atas

Pengenalan, Komitmen, Bimtek Aturan, Aturan, UPG,

Bimtek UPG dan Monev

- Kegiatan Direktorat LHKPN yang terdiri atas ToT

LHKPN, Bimtek asistensi pengisian dan pengumpulan

LHKPN, Peningkatan kapasitas unit pengelola LHKPN

di instansi, dan Kegiatan koordinasi dan monitoring

implementasi penerapan peraturan terkait LHKPN

- Kegiatan Dikyanmas yang terdiri atas Pembentukan

Tunas Integritas, Aksi Kolaborasi, dan Komunitas

- Dan kegiatan koorsupgah

Dari Tabel 6 di atas terlihat bahwa sampai dengan

Desember tahun 2016, Direktorat di bawah Kedeputian

Bidang Pencegahan yaitu Direktorat Gratifikasi,

Direktorat PP LHKPN dan Direktorat Dikyanmas secara

bersama – sama melakukan intervensi terhadap 11

KLOPS yang terdiri atas:

1. Kementerian ESDM

2. Kemenpupera

3. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

4. Pemerintah Provinsi Papua

5. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

6. Pemerintah Provinsi Aceh

7. Pemerintah Papua Barat

8. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

9. Pemerintah Provinsi Maluku

10. Pemerintah Sulawesi Selatan

11. PT Telkom

Penjelasan di atas menunjukan bahwa pada tahun

2016 KPK telah melebihi target yang telah ditetapkan

dengan angka capaian sebesar 110% (“Sangat

Memuaskan”). Kondisi capaian yang sudah sangat

memuaskan ini menjadi prestasi yang perlu untuk

dipertahankan dengan selalu mengevaluasi dan

melakukan berbagai langkah perbaikan ke depan.

Sasaran Strategis 3: Terintegrasinya Upaya

Penindakan dan Pencegahan Tipikor

Sasaran strategis ini dimaksudkan sebagai kondisi yang

ingin dicapai berupa efektivitas pelaksanaan tugas

koordinasi, supervisi dan monitor pemberantasan

korupsi baik pada bidang penindakan maupun

pencegahan.

Page 48: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

46

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

KPI 1: # KLOPS yang mengimplementasikan

pencegahan dan penindakan secara terintegrasi

KPK terus meningkatkan peran strategisnya dalam

perbaikan sistem pemerintahan. Hal ini ditunjukan

dengan melakukan pendampingan kepada sejumlah

provinsi melalui program Koordinasi dan Supervisi

Bidang Penindakan dan Pencegahan yang terintegrasi

agar pemberantasan korupsi lebih efektif dan efisien.

Pada tahun 2016, KPK memiliki target 6 KLOPS yang

diharapkan mendapat perbaikan secara terintegrasi

dan komprehensif atas kegiatan pencegahan dan

penindakan yang dilakukan. 6 propinsi yang menjadi

target dipilih berdasarkan pada 2 parameter:

(1) Daerah dengan tingkat kerawanan yang berulang,

yaitu Sumatera Utara, Riau, dan Banten

(2) Daerah otonomi khusus, yaitu Aceh, Papua dan

Papua Barat

KPK telah melakukan pendampingan implementasi

pencegahan dan penindakan terintegrasi terhadap

6 propinsi yang menjadi target ditambah dengan

3 daerah yang meminta KPK untuk mendampingi

proses perbaikan di daerahnya yaitu Bengkulu, Jawa

Tengah dan Nusa Tenggara Timur.

Gambar 19.

Bentuk Kegiatan Pencegahan dan Penindakan

Terintegrasi

Sehingga pada tahun 2016 ini, KPK telah melakukan

pendampingan terhadap 9 provinsi dalam program

implementasi pencegahan dan penindakan

terintegrasi tersebut.

Pada program ini, KPK mendorong beberapa

daerah tersebut untuk melakukan perbaikan sistem,

khususnya pada tata kelola anggaran, perencanaan

dan pendirian Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

KPK juga mendorong beberapa daerah tersebut agar

mengadopsi praktik terbaik (best practices) tata kelola

pemerintahan berbasis elektronik (e-government) pada

daerah tersebut.

Seperti misalnya program milik Provinsi Jawa Barat

pada bidang perencanaan anggaran, penyelenggaraan

PTSP, pengelolaan pajak kendaraan bermotor (PKB),

dan implementasi Tunjangan Perbaikan Penghasilan

(TPP); serta aplikasi perencanaan dan penganggaran

keuangan Pemkot Surabaya dan aplikasi perizinan

terpadu milik Pemkab Sidoarjo.

Beberapa kegiatan pencegahan dan penindakan

terintegrasi yang dilakukan KPK ini seperti pada

Gambar 19 dan Gambar 20 di bawah ini.

Page 49: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

47

Gambar 20.

Bentuk Kegiatan Pencegahan dan Penindakan

Terintegrasi

Melalui koordinasi dan supervisi pula, KPK juga

menyasar sektor strategis lainnya. Tahun 2016,

KPK turut mengawal implementasi dana desa di

seluruh Indonesia, dan mendorong daerah untuk

merealisasikan Program Poros Sentra Layanan

Pelatihan dan Pemberdayaan TKI Terintegrasi di 4

provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB dan NTT.

Dari penjelasan di atas, menunjukan bahwa sampai

dengan Desember 2016, capaian kinerja KPK

melebihi dari target yang telah ditetapkan dengan

capaian sebesar 120% (“Sangat Memuaskan”). Kondisi

ini menjadi sebuah prestasi bagi KPK yang perlu

dipertahankan dengan selalu mengevaluasi setiap

program yang ada untuk selalu dilakukan berbagai

langkah perbaikan.

Sasaran Strategis 4: Terlaksananya Koordinasi,

Supervisi dan Monitor Pemberantasan Korupsi

Sasaran strategis ini dimaksudkan sebagai kondisi yang

ingin dicapai berupa efektivitas pelaksanaan tugas

koordinasi, supervisi dan monitor pemberantasan

korupsi baik pada bidang penindakan maupun

pencegahan. Kondisi capaian indikator sasaran

strategis ini sampai dengan Desember 2016 seperti

penjelasan di bawah ini.

KPI 1: % status perkara yang disupervisi mendapatkan

kepastian hukum

KPI ini bertujuan menunjukan jumlah penanganan

perkara tindak pidana korupsi oleh aparat penegak

hukum yang disupervisi KPK dengan mendapatkan

kepastian hukum. Berdasarkan Rencana Strategis KPK,

target KPI ini pada tahun 2016 adalah sebesar 95%.

Sampai dengan Desember 2016, KPK melalui unit

Koordinasi Supervisi Penindakan (koorsupdak) telah

melakukan berbagai rangkaian kegiatan koordinasi

dan supervisi ke beberapa aparat penegak hukum.

Salah satu kegiatan koordinasi dan supervisi yang

dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan

peningkatan kapasitas aparat penegak hukum dalam

menangani tindak pidana korupsi di beberapa daerah

seperti pada Gambar 21 di bawah ini.

Page 50: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

48

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Gambar 21.

Bentuk Kegiatan Koordinasi Supervisi Penindakan

Sampai dengan Desember 2016, dari beberapa

rangkaian kegiatan koordinasi dan supervisi

penindakan yang telah dilakukan. KPK hanya mampu

menghasilkan 64% atau 84 perkara yang mendapatkan

kepastian hukum. Perkara yang disupervisi mendapat

kepastian hukum adalah sebanyak 84 (delapan puluh

empat) perkara seperti terdapat pada Lampiran 11.

Berdasarkan realisasi perkara yang sebesar 64% seperti

penjelasan di atas menunjukan bahwa capaian atas

KPI ini adalah sebesar 67,4% (“Kurang Memuaskan”).

Kondisi ini tentunya menjadi dasar KPK untuk

melakukan evaluasi atas berbagai rangkaian kegiatan

koordinasi supervisi penindakan yang telah dijalankan

untuk dilakukan berbagai langkah perbaikan.

KPI 2: % implementasi kegiatan Koordinasi dan

Supervisi Pencegahan Korupsi

Tim koordinasi dan supervisi pencegahan

(koorsupgah) pada tahun 2016 menetapkan fokus

rencana implementasi kegiatan pada 50 Pemerintah

Daerah (Pemda) dengan target sebesar 80% hal

ini berarti sebanyak 40 Pemda ditargetkan harus

mengimplementasikan kegiatan koordinasi dan

supervisi pencegahan korupsi.

50 Pemda yang menjadi fokus koorsupgah

tersebut merupakan kumpulan Pemda yang selesai

melaksanakan Pemilukada serentak pada tahun 2015.

Tim koorsupgah memiliki target menantang dimana

harus menerapkan praktik terbaik (best practices) di 50

Pemda sesuai fokus rencana. Untuk mencapai target

tersebut pada triwulan pertama 2016, Tim koorsupgah

menyusun pedoman observasi untuk menyaring

Pemda yang memiliki tatakelola terbaik kemudian

melakukan identifikasi dan observasi terhadap usulan

pemda-pemda terbaik yang diterima oleh tim dari

berbagai kementerian/lembaga. Selanjutnya tim

koorsupgah melakukan diseminasi pada triwulan

kedua dan ketiga.

Page 51: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

49

Gambar 22.

Bentuk Kegiatan Koordinasi Supervisi Pencegahan

Sampai dengan Desember 2016, implementasi kegiatan

koorsupgah ini ternyata mampu melebihi yang

ditargetkan. Tim Koorsupgah mampu menerapkan

praktik-praktik terbaik di 67 pemda. Dengan demikian,

capaian kinerja KPI ini adalah sebesar 120% (“Sangat

Memuaskan”). Beberapa pemda yang dimaksud adalah

seperti pada Tabel 7 di bawah ini.

Page 52: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

50

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Tabel 7.

Pemda yang Menerapkan Praktek Terbaik

Tahun 2016

Kondisi capaian KPI ini harus selalu dipertahankan KPK

melalui peningkatan koordinasi dengan setiap Pemda

di Indonesia.

Beberapa kegiatan koordinasi dan supervisi

pencegahan KPK pada tahun 2016 seperti pada

Lampiran 10.

KPI 3: % implementasi rencana aksi/tindak lanjut

hasil rekomendasi

Pasal 8 Undang-Undang Nomor 30/2002 memberikan

kewenangan kepada KPK untuk melakukan

pengawasan, penelitian atau penelaahan kepada

instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya

beraitan dengan pemberantasan Tipikor, dan instansi

yang dalam melaksanakan pelayanan publik.

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 30/2002 memberikan

kewenangan kepada KPK untuk melakukan pengkajian

terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua

lembaga negara dan pemerintah, memberikan saran

rekomendasi dan melaporkan kepada Presiden, DPR,

dan BPK apabila saran tersebut tidak diindahkan.

Oleh karenanya dalam rangka melakukan penelitian,

pengembangan dan pengakjian, keberhasilan upaya

KPK tersebut sangat tergantung dari respon positif

dari KLOPS sasaran khususnya dalam melakukan

perbaikan sistem KLOPS yang rentan terjadi tipikor.

Bagian penting dalam program-program pencegahan

korupsi yang dilakukan oleh KPK kepada pihak eksternal

adalah rencana dan program aksi dari rekomendasi

yang disampaikan KPK. Rencana dan program aksi

yang disusun dan dilaksanakan oleh KLOPS dipantau

dan merupakan bagian dari kinerja KPK dalam upaya

pencegahan korupsi.

Pemantauan terhadap capaian kemajuan per

triwulan pada KLOPS sasaran dipantau oleh Deputi

Bidang Pencegahan melalui Unit Koordinasi dan

Supervisi Pencegahan dan atau Direktorat yang

bertanggungjawab terhadap program pencegahan

korupsi yang sedang diimplementasikan pada KLOPS

sasaran.

KPI ini dimaksudkan untuk memetakan kebutuhan

penanganan masalah pada institusi publik, swasta

maupun CSO agar KPK dapat memberikan rekomendasi

dan/atau solusi yang lebih efektif kepada pemerintah

dalam rangka optimalisasi proses pencegahan

dan pemberantasan tipikor. Tujuan lainnya adalah

mendorong terbangunnya budaya akuntabilitas dan

transparansi pada seluruh institusi dimaksud.

Pada tahun 2016, target dari implementasi saran/

tindaklanjut ini adalah sebesar 85%. Beberapa kegiatan

penelitian dan pengembangan yang dilakukan KPK

pada tahun 2016 dalam upaya memenuhi target

tersebut seperti pada Lampiran 13.

No Nama Daerah No Nama Daerah No Nama Daerah No Nama Daerah

1 Prov. Sumatera Barat 18 Kota Padang 35 Kab. Rejang

Lebong

52 Kota Banjarbaru

2 Prov. Sulawesi Tengah 19 Kab. Solok Selatan 36 Kab. Seluma 53 Kota Banjarmasin

3 Prov. Bengkulu 20 Kab. Limapuluh Kota 37 Kab. Sidoarjo 54 Kab. Kotabaru

4 Kab. Asahan 21 Kab. Agam 38 Kab. Grobogan 55 Kab. Hulu Sungai

Tengah

5 Kab. Labuhan Batu 22 Kota Bukittinggi 39 Kab. Pati 56 Kab. Kep. Mentawai

6 Kab. Humbang H 23 Kota Pariaman 40 Kab. Tegal 57 Kota Padang Panjang

7 Kota Sibolga 24 Kota Payakumbuh 41 Prov. Papua 58 Kab. Pasaman Barat

8 Kab. Tapanuli Selatan 25 Kab. Pesisir Selatan 42 Prov. Papua Barat 59 Kab. Pasaman

9 Kota Binjai 26 Kab Tanah Datar 43 Prov. Aceh 60 Kab. Padang Pariaman

10 Kota Tanjung Balai 27 Kab. Solok 44 Kota Jayapura 61 Kab. Donggala

11 Kab. Toba 28 Kab. Morowali Utara 45 Kota Sorong 62 Kota Banda Aceh

12 Kab. Serdang Bedagai 29 Kab. Sigi 46 Kab. Manokwari 63 Kab. Aceh Besar

13 Kota Medan 30 Kab. Banggai 47 Kab. Raja Ampat 64 Kab Pidie

14 Kab. Tapanuli Utara 31 Kab. Morowali 48 Kab. Ponorogo 65 Kab. Indragiri Hulu

15 Kab. Karo 32 Kab. Tojo Una – Una 49 Kab. Blitar 66 Kab. Indragiri Hilir

16 Kab. Deli Serdang 33 Kab. Bengkulu Utara 50 Kab. Ngawi 67 Kab. Kampar

17 Kota Siantar 34 Kab. Kepahiang 51 Kab. Bojonegoro

Page 53: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

51

Pada akhir Desember 2016, berdasarkan beberapa

kegiatan yang telah dilakukan, KPK hanya memenuhi

realisasi sebesar 70% dari target 85%, dengan

demikian capaian KPK pada KPK ini hanya sebesar

82,4% (“Memuaskan”). Beberapa tindak lanjut yang

dikerjakan dalam memenuhi target ini adalah sebagai

berikut:

1. Tindak Lanjut Kajian Komoditas Gula

2. Tindak Lanjut Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian

3. Tindak Lanjut Kajian Raskin

4. Tindak Lanjut Kajian Importasi Komoditas Strategis

5. Tindak Lanjut GN-SDA: Koordinasi dan Supervisi

Minerba

6. Tindak Lanjut GN-SDA: Koordinasi dan Supervisi

Kehutanan dan Perkebunan

7. Tindak Lanjut GN-SDA: Koordinasi dan Supervisi

Kelautan dan Kajian Sistem Pengelolaan Ruang

Laut dan Sumberdaya Kelautan

8. Tindak Lanjut Kajian Sistem di Perum Perhutani

9. Tindak Lanjut Sistem Pengelolaan Angkutan Laut

Sektor SDA

10. Tindak Lanjut Sistem Pengendalian Izin dan

Penerimaan Daerah

11. Tindak Lanjut Kajian Sistem Pengelolaan PNBP

Kehutanan

12. Tindak Lanjut Kedaulatan Energi

13. Piloting Fraud Control Plan

14. Tindak Lanjut Infrastruktur (Listrik)

15. Tindak Lanjut Hilir Migas Lanjutan

16. Tindak Lanjut Migas (Hulu)

17. Tindak Lanjut BPJS Tenaga Kerja

18. Tindak Lanjut JKN

19. Tindak Lanjut Dana Kapitasi

20. Tindak Lanjut Pendidikan Islam

21. Tindak Lanjut Rencana Aksi Pendidikan

22. Tindak Lanjut Pengukuran Integritas Organisasi

23. Tindak Lanjut Kajian Pengadaan Barang/ Jasa

24. Tindak Lanjut Optimalisasi Pajak

Kondisi capaian KPI ini tentunya mendorong KPK

untuk terus melakukan evaluasi perbaikan atas setiap

kajian dan tindak lanjut yang telah dilakukan ke depan.

CAPAIAN PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN

PEMBELAJARAN

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berisi

serangkaian sarana prasarana dan/atau infrastruktur

yang menjadi enabler KPK dalam mengeksekusi

serangkaian sasaran strategisnya. Berdasarkan

Rencana Strategis KPK, pada tahun 2016, perspektif

ini terdiri atas 3 sasaran strategis dengan jumlah

KPI sebanyak 8 KPI. Sampai dengan akhir tahun 2016,

capaian perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

menunjukkan hasil capaian kinerja 95,6% (“Sangat

Memuaskan”). Penjelasan mengenai capaian kinerja

pada setiap sasaran strategis berikut KPInya pada

perspektif ini sampai dengan Desember seperti

penjelasan di bawah ini.

Sasaran Strategis 1: Terwujudnya Organisasi yang

Efektif

Sasaran strategis ini dimaksudkan sebagai pemenuhan

kewajiban KPK sebagaimana diatur Undang-undang

Nomor 30/2002 , yaitu:

1. Dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya

KPK berasaskan diantaranya pada keterbukaan

dan akuntabilitas;

2. Pertanggungjawaban kepada publik atas

pelaksanaan tugasnya, yang dilaksanakan dengan

cara menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja

sesuai program kerjanya.

Dalam menunjukan keberhasilan atas sasaran

strategis ini, KPK menentukan 3 KPI yang menjadi

indikatornya. Kondisi capaian dari ketiga KPI tersebut

sampai dengan Desember 2016 seperti penjelasan di

bawah ini.

KPI 1: Indeks Integritas KPK

Kata integritas dalam kamus besar bahasa Indonesia

berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan

kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi

dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan.

Sedangkan KPK memberikan lingkup pengertian

integritas dengan melihat dua hal, yaitu:

(1) Melihat usaha-usaha dan kebijakan organisasi

untuk mendukung tercapainya integritas

personal/individu. Hal ini dilakukan dengan melihat

instrumen-instrumen, struktur dan kebijakan apa

saja yang telah dilaksanakan organisasi seperti

kode etik, aturan gratifikasi, kebijakan sumber daya

manusia dan lainnya

(2) Konsistensi dan keselarasan antara nilai, visi dan

tujuan/tugas yang diemban oleh institusi tersebut

dengan kegiatan/tindakan yang dilakukan yang

tercermin dari kebijakan dan program-program

yang dilakukan.

Secara singkat, organisasi dikatakan berintegritas

jika organisasi membangun sistem untuk membuat

individu di dalamnya berintegritas dan memastikan

bahwa terdapat keselarasan antara nilai organisasi, visi

dan tujuan organisasi dengan tindakan yang dilakukan

oleh organisasi.

Indeks Integritas KPK diukur dengan menggunakan

konsep Integritas Organisasi yang berhubungan

dengan upaya organisasi dalam mewujudkan organisasi

yang dapat dipercaya, berdasarkan nilai-nilai (etika)

dan mampu mencegah terjadinya risiko kecurangan

termasuk korupsi serta mampu mengembangkan

kompetensi dan menjaga akuntabilitas orang-orang di

dalamnya (Direktorat Penelitian dan Pengembangan,

KPK, 2014).

Page 54: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

52

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Output yang akan dihasilkan dari kegiatan ini adalah

nilai indeks integritas organisasi KPK yang didapatkan

melalui kegiatan survei dan self assessment. Outcome

yang akan dicapai adalah terjadinya perbaikan-

perbaikan dalam internal KPK dalam rangka

penguatan integritas organisasi. Outcome lebih luas

yang diharapkan adalah inisiatif pengukuran integritas

organisasi oleh K/L/O/P/S dengan memanfaatkan

panduan pengukuran integritas organisasi yang

sudah dilakukan KPK. Oleh karena itu bagian penting

dari integritas organisasi adalah menindaklanjuti

rekomendasi atas nilai yang diperoleh dalam bentuk

action plan dalam rangka perbaikan integritas

organisasi.

Berdasarkan konsep yang disusun Direktorat Litbang

pada Tahun 2014, indeks integritas terdiri atas 10

komponen yaitu :

1. Kepemimpinan;

2. Nilai, Visi dan Tujuan;

3. Panduan dan Aturan;

4. Struktur dan Fungsi;

5. Manajemen Risiko;

6. Monitoring dan Pengawasan;

7. Penegakan Aturan;

8. Dukungan Sumber Daya;

Gambar 23.

Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Survei Integritas

Unit

9. Komunikasi;

10. Dukungan Lingkungan.

Nilai Integritas merupakan nilai total rata-rata

kesepuluh komponen pada 3 level kematangan: (1)

Keberadaan, (2) Implementasi dan (3) Efektivitas.

Skala indeks ini pada rentang skala 1-5. Semakin

tinggi indeks, semakin bagus. Pada tahun 2016, KPK

memasang target indek integritas ini sebesar 3,8.

KPK melakukan pengukuran indeks integritas

organisasi tiap 2 tahun sekali. Pada tahun 2016 tidak

dilakukan pengukuran indeks integritas organisasi

karena telah dilakukan pengukuran pada tahun 2015

dengan nilai indeks integritas organisasi sebesar 3,67.

Program kegiatan yang dilakukan pada tahun 2016

adalah monitoring atas pemenuhan tindak lanjut

hasil rekomendasi survey integritas organisasi yang

telah dilakukan pada tahun 2015. Kegiatan monitoring

tindak lanjut ini dilakukan sebagai upaya pemenuhan

gap komponen integritas organisasi sehingga

diharapkan terdapat perbaikan dan peningkatan nilai

indeks integritas organisasi KPK. Pemenuhan tindak

lanjut rekomendasi hasil pengukuran pada tahun 2015

yang dilakukan oleh setiap unit di KPK terlihat pada

Gambar 23 di bawah ini.

DEPUTI PENCEGAHAN

LHKPN

GRATIFIKASI

DIKYANMAS

LITBANG

KORSUPGAH

DEPUTI PENINDAKAN

PENYELIDIKAN

PENYIDIKAN

PENUNTUTAN

KORSUPDAK

UNIT LABUKSI

DEPUTI INDA

PINDA

PJKAKI

MONITOR

DEPUTI PIPM

PI

PM

SEKRETARIAT JENDERAL

RENKEU

UMUM

SDM

HUKUM

HUMAS

0 20 40 60 80 100

88

80

100

80

100

80

80

80

80

80

80

80

80

80

80

80

80

80

80

90

100

88,44

94,67

98,67

88,89

(dalam %)

Page 55: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

53

Dari Gambar 23 di atas terlihat bahwa setiap unit di

KPK sudah berupaya untuk menindaklanjuti setiap

catatan berdasarkan hasil rekomendasi pengukuran

yang telah dilakukan.

Berdasarkan rangkaian penjelasan di atas dapat

disimpulkan pada tahun 2016 realisasi KPI ini

mengambil hasil pengukuran pada tahun 2015 yaitu

sebesar 3,67 sehingga capaian KPI ini pada tahun 2016

adalah sebesar 94,73% (“Sangat Memuaskan”). Pada

tahun 2017 direncakan akan dilakukan pengukuran

kembali indeks integritas organisasi dengan terlebih

didahului dilakukan beberapa evaluasi atas proses

pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.

KPI 2: % Pemenuhan Komponen Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi (RB) adalah upaya Pemerintah

melalui Kemenpan-RB dalam melakukan pembenahan

kelembagaan pada Kementerian dan Lembaga.

Berdasarkan model RB 2010-2014, Reformasi Birokrasi

dilakukan pada 8 area (pengungkit) untuk mencapai

3 area hasil yaitu: (1) Kapasitas dan Akuntabilitas

Organisasi, (2) Pemerintah yang bersih dan bebas KKN,

serta (3) Peningkatan Pelayanan Publik.

Berdasarkan Permenpan nomor 11 Tahun 2015,

dilakukan beberapa penyesuaian pada area RB

menjadi 8 area perubahan (Mental Aparatur,

Pengawasan, Akuntabilitas, Kelembagaan, Tatalaksana,

SDM Aparatur, Peraturan Perundang-Undangan

dan pelayanan publik) untuk mencapai 3 sasaran: (1)

Birokrasi yang bersih dan Akuntabel, (2) Birokrasi yang

Efektif dan Efisien, serta (3) Birokrasi yang Memiliki

Layanan Publik Berkualitas.

Evaluasi dilakukan terhadap 2 komponen utama yaitu

komponen pengungkit (proses) dan komponen hasil.

1. Komponen Pengungkit (proses) meliputi:

a. Manajemen perubahan

b. Penataan peraturan perundang-undangan

c. Penataan dan penguatan organisasi

d. Penataan tatalaksana

e. Penataan sistem manajemen sumber daya

manusia

f. Penguatan akuntabilitas

g. Penguatan pengawasan

h. Peningkatan kualitas pelayanan publik

2. Komponen Hasil meliputi:

a. Kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi

b. Pemerintah yang bersih dan bebas KKN

c. Kualitas pelayanan publik

Target atas KPI % Pemenuhan Komponen Reformasi

Birokrasi (RB) adalah sebesar 100%, pengukuran atas

KPI ini dilakukan dengan melakukan penilaian mandiri

penerapan RB Adapun hasil dari penilaian mandiri

penerapan RB yang telah dilakukan pada tahun 2016

dibandingkan dengan hasil penilaian yang telah

dilakukan pada tahun 2014 terlihat pada Gambar 24

bawah ini.

Gambar 24.

Rasio Pemenuhan Komponen Tingkat Implementasi

Reformasi Birokrasi KPK Tahun 2014 dan 2016

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Pelayanan Publik

2014

2016

Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN

Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Penguatan Pengawasan

Penguatan Akuntabilitas

Penataan Sistem Manajemen SDM

Penataan Tatalaksana

Penataan dan Penguatan Organisasi

Penataan Peraturan Perundang-undangan

Manajemen Perubahan100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

77,50%

93,75%

75,88%

78,64%

79,44%

84,58%

93,75%

97,50%

98,06%

Page 56: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

54

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Dari penghitungan di atas menunjukan bahwa nilai

implementasi reformasi birokrasi di KPK pada tahun

2016 adalah sebesar 93,89 (sembilan puluh tiga koma

delapan puluh sembilan). Nilai ini termasuk ke dalam

kategori AA dengan interpretasi tingkat pelaksanaan

Reformasi Birokrasi Istimewa. Secara lengkap hasil

penghitungan pemenuhan komponen reformasi

birokrasi KPK pada tahun 2016 seperti pada Lampiran

5.

Dari penjelasan di atas, menunjukan bahwa capaian

KPK atas KPI ini adalah sebesar 93,89% (“Sangat

Memuaskan”). Angka capaian ini harus selalu

dipertahankan KPK dengan terus melakukan evaluasi

dan melakukan berbagai langkah perbaikan.

KPI 3: Nilai Akuntabilitas Kinerja KPK

Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa

setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan KPK harus

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat

Tabel 8.

Komponen Penilaian Laporan Akuntabilitas Kinerja

Evaluasi dan penilaian akuntabilitas kinerja secara

internal dilakukan oleh Direktorat Pengawasan Internal

KPK dengan menggunakan kerangka penilaian yang

sama dengan Kementerian PAN dan RB.

Hasil capaian nilai (skor) Laporan Akuntabilitas Kinerja

KPK sejak tahun 2010 sampai dengan 2015 adalah

seperti pada Tabel 9 berikut.

atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi

negara sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku (UU 30/2002 jo. PP 8/2006).

Sistem Akuntabilitas Kinerja adalah rangkaian

sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur

yang dirancang untuk tujuan penetapan dan

pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,

pengikhtisaran dan pelaporan kinerja dalam rangka

pertanggungjawaban dan peningkatkan kinerja

(Perpres 29/2014).

Nilai Akuntabilitas Kinerja KPK adalah nilai yang

diberikan Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB)

berdasarkan kerangka Sistem Akuntabilitas Instansi

Pemerintah (SAKIP / Perpres No. 29 Tahun 2014).

Komponen, bobot dan sub komponen yang dinilai

berdasarkan Permenpan No. 12 Tahun 2015 seperti

pada Tabel 8 di bawah ini.

NO KOMPONEN BOBOT SUB – KOMPONEN

1 Perencanaan 30% 1. Perencanaan Strategis:

Pemenuhan Renstra, Kualitas Renstra

dan Implementasi Renstra;

2. Perencanaan Kinerja Tahunan:

Pemenuhan RKT, Kualitas RKT dan Imple-

mentasi RKT

2 Pengukuran 25% 1. Pemenuhan pengukuran

2. Kualitas pengukuran

3. Implementasi pengukuran

3 Pelaporan kinerja 15% 1. Pemenuhan pelaporan

2. Kualitas pelaporan

3. Pemanfaatan pelaporan

4 Evaluasi internal 10% 1. Pemenuhan evaluasi

2. Kualitas evaluasi

3. Pemanfaatan evaluasi

5 Capaian kinerja 20% 1. Kinerja yang dilaporkan (output)

2. Kinerja yang dilaporkan (outcome)

3. Kinerja yang dilaporkan (benchmark)

Page 57: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

55

No. Komponen Nilai Bobot (%) 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Perencanaan 35 26,37 30,13 28,91 28,18 28,37 24,22

2 Pengukuran 20 15,67 17,23 16,26 16,26 17,55 20,78

3 Pelaporan 15 10,88 12,75 12,00 11,28 12,14 13,00

4 Evaluasi 10 6,00 4,97 6,80 7,92 8,03 7,83

5 Capaian Kinerja 20 15,02 10,30 14,23 14,63 14,37 15,06

Skor Hasil Evaluasi 74,30 75,38 78,19 78,27 80,46 80,89

Tingkat Akuntabilitas Kinerja B A A A A A

Tabel 9.

Nilai Komponen Laporan Akuntabilitas Kinerja KPK

Tahun 2010 - 2015

Pada tahun 2016, KPK mentargetkan nilai Akuntabilitas

Kinerja sebesar 84. Sampai dengan laporan ini

selesai dibuat, KPK belum menerima hasil penilaian

akuntabilitas kinerja dari KEMENPAB & RB atas

Akuntabilitas Kinerja KPK tahun 2015. Oleh karena

itu, realisasi nilai atas Akuntabilitas Kinerja KPK 2015

menggunakan nilai akuntabilitas kinerja KPK pada

tahun sebelumnya sebesar 80,89. Sehingga capaian

atas KPI ini adalah sebesar 96,3%.

Kondisi nilai Laporan Akuntabilitas Kinerja KPK yang

terus mengalami peningkatan menjadi prestasi KPK

yang perlu untuk dipertahankan.

Gambar 25.

Pemetaan Engagement & Performance KPK

Tahun 2016

Sasaran Strategis 2: Terbentuknya SDM yang

Berkinerja Optimal

SDM merupakan faktor yang sangat menentukan

organisasi berjalan secara efektif. Dalam mendukung

proses bisnis internal sesuai harapan, perlu untuk

memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM

yang dimiliki oleh organisasi melalui Manajemen

SDM yang baik. Secara detail, komposisi sumber daya

manusia KPK pada tahun 2016 seperti pada Lampiran

4.

Sasaran ini dimaksudkan sebagai validasi terhadap

pengukuran efektivitas manajemen SDM berupa

outcome: (1) Terbentuknya SDM KPK yang berkinerja

optimal, dan (2) Tingginya tingkat engagement pegawai

KPK.

SUKSES SU

KSES

ORGANISASI IN

DIVIDUAL

Kepuasan Maksimal

HERO pegawai di area ini berkontribusi

penuh untuk kerberhasilan organisasi

dan menemukan kepuasan dalam

pekerjaannya

HARVEST pegawai di area ini memiliki

kepuasan diri dan memiliki performa

yang cukup tinggi

HAMSTER pegawai di area ini belum

menunjukkan kinerja maksimal namun

sudah merasa puas berada dalam

organisasi tersebut (comfort zone)

HUNTER pegawai di area ini memiliki

performa tinggi dan memberikan apa

yang dibutuhkan organisasi, tetapi

merasa kecewa atau tidak mencapai

kesuksesan sesuai harapan pribadi

HOBO pegawai di area ini merasa

terputus dari prioritas organisasi dan

tidak mendapatkan yang mereka

inginkan dari pekerjaannya

Prestasi Maksim

al

Hamster

Hero

Harvest

Hunter

Hobo

A

B

C

E

D

PERFORMANCEENGAGEMENT

Page 58: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

56

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Dengan menggunakan metodologi pemetaan seperti

pada gambar di atas, dalam proses pengukurannya,

KPK menggunakan survei dengan melibatkan pegawai

di setiap unit KPK. Adapun rangkaian kegiatan

pengukuran ini seperti tersaji pada Tabel 10 di bawah

ini.

Tabel 10.

Timeline Pelaksanaan Survei Kinerja dan Engagement

KPK

Berdasrkan rangkai kegiatan pengukuran di atas,

kondisi kedua outcome tersebut sampai dengan

Desember 2016 adalah sebagai berikut:

KPI 1: % Pegawai yang Berkinerja Optimal

Pengukuran kinerja pegawai menjadi salah satu

outcome dari implementasi manajemen SDM di KPK.

Pegawai dikategorikan berkinerja optimal apabila

berada pada area A, B, dan D. Indikator keberhasilan

diukur berdasarkan capaian persentase tertentu dari

seluruh pegawai yang berada pada kategori berkinerja

optimal.

Elemen kinerja yang diukur mencakup task performance,

contextual performance, adaptive performance dan

counter behavior. Task performance merupakan

pengukuran atas seberapa optimal pegawai dapat

memanfaatkan pengetahuan, keterampilan, dan

keahlian lainnya dalam melaksanakan tugas yang

berkaitan dengan perannya dalam mendukung

kinerja organisasi. Contextual performance merupakan

pengukuran atas seberapa optimal pegawai dapat

melaksanakan perannya dalam organisasi dikaitkan

dengan konteks ‘karakteristik’ organisasi (work

environment). Adaptive performance merupakan

pengukuran atas seberapa optimal pegawai dapat

melakukan adaptasi dalam melaksanakan perannya

dalam organisasi dikaitkan dengan budaya kerja dalam

organisasi (menghadapi krisis, stres, pengambilan

keputusan, dan lain-lain).

Adapun matriks hasil assessment yang digunakan

seperti pada Gambar 26 di bawah ini.

Task Start Date Duration End Date

Focus Group Discussion Holistic Engagement 9-Aug 1 9-Aug

Menyusun item-item Holistic Engagement 10-Aug 4 13-Aug

Analisis item (Content Validity Index & Face Validity) 22-Aug 2 23-Aug

Menguji Model Alat Ukur 24-Aug 5 28-Aug

Analisis Psikometrik (Reliabilitas dan Validitas) 29-Aug 2 30-Aug

Finalisasi Content Validity Analysis & Uji readability 31-Aug 5 4-Sep

Menentukan kriteria dan jumlah sampling 22-Aug 3 24-Aug

Menetapkan peserta Engagement dan daftar Penilaian

Performance

25-Aug 7 31-Aug

Sosialisasi Survey Holistic Engagement 8-Sep 5 13-Sep

Pembuatan Program Aplikasi Holistic Engagement 31-Aug 14 13-Sep

Pelaksanaan Survey Holistic Engagement 30-Okt 15 12-Nov

Analisis Hasil Survey Holistic Engagement 13-Nov 8 18-Des

FGD Pendalaman Hasil Survey 19-Des 3 20-Des

Analisis Akhir 21-Des 2 23-Des

Penyusunan Laporan Akhir dan Rekomendasi 24-Des 1 24-Des

Page 59: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

57

Gambar 26.

Matrik Hasil Assessment Engagement

Setelah dilakukan survei yang melibatkan pegawai di

setiap unit di KPK. Hasilnya menunjukan seperti pada

Gambar 27 di bawah ini.

Gambar 27.

Matrik Hasil Survei Kinerja & Engagement KPK

Tahun 2016

ENGAGEMENT

0 1 2 3 4 5 6

1

2

3

4

5

D

E

A

B

C

Almost Engaged

Engaged

50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 85.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

HOBO

HAMSTER HARVEST HERO

Page 60: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

58

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Dengan menggunakan formula di bawah ini, kondisi

pegawai KPK yang berkinerja optimal seperti tersaji

pada Tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11.

Hasil Survei Kinerja & Engagement KPK

Tahun 2016

Dari Tabel 11 di atas, terlihat bahwa pegawai KPK yang

berkinerja optimal adalah sebesar 86%. Realisasi ini

menunjukan bahwa sumber daya manusia KPK secara

umum mempunyai kinerja yang tinggi (optimal),

sedangkan sisanya yaitu sebesar 14% berkinerja

rendah (kurang optimal). Hasil pada tabel tersebut, jika

dikelompokan, maka tersaji seperti pada Gambar 28

di bawah ini.

Gambar 28.

Matrik Pengelompokan Pegawai berdasarkan Hasil Survei Kinerja

Tahun 2016

No Deputi/Setjen Jumlah

Responden

Jumlah Pegawai Hasil Survey Kinerja

Berdasarkan Kelompok

Jumlah

A+B+D

%

Kinerja

Optimal

A B D C E

1 Kedeputian Pencegahan 110 58 38 - 14 - 96 87%

2 Kedeputian Penindakan 139 84 37 - 18 - 121 87%

3 Kedeputian INDA 97 55 27 - 15 - 82 85%

4 Kedeputian PIPM 47 20 19 1 7 - 40 85%

5 Setjen 134 69 43 - 22 - 112 84%

TOTAL 527 286 164 1 76 0 451 86%

D=0,002%

A=54%

B=31%

E=0% C=14%

Page 61: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

59

Gambar 29.

Matrik hasil assessment engagement

Berdasarkan hasil survei ini yang mendapatkan hasil

seperti data-data di atas, menunjukan bahwa masih

terdapat 3 (tiga) unit yang perlu dilakukan peningkatan

kinerja agar lebih optimal, yaitu Kedeputian PIPM,

Kedeputian INDA dan Sekretariat Jenderal, sedangkan

Deputi Pencegahan dan Deputi Penindakan sudah

menunjukan kinerja yang optimal.

Pada tahun 2016, KPK belum memberikan target atas

KPI ini. Hasil realisasi perhitungan yang sebesar 86%

akan menjadi dasar KPK dalam memasang target di

tahun 2017.

KPI 2: % Pegawai pada Level Engaged

Engagement adalah kondisi di mana secara fisik,

mental dan psikologis pegawai merasa ‘terhubung’

dengan organisasi. Dalam kondisi ini pegawai mampu

mengoptimalkan kemampuan fisik dan kompetensinya

untuk berkontribusi terhadap pencapaian tujuan

organisasi.

Engagement pegawai diukur melalui survei untuk

mengetahui level engagement pegawai terhadap

organisasi. Indeks ini menjadi salah satu outcome

dari implementasi manajemen SDM di KPK. Indeks

engagement pegawai setidaknya mengukur berbagai

aspek engagement pegawai dengan menggunakan

kerangka Utrecht Work Engagement Scale (UWES)

yang mengukur aspek semangat (vigor), keterikatan

(absorption) dan dedikasi pegawai. Kerangka ini

menggunakan pendekatan kelelahan (burnout) sebagai

kontra kondisi dari engagement. Pengelompokan hasil

survei engagement dapat terlihat pada Gambar 29

berikut ini.

ENGAGEMENT

0 1 2 3 4 5 6

1

2

3

4

5

D

E

A

B

C

Almost Engaged

Engaged

Disengaged

Crash and Burnst

Honeymooner

Page 62: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

60

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Setelah dilakukan survei, kondisi engagement unit-unit

di KPK seperti tersaji pada Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12.

Hasil Survei Engagement KPK Tahun 2016

Dari tabel di atas menunjukan bahwa, berdasarkan

jumlah sampel yang digunakan, tingkat engagement

unit-unit di KPK adalah sebesar 85%. Kedeputian PIPM

dan Sekretariat Jenderal merupakan 2 unit yang masih

menunjukkan tingkat engagement rendah (Kedeputian

PIPM=83% dan Setjen=84%) dan kedepan perlu untuk

ditingkat.

Gambar 30.

Bentuk Kegiatan Peningkatan Engagement antar Pegawai

No Deputi/SetjenJumlah

Responden

Jumlah Pegawai Hasil Survey Kinerja

Berdasarkan Kelompok Jumlah

Engaged

+ Almost

Engaged

%

EngagementEngaged Almost

Engaged

Crash

and

Burnst

Honey

mooner

Dis

engaged

1 Kedeputian Pencegahan 110 58 38 - 14 - 96 87%

2 Kedeputian Penindakan 139 84 37 - 18 - 121 87%

3 Kedeputian INDA 97 55 27 - 15 - 82 85%

4 Kedeputian PIPM 47 20 19 1 7 - 39 83%

5 Setjen 134 69 43 - 22 - 112 84%

TOTAL 527 286 164 1 76 0 450 85%

Pada tahun 2016, KPK melalui Biro SDM telah melakukan

beberapa upaya untuk meningkatkan engagement di

lingkungan unit kerja yang ada. Salah satunya melalui

rangkai kegiatan team building seperti pada Gambar

30 di bawah ini.

Page 63: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

61

Pada tahun 2016, KPK belum memberikan target atas

KPI ini. Hasil realisasi perhitungan yang sebesar 85%

akan menjadi dasar KPK dalam menentukan target di

tahun 2017.

Sasaran Strategis 3: Terbangunnya Sistem

Operasional Terintegrasi dan Adaptif

Organisasi yang semakin berkembang membutuhkan

dukungan operasional yang terintegrasi dan adaptif

serta handal untuk mampu memenuhi kebutuhan

stakeholder nya secara efisien, efektif, prudent, dan

akuntabel. Hal ini semakin penting seiring dengan

semakin bertambahnya jumlah sarana dan prasarana

yang ada. Sampai dengan akhir tahun 2016, capaian

sasaran strategis ini adalah sebesar 97,9% (“Sangat

Memuaskan”). Capaian ini didapatkan dari kontribusi 3

KPI yang kondisi capaiannya sampai dengan Desember

2016 adalah sebagai berikut:

KPI 1: % Pemenuhan dan Kepatuhan SOP

SOP adalah pedoman yang berisi prosedur-

prosedur operasional standar yang ada di dalam

suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan

bahwa setiap keputusan, langkah, atau tindakan, dan

penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan

orang-orang di dalam organisasi telah berjalan

secara efektif, konsisten, standar dan sistematis.

SOP adalah penetapan tertulis mengenai apa yang

harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa. SOP

dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam

proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan

mengganggu kinerja organisasi secara keseluruhan.

Sebagai gambaran kegiatan dalam rangka pemenuhan

KPI ini adalah telah ditetapkan SOP melalui Keputusan

Pimpinan KPK sebanyak 12 (dua belas) unit kerja dan

telah disahkan SOP oleh Deputi pada 3 (tiga) unit kerja

sehingga capaian kinerjanya adalah 15 (lima belas) SOP

yang telah ditetapkan atau disahkan, dengan perincian

seperti pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13.

Capaian Pemenuhan & Kepatuhan SOP KPK

Tahun 2016

Pemenuhan SOP adalah penyusunan dan penetapan

SOP bagi unit yang belum ditetapkan SOP-nya,

sesuai dengan Peraturan KPK Nomor 08 Tahun

2013. Sementara itu, Kepatuhan atas SOP adalah

pemenuhan terhadap 2 (dua) unsur/tahapan dalam

implementasi SOP, yaitu:

1. Kelengkapan dan ketepatan dokumen SOP sesuai

dengan tugas dan fungsinya, yang diuji berdasarkan

hasil analisis (desk review) oleh Biro Renkeu;

2. Efektivitas penerapan/implementasi SOP oleh unit

organisasi, yang diukur melalui observasi lapangan

(field review) oleh Tim Pengujian SOP atau hasil

audit internal dan eksternal.

Ketersediaan dan kelengkapan SOP adalah jumlah

SOP yang harus tersedia/dilengkapi pada unit kerja

berdasarkan analisis proses bisnis dan jumlahnya

ditetapkan oleh Biro Renkeu. Ketepatan dokumen

SOP adalah kesesuaian antara dokumen SOP dengan

alur proses bisnis dan dokumen yang mengatur

tentang tugas dan fungsi unit terkait. Ketepatan

SOP dilakukan melalui pengujian SOP oleh Direktorat

Pengawasan Internal dan Biro Renkeu. Efektivitas

SOP adalah derajat kepatuhan unit organisasi dalam

mengimplementasikan SOP pada setiap tugas dan

fungsi yang diatur dalam SOP tersebut. Kepatuhan diuji

melalui audit oleh Direktorat Pengawasan Internal.

Pada tahun 2016, KPI ini ditargetkan sebesar 25%, yaitu

dengan penetapan dokumen SOP pada seluruh unit

kerja di lingkungan KPK, dengan formulasi sebagai

berikut:

Jumlah SOP yang telah ditetapkan

Jumlah SOP yang seharusnya ditetapkanx 100% x 25%

NO STATUS SOP JUMLAH UNIT

1 Draft 4

2 Direviu 5

3 Disahkan 3

4 Ditetapkan 13

TOTAL 25

Page 64: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

62

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Dari Tabel 13 menunjukan bahwa capaian kinerja KPI

ini sebesar 15 / 25 atau 60%.

Capaian kinerja KPI ini di bawah target yang telah

ditetapkan, hal ini disebabkan mengingat keterbatasan

sumber daya dan waktu dalam merumuskan SOP

shingga ke depan, Sekretariat Jenderal c.q. Biro

Renkeu harus berperan dalam melakukan koordinasi

dan asistensi penyusunan SOP pada Unit Kerja.

Pada intinya seluruh unit kerja telah memiliki

dan menetapkan SOP, namun sesuai dengan

perkembangan organisasi dan perkembangan

di bidang ketatalaksanaan melalui penetapan

Peraturan KPK Nomor 08 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penyusunan Prosedur Operasi Baku (SOP)

di lingkungan KPK, mendorong setiap unit kerja di

lingkungan KPK melakukan continuous Improvement

terkait bisnis proses dan SOP guna mewujudkan

organisasi KPK yang efektif, efisien, adaptif, dan

akuntabel dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Gambar 31.

Capaian Pemenuhan & Kepatuhan SOP KPK

Tahun 2016

KPI 2: % Pemenuhan Service Level Agreement

KPI ini didiskripsikan sebagai pemenuhan layanan

berdasarkan service level agreement (SLA) yang

ditetapkan pada setiap Biro di lingkungan Sekretariat

Jenderal. Service Level Agreement (SLA) adalah bagian

dari kontrak layanan yang mendefinisikan layanan

secara formal. Tingkat layanan yang menjadi janji

layanan disepakati pihak penyedia maupun pengguna

layanan (ruang lingkup, kualitas, dan tanggung jawab).

SLA berbeda dengan Operational Level Agreement

yang penentuan aspek dan targetnya dilakukan oleh

pihak penyedia layanan. Diantara butir yang sering

dijadikan SLA adalah:

1. “waktu respon/respond time”; atau

2. “waktu layanan/delivery time”

30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%

120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%

10%11%

25%

60.0%

110.0%

15%

Semester I Semester II

Target Realisasi Capaian

Page 65: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

63

Gambar 33.

Capaian Pemenuhan Service Level Agreement KPK

Tahun 2016

96%

94%

92%

90%

88%

86%

84%

82%

80%

111.90%

111.80%

111.70%

111.60%

111.50%

111.40%

111.30%

111.20%

111.10%

111.00%

110.90%

94.53%95.00% 94.89% 94.84%

85%85% 85% 85%

Triwulan I

Target Realisasi Capaian

Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Gambar 32.

Bentuk Kegiatan Pelayanan Informasi Publik KPK

Pengukuran kinerja pada KPI ini dilakukan setiap

triwulan dengan target setiap triwulannya adalah 85%.

Secara kumulatif, realisasi kinerjanya adalah 94,84%

yang merupakan rerata dari realisasi kinerja SLA pada

5 (lima) unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal

yaitu Biro Humas (sebesar 98,16%), Biro Renkeu

(sebesar 96,64%), Biro Umum (sebesar 99,42%), Biro

SDM (sebesar 100%) dan Biro Hukum (sebesar 80%).

Page 66: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

64

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Kondisi SLA pada setiap unit di lingkungan Sekretariat

Jenderal tersebut sampai dengan akhir Desember

2016 adalah sebagai berikut:

(1) BIRO HUMAS (98,16%)

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Biro

Humas memberikan beberapa layanan ke sesuai

kebutuhan bagi setiap stakeholdernya. Kondisi

layanan yang diberikan Biro Humas sampai dengan

Desember 2016 adalah sebagai berikut:

1. Layanan Informasi Publik (5 Hari Kerja)

Berdasarkan Undang-Undang no. 14/2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik, batas

2. Telaahan dan Saran (3 Hari Kerja)

Penelaahan surat dan saran merupakan

suatu naskah dinas yang dibuat oleh Biro

Humas dalam memberikan analisis, pendapat,

pertimbangan dan saran mengenai surat yang

ditujukan kepada Pimpinan.

Capaian kinerja dihitung dari banyaknya surat

yang dimintakan telaahan sebanyak 143 surat,

dapat dipenuhi SLA nya sebanyak 135 surat dan

8 surat melebihi SLA yang ditetapkan, sehingga

capaiannya 94,44%.

3. Layanan Dokumentasi dan Non-Dokumentasi

(5 Hari Kerja)

Capaian kinerja layanan dokumentasi dan non-

dokumentasi dihitung dari banyaknya layanan

sebanyak 377 layanan dan dapat dilayani

semuanya sesuai dengan SLA yang ditetapkan

(100%).

4. Pemberitaan dan Publikasi (Response Time 2

Hari Kerja)

Layanan pemberitaan dan publikasi pada

Biro Humas diukur terkait pada pemenuhan

permintaan wawancara/narasumber media

untuk Pimpinan dan/atau pejabat struktural

lainnya yang diawali dengan pembuatan

rekomendasi/nota dinas dan dapat

dilanjutkan dengan pengaturan waktu hingga

Tabel 14.

Kondisi Layanan Pemenuhan Informasi Publik KPK

(Januari s/d Desember 2016)

waktu pemberian tanggapan/layanan atas

permintaan informasi publik adalah 10+7 hari

kerja. Untuk meningkatkan kualitas layanan,

maka Biro Humas menentukan SLA Layanan

Informasi Publik sebesar 5 (lima) hari kerja.

Capaian kinerja dihitung dari banyaknya

permintaan informasi publik sebanyak 714, dapat

dilayani kurang dari 5 hari kerja sebanyak 706

permintaan dan 8 permintaan dapat dilayani

lebih dari 5 hari kerja. Capaian kinerjanya adalah

98,16%. Rinciannya seperti pada Tabel 14 di

bawah ini.

pendampingan kegiatan serta pemenuhan

kebutuhan data untuk pemberitaan.

Pengukuran melalui response time selama 2 hari

kerja yang dapat dilakukan melalui berbagai

media untuk menjawab permintaan yang

masuk, yakni melalui penyampaian rekomendasi

secara langsung/tatap muka, email, telepon

atau pesan singkat untuk memudahkan pesan/

rekomendasi tersebut sampai kepada Pimpinan.

Capaian kinerjanya adalah 100% yang dihitung

dari banyaknya permintaan yaitu 10 permintaan

dapat dipenuhi semuanya sesuai SLA yang

telah ditetapkan yaitu 2 (dua) hari kerja.

(2) BIRO RENKEU (96,64%)

SLA pada Biro Renkeu yang dilakukan pengukuran

adalah layanan perbendaharaan, yaitu mengukur

waktu layanan. Berdasarkan ketentuan pemenuhan

layanan perbendaharaan, penerbitan SPM paling

lama adalah 3 (tiga) hari kerja.

Sampai dengan akhir Desember 2016, capaian

kinerja SLA Layanan Perbendaharaan adalah

sebesar 96,64%. Adapun penghitungan capaian

kinerja tersebut diuraikan seperti pada Tabel 15

berikut.

No Periode < 5 hari kerja (SLA) > 5 hari kerja Jumlah

1 Datang langsung 76 - 76

2 Telepon 235 - 235

3 Email 385 5 390

4 Surat 10 3 13

Total 706 8 714

Page 67: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

65

Tabel 15.

Kondisi Pemenuhan Layanan Perbendaharaan

(Januari s/d Desember 2016)

(3) BIRO UMUM (99,42%)

SLA pada Biro Umum yang dilakukan pengukuran

adalah Layanan Internal Kebutuhan Sehari-hari

Perkantoran (SLA 2 hari), Layanan Pengadaan

(SLA 5 hari), Layanan Gedung (100% berfungsi),

dan Layanan Pendistribusian Surat Masuk dan

Pengiriman Surat Keluar (SLA tidak ada retur).

Realisasi sampai dengan akhir triwulan IV adalah

rata-rata dari 4 layanan yang diukur yaitu:

- Layanan pada Bagian Rumah Tangga dengan

capaian 100%, artinya semua layanan dapat

dilayani sesuai SLA yaitu layanan internal, yang

meliputi Layanan rapat 1091 kali, Kendaraan

3.405 kali, ATK 331 kali, Tinta toner 74 kali,

keperluan sehari-hari 513 kali, persediaan

kendaraan 53 kali;

- Layanan pada Bagian Pengelolaan Gedung

dengan capaian 100%, yaitu sebanyak 5 (lima)

layanan semua dapat dipenuhi dengan baik (AC,

lift, panel listrik/genset, air dan BAS/ISS);

- Layanan pada Bagian Administrasi Perkantoran

yaitu dapat terdistribusikannya surat dengan

jumlah surat masuk sebanyak : 4367 surat

umum dan 1132 surat tekait LHKPN (100%).

Sedangkan surat keluar yang tercatat sejumlah

: 8663 surat yang dikirimkan, dan surat retur

sejumlah 370 surat (95,72%), sehingga capaian

kinerjanya adalah 97,86%;

- Layanan pada Bagian Pengadaan (ULP) dengan

capaian 100% yaitu dari 245 paket pengadaan

barang/jasa, dapat terpenuhinya SLA nya

sebanyak 245 paket pengadaan.

(4) BIRO SDM (100%)

Layanan yang diukur SLA nya adalah komplain

layanan pembayaran gaji dan layanan asuransi

kesehatan dengan durasi waktu respon maksimal 2

(dua) hari. Dalam kurun waktu sampai dengan akhir

Desember 2016, komplain yang diterima Biro SDM

terkait layanan dan pembayaran gaji dan layanan

Asuransi Kesehatan dapat direspon dengan baik

dengan durasi waktu maksimal 2 (dua) hari.

(5) Biro Hukum (80%)

Layanan yang diukur SLA nya adalah respond time

terkait penyusunan produk hukum dan bantuan

hukum. Dukungan hukum yang dilaksanakan oleh

Biro Hukum terkait capaian Produk Hukum sampai

dengan 30 September 2016 dapat dilaksanakan

sesuai SLA yang meliputi layanan: (1) produk

Hukum Legislasi (external); (2) produk Hukum

Regulasi (internal); dan (3) produk lain meliputi

Perjanjian/MoU/LO/Kajian. Sedangkan Bantuan

Hukum yang telah dilakukan juga memenuhi SLA

yang ditetapkan yaitu: (1) Litigasi (persidangan);

dan (2) Non-Litigasi (non-persidangan).

Respon terhadap semua penyusunan produk

hukum dan bantuan hukum tersebut dapat

direspon dengan baik dengan durasi waktu

maksimal 5 (lima) hari kerja.

KPI 3: % Pemenuhan data dan informasi

Data dan informasi yang menjadi unsur penting

bagi setiap unit di KPK dalam bekerja menjalankan

tugas dan fungsi yang menjadi tanggungjawabnya.

No. BULAN SPM Terbit Penyelesian SPM

3 hari

Penyelesian

SPM > 3 hari

% Penyelesaian SPM

1 Januari 31 31 - 100,0%

2 Februari 82 82 - 100,0%

3 Maret 179 176 3 98,3%

4 April 210 198 12 94.3%

5 Mei 230 227 3 98.7%

6 Juni 335 310 25 92.5%

7 Juli 169 165 4 97.63%

8 Agustus 281 278 3 98.93%

9 September 320 309 11 96.56%

10 Oktober 322 299 23 92.86%

11 November 484 464 20 95.86%

12 Desember 567 522 45 92.06%

Realisasi 3190 3106 84 96.64%

Page 68: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

66

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Proses organisasi yang adapatif harus mendapatkan

dukungan data dan informasi yang real time dan

akuntabel. Kondisi capaian Deputi INDA sebagai unit

pengampu fungsi ini sampai dengan Desember 2016

adalah sebesar 111,1% (“Sangat Memuaskan”). Angka

ini menunjukan bahwa kedeputian ini telah berhasil

memenuhi permintaan data dan informasinya. Dari

target 90% kedeputian INDA telah memenuhinya

dengan realisasi sebesar 99,98%. Kondisi capaian KPI

ini seperti pada Gambar 34 di bawah ini.

Gambar 34.

Capaian KPK dalam Pemenuhan Informasi dan Data

Tahun 2016

Dari gambar di atas terlihat bahwa sampai dengan

Desember 2016, target atas KPI ini adalah sebesar

90%. Kondisi pada triwulan I 2016 target 90%, realisasi

99,96%. Sedangkan pada triwulan II 2016 target

90%, berdasarkan penjelasan di atas realisasi KPI ini

sebesar 99,98%. Direktorat Monitor: 99,99% (155.685

permintaan data dan informasi dapat dipenuhi,

10 permintaan tidak dapat dipenuhi karena alasan

keamanan). Detail permintaan bisa dilihat pada Tabel

16 di bawah ini.

102%

100%

98%

96%

94%

92%

90%

88%

86%

84%

111.11%

111.10%

111.09%

111.08%

111.07%

111.06%

111.05%

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

90% 90% 90% 90%

99.96% 99.98% 99.99% 99.98%

Target Realisasi Capaian

Page 69: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

67

Tabel 16.

Kondisi Permintaan dan Pemenuhan Data

Direktorat Monitor

Tahun 2016

Selain kontribusi dari kegiatan Direktorat Monitor

seperti penjelasan di atas, pemenuhan data dan

informasi ini juga diberikan oleh Direktorat PJKAKI.

Sampai dengan Desember 2016, Direktorat PJKAKI

telah memenuhi semua permintaan data dan

informasi dari beberapa unit di KPK. Direktorat ini telah

memenuhi keseluruhan permintaan yang sebesar 251

permintaan data dan informasi. Detail permintaan

data dan informasi tersebut terdiri atas:

(1) PPATK (75);

(2) Manifest Penerbangan (48);

(3) AHU (14);

(4) Imigrasi (7);

(5) Bantuan Internasional (23):

(6) Background check (73);

(7) dan Lain-lain (11).

NO KELOMPOK KERJA JUMLAH PERMINTAAN DATA DAN INFORMASI TAHUN 2016

Permintaan Pemenuhan

Internal

1 Interception 139.009 139.009

2 IPA 404 404

3 Surveillance 551 541

4 Filling & Recording 205 205

5 Digital Forensic 864 864

Eksternal

1 Gateway (Layanan Data) 14.652 14.652

Total 155.685 155.675

Page 70: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

68

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

CAPAIAN PERSPEKTIF KEUANGAN

Persepektif keuangan KPK berdasarkan Rencana Strategis KPK 2016, hanya terdiri atas sebuah sasaran strategis. Sampai dengan Desember 2016, capaian kinerja pada perspektif ini adalah sebesar 100% (“Sangat Memuaskan”). Kondisi sasaran strategis berikut KPI nya pada perspektif ini seperti penjelasan di bawah ini.

Sasaran Strategis 1 : Terkelolanya Keuangan Secara

Akuntabel

Sasaran strategis ini dimaksudkan sebagai pemenuhan kewajiban KPK sebagaimana diatur Undang-undang Nomor 30/2002, yaitu: 1. Dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya

KPK berasaskan diantaranya pada keterbukaan dan akuntabilitas;

2. Pertanggungjawaban kepada publik atas pelaksanaan tugasnya, yang dilaksanakan dengan cara wajib audit terhadap kinerja dan pertanggungjawaban keuangan sesuai program kerjanya.

Dalam mengukur keberhasilannya, sasaran strategi ini terdiri atas 1 KPI. Kondisi dari KPI ini adalah seperti penjelasan di bawah ini.

KPI 1 : Opini BPK atas Laporan Keuangan KPK

Laporan Keuangan KPK disusun sebagai salah satu pemenuhan kewajiban dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN sebagaimana diamanatkan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 jo. PP Nomor 8/2006. Opini Badan Pemeriksa Keuangan

atas Laporan Keuangan Tahunan merupakan indikator akuntabilitas atas pertanggungjawaban penggunaan APBN oleh KPK (UU 15/2004). Opini BPK menjadi indikator objektif tentang:1. Kesesuaian dengan Sandar Akuntansi Keuangan; 2. Ketaatan pada peraturan perundang-undangan; 3. Efektifitas Sistem Pengendalian Internal KPK; dan 4. Kecukupan pengungkapan dalam laporan

keuangan

Sifat publikasi laporan keuangan maupun opini BPK yang terbuka juga mendorong budaya transparansi dan akuntabilitas sebagaimana asas yang diamanatkan Undang-undang Nomor 30/2002. Opini BPK atas Laporan Keuangan KPK tahun 2015 dari BPK sudah memberikan hasil. BPK pada 20 Mei 2016 telah memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian berdasarkan LHP-LK KPK 2015. Sehingga capaian atas KPI ini adalah sebesar 100% (“Sangat Memuaskan”).

Jika melihat penggunaan anggaran sebagai tambahan penjelasan kondisi pengelolaan keuangan di KPK pada tahun 2016. Pada tahun 2016, KPK mendapatkan pagu sebebesar Rp 991,867,988,000 dengan penggunaan anggaran sebesar Rp 846,091,065,768 atau dengan persentase realisasi sebesar 85,30%. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, kondisi realisasi penggunaan anggaran KPK pada tahun 2016 lebih besar, karena pada tahun 2015 KPK mendapatkan pagu sebesar Rp 898,908,900 dengan penggunaan anggaran sebesar Rp 728,304,715,979 sehingga persentase realisasinya sebesar 81,02%. Kondisi penggunaan anggaran KPK pada tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada Gambar 35 di bawah ini.

Gambar 35.

Kondisi Penggunaan Anggaran KPK

Tahun 2015 - 2016

Secara detail kondisi keuangan dan aset KPK pada

tahun 2016 seperti pada Lampiran 3.

1200

1000

800

600

400

200

0

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

20162015201420132012

55.8%

603.66

336.56

702.07

467.84

623.97

558.76

898.9

726.6

991.87

838.8666.6%

89.5%

80.8%

84.6%

Pagu Anggaran Penggunaan Anggaran Realisasi Anggaran

Page 71: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

69

CAPAIAN LAINNYA

Pada tahun 2016, ada beberapa capaian lain yang

didapatkan KPK sebagai bagian keberhasilan institusi

ini dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Beberapa

penghargaan tersebut antara lain:

1. Peringkat I Penghargaan Keterbukaan Informasi

Badan Publik 2016 untuk kategori Lembaga Non

Struktural (LNS) dari Komisi Informasi Pusat (KIP).

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh

Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden,

Jakarta, Selasa (20/12). Dengan nilai  tertinggi 86,87,

Gambar 36.

Perkembangan Nilai Keterbukaan Informasi Badan

Publik Tahun 2015-2016

Capaian ini tentunya menjadi sebuah prestasi yang

membanggakan bagi KPK. Capaian ini bisa dijadikan

KPK dalam menjalankan fungsi sebagai trigger

mechanism dengan memacu setiap organisasi

publik untuk semakin akuntabel dan transparan

dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

KPK mendapat peringkat pertama, sementara

di peringkat kedua diraih PPATK dengan nilai

86,74 dan peringkat ketiga diraih KPU dengan

nilai 77,22. Tahun lalu, KPK meraih penghargaan

keterbukaan informasi badan publik dengan

menduduki peringkat ketiga dengan nilai 66,850,

sedangkan peringkat pertama diraih oleh PPATK

(86,750) dan peringkat kedua diberikan kepada KPU

(67,117). Adapun perkembangan nilai KPK dalam hal

keterbukaan informasi badan publik pada tahun

2015 dan 2016 seperti pada Gambar 36 di bawah ini.

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0 2015

66.85

KPK

86.75

67.117

86.87 86.74

72.22

2016

KPUPPATK

Page 72: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

70

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Gambar 37.

Penyerahan Penghargaan Keterbukaan Informasi

Badan Publik Tahun 2016

2. Pemenang III Program PR Inspirasional, Indonesia

Public Relation and Summit (IPRAS) 2016 untuk

program “Ngamen Antikorupsi”

Ada begitu banyak program public relations (PR)

dari lembaga pemerintah maupun korporasi

yang menginspirasi dan memberikan pengaruh

positif pada korporasi atau organisasi maupun

masyarakat luas. Program-program tersebut

mampu mengkomunikasikan suatu visi dan

gagasan yang menarik, yang memang sangat layak

disampaikan kepada publik.

Berangkat dari perspektif tersebut Serikat

Perusahaan Pers (SPS) Pusat kembali

menyelenggarakan Kompetisi Program PR

Inspirasional IPRAS 2016. Pada kompetisi ini, KPK

menjadi salah satu pemenang Kompetisi Program

PR Inspirasional untuk Kategori Kementerian dan

Lembaga. Adapun program KPK yang mendapatkan

penghargaan adalah “Ngamen Korupsi: Nyanyi

Antikorupsi Dari Stasiun Ke Stasiun Di Jabodetabek”.

Pemberian penghargaan ini diberikan pada :

Hari & Tanggal : Rabu, 31 Agustus 2016

Waktu : Pk. 18.30 – 21.30 WIB

Tempat : Ballroom Hotel ASTON Semarang,

Jl. MT Hariyono No.1 Semarang,

Jawa Tengah

Acara : Malam Penghargaan IPRAS dan

IMRAS 2016

Page 73: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

71

Gambar 38.

Bentuk Kegiatan “Ngamen Antikorupsi”

3. Booth Terbaik IV pada Legal Expo Kementerian

Hukum dan HAM 2016

Pada tahun 2016 di acara Legal Expo Kementerian

Hukum dan HAM 2016, KPK mendapatkan label Juara

Harapan 1 dengan nilai 87. Tujuan dari perlombaan

ini sebagai pemberi motivasi kepada seluruh

stand untuk memberikan yang terbaik kepada

pengunjung yang ada. Penilaian dilakukan secara

tertutup oleh Event Organizer Nine Production,

sehingga lebih obyektif. Beberapa kriteria yang

menjadi dasar dalam penilain ini terdiri atas empat

kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:

(1) Stand tersebut harus interaktif;

(2) Stand tersebut harus menarik;

(3) Stand tersebut harus lengkap;

(4) Stand tersebut harus paling banyak dikunjungi

4. Juara 1 Stand Terbaik pada ajang Indonesia

International Book Fair (IIBF) 2016

Pada 28 September 2016, Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) berkolaborasi dengan Ikatan

Penerbit Indonesia (IKAPI) mendorong sejumlah

penerbit untuk menerbitkan buku-buku bertema

antikorupsi. Kegiatan ini dilakukan melalui program

“Indonesia Menggagas dan Menerbitkan Buku

Melawan Korupsi” (Indonesia Membumi), yang

diluncurkan pada Selasa (28/9) melalui ajang

Indonesia International Book Fair 2016 yang digelar

di Assembly Hall JCC, Jakarta.

Program ini merupakan salah satu upaya

pencegahan korupsi melalui literasi guna

meningkatkan kesadaran dan pengetahuan

masyarakat. Dari sinergi ini, terdapat 36 penerbit

yang berpartisipasi dengan menerbitkan 167

judul buku bertema antikorupsi dengan berbagai

format, seperti fiksi, nonfiksi dan faksi. Segmentasi

dan sasaran pembacanya pun beragam, mulai dari

anak, remaja, dewasa, hingga sasaran pembaca

yang spesifik seperti mahasiswa dan aparatur sipil

negara. Pada event Indonesia International Book

Fair 2016 tersebut, KPK mendapatkan juara 1 stand

terbaik.

Page 74: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

72

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Gambar 39.

Penghargaan Juara 1 Stand Terbaik

Ajang Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016

Page 75: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° AKUNTABILITAS KINERJA

73

Page 76: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

74

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Membebaskan Indonesia dari tindak pidana korupsi merupakan

pekerjaan besar yang mustahil terwujud tanpa peran serta

masyarakat secara aktif.

BAB IV

PENUTUP

Page 77: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° PENUTUP

75

Membebaskan Indonesia dari tindak pidana korupsi

merupakan pekerjaan besar yang mustahil terwujud

tanpa peran serta masyarakat secara aktif. Pekerjaan

besar ini perlu juga didukung kesungguhan setiap

jajaran penyelenggara negara dan penegak hukum,

baik di tingkat pusat maupun daerah. KPK menyadari

bahwa pemberantasan korupsi adalah perang besar

yang harus dilakukan secara berkelanjutan dan

membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Sebagai bentuk tanggungjawab atas Rencana

Strategis yang telah dirumuskan, KPK melalui upaya

dari setiap unit yang ada, sampai dengan Desember

2016 telah memenuhi setiap target yang ada. Memang

masih ada beberapa KPI yang belum menunjukan

capaian yang optimal. Kondisi ini tentu mendorong

KPK untuk selalu mengevaluasi setiap KPI dan target

yang ada dan segera merumuskan rencana aksi dalam

memastikan pencapaian hasil yang diharapkan.

Page 78: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

76

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Page 79: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut
Page 80: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

78

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 1MATRIK CAPAIAN

KINERJA KPK

TAHUN 2016

Page 81: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

79

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Measure UnitsRealisasi Rencana

Data Data Index

Kinerja Pimpinan 2016 -- -- 102.2%

Perspektif Pemangku Kepentingan Pimpinan 2016 -- -- 101.6%

Menurunnya Tingkat Korupsi (Ultimate Goal) -- -- 102.8%

Indeks Persepsi Korupsi Index 37.00 36.00 102.8%

Efektifnya Penegakan Hukum Bidang Tipikor -- -- 100.3%

Indeks Penegakan Hukum Tipikor (Nasional) Index -- -- --

% Asset Recovery Percentage 65.22% 65.00% 100.3%

Terbangunnya Integritas Pemerintah, Masyarakat, Politik dan

Swasta-- -- --

Indeks integritas KLOPS Index 3.99 -- --

Terbangunnya Hubungan Mitra Kerjasama Yang Efektif -- -- --

Indeks Partisipasi Publik Index 78.34 -- --

Indeks Kerjasama Index 86.18 -- --

Perspektif Internal Pimpinan 2016 -- -- 105.9%

Terintegrasinya Upaya Penindakan Tipikor -- -- 103.7%

Indeks Penegakan Hukum (KPK) 2016 Index 6.22 6.00 103.7%

Terintegrasinya Upaya Pencegahan Tipikor -- -- 110.0%

# KLOPS Yang Mengimplementasikan Pencegahan Korupsi

TerintegrasiInstansi 11 10 110.0%

Terintegrasinya Upaya Penindakan dan Pencegahan Tipikor -- -- 120.0%

# KLOPS yang Mengimplementasikan Pencegahan Dan Penin-

dakan TerintegrasiInstansi 9 6 120.0%

Terlaksananya Koordinasi, Supervisi dan Monitor

Pemberantasan Korupsi-- -- 89.9%

% Implementasi Kegiatan Koordinasi Supervisi dan Pencegah-

an KorupsiPercentage 120.00% 80.00% 120.0%

% Perkara Yang Disupervisi Mendapatkan Kepastian Hukum

KPKPercentage 64.00% 95.00% 67.4%

% Implementasi Rencana Aksi/Tindaklanjut KPK Percentage 70.00% 85.00% 82.4%

Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan Pimpinan KPK 2016 -- -- 95.6%

Terwujudnya Organisasi Yang Efektif -- -- 95.6%

Indeks Integritas KPK 2016 Index 3.67 3.80 96.6%

% Pemenuhan komponen RB Percentage 93.89% 100.00% 93.9%

Nilai Akuntabilitas kinerja KPK 2016 Skor 80.89 84.00 96.3%

Terbentuknya SDM Berkinerja -- -- --

% Pegawai Berkinerja Optimal Deputi/Sekjen KPK Percentage 86.00% -- --

% Pegawai Pada Level Engaged Deputi/Sekjen KPK Percentage 85.00% -- --

Terbangunnya Sistem Operasional Terintegritas dan Adaptif -- -- 95.6%

% Pemenuhan Kepatuhan SOP Percentage 16.00% 25.00% 64.0%

% Pemenuhan Service Level Agreement KPK Percentage 94.84% 85.00% 111.6%

% Pemenuhan Data dan Informasi Percentage 99.98% 90.00% 111.1%

Perspektif Keuangan Pimpinan 2016 -- -- 100.0%

Terkelolanya keuangan Secara Akuntabel -- -- 100.0%

Opini BPK atas Lapkeu KPK Skor 4.00 4.00 100.0%

Page 82: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

80

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 2ARAH DAN KEBIJAKAN

PIMPINAN KPK

TAHUN 2016

Page 83: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

81

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

ARAH DAN KEBIJAKAN

PELAKSANAAN KEGIATAN KPK TAHUN 2016

Arah dan kebijakan Pimpinan KPK dalam pelaksanaan

program dan kegiatan tahun 2016 telah ditetapkan dalam

Surat Edaran Pimpinan KPK Nomor: SE-02/01-52/01/2016.

Surat Edaran tersebut selain memuat Kebijakan Umum

dan Kebijakan Operasional, namun juga menjelaskan

kondisi analisis lingkungan yang melatarbelakangi

penyusunannya. Adapun rumusan arah dan kebijakan

pimpinan KPK tahun 2016 adalah sebagai berikut:

I. ANALISIS LINGKUNGAN

A. SUDUT PANDANG PEMANGKU KEPENTINGAN

Mengakhiri tahun 2015 memberikan arti

tersendiri bagi KPK. Selain terdapat pergantian

kepemimpinan di KPK, tahun 2015 juga merupakan

tahun penutupan dalam pelaksanaan Renstra KPK

2011-2015 yang sekaligus juga implementasi Fase I

Roadmap KPK 2011-2013. Dalam Triwulan IV Tahun

2015, KPK juga sudah mulai melakukan kegiatan

penyusunan konsep Renstra KPK Tahun 2015-

2019. Muncul dinamika yang menggembirakan,

dimana para pihak yang terlibat dalam proses

penyusunan Renstra menunjukkan sudut pandang

kepentingan pemangku kepentingan KPK dengan

lebih meningkatkan kinerja.

Dinamika tersebut selain dipicu dengan tahapan

penyusunan Renstra yang dirancang dengan

mengundang tidak kurang dari 10 narasumber

mewakili berbagai pemangku kepentingan

KPK (Kepolisian, Kejaksaan, Lembaga Peradilan,

Akademisi, praktisi ekonomi, ahli hukum pidana,

Pemerintah dan bahkan lembaga legislatif), juga

merupakan hasil pembelajaran dari implementasi

Renstra sebelumnya.

Kristalisasi dari rangkaian panjang kegiatan diskusi

kelompok terfokus dan diskusi internal maupun

eksternal bermuara pada pernyataan Visi dan Misi

KPK yang lebih menunjukkan “outward looking”

sebagai berikut:

Pernyataan Visi KPK:

BERSAMA ELEMEN BANGSA, MEWUJUDKAN

INDONESIA YANG BERSIH DARI KORUPSI

Pernyataan Misi KPK:

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas

penegakan hukum dan menurunkan tingkat

korupsi di Indonesia melalui koordinasi,

supervisi, monitor, pencegahan, dan

penindakan dengan peran serta elemen

bangsa

Walaupun proses formalisasi Renstra KPK Tahun

2015-2019 baru akan dilakukan dalam beberapa

bulan ke depan, proses penyusunan arah kebijakan

sebagai dasar penyusunan Kontrak Kinerja unit

kerja harus tetap berjalan dengan menyesuaikan

terhadap perkembangan penyusunan Renstra.

Hingga dokumen Arah Kebijakan ini disusun, Indeks

Persepsi Korupsi yang biasanya dirilis Transparency

International dan dalam rancangan Renstra KPK

2015-2019 dijadikan indikator ultimate goal KPK

belum lagi dipublikasikan. Oleh karena itu, tren IPK

masih menggunakan tren hingga tahun 2014.

Gambar 1: Tren Nilai Indeks Persepsi Korupsi 2001-2014100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

02001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

92

79

50 49

19 19 19 20 22 24 2326

28 28 3032 32 34

5250 51 50 51 51

45 44 43

49 50 52

82 80 8083 83 83 81 82 84 84

7775 74

93 9490

94 94 9390 92 93 92

87 86 84

Singapura

Hongkong

Malaysia

Indonesia

Walaupun belum dirilis, namun beberapa indeks

dari survei yang menjadi sub indeks IPK terpantau

mengalami perbaikan, antara lain:

1. Indeks Political and Economic Risk Consultancy

2015 Indeks 2014: 8,85; Indeks 2015: 8,091

Area/sasaran penilaian: Pimpinan politik (pusat

dan daerah), PNS (pusat dan daerah, kepolisian,

pengadilan, bea cukai, perpajakan, lembaga

perizinan, badan pengawas dan militer.

2. Indeks world justice project 2015 (absence of

corruption) Indeks 2014: 0,36; Indeks 2015: 0,372

Area/sasaran penilaian: Penyalahgunaan

kewenangan di kalangan eksekutif, legislatif,

yudikatif, serta polisi dan militer

3. Indeks World Economic Forum – Global

Competitiveness Index 2015 – 2016 (irregular

payment and bribes) Indeks 2014: 3,6; Indeks

2015: 3,73

Kenaikan pada 3 sub indeks di atas kiranya cukup

memberikan harapan adanya perbaikan pada nilai Indeks

Persepsi Korupsi secara keseluruhan.

1 Indeks PERC skala 0 (terbaik) s.d 10 (terburuk)

Penyebab nilai Indonesia masih pada kelompok rendah adalah keberadaan “powerful

vested interest group and weak institutions” terkecuali KPK. Analisis PERC juga

menyebutkan dua faktor penting untuk menjaga persepsi publik adalah (1) Presiden

tidak dilihat sebagai bagian dari masalah (korupsi) dan (2) KPK masih konsisten

menindak “high profile”.

2 Indeks WJP skala 0 (terburuk) s.d 1 (terbaik): Indeks pada ketiga area membaik kecuali

pada area yudikatif yang menurun dari 0,34 menjadi 0,29

3 Index GCI skala 1 (terburuk) s.d 7 (terbaik). Pada survei yang sama, persepsi terhadap

korupsi sebagai faktor problem dalam usaha menurun dari 15,7% menjadi 11,7% -

walaupun masih tertinggi dibandingkan faktor lainnya.

Page 84: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

82

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Gambar 2: Global Corruption Barometer 2013

32%

Reported paying a bribe

to the Land Services

66%

Reported paying a bribe

to the Judicary

66%

Reported paying a bribe

to the Police

66%

Reported paying a bribe

to the Registry & Permit

Services

IPK yang merupakan salah satu indikator utama dalam

Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi 2012-2025, walaupun lambat namun masih

menunjukkan tren positif hingga tahun 2014. Indonesia

mengalami kenaikan indeks sebanyak 15 point sejak KPK

efektf beroperasi (2003). Terlepas dari berbagai kelemahan

dalam metodologi penghitungannya, IPK sebagai indikator

nasional dalam upaya pemberantasan korupsi nasional

patut mendapat perhatian khususnya oleh KPK sebagai

salah satu indikator pada perspektif stakeholders.

Sementara data lain (global corruption barometer 2013)

menunjukkan fokus permasalahan berdasarkan sektor.

Berdasarkan survey tersebut, Kepolisian, lembaga

peradilan, perijinan dan layanan pertanahan merupakan

sektor yang rawan terjadi penyuapan. Indikasi tersebut

juga diperkuat dengan data yang dirilis oleh Transparansi

Internasional Indonesia melalui Survey Persepsi Korupsi

Tahun 2015 yang menunjukkan bahwa sektor kepolisian,

kejaksaan, pertanahan, maupun peradilan, ditambah

dengan sektor perpajakan, eksekutif dan legislatif

merupakan sektor yang memiliki probabilitas suap tinggi

dan dipersepsikan rawan korupsi dan perlu mendapatkan

perhatian bagi KPK dalam penentuan fokus pencegahan

dan pemberantasan korupsi berbasis sektor.

Peringkat Indonesia pada Global Competitiveness Index

tahun 2015 relatif stagnan dibandingkan tahun sebelumnya.

Setelah mengalami kenaikan peringkat cukup signifikan

(naik 16 peringkat dari 50 di tahun 2012 menjadi 34 dari 144

negara di tahun 2014) ranking Indonesia sedikit terkoreksi

menjadi 37 dari 140 negara di Tahun 2015. Namun kondisi

yang menggembirakan ini lebih banyak dipengaruhi oleh

baiknya kondisi makroekonomi, percepatan pembangunan

infrastruktur, efisiensi pemerintah serta kesiapan bidang

teknologi.

Gambar 3: Profil Indonesia berdasarkan Global

Competitiveness Index 2015-2016

I ndonesia Eficiency-driven economies

Stage of devlopment

Institutions

Infrastructure

Macroeconomic

environment

Health and

primary

education

Higher

education

and training

Goods

market

efficiencyLabor

market

efficiency

Financial

market

devlopment

technologycal

readiness

Market size

Business

sophstication

Innovation

Factor

driven

Efisiency

driven

Innovation

driven

1 2 3Transition

1-2Transition

2-3

Global Competitiveness Index

GCI 2013 - 2014 ............................................................. 38 .............. 4.5

GCI 2012 - 2013 (out of 144) .................................... 50 ............... 4.4

GCI 2011 - 2012 (out of 142) ...................................... 46 ............... 4.4

Basic requirements(40.0%) ........................................ 45 .............. 4.9

Institutions ......................................................................... 67 .............. 4.0

Infrastructure ................................................................... 61 .............. 4.2

macroeconomic environment.................................. 26 .............. 5.8

Health and primary education .................................. 72 ............... 5.7

Eficiency enhancers (50.0%) ..................................... 52 .............. 4.3

Higher education and training ................................. 64 .............. 4.3

Goods market efficiency ............................................. 50 ............... 4.4

Labor market efficiency ............................................ 103 .............. 4.0

Financial market devlopment .................................. 60 .............. 4.2

technologycal readiness .............................................. 75 ............... 3.7

Market size ........................................................................ 15 .............. 5.3

Innovation and sophstication factors (10.0%) ..3 3 ............... 4.1

Business sophstication ................................................ 37 ............... 4.4

Innovation ......................................................................... 33 .............. 3.8

Rank

(out of 148)Score

(1- 7)

Adapun masalah suap (irregular payments and bribes) -

yang menjadi salah satu unsur penilaian, masih berada

pada ranking 86 dari 140 negara dengan skor 3,7 dari nilai

maksimal 74 .

Penilaian tersebut seakan mengkonfirmasi penilaian dan

ranking Indonesia pada Indeks Persepsi Korupsi yang

masih berada pada urutan 107 dari 175 negara (skor

34 dari 100 poin), padahal pada tahun 2014 survey juga

menyatakan bahwa indeks persepsi anti korupsi (IPAK)

masih berada pada kategori nilai yang cukup baik5 .

Bahkan masih dalam penilaian GCI, berdasarkan hasil

survey, korupsi masih tetap menjadi problem terbesar

dalam kemudahan berusaha, walaupun persentase

responden yang memilih korupsi mengalami penurunan

signifikan dari 19,3% pada tahun 2013 menjadi hanya 11,7%

di tahun 2015.

Gambar 4: Faktor Problematis dalam Kemudahan Berusaha

menurut GCI (2011-2015)

Oktober2009

Juni2010

Juni2011

Juni2012

April2013

September2013

Desember2014

Kepolisian

Kehakiman

Kejaksaan

KPK

41,8

34,9 37,2

53,3

49,1

20 21,4

54,5

53

19,5

20,4

57,3

29,3

22,7 25,8

59,9

23,4

21,6

40

85,1

27,1

25,9

34,1

81,4

46,7

40,8

47,1

80,2

Sumber data: WEF Global Competitiveness Report (Data

diolah)

Sudut pandang lainnya penilaian pemangku kepentingan

KPK ditunjukkan melalui survey yang dilakukan Kompas

terkait aspirasi masyarakat terhadap pelaksanaan tugas

KPK dan lembaga penegak hukum lainnya dengan hasil

yang cukup fluktuatif sejak tahun 2012.

4 World Economics Forum – Global Competitveness Index 2015-2016 p. 203

5 IPAK 2014= 3,61 dari skala 5 (Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi BPS Edisi 62 Juli

2015).

Page 85: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

83

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Gambar 4: Opini Publik tentang Citra Positif Lembaga

Penegak Hukum (2009-2014)

Corruption restictivelabor/

regulations

policyinstability

govermentinstability

crime andtheft

foreigncurrency

regulations

taxregulations

15,4

14,2

19,3

15,7

11,7

14,3 15

,415

8,3

10,6

3,6

2

7,4

5,4 5,7

6,9

8,7

6,1

5 4,9 5,2

4,9

2,7

4,3

2,8

4,5

4,6

2,3

1,6

5,9

5,2

5 5,1

2,6 2,9

6,5

6

4,9

6,36,8

2011 2012 2013 2014 2015

Sumber data: Litbang Kompas dari berbagai sumber (Data

diolah)

Seiring masa kepemimpinan KPK 2011-2015 citra positif

KPK terus mengalami perbaikan dan tren positif memasuki

puncaknya pada kurun 2013-awal 2015 pada nilai 88,5%.

Lepas bulan Januari 2015 hingga menjelang akhir tahun,

citra positif KPK terus tergerus, sehingga meninggalkan

tantangan yang cukup berat bagi masa kepemimpinan

KPK 2015-2019 untuk kembali meningkatkan citra positif

KPK6

Gambar 5: Opini Publik tentang Citra Positif KPK (2015)100

50

0Jan ‘15M ar ‘15A pr ‘15S ep ‘15 Nov ‘15

Hasil survei tersebut menunjukkan pentingnya KPK

berpegang pada asas-asas yang telah diamanatkan

Undang-Undang nomor 30 Tahun 2002. Asas kepastian

hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan

umum dan proporsionalitas menjadi penting untuk

dapat dioperasionalisasikan sebagai parameter dalam

pelaksanaan tugas dan wewenang KPK secara keseluruhan.

Di sisi lain, rendahnya citra positif lembaga penegak hukum

lainnya juga menunjukkan bahwa upaya KPK sebagai

trigger mechanism yang seharusnya memperkuat dan

memberdayakan lembaga penegak hukum lainnya perlu

dikaji secara lebih serius agar segera dapat dirumuskan

suatu program dan strategi intervensi yang efektif untuk

meningkatkan, citra dan kompetensi lembaga penegakan

hukum lainnya.

Mencermati respon pemangku kepentingan yang tidak

linear dengan memperhatikan keberhasilan upaya

penindakan oleh KPK, berbagai program dan strategi di

6 Litbang Kompas mengomentari bahwa penyebab turunya citra positif KPK di tahun

2015 dipicu oleh tercampurinya kepentingan politik dalam penetapan tersangka

(Kompas, 23 November 2015, h.4).

bidang pencegahan dan peran serta partisipasi publik

perlu terus ditingkatkan keberhasilannya. Juga perlu

dipersiapkan langkah strategis lainnya untuk memberi

dampak positif saat SIN dan tes intergitas diberlakukan,

menjadi pekerjaan rumah bagi KPK agar dapat

menyelaraskan strategi pada perspektif internal dengan

perspektif pemangku kepentingan.

B. SUDUT PANDANG SITUASI POLITIK

1. Kondisi umum situasi politik

Iklim perpolitikan yang dinamis masih tetap

terasa walaupun tidak begitu terasa dalam

proses pemilihan Kepala Daerah sebagaimana

diperkirakan sebelumnya. Peta kekuatan

politik di kalangan legislatif mulai mengalami

pergeseran dengan ditandai mundurnya

Pimpinan DPR. Sementara di tubuh eksekutif

sendiri muncul fenomena saling kritik antar

pejabat negara. KPK yang notabene merupakan

lembaga independen, tidaklah beroperasi

di “ruang hampa politik”, dan fenomena

pemberhentian sementara dua pimpinan KPK

sulit untuk dipisahkan dari adanya dinamika

tersebut.

Tantangan besar yang perlu menjadi perhatian

KPK untuk merumuskan strategi yang tepat

agar KPK tidak lagi terpengaruh oleh dinamika

politik antara eksekutif dan legislatif. Pada

titik ini, KPK justru harus menunjukan sikap

independensi dan profesionalitasnya dalam

menempatkan dirinya yang berbasis pada

kepentingan kemaslahatan publik.

Dampak yang paling utama perlu dicermati KPK

adalah bahwa secara politik legislasi maupun

dalam operasionalnya KPK tidak bisa menutup

mata dari kepentingan dan strategi lembaga

legislatif dan eksekutif. Menjadi penting bagi

KPK agar mampu menempatkan diri sebagai

lembaga yang tetap independen namun juga

dapat menjaga dukungan keberlangsungan

upaya pemberantasan korupsi melalui produk-

produk legislasi (perundang-undangan) dan

teknis operasioal yang bersifat koordinatif

antar lembaga.

Selain antisipasi terhadap dampak dari

dinamika politik pada kalangan legislatif, KPK

juga harus memperhatikan beberapa aspek

politis lainnya yaitu:

a. Visi dan Misi Presiden terpilih dan Kerangka

Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

b. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean

terutama pada aspek Pengadaan Barang dan

Jasa;

c. Pelaksanaan Pilkada serentak termasuk

kaitannya dengan penyaluran dana bansos

dan dana desa; serta

d. Mengefektifkan laporan hasil kajian KPK kepada

Presiden, BPK dan DPR agar lebih efektif dan

terintegrasi.

Page 86: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

84

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

C. PENGUATAN PERAN KEMITRAAN DALAM

MENJALANKAN PERAN SEBAGAI “TRIGGER

MECHANISM”

1. Membangun “Strategic Partnership” di

pemerintahan, parlemen dan yudikatif.

KPK mengharapkan dan berkeyakinan akan

ada champions dan juga agen perubahan

serta munculnya “kaukus” yang mempunyai

visi dan misi untuk mewujudkan Negara yang

Bebas dan Bersih dari KKN yang ditandai

dengan meningkatnya kesejahteraan sosial

dan keadilan. Hal ini dapat terwujud apabila

sistem kekuasaan didorong ke arah yang lebih

transparan dan akuntabel dan ditopang oleh

penyelenggara Negara atau pejabat publik

yang memiliki integritas, profesionalitas dan

berpihak pada kepentingan kemaslahatan

publik. Pada konteks itu, KPK harus memiliki

program dan strategi intervensi yang dapat

membangun dan meningkatkan kemitraan

strategis di pemerintahan, parlemen dan

yudikatif. Pelaksanaan piloting program Sistem

Integritas Nasional di KLOPS dengan sasaran

individu melalui optimalisasi tunas-tunas

integritas dan pembenahan kelembagaan

melalui kewenangan monitor, koordinasi dan

supervisi menjadi salah satu prioritas yang

urgen untuk dilakukan.

2. Konsolidasi peran lembaga penegakan hukum.

Tugas, kewajiban dan kewenangan KPK sebagai

penegak hukum harus senantiasa ditempatkan

untuk menjadi “lembaga penggerak” dan

meningkatkan citra, kewibawaan dan kinerja

dari lembaga penegakan hukum lainnya. Kini

sudah saatnya KPK bekerjasama lebih intensif

dalam menangani berbagai kasus tertentu

di bidang pemberantasan korupsi secara

bersama. Misalnya, penanganan kasus Minerba

sebagai tindak lanjut program NKB di bidang

kehutanan perlu segera diwujudkan dengan

membentuk Tim Bersama dengan tujuan,

lingkup dan metode kerja yang disepakai

bersama dengan pemangku kepentingan.

Begitu juga kasus lainnya di bidang perpajakan

dan transaksi keuangan lainnya dengan

bekerjasama dengan apgakum dan lembaga

lainnya. Beberapa momentum yang perlu

dicermati dan dimanfaatkan antara lain:

a. Komitmen pemerintah untuk memperkuat

dan membentuk lembaga perpajakan di

luar Kementerian Keuangan;

b. Perubahan regulasi perundang-undangan

di bidang perbankan dan perpajakan serta

terkait lembaga penegakan hukum yang

telah menjadi prolegnas 2015-2019;

c. Pemberlakuan rezim keterbukaan

informasi finansial (Automatic Exchange

of Information) dan Foreign Account Tax

Compliance Act baik secara bilateral

maupun forum internasional;

Momentum di atas bisa dibaca sebagai

tantangan, di mana pembentukan lembaga

perpajakan yang lebih kuat, jika tanpa diimbangi

dengan kepemimpinan yang kuat dan jujur,

serta mekanisme akuntabilitas yang baik maka

cenderung dapat menjadi kontraproduktif dan

rawan menjadi lembaga yang korup7 . Padahal

dari beberapa best practices pembentukan

lembaga Semi Autonomous Revenue Agency

justru bisa berdampak positif pada menurunnya

tingkat korupsi8 .

Di sisi lain penguatan lembaga-lembaga yang

ada juga memberikan tantangan bagi KPK

untuk menyiapkan strategi kemitraan yang

tepat agar dapat memanfaatkan potensi yang

ada dalam melakukan upaya pemberantasan

dan pencegahan korupsi.

3. Melanjutkan Optimalisasi Partisipasi Mitra

Strategis dan melanjutkannya dengan

pembentukan “Strategic Alliances” dengan CSO,

KLOPS dan International Network.

KPK harus mulai meningkatkan kerjasama

dengan para mitra strategis melalui strategic

alliances yang lebih sistematis, utuh dan

terstruktur. Identifikasi terhadap mitra

strategis, dilanjutkan dengan pembentukan

dan pelaksanaan program kerja bersama atas

lingkup dan tujuan bersama perlu dilakukan

dengan mengaitkan pada program National

Interest KPK. Misalnya: replikasi keberhasilan

program NKB di berbagai program lainnya,

revitalisasi program “Youth Camp”, Akselerasi

“Super Camp for Teachers”, pembentukan Virtual

Communities for Experts, Konsolidasi Ahli untuk

pembentukan draf KUHP, KUHAP dan UU

lainnya, Kerjasama strategik dengan asosiasi

petani, nelayan dan konsumen serta blogger

dan netizen sebagai mitra strategis KPK perlu

diintensifkan. Dalam konteks pembinaan

jaringan dan kerjasama internasional, KPK juga

perlu merumuskan strategi yang efektif dalam

menyelesaikan berbagai agenda action plan

dan berbagai komitmen lainnya yang telah

disepakati.

D. PENGUATAN ASPEK REGULASI

Indonesia telah meratifikasi United Nations

Convention Againts Corruption, UNCAC melalui

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006. Salah

satu konsekuensinya adalah Indonesia harus

mengakomodir ketentuan UNCAC dalam

perundang-undangan yang terkait tindak pidana

korupsi. Hasil gap analysis antara perundang-

undangan yang mengatur tipikor dengan sebagian

ketentuan dalam UNCAC adalah 32 rekomendasi

dimana 25 rekomendasi terkait penyesuaian dan

pembentukan Undang-Undang. Hingga tahun 2013,

7 Arthur Mann dalam “Desain Kelembagaan Administrasi Perpajakan” – Danny Darussalam

Tax Center (http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=54#26)

Dalam Rancangan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum Perpajakan diatur

penetapan Badan Penerimaan Perpajakan. Di dalamnya tidak diatur tentang Lembaga

Pengawas Eksternal (saat ini Komisi Pengawas Perpajakan)

8 Darussalam dkk. Mengutip dari hasil penelitian Taliercio (2001) dll.

(http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=54#26)

Page 87: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

85

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

sebanyak 13 rekomendasi telah diakomodir dalam

RUU namun belum mencapai tahap persetujuan

oleh DPR untuk menjadi UU.

Di sisi lain, pemerintah juga mengajukan usulan

RUU KUHP yang di dalamnya (BAB XXXII) membahas

tentang Tindak Pidana Korupsi. Namun demikian

sebagian dari pasal-pasal yang bersumber dari UU

Nomor 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2002

justru direstrukturisasi pada BAB XXXI menjadi

Tindak Pidana Jabatan. Hal ini dan beberapa alasan

lain dianggap sebagai sesuatu yang bertentangan

dengan semangat ratifikasi ketentuan dalam

UNCAC, bahkan mereduksi kewenangan penegakan

hukum tipikor pada umumnya dan kewenangan

KPK khususnya.

Mencermati inkonsistensi yang mengandung risiko

pelemahan terhadap kewenangan KPK ini, menjadi

relevan apabila KPK masih menjadikan indikator

kesesuaian aturan UNCAC sebagai salah satu

indikator keberhasilan KPK, sekalipun kewenangan

perancangan peraturan perundang-undangan

berada pada Kementerian Hukum dan HAM. Dalam

hal ini juga perlu dicermati bahwa memasuki

tahun 2016, Indonesia harus mempersiapkan diri

memasuki fase gap analysis yang kedua yakni

mencakup Bab II dan V United Nations Convention

Against Corruption tentang upaya pencegahan

(prevention) dan pengembalian aset hasil tindak

pidana (asset recovery).

Regulasi lainnya yang terkait dengan kewenangan

dan proses bisnis KPK adalah RUU Perampasan

Aset. Diantara pasal-pasal yang diatur, terdapat

pasal 3 yang memungkinkan dilakukan upaya

perampasan terhadap aset yang tidak seimbang

dengan penghasilan atau sumber penambahan

kekayaan dan tidak dapat dibuktikan asal

usul perolehannya. Pengaturan Pasal 3 RUU

ini memberikan peluang untuk memperkuat

penerapan kewajiban pelaporan LHKPN.

Dalam RUU ini diatur mengenai penggunaan

dan pemanfaatan aset tindak pidana yang

belum memperoleh kekuatan hukum tetap

termasuk oleh pihak ke-3 (Pasal 17). Pengaturan

ini bisa menjadi solusi sekaligus melengkapi siklus

pengelolaan aset yang belum ada dalam peraturan

perundang-undangan di Indonesia9 . Pemanfaatan/

penggunaan aset tindak pidana ini juga merupakan

peluang dalam meningkatkan hasil guna upaya

pemberantasan korupsi.

Tahun 2014, Pemerintah bersama DPR juga

telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.

Dalam Undang-Undang ini, terdapat penguatan

peran Aparat Pengawas Internal Pemerintah

(APIP) sebagai pihak pengawas terjadinya

penyalahgunaan wewenang. Lebih jauh, APIP juga

dapat menghitung kerugian negara terhadap

kesalahan administratif untuk ditindaklanjuti

dengan pengembalian kerugian keuangan negara

(Pasal 20). Penguatan peran APIP berlandaskan

pada Undang-Undang ini merupakan peluang bagi

9 Paramidana Public Policy Institute, “Lembaga Pengelola Aset Tindak Pidana” (2010), h.65

KPK dalam menjalankan peran sebagai lembaga

penggerak dengan cara peningkatan kapasitas

APIP pada institusi mitra kerjasama.

Melengkapi Undang-Undang nomor 8 Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang, Pemerintah

juga mengusulkan pengesahan RUU tentang

Pembatasan Transaksi Penggunaan Uang Kartal.

Diantara kemanfaatan pemberlakuan Undang-

Undang ini adalah memperketat pengawasan

PPATK terhadap transaksi mencurigakan

(termasuk suap dan korupsi), dimana saat ini masih

seringkali menggunakan modus transaksi tunai

dan tidak terlacak oleh PPATK10. KPK tentunya

harus mempersiapkan diri dan lebih menguatkan

koordinasinya dengan PPATK manakala RUU ini

diberlakukan.

E. SUDUT PANDANG KONDISI INTERNAL

Pada lingkup ini terdapat 5 (enam) hal penting yang

perlu dilakukan dan tetap menjadi prioritas, yaitu:

1. SDM menjadi salah satu unsur organisasi

yang paling fundamental. Untuk itu perlu

dilakukan pembenahan menyeluruh pada

aspek Manajemen SDM yang diawali dengan

pemberlakuan blueprint SDM KPK yang

menopang dan selaras dengan Renstra KPK;

2. Implementasi Blue Print IT sesuai Arsitektur IT

baik dalam konteks penerapan sistem on line

dalam proses inter maupun intra direktorat

serta juga analisis data base untuk kepentingan

lembaga. Peremajaan berbagai aspek IT dalam

mendukung efisiensi kerja KPK harus bermuara

pada outcome berupa optimalnya pemanfaatan

data dan informasi yang akurat, handal dan

tepat waktu;

3. Pengkinian identifikasi risiko pada lembaga

dan unit kerja serta implementasi mitigasinya

guna meminimalisasi potensi risiko organisasi

beserta seluruh sumber daya dan perangkatnya

termasuk sumber daya manusia, gedung dan

informasi;

4. Strategi komunikasi KPK harus terus

dikembangkan dan ditingkatkan agar dapat

memperkuat peran strategis KPK, serta

mengoptimalkan keterlibatan dan dukungan

publik pada KPK;

5. Penataan organisasi yang adaptif sesuai

kebutuhan dan strategi KPK khususnya dengan

penguatan fungsi unit Korsespim, penataan

fungsi pengaduan masyarakat, dukungan

penindakan dan fungsi kearsipan di KPK,

termasuk penyiapan desain jabatan dan bisnis

prosesnya.

Guna menyikapi hasil analisis lingkungan di

atas, dengan tetap mengacu pada Renstra dan

menyesuaikan kondisi terkini, maka arah kebijakan

KPK baik Umum dan Operasional ditetapkan

sebagai berikut:

10 Naskah Akademik RUU tentang Pembatasan Transaksi Tunai – BPHN (2013), h. 2-3

Page 88: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

86

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

II. KEBIJAKAN UMUM KPK 2016

1. Menuntaskan penyusunan Renstra KPK Tahun

2015-2019 dalam Triwulan I 2016 sebagai panduan

perencanaan tahunan dalam 4 tahun ke depan;

2. Menetapkan fokus sektor serta Kementerian/

Lembaga/Organisasi publik maupun swasta

yang menjadi sasaran program penindakan dan

pencegahan korupsi terintegrasi yaitu: Penegakan

Hukum, Politik, Pendidikan, Penerimaan Negara,

Kesehatan, dan infrastruktur, kedaulatan pangan

dan Sumber Daya Alam;

3. Mengantisipasi tantangan dan memanfaatkan

peluang eksternal untuk memperkuat KPK dalam

menjalankan tugas dan fungsinya;

4. Pembenahan aspek kelembagaan untuk

mendukung strategi KPK (SDM, IT, organisasi,

pelaksanaan anggaran, komunikasi, nilai dan etika,

dll);

5. Pembangunan kemitraan strategis dengan CSO,

KLOPS dan international network khususnya pada

fokus sektor tahun 2016;

6. Meningkatkan peran sebagai lembaga penggerak

secara konsisten dan konsekuen dengan

mengintegrasikan upaya penindakan dan

pencegahan.

III. KEBIJAKAN OPERASIONAL

Berdasarkan analisis dan kebijakan umum di atas,

ditetapkan kebijakan operasional untuk dilaksanakan

pada masing-masing fungsi dan unit kerja selama

Tahun 2016 sebagai berikut:

A. BIDANG PENINDAKAN

1. Memperkuat fungsi penindakan dengan

peningkatan/penguatan peran dari masing-

masing Direktorat secara terintegrasi guna

meningkatkan Indeks Penegakan Hukum;

2. Membentuk satuan tugas khusus terkait

penugasan langsung dibawah kendali Pimpinan

untuk penanganan kasus sesuai focus area,

dengan SDM yang profesional;

3. Penetapan status penyidik melalui dukungan

regulasi;

4. Melakukan upaya penindakan dan pencegahan

yang terintegrasi pada sekstor sasaran yang

telah disepakati (pengelolaan keuangan

Pemerintah Daerah);

5. Selektif dalam pemilihan kasus dengan

mempertimbangkan national interest dan juga

dengan mempertimbangkan impact kasus dan

ketersedian sumberdaya;

6. Meningkatkan koordinasi dan supervisi yang

selektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka

penyelesaian perkara terhadap TPK yang

dilaksanakan oleh kepolisian dan kejaksaan

dengan memanfaatkan aplikasi e-Koordinasi;

7. Melakukan konsolidasi upaya peningkatan

kualitas SDM aparta penegak hukum dan juga

penguatan lembaga APGAKUM di luar KPK,

termasuk dengan memanfaatkan ACLC dan

unit diklat KPK;

8. Melaksanakan mitigasi risiko sesuai rencana

mitigasi yang telah diidentifikasi di bawah

koordinasi Komite Pengarah dan Komite

Pelaksana Manajemen Risiko Terpadu.

B. BIDANG PENCEGAHAN

1. Menetapkan rumusan pedoman pelaksanaan

koordinasi pencegahan tipikor sebagai dasar

acuan standar pelaksanaan koordinasi serta

regulasi pendukung untuk menjamin komitmen

pelaksanaan perbaikan sistem pada KLOPS

secara berkesinambungan;

2. Melakukan perbaikan pelayanan publik dan

pelaksanaan keuangan degara dan daerah

pada pemda hasil pilkada serentak melalui

implementasi aplikasi pelayanan publik terpadu,

perijinan, dan pengadaan barang dan jasa

(e-pendidikan, e-kesehatan, e-layanan terpadu,

e-budgeting, dan e-procurement), bekerjasama

dengan lembaga terkait (BPKP, CSO, dll);

3. Melaksanakan fungsi pemantauan tindak

lanjut rekomendasi dan supervisi KPK

yang disampaikan pada sektor strategis

melalui pendekatan berbasis sistem aplikasi,

berkoordinasi dengan pihak terkait (APIP, CSO,

dll);

4. Melakukan studi dan kajian pada sektor

strategis yang ditetapkan, meliputi Penegakan

Hukum, Politik, Pendidikan, Penerimaan Negara

(Pajak), Kesehatan, Infrastruktur, Kedaulatan

Pangan dan Sumber Daya Alam;

5. Optimalisasi LHKPN melalui penguatan

regulasi, perbaikan pedoman pelaporan LHKPN

berbasis IT untuk mempermudah proses

pelaporannya untuk meningkatkan kepatuhan

pelaporan LHKPN;

6. Penguatan regulasi gratifikasi, pemantauan

teknologi untuk kemudahan pelaporan

gratifikasi, serta mendorong budaya anti-

gratifikasi pada Penyelanggara Negara;

7. Melakukan pencegahan korupsi pada sektor

swasta dengan melibatkan CSO;

8. Melakukan pendidikan antikorupsi pada

masyarakat politik, swasta, lembaga pendidikan

formal dan non-formal, kedinasan, serta

masyarakat umum/CSO;

9. Menjadikan ACLC sebagai ”satu pintu” dalam

pelaksanaan kegiatan pendidikan, sosialisasi

dan kampanye kepada pihak eksternal KPK,

menyiapkan proses sertifikasi tenaga penyuluh

dan menyiapkan gedung lama KPK untuk

dijadikan fasilitas fisik penunjang kegiatan

ACLC;

10. Melakukan koordinasi pengukuran

pemberantasan korupsi;

11. Melakukan upaya penindakan dan pencegahan

terintegrasi pada sektor sasaran yang telah

disepakati (pengelolaan keuangan Pemerintah

Daerah);

12. Melaksanakan mitigasi risiko sesuai rencana

mitigasi yang telah diidentifikasi di bawah

koordinasi Komite Pengarah dan Komite

Pelaksana Manajemen Risiko Terpadu termasuk

cakupan spektrum IPOLEKSOSBUDHANKAM

dan Teknologi;

Page 89: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

87

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

C. BIDANG PIPM

1. Memperkuat fungsi pengawasan internal untuk

mengawal nilai integritas pegawai KPK, dengan

cara sebagai berikut :

a. Menerapkan early warning system melalui

percepatan implementasi & pembangunan

infrastruktur Manajemen Risiko Terpadu

(MRT) di tahun 2016 sebagai langkah

tindakan preventif mitigasi risiko;

b. Melanjutkan kegiatan sosialisasi dan

internalisasi aplikasi Simpatik (Sistem

Informasi Manajemen Penerimaan

Pelaporan Internal KPK) yang dibangun

Direktorat PI, sebagai sarana menjaga

marwah pegawai KPK yang berintegritas,

profesional dan berkinerja tinggi, yang pada

gilirannya akan mendukung terwujudnya

organisasi KPK yang efektif;

c. Menjaga konsistensi prinsip Zero Tolerance

atas setiap pelanggaran internal, dengan

cara melakukan proses penindakan yang

proporsional, tegas dan tepat sasaran.

Termasuk berkoordinasi dengan unit

kerja internal untuk melakukan sosialisasi

pencegahan dan peningkatan pemahaman

pegawai atas setiap potensi pelanggaran

kode etik dan pedoman perilaku pegawai;

2. Bersama Deputi Bidang INDA, melakukan

pengawasan dan assesmen untuk mencegah

kebocoran data dan informasi ke pihak yang

tidak berhak, baik internal KPK maupun

eksternal, dengan cara monitoring penerapan

ketentuan dalam Sistem Manajemen Keamanan

Informasi (SMKI) Komisi;

3. Meningkatkan peran Pengawasan Internal KPK

sebagai penjamin kualitas dan peningkatan

peran sebagai mitra konsultasi dengan seluruh

pemangku kepentingan;

4. Melakukan audit kinerja sesuai dengan skala

prioritas dan kepentingan organisasi;

5. MeIakukan assesment & adjusment terhadap

implementasi “Reformasi Birokrasi” di KPK

dengan menggunakan perangkat evaluasi dari

KemenPAN & RB;

6. MeIakukan kegiatan Eksaminasi penanganan

perkara tindak pidana korupsi yang ditangani

Komisi, termasuk perkara yang menarik

perhatian publik;

7. Monitoring dan Koordinasi Tindak Lanjut atas

setiap rekomendasi hasil pengawasan pihak

eksternal maupun pihak internal diseluruh unit

kerja komisi;

8. Meningkatkan kerjasama dengan Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah (APIP)

dan Kementrian, Lembaga, Organisasi

Kemasyarakatan, Pemda dan Swasta (KLOPS)

dalam rangka membina jaringan, termasuk

didalamnya kegiatan informan handling;

9. Meningkatkan kualitas telaah pengaduan

masyarakat sehingga dapat efektif

berkontribusi langsung kepada peningkatan

jumlah kasus siap lidik yang dilimpahkan ke

bidang Penindakan, sekaligus sebagai upaya

mendukung peningkatan Indeks Penegakan

Hukum (IPH) Tipikor oleh KPK;

10. Menyempurnakan ruang lingkup dan

mekanisme tindakan melalui penyusunan

Prosedur Operasi Baku (SOP) Terintegrasi atas

kegiatan reaksi cepat/operasi tangkap tangan

(OTT) serta SOP lainnya pada semua struktur

organisasi secara detil;

11. Melanjutkan audit dengan tujuan tertentu atas

pembangunan gedung baru KPK;

12. Melaksanakan mitigasi risiko dan melakukan

pengkinian profil risiko berdasarkan Renstra

KPK Tahun 2015-2019 di bawah koordinasi

Komite Pengarah dan Komite Pelaksana

Manajemen Risiko Terpadu.

D. BIDANG INDA

1. Menyusun, menetapkan dan implementasi

terhadap IT Blue Print KPK 2015-2019, yang

meliputi antara lain teknologi informasi,

manajemen informasi, sistem manajemen

keamanan informasi, sistem aplikasi program,

dan administrasinya;

2. Menyiapkan dukungan IT untuk pelaksanaan

koordinasi, supervisi dan monitor online untuk

efisiensi pelaksanaan tugas;

3. Bersama Deputi Bidang Pencegahan dan

Penindakan membangun kemampuan

melakukan case building dengan meningkatkan

perolehan data (big data) dan proses

pengolahan guna memanfaatkan data-data

yang ada di KPK maupun pemanfaatan jaringan

kerjasama, termasuk membangun integritas

pegawai dan pejabat kunci;

4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas analisa

data dan informasi seluruh sasaran operasional

maupun manajerial KPK untuk dapat digunakan

dalam pengambilan kebijakan Pimpinan dan

unit kerja yang membutuhkan sebagai upaya

menuju data-driven culture;

5. Bersama Unit Sekretariat Jenderal menyiapkan

desain dan menginisiasi, pembangunan

knowledge management KPK berbasis IT;

6. Mengkoordinasikan implementasi komitmen

global (UNCAC, Kesepakatan G-20, APEC, dan

lain-lain) di tingkat nasional;

7. Memperluas cakupan pelaksanaan rekam

sidang dan memanfaatkan hasil rekam sidang

Tipikor untuk pemangku kepentingan dalam

mendorong akuntabilitas dan transparansi

penegakan hukum;

8. Melaksanakan mitigasi risiko sesuai rencana

mitigasi yang telah diidentifikasi di bawah

koordinasi Komite Pengarah dan Komite

Pelaksana Manajemen Risiko Terpadu, terutama

dikaitkan dengan perkembangan teknologi

komunikasi dan pengolahan data, apliklasi dan

operating system.

Page 90: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

88

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

E. SEKRETARIAT JENDERAL

1. Menyiapkan dan sosialisasi blueprint SDM

termasuk rencana tahapan implementasinya

yang dimulai pada tahun 2016 termasuk

penyusunan kamus dan standar kompetensi

teknis, pedoman assessmen pegawai dan

pedoman diklat pegawai;

2. Menyiapkan bahan penataan organisasi untuk

memperkuat fungsi:

a. Unit Koordinator Sekretariat Pimpinan

sebagai pusat informasi strategis

bagi pimpinan dan sekretariat komite

kelembagaan (Komite IT, Komite Risiko,

Komite Audit, dll);

b. kearsipan yang terintegrasi dengan Sistem

Manajemen Keamanan Informasi dan

pengelolaan data publik;

c. dukungan penindakan mencakup

pengaduan masyarakat, pulbaket dan

pengumpulan data tertutup (surveillance

dan interception).

3. Menyiapkan desain perencanaan, monitoring

dan evaluasi anggaran yang terintegrasi

dengan perencanaan, monitoring dan evaluasi

dan kinerja yang meliputi aspek pedoman

pelaksanaan maupun penyiapan SDM-nya

melalui kursus berjenjang, berkelanjutan dan

terstandarisasi baik di dalam maupun luar

negeri;

4. Melakukan kajian dan upaya-upaya lainnya

sebagai langkah antisipatif bidang regulasi

terkait pemberantasan korupsi, khususnya

dalam upaya pelaksanaan rekomendasi

komitmen global dan penguatan

sumber informasi dan data serta proses

pengelolaannya;

5. Meningkatkan fungsi kehumasan KPK

sebagai pendukung kegiatan campaigner dan

mengadvokasi, tugas, fungsi dan kewenangan

KPK, melakukan branding atas kepentingan

lembaga, termasuk mengantisipasi

perkembangan teknologi TV digital;

6. Meningkatkan pelayanan dan dukungan

internal organisasi di berbagai bidang termasuk

infrastruktur, administrasi, keamanan, asistensi,

dll, termasuk pemindahan pegawai dan aset

KPK ke gedung baru;

7. Bersama Deputi Bidang Pencegahan

mempersiapkan pedoman pengukuran indeks

yang menjadi KPI level korporat;

8. Melaksanakan mitigasi risiko dan melakukan

pengkinian profil risiko berdasarkan Renstra

KPK Tahun 2015-2019 di bawah koordinasi

Komite Pengarah dan Komite Pelaksana

Manajemen Risiko Terpadu.

Page 91: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

89

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 92: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

90

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 3KEUANGAN DAN ASET

TAHUN 2016

Page 93: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

91

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

KEUANGAN DAN ASET

Penyerapan Anggaran

UNIT KERJA PAGU ANGGARAN PENYERAPAN %

Deputi Pencegahan 104,149,376,000 74,031,061,067 71.08%

SEKRETARIAT DEPUTI PENCEGAHAN 1,366,901,000 110,843,996 8.11%

DIREKTORAT PP LHKPN 13,965,062,000 9,881,637,367 70.76%

DIREKTORAT GRATIFIKASI 10,168,112,000 4,669,712,160 45.93%

DIREKTORAT DIKYANMAS 55,922,042,000 44,058,831,920 78.79%

DIREKTORAT LITBANG 11,427,259,000 6,971,107,820 61.00%

DIREKTORAT KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCE-

GAHAN

11,300,000,000 8,338,927,804 73.80%

Deputi Penindakan 63,737,986,000 41,858,015,647 65.67%

SEKRETARIAT DEPUTI PENINDAKAN 1,537,000,000 1,063,425,655 69.19%

DIREKTORAT PENYELIDIKAN 11,033,000,000 8,176,015,625 74.11%

DIREKTORAT PENYIDIKAN 12,107,470,000 10,884,383,240 89.90%

DIREKTORAT PENUNTUTAN 27,490,496,000 12,147,552,463 44.19%

DIREKTORAT KOORDINASI DAN SUPERVISI 11,570,020,000 9,586,638,664 82.86%

Deputi Informasi dan Data 232,598,860,000 203,234,060,237 87.38%

SEKRETARIAT DEPUTI INDA 450,000,000 403,942,978 89.77%

DIREKTORAT PINDA 214,874,751,000 189,617,725,536 88.25%

DIREKTORAT PJKAKI 11,070,178,000 8,822,294,264 79.69%

DIREKTORAT MONITOR 6,203,931,000 4,390,097,459 70.76%

Deputi PIPM 4,825,734,000 3,521,104,208 72.97%

SEKRETARIAT DEPUTI PIPM 470,777,000 339,099,247 72.03%

DIREKTORAT PENGAWASAN INTERNAL 1,995,498,000 1,455,986,492 72.96%

DIREKTORAT PENGADUAN MASYARAKAT 2,359,459,000 1,726,018,469 73.15%

Sekretariat Jenderal 586,556,032,000 516,231,225,033 88.01%

BIRO RENKEU 2,370,613,000 1,888,998,476 79.68%

BIRO UMUM 155,459,078,000 106,665,766,628 68.61%

BIRO SDM

Non_pegawai 18,625,915,000 15,201,496,195 81.61%

Belanja_pegawai 395,049,867,000 382,246,683,575 96.76%

BIRO HUKUM 3,483,908,000 1,647,080,710 47.28%

BIRO HUMAS 8,866,226,000 6,258,985,159 70.59%

SEKRETARIAT PIMPINAN 2,700,425,000 2,322,214,290 85.99%

TOTAL 991,867,988,000 838,875,466,192 84.58%

Pengelolaan Titipan Uang Sitaan Dan

Gratifikasi 2016

Rp. USD SGD Real

SaudiAUSD EURO

Pounds

(ENG)Franc Yen (JPY)

Peso

(Mil)

410,100,968,204.96 4,087,910.49 929,155.00 11,453.00 60.00 1,390.00 3,785.00 10.00 1,884,339.00 0.00

Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) 2016

NERACA SALDO PER

KODE URAIAN VOLUME SATUAN NILAIAK. PENYUSUTAN &

AMORTISASINILAI BUKU

1 2 5 6 7

117111 PERSEDIAAN - - 439,398,172,583 439,398,172,583

Page 94: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

92

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NERACA SALDO PER

KODE URAIAN VOLUME SATUAN NILAIAK. PENYUSUTAN &

AMORTISASINILAI BUKU

131111 TANAH 15,194 M2 453,819,842,500 - 453,819,842,500

132111PERALATAN DAN

MESIN24,646 Unit 295,453,778,720 (237,628,513,922) 57,825,264,798

133111GEDUNG DAN

BANGUNAN5 Unit 79,208,112,060 (21,638,207,731) 57,569,904,329

134113 JARINGAN 9 Unit 106,622,413,493 (25,373,563,200) 81,248,850,293

135111ASET TETAP DALAM

RENOVASI5 4,589,108,391 - 4,589,108,391

135121 ASET TETAP LAINNYA 3,232 Buah 2,174,874,891 - 2,174,874,891

136111KONSTRUKSI DALAM

PENGERJAAN - - 423,772,777,259 - 423,772,777,259

166112ASET TETAP YANG

TIDAK DIGUNAKAN1,470 Unit 4,677,816,859 (4,663,625,109) 14,191,750

162111ASET TAK

BERWUJUD10,867 Unit 40,436,968,928 (26,120,650,998) 14,316,317,930

162311

ASET TAK

BERWUJUD DALAM

PENGERJAAN

2,493,333,606 2,493,333,606

TOTAL NILAI 1,852,647,199,290 (315,424,560,960) 1,537,222,638,330

Rekap Penerimaan Negara Bukan Pajak

NO KODE AKUN URAIAN JUMLAH

1 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan/Jasa Giro 11,029,357,946

2 423414 Pendapatan Hasil Denda dan sebagainya 9,573,333,400

3 423415 Pendapatan Ongkos Perkara 969,500

4 423416 Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Tindak Pidana Korupsi 4,036,879,000

5 423421Pendapatan Uang Sitaan Tindak Pidana Pencucian Uang yang Telah

Ditetapkan Pengadilan 366,836,343,213

6 423611 Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi yang Telah Ditetapkan Pengadilan 49,037,314,503

7 423614Pendapatan Uang Pengganti Tindak Pidana Korupsi yang Ditetapkan di

Pengadilan 57,098,518,066

8 423612 Pendapatan Gratifikasi yang ditetapkan KPK menjadi milik negara 14,690,199,259

TOTAL 512,302,914,887

Page 95: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

93

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 96: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

94

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 4MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA

TAHUN 2016

Page 97: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

95

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Komposisi SDM Berdasarkan Bidang Kerja

NO BIDANG JUMLAH %

1 PIMPINAN 5 0,44

2 KEDEPUTIAN

PENINDAKAN

323 28,74

3 KEDEPUTIAN

PENCEGAHAN

239 21,26

4 KEDEPUTIAN INDA 154 13,70

5 KEDEPUTIAN PIPM 76 6,76

6 SETJEN 327 29,09

TOTAL 1.124 100

Komposisi SDM Berdasarkan Status

Pekerjaan

NO STATUS PEGAWAI JUMLAH %

1 PIMPINAN 5 0,44

2 PEGAWAI TETAP 658 58,54

3 PN DIPEKERJAKAN 234 20,82

4 PTT 227 20,20

TOTAL 1.124 100

Komposisi SDM Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH %

1 LAKI-LAKI 781 69,48

2 PEREMPUAN 343 30,52

TOTAL 1.124 100

Komposisi SDM Berdasarkan jabatan

NO JABATAN JUMLAH %

1 KETUA 1 0,09

2 WAKIL KETUA 4 0,36

3 SEKJEN 1 0,09

4 DEPUTI 4 0,36

5 DIREKTUR 8 0,71

6 KEPALA BIRO 4 0,36

7 KEPALA BAGIAN 14 1,25

8 KEPALA SEKRETARIAT 2 0,18

9 SPESIALIS 618 54,98

10 ADMINISTRASI 468 41,64

TOTAL 1.124 100

Komposisi SDM per Unit Kerja

BIDANG JUMLAH %

PIMPINAN 5 0,44

DEPUTI PENINDAKAN 1 0,09

DIREKTORAT PENYELIDIKAN 66 5,87

DIREKTORAT PENYIDIKAN 117 10,41

DIREKTORAT PENUNTUTAN 91 8,10

UNIT KERJA KOORDINASI DAN SUPERVISI BIDANG PENINDAKAN 12 1,07

UNIT KERJA PELACAKAN ASET, PENGELOLAAN BARANG BUKTI DAN EK-

SEKUSI

30 2,67

SETTINDAK 6 0,53

DEPUTI PENCEGAHAN 1 0,09

DIREKTORAT DIKYANMAS 31 2,76

DIREKTORAT GRATIFIKASI 42 3,74

DIREKTORAT LHKPN 123 10,94

DIREKTORAT LITBANG 33 2,94

SETCEGAH 9 0,80

DEPUTI INDA 1 0,09

DIREKTORAT PINDA 35 3,11

DIREKTORAT MONITOR 83 7,38

DIREKTORAT PJKAKI 29 2,58

SETINDA 6 0,53

Deputi PIPM 1 0,09

Page 98: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

96

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 5PENILAIAN REFORMASI

BIROKRASI KPK

TAHUN 2016

Page 99: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

97

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

I. METODE EVALUASI

Evaluasi implementasi Reformasi Birokrasi di KPK

Tahun 2016 dilakukan dengan melakukan penilaian

(assessment) terhadap pelaksanaan tindak lanjut

rekomendasi hasil evaluasi Reformasi Birokrasi di KPK

Tahun 2014 yang dilakukan melalui penilaian mandiri

(self assessment) yang berpedoman pada Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PerMenPAN-RB) Nomor 14 Tahun

2014.

Metodologi yang digunakan untuk melakukan penilaian

mandiri dalam evaluasi Reformasi Birokrasi di KPK

Tahun 2014 adalah dengan cara menilai 8 area pada

Komponen Pengungkit/Proses (8 area perubahan

Reformasi Birokrasi) dan 3 area pada Komponen

Hasil dengan kriteria evaluasi dari masing-masing

komponen yang telah ditetapkan oleh PerMenPAN-RB

Nomor 14 Tahun 2014.

Reformasi Birokrasi di KPK Tahun 2014 memperoleh

nilai hasil akhir sebesar 90,85 dan masuk kategori AA

atau interpretasi Istimewa merujuk kepada kategori

tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi sesuai

PerMenPAN-RB Nomor 14 Tahun 2014. Meskipun

demikian, untuk mencapai implementasi Reformasi

Birokrasi yang ideal, masih terdapat area yang perlu

ditindaklanjuti sebagaimana ditunjukkan oleh rasio

pemenuhan yang belum mencapai 100% sebagaimana

pada tabel berikut.

Tabel 1. Hasil evaluasi implementasi Reformasi Birokrasi

di KPK Tahun 2014

No. Komponen Bobot2014

Nilai Rasio

1 Pengungkit (Proses)

a. Manajemen Perubahan

b. Penataan Peraturan Perundang-undangan

c. Penataan dan Penguatan Organisasi

d. Penataan Tatalaksana

e. Penataan Sistem Manajemen SDM

f. Penguatan Akuntabilitas

g. Penguatan Pengawasan

h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

5 5 100,00%

5 5 100,00%

6 6 100,00%

5 5 100,00%

15 14,62 97,50%

6 6 100,00%

12 11,53 96,09%

6 4,77 79,44%

2 Hasil

a. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

b. Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN

c. Kualitas Pelayanan Publik

20 15,18 75,88%

10 10 100,00%

10 7,75 77,50%

Total 100 90,85

Pada tabel di atas terlihat bahwa dari hasil evaluasi

implementasi Reformasi Birokrasi di KPK Tahun 2014

masih terdapat 3 (tiga) area di Komponen Pengungkit/

Proses yang belum mencapai 100% atau belum

terimplementasi secara ideal, yaitu:

a. Penataan Sistem Manajemen SDM;

b. Penguatan Pengawasan; dan

c. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Dari ketiga area dimaksud, diturunkan menjadi 12 (dua

belas) Item Pengembangan yang memerlukan tindak

lanjut, sebagaimna tabel berikut.Tabel 2. Item Pengembangan yang memerlukan tindak

lanjut

No. Item Pengembangan Obyek yang Ditindaklanjuti

1. Biro SDM baru melakukan identifikasi kebutuhan

pengembangan kompetensi pegawai terhadap sebagian

kecil pegawai KPK.

Melakukan identifikasi kebutuhan

pengembangan kompetensi terhadap seluruh

pegawai KPK.

2. Meskipun Biro SDM KPK telah menyusun rencana

pengembangan kompetensi dan telah melakukan

pengembangan pegawai berbasis kompetensi sesuai

dengan rencana dan kebutuhan pengembangan

kompetensi namun masih harus menyelesaikan rumusan

untuk kompetensi teknis dari masing-masing rumpun

jabatan.

Merencanakan, menerapkan dan melakukan

evaluasi dan monitoring pengembangan

pegawai berbasis kompetensi yang diberlakukan

untuk seluruh pegawai KPK dan menyelesaikan

rumusan untuk kompetensi teknis dari masing-

masing rumpun jabatan.

Page 100: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

98

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

No. Item Pengembangan Obyek yang Ditindaklanjuti

3. Biro SDM KPK belum melakukan monitoring dan evaluasi

pengembangan pegawai berbasis kompetensi.

Monitoring dan evaluasi secara berkala

ataspengembangan pegawai berbasis

kompetensi.

4. KPK belum melakukan penilaian risiko pada sebagian besar

unit kerja. Saat ini, KPK sedang melakukan penyusunan

manajemen risiko yang menjadi Indikator Kinerja Utama

(IKU) Deputi Pencegahan. Sebagai pelaksana penyusunan

manajemen risiko di Deputi Pencegahan dilakukan oleh

Direktorat Penelitian dan Pengembangan. Adapun unit

kerja yang telah melakukan penilaian risiko dan mitigasi

risiko adalah Direktorat Penelitian dan Pengembangan,

Sekretariat Deputi Bidang Pencegahan, Direktorat

Pengawasan Internal, Direktorat PINDA, Direktorat

PJKAKI dan Biro Perencanaan dan Keuangan dan Unit

Layanan Pengadaan (ULP) Biro Umum.

Dokumen risk profile seluruh unit kerja di KPK.

5. KPK belum melakukan kegiatan pengendalian untuk

meminimalisasi risiko yang telah diidentifikasi pada

sebagian besar unit kerja. Hal ini terkait dengan kondisi

bahwa KPK baru melakukan penilaian risiko terhadap

sebagian kecil unit kerja dalam hal ini pada Direktorat

Penelitian dan Pengembangan, Sekretariat Deputi Bidang

Pencegahan, Direktorat Pengawasan Internal, Direktorat

PINDA, Direktorat PJKAKI dan Biro Perencanaan dan

Keuangan dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Biro

Umum.

Dokumen mitigasi risiko atas risk profile yang

didefinisikan oleh unit kerja.

6. Direktorat Pengawas Internal KPK belum sepenuhnya

berfokus pada client dan audit berfokus risiko (Risk Based

Audit).

Penyusunan dan penerapan framework Risk

Based Audit (RBA) pada Direktorat Pengawasan

Internal.

7. Pada beberapa unit kerja yang dilakukan evaluasi,

terdapat unit kerja yang yang sudah memiliki SOP terkait

dengan pelaksanaan standar pelayanan dan pengaduan

pelayanan seperti Direktorat PP LHKPN, Direktorat

Gratifikasi dan Direktorat Pengaduan Masyarakat

sedangkan Biro Humas belum memiliki SOP terkait

standar pelayanan publik dan pengaduan pelayanan

namun sedang melakukan penyusunan SOP tersebut.

SOP terkait standar layanan publik dan

pengaduan layanan publik yang sudah disahkan

secara formal.

8. Terdapat unit kerja di KPK yang belum melakukan reviu

dan perbaikan standar pelayanan dan SOP terkait standar

pelayanan secara berkala atau melibatkan stakeholder.

Dari 4 unit kerja yang dijadikan sampel evaluasi, 2 unit

kerja telah melakukan reviu secara berkala atas standar

pelayanan dan telah melakukan reviu SOP terkait standar

pelayanan yaitu Direktorat PP LHKPN dan Direktorat

Gratifikasi. Adapun unit kerja yang belum melakukan

reviu secara berkala terhadap standar pelayanan dan

reviu SOP terkait standar pelayanan dan pengaduan

pelayanan adalah Direktorat Pengaduan Masyarakat dan

Biro Humas.

Hasil reviu dan perbaikan atas standar pelayanan

dan SOP terkait dengan layanan publik (standar

dan pengaduan layanan publik)

9. Belum sepenuhnya pelatihan/training yang

diselenggarakan di KPK dilakukan dalam upaya

penerapan budaya pelayanan prima. Pelatihan/training

yang pernah dilakukan di KPK tidak secara khusus

memfokuskan pembahasan mengenai pelayanan prima

namun materi mengenai penerapan budaya pelayanan

prima menjadi bagian dari materi training yang diadakan

oleh KPK misalnya pada saat pelatihan/training induksi

pegawai baru KPK.

Biro SDM KPK mengalokasikan pelatihan/

training yang mengkhususkan materi tentang

pelayanan prima pada unit kerja yang terkait

dengan pelayanan publik.

Page 101: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

99

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

No. Item Pengembangan Obyek yang Ditindaklanjuti

10. Meskipun KPK telah melakukan tindak lanjut atas

pengaduan pelayanan namun belum dilakukan secara

keseluruhan melainkan untuk sebagian besar pengaduan

pelayanan yang diterima oleh KPK.

Hasil pelaksanaan tindak lanjut atas laporan

pengaduan pelayanan publik.

11. Evaluasi atas penanganan keluhan/masukan telah

dilakukan di KPK namun belum dilakukan secara berkala.

Hasil evaluasi atas keluhan/masukan atas

layanan publik pada unit kerja yang terkait

layanan publik.

12. KPK telah menerapkan teknologi informasi dalam

memberikan pelayanan namun belum mencakup seluruh

pelayanan. Beberapa pelayanan KPK belum menerapkan

teknologi informasi diantaranya pelaporan gratifikasi.

Pengembangan aplikasi berbasis teknologi

informasi untuk pelaporan Gratifikasi.

Evaluasi implementasi Reformasi Birokrasi di

KPK Tahun 2016 dilakukan dengan melakukan

penilaian (assessment) terhadap 12 (dua belas) Item

Pengembangan yang memerlukan tindak lanjut

hasil evaluasi Reformasi Birokrasi di KPK Tahun 2014.

Penilaian terhadap 12 (dua belas) item dimaksud

dilakukan dengan metode yang sama ketika melakukan

evaluasi Reformasi Birokrasi di KPK Tahun 2014, yaitu

melalui penilaian mandiri (self assessment) yang

berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PerMenPAN-

RB) Nomor 14 Tahun 2014.

II. PELAKSANAAN EVALUASI

Evaluasi implementasi Reformasi Birokrasi di KPK

tahun 2016 dilaksanakan dari tanggal 6 Juni s.d. 28

Desember 2016.

III. HASIL EVALUASI

Evaluasi implementasi Reformasi Birokrasi di KPK

Tahun 2016 dilakukan dengan melakukan penilaian

ulang (reassessment) terhadap 12 (dua belas) Item

Pengembangan yang memerlukan tindak lanjut

hasil evaluasi Reformasi Birokrasi di KPK Tahun 2014

dan penilaian ulang terhadap beberapa area pada

Komponen Hasil yang memiliki perkembangan capaian.

Hasil penilaian ulang dimaksud ditambahkan dengan

penilaian dari area-area yang pada evaluasi tahun 2014

telah tercapai penuh (100%) dengan pertimbangan

bahwa unsur Reformasi Birokrasi pada area-area

dimaksud telah terbangun dan diimplementasikan

secara berkelanjutan.

Hasil evaluasi implementasi Reformasi Birokrasi

dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran nilai

dari 0 s.d. 100. Berdasarkan hasil evaluasi pada Tahun

2016, KPK memperoleh nilai sebesar 93,80 (sembilan

puluh tiga koma delapan puluh) dan termasuk kategori

AA dengan interpretasi tingkat pelaksanaan Reformasi

Birokrasi Istimewa. Hasil ini menunjukkan terdapat

peningkatan sebesar 2,95 (dua koma sembilan puluh

lima) poin dari hasil evaluasi implementasi Reformasi

Birokrasi Tahun 2014.

Tabel 3. Rasio pemenuhan tingkat komponen

Reformasi Birokrasi KPK Tahun 2014 dan 2016

No. Komponen Bobot2014 2016

Nilai Rasio Nilai Rasio

1 Pengungkit (Proses)

a. Manajemen Perubahan 5 5 100,00% 5 100,00%

b. Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 5 100,00% 5 100,00%

c. Penataan dan Penguatan Organisasi 6 6 100,00% 6 100,00%

d. Penataan Tatalaksana 5 5 100,00% 5 100,00%

e. Penataan Sistem Manajemen SDM 15 14,62 97,50% 14,71 98,06%

f. Penguatan Akuntabilitas 6 6 100,00% 6 100,00%

g. Penguatan Pengawasan 12 11,53 96,09% 12 100,00%

h. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 4,77 79,44% 5,08 84,58%

2 Hasil

a. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20 15,18 75,88% 15,73 78,64%

b. Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 10 10 100,00% 10 100,00%

c. Kualitas Pelayanan Publik 10 7,75 77,50% 9,38 93,75%

Total 100 90,85 93,89

Tabel 3 di atas jika disajikan dalam bentuk diagram

batang dapat dilihat sebagaimana Gambar 1.

Page 102: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

100

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Gambar 1. Diagram batang rasio pemenuhan komponen

tingkat Implementasi Reformasi Birokrasi KPK Tahun

2014 dan 2016

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kualitas Pelayanan Publik

Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN

Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Penguatan Pengawasan

Penguatan Akuntabilitas

Penataan Sistem Manajemen SDM

Penataan Tatalaksana

Penataan dan Penguatan Organisasi

Penataan Peraturan Perundang-undangan

Manajemen Perubahan100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

77,50%

93,75%

75,88%

78,64%

79,44%

84,58%

93,75%

97,50%

98,06%

Dari hasil pemenuhan evaluasi Reformasi Birokrasi

Tahun 2016 sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2,

rasio untuk pemenuhan sub-sub komponen evaluasi

adalah sebagaimana tabel berikut.

Tabel 4. Rasio pemenuhan tingkat indikator Reformasi

Birokrasi KPK Tahun 2016

No. Komponen Bobot Nilai Rasio Pemenuhan

Pengungkit (Proses)

a Manajemen Perubahan 5 5 100,00%

i. Tim Reformasi Birokrasi 1 1 100,00%

ii. Roadmap Reformasi Birokrasi 1 1 100,00%

iii. Pemantauan dan Evaluasi Reformasi 2 2 100,00%

iv. Perubahan Pola Pikir dan Budaya 1 1 100,00%

b Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 5 100,00%

i. Harmonisasi 2,5 2,5 100,00%

ii. Sistem Pengendalian dalam Penyusunan Peraturan

Perundang-undangan

2,5 2,5 100,00%

c Penataan dan Penguatan Organisasi 6 6 100,00%

i. Evaluasi 3 3 100,00%

ii. Penataan 3 3 100,00%

d Penataan Tatalaksana 5 5 100,00%

i. Proses Bisnis dan Prosedur 1,5 1,5 100,00%

ii. e - government 2 2 100,00%

iii. Keterbukaan Informasi Publik 1,5 1,5 100,00%

e Penataan Sistem Manajemen SDM 15 14,71 98,06%

i. Perencanaan Kebutuhan Pegawai 1 1 100,00%

ii. Proses Penerimaan Pegawai 2 2 100,00%

iii. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi 1 0,71 70,83 %

iv. Promosi Jabatan Dilakukan Secara Terbuka 6 6 100,00%

v. Penetapan Kinerja Individu 2 2 100,00%

Page 103: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

101

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

No. Komponen Bobot Nilai Rasio Pemenuhan

vi. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku

Pegawai

1 1 100,00%

vii. Pelaksanaan Evaluasi Jabatan 1 1 100,00%

viii. Sistem Informasi Kepegawaian 1 1 100,00%

f Penguatan Akuntabilitas 6 6 100,00%

i. Keterlibatan Pimpinan 2 2 100,00%

ii. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja 4 4 100,00%

g Penguatan Pengawasan 12 12 100,00%

i. Gratifikasi 1,5 1,5 100,00%

ii. Penerapan SPIP 1,5 1,5 100,00%

iii. Pengaduan Masyarakat 2 2 100,00%

iv. Whistle-Blowing System 1,5 1,5 100,00%

v. Penanganan Benturan Kepentingan 1,5 1,5 100,00%

vi. Pembangunan Zona Integritas 2,5 2,5 100,00%

vii. Aparat Pengawasan Intern 1,5 1,5 100,00%

h Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 5,08 84,58%

i. Standar Pelayanan 1 0,8 80,00%

ii. Budaya Pelayanan Prima 1 0,95 95,00%

iii. Pengelolaan Pengaduan 1,5 1,2 80,00%

iv. Penilaian Kepuasan terhadap Pelayanan 1,5 1,13 75,00%

v. Pemanfaatan Teknologi Informasi 1 1 100,00%

2. Hasil

a Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20 15,73 78,64%

i. Nilai Akuntabilitas Kinerja 14 11,32 80,89%

ii. Nilai Kapasitas Organisasi (Survei Internal) 6 4,4 73,40%

b Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 10 10 100,00%

i. Nilai Persepsi Korupsi (Survei Eksternal) 7 7 100,00%

ii. Opini BPK 3 3 100,00%

c Kualitas Pelayanan Publik 10 9,38 93,75%

i. Nilai Persepsi Publik atas Pemberitaan dan Publikasi

KPK (Survei Internal)

10 9,38 93,75%

Total 100 93,89

IV. PEMBAHASAN

Dari hasil evaluasi implementasi Reformasi Birokrasi

di KPK Tahun 2014 terdapat 3 (tiga) area di Komponen

Pengungkit (Proses) dan 2 (dua) area di Komponen

Hasil yang belum mencapai nilai maksimal (100%),

yaitu:

1. Komponen Pengungkit (Proses):

a. Area Penataan Sistem Manajemen SDM:

1) Pengembangan Pegawai Berbasis

Kompetensi

b. Area Penguatan Pengawasan:

1) Penerapan SPIP

2) Aparat Pengawasan Intern

c. Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik:

1) Budaya Pelayanan Prima

2) Pengelolaan Pengaduan

3) Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan

4) Pemanfaatan Teknologi Informasi

2. Komponen Hasil:

a. Area Kapasitas dan Akuntabilitas Organisasi

1) Nilai Akuntabilitas Kinerja

2) Nilai Kapasitas Organisasi

b. Area Kualitas Pelayanan Publik

1) Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan

Terhadap area-area dimaksud dilakukan pengukuran

ulang (reassessment) yang secara rinci dijelaskan per

Komponen dan Area sebagai berikut:

Page 104: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

102

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

KOMPONEN PENGUNGKIT (PROSES)

1. Area Penataan Sistem Manajemen SDM

Perubahan terhadap area penataan sistem

Manajemen SDM aparatur bertujuan untuk

meningkatkan profesionalisme SDM aparatur

pada masing-masing instansi pemerintah, yang

didukung oleh sistem rekrutmen dan promosi

aparatur berbasis kompetensi, transparan, serta

memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesehatan

yang sepadan.

Berdasarkan hasil evaluasi tahun 2014, pada area

ini KPK memperoleh nilai 14,63 dari bobot 15

dengan rasio pemenuhan sebesar 97,50%. Adapun

kekurangan pencapaian sebesar 2,50% berasal

dari indikator pengembangan pegawai berbasis

kompetensi.

Dalam Laporan Evaluasi Penerapan Reformasi

Birokrasi pada KPK Tahun 2014, terdapat

catatan daftar tindak lanjut yang terkait dengan

pengembangan pegawai berbasis kompetensi,

yaitu:

a. KPK perlu melakukan identifikasi kebutuhan

pengembangan kompetensi terhadap seluruh

pegawai KPK.

- Pada tahun 2015 KPK telah melakukan

identifikasi kebutuhan pengembangan

kompetensi melalui diklat dengan

menyampaikan nota dinas Sekretaris Jenderal

untuk mengundang perwakilan seluruh

unit kerja dalam pelaksanaan FGD Analisa

Kebutuhan Diklat (Training Need Analysis)

dengan output dokumen kebutuhan diklat

unit kerja. Namun demikian, hanya terdapat

dokumen kebutuhan diklat dari sebagian

besar unit kerja, yaitu Dit. PP LHKPN, Dit.

Gratifikasi, Dit. Litbang, Set. Pencegahan, Dit.

Penyelidikan, Dit. Penyidikan, Dit. Penuntutan,

Set. Penindakan, Dit. PINDA, Dit. PJKAKI, Dit. PI,

dan Dit. PM.

b. KPK perlu merencanakan, menerapkan

dan melakukan evaluasi dan monitoring

pengembangan pegawai berbasis kompetensi

yang diberlakukan untuk seluruh pegawai KPK

dan menyelesaikan rumusan untuk kompetensi

teknis dari masing-masing rumpun jabatan.

- KPK belum melakukan evaluasi dan

monitoring pengembangan pegawai berbasis

kompetensi. Di sisi lain, KPK telah menyusun

konsep rumusan kompetensi teknis (kamus

kompetensi teknis) yang sedang dalam

tahap penetapan dalam Peraturan Komisi

Pemberantasan Korupsi.

c. KPK perlu melakukan monitoring dan evaluasi

secara berkala atas pengembangan pegawai

berbasis kompetensi.

- KPK belum melakukan monitoring dan

evaluasi pengembangan pegawai berbasis

kompetensi. Yang sudah dilakukan KPK

adalah evaluasi terhadap pelaksanaan diklat

dan evaluasi pre-test dan post-test diklat.

2. Area Penguatan Pengawasan

Penguatan pengawasan bertujuan untuk

meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan

yang bersih dan bebas KKN pada masing-masing

instansi pemerintah. Target yang ingin dicapai

melalui program ini adalah:

• Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan

keuangan negara oleh masing-masing instansi

pemerintah;

• Meningkatnya efektivitas pengelolaan

keuangan negara pada masing masing instansi

pemerintah;

• Meningkatnya status opini BPK terhadap

pengelolaan keuangan negara pada masing-

masing instansi pemerintah;

• Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang

pada masing masing instansi pemerintah.

Berdasarkan hasil evaluasi tahun 2014, pada

area ini KPK memperoleh nilai 11,53 dari bobot 12

dengan rasio pemenuhan sebesar 96,09%. Adapun

kekurangan pencapaian sebesar 3,91% berasal

dari indikator: (1) penerapan SPIP; dan (2) aparat

pengawasan intern.

Dalam Laporan Evaluasi Penerapan Reformasi

Birokrasi pada KPK Tahun 2014, terdapat catatan

daftar tindak lanjut yang terkait dengan penerapan

SPIP dan aparat pengawasan intern, yaitu:

a. KPK perlu menyusun dokumen risk profile

seluruh unit kerja.

- Saat ini KPK telah memiliki dokumen risk

profile seluruh unit kerja yang disebut Risk

and Control Self Assessment (RCSA).

b. KPK perlu menyusun dokumen mitigasi risiko

atas risk profile yang didefinisikan oleh unit kerja.

- Seluruh unit kerja telah melakukan mitigasi

risiko yang tertuang di dalam dokumen

kontrak kinerja tahun 2016.

c. KPK perlu menyusun framework Risk Based

Internal Audit.

- KPK telah menetapkan dokumen Pedoman

Audit Berbasis Risiko/Risk Based Internal Audit

(RBIA). Pada 2016 telah dilakukan penerapan

framework RBIA dimaksud.

3. Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan

untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik

pada masing-masing instansi pemerintah sesuai

kebutuhan dan harapan masyarakat. Target yang

ingin dicapai melalui program ini adalah:

• Meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih

cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih mudah

dijangkau) pada instansi pemerintah;

• Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang

memperoleh standardisasi pelayanan

internasional pada instansi pemerintah;

• Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat

terhadap penyelenggaraan pelayanan publik

oleh masing-masing instansi pemerintah.

Berdasarkan hasil evaluasi tahun 2014, pada

area ini KPK memperoleh nilai 4,77 dari bobot 6

dengan rasio pemenuhan sebesar 79,44%. Adapun

kekurangan pencapaian sebesar 20,56 % berasal

dari indikator: (1) Budaya Pelayanan Prima; (2)

Page 105: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

103

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Pengelolaan Pengaduan; (3) Penilaian Kepuasan

Terhadap Pelayanan; dan (4) Pemanfaatan Teknologi

Informasi.

Dalam Laporan Evaluasi Penerapan Reformasi

Birokrasi pada KPK Tahun 2014, terdapat catatan

daftar tindak lanjut yang terkait pada area ini, yaitu:

a. KPK (Biro Humas) perlu memiliki SOP terkait

standar pelayanan publik dan pengaduan

pelayanan;

- Saat ini telah disusun konsep Peraturan

Komisi Pemberantasan Korupsi mengenai

SOP terkait pelayanan publik di lingkungan

Biro Humas yang dalam tahapan menunggu

penetapan Pimpinan KPK.

b. KPK (Dit. Pengaduan Masyarakat dan Biro

Humas) perlu melakukan reviu SOP terkait

standar pelayanan dan pengaduan pelayanan;

- Konsep SOP terkait pelayanan publik di

lingkungan Biro Humas telah melalui reviu

dalam dalam penyusunannya.

c. KPK (Biro SDM) mengalokasikan pelatihan/

training yang mengkhususkan materi tentang

pelayanan prima pada unit kerja yang terkait

dengan pelayanan publik;

- Pada tahun 2015 Biro SDM KPK melaksanakan

IHT Service Excellence dengan peserta dari

Biro Umum.

d. KPK perlu melakukan tindak lanjut atas seluruh

laporan pengaduan pelayanan publik.

- Pada Biro Humas, secara periodik telah

dilakukan monitoring terhadap pengaduan

layanan yang masuk (dibakukan sebagai KPI:

% Pemenuhan Service Level Agreement Biro

Humas).

Pada Dit. PP LHKPN, masukan responden

yang telah ditindaklanjuti di antaranya

usulan perbaikan terkait pelaporan harta

kekayaan yang telah ditindaklanjuti dengan

membangun mekanisme pelaporan e-LHKPN

dan perubahan formulir LHKPN. Usulan

terkait pelayanan LHKPN di Gedung KPK

ditindaklanjuti dengan penambahan ruang

CS (yang akan dilaksanakan di Gedung Merah

Putih) dan sistem antrean elektronik.

e. KPK perlu melakukan evaluasi atas keluhan/

masukan atas layanan publik pada unit kerja

yang terkait layanan publik.

- Pelaksanaan pelayanan publik yang telah

diberikan oleh Direktorat PP LHKPN telah

melalui proses pengukuran dan beberapa

masukan dari responden sebagian telah

diperbaiki, namun sebagian lainnya masih

dalam tahap penyempurnaan. Masukan

responden yang telah ditindaklanjuti di

antaranya usulan perbaikan terkait pelaporan

harta kekayaan yang telah ditindaklanjuti

dengan membangun mekanisme pelaporan

e-LHKPN dan perubahan formulir LHKPN.

Usulan terkait pelayanan LHKPN di Gedung

KPK ditindaklanjuti dengan penambahan

ruang CS (yang akan dilaksanakan di Gedung

Merah Putih) dan sistem antrean elektronik.

f. KPK perlu mengembangkan aplikasi berbasis

Teknologi Informasi untuk pelaporan gratifikasi.

- KPK telah meluncurkan aplikasi Sistem

Informasi Gratifikasi (SIG) dan GOL (Gratifikasi

OnLine).

KOMPONEN HASIL

1. Area Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

Penilaian evaluasi pada area hasil kapasitas dan

akuntabilitas kinerja organisasi diukur dengan

menggunakan indikator nilai akuntabilitas kinerja

dan nilai kapasitas organisasi (survei internal).

Terhadap sasaran ini KPK memperoleh nilai 15.66

dari bobot 20 dengan rasio pemenuhan sebesar

78.30%. Nilai kapasitas dan akuntabilitas kinerja

organisasi diperoleh dari:

- Nilai Akuntabilitas Kinerja KPK

Diperoleh dari nilai hasil evaluasi atas Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) yang dinilai oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi. Pada tahun 2015 KPK

memperoleh nilai sebesar 80,89 dan masuk

Kategori A dengan interpretasi Sangat

Baik. Berdasarkan nilai tersebut maka KPK

memperoleh nilai evaluasi sebesar 11,32 dari

bobot 14 dengan rasio pemenuhan sebesar

80,89%.

- Nilai Kapasitas Organisasi

Diperoleh dari nilai hasil Survei Integritas

Organisasi Tahun 2015 (survei internal).

Berdasarkan survei tersebut, diperoleh

indeks sebesar dimaksudinternal integritas

organisasi sebesar 3,67 (dari range 1 – 5).

Berdasarkan nilai survei tersebut maka

diperoleh nilai evaluasi sebesar 4,40 dari

bobot 6 dengan rasio pemenuhan 73,40%.

2. Area Kualitas Pelayanan Publik

Nilai kualitas pelayanan publik diperoleh dari nilai

hasil Survei Persepsi Publik atas Pemberitaan

dan Publikasi KPK 2016. Berdasarkan hasil survei

diketahui bahwa indeks persepsi publik atas

pemberitaan dan publikasi KPK sebesar 3,75 (range

0 – 4) sehingga mendapatkan nilai evaluasi sebesar

9,38 dari bobot 10 dengan rasio pemenuhan 93,75%.

V. SIMPULAN

Nilai implementasi Reformasi Birokrasi di KPK Tahun

2016 sebesar 93,89 (sembilan puluh tiga koma delapan

puluh sembilan), termasuk kategori AA dengan

interpretasi tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Istimewa.

Capaian nilai implementasi Reformasi Birokrasi

Tahun 2016 apabila dibandingkan dengan capaian

implementasi Reformasi Birokrasi Tahun 2014 terjadi

peningkatan dari semula 90,85 (sembilan puluh koma

delapan puluh lima) menjadi 93,89 (sembilan puluh tiga

koma delapan puluh sembilan), yaitu sebesar 3,04 (tiga

koma nol empat) poin dengan peningkatan pada area

dan komponen sebagaimana ditunjukkan pada tabel

berikut.

Page 106: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

104

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Tabel 5. Peningkatan capaian evaluasi Reformasi Birokrasi

No. Area/KomponenCapaian Rasio

2014

Capaian Rasio

2016Peningkatan

1. Pengungkit

a Penataan Sistem Manajemen SDM 97,50% 98,06% 0,56%

b Penguatan Pengawasan 96,09% 100,00% 3,91%

c Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 79,44% 84,58% 5,14%

2. Hasil

a Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 75,88% 78,64% 2,76%

b Kualitas Pelayanan Publik 77,50% 93,75% 16,25%

NILAI TOTAL 90,85 93,89 3,04

Capaian di Area Penataan Sistem Manajemen SDM

meningkat sebesar 0,56% karena KPK telah mengidentifikasi

kebutuhan pengembangan kompetensi kepada sebagian

besar pegawai, yang pada pengukuran sebelumnya KPK

hanya dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan

kompetensi kepada sebagian kecil pegawai.

Capaian di Area Penguatan Pengawasan meningkat

sebesar 3,91% karena KPK telah melengkapi dokumen risk

profile seluruh unit kerja (yang disebut Risk and Control

Self Assessment/RCSA), telah menyusun dokumen mitigasi

risiko atas risk profile yang tertuang di dalam kontrak

kinerja, dan telah menetapkan dokumen Pedoman Audit

Berbasis Risiko/Risk Based Internal Audit (RBIA) dan

sepenuhnya berfokus pada client and audit berbasis risiko

(risk-based audit). Area ini mencapai nilai maksimal (100%).

Capaian di Area Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

meningkat sebesar 5,14% karena:

- KPK telah memiliki SOP terkait dengan pelaksanaan

standar pelayanan dan pengaduan pelayanan, yaitu

pada Direktorat PP LHKPN, Direktorat Gratifikasi,

Direktorat Pengaduan Masyarakat, dan Biro Humas.

SOP dimaksud pada Biro Humas saat ini masih dalam

konsep akhir dan dalam tahap menunggu penetapan

Pimpinan KPK. Konsep SOP terkait pelayanan publik

di lingkungan Biro Humas telah melalui reviu dalam

dalam penyusunannya.

- KPK telah melakukan tindak lanjut atas seluruh laporan

pengaduan pelayanan publik. Pada Biro Humas,

secara periodik telah dilakukan monitoring terhadap

pengaduan layanan yang masuk (dibakukan sebagai

KPI: % Pemenuhan Service Level Agreement Biro Humas).

Pada Dit. PP LHKPN, masukan responden yang telah

ditindaklanjuti di antaranya usulan perbaikan terkait

pelaporan harta kekayaan yang telah ditindaklanjuti

dengan membangun mekanisme pelaporan e-LHKPN

dan perubahan formulir LHKPN. Usulan terkait

pelayanan LHKPN di Gedung KPK ditindaklanjuti

dengan penambahan ruang CS (yang akan dilaksanakan

di Gedung Merah Putih) dan sistem antrean elektronik.

- KPK telah mengalokasikan pelatihan/training yang

mengkhususkan materi tentang pelayanan prima pada

unit kerja yang terkait dengan pelayanan publik. Pada

tahun 2015 Biro SDM KPK melaksanakan IHT Service

Excellence.

- KPK telah melakukan evaluasi atas keluhan/masukan

atas layanan publik pada unit kerja yang terkait

layanan publik. Pelaksanaan pelayanan publik yang

telah diberikan oleh Direktorat PP LHKPN telah melalui

proses pengukuran dan beberapa masukan dari

responden sebagian telah diperbaiki, namun sebagian

lainnya masih dalam tahap penyempurnaan. Masukan

responden yang telah ditindaklanjuti di antaranya

usulan perbaikan terkait pelaporan harta kekayaan yang

telah ditindaklanjuti dengan membangun mekanisme

pelaporan e-LHKPN dan perubahan formulir LHKPN.

Usulan terkait pelayanan LHKPN di Gedung KPK

ditindaklanjuti dengan penambahan ruang CS (yang

akan dilaksanakan di Gedung Merah Putih) dan sistem

antrean elektronik.

- KPK telah mengembangkan aplikasi berbasis Teknologi

Informasi untuk pelaporan gratifikasi yaitu dengan

meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Gratifikasi (SIF)

dan GOL (Gratifikasi OnLine).

Capaian di Area Kapasitas dan Akuntabilitas Organisasi

meningkat 2,76% karena perolehan nilai hasil evaluasi

atas SAKIP KPK pada tahun 2015 meningkat menjadi

80,89 dari sebelumnya 80,46 di tahun 2013. Selain itu,

perolehan Indeks Integritas Organisasi meningkat

menjadi 3,67 dari sebelumnya 3,26 di tahun 2013.

Capaian di Area Kualitas Pelayanan Publik diperoleh dari

nilai hasil Survei Persepsi Publik atas Pemberitaan dan

Publikasi KPK 2016. Berdasarkan hasil survei diketahui

bahwa indeks persepsi publik atas pemberitaan dan

publikasi KPK sebesar 3,75 dari sebelumnya diambil

dari nilai hasil survei eksternal kualitas pelayanan yang

memperoleh nilai sebesar 3,1.

Page 107: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

105

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 108: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

106

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 6LAPORAN HARTA KEKAYAAN

PENYELENGGARA NEGARA

TAHUN 2016

Page 109: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

107

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

LAPORAN HARTA KEKAYAAN

PENYELENGGARA NEGARA

Wajib Lapor dan Tingkat Kepatuhan LHKPN

2016

NO INSTANSI

WAJIB

LAPOR

LHKPN

SUDAH LAPOR LHKPN

BELUM PERNAH

LAPOR LHKPNSUDAH UPDATE

PADA JABATAN

SAAT INI

BELUM UPDATE

PADA JABATAN

SAAT INI

TOTAL SUDAH

LAPOR

1 EKSEKUTIF 244.357 114.438 46,83% 73.178 29,95% 187.616 76,78% 56.762 23,23%

2 LEGISLATIF 13.960 1.520 10,89% 2.695 19,31% 4.215 30,19% 9.747 69,82%

3 YUDIKATIF 15.086 6.915 45,84% 6.751 44,75% 13.666 90,59% 1.425 9,45%

4 BUMN/

BUMD

28.383 13.857 48,82% 9.427 33,21% 23.284 82,04% 5.116 18,02%

TOTAL 301.786 136.730 45,31% 92.051 30,50% 228.781 75,81% 73.050 24,21%

*) Jumlah Wajib LHKPN akan berfluktuasi tergantung pada keaktifan pelaporan

dari instansi

Wajib Lapor dan Tingkat Kepatuhan LHKPN

2016

PENERIMAAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES TOTAL

LHKPN (A+B) 4.995 6.819 7.153 8.948 7.937 6.451 4.610 8.075 8.130 22.495 7.081 7.364 100.058

Pengumuman Tambahan Berita Negara

(TBN)

PENERIMAAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES TOTAL

Form A 0 0 3.848 4.599 1.108 19 15 6.319 9.657 1.654 30.589 22.821 80.629

Form B 0 0 352 934 107 25 209 5.386 2.476 411 5.838 1.633 17.371

Form (A+B) 0 0 4.200 5.533 1.215 44 224 11.705 12.133 2.065 36.427 24.454 98.000

Kegiatan Peningkatan Kepatuhan Pelaporan

LHKPN

JENIS KEGIATAN JUMLAH LEMBAGA

1 Asistensi Pengisian dan Pengumpulan (APP) LHKPN

74 kali 1. Kementerian Kesehatan2. Kementerian Kesehatan3. Kementerian Kesehatan4. Kementerian Kesehatan5. Kementerian Kesehatan6. Pemerintah Kabupaten Wonogiri7. Pemerintah Kabupaten Wonogiri8. Kementerian Kesehatan9. Kementerian Kesehatan10. Pemerintah Provinsi Maluku Utara11. Kejaksaan Agung Republik Indonesia12. Kepolisian Negara Republik Indonesia13. Mahkamah Agung14. Pt Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.15. Mahkamah Agung16. Universitas Padjajaran17. PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)18. Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara19. Mahkamah Agung

Page 110: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

108

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

JENIS KEGIATAN JUMLAH LEMBAGA

20. DPRD Kabupaten Tanggamus21. Pemerintah Kabupaten Magelang22. Kantor Wilayah BPN Nusa Tenggara Timur23. Pemerintah Kabupaten Karanganyar24. Pengadilan Negeri Kupang25. Pemerintah Kota semarang26. DPRD Pemerintah Kabupaten Bogor27. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 28. Pemerintah Provinsi Banten

29. PD. Provinsi Banten30. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Serang31. Pengadilan Tata Usaha Negara Serang32. PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (Persero)33. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral34. Pemerintah Provinsi Banten35. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)36. Pemerintah Kota Kediri37. Kementerian Pertanian38. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral39. Pemerintah Kota Serang40. Pemerintah Kabupaten Serang41. Kementerian Kelautan dan Perikanan42. Pemerintah Kabupaten Sorong43. Pemerintah Kabupaten Tangerang44. Pemerintah Kota Tangerang Selatan45. Pemerintah Kabupaten Lebak46. DPRD dan Pemerintah Kabupaten Jepara47. Pemerintah Kabupaten Pandeglang48. DPRD Provinsi Sumatera Utara49. BPN Sumatera Utara50. Provinsi Sumatera Utara51. DPRD Kabupaten Pulang Pisau52. Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau53. Kementerian Pertanian54. Kementerian Pertanian55. Kementerian Kelautan dan Perikanan56. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.57. Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul58. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.59. Provinsi Papua60. DPR Papua61. DPRD Kota Jayapura62. Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN RI63. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan64. Pemerintah Provinsi Papua Barat65. Pemerintah Kabupaten Manokwari66. Pemerintah Provinsi Riau67. Badan Pemeriksa Keuangan RI68. PT Pupuk Indonesia (Persero)69. Dewan Perwakilan Rakyat Aceh70. Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh71. Pemerintah Kota Banda Aceh72. Pemerintah Aceh73. Pemerintah Kota Surabaya74. DPRD Prov. Jawa Barat

2 Bimbingan Teknis (Bim-tek) LHKPN dan Bimbin-gan Teknis Aplikasi

36 kali 1. Kementerian Keuangan2. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan3. BPJS Ketenagakerjaan4. Badan Pemeriksa Keuangan RI5. Badan Pemeriksa Keuangan RI6. Badan Pemeriksa Keuangan RI7. Badan Pemeriksa Keuangan RI8. Badan Pemeriksa Keuangan RI9. BPJS Kesehatan10. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral11. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral12. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Page 111: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

109

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

JENIS KEGIATAN JUMLAH LEMBAGA

13. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral14. Pemerintah Provinsi Gorontalo15. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan16. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan17. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan18. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan19. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan20. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.21. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.22. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.23. PT. Askrindo (Persero)24. Komisi Independen Pemelihan Aceh

3 Klinik Konsultasi LHKPN 24 kali 1. Kementerian Keuangan2. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan3. BPJS Ketenagakerjaan4. Badan Pemeriksa Keuangan RI5. Badan Pemeriksa Keuangan RI6. Badan Pemeriksa Keuangan RI7. Badan Pemeriksa Keuangan RI8. Badan Pemeriksa Keuangan RI9. BPJS Kesehatan10. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral11. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral12. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral13. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral14. Pemerintah Provinsi Gorontalo15. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan16. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan17. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan18. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan19. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan20. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.21. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.22. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.23. PT. Askrindo (Persero)24. Komisi Independen Pemelihan Aceh

4 Sosialisasi LHKPN 44 kali 1. PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)2. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi3. Kementerian Keuangan4. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan5. Komisi Pemberantasan Korupsi6. Pemerintah Provinsi Gorontalo7. Komisi Pemberantasan Korupsi8. Komisi Pemberantasan Korupsi9. Kementerian Pertanian10. Badan Pengusahaan Kawasan Perdaganan Bebas dan Pelabuhan

Bebas Batam

11. Pemerintah Kota Bekasi12. Universitas Gadjah Mada13. Mahkamah Agung14. Komisi Pemilihan Umum (KPU)15. Komisi Pemilihan Umum (KPU)16. Komisi Pemilihan Umum (KPU)17. Komisi Pemilihan Umum (KPU)18. Komisi Pemilihan Umum (KPU)19. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi20. Pemerintah Daerah Maluku21. DPRD Provinsi Papua22. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara23. PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)24. DPRD Kabupaten Jayapura25. PT. Bank sumut26. PT. Perkebunan Nusantara III27. PT. PLN Sumatera Utara28. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral29. PT. PGN 30. Pemerintah Prov. Sumatera Barat

Page 112: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

110

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

JENIS KEGIATAN JUMLAH LEMBAGA

31. DPRD Prov. Sumatera Barat32. Pemerintah Daerah se Sumatera Barat34. PT. Pertamina Persero 35. Pemerintah Provinsi Riau34. Pemerintah Prov. Riau34. Pemerintah Prov. Papua Barat34. Pemerintah Prov. Banten34. Pemerintah Prov. Papua Barat34. Pemerintah Prov. NTT34. Pemerintah Prov. Jawa Tengah34. PT. Kimia Farma34. Pemerintah Daerah Jawa Barat34. Pemerintah Daerah Jawa Barat34. PT.. Pertamina Hulu Energi

5 Training of Trainers (ToT) 28 kali 1. Komisi Pemberantasan Korupsi2. Pemerintah Provinsi Maluku Utara3. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi4. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi5. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi6. Otoritas Jasa Keuangan7. Otoritas Jasa Keuangan8. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi9. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi10. Otoritas Jasa Keuangan11. Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk)12. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi13. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi14. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan15. Otoritas Jasa Keuangan16. Komisi Pemberantasan Korupsi17. Komisi Pemberantasan Korupsi18. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi19. Komisi Pemberantasan Korupsi20. Pt Kereta Api Indonesia (Persero)21. Pemerintah Provinsi Banten22. Pemerintah Provinsi Gorontalo23. Provinsi Sumatera Utara24. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.25. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.26. Provinsi Papua27. Pemerintah Provinsi Papua Barat28. Pemerintah Aceh

6 Koordinasi LHKPN 82 Kali 1. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.2. PT. BPD Sulut Go3. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.4. PT. Bank Tabungan Negara5. PT. Perusahaan Pengelola Aset (Persero)6. Kepolisian Negara Republik Indonesia7. PT. Danareksa (Persero)8. PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia9. Kementerian Badan Usaha Milik Negara10. PT Asuransi ASEI Indonesia11. PT Permodalan Nasional Madani (Persero)12. Kejaksaan Agung Republik Indonesia13. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi14. Otoritas Jasa Keuangan15. Kementerian Agama16. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak17. Kementerian Dalam Negeri18. Komisi Pemberantasan Korupsi19. Kementerian Kelautan dan Perikanan

Page 113: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

111

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

JENIS KEGIATAN JUMLAH LEMBAGA

20. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan21. Kementerian Sosial22. PT. Sucofindo 23. Kementerian Kesehatan24. Badan Ekonomi Kreatif25. Kementerian Pemuda dan Olahraga26. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia27. Kementerian Koperasi dan UKM28. Kementerian Ketenagakerjaan29. SKK MIGAS30. Perum Percetakan Uang Republik Indonesia31. Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi32. Kementerian Agama33. Ombudsman Republik Indonesia34. DPRD Kabupaten Wonogiri35. Komisi Pemberantasan Korupsi36. Mahkamah Agung37. DPRD Kabupaten Bangka Selatan38. Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara 39. Pemerintah Provinsi Bengkulu40. DPRD Kabupaten Tanggamus41. Komisi Pemberantasan Korupsi42. Komisi Pemberantasan Korupsi43. Komisi Pemberantasan Korupsi44. Kementerian Pertanian45. Perum Percetakan Uang Republik Indonesia46. Pemerintah Kota Gorontalo47. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN RI48. Kementerian Keuangan49. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral50. Badan Intelijen Negara51. PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)52. Badan Kepegawaian Negara53. Otoritas Jasa Keuangan54. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan55. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)56. Pemerintah Kabupaten Sorong57. Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu58. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta59. Pemerintah Kabupaten Bangka Barat60. Kementerian Perhubungan61. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.62. PT Jasa Marga (Persero), Tbk.

63. Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban (LPSK)64. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat65. Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau66. Kementerian Pariwisata67. Pemerintah Provinsi Banten68. BPJS Ketenagakerjaan69. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)70. PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk.71. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sorong72. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sorong73. Komisi Pemberantasan Korupsi74. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme75. Kementerian Pertahanan RI76. Provinsi Papua77. PD Provinsi Riau78. Komisi Pemilihan Umum (KPU)79. Komisi Pemilihan Umum (KPU)80. POLRI81. KPUD Banten82. Kementerian BUMN

7 Rekonsiliasi 2 kali 1. Kementerian Keuangan2. Kementerian BUMN

Page 114: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

112

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

JENIS KEGIATAN JUMLAH LEMBAGA

8 Rakor LHKPN 11 Kali 1. Pemerintah Provinsi Maluku Utara2. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan3. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur4. Pemerintah Provinsi Papua Barat5. Provinsi Sumatera Utara6. Provinsi Papua7. Pemerintah daerah Aceh8. Pemerintah Daerah Maluku9. Pemerintah Daerah Sumatera Barat10. Pemerintah Daerah Jawa Barat11. Pemerintah Provinsi Gorontalo

9 Sosialisasi CSO 5 Wilayah 1. CSO di wilayah DI Yogakarta2. CSO di wilayah Jawa Tengah3. CSO di wilayah DKI Jakarta4. CSO di wilayah Riau 5. CSO di wilayah Nusa Tenggara Timur

10 Lainnya 2 Kali 1. Panitia HAKI 2016 2. Sosialisasi Antikorupsi di Kantor Perbendaharaan Negara

Ketapang

Penerimaan LHKPN Dalam Rangka Pilkada

Serentak Tahun 2017

NO KEGIATAN DESKRIPSI

1 Penerimaan LHKPN

dan Pemberian Tanda

Terima LHKPN

Jumlah penerimaan LHKPN yang dikirimkan oleh bakal pasangan calon sampai

dengan penutupan pendaftaran Pilkada oleh KPU adalah sebanyak 682 laporan.

Namun setelah masa penetapan dan adanya pergantian bakal pasangan calon yang

tidak lulus oleh Partai maka penerimaan LHKPN bertambah menjadi sebanyak 713

laporan.

2 Mengunggah Jumlah

Penerimaan Pilkada di

Website kpk.go.id

Setiap penerimaan LHKPN yang masuk kepada KPK dengan tujuan pelaporan dalam

rangka Pilkada akan di muat di dalam website kpk.go.id dengan link http://www.kpk.

go.id/id/layanan-publik/lhkpn/pantau-pemilihan-kepala-daerah-2017

3 Proses Pengolahan

Dokumen

Semua LHKPN yang diterima akan diprioritaskan untuk diproses menjadi lembar

pengumuman untuk disampaikan kepada KPU untuk diumumkan kepada masyarakat

pemilih

4 Sosialisasi dan

Koordinasi kepada KPU

Untuk keberhasilan dan tercapainya tujuan pelaksanaan laporan LHKPN oleh para

bakal calon, KPK melaksanakan koordinasi dengan KPU RI dan beberapa KPU Daerah

serta sosialisasi mengenai Surat Edaran Pimpinan KPK Nomor SE-03/01/06/2016

mengenai Petunjuk Teknis Penyampaian Laporan Harta Kekayaan dan Pemberian

Tanda Terima dalam Proses Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota kepada

beberapa KPU agar tanda terima LHKPN yang dapat diterima oleh KPU sebagai

salah satu syarat pencalonan adalah tanda terima LHKPN yang terbaru

5 Pengumuman LHKPN

Pasangan Calon Kepala

Daerah

Lembar pengumuman LHKPN milik calon Kepala Daerah yang disampaikan kepada

KPU adalah hanya calon Kepala Daerah yang telah ditetapkan oleh KPU pada tanggal

24 Oktober 2016 serta hasil keputusan pengadilan apabila sengketa yaitu sebanyak

624 Pengumuman LHKPN.

6 Sosialisasi kepada

Masyarakat Pemilih

Tujuan soslialiasi kepada Masyarakat agar Pengumuman LHKPN para Calon Kepala

Daerah dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi masyarakat pemilih apakah

calon Kepala Daerah di wilayahnya telah melaporkan LHKPN terbarunya dalam

rangka Pilkada.

Page 115: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

113

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 116: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

114

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 7PELAPORAN GRATIFIKASI

TAHUN 2016

Page 117: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

115

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PELAPORAN GRATIFIKASI

Pelaporan Gratifikasi Berdasarkan Bidang/

Instansi

NO BIDANG INSTANSI 2016

1 Legislatif

MPR/DPR 7

DPRD 12

DPD 1

2 Eksekutif

Kepresidenan 2

Kementerian

Sekretaris Negara RI

Kementerian:

Kementerian

koordinator

1

• Kementerian 640

• Kementerian

negara

7

• Setingkat

kementerian

198

LPNK 44

Lembaga ekstra

struktural

5

Pemda 239

3 Yudikatif 7

4 Lembaga

Independen

54

5 BUMN/

BUMD

731

JUMLAH 1948

Pelaporan Gratifikasi Berdasarkan

Instansi

NO. INSTANSI JUMLAH

1Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN)

1

2Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM)

1

3Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika (BMKG)

3

4

Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

(BNP2TKI)

1

5 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 3

6Badan Pengawas Obat dan Makanan

(BPOM)

4

7Badan Pengawas Tenaga Nuklir

(Bapeten)

3

NO. INSTANSI JUMLAH

8Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP)

7

9Badan Pengusahaan Batam (BP

Batam)

1

10Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional

1

11 Bank Indonesia 1

12 DPD 1

13 DPR 7

14 DPRD 12

15 Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1

16 Kejaksaan Republik Indonesia 19

17 Kementerian Agama 36

18 Kementerian Dalam Negeri 1

19Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

1

20Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral

10

21Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia

9

22 Kementerian Kelautan dan Perikanan 40

23 Kementerian Kesehatan 223

24 Kementerian Keuangan 134

25Kementerian Komunikasi dan

Informatika

6

26Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian

1

27 Kementerian Luar Negeri 13

28Kementerian Negara Badan Usaha

Milik Negara

3

29Kementerian Negara Pemuda dan

Olahraga

1

30

Kementerian Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi

2

31Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat

3

32Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

12

33 Kementerian Perdagangan 1

34 Kementerian Perhubungan 39

35 Kementerian Pertanian 111

36Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi

1

Page 118: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

116

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. INSTANSI JUMLAH

37 Kementerian Sosial 1

38 Kepolisian Negara Republik Indonesia 1

39 Kepresidenan 2

40 Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) 1

41 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 30

42 Komisi Pemilihan Umum (KPU) 4

43 Lembaga Administrasi Negara (LAN) 2

44Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

1

45Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Nasional (LAPAN)

1

46 Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 13

47Lembaga Perlindungan Saksi dan

Korban (LPSK)

1

48 Mahkamah Agung 7

49 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 176

50 Pemkab Badung 10

51 Pemkab Bekasi 1

52 Pemkab Bogor 2

53 Pemkab Ciamis 1

54 Pemkab Cirebon 1

55 Pemkab Dumai 1

56 Pemkab Indragiri Hilir 1

57 Pemkab Indramayu 3

58 Pemkab Kampar 6

59 Pemkab Kulon Progo 1

60 Pemkab Labuhanbatu Selatan 1

61 Pemkab Pakpak Bharat 15

62 Pemkab Pangandaran 1

63 Pemkab Pelalawan 1

64 Pemkab Pringsewu 2

65 Pemkab Probolinggo 1

66 Pemkab Sampang 3

67 Pemkab Sarolangun 1

68 Pemkab Semarang 1

69 Pemkab Sumenep 1

70 Pemkot Banjar 2

71 Pemkot Banjarmasin 1

72 Pemkot Bekasi 2

73 Pemkot Bukit Tinggi 1

74 Pemkot Cimahi 4

75 Pemkot Depok 1

76 Pemkot Dumai 1

77 Pemkot Jakarta Barat 1

78 Pemkot Magelang 2

79 Pemkot Malang 2

NO. INSTANSI JUMLAH

80 Pemkot Padang Panjang 1

81 Pemkot Semarang 50

82 Pemkot Subulussalam 1

83 Pemkot Tangerang 1

84 Pemkot Tangerang Selatan 2

85 Pemkot Yogyakarta 7

86 Pemprov Banten 1

87 Pemprov DKI Jakarta 55

88 Pemprov Jawa Barat 1

89 Pemprov Jawa Tengah 42

90 Pemprov Jawa Timur 3

91 Pemprov Kalimantan Barat 2

92 Pemprov Kalimantan Selatan 1

93 Pemprov Maluku 1

94 PPATK 2

95 SKK Migas 5

96 Universitas Jenderal Soedirman 1

97 Universitas Terbuka 17

98 BPJS Kesehatan 1

98 BPJS Kesehatan 1

99 BPJS Ketenagakerjaan 89

100 PD BPR Kota Bandung 1

101 Perum Jasa Tirta I 8

102 Perum Lembaga Penyelenggara

Pelayanan Navigasi Penerbangan

Indonesia (LPPNPI AirNav Indonesia)

12

103 PT. Angkasa Pura I 10

104 PT. Angkasa Pura II 11

105 PT. Bank DKI Jakarta 1

106 PT. Bank Jabar Banten 137

107 PT. Bank Mandiri 100

108 PT. Bank Negara Indonesia 2

109 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa

Timur

2

110 PT. Bank Tabungan Negara 33

111 PT. Biro Klasifikasi Indonesia 2

112 PT. BRI Syariah 1

113 PT. Bukit Asam 2

114 PT. Garuda Indonesia 12

115 PT. Jakarta Propertindo 1

116 PT. Jasa Marga 16

117 PT. Jasa Raharja 45

118 PT. Kawasan Industri Wijayakusuma 1

119 PT. Kereta Api Indonesia 4

120 PT. Kliring Berjangka Indonesia 1

121 PT. Krakatau Steel 24

Page 119: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

117

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. INSTANSI JUMLAH

122 PT. Pelabuhan Indonesia III 12

123 PT. Pengembangan Pariwisata

Indonesia

3

124 PT. Perkebunan Nusantara V 1

125 PT. Perkebunan Nusantara XI 9

126 PT. Permata Karya Jasa 1

127 PT. Pertamina 80

128 PT. Perusahaan Gas Negara 1

129 PT. Petrokimia Gresik 11

130 PT. PLN 4

131 PT. Pupuk Indonesia Holding 8

132 PT. Pupuk Iskandar Muda 3

133 PT. Pupuk Kalimantan Timur 5

134 PT. Pupuk Kujang 42

135 PT. Pupuk Sriwijaya 4

NO. INSTANSI JUMLAH

136 PT. Semen Indonesia 2

137 PT. Semen Tonasa 5

138 PT. Sucofindo 16

139 PT. Telkom 5

140 PT. Timah 2

141 PT. Transportasi Jakarta 1

JUMLAH 1948

Status Kepemilikan Gratifikasi

NO STATUS JUMLAH

1 Milik Negara 549

2 Milik Penerima 57

3 Sebagian Milik Negara 43

4 Proses 323

5 Non-SK 976

JUMLAH 1948

Nilai Gratifikasi

STATUS *) UANG (RP)BERBENTUK BARANG

(SENILAI RP) MATA UANG ASING

BERBENTUK BARANG

(SENILAI MATA UANG ASING)

Milik Negara 3.213.869.891 794.338.708 USD 202.477,76 USD 1.790,00

SGD 821.889,11 JPY 15.000,00

AUD 49,00 SGD 125,00

HKD -

JPY -

EUR 233,89

MYR 195,25

SAR 300,00

KRW

900.000,00

CHF 28,21

Milik

Penerima

12.041.844.241 3.796.142.465 USD 21.012,24

SGD 4.470,89

AUD 701,00

HKD -

JPY 250,00

EUR 1.066,11

MYR 1.134,75

CNY 600,00

GBP 80,00

CHF 71,79

QAR -

SAR 1,00

Page 120: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

118

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Pelaporan Gratifikasi

Berdasarkan Wilayah Kejadian/Penerima

NO WILAYAH PROVINSI JUMLAH

1 NAD 11

2 Sumatera Utara 40

3 Riau 22

4 Kepulauan Riau 8

5 Sumatera Barat 8

6 Sumatera Selatan 20

7 Kepulauan Bangka Belitung 3

8 Jambi 6

9 Bengkulu 6

10 Lampung 5

11 Jawa Barat 362

12 Banten 58

13 Kalimantan Selatan 17

14 Kalimantan Tengah 12

15 Kalimantan Barat 8

16 Kalimantan Timur 32

17 Kalimantan Utara 0

18 DKI Jakarta 760

19 D.I. Yogyakarta 55

20 Jawa Tengah 175

21 Jawa Timur 154

NO WILAYAH PROVINSI JUMLAH

22 Sulawesi Utara 10

23 Sulawesi Selatan 29

24 Sulawesi Tengah 2

25 Sulawesi Tenggara 2

26 Gorontalo 1

27 Papua 4

28 Papua Barat 2

29 Bali 92

30 Nusa Tenggara Barat 7

31 Nusa Tenggara Timur 5

32 Maluku Utara 1

33 Maluku 6

34 Irian Jaya Barat 0

35 Sulawesi Barat 18

36 Arab Saudi 3

37 Cina 0

38 Argentina 1

39 Jepang 1

40 Taiwan 2

41 Singapura 0

JUMLAH 1948

Sosialisasi Gratifikasi

NO URAIAN TANGGAL TEMPAT

1 Sosialisasi Pedoman Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan PT.

Jasa Raharja (Persero)6 Januari 2016 Jakarta

2 Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean B

Yogyakarta

12-13 Januari 2016 Yogyakarta

3 Narasumber Pengendalian Gratifikasi ONWJ Blok Migas Hulu

Jabar18 Januari 2016 Bandung

4 Sosialisasi dengan tema "Korupsi dan Bisnis di Indonesia" dalam

acara Pelatihan Bisnis untuk Program Studi Bisnis Internasional di

Universitas Bina Nusantara

22 Januari 2016 Jakarta

5 Sosialisasi Materi Penerapan Gratifikasi dalam rangka

melaksanakan tata kelola Perusahaan yang baik dan upaya

pencegahan tindak pidana korupsi di lingkungan PT. Pelni

(Persero)

21 Januari 2016 Jakarta

6 Sosialisasi Materi Pencegahan Korupsi di Lingkungan

Kementerian Ketenagakerjaan21 Januari 2016 Jakarta

7 Narasumber Pada Kegiatan Peluncuran Corruption Perception

Index27 Januari 2016 Jakarta

8 Sosialisasi Gratifikasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan Kementerian Kesehatan27 Januari 2016 Jakarta

9 Sosialisasi Gratifikasi di Badan Pendidikan dan Pelatihan

Keuangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

28 Januari 2016 Jakarta

Page 121: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

119

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO URAIAN TANGGAL TEMPAT

10 Narasumber Gratifikasi dalam Acara Rapat Koordinasi

Pengawasan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi3-4 Februari 2016 Solo

11 Undangan Penceramah dengan Tema Pencegahan Korupsi

dan Gratifikasi pada kegiatan Forum Koordinasi dan Workshop

Pengelolaan SDM Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan

RI Tahun 2016

9-10 Februari 2016 Batam

12 Narasumber dengan tema Pemberantasan korupsi dan

pengendalian gratifikasi Lembaga Sandi Negara10 Februari 2016 Jakarta

13 Undangan Sosialisasi sebagai Narasumber dengan materi

Integritas dan Gratifikasi pada Diklat Teknis Umum Orientasi

Angkatan I Tahun Anggaran 2016 untuk Pegawai Pajak

Kementerian Keuangan RI

16 Februari 2016 Jakarta

14 Menghadiri undangan Sosialisasi dengan materi integritas dan

gratifikasi Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan17 Februari 2016 Bogor

15 Sosialisasi Program Implementasi PPG di PT. Jasa Raharja 18-19 Februari 2016 Surabaya

16 Narasumber Integritas dan Sosialisasi di lingkungan PT. Pertamina

Internasional Eksplorasi dan Produksi19 Februari 2016 Sukabumi

17 Penceramah tema gratifikasi dan korupsi di Perum Bulog 22 Februari 2016 Jakarta

18 Sosialisasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Kementerian

ESDM22 Februari 2016 Bekasi

19 Sosialisasi Pencegahan Korupsi Dirjen Perbendaharaan

Kementerian Keuangan24 Februari 2016 Balikpapan

20 Narasumber forum komunikasi satuan pengawas intern

Inspektorat Jenderal Kemenristek & Pendidikan Tinggi

25 - 26 Februari

2016Maluku

21 Narasumber Bea dan Cukai 24 Februari 2016 Jakarta

22 Penceramah Sistem Integritas Bisnis Trancaparancy International

Indonesia24 Februari 2016 Jakarta

23 Narasumber Integritas dan Gratifikasi di Bea dan Cukai 25 Februari 2016 Jakarta

24 Sosialisasi Gratifikasi di Kementerian Keuangan 25 Februari 2016 Jakarta

25 Sosialisasi Gratifikasi Sponsorship Kedokteran di Lokakarya

PDMMI26 Februari 2016 Jakarta

26 Sosialisasi Gratifikasi di lingk Kementerian Perhubungan 29 Februari 2016 Jakarta

27 Sosialisasi Gratifikasi di Dirjen Perbendaharaan Kementerian

Keuangan1-2 Maret 2016 Bali

28 Sosialisasi Gratifikasi Pengendalian Gratifikasi level eksekutif di

OJK1 Maret 2016 Jakarta

29 Sosialisasi Gratifikasi PT. Jasa Raharja 3 Maret 2016 Semarang

30 Sosialisasi Gratifikasi Badan Pusat Statistik 4 Maret 2016 Jakarta

31 Narasumber Dirjen Pajak Sulselbateng 3-4 Maret 2016 Makassar

32 Narasumber Pemprov DKI 3-4 Maret 2016 Jakarta

33 Narasumber PB PAPDI 5 Maret 2016 Jakarta

34 Narasumber sponsorship RSUGM 3-4 Maret 2016 Yogyakarta

35 Narasumber seminar Nasional Revolusi Mental Jasa Kontruksi 8 Maret 2016 Jakarta

36 Narasumber di Beacukai 15 Maret 2016 Jakarta

37 Narasumber kepemimpinan Pemprov DKI Jakarta 14, 29 Maret 2016

dan 5 April 2016Jakarta

38 Narasumber kepemimpinan Pemprov DKI Jakarta 14, 29 Maret 2016

dan 5 April 2016Jakarta

39 Narasumber kepemimpinan Pemprov DKI Jakarta 14, 29 Maret 2016

dan 5 April 2016Jakarta

Page 122: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

120

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO URAIAN TANGGAL TEMPAT

40 Sosialisasi BAN PAUD dan PNF 15 Maret 2016 Bekasi

41 Sosialisasi Jasa Raharja Cabang Sulsel 16-17 Maret 2016 Sulawesi Selatan

42 Sosialisasi Jasa Raharja Cabang jawa Barat 17-18 Maret 2016 Bandung

43 Sosialisasi IDI Balikpapan dan Sosialisasi Universitas Katolik

Soegijapranata18-20 Maret 2016

Balikpapan,

Semarang

44 Narasumber Persi Jabar 19 Maret 2016 Bandung

45 Sosialisasi Sekar telkom, Jenjang Pendidikan se-Kota Bandung,

IATMI21-23 Maret 2016 Bandung

46 Narasumber Badan Diklat Pemprov DKI 21 Maret 2016 Jakarta

47 Narasumber APIP Pemkot Tangerang 22 Maret 2016 Tangerang

48 Narasumber Dinkes Pemprov DKI 29 Maret 2016 Jakarta

49 Narasumber kementan 31 Maret 2016 Bogor

46 Implementasi PPG Jasaraharja 30-31 Maret 2016 Jakarta

47 Kementerian Agama 05 April 2016 Jakarta

48 Pemerintah Provinsi DKI 06 April 2016 Jakarta

49 Ombudsman RI 06 April 2016 Bogor

50 IATMI 05 April 2016 Jakarta

51 FKDKP 07 April 2016 Jakarta

52 Ikatan Dokter Indonesia 09 April 2016 Jakarta

53 Universitas Atma Jaya 09 April 2016 Jakarta

54 DPR 12 April 2016 jakarta

55 Kementerian Keuangan 21 April 2016 jakarta

56 Pemprov DKI 15 April 2016 jakarta

57 Kementerian Keuangan 20 April 2016 jakarta

58 Bepeten 19 April 2016 jakarta

59 BPOM 19 April 2016 Jakarta

60 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 20-21 Apr 16 Balikpapan

61 Kementerian Bidang Kemaritiman 21 April 2016 Jakarta

62 Kementerian Kesehatan 23-24 Apr 16 Padang

63 Kementerian Riset,Teknologi Dan Pendidikan Tinggi 20 April 2016 Jakarta

64 GP Anshor 24 April 2016 Jakarta

65 Kementerian Hukum Dan Ham 25 April 2016 Jakarta

66 Biro Informasi Geospasial 27 April 2016 Jakarta

67 Kementerian Pariwisata 27 April 2016 Bogor

68 Kementerian Keuangan 28 April 2016 Jakarta

69 Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak 02 Mei 2016 Bogor

70 Narasumber Pengendalian Gratifikasi Vendor Gathering OJK 03 Mei 2016 Jakarta

71 Narasumber Indonesia Procurement Watch 04 Mei 2016 Jakarta

72 Narasumber Upskalling GCG Pertamina 10 Mei 2016 Jakarta

73 Narasumber Sosialisasi Kanit/Lanit Lantas Kepolisian 12 Mei 2016 Bogor

74 Sosialisasi BEKRAF 17 Mei 2016 Jakarta

75 Sosialisasi Lemdiklat Kanit/Panit Kepolisian 18 Mei 2016 Bogor

76 Sosialisasi Prasetya Mulya 20 Mei 2016 Jakarta

Page 123: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

121

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO URAIAN TANGGAL TEMPAT

77 Narasumber Sosialisasi Pemerintah Kota Tangerang Selatan 23 Mei 2016 Tangerang Selatan

78 Narasumber Bimtek PLN 23 Mei 2016 Bali

79 Narasumber PPG LPPNI 24 Mei 2016 Medan

80 Narasumber Sosialisasi Kementerian Pupera 24 Mei 2016 Jakarta

81 Narasumber Workshop Tunas Integritas Kementerian Agama 24 Mei 2016 Jakarta

82 Sosialisasi BPPK Kemenkeu 26 Mei 2016 Jakarta

83 Narasumber PLN 27 Mei 2016 Jakarta

84 Narasumber Dirjen Pelayanan Kesehatan 27 Mei 2016 Bekasi

85 Narasumber BCA 28 Mei 2016 Jakarta

86 Narasumber Sosialisasi Direktorat Hulu Pertamina 30 Mei 2016 Jakarta

87 Narasumber Prasetya Mulya 31 Mei 2016 Jakarta

88 Narasumber Pusintek Kemenkeu 01 Juni 2016 Jakarta

89 Sosialisasi Kemenhumham 16 -17 Mei 2016 Bali

90 Perum LPPNPI 2-3 Mei 16 Surabaya

91 Narasumber Bank Mandiri 26-27 Mei 2016 Bali

92 Narasumber Pusintek Kemenkeu 01 Juni 2016 Jakarta

93 Narasumber Forum Koordinasi Dan Kerjasama Sektor Jasa

Keuangan OJK03 Juni 2016 Jakarta

94 Narasumber Sosialisasi DJBC 03 Juni 2016 Jakarta

95 Narasumber Sosialisasi Prasetya Mulya 09 Juni 2016 Jakarta

96 Narasumber LPEM FEB UI 10 Juni 2016 Jakarta

97 Sosialisasi ASABRI 15 Juni 2016 Jakarta

98 Narasumber Dirjen Guru Dan Tenaga Kependidikan 21 Juni 2016 Jakarta

99 Undangan Narasumber Bappenas 23 Juni 2016 Jakarta

100 Narasumber LPMK Kemendikbud 29 Juni 2016 Jakarta

101 Narasumber Bimas Kemenag 14 Juli 2016 Jakarta

102 Narasumber Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat 19 Juli 2016 Jakarta

103 Narasumber Sosialisasi LIPI 28 Juli 2016 Cibinong

104 Narasumber BPPK Beacukai 08 Agustus 2016 Jakarta

105 Narasumber BPPK Beacukai 11 Agustus 2016 Jakarta

106 Narasumber KESDM 05 Agustus 2016 Jakarta

107 Narasumber DPP Partai Demokrat 12 Agustus 2016 Yogyakarta

108 Narasumber Sosialisasi 12 Agustus 2016 Jakarta

109 Narasumber Sekolah Tinggi Perikanan KKP 22 Agustus 2016 Jakarta

110 Narasumber GCG PT. Telkom 25 Agustus 2016 Bogor

111 Narasumber UII 25 Agustus 2016 Yogyakarta

112 Narasumber PGN 25 Agustus 2016 Jakarta

113 Narasumber Poltekkes 25 Agustus 2016 Jakarta

114 APW, ENG 25 Agustus 2016 Papua

115 Narasumber Trakindo Utama 13 September 2016 Jakarta

116 Sosialisasi Bea Cukai 15 September 2016 Jakarta

117 Narasumber PUPR 15 September 2016 Bandung

118 Narasumber Sosialisasi MK 15 September 2016 Jakarta

119 Narasumber GCG Pertamina 20 September 2016 Papua

120 Narasumber TII 21 September 2016 Pontianak

Page 124: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

122

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO URAIAN TANGGAL TEMPAT

121 Narasumber Kemendikbud Balikpapan 26 September 2016 Balikpapan

122 Narasumber Kemendikbud Yogyakarta 26 September 2016 Yogyakarta

123 Narasumber Lemhamnas dan Kominfo 23 September 2016 Jakarta

124 Narasumber talkshow TVRI 27 September 2016 Jakarta

125 Narasumber PUPR 29 September 2016 Jawa Timur

126 Narasumber Lemhannas 29 September 2016 Jakarta

127 Rakornas UPG 31 Oktober 2016 Bogor

128 Narasumber Kemendikbud 03 Oktober 2016 Medan

129 Narasumber Kemendikbud 03 Oktober 2016 Malang

130 Narasumber Kemendikbud 03 Oktober 2016 Bali

131 Narasumber Kemendikbud Medan 03 Oktober 2016 Medan

132 Narasumber Kemendikbud Malang 03 Oktober 2016 Malang

133 Narasumber Kemendikbud Bali 03 Oktober 2016 Bali

134 Narasumber PLN Kaltengsel06 Oktober 2016

Kalimantan

Selatan

135 Narasumber Kemendikbud Gorontalo 10 Oktober 2016 Gorontalo

136 Narasumber Kemendikbud Bekasi 10 Oktober 2016 Bekasi

137 Narasumber MK 11 Oktober 2016 Bogor

138 Narasumber IDI Bandung 12 Oktober 2016 Bandung

139 Narasumber PUPR 12 Oktober 2016 Palembang

140 Narasumber BPJS Ketenagakerjaan 11 Oktober 2016 Bogor

141 Narasumber PLN 12 Oktober 2016 Bandung

142 Narasumber Workshop Tunas Integritas Kemendikbud 15 Oktober 2016 Jakarta

143 Narasumber Pemprov Riau 18 Oktober 2016 Riau

144 Rapat RPP Disiplin PNS Pasca Reformasi Kemenpanrb 19 Oktober 2016 Jakarta

145 Narasumber Kemendikbud NTB 24 Oktober 2016 Ntb

146 Narasumber Kemendikbud Kupang 24 Oktober 2016 Kupang

147 Narasumber Kemendikbud Banten 24 Oktober 2016 Banten

148 Narasumber Sekolah Anti Korupsi Partai Demokrat 21 Oktober 2016 Bandung

149 Narasumber FH UI 25 Oktober 2016 Depok

150 Narasumber DJP 26 Oktober 2016 Jakarta

151 Narasumber Tangsel 26 Oktober 2016 Banten

152 Narasumber FH Andalas Pusako 27 Oktober 2016 Jakarta

153 Narasumber Majelis Kode Etik Ikatan Ahli 28 Oktober 2016 Bandung

154 Narasymber BPJS Ketenagakerjaan 28 Oktober 2016 Bogor

155 Rakornas UPG 31 Oktober 2016 Bogor

156 Narasumber MK 02 Nopember 2016 Cisarua Bogor

157 Narasumber Lemhannas 04 Nopember 2016 Jakarta

158 Narasumber Deklarasi Anti Korupsi Riau 08 Nopember 2016 Riau

159 Narasumber Bepeten 08 Nopember 2016 Jakarta

160 Narasumber Watannas 11 Nopember 2016 Jakarta

161 Narasumber UGM 11 Nopember 2016 Jakarta

162 Narasumber MK 16 Nopember 2016 Bogor

163 Narasumber MCW 21 Nopember 2016 Malang

Page 125: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

123

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO URAIAN TANGGAL TEMPAT

164 Narasumber BPJS Ketenagakerjaan 22 Nopember 2016 Bali

165 Rakor Labuksi 23 Nopember 2016 Jakarta

166 Narasumber Kemendikbud 23 Nopember 2016 Jakarta

167 Narasumber MK 23 Nopember 2016 Cisarua Bogor

168 Narasumber Kementerian Bidang Kemaritiman 23 Nopember 2016 Jakarta

169 Narasumber Pemkot Serang 23 Nopember 2016 Serang

170 Undangan KNPK 23 Nopember 2016 Jakarta

171 Narasumber Prasetya Mulya 29 Nopember 2016 BSD Banten

172 Narasumber Bulukumba 30 Nopember 2016 Bulukumba

173 Narasumber FGD FE UI 30 Nopember 2016 Jakarta

174 Narasumber diklat Dinas Pelayanan Pajak DKI 02 Desember 2016 Jakarta

175 Narasumber BPKP 03 Desember 2016 Jakarta

176 Narasumber PAPDI 04 Desember 2016 Jakarta

177 Narasumber Pemkot Depok 05 Desember 2016 Depok

178 Narasumber Pemkot Dumai 05 Desember 2016 Dumai

179 Narasumber Pemkab Siak 05 Desember 2016 Siak

180 Narasumber Kota Padang Panjang 05 Desember 2016 Padang

181 Narasumber PLN 05 Desember 2016 Bandung

182 Narasumber Banjarnegara 05 Desember 2016 Banjarnegara

183 Narasumber BIG 09 Desember 2016 Cibinong

184 Narasumber DJP Jawa barat II 09 Desember 2016 Depok

185 Narasumber DJPB 09 Desember 2016 Jakarta

186 Narasumber Pemkot cilegon 13 Desember 2016 Cilegon

187 Narasumber PLN medan 13 Desember 2016 Medan

188 Narasumber Bawaslu DKI 13 Desember 2016 Jakarta

189 Narasumber BPOM 15 Desember 2016 Yogyakarta

190 Narasumber Kimia Farma 15 Desember 2016 Jakarta

191 Narasumber DJBC Tanjung Perak 15 Desember 2016 Surabaya

192 Narasumber DJP Jakarta Selatan II 15 Desember 2016 Jakarta

193 Narasumber KPP Pratama Jakarta Setiabudi 4 15 Desember 2016 Jakarta

194 Narasumber Purworejo 19 Desember 2016 Purworejo

195 Narasumber Dirjen Perimbangan Keuangan 20 Desember 2016 Jakarta

196 FGD Kemenhub 22 Desember 2016 Jakarta

197 Narasumber PT. Rekayasa Industri 28 Desember 2016 Jakarta

198 Narasumber Tangerang 29 Desember 2016 Tangerang

Page 126: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

124

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 8PENGADUAN MASYARAKAT

TAHUN 2016

Page 127: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

125

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PENGADUAN MASYARAKAT

Rekapitulasi Pengaduan Masyarakat

URAIANBulan

JumlahJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

Laporan Terima 495 538 657 641 727 641 454 588 569 702 650 609 7,271

Laporan Selesai

Verifikasi495 538 657 641 727 641 454 588 569 702 650 609 7,271

Laporan Selesai

Telaah131 155 135 158 130 107 80 100 133 176 142 137 1,584

Laporan File 364 383 522 483 597 534 374 487 436 525 506 459 5,670

*) penarikan data 26 Januari 2017 1:20 PM

*) Sebanyak 0 laporan masih dalam proses Verifikasi

*) Sebanyak 17 laporan masih dalam proses Telaah

*) Satu pengaduan dapat lebih dari satu telaahan

Indikasi TPK – Non TPK (Hasil Verifikasi)

URAIANBulan

JumlahJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

Indikasi Non TPK 200 242 282 285 360 319 208 282 274 366 321 264 3,403

Indikasi TPK 295 296 375 356 367 322 246 306 295 336 329 345 3,868

Pengaduan Masyarakat Berdasarkan

Wilayah

PROVINSITahun 2016

JumlahJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

BALI 7 1 6 11 3 5 1 4 2 6 10 5 61

BANTEN 10 6 11 14 10 19 9 8 8 13 5 14 127

BENGKULU 3 2 9 2 8 4 12 6 9 2 3 10 70

D.I. YOGYAKARTA 3 2 4 5 7 3 3 8 8 4 8 3 58

DKI JAKARTA 53 72 91 90 106 92 56 70 64 79 78 77 928

GORONTALO 2 1 3 3 2 1 1 3 1 1 3 1 22

JAMBI 8 6 12 7 5 10 3 9 6 4 6 12 88

JAWA BARAT 26 34 42 47 65 47 44 40 46 44 49 41 525

JAWA TENGAH 20 21 14 25 38 39 9 21 14 25 32 29 287

JAWA TIMUR 32 40 45 40 77 46 32 44 39 52 44 58 549

KALIMANTAN BARAT 10 6 4 7 13 13 8 4 1 8 7 5 86

KALIMANTAN

SELATAN 4 15 14 3 3 6 4 12 8 9 16 12 106

KALIMANTAN

TENGAH 4 6 6 7 9 5 4 7 9 11 10 15 93

KALIMANTAN TIMUR 4 12 15 13 18 13 5 4 14 7 8 8 121

KALIMANTAN UTARA 2 2 3 3 - 3 1 1 - 1 1 - 17

KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG3 1 2 1 3 - 1 - 3 3 1 2 20

KEPULAUAN RIAU 4 2 4 7 5 2 5 4 4 6 2 7 52

LAMPUNG 6 7 8 8 8 8 5 9 7 6 11 7 90

Page 128: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

126

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

PROVINSITahun 2016

JumlahJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

LUAR NEGERI - - - - 2 - - - - - - 1 3

MALUKU 18 7 6 11 8 7 8 7 11 4 2 7 96

MALUKU UTARA 7 4 1 2 1 4 1 3 6 5 2 1 37

NANGGROE ACEH

DARUSALAM 6 3 4 9 6 6 6 4 2 8 13 6 73

NUSA TENGGARA

BARAT 9 2 8 10 8 3 5 1 7 7 8 5 73

NUSA TENGGARA

TIMUR 7 3 5 8 7 3 3 9 5 7 5 8 70

PAPUA 7 9 11 7 8 2 5 9 6 11 5 3 83

PAPUA BARAT 1 2 4 4 1 1 2 4 5 7 2 4 37

RIAU 11 9 21 19 22 18 12 14 21 13 12 16 188

SULAWESI BARAT 1 2 3 2 1 2 2 1 1 2 7 - 24

SULAWESI SELATAN 19 11 10 12 18 16 6 14 15 20 15 13 169

SULAWESI TENGAH 6 3 3 6 1 4 - 2 1 3 3 3 35

SULAWESI

TENGGARA 6 5 4 9 6 8 8 3 7 5 8 6 75

SULAWESI UTARA 2 4 7 3 11 7 2 3 9 11 5 6 70

SUMATERA BARAT 9 2 5 1 13 6 14 8 5 11 16 14 104

SUMATERA SELATAN 20 26 42 35 40 35 19 35 27 35 42 28 384

SUMATERA UTARA 29 32 43 39 37 33 20 42 33 57 34 32 431

TIDAK SPESIFIK 136 178 187 171 157 170 138 175 165 215 177 150 2,019

TOTAL 495 538 657 641 727 641 454 588 569 702 650 609 7,271

Pengaduan Korupsi Berdasarkan Delik

URAIANBulan

JumlahJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

Benturan kepentingan

dalam pengadaan 3 2 6 1 1 - 1 3 - - - 2 19

Gratifikasi 14 13 14 9 13 8 7 8 11 9 8 10 124

Non TPK 205 244 284 288 362 319 210 282 276 368 324 264 3,426

Pemerasan 16 13 12 14 15 14 12 4 9 11 26 11 157

Penggelapan dalam jabatan - - 2 - - - 1 1 - - - - 4

Penyuapan 26 19 47 58 33 37 34 41 41 41 25 35 437

Perbuatan curang 2 2 9 5 7 5 4 4 - 1 4 3 46

Perbuatan melawan hukum

/ menyalahgunakan

wewenang yang

mengakibatkan kerugian

negara

223 243 281 264 294 258 185 244 232 272 262 283 3,041

Tindak Pidana lain yang

berkaitan dengan Tindak

Pidana Korupsi

6 2 2 2 2 - - 1 - - 1 1 17

Page 129: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

127

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Pengaduan Korupsi Berdasarkan Bidang

No Bidang Sub BidangBulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

1

Kelembagaan

Negara/

Pemerintah

Administrasi

Negara - - 1 - 1 - - 2 - - - -

BPK - - - 1 - 3 1 1 - - - -

DPR 1 - - 2 3 1 1 - - 2 1 1

Kejaksaan - - - - - 1 - 1 1 - - -

Kepolisian - 1 2 3 1 1 6 1 5 3 2 1

MA - - - - 4 - 2 - - 1 1 -

Pemilihan Umum 1 - 1 - - - - - - - - -

Pengawas

Keuangan- - - - - - - - - 1 - -

Pertanahan

Nasional6 12 15 6 24 16 10 8 2 13 29 19

TNI - - - - 2 1 1 - - 1 - 1

Total Bidang Kelembagaan Negara/

Pemerintah8 13 19 12 35 23 21 13 8 21 33 22

2Kesejahteraan

RakyatAgama 3 1 1 1 1 - - 2 5 - - 2

Kebudayaan dan

Pariwisata- 1 - - 1 - - - - - - -

Kehutanan 2 - 7 5 9 7 2 8 5 7 10 12

Kelautan dan

Perikanan2 1 - 1 - 1 - 2 - - - -

Kesehatan 2 2 2 2 2 4 4 2 8 2 1 -

Komunikasi dan

Informatika- 1 - 1 1 - - - - 1 - 1

Lingkungan

Hidup2 1 3 6 6 6 1 4 4 4 2 1

Pekerjaan Umum 3 2 1 5 9 2 1 1 1 6 - 2

Pembangunan

Daerah

Tertinggal

7 3 3 4 3 10 2 4 4 2 7 3

Pemberdayaan

Perempuan- - - - - - - 1 - - - -

Pemuda dan

Olahraga- - - 3 1 - - 1 - 3 1 1

Pendayagunaan

Aparatur Negara1 1 - - - - - 1 - 1 3 1

Pendidikan

Nasional11 10 5 5 11 13 9 9 12 16 15 11

Perencanaan

Pembangunan

Nasional

1 - - - - - - - - - - -

Perhubungan 4 - 2 6 2 - 1 - 1 1 1 -

Pertanian 1 2 3 2 3 3 1 1 8 6 10 5

Perumahan

Rakyat- 1 2 1 1 1 - - - 2 1 2

Page 130: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

128

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

No Bidang Sub BidangBulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

Riset dan

Teknologi- - - - - - - - - 1 - -

Sosial 191 245 291 265 298 262 194 259 297 299 235 239

Tenaga Kerja 2 3 3 5 9 4 2 2 2 7 11 12

Total Bidang Kesejahteraan Rakyat 232 274 323 312 357 313 217 297 347 358 297 292

3 Perekonomian

Badan Usaha

Milik Negara /

Daerah

3 9 3 8 5 3 3 4 5 5 6 4

Energi dan

Sumberdaya

Mineral

9 10 9 8 6 4 2 4 8 8 13 6

Keuangan 86 56 48 38 47 42 31 33 24 32 45 48

Koperasi,

Usaha Kecil &

Menengah

2 3 2 1 1 - - 1 2 1 1 1

Pengadaan

Barang/Jasa34 36 55 40 54 49 29 35 33 38 33 31

Perdagangan 1 - 3 - - - - 2 1 3 5 -

Perindustrian 1 3 1 3 1 1 2 3 1 - 3 1

Total Bidang Perekonomian 136 117 121 98 114 99 67 82 74 87 106 91

4Politik Hukum

& KeamananDalam Negeri 7 5 5 9 8 2 7 3 9 14 6 12

Hukum dan Hak

Asasi Manusia78 87 139 158 164 159 92 136 91 150 144 133

Luar Negeri - - - - - 2 - - - - - -

Pertahanan 1 1 - - 1 - - 1 - - - -

Total Bidang Politik Hukum &

Keamanan86 93 144 167 173 163 99 140 100 164 150 145

Pengaduan Korupsi Berdasarkan Kategori

No KategoriBulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

1 APBD 117 152 188 145 128 115 91 124 102 108 120 112

2 APBN 26 38 29 25 49 36 25 23 35 38 28 26

3 BUMD 8 11 9 5 8 5 4 6 6 8 7 8

4 BUMN 27 45 46 33 29 32 16 23 31 27 30 31

5 Dana Alokasi Khusus 4 1 2 3 6 6 8 4 4 5 8 5

6Dana Bantuan Sosial

Kemasyarakatan7 7 14 17 12 10 4 13 16 9 5 8

7 Dana Pendidikan 11 8 8 6 19 23 6 8 10 19 24 17

8Informasi Kekayaan

Pejabat7 5 11 15 12 5 5 12 8 14 13 5

9 Kehutanan 6 9 18 13 23 17 5 18 7 10 13 15

10Lelang/Pengadaan

Barang dan Jasa51 39 61 54 56 53 40 39 52 48 51 36

11 Pelaksanaan Proyek 65 44 72 79 90 58 44 62 38 76 81 88

12 Pelayanan Publik 51 36 80 67 55 46 38 44 48 65 62 39

Page 131: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

129

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

No KategoriBulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

13Pembayaran gaji,

tunjangan7 10 17 12 17 7 7 8 13 11 12 16

14 Pemilu kepala daerah 22 12 11 7 10 1 2 3 7 4 5 4

15Penanganan Perkara

Hukum89 109 163 163 178 214 140 189 150 169 154 170

16Pengelolaan Aset/

Keuangan 50 58 75 63 71 44 25 47 30 46 55 57

17 Perdata 16 31 54 34 32 35 20 29 31 46 26 40

18 Pertambangan 9 8 10 9 11 10 5 6 18 9 12 4

19 Pertanahan 51 58 60 82 81 67 42 64 65 87 93 71

20 Pidana Umum 8 12 22 9 14 17 9 21 12 13 10 19

21 Rekrutmen Pegawai 18 9 8 5 14 11 13 10 10 21 22 21

22 Swasta 25 32 54 51 84 46 23 50 35 51 45 34

Total 675 734 1.012 897 999 858 572 803 728 884 876 826

*) Satu pengaduan dapat lebih dari satu kategori

Tindak Lanjut Laporan Pengaduan

Masyarakat

URAIANBulan

Jumlah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

Layak Tindak Lanjut Telaah

105 113 99 116 91 69 60 77 91 110 86 76 1.093

Tidak Layak Tindak Lanjut

Telaah27 42 36 42 39 38 20 23 42 65 51 20 445

*) Satu pengaduan dapat lebih dari satu telaahan/tindak

lanjut

Tindak Lanjut Laporan ke Internal KPK

URAIANBulan

Jumlah

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

Bidang Lainnya 3 - 2 1 3 5 1 5 2 1 2 4 29

Pencegahan 6 9 9 4 7 9 4 8 3 6 7 11 83

Penindakan 23 17 29 53 50 40 18 24 13 14 16 32 329

Pimpinan 2 4 2 5 3 2 4 8 1 6 7 11 55

TOTAL 34 30 42 63 63 56 27 45 19 27 32 58 496

*) TL internal dihitung dari jumlah Nota Dinas ke Internal

yang dituju, dan rentang waktu yang digunakan

adalah tanggal Nota Dinas

Page 132: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

130

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Tindak Lanjut Laporan ke Eksternal

URAIANBulan

JumlahJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

BPK 1 - - 1 - 1 - 2 - 2 4 2 13

Bawasda - - - - - - - - - - - 1 1

Itjen & LPND - 2 1 - - - 2 4 - - 4 2 15

Kejaksaan - - - - - - 1 - - 1 - - 2

Kementerian 3 - 1 - - 5 1 5 4 7 3 7 36

Kepolisian - - - 1 2 - 1 - - - 2 - 6

Komunikasi

dengan Pelapor146 148 223 232 210 280 128 200 117 150 231 218 2.283

Lainnya - 2 7 3 3 6 4 26 14 29 48 39 181

MA & MK 1 - - - - - 1 - - - 7 2 11

TOTAL 151 152 232 237 215 292 138 237 135 189 299 271 2.548

*) TL eksternal dihitung dari jumlah Surat Keluar ke

Lembaga yang dituju, dan rentang waktu yang

digunakan adalah tanggal Surat Keluar

Page 133: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

131

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 134: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

132

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 9PENDIDIKAN, SOSIALISASI, DAN

KAMPANYE ANTIKORUPSI

TAHUN 2016

Page 135: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

133

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PENDIDIKAN, SOSIALISASI, DAN KAMPANYE

ANTIKORUPSI

1. Anti-Corruption Learning Centre (ACLC)

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

1 Penyusunan SKKNI

Penyuluh Antikorupsi

Selain menyediakan materi dan panduan pembelajaran antikorupsi yang dapat dijadikan sebagai rujukan bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran antikorupsi secara mandiri, KPK juga melatih agen-agen perubahan dari berbagai elemen bangsa sebagai penyuluh antikorupsi yang bertugas ‘menggantikan” peran KPK dalam memenuhi berbagai kegiatan pembelajaran antikorupsi yang diselenggarakan secara mandiri oleh masyarakat.

Untuk memastikan para Penyuluh Antikorupsi memiliki kompetensi untuk melakukan penyuluhan secara efektif, telah disusun sebuah standar dalam bentuk Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). SKKNI Penyuluh Antikorupsi mengacu kepada Perpres No 8/2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Permenakertrans Nomor 5/2012 tentang Sistem Standardisasi kompetensi Kerja Nasional.

Setelah melalui proses Worskhop Perumusan Naskah SKKNI, pra-konvensi, dan konvensi, SKKNI Penyuluh Antikorupsi ditandatangani oleh Menaker pada 24 November 2016. Dengan ditandatanganinya SKKNI Penyuluh Antikorupsi, maka SKKNI ini secara nasional menjadi acuan dalam penyusunan jenjang kualifikasi nasional, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan profesi, serta uji kompetensi dan sertifikasi profesi.

Adapun rangkaian kegiatan penyusunan SKKNI tahun 2016 adalah sebagai berikut:1. Workshop Desk Review dan Pemetaan Standar Kompetensi Penyuluh Antikorupsi,

15 Februari 20162. Finalisasi Pemetaan Standar Kompetensi Penyuluh Antikorupsi dan Penyusunan

Rencana Induk SKKNI Penyuluh Antikorupsi, 15 Maret 20163. Bimbingan teknis SKKNI bidang penyuluhan antikorupsi tahun 2016, 18 April 20164. Tindak lanjut perbaikan SKKNI Penyuluh Antikorupsi (RSKKNI 0), 12 Mei 20165. FGD Pengembangan modul pendidikan anak di luar kelas melalui event, 16 Mei 20166. Finalisasi Penyusunan Standar Kompetensi Bidang Penyuluhan Antikorupsi dan

Pelaksanaan Konsinyering Prakonvensi SKKNI Bidang Penyuluh Antikorupsi, 21 Juli 2016

7. Finalisasi penyusunan standar kompetensi bidang penyuluh antikorupsi dan pelaksanaan prakonvensi SKKNI Bidang Penyuluh Antikorupsi, 25 Juli 2016

8. Finalisasi penyusunan standar kompetensi bidang penyuluh antikorupsi dan pelaksanaan tindak lanjut prakonvensi SKKNI Bidang Penyuluh Antikorupsi, 10 Agustus 2016

9. FGD Penyusunan Modul Pembelajaran Antikorupsi Berstandar SKKNI Penyuluh Antikorupsi, 11 Agustus 2016

10. FGD Modul penyuluh panduan SKKNI untuk pembelajaran di kelas gedung KPK, 06 September 2016

11. Workshop SKKNI sebagai tindaklanjut hasil verivikasi eksternal, 15 September 2016 12. FGD Pengembangan Modul Tematik ACLC, Konsep dan Modul Pelatihan penyuluh

Antikorupsi Berstadar SKKNI Penyuluh Antikorupsi, 14 Oktober 201613. Melaksanakan Konvensi SKKNI Bidang Penyuluh Antikorupsi Untuk Profesi /

Jabatan Penyuluh Antikorupsi, 19 Oktober 201614. FGD Pengembangan Modul Diklat Penyuluh Antikorupsi, 25 Oktober 201615. FGD Finalisasi dan Simulasi Modul Penyuluh Antikorupsi Berstandar SKKNI, 10

November 2016

Page 136: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

134

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

2 Mastercamp: Kemah Penyuluh Antikorupsi

Sebagai salah satu dari tindak lanjut setelah ditandatanganinya SKKNI Penyuluh Antikorupsi, pada 25-30 November 2016 diselenggarakan Pelatihan Berbasis Kompetensi untuk penyuluh antikorupsi bertajuk “MASTERCAMP: Kemah Penyuluh Antikorupsi bertempat di Desa Wisata Kebonagung Imogiri, DIY. Pelatihan untuk para calon penyuluh antikorupsi yang diikuti oleh 65 orang ini mengangkat tema “Jujur, Kompeten, Berdaya”. Peserta Mastercamp terdiri atas berbagai profesi, mulai dari aparatur sipil negara, dosen, guru, mahasiswa, swasta, dan komunitas.

Selama 7 hari, para peserta mendapatkan pembekalan dari berbagai narasumber terkait integritas dan antikorupsi, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Kompetensi-kompetensi itu merupakan persyaratan yang harus dimiliki penyuluh antikorupsi dalam melaksanakan pembelajaran integritas dan antikorupsi kepada masyarakat. Dalam Mastercamp tersebut, peserta juga melakukan praktik penyuluhan antikorupsi secara langsung kepada masyarakat sesuai kelompok sasarannya.

3 Indonesia Membumi Kegiatan Indonesia Menggagas Buku Melawan Korupsi (Membumi) merupakan aksi

kolaborasi antara KPK dan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) sebagai salah satu bentuk

peran masyarakat dalam pemberantasan korupsi. Program ini merupakan salah

satu upaya pencegahan korupsi melalui literasi guna meningkatkan kesadaran dan

pengetahuan masyarakat. Dari sinergi ini, terdapat 36 penerbit yang berpartisipasi

dengan menerbitkan 167 judul buku bertema antikorupsi dengan berbagai format,

seperti fiksi, nonfiksi dan faksi. Segmentasi dan sasaran pembacanya pun beragam,

mulai dari anak, remaja, dewasa, hingga sasaran pembaca yang spesifik seperti

mahasiswa dan aparatur sipil negara.

Rangkaian kegiatan Indonesia Membumi diawali dengan Workshop Indonesia

Membumi pada Mei 2016 dengan materi berupa pengenalan materi integritas dan

antikorupsi oleh para pakar dan praktisi antikorupsi yang dilanjutkan dengan materi

mengenai penulisan, desain, dan penerbitan buku. Puncaknya berupa peluncuran 167

buku yang dilangsungkan dalam Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016, JCC,

Senayan, Jakarta, pada Rabu (28/9/2016).

4 Kegiatan lainnya 1. Lokakarya Pengembangan e-Learning Pembelajaran Antikorupsi, 3 Maret 2016

2. FGD Finalisasi Boardgame Antikorupsi, 10 Maret 2016

3. Workshop Penyusunan Kurikulum dan Silabus Antikorupsi, 23 Maret 2016

4. Workshop Penyusunan Kurikulum dan Silabus Antikorupsi, 05 April 2016

5. Program pembelajaran ACLC bersama mitra strategis, 17 Mei 2016

6. Pembelajaran bersama mitra strategis ACLC dalam rangka uji coba model

pembelajaran integritas untuk SD melalui pendekatan story telling, 08 Juni 2016

7. FGD Modul Tematik Indonesia Membumi, 06 September 2016

8. Pembelajaran bersama mitra Strategis Pendidikan Dalam Bentuk Workshop

Pembelajaran Antikorupsi untuk Pengelolaan Taman Bacaan masyarakat (TBM) dan

Peluncuran Buku Indonesia Membumi, 28 September 2016

9. FGD Penyusunan Standarisasi Pembelajaran Di Gedung KPK, 11 Oktober 2016

10. FGD Modul Tematik Best Practice PAK TK-SD, 13 Oktober 2016

11. Workshop Branding ACLC, 20 Oktober 2016

12. Program Pengelolaan Infrastruktur ACLC, 20 Oktober 2016

13. Training Development Learning Focus ACLC Dalam Rangka Membangun Pondasi

ACLC, 26 Oktober 2016

14. Program Pengelolaan Instruktur ACLC, 06 November 2016

15. Program pengelolaan instruktur ACLC, 13 November 2016

16. Pembelajaran bersama mitra strategis dalam bentuk Penyair Melawan Korupsi, 06

Desember 2016

17. Workshop Penulisan Kreatif Media Online ACLC, 15 Desember 2016

Page 137: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

135

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

2. Pendidikan Antikorupsi: Anak, Remaja,

dan Mahasiswa

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

1 Workshop Pembelajaran Integritas Berbasis Literasi

Di tengah upaya meningkatkan daya dukung implementasi pendidikan antikorupsi, KPK merasa perlu melakukan sosialisasi kepada guru, pelajar, dan komunitas pendidikan. Sosialisasi ini berguna untuk mengenalkan produk-produk literasi antikorupsi sebagai media pembelajaran, baik di kelas maupun luar kelas, sesuai dengan jenjang pendidikan. Turunan produk tersebut telah disusun untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, di antaranya buku dongeng, komik, games digital, board games, buku cerpen, puisi, dan sebagainya.

Penyelenggaraan workshop Literasi Antikorupsi dengan tema “Pembangunan Integritas Berbasis Literasi” di empat daerah di Indonsia, yakni Kota Banda Kota Banda Aceh pada 26-28 April 2016, Kota Malang (19-21 April 2016), Kota Ambon (24-26 Mei 2016), dan Kab. Badung Bali (2-4 Mei 2016) ini untuk memberikan pemahaman terkait pendidikan antikorupsi dan tata cara pemanfaatan produk literasi antikorupsi kepada masyarakat serta mendorong lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal, untuk memanfaatkan produk atau media literasi antikorupsi.

Kegiatan ini menyasar segmen anak, pelajar, guru, orang tua, dan komunitas pendidikan, di antaranya Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM), media anak, home schooling, komunitas parenting, komunitas mendongeng, dan orang tua.

2 Festival Anak Jujur 2016

KPK terus melakukan upaya membangun perilaku dan budaya antikorupsi sejak dini, salah satunya dengan menggelar kegiatan Festival Anak Jujur 2016 yang dilaksanakan pada 31 Agustus-1 September 2016 di Ecovention Ancol, Jakarta. Dengan melibatkan kurang lebih 3.000 anak dari 50 taman kanak-kanak dan 50 sekolah dasar di Jakarta, kegiatan ini dirancang untuk membangun kesadaran dan pemahaman anak-anak untuk berperilaku antikorupsi sejak dini, yang diawali dengan menanamkan nilai-nilai dasar pembentuk karakter anak, seperti jujur, peduli,disiplin, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

Kegiatan Festival Anak Jujur ini dirancang dengan menyasar anak pada kategori usia 4 - 12 tahun, yaitu setingkat TK/PAUD dan SD. Dengan pelibatan berbagai komunitas yang bergerak di bidang anak, seperti komunitas Ayo Main, Kelas Inspitasi Jelajah Pulau (KIJP), Ayo Dongeng Indonesia, Relawan Indonesia Membaca, Yayasan Litara, dan puluhan relawan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, acara dikemas melalui berbagai aktivitas yang berisi penanaman karakter antikorupsi dengan dengan cara menarik, menyenangkan, dan tidak menggurui. Aktivitas tersebut di bagi ke dalam tiga zona, yaitu zona literasi, zona musik dan budaya, serta zona permainan.

3 Festival Integritas Kampus 2016

Dimulai dari hal yang kecil seperti membangun jiwa integritas diri, KPK mendorong mahasiswa untuk mengembangkan jiwa integritasnya melalui kehidupan kampus melalui kegiatan Festival Integritas Kampus 2016. Selain sebagai ajang kreativitas mahasiswa, kegiatan ini sekaligus sebagai sarana pembangunan integritas dan sikap antikorupsi melalui pemanfaatan media kampanye sosial.

Tidak hanya melibatkan peran serta mahasiswa dari tiga kampus di Indonesia: Fakultas Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Fakultas Ilmu Politik Universitas Atmajaya, dan Fakultas Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Festival Integritas Kampus 2016 juga melihatkan civitas akademika di kampus-kampus tersebut yang terdiri dari pejabat struktural, dosen, serta tenaga administrasi.

Pada September 2016, pelaksanaan publikasi lomba pada tiga kota tujuan dilaksanakan selama tiga minggu. Hasil publikasi tersebut berhasil menjaring 86 proposal yang kemudian diseleksi menjadi 10 proposal pada tiap kota menurut juri. Proses seleksi dilanjutkan dengan melakukan pitching proposal terpilih untuk menentukan proposal terbaik. Dari hasil pitching didapatkan 5 finalis dari Semarang, 4 finalis dari Yogyakarta, dan 6 finalis dari Malang.

Para finalis kemudian diberikan waktu untuk merealisasikan proposal yang sudah dibuat kurang lebih selama enam minggu. Tahap terakhir dari Festival Integritas Kampus 2016 adalah pemilihan dan penetapan masing-masing 3 pemenang dari setiap kota.

Page 138: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

136

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

4 Teacher Super Camp 2016

KPK menyelenggarakan “Anti-Corruption Teacher Supercamp: Guru Beraksi Menulis Antikorupsi”, pada November 2016 di Nusa Dua, Bali, yang diikuti 50 guru dari seluruh Indonesia. Ke-50 orang guru tersebut merupakan hasil seleksi yang dilakukan terhadap 554 karya yang masuk ke meja panitia dengan kategori kategori cerita bergambar, cerita pendek (cerpen), komik, dan skenario film pendek remaja.

Pada pelatihan yang digelar selama 5 hari ini, para peserta dibagi dalam empat kategori karya, yakni kategori cerita bergambar, cerita pendek (cerpen), komik, dan skenario film pendek remaja. Dengan berbagai genre naskah tersebut, akan melengkapi beragamnya pesan antikorupsi yang dimiliki KPK, sehingga diharapkan masyarakat memiliki banyak pilihan dalam memaknainya. Selama kegiatan, para peserta dibekali materi antikorupsi dan keterampilan kepenulisan dari para penulis dan praktisi pendidikan, antara lain Helvy Tiana Rosa, Hernowo Hasyim, Faza Meonk, Gina S. Noer, Wahyu Farah Dina, dan Zulfikri Anas.

Selain itu, untuk teknis penulisan, para peserta didampingi oleh mentor yang ahli dibidangnya, yang disiapkan untuk membantu memperbaiki dan menyempurnakan karya yang telah dibuat. Adapun mentor tersebut adalah Benny Ramdhani (Penulis Buku), Sweta Kartika (Komikus), Eva Y. Nukman (Penulis Buku Anak), dan Asri Rachmawati (Penulis Skenario Film).

5 Pengembangan Produk Pendidikan Antikorupsi

Dalam upaya mendukung pembelajaran antikorupsi agar lebih mudah dimengerti dan dapat diterapkan di sekolah formal, KPK melakukan beberapa inovasi dalam pengembanagn produk pembelajaran antikorupsi. Pada tahun ini KPK mengembangkan beberapa inovasi material atau tools pembelajaran diantaranya yaitu :1. Boardgames: Segmen Anak (Keranjang Bolong, Kuartet Sahabat Pemberani),

Segmen Remaja (PDKT), Segmen Mahasiswa (D’Hospital)2. Buku “Suara dari Kelas Kecil” yang berisi inovasi pembelajaran antikorupsi melalui

puisi, naskah drama, komik, dan cerpen3. Film serial Sikumbi : Segmen TK dan PAUD4. Buku serial Si Kumbi (5 Seri) untuk Segmen PAUD dan TK5. Video Tutorial senam Si Kumbi6. Buku antikorupsi remaja “PDKT”7. Pengembangan Film Sahabat Pemberani (session 2), sebanyak 6 Judul film, yakni:

ROKI ( Robot Kita Indonesia), Main Jujur, Penyelematan Hutan, Hari Pahlawan, Mesin Waktu, Jelajah Pulau.

6 Penyusunan Indikator Tata kelola Sekolah Berintegritas

Upaya KPK dalam membangun sekolah berbudaya Integritas dilaksanakan melalui dua pendekatan, yaitu melalui pendekatan pembelajaran antikorupsi dan tata kelola sekolah yang berintegritas. Pada upaya membangun tata kelola sekolah yang berintegritas KPK mencoba membangun indikator yang dapat digunakan oleh sekolah untuk menilai Integritas yang sudah terbangun. Proses ini dilaksanakan dimulai dari proses FGD yang melibatkan beberapa stekeholder, di antaranya Kemdikbud, Kemenag, ORI, LPMP, Dinas Pendidikan DKI, KIP, dan beberapa Kepala sekolah di Jabodetabek dan Bandung.

FGD tersebut menghasilkan Draf Indikator Tata Kelola Sekoah Berintegritas yang kemudian dilakukan uji coba di dua tempat, yaitu Kota Malang dan Kabupaten Kupang. Sebagai pengembangan kegiatan ini, KPK membuat produk turunannya, yaitu Video Tutorial Tata kelola Sekolah Berintegritas dan Boardgames “Jaga Sekolahku”.

Selama 2016, kegiatan yang dilaksanakan adalah:1. FGD Tata Kelola Sekolah Berintegritas, 24 Februari 2016 2. Sosialisasi Piloting Tata Kelola Sekolah Berintegritas di Kota Malang (8 Juni 2016

dan di Kabupaten Kupang (15 Juni 2016)3. Playtest board game "Tata Kelola Sekolah Berintegritas" di Kota Malang, 16

Desember 2016

7 Pengembangan Kapasitas Dosen PBAK Poltekkes Kemenkes

Pada 2014, Kementerian Kesehatan menerbitkan kebijakan mengenai pelaksanaan Pendidikan Budaya dan Anti Korupsi (PBAK) di 38 Politeknik Kesehatan Kemenkes berupa Mata Kuliah Antikorupsi sebanyak 2 SKS. Hal ini sejalan dengan program KPK dalam melaksanakan fungsi pencegahan melalui pelaksanaan pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi. Oleh karena itu, KPK memberikan dukungan pelaksanaan PBAK melalui penyusunan buku panduan, pengembangan media pembelajaran melalui board games, dan kegiatan pengembangan kapasitas Dosen PBAK Poltekkes Kemenkes.

Page 139: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

137

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

Buku panduan yang disusun sudah dipergunakan dalam proses pembelajaran PBAK. Pengembangan media pembelajaran PBAK yang berupa board games sudah pada tahap finalisasi dan perlu dilakukan ujicoba (play test) dan diseminasi ke Dosen PBAK. KPK memiliki program reguler berupa workshop peningkatan kapasitas Dosen PBAK. Pada tahun 2015 Workshop tersebut sudah dilaksanakan di Bengkulu, Malang, dan Kupang. Pada 2016, KPK kembali melaksanakan kegiatan workshop serupa secara serentak di Denpasar, Aceh, dan Ambon pada 12-13 Oktober 2016. Adapun peserta workshop ini adalah perwakilan Dosen Poltekkes Kemenkes yang dan/atau akan mengampu Mata Kuliah PBAK.

Program dan kegiatan “Workshop Pengembangan Kapasitas Dosen PBAK Poltekkes Kemenkes“ bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dosen Poltekkes Kemenkes dalam penyampaian Pendidikan Budaya Anti Korupsi, dan mendesiminasikan pemanfaatan media board games dalam pembelajaran PBAK, dan membangun tunas integritas atau agen perubahan di lingkungan Poltekkes Kemenkes.

8 Pameran Literasi Antikorupsi pada IIBF 2016

Mengangkat tema “Lawan Korupsi dengan Literasi, KPK berpartisipasi pada gelaran tahunan Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016 untuk memperkenalkan produk-produk literasi antikorupsi sekaligus mengkampanyekan dan mensosialisasikan nilai antikorupsi kepada masyarakat. Kehadiran KPK dalam event pameran buku terbesar di Indonesia ini diharapkan dapat mewarnai dan memperkaya konten-konten literasi yang mengandung nilai-nilai antikorupsi.

IIBF 2016 yang digagas Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) digelar di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, selama 5 hari, yakni tanggal 28 September-2 Oktober 2106. Selain Indonesia, kegiatan tahunan ini akan dihadiri peserta dari 12 negara, di antaranya Malaysia (guest of honour), Arab Saudi, Singapura, China, Singapura, Korea Selatan, Belanda, Mesir, Vietnam, Thailand, India, dan Bosnia.

Berbagai kegiatan KPK dirancang pada kegiatan IIBF 2016 ini dengan melibatkan semua segmentasi masyarakat, mulai dari anak, remaja, hingga masyarakat umum. Selain pameran buku antikorupsi, kegiatan lain yang digelar berupa lomba menggambar dan mewarnai, workshop pembelajaran integritas untuk pengelola Taman Bacaan Masyarakat, pementasan teater, peluncuran buku Indonesia Membumi, wisata literasi dan budaya, dan sebagainya.

9 Program Pembangunan Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga

KPK melaksanakan Program Pembangunan Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga di Prenggan, Yogyakarta. Dengan menyasar pada anak-anak usia emas (golden age) mulai dari 4-9 tahun, KPK juga menjadikan orangtua, guru, media, dan komunitas sebagai sasaran karena turut memberikan pengaruh mengenai nilai-nilai antikorupsi kepada anak. Dalam kegiatan ini, KPK juga mengajak kerja sama pihak pemerintah setempat (Pihak Pemprov, Pemkot, Kecamatan, Kelurahan, RW, RT), Muhammadiyah & Aisyiah (Yogyakarta dan Ranting Prenggan), Universitas Ahmad Dahlan, BKKBN Yogyakarta, PKK, PAUD Kel. Prenggan, Mahasiswa KKN Prenggan.

Selain dijalankan oleh pihak KPK, masyarakat sekitar juga diundang untuk menjadi relawan Program Pembangunan Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga agar program dapat dijalankan berkelanjutan. Relawan-relawan yang bersedia diajak mengikuti kegiatan sekolah relawan yang bertujuan melatih mereka menjadi relawan yang andal dalam melakukan sosialisasi dan edukasi pada orang tua dan anak. Relawan juga akan diajak untuk menerapkan ilmu kerelawanannya melalui kegiatan-kegiatan sosial di lingkugan mereka seperti kegiatan pengajian, arisan, PKK, PAUD, dan lainnya.

Selama 2016, kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah:1. Tindak lanjut program pembangunan budaya antikorupsi berbasis keluarga, 30

Maret 20162. Workshop Internalisasi nilai pada keluarga dalam rangka tindaklanjut program

pembangunan budaya antikorupsi berbasis keluarga, 17 Agustus 20163. Implementasi Aksi Program Pencegahan Berbasis Keluarga Bersama Relawan dan

Orang Tua 21 Oktober 20164. Workshop Internalisasi Nilai bagi Relawan Program Pembangunan Budaya

Antikorupsi Berbasis Keluarga, 17 November 20165. Tindaklanjut program pembangunan budaya antikorupsi berbasis eluarga melalui

kegiatan workshop internalisasi nilai dan implementasi aksi antikorupsi bagi relawan dan guru di Prenggan Yogyakarta, 20 Desember 2016

Page 140: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

138

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

3. Pembangunan Budaya Integritas Pada

KL-APH

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

1 TOT dan Workshop Komite,

Tunas, dan Sistem Integritas

1. TOT Tunas, Sistem, dan Komite Integritas pada KLOP pejabat PT.

Angkasa Pura II, 18 s.d. 23 Januari 2016 di Bandung Jawa Barat

2. TOT Tunas, Sistem dan Komite Integritas pada KLOP pejabat Eselon I,

II dan Pimpinan DPRD di lingkungan Kab. Kebumen, 28 s.d. 31 Januari

2016, di Magelang Jawa Tengah

3. TOT Tunas Integritas bagi Champion MRT KPK,17 s.d 18 Maret 2016, di

Bandung Jawa Barat.

4. TOT Tunas Integritas bagi Wagub, DPRD Jateng, Bupati/Walikota

beserta Wakilnya se Jawa Tengah, 22 s.d. 24 Maret 2016, di Jakarta.

5. TOT Tunas Integritas Pejabat Eselon II Pemerintah Kota Bandung, 4 s.d.

8 April 2016, di Telkom CorpU Bandung Jawa Barat.

6. TOT Tunas Integritas Kementerian Kelauatan dan Perikanan (KKP), 4 s.d.

8 April di Bandung Jawa Barat

7. Pelatihan Tunas Integritas Nasional Kampus Telkom Corporate

University, 16 s.d. 19 April 2016, di Kampus Telkom Corporate University

Bandung Jawa Barat

8. TOT Tunas Integritas di Kementerian PUPR, 11 s.d. 13 April di Jakarta.

9. TOT Tunas Integritas Kepala Daerah beserta Wakilnya dan Pimpinan

DPRD se-Sumatera Utara, 14 s.d. 16 April di Kantor Gubernur Sumatera

Utara.

10. Workshop Tunas dan Sistem Integritas untuk Pejabat Eselon I dan II

di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, 20 s.d. 23 April

2016 di Banjarmasin.

11. TOT Tunas Integritas Pemerintah Provinsi dan DPRD Kalimantan Timur,

19 s.d. 22 April di Balikpapan Kalimantan Timur

12. TOT Tunas Integritas Pemerintah Provinsi dan DPRD Sulawesi Selatan,

25 s.d. 29 April di Kota Makassar.

13. Workshop Tunas Integritas bagi Gubernur, Bupati/Walikota beserta

Wakilnya dan Ketua DPRD se-Banten, 17 s.d. 18 Mei 2016 di Jakarta.

14. Workshop Tunas Integritas bagi Pejabat Eselon I Kementerian Agama,

23 s.d. 24 Mei 2016, di Jakarta.

15. TOT Komite, Tunas dan Sistem Integritas Pejabat Eselon II KKP Tahap II,

25 s.d. 28 Mei di Cirebon Jawa Barat.

16. TOT Tunas Integritas Provinsi Papua, 21 s.d. 24 Juni 2016, di Jayapura

Papua

17. Workshop Pembentukan Tunas, Sistem dan Komite Integritas Lingkup

Kementerian Pertanian, 27 s.d. 29 Juni 2016, di Jakarta.

18. Workshop Tunas Integritas bagi Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD se-

Papua, 26 s.d. 30 Juli 2016, Jayapura Papua.

19. TOT Komite, Tunas, dan Sistem Integritas bagi Kepala SKPD dan

Pimpinan DPRD Papua Barat, 1 s.d. 6 Agustus 2016, di Manokwari Papua

Barat.

20. Workshop Tunas dan Sistem Integritas bagi pimpinan DPRD dan

Pejabat eselon I dan II di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera

Selatan, 10 s.d. 12 Agustus 2016, di Palembang Sumatera Selatan

21. TOT Komite, Tunas dan Sistem Integritas Kepala SKPD dan Pimpinan

DPRD se-Sumatera Utara, 6 s.d. 9 September 2016 di Medan Sumut

22. TOT Agen Penggerak Integritas Provinsi Papua, 13 s.d. 16 September

2016 di Merauke Papua

23. Pembekalan dan Deklarasi Agen Perubahan/Tunas Integritas di

Lingkungan Kementerian Kesehatan di Auditorium KM. Kelud PT. Pelni

Dermaga Tanjung Priuk Jakarta

24. TOT Tunas Integritas bagi Pejabat Eselon III di lingkungan Dirjen AHU

Kemenkumham, 20 September 2016, di Bogor

Page 141: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

139

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

25. Workshop Tunas Integritas bagi Eksekutif dan Legislatif Kota Palembang,

3 s.d. 5 Oktober 2016, di Palembang Sumsel

26. TOT dan Workshop Tunas, Sistem dan Komite Integritas Hakim, pejabat

Eselon I dan II Mahkamah Konstitusi, 9 s.d. 13 November 2016, di

Bandung

27. Workshop Tunas Integritas untuk Pimpinan dan Anggota DPRD, Pejabat

Tinggi Pratama Kepala SKPD di Provinsi Riau, 15 s.d. 19 November 2016,di

Pekanbaru

28. TOT Tunas Integritas di Lingkungan Pemprov. Bali, 24 s.d. 25 November

2016,di Bali.

2 Workshop Komite Integritas 1. Workshop Komite Integritas di Lingkungan Kab. Kendal, 25 s.d. 27

Januari 2016, di Magelang Jawa Tengah

2. Workshop Komite Integritas di Lingkungan Kementerian Kelautan dan

Perikanan (KKP), 1 s.d. 2 Maret 2016, di Bogor Jawa Barat

3. Workshop Komite Integritas di Pemprov. Riau, 2 s.d. 4 Juni 2016 di

Pekanbaru Riau

4. Workshop Komite Integritas di Lingkungan Pemkot. Palembang, 12 s.d.

13 Agustus 2016 di Palembang Sumatera Selatan

5. FGD dan Workshop dalam Rangka Penyelarasan Implementasi

Pencegahan Korupsi di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, 24 s.d. 28

Oktober 2016, di Makassar

6. Workshop Komite Integritas Kota Bandung, 17 sd 19 Oktober 2016, di

Bandung.

3 Workshop dan FGD Pematangan

Konsep, standar dan panduan

Pembangunan Integritas KLOP

1. Workshop Pengembangan Modul dan panduan Integritas untuk KLOP

pesertanya adalah tim perumus Panduan dan Modul dari berbagai

KLOP, 14 sd 15 Juli 2016, di Telkom Corporate University.

2. Workshop Perumusan panduan Rembuk Integritas Nasional, 25 sd 26

November 2016, di Telkom Corporate University

4 Workshop Kolaborasi Tunas

Integritas

1. Workshop Kolaborasi Tunas Integritas Nasional I 2016 (Peserta: para

Tunas Integritas Nasional dari 80 KLOP), 14 s.d. 16 Maret di Mandiri

University Banjarmasin Kalimantan Selatan.

2. Workshop Kolaborasi Tunas Integritas Nasional II 2016 (Pesertanya para

Tunas Integritas dari 90 KLOP), 23 s.d. 25 Agustus 2016 di Mataram NTB

5 Melakukan Koordinasi Teknis 1. Koordinasi Teknis pada pertemuan Forkompimda se-Papua perihal

Pembangunan Budaya Integritas dalam Rapat Kerja Bupati/Walikota

se-Papua, 29 s.d. 31 Maret di Gedung Sasana Kirana Kantor Gubernur

Papua

2. Koordinasi Teknis dalam rangka Program Pembangunan Integritas di

Pemerintah Provinsi Banten, 11 s.d. 12 April 2016, di Kantor Pemerintahan

Provinsi Banten

3. Koordinasi Teknis dalam Rangka Program Pembangunan Integritas di

Provinsi Riau, 12 s.d. 13 April 2016, di Kantor Gubernur Riau

4. Koordinasi Teknis dalam rangka Program Pembangunan Integritas di

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 14 April 2016, di Kantor Gubernur

Prov. Sumatera Utara

5. Koordinasi Teknis dalam Rangka Program Pembangunan Integritas

di Pemerintah Provinsi Papua Barat, 26 s.d. 29 April 2016, di Kantor

Inspektorat Papua Barat

6 TOT Agen Penggerak Integritas

(Integrity Coaching Clinic)

1. Workshop Agen Penggerak Integritas Angkatan I (ICC), 18 s.d. 20

Agustus 2016, di Jakarta

2. Workshop Agen Penggerak Integritas angkatan 2 (ICC), 31 Agustus s.d.

2 September 2016 di Yogyakarta

7 Rembuk Integritas Nasional

(Festival Antikorupsi Segmen

K/L/O/P)

1. Workshop Aspirasi dan Sinergi KLOP dalam Rembuk Integritas Nasional

dan Hari Anti Korupsi Internasional 2016, 21 September 2016, di Jakarta

2. Implementasi Rembuk Integritas Nasional dan Festival Antikorupsi

2016 di Pekanbaru Riau

Page 142: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

140

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

8 Pengembangan Multi Media

Pembelajaran dan sistem

Informasi Manajemen

Pembangunan Integritas

1. Pembuatan Aplikasi Integrity Dashboard (Berbasis Android dan ios)

2. Pembuatan Aplikasi Integrity Monitoring Center (Berbasis Desktop dan

Laptop)

3. Pembuatan Aplikasi Pembelajaran Integritas berbasis Virtual Reality

9 Menyelaraskan Program Pem-

bangunan Integritas

1. FGD Upaya pembangunan budaya integritas melalui pembentukan

tunas, sistem dan komite integritas di DIY, 30 September 2016 di

Yogyakarta

2. Workshop Diklat Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera

Selatan, 29 s.d. 30 Maret di Kantor Gubernur Sumsel

10 Menyelaraskan Implementasi

Gahkor Nasional Interest

1. Workshop Penyelerasan Implementasi Pencegahan Korupsi National

Interest dalam Rangka Persiapan Festival Antikorupsi Riau 2016, 15 s.d.

16 November di Kantor Gubernur Riau Pekanbaru

2. Bimbingan Teknis Antikorupsi; Peran Tunas Integritas dalam

Implementasi Komitmen di BPJS Ketenagakerjaan19 Oktober 2016 di

Jakarta

11 Pembangunan budaya integritas

pada pilar/sektor Apgakum/

Yudikatif secara terintegrasi

1. Melaksanakan kegiatan Pemetaan dan Pengumpulan Bahan dalam

Rangka Penyelarasan Pencegahan Korupsi di Mahkamah Agung, 12 s.d.

13 Mei 2016, di Batam

2. Workshop Penyelarasan Pencegahan Korupsi Instansi Apgakum

bersama Aparatur Pemerintah Daerah se-Pekanbaru, 1 s.d. 3 Desember

2016 di Pekanbaru

4. Community Development

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

1 Pemetaan Komunitas Pemetaan Komunitas dilakukan sebagai upaya menyaring keberadaan LSM, NGO dan Komunitas di 5 (lima) wilayah pemetaan di tahun 2016, yakni di Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Banten, dan Denpasar. Empat wilayah pemetaan dilakukan di wilayah lokus intervensi Koordinasi dan Supervisi Pencegahan KPK, sedangkan Denpasar merupakan kelanjutan wilayah intervensi pengembangan komunitas dari tahun-tahun sebelumnya bersama Yogyakarta dan Bandung.

Eskalasi kebutuhan intervensi wilayah yang meningkat di tahun 2016 juga menjadi alasan lain dilakukannya Pemetaan Komunitas. Keterbatasan SDM KPK yang bertanggung jawab mensinergikan peran aktif masyarakat dalam pemberantasan tindak pidana korupsi mengharuskan KPK menggandeng LSM, NGO, dan komunitas di lokus intervensi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan efektif. Oleh sebab itu, dibutuhkan LSM, NGO, dan Komunitas yang benar-benar memiliki integritas yang jelas untuk dapat berkolaborasi dalam mengawal peran aktif masyarakat dalam gerakan antikorupsi.

Proses pemetaan di setiap wilayah dibantu oleh ICW dan menggandeng komunitas dan peneliti lokal rekomendasi mereka, yaitu: MasyarakatTransparansi (MATA) Aceh, Sentra Advokasi Hak Dasar (Sahdar) Medan, Forum Indonesia untuk Transparansi (FITRA) Riau, Koalisi Guru Banten, dan Manikaya Kauci, Bali. Adapun data yang dikumpulkan adalah program kerja, kepengurusan, pendanaan, kegiatan yang telah dilakukan, dan rekam jejak mereka dalam melakukan kegiatan dan program. LSM dan Komunitas yang didata tidak terbatas pada LSM ataupun Komunitas yang bergerak di gerakan antikorupsi, mengingat, pemberdayaan komunitas yang dilakukan KPK berbasis 9 nilai antikorupsi yang lebih beragam gerakannya.

Selama 2016, rangkaian pemetaan komunitas dilaksanakan sebagaimana berikut ini:1. Identifikasi Target di Yogyakarta dan Sekitarnya dalam rangka membina community development, 10 Februari 2016

2. Identifikasi Target Community Development di Denpasar, Badung Bali dan Sekitarnya, 16 Februari 2016

3. Identifikasi Target di Kota Banda Aceh, Aceh dan Sekitarnya dalam rangka membina community development provinsi Nangroe Aceh Darussalam, 01 Maret 2016

Page 143: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

141

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

4. Identifikasi target dan pemberdayaan komunitas Bali, 25 Mei 20165. FGD Pemetaan dan Analisis kebutuhan peningkatan kapasitas komunitas,

02 Juni 21066. Identifikasi target dan pemberdayaan komunitas di Aceh, 13 Juni 20167. FGD Penguatan Jaringan dan Peningkatan Kapasitas Kompetensi

Komunitas di Medan, 23 Juni 2016

8. FGD Penguatan Jaringan Komunitas di Denpasar, Bali Dalam Rangka Membina Community Development, 20 Juli 2016

9. FGD Penguatan Jaringan Komunitas di Serang, Banten, 25 Juli 201610. FGD Penguatan Jaringan dan Peningkatan Kapasitas Kompetensi

Komunitas Banten, 02 Agustus 201611. FGD Penguatan jaringan dan peningkatan Kapasitas Kompetensi

Komunitas Riau, 10 Agustus 201612. FGD Penguatan Jaringan dan Peningkatan Kapasitas Kompetensi

Komunitas Riau, 24 Agustus 201613. FGD Penguatan Jaringan Komunitas di Bali, 19 September 201614. Identifikasi target dan FGD Penguatan Jaringan Komunitas di Pekan Baru,

05 Oktober 201615. FGD Penguatan jaringan komunitas di Pekanbaru, 02 November 2016

2 Anti-Corruption Youth Camp (ACYC)

Setelah dilaksanakan dua kali sebelumnya di Bogor (2013) dan Yogyakarta (2015), pada 18-29 Oktober 2016, ACYC diselenggarakan di Kota Sabang, Provinsi Aceh. Mengusung tema “Energi Muda Desa Untuk Negeri”, pada ACYC KPK mendorong anak muda Indonesia untuk sadar akan peran dan percaya atas kemampuan yang dimiliki untuk melakukan perubahan sosial. Penanaman nilai-nilai antikorupsi yang terdiri atas nilai Jujur, Peduli, Mandiri, Tanggung Jawab, Kerja Keras, Sederhana, Berani, dan Adil perlu dilakukan secara intensif melalui cara-cara yang kreatif, populer, dan dekat dengan keseharian anak muda masa kini.

ACYC dilaksanakan dengan konsep berbaur dengan masyarakat di gampong (desa) di sekitar Kota Sabang. Gampong-gampong tersebut akan menjadi ajang praktik para peserta untuk mengimplementasikan program antikorupsi dalam kegiatan ini. Dengan pendekatan metode pengembangan komunitas untuk perubahan sosial, peserta ACYC akan saling berbagi, berkolaborasi, dan merancang keberlanjutan kegiatan dari topik atau masalah yang diangkat dari tiap gampong yang mereka tinggali, serta mencari solusi kreatif dari masalah tersebut.

Selama acara, keterlibatan pemuda lokal dari gampong-gampong yang menjadi pilot project tersebut diharapkan akan lebih mempertajam analisis para peserta tentang kondisi gampong yang menjadi objek kegiatan.

3 Program Pencegahan Korupsi dengan Nahdlatul Ulama (NU)

KPK menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi mitra dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. Hal ini dilakukan mengingat sebagai komunitas keagamaan terbesar di Indonesia, NU memiliki potensi besar dalam pemberdayaan masyarakat, salah satunya dalam mendorong perbaikan pelayanan dan mengontrol kasus-kasus petty corruption di lingkungan sekitar mereka, terutama pada isu dana desa.

Sebagai tahap awal, dilakukan identifikasi dan penyelarasan nilai-nilai antikorupsi yang diusung KPK terhadap nilai-nilai yang ada pada NU kepada beberapa kyai kunci di wilayah Jawa, yaitu Kyai Haji Mustofa Bisri (Gus Mus), Kyai Haji Maimoen Zubair (Mbah Moen), dan KH. Mahfud Ridwan.

Untuk memberdayakan semua elemen NU yang berpotensi melakukan gerakan aktif, pada 2016 telah dilakukan kegiatan:

Page 144: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

142

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

a. Halaqoh Kyai se-Jawa, yang dilakukan untuk mensosialisasikan nilai-nilai yang telah diselaraskan dengan para Kyai Kunci sehingga dapat diterima oleh kyai-kyai lainnya di wilayah Jawa dan diharapkan dapat diikuti oleh wilayah lainnya.

b. Halaqoh daerah di 5 (lima) daerah, yaitu Salatiga, Samarinda, Lombok, Cirebon, dan Bekasi, dalam upaya mensosialisasikan peranan NU dalam gerakan antikorupsi.

c. Capacity Building Materi Antikorupsi berbentuk ToT untuk Kader Penggerak NU di 4 Kota, yaitu di Aceh, Banten, Ambon dan Malang, seperti PMII, ANSOR, BANSER, Fatayat, Muslimat, IPNU, IPPNU, dan lain-lain.

d. Pengembangan materi antikorupsi berupa penyusunan buku “Jihad Nahdlatul Ulama Melawan Korupsi “ dan materi khutbah jum’at antikorupsi.

Untuk memperkuat program yang dilaksanakan dan menjadi payung dari aksi bersama antara KPK dan NU dalam gerakan antikorupsi, KPK dan NU melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan pada 24 Juli 2016 di Cirebon, Jawa Barat.Sebagai tahap implementasi, masyarakat NU berpartisipasi aktif dalam melakukan sosialisasi gerakan penyelamatan Indonesia dari jeratan para koruptor, di antaranyaa. Diskusi Publik Buku “Jihad NU Melawan Korupsi”, dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Internasional di Pekanbaru, Riau, 3 Desember 2016

b. Istighosah Antikorupsi, yang juga dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional di Pekanbaru, Riau, 9 Desember 2016, bertempat di Mesjid Raya An-Nur Pekanbaru.

c. Beberapa kegiatan bedah buku yang dilakukan secara independen oleh beberapa Perwakilan Wilayah NU (PWNU) dan Perwakilan Cabang NU (PCNU) di seluruh Indonesia.

4 Kegiatan lainnya 1. Workshop Praktik Baik Audit Sosial Bersama Yayasan Pengkajian Dan Pemberdayaan Masyarakat (KPM) Provinsi Sulawesi Selatan, 22 Maret 2016

2. Community development pengembangan aplikasi partisipasi publik sektor kesehatan dan pendidikan, 17 Mei 2016

3. FGD Pembuatan dan Penyusunan Modul Audit Sosial Dalam Rangka Membina Community Development, 12 Oktober 2016

4. FGD Penyusunan Blue Print Strategi Komunikasi, 17 November 20165. FGD Teater Musikal Antikropsi di Bandung, 01 Desember 20166. Monitoring kegiatan teater musikal anak/remaja, 15 Desember 20167. Teater musikal anak dan remaja – RAKSASA, 19 Desember 2016

5. Program Politik Cerdas Berintegritas (PCB)

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

1 Perumusan Naskah Kode Etik

dan Panduan Rekrutmen dan

Kaderisasi bagi Politisi dan

Partai Politik

Pada tahun 2016, KPK bekerjasama dengan Pusat Penelitian Politik LIPI (P2P LIPI) merancang Naskah Kode Etik bagi Politisi dan Partai Politik untuk menghasilkan regulasi yang dapat diadopsi oleh seluruh Partai Politik di Indonesia.

Naskah Kode Etik Ideal bagi Politisi dan Partai Politik diluncurkan pada 24 November 2016 di Jakarta. Penyusunan naskah tersebut adalah bagian dari upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan sistem dengan memerbaiki kebijakan. Terdapat empat substansi di dalam Naskah Kode Etik Politisi dan Partai Politik yakni: (1) masuk ke dalam dan menjadi bagian penting dari undang-undang tentang partai politik; (2) naskah ini menjadi salah satu persyaratan mutlak apabila negara akan memberikan dana kepada partai politik yang berasal dari APBN; (3) Kemenkumham (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia) menjadikan naskah ini sebagai sebagian dari persyaratan mutlak bagi partai politik yang mendaftarkan diri sebagai badan hukum ke Kemenkumham; (4) adanya tekanan masyarakat kepada partai-partai politik agar naskah ini terinternalisasi di dalam jiwa, pikiran dan tindakan para politisi dan partai politik.

Page 145: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

143

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

Selain itu, panduan Rekrutmen dan Kaderisasi bagi Partai Politik juga diluncurkan bersamaan dengan Naskah Kode Etik bagi Politisi dan Partai Politik di Jakarta pada 24 November 2016. Panduan ini diharapkan dapat menjadi Inspirasi bersama membangun Indonesia yang lebih baik, politik yang bebas korupsi, dan para kader partai, pengurus partai, dan politisi yang berintegritas, sebagai salah satu sumber bagi kepemimpinan bangsa di masa mendatang.

Rangkaian kegiatan pada program ini adalah sebagai berikut:1. FGD dan Indepth Interview dalam Rangka Penyusunan Kode Etik dan

Panduan Rekrutmen dan Kaderisasi Partai Poliik Ideal Kerjasama KPK dan LIPI Di Jawa Timur, 12 Juni 2016

2. FGD dan Indepth Interview dalam Rangka Penyusunan Kode Etik dan Panduan Rekrutmen dan Kaderisasi Partai Poliik Ideal Kerjasama KPK Dan LIPI Di Makassar, 20 Juni 2016

3. FGD dan Indepth Interview dalam rangka Penyusunan Kode Etik dan Panduan Rekrutmen dan Kaderisasi Partai Poliik Ideal Kerjasama KPK dan LIPI di Makassar, 23 Juni 2016

2 Kelas Politik Cerdas

Berintegritas (PCB)

Pada 2016, KPK menyelenggarakan program Kelas Politik Cerdas Berintegritas yang merupakan sejumlah pembekalan dasar politik bagi anak muda Indonesia. Program Kelas Politik Cerdas Berintegritas menyasar anak muda karena diharapkan anak muda kelak dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of change), penjaga nilai (moral force), dan penyampai kebenaran (social control).

Program Kelas Politik Cerdas Berintegritas dilaksanakan di sembilan provinsi di Indonesia yaitu Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.

Program kelas Politik Cerdas Berintegritas menghadirkan fasilitator-fasilitator berpengalaman dan handal dalam membimbing proses pembelajaran dan workshop. Selama kegiatan, peserta dibekali dengan materi-materi politik seperti: Etika, Integritas, dan Korupsi; Demokrasi; Sistem Pemilu dan Kepartaian; Akuntabilitas Sosial; Politik dan Korupsi; Ekonomi Politik Korupsi; Pengelolaan Konflik Kepentingan; Korupsi dalam Perspektif Feminisme; serta Komunikasi Politik dan Penguatan Jejaring oleh pemateri dari kalangan akademisi tingkat lokal dan nasional sesuai bidang keilmuan yang merupakan pakar di bidangnya.

Adapun rangkaian kegiatan kelas PCB tahun 2016 sebagai berikut:1. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di Sulawesi Selatan, 29 Mei 20162. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di Jawa Timur, 29 Mei 20163. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di Banten, 29 Mei 20164. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di DKI Jakarta, 30 Mei 20165. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di Provinsi Aceh, 31 Mei 20166. FGD Penyusunan Kode Etik & Panduan Rekrutmen dan kaderisasi Partai

Politik Ideal KPK – LIPI , 31 Mei 20167. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di Kalimantan Selatan, 01 Juni 21068. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di Kepulauan Riau, 01 Juni 21069. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di Papua Barat, 01 Juni 210610. FGD dan Indepth Assesment kelas PCB kerjasama KPK dan Yayasan

Satunama di Sumatera Utara, 02 Juni 210611. FGD dan Indepth Interview dalam Rangka Penyusunan Kode Etik Dan

Panduan Rekrutmen dan Kaderisasi Partai Poliik Ideal Kerjasama KPK dan LIPI di Jawa Timur, 08 Juni 2016

12. Workshop Penyusunan Kurikulum dan Modul Dalam Rangka Pelaksanaan Kelas Politik Cerdas Berintegritas, 12 Juni 2016

13. Kelas Politik Cerdas Berintegritas di Sumatera Utara, 18 September 201614. Kelas Politik Cerdas Berintegritas di Sulawesi Selatan 18 September 2016

Page 146: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

144

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

15. Kelas Politik Cerdas Berintegritas di Kepulauan Riau, 25 September 201616. Kelas Politik Cerdas Berintegritas di Aceh, 25 September 201617. Penyelenggaraan Kelas Politik Cerdas Berintegritas di Banten, 02 Oktober

201618. Penyelenggaraan Kelas Politik Cerdas Berintegritas di DKI Jakarta, 02

Oktober 201619. Penyelenggaraan Kelas Politik Cerdas Berintegritas di Jawa Timur, 02

Oktober 201620. Penyelenggaraan Kelas Politik Cerdas Berintegritas di Kalimantan

Selatan, 09 Oktober 201621. Penyelenggaraan Kelas Politik Cerdas Berintegritas di Papua Barat, 09

Oktober 201622. Melaksanakan media visit bersama alumni PCB, 25 November 2016

3 Pembangunan Media

Komunikasi bagi Masyarakat

Politik

Untuk mendukung tercapainya tujuan besar Program Politik Cerdas

Berintegritas perlu Pembangunan Media Komunikasi bagi Masyarakat Politik

dalam rangka Pembentukan Forum Komunikasi Masyarakat Politik yang

akan menjalankan fungsi Pendidikan, Sosialisasi dan Kampanye terkait Kode

Etik, Panduan Rekrutmen & Kaderisasi Partai Politik Ideal dan memberikan

wadah komunikasi bagi alumni kelas PCB dan masyarakat politik lainnya.

Oleh karena itu, Progam Politik Cerdas melakukan serangkaian Media

Komunikasi baik itu internal dan eksternal berupa:

1. Membangun database rintisan Forum Komunikasi Masyarakat Politik;

2. Membangun wadah komunikasi Online dan Offline bagi Forum

Komunikasi Masyarakat Politik;

3. Memperkenalkan Kode Etik, Panduan Sistem Rekrutmen, dan Kaderisasi

Partai Politik yang ideal kepada masyarakat (infografis, motion grafis,

komik, komik strip)

6. Pembangunan Sektor Bisnis Berintegritas

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

1 Peluncuran Program

Profesional Berintegritas

(PROFIT)

Peluncuran gerakan PROFIT merupakan langkah awal dalam pencegahan

korupsi di sektor bisnis sebagai aksi kolaboratif oleh para pelaku usaha,

instansi pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat. tujuannya,

selain mencipkatan iklim dunia yang sehat, membangun praktik bisnis yang

berintegritas juga akan berdampak positif pada tata kelola pemerintahan.

Secara keseluruhan, gerakan ini merupakan wujud kolaborasi multi-sektoral

yang terpercaya dan dapat diandalkan, menggabungkan semangat dan

energi bersama untuk melakukan hal yang vital, yakni melawan korupsi dan

tata kelola bisnis yang tidak transparan, guna mengoptimalkan pertumbuhan

(growth) dan berkelanjutan (sustainability) yang merupakan tujuan sektor

usaha itu sendiri.

Selanjutnya PROFIT akan menjadi landasan operasional BUMN, swasta dan

sektor bisnis. Bagi dunia usaha, hal ini akan berkonsekuensi pada terikatnya

pada komitmen antikorupsi, seperti berkomitmen untuk meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas perusahaan, menghapus praktik pemberian

uang pelican dan suap, serta melaporkan indikasi tindak pidana korupsi

seperti pemerasan dan pungutan liar yang dilakukan oleh oknum regulator

dan penegak hukum. Sedangkan dari sisi penegak hukum, pencanangan

PROFIT akan mendorong upaya mengatasi pungli, meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik terkait sektor bisnis serta

meningkatkan efektivitas Pengaduan masyarakat.

Selain, peluncuran logo dan tagline PROFIT, para pemangku kepentingan

juga membacakan deklarasi sebagai wujud komitmen untuk memerangi

korupsi dan melaksanakan aksi bersama dalam membangun sistem praktik

bisnis yang berintegritas.

Page 147: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

145

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN URAIAN KEGIATAN

2 Internasional Business Integrity

Conference (IBIC)

Bentuk upaya pencegahan di sektor swasta pada 2016 diwujudkan dengan

penyelenggaraan Internasional Business Integrity Conference bertemakan

“Cegah Korupsi terkait sektor Swasta: Strategi, Langkah, Tantangan & Solusi”.

Diharapkan dari konferensi internasional ini pencegahan korupsi terkait

sektor bisnis akan lebih efektif, upaya aksi kolektif dalam pemberantasan

korupsi yang terkait praktik bisnis di Indonesia dan kaitannya dengan

lintas negara akan semakin kuat, serta peran serta masyarakat dapat terus

meningkat terutama dalam membangun bisnis berintegritas dan budaya

antikorupsi di Indonesia. IBIC 2016 diselenggarakan pada 16-17 November

2016 diJakarta.

IBIC 2016 memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengikuti isu-isu

terkini terkait antikorupsi khususnya pada sektor bisnis. Setiap harinya

tersedia lima kelas paralel yang terdiri dari 20 kelas diskusi, 1 ballroom, dan

4 breakout room dengan peserta, narasumber dan moderator lebih dari 7

negara; Timor Leste, Malaysia, Singapore, Kanada, Amerika, Inggris, Australia,

dan Jerman.

Dengan target awal 700 peserta, jumlah total peserta yang terdaftar

mencapai 1.560 peserta konferensi yang datang dari berbagai daerah dan

berbagai sektor; regulator, penegak hukum, masyarakat sipil, akademisi,

para pelaku usaha, para profesional di berbagai bidang; hukum, infrastruktur,

kesehatan, pangan, ekonomi, para aktivis perempuan antikorupsi, dan

sebagainya. Keluaran dari IBIC 2016 adalah satu set rekomendasi kepada

pihak pemerintah, penegak hukum dan sektor bisnis tentang hal-hal

prioritas yang perlu dilakukan demi mendorong peningkatan peringkat ease

of doing business dan integritas bisnis di Indonesia

3 Kegiatan lainnya 1. Initiative meeting pembangunan integritas praktik bisnis di bidang

kesehatan, 03 Maret 2016

2. Initiative meeting pembangunan integritas praktik bisnis di industri hulu

minyak &gas, 31 Maret 2016

3. Initiative meeting pembangunan integritas praktik bisnis di sektor

kehutanan,10 Mei 2016

4. Workshop Sektor Kehutanan di Palangkaraya, 11 Mei 2016

5. Workshop sektor swasta melalui boardgame its my bussiness, 18 Mei

2106

6. Workshop & Sharing Knowladge tentang Pencegahan Korupsi di Sektor

Swasta, 31 Mei 2016

7. Initiative meeting pembangunan integritas praktik bisnis di Sektor

Infrastruktur, 02 Juni 2106

8. Initiative meeting Pembangunan Integritas Praktik Bisnis Sektor Pangan,

23 Juni 2016

9. Workshop FGD Pakar Untuk Perumusan Pertanggungjawaban Pidana

Korupsi di Indonesia, 20 Juli 2016

10. Dialog Multistakeholder Forum: Penguatan kemitraan publik-swasta

untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan integritas terkait

praktik bisnis demi indonesia yang lebih sejahtera, 09 Agustus 2016

11. Workshop Integritas Bisnis untuk Sektor Minyak dan Gas dalam

Rangkaian Kegiatan Festival Anti Korupsi 2016, 02 Desember 2016

12. Workshop Pelatihan (User Test) Modul Pembelajaran Integritas Bisnis,19

Desember 2016

Page 148: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

146

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

7. Audiensi & Kunjungan Ke KPK

NO. INSTANSI (LEMBAGA PENYELENGGARA) TANGGAL

1 Madrasah Aliyah Negeri Salopa Kabupaten Tasikmalaya 05 Januari 2016

2 Universitas Unma Banten 11 Januari 2016

3 Universitas Musi Rawas 12 Januari 2016

4 Universitas Islam Indonesia 18 Januari 2016

5 FH Universitas Hasanuddin 20 Januari 2016

6 Universitas Medan Area 21 Januari 2016

7 Univeristas Islam Malang 27 Januari 2016

8 Ikatan Muhammadiyah Cirendeu 27 Januari 2016

9 SMP Islam Teratai Putih 09 Februari 2016

10 MGMP PPKN Yogyakarta 09 Februari 2016

11 Pusdiklat Kemenkeu 11 Februari 2016

12 SMA N 1 Padang 23 Februari 2016

13 Sekolah Anak Indonesia 08 Maret 2016

14 FH UMI Makassar 18 Maret 2016

15 Universitas Bandar Lampung 21 Maret 2016

16 Universitas Muhammadiyah Magelang 23 Maret 2016

17 Universitas Mataram 28 Maret 2016

18 UIN Gunung Jati Bandung 29 Maret 2016

19 Universitas Udayana Bali 29 Maret 2016

20 DIKLATPIM Kemendagri 01 April 2016

21 LP3I Cikarang 04 April 2016

22 FH Uviversitas Gajah Mada 05 April 2016

23 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 06 April 2016

24 Universitas Janabadra Yogyakarta 06 April 2016

25 Akper Manggala Husada 08 April 2016

26 SMA Tarakanita 11 April 2016

27 SMPK Tunas Bangsa 14 April 2016

28 Universitas Negeri Yogyakarta 18 April 2016

29 Institut Universitas Malaya 18 April 2016

30 Universitas Pancasila 18 April 2016

31 MGMP PKN Cilacap 21 April 2016

32 PERMAHI 26 April 2016

33 Universitas Muhammadiyah Bengkulu 26 April 2016

34 Universitas Paramadina 27 April 2016

35 Universitas Khatolik Parahyangan 02 Mei 2016

36 FIK UPI Bandung 13 Mei 2016

37 Universitas Warmadewa Bali 17 Mei 2016

38 Universitas Tarumanegara Cirebon 17 Mei 2016

39 DIKLATPIM Departemen Keuangan 18 Mei 2016

40 Universitas Indonesia 19 Mei 2016

41 Universitas Diponegoro 19 Mei 2016

42 IAIN Salatiga 19 Mei 2016

43 SMP Islam Al-Azhar 20 Mei 2016

44 Universitas Hasanuddin 24 Mei 2016

Page 149: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

147

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. INSTANSI (LEMBAGA PENYELENGGARA) TANGGAL

45 Universitas Islam Kalimantan 24 Mei 2016

46 Universitas Nasional 25 Mei 2016

47 SMA IIHS 27 Mei 2016

48 FLAC Jakarta, KOSMIK UI, SIAK BEM UI 27 Mei 2016

49 FH UBL 02 Agustus 2016

50 UIN Raden Fatah Palembang 08 Agustus 2016

51 Kwarnas Pramuka 15 Agustus 2016

52 Kwarnas Pramuka 19 Agustus 2016

53 DIKLATPIM 4 Kejaksaan RI 22 Agustus 2016

54 Asian Law Student UNDIP 07 September 2016

55 Universitas Gajah Mada 08 September 2016

56 Universitas Airlangga 14 September 2016

57 Universitas Sulawesi Barat 19 September 2016

58 FISIP Universitas Gajah Mada 21 September 2016

59 Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an Al Hikam Depok 26 September 2016

60 SMA Negeri 6 Palembang 06 Oktober 2016

61 Yayasan Bhumiksara 07 Oktober 2016

62 FIS Universitas Negeri Malang 12 Oktober 2016

63 Universitas Indonesia 13 Oktober 2016

64 LPKSM TWH Sukabumi 17 Oktober 2016

65 Akuntansi FEB UKDW Jogja 18 Oktober 2016

66 FH Unika Soegijapranata Semarang 25 Oktober 2016

67 FH Universitas Atmajaya Jogjakarta 26 Oktober 2016

68 BEM FH Unsoed Purwokerto 08 November 2016

69 Unika Parahyangan 10 November 2016

70 DPP Ikatan Penulis Mahasiswa Hukum Indonesia 11 November 2016

71 ATV FEB UI 16 November 2016

72 Universitas Bandar Lampung 21 November 2016

73 Hima Ilmu Politik FISIP Unibraw 23 November 2016

74 STSIP Yuppentek 15 Desember 2016

75 FKIP Univ. Ahmad Dahlan 27 Desember 2016

8. Pemenuhan Undangan & Narasumber

Kegiatan

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

1Workshop National Integrity System Universitas

Hasanuddin

Universitas Hasanuddin04 Januari 2016

2 TOT Tunas, Sistem dan Komite Integritas PT Angkasa Pura II 17 Januari 2016

3Sosialisasi Antikupsi pada Kementerian Riset Teknologi

dan Pendidikan Tinggi

Kementerian Riset

Teknologi dan

Pendidikan Tinggi

02 Februari 2016

4 Sosialisasi Pencegahan Korupsi dan Gratifikasi PTPN I PTPN I 03 Februari 2016

5 ToT Tunas Integritas PT Bank BJB, Tbk PT Bank BJB, Tbk 03 Februari 2016

6

Workshop Pencegahan dan Penanggulangan Tindak

Pidana Korupsi dan Penyalahgunaan Jabatan dan

Wewenang

Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan 04 Februari 2016

Page 150: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

148

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

7 Kuliah Umum Diklat LPEM-FEB Universitas Indonesia.LPEM-FEB Universitas

Indonesia.04 Februari 2016

8

Lokakarya Anti Korupsi Forum Masyarakat Katolik

Indonesia dengan tema “Jangan Nodai Anak Didik dengan

Tindak Koruptif”.

Forum Masyarakat

Katolik Indonesia 12 Februari 2016

9Pameran Laporan Tahunan Mahkamah Agung Republik

Indonesia

Mahkamah Agung

Republik Indonesia29 Februari 2016

9Workshop Pengarusutamaan Nilai-nilai HAM dalam dunia

pendidikan

Komisi Nasional Hak

Asasi Manusia08 Maret 2016

10 Rilis Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2015 Badan Pusat Statistik 22 Februari 2016

11

Sosialisasi Penanganan Dugaan Tindak Pidana Perbankan

kepada Penegak Hukum dan Industri Perbankan di

Padang

OJK

24 Februari 2016

12Pengukuhan Agen Penggerak Dalam Gerakan Nasional

Pembelajaran Aku Anak Jujur (MANJUR)

HIMPAUDI05 Maret 2015

13Seminar peningkatan kapasitas dokter dalam pelayanan

medik akupuntur di Jakarta Timur

Kementerian Kesehatan

RI05 Maret 2015

14Penyuluhan etika bisnis (Awarness of good corporate

governance-GCG) di Jakarta

PT. TRANSPORTASI GAS

INDONESIA08 Maret 2016

Pameran Antikorupsi pada Jakarta Kids Festival 2016Ayah Bunda & Parenting

Indonesia11 Maret 2016

15Diklat Fungsional Pembentukan Auditor Ahli Kemhan TA

2016

Kepala Badan

Pendidikan dan

Pelatihan Kementerian

Pertahanan RI

11 Maret 2016

16Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Bidang II

Keorganisasian Internal

BEM FH Unpas12 Maret 2016

17 Launching Album Lagu Anak HebatIndonesia Corruption

Watch12 Maret 2016

18Pelatihan Pembekalan Pengajar Internal LKPP dengan

Materi Edukasi Antikorupsi

LKPP15 Maret 2016

19Kursus Manajemen Pengadaan Pertahanan Angkatan

XXIX TA 2016

Kepala Badan

Pendidikan dan

Pelatihan Kementerian

Pertahanan RI

15 Maret 2016

20Seminar peran mahasiswa dan perguruan tinggi dalam

pencegahan dan pemberantasan korupsi

Fakultas Hukum

Universitas Padjajaran 17 Maret 2016

21 Rapat koordinasi evaluasi 3 tahun NKB

Kementerian

Lingkungan Hidup dan

Kehutanan

17 Maret 2016

22Trisakti Economics & Business Fair & Competition (THE 11th

TEBFC)

TEBFC18 Maret 2016

23Sosialisasi Antikorupsi pada Briefing pertama pembekalan

relawan Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau

Komunitas Inspirasi

Jelajah Pulau19 Maret 2016

24Sosialisasi pencegahan korupsi di lingkungan PT.

Perkebunan Nusantara XIII

PT. PN III22 Maret 2016

25 Seminar Pendahuluan Review Integritas Sektor Publik BAPPENAS 22 Maret 2016

26 Seminar Pemimpin muda visioner dan berintegritas HIKMAHBUDHI 25 Maret 2016

27Workshop serta Diklat Pengelolaan Keuangan Daerah

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Badan Diklat Provinsi

Sumatera Selatan29 Maret 2016

Page 151: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

149

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

28 Seminar Berani Melawan Korupsi (BERAKSI) 2016Universitas Islam

Indonesia30 Maret 2016

29Seminar penanaman nilai-nilai budaya anti korupsi dan

aksi pencegahan korupsi di lingkungan pemerintah

Kementerian Pariwisata31 Maret 2016

30Workshop pengembangan materi modul PPWK Daerah

III Good Governance LAKPESDAM-PBNU

LAKPESDAM PBNU31 Maret 2016

31 Seminar Program sekolah integritasSekolah Integritas

Institute for Integrity01 April 2016

32Pertemuan Komunitas untuk presentasi laporan

penyelenggaraan FAK 2015

Konsorsium Komunitas

Festifal Anti Korupsi01 April 2016

33Holaqoh Daerah untuk Kyai dan Pengelola Pesantren di

wilayah sekitar Samarinda

Kemitraan Partnership04 April 2016

34 Pendidikan dan pembinaan antikorupsi Badan SAR Nasional 04 April 2016

35 Kaderisasi Siswa Telaten dan Mandiri Indonesia Labschool 08 April 2016

36Persiapan kuesioner dan pengumpulan deta review

integritas sektor publik

BAPPENAS11 April 2016

37Workshop pembangunan integritas di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kementerian

PekerjaanUmum dan

Perumahan Rakyat

11 April 2016

38Workshop Tunas Integritas di Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan

Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan11 April 2016

39 Pertemuan Pakar UNCAC BAPPENAS 12 April 2016

40Halaqah Anti Korupsi dengan Tema"Siasat Pesantren dan

Nahdliyin dalam menghindari Jebakan Korupsi”

Yayasan Bani

Abdurrahman Wahid12 April 2016

41Diskusi persiapan pelaksanaan Indonesia Anti Corruption

Forum ke lima

BAPPENAS13 April 2016

42Workshop Tunas Integritas bagi pejabat eselon 2 dan

eselon 3 di Lingkup RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

RSUP Dr. Sardjito13 April 2016

43Seminar sehari dengan tema "indonesia zero korupsi,

bisakah?" dan kegiatan Sekolah Anti Korupsi Angkatan 3

DPP Partai Demokrat14 April 2016

44Orientasi dan pendalaman tugas angota DPRD Provinsi

dan Kabupaten/Kota Partai Gerindra

DPP Partai Gerindra15 April 2016

45 Launching Album Lagu Anak HebatIndonesia Corruption

Watch17 April 2016

46Pelatihan integritas nasional di kampus Telkom Corporate

University

SGM Telkom Corporate

University Center17 April 2016

47Peningkatan kapasitas dokter dalam pelayanan medik

akupuntur

Kementerian Kesehatan

RI18 April 2016

48Seminar pendidikan antikorupsi di Universitas Kanjuruhan

Malang

Universitas Kanjuruhan

Malang18 April 2016

49Halaqah anti korupsi dengan tema siasat pesantren dan

nahdliyin dalam menghindari jebakan korupsi

Yayasan Bani

Abdurrahman Wahid18 April 2016

50

Workshop Pemetaan risiko anti korupsi dan anti

kecurangan bersama Tim Operasional TEPI dan Program

Strategis KPK di dalam Sektor Swasta

Total E&P Indonesie

19 April 2016

51Diskusi panel masa depan industri buku & gerakan literasi

nasional

Ikatan Penerbit

Indonesia21 April 2016

52 Jagongan Media Rakyat 2016Koordinator Jagoan

Media Rakyat 201621 April 2016

53 Seminar Panama Papers Universitas Gajah Mada 22 April 2016

Page 152: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

150

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

54 Launching Album Lagu Anak HebatIndonesia Corruption

Watch23 April 2016

55Seminar "Tidak Untuk Korupsi" pada Perayaan World Book

Day di Rumah Dunia

Rumah Dunia Banten23 April 2016

56 Konferensi Nasional Perempuan Melawan Korupsi Universitas Islam Riau 24 April 2016

57 Seminar Gerakan Penerapan Revolusi Mental Anti Korupsi Kementerian Pertanian 26 April 2016

58Sosialisasi Manajemen Karier Kementerian Pekerjaan

Umum Dan Perumahan Rakyat

Kementerian

PekerjaanUmum dan

Perumahan Rakyat

26 April 2016

59 ToT Tunas Integritas Kabupaten Bandung tahun 2016Inspektorat Kabupaten

Bandung26 April 2016

60Musyawarah Nasional Asosiasi Mahasiswa Anti Korupsi

ke-1

Universitas Lampung27 April 2016

61 Seminar antikorupsi SMA Katholik Santa TheresiaSMA Katholik Santa

Theresia27 April 2016

62 Rapat Kerja Internal Audit Group Bank Syariah Mandiri PT. Bank Syariah Mandiri 29 April 2016

63 Halaqah Anti Korupsi Jaringan Gusdurian 30 April 2016

64 Workshop internalisasi nilai-nilai revolusi mental

Kementerian

Pemberdayaan

Perempuan dan

Perlindungan Anak

02 Mei 2016

65 Lokakarya penyusunan modul Gereja Melawan KorupsiGereja-Gereja di

Indonesia02 Mei 2016

66 Bimbingan teknis pembinaan PNSBadan Kepegawaian

Daerah03 Mei 2016

67 Pendampingan Penelitian Mapping CommunityIndonesia Corruption

Watch04 Mei 2016

68Diseminasi model pengintegritasan pendidikan

antikorupsi

Kemendikbud25 Mei 2016

69 Seminar Antikorupsi Universitas Muhammadiyah JakartaUniversitas

Muhammadiyah Jakarta10 Mei 2016

70Diklat integritas dan pencegahan korupsi pada diklat

manajerial tingkat manajer muda batch II

PT. Angkasa Pura II11 Mei 2016

71 NCLE's 2nd conference on clinical legal education INCLE 11 Mei 2016

72 Workshop pembangunan SDM Pengelolaan kepegawaian

Kepala Badan

Kepegawaian dan Diklat

Kabupaten Karawang

12 Mei 2016

73Ceramah mata pelajaran pada Lembaga Pendidikan dan

Pelatihan Polri

Lembaga Pendidikan

dan Pelatihan Polri 12 Mei 2016

74Seminar nasional oleh Lembaga Pers Mahasiswa Gema

Keadilan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Universitas Diponegoro14 Mei 2016

75 Seminar komunikasi pendidikanUniversitas Negeri

Jakarta16 Mei 2016

76 Forum Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Kementerian

Perekonomian Politik

Hukum dan HAM

18 Mei 2106

77Seminar Pendidikan Anti Korupsi pada Acara Festival

Waisak Untuk Indonesia

Panitia Pelaksana

Festifal Waisak untuk

Indonesia

18 Mei 2106

78 Pembacaan puisi antikorupsi di Teras Cikapung BandungPerkumpulan Studi Aksi

Kependudukan21 Mei 2016

Page 153: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

151

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

79Workshop sistem integritas kementerian agama tahun

2016

Kementerian Agama RI23 Mei 2016

80Sosialisasi pencegahan korupsi di PT. Perkebunan

Nusantara III & IV

PT. Perkebunan

Nusantara III & IV23 Mei 2016

81Sosialisai antikorupsi pada Rapat Kerja Jajaran Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah

Kantor Wilayah

Kementerian Agama24 Mei 2016

82 Pelatihan GCG Agen di PT. Transportasi Gas IndonesiaPT.Transportasi Gas

Indonesia25 Mei 2016

83Workshop micro teaching sebagai langkah penguatan

terhadap dosen pengajar materi pendidikan anti korupsi

Kementerian Riset

Teknologi dan

Pendidikan Tinggi

25 Mei 2016

84 Dialog Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI)Asosiasi Kontraktor

Indonesia26 Mei 2016

85Sosialisasi antikorupsi pada motivator kegiatan pesantren

pembekalan bagi siswa/i

Yayasan At-Taufiq27 Mei 2016

86ToT Tunas integritas di lingkungan Kementerian Hukum

dan HAM

Kementerian Hukum

dan HAM31 Mei 2016

87 Seminar nasional Antikorupsi Universitas Widya MataramUniversitas Widya

Mataram01 Juni 2106

88 Training of Trainer Spesialisasi Anti Korupsi STAN 2016 STAN 01 Juni 2106

89 Perencanaan Zona Integritas di lingkungan Bawaslu RI Bawaslu 03 Juni 2106

90Pelatihan advokasi mahasiswa dengan materi mengetahui

lebih dalam mengenai korupsi kampus

BEM Universitas Negeri

Jakarta04 Juni 2016

91Peluncuran program pencegahan korupsi berbasis

keluarga melalui seni dan budaya tradisional

BKKBN04 Juni 2016

92Pembekalan Antikorupsi bagi Taruna Akademi Imigrasi

Angkatan XVI tahun 2016

Akademi Imigrasi08 Juni 2016

93 Sarasehan dengan tema budaya antikorupsi SMA Gonzaga 08 Juni 2016

94Pengajaran konten antikorupsi di sekolah HighScope

Indonesia

HighScope Jakarta09 Juni 2016

95Workshop Pengembangan Kurikulum Di Minat Kebijakan

Pembiayaan Dan Manajemen Asuransi Kesehatan UGM

FK Universitas Gajah

Mada09 Juni 2016

96

Workshop Sehari Bagi Kepala Sekolah Dan Pembina

Kesiswaan Pada Sekolah-Sekolah di Lingkungan Dinas

Pendidikan Kabupaten Kendal

Bupati Kendal

14 Juni 2016

97 Xcareer Day tentang kejujuran SD Islam Al Azhar 5 15 Juni 2016

98Program Pesantren Pencerahan Akhlak Di Lazuardi

Madani Islamic Student Village

Lazuardi Madani17 Juni 2016

99Persiapan Penajaman Aksi Pencegahan Dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2016-2017

BAPPENAS23 Juni 2016

100 Sosialisasi GCG PT Pertamina EP CEPU Pertamina EP CEPU 23 Juni 2016

101Kuliah Corporate Responsibility and ethics di Universitas

Prasetya Mulya

Universitas Prasetya

Mulya23 Juni 2016

102Pembahasan Kerjasama antar kementerian Pekerjaan

Umum Dan Peryumahan Rakyat dan KPK

Kementerian

PekerjaanUmum dan

Perumahan Rakyat

24 Juni 2016

103Workshop penguatan integritas dan pembinaan mental

antikorupsi

Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam30 Juni 2016

104 Workshop pembangunan integritas Kabupaten Cianjur Bupati Cianjur 18 Juli 2016

Page 154: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

152

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

105 Labs Fresh School DaySMP Labschool

Kebayoran20 Juli 2016

106Workshop micro teaching pendidikan anti korupsi di

perguruan tinggi

Kementerian Riset

Teknologi dan

Pendidikan Tinggi

21 Juli 2016

107 Parents Gathering Universitas Widyatama Universitas Widyatama 23 Juli 2016

108 Change Agent Summit 2016 Kementerian Keuangan 29 Juli 2016

109Program Evaluating Trusth and Credibility dari Paul Ekman

International di Indonesia

Inspirasi Indonesia29 Juli 2016

110Konferensi pers peluncuran edisi pertama Best Majalah

Anak Indonesia

Pustaka Bestari

Publisher30 Juli 2016

111Pembangunan UPT Pemasyarakatan dan Lapas Industri

alokasi APBN dan APBNP 2016

Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan02 Agustus 2016

112

Pelatihan untuk ToT Pencatatan dan Pelaporan

Perawaatan, dukungan dan pengobatan ARV (PDP) di

lingkungan Kemeneterian Kesehatan

Kementerian Kesehatan

RI 03 Agustus 2016

113 Talkshow bagi internal karyawan ULI di Jakarta PT. Unilever Indonesia 04 Agustus 2016

114

Diseminasi Model Pengintegrasian pedidikan anti

korupsi pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Sekolah Menengah Atas

Direktorat Jenderal

Pendidikan dasar dan

menengah

04 Agustus 2016

115Workshop Tunas Integritas serta pameran dengan tajuk

taman baca KPK

Yayasan Penggak Men

Mersi05 Agustus 2016

116Refleksi dan Evaluasi 3 Tahun Gerakan Puisi Menolak

Korupsi di Indonesia

Konfensi Nasional

Gerakan Puisi Menolak

Korupsi

06 Agustus 2016

117Pembekalan antikorupsi kepada perwakilan pejabat dari

seluruh SKPD di lingkungan Pemprov Jawa Tengah

Pemprov Jawa Tengah07 Agustus 2016

118

Seminar Sekolah Legislatif dan Sekolah Kader Save

Jawa Timur Dari Narkoba, Terorisme, Korupsi, Kekerasan

Terhadap Perempuan Dan Anak

Partai NASDEM

13 Agustus 2016

119 Kelas Madrasah Antikorupsi

PW. Pemuda

Muhammadiyah

Sumatera Utara

13 Agustus 2016

120Tim Penilai Lomba TATA Kelola BO SD Tingkat Nasional

tahun 2016

Kemendikbud13 Agustus 2016

121Tim Penilai Lomba TATA Kelola BOS SD Tingkat Nasional

tahun 2016

Kemendikbud15 Agustus 2016

122Sosialiasi Antikorupsi pada Jambore Nasional Gerakan

Pramuka X Tahun 2016

Gerakan Pramuka

Kwartir Nasional15 Agustus 2016

123Semmer School Internasional Training for Young Islamic

Economic Leaders

Universitas

Muhammadiyah

Yogyakarta

16 Agustus 2016

124

Sosialiasi Antikorupsi pada “Nyantri di kapal perang” untuk

ketua OSIS dan Kerohanian Islam (ROHIS) SMA dan SMK

di Jawa Timur

LAKPESDAM PBNU

16 Agustus 2016

125Seminar Kelas Madrasah Antikorupsi Kota Pariaman

angkatan 2

Pengurus

Daerah Pemuda

Muhammadiyah Kota

Pariaman

18 Agustus 2016

126Workshop pendidikan antikorupsi untuk guru dan siswa

SMA Santa Maria 1 Cirebon

SMA Santa Maria 118 Agustus 2016

Page 155: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

153

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

127Workshop dan Training meningkatkan tata kelola

pendidikan melalui Cek Sekolah-Ku

Transparancy

Internasional Indonesia21 Agustus 2016

128 Lokakarya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi INFO JPIC Indonesia 23 Agustus 2016

129Program pendidikan sosial anak, SISIP Universitas

Muhammadiyah Jakarta

Universitas

Muhammadiyah Jakarta24 Agustus 2016

130Workshop micro teaching pendidikan anti korupsi di

perguruan tinggi

Kementerian Riset

Teknologi dan

Pendidikan Tinggi

25 Agustus 2016

131

Rapat Koordinasi Penanganan pengaduan dan Penguatan

Sistem Pengawasan Aparatur Peradilan di Provinsi Jawa

Timur

Mahkamah Agung

25 Agustus 2016

132 Diskusi kebangsaan Universitas Kristen Krida KencanaUniversitas Kristen Krida

Kencana26 Agustus 2016

133Seminar birokrat bersih tantangan di era teknologi

informasi

Kementerian Keuangan30 Agustus 2016

134Finalisasi pengisian kuesioner survei integritas sektor

publik

BAPPENAS30 Agustus 2016

135Seminar bertajuk strategi pendidikan dalam

pemberantasan korupsi

Asean Muslim Students

Association01 September 2016

136 Launching dan Diskusi Publik Madrasah Anti Korupsi

Pemuda

Muhammadiyah

Kabupaten Deli

03 September 2016

137Kegiatan pencegahan korupsi berbasis keluarga melalui

seni dan budaya tradisional di Cirebon

BKKBN03 September 2016

138 Perkuliahan MAK kelas UMTMadrasah Anti Korusi

Kelas UMT04 September 2016

139

Kuliah Umum tema pengetahuan dan pemahaman

tentang antikorupsi sebagai bentuk cinta & bela negara

di Akademi Perawat RS PGI Cikini

Akademi Perawat RS PGI

Cikini 05 September 2016

140

Workshop Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan

Kewarganegaraan

Kemendikbud

07 September 2016

141Diklat kepemimpinan tingkat IV Angkatan II dan III

Kementerian Agraria

Kementerian Agraria

dan Tata Ruang/BPN08 September 2016

142

Sosialisasi Antikorupsi pada pemantapan nilai-nilai

kebangsaan bagi anggota DPRD Kabupaten Maluku

Tenggara Barat

DITTAPLAI KONSISNAS

08 September 2016

143 Seminar nasional UBAYA LAW FAIR UBAYA 09 September 2016

144 Pembelajaran madrasah antikorupsi Yogyakarta

Pemuda

Muhammadiyah

D.I.Yogyakarta

10 September 2016

145 Kuliah antikorupsi Akademi Perawatan RS PGI CikiniAkademi Perawatan RS

PGI Cikini13 September 2016

146Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan

Zona Integritas

Kementerian

Koordinator Bidang

Kemaritiman

15 September 2016

147 Lokakarya Kepemimpinan Etiks Yayasan Bhumiksara 16 September 2016

148Rapat Koordinasi pengelolaan logistik pemilu/pemilihan

tingkat nasional

Komisi Pemilihan Umum15 September 2016

149TOT mengenai pendidikan antikorupsi kepada para

Faculty Member Universitas Prasetya Mulya

Universitas Prasetya

Mulya15 September 2016

Page 156: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

154

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

150Workshop Internalisasi Pencegahan Korupsi di

Lingkungan Kemendikbud

Inspektorat Jenderal

Kemendikbud18 September 2016

151 National School of Political Education 2016Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah24 September 2016

152Pembekalan antikorupsi dalam Pekan Mahasiswa Baru

2016 Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti

Universitas Trisakti24 September 2016

153Workshop micro teaching pendidikan anti korupsi di

perguruan tinggi

Kementerian Riset

Teknologi dan

Pendidikan Tinggi

29 September 2016

154Workshop pembangunan budaya integritas melalui

pembentukan tunas, sistem, dan komuite integritas

Pemda D.I.Yogyakarta30 September 2016

155Pelatihan untuk TOT Pencatatan dan Pelaporan

Perawaatan, dukungan dan pengobatan ARV (PDP)

Kementerian Kesehatan03 Oktober 2016

156 Sosialisasi program antikorupsi di SMAN 81 JakartaKepala Perwakilan BPKP

DKI Jakarta04 Oktober 2016

157Diklat fungsional penjenjangan perencanaan tingkat

pertama angkatan 44 bagi stafkementerian ESDM

Universitas Indonesia04 Oktober 2016

158 Malam Anugrah Apresiasi Film Indonesia 2016Badan Perfilman

Indonesia08 Oktober 2016

159 Seminar Pandawa Mengkaji Masalah Terkini (Panji Sakti) PANJI SAKTI 12 Oktober 2016

160 Kuliah umum untuk mahasiswa baru FH UMMUniversitas

Muhammadiyah Malang12 Oktober 2016

161Leadership development program (LDP) Pejabat eselon

IV Direktorat Jenderal Pajak

Direktorat Jenderal

Pajak13 Oktober 2016

162Seminar PT. Telekomunikasi Indonesia dengan tema

wawasan kebangsaan dan integritas nasional

PT. Telekomunikasi

Indonesia16 Oktober 2016

163

Bimbingan teknis antikorupsi peran tunas integritas

dalam implementasi komitmen pencegahan korupsi

terintegrasi di BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan

19 Oktober 2016

164 Micro teaching pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi Kemenristek Dikti 20 Oktober 2016

165Sosialisasi kode etik pegawai dan internalisasi

pembangunan budaya integritas pegawai

Otoritas Bandar Udara

Wilayah III20 Oktober 2016

166Pembekalan dan Deklarasi Agent Of Change di Lingkungan

Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan21 Oktober 2016

167 Training legislatif #2

Sekolah Tinggi

Kesejahteraan Sosial

Bandung

22 Oktober 2016

Pembahasan pendidikan antikorupsi dalam rangka

implementasi road map salah satu program prioritas

presiden

Kantor Staf Presiden

25 Oktober 2016

168Workshop penanaman nilai-nilai integritas bagi forum

anak dan fasilitator anak se-Jabotabek

Kementerian

Pemberdayaan

Perempuan dan

Perlindungan Anak

25 Oktober 2016

169 Career day untuk sekolah dasar Kinderfield School Kinderfield School 26 Oktober 2016

170

Diskusi berseri ke 4 madrasah anti korupsi MAK Pemuda

Muhammadiyah kelas Universitas Muhammadiyah

Tangerang (UMT)

Madrasah Anti Korupsi

27 Oktober 2016

171 Seminar "Ekonomi berbasis korupsi VII" BEM FEB UGM 28 Oktober 2016

172 Kuliah umum di Universitas Negeri JakartaUniversitas Negeri

Jakarta28 Oktober 2016

Page 157: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

155

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

173Seminar dengan tema konstribudi hukum islam terhadap

pemberantasn korupsi di indonesia

IAIN Salatiga09 November 2016

174Workshop penanaman nilai-nilai integritas bagi forum

anak dan fasilitator provinsi Kalimantan Timur dan banten

Kementerian PPPA09 November 2016

175

Rapat koordinasi penanganan pengaduan dan penguatan

sistem pengasan aparatur peradilan di sebagian wilayah

provinsi nusa tenggara barat

Badan Pengawasan,

Mahkamah Agung RI 11 November 2016

176 Talkshow 3 Sektor School For ation Leader 2

Talkshow 3 Sektor

School For ation Leader

2

12 November 2016

177Workshop penanaman nilai-nilai integritas bagi forum

anak dan fasilitator provinsi kalimantan timur dan banten

Kementerian PPPA14 November 2016

178

Workshop peran komite integritas untuk pejabat

struktural dan fungsional di lingkungan RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta

RSUP DR. Sardjito

Yogyakarta 14 November 2016

179

Seminar nasional dengan tema Pemberantasan Korupsi

Mengembalikam Visi Pemerintahan Daerrah Dalam

Membangun Daerah Demi Kesejahteraan Dan Kedaulatan

Rakyat

15 November 2016

180Pembahasan Hasil Evaluasi Zona Integritas terhadap unit

WBBK/WBBM Instansi Pemerintah

Kementerian PAN & RB18 November 2016

181 Sosialisasi Antikorupsi pada Sekolah Politisi Muda Yayasan Satunama 18 November 2016

182 Pelatihan dan Sosialisasi Membangun Zona IntegritasRSUD PEMKOT

BANDUNG22 November 2016

183Diklat fungsional penjenjangan perencanaan tingkat

pertama angkatan 46

Universitas Indonesia22 November 2016

184Penandatanganan Country Programme UNODC Indonesia

2017-2020

BAPPENAS22 November 2016

187 Raker Bidang Kesiswaan SMA Tingkat Nasional tahun 2016

Direktorat Jenderal

Pendidikan dasar dan

menengah

22 November 2016

188 Roundtable seminar dan wisuda Sekolah Politisi Muda Sekolah Politisi Muda 23 November 2016

189Peningkatan kapasitas bagi anggota Dharma Wanita

Persatuan dalam bentuk seminar SPAK

Dharma Wanita

Persatuan provisi

banten

24 November 2016

190 ToT Tunas IntegritasSekretariat Daerah

Pemerintah Provinsi Bali24 November 2016

191Simposium Guru dan Tenaga kependidikan dan puncak

peringatan hari guru nasional 2016

Direktorat Jenderal

Guru dan Tenaga

Kependidikan

26 November 2016

192Sosialisasi Antikorupsi pada Tanwir I Pemuda

muhammadiyah

PP Muhammadiyah29 November 2016

193 TOT untuk mata kuliah KU4079 Pendidikan Anti Korupsi ITB 29 November 2016

194Seminar pembenahan partai politik dan pemilu untuk

mencegah korupsi politik

IACF29 November 2016

195Rapat Kerja Nasional pada KONKERNAS I IGTKI-PGRI Masa

bakti X di Batam Kepulauan Riau

Pengurus Pusat Ikatan

Guru Taman Kanak-

Kanak Indonesia - PGRI

02 Desember 2016

196Hari Antikorupsi Internasional (HAKI) Sekolah Anti Korupsi

Aceh (SAKA)

Sekolah Anti Korupsi

Aceh (SAKA)08 Desember 2016

198 Penghargaan Government Marketeers Award 2016 Majalah Marketeers 08 Desember 2016

Page 158: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

156

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO NAMA KEGIATANINSTANSI/LEMBAGA

PENYELENGGARATANGGAL

197 Lokakarya kepemimpinan bereintegritas Yayasan Bhumiksara 13 Desember 2016

198

Sosialisasi antikorupsi dan gratifikasi dalam rangka

membangun zona integritas menuju WBK/WBM di BPS

Prov. Bali

BPS Provinsi Bali

15 Desember 2016

199Kuliah Umum memperingati HAKI dengan lembaga-

lembaga anti korupsi di Sumatera Utara

Pimpinan Wilayah

Pemuda Muhamadiyah

Sumatera Utara

15 Desember 2016

200 Teater musikal anak dan remaja raksasa Jendela Ide 15 Desember 2016

201Playtest board game "tata kelola sekolah berintegritas" di

kota malang

GIZ16 Desember 2016

202Seminar sekolah anti korupsi (SAK) dengan materi Nilai-

nilai Antikorupsi

Universitas Pasundan16 Desember 2016

203Seminar internasional di perguruan tinggi keagamaan

islam

STAIN Pekalongan17 Desember 2016

204Seminar umum bertema Young Generation Action Against

Corruption

BEM FISIP Universitas

Jayabaya21 Desember 2016

205Workshop penguatan integritas di lingkungan

kementerian energi sumber daya mineral

Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral 21 Desember 2016

206 PARA-PARA diskusi dan pemutaran film bersama KPK Marjinal 22 Desember 2016

207

Kuliah umum dengan tema upaya untuk menjaga

integritas sebagai mahasiswa/calon PNS di Kementerian

Keuangan

PKN STAN

23 Desember 2016

208 Pembelajaran antikorupsi kepada anak dan remaja Duta Transformasi Insani 25 Desember 2016

209Training for Trainers untuk mata kuliah KU4079 Pendidikan

Antikorupsi

Institut Tenologi

Bandung27 Desember 2016

Page 159: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

157

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 160: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

158

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 10KOORDINASI DAN SUPERVISI

PENCEGAHAN

TAHUN 2016

Page 161: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

159

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

1 Penerapan

Penerapan

Praktik Terbaik di

Pemerintah Daerah

Berdasarkan jenis kasus korupsi yang ditangani oleh KPK, terdapat 3 area di pemerintahan

daerah yang rentan terhadap tindak pidana korupsi yaitu:

1. Proses Penyusunan dan Pengalokasian APBD: Rawan Intervensi, Hibah Bansos tidak

tepat sasaran, Tidak taat asas pengelolaan

2. Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa: Proses yang tidak transparan, Mark-Up harga,

Salah Spesifikasi, Pelaksana tidak independen.

3. Kegiatan Pelayanan Publik terkait Perizinan: Rawan Gratifikasi, Perijinan tidak

transparan proses dan biaya

Oleh karena itu, KPK mengumpulkan praktik-praktik terbaik mengenai 3 hal tersebut

ke berbagai pemerintahan daerah bersama para mitra strategis (Kementerian Dalam

Negeri, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Ombudsman RI, LKPP)..

Kriterianya praktik terbaik yang dipilih di antaranya provinsi maupun kabupaten/kota

yang sudah mempraktikkan transparansi dan akuntabilitas untuk proses penganggaran

daerah atau proses penyusunan APBD yang menggunakan e-planning, pengadaan

barang dan jasa yang sudah menggunakan aplikasi e-procurement serta dilakukan

oleh satu unit independen dan terpusat di daerah, serta pelayanan publik yang sudah

terintegrasi dalam sistem pelayanan satu pintu dimana kewenangan perijinan sudah

dilimpahkan dari SKPD.

Setelah dilakukan koordinasi dengan pihak terkait, selanjutnya adalah KPK melakukan

Kunjungan Pengamatan untuk mencari best practices dilakukan di DKI Jakarta, Prov

Jabar (Kabupaten Bogor dan Kota Bandung), Jawa Tengah (Kota Pekalongan dan

Banyuwangi), Jawa Timur (Kota Surabaya dan Kab Sidoarjo), Bali (Kota Denpasar dan Kab

Badung), dan Sulawesi Selatan (Kota Makassar)

KPK mengunjungi daerah tersebut dan memastikan bahwa sistem tersebut sudah

berjalan baik dan efektif. Selain itu, KPK mensyaratkan bahwa pemerintah daerah yang

bersangkutan bersedia untuk memberikan aplikasi dan SOP serta dokumen lain yang

terkait dengan sistem, termasuk pembelajaran yang diperoleh selama ini. Kriteria lain

adalah tidak boleh ada ketergantungan kepada penyedia jasa atau pihak ketiga untuk

aplikasi yang digunakan sehingga kelak daerah daerah lain memiliki kebebasan untuk

modifikasi dan penggunaannya. Terakhir, KPK mencari aplikasi yang mudah digunakan

serta dapat dioperasikan dengan kapasitas SDM yang ada.

Sebagai hasilnya, maka dipilih best practices, yaitu Perencanaan APBD dari Kota

Surabaya, Pengadaan Barang/Jasa dari Kab. Bogor dan Kab Badung, Perizinan dari Kab

Sidoarjo, Prov. Jawa Barat, Kota Denpasar dan Kota Bogor, dan Tambahan Penghasilan

Pegawai dari Prov Jawa Barat

Praktik-praktik terbaik dari pelbagai daerah kini sudah didokumentasikan, didiseminasikan

dan ditawarkan kepada pemerintah daerah di 9 provinsi, termasuk kabupaten/kota,

yang belum memiliki atau belum mengaplikasikan sistem ini; dan kabupaten/kota

dengan Bupati/walikota yang baru terpilih hasil dari pilkada serentak pada Desember

2015, bekerjasama dengan Kemendagri. Adapun daerah tersebut adalah Provinsi Jawa

Tengah, Provinsi Banten, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Papua,

Provinsi Bengkulu, Provinsi Papua Barat, Provinsi Aceh, Provinsi Jawa Timur, Provinsi

Sumbar, Provinsi Sulsel, Provinsi Kaltim, Provinsi NTT, Provinsi Kalsel, Provinsi Sulteng,

dan Provinsi Maluku Utara

2 Penguatan

Kapabilitas APIP dan

ULP

Kegiatan Workshop Peningkatan Kapabilitas APIP dan ULP ini dilakukan pada bidang

pengelolaan keuangan daerah/desa, probity audit pengadaan barang/jasa dan

pengenalan audit investigasi. Kegiatan workshop ini telah dilaksanakan di tiga kota yaitu:

Page 162: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

160

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

No. Kota Tanggal Peserta

1 Sorong

(Papua

Barat)

21-25

November

2016

• Inspektorat Prov. Papua Barat dan Papua

• Inspektorat Kab/Kota se-Prov. Papua Barat

dan Papua

• Kepala ULP se-Provinsi Papua Barat dan

Papua

2 Jakarta

(DKI

Jakarta)

28

November-1

Desember

2016

• Inspektorat Prov. Banten, Bengkulu dan

Jawa Tengah

• Inspektorat Kab/Kota se- Prov. Banten,

Bengkulu dan Jawa Tengah

• Kepala ULP se-Provinsi Prov. Banten,

Bengkulu dan Jawa Tengah

3 Medan

(Sumatera

Utara)

5-8

Desember

2016

• Inspektorat Prov. Aceh, Sumatera Utara

dan Riau

• Inspektorat Kab/Kota se-Prov. Aceh,

Sumatera Utara ,dan Riau

• Kepala ULP se-Provinsi Prov. Banten,

Bengkulu dan Jawa Tengah

3 Pengawalan Bersama

Penggunaan Dana

Desa

KPK memfasilitasi pertemuan para pihak yang terkait dengan pengelolaan dana desa

selaras dengan peran dan otoritas masing-masing. Secara garis besar KPK mendorong

agar upaya perbaikan pertanggungjawaban penggunaan dana desa seimbang

dengan upaya pemberdayaan atau pemanfaatan dana tersebut, tidak hanya tentang

pertanggungjawaban keuangan saja. Oleh karena itu aspek perencanaan menjadi

penting untuk juga dikawal bersama dengan seluruh stakeholders desa terutama dari

sektor publik-komunitas.

KPK memfasilitasi koordinasi kegiatan pengawalan dengan beberapa pihak yaitu:

• Kemendagri dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), untuk

mendorong penggunaan aplikasi keuangan sederhana Siskeudes. Setiap desa

diminta untuk menggunakan aplikasi Siskeudes untuk penatausahaan hingga

pertanggungjawaban keuangan/dana desa;

• Kemendagri, untuk memastikan audit atas dana desa dilakukan oleh Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yaitu Inspektorat Kabupaten/Kota;

• Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang

aturan penggunaan dana desa;

• Badan Pemelihara Keamanan Polri (Baharkam) untuk sosialisasi melalui kegiatan

yang dilakukan oleh Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

(Bhabinkamtibmas) di seluruh Indonesia.

• Aparat penegak hukum (Polri dan Kejaksaan) untuk menyusun Standar Penanganan

Penyalahgunaan Dana Desa yang diharapkan dapat menjadi panduan untuk

penanganan yang sederhana, cepat serta seragam.

• BPKP Pusat, BPKP Perwakilan Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Banten, Jawa

Tengah, Papua dan Papua Barat, serta Lembaga Kebijakan Pengadaaan Barang/Jasa

Pemerintah (LKPP) untuk memberikan pelatihan teknis tentang audit dana desa

kepada 2 orang auditor dari masing-masing inspektorat kabupaten dan provinsi.

• Pelaksanaan Rapat Koordinasi secara rutin setiap 6 (enam) bulan untuk memonitor

rencana aksi bersama termasuk penyelesaian rekomendasi KPK berdasar kajian

tahun 2014.

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Sosialisasi pengawalan bersama pengelolaan dana desa

1. Sumbagut di Medan, Sumatera Utara, 26 Mei 2016

2. Sumbagsel di Palembang, Sumatera Selatan, 10 Mei 2016

3. Jawa di Yogyakarta, DI Yogyakarta, 12 Mei 2016

4. Kalimantan di Balikpapan, Kalimantan Timur, 17 Mei 2016

5. Sulawesi di Makassar, Sulawesi Selatan, 19 Mei 2016

6. Bali – Nusa Tenggara di Denpasar, Bali, 24 Mei 2016

7. Maluku – Papua di Ambon, Maluku, 31 Mei 2016

8. Papua, di Jayapura, 25 Juni 2016

9. Papua Barat di Manokwari, 27 Juni 2016

Page 163: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

161

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

b. Pengamatan Penggunaan Dana Desa

No. Kabupaten ProvinsiJumlah

Desa

1 Kab. Manokwari Papua Barat 3

2 Kab. Pandeglang Banten 2

3 Kab. Tangerang Banten 2

4 Kab. Serang Banten 2

5 Kab. Lombok Utara NTB 2

6 Kab. Lombok Tengah NTB 2

7 Kab. Gunung Kidul DI Yogyakarta 2

8 Kab. Bantul DI Yogyakarta 2

9 Kab. Sleman DI Yogyakarta 2

Jumlah 19

Di samping itu, Pimpinan KPK secara khusus mengirimkan surat terbuka kepada

seluruh kepala desa se-Indonesia untuk mengingatkan aparat desa tentang pentingnya

akuntabilitas pengelolaan penggunaan dana desa.

4 Pengelolaan Barang

Milik Negara

KPK memfasilitasi pertemuan pelbagai instansi untuk penyelesaian pengelolaan barang

milik negara. Kepolisian RI, Kejaksaan Agung RI, PT. Taspen Persero, Mahkamah Agung, PT.

Kereta Api Indonesia-Kantor Pusat, PT. KAI Daerah Operasi Bandung, dan Perum Bulog

pernah difasilitasi untuk penguasaan dan pemilikan BMN di bawah pengelolaannya.

Saat ini KPK tengah memfasilitasi perbaikan pengelolaan Hak Atas Tanah objek Panitia

Pelaksanaan Pengauasaan Milik Belanda (P3MB) dan Presidium Kabinet Dwikora Tahun

1965 (Prk.5) di DKI Jakarta dan sekitarnya. Hal ini merupakan upaya pengembalian

kepemilikan aset berupa properti yang telah diserahterimakan ke pemerintah tahun

1960 dan kemudian dikuasai oleh individu.

Pada 2016 KPK membantu penyelesaian sengketa kepemilikan lahan antara Kementerian

Kesehatan dengan Bogor Golf Club (BGC) di Kota Bogor seluas sekitar 18 hektare dan

sengketa antara Kementerian Kesehatan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat PKBI di

Jl Hang Jebat Jakarta Selatan seluas 5.400 meter. Selain itu, KPK mendorong penertiban

terhadap 3 (tiga) Rumah Dinas PT. Perhutani yang dipegang oleh mantan pegawai di

Kota Malang dengan nilai taksasi sekitar Rp.10 miliar dan masih ada 3 (tiga) rumah lagi di

kota yang sama yang sedang dalam proses pengembalian.

5 Tata Kelola Tenaga

Kerja Indonesia

KPK mendorong perbaikan tata kelola layanan TKI dengan mengkoordinasikan proses

yang terjadi di BNP2TKI dan Kemenaker. Kedua instansi ini dengan otoritas dan

kewenangannya masing-masing diharapkan dapat memperbaiki pelayanan terhadap

TKI.

Selain melakukan evaluasi atas cost structure dalam proses penempatan TKI, layanan

asuransi untuk TKI juga merupakan salah satu dari rekomendasi teknis KPK setelah

melakukan kajian atas pengelolaan TKI. Saat ini KPK mendukung BNP2TKI untuk

membentuk poros sentra pelatihan dan pemberdayaan TKI di wilayah perbatasan –

Nunukan, Entikong, dan Batam yang merupakan pintu keluar TKI. Selanjutnya program

penguatan yang dilakukan oleh BNP2TKI dan Kemenaker akan diarahkan ke wilayah

kantong TKI, seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,

dan Nusa Tenggara Timur. Korupsi di sektor ini terjadi pada tingkat lapangan ketika

oknum petugas memungut sejumlah uang dari para calon TKI, dan PPTKLS pada saat

yang sama tidak menjalankan kewajibannya sebagai pengawas dan organ gubernur

untuk pencegahannya.

Dari target 52 titik Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) yang akan dibangun sampai

dengan tahun 2018, baru 2 titik LTSP yang berdiri dan beroperasi di tahun 2016 yaitu

LTSP Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara dan LTSP Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Page 164: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

162

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Rekapitulasi Implementasi Rencana Aksi

Program Koordinasi & Supervisi Bidang

Pencegahan & Penindakan Terintegrasi di 10

Provinsi

No. PEMPROVPengelolaan

APBD

Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu

Pengadaan

Barang dan

Jasa

e-Samsat

Tunjangan

Tambahan

Penghasilan

Penguatan

APIP

1 Sumatera

Utara

70% 70% Selesai Selesai 70% 50%

2 Riau Selesai Selesai Selesai - Selesai 50%

3 Banten Selesai 15% 25% 30% 30% Selesai

4 Aceh Selesai 40% Selesai Selesai Selesai Selesai

5 Papua 40% 40% Selesai - - 50%

6 Papua Barat 40% 40% 50% - 40% 50%

7 Jawa Tengah Selesai Selesai Selesai Selesai Selesai Selesai

8 Nusa

Tenggara

Timur

40% 40% - - Selesai -

9 Bengkulu 70% 70% Selesai Selesai Selesai -

10 Sulawesi

Tengah

40% 70% Selesai 0% Selesai -

Page 165: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

163

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 166: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

164

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 11PENINDAKAN

TAHUN 2016

Page 167: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

165

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PenyelidikanKegiatan penyelidikan dilaksanakan terhadap 96 (sembilan

puluh enam) kasus.

PenyidikanKegiatan penyidikan dilaksanakan sebanyak 140 (seratus

empat puluh) perkara, yang terdiri dari perkara sisa tahun

2015 sebanyak 41 (empat puluh satu) perkara dan perkara

tahun 2016 sebanyak 99 (sembilan puluh sembilan)

perkara, yaitu:

1. Perkara TPK dalam pengadaan dan pemasangan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa Solar

Home System (SHS) dan Pembangkit Listrik Tenaga

Mikro Hidro (PLTMH) pada Direktorat Jenderal Listrik

dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral (LPE ESDM) Tahun Anggaran

2009 atas nama tersangka JP (Dirjen LPE Departemen

ESDM).

2. Perkara TPK dalam pengadaan Driving Simulator

Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) pada Korps Lalu

Lintas Mabes Polri Tahun Anggaran 2011 atas nama

tersangka SBS (swasta).

3. Perkara TPK pengadaan alat kesehatan Kedokteran

Umum Puskesmas Kota Tangerang Selatan APBDP

Tahun Anggaran 2012 atas nama tersangka TCW

(swasta).

4. Perkara TPK yaitu pegawai negeri atau penyelenggara

negara yang dengan maksud menguntungkan diri

sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau

dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa

seseorang memberikan sesuatu, membayar, dan

atau menerima pembayaran dengan potongan, atau

untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;

atau pegawai negeri atau penyelenggara negara

yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui

atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut

diberikan untuk menggerakkan agar melakukan

sesuatu atau disebabkan karena telah melakukan atau

tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan

kewajibannya atau diberikan karena kekuasaan atau

kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya

atas nama tersangka RAC (Gubernur Banten).

5. Perkara TPK pengadaan sarana dan prasarana alat

kesehatan dan pengadaan lainnya di lingkungan

Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011-2013 atas

nama tersangka RAC (Gubernur Banten).

6. Perkara TPK pengadaan sarana dan prasarana alat

kesehatan dan pengadaan lainnya di lingkungan

Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2011-2013 atas

nama tersangka TCW (swasta).

7. Perkara TPPU sehubungan dengan dengan

perbuatan menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau

surat berharga atau perbuatan lain atas harta

kekayaan yang diketahui atau patut diduganya

merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan

tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-

usul harta kekayaan dan atau menyembunyikan atau

menyamarkan asal-usul sumber, lokasi, peruntukkan,

pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang

sebenarnya atas harta kekayaan yang diketahuinya

atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana

korupsi atas nama tersangka TCW (swasta).

8. Perkara TPK sehubungan dengan orang yang

melakukan pembantuan terkait tindak pidana korupsi

dalam pengadaan alat kesehatan untuk kebutuhan

antisipasi Kejadian Luar Biasa (KLB) masalah

kesehatan akibat bencana di Pusat Penanggulangan

Masalah Kesehatan pada Departemen Kesehatan

Tahun Anggaran 2005 yang dilakukan oleh Mulya

Hasjmy atas nama tersangka SFS (mantan Menteri

Kesehatan RI periode Tahun 2004-2009).

9. Perkara TPK sehubungan dengan pengadaan paket

penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor

Induk Kependudukan Secara Nasional (KTP Elektronik)

tahun 2011 s.d. 2012 pada Kementerian Dalam Negeri

RI atas nama tersangka S (PPK Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam

Negeri RI).

10. Perkara TPK sehubungan dengan perbuatan

melawan hukum atau penyalahgunaan wewenang

dalam menerima seluruh permohonan keberatan

wajib pajak atas SKPN PPh Badan PT. BCA, Tbk. Tahun

pajak 1999 atas nama tersangka HP (Dirjen Pajak

Kementerian Keuangan RI Periode Tahun 2002-

2004).

11. Perkara TPK sehubungan dengan Penyalahgunaan

kewenangan dalam menggunakan Dana Pendidikan

Luar Sekolah pada Sub Dinas PLS Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur

Tahun Anggaran 2007 atas nama tersangka MDT

(Kasubdin PLS Provinsi NTT/ PPK).

12. Perkara TPK sehubungan dengan menerima

pemberian atau janji dalam kegiatan pengadaan alat

kesehatan I untuk kebutuhan Pusat Penanggulangan

Krisis Departemen Kesehatan dari dana DIPA revisi

APBN Pusat Penanggulangan Krisis Sekretariat

Jenderal Departemen Kesehatan Tahun Anggaran

2007 atas nama tersangka SFS (Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Periode tahun 2004-2009).

13. Dugaan TPK sehubungan dengan Pengadaan Alat

Kesehatan Rumah Sakit Khusus Pendidikan Penyakit

Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana pada

Tahun Anggaran 2009 atas nama tersangka MSM

(swasta).

14. Perkara TPK sehubungan dengan secara bersama-

sama memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan

maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara

negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait dengan pembahasan RAPBD.P

Tahun 2014 dan atau RAPBD.P Tahun 2015 pada

Provinsi Riau atas nama tersangka AM (Gubernur

Riau).

15. Perkara TPK sehubungan dengan Pembangunan

Dermaga Bongkar Lanjutan, Sabang yang dibiayai

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Tahun Anggaran 2011 atas nama tersangka RAG

(Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan

Bebas Dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) Tahun

2011).

Page 168: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

166

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

16. Perkara TPK pemberian hadiah atau janji kepada

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang terkait

dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015

atas nama tersangka PA & L.

17. Perkara TPK menerima hadiah atau janji terkait

dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015

atas nama tersangka RIS, DN, IH, dan AF.

18. Perkara TPK pemberian sesuatu atau uang bersama-

sama dengan Willy Sebastian Lim kepada Suroso

Atmomartoyo dalam proyek pengadaan Tethra Ethyl

Lead (TEL) di PT. Pertamina (Persero) tahun 2004-

2005 atas nama tersangka MSY (swasta).

19. Perkara TPK dalam pekerjaan Pembangunan Rumah

Sakit Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan

Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran

2009 s.d. 2011 atas nama tersangka MDM (PPK

Universitas Udayana).

20. Perkara TPK dalam pekerjaan Pembangunan Rumah

Sakit Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan

Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran

2009 s.d. 2011 atas nama tersangka DPW (swasta).

21. Perkara TPK dalam pengadaan peralatan kesehatan

dan labolatorium RS Tropik Infeksi di Universitas

Airlangga Tahap I dan II Tahun Anggaran 2010 atas

nama tersangka MIN (swasta).

22. Perkara TPK dalam pengadaan peralatan kesehatan

dan labolatorium RS Tropik Infeksi di Universitas

Airlangga Tahap I dan II Tahun Anggaran 2010 dan

atau TPK pegawai negeri atau penyelenggara negara

yang menerima pemberian atau janji padahal patut

diketahui atau diduga bahwa hadiah tersebut

diberikan untuk menggerakkan atau sebagai akibat

karena telah melakukan atau tidak melakukan

sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan

dengan kewajibannya atas nama tersangka BGR

(Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes).

23. Perkara TPK dalam pengadaan dan pelaksanaan

Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada

Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011 atas nama

tersangka BRM (Kepala Badan Pengembangan SDM

Perhubungan (BPSDM)).

24. Perkara TPK dalam pengadaan dan pelaksanaan

Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada

Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011 atas nama

tersangka DJP (Kepala Badan Pengembangan SDM

Perhubungan Laut (BPSDML)).

25. Perkara TPK secara bersama-sama atau turut serta

terkait perbuatan Ikmal Jaya selaku Walikota Tegal

periode 2009 s.d. 2014 dalam pelaksanaan tukar

guling tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan

pihak Swasta pada tahun 2012 atas nama tersangka

RD.

26. Perkara TPK bersama-sama dengan Rinelda Bandaso,

yaitu menerima hadiah atau janji terkait usulan

penganggaran Proyek Pembangunan Infrastruktur

Energi Baru dan Terbarukan Tahun Anggaran 2016

untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua atas nama

tersangka DYL & BWH.

27. Perkara TPK bersama-sama dengan Rinelda Bandaso,

yaitu menerima hadiah atau janji terkait usulan

penganggaran Proyek Pembangunan Infrastruktur

Energi Baru dan Terbarukan Tahun Anggaran 2016

untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua, atas nama

tersangka DYL & BWH.

28. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada anggota

DPRD Provinsi Sumatera Utara periode 2009 s.d.

2014 dan 2014 s.d. 2019 terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 s.d. 2014

oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan

perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran

2013 dan 2014 oleh DPRD provinsi sumatera utara;

3. Pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran

2014 dan 2015 oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara;

dan 4. Penolakan penggunaan hak interpelasi oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2015 atas

nama tersangka GPN (Gubernur Provinsi Sumatera

Utara) dkk.

29. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari

Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

Tahun 2015 atas nama tersangka SB (Ketua DPRD

Provinsi Sumatera Utara).

30. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari

Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Page 169: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

167

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara atas nama tersangka KH.

31. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari

Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015 atas nama tersangka CHR (Wakil Ketua

DPRD Provinsi Sumatera Utara) dkk.

32. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari

Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara atas nama tersangka SPA (Wakil

Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara) dkk.

33. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari

Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015 atas nama tersangka AJS (anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara periode 2009 s.d. 2014 dan

Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara periode 2014

s.d. 2015) dkk.

34. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau

tahun 2014 kepada Kementerian Kehutanan atas

nama tersangka EMMS (swasta).

35. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan jabatannya terkait dengan

pengesahan APBD Pemerintah Daerah Provinsi

Banten Tahun Anggaran 2016 atas nama tersangka

RT (swasta).

36. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan jabatannya terkait dengan

pengesahan APBD Pemerintah Daerah Provinsi

Banten Tahun Anggaran 2016 atas nama tersangka

TSS (anggota DPRD Provinsi Banten).

37. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan jabatannya terkait dengan

pengesahan APBD Pemerintah Daerah Provinsi

Banten Tahun Anggaran 2016 atas nama tersangka

SMH (anggota DPRD Provinsi Banten).

38. Perkara TPK dalam kegiatan pembangunan Wisma

Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2010-2011 atas nama

tersangka DPW (swasta).

39. Perkara TPK dengan cara memerintahkan melakukan

pengadaan 3 (tiga) unit Quay Container Crane (QCC)

di Pelindo II (Persero) tahun 2010 dengan menunjuk

langsung Wuxi HuaDong Heavy Machinery Co, Ltd

(HDHM) dari China sebagai penyedia barang atas

nama tersangka RJL (Dirut PT. Pelindo II) dkk.

40. Perkara TPK secara bersama-sama dengan Andi

Alfian Mallarangeng selaku Menteri Pemuda dan

Olahraga dan kawan-kawan terkait dengan proyek

pembangunan/pengadaan/peningkatan sarana dan

prasarana olahraga di Hambalang Tahun Anggaran

2010-2012 atas nama tersangka AZM (swasta).

41. Perkara TPK secara bersama-sama atau turut

serta dalam pengadaan Reagen dan Comsumable

Penanganan Virus Flu Burung dengan menggunakan

dana APBN-P Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes

Page 170: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

168

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

RI Tahun Anggaran 2007 atas nama tersangka FLT

(swasta).

42. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

dengan maksud untuk mendapatkan pekerjaan di

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Tahun Anggaran 2016 atas nama tersangka

AKH (swasta).

43. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari ABDUL

KHOIR selaku Direktur Utama PT. Windu Tunggal

Utama terkait untuk mendapatkan pekerjaan di

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Tahun Anggaran 2016 atas nama tersangka

DWP (anggota Komisi V DPR RI).

44. Perkara TPK turut serta atau bersama-sama dengan

DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan DESSY A EDWIN

selaku anggota Komisi V DPR RI dalam menerima

hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku Direktur

Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait untuk

mendapatkan pekerjaan di Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016

atas nama tersangka JUL (swasta).

45. Perkara TPK turut serta atau bersama-sama dengan

DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan JULIA PRASETYANI

selaku anggota Komisi V DPR RI dalam menerima

hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku Direktur

Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait untuk

mendapatkan pekerjaan di Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016

atas nama tersangka DES (swasta).

46. Perkara TPK dalam pengadaan fasilitasi sarana

budidaya mendukung pengendalian OPT dalam

rangka belanja barang fisik lainnya untuk diserahkan

kepada masyarakat/Pemda di Kementerian Pertanian

Tahun Anggaran 2013 atas nama tersangka HI (Dirjen

Holtikultura/KPA).

47. Perkara TPK dalam pengadaan fasilitasi sarana

budidaya mendukung pengendalian OPT dalam

rangka belanja barang fisik lainnya untuk diserahkan

kepada masyarakat/Pemda di Kementerian Pertanian

Tahun Anggaran 2013 atas nama tersangka EM (PPK

pada Dirjen Holtikultura).

48. Perkara TPK dalam pengadaan fasilitasi sarana

budidaya mendukung pengendalian OPT dalam

rangka belanja barang fisik lainnya untuk diserahkan

kepada masyarakat/Pemda di Kementerian Pertanian

Tahun Anggaran 2013 atas nama tersangka S.

49. Perkara TPK menguntungkan diri sendiri atau

orang lain secara melawan hukum atau dengan

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa sesorang

memberikan sesuatu, membayar atau untuk

mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, terkait

Restitusi Lebih Bayar Pajak atas Pajak Penghasilan

(PPh) Badan Tahun 2012 dan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Masa Februari Tahun 2013 PT. Elektronic Design

and Manufacturing International (EDMI) Indonesia

atas nama tersangka HES, ICN, dan SR (Pemeriksa

Pajak KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru).

50. Perkara TPK menerima hadiah atau janji terkait

dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015

atas nama tersangka UMA, J, PH, DI, DFA, dan IP

(anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin Periode

2014-2019).

51. Perkara TPK menerima hadiah atau janji terkait

pengiriman putusan kasasi perkara korupsi

Pekerjaan Pembangunan Dermaga Labuhan Haji,

Kabupaten Lombok Timur di Mahkamah Agung RI

atas nama tersangka ATS (Kasubdit Kasasi Perdata

pada Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara

Perdata Mahkamah Agung RI).

52. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada

Andri Tristianto Sutrisna selaku Kasubdit Kasasi

Perdata padad Direktorat Pranata dan Tatalaksana

Perkara Perdata Mahkamah Agung RI, terkait

dengan Pengiriman Putusan Kasasi Perkara Korupsi

Pekerjaan Pembangunan Dermaga Labuhan Haji,

Kabupaten Lombok Timur di Mahkamah Agung RI

atas nama tersangka IS dan ALE (swasta).

53. Perkara TPK dalam pengadaan dan pelaksanaan

pekerjaan konstruksi Pembangunan Gedung

Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Provinsi Sumatera Barat di Kabupaten Agam pada

Kementerian Dalam Negeri RI Tahun Anggaran 2011

atas nama tersangka DJ (PPK Pusat Administrasi

Keuangan dan Pengelolaan Aset Setjen Kementerian

Dalam Negeri).

54. Perkara TPK dalam pengadaan dan pelaksanaan

pekerjaan konstruksi Pembangunan Gedung

Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Provinsi Sumatera Barat di Kabupaten Agam pada

Kementerian Dalam Negeri RI Tahun Anggaran 2011

atas nama tersangka BRK (swasta).

55. Perkara TPK menerima hadiah terkait dengan

pengadaan atau pembelian pupuk di PT. Berdikari

atas nama tersangka SM (swasta).

56. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Abdul

Khoir terkait dengan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016 atas nama tersangka BSU (anggota

Komisi V DPR RI).

57. Perkara TPK dalam pekerjaan pembangunan Rumah

Sakit Pendidikan Universitas Airlangga Surabaya

dengan sumber dana DIPA Universitas Airlangga

Tahun 2007 s/d 2010 dan TPK dalam peningkatan

sarana dan prasarana Rumah Sakit Universitas

Airlangga Tahun 2009 atas nama tersangka FAS

(Rektor/KPA Universitas Airlangga).

58. Perkara TPK pegawai negeri atau penyelenggara

negara yang bersama-sama menerima hadiah

atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

Pembahasan RAPBD-P Tahun Anggaran 2014 dan/

atau RAPBD Tahun Anggaran 2015 pada Provinsi Riau

atas nama tersangka JOH (Ketua DPRD Riau 2009-

2014) bersama-sama dengan SUP (anggota DPRD

Provinsi Riau 2009-2014).

59. Perkara TPK secara bersama-sama memberi

atau mencoba memberi sesuatu kepada Kepala

Page 171: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

169

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Kejaksaan Tinggi dan atau Asisten Tindak Pidana

Khusus Kejaksaan Tinggi DKI guna menghentikan

penyelidikan/penyidikan Tindak Pidana Korupsi pada

PT. Brantas Abipraya di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta

atas nama tersangka SWA (karyawan BUMN/Dirut)

dan DPA (karyawan BUMN).

60. Perkara TPK secara bersama-sama memberi

atau mencoba memberi sesuatu kepada Kepala

Kejaksaan Tinggi dan atau Asisten Tindak Pidana

Khusus Kejaksaan Tinggi DKI guna menghentikan

penyelidikan/penyidikan Tindak Pidana Korupsi pada

PT. Brantas Abipraya di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta

atas nama tersangka MRD (swasta).

61. Perkara TPK menerima sesuatu hadiah atau janji

secara berlanjut terkait dengan pembahasan

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana

Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau kecil Provinsi

DKI Jakarta Tahun 2015- 2035 dan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta atas nama

tersangka MSN (anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta).

62. Perkara TPK memberi sesuatu hadiah atau janji secara

berlanjut kepada Mohamad Sanusi selaku Anggota

DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2014-2019 terkait

dengan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau

Pulau kecil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta atas

nama tersangka TPT (swasta).

63. Perkara TPK memberi sesuatu hadiah atau janji secara

berlanjut kepada Mohamad Sanusi selaku Anggota

DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2014-2019 terkait

dengan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau

Pulau kecil Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta atas

nama tersangka AWJ (swasta).

64. Perkara TPK bersama-sama dengan Ojang Sohandi

yaitu memberi hadiah atau janji kepada Fahri

Nurmallo dan Deviyanti Rochaeni yang masing-

masing sebagai Jaksa Penuntut Umum pada

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, terkait penanganan

perkara TPK Penyalahgunaan Anggaran dalam

Pengelolaan Dana Kapitasi pada Program Jaminan

Kesehatan Nasional di Dinas Kesehatan Kabupaten

Subang Tahun Anggaran 2014 atas nama tersangka

JAH (mantan Kabid Kesehatan) & LM (swasta).

65. Perkara TPK bersama-sama dengan Jajang Abdul

Holik dan Lenih Marliani yaitu memberi hadiah atau

janji kepada Fahri Nurmallo dan Deviyanti Rochaeni

yang masing-masing sebagai Jaksa Penuntut

Umum pada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, terkait

penanganan perkara TPK Penyalahgunaan Anggaran

dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada Program

Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas Kesehatan

Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014 atas nama

tersangka OJS (Bupati Subang).

66. Perkara TPK menerima hadiah atau janji terkait

dengan penanganan perkara TPK Penyalahgunaan

Anggaran dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada

Program Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas

Kesehatan Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014

atas nama tersangka FN (JPU pada Kejati Jabar) &

DVR (JPU pada Kejati Jabar).

67. Perkara TPK menerima gratifikasi yang berhubungan

dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan

kewajiban atau tugasnya atas nama tersangka OJS

(Bupati Subang).

68. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada

Pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait dengan

pengadaan atau pembelian pupuk di PT. Berdikari

(Persero) atas nama tersangka SA (swasta).

69. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada

Pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait dengan

pengadaan atau pembelian pupuk di PT. Berdikari

(Persero) atas nama tersangka BHW (swasta).

70. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Abdul

Khoir selaku Direktur Utama PT. Windu Tunggal

Utama terkait untuk mendapatkan pekerjaan di

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Tahun Anggaran 2016 atas nama tersangka

ATT (anggota Komisi V DPR RI).

71. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari

Abdul Khoir guna mengupayakan Usulan Program

Pembangunan Infrastruktur pada Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Maluku

atau Maluku Utara serta menunjuk Abdul Khoir dan

kawan-kawan sebagai pelaksananya atas nama

tersangka AHM (Kepala BPJN IX Maluku dan Maluku

Utara).

72. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara terkait

dengan pengurusan perkara di Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat dengan maksud supaya pegawai

negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat

atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya atau

karena berhubungan dengan suatu perbuatan yang

berhubungan dengan jabatannya yang bertentangan

dengan kewajibannya atas nama tersangka DAS

(swasta).

73. Perkara TPK menerima hadiah atau janji padahal

diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau

janji tersebut diberikan untuk menggerakan agar

melakukan sesuatu dalam jabatannya atau karena

diketahui telah melakukan sesuatu dalam jabatannya

yang bertentangan dengan kewajibannya atas nama

tersangka EN (Panitera/Sekretaris pada PN Jakarta

Pusat).

74. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

berupa uang kepada Majelis Hakim Pengadilan

Tipikor Bengkulu atas nama tersangka ES (mantan

Wadir Umum dan Keuangan RSUD M. Yunus

Bengkulu) dan SA (mantan Kabag Keuangan RSUD M.

Yunus Bengkulu).

75. Perkara TPK bersama-sama dengan Toton

selaku anggota Majelis Hakim Pengadilan Tipikor

Bengkulu yaitu menerima pemberian hadiah atau

janji sehubungan dengan perkara TPK terkait

penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu atas

nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri, atas

Page 172: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

170

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

nama tersangka JP (Ketua Majelis Hakim Pengadilan

Tipikor Bengkulu) dan T (anggota Majelis Hakim

Pengadilan Tipikor Bengkulu).

76. Perkara TPK menerima pemberian hadiah atau

janji sehubungan dengan perkara TPK terkait

penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD

M.Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang

sedang disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu

atas nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri,

atas nama tersangka BAB (Panitera Pengganti pada

Pengadilan Tipikor Bengkulu).

77. Perkara TPPU dalam hubungannya dengan

perbuatan menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana, atas nama tersangka OJS (Bupati

Subang).

78. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot

Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi Sumatera

Utara terkait fungsi dan kewenangan tersangka

selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019, atas nama

tersangka MA (anggota DPRD Provinsi Sumut).

79. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot

Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi Sumatera

Utara terkait fungsi dan kewenangan tersangka

selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019, atas nama

tersangka BPN (anggota DPRD Provinsi Sumut).

80. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot

Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi Sumatera

Utara terkait fungsi dan kewenangan tersangka

selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019, atas nama

tersangka GUM (anggota DPRD Provinsi Sumut).

81. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot

Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi Sumatera

Utara terkait fungsi dan kewenangan tersangka

selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019, atas nama

tersangka ZES (anggota DPRD Provinsi Sumut).

82. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot

Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi Sumatera

Utara terkait fungsi dan kewenangan tersangka

selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019, atas nama

tersangka BHS (anggota DPRD Provinsi Sumut).

83. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot

Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi Sumatera

Utara terkait fungsi dan kewenangan tersangka

selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019, atas nama

tersangka ZH (anggota DPRD Provinsi Sumut).

84. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Gatot

Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi Sumatera

Utara terkait fungsi dan kewenangan tersangka

selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019, atas nama

tersangka PES (anggota DPRD Provinsi Sumut).

85. Perkara TPK bersama-sama dengan Kasman Sangaji

dalam memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk

pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara

atas nama tersangka BN (Advokat) dan SH (swasta).

86. Perkara TPK bersama-sama dengan Berthanatalia

Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah dalam

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk

pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara

atas nama tersangka K (Advokat).

87. Perkara TPK bersama-sama dengan Kasman Sangaji

dalam memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk

pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara

atas nama tersangka R (Panitera Pengganti pada PN

Jakut).

88. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada I Putu Sudiartana selaku anggota DPR RI

bersama-sama dengan Noviyanti dan Suhemi,

terkait dengan pengurusan anggaran di DPR untuk

alokasi Provinsi Sumatera Barat Pada APBN-P tahun

2016 atas nama tersangka YA (swasta).

89. Perkara TPK bersama-sama dengan Yogan Askan

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada I Putu

Sudiartana selaku anggota DPR RI bersama-sama

dengan Noviyanti dan Suhemi, terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat Pada APBN-P tahun 2016 atas nama

tersangka SPT (Kadis Prasarana Jalan Tata Ruang dan

Pemukiman Provinsi Sumatera Barat).

90. Perkara TPK bersama-sama dengan Noviyanti dan

Suhemi, yaitu menerima hadiah atau janji dari Yogan

Askan dan Suprapto terkait dengan pengurusan

anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi Sumatera

Barat Pada APBN-P tahun 2016 atas nama tersangka

IPS (anggota DPR RI).

91. Perkara TPK bersama-sama dengan I Putu Sudiartana

selaku anggora DPR RI yaitu menerima hadiah atau

janji dari Yogan Askan dan Suprapto terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat Pada APBN-P tahun 2016 atas nama

tersangka NOV (Tenaga ahli DPR RI) dan SUH (swasta).

92. Perkara TPPU dalam hubungannya dengan

perbuatan menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana atas nama tersangka MSN

(anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2014-

2019).

93. Perkara TPK secara bersama-sama memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara negara

dengan maksud supaya penyelenggaran negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan putusan perkara perdata nomor:

Page 173: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

171

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

503/PDT.G/2015/PN.JKT.PST antara PT. Mitra Maju

Sukses (PT. MMS) selaku penggugat dengan PT.

Kapuas Tunggal Persada (PT. KTP) selaku tergugat

di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas nama

tersangka AY (swasta).

94. Perkara TPK secara bersama-sama memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara negara

dengan maksud supaya penyelenggaran negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan putusan perkara perdata nomor:

503/PDT.G/2015/PN.JKT.PST antara PT. Mitra Maju

Sukses (PT. MMS) selaku penggugat dengan PT.

Kapuas Tunggal Persada (PT. KTP) selaku tergugat

di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas nama

tersangka RAW (pengacara).

95. Perkara TPK secara bersama-sama memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara negara

dengan maksud supaya penyelenggaran negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan putusan perkara perdata nomor:

503/PDT.G/2015/PN.JKT.PST antara PT. Mitra Maju

Sukses (PT. MMS) selaku penggugat dengan PT.

Kapuas Tunggal Persada (PT. KTP) selaku tergugat

di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas nama

tersangka SAN (Panitera Pengganti pada Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat).

96. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada

pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait dengan

pengadaan atau pembelian pupuk di PT. Berdikari

(Persero) atas nama tersangka AH (swasta).

97. Perkara TPK menerima hadiah atau janji terkait

pengurusan perkara di Mahkamah Agung RI dan

penerimaan gratifikasi atas nama tersangka R

(Panitera Pengganti pada PN Jakarta Utara dan PN

Bekasi).

98. Perkara TPPU dalam hubungannya dengan

perbuatan menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau

surat berharga atau perbuatan lain atas harta

kekayaan yang diketahui atau patut diduganya

merupakan hasil tindak pidana korupsi dengan

tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal-

usul harta kekayaan dan atau menyembunyikan atau

menyamarkan asal-usul sumber, lokasi, peruntukan,

pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang

sebenarnya atas harta kekayaan yang diketahuinya

atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana

atas nama tersangka R (Panitera Pengganti pada PN

Jakarta Utara dan PN Bekasi).

99. Perkara TPK dalam Persetujuan Pencadangan

Wilayah Pertambangan, Persetujuan Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Ekplorasi dan Persetujuan

Peningkatan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi

menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi

kepada PT. Anugrah Harisma Barakah di Wilayah

Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2014 atas

nama tersangka NA (Gubernur Sulawesi Tenggara).

100. Perkara TPK secara bersama-sama menerima hadiah

atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin atas nama tersangka YAF (Bupati

Banyuasin Periode 2013-2018).

101. Perkara TPK secara bersama-sama pegawai negeri

atau penyelenggara negara menerima hadiah

atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin atas nama tersangka RUS (PNS - Kasubag

Rumah Tangga Pemkab Banyuasin).

102. Perkara TPK berupa pemberian hadiah atau janji

terkait dengan proses perencanaan, penganggaran

dan pelaksanaan proyek pengadaan barang dan

jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-dinas lainnya di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin atas

nama tersangka ZM (swasta).

103. Perkara TPK secara bersama-sama pegawai negeri

atau penyelenggara negara menerima hadiah

atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin atas nama tersangka UU (Pegawai Negeri

Sipil di Kabupaten Banyuasin).

104. Perkara TPK secara bersama-sama pegawai negeri

atau penyelenggara negara menerima hadiah

atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin atas nama tersangka K (swasta).

105. Perkara TPK secara bersama-sama pegawai negeri

atau penyelenggara negara menerima hadiah

atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin atas nama tersangka STY (Kasie

Pembangunan Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten

Banyuasin).

106. Perkara TPK setiap orang yang secara bersama-

sama memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada penyelenggara dengan maksud supaya

penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

pengurusan kuota gula impor yang diberikan oleh

Bulog kepada CV. Semesta Berjaya di tahun 2016 atas

nama tersangka XS (swasta) dan M (swasta).

107. Perkara TPK penyelenggara negara yang menerima

hadiah atau janji padahal diketahui atau patut

diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan

untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak

melakukan sesuatu atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait dengan pengurusan kuota gula

impor yang diberikan oleh Bulog kepada CV. Semesta

Page 174: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

172

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Berjaya di tahun 2016 atas nama tersangka IG (Ketua

DPD RI).

108. Perkara TPK setiap orang yang memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara

dengan maksud supaya penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan pengurusan perkara nomor: 520/

Pidsus/2016/PN.PDG Tanggal 2 Agustus 2016 di

Pengadilan Negeri Padang atas nama tersangka XS

(swasta) dan M (swasta).

109. Perkara TPK setiap orang yang memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara

dengan maksud supaya penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan pengurusan perkara nomor: 520/

Pidsus/2016/PN.PDG Tanggal 2 Agustus 2016 di

Pengadilan Negeri Padang atas nama tersangka F

(JPU Kajati Sumbar).

110. Perkara TPK dalam Pengadaan Paket Penerapan

Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk

Kependudukan Secara Nasional (KTP Elektronik)

Tahun 2011 s.d. 2012 pada Kementerian Dalam

Negeri Republik Indonesia atas nama tersangka IR

(mantan Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kemendagri).

111. Perkara TPK yaitu baik langsung maupun tidak

langsung dengan sengaja turut serta dalam

pemborongan, pengadaan atau persewaan yang

pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh

atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau

mengawasinya; atau menerima gratifikasi yang

berhubungan dengan jabatannya yang berlawanan

dengan kewajiban atau tugasnya; atau menerima

hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga

diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang

berhubungan dengan jabatan atau menurut pikiran

orang yang memberikan ada hubungan dengan

jabatannya terkait pembangunan Pasar Besar Kota

Madiun Tahun 2009-2012 atas nama tersangka BI

(Walikota Madiun periode 2009-2014).

112. Perkara TPK menerima hadiah dari Hartoyo terkait

pembahasan dan pengesahan Anggaran Dinas

Pendidikan Kabupaten Kebumen dalam APBD-P

Tahun 2016 atas nama tersangka YTH (anggota

DPRD Kebumen) dan SGW (PNS Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Kebumen).

113. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

terkait dengan pengesahan anggaran pendapatan

dan belanja daerah Kabupaten Tanggamus Tahun

Anggaran 2016 atas nama tersangka BK (Bupati

Tanggamus).

114. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada hakim dengan maksud untuk mempengaruhi

putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk

diadili terkait dengan sengketa pemilihan kepada

daerah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, di

Mahkamah Konstitusi Tahun 2011/2012 kepada

terpidana M. Akil Mochtar atas nama tersangka SUS

(Bupati Buton 2012-2017).

115. Perkara TPK memberi hadiah kepada Yudhy Tri

Hartanto dan Sigit Widodo terkait pembahasan dan

pengesahan Anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten

Kebumen dalam APBD-P Tahun 2016 atas nama

tersangka HTY.

116. Perkara TPK penerimaan hadiah atau janji secara

bersama-sama terkait pembahasan Anggaran

Optimalisasi pada Direktorat Jenderal Pembinaan

Pembangunan Kawasan Transmigrasi (Ditjen

P2Ktrans), Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi RI Tahun Anggaran 2014 atas nama

tersangka CJM (anggota DPR RI 2009-2014).

117. Perkara TPK pengadaan pupuk urea tablet di Perum

Perhutani unit 1 Jawa Tengah Tahun 2010-2011 atas

nama tersangka HS (Kepala Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah).

118. Perkara TPK pengadaan pupuk urea tablet di Perum

Perhutani unit 1 Jawa Tengah Tahun 2010-2011 atas

nama tersangka BW (Kepala Biro Pembinaan Sumber

Daya Hutan Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah).

119. Perkara TPK pengadaan pupuk urea tablet di Perum

Perhutani unit 1 Jawa Tengah Tahun 2010-2011 atas

nama tersangka ASS (Dirut PT. Berdikari).

120. Perkara TPK pengadaan pupuk urea tablet di Perum

Perhutani unit 1 Jawa Tengah Tahun 2012-2013 atas

nama tersangka THS (Kepala Perum Perhutani Unit 1

Jawa Tengah).

121. Perkara TPK pengadaan pupuk urea tablet di Perum

Perhutani unit 1 Jawa Tengah Tahun 2012-2013 atas

nama tersangka LE (Dirut PT. Berdikari).

122. Perkara TPK penyalahgunaan kewenangan dalam

menggunakan dana Pendidikan Luar Sekolah pada

Sub Dinas PLS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Anggaran 2007

atas nama tersangka MDT (Kasubdin PLS Provinsi

NTT/PPK).

123. Perkara TPK menerima gratifikasi yang berhubungan

dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan

kewajiban atau tugasnya atas nama tersangka BI

(Walikota Madiun).

124. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

dengan maksud untuk mendapatkan persetujuan

anggaran proyek-proyek di Direktorat Jenderal

Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2015 dan 2016

atas nama tersangka SKS (swasta).

125. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara terkait

dengan pengurusan perkara di Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat dengan maksud supaya pegawai

negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat

atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya atau

karena berhubungan dengan suatu perbuatan yang

berhubungan dengan jabatannya yang bertentangan

dengan kewajibannya atas nama tersangka ES.

126. Perkara TPK memberikan hadiah atau janji kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara pada

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) atas nama tersangka

RRN (swasta).

127. Perkara TPK menerima hadiah atau janji yang

dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara

negara pada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) atas

Page 175: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

173

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

nama tersangka HS (Kasubdit Bukti Permulaan

Direktorat Penegakan Hukum dan PPNS).

128. Perkara TPK dengan sengaja turut serta dalam

pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang

pada saat dilakukan perbuatan ditugaskan untuk

mengurus atau mengawasi terkait dengan: a. Proyek

Pembangunan Jembatan Kedungingas di Kabupaten

Nganjuk tahun 2009, b. Proyek Rehabilitasi Saluran

Melilir Nganjuk di Kabupaten Nganjuk tahun 2009,

c. Proyek Perbaikan Jalan Sukomoro-Kecubung di

Kabupaten Nganjuk tahun 2009, d. Proyek Rehabilitasi

Saluran Pembuang Ganggangmalang di Kabupaten

Nganjuk tahun 2009, e. Proyek Pemeliharaan Berkala

Jalan Ngrengket-Mlorah di Kabupaten Nganjuk tahun

2009, atas nama tersangka TFR (Bupati Nganjuk).

129. Perkara TPK menerima gratifikasi yang berhubungan

dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan

kewajibannya atau tugasnya atas nama tersangka

TFR (Bupati Nganjuk).

130. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

untuk pengurusan perkara nomor:454/Pidsus/2016/

PN.Jkt.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara

atas nama tersangka SJM (swasta).

131. Perkara TPK memberi hadiah atau janji kepada Atty

Suharti selaku Walikota Cimahi bersama H.M. Itoc

Tochija, Ir. M.M. terkait dengan pembangunan fisik

Pasar Kota Cimahi Tahun Anggaran 2016 dan 2017

atas nama tersangka TDB (swasta) dan HSG (swasta).

132. Perkara TPK menerima hadiah atau janji dari Triswara

Dhanu Brata alias Ade dan Hendriza Soleh Gunadi

alias Ari terkait dengan pembangunan fisik Pasar

Kota Cimahi Tahun Anggaran 2016 dan 2017 atas

nama tersangka AST (Walikota Cimahi) dan MIT (PNS).

133. Perkara TPK secara bersama-sama dengan Sigit

Widodo dan Dian Lestari Subekti Pertiwi serta Yudhi

Tri Hartanto yaitu menerima hadiah atau janji dari

Basikun Suwandin Atmojo alias Petruk dan Hartoyo

terkait pembahasan dan pengesahan anggaran

proyek di Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Dikpora)

dalam APBD-P Kab. Kebumen Tahun Anggaran 2016

atas nama tersangka AP (Sekda Kab. Kebumen).

134. Perkara TPK memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada Dian Lestari Subekti Pertiwi, Yudhi Tri

Hartanto dan Adi Pandoyo serta Sigit Widodo terkait

pembahasan dan pengesahan anggaran proyek di

Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Dikpora) dalam

APBD-P Kab. Kebumen Tahun Anggaran 2016 atas

nama tersangka BSA (swasta).

135. Perkara TPK setiap orang yang secara bersama-

sama memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

penyelenggara negara dengan maksud supaya

penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

Proses Pengadaan Satelit Monitoring di Bakamla

RI pada APBN-P Tahun Anggaran 2016, atas nama

tersangka MAO (swasta).

136. Perkara TPK setiap orang yang secara bersama-

sama memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

penyelenggara negara dengan maksud supaya

penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

Proses Pengadaan Satelit Monitoring di Bakamla

RI pada APBD-P Tahun Anggaran 2016 atas nama

tersangka HST (swasta).

137. Perkara TPK penyelenggara negara menerima

hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga

bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk

menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan

sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan

dengan kewajibannya terkait dengan Proses

Pengadaan Satelit Monitoring di Bakamla RI pada

APBN-P Tahun Anggaran 2016 atas nama tersangka

ESH (Deputi Bidang Informasi, Hukum, dan Kerjasama

Bakamla RI/Kuasa Pengguna Anggaran pada Deputi

Bidang Informasi, Hukum, dan Kerjasama Bakamla

RI).

138. Perkara TPK setiap orang yang secara bersama-

sama memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

penyelenggara negara dengan maksud supaya

penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

Proses Pengadaan Satelit Monitoring di Bakamla

RI pada APBN-P Tahun Anggaran 2016 atas nama

tersangka FD (swasta).

139. Perkara TPK berupa penerimaan sesuatu oleh

Penyelenggara Negara terkait pengisian jabatan di

Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Tahun

2016 atas nama tersangka S (PNS).

140. Perkara TPK berupa penerimaan sesuatu oleh

Penyelenggara Negara terkait pengisian jabatan di

Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Tahun

2016 atas nama tersangka SH (Bupati).

Penuntutan

Kegiatan penuntutan dilaksanakan sebanyak 111 (seratus

sebelas) perkara, yang terdiri atas perkara sisa tahun 2015

sebanyak 35 (tiga puluh lima) perkara dan perkara tahun

2016 sebanyak 76 (tujuh puluh enam) perkara, yaitu:

1. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHTAR EFENDY

sehubungan dengan sengaja mencegah, merintangi

atau menggagalkan secara langsung atau tidak

langsung penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan

di sidang pengadilan terhadap tersangka dan

terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi

dan dengan sengaja tidak memberi keterangan

atau memberi keterangan yang tidak benar pada

persidangan atas nama terdakwa M. Akil Mochtar di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

2. Perkara TPK atas nama terdakwa ADE SWARA dan

NURLATIFAH sehubungan dengan Pegawai Negeri/

Penyelenggara Negara yang dengan maksud

menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum atau dengan menyalahgunakan

kekuasaannya memaksa seseorang memberikan

sesuatu terkait pengurusan ijin Surat Persetujuan

Pemanfaatan Ruang (SPPR) atas nama PT. Tatar

Kertabumi di Kabupaten Karawang, dan perkara

TPPU sehubungan dengan dengan perbuatan

menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, menghibahkan, menitipkan,

Page 176: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

174

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

membawa keluar negeri, mengubah bentuk,

menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahui atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan

menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul

harta kekayaan.

3. Perkara TPK atas nama terdakwa ANNAS MAAMUN

sehubungan dengan pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang menerima pemberian

atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

Pengajuan Revisi Alih Fungsi Hutan di Provinsi Riau

Tahun 2014 kepada Kementerian Kehutanan.

4. Perkara TPK atas nama terdakwa IR. A. BAMBANG

D sehubungan dengan memberi hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura, Jawa

Timur, dan proyek-proyek lainnya yang dilakukan

oleh tersangka selaku Direktur Human Resource

Development PT. Media Karya Sentosa bersama

dengan kawan-kawan.

5. Perkara TPK atas nama terdakwa SUTAN

BHATOEGANA sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)

Tahun Anggaran 2013 Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Komisi VII DPR RI

dan kegiatan lainnya.

6. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUR ROUF

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli Gas Alam untuk Pembangkit

Listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur, dan proyek-proyek lainnnya.

7. Perkara TPK atas nama terdakwa FUAD AMIN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan Proyek-proyek lainnya dan Perkara

TPK sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan perbuatan penerimaan lainnya

dan Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan

menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan

yang diketahui atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan

menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul

harta kekayaan.

8. Perkara TPK atas nama terdakwa MULYA A. HASJMY

sehubungan dengan pelaksanaan pengadaan

peralatan kesehatan dari sisa dana pelayanan

kesehatan bagi penduduk miskin dalam rangka

wabah flu burung (avian influenza) pada Dirjen Bina

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan dan dana

APBN-P Sekretariat Dirjen Bina Pelayanan Medik

Depkes Tahun Anggaran 2006.

9. Perkara TPK atas nama terdakwa SUROSO ATMO

MARTOYO sehubungan dengan penerimaan sesuatu

atau uang yang diduga diberikan oleh Direktur PT.

Sugih Interjaya dkk terkait dengan proyek pengadaan

Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT. Pertamina (Persero)

tahun 2004- 2005.

10. Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai

Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua dan

TPK dalam kegiatan Detail Engineering Design (DED)

PLTA Danau Sentani dan Danau Paniai Tahun 2008 di

Provinsi Papua dan Perkara TPK sehubungan dengan

kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA Danau

Sentani dan Danau Paniani Tahun Anggaran 2008 di

Provinsi Papua.

11. Perkara TPK atas nama terdakwa BARNABAS SUEBU

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai

Urumuka Tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua dan

TPK dalam kegiatan Detail Engineering Design (DED)

PLTA danau Sentani dan danau Paniai tahun 2008 di

Provinsi Papua dan Perkara TPK sehubungan dengan

kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA Danau

Sentani dan Danau Paniani Tahun Anggaran 2008 di

Provinsi Papua.

12. Perkara TPK atas nama terdakwa RIZAL ABDULLAH

sehubungan dengan Kegiatan Pembangunan Wisma

Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2010-2011.

13. Perkara TPK atas nama terdakwa JEFFERSON

SM RUMAJAR sehubungan dengan penggunaan

dana kas daerah Pemerintah kota Tomohon

Tahun Anggaran 2009 dan 2010 dan Perkara TPK

sehubungan dengan penerimaan hadiah atau

pemberian berupa uang kepada pemeriksa Badan

Pemeriksa Keuangan Sulawesi Utara pada tahun

2008 atas laporan keuangan Pemerintah Kota

Tomohon Tahun Anggaran 2007.

14. Perkara TPK atas nama terdakwa SURYADHARMA

ALI sehubungan dengan Penyelenggaraan Ibadah

Haji tahun 2010- 2013 dan Perkara TPK sehubungan

dengan penggunaan DOM (Dana Operasional

Menteri) pada Kementerian Agama RI tahun 2011-

2014.

15. Perkara TPK atas nama terdakwa OTTO C. KALIGIS

sehubungan dengan Memberi atau menjanjikan

sesuatu berupa uang kepada Majelis Hakim dan

Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Medan Sumatera Utara terkait permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Negara.

16. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSIR YUSFAN

sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH), dan Perkara TPK

Page 177: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

175

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

sehubungan dengan bersama-sama memberi atau

menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim dan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Medan Sumatera Utara terkait permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak

Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos),

Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi

Hasil (DBH).

17. Perkara TPK atas nama terdakwa BAMBANG

WIRATMADJI SOEHARTO sehubungan dengan

bersama-sama Lusita Anie Razak, Subri, dan

Apriyanto Kurniawan, memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya atau memberi

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara karena atau berhubungan dengan sesuatu

yang bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau

tidak dilakukan dalam jabatannya terkait dengan

pengurusan perkara tindak pidana menempatkan

keterangan palsu di atas bukti autentik dan

pemalsuan atas sertifikat tanah dengan terlapor

Sugiharta Alias Along.

18. Perkara TPK atas nama terdakwa JERO WACIK

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa

seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau

untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,

pada tahun 2011 s.d. 2013, di Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral dan Perkara TPK sehubungan

dengan memperkaya diri sendiri atau orang lain

atau penyalahgunaan kewenangan, kesempatan

atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara

yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata/Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

pada Tahun 2008-2011.

19. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI ANTONI

ALJUFRI dan SUZANA BUDI ANTONI sehubungan

dengan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan

perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili

terkait dengan sengketa pemilihan kepala daerah

Kabupaten Empat Lawang di Mahkamah Konstitusi

tahun 2013 dan dengan sengaja tidak memberikan

keterangan atau memberikan keterangan yang tidak

benar pada waktu persidangan terdakwa M. Akil

Mochtar di Pengadilan Tipikor Jakarta.

20. Perkara TPK Atas nama terdakwa AMIR FAUZI

sehubungan dengan menerima pemberian atau janji

terkait dengan penanganan perkara permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak

Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos),

Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi

Hasil (DBH).

21. Perkara TPK Atas nama terdakwa DERMAWAN

GINTING sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

22. Perkara TPK atas nama terdakwa MADE MEREGAWA

sehubungan dengan Pengadaan Alat Kesehatan

Rumah Sakit Khusus Pendidikan Penyakit Infeksi

dan Pariwisata Universitas Udayana pada Tahun

Anggaran 2009.

23. Perkara TPK atas nama terdakwa IRAWAN

sehubungan dengan Pengadaan dan Pelaksanaan

Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran Sorong

Tahap III pada Pusat Pengembangan Sumber Daya

Manusia Perhubungan Laut, Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan, Kementerian

Perhubungan Republik Indonesia Tahun Anggaran

2011.

24. Perkara TPK atas nama terdakwa SUGIARTO

sehubungan dengan Pengadaan dan Pelaksanaan

Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran Sorong

Tahap III pada Pusat Pengembangan Sumber Daya

Manusia Perhubungan Laut, Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan, Kementerian

Perhubungan Republik Indonesia Tahun Anggaran

2011.

25. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI RACHMAT

KURNIAWAN sehubungan dengan Pengadaan dan

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran

Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun

Anggaran 2011.

26. Perkara TPK atas nama terdakwa ILHAM ARIEF

SIRADJUDDIN sehubungan dengan pelaksanaan

Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk

Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota Makassar

dengan Pihak Swasta periode Tahun 2005-2013.

27. Perkara TPK atas nama terdakwa TEUKU SYAIFUL

ACHMAD sehubungan dengan pelaksanaan proyek

pembangunan dermaga bongkar pada kawasan

perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang

yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) Tahun Anggaran 2006-2010.

28. Perkara TPK atas nama terdakwa TRIPENI IRIANTO

PUTRO sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Page 178: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

176

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

29. Perkara TPK atas nama terdakwa PATRICE RIO

CAPELLA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gibernur

Sumatera Utara dan Evy Susanti terkait dengan

dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana

Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawah

(BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Tunggakan

Dana Bagi Hasil (DBH), dan Penyertaan Modal pada

sejumlah BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara yang Sedang dilakukan penyelidikan oleh

Kejaksaan Tinggi atau Kejaksaan Agung Indonesia.

30. Perkara TPK atas nama terdakwa MOH. YAGARI

BHASTARA GUNTUR sehubungan dengan Memberi

atau Menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim dan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Medan Sumatera Utara yang dilakukan oleh

Tersangka selaku salah seorang Kuasa Hukum dari

Kepala Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi

Sumatera Utara terkait permohonan pengujian

kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014

tentang Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan

tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi

Dana Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah

Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

31. Perkara TPK atas nama terdakwa JAMALUDDIEN

MALIK sehubungan dengan pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang dengan maksud

menguntungkan diri sendiri atau orang lain yang

secara melawan hukum atau menyalahgunakan

kekuasaannya memaksa seseorang memberikan

sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran

dengan potongan atau untuk mengerjakan sesuatu

bagi dirinya sendiri atau yang pada waktu menjalankan

tugas, meminta, menerima, memotong pembayaran

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

lain atau kas umum tersebut mempunyai utang

kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut

bukan merupakan utang terkait dana kegiatan Tahun

Anggaran 2013-2014 dan dana tugas pembantuan

Tahun Anggaran 2014 pada Direktorat Jenderal

Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Ditjen

P2KTrans).

32. Perkara TPK atas nama terdakwa HENGKY WIDJAJA

sehubungan dengan pelaksanaan Kerjasama

Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk Instalasi

Pengolahan Air antara PDAM Kota Makassar dengan

pihak swasta periode tahun 2006-2011.

33. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

NAZARUDDIN sehubungan dengan penerimaan

hadiah atau janji padahal patut diketahui atau

diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai

akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau

tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya sehubungan

dengan penganggaran dan pelaksanaan proyek

yang dikerjakan oleh PT. DGI dan lain-lain tahun 2010

dan perkara TPPU terkait dengan TPK sehubungan

dengan transaksi pembelian saham PT. Garuda di

Mandiri Sekuritas oleh PT. Permai Raya Wisata, PT.

Cakrawaja Abadi, PT. Exartech Teknologi Utama, PT.

Pasific Putra Metropolitan, PT. Darmakusumah dan

transaksi lainnya berupa menempatkan, mentransfer,

mengubah bentuk, dan atau menyembunyikan/

menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi, kepemilikan

dan atau perbuatan menerima atau menguasai

penempatan, pentransferan, pembayaran atau

menggunakan harta kekayaan yang diketahui atau

patut diduga merupakan hasil tindak pidana.

34. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO

NUGROHO dan EVY SUSANTI sehubungan dengan

memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang

kepada Majelis Hakim dan Panitera Pengadilan Tata

Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera Utara terkait

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

35. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO

NUGROHO dan EVY SUSANTI sehubungan dengan

memberi hadiah atau janji kepada Patrice Rio Capella

selaku Anggota DPR RI terkait dengan dugaan TPK

Dana bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah

Bawah (BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS),

Tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH), dan penyertaan

modal pada sejumlah BUMD pada Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara yang sedang dilakukan

penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara

dan atau Kejaksaan Agung RI.

36. Perkara TPK atas nama terdakwa RUDYANTO

sehubungan dengan secara bersama-sama atau

turut serta terkait perbuatan Ikmal Jaya selaku

Walikota Tegal periode 2009 s.d. 2014 dalam

pelaksanaan tukar guling tanah antara Pemerintah

Kota Tegal dengan pihak swasta pada tahun 2012.

37. Perkara TPK atas nama terdakwa RICKY

TAMPINONGKOL sehubungan dengan memberi

atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri

atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan jabatannya

terkait dengan pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

38. Perkara TPK atas nama terdakwa RINELDA BANDASO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Dewi

Aryaliniza Als Dewie Yasin Limpo selaku anggota

DPR RI dan Bambang Wahyuhadi, yaitu menerima

hadiah atau janji terkait usulan penganggaran

Proyek Pembangunan Infrastruktur Energi Baru dan

Terbarukan Tahun Anggaran 2016 untuk Kabupaten

Deiyai, Provinsi Papua.

39. Perkara TPK atas nama terdakwa DEWI ARYANILIZA

ALS DEWIE YASIN LIMPO dan BAMBANG WAHYUHADI

sehubungan dengan bersama-sama dengan Rinelda

Bandaso, yaitu menerima hadiah atau janji terkait

Page 179: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

177

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

usulan penganggaran Proyek Pembangunan

Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan Tahun

Anggaran 2016 untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi

Papua.

40. Perkara TPK atas nama terdakwa KAMALUDDIN

HARAHAP sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Provinsi Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

41. Perkara TPK atas nama terdakwa PAHRI AZHARI dan

LUCIANTY sehubungan dengan pemberian hadiah

atau janji kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

42. Perkara TPK atas nama terdakwa RIAMON

ISKANDAR, DARWIN, ISLAN HANURA, dan AIDIL FITRI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

43. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

SYAKIR sehubungan dengan menjanjikan atau

memberikan sesuatu kepada Penyelenggara Negara

terkait dengan pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL)

untuk kebutuhan kilang-kilang PT. Pertamina

(Persero) tahun 2004-2005.

44. Perkara TPK atas nama terdakwa SIGIT PRAMONO

ASRI sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan 1. Persetujuan

Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2013 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan Angaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 4. Pengesahan Angggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

45. Perkara TPK atas nama terdakwa AJIB SHAH

sehubungan dengan secara bersama-sama

dengan cara menerima hadiah atau janji dari

Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan 1. Persetujuan

Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan Penggunaan Hak

Interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

46. Perkara TPK atas nama terdakawa SALEH BANGUN

sehubungan dengan secara bersama-sama

dengan cara menerima hadiah atau janji dari

Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan 1. Persetujuan

Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan Penggunaan Hak

Interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

47. Perkara TPK atas nama terdakwa CHAIDIR RITONGA

sehubungan dengan menerima hadiah atau

janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Sumatera Utara terkait dengan : 1. Persetujuan

Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan Penggunaan Hak

Interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

48. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUL KHOIR

Page 180: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

178

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

sehubungan dengan memberikan atau menjanjikan

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

49. Perkara TPK atas nama terdakwa FL. TRI SATRIYA

SANTOSA sehubungan dengan pegawai negeri

atau penyelenggara negara yang bersama-sama

menerima pemberian atau janji dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

50. Perkara TPK atas nama terdakwa SRI

MULYAHARTONO sehubungan dengan pegawai

negeri atau penyelenggara negara yang bersama-

sama menerima pemberian atau janji dengan

maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara

negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

51. Perkara TPK atas nama terdakwa DJOKO PRAMONO

sehubungan dengan pengadaan dan pelaksanaan

Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada

Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

52. Perkara TPK atas nama terdakwa ICHSAN SUAIDI

dan AWANG LAZUARDI EMBAT sehubungan dengan

memberi hadiah atau janji kepada Andri Tristianto

Sutrisna selaku Kasubdit Kasasi Perdata pada

Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara Perdata

Mahkamah Agung RI, terkait Penundaan Pengiriman

Putusan Kasasi Perkara Korupsi Pekerjaan

Pembangunan Dermaga Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur oleh Mahkamah Agung RI.

53. Perkara TPK atas nama terdakwa BOBBY REYNOLD

MAMAHIT sehubungan dengan pengadaan dan

pelaksanaan Pembangunan Balai Pendidikan dan

Pelatihan Ilmu Pelayaranan (BP2IP) Sorong Tahap III

pada PUsat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

54. Perkara TPK atas nama terdakwa DAMAYANTI WISNU

PUTRANTI sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari ABDUL KHOIR selaku Direktur Utama

PT. Windu Tunggal Utama terkait untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

55. Perkara TPK atas nama terdakwa JULIA PRASETYARINI

sehubungan dengan turut serta atau bersama-sama

dengan DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan DESSY

A EDWIN selaku anggota Komisi V DPR RI dalam

menerima hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku

Direktur Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait

untuk mendapatkan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

56. Perkara TPK atas nama terdakwa DESSY A EDWIN

sehubungan dengan turut serta atau bersama-sama

dengan DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan JULIA

PRASETYANI selaku anggota Komisi V DPR RI dalam

menerima hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku

Direktur Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait

untuk mendapatkan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

57. Perkara TPK atas nama terdakwa SUKOTJO S

BAMBANG sehubungan dengan pengadaan Driving

Simulator Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) pada

Korps Lalu Lintas Mabes Polri Tahun Anggaran 2011.

58. Perkara TPK atas nama terdakwa TRINANDA

PRIHANTORO sehubungan dengan memberi

sesuatu hadiah atau janji secara berlanjut kepada

Mohamad Sanusi selaku Anggota DPRD Provinsi

DKI Jakarta periode 2014-2019 terkait dengan

pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau kecil

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

59. Perkara TPK atas nama terdakwa ARIESMAN WIDJAJA

sehubungan dengan memberi sesuatu hadiah atau

janji secara berlanjut kepada Mohamad Sanusi

selaku Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode

2014-2019 terkait dengan pembahasan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah

Pesisir dan Pulau Pulau kecil Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2015-2035 dan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Pantai Utara Jakarta.

60. Perkara TPK atas nama terdakwa MARUDUT

sehubungan dengan secara bersama-sama memberi

atau mencoba memberi sesuatu kepada Kepala

Kejaksaan Tinggi dan atau Asisten Tindak Pidana

Khusus Kejaksaan Tinggi DKI guna menghentikan

penyelidikan/penyidikan Tindak Pidana Korupsi pada

PT. Brantas Abipraya di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

61. Perkara TPK atas nama terdakwa DANDUNG

PAMULAMO dan SUDI WANTOKO sehubungan

dengan secara bersama-sama memberi atau

mencoba memberi sesuatu kepada Kepala Tinggi

dan atau Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksanaan

Tinggi DKI Jakarta guna menghentikan penyelidikan/

penyidikan TPK pada PT. Brantas Abipraya di

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

62. Perkara TPK atas nama terdakwa ANDRI TRISTIANTO

SUTRISNA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji terkait pengiriman putusan kasasi perkara

korupsi Pekerjaan Pembangunan Dermaga Labuhan

Haji, Kabupaten Lombok Timur, di Mahkamah Agung

RI.

63. Perkara TPK atas nama terdakwa JAJANG ABDUL

HOLIK dan LENIH MARLIANI sehubungan dengan

bersama-sama dengan Ojang Sohandi yaitu

memberi hadiah atau janji kepada Fahri Nurmallo

dan Deviyanti Rochaeni yang masing-masing

sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat, terkait penanganan perkara TPK

Penyalahgunaan Anggaran dalam Pengelolaan Dana

Kapitasi pada Program Jaminan Kesehatan Nasional

di Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Tahun

Page 181: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

179

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Anggaran 2014.

64. Perkara TPK atas nama terdakwa UJANG M.

AMIN, JAINI, PARLINDUNGAN HARAHAP, DEPY

IRAWAN, DEAR FAUZUL AZIM, dan IIN FEBRIANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

65. Perkara TPK atas nama terdakwa DODDY ARYANTO

SUPENO sehubungan dengan memberi hadiah atau

janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara terkait dengan pengurusan perkara di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya atau karena berhubungan dengan suatu

perbuatan yang berhubungan dengan jabatannya

yang bertentangan dengan kewajibannya.

66. Perkara TPK atas nama terdakwa RUSLAN ABD. GANI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan pengiriman putusan kasasi perkara

TPK Pembangunan Dermaga Bongkar Lanjutan,

Sabang yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2011.

67. Perkara TPK atas nama terdakwa HERRY SETIADJI,

INDARTO CATUR NUGROHO, dan SLAMET RIYANA

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau dengan

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa sesorang

memberikan sesuatu, membayar atau untuk

mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, terkait

Restitusi Lebih Bayar Pajak atas Pajak Penghasilan

(PPh) Badan Tahun 2012 dan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Masa Februari Tahun 2013 PT. Elektronic Design

and Manufacturing International (EDMI) Indonesia.

68. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI SUPRIYANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Abdul Khoir terkait dengan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

69. Perkara TPK atas nama terdakwa MOHAMAD SANUSI

sehubungan dengan menerima sesuatu hadiah atau

janji secara berlanjut terkait dengan pembahasan

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana

Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau kecil Provinsi

DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

70. Perkara TPPU atas nama tersangka MOHAMAD

SANUSI sehubungan dengan perbuatan

menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana.

71. Perkara TPK atas nama terdakwa FAHRI NURMALLO

dan DEVIYANTI ROCHAENI sehubungan dengan

menerima hadiah atau janji terkait dengan

penanganan perkara TPK Penyalahgunaan Anggaran

dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada Program

Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas Kesehatan

Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014.

72. Perkara TPK atas nama terdakwa OJANG SOHANDI

sehubungan dengan bersama-sama dengan Jajang

Abdul Holik dan Lenih Marliani yaitu memberi hadiah

atau janji kepada Fahri Nurmallo dan Deviyanti

Rochaeni yang masing-masing sebagai Jaksa

Penuntut Umum pada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat,

terkait penanganan perkara TPK Penyalahgunaan

Anggaran dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada

Program Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas

Kesehatan Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014.

73. Perkara TPK atas nama terdakwa OJANG SOHANDI

sehubungan dengan menerima gratifikasi yang

berhubungan dengan jabatannya dan yang

berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

74. Perkara TPPU atas nama terdakwa OJANG SOHANDI

sehubungan dengan perbuatan menempatkan,

mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,

membayarkan, menghibahkan, menitipkan,

membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,

menukarkan dengan mata uang atau surat berharga

atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang

diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil

tindak pidana.

75. Perkara TPK atas nama terdakwa BERTHANATALIA

RURUK KARIMAN dan SAMSUL HIDAYATULLAH

sehubungan dengan bersama-sama dengan Kasman

Sangaji dalam memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

untuk pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

76. Perkara TPK atas nama terdakwa KASMAN SANGAJI

sehubungan dengan bersama-sama dengan

Berthanatalia Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah

dalam memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk

pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

77. Perkara TPK atas nama terdakwa SITI MARWA

sehubungan dengan menerima hadiah terkait

dengan pengadaan atau pembelian pupuk di PT.

Berdikari (Persero).

78. Perkara TPK atas nama terdakwa EDY NASUTION

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah

atau janji tersebut diberikan untuk menggerakan agar

melakukan sesuatu dalam jabatannya atau karena

diketahui telah melakukan sesuatu dalam jabatannya

yang bertentangan dengan kewajibannya.

79. Perkara TPK atas nama terdakwa ROHADI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Syaiful Jamil melalui Kasman Sangaji, Berthanatalia

Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah dengan

maksud untuk pengurusan perkara nomor: 454/

Pidsus/2016/PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri

Jakarta Utara.

80. Perkara TPK atas nama terdakwa YOGAN ASKAN

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada I Putu Sudiartana selaku anggota

DPR RI bersama-sama dengan Noviyanti dan Suhemi,

Page 182: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

180

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

terkait dengan pengurusan anggaran di DPR untuk

alokasi Provinsi Sumatera Barat Pada APBN-P tahun

2016.

81. Perkara TPK atas nama terdakwa SUPRAPTO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Yogan

Askan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

I Putu Sudiartana selaku anggota DPR RI bersama-

sama dengan Noviyanti dan Suhemi, terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat Pada APBN-P tahun 2016.

82. Perkara TPK atas nama terdakwa EDY SANTONI

dan SAFRI sehubungan dengan memberi atau

menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor Bengkulu.

83. Perkara TPK atas nama terdakwa JANNER PURBA dan

TOTON sehubungan dengan bersama-sama dengan

Toton selaku anggota Majelis Hakim Pengadilan

Tipikor Bengkulu yaitu menerima pemberian hadiah

atau janji sehubungan dengan perkara TPK terkait

penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu atas

nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

84. Perkara TPK atas nama terdakwa BADARUDDIN

BACHSIN sehubungan dengan menerima pemberian

hadiah atau janji sehubungan dengan perkara TPK

terkait penyalahgunaan honor Dewan Pembina

RSUD M. Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang

sedang disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu

atas nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

85. Perkara TPK atas nama terdakwa AHMAD YANI

sehubungan dengan secara bersama-sama memberi

atau menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara

negara dengan maksud supaya penyelenggaran

negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait dengan putusan perkara

perdata nomor: 503/PDT.G/2015/PN.JKT.PST antara

PT. Mitra Maju Sukses (PT MMS) selaku penggugat

dengan PT. Kapuas Tunggal Persada (PT. KTP) selaku

tergugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

86. Perkara TPK atas nama terdakwa EDISON MARUDUT

MARDASAULI SIAHAAN sehubungan dengan

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai

negeri atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan pengajuan revisi alih fungsi hutan

di provinsi Riau tahun 2014 kepada kementerian

kehutanan.

87. Perkara TPK atas nama terdakwa RAOUL ADHITYA

WIRANATAKUSUMAH sehubungan dengan secara

bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada penyelenggara negara dengan maksud

supaya penyelenggaran negara tersebut berbuat

atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

putusan perkara perdata nomor: 503/PDT.G/2015/

PN.JKT.PST antara PT. Mitra Maju Sukses (PT MMS)

selaku penggugat dengan PT. Kapuas Tunggal

Persada (PT. KTP) selaku tergugat di Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat.

88. Perkara TPK atas nama terdakwa NOVIYANTI dan

SUHEMI sehubungan dengan bersama-sama

dengan I Putu Sudiartana selaku anggora DPR RI

yaitu menerima hadiah atau janji dari Yogan Askan

dan Suprapto terkait dengan pengurusan anggaran

di DPR untuk alokasi Provinsi Sumatera Barat Pada

APBN-P tahun 2016.

89. Perkara TPK atas nama terdakwa ZULKIFLI

EFFENDI SIREGAR sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku

Gubernur Provinsi Sumatera Utara terkait fungsi

dan kewenangan tersangka selaku anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-2014 dan

periode 2014-2019.

90. Perkara TPK atas nama terdakwa PARLUHUTAN

SIREGAR sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku

Gubernur Provinsi Sumatera Utara terkait fungsi

dan kewenangan tersangka selaku anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-2014 dan

periode 2014-2019.

91. Perkara TPK atas nama terdakwa ZULKIFLI HUSEIN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait fungsi dan kewenangan

tersangka selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera

Utara Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.

92. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDIANTO HALIM

WIDJAJA sehubungan dengan memberi hadiah atau

janji kepada Pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait

dengan pengadaan atau pembelian pupuk di PT.

Berdikari (Persero).

93. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDIMAN

PARDAMEAN NADAPDAP sehubungan dengan

menerima hadiah atau janji dari Gatot Pujo Nugroho

selaku Gubernur Provinsi Sumatera Utara terkait

fungsi dan kewenangan tersangka selaku anggota

DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-2014

dan periode 2014-2019.

94. Perkara TPK atas nama terdakwa GUNTUR

MANURUNG sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku

Gubernur Provinsi Sumatera Utara terkait fungsi

dan kewenangan tersangka selaku anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-2014 dan

periode 2014-2019.

95. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD AFAN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait fungsi dan kewenangan

tersangka selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera

Utara Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.

96. Perkara TPK atas nama terdakwa BUSTAMI H. S.

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait fungsi dan kewenangan

tersangka selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera

Utara Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.

97. Perkara TPK atas nama terdakwa H. M. JOHAR dan

SUPARMAN sehubungan dengan pegawai negeri

atau penyelenggara negara yang bersama-sama

menerima hadiah atau janji dengan maksud supaya

Page 183: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

181

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut

berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya,

yang bertentangan dengan kewajibannya terkait

dengan Pembahasan RAPBD-P TA 2014 dan/atau

RAPBD Tahun Anggaran 2015 pada Provinsi Riau.

98. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO N

sehubungan dengan memberi hadiah atau janji

kepada anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

periode 2009 s.d. 2014 dan 2014 s.d. 2019 terkait

dengan: 1. Persetujuan laporan pertanggungjawaban

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun

Anggaran 2012 s.d. 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 dan 2014

oleh DPRD provinsi sumatera utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 dan 2015 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; dan 4. Penolakan

penggunaan hak interpelasi oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara pada tahun 2015.

99. Perkara TPK atas nama terdakwa ARIS HADIANTO

sehubungan dengan memberi hadiah atau janji

kepada pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait

dengan pengadaan atau pembelian pupuk di PT.

Berdikari (Persero).

100. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

SANTOSO sehubungan dengan Perkara TPK secara

bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada penyelenggara negara dengan maksud

supaya penyelenggaran negara tersebut berbuat

atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

putusan perkara perdata nomor: 503/PDT.G/2015/

PN.JKT.PST antara PT. Mitra Maju Sukses (PT MMS)

selaku penggugat dengan PT. Kapuas Tunggal

Persada (PT. KTP) selaku tergugat di Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat.

101. Perkara TPK atas nama terdakwa SRI ASTUTI

sehubungan dengan memberi hadiah atau janji

kepada Pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait

dengan pengadaan atau pembelian pupuk di PT.

Berdikari (Persero).

102. Perkara TPK atas nama terdakwa I PUTU SUDIARTANA

sehubungan dengan bersama-sama dengan

Noviyanti dan Suhemi, yaitu menerima hadiah atau

janji dari Yogan Askan dan Suprapto terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat Pada APBN-P tahun 2016.

103. Perkara TPK atas nama terdakwa XAVERIANDY

SUTANTO dan MEMI sehubungan dengan setiap

orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada penyelenggara dengan maksud supaya

penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

pengurusan perkara nomor: 520/Pidsus/2016/

PN.PDG tanggal 2 Agustus 2016 di Pengadilan Negeri

Padang.

104. Perkara TPK atas nama terdakwa IRMAN GUSMAN

sehubungan dengan penyelenggara negara yang

menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau

patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut

diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau

tidak melakukan sesuatu atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait dengan pengurusan kuota gula

impor yang diberikan oleh Bulog kepada CV. Semesta

Berjaya di tahun 2016.

105. Perkara TPK atas nama terdakwa ZULFIKAR

MUHARRAMI sehubungan dengan pemberian

hadiah atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin.

106. Perkara TPK atas nama terdakwa AMRAN HI MUSTARY

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Abdul Khoir guna mengupayakan Usulan Program

Pembangunan Infrastruktur pada Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Maluku

atau Maluku Utara serta menunjuk Abdul Khoir dan

kawan-kawan sebagai pelaksananya.

107. Perkara TPK atas nama terdakwa YAN ANTON

FERDIAN sehubungan dengan secara bersama-sama

menerima hadiah atau janji terkait dengan proses

perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan proyek

pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendidikan

dan dinas-dinas lainnya di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Banyuasin.

108. Perkara TPK atas nama terdakwa RUSTAMI

sehubungan dengan secara bersama-sama pegawai

negeri atau penyelenggara negara menerima hadiah

atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin.

109. Perkara TPK atas nama terdakwa KIRMAN sehubungan

dengan secara bersama-sama pegawai negeri atau

penyelenggara negara menerima hadiah atau janji

terkait dengan proses perencanaan, penganggaran

dan pelaksanaan proyek pengadaan barang dan

jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-dinas lainnya di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuasin.

110. Perkara TPK atas nama terdakwa UMAR USMAN

sehubungan dengan secara bersama-sama pegawai

negeri atau penyelenggara negara menerima hadiah

atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin.

111. Perkara TPK atas nama terdakwa SUTARYO

sehubungan dengan secara bersama-sama pegawai

negeri atau penyelenggara negara menerima hadiah

atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin.

BERKAS PERKARA LIMPAH KE PN

Berkas perkara yang dilimpahkan ke Pengadilan Negeri

Tipikor adalah sebanyak 70 (tujuh puluh) perkara, yaitu:

Page 184: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

182

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

1. Perkara TPK atas nama terdakwa RUDYANTO

sehubungan dengan secara bersama-sama atau

turut serta terkait perbuatan Ikmal Jaya selaku

Walikota Tegal periode 2009 s.d. 2014 dalam

pelaksanaan tukar guling tanah antara Pemerintah

Kota Tegal dengan pihak Swasta pada tahun 2012.

2. Perkara TPK atas nama terdakwa RICKY

TAMPINONGKOL sehubungan dengan memberi

atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri

atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan jabatannya

terkait dengan pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

3. Perkara TPK atas nama terdakwa RINELDA BANDASO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Dewi

Aryaliniza Als Dewie Yasin Limpo selaku anggota

DPR RI dan Bambang Wahyuhadi, yaitu menerima

hadiah atau janji terkait usulan penganggaran

Proyek Pembangunan Infrastruktur Energi Baru dan

Terbarukan Tahun Anggaran 2016 untuk Kabupaten

Deiyai, Provinsi Papua.

4. Perkara TPK atas nama terdakwa DEWI ARYANILIZA

ALS DEWIE YASIN LIMPO dan BAMBANG WAHYUHADI

sehubungan dengan bersama-sama dengan Rinelda

Bandaso, yaitu menerima hadiah atau janji terkait

usulan penganggaran Proyek Pembangunan

Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan Tahun

Anggaran 2016 untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi

Papua.

5. Perkara TPK atas nama terdakwa KAMALUDDIN

HARAHAP sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Provinsi Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

6. Perkara TPK atas nama terdakwa PAHRI AZHARI dan

LUCIANTY sehubungan dengan pemberian hadiah

atau janji kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

7. Perkara TPK atas nama terdakwa RIAMON

ISKANDAR, DARWIN, ISLAN HANURA, dan AIDIL FITRI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

8. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

SYAKIR sehubungan dengan pemberian sesuatu

atau uang bersama-sama dengan Willy Sebastian

Lim kepada Suroso Atmomartoyo, selaku Direktur

Pengolahan PT Pertamina (Persero) dalam proyek

pengadaan Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT Pertamina

(Persero) tahun 2004-2005.

9. Perkara TPK atas nama terdakwa SIGIT PRAMONO

ASRI sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan : 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2013 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 4.Pengesahan anggaran

pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

10. Perkara TPK atas nama terdakwa AJIB SHAH

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Puji Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan 1.Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

11. Perkara TPK atas nama terdakwa SALEH BANGUN

sehubungan dengan menerima hadiah atau

janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Sumatera Utara terkait dengan: 1.Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Page 185: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

183

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

12. Perkara TPK atas nama terdakwa CHAIDIR RITONGA

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan Penggunaan Hak

Interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

13. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUL KHOIR

sehubungan dengan memberikan atau menjanjikan

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

14. Perkara TPK atas nama terdakwa FL. TRI SATRIYA

SANTOSA sehubungan dengan pegawai negeri

atau penyelenggara negara yang bersama-sama

menerima pemberian atau janji dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016 yang

dilakukan tersangka selaku anggota DPRD Provinsi

Banten Periode 2014-2019.

15. Perkara TPK atas nama terdakwa SRI

MULYAHARTONO sehubungan dengan pegawai

negeri atau penyelenggara negara yang bersama-

sama menerima pemberian atau janji dengan

maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara

negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

16. Perkara TPK atas nama terdakwa DJOKO PRAMONO

sehubungan dengan pengadaan dan pelaksanaan

Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada

Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

17. Perkara TPK atas nama terdakwa ICHSAN SUAIDI

dan AWANG LAZUARDI EMBAT sehubungan dengan

memberi hadiah atau janji kepada Andri Tristianto

Sutrisna selaku Kasubdit Kasasi Perdata pada

Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara Perdata

Mahkamah Agung RI, terkait Penundaan Pengiriman

Putusan Kasasi Perkara Korupsi Pekerjaan

Pembangunan Dermaga Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur oleh Mahkamah Agung RI.

18. Perkara TPK atas nama terdakwa BOBBY REYNOLD

MAMAHIT sehubungan dengan pengadaan dan

pelaksanaan Pembangunan Balai Pendidikan dan

Pelatihan Ilmu Pelayaranan (BP2IP) Sorong Tahap III

pada PUsat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

19. Perkara TPK atas nama terdakwa DAMAYANTI WISNU

PUTRANTI sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari ABDUL KHOIR selaku Direktur Utama

PT. Windu Tunggal Utama terkait untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

20. Perkara TPK atas nama terdakwa JULIA PRASETYARINI

sehubungan dengan turut serta atau bersama-sama

dengan DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan DESSY

A EDWIN selaku anggota Komisi V DPR RI dalam

menerima hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku

Direktur Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait

untuk mendapatkan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

21. Perkara TPK atas nama terdakwa DESSY A. EDWIN

sehubungan dengan turut serta atau bersama-sama

dengan DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan JULIA

PRASETYANI selaku anggota Komisi V DPR RI dalam

menerima hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku

Direktur Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait

untuk mendapatkan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

22. Perkara TPK atas nama terdakwa SUKOTJO S

BAMBANG sehubungan dengan pengadaan Driving

Simulator Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) pada

Korps Lalu Lintas Mabes Polri Tahun Anggaran 2011.

23. Perkara TPK atas nama terdakwa TRINANDA

PRIHANTORO sehubungan dengan memberi

sesuatu hadiah atau janji secara berlanjut kepada

Mohamad Sanusi selaku Anggota DPRD Provinsi

DKI Jakarta periode 2014-2019 terkait dengan

pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau kecil

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

24. Perkara TPK atas nama terdakwa ARIESMAN WIDJAJA

sehubungan dengan memberi sesuatu hadiah atau

janji secara berlanjut kepada Mohamad Sanusi

selaku Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode

2014-2019 terkait dengan pembahasan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah

Pesisir dan Pulau Pulau kecil Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2015-2035 dan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Pantai Utara Jakarta.

25. Perkara TPK atas nama terdakwa MARUDUT

sehubungan dengan secara bersama-sama memberi

atau mencoba memberi sesuatu kepada Kepala

Page 186: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

184

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Kejaksaan Tinggi dan atau Asisten Tindak Pidana

Khusus Kejaksaan Tinggi DKI guna menghentikan

penyelidikan/penyidikan Tindak Pidana Korupsi pada

PT. Brantas Abipraya di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

26. Perkara TPK atas nama terdakwa DANDUNG

PAMULAMO dan SUDI WANTOKO sehubungan

dengan secara bersama-sama memberi atau

mencoba memberi sesuatu kepada Kepala Tinggi

dan atau Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksanaan

Tinggi DKI Jakarta guna menghentikan penyelidikan/

penyidikan TPK pada PT. Brantas Abipraya di

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

27. Perkara TPK atas nama terdakwa ANDRI TRISTIANTO

SUTRISNA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji terkait pengiriman putusan kasasi perkara

korupsi Pekerjaan Pembangunan Dermaga Labuhan

Haji, Kabupaten Lombok Timur, di Mahkamah Agung

RI.

28. Perkara TPK atas nama terdakwa JAJANG ABDUL

HOLIK dan LENIH MARLIANI sehubungan dengan

bersama-sama dengan Ojang Sohandi yaitu

memberi hadiah atau janji kepada Fahri Nurmallo

dan Deviyanti Rochaeni yang masing-masing

sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat, terkait penanganan perkara TPK

Penyalahgunaan Anggaran dalam Pengelolaan Dana

Kapitasi pada Program Jaminan Kesehatan Nasional

di Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Tahun

Anggaran 2014.

29. Perkara TPK atas nama terdakwa UJANG M.

AMIN, JAINI, PARLINDUNGAN HARAHAP, DEPY

IRAWAN, DEAR FAUZUL AZIM, dan IIN FEBRIANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

30. Perkara TPK atas nama terdakwa DODDY ARYANTO

SUPENO sehubungan dengan memberi hadiah atau

janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara terkait dengan pengurusan perkara di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya atau karena berhubungan dengan suatu

perbuatan yang berhubungan dengan jabatannya

yang bertentangan dengan kewajibannya.

31. Perkara TPK atas nama terdakwa RUSLAN ABD. GANI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan pengiriman putusan kasasi perkara

TPK Pembangunan Dermaga Bongkar Lanjutan,

Sabang yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2011.

32. Perkara TPK atas nama terdakwa HERRY SETIADJI,

INDARTO CATUR NUGROHO, dan SLAMET RIYANA

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau dengan

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa sesorang

memberikan sesuatu, membayar atau untuk

mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, terkait

Restitusi Lebih Bayar Pajak atas Pajak Penghasilan

(PPh) Badan Tahun 2012 dan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Masa Februari Tahun 2013 PT. Elektronic Design

and Manufacturing International (EDMI) Indonesia.

33. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI SUPRIYANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Abdul Khoir terkait dengan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

34. Perkara TPK atas nama terdakwa MOHAMAD SANUSI

sehubungan dengan menerima sesuatu hadiah atau

janji secara berlanjut terkait dengan pembahasan

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana

Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau kecil Provinsi

DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

35. Perkara TPK atas nama terdakwa FAHRI NURMALLO

dan DEVIYANTI ROCHAENI sehubungan dengan

menerima hadiah atau janji terkait dengan

penanganan perkara TPK Penyalahgunaan Anggaran

dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada Program

Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas Kesehatan

Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014.

36. Perkara TPK atas nama terdakwa OJANG SOHANDI

sehubungan dengan bersama-sama dengan Jajang

Abdul Holik dan Lenih Marliani yaitu memberi hadiah

atau janji kepada Fahri Nurmallo dan Deviyanti

Rochaeni yang masing-masing sebagai Jaksa

Penuntut Umum pada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat,

terkait penanganan perkara TPK Penyalahgunaan

Anggaran dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada

Program Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas

Kesehatan Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014.

37. Perkara TPK atas nama terdakwa OJANG SOHANDI

sehubungan dengan menerima gratifikasi yang

berhubungan dengan jabatannya dan yang

berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

38. Perkara TPPU atas nama terdakwa OJANG SOHANDI

sehubungan dengan perbuatan menempatkan,

mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,

membayarkan, menghibahkan, menitipkan,

membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,

menukarkan dengan mata uang atau surat berharga

atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang

diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil

tindak pidana.

39. Perkara TPK atas nama terdakwa BERTHANATALIA

RURUK KARIMAN dan SAMSUL HIDAYATULLAH

sehubungan dengan bersama-sama dengan Kasman

Sangaji dalam memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

untuk pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

40. Perkara TPK atas nama terdakwa KASMAN SANGAJI

sehubungan dengan bersama-sama dengan

Berthanatalia Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah

dalam memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk

pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

41. Perkara TPK atas nama terdakwa SITI MARWA

sehubungan dengan menerima hadiah terkait

dengan pengadaan atau pembelian pupuk di PT.

Page 187: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

185

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Berdikari (Persero).

42. Perkara TPK atas nama terdakwa EDY NASUTION

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah

atau janji tersebut diberikan untuk menggerakan agar

melakukan sesuatu dalam jabatannya atau karena

diketahui telah melakukan sesuatu dalam jabatannya

yang bertentangan dengan kewajibannya.

43. Perkara TPK atas nama terdakwa ROHADI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Syaiful Jamil melalui Kasman Sangaji, Berthanatalia

Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah dengan

maksud untuk pengurusan perkara nomor: 454/

Pidsus/2016/PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri

Jakarta Utara.

44. Perkara TPK atas nama terdakwa YOGAN ASKAN

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada I Putu Sudiartana selaku anggota

DPR RI bersama-sama dengan Noviyanti dan Suhemi,

terkait dengan pengurusan anggaran di DPR untuk

alokasi Provinsi Sumatera Barat Pada APBN-P tahun

2016.

45. Perkara TPK atas nama terdakwa SUPRAPTO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Yogan

Askan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

I Putu Sudiartana selaku anggota DPR RI bersama-

sama dengan Noviyanti dan Suhemi, terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat Pada APBN-P tahun 2016.

46. Perkara TPK atas nama terdakwa EDY SANTONI

dan SAFRI sehubungan dengan memberi atau

menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor Bengkulu.

47. Perkara TPK atas nama terdakwa JANNER PURBA dan

TOTON sehubungan dengan bersama-sama dengan

Toton selaku anggota Majelis Hakim Pengadilan

Tipikor Bengkulu yaitu menerima pemberian hadiah

atau janji sehubungan dengan perkara TPK terkait

penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu atas

nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

48. Perkara TPK atas nama terdakwa BADARUDDIN

BACHSIN sehubungan dengan menerima pemberian

hadiah atau janji sehubungan dengan perkara TPK

terkait penyalahgunaan honor Dewan Pembina

RSUD M. Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang

sedang disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu

atas nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

49. Perkara TPK atas nama terdakwa AHMAD YANI

sehubungan dengan secara bersama-sama memberi

atau menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara

negara dengan maksud supaya penyelenggaran

negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait dengan putusan perkara

perdata nomor: 503/PDT.G/2015/PN.JKT.PST antara

PT. Mitra Maju Sukses (PT. MMS) selaku penggugat

dengan PT. Kapuas Tunggal Persada (PT. KTP) selaku

tergugat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

50. Perkara TPK atas nama terdakwa EDISON MARUDUT

MARDASAULI SIAHAAN sehubungan dengan

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai

negeri atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan pengajuan revisi alih fungsi hutan

di Provinsi Riau tahun 2014 kepada Kementerian

Kehutanan.

51. Perkara TPK atas nama terdakwa RAOUL ADHITYA

WIRANATAKUSUMAH sehubungan dengan secara

bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada penyelenggara negara dengan maksud

supaya penyelenggaran negara tersebut berbuat

atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

putusan perkara perdata nomor: 503/PDT.G/2015/

PN.JKT.PST antara PT. Mitra Maju Sukses (PT. MMS)

selaku penggugat dengan PT. Kapuas Tunggal

Persada (PT. KTP) selaku tergugat di Pengadilan

Negeri Jakarta pusat.

52. Perkara TPK atas nama terdakwa NOVIYANTI dan

SUHEMI sehubungan dengan bersama-sama

dengan I Putu Sudiartana selaku anggora DPR RI

yaitu menerima hadiah atau janji dari Yogan Askan

dan Suprapto terkait dengan pengurusan anggaran

di DPR untuk alokasi Provinsi Sumatera Barat Pada

APBN-P tahun 2016.

53. Perkara TPK atas nama terdakwa ZULKIFLI

EFFENDI SIREGAR sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku

Gubernur Provinsi Sumatera Utara terkait fungsi

dan kewenangan tersangka selaku anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara periode 2009-2014 dan

periode 2014-2019.

54. Perkara TPK atas nama terdakwa PARLUHUTAN

SIREGAR sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku

Gubernur Provinsi Sumatera Utara terkait fungsi

dan kewenangan tersangka selaku anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara Periode 2009-2014 dan

periode 2014-2019.

55. Perkara TPK atas nama terdakwa ZULKIFLI HUSEIN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait fungsi dan kewenangan

tersangka selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera

Utara Periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.

56. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDIANTO HALIM

WIDJAJA sehubungan dengan memberi hadiah atau

janji kepada Pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait

dengan pengadaan atau pembelian pupuk di PT.

Berdikari (Persero).

57. Perkara TPK atas nama terdakwa GUNTUR

MANURUNG sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku

Gubernur Provinsi Sumatera Utara terkait fungsi

dan kewenangan tersangka selaku anggota DPRD

Provinsi Sumatera Utara periode 2009-2014 dan

periode 2014-2019.

58. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD AFAN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait fungsi dan kewenangan

Page 188: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

186

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

tersangka selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera

Utara periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.

59. Perkara TPK atas nama terdakwa BUSTAMI H. S.

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait fungsi dan kewenangan

tersangka selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera

Utara periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.

60. Perkara TPK atas nama terdakwa H. M. JOHAR dan

SUPARMAN sehubungan dengan pegawai negeri

atau penyelenggara negara yang bersama-sama

menerima hadiah atau janji dengan maksud supaya

pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut

berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya,

yang bertentangan dengan kewajibannya terkait

dengan Pembahasan RAPBD-P Tahun Anggaran 2014

dan/atau RAPBD Tahun Anggaran 2015 pada Provinsi

Riau.

61. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO N

sehubungan dengan memberi hadiah atau janji

kepada anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara

periode 2009 s.d. 2014 dan 2014 s.d. 2019 terkait

dengan: 1. Persetujuan laporan pertanggungjawaban

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun

Anggaran 2012 s.d. 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 dan 2014

oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 dan 2015 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; dan 4. Penolakan

penggunaan hak interpelasi oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara pada tahun 2015.

62. Perkara TPK atas nama terdakwa ARIS HADIANTO

sehubungan dengan memberi hadiah atau janji

kepada pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait

dengan pengadaan atau pembelian pupuk di PT.

Berdikari (Persero).

63. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

SANTOSO sehubungan dengan Perkara TPK secara

bersama-sama memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada penyelenggara negara dengan maksud

supaya penyelenggaran negara tersebut berbuat

atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

putusan perkara perdata nomor: 503/PDT.G/2015/

PN.JKT.PST antara PT. Mitra Maju Sukses (PT MMS)

selaku penggugat dengan PT. Kapuas Tunggal

Persada (PT. KTP) selaku tergugat di Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat.

64. Perkara TPK atas nama terdakwa SRI ASTUTI

sehubungan dengan memberi hadiah atau janji

kepada Pejabat di PT. Berdikari (Persero) terkait

dengan pengadaan atau pembelian pupuk di PT.

Berdikari (Persero).

65. Perkara TPK atas nama terdakwa I PUTU SUDIARTANA

sehubungan dengan bersama-sama dengan

Noviyanti dan Suhemi, yaitu menerima hadiah atau

janji dari Yogan Askan dan Suprapto terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat pada APBN-P tahun 2016.

66. Perkara TPK atas nama terdakwa XAVERIANDY

SUTANTO dan MEMI sehubungan dengan setiap

orang yang memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada penyelenggara dengan maksud supaya

penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

pengurusan perkara nomor: 520/Pidsus/2016/

PN.PDG Tanggal 2 Agustus 2016 di Pengadilan Negeri

Padang.

67. Perkara TPK atas nama terdakwa IRMAN GUSMAN

sehubungan dengan penyelenggara negara yang

menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau

patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut

diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau

tidak melakukan sesuatu atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait dengan pengurusan kuota gula

impor yang diberikan oleh Bulog kepada CV. Semesta

Berjaya di tahun 2016.

68. Perkara TPK atas nama terdakwa ZULFIKAR

MUHARRAMI sehubungan dengan pemberian

hadiah atau janji terkait dengan proses perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan proyek pengadaan

barang dan jasa di Dinas Pendidikan dan dinas-

dinas lainnya di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Banyuasin.

69. Perkara TPK atas nama terdakwa AMRAN HI

MUSTARY sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Abdul Khoir, dkk guna mengupayakan

Usulan Program Pembangunan Infrastruktur pada

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat di Maluku atau Maluku Utara serta menunjuk

Abdul Khoir dkk sebagai pelaksanaanya.

70. Perkara TPK atas nama terdakwa YAN ANTON

FERDIAN, RUSTAMI, KIRMAN, UMAR USMAN, dan

SUTARYO sehubungan dengan bersama-sama

menerima hadiah atau janji terkait dengan proses

perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan proyek

pengadaan barang dan jasa di Dinas Pendidikan

dan dinas-dinas lainnya di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Banyuasin.

PUTUS TINGKAT PERTAMA

Perkara yang telah diputus pada Pengadilan Negeri Tipikor

adalah sebanyak 59 (lima puluh sembilan) putusan, yaitu:

1. Perkara TPK atas nama terdakwa JEFFERSON

SM RUMAJAR sehubungan dengan penggunaan

dana kas daerah Pemerintah Kota Tomohon

Tahun Anggaran 2009 dan 2010 dan Perkara TPK

sehubungan dengan penerimaan hadiah atau

pemberian berupa uang kepada pemeriksa Badan

Pemeriksa Keuangan Sulawesi Utara pada tahun

2008 atas laporan keuangan Pemerintah Kota

Tomohon Tahun Anggaran 2007.

2. Perkara TPK atas nama terdakwa SURYADHARMA

ALI sehubungan dengan Penyelenggaraan Ibadah

Haji tahun 2010-2013 dan Perkara TPK sehubungan

dengan penggunaan DOM (Dana Operasional

Menteri) pada Kementerian Agama RI tahun 2011-

2014.

3. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI ANTONI

ALJUFRI dan SUZANA BUDI ANTONI sehubungan

Page 189: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

187

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

dengan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan

perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili

terkait dengan sengketa pemilihan kepala daerah

Kabupaten Empat Lawang di Mahkamah Konstitusi

tahun 2013 dan dengan sengaja tidak memberikan

keterangan atau memberikan keterangan yang tidak

benar pada waktu persidangan terdakwa M. Akil

Mochtar di pengadilan TPK Jakarta.

4. Perkara TPK atas nama terdakwa MADE MEREGAWA

sehubungan dengan Pengadaan Alat Kesehatan

Rumah Sakit Khusus Pendidikan Penyakit Infeksi

dan Pariwisata Universitas Udayana pada Tahun

Anggaran 2009.

5. Perkara TPK Atas nama terdakwa DERMAWAN

GINTING sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

6. Perkara TPK Atas nama terdakwa AMIR FAUZI

sehubungan dengan menerima pemberian atau janji

terkait dengan penanganan perkara permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak

Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos),

Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi

Hasil (DBH).

7. Perkara TPK atas nama terdakwa JERO WACIK

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa

seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau

untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,

pada tahun 2011 s/d 2013, di Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral dan Perkara TPK sehubungan

dengan memperkaya diri sendiri atau orang lain

atau penyalahgunaan kewenangan, kesempatan

atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara

yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata/Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

pada 2008-2011.

8. Perkara TPK atas nama terdakwa IRAWAN dan

SUGIARTO sehubungan dengan Pengadaan dan

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran

Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun

Anggaran 2011.

9. Perkara TPK atas nama terdakwa MOH. YAGARI

BHASTARA GUNTUR sehubungan dengan Memberi

atau Menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim dan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Medan Sumatera Utara yang dilakukan oleh

Tersangka selaku salah seorang Kuasa Hukum dari

Kepala Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi

Sumatera Utara terkait permohonan pengujian

kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014

tentang Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan

tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi

Dana Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah

Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

10. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI RACHMAT

KURNIAWAN sehubungan dengan Pengadaan dan

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran

Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun

Anggaran 2011.

11. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHTAR EFENDY

sehubungan dengan sengaja mencegah, merintangi

atau menggagalkan secara langsung atau tidak

langsung penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan

di sidang pengadilan terhadap tersangka dan

terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi

dan dengan sengaja tidak memberi keterangan

atau memberi keterangan yang tidak benar pada

persidangan atas nama terdakwa M. Akil Mochtar di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

12. Perkara TPK atas nama terdakwa ILHAM ARIEF

SIRAJUDDIN sehubungan dengan pelaksanaan

Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk

Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota Makassar

dengan Pihak Swasta periode Tahun 2005 s.d. 2013.

13. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO

NUGROHO dan EVY SUSANTI sehubungan dengan

memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang

kepada Hakim dan Panitera Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Medan Sumatera Utara terkait

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan Atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH) dan perkara TPK

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu berupa uang kepada Penyelanggara Negara

yaitu anggota Komisi III DPR RI atas nama Patrice

Rio Capella terkait dugaan terjadinya Tindak Pidana

Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan

Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS), Tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH)

dan Penyertaan Modal pada sejumlah BUMD pada

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang sedang

dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi

Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung Republik

Indonesia.

14. Perkara TPK atas nama terdakwa BAMBANG

WIRATMADJI SOEHARTO sehubungan dengan

bersama-sama dengan Lusita Anie Razak memberi

Page 190: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

188

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri

atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya

dan bersama-sama Lusita Anie Razak dan Subri

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai

negeri atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya

dan bersama-sama Lusita Anie Razak, Subri, dan

Apriyanto Kurniawan memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya atau memberi

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara karena atau hubungan sesuatu yang

bertentangan dengan kewajiban dilakukan atau

tidak dilakukan dalam jabatannya terkait dengan

pengurusan perkara tindak pidana menempatkan

keterangan palsu di atas bukti autentik dan

pemalsuan atas sertifikat tanah dengan terlapor

SUGIHARTA alias ALONG.

15. Perkara TPK atas nama terdakwa SETIADY JUSUF dan

IRENIUS ADI sehubungan dengan memberi hadiah

atau janji kepada Hj. Dewi Aryaliniza Als Dewie Yasin

Limpo selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia, bersama-sama dengan Bambang

Wahyuhadi dan Rinelda Bandaso, terkait usulan

Penganggaran Proyek Pembangunan Infrastruktur

Energi Baru dan Terbarukan Tahun Anggaran 2016

untuk Kebupaten Deiyai, Provinsi Papua.

16. Perkara TPK atas nama terdakwa RUDYANTO

sehubungan dengan bersama-sama atau turut serta

terkait perbuatan Ikmal Jaya selaku Walikota Tegal

periode 2009 s.d 2014 dalam pelaksanaan tukar

guling tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan

pihak swasta pada tahun 2012.

17. Perkara TPK atas nama terdakwa JAMALUDDIEN

MALIK sehubungan dengan Dana Kegiatan Tahun

Anggaran 2013-2014 dan Dana Tugas Pembantuan

Tahun Anggaran 2014 pada Direktorat Jendral

Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Ditjen

P2Ktrans).

18. Perkara TPK atas nama terdakwa RICKY

TAMPINONGKOL sehubungan dengan memberi

atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri

atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan jabatannya

terkait dengan pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

19. Perkara TPK atas nama terdakwa PAHRI AZHARI dan

LUCIANTY sehubungan dengan pemberian hadiah

atau janji kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

20. Perkara TPK atas nama terdakwa RINELDA BANDASO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Dewi

Aryaliniza Als Dewie Yasin Limpo selaku anggota

DPR RI dan Bambang Wahyuhadi, yaitu menerima

hadiah atau janji terkait usulan penganggaran

Proyek Pembangunan Infrastruktur Energi Baru dan

Terbarukan Tahun Anggaran 2016 untuk Kabupaten

Deiyai, Provinsi Papua.

21. Perkara TPK atas nama terdakwa RIAMON

ISKANDAR, DARWIN, ISLAN HANURA, dan AIDIL FITRI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

22. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

SYAKIR sehubungan dengan pemberian sesuatu

atau uang bersama-sama dengan Willy Sebastian

Lim kepada Suroso Atmomartoyo, selaku Direktur

Pengolahan PT. Pertamina (Persero) dalam proyek

pengadaan Tethra Wthyl Lead (TEL) di PT. Pertamina

(Persero) tahun 2004-2005.

23. Perkara TPK atas nama terdakwa KAMALUDDIN

HARAHAP sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Provinsi Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

24. Perkara TPK atas nama terdakwa DEWI ARYANILIZA

ALS DEWIE YASIN LIMPO dan BAMBANG WAHYUHADI

sehubungan dengan bersama-sama dengan Rinelda

Bandaso, yaitu menerima hadiah atau janji terkait

usulan penganggaran Proyek Pembangunan

Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan Tahun

Anggaran 2016 untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi

Papua.

25. Perkara TPK atas nama terdakwa SIGIT PRAMONO

ASRI sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan : 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2013 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Page 191: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

189

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Sumatera Utara; dan 4.Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

26. Perkara TPK atas nama terdakwa SALEH BANGUN

sehubungan dengan menerima hadiah atau

janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Sumatera Utara terkait dengan: 1.Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

27. Perkara TPK atas nama terdakwa CHAIDIR RITONGA

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan Penggunaan Hak

Interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

28. Perkara TPK atas nama terdakwa AJIB SHAH

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Puji Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

29. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

NAZARUDDIN sehubungan dengan penerimaan

hadiah atau janji padahal patut diketahui atau

diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai

akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau

tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya sehubungan

dengan penganggaran dan pelaksanaan proyek

yang dikerjakan oleh PT. DGI dan lain-lain tahun 2010

dan perkara TPPU terkait dengan TPK sehubungan

dengan transaksi pembelian saham PT. Garuda di

Mandiri Sekuritas oleh PT. Permai Raya Wisata, PT.

Cakrawaja Abadi, PT. Exartech Teknologi Utama, PT.

Pasific Putra Metropolitan, PT. Darmakusumah dan

transaksi lainnya berupa menempatkan, mentransfer,

mengubah bentuk, dan atau menyembunyikan/

menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi, kepemilikan

dan atau perbuatan menerima atau menguasai

penempatan, pentransferan, pembayaran atau

menggunakan harta kekayaan yang diketahui atau

patut diduga merupakan hasil tindak pidana.

30. Perkara TPK atas nama terdakwa ICHSAN SUAIDI

dan AWANG LAZUARDI EMBAT sehubungan dengan

memberi hadiah atau janji kepada Andri Tristianto

Sutrisna selaku Kasubdit Kasasi Perdata pada

Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara Perdata

Mahkamah Agung RI, terkait Penundaan Pengiriman

Putusan Kasasi Perkara Korupsi Pekerjaan

Pembangunan Dermaga Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur oleh Mahkamah Agung RI.

31. Perkara TPK atas nama terdakwa FL. TRI SATRIYA

SANTOSA sehubungan dengan pegawai negeri

atau penyelenggara negara yang bersama-sama

menerima pemberian atau janji dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016 yang

dilakukan tersangka selaku anggota DPRD Provinsi

Banten Periode 2014-2019.

32. Perkara TPK atas nama terdakwa SRI

MULYAHARTONO sehubungan dengan pegawai

negeri atau penyelenggara negara yang bersama-

sama menerima pemberian atau janji dengan

maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara

negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

33. Perkara TPK atas nama terdakwa DJOKO PRAMONO

sehubungan dengan pengadaan dan pelaksanaan

Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada

Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

34. Perkara TPK atas nama terdakwa BOBBY REYNOLD

Page 192: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

190

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

MAMAHIT sehubungan dengan pengadaan dan

pelaksanaan Pembangunan Balai Pendidikan dan

Pelatihan Ilmu Pelayaranan (BP2IP) Sorong Tahap III

pada Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

35. Perkara TPK atas nama terdakwa ANDRI TRISTIANTO

SUTRISNA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji terkait pengiriman putusan kasasi perkara

korupsi Pekerjaan Pembangunan Dermaga Labuhan

Haji, Kabupaten Lombok Timur di Mahkamah Agung

RI.

36. Perkara TPK atas nama terdakwa TRINANDA

PRIHANTORO sehubungan dengan memberi

sesuatu hadiah atau janji secara berlanjut kepada

Mohamad Sanusi selaku Anggota DPRD Provinsi

DKI Jakarta periode 2014-2019 terkait dengan

pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau kecil

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

37. Perkara TPK atas nama terdakwa ARIESMAN WIDJAJA

sehubungan dengan memberi sesuatu hadiah atau

janji secara berlanjut kepada Mohamad Sanusi

selaku Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode

2014-2019 terkait dengan pembahasan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah

Pesisir dan Pulau Pulau kecil Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2015-2035 dan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Pantai Utara Jakarta.

38. Perkara TPK atas nama terdakwa DANDUNG

PAMULAMO dan SUDI WANTOKO sehubungan

dengan secara bersama-sama memberi atau

mencoba memberi sesuatu kepada Kepala Tinggi

dan atau Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksanaan

Tinggi DKI Jakarta guna menghentikan penyelidikan/

penyidikan TPK pada PT. Brantas Abipraya di

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

39. Perkara TPK atas nama terdakwa EDISON MARUDUT

MARDASAULI SIAHAAN sehubungan dengan

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai

negeri atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan pengajuan revisi alih fungsi hutan

di provinsi Riau tahun 2014 kepada Kementerian

Kehutanan.

40. Perkara TPK atas nama terdakwa DESSY A EDWIN

sehubungan dengan turut serta atau bersama-sama

dengan DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan JULIA

PRASETYANI selaku anggota Komisi V DPR RI dalam

menerima hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku

Direktur Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait

untuk mendapatkan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

41. Perkara TPK atas nama terdakwa JULIA PRASETYARINI

sehubungan dengan turut serta atau bersama-sama

dengan DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan DESSY

A EDWIN selaku anggota Komisi V DPR RI dalam

menerima hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku

Direktur Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait

untuk mendapatkan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

42. Perkara TPK atas nama terdakwa JAJANG ABDUL

HOLIK dan LENIH MARLIANI sehubungan dengan

bersama-sama dengan Ojang Sohandi yaitu

memberi hadiah atau janji kepada Fahri Nurmallo

dan Deviyanti Rochaeni yang masing-masing

sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat, terkait penanganan perkara TPK

Penyalahgunaan Anggaran dalam Pengelolaan Dana

Kapitasi pada Program Jaminan Kesehatan Nasional

di Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Tahun

Anggaran 2014.

43. Perkara TPK atas nama terdakwa DAMAYANTI WISNU

PUTRANTI sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari ABDUL KHOIR selaku Direktur Utama

PT. Windu Tunggal Utama terkait untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

44. Perkara TPK atas nama terdakwa DODDY ARYANTO

SUPENO sehubungan dengan memberi hadiah atau

janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara terkait dengan pengurusan perkara di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya atau karena berhubungan dengan suatu

perbuatan yang berhubungan dengan jabatannya

yang bertentangan dengan kewajibannya.

45. Perkara TPK atas nama terdakwa HERRY SETIADJI,

INDARTO CATUR NUGROHO, dan SLAMET RIYANA

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau dengan

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa sesorang

memberikan sesuatu, membayar atau untuk

mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, terkait

Restitusi Lebih Bayar Pajak atas Pajak Penghasilan

(PPh) Badan Tahun 2012 dan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Masa Februari Tahun 2013 PT. Elektronic Design

and Manufacturing International (EDMI) Indonesia.

46. Perkara TPK atas nama terdakwa UJANG M.

AMIN, JAINI, PARLINDUNGAN HARAHAP, DEPY

IRAWAN, DEAR FAUZUL AZIM, dan IIN FEBRIANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

47. Perkara TPK atas nama terdakwa SUKOTJO S

BAMBANG sehubungan dengan pengadaan Driving

Simulator Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) pada

Korps Lalu Lintas Mabes Polri Tahun Anggaran 2011.

48. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI SUPRIYANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Abdul Khoir terkait dengan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

49. Perkara TPK atas nama terdakwa KASMAN SANGAJI

Page 193: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

191

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

sehubungan dengan bersama-sama dengan

Berthanatalia Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah

dalam memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk

pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

50. Perkara TPK atas nama terdakwa YOGAN ASKAN

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada I Putu Sudiartana selaku anggota

DPR RI bersama-sama dengan Noviyanti dan Suhemi,

terkait dengan pengurusan anggaran di DPR untuk

alokasi Provinsi Sumatera Barat Pada APBN-P tahun

2016.

51. Perkara TPK atas nama terdakwa FAHRI NURMALLO

dan DEVIYANTI ROCHAENI sehubungan dengan

menerima hadiah atau janji terkait dengan

penanganan perkara TPK Penyalahgunaan Anggaran

dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada Program

Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas Kesehatan

Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014.

52. Perkara TPK atas nama terdakwa SUPRAPTO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Yogan

Askan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

I Putu Sudiartana selaku anggota DPR RI bersama-

sama dengan Noviyanti dan Suhemi, terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat Pada APBN-P tahun 2016.

53. Perkara TPK atas nama terdakwa RUSLAN ABD. GANI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan pengiriman putusan kasasi perkara

TPK Pembangunan Dermaga Bongkar Lanjutan,

Sabang yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2011.

54. Perkara TPK atas nama terdakwa BERTHANATALIA

RURUK KARIMAN dan SAMSUL HIDAYATULLAH

sehubungan dengan bersama-sama dengan Kasman

Sangaji dalam memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

untuk pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

55. Perkara TPK atas nama terdakwa EDY SANTONI

dan SAFRI sehubungan dengan memberi atau

menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor Bengkulu sehubungan

dengan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi

Penyalahgunaan Honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Bengkulu.

56. Perkara TPK atas nama terdakwa BADARUDDIN

BACHSIN sehubungan dengan menerima pemberian

hadiah atau janji sehubungan dengan perkara TPK

terkait penyalahgunaan honor Dewan Pembina

RSUD M.Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang

sedang disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu

atas nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

57. Perkara TPK atas nama terdakwa JANNER PURBA dan

TOTON sehubungan dengan bersama-sama dengan

Toton selaku anggota Majelis Hakim Pengadilan

Tipikor Bengkulu yaitu menerima pemberian hadiah

atau janji sehubungan dengan perkara TPK terkait

penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu atas

nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

58. Perkara TPK atas nama terdakwa ROHADI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Syaiful Jamil melalui Kasman Sangaji, Berthanatalia

Ruruk Kariman, dan Samsul Hidayatullah dengan

maksud untuk pengurusan perkara nomor: 454/

Pidsus/2016/PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri

Jakarta Utara.

59. Perkara TPK atas nama terdakwa EDY NASUTION

sehubungan dengan perbuatan menerima hadiah

atau janji terkait untuk mendapatkan pekerjaan

di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Tahun Anggaran 2016.

TAHAP BANDING

Perkara dalam proses upaya hukum banding adalah

sejumlah 26 (dua puluh enam) perkara dengan perincian

7 (tujuh) perkara telah diputuskan di tingkat banding dan

19 (sembilan belas) perkara dalam proses banding, yaitu:

1. Perkara TPK atas nama terdakwa SUTAN

BHATOEGANA sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)

Tahun Anggaran 2013 Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Komisi VII DPR RI

dan kegiatan lainnya.

2. Perkara TPK atas nama terdakwa MULYA A HASJMY

sehubungan dengan pelaksanaan pengadaan

peralatan kesehatan dari sisa dana pelayanan

kesehatan bagi penduduk miskin dalam rangka

wabah flu burung (avian influenza) pada Dirjen Bina

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan dan dana

APBN-P Sekretariat Dirjen Bina Pelayanan Medik

Depkes Tahun Anggaran 2006.

3. Perkara TPK atas nama terdakwa SUROSO ATMO

MARTOYO sehubungan dengan penerimaan sesuatu

atau uang yang diduga diberikan oleh Direktur PT.

Sugih Interjaya dkk terkait dengan proyek pengadaan

Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT. Pertamina (Persero)

tahun 2004-2005.

4. Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai

Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua dan

TPK dalam kegiatan Detail Engineering Design (DED)

PLTA Danau Sentani dan Danau Paniai Tahun 2008 di

Provinsi Papua dan Perkara TPK sehubungan dengan

kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA Danau

Sentani dan Danau Paniani Tahun Anggaran 2008 di

Provinsi Papua.

5. Perkara TPK atas nama terdakwa BARNABAS SUEBU

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai

Urumuka Tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua dan

TPK dalam kegiatan Detail Engineering Design (DED)

PLTA danau Sentani dan danau Paniai tahun 2008 di

Provinsi Papua dan Perkara TPK sehubungan dengan

kegiatan Detail Engineering Design (DED) PLTA Danau

Sentani dan Danau Paniani Tahun Anggaran 2008 di

Provinsi Papua.

6. Perkara TPK atas nama terdakwa RIZAL ABDULLAH

Page 194: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

192

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

sehubungan dengan Kegiatan Pembangunan Wisma

Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2010-2011.

7. Perkara TPK atas nama terdakwa JEFFERSON

SM RUMAJAR sehubungan dengan penggunaan

dana kas daerah Pemerintah kota Tomohon

Tahun Anggaran 2009 dan 2010 dan Perkara TPK

sehubungan dengan penerimaan hadiah atau

pemberian berupa uang kepada pemeriksa Badan

Pemeriksa Keuangan Sulawesi Utara pada tahun

2008 atas laporan keuangan Pemerintah Kota

Tomohon Tahun Anggaran 2007.

8. Perkara TPK atas nama terdakwa SURYADHARMA

ALI sehubungan dengan Penyelenggaraan Ibadah

Haji tahun 2010-2013 dan Perkara TPK sehubungan

dengan penggunaan DOM (Dana Operasional

Menteri) pada Kementerian Agama RI tahun 2011-

2014.

9. Perkara TPK atas nama terdakwa OTTO C. KALIGIS

sehubungan dengan Memberi atau menjanjikan

sesuatu berupa uang kepada Majelis Hakim dan

Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Medan Sumatera Utara terkait permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Negara.

10. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSIR YUSFAN

sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH), dan Perkara TPK

sehubungan dengan bersama-sama memberi atau

menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim dan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Medan Sumatera Utara terkait permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak

Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos),

Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi

Hasil (DBH).

11. Perkara TPK atas nama terdakwa TRIPENI IRIANTO

PUTRO sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

12. Perkara TPK atas nama terdakwa PATRICE RIO

CAPELLA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gibernur

Sumatera Utara dan Evy Susanti terkait dengan

dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana

Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawah

(BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Tunggakan

Dana Bagi Hasil (DBH), dan Penyertaan Modal pada

sejumlah BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara yang Sedang dilakukan penyelidikan oleh

Kejaksaan Tinggi atau Kejaksaan Agung Indonesia.

13. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI ANTONI

ALJUFRI dan SUZANA BUDI ANTONI sehubungan

dengan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan

perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili

terkait dengan sengketa pemilihan kepala daerah

Kabupaten Empat Lawang di Mahkamah Konstitusi

tahun 2013 dan dengan sengaja tidak memberikan

keterangan atau memberikan keterangan yang tidak

benar pada waktu persidangan terdakwa M. Akil

Mochtar di pengadilan TPK Jakarta.

14. Perkara TPK atas nama terdakwa MADE MEREGAWA

sehubungan dengan Pengadaan Alat Kesehatan

Rumah Sakit Khusus Pendidikan Penyakit Infeksi

dan Pariwisata Universitas Udayana pada Tahun

Anggaran 2009.

15. Perkara TPK Atas nama terdakwa AMIR FAUZI

sehubungan dengan menerima pemberian atau janji

terkait dengan penanganan perkara permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak

Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos),

Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi

Hasil (DBH).

16. Perkara TPK Atas nama terdakwa DERMAWAN

GINTING sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

17. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI RACHMAT

KURNIAWAN sehubungan dengan Pengadaan dan

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran

Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun

Anggaran 2011.

18. Perkara TPK atas nama terdakwa FUAD AMIN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan proyek-proyek lainnya dan Perkara

TPK sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan perbuatan penerimaan lainnya

dan Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan

Page 195: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

193

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan

yang diketahui atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan

menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul

Harta Kekayaan.

19. Perkara TPK atas nama terdakwa JERO WACIK

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa

seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau

untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,

pada tahun 2011 s/d 2013, di Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral dan Perkara TPK sehubungan

dengan memperkaya diri sendiri atau orang lain

atau penyalahgunaan kewenangan, kesempatan

atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara

yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata/Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

pada Tahun 2008-2011.

20. Perkara TPK atas nama terdakwa ILHAM ARIEF

SIRAJUDDIN sehubungan dengan pelaksanaan

Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk

Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota Makassar

dengan Pihak Swasta periode Tahun 2005 s/d 2013.

21. Perkara TPK atas nama terdakwa JAMALUDDIEN

MALIK sehubungan dengan Dana Kegiatan Tahun

Anggaran 2013-2014 dan Dana Tugas Pembantuan

Tahun Anggaran 2014 pada Direktorat Jendral

Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Ditjen

P2Ktrans).

22. Perkara TPK atas nama terdakwa KAMALUDDIN

HARAHAP sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Provinsi Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

23. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUL KHOIR

sehubungan dengan memberikan atau menjanjikan

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

24. Perkara TPK atas nama terdakwa DEWI ARYANILIZA

ALS DEWIE YASIN LIMPO dan BAMBANG WAHYUHADI

sehubungan dengan bersama-sama dengan Rinelda

Bandaso, yaitu menerima hadiah atau janji terkait

usulan penganggaran Proyek Pembangunan

Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan Tahun

Anggaran 2016 untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi

Papua.

25. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI SUPRIYANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Abdul Khoir terkait dengan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

26. Perkara TPK atas nama terdakwa BADARUDDIN

BACHSIN sehubungan dengan menerima pemberian

hadiah atau janji sehubungan dengan perkara TPK

terkait penyalahgunaan honor Dewan Pembina

RSUD M.Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang

sedang disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu

atas nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

TAHAP KASASI

Pada tahun 2016, perkara dalam proses upaya hukum

kasasi adalah sejumlah 14 (empat belas) perkara dalam

proses kasasi dengan perincian 12 (dua belas) perkara

telah diputuskan di tingkat kasasi dan 2 (dua) perkara

dalam proses kasasi, yaitu:

1. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHTAR EFENDY

sehubungan dengan sengaja mencegah, merintangi

atau menggagalkan secara langsung atau tidak

langsung penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan

di sidang pengadilan terhadap tersangka dan

terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi

dan dengan sengaja tidak memberi keterangan

atau memberi keterangan yang tidak benar pada

persidangan atas nama terdakwa M. Akil Mochtar di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

2. Perkara TPK atas nama terdakwa ADE SWARA dan

NURLATIFAH sehubungan dengan pegawai negeri/

penyelenggara negara yang dengan maksud

menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum atau dengan menyalahgunakan

kekuasaannya memaksa seseorang memberikan

sesuatu terkait pengurusan izin Surat Persetujuan

Pemanfaatan Ruang (SPPR) atas nama PT. Tatar

Kertabumi di Kabupaten Karawang, dan perkara

TPPU sehubungan dengan dengan perbuatan

menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, menghibahkan, menitipkan,

membawa keluar negeri, mengubah bentuk,

menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahui atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan

menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul

harta kekayaan.

3. Perkara TPK atas nama terdakwa ANNAS MAAMUN

sehubungan dengan pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang menerima pemberian

atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

Pengajuan Revisi Alih Fungsi Hutan di Provinsi Riau

Tahun 2014 kepada Kementerian Kehutanan.

4. Perkara TPK atas nama terdakwa IR. A. BAMBANG

D sehubungan dengan memberi hadiah atau janji

Page 196: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

194

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura, Jawa

Timur dan proyek-proyek lainnya yang dilakukan

oleh tersangka selaku Direktur Human Resource

Development PT. Media Karya Sentosa bersama

dengan kawan-kawan.

5. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUR ROUF

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur, dan proyek-proyek lainnnya.

6. Perkara TPK atas nama terdakwa SUTAN

BHATOEGANA sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)

Tahun Anggaran 2013 Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Komisi VII DPR RI

dan kegiatan lainnya.

7. Perkara TPK atas nama terdakwa FUAD AMIN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan Proyek-proyek lainnya dan Perkara

TPK sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan perbuatan penerimaan lainnya

dan Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan

menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahui atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan

menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul

harta kekayaan.

8. Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Membramo dan sungai

Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua dan

TPK sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA Danau Sentani dan Danau Paniai

Tahun 2008 di Provinsi Papua.

9. Perkara TPK atas nama terdakwa MULYA A HASJMY

sehubungan dengan pelaksanaan pengadaan

peralatan kesehatan dari sisa dana pelayanan

kesehatan bagi penduduk miskin dalam rangka

wabah flu burung (Avian Influenza) pada Dirjen Bina

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan dan dana

APBN-P Sekretariat Dirjen Bina Pelayanan Medik

Depkes Tahun Anggaran 2006.

10. Perkara TPK atas nama terdakwa OTTO C. KALIGIS

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu berupa uang kepada Majelis Hakim dan

Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Medan Sumatera Utara terkait permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Negara.

11. Perkara TPK atas nama terdakwa JEFFERSON

SM RUMAJAR sehubungan dengan penggunaan

dana kas daerah Pemerintah Kota Tomohon

Tahun Anggaran 2009 dan 2010 dan Perkara TPK

sehubungan dengan penerimaan hadiah atau

pemberian berupa uang kepada pemeriksa Badan

Pemeriksa Keuangan Sulawesi Utara pada tahun

2008 atas laporan keuangan Pemerintah Kota

Tomohon Tahun Anggaran 2007.

12. Perkara TPK atas nama terdakwa SUROSO ATMO

MARTOYO sehubungan dengan penerimaan sesuatu

atau uang yang diduga diberikan oleh Direktur PT.

Sugih Interjaya dkk terkait dengan proyek pengadaan

Tethra Ethyl Lead (TEL) di PT. Pertamina (Persero)

tahun 2004-2005.

13. Perkara TPK atas nama terdakwa JERO WACIK

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa

seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau

untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,

pada tahun 2011 s/d 2013, di Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral dan Perkara TPK sehubungan

dengan memperkaya diri sendiri atau orang lain

atau penyalahgunaan kewenangan, kesempatan

atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara

yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata/Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

pada Tahun 2008-2011.

14. Perkara TPK atas nama terdakwa DEWI ARYANILIZA

ALS DEWIE YASIN LIMPO dan BAMBANG WAHYUHADI

sehubungan dengan bersama-sama dengan Rinelda

Bandaso, yaitu menerima hadiah atau janji terkait

usulan penganggaran Proyek Pembangunan

Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan Tahun

Anggaran 2016 untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi

Papua.

PERKARA YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP (INKRACHT

VAN GEWIJSDE)

Perkara yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van

gewijsde) tahun 2016 adalah sejumlah 70 (tujuh puluh)

perkara, yaitu:

1. Perkara TPK atas nama terdakwa ADE SWARA dan

NURLATIFAH sehubungan dengan pegawai negeri/

penyelenggara negara yang dengan maksud

menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum atau dengan menyalahgunakan

kekuasaannya memaksa seseorang memberikan

sesuatu terkait pengurusan izin Surat Persetujuan

Pemanfaatan Ruang (SPPR) atas nama PT. Tatar

Kertabumi di Kabupaten Karawang.

2. Perkara TPK atas nama terdakwa IRAWAN dan

SUGIARTO sehubungan dengan Pengadaan dan

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran

Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun

Anggaran 2011.

3. Perkara TPK atas nama terdakwa MOH. YAGARI

BHASTARA GUNTUR sehubungan dengan Memberi

atau Menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim dan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN) Medan Sumatera Utara yang dilakukan oleh

Tersangka selaku salah seorang Kuasa Hukum dari

Page 197: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

195

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Kepala Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi

Sumatera Utara terkait permohonan pengujian

kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014

tentang Administrasi Pemerintahan atas penyelidikan

tentang dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi

Dana Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah

Bawahan (BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

dan Penahanan Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

4. Perkara TPK atas nama terdakwa ANTONIUS

BAMBANG DJATMIKO sehubungan dengan memberi

hadiah atau janji terkait dengan jual-beli gas alam

untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur

Bangkalan Madura, Jawa Timur, dan proyek-proyek

lainnya yang dilakukan oleh tersangka selaku

Direktur Human Resource Development PT. Media

Karya Sentosa bersama dengan kawan-kawan.

5. Perkara TPK atas nama terdakwa BARNABAS SUEBU

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai

Urumuka Tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua dan

TPK sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA danau Sentani dan danau Paniai

tahun 2008 di Provinsi Papua.

6. Perkara TPK atas nama terdakwa SUTAN

BHATOEGANA sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)

Tahun Anggaran 2013 Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Komisi VII DPR RI

dan kegiatan lainnya.

7. Perkara TPK atas nama terdakwa GATOT PUJO

NUGROHO dan EVY SUSANTI sehubungan dengan

memberi atau menjanjikan sesuatu berupa uang

kepada Hakim dan Panitera Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Medan Sumatera Utara terkait

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan Atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH) dan perkara TPK

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu berupa uang kepada Penyelanggara Negara

yaitu Anggota Komisi III DPR RI atas nama Patrice

Rio Capella terkait dugaan terjadinya Tindak Pidana

Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan

Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS), Tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH)

dan Penyertaan Modal pada sejumlah BUMD pada

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang sedang

dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan Tinggi

Sumatera Utara dan atau Kejaksaan Agung Republik

Indonesia.

8. Perkara TPK atas nama terdakwa ANNAS MAAMUN

sehubungan dengan pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang menerima pemberian

atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

Pengajuan Revisi Alih Fungsi Hutan di Provinsi Riau

Tahun 2014 kepada Kementerian Kehutanan.

9. Perkara TPK atas nama terdakwa RIZAL ABDULLAH

sehubungan dengan Kegiatan Pembangunan Wisma

Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2010-2011.

10. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAMSIR YUSFAN

sehubungan dengan menerima pemberian hadiah

atau janji dengan penanganan perkara permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintah atas

Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak

Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos),

Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi

Hasil (DBH) yang dilakukan oleh Gubernur Sumatera

Utara di PTUN Medan.

11. Perkara TPK atas nama terdakwa TRIPENI IRIANTO

PUTRO sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengajuan kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH) yang dilakukan oleh

Gubernur Sumatera Utara di PTUN Medan.

12. Perkara TPK atas nama terdakwa SETIADY JUSUF dan

IRENIUS ADI sehubungan dengan memberi hadiah

atau janji kepada Hj. Dewi Aryaliniza Als Dewie Yasin

Limpo selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia, bersama-sama dengan Bambang

Wahyuhadi dan Rinelda Bandaso, terkait usulan

Penganggaran Proyek Pembangunan Infrastruktur

Energi Baru dan Terbarukan Tahun Anggaran 2016

untuk Kebupaten Deiyai, Provinsi Papua.

13. Perkara TPK atas nama terdakwa PATRICE RIO

CAPELLA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Sumatera Utara dan Evy Susanti terkait dengan

dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana

Bantuan Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawah

(BDB), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Tunggakan

Dana Bagi Hasil (DBH), dan Penyertaan Modal pada

sejumlah BUMD pada Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara yang Sedang dilakukan penyelidikan oleh

Kejaksaan Tinggi atau Kejaksaan Agung Indonesia.

14. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUR ROUF

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli Gas Alam untuk Pembangkit

Listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan proyek-proyek lainnnya.

15. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHTAR EFENDY

sehubungan dengan sengaja mencegah, merintangi

atau menggagalkan secara langsung atau tidak

langsung penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan

di sidang pengadilan terhadap tersangka dan

terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi

dan dengan sengaja tidak memberi keterangan

Page 198: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

196

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

atau memberi keterangan yang tidak benar pada

persidangan atas nama terdakwa M. Akil Mochtar di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

16. Perkara TPK atas nama terdakwa JAMALUDDIEN

MALIK sehubungan dengan Dana Kegiatan Tahun

Anggaran 2013-2014 dan Dana Tugas Pembantuan

Tahun Anggaran 2014 pada Direktorat Jendral

Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Ditjen

P2Ktrans).

17. Perkara TPK atas nama terdakwa RUDYANTO

sehubungan dengan secara bersama-sama atau

turut serta terkait perbuatan Ikmal Jaya selaku

Walikota Tegal periode 2009 s.d 2014 dalam

pelaksanaan tukar guling tanah antara Pemerintah

Kota Tegal dengan Pihak Swasta pada tahun 2012.

18. Perkara TPK atas nama terdakwa SYAEFUL JAMIL

sehubungan dengan Pelaksanaan tukar guling

tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak

swasta pada tahun 2012 yang diduga dilakukan oleh

tersangka selaku Direktur CV. Tridaya Pratama dan

kawan-kawan.

19. Perkara TPK atas nama terdakwa RICKY

TAMPINONGKOL sehubungan dengan memberi

atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri

atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan jabatannya

terkait dengan pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

20. Perkara TPK atas nama terdakwa PAHRI AZHARI dan

LUCIANTY sehubungan dengan pemberian hadiah

atau janji kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

21. Perkara TPK atas nama terdakwa RINELDA BANDASO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Dewi

Aryaliniza Als Dewie Yasin Limpo selaku anggota

DPR RI dan Bambang Wahyuhadi, yaitu menerima

hadiah atau janji terkait usulan penganggaran

Proyek Pembangunan Infrastruktur Energi Baru dan

Terbarukan Tahun Anggaran 2016 untuk Kabupaten

Deiyai, Provinsi Papua.

22. Perkara TPK atas nama terdakwa RIAMON

ISKANDAR, DARWIN, ISLAN HANURA, dan AIDIL FITRI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

23. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI ANTONI

ALJUFRI dan SUZANA BUDI ANTONI sehubungan

dengan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

hakim dengan maksud untuk mempengaruhi putusan

perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili

terkait dengan sengketa pemilihan kepala daerah

Kabupaten Empat Lawang di Mahkamah Konstitusi

tahun 2013 dan dengan sengaja tidak memberikan

keterangan atau memberikan keterangan yang tidak

benar pada waktu persidangan terdakwa M. Akil

Mochtar di Pengadilan Tipikor Jakarta.

24. Perkara TPK atas nama terdakwa MADE MEREGAWA

sehubungan dengan Pengadaan Alat Kesehatan

Rumah Sakit Khusus Pendidikan Penyakit Infeksi

dan Pariwisata Universitas Udayana pada Tahun

Anggaran 2009.

25. Perkara TPK Atas nama terdakwa AMIR FAUZI

sehubungan dengan menerima pemberian atau janji

terkait dengan penanganan perkara permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan

atas Penyelidikan tentang dugaan terjadinya Tindak

Pidana Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos),

Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan Penahanan Pencairan Dana Bagi

Hasil (DBH).

26. Perkara TPK Atas nama terdakwa DERMAWAN

GINTING sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH).

27. Perkara TPK atas nama terdakwa SURYADHARMA

ALI sehubungan dengan Penyelenggaraan Ibadah

Haji tahun 2010-2013 dan Perkara TPK sehubungan

dengan penggunaan DOM (Dana Operasional

Menteri) pada Kementerian Agama RI tahun 2011-

2014.

28. Perkara TPK atas nama terdakwa BUDI RACHMAT

KURNIAWAN sehubungan dengan Pengadaan dan

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran

Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun

Anggaran 2011.

29. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

SYAKIR sehubungan dengan pemberian sesuatu

atau uang bersama-sama dengan Willy Sebastian

Lim kepada Suroso Atmomartoyo, selaku Direktur

Pengolahan PT. Pertamina (Persero) dalam proyek

pengadaan Tethra Wthyl Lead (TEL) di PT. Pertamina

(Persero) tahun 2004-2005.

30. Perkara TPK atas nama terdakwa SIGIT PRAMONO

ASRI sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan : 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan Anggaran

Page 199: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

197

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 4. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

31. Perkara TPK atas nama terdakwa SALEH BANGUN

sehubungan dengan menerima hadiah atau

janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

32. Perkara TPK atas nama terdakwa CHAIDIR RITONGA

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan Penggunaan Hak

Interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

33. Perkara TPK atas nama terdakwa AJIB SHAH

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Puji Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan 1.Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara tahun anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

34. Perkara TPK atas nama terdakwa MUHAMMAD

NAZARUDDIN sehubungan dengan penerimaan

hadiah atau janji padahal patut diketahui atau

diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai

akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau

tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya sehubungan

dengan penganggaran dan pelaksanaan proyek

yang dikerjakan oleh PT. DGI dan lain-lain tahun 2010

dan perkara TPPU terkait dengan TPK sehubungan

dengan transaksi pembelian saham PT. Garuda di

Mandiri Sekuritas oleh PT. Permai Raya Wisata, PT.

Cakrawaja Abadi, PT. Exartech Teknologi Utama, PT.

Pasific Putra Metropolitan, PT. Darmakusumah dan

transaksi lainnya berupa menempatkan, mentransfer,

mengubah bentuk, dan atau menyembunyikan/

menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi, kepemilikan

dan atau perbuatan menerima atau menguasai

penempatan, pentransferan, pembayaran atau

menggunakan harta kekayaan yang diketahui atau

patut diduga merupakan hasil tindak pidana.

35. Perkara TPK atas nama terdakwa ICHSAN SUAIDI

dan AWANG LAZUARDI EMBAT sehubungan dengan

memberi hadiah atau janji kepada Andri Tristianto

Sutrisna selaku Kasubdit Kasasi Perdata pada

Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara Perdata

Mahkamah Agung RI, terkait Penundaan Pengiriman

Putusan Kasasi Perkara Korupsi Pekerjaan

Pembangunan Dermaga Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur oleh Mahkamah Agung RI.

36. Perkara TPK atas nama terdakwa FUAD AMIN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan Proyek-proyek lainnya dan Perkara

TPK sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur, dan perbuatan penerimaan lainnya

dan Perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan

menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahui atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan

menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul

harta kekayaan.

37. Perkara TPK atas nama terdakwa SUROSO ATMO

MARTOYO sehubungan dengan menerima sesuatu

atau uang yang dilakukan tersangka selaku Direktur

Pengolahan PT Pertamina (Persero) periode tahun

2004-2008, penerimaan sesuatu atau uang tersebut

diberikan oleh Direktur PT Sugih Interjaya sebagai

agen tunggal The Associated Octel Company Limited

Page 200: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

198

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

terkait dengan proyek pengadaan Tethra Ethyl Lead

(TEL) di PT. Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.

38. Perkara TPK atas nama terdakwa FL. TRI SATRIYA

SANTOSA sehubungan dengan pegawai negeri

atau penyelenggara negara yang bersama-sama

menerima pemberian atau janji dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016 yang

dilakukan tersangka selaku Anggota DPRD Provinsi

Banten Periode 2014-2019.

39. Perkara TPK atas nama terdakwa SRI

MULYAHARTONO sehubungan dengan pegawai

negeri atau penyelenggara negara yang bersama-

sama menerima pemberian atau janji dengan

maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara

negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

40. Perkara TPK atas nama terdakwa DJOKO PRAMONO

sehubungan dengan pengadaan dan pelaksanaan

Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada

Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

41. Perkara TPK atas nama terdakwa BOBBY REYNOLD

MAMAHIT sehubungan dengan pengadaan dan

pelaksanaan Pembangunan Balai Pendidikan dan

Pelatihan Ilmu Pelayaranan (BP2IP) Sorong Tahap III

pada Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

42. Perkara TPK atas nama terdakwa ANDRI TRISTIANTO

SUTRISNA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji terkait pengiriman putusan kasasi perkara

korupsi Pekerjaan Pembangunan Dermaga Labuhan

Haji, Kabupaten Lombok Timur di Mahkamah Agung

RI.

43. Perkara TPK atas nama terdakwa OTTO C. KALIGIS

sehubungan dengan Memberi atau menjanjikan

sesuatu berupa uang kepada Majelis Hakim dan

Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Medan Sumatera Utara terkait permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Negara.

44. Perkara TPK atas nama terdakwa LA MUSI DIDI

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Membramo dan sungai

Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua dan

TPK sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA Danau Sentani dan Danau Paniai

Tahun 2008 di Provinsi Papua.

45. Perkara TPK atas nama terdakwa SUKOTJO S

BAMBANG sehubungan dengan pengadaan Driving

Simulator Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) pada

Korps Lalu Lintas Mabes Polri Tahun Anggaran 2011.

46. Perkara TPK atas nama terdakwa TRINANDA

PRIHANTORO sehubungan dengan memberi

sesuatu hadiah atau janji secara berlanjut kepada

Mohamad Sanusi selaku Anggota DPRD Provinsi

DKI Jakarta periode 2014-2019 terkait dengan

pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau kecil

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

47. Perkara TPK atas nama terdakwa ARIESMAN WIDJAJA

sehubungan dengan memberi sesuatu hadiah atau

janji secara berlanjut kepada Mohamad Sanusi

selaku Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode

2014-2019 terkait dengan pembahasan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah

Pesisir dan Pulau Pulau kecil Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2015-2035 dan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Pantai Utara Jakarta.

48. Perkara TPK atas nama terdakwa DANDUNG

PAMULAMO dan SUDI WANTOKO sehubungan

dengan secara bersama-sama memberi atau

mencoba memberi sesuatu kepada Kepala Tinggi

dan atau Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksanaan

Tinggi DKI Jakarta guna menghentikan penyelidikan/

penyidikan TPK pada PT. Brantas Abipraya di

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

49. Perkara TPK atas nama terdakwa MARUDUT

sehubungan dengan secara bersama-sama memberi

atau mencoba memberi sesuatu kepada Kepala

Kejaksaan Tinggi dan atau Asisten Tindak Pidana

Khusus Kejaksaan Tinggi DKI guna menghentikan

penyelidikan/penyidikan Tindak Pidana Korupsi pada

PT. Brantas Abipraya di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

50. Perkara TPK atas nama terdakwa DESSY A EDWIN

sehubungan dengan turut serta atau bersama-sama

dengan DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan JULIA

PRASETYANI selaku anggota Komisi V DPR RI dalam

menerima hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku

Direktur Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait

untuk mendapatkan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

51. Perkara TPK atas nama terdakwa JULIA PRASETYARINI

sehubungan dengan turut serta atau bersama-sama

dengan DAMAYANTI WISNU PUTRANTI dan DESSY

A EDWIN selaku anggota Komisi V DPR RI dalam

menerima hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku

Direktur Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait

untuk mendapatkan pekerjaan di Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun

Anggaran 2016.

52. Perkara TPK atas nama terdakwa DODDY ARYANTO

SUPENO sehubungan dengan memberi hadiah atau

janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara terkait dengan pengurusan perkara di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya atau karena berhubungan dengan suatu

perbuatan yang berhubungan dengan jabatannya

yang bertentangan dengan kewajibannya.

53. Perkara TPK atas nama terdakwa ABDUL KHOIR

sehubungan dengan memberikan atau menjanjikan

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

Page 201: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

199

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

negara dengan maksud untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementrian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

54. Perkara TPK atas nama terdakwa JAJANG ABDUL

HOLIK dan LENIH MARLIANI sehubungan dengan

bersama-sama dengan Ojang Sohandi yaitu

memberi hadiah atau janji kepada Fahri Nurmallo

dan Deviyanti Rochaeni yang masing-masing

sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat, terkait penanganan perkara TPK

Penyalahgunaan Anggaran dalam Pengelolaan Dana

Kapitasi pada Program Jaminan Kesehatan Nasional

di Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Tahun

Anggaran 2014.

55. Perkara TPK atas nama terdakwa DAMAYANTI WISNU

PUTRANTI sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari ABDUL KHOIR selaku Direktur Utama

PT. Windu Tunggal Utama terkait untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

56. Perkara TPK atas nama terdakwa KAMALUDDIN

HARAHAP sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Provinsi Sumatera Utara terkait: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumut Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD Provinsi

Sumut; 2. Persetujuan perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2013 oleh DPRD Provinsi

Sumut; 3. Persetujuan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun

Anggaran 2014 oleh DPRD Sumut.

57. Perkara TPK atas nama terdakwa HERRY SETIADJI,

INDARTO CATUR NUGROHO, dan SLAMET RIYANA

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau

dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa

seseorang memberikan sesuatu, membayar atau

untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,

terkait Restitusi Lebih Bayar Pajak atas Pajak

Penghasilan (PPh) Badan Tahun 2012 dan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) Masa Februari Tahun

2013 PT. Elektronic Design and Manufacturing

International (EDMI) Indonesia.

58. Perkara TPK atas nama terdakwa UJANG M.

AMIN, JAINI, PARLINDUNGAN HARAHAP, DEPY

IRAWAN, DEAR FAUZUL AZIM, dan IIN FEBRIANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

59. Perkara TPK atas nama terdakwa ILHAM ARIEF

SIRAJUDDIN sehubungan dengan pelaksanaan

Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk

Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota Makassar

dengan Pihak Swasta periode Tahun 2005 s.d. 2013.

60. Perkara TPK atas nama terdakwa KASMAN SANGAJI

sehubungan dengan bersama-sama dengan

Berthanatalia Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah

dalam memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara untuk

pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

61. Perkara TPK atas nama terdakwa YOGAN ASKAN

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada I Putu Sudiartana selaku anggota

DPR RI bersama-sama dengan Noviyanti dan Suhemi,

terkait dengan pengurusan anggaran di DPR untuk

alokasi Provinsi Sumatera Barat pada APBN-P tahun

2016.

62. Perkara TPK atas nama terdakwa FAHRI NURMALLO

dan DEVIYANTI ROCHAENI sehubungan dengan

menerima hadiah atau janji terkait dengan

penanganan perkara TPK Penyalahgunaan Anggaran

dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada Program

Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas Kesehatan

Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014.

63. Perkara TPK atas nama terdakwa SUPRAPTO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Yogan

Askan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

I Putu Sudiartana selaku anggota DPR RI bersama-

sama dengan Noviyanti dan Suhemi, terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat Pada APBN-P tahun 2016.

64. Perkara TPK atas nama terdakwa JERO WACIK

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa

seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau

untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,

pada tahun 2011 s/d 2013, di Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral dan Perkara TPK sehubungan

dengan memperkaya diri sendiri atau orang lain

atau penyalahgunaan kewenangan, kesempatan

atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara

yang dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata/Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

pada Tahun 2008-2011.

65. Perkara TPK atas nama terdakwa RUSLAN ABD. GANI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan pengiriman putusan kasasi perkara

TPK Pembangunan Dermaga Bongkar Lanjutan,

Sabang yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2011.

66. Perkara TPK atas nama terdakwa BERTHANATALIA

RURUK KARIMAN dan SAMSUL HIDAYATULLAH

sehubungan dengan bersama-sama dengan Kasman

Sangaji dalam memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

untuk pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

67. Perkara TPK atas nama terdakwa EDY SANTONI

dan SAFRI sehubungan dengan memberi atau

menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor Bengkulu sehubungan

dengan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi

Penyalahgunaan Honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Bengkulu.

68. Perkara TPK atas nama terdakwa JANNER PURBA dan

TOTON sehubungan dengan bersama-sama dengan

Page 202: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

200

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Toton selaku anggota Majelis Hakim Pengadilan

Tipikor Bengkulu yaitu menerima pemberian hadiah

atau janji sehubungan dengan perkara TPK terkait

penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu atas

nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

69. Perkara TPK atas nama terdakwa ROHADI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Syaiful Jamil melalui Kasman Sangaji, Berthanatalia

Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah dengan

maksud untuk pengurusan perkara nomor: 454/

Pidsus/2016/PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri

Jakarta Utara.

70. Perkara TPK atas nama terdakwa EDY NASUTION

sehubungan dengan perbuatan menerima hadiah

atau janji terkait untuk mendapatkan pekerjaan

di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Tahun Anggaran 2016.

EKSEKUSI

Pelaksanaan putusan (eksekusi) tahun 2016 dilaksanakan

sebanyak 81 (delapan puluh satu) perkara, yaitu:

1. Perkara TPK atas nama terpidana A. KIRJUHARI

sehubungan dengan pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang secara bersama-sama

menerima pemberian atau janji dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya

terkait dengan pembahasan RAPBD.P Tahun 2014

dan atau RAPBD.P Tahun 2015 pada Provinsi Riau.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

2. Perkara TPK atas nama terpidana AMIR HAMZAH

dan KASMIN sehubungan dengan memberi

atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan

maksud untuk mempengaruhi putusan perkara

yang diserahkan kepadanya untuk diadili berkaitan

dengan penanganan perkara sengketa Pemilihan

Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak, Provinsi

Banten Tahun 2013 di Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia atau memberi hadiah atau janji kepada

pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan

atau wewenang yang melekat pada jabatan atau

kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji

dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan

tersebut.

Putusan PN:

• Terpidana I: Pidana penjara 3 (tiga) tahun 5 (lima)

bulan dan denda Rp150.000.000 subsidair 2 (dua)

bulan.

• Terpidana II: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan

denda Rp150.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

3. Perkara TPK atas nama terpidana DIAH SOEMEDI

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada penyelenggara negara terkait

dengan penanganan tindak pidana perpajakan PT.

The Master Steel.

Putusan MA: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan denda

Rp50.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

4. Perkara TPK atas nama terpidana ZAINI ARONY

sehubungan dengan Proses Permohonan Izin

Pengembangan Kawasan Wisata di Lombok Barat

Tahun 2010 s.d. 2012.

Putusan PT: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan denda

Rp500.000.000.

5. Perkara TPK atas nama terpidana ADE SWARA dan

NURLATIFAH sehubungan dengan pegawai negeri/

penyelenggara negara yang dengan maksud

menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara

melawan hukum atau dengan menyalahgunakan

kekuasaannya memaksa seseorang memberikan

sesuatu terkait pengurusan izin Surat Persetujuan

Pemanfaatan Ruang (SPPR) atas nama PT. Tatar

Kertabumi di Kabupaten Karawang.

Putusan MA:

Terpidana I: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan denda

Rp400.000.000 subsidair 4 (empat) bulan.

Terpidana II: Pidana penjara 6 (enam) tahun dan

denda Rp300.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

6. Perkara TPK atas nama terpidana EFFENDY KOMALA

dan TEDDY MULIAWAN sehubungan dengan

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai

negeri atau penyelenggara negara terkait dengan

penanganan tindak pidana perpajakan PT. The Master

Steel.

Putusan PK: Masing-masing pidana penjara 5 (lima)

tahun dan denda Rp150.000.000 subsidair 6 (enam)

bulan.

7. Perkara TPK atas nama terpidana SUZANA BUDI

ANTONI sehubungan dengan memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud

untuk mempengaruhi putusan perkara yang

diserahkan kepadanya untuk diadili terkait dengan

sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten Empat

Lawang di Mahkamah Konstitusi tahun 2013 dan

dengan sengaja tidak memberikan keterangan atau

memberikan keterangan yang tidak benar pada

waktu persidangan terdakwa M. Akil Mochtar di

Pengadilan Tipikor Jakarta.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun dan denda

Rp150.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

8. Perkara TPK atas nama terpidana WARYONO KARNO

sehubungan dengan sosialisasi sektor energi dan

sumber daya mineral bahan bakar minyak bersubsidi,

kegiatan sepeda sehat dalam rangka sosialisasi

hemat energi dan perawatan gedung kantor

Sekretariat Jenderal di Kementerian ESDM Tahun

Anggaran 2012.

Putusan PT: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun, denda

Rp300.000.000, dan uang pengganti Rp150.000.000

subsidair 3 (tiga) bulan.

9. Perkara TPK atas nama terpidana IRAWAN dan

SUGIARTO sehubungan dengan Pengadaan dan

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran

Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia TA

2011.

Putusan PN:

Terpidana I: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan, denda Rp50.000.000 subsidair 2 (dua) bulan

dan uang pengganti Rp1.220.000.000 subsidair 1

Page 203: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

201

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

(satu) tahun.

Terpidana II: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan, denda Rp50.000.000 subsidair 2 (dua) bulan

dan uang pengganti Rp350.000.000 subsidair 6

(enam) bulan.

10. Perkara TPK atas nama terpidana SOFYAN USMAN

sehubungan dengan menerima sejumlah uang dari

otorita Batam dalam rangka mengesahkan usulan

anggaran Otorita Batam tahun 2004 dan 2005.

Putusan MA: Pidana penjara 1 (satu) tahun 3 (tiga)

bulan dan denda Rp300.000.000 subsidair 3 (tiga)

bulan.

11. Perkara TPK atas nama terpidana ANGELINA

PATRICIA PINGKAN SONDAKH sehubungan

dengan penerimaan hadiah atau janji padahal

diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut

diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena

telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait dengan pengurusan anggaran

pada Kemenpora dan Kemendiknas antara tahun

2010 s.d. 2011 atau penerimaan hadiah atau janji yang

berhubungan dengan jabatannya.

Putusan PK: Pidana penjara 10 (sepuluh) tahun, denda

Rp500.000.000 subsidair 6 (enam) bulan dan uang

pengganti Rp2.500.000.000, USD1.200.000 subsidair

1 (satu) tahun.

12. Perkara TPK atas nama terpidana ANTONIUS

BAMBANG DJATMIKO sehubungan dengan memberi

hadiah atau janji terkait jual-beli gas alam untuk

pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan

Madura, Jawa Timur, dan proyek-proyek lainnya.

Putusan MA: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp250.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.

13. Perkara TPK atas nama terpidana MOH. YAGARI

BHASTARA GUNTUR sehubungan dengan melakukan

atau turut serta memberi atau menjanjikan sesuatu

berupa uang kepada Majelis Hakim dan Panitera

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan

Sumatera Utara terkait dengan permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun dan denda

Rp150.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

14. Perkara TPK atas nama terpidana ANNAS MAAMUN

sehubungan dengan pegawai negeri atau

penyelenggara negara yang menerima pemberian

atau janji dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau

tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan

pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau

Tahun 2014 kepada Kementerian Kehutanan.

Putusan PK: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.

15. Perkara TPK atas nama terpidana MUHTAR EPENDY

sehubungan dengan melakukan beberapa perbuatan

meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau

pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa

sehingga harus dipandang sebagai suatu perbuatan

berlanjut dengan sengaja mencegah, merintangi,

atau menggagalkan secara langsung atau tidak

langsung penyidikan, penuntutan, dan Pemeriksaan

di sidang pengadilan terhadap tersangka dan

terdakwa ataupun para saksi dalam perkara TPK dan

Tindak Pidana Pencucian Uang a.n. Akil Mochtar dan

selaku orang yang wajib memberikan keterangan

sebagai saksi dengan sengaja tidak memberi

keterangan atau memberi keterangan yang tidak

benar pada persidangan atas nama terdakwa M. Akil

Mochtar.

Putusan MA: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan denda

Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

16. Perkara TPK atas nama terpidana RIZAL ABDULLAH

sehubungan dengan kegiatan pembangunan Wisma

Atlet dan Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2010-2011.

Putusan MA: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan denda

Rp150.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

17. Perkara TPK atas nama terpidana IRENIUS ADII dan

SETIADY JUSUF sehubungan dengan memberi hadiah

atau janji kepada Hj. Dewi Aryaliniza Als Dewie Yasin

Limpo selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat

RI, bersama-sama dengan Bambang Wahyuadi

dan Rinelda Bandaso, terkait usulan Penganggaran

Proyek Pembangunan Infrastruktur Energi Baru dan

Terbarukan TA 2016 untuk Kabupaten Deiyai, Provinsi

Papua.

Putusan PN: Masing-masing Pidana penjara 2 (dua)

tahun dan denda Rp50.000.000 subsidair 3 (tiga)

bulan.

18. Perkara TPK atas nama terpidana SYAMSIR YUSFAN

sehubungan dengan menerima pemberian hadiah

atau janji dengan penanganan perkara permohonan

pengujian kewenangan kejaksaan tinggi Sumatera

Utara sesuai dengan UU No. 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintah atas Penyelidikan tentang

dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana

Bansos, Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan

Operasional Sekolah (BOS), dan Penahanan Pencarian

Dana Bagi Hasil (DBH) yang dilakukan oleh Gubernur

Sumatera Utara di PTUN Medan.

Putusan PT: Masing-masing Pidana penjara 3 (tiga)

tahun dan denda Rp150.000.000 subsidair 2 (dua)

bulan.

19. Perkara TPK atas nama terpidana GATOT PUJO

NUGROGO dan EVY SUSANTI sehubungan dengan

melakukan atau turut serta melakukan tindak pidana

korupsi yaitu memberi atau menjanjikan sesuatu

berupa uang kepada penyelenggara negara yaitu

anggota Komisi III DPR RI atas nama Patrice Rio

Capella terkait dugaan terjadinya Tindak Pidana

Korupsi Dana Bantuan Sosial (Bansos).

Putusan PN:

• Terpidana I Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan

denda Rp150.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

• Terpidana II Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp150.000.000 subsidair 3 (tiga)

bulan.

20. Perkara TPK atas nama terpidana ABDUR ROUF

sehubungan dengan bersama-sama dengan Fuad

Amin menerima hadiah atau janji terkait dengan

jual-beli gas alam untuk Pembangkit Listrik di Gresik

dan Gili Timur Bangkalan Madura, Jawa Timur dan

Page 204: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

202

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Proyek Proyek Lainnnya.

Putusan MA: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan denda

Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

21. Perkara TPK atas nama terpidana PATRICE RIO

CAPELLA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Sumatera Utara dan Evy Susanti terkait dengan

dugaan terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana

Bantuan Sosial (Bansos).

Putusan PT: Pidana penjara 1 (satu) tahun 6 (enam)

bulan, denda Rp50.000.000 subsidair 1 (satu) bulan

dan pidana tambahan Pencabutan Hak Memilih

hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang

diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang

undangan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak

terdakwa selesai menjalani pidana penjara tersebut

diatas.

22. Perkara TPK atas nama terpidana RUDYANTO

sehubungan dengan bersama sama atau turut serta

terkait perbuatan ikmal jaya selaku Walikota Tegal

periode 2009-2014 dalam pelaksanaan tukar guling

tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak

swasta pada tahun 2012.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun, denda

Rp100.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan, dan uang

pengganti Rp11.725.835.000.

23. Perkara TPK atas nama terpidana SYAEFUL JAMIL

sehubungan dengan Pelaksanaan tukar guling

tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak

swasta pada tahun 2012 yang diduga dilakukan oleh

tersangka selaku Direktur CV. Tridaya Pratama dan

kawan-kawan.

Putusan MA: Pidana penjara 8 (delapan) tahun, denda

Rp300.000.000 subsidair 6 (enam) bulan, dan uang

pengganti Rp22.571.841.000 subsidair 4 (empat)

tahun.

24. Perkara TPK atas nama terpidana IKMAL JAYA

sehubungan dengan Pelaksanaan tukar guling

tanah antara Pemerintah Kota Tegal dengan pihak

swasta pada tahun 2012 yang diduga dilakukan oleh

tersangka selaku Direktur CV. Tridaya Pratama dan

kawan-kawan.

Putusan MA: Pidana penjara 8 (delapan) tahun, denda

Rp300.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan, dan uang

pengganti Rp350.000.000 subsidair 1 (satu) tahun.

25. Perkara TPK atas nama terpidana RICKY

TAMPINONGKOL sehubungan dengan memberi

atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri

atau penyelenggara negara dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam

jabatannya, yang bertentangan dengan jabatannya

terkait dengan pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp100.000.000 subsidair 3 (tiga)

bulan.

26. Perkara TPK atas nama terpidana BUDI ANTONI

ALJUFRI sehubungan dengan memberi atau

menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud

untuk mempengaruhi putusan perkara yang

diserahkan kepadanya untuk diadili terkait dengan

sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten Empat

Lawang di Mahkamah Konstitusi tahun 2013.

Putusan PT: Pidana penjara 4 (empat) tahun,

denda Rp150.000.000 subsidair 2 (dua) bulan, dan

Pencabutan hak memilih dan dipilih pada pemilihan

yang dilakukan menurut aturan-aturan umum

selama 5 (lima) tahun setelah putusan perkara ini

berkekuatan hukum tetap.

27. Perkara TPK atas nama terpidana PAHRI AZHARI dan

LUCIANTY sehubungan dengan pemberian hadiah

atau janji kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Musi Banyuasin yang

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

Putusan PN:

• Terpidana I: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan

denda Rp100.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

• Terpidana II: Pidana penjara 1 (satu) tahun 6

(enam) bulan dan denda Rp100.000.000 subsidair

3 (tiga) bulan.

28. Perkara TPK atas nama terpidana RIAMON

ISKANDAR, DARWIN, ISLAN HANURA, dan AIDIL FITRI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

Putusan PN:

• Terpidana I: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

• Terpidana II: Pidana penjara 6 (enam) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

• Terpidana III: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

• Terpidana IV: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

29. Perkara TPK atas nama terpidana SUTAN

BHATOEGANA sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji terkait Penetapan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P)

Tahun Anggaran 2013 Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Komisi VII DPR RI

dan kegiatan lainnya.

Putusan MA: Pidana penjara 12 (dua belas) tahun,

denda Rp500.000.000 subsidair 8 (delapan) bulan,

uang pengganti Rp50.000.000 dan USD.7500 serta

Pencabutan hak untuk dipilih dalam jabatan Publik.

30. Perkara TPK atas nama terpidana MADE MEREGAWA

sehubungan dengan Pengadaan Alat Kesehatan

Rumah Sakit Khusus Pendidikan Penyakit Infeksi

dan Pariwisata Universitas Udayana pada Tahun

Anggaran 2009.

Putusan PT: Pidana penjara 4 (empat) tahun,

denda Rp100.000.000 subsidair 2 (dua) bulan, uang

pengganti Rp10.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

31. Perkara TPK atas nama terpidana RINELDA BANDASO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Dewi

Aryaliniza Als Dewie Yasin Limpo selaku anggota

DPR RI dan Bambang Wahyuhadi, yaitu menerima

hadiah atau janji terkait usulan penganggaran

Page 205: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

203

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Proyek Pembangunan Infrastruktur Energi Baru dan

Terbarukan Tahun Anggaran 2016 untuk Kabupaten

Deiyai, Provinsi Papua.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

32. Perkara TPK atas nama terpidana DERMAWAN

GINTING sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengujian kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara.

Putusan PT: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

33. Perkara TPK Atas nama terpidana AMIR FAUZI

sehubungan dengan menerima pemberian atau janji

terkait dengan penanganan perkara permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara.

Putusan PT: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

34. Perkara TPK atas nama terpidana BUDI RACHMAT

KURNIAWAN sehubungan dengan Pengadaan dan

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Diklat Pelayaran

Sorong Tahap III pada Pusat Pengembangan

Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut, Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan,

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia Tahun

Anggaran 2011.

Putusan PT: Pidana penjara 3 (tiga) tahun 6 (enam)

bulan, denda Rp150.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan,

dan uang pengganti Rp30.000.000 subsidair 1 (satu)

bulan.

35. Perkara TPK atas nama terpidana KWEE CAHYADI

KUMALA alias SWIE TENG sehubungan dengan

memberi atau menjanjikan sesuatu kepada Pegawai

Negeri atau Penyelenggara Negara terkait pemberian

rekomendasi tukar menukar kawasan hutan di

kabupaten Bogor atas nama PT. Bukit Jonggol Asri

dan dengan sengaja mencegah, merintangi, atau

menggagalkan secara langsung atau tidak langsung

penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang

pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa

ataupun para saksi dalam perkara korupsi.

Putusan MA: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp200.000.000 subsidair 6 (enam)

bulan.

36. Perkara TPK atas nama terpidana MUHAMMAD

SYAKIR sehubungan dengan pemberian sesuatu

atau uang bersama-sama dengan Willy Sebastian

Lim kepada Suroso Atmomartoyo, selaku Direktur

Pengolahan PT. Pertamina (Persero) dalam proyek

pengadaan Tethra Wthyl Lead (TEL) di PT. Pertamina

(Persero) tahun 2004-2005.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp50.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

37. Perkara TPK atas nama terpidana MAHYUDDIN

HARAHAP sehubungan dengan penjualan aset tanah

PT. Barata Indonesia (Persero).

Putusan PK: Pidana penjara 4 (empat) tahun, denda

Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan, dan uang

pengganti Rp40.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.

38. Perkara TPK atas nama terpidana BARNABAS SUEBU

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Memberamo dan sungai

Urumuka Tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua dan

TPK sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA danau Sentani dan danau Paniai

tahun 2008 di Provinsi Papua.

Putusan PT: Pidana penjara 8 (delapan) tahun, denda

Rp1.000.000.000 subsidair 6 (enam) bulan, dan

Pencabutan Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan

yang diselenggarakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan, selama 5 (lima) tahun sejak

terdakwa selesai menjalani pidana penjara tersebut

di atas.

39. Perkara TPK atas nama terpidana SURYADHARMA ALI

sehubungan dengan Penyelenggaraan Ibadah Haji

tahun 2012-2013.

Putusan PT: Pidana penjara 10 (sepuluh) tahun,

denda Rp300.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan, uang

pengganti Rp1.821.698.840 subsidair 2 (dua) tahun,

dan Pencabutan Hak untuk menduduki dalam

jabatan publik selama 5 (lima) tahun terhitung sejak

terdakwa selesai menjalani masa pemidanaannya.

40. Perkara TPK atas nama terpidana ICHSAN SUAIDI

dan AWANG LAZUARDI EMBAT sehubungan dengan

memberi hadiah atau janji kepada Andri Tristianto

Sutrisna selaku Kasubdit Kasasi Perdata pada

Direktorat Pranata dan Tatalaksana Perkara Perdata

Mahkamah Agung RI, terkait Penundaan Pengiriman

Putusan Kasasi Perkara Korupsi Pekerjaan

Pembangunan Dermaga Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur oleh Mahkamah Agung RI.

Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp50.000.000 subsidair 1 (satu)

bulan.

41. Perkara TPK atas nama terpidana JAMALUDDIEN

MALIK sehubungan dengan Dana Kegiatan Tahun

Anggaran 2013-2014 dan Dana Tugas Pembantuan

Tahun Anggaran 2014 pada Direktorat Jendral

Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Ditjen

P2Ktrans).

Putusan PN: Pidana penjara 6 (enam) tahun, denda

Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan, dan uang

pengganti Rp5.417.528.000 subsidair 1 (satu) tahun.

42. Perkara TPK atas nama terpidana AJIB SHAH

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Puji Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara tahun anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

Page 206: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

204

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

tahun 2015.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun, denda

Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

43. Perkara TPK atas nama terpidana SIGIT PRAMONO

ASRI sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan : 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 4.Pengesahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun 6 (enam)

bulan, denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan,

dan uang pengganti Rp355.000.000.

44. Perkara TPK atas nama terpidana SALEH BANGUN

sehubungan dengan menerima hadiah atau

janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Sumatera Utara terkait dengan: 1.Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan laporan

pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan penggunaan hak

interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun, denda

Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan, dan uang

pengganti Rp712.499.000 subsidair 1 (satu) tahun.

45. Perkara TPK atas nama terpidana CHAIDIR RITONGA

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Provinsi

Sumatera Utara terkait dengan: 1. Persetujuan

Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 2. Persetujuan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 3. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 oleh

DPRD Provinsi Sumatera Utara; 4. Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun Anggaran 2015 oleh DPRD

Provinsi Sumatera Utara; 5. Persetujuan Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi Sumatera

Utara Tahun Anggaran 2014 oleh DPRD Provinsi

Sumatera Utara; dan 6. Penolakan Penggunaan Hak

Interpelasi oleh DPRD Provinsi Sumatera Utara pada

tahun 2015.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun 6 (enam)

bulan, denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan,

dan uang pengganti Rp2.327.500.000 subsidair 1

(satu) tahun.

46. Perkara TPK atas nama terpidana FUAD AMIN

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur, dan proyek-proyek lainnya dan perkara

TPK sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan jual-beli gas alam untuk pembangkit

listrik di Gresik dan Gili Timur Bangkalan Madura,

Jawa Timur dan perbuatan penerimaan lainnya

dan perkara TPPU sehubungan dengan perbuatan

menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, menghibahkan,

menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah

bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat

berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan

yang diketahui atau patut diduganya merupakan

hasil tindak pidana korupsi dengan tujuan

menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul

harta kekayaan.

Putusan MA: Pidana penjara 13 (tiga belas) tahun,

denda Rp5.000.000.000 subsidair 1 (satu) tahun, dan

pencabutan hak memilih dan dipilih dalam pemilihan

yang diselengarakan berdasarkan peraturan

perundang-undangan, selama 5 (lima) Tahun

terhitung sejak terdakwa selesai menjalani pidana

penjara tersebut diatas.

47. Perkara TPK atas nama terpidana SUROSO ATMO

MARTOYO sehubungan dengan menerima sesuatu

atau uang yang dilakukan tersangka selaku Direktur

Pengolahan PT Pertamina (Persero) periode tahun

2004-2008, penerimaan sesuatu atau uang tersebut

diberikan oleh Direktur PT. Sugih Interjaya sebagai

agen tunggal The Associated Octel Company Limited

terkait dengan proyek pengadaan Tethra Ethyl Lead

(TEL) di PT. Pertamina (Persero) tahun 2004-2005.

Putusan MA: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun, denda

Rp200.000.000 subsidair 6 (enam) bulan, dan uang

pengganti USD.190.000 subsidair 2 (dua) tahun.

48. Perkara TPK atas nama terpidana FL. TRI SATRIYA

SANTOSA sehubungan dengan pegawai negeri

atau penyelenggara negara yang bersama-sama

menerima pemberian atau janji dengan maksud

supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara

tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016 yang

dilakukan tersangka selaku Anggota DPRD Provinsi

Banten Periode 2014-2019.

Putusan PN: Pidana penjara 5 (lima) tahun 3 (tiga)

bulan dan pidana denda Rp200.000.000 subsidair 3

(tiga) bulan.

49. Perkara TPK atas nama terpidana SRI

MULYAHARTONO sehubungan dengan pegawai

Page 207: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

205

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

negeri atau penyelenggara negara yang bersama-

sama menerima pemberian atau janji dengan

maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara

negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya, yang bertentangan dengan

kewajibannya terkait Pengesahan APBD Pemerintah

Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2016.

Putusan PN: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan pidana

denda Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

50. Perkara TPK atas nama terpidana MUHAMMAD

NAZARUDDIN sehubungan dengan penerimaan

hadiah atau janji padahal patut diketahui atau

diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai

akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau

tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya sehubungan

dengan penganggaran dan pelaksanaan proyek

yang dikerjakan oleh PT. DGI dan lain-lain tahun 2010

dan perkara TPPU terkait dengan TPK sehubungan

dengan transaksi pembelian saham PT. Garuda di

Mandiri Sekuritas oleh PT. Permai Raya Wisata, PT.

Cakrawaja Abadi, PT. Exartech Teknologi Utama, PT.

Pasific Putra Metropolitan, PT. Darmakusumah dan

transaksi lainnya berupa menempatkan, mentransfer,

mengubah bentuk, dan atau menyembunyikan/

menyamarkan asal-usul, sumber, lokasi, kepemilikan

dan atau perbuatan menerima atau menguasai

penempatan, pentransferan, pembayaran atau

menggunakan harta kekayaan yang diketahui atau

patut diduga merupakan hasil tindak pidana.

Putusan PN: Pidana penjara 6 (enam) tahun dan

denda Rp1.000.000.000 subsidair 1 (satu) tahun.

51. Perkara TPK atas nama terpidana DJOKO PRAMONO

sehubungan dengan pengadaan dan pelaksanaan

Pembangunan Balai Pendidikan dan Pelatihan

Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong Tahap III pada

Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun, denda

Rp150.000.000 subsidair 4 (empat) bulan dan uang

pengganti Rp500.000.000 subsidair 1 (satu) tahun.

52. Perkara TPK atas nama terpidana OTTO C. KALIGIS

sehubungan dengan Memberi atau menjanjikan

sesuatu berupa uang kepada Majelis Hakim dan

Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

Medan Sumatera Utara terkait permohonan

pengujian kewenangan Kejaksaan Tinggi Negara.

Putusan MA: Pidana penjara 10 (sepuluh) tahun dan

denda Rp500.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.

53. Perkara TPK atas nama terpidana BOBBY REYNOLD

MAMAHIT sehubungan dengan pengadaan dan

pelaksanaan Pembangunan Balai Pendidikan dan

Pelatihan Ilmu Pelayaranan (BP2IP) Sorong Tahap III

pada Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut

(PPSDML) Badan Pengembangan SDM Kementerian

Perhubungan Tahun Anggaran 2011.

Putusan PN: Pidana penjara 5 (lima) tahun, denda

Rp150.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan dan uang

pengganti Rp180.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.

54. Perkara TPK atas nama terpidana ANDRI TRISTIANTO

SUTRISNA sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji terkait pengiriman putusan kasasi perkara

korupsi Pekerjaan Pembangunan Dermaga Labuhan

Haji, Kabupaten Lombok Timur di Mahkamah Agung

RI.

Putusan PN: Pidana penjara 9 (sembilan) tahun dan

denda Rp500.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.

55. Perkara TPK atas nama terpidana TRINANDA

PRIHANTORO sehubungan dengan memberi

sesuatu hadiah atau janji secara berlanjut kepada

Mohamad Sanusi selaku Anggota DPRD Provinsi

DKI Jakarta periode 2014-2019 terkait dengan

pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau kecil

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2035 dan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp150.000.000 subsidair 3 (tiga)

bulan.

56. Perkara TPK atas nama terpidana ARIESMAN WIDJAJA

sehubungan dengan memberi sesuatu hadiah atau

janji secara berlanjut kepada Mohamad Sanusi

selaku Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode

2014-2019 terkait dengan pembahasan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah

Pesisir dan Pulau Pulau kecil Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2015-2035 dan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Pantai Utara Jakarta.

Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan denda

Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

57. Perkara TPK atas nama terpidana DANDUNG

PAMULAMO dan SUDI WANTOKO sehubungan

dengan secara bersama-sama memberi atau

mencoba memberi sesuatu kepada Kepala Tinggi

dan atau Asisten Tindak Pidana Khusus Kejaksanaan

Tinggi DKI Jakarta guna menghentikan penyelidikan/

penyidikan TPK pada PT. Brantas Abipraya di

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Putusan PN:

• Terpidana I: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan

denda Rp150.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

• Terpidana II: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6

(enam) bulan dan denda Rp100.000.000 subsidair

2 (dua) bulan.

58. Perkara TPK atas nama terpidana MARUDUT

sehubungan dengan secara bersama-sama memberi

atau mencoba memberi sesuatu kepada Kepala

Kejaksaan Tinggi dan atau Asisten Tindak Pidana

Khusus Kejaksaan Tinggi DKI guna menghentikan

penyelidikan/penyidikan Tindak Pidana Korupsi pada

PT. Brantas Abipraya di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun dan denda

Rp100.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

59. Perkara TPK atas nama terpidana TRIPENI IRIANTO

PUTRO sehubungan dengan menerima pemberian

atau janji terkait dengan penanganan perkara

permohonan pengajuan kewenangan Kejaksaan

Tinggi Sumatera Utara sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan atas Penyelidikan tentang dugaan

terjadinya Tindak Pidana Korupsi Dana Bantuan

Sosial (Bansos), Bantuan Daerah Bawahan (BDB),

Page 208: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

206

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Penahanan

Pencairan Dana Bagi Hasil (DBH) yang dilakukan oleh

Gubernur Sumatera Utara di PTUN Medan.

Putusan PT: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 4 (empat) bulan.

60. Perkara TPK atas nama terpidana DESSY A EDWIN

sehubungan dengan bersama-sama dengan

DAMAYANTI WISNU PUTRANTI selaku anggota

Komisi V DPR RI dalam menerima hadiah atau janji

dari ABDUL KHOIR selaku Direktur Utama PT. Windu

Tunggal Utama terkait untuk mendapatkan pekerjaan

di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Tahun Anggaran 2016.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

61. Perkara TPK atas nama terpidana JULIA PRASETYARINI

sehubungan dengan bersama-sama dengan

DAMAYANTI WISNU PUTRANTI selaku anggota

Komisi V DPR RI dalam menerima hadiah atau janji

dari ABDUL KHOIR selaku Direktur Utama PT. Windu

Tunggal Utama terkait untuk mendapatkan pekerjaan

di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Tahun Anggaran 2016.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

62. Perkara TPK atas nama terpidana ABDUL KHOIR

sehubungan dengan memberikan atau menjanjikan

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud untuk mendapatkan

pekerjaan di Kementrian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

Putusan PT: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp200.000.000 subsidair 5 (lima)

bulan.

63. Perkara TPK atas nama terpidana DODDY ARYANTO

SUPENO sehubungan dengan memberi hadiah

atau janji kepada Edy Nasution selaku Panitera

pada Pengadilan Negeri Jakpus, terkait Aanmaning

terhadap PT. Metropolitan Tirta Perdana (PT. MTP)

dan Pendaftaran Peninjauan Kembali (PK) PT. Across

Asia Limited (PT AAL).

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp150.000.000 subsidair 6 (enam) bulan.

64. Perkara TPK atas nama terpidana DAMAYANTI

WISNU PUTRANTI sehubungan dengan menerima

hadiah atau janji dari ABDUL KHOIR selaku Direktur

Utama PT. Windu Tunggal Utama terkait untuk

mendapatkan pekerjaan di Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp500.000.000 subsidair 3 (tiga)

bulan.

65. Perkara TPK atas nama terpidana KAMALUDDIN

HARAHAP sehubungan dengan menerima hadiah

atau janji dari Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur

Provinsi Sumatera Utara terkait: 1. Persetujuan

laporan pertanggungjawaban Pemerintah Provinsi

Sumut tahun anggaran 2012 oleh DPRD Provinsi

Sumut; 2. Persetujuan perubahan anggaran

pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sumut

tahun anggaran 2013 oleh DPRD Provinsi Sumut;

3. Persetujuan anggaran Pendapatan dan Belanja

daerah Provinsi Sumut tahun anggaran 2014 oleh

DPRD Sumut.

Putusan PT: Pidana penjara 6 (enam) tahun, denda

Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan dan uang

pengganti Rp1.260.000.000 subsidair 4 (empat)

bulan.

66. Perkara TPK atas nama terpidana LA MUSI DIDI

sehubungan dengan kegiatan Detail Engineering

Design (DED) PLTA sungai Membramo dan sungai

Urumuka tahun 2009 dan 2010 di Provinsi Papua.

Putusan MA: Pidana penjara 9 (sembilan) tahun,

denda Rp500.000.000 subsidair 8 (delapan) bulan

dan uang pengganti Rp5.017.934.976 subsidair 3 (tiga)

tahun.

67. Perkara TPK atas nama terpidana HERRY SETIADJI,

INDARTO CATUR NUGROHO, dan SLAMET RIYANA

sehubungan dengan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain secara melawan hukum atau dengan

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa sesorang

memberikan sesuatu, membayar atau untuk

mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, terkait

Restitusi Lebih Bayar Pajak atas Pajak Penghasilan

(PPh) Badan Tahun 2012 dan Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) Masa Februari Tahun 2013 PT. Elektronic Design

and Manufacturing International (EDMI) Indonesia.

Putusan PN: Pidana penjara masing-masing 5 (lima)

tahun dan denda masing-masing Rp200.000.000

subsidair 1 (satu) bulan.

68. Perkara TPK atas nama terpidana SUKOTJO S

BAMBANG sehubungan dengan pengadaan Driving

Simulator Roda Dua (R2) dan Roda Empat (R4) pada

Korps Lalu Lintas Mabes Polri Tahun Anggaran 2011.

Putusan PN: Pidana penjara 4 (empat) tahun, denda

Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan dan uang

pengganti Rp3.933.003.000 subsidair 1 (satu) Tahun.

69. Perkara TPK atas nama terpidana UJANG M.

AMIN, JAINI, PARLINDUNGAN HARAHAP, DEPY

IRAWAN, DEAR FAUZUL AZIM, dan IIN FEBRIANTO

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan persetujuan Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Musi

Banyuasin Tahun Anggaran 2014 dan Pengesahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2015.

Putusan PN:

• Terpidana I: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

• Terpidana II: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

• Terpidana III: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

• Terpidana IV: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

• Terpidana V: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

• Terpidana II: Pidana penjara 5 (lima) tahun dan

denda Rp200.000.000 subsidair 1 (satu) bulan.

70. Perkara TPK atas nama terpidana ILHAM ARIEF

SIRAJUDDIN sehubungan dengan pelaksanaan

Kerjasama Rehabilitasi, Kelola dan Transfer untuk

Instalasi Pengolahan Air antara PDAM Kota Makassar

dengan Pihak Swasta periode Tahun 2005 s.d. 2013.

Putusan MA: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

Page 209: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

207

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

denda Rp100.000.000 subsidair 4 (empat) bulan.

71. Perkara TPK atas nama terpidana KASMAN

SANGAJI sehubungan dengan bersama-sama

dengan Berthanatalia Ruruk Kariman dan Samsul

Hidayatullah dalam memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara untuk pengurusan perkara Nomor: 454/

Pidsus/2016/PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri

Jakarta Utara.

Putusan PN: Pidana penjara 3 (tiga) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp100.000.000 subsidair 2 (dua)

bulan.

72. Perkara TPK atas nama terpidana YOGAN ASKAN

sehubungan dengan memberi atau menjanjikan

sesuatu kepada I Putu Sudiartana selaku anggota

DPR RI bersama-sama dengan Noviyanti dan Suhemi,

terkait dengan pengurusan anggaran di DPR untuk

alokasi Provinsi Sumatera Barat Pada APBN-P tahun

2016.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun dan denda

Rp50.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

73. Perkara TPK atas nama terpidana SUPRAPTO

sehubungan dengan bersama-sama dengan Yogan

Askan memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

I Putu Sudiartana selaku anggota DPR RI bersama-

sama dengan Noviyanti dan Suhemi, terkait dengan

pengurusan anggaran di DPR untuk alokasi Provinsi

Sumatera Barat Pada APBN-P tahun 2016.

Putusan PN: Pidana penjara 2 (dua) tahun 10 (sepuluh)

bulan dan denda Rp100.000.000 subsidair 3 (tiga)

bulan.

74. Perkara TPK atas nama terpidana BERTHANATALIA

RURUK KARIMAN dan SAMSUL HIDAYATULLAH

sehubungan dengan bersama-sama dengan Kasman

Sangaji dalam memberi atau menjanjikan sesuatu

kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara

untuk pengurusan perkara Nomor: 454/Pidsus/2016/

PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Putusan PN:

• Terpidana I: Pidana penjara 2 (dua) tahun 6 (enam)

bulan dan denda Rp50.000.000 subsidair 2 (dua)

bulan.

• Terpidana II: Pidana penjara 2 (dua) tahun dan

denda Rp50.000.000 subsidair 2 (dua) bulan.

75. Perkara TPK atas nama terpidana FAHRI NURMALLO

dan DEVIYANTI ROCHAENI sehubungan dengan

menerima hadiah atau janji terkait dengan

penanganan perkara TPK Penyalahgunaan Anggaran

dalam Pengelolaan Dana Kapitasi pada Program

Jaminan Kesehatan Nasional di Dinas Kesehatan

Kabupaten Subang Tahun Anggaran 2014.

Putusan PN:

• Terpidana I: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan

denda Rp300.000.000 subsidair 4 (empat) bulan.

• Terpidana II: Pidana penjara 4 (empat) tahun dan

denda Rp300.000.000 subsidair 4 (empat) bulan.

76. Perkara TPK atas nama terpidana JERO WACIK

sehubungan dengan memperkaya diri sendiri atau

orang lain atau penyalahgunaan kewenangan,

kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan

keuangan negara yang dilakukan oleh Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata/Menteri Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif pada Tahun 2008-2011.

Putusan MA: Pidana penjara 8 (delapan) tahun, denda

Rp300.000.000 subsidair 6 (enam) bulan dan uang

pengganti Rp5.073.031.442 subsidair 2 (dua) tahun.

77. Perkara TPK atas nama terpidana JAJANG ABDUL

HOLIK dan LENIH MARLIANI sehubungan dengan

bersama-sama dengan Ojang Sohandi yaitu

memberi hadiah atau janji kepada Fahri Nurmallo

dan Deviyanti Rochaeni yang masing-masing

sebagai Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat, terkait penanganan perkara TPK

Penyalahgunaan Anggaran dalam Pengelolaan Dana

Kapitasi pada Program Jaminan Kesehatan Nasional

di Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Tahun

Anggaran 2014.

Putusan PN: Pidana penjara masing-masing 2 (dua)

tahun dan denda masing-masing Rp50.000.000

subsidair 2 (dua) bulan.

78. Perkara TPK atas nama terpidana RUSLAN ABD. GANI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji

terkait dengan pengiriman putusan kasasi perkara

TPK Pembangunan Dermaga Bongkar Lanjutan,

Sabang yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2011.

Putusan PN: Pidana penjara 5 (lima) tahun, denda

Rp200.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan dan Uang

Pengganti : Rp4.360.875.500 subsidair 1 (satu) tahun.

79. Perkara TPK atas nama terpidana JANNER PURBA dan

TOTON sehubungan dengan bersama-sama dengan

Toton selaku anggota Majelis Hakim Pengadilan

Tipikor Bengkulu yaitu menerima pemberian hadiah

atau janji sehubungan dengan perkara TPK terkait

penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tipikor Bengkulu atas

nama terdakwa Edy Santoni dan terdakwa Safri.

Putusan PN: Pidana penjara masing-masing 7 (tujuh)

tahun dan denda masing-masing Rp500.000.000

subsidair 5 (lima) bulan.

80. Perkara TPK atas nama terpidana EDY SANTONI

dan SAFRI sehubungan dengan memberi atau

menjanjikan sesuatu berupa uang kepada Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor Bengkulu sehubungan

dengan penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi

Penyalahgunaan Honor Dewan Pembina RSUD M.

Yunus Bengkulu Tahun Anggaran 2011 yang sedang

disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Bengkulu.

Putusan PN: Pidana penjara masing-masing 4

(empat) tahun 6 (enam) bulan dan denda masing-

masing Rp300.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

81. Perkara TPK atas nama terpidana ROHADI

sehubungan dengan menerima hadiah atau janji dari

Syaiful Jamil melalui Kasman Sangaji, Berthanatalia

Ruruk Kariman dan Samsul Hidayatullah dengan

maksud untuk pengurusan perkara nomor: 454/

Pidsus/2016/PN.JKT.UTR pada Pengadilan Negeri

Jakarta Utara.Putusan PN: Pidana penjara 7 (tujuh) tahun dan denda

Rp300.000.000 subsidair 3 (tiga) bulan.

Page 210: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

208

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

JANUARI

1. Dugaan TPK dalam penyimpangan pembangunan

tanggul penahan banjir sungai Belidak Kecamatan

Kakap Kabupaten Kubu Raya TA 2009 a.n tersangka

Zainuddin Syah bin Rajali H Abdullah. Sprint penyidikan

nomor: Sp.Sidik/788/X/2011 tanggal 15 Oktober 2011.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara dalam tahap

Penyidik.

Posisi setelah Supervisi: SP3 karena tidak cukup bukti

(Surat Ketetapan Nomor: S.Tap/03/IV/2013 tanggal 9

April 2013).

2. Dugaan TPK dalam penyimpangan pembangunan

tanggul penahan banjir sungai Belidak Kecamatan

Kakap Kabupaten Kubu Raya TA 2009 a.n tersangka

Ir. Deddy Susatyo Als Deddy Bin Kusmi Taryo, Karmin.

Sprint penyidikan nomor: Sp.Sidik/788/X/2011 tanggal

15 Oktober 2011.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara dalam tahap

Penyidik.

Posisi setelah Supervisi: SP3 karena tidak cukup bukti

(Surat Ketetapan Nomor: S.Tap/02/IV/2013 tanggal 9

April 2013).

3. Dugaan TPK penyalahgunaan wewenang paket

pekerjaan pembangunan Jembatan Bawang CS

yang bersumber dari APBN TA 2009 a.n tersangka Ir.

Rustammy Atmo Bin Atmo Umar. Sprint penyidikan

nomor: Sp.Sidik/540/VII/2011 tanggal 18 September

2011.

Posisi sebelum di Supervisi: Tahap Penyidikan.

Posisi setelah di Supervisi: P21 (Surat dari Kajati Kalbar

No. B-2947/Q.1.5/Ft.1/12/2015 tanggal 10 Desember

2015).

4. Dugaan TPK pada Pembangunan gedung RSUD dr.

Harjono Ponorogo sumber APBN Tahun Anggaran

2009 dan 2010 atas nama Tersangka dr. PRAMINTO

NUGROHO, Sp.M oleh Penyidik Polres Ponorogo Jawa

Timur.

Posisi sebelum di Supervisi: Belum ada penetapan

tersangka atas nama dr. PRAMINTO NUGROHO,

Sp.M sebagai pihak diduga turut bertanggungjawab

sebagai pelaku tindak pidana korupsi bersama-sama

dengan Tersangka atas nama dr.YUNI SURYADI yang

Perkaranya masih ditingkat Penyidikan terkendala

dalam pembuktian kerugian keuangan Negara, KPK

mensupervisi kasus ini dengan memfasilitasi ahli teknis

untuk menentukan nilai kerugian keuangan Negara.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas nama dr.

PRAMINTO NUGROHO, Sp.M telah dinyatakan lengkap

(P21) berdasarkan Surat Kajari Ponorogo kepada

Kapolres Ponorogo Nomor: B.04/0.5.24/Fd.1/01/2016

tanggal 4 Januari 2016 perihal Pemberitahuan hasil

penyidikan tindak pidana korupsi atas nama tersangka

dr. PRAMINTO NUGROHO, Sp.M sudah lengkap.

5. Dugaan TPK pengadaan tanah Tempat Pemakaman

Umum (TPU) terhadap tersangka penyerta atas nama

AMELIA LIKE ANDRIES.

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara dalam proses

Penyidikan terkendala dalam pemenuhan petunjuk

JPU oleh Penyidik, KPK melakukan supervisi dengan

melakukan ekspose bersama dan memfasilitasi Ahli

Hukum Pidana.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas nama

AMELIA LIKE ANDRIES telah dinyatakan lengkap (P21)

berdasarkan Surat Kajati Maluku kepada Dirreskrimsus

Polda Maluku Nomor: B.1310/S.1/Ft.1/10/2015 tanggal 19

Oktober 2015 perihal Pemberitahuan hasil penyidikan

tindak pidana korupsi atas nama tersangka AMELIA

LIKE JORIS/ANDRIES alias LIKE sudah lengkap.

6. Dugaan TPK pengadaan tanah untuk keperluan

pembangunan Dermaga dan jalan menuju ke Dermaga

di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten

Klungkung TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa

Kecamatan Dawan Kabupaten, atas nama Tersangka I

Gusti Ayu Ardani

Posisi sebelum Supervisi: Penyidikan

Hasil setelah Supervisi: P-21 (Surat B-1823/P.1.12/

Fd.1/08/2015 tanggal 31 Agustus 2015)

7. Dugaan TPK pengadaan tanah untuk keperluan

pembangunan Dermaga dan jalan menuju ke Dermaga

di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten

Klungkung TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa

Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung, atas nama

Tersangka Ida Bagus Susila

Posisi sebelum Supervisi: Penyidikan

Hasil setelah Supervisi: P-21 (Surat B-1932/P.1.12/

Fd.1/09/2015 tanggal 30 September 2015)

8. Dugaan TPK pengadaan tanah untuk keperluan

pembangunan Dermaga dan jalan menuju ke Dermaga

di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten

Klungkung TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa

Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung, atas nama

Tersangka Ni Luh Nyoman Hendrawati

Posisi sebelum Supervisi: Penyidikan

Hasil setelah Supervisi: P-21 (Surat B-2167/P.1.12/

Fd.1/11/2015 tanggal 4 Nopember 2015)

9 Dugaan TPK pengadaan tanah untuk keperluan

pembangunan Dermaga dan jalan menuju ke Dermaga

di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten

Klungkung TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa

Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung, atas nama

Tersangka I Gusti Ayu Ardani

Posisi sebelum Supervisi: P-21 dan Tahap II

Hasil setelah Supervisi: Pelimpahan ke PN Denpasar

(Berita Acara Pelimpahan Perkara tanggal 19 Nopember

2015)

10. Dugaan TPK pengadaan tanah untuk keperluan

pembangunan Dermaga dan jalan menuju ke Dermaga

di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten

Klungkung TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa

Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung, atas nama

Tersangka Ida Bagus Susila

Posisi sebelum Supervisi: P-21 dan Tahap II

Hasil setelah Supervisi: Pelimpahan ke PN Denpasar

(Berita Acara Pelimpahan Perkara tanggal 19 Nopember

2015)

11. Dugaan TPK pengadaan tanah untuk keperluan

pembangunan Dermaga dan jalan menuju ke Dermaga

di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten

Klungkung TA. 2007-2008 bertempat di Desa Gunaksa

Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung, atas nama

Tersangka Ni Luh Nyoman Hendrawati

Posisi sebelum Supervisi: P-21 dan Tahap II

Hasil setelah Supervisi: Pelimpahan ke PN Denpasar

(Berita Acara Pelimpahan Perkara tanggal 23

Nopember 2015).

Page 211: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

209

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

FEBRUARI

1. Dugaan TPK dalam Pengadaan Alat Kesehatan di Dinas

Kesehatan Kab. Luwu Tahun 2010 dan 2013 atas nama

Tersangka Dr. Muh. Suyuti Asbudi, M.Kes oleh Kejaksaan

Negeri Belopa.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Persidangan

Posisi setelah di Supervisi: Putusan PN Tipikor pada PN

Makassar Nomor: 32/Pid.Sus/2015/PN.Mks tanggal 6

Oktober 2015 dengan amar antara lain Pidana Penjara

kepada terdakwa Dr. Muh. Suyuti Asbudi, M.Kes selama

4 (empat) tahun dan denda sejumlah Rp 100.000.000,-

(seratus juta rupiah).

2. Dugaan TPK penyimpangan pembangunan Gedung

Olahraga (GOR) Tahun Anggaran 2011/2012 dengan

anggaran sebesar 7,5 Milyar yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Luwu cq Dinas Pendidikan

Kabupaten Luwu atas nama Terdakwa Andi Musakkir,

MM. oleh Kejaksaan Negeri Belopa.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Persidangan

Posisi setelah di Supervisi: Putusan PN Tipikor pada

PN Makassar Nomor: 92/Pid.Sus/2015/PN.Mks

tanggal 14 April 2015 dengan amar antara lain Pidana

Penjara kepada terdakwa Andi Musakkir, MM. selama 1

(satu) tahun 4 (empat) bulan dan denda sejumlah Rp.

50.000.000,- (lima puluh juta) serta uang pengganti

sebesar Rp. 1.598.059.152,- (satu milyar lima ratus

sembilan puluh delapan juta lima puluh sembilan ribu

seratus lima puluh dua rupiah).

3. Dugaan TPK Proyek pengadaan sarana tangkap

pancing Tonda TA 2011 Dinas Perikanan Provinsi Maluku

An. TSk Ir. BASTIAN MAINASSY, M. Si, dkk oleh Penyidik

Polda Maluku

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara dalam proses

Penyidikan terkendala dalam pemenuhan petunjuk

JPU oleh Penyidik, KPK melakukan supervisi dengan

melakukan ekspose perkara bersama dan memfasilitasi

Ahli Hukum Pidana.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas nama

Ir. BASTIAN MAINASSY, M. Si, dkk telah dinyatakan

lengkap (P21) berdasarkan Surat Kajati Maluku kepada

Dirreskrimsus Polda Maluku Nomor:B-205/S.1/

Ft.1/02/2016 tanggal 2 Februari 2016

4. Dugaan TPK penyalahgunaan dana penataan kawasan

kumuh Lagasa- Tula yang dilaksanakan secara

swakelola oleh Dinas PU Kab. Muna Tahun Anggaran

2008 atas nama tersangka LA ODE MUURI, oleh

Penyidik Polda Sulawesi Tenggara

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara dalam proses

Penyidikan terkendala dalam pemenuhan petunjuk

JPU oleh Penyidik, KPK melakukan supervisi dengan

melakukan ekspose bersama.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas

nama LA ODE MUURI telah dinyatakan lengkap

(P21) dan telah dilakukan tahap II, berdasarkan Surat

Dirreskrimsus Polda Sultra kepada KPK Nomor: B/637/

II/2016/Dit Reskrimsus tanggal 12 Februari 2016

perihal pemberitahuan tindak lanjut hasil koordinasi

dan supervisi KPK.

5. Dugaan TPK penyalahgunaan dana penataan kawasan

kumuh Lagasa- Tula yang dilaksanakan secara

swakelola oleh Dinas PU Kab. Muna Tahun Anggaran

2008 atas nama tersangka HASILWIN MAANE, oleh

Penyidik Polda Sulawesi Tenggara

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara dalam proses

Penyidikan terkendala dalam pemenuhan petunjuk

JPU oleh Penyidik, KPK melakukan supervisi dengan

melakukan ekspose bersama.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas

nama HASILWIN MAANE telah dinyatakan lengkap

(P21) dan telah dilakukan tahap II, berdasarkan Surat

Dirreskrimsus Polda Sultra kepada KPK Nomor: B/637/

II/2016/Dit Reskrimsus tanggal 12 Februari 2016

perihal pemberitahuan tindak lanjut hasil koordinasi

dan supervisi KPK.

MARET

1. TPK Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUP H. Adam

Malik Medan TA.2010 atas nama Tersangka HASAN

BASRI, SE selaku PPK dan MARWANTO LINGGA, SH

selaku Ketua Panitia Pangadaan

Posisi sebelum supervisi : Tahap persidangan

Hasil setelah supervisi : Berdasarkan putusan Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri

Medan dengan amar putusan Pidana penjara selama

2 (dua) Tahun dan denda sebesar Rp.50.000.000 (lima

puluh juta rupiah).

2. Dugaan TPK dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan

mutu bidang pendidikan (proyek pengadaan alat lab

sekolah) TA 2010 di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kab. Buru atas nama tersangka AHMAD MARZUKI

PADANG oleh Penyidik Polda Maluku

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara dalam proses

Penyidikan terkendala dalam pemenuhan petunjuk

JPU oleh Penyidik, KPK melakukan supervisi dengan

melakukan ekspose bersama.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas

nama AHMAD MARZUKI PADANG telah dinyatakan

lengkap (P21) berdasarkan Surat Kajati Maluku kepada

Dirreskrimsus Polda Maluku Nomor:B:035/S.1/

Ft.1/01/2016 tanggal 13 Januari 2016

3. Dugaan TPK dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan

mutu bidang pendidikan (proyek pengadaan alat lab

sekolah) TA 2010 di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kab. Buru atas nama tersangka AHMAD MUKADDAR

oleh Penyidik Polda Maluku

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara dalam proses

Penyidikan terkendala dalam pemenuhan petunjuk

JPU oleh Penyidik, KPK melakukan supervisi dengan

melakukan ekspose bersama.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas nama

AHMAD MUKADDAR telah dinyatakan lengkap (P21)

berdasarkan Surat Kajati Maluku kepada Dirreskrimsus

Polda Maluku Nomor:B-034/S.1/Ft.1/01/2016 tanggal

13 Januari 2016.

APRIL

1. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan alat dan bahan

kimia laboratorium uji BP Batam tahun 2014 atas

nama tersangka HERU PURNOMO, ST. oleh Penyidik

Ditreskrimsus Polda Kepulauan Riau

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan, Penyidik terkendala dalam pemenuhan

Petunjuk Jaksa Peneliti, dan KPK mensupervisi kasus

ini dengan melakukan ekspose perkara bersama serta

memfasilitasi ahli teknis.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas nama

Page 212: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

210

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

HERU PURNOMO, ST telah dinyatakan lengkap (P21)

berdasarkan Surat Kajati Kepri kepada Dirreskrimsus

Polda Kepri Nomor:B-57/N.10.5/Ft.1/04/2016 tanggal

12 April 2016 perihal Pemberitahuan Hasil Penyidikan

Perkara Pidana An. Tersangka HERU PURNOMO, ST

sudah lengkap

11. Dugaan TPK pada pengelolaan anggaran deposito

keuangan daerah atas nama tersangka ABDULLAH

VANNATH selaku Bupati Seram Bagian Timur, oleh

Penyidik Ditreskrimsus Polda Maluku

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara hasil Pulbaket

KPK dilimpahkan ke Polda Maluku, KPK mensupervisi

kasus ini dengan melakukan ekspose perkara bersama

secara terpadu serta memfasilitasi ahli teknis yang

diperlukan dalam penyidikan.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas nama

ABDULLAH VANNATH, S.Sos, MMP telah dinyatakan

lengkap (P21) berdasarkan Surat Kajati Maluku

kepada Dirreskrimsus Polda Maluku Nomor:B-

473/S.1.5/Ft.I/04/2016 tanggal 7 April 2016 perihal

Pemberitahuan Hasil Penyidikan Perkara Pidana An.

Tersangka ABDULLAH VANATH, S.SOs, MMP sudah

lengkap

12. Dugaan TPK Dana pengadaan Alat Kesehatan (Alkes)

Kedokteran dan KB Tahun Anggaran 2012 pada Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. RASIDIN Kota Padang,

atas nama tersangka dr.ARTATI SURYANI, M.Ph oleh

Penyidik Kejari Padang

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan, KPK mensupervisi kasus ini dengan

melakukan ekspose perkara bersama secara terpadu

tanggal 5 Agustus 2015 dan memberikan rekomendasi.

Posisi setelah di Supervisi: Perkara dihentikan

penyidikan dengan Surat Perintah Penghentian

Penyidikan Kajari Padang Nomor: Print-458/N.3.10/

Fd.1/02/2016 tanggal 9 Februari 2016, sesuai hasil

pemantauan tim korsup terpadu tanggal 21 April

2016 dan surat Kajati Sumbar Nomor:R-362/N.3/

Fd.1/04/2016 tanggal 29 April 2016 perihal koordinasi

dan supervisi penanganan perkara tindak pidana

korupsi.

13. Dugaan TPK Penyelewengan penggunaan dana barang

dan jasa Makan dan Minum pada Sekretariat Daerah

Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2011 atas

nama tersangka H. Rosman Effendi, SE, SH,MM, MBA

oleh Penyidik Kejari Painan

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan, KPK mensupervisi kasus ini dengan

melakukan ekspose perkara bersama secara terpadu

tanggal 5 Agustus 2015 dan memberikan rekomendasi.

Posisi setelah di Supervisi: Perkara dihentikan penyidikan

dengan Surat Perintah Penghentian Penyidikan Kajari

Painan Nomor: Print-60/N.3.19/Fd.1/01/2016 tanggal

21 Januari 2016, sesuai hasil pemantauan tim korsup

terpadu tanggal 21 April 2016 dan surat Kajati Sumbar

Nomor:R-362/N.3/Fd.1/04/2016 tanggal 29 April 2016

perihal koordinasi dan supervisi penanganan perkara

tindak pidana korupsi.

14. Dugaan TPK terhadap pelaksanaan Kegiatan bantuan

Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RSRTLH)

Dana Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) Departemen

Sosial RI Tahun 2009 di Kab. Agam, oleh Penyidik Kejati

Sumbar

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan, KPK mensupervisi kasus ini dengan

melakukan ekspose perkara bersama secara terpadu

tanggal 6 Agustus 2015 dan memberikan rekomendasi.

Posisi setelah di Supervisi: Perkara dihentikan penyidikan

dengan Surat Perintah Penghentian Penyidikan Kajati

Sumbar Nomor: Print-93/N.3/Fd.1/03/2016 tanggal

7 Maret 2016, sesuai hasil pemantauan tim korsup

terpadu tanggal 21 April 2016 dan surat Kajati Sumbar

Nomor:R-362/N.3/Fd.1/04/2016 tanggal 29 April 2016

perihal koordinasi dan supervisi penanganan perkara

tindak pidana korupsi.

15. Dugaan TPK penyalahgunaan dana Bansos dari

Kementerian Pertanian RI pada kegiatan cetak sawah

di Desa Karang Ampar Kab Ketol Kab Aceh Tengah

pada Dinas Tanaman Pangan Kab Aceh Tengah TA

2011 atas nama terdakwa Ir. NASIRUDDIN SK, MM BIN

ABDULLAH.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Posisi setelah di Supervisi: Pelimpahan ke PN Aceh

(Berita Acara Pelimpahan Perkara Nomor: B-405/N.1.15/

APB/Ft.2/TAKNG/04/2016 tanggal 5 April 2016)

16. Dugaan TPK penyalahgunaan dana Bansos dari

Kementerian Pertanian RI pada kegiatan cetak sawah

di Desa Karang Ampar Kab Ketol Kab Aceh Tengah

pada Dinas Tanaman Pangan Kab Aceh Tengah TA 2011

atas nama terdakwa Ir. ELMIZAN BIN ALAMSYAH

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Posisi setelah di Supervisi: Pelimpahan ke PN Aceh

(Berita Acara Pelimpahan Perkara ke PN Tipidkor Banda

Aceh pada tanggal 5 April 2016 (Berkas Perkara Nomor:

BP-02/N.1.15/APB/Ft.2/TAKNG/04/2016 tanggal 9 April

2016)

17. Dugaan TPK penyalahgunaan dana Bansos dari

Kementerian Pertanian RI pada kegiatan cetak sawah

di Desa Karang Ampar Kab Ketol Kab Aceh Tengah

pada Dinas Tanaman Pangan Kab Aceh Tengah TA 2011

atas nama terdakwa Ir. ISDAWARNI BINTI Alm. ISMAIL

ISHAQ.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Posisi setelah di Supervisi: Pelimpahan ke PN Aceh

(Berita Acara Pelimpahan Perkara Nomor: B-408/N.1.15/

APB/Ft.2/TAKNG/04/2016 tanggal 5 April 2016)

18. Dugaan TPK penyalahgunaan dana Bansos dari

Kementerian Pertanian RI pada kegiatan cetak sawah

di Desa Karang Ampar Kab Ketol Kab Aceh Tengah

pada Dinas Tanaman Pangan Kab Aceh Tengah TA

2011 atas nama terdakwa EDDY SOFIANDA PUTRA Bin

ZAINALUDDIN.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan.

Posisi setelah di Supervisi: Pelimpahan ke PN Aceh

(Berita Acara Pelimpahan perkara Nomor: B-407/N.1.15/

APB/Ft.2/TAKNG/04/2016 tanggal 5 April 2016).

MEI

1. TPK Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUP H. Adam

Malik Medan TA.2010 atas nama Tersangka MARWANTO

LINGGA, SH selaku Ketua Panitia Pangadaan

Posisi sebelum supervisi : Tahap persidangan

Hasil setelah supervisi : Berdasarkan putusan Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor Berdasarkan putusan Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor No. 70/Pid.Sus.TPK/2015/

Page 213: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

211

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PN.Mdn tanggal 7 Januari 2016 pada Pengadilan Negeri

Medan dengan amar putusan Pidana penjara selama

2 (dua) Tahun dan denda sebesar Rp.50.000.000 (lima

puluh juta rupiah)

2. Dugaan TPK dalam pencairan kekurangan dana sarana

dan prasarana infrastruktur Provinsi Papua Barat TA

2008 yang dialokasikan pada APBN TA 2011 sebesar

Rp.78.907.977.152,- tanpa melalui prosedur pencairan

keuangan yang sudah ditetapkan, atas nama

Tersangka Ir. MARTHEN LUTHER RUMADAS, M. Si dkk.

oleh Penyidik Kejati Papua

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan dan berkas perkara telah lengkap (P21),

namun belum dilakukan penuntutan karena tersangka

dalam keadaan sakit, KPK mensupervisi kasus ini

dengan melakukan ekspose perkara bersama penyidik

tanggal 6 Juli 2015 dan memfasilitasi pemeriksaan

kesehatan tersangka dalam rangka pemberian second

opinion oleh Ahli dari IDI pusat terhadap tersangka Ir.

MARTHEN LUTHER RUMADAS, M. Si dan RICO SIA.

Posisi setelah di Supervisi: berkas perkara tersangka

atas nama Ir. MARTHEN LUTHER RUMADAS, M. Si

dan barang bukti teah dilimpahkan ke Kejaksaan

Negeri Monokwari (Tahap II) tanggal 26 April 2016,

dan terhadap tersangka RICO SIA telah dilakukan

penuntutan, sesuai surat Kajati Papua Nomor:B-

636/T.1/Fd.1/04/2016 tanggal 28 April 2016 perihal

perkembangan penanganan perkara dugaan tindak

pidana korupsi.

3. Dugaan TPK penyalahgunaan dana pendistribusian

logistik dan dana pemilihan Presiden I KPU Kabupaten

Dogiyai TA 2014 atas nama tersangka TITUS MOTE, dkk

oleh Penyidik Polres Nabire.

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan dan berkas perkara telah lengkap (P21)

namun belum dilakukan penyerahan tersangka dan

Barang bukti (tahap II) ke Kejari Nabire, KPK melakukan

supervisi dengan melakukan supervisi terpadu berupa

ekspose penanganan perkara bersama tanggal 24

November 2015 dan diberikan rekomendasi.

Posisi setelah di Supervisi: berkas perkara tersangka

atas nama TITUS MOTE, dkk dan barang bukti telah

dilimpahkan Penyidik Polres Nabire ke Kejaksaan Negeri

Nabire (Tahap II) tanggal 3 Maret 2016, sesuai surat

Kajati Papua Nomor:B-636/T.1/Fd.1/04/2016 tanggal

28 April 2016 perihal perkembangan penanganan

perkara dugaan tindak pidana korupsi.

4. Dugaan TPK pengelolaan dan penggunaan Keuangan

Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Universitas

Palangkaraya TA. 2010 s/d TA. 2013 atas nama tersangka

Prof. Dr. H. CIPTADI, MS.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Posisi setelah di Supervisi: Perkara dihentikan (SP3)

karena tersangka Prof. Dr. H. CIPTADI, MS. Meninggal

dunia (sesuai dengan surat Kajati Kalimantan Tengah

Nomor: B-1158/Q.2/Fd.1/05/2016 tanggal 26 Mei 2016)

5 Dugaan TPK penerimaan sejumlah uang terkait

pembahasan APBD Seruyan Tahun 2014 oleh DPRD

Kabupaten Seruyan atas nama tersangka Ir. H.

Syamsurijal, M.Si bin Abdullah.

Posisi sebelum Supervisi: P21 tanggal 24 November

2015 dan telah dilaksanakan Tahap II pada tanggal 10

Desember 2015

Hasil setelah Supervisi: Perkara dilimpahkan ke

PN Tipikor pada Pengadilan Negeri Palangkaraya

berdasarkan Surat Nomor: B-07/Q.2.18/Fp/01/2016

tanggal 4 Januari 2016

6. TPK pengadaan Alat-Alat Laboratorium Bahasa untuk

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Penerima DAK-

APBN pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

TA. 2011 dengan Tersangka MOHAMMAD HUSAIN, S.Pd.,

MM.Pd yang penyidikannya dilakukan oleh Pidsus

Kejati Gorontalo

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas nama

MOHAMMAD HUSAIN telah dinyatakan lengkap (P21)

sesuai dengan Surat Kejaksaan Tinggi Gorontalo

Nomor: B-377/R.5.5/Ft.1/03/2016 tanggal 18 Maret

2016.

7. TPK pengadaan Alat-Alat Laboratorium Bahasa untuk

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Penerima DAK-

APBN pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

TA. 2011 dengan Tersangka MOHAMMAD HUSAIN, S.Pd.,

MM.Pd yang penyidikannya dilakukan oleh Pidsus

Kejati Gorontalo

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Posisi setelah di Supervisi: Telah dilimpahkan ke

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Gorontalo pada

tanggal 5 April 2016 dan sedang Tahap Pemeriksaan

persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Gorontalo sesuai Penetapan Sidang Nomor:15/Pen.

Pid.Sus-TPK/2016/PN.Gtlo tangal 5 April 2016.

8. TPK penyimpangan pelaksanaan pemberian Bantuan

Sosial Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango

TA. 2011 dan TA. 2012 dengan tersangka SLAMET

WIYARDI yang penyidikannya dilakukan oleh Kejari

Suwawa.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan, masih

menggu hasil perhitungan kerugian negara dan

fasilitasi Ahli Keuangan Daerah.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas nama

SLAMET WIYARDI telah dinyatakan lengkap (P21)

berdasarkan surat Kejaksaan Negeri Suwawa Nomor:

B-366/R.5.13/Ft.1/03/2016 tanggal 7 Maret 2016.

9. TPK penyimpangan pelaksanaan pemberian Bantuan

Sosial Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango

TA. 2011 dan TA. 2012 dengan tersangka SLAMET

WIYARDI yang penyidikannya dilakukan oleh Kejari

Suwawa.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Posisi setelah di Supervisi: Telah Limpah ke Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Gorontalo Nomor: B-457/R.5.13/

Ft.1/03/2016 tanggal 28 Maret 2016 dan sedang dalam

tahap pemeriksaan persidangan Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi Gorontalo sesuai Penetapan Sidang

Nomor: 10/PidsusTPK/2016/PN/GTO tanggal 28 Maret

2016.

10. TPK penyimpangan pelaksanaan pemberian Bantuan

Sosial Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango

TA. 2011 dan TA. 2012 dengan tersangka YULDIAWATI

KADIR yang penyidikannya dilakukan oleh Kejari

Suwawa.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan, masih

Page 214: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

212

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

menggu hasil perhitungan kerugian negara dan

fasilitasi Ahli Keuangan Daerah.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas perkara atas nama

YULDIAWATI KADIR telah dinyatakan lengkap (P21)

berdasarkan Surat Kejaksaan Negeri Suwawa Nomor:

B-365/R.5.13/Ft.1/03/2016 tanggal 7 Maret 2016.

11. TPK penyimpangan pelaksanaan pemberian Bantuan

Sosial Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango

TA. 2011 dan TA. 2012 dengan tersangka YULDIAWATI

KADIR yang penyidikannya dilakukan oleh Kejari

Suwawa.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan.

Posisi setelah di Supervisi: Telah Limpah ke Pengadilan

Tindak Pidana Korupsi Gorontalo Nomor: B-458/R.5.13/

Ft.1/03/2016 tanggal 28 Maret 2016 dan sedang dalam

tahap pemeriksaan persidangan Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi Gorontalo sesuai Penetapan Sidang

Nomor: 09/PidsusTPK/2016/PN/Gto tanggal 28 Maret

2016.

JUNI

1. Dugaan TPK Penerimaan CPNSD TA.2009 di Kantor

BKD Kabupaten Batanghari dengan Tersangka Drs.

ARIANSYAH sesuai dengan Nomor: SPDP/13/II/2013/

Reskrim tanggal 22 Februari 2013

Posisi sebelum Supervisi: Perkara dalam tahap

Penyidik.

Posisi setelah Supervisi: SP3 karena hal tersebut

bukan TPK berdasarkan Surat Ketetapan Polda Jambi

Resort Batang Hari Nomor : S.Tap/03/III/2015/Reskrim

tanggal 17 Maret 2015.

2. Dugaan TPK dan Tindak Pidana Pencucian Uang pada

Pembebasan tanah lokasi pembangunan Base Camp

PLTA Asahan III Tahun 2010 di Dusun VII Aek Sigubo

Desa Meranti Utara Kec. Pintu Pohan Meranti Kab.

Tobasadengan Tersangka PANDAPOTAN KASMIN

SIMANJUNTAK

Posisi sebelum Supervisi: Tahap II.

Posisi setelah Supervisi: Incracht Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Medan No.24/PIS.

SUS.TPK/2015/PT.MDN tanggal 8 Desember 2015

menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah.

3. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah untuk

kepentingan umum atas pembebasan lahan untuk

pembangunan Balai Benih Induk Kab. Nias Selatan

tahun 2012 Tersangka Drs. ASA’ARO LAIA , M.Pd.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap II pada tanggal 12

Maret 2014.

Posisi setelah Supervisi: Incracht Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Medan No.26/Pid.

sus.K/2014/PN.Mdn tanggal 13 Agustus 2014.

4. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah untuk

kepentingan umum atas pembebasan lahan untuk

pembangunan Balai Benih Induk Kab. Nias Selatan

tahun 2012 Tersangka YOKIE ADI KURNIAWAN, ST,M.

Ec.DEV.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap II pada tanggal 16 Juli

2016.

Posisi setelah Supervisi: Incracht Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Medan No.1402K/PID.

SUS/2015 tanggal 2 Februari 2016

5. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah untuk

kepentingan umum atas pembebasan lahan untuk

pembangunan Balai Benih Induk Kab. Nias Selatan

tahun 2012 Tersangka Drs. ARONI HALAWA

Posisi sebelum Supervisi: Tahap II pada tanggal 21

Oktober 2014

Posisi setelah Supervisi: Incracht Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Medan No. 2312 K/

PID.SUS/2015 tanggal 10 November 2015

6 Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan tanah untuk

kepentingan umum atas pembebasan lahan untuk

pembangunan Balai Benih Induk Kab. Nias Selatan

tahun 2012 Tersangka FIRMAN ADIL DACHI.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap II pada tanggal 12

Maret 2014.

Posisi setelah Supervisi: Incracht Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Berdasarkan putusan

Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Medan No.552 K/PID.

SUS/2015 tanggal 21 April 2015

7. TPK Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUP H. Adam

Malik Medan TA.2010 dengan tersangka KARMIN

RASMAN ROBERT SINURAT.

Posisi sebelum Supervisi: Memfasilitasi pemeriksaan

terhadap saksi pada tanggal 15 Desember 2015.

Posisi setelah Supervisi: Sudah ada putusan Majelis

Hakim Pengadilan Tipikor.

8 Dugaan TPK dan tindak pidana pencucian uang

penyalahgunaan anggaran belanja Kepala Daerah

Propinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2006 s.d

2011 atas nama Tersangka H. Bandjela Paliudju yang

dilaksanakan oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.

Posisi sebelum supervisi : Penuntutan

Posisi setelah supervisi : Berdasarkan Putusan

Hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

pada Pengadilan Negeri Palu Nomor : 43/Pid.Sus-

TPK/2015/PN.Pal Tanggal 21 April 2016 dengan ammar

putusan Menyatakan Terdakwa H Bandjela Paliudju

(Mayjen Purnawirawan) tidak terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

sebagaimana di dakwaan dalam dakwaan kesatu

primair, kesatu subsidair dan dakwaan kedua.

9. Dugaan TPK Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan

pada RSUD Batara Guru Belopa, Kabupaten Luwu

Tahun Anggaran 2012 dan 2013 dengan Tersangka

DASMAR,S.Kep.Ns, M.Kes yang dilaksanakan penyidikan

oleh Kejaksaan Negeri Belopa.

Posisi sebelum supervisi : Penuntutan

Posisi setelah supervisi : Berdasarkan Putusan

Hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada

Pengadilan Negeri Makassar Nomor : 28/Pid.Sus.

Tpk/2016/PN.Mks Tanggal 28 September 2016 dengan

ammar putusan Menyatakan Terdakwa DASMAR

terbukti bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi

serta dijatuhkan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun

dikurangi masa tahanan dan dena Rp. 100.000.000

(seratus juta rupiah)

10. Dugaan TPK Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan

pada RSUD Batara Guru Belopa, Kabupaten Luwu

Page 215: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

213

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Tahun Anggaran 2012 dan 2013 dengan Tersangka

IRSAN SYARIFUDDIN yang dilaksanakan penyidikan

oleh Kejaksaan Negeri Belopa.

Posisi sebelum supervisi : Penyidikan

Posisi setelah supervisi : Penuntutan (P-21) berdasarkan

surat Nomor: B-033/R.4.13.7.3/Fd.1/05/2016 Tanggal 13

Mei 2016

11. Dugaan TPK Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan

pada RSUD Batara Guru Belopa, Kabupaten Luwu

Tahun Anggaran 2012 dan 2013 dengan Tersangka

IRSAN SYARIFUDDIN yang dilaksanakan penyidikan

oleh Kejaksaan Negeri Belopa.

Posisi sebelum supervisi : P-21

Posisi setelah supervisi : Setelah P-21 kasus tersebut

dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Makassar pada

tanggal 26 Mei 2016 berdasarkan surat pelimpahan

perkara acara pemeriksaan biasa nomor:

B-05/R.4.13.7.3/Ft.1/05/2016.

12. Dugaan TPK Dugaan TPK Pengadaan Alat Kesehatan

pada RSUD Batara Guru Belopa, Kabupaten Luwu

Tahun Anggaran 2012 dan 2013 dengan Tersangka

IRSAN SYARIFUDDIN yang dilaksanakan penyidikan

oleh Kejaksaan Negeri Belopa.

Posisi sebelum supervisi: P-21.

Posisi setelah supervisi: Setelah P-21 kasus tersebut

dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Makassar pada

tanggal 26 Mei 2016 berdasarkan surat pelimpahan

perkara acara pemeriksaan biasa nomor:

B-05/R.4.13.7.3/Ft.1/05/2016.

13. Dugaan TPK pelaksanaan reboisasi di lahan eks. HPH

PT Mantaya Kalang, Desa Kenyala Kec Kota Besi Kab

Kotim seluas 840 Ha yang dibiayai dana DAK-DR

tahun 2001, atas nama tersangka Suryo Handoko

selaku Koordinator Lapangan PT. Unisari Adiprima/

Kontraktor.

Posisi sebelum Supervisi: Penyidikan lengkap (P-21)

setelah tersangka ditemukan dan dilakukan penahanan

sejak 11 Februari 2016.

Hasil setelah Supervisi: Berkas perkara atas nama

terdakwa Suryo Handoko selaku Koordinator Lapangan

PT. Unisari Adiprima/Kontraktor dilimpahkan ke PN

Tipidkor pada PN Palangka Raya tanggal 26 Mei 2016

(Penetapan PN Tipidkor Palangka Raya Nomor 24/Pen.

Pid. Sus – TPK/2016/PN. Plk tanggal 27 Mei 2016.

14. Dugaan TPK pemberian sejumlah uang kepada DPRD

Kab Seruyan terkait pembahasan anggaran Kab

Seruyan untuk TA 2014. Atas nama tersangka Ir. H.

Syamsurijal (Plt. Sekda Kab Seruyan).

Posisi sebelum Supervisi: Tahap penyidikan oleh Polda

Kalteng dan Penyidikan dinyatakan lengkap (P-21)

pada 24 Nopember 2015; perkara tersebut merupakan

pengembangan penyidikan atas nama tersangka

H. Baharudin dan atas nama tersangka Hj. Suherlina

(Anggota DPRD Kab Seruyan).

Hasil setelah Supervisi: Berkas perkara atas nama

terdakwa Ir. H. Syamsurijal (Plt. Sekda Kab Seruyan)

dilimpahkan ke PN Tipidkor pada PN Palangka Raya

pada 4 Januari 2016 (Surat Kejati Kalteng kepada KPK

Nomor B-1152/Q.2/Ft.2/05/2016 tanggal 23 Mei 2016).

15. Dugaan TPK pemberian sejumlah uang kepada DPRD

Kab Seruyan terkait pembahasan anggaran Kab

Seruyan untuk TA 2014. Atas nama terdakwa Ir. H.

Syamsurijal (Plt. Sekda Kab Seruyan).

Posisi sebelum Supervisi: Berkas perkara atas nama

terdakwa Ir. H. Syamsurijal (Plt. Sekda Kab Seruyan)

dilimpahkan ke PN Tipidkor pada PN Palangka Raya

pada 4 Januari 2016.

Hasil setelah Supervisi: Putusan PN Tipidkor pada PN

Palangka Raya tanggal 4 April 2016, bahwa terhadap

terdakwa Ir. H. Syamsurijal (Plt. Sekda Kab Seruyan)

terbukti bersalah melanggar Pasal 13 UU 31/1999

sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 dengan

Pidana Penjara 1 (satu) tahun 2 (dua) Bulan dan Denda

sebesar Rp. 50 Juta subsidair 2 (dua) Bulan kurungan.

JULI

1. Dugaan TPK pada kegiatan pengadaan alat dan bahan

kimia laboratorium uji BP Batam tahun 2014 atas nama

tersangka RENDRA, SS. oleh Penyidik Ditreskrimsus

Polda Kepulauan Riau.

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan, Penyidik terkendala dalam pemenuhan

Petunjuk Jaksa Peneliti dalam berkas perkara tersangka

atas nama HERU PURNOMO, ST, dan KPK mensupervisi

kasus ini dengan melakukan ekspose perkara bersama

secara terpadu serta memfasilitasi ahli teknis.

Posisi setelah di Supervisi: Berkas Perkara atas

nama RENDRA, SS. telah dinyatakan lengkap (P21)

berdasarkan Surat Kajati Kepri kepada Kapolda Kepri

Nomor: B-133/N.10.5/Ft.2/06/2016 tanggal 28 Juni

2016 dan telah dilakukan tahap II oleh Penyidik kepada

JPU tanggal 20 Juli 2016.

AGUSTUS

1. Dugaan TPK Pengadaan Penyediaan Kebutuhan

Pengembangan Bidang Ilmu Agroindustri Universitas

Jenderal Soedirman Tahun Anggaran 2009 atas nama

tersangka Ir.BONDANSARI, M.Si oleh Penyidik Kejati

Jawa Tengah.

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara limpahan KPK

kepada Kejati Jawa Tengah.

Hasil Supervisi : Berkas Perkara atas nama Ir.

BONDANSARI, M.Si telah dinyatakan lengkap (P21),

berdasarkan Pemberitahuan Kasi Penuntutan pada

Pidsus Kejati Jawa Tengah tanggal 30 Juni 2016

2. Dugaan TPK Pengadaan Penyediaan Kebutuhan

Pengembangan Bidang Ilmu Agroindustri Universitas

Jenderal Soedirman Tahun Anggaran 2009 atas nama

tersangka Ir.AT. ARI SUDEWO, M.S oleh Penyidik Kejati

Jawa Tengah.

Posisi sebelum di Supervisi: Perkara limpahan KPK

kepada Kejati Jawa Tengah.

Hasil Supervisi : Berkas Perkara atas nama Ir.A.T

ARI SUDEWO, M.S telah dinyatakan lengkap (P21),

berdasarkan Pemberitahuan Kasi Penuntutan pada

Pidsus Kejati Jawa Tengah tanggal 30 Juni 2016.

3. Dugaan penyimpangan dalam penggunaan dana

hibah pada KADIN Provinsi Jawa Timur dan Biro

Perekonomian Setda Provinsi Jawa Timur tahun 2011

s/d 2014 atas nama Tsk H. Ir. LA NYALLA MATTALITTI,

oleh Penyidik Kejati Jawa Timur.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan dan terdapat kendala dalam penanganannya

Hasil Supervisi : Berkas Perkara atas nama H. Ir. LA

NYALLA MATTALITTI telah dinyatakan lengkap (P21)

Page 216: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

214

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

tanggal 14 Juli 2016 dan telah dilakukan Tahap II ke JPU

Kejari Surabaya tanggal 25 Juli 2016 serta pelimpahan

ke Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat tanggal

25 Agustus 2016.

4. Dugaan TPK Pekerjaan Rehabilitas/Rekonstruksi

Bendung, Tanggul, Cek Dam, Dinding Penahan Tanah

dan Bronjong Bantang Lunto Tahun 2012 atas nama

tersangka Ir. YAYAN SURYANA yang ditangani oleh

Kejari Sawahlunto.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan, KPK melakukan Supervisi terpadu dengan

ekspose perkara bersama tanggal 5 Agustus 2015 dan

21 April 2016

Hasil Supervisi : Berkas Perkara atas nama Ir. YAYAN

SURYANA telah dinyatakan lengkap (P21) tanggal 16 Mei

2016 dan telah dilakukan pelimpahan ke Pengadilan

Tipikor pada PN Padang tanggal 9 Juni 2016.

5. Dugaan TPK Pekerjaan Rehabilitas/Rekonstruksi

Bendung, Tanggul, Cek Dam, Dinding Penahan Tanah

dan Bronjong Bantang Lunto Tahun 2012 atas nama

BIBSAN DWINANDA RSULAN, ST yang ditangani oleh

Kejari Sawahlunto.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan, KPK melakukan Supervisi terpadu dengan

ekspose perkara bersama tanggal 5 Agustus 2015 dan

21 April 2016

Hasil Supervisi : Berkas Perkara atas nama nama

BIBSAN DWINANDA RSULAN, ST telah dinyatakan

lengkap (P21) tanggal 16 Mei 2016 dan telah dilakukan

pelimpahan ke Pengadilan Tipikor pada PN Padang

tanggal 9 Juni 2016.

6. Dugaan TPK dalam perkara yang dilakukan oleh

pegawai negeri atau penyelenggara negara yang

dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau

orang lain secara melawan hukum, atau dengan

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang

memberikan sesuatu, membayar, atau untuk

mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri dengan cara

melakukan klaim kepemilikan tanah diatas Sertifikat

HGB No.01 Tahun 1996 milik PT. Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk (PT. ITP) dengan dalih meminta ganti

rugi sejumlah uang yang terpaksa dibayar oleh pihak

perusahaan dengan tidak sukarela

Posisi sebelum supervisi: Tahap Penyidikan

Hasil Supervisi : Berkas Perkara atas nama tersangka

DR. H. Irhami Ridjani, S.Sos, M.Si Bin M. Rais, Sp.M telah

dinyatakan lengkap (P21) berdasarkan Surat Kejaksaan

Tinggi Kalimantan Selatan Nomor: B-2067/Q.3.5/

Ft.1/07/2016 tanggal 22 Juli 2016

SEPTEMBER

1. Dugaan TPK menggunakan untuk kepentingan pribadi

uang hasil pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) dan

pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada

Pemkab Bireun Tahun 2007 s.d. 2010 sebesar Rp.

27.609.164.186,59 (dua puluh tujuh milyar enam ratus

sembilan juta seratus enam puluh empat ribu seratus

delapan puluh enam rupiah lima puluh sembilan sen),

atas nama tersangka Muslem Syamaun, S.Sos selaku

Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa BUD) yang

ditangani oleh Polda Aceh.

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Hasil Supervisi : Berkas Perkara atas nama tersangka

Muslem Syamaun, S.Sos Bin Syamaun telah dinyatakan

lengkap (P21) berdasarkan Surat Kejaksaan Tinggi Aceh

Nomor: B-2057/N.1.5/Ft.1/08/2016 tanggal 3 Agustus

2016.

NOVEMBER

1. Dugaan TPK dalam penjualan/pelepasan asset berupa

hak atas tanah negara (Fasilitas Sosial dan Fasilitas

Umum milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) yang

terletak di Jalan Biduri Bulan/Jalan Alexxandri III RT

008/01 Kel. Grogol Utara Kec. Keb. Lama Jakarta

Selatan seluas 2.975 M2 yang diduga dilakukan oleh

Tersangka MUHAMMAD IRFAN IDRIS.

Posisi sebelum supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan dan terdapat kendala dalam penanganannya.

KPK mensupervisi kasus ini dengan memfasilitasi ahli

pertanahan dari Universitas Lampung

Hasil Supervisi: Berkas perkara atas nama Tersangka

MUHAMMAD IRFAN IDRIS telah dinyatakan lengkap

(P21) oleh Jaksa Penuntut Umum dan pada tanggal 17

November 2016 telah dilanjutkan oleh penyidik dengan

kegiatan pelimpahan tersangka berikut barang bukti

(tahap II) ke Jaksa Penuntut Umum untuk dilakukan

penuntutan (Surat Kajari Jakarta Selatan Nomor:

B-1019/0.1.14.4/Ft.1/11/2016 tanggal 17 November 2016).

2. Dugaan TPK dalam penjualan/pelepasan asset berupa

hak atas tanah negara (Fasilitas Sosial dan Fasilitas

Umum milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) yang

terletak di Jalan Biduri Bulan/Jalan Alexxandri III RT

008/01 Kel. Grogol Utara Kec. Keb. Lama Jakarta

Selatan seluas 2.975 M2 yang diduga dilakukan oleh

Tersangka AGUS SALIM.

Posisi sebelum supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan dan terdapat kendala dalam penanganannya.

KPK mensupervisi kasus ini dengan memfasilitasi ahli

pertanahan dari Universitas Lampung

Hasil Supervisi: : Berkas perkara atas nama Tersangka

AGUS SALIM telah dinyatakan lengkap (P21) oleh Jaksa

Penuntut Umum dan pada tanggal 17 November

2016 telah dilanjutkan oleh penyidik dengan kegiatan

pelimpahan tersangka berikut barang bukti (tahap II)

ke Jaksa Penuntut Umum untuk dilakukan penuntutan

(Surat Kajari Jakarta Selatan Nomor: B-1018/0.1.14.4/

Ft.1/11/2016 tanggal 17 November 2016).

3. Dugaan TPK pada pelaksanaan kegiatan pekerjaan

peningkatan trotoar dan saluran tepi wilayah

Kecamatan Cilandak yang dilaksanakan oleh Suku

Dinas Bina Marga Kota Administrasi Jakarta Selatan

Tahun Anggaran 2015 atas nama Tersangka IRFAN

ARDI TASYA yang ditangani oleh Kejaksaan Negeri

Jakarta Selatan.

Posisi sebelum supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan dan KPK mensupervisi kasus ini dengan

memfasilitasi Ahli ITB

Hasil Supervisi: Berkas perkara atas nama Tersangka

IRFAN ARDI TASYA telah dinyatakan lengkap (P21) oleh

Jaksa Penuntut Umum dan pada tanggal 14 November

2016 telah dilanjutkan oleh penyidik dengan kegiatan

pelimpahan tersangka berikut barang bukti (tahap II)

ke Jaksa Penuntut Umum untuk dilakukan penuntutan,

(Surat Kajari Jakarta Selatan Nomor: B-3035/0.1.14.4/

Ft.1/11/2016 tanggal 14 November 2016).

Page 217: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

215

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

DESEMBER

1. Dugaan TPK pada pelaksanaan kegiatan pekerjaan

peningkatan trotoar dan saluran tepi wilayah

Kecamatan Cilandak yang dilaksanakan oleh Suku

Dinas Bina Marga Kota Administrasi Jakarta Selatan

Tahun Anggaran 2015 atas nama Tersangka CECEP, ST

yang ditangani oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan dan KPK mensupervisi kasus ini dengan

memfasilitasi Ahli ITB.

Hasil Supervisi: berkas perkara atas nama Tersangka

CECEP, ST telah dinyatakan lengkap (P21) oleh Jaksa

Penuntut Umum dan pada tanggal 14 November

2016 telah dilanjutkan oleh penyidik dengan kegiatan

pelimpahan tersangka berikut barang bukti (tahap II)

ke Jaksa Penuntut Umum untuk dilakukan penuntutan,

(Surat Kajari Jakarta Selatan Nomor: B-3036/0.1.14.4/

Ft.1/11/2016 tanggal 14 November 2016).

2. Dugaan TPK telah dengan sengaja mencegah,

merintangi atau menggagalkan secara langsung

atau tidak langsung penyidikan tindak pidana korupsi

terhadap tersangka Afner Ambarita, ST, yang dilakukan

oleh terpidana MANATAP AMBARITA, SH. oleh Kejari

kepulauan Mentawai

Posisi sebelum Supervisi: Perkara ditingkat penuntutan,

terkendala belum dilakukannya eksekusi terhadap

terpidana

Hasil Supervisi: KPK mensupervisi kasus ini dengan

membantu pelaksanaan eksekusi terhadap Terpidana

MANATAP AMBARITA, SH oleh Kejari Kepulauan

Mentawai padatanggal 24 November 2016. Dan yang

bersangkutan telah di eksekusi ke LP Muara Padang

oleh Jaksa Eksekusi Kejari Mentawai.

3. Dugaan TPK pembangunan gedung kantor tahap 1

PA di Kandepag Hulu Sungai Tengah (HST) Tahun 2011

atas nama tersangka Achmad Nordiansyah oleh Polres

Hulu Sungai Tengah

Posisi sebelum Supervisi: Tahap Penyidikan

Hasil Supervisi: P21 sesuai dengan Surat Kejaksaan

Negeri Hulu Sungai Tengah Nomor: B-2959/0.3.15/

Ft.1/11/2016 tanggal 12 November 2016

4. Dugaan TPK Pembangunan Jalan Wilayah II (MA. Jambi

– Tanjabtim) Paket Jalan Suak Kandis – Ds. Simpang

Dinas PU Prov. Jambi TA. 2012 yang disidik oleh Polda

Jambi atas nama Tersangka Ir. APIT.

Posisi sebelum supervisi: Perkara masih

ditingkat penyidikan dan terdapat kendala dalam

penanganannya. KPK mensupervisi kasus ini dengan

melakukan Gelar Perkara pada tanggal 12 Oktober

2016.

Hasil Supervisi: Berkas perkara atas nama Tersangka Ir.

APIT telah dinyatakan lengkap (P21) oleh Jaksa Penuntut

Umum dan pada tanggal 17 November 2016 telah

dilanjutkan oleh penyidik dengan kegiatan pelimpahan

tersangka berikut barang bukti (tahap II) ke Jaksa

Penuntut Umum untuk dilakukan penuntutan, (Surat

Kapolda Jambi Nomor: B-806/XI/2016/Ditreskrimsus

tanggal 22 November 2016).

5. Dugaan TPK Pembangunan Jalan Wilayah II (MA. Jambi

– Tanjabtim) Paket Jalan Suak Kandis – Ds. Simpang

Dinas PU Prov. Jambi TA. 2012 yang disidik oleh Polda

Jambi atas nama Tersangka ALIE ABI.

Posisi sebelum supervisi: Perkara masih

ditingkat penyidikan dan terdapat kendala dalam

penanganannya. KPK mensupervisi kasus ini dengan

melakukan Gelar Perkara pada tanggal 12 Oktober

2016.

Hasil Supervisi: Berkas perkara atas nama Tersangka

ALIE ABI telah dinyatakan lengkap (P21) oleh Jaksa

Penuntut Umum dan pada tanggal 17 November

2016 telah dilanjutkan oleh penyidik dengan kegiatan

pelimpahan tersangka berikut barang bukti (tahap II)

ke Jaksa Penuntut Umum untuk dilakukan penuntutan,

(Surat Kapolda Jambi Nomor: B-806/XI/2016/

Ditreskrimsus tanggal 22 November 2016).

6 Dugaan TPK Pembangunan Jalan Wilayah II (MA. Jambi

– Tanjabtim) Paket Jalan Suak Kandis – Ds. Simpang

Dinas PU Prov. Jambi TA. 2012 yang disidik oleh Polda

Jambi atas nama Tersangka JOSIA alias BUJANG.

Posisi sebelum supervisi: Perkara masih

ditingkat penyidikan dan terdapat kendala dalam

penanganannya. KPK mensupervisi kasus ini dengan

melakukan Gelar Perkara pada tanggal 12 Oktober

2016.

Hasil Supervisi: Berkas perkara atas nama Tersangka

JOSIA alias BUJANG telah dinyatakan lengkap (P21) oleh

Jaksa Penuntut Umum dan pada tanggal 17 November

2016 telah dilanjutkan oleh penyidik dengan kegiatan

pelimpahan tersangka berikut barang bukti (tahap II)

ke Jaksa Penuntut Umum untuk dilakukan penuntutan

(Surat Kapolda Jambi Nomor: B-806/XI/2016/

Ditreskrimsus tanggal 22 November 2016).

7. Dugaan TPK Pembangunan Jalan Wilayah II (MA. Jambi

– Tanjabtim) Paket Jalan Suak Kandis – Ds. Simpang

Dinas PU Prov. Jambi TA. 2012 yang disidik oleh Polda

Jambi atas nama Tersangka WIDODO, Amd.

Posisi sebelum supervisi: Perkara masih

ditingkat penyidikan dan terdapat kendala dalam

penanganannya. KPK mensupervisi kasus ini dengan

melakukan Gelar Perkara pada tanggal 12 Oktober

2016.

Hasil Supervisi: Berkas perkara atas nama Tersangka

WIDODO, Amd telah dinyatakan lengkap (P21) oleh

Jaksa Penuntut Umum dan pada tanggal 17 November

2016 telah dilanjutkan oleh penyidik dengan kegiatan

pelimpahan tersangka berikut barang bukti (tahap II)

ke Jaksa Penuntut Umum untuk dilakukan penuntutan

(Surat Kapolda Jambi Nomor: B-806/XI/2016/

Ditreskrimsus tanggal 22 November 2016).

8. Dugaan TPK penyimpangan (Mark Up) dalam

pelaksanaan pekerjaan pengadaan alat kesehatan

(alkes) pada RSUD Sawerigading Kota Palopo TA.2013

atas nama Tersangka KRISTOFOEL RUDIHARTO BAO,

SKM yang dilaksanakan oleh Kejaksaan Negeri Palopo.

Posisi sebelum Supervisi : Tahap Penyidikan

Hasil Supervisi: Berkas Perkara atas nama KRISTOFOEL

RUDIHARTO BAO, SKM telah dinyatakan lengkap (P21)

sesuai dengan Surat Kejaksaan Negeri Palopo Nomor:

B-91/R.4.13/Ft.1/01/2016 tanggal 25 Januari 2016

9. Dugaan TPK penyimpangan (Mark Up) dalam

pelaksanaan pekerjaan pengadaan alat kesehatan

(alkes) pada RSUD Sawerigading Kota Palopo TA.2013

atas nama Tersangka RUSD yang dilaksanakan oleh

Kejaksaan Negeri Palopo.

Posisi sebelum supervisi : Tahap Penyidikan

Page 218: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

216

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Hasil Supervisi: Berkas Perkara atas nama RUSD

telah dinyatakan lengkap (P21) sesuai dengan Surat

Kejaksaan Negeri Palopo Nomor: B-669/R.4.13/

Ft.1/08/2016 tanggal 11 Agustus 2016

10. Dugaan TPK Pelaksanaan proyek pembangunan kolam

renang di Bukit Jabal Nur Palu Tahun Anggaran 2004-

2005 a.n Tersangka Prof. Drs. Aminuddin Ponulele, Msi

yang ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah .

Posisi sebelum Supervisi : Penyidikan

Hasil Supervisi: SP3 Nomor: Print-191/R.2/Fd.1/08/2016 

Tanggal 15 Agustus 2016 a.n Tersangka Prof. Drs.

AMINUDDIN PONULELE, Msi.

11. Dugaan TPK Pelaksanaan proyek pembangunan kolam

renang di Bukit Jabal Nur Palu Tahun Anggaran 2004-

2005 a.n Tersangka Hendri Kusuma Muhiddin yang

ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.

Posisi sebelum Supervisi : Penyidikan

Hasil Supervisi : SP3 Nomor : Print-192/R.2/Fd.1/08/2016

15 Agustus 2016 a.n. Tsk. HENDRI KUSUMA MUHIDIN

12. Dugaan TPK dalam proyek pembangunan kolam

renang di Bukit Jabal Nur Palu Sulawesi Tengah TA

2004-2005 a.n tersangka Purwanto Suluh yang

penyidikannya dilaksanakan oleh Kejati Sulteng

Posisi sebelum Supervisi : Tahap Penyidikan

Hasil Supervisi: SP3 Nomor: Print-194/R.2/Fd.1/08/2016 

Tanggal 15 Agustus 2016 a.n. Tsk. PURWANTO SULUH

13. Dugaan TPK dalam proyek pembangunan kolam

renang di Bukit Jabal Nur Palu Sulawesi Tengah TA

2004-2005 a.n tersangka Mustari Muharram yang

penyidikannya dilaksanakan oleh Kejati Sulteng

Posisi sebelum Supervisi : Tahap Penyidikan

Hasil Supervisi : SP3 dengan Nomor  :Print-193/R.2/

Fd.1/08/2016  Tanggal 15 Agustus 2016 a.n. Tersangka

Ir. MUSTARI MUHARRAM

14. Dugaan TPK dalam proyek pembangunan kolam

renang di Bukit Jabal Nur Palu Sulawesi Tengah TA

2004-2005 a.n tersangka Muhidin Moh. Said yang

penyidikannya dilaksanakan oleh Kejati Sulteng

Posisi sebelum supervisi : Tahap Penyidikan

Hasil Supervisi : SP3 Nomor  : Print-195/R.2/

Fd.1/08/2016  Tanggal 15 Agustus 2016 a.n. Tersangka.

MUHIDIN MOH. SAID, SE

15. Dugaan TPK Dalam Pengalokasian Dana ADD Yang

Diperuntukan Untuk Operasional BPD Desa Kalikuto

Kec. Grabag Kab. Magelang, berdasarkan Sprindik

Polres Magelang nomor: Sp.Sidik/260/XII/2012/

Reskrim tanggal 11 Desember 2012, atas nama

Tersangka SAPTO MULYONO.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan lebih dari 1 (satu) tahun dan terkendala

dalam pemenuhan petunjuk Jaksa Peneliti berkas

perkara

Hasil Supervisi: Berkas perkara tersangka An. Sapto

Mulyono telah dinyatakan lengkap (P21) tanggal 3

Oktober 2016 dan Tahap telah dilakukan penyerahan

tersangka dan barang bukti (Tahap II) ke JPU Kejari

Magelang tanggal 14 Oktober 2016. Hal ini berdasarkan

laporan perkembangan penanganan perkara dari

Polda Jawa Tengah dengan surat nomor:R/2213/

XI/2016/Jtg tanggal 15 November 2016.

16. Dugaan TPK dalam pengelolaan dana bantuan

pemerintah pada SMPN 3 Gerung Tahun Anggaran 2011

dan 2012 atas nama tersangka RIJONO MUGI BASKORO

dan H. JUMRAH, oleh Penyidik Polres Lombok Barat.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan lebih dari 1 (satu) tahun dan terkendala

dalam pemenuhan petunjuk Jaksa Peneliti berkas

perkara

Hasil Supervisi: Perkara atas nama tersangka Rijono

Mugi Baskoro dan H. Jumrah dilakukan penghentian

penyidikan (SP3) dengan surat ketetapan dan SP3

tanggal 27 Juni 2016. Hal ini berdasarkan laporan

perkembangan penanganan perkara dari Polda Nusa

Tenggara Barat dengan surat nomor:B/5359/X/2016/

Dit Reskrimsus tanggal 31 Oktober 2016.

17. Dugaan TPK Pengadaan Tanah Untuk Fasilitas Umum

di Kelurahan Penaraga Kec. Raba Kota Bima yang

dilaksanakan oleh Bagian Administrasi Pemerintahan

Umum Setda Kota Bima TA. 2013 atas nama Tersangka

SYAHRULLAH, SH.MH, oleh Penyidik Polres Bima Kota.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan lebih dari 1 (satu) tahun dan terkendala

dalam pemenuhan petunjuk Jaksa Peneliti berkas

perkara

Hasil Supervisi: Berkas Perkara atas nama tersangka

Syahrullah, SH., MH telah dinyatakan lengkap (P21) dan

telah dilakukan penyerahan tersangka dan barang bukti

(Tahap II) ke JPU Kejari Raba Bima tanggal 18 Agustus

2016. Hal ini berdasarkan laporan perkembangan

penanganan perkara dari Polda Nusa Tenggara Barat

dengan surat nomor:B/5359/X/2016/Dit Reskrimsus

tanggal 31 Oktober 2016.

18. Dugaan TPK Penjualan Aset Pemda Kab. Bima berupa

Tanah dan Bangunan Los Pasar di Desa Waro Kec.

Monta, Kab. Bima atas nama tersangka MUHAMAD ALI,

SH, oleh Penyidik Polres Bima.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan lebih dari 1 (satu) tahun dan terkendala

dalam pemenuhan petunjuk Jaksa Peneliti berkas

perkara

Hasil Supervisi: Perkara atas nama tersangka Muhamad

Ali, SH dilakukan penghentian penyidikan (SP3) dengan

surat ketetapan dan SP3 tanggal 2 Juli 2016. Hal ini

berdasarkan laporan perkembangan penanganan

perkara dari Polda Nusa Tenggara Barat dengan surat

nomor:B/5359/X/2016/Dit Reskrimsus tanggal 31

Oktober 2016.

19. Dugaan TPK penyimpangan dalam penggunaan

dana hibah pada KADIN Provinsi Jawa Timur dan Biro

Perekonomian Setda Provinsi Jawa Timur tahun 2011

s/d 2014 atas nama Tsk H. Ir. LA NYALLA MATTALITTI,

oleh Penyidik Kejati Jawa Timur.

Posisi sebelum Supervisi: Perkara masih ditingkat

penyidikan dan terdapat kendala dalam penanganannya

Hasil Supervisi: Terdakwa atas nama H. Ir. LA NYALLA

MATTALITTI telah diputus oleh Majelis Hakim PN

Jakarta Pusat pada tanggal 27 Desember 2016 dengan

amar diantaranya menyatakan terdakwa tidak terbukti

secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana

korupsi. Hal ini berdasarkan laporan perkembangan

penanganan perkara dari Kejati Jawa Timur dengan

surat nomor:B- 7026/O.5/Ft.1/ 12/2016 tanggal 27

Desember 2016.

Page 219: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

217

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Penanganan Perkara TPK

NO 2016

1 Penyelidikan 96

2 Penyidikan 99

3 Penuntutan 76

4 Inkracht 70

5 Eksekusi 81

Perkara TPK Berdasarkan Modus

NO MODUS 2016

1 Pengadaan Barang/Jasa 14

2 Perizinan 1

3 Penyuapan 79

4 Pungutan 1

5 Penyalahgunaan Anggaran 1

6 TPPU 3

7 Merintangi Proses KPK

JUMLAH 99

Perkara TPK Berdasarkan Jabatan

NO JABATAN 2016

1 Anggota DPR dan DPRD 23

2 Kepala Lembaga/Kementerian 2

3 Duta Besar -

4 Komisioner -

5 Gubernur 1

6 Walikota/Bupati dan Wakil 9

7 Eselon I, II dan III 10

8 Hakim 1

9 Swasta 28

10 Lain-lain 25

JUMLAH 99

Perkara TPKBerdasarkan Instansi

NO INSTANSI 2016

1 DPR RI 15

2 Kementerian/Lembaga 39

3 BUMN/BUMD 11

4 Komisi

5 Pemerintah Provinsi 13

6 Pemkab/Pemkot 21

JUMLAH 99

Perkara TPK Berdasarkan Wilayah

NO WILAYAH 2016

1 Pemerintah Pusat 29

2 Jawa 44

3 Sumatera 20

4 Sulawesi 2

5 Maluku 1

6 Kalimantan

7 Bali

8 Papua

9 Kepulauan Sunda Kecil 3

10 Malaysia

11 Singapura

TOTAL 99

Page 220: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

218

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 12PEMULIHAN ASET, PELACAKAN

ASET & LELANG

TAHUN 2016

Page 221: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

219

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PEMULIHAN ASET, PELACAKAN ASET &

LELANG

PEMULIHAN ASET (ASSET RECOVERY)

Nilai Putusan Pengadilan:

Tahun Denda Uang Pengganti Uang Rampasan Total

Des 2016 26.250.000.000 84.404.193.758 291.746.919.958 402.401.113.716

Nilai Aset yang Berhasil DilacakNILAI ASET YANG BERHASIL DILACAK

Sepanjang 2016, KPK telah berhasil melacak sejumlah aset

senilai Rp 382,784,665,936 dari 20 tindak pidana korupsi

yang ditangani.

Pelaksanaan Lelang/Hibah/Alih Fungsi

Pemanfaatan

No

Nomor Risalah

Lelang dan/

atau berita

acara hibah/

alih fungsi

pemanfaatan

Tanggal

Risalah

Lelang dan/

atau berita

acara hibah/

alih fungsi

pemanfaatan

Nama

Terpidana

Aset yang dilelang/dihibahkan/alih

fungsi pemanfaatanKeterangan

1 Belum Dikirim 14 Jan 2016

Angelina

Patricia Pingkan

Sondakh

tanah seluas 1.000 M2 sesuai buku

tanah Hak Milik No 6482 di Desa

Canggu

Tidak Ada

Penawaran

2 033/2016 12 Feb 2016Luthfi Hasan

Ishaaq

1 (satu) unit kendaraan roda empat,

Toyota FJ Cruiser 4.0 L WD

Tidak Ada

Penawaran

3 032/2016 12 Feb 2016Luthfi Hasan

Ishaaq

7 (tujuh) Unit Kendaraan roda empat

Merk/Type:

- Toyota FJ Cruiser 4.0;

- Caravelle 2.0 TDI;

- Mazda CX-9 AT;

- Mitsubishi Grandis;

- Mitsubishi Pajero Sport;

- Nissan Frontier Navara;

- Toyota Alphard.

Laku hanya satu

yaitu Mitsubishi

Pajero Sport

4 190/2016 12 Feb 2016 Djoko Susilo

Sebidang tanah yang terletak di Jl.

Bukit Golf II No. 12 Kelurahan Jangli,

Kecamatan Tembalang, Kabupaten

Semarang dengan luas sebesar 752

M2

Tidak Ada

Peminat

5 131/2016 2 Feb 2016 Ahmad Jauhari

1 (satu) bidang tanah dengan luas

1.146 M2;

2 (dua) bidang tanah dengan luas

1.125 M2,

Tidak Ada

Peminat

6 193/2016 29 Maret 2016 Djoko Susilo

3 aset : rumah dan tanah di

Mojosongo, laweyan dan Manahan;

laku 1 (satu) aset

tanah dan rumah

di mojosongo

7 0208/2016 4 April 2016 Rusli Zainal

1 (satu) unit kendaraan bermotor

roda empat merk Suzuki Futura ST

150 Tahun 2005 Nopol BM 9010 AI,

dengan harga limit Rp29.087.000,00

(dua puluh sembilan juta delapan

puluh tujuh ribu rupiah)

Tidak Ada

Peminat

Page 222: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

220

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

No

Nomor Risalah

Lelang dan/

atau berita

acara hibah/

alih fungsi

pemanfaatan

Tanggal

Risalah

Lelang dan/

atau berita

acara hibah/

alih fungsi

pemanfaatan

Nama

Terpidana

Aset yang dilelang/dihibahkan/alih

fungsi pemanfaatanKeterangan

8 644/2016 10 Mei 2016Machfud

Suroso

Tanah dan bangunan yang terletak

di Blok Pasir Reungit Desa Jayabakti

Kecamatan Cidahu Kabupaten

Sukabumi Propinsi Jawa Barat

berdasarkan Sertifikat Hak Milik

Nomor : 150/Jayabakti, seluas 2.335

M2

Tidak Ada

Peminat

9 142/2016 24 Mei 2016Anas

Urbaningrum

1 (satu) bidang Tanah di Ds.

Panggungharjo Sewon Bantul

seluas 280mU, SHM Nomor: 11983.

1 (satu) bidang Tanah di Ds.

Panggungharjo Sewon Bantul

seluas 389mU, SHM Nomor: 5193.

1 (satu) bidang Tanah dengan SHM

Nomor: 542/Mantrijeron seluas

±200mU yang terletak di Jl. DI

Panjaitan Mantrijeron Yogyakarta.

Tidak Ada

Peminat

10 793/2016 26 Mei 2016Anas

Urbaningrum

Sebidang tanah beserta bangunan

di atasnya, luas tanah 1.526m2

(seribu lima ratus dua puluh enam

meter persegi) sesuai dengan buku

tanah Hak Milik Nomor 4868 yang

berlokasi di Ds. Harjamukti Kec.

Cimanggis, Kota Depok an. Anas

Urbaningrum

Tidak Ada

Peminat

11 Belum dikirim 26 Mei 2016Tafsir

Nurchamid

1 (satu) unit Ruko yang berlokasi di

The Great Saladdin Square Blok C

No 28, dengan luas tanah 57,9 m2,

luas bangunan 180 m2, Kelurahan

Depok, Kecamatan Pancoran Mas,

Kota Depok, Jawa Barat,

Tidak Ada

Peminat

12 Belum dikirim 23 Juni 2016Anas

Urbaningrum

3 (tiga) bidang tanah di jual dalam 1

paket

Tidak Ada

Peminat

13 Belum dikirim 23 Juni 2016Machfud

Suroso

5 (lima) Bidang Tanah dan bangunan

di Kebayoran lama

2 (dua) Bidang Tanah dan bangunan

di Cilandak, Jaktim

Tidak Ada

Peminat

14 Belum dikirim 23 Juni 2016 Ade Swara

1 (satu) bidang tanah berikut

bangunan diatasnya sesuai

dengan Sertifikat Hak Milik No.488/

Petogogan, atas nama ALI HAMIDI,

SP, luas 566 m2, terletak di Jalan

Pulo Raya IV No.30, Kelurahan

Petogogan, Kecamatan Kebayoran

Baru, Jakarta Selatan.

Tidak Ada

Peminat

15 157/2016 3 Mei 2016Robert Edison

Siahaan

1 Rumah di Jalan Sutomo Pematang

SiantarLaku Terjual

16 Belum dikirim 17 Juni 2016Anas

Urbaningrum

3 (tiga) Bidang tanah sawah yang

terletak di KarawangLaku Terjual

Page 223: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

221

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

No

Nomor Risalah

Lelang dan/

atau berita

acara hibah/

alih fungsi

pemanfaatan

Tanggal

Risalah

Lelang dan/

atau berita

acara hibah/

alih fungsi

pemanfaatan

Nama

Terpidana

Aset yang dilelang/dihibahkan/alih

fungsi pemanfaatanKeterangan

17 181/2016 23 Juni 2016 Teddy Renyut

6 (enam) unit handphone dijual

dalam 1 (satu) paket terdiri dari:

Samsung GT-C3520, Nokia 105,

Nokia 210, Nokia E63, Blackberry Q5,

Blackberry 9105

Laku Terjual

18 183/2016 23 Juni 2016Machfud

Suroso

2 (dua) unit handphone dijual dalam

1 (satu) paket terdiri dari: Nokia E 90,

Blackberry Onyx 9700

Laku Terjual

19 180/2016 23 Juni 2016Anas

Urbaningrum

4 (empat) unit Handphone dijual

dalam 1 (satu) paket terdiri dari:

Blackberry 8520 Pin 2201F047,

Blackberry 8520 Pin 2202278D,

Blackberry 8520 Pin 220223C3,

Blackberry 8520 Pin 220167A3

Laku Terjual

20 179/2016 23 Juni 2016 Rusli Zainal 1 (satu) unit Tas Merk Polo Clasic Laku Terjual

21 184/2016 23 Juni 2016 Annas Maamun

5 (lima) unit handphone dijual dalam

1 (satu) paket terdiri dari: Nokia 7230,

Nokia C2-01, Apple Iphone 5S 32GB,

Samsung GT-B5330, Blackberry

Porsche

Laku Terjual

22 185/2016 23 Juni 2016 Ade Swara

4 (empat) unit handphone dijual

dalam 1 (satu) paket terdiri dari:

Samsung GT-E1232B, Nokia X2-01,

Blackberry Model 9900, Samsung

GT i9152, 2 (dua) unit Flashdisk

terdiri dari: Flashdisk Merk Kingston,

Flashdisk Merk Toshiba, dan 1 (satu)

unit DVR CCTV merk EDGE

Laku Terjual

23 182/2016 23 Juni 2016Mario Cornelio

Bernardo

1 (satu) unit Tas Selempang Merk

Jamsam dan 1 (satu) unit G Plus

G-638 dijual dalam 1 (satu) paket

Laku Terjual

24 - 23 Juni 2016 Djoko SusiloSPBU Kendal Jawa Tengah Tidak Ada

Peminat

25 - 15 Juni 2016 Djoko SusiloSebidang tanah seluas 60 ha

Subang Jawa Barat

Tidak Ada

Peminat

26 - 24 Mei 2016Jefferson

Rumajar

2 (dua) Bidang Tanah di Manado Tidak Ada

Peminat

27 Belum dikirim 23 Juni 2016Maria Elizabeth

Liman

HP Vertu Model Constellation, Apple

Iphoe 5 Model A1429, Apple Iphoe

5 Model A1429, Blackberry Gemini

Curve

Laku Lelang

28 Belum dikirim 23 Juni 2016 M. Akil Mochtar

1 bidang tanah dan bangunan,

2 mobil, 27 HP, 1 Ipad, 1 tablet, 4

hardisk

Tidak Ada

Peminat

29 Belum dikirim 23 Juni 2016 Hari Sabarno

1 (satu) unit mobil merk Volvo

Model/Type XC90T6 No. Pol B 448

HR

Tidak Ada

Peminat

30 426/2016 24 Nov 2016Anas

Urbaningrum

3 Bidang tanah seluas= 280 M2, 389

M2, 200 M2

Tidak Ada

Penawaran

Page 224: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

222

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 13

PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

TAHUN 2016

Page 225: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

223

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

1. Studi/Kajian Sektor Strategis

NO KEGIATAN PENJELASAN

1. Kajian Kebijakan Pendanaan Subsidi

Pertanian

Di Indonesia, subsidi di bidang pertanian (baca subsektor pertanian)

menjadi instrumen kebijakan distributif pemerintah dalam membangun

sektor pertanian. Implementasi kebijakan subsidi merupakan bagian

upaya meningkatkan kapasitas produksi petani serta bentuk komitmen

pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.

Secara praktik, kebijakan subsidi belum sepenuhnya efektif. Alih-

alih menjadi alat memacu produktivitas pangan di tingkat lokal,

implementasi program-program subsidi belum sepenuhnya berjalan

optimal. Juga dengan Program Asuransi Usaha Tanam Padi. Dari target

1 juta hektar di 2016, sampai dengan November, realisasi luas sawah

yang terhimpun dalam Program AUTP baru mencapai angka ± 30%.

Belum optimalnya capaian program-program subsidi dipengaruhi pula

oleh disain kebijakan yang ditetapkan. Dalam Program Benih Bersubsidi,

efektivitas implementasinya terdegradasi oleh pelaksanaan Program

Bantuan Langsung Benih Unggul yang juga didisain pemerintah pusat.

Penyerapan benih bersubsidi acap tersendat dikarenakan petani

lebih memilih menggunakan benih gratis yang terwujud melalui

Program Bantuan Langsung Benih Unggul. Mahalnya bahan baku gas

yang diterima produsen pupuk bersubsidi berimbas pula terhadap

melambungnya pembayaran pupuk bersubsidi. Tantangan lain yang

dipandang menjadi penambah urgensi dilakukannya kajian subsidi

yakni belum optimal pengawasan atas implementasi program-program

subsidi. Secara umum, pola pengawasan belum mengoptimalkan

peran-peran dari semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam

pelaksanaan sebuah program.

Kajian ini menghasilkan beberapa rekomendasi, di antaranya:

Kementerian Pertanian meningkatkan akuntabilitas penerima subsidi

dengan meredisain pola penyaluran subsidi secara langsung kepada

petani; Kementerian Pertanian mengintegrasikan program benih

bersubsidi dan Program Benih Unggul Bantuan Langsung secara terpadu;

negara segera membayar tunggakan pembayaran subsidi kepada

PIHC; Kementerian Pertanian meningkatkan pengawasan terhadap

pelaksanaan program subsidi; Pemerintah menyesuaikan harga gas

bagi produsen pupuk bersubsidi sesuai harga pasar internasional;

Kementerian Pertanian meningkatkan partisipasi masyarakat guna

mengawasi pelaksanaan program subsidi; Kementerian Pertanian

meningkatkan integrasi petani-petani individual dalam kelompok

tani; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong dan

menegaskan komitmen Perbankan Penyalur KUR untuk menyalurkan

KUR bagi petani; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

menginsersi skema KKPE dalam Pemberian Kredit Program Bagi Petani.

Dengan melakukan Kajian Tataniaga Komoditas Beras diharapkan akan

dapat diidentifikasi kelemahan yang berpotensi terjadinya tindak pidana

korupsi pada sistem penyediaan komoditas pangan strategis mulai dari

proses produksi, distribusi hingga pemasaran ke konsumen, agar dapat

diberikan rekomendasi perbaikan untuk mencegah terjadinya tindak

pidana korupsi karena kelemahan sistem tersebut.

Page 226: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

224

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

2 Kajian Tata Niaga Komoditas Pangan

Strategis: Beras

Dengan melakukan Kajian Tataniaga Komoditas Beras diharapkan

akan dapat diidentifikasi kelemahan yang berpotensi mengakibatkan

terjadinya tindak pidana korupsi pada sistem penyediaan komoditas

pangan strategis beras, mulai dari proses produksi, distribusi, hingga

pemasaran ke konsumen, agar dapat diberikan rekomendasi perbaikan

untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi karena kelemahan

sistem tersebut.

Kajian ini mendapatkan beberapa hasil analisis bahwa antara pada

tata niaga beras adalah pihak yang paling diuntungkan dalam sistem

perberasan. Beberapa oknum juga telah terbukti mempermainkan

pasokan dan harga yang merugikan petani dan konsumen, Peran Bulog

sebagai buffer-stock kurang efektif dan seringkali kontra produktif,

Pemerintah sering gagal menstabilkan harga dan menjaga pasokan

karena keterbukaan informasi yang kurang optimal dari pelaku

tata niaga, Akurasi data pertanian menjadi simpul permasalahan

yang mengakibatkan pengambilan kebijakan tidak tepat dan dapat

dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan

pribadi. Sedangkan formulasi rekomendasi yang diberikan adalah:

1. Reformasi sistem tata niaga beras: mengoptimalkan fungsi koperasi

dan membangun sistem informasi yang andal.

2. Pemerintah segera membenahi data: luas lahan persawahan,

identitas petani dipadankan dengan NIK, beserta dengan

kepemilikan lahannya; stok, pengolahan dan penjualan gabah dan

beras pada penggilingan perorangan dan swasta; administrasi

birokrasi dan pemutakhiran data tanda daftar gudang (TDG) dari

pelaku usaha pangan, utamanya gudang beras, dan Data stok dan

penjualan pada pasar-pasar besar di seluruh wilayah Indonesia.

3. Evaluasi fokus kebijakan bantuan Pemerintah.

4. Revitalisasi peran Bulog sebagai buffer-stock: perbaikan

infrastruktur dan regulasi

Pada akhir 2015 hingga awal 2016 terjadi gejolak harga jagung di

pasar yang diikuti peningkatan harga ayam potong dan telur, hal ini

dikarenakan produksi jagung domestik tidak mencukupi kebutuhan

pakan ternak unggas. Permasalahan ini coba diselesaikan para

pengusaha pakan ternak dengan melakukan impor dari beberapa

negara. Dua Kementerian terkait, yakni Kementerian Pertanian

(Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), berbeda

pendapat mengenai tata kelola importasi jagung untuk bahan pakan

ternak ini. Kementan mengatakan bahwa impor jagung tersebut tidak

sah, karena Kementan belum mengeluarkan rekomendasi impor.

Sementara, Kemendag menyampaikan bahwa impor jagung itu tidak

melanggar aturan, karena Kemendag sebagai institusi yang berwenang

mengatur perdagangan dalam negeri dan luar negeri, belum mengatur

tata cara impor jagung sebagai bahan pakan ternak.

Kajian ini menghasilkan beberapa rekomendasi, yaitu: Kementan dan

Kemendag duduk bersama untuk meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas dalam keseluruhan siklus kebijakan importasi; Kementan

membangun basis data yang handal atas produksi komoditas jagung

dalam negeri; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

perlu berperan lebih optimal dalam tatakelola komoditas jagung;

Pemerintah membangun mekanisme dan kapasitas BULOG yang diberi

tugas untuk menjaga stok jagung dalam negeri; Pemerintah perlu

memperhatikan aspek teknis dan waktu dalam mengambil kebijakan

importasi komoditas jagung sebagai bahan pakan ternak; Kementerian

Pertanian cq. Barantan agar melepaskan jagung impor yang masih

ditahan, agar Bulog dapat segera mendistribusikan kepada industri

pakan dan peternak mandiri.

Page 227: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

225

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

3 Kajian Tata Niaga Komoditas Pangan

Strategis: Jagung

Pada akhir 2015 hingga awal 2016 terjadi gejolak harga jagung di

pasar yang diikuti peningkatan harga ayam potong dan telur, hal ini

dikarenakan produksi jagung domestik tidak mencukupi kebutuhan

pakan ternak unggas. Permasalahan ini coba diselesaikan para

pengusaha pakan ternak dengan melakukan impor dari beberapa negara.

Dua Kementerian terkait, yakni Kementerian Pertanian (Kementan) dan

Kementerian Perdagangan (Kemendag), berbeda pendapat mengenai

tata kelola importasi jagung untuk bahan pakan ternak ini. Kementan

mengatakan bahwa impor jagung tersebut tidak sah, karena Kementan

belum mengeluarkan rekomendasi impor. Sementara, Kemendag

menyampaikan bahwa impor jagung itu tidak melanggar aturan, karena

Kemendag sebagai institusi yang berwenang mengatur perdagangan

dalam negeri dan luar negeri, tidak mengeluarkan peraturan khusus

tentang tata cara impor jagung sebagai bahan pakan ternak.

Kajian ini menghasilkan beberapa rekomendasi, yaitu: Kementan dan

Kemendag duduk bersama untuk meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas dalam keseluruhan siklus kebijakan importasi; Kementan

membangun basis data yang handal atas produksi komoditas jagung

dalam negeri; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

perlu berperan lebih optimal dalam tatakelola komoditas jagung;

Pemerintah membangun mekanisme dan kapasitas BULOG yang diberi

tugas untuk menjaga stok jagung dalam negeri; Pemerintah perlu

memperhatikan aspek teknis dan waktu dalam mengambil kebijakan

importasi komoditas jagung sebagai bahan pakan ternak; Kementerian

Pertanian cq. Barantan agar melepaskan jagung impor yang masih

ditahan, agar Bulog dapat segera mendistribusikan kepada industri

pakan dan peternak mandiri.

4 Kajian Sistem Pengelolaan Sumber

Daya Air

Kajian sistem pengelolaan sumber daya air di Jakarta, dilatarbelakangi

oleh adanya keterbatasan pasokan air bersih ditengah-tengah fenomena

banjir pada saat musim hujan. Potensi air baku di DKI Jakarta mencapai

880,577 juta m3/tahun dari air tanah dengan curah hujan sebesar 6,5

milyar m3 per tahun. Namun sampai dengan saat ini, pasokan air bersih

sebagian besar warga masyarakat masih mengandalkan air tanah. Air

baku untuk pasokan air bersih PDAM masih mengandalkan pasokan

dari Waduk Jatiluhur karena air yang mengalir dari 13 sungai di Jakarta

tidak bisa diandalkan. Hal ini terjadi karena sejumlah faktor terkait

dengan tata kelola. Di tengah kesenjangan pasokan tersebut, sejumlah

persoalan muncul seperti ekspolitasi yang berlebihan terhadap air

tanah, kerusakan dan pencemaran air permukaan, penggunaan air

tanah secara illegal, pembayaran pajak air tanah yang tidak sesuai

dengan seharusnya, pencurian air bersih milik PAM Jaya, dan alih fungsi

badan sungai untuk berbagai kepentingan.

Persoalan tata kelola dimulai dari perencanaan pengelolaan sumberdaya

airyang tidak efektif, koordinasi dan kerjabersama lintas lembaga yang

belum berjalan dengan baik, instrumen pengendalian kerusakan dan

pencemaran sumberdaya air yang tidak bekerja optimal, pengawasan

yang lemah, serta penegakan hukum yang tidak optimal. Persoalan juga

muncul karena adanya kelemahan dari sejumlah kebijakan, program

pemerintah yang tidak berjalan efektif, serta permasalahan kompleks

yang dihadapi oleh PAM Jaya sebagai perusahaan penyedia air bersih.

Dari sisi tatakelola air bawah tanah, di 2014, Pemda DKI menerima

pemasukan dari Pajak Air Tanah sebesar Rp 102 Milyar dengan jumlah

sumur bor sebanyak 4.473 titik. Sementara itu berdasarkan pemodelan

dari Kumamoto University, volume pengambilan air bawah tanah di DKI

10-12x lebih besar dari yang dilaporkan.

Page 228: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

226

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

Melihat persoalan tersebut, KPK dengan melibatkan instansi pemerintah

daerah, pemerintah pusat, pelaku usaha, dan Civil Society Organization

(CSO) akan mendorong dilakukan upaya bersama untuk memperbaiki

tata kelola pengelolaan sumberdaya air di Jakarta. Kegiatan ini terdiri

dari 3 tahapan yakni pembangunan database yang menjadi baseline

pembuatan kebijakan, langkah-langkah strategis untuk mendorong

kepatuhan pelaku usaha dan pemegang izin dalam melaksanakan

kewajibannya, melakukan monitoring program-program khusus, dan

mensupervisi permasalahan lintas pihak. Tiga pendekatan kegiatan

adalah evidence based, living documents dan beyond corruption.

Kegiatan bersama ini juga akan memonitoring upaya-upaya sistematis

untuk menyelamatkan sumberdaya air di DKI Jakarta sekaligus untuk

menjaga daya dukung lingkungan demi keberlanjutan kota Jakarta.

5 Kajian Sistem Pengelolaan

Komoditas Kelapa Sawit

Perkebunan Indonesia merupakan salah satu sektor penyokong

perekonomian bangsa. Sejak awal kemerdekaan, berbagai komoditas

hasil perkebunan Indonesia, seperti kakao, kopi, karet, cengkeh, pala,

merica dan kemudian sawit berkontribusi penting terhadap keuangan

negara. Sawit bahkan melejitkan Indonesia menjadi salah satu negara

terkemuka pengekspor Crude Palm Oil (CPO) pada beberapa dekade

terakhir.

Namun di tengah pertumbuhan komoditas-komoditas perkebunan

yang sedemikian rupa, kontribusi sektor ini terhadap penerimaan

negara dan perekonomian masyarakat belumlah optimal. Berdasarkan

informasi yang diterima dari internal Kementerian Pertanian dan hasil

diskusi dengan beberapa pakar, terdapat sejumlah permasalahan

signifikan yang mengemuka di sektor perkebunan. Permasalahan-

permasalahan tersebut ditemukan mulai dari aspek regulasi sampai

dengan aspek operasional. Sebagai gambaran singkat, permasalahan

di sektor perkebunan mencakup lemahnya perencanaan di sektor

perkebunan, lemahnya pengendalian dalam perizinan di sektor

perkebunan, belum optimalnya wilayah kelola masyarakat, lemahnya

instrumen pengendalian dan pengawasan dalam pengelolaan

perkebunan yang menyebabkan hilangnya potensi keuangan negara,

dan lemahnya industrial policy dalam usaha perkebunan.

Memperhatikan kondisi di atas, KPK memandang perlu dilakukannya

kajian komprehensif guna merumuskan langkah-langkah strategis

pembenahan di sektor perkebunan ini, khususnya perkebunan sawit.

Kajian ini tidak hanya berfokus pada potensi korupsi yang berimbas

pada kerugian keuangan negara, namun juga terhadap kegagalan

negara dalam mengelola sektor perkebunan sawit untuk sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat.

Hasil kajian antara antara lain terkait Kelemahan Pelaksanaan Kebijakan

Penghimpunan Dana BPDPKS, Kelemahan Tata Laksana Pungutan

Ekspor, Kelemahan Tata Laksana Penggunaan Dana, dan lain lain

Page 229: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

227

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

6 Kajian Infrastruktur (Jalan) Perencanaan yang baik merupakan salah satu awal dari keberhasilan

dari suatu kegiatan, oleh karena itu suatu kegiatan tidak bisa dilakukan

secara mendadak. Oleh karena itu seluruh kegiatan harus dimasukkan

kedalam rencana kerja, rencana trategis dan lain sebagainya. Kegiatan

yang disisipkan dan dilaksanakan tanpa ada perencaaan terlebih dahulu

cenderung diindikasikan sebagai sebuah fraud. Hal ini meyebabkan

terjadinya pergeseran tindak pinda korupsi yang sudah masuk ke

dalam tahap perencanaan anggaran dan kegiatan infrastuktur. Melihat

kedua kasus tersebut yang sudah mulai masuk ketahap perencanaan

anggaran, KPK merasa perlu untuk melakukan kajian pada perencanaan

anggaran pembangunan infrastruktur untuk memetakan titik titik

rawan korupsi dalam perspektif pencegahan korupsi.

Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap perencana anggaran

Kementerian PUPR, masih banyak tahapan dan data yang perlu didalami

lebih lanjut. Hal ini dikarenakan masih banyak ditemukan permasalahan

yang berpotensi menjadi tindak pidana korupsi dan kegiatan yang

dilakukan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh karena itu

diperlukan kajian lebih lanjut untuk memetakan potensi korupsi yang

mungkin terjadi dan memberikan rekomendasi pencegahan korupsi

kepada Kementerian PUPR.

7 Kajian JKN: Farmasi Kajian tata kelola obat dalam JKN dilatarbelakangi oleh beberapa

permasalahan, antara lain tingginya belanja obat di Indonesia (berkisar

40% dari belanja kesehatan, sementara Jepang berkisar 19% dan

Jerman 15%), mahalnya harga obat di Indonesia (termahal di ASEAN),

perbandingan harga yang cukup tinggi antara obat generik dengan

generik bermerk (1:2 hingga1:40), masih belum optimalnya penggunaan

e-catalogue obat (baru 89% Dinkes dan 33% RS Pemerintah) serta

ketatnya persaingan di industri farmasi yang mengakibatkan tingginya

biaya promosi (marketing fee), bahkan mencapai 40% dari biaya

produksi.

Hasil kajian menemukan beberapa potensi permasalahan terkait hal

berikut:

1. Formularium Nasional (FORNAS): Ketidaksesuaian FORNAS dan

E-catalogue Obat dan Aturan Perubahan FORNAS Berlaku Surut

Sehingga Melanggar Asas Kepastian Hukum

2. Rencana Kebutuhan Obat (RKO): Tidak Akuratnya RKO Sebagai

Dasar Pengadaan E-catalogue Obat

3. Pengadaan E-catalogue Obat: Mekanisme Pengadaan Obat

Melalui E-catalogue Belum Optimal (al: terjadinya gagal lelang,

adanya kelemahan aplikasi E-catalogue, penerapan sanksi untuk

wanprestasi belum dilakukan)

4. Belanja dan Penggunaan Obat: Ketidaksesuaian Daftar Obat pada

Panduan Praktik klinis (PPK) Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) dengan FORNAS FKTP dan Belum Ada Aturan Minimal

Kesesuaian FORNAS pada Formularium Rumah Sakit/Daerah

5. Monitoring dan evaluasi: Belum Optimalnya Monitoring dan Evaluasi

Terkait Pengadaan Obat dan Lemahnya Koordinasi Antar Lembaga

(Kemkes-LKPP-BPOM)

Atas potensi permasalahan di atas, hasil kajian dan saran perbaikan

telah disampaikan Pimpinan KPK kepada instansi terkait (Kemkes, LKPP

dan BPOM) pada 19 Oktober 2016. Instansi terkait disarankan untuk

melakukan perbaikan yang komprehensif dan terpadu yang melibatkan

seluruh stakeholder, yakni:

Page 230: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

228

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

1. Kemenkes agar melengkapi aturan yang belum ada (mis: referensi

harga obat FORNAS, kesesuaian FORNAS dalam Formularium

RS, aturan main belanja obat di e-catalogue); memperbaiki dan

sinkronisasi aturan yang bertentangan dalam pelaksanaan

FORNAS; memperbaiki mekanisme RKO dan pengadaan melalui

e-catalogue; dan melakukan proses monev sebagai dasar evaluasi

kebijakan pengadaan obat

2. LKPP dan Kemenkes agar menyempurnakan aplikasi yang telah

dibangun (e-catalogue, e-money) agar terintegrasi

3. Kemenkes/LKPP/BPOM membangun SOP bersama untuk

kegiatan yang melibatkan pekerjaan lintas instansi dalam rangka

memperkuat koordinasi.

8 Kajian Proses Keberatan dan

Banding pda Ditjen Pajak

Latar belakang dilakukan Kajian Proses Keberatan dan Banding di DJP

salah satunya adalah bahwa KPK telah melakukan kajian proses banding

di Pengadilan Pajak (PP) pada tahun 2011. Selain itu masih terdapat

masalah bahwa 60% kasus banding di PP memenangkan Wajib Pajak

(DJP kalah). Untuk menghasilkan perbaikan yang komprehensif sebagai

suatu rangkaian proses dari hulu ke hilir dan maka perlu diidentifikasi

pula titik-titik rawan korupsi pada proses keberatan dan banding di DJP

yang akhirnya bermuara di Pengadilan Pajak.

Berdasarkan kajian lapangan ditemukan permasalahan:

1. Belum optimalnya fungsi evaluasi keberatan dan banding (belum

fokus pada evaluasi materil substantive)

2. Belum tegasnya fungsi strategis keberatan dan banding (sebagai

pendukung penerimaan pajak, pelayanan, atau keadilan untuk WP)

3. Inkonsistensi indeks kinerja proses pemeriksaan hingga peninjauan

kembali (indeks kinerja proses yang berkaitan tidak saling

mendukung)

4. Sumber daya manusia (tidak meratanya beban kerja Penelaah

Keberatan, Kurangnya pelatihan untuk peningkatan kompetensi

Penelaah Keberatan, tidak adanya perbedaan syarat dan urjab

untuk PK berbagai tingkatan)

5. Belum optimalnya Sistem Informasi proses keberatan dan banding.

9 Kajian Pengelolaan Dana Pendidikan

Tinggi

Kajian pengelolaan pendidikan tinggi dilatarbelakangi oleh besarnya

anggaran, yakni sebesar Rp. 46.63T di 2015 dan Rp.39,66 triliun di

2016. Selain itu kualitas pendidikan tinggi di Indonesia masih sangat

ketinggalan dibanding negara-negara tetangga. Hal ini dilihat dari

rendahnya APK pendidikan tinggi 27.83%, dan sedikitnya perguruan

tinggi Indonesia yang masuk ke daftar 500 besar dunia (world class

university) di 2016, hanya ada 2 (dua) PTN saja. Selain faktor tersebut,

KPK juga menangani beberapa kasus dan menerima pengaduan terkait

penyimpangan pada dana-dana Perguruan Tinggi.

Hasil observasi di 6 (enam) PTN sampel dengan mekanisme pengelolaan

yang beragam baik PTN satuan kerja, PTN BLU (Badan Layanan Umum)

dan PTN BH (Badan Hukum) beberapa permasalahan yang ditemukan

dalam pengelolaan pendidikan tinggi diantaranya: Belum jelasnya

regulasi penetapan tarif pada PTN di Lingkungan Kemenristek dan

Dikti, Belum ada regulasi dan formula yang mengatur pengelolaan

Bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN), Belum jelasnya

pemanfaatan aset pada PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Badan

Hukum), Tidak efektifnya pelaksanaan penelitian pada PTN, Banyaknya

masalah pada pengadaan barang dan jasa di lingkungan PTN,

Banyaknya pembangunan/proyek yang terhenti/mangkrak pada PTN,

Belum adanya evaluasi kelembagaan PTNBLU dan PTNBH.

Page 231: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

229

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

10 Kajian Pendidikan Tinggi Islam Sebagai kelanjutan dari kajian pendidikan tinggi di lingkungan

Kemenristek dan Dikti, untuk mendapatkan gambaran pendidikan

tinggi yang utuh dan menyeluruh, kajian pendidikan tinggi dilanjutkan

dengan objek kajian Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

di bawah Kementerian Agama. Ruang lingkup kajian adalah BOPTN,

Pengadaan barang dan jasa, dan pengelolaan aset (sarana/prasarana)

dan bantuan sarana prasarana.

ampel PTKIN yang diambil adalah 7 PTKIN dengan variasi PTKIN

berbentuk UIN (Universitas Islam Negeri), IAIN (Institut Agama Islam

Negeri) dan STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) baik yang

berupa BLU (Badan Layanan Umum) maupun satuan kerja. Beberapa

potensi permasalahan yang diperoleh dalam pelaksanaan kajian ini

antara lain:

1. Belum ditetapkannya tarif layanan non-pendidikan dan kontrak

kerjasama pihak ketiga di beberapa PTKIN;

2. Belum jelasnya pembagian dana sarana prasarana baik yang

bersumber dari Rupiah Murni maupun SBSN (Surat Berharga

Syariah Negara) pada PTKIN;

3. Belum jelasnya kepemilikan aset rusunawa yang merupakan hibah

dari Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)

4. Banyaknya permasalahan terkait pembayaran honor, pembayaran

tunjangan dan profesi di lingkungan PTKIN;

5. Belum jelasnya formulasi alokasi BOPTN kepada PTKIN;

6. Belum optimalnya fungsi dewan pengawas pada PTKIN BLU;

7. Banyaknya masalah terkait penetapan dan pelaksanaan UKT (Uang

Kuliah Tunggal) di PTKIN

11 Kajian Penyusunan Alat Diagnostik

Pencegahan Fraud pada Fasilitas

Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut

(FKRTL)

Sebagai tindak lanjut rekomendasi KPK dalam membangun

pencegahan korupsi pada Sistem Jaminan Kesehatan Nasional,

Kementerian Kesehatan mengeluarkan Permenkes 36/2015 tentang

Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Pada Sistem Jaminan Sosial Nasional. Implementasi nyata

dari Permenkes 36/2015 ini sangat penting mengingat Fraud dalam

JKN seperti gunung es. Sebagai gambaran, berdasarkan laporan BPJS

kesehatan, sampai dengan Juni 2015, dengan pengawasan yang masih

minim saja, telah terdeksi sebanyak 175.774 klaim FKRTL dengan nilai

sebesar Rp. 440 Milyar yang terduga fraud.

Meski Permenkes 36/2015 mewajibkan FKRTL membangun sistem

pencegahan kecurangan, namun belum menjelaskan standar minimum

yang jelas sistem pencegahan seperti apa yang perlu dibangun FKRTL.

Standar diserahkan ke FKRTL, sehingga perlu adanya standarisasi sistem

pencegahan yang dibangun oleh FKRTL untuk meminimalkan “selera”

atau subyektifitas pemilik atau pejabat FKRTL dalam membangun

sistem pencegahan. Oleh karena itu, perlu adanya alat diagnostik

yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat implementasi

pembangunan sistem pencegahan fraud/korupsi di FKRTL sekaligus

menjadi panduan untuk menentukan langkah demi langkah yang perlu

diambil untuk membangun sistem pencegahan fraud/korupsi di FKRTL.

nstumen/perangkat yang harus dimiliki FKRTL dalam pencegahan fraud

berdasarkan Permenkes 36/2015 dibagi menjadi 4 (empat) kelompok

sebagai berikut:

1. FKRTL membangun sistem pencegahan kecurangan (fraud) dalam

pelayanan kesehatan pada JKN .

2. FKRTL melakukan upaya pencegahan kecurangan terhadap seluruh

klaim yang diajukan kepada BPJS Kesehatan

3. FKRTL melakukan upaya deteksi dini kecurangan terhadap seluruh

klaim yang diajukan ke BPJS Kesehatan

4. Saluran Pengaduan kecurangan di FKRTL

Page 232: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

230

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

Dari hasil uji coba instrumen dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar isi dari instrumen dapat diterapkan di FKRTL karena merupakan

kegiatan yang sudah umum/ mulai dijalankan di rumah sakit. Selain

itu, RS mengalami kendala untuk menggabungkan beberapa fungsi/

kegiatan/kebijakan yang sudah berjalan secara terpisah untuk

memenuhi standar yang dipersyaratkan dalam Permenkes No. 36/2015.

Contohnya adalah terkait pembentukan tim anti fraud yang memiliki

fungsi hampir sama dengan Satuan Pengawasan Internal (SPI) yang

sudah ada di RS.I

Rekomendasi untuk tindak lanjut pasca ujicoba adalah:

1. Instrumen dapat digunakan stakeholder terkait (Dinkes atau

Kemkes) dalam menilai kesiapan dan kepatuhan internal di FKRTL

dalam membangun sistem anti fraud.

2. Melalui instrumen ini, Kemkes dapat mengembangkan standar

minimal yang diperlukan dalam membangun sistem pencegahan

Fraud di FKTRL

3. Dengan digunakannya instrumen ini dapat memacu FKRTL untuk

segera mengimplementasikan Permenkes 36/2015.

12 Studi Remunerasi Terbatas Terkait dengan instrumen remunerasi sebagai upaya pencegahan

korupsi, KPK telah melakukan studi untuk menjawab pertanyaan apakah

peluang korupsi dapat dikurangi dengan remunerasi yang layak. Hal ini

penting untuk diketahui, mengingat tersebarnya jabatan yang rawan

korupsi (rawan suap, dll) di satu sisi dan tiadanya mekanisme remunerasi

yang memadai di sisi lain. Dikhawatirkan, kondisi ini menimbulkan motif

bagi pemegang jabatan untuk melakukan korupsi.

Studi ini kemudian menghasilkan jawaban sebagai berikut: Pertama,

belum ada teori dan praktik yang dapat membuktikan secara

meyakinkan bahwa instrumen remunerasi (baik gaji maupun insentif

khusus) dapat mencegah korupsi. Meskipun demikian, untuk jenis

korupsi yang didorong oleh kebutuhan (need-driven corruption), masih

mungkin ditutupi dengan remunerasi yang layak atau yang dapat

memenuhi kebutuhan hidup. Kedua, terdapat setidaknya 4 parameter

yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jabatan rawan

korupsi, yakni wewenang jabatan (kewenangan untuk memutuskan/

merekomendasikan), pengambilan keputusan (tunggal/kolektif),

peluang kontak dengan pengguna jasa serta dampak finansial dari

pemberian layanan. Ketiga, jumlah remunerasi yang layak tidak dapat

dihitung untuk keseluruhan jabatan, mengingat kekhususan jabatan

publik yang tidak dapat dicari padanannya pada ranah jabatan privat.

13 Studi Penegakan Hukum Pada 2012 sampai dengan awal 2013, KPK bersama dengan akademisi

melakukan penghitungan biaya sosial korupsi mengacu kepada ilustrasi

4 kasus korupsi yang ditangani KPK dan telah berkekuatan hukum

tetap (inkracht); kasus pada sektor kehutanan, kasus pada sektor

kesehatan, sektor perdagangan, dan sektor transportasi. Hasilnya

penghitungan Biaya Sosial Korupsi memungkinkan penegak hukum

menuntut hukuman lebih tinggi dari perhitungan kerugian negara yang

saat ini sudah dilakukan. Namun, dari semua komponen biaya sosial

korupsi tidak semua langsung didapatkan formulasi penghitungannya,

mengingat variasi modus korupsi dan mekanisme penanganan yang

tidak selalu sama dan hampir secara keseluruhan cukup komplek.

Page 233: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

231

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

Hasil studi menunjukkan dalam konteks penerapan, biaya sosial korupsi

merupakan langkah panjang yang membutuhkan banyak dukungan

dari sisi regulasi dan komitmen para penegak hukum. Best practice dari

beberapa Negara seperti Inggris dan Amerika menunjukkan formula

penghitungan yang cukup rigid terkait hukuman badan dan hukuman

finansial. Akan tetapi sulit dilaksanakan di Indonesia mengingat tidak

ada integrasi data terkait kemampuan finansial (keuangan dan asset)

terdakwa. Jika integrasi data ini dilakukan di Indonesia, maka pengenaan

hukuman dapat dilakukan dengan formula yang cukup baku, sehingga

mengurangi subyektifitas jaksa dalam menuntut besaran hukuman

badan dan hukuman finansial. Harapannya, keadilan akan lebih

dirasakan dan pemulihan kerugian Negara dapat dilakukan.

Selain itu, terdapat beberapa penyesuaian konsep biaya sosial korupsi

jika ingin diterapkan di Indonesia:

1. Rumusan komponen biaya social korupsi; Dalam menerapkan

biaya social korupsi, komponen biaya antisipasi nampaknya tidak

disertakan. Mengingat, masih terdapat kesulitan dalam menentukan

batasannya. Dilihat dari definisi, pencegahan korupsi didefinisikan

sebagai suatu mekanisme reformasi birokrasi untuk mencegah

korupsi; seperti sistem administrasi keuangan, sistem manajemen

SDM, standar operasional prosedur, dst. Definisi yang sangat luas

tersebut menjadikan sulit untuk dapat mengambil salah satu proxy

yang mewakili untuk biaya antisipasi korupsi.

2. Pasal yang dapat dikenakan penghitungan biaya social korupsi;

Biaya Sosial dapat diterapkan tidak hanya pasal 2 dan 3, namun

pada pasal tentang suap-menyuap (yaitu; pasal 5 ayat 1a, pasal 5

ayat 1b, pasal 6 ayat 1a, pasal 6 ayat 1b, pasal 6 ayat 2, pasal 11, pasal

12 a, pasal 12 b, pasal 12 c, pasal 12 d, dan pasal 13) dan pemerasan

(yaitu; pasal 12 e, pasal 12 g, pasal 12 f, juga dapat dikenakan biaya

social korupsi, sepanjang terjadi damage/kerusakan atau kerugian

publik akibat dari tindakannya.

3. Definisi kerugian Negara; Biaya sosial korupsi ini menggunakan

definisi kerugian keuangan negara berdasarkan definisi dari hukum

perdata yaitu: “Yang dimaksudkan kerugian yang dapat dimintakan

penggantian itu, tidak hanya yang berupa biaya-biaya yang

sungguh-sungguh telah dikeluarkan (kosten), atau kerugian yang

sungguh-sungguh menimpa harta benda si berpiutang (schaden),

tetapi juga yang berupa kehilangan keuntungan (interessen), yaitu

keuntungan yang akan didapat seandainya si berutang tidak lalai

(winstderving/opportunity cost/opportunity loss.).”

4. Penuntutan ganti rugi; Penuntutan ganti rugi atau biaya social

korupsi menggunakan pasal 98 KUHAP (penggabungan perkara

ganti kerugian).

Page 234: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

232

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

14 Studi Pendanaan Pilkada Adanya kesenjangan antara biaya yang dikeluarkan Calon Kepala

Daerah (Cakada) dan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

(LHKPN), membuka peluang cakada untuk mencari dan menerima dana

tambahan. Seperti yang terungkap dalam rekaman sidang kasus suap

proyek pembangunan dan peningkatan jalan di Maluku dan Maluku

Utara, bahwa uang yang menjadi bagian suap dibagikan kepada Cakada

sebagai modal pencalonan. Menerima sumbangan dalam bentuk

dana kampanye merupakan salah satu bentuk material dari benturan

kepentingan. Benturan kepentingan yang tidak dikelola dengan baik

dapat mengarah pada terjadinya tindak pidana korupsi.

Hasil penelitian yang dilakukan dengan mewancarai 140 Cakada dan

146 Cawakada di tingkat Kota/Kabupaten/Provinsi yang kalah dalam

PIlkada Serentak 2015, menunjukkan hal yang sama. Bahwa mayoritas

Pasangan Calon (Paslon) menerima sumbangan untuk menutupi

kesenjangan antara harta kas dan pengeluaran Pilkada. Namun tidak

semua dilaporkan dalam Laporan Penerimaan Sumbangan Dana

Kamapanye (LPSDK). Selain itu, Cakada pun menyadari bahwa terdapat

konsekuensi saat menerima sumbangan, yang harus dibayarkan ketika

Cakada terpilih dan menjabat, yaitu berupa kemudahan perijinan,

kemudahan akses menjabat di pemerintah, kemudahan ikut serta

dalam lelang, keamanan dalam menjalankan bisnis, mendapatkan akses

dalam menentukan kebijakan/peraturan daerah dan mendapatkan

bantuan kegiatan sosial/hibah.

Untuk meminimalisasi potensi benturan kepentingan, maka KPK

mewajibkan Calon Kepala Daerah membuat laporan sumbangan yang

dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu kepada KPU,

Bawaslu/Panwaslu, DPR, KPK merekomendasikan untuk memperkuat

pengawasan, pencantuman sanksi, penerapan dan penegakkan

sanksi. Saat Kepala Daerah menjabat, maka Kemendagri dan BPK

direkomendasikan dapat mengawasi penggunaan dana APBD pada

t+1 dengan melakukan audit yang diperdalam dan diperluas terutama

pada penggunaan APBD di pos hibah, bansos, PBJ, program dan pos

lain yang dianggap rawan pada t-1, t-0 dan t+1.

2. Pengukuran

NO KEGIATAN PENJELASAN

1 Indeks Penegakan Hukum (IPH) Indeks Penegakan Hukum (IPH) mengukur efektivitas upaya penegakan

hukum di Indonesia. Dalam konteks nasional, IPH dihitung dan

dikerjakan di bawah koordinasi Bappenas. Peran KPK dalam kegiatan ini

adalah berkontribusi dalam memberikan indeks IPH khusus terhadap

penanganan kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan di KPK. Untuk

kepentingan KPK sendiri, IPH merupakan indikator keberhasilan KPK

pada sasaran strategis terintegrasinya upaya penindakan korupsi

dalam perspektif internal KPK yang harus diukur oleh KPK sebagai salah

satu target kinerja KPK pada Renstra KPK 2015-2019.

Page 235: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

233

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

Indeks Penegakan Hukum yang dikembangkan terdiri dari lima sub

indikator yaitu: (1) Rasio Persentase Penyelesaian Laporan Tindak

Pidana Korupsi (bobot 10%); (2) Rasio Persentase Penyelidikan yang

menjadi Penyidikan (bobot 20%); (3) Rasio Persentase Penyidikan yang

menjadi Tuntutan (bobot 30%); (4) Conviction Rate (bobot 30%); dan

(5) Execution Rate (bobot 10%). Formula penghitungan total Indeks

Penegakan Hukum didapatkan dengan menjumlahkan hasil perkalian

nilai masing-masing indikator dengan bobotnya masing-masing; Hasil

Pengukuran Indeks Penegakan Hukum KPK Tahun 2014 menghasilkan

nilai 50,06%, menurun dibanding tahun 2013 yang sebesar 61,80%.

2 Penilaian Integritas (Integrity

Asessment)

Penilaian Integritas (Integrity Asessment) dilakukan dalam rangka

memetakan kondisi integritas dan capaian upaya pencegahan korupsi

pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang menjadi

target kegiatan pencegahan korupsi. Dilakukan pertama kali oleh KPK

pada 2016 sebagai penyempurnaan dari kegiatan Survei Integritas yang

telah dilakukan dari tahun 2007-2014. Komponen Penilaian Integritas

terdiri dari Integritas Eksternal yang mencakup Indeks Korupsi, Indeks

Transparansi dan Indeks Akuntabilitas serta Integritas Internal yang

mencakup Indeks Budaya Integritas dan Indeks Integritas Kerja. Hasil

dari penilaian integritas adalah nilai indeks yang menunjukkan tingkat

integritas organisasi yang disurvei. Bagian penting dari penilaian

integritas adalah terdapatnya rekomendasi yang disampaikan dan harus

ditindaklanjuti oleh K/L/D berdasarkan nilai indeks yang diperoleh.

Penilaian Integritas Tahun 2016 dilakukan terhadap 64 Kementerian/

Lembaga dan Pemerintah Daerah (K/L/D) yang memiliki kerjasama

pencegahan korupsi dengan KPK. Kegiatan dilakukan KPK bekerjasama

dengan Badan Pusat Statistik sebagai pelaksana lapangan. Responden

terdiri dari responden internal yaitu pegawai/personil Organisasi

yang disurvei dan responden eksternal yaitu pihak eksternal yang

pernah mendapatkan layanan/berhubungan dengan K/L/D tersebut.

Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan menggunakan

kuesioner sebagai instrumen utama penggumpulan data. Teknik

pengisian kuesioner melalui perangkat elektronik dan self asessment

dilakukan oleh responden. Hasil wawancara diperdalam dengan Focus

Group Discussion (FGD) dengan melibatkan stakeholders kunci di K/L/D

yang disurvei. Adapun hasil penilaian integritas tahun 2016 masih diolah

oleh BPS.

3 Dukungan Pengukuran Kegiatan dukungan pengukuran dilakukan oleh Litbang dalam bentuk

konsultasi maupun bantuan teknis kegiatan pengukuran kepada

Direktorat/Biro/Kedeputian lain di internal KPK maupun lembaga di

luar KPK. Kegiatan dukungan pengukuran pada tahun 2016 setidaknya

terdiri dari 4 dukungan pengukuran internal, 3 di antaranya tertuang

dalam Renstra, yaitu: Indeks Integritas Kerjasama (PJKAKI), Indeks

Kepercayaan Publik (Dumas), Indeks Penegakan Hukum Korupsi Nasional

(Renkeu+Penindakan) dan yang tidak masuk ke Renstra adalah Indeks

Persepsi Pemberitaan (Humas). Sementara untuk dukungan eksternal

setidaknya terdapat pengukuran SPAK (BPS), Persepsi Anti Korupsi

(MSI), Integritas (Bappenas) dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).

Page 236: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

234

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

4 P e n g u k u r a n / M o n i t o r i n g

Pencegahan Korupsi Berbasis

Keluarga

Salah satu bentuk konkret dari kegiatan upaya pencegahan korupsi

berbasis keluarga adalah tersedia panduan serta tips & trik orangtua

untuk menginternalisasi nilai kejujuran kepada anak usia 4-9 tahun. Buku

Panduan tersebut dibutuhkan dalam rangka mengatasi keterbatasan

KPK dalam sumberdaya, supaya program tetap berjalan secara massif

walaupun tidak dikelola secara langsung oleh KPK. Panduan ini akan

disebarluaskan dan dapat digunakan oleh siapapun pihak yang

nantinya terlibat dalam program intervensi antikorupsi kepada keluarga

(misalnya BKKBN, pemerintah daerah, organisasi masyarakat,dsb).

Buku Panduan Pencegahan Korupsi berbasis Keluarga berisi tentang

urgensi program pencegahan korupsi berbasis keluarga, langkah-

langkah membangun program mulai dari baseline program, intervensi

program sampai pengukuran program, serta menjelaskan faktor

keberhasilan dan penghambat program .

3. Pengembangan & Tindak Lanjut

NO KEGIATAN PENJELASAN

1 Tindak Lanjut Kajian Komoditas

Gula

Pada tahun 2015, KPK telah merampungkan Kajian Tata Niaga Komoditas

Pangan Strategis Gula. Secara umum, kajian ini menyoroti pengolahan

produksi gula, regulasi impor raw sugar (gula mentah), dan data realisasi

impor gula. Dalam pengembangan kajian tahun 2016 sebagai tindak

lanjut dari Kajian Komoditas Gula kajian difokuskan kepada kewajiban

bagi industri gula rafinasi yang menggunakan bahan baku raw sugar

(gula mentah) ex-impor untuk membangun kebun tebu.

Menjelang berakhirnya jangka waktu 3 (tiga) tahun sebagaimana

yang diatur dalam Pasal 74 ayat (1), belum ada produsen gula rafinasi

yang membangun kebun tebu, sehingga pemerintah harus segera

menyiapkan Peraturan Pemerintah.

2 Tindak Lanjut Kajian Alih Fungsi

Lahan Pertanian

Program Ketahanan Pangan yang dicanangkan Pemerintah, salah

satu faktor kesuksesannya adalah ketersediaan lahan pertanian yang

produktif. Namun pada kenyataannya laju alih fungsi lahan pertanian

menjadi fungsi non-pertanian sangat pesat. Data BPS mencatat

dalam periode tahun 2002 – 2010 alih fungsi lahan Pertanian untuk

kepentingan lainnya berkisar antara 56.000 – 60.000 ha/thn. Hal ini

dapat menyebabkan Indonesia mengalami defisit lahan serta pangan

dan akhirnya bergantung pada impor negara lain. Sementara itu, proses

alih fungsi lahan seringkali dilakukan dengan cara koruptif (suap-

menyuap). Kasus korupsi yang ditangani KPK terkait dengan perijinan

alih fungsi lahan (kehutanan/pertanian), di antaranya adalah kasus di

Kab. Bogor & Kab. Karawang.

Dengan demikian, maka fokus pengembangan hasil Kajian Alih Fungsi

Lahan tahun 2016 adalah menyatukan dan menyelaraskan aksi setiap

instansi terkait untuk mengurangi laju alih fungsi lahan pertanian

melalui strategi, berupa:

1. Membawa gagasan ke tingkat Pimpinan Instansi untuk mencapai

kesepakatan agenda pengendalian AFL Pertanian melalui: usulan

moratorium dan pemberian insentif LP2B.

2. Menjalankan pola insentif bagi Pemda dan pemilik lahan yang

menjadi LP2B sesuai PP 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

3. Membuat kebijakan moratorium AFL Pertanian selama jangka

waktu tertentu.

4. Membuat percontohan pada 5 kabupaten dengan laju AFL yang

tinggi dalam menerapkan LP2B.

Page 237: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

235

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

3 Tindak Lanjut Kajian Raskin Berdasarkan hasil Kajian Raskin tahun 2015 yang dilakukan terhadap

Kebijakan Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah,

KPK menemukan 12 temuan pada 4 aspek, yaitu aspek perencanaan

dan penganggaran (5 temuan), aspek pelaksanaan (4 temuan), aspek

kelembagaan (1 temuan), serta aspek pengawasan dan pengendalian

(2 temuan). KPK juga menilai perlunya dilakukan desain ulang terhadap

Program Subsidi Raskin untuk mencapai tujuan program secara efektif

dan efisien.

Pada tahun 2016, Pemerintah telah menetapkan skema baru dalam

pemberian bantuan berupa voucher pangan yang mekanismenya

berbeda dengan pola Raskin saat dilakukan kajian. Oleh karena itu,

rekomendasi untuk desain ulang terhadap program subsidi raskin telah

terlaksana dan rekomendasi yang lain menjadi tidak relevan lagi untuk

didorong implementasinya dengan menggunakan sistem voucher

pangan yang baru. Namun, koordinasi dengan stakeholders terkait

kemajuan rencana dan pelaksanaan voucher pangan tetap dilakukan.

Kajian ini dinyatakan selesai karena telah diterapkan program bantuan

dengan sistem yang baru dan berbeda dengan pola pemberian raskin

yang lama.

4 Tindak Lanjut Kajian Importasi

Komoditas Strategis

Pada tahun 2014, KPK telah menyelesaikan Kajian Importasi Komoditas

Pangan Strategis yang berfokus pada tindakan preventif dan deteksi

untuk mengidentifikasi kerawanan korupsi pada aspek regulasi, tata

laksana, dan kelembagaan tata niaga impor komoditas pangan strategis.

Komoditas pangan strategis tersebut mengacu kepada ketetapan

RPJMN 2010-2014, yaitu beras, kedelai, jagung, gula dan daging sapi.

Hasil kajian menunjukkan tiga permasalahan utama.

Instansi dan lembaga yang bertanggung jawab dan terlibat dalam

Tata Niaga Impor Komoditas Pangan Strategis yang menjadi lokus

pemantauan adalah: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian

Keuangan, Kementerian Perhubungan. Instansi yang secara tidak

langsung terkait dalam pelaksanaan action plan yaitu, Kementerian

Perindustrian, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah.

Sampai dengan akhir tahun 2015, posisi pencapaian/implementasi

rencana aksi menunjukkan bahwa masih ada 8 temuan dengan

posisi terbuka, dibandingkan dengan 11 total temuan yang harus

ditindaklanjuti.

Untuk menindaklanjuti hasil kajian serta hasil tindak lanjutnya pada

2015, maka pada tahun 2016 ini, KPK menyusun strategi lanjutan, yaitu

dengan:

(1) melakukan koordinasi dengan K/L terkait untuk menindaklanjuti

Rencana Aksi (action plan) yang beberapa di antaranya sudah

dilaksanakan dan dipantau implementasinya pada 2015 lalu;

(2) optimalisasi terhadap peran serta masyarakat melalui sosialisasi,

pembuatan media dan kegiatan lainnya dengan tujuan agar

masyarakat bisa ikut mengawasi perbaikan yang dilakukan oleh

Pemerintah;

(3) melakukan deteksi, sebagai bagian dari upaya perbaikan, selain

itu dari sisi penindakan antara lain dengan melakukan koordinasi

guna saling tukar menukar informasi baik dari hasil kajian maupun

informasi yang didapat dari proses penindakan. Diharapkan dengan

strategi di atas, upaya pembenahan dalam kebijakan tata niaga

impor pangan strategis dapat terlaksana dengan optimal.

Page 238: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

236

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

5 Tindak Lanjut GN-SDA: Koordinasi

dan Supervisi Minerba

KPK telah melakukan Kajian Kebijakan Pengusahaan Batubara Tahun

2011 dan Kajian Sistem Pengelolaan PNBN Minerba Tahun 2013. Hasil

kajian KPK terkait dengan pengelolaan pertambangan mineral dan

Batubara menyimpulkan adanya sejumlah permasalahan dalam proses

implementasi UU Minerba. Setidaknya terdapat 10 permasalahan

utama yang menghambat pelaksanaan tugas pemerintah dalam

pengelolaan sumberdaya mineral dan Batubara, selain itu banyak

ditemukan masalah terkait dengan penataan perizinan, pengawasan

kewajiban keuangan dan lingkungan serta koordinasi lintak

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Untuk menelaaah lebih

lanjut permasalahan tersebut, KPK melakukan kegiatan Koordinasi dan

Supervisi pertambangan Mineral dan Batubara Tahun 2014-2015 untuk

32 Provinsi di Indonesia. Tahun 2016 KPK melakukan pemantauan

terhadap implementasi Rencana aksi Koordinasi dan Supervisi

Pertambangan Mineral dan Batubara yang dilakukan oleh Kementerian

ESDM dan Pemerintah Daerah. Lokus Tindak Lanjut di 32 Provinsi di

Indonesia dan 8 Kementerian dan Lembaga

Rekapitulasi pencapaian: Mendorong Perbaikan ketatalaksanaan

perizinan , Monitoring kepatuhan pelaksanaan kewajiban pemda dan

pelaku usaha, Mendorong peangakhiran IUP (pencabutan) sebanyak

1222 perusahaan, dan Bersama Kementerian ESDM melakukan

penataan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan penyelesaian IUP

Non Clean and Clear. Adapun rencana tindak lanjut adalah mendorong

penyelesaian IUP Non Clean and Clear dan kepatuhan pelaku usaha

di Tahun 2017 dan mendorong kepatuhan pembayaran kewajiban

keuangan pelaku usaha pertambangan.

6 Tindak Lanjut GN-SDA: Koordinasi

dan Supervisi Kehutanan dan

Perkebunan

KPK menginisiasi Nota Kesepakatan Bersama (NKB) Percepatan

Pengukuhan Kawasan Hutan Indonesia yang ditandatangi oleh 12

Kementerian/Lembaga di hadapan Presiden dan Wakil Presiden pada

11 Maret 2013. KPK dan UKP4 melakukan monitoring dan evaluasi atas

implementasi rencana aksi NKB dari 12 Kementerian/Lembaga tersebut.

Kesepakatan tersebut diperbaharui dengan penandatanganan Gerakan

Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia (GNP-SDA) pada

tanggal 19 Maret 2015 dengan melibatkan 27 Kementerian dan Lembaga

dan 34 Provinsi.

Tim monev NKB KPK dengan melibatkan para pakar dan CSO telah

melakukan verifikasi implementasi renaksi NKB sampai dengan B 39.

Pada tahun 2016, KPK kembali melanjutkan pemantauan terhadap

implementasi renaksi NKB yang belum terimplementasikan. Lokus

Tindak Lanjut di 33 Provinsi di Indonesia dan 12 Kementerian dan

Lembaga

Rekapitulasi pencapaian pada kegiatan ini adalah melakukan

koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga untuk menindaklanjuti

rekomendasi rencana aksi KPK, mendorong penerbitan Perpres Tata

Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah di Dalam Kawasan Hutan, dan

melakukan kegiatan Koordinasi dan Supervisi Perkebunan Kelapa Sawit

di 9 Provinsi. Adapun rencana tindak lanjutnya adalah melaksanakan

kegiatan Monitoring - Evaluasi dan Tindak Lanjut Koordinasi dan

Supervisi Perkebunan Kelapa Sawit dan Finalisasi implementasi rencana

aksi NKB Kehutanan

Page 239: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

237

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

7 Tindak Lanjut GN-SDA: Koordinasi

dan Supervisi Kelautan dan Kajian

Sistem Pengelolaan Ruang Laut

dan Sumberdaya Kelautan

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia

Sektor Kelautan, merupakan bagian dari kegiatan Gerakan Nasional

Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia (GNP-SDA). GNP-SDA

merupakan upaya bersama dari semua komponen bangsa yang

diinisiasi KPK, dan menjadi komitmen dari 27 Kementerian/Lembaga

dan 34 Gubernur se-Indonesia. Nota kesepakatan bersama untuk

mendukung gerakan ini ditandatangani di Istana Negara pada tanggal

19 Maret 2015.

Sampai dengan akhir tahun 2016, kegiatan ini telah mendorong

perbaikan tata kelola perizinan dengan dilaksanakannya percepatan

pelayanan perizinan perikanan tangkap. Sampai Semester 1-2016

terdapat sekitar 6 gerai pelayanan dengan jumlah izin yang terbit

sebanyak 169 dokumen.

Kegiatan ini juga telah mendorong dilakukannya pengukuran ulang

kapal ikan yang terindikasi melakukan markdown ukuran kapal. Sampai

dengan akhir tahun 2016, jumlah kapal yang telah diukur ulang adalah

2.227 kapal, sementara jumlah kapal di atas 7 GT adalah sekitar 18.000.

Penyusunan RZWP3K di tingkat provinsi yang menjadi panduan dalam

penggunaan pesisir dan ruang laut, telah menghasilkan sejumlah

rencana yang siap untuk ditetapkan. Secara khusus, KPK juga telah

memberikan pandangan secara objektif terhadap proses reklamasi

pesisir yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

8 Tindak Lanjut Kajian Sistem di

Perum Perhutani

KPK telah melakukan Kajian Sistem Pengelolaan Hutan di Perum

Perhutani pada tahun 2014. Kajian ini juga merupakan tindak lanjut dari

Nota Kesepakatan Bersama tentang Percepatan Pengukuhan Kawasan

Hutan Indonesia yang ditandatangani oleh 12 Kementerian/Lembaga

pada 11 Maret tahun 2013. Kajian sistem di Perum Perhutani menjadi

window policy bagi perbaikan sistem/tatakelola hutan di Pulau Jawa.

Kegiatan pengembangan di tahun 2016 merupakan tindak lanjut untuk

melakukan monitoring dan evaluasi serta koordinasi dan supervisi atas

implementasi rencana aksi hasil Kajian Sistem Pengelolaan Kawasan

Hutan di Perum Perhutani. Lokus Tindak Lanjut di 4 Provinsi di Pulau

Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Ruang

lingkup kegiatan ini difokuskan kepada pemantauan atas implementasi

action plan perbaikan sistem pengelolaan kawasan hutan yang

meliputi aspek kebijakan dan perencanaan, aspek produksi, dan aspek

pemasaran.

9 Tindak Lanjut Kajian Sistem

Pengelolaan Angkutan Laut sektor

SDA

Sebagai negara kepulauan, Indonesia dianugerahi posisi strategis

di antara dua benua dan dua samudera. Karenanya sejalan dengan

program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros

maritim dunia, KPK mendorong langkah-langkah perbaikan tata kelola di

sektor perhubungan laut. Hal ini dimulai sejak tahun 2015 dengan kajian

tentang pengangkutan laut sektor sumberdaya alam. Kajian ini berhasil

memetakan sejumlah persoalan yang membelit sektor perhubungan

laut mulai dari aspek kebijakan, kelembagaan, ketatalaksanaan, hingga

sumberdaya manusia. Karenanya sejak tahun 2016, KPK mendorong

dilakukan sejumlah rencana aksi untuk memperbaiki tata kelola

perhubungan laut, terutama berkaitan dengan sektor sumberdaya

alam.

Page 240: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

238

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

Perbaikan tata kelola dimulai dari pembangunan database untuk

pemetaan kondisi perhubungan laut dan pengambilan kebijakan. Dalam

proses tersebut, dilakukan proses konsolidasi data pelabuhan, terminal

khusus (Tersus), terminan untuk kepentingan sendiri (TUKS), yang

selama ini data detailnya belum sepenuhnya dimiliki oleh Direktorat

Jenderal Perhubungan Laut. KPK juga mendorong dilakukan pemetaan

kewajiban pelaku usaha di sektor perhubungan laut seperti pengelola

pelabuhan/TUKS/Tersus, pemegang izin pengangkutan laut dan lain

sebagainya. Sampai dengan saat ini proses konsolidasi data masih

sedang berlangsung.

10 Tindak Lanjut Studi Sistem

Pengendalian Izin dan Penerimaan

Daerah

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari studi Prinsip Layanan Publik

dan Pengendalian Melalui Sistem Perizinan yang mengambil sampling

Kota Bandung, tahun 2014. Sebagai kelanjutannya KPK mendorong

dilakukan langkah-langkah perbaikan sistem untuk mendorong

perbaikan pelayanan publik sekaligus menyelamatkan penerimaan

daerah kebocoran. Tahun 2015 sampai dengan 2016, Kota Bandung

telah membangun sistem berbasis IT untuk memonitoring penerimaan

daerah dan pelayanan publik.

Sebagai kelanjutannya, KPK mendorong juga pembangunan modul

penerimaan daerah untuk 13 jenis mata pajak daerah di DKI Jakarta.

Di tahun 2016, KPK telah mendorong Dinas Pelayanan Pajak untuk

melakukan pembersihan data wajib pajak, termasuk memetakan

kewajiban pajak daerah yang belum diselesaikan. Akhir tahun in data

kepatuhan wajib pajak daerah diharapkan sudah diselesaikan.

11 Tindak Lanjut Kajian Sistem

Pengelolaan PNBP Kehutanan

Sebagai bagian dari kegiatan Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber

Daya Alam Indonesia di sektor kehutanan dan dalam upaya pencegahan

korupsi di sektor kehutanan, pada tahun 2015 KPK melakukan Kajian

Sistem Pengelolaan PNBP di Sektor Kehutanan. Kegiatan Tindak Lanjut

Hasil Kajian PNBP Sektor Kehutanan di tahun 2016, ditujukan untuk

melakukan monitoring, evaluasi, koordinasi dan supervisi rencana aksi

perbaikan sistem pengelolaan produksi kayu dan PNBP.

Ruang lingkup kegiatan ini adalah Pembenahan regulasi, Pengembangan

sistem data dan informasi yang terintegrasi termasuk database,

perizinan, monitoring dan evaluasi, mendorong kepatuhan para

pihak dalam melaksanakan kewajibannya, meningkatkan kapasistas

kelembagaan, dan membangun sistem pengendalian anti korupsi

Adapun kegiatan ini adalah: Koordinasi, supervisi, monitoring dan

evaluasi atas implementasi rencana aksi, evaluasi implementasi rencana

aksi SIPPUH online, dan melakukan pembahasan konsep database PEP

dan highrisk profile dengan PPATK-OJK-Kementerian/Lembaga terkait

12 Tindak Lanjut Kedaulatan Energi Kegiatan koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK di sektor

energi merupakan pengembangan dari kegiatan koordinasi dan

supervisi sektor pertambangan mineral dan batubara. Kegiatan ini

bertujuan untuk memperbaiki tata kelola sektor energi, membangun

sistem data dan informasi serta menghindari kebocoran penerimaan

negara di sektor ini. Hal ini agar kedaulatan energi yang dicita-citakan

bangsa ini bisa segera terwujud. Kegiatan ini difokuskan untuk penataan

perzinan, mendorong pelaksanaan kewajiban para pihak, pengawasan

dan pengendalian, pengembangand an integrasi sistem data dan

informasi, pemenuhan hak-hak masyarakat, penataan regulasi serta

kelembagaan.

Page 241: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

239

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

Sejak dimulai Februari 2016, kegiatan ini telah mendorong dilakukannya

sejumlah hal di kementerian ESDM. Sekat-sekat pengelolaan data

dan informasi mulai terbuka. Kementerian ESDM telah mewajibkan

semua unit yang ada di lingkungan internal kementerian untuk

setidaknya menyampaikan data dan informasi yang ada di setiap

unit kepada Pusdatin Kementerian ESDM. Sampai dengan Oktober

2016, dari 128 item data yang dimintakan, terdapat 61 item data yang

sudah diserahkan. Pencapaian ini merupakan sesuatu yang penting,

mengingat selama ini data energi yang ada disetiap unit sulit diakses,

sekarang sudah terkumpul di Pusdatin ESDM. Penyerahan semua item

tersebut, dijadwalkan selesai sampai dengan akhir Desember 2016.

13 Piloting Fraud Control Plan (FCP) Fraud terjadi akibat tidak berfungsinya sistem pengendalian, dari

pengendalian yang sifatnya mendasar (pemisahan fungsi) sampai

administrasi/sistem yang bersifat formalistik karena telah terjadi

KKN sejak fase perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.

Munculnya kesadaran baru mengenai tidak berfungsinya sistem

pengendalian tidak dapat dipisahkan dari terungkapnya kasus Enron

di Amerika Serikat.

Potensi FCP dalam mengidentifikasi risiko fraud yang dilakukan oleh

pucuk pimpinan organisasi, dengan instrumen Power Influence Analysis.

Potensi FCP dalam perbaikan sistem, khususnya mencegah risiko fraud

yang berasal dari kelemahan produk-produk peraturan perundangan.

Kegiatan FCP dilaksanakan di Pemrov DKI khusunya Pengelolaan

Sampah Pemprov DKI, khususnya penyelenggara sarana Infrastruktur

pengelolaan persampahan. Rekomendasi kegiatan tersebut diperlukan

perbaikan didalam pengelolaan sampah DKI diantaranya Segera

menyelesaikan penyusunan Master Plan Pengelolaan Sampah DKI dan

Evaluasi Ulang proses pengadaan ITF (kajian untuk lelang ulang).

14 Tindak Lanjut Infrastruktur (Listrik) Kebijakan feed in tariff masih sulit di implementasikan serta adanya

permasalahan seperti, penyusunan kebijakan belum melibatkan

seluruh stakeholder dan memperhatikan seluruh dampak dari

kebijakan tersebut, kebijakan Feed in tarrif menetapkan tarif beli PLN di

atas harga jual PLN sehingga menimbulkan beban keuangan bagi PLN

di sisi lain jika ditutupi oleh APBN akan membebani keuangan Negara.

Berdasarkan hasil kajian direkomendasikan beberapa hal, yaitu

pelibatan seluruh stakeholder dan mengkaji seluruh dampak dari

kebijakan lintas sektoral. Secara spesifik memperbaiki governance

mekanisme pengambilan keputusan, inventarisasi dan membuat peta

potensi energi terbarukan yang komperehensif dan handal serta layak

untuk menjadi dasar perencanaan kebijakan yang baik, penentuan

tarif berdasarkan pertimbangan area dengan site yang spesifik, serta

peningkatan peran fungsi compliance untuk mencegah penyimpangan.

15 Tindak Lanjut Hilir Migas (Lanjutan) Berdasarkan pertemuan Pimpinan KPK dengan Dirut dan BOD

PT Pertamina (Persero) tanggal 24 Maret 2016 yang membahas

Lingkup kajian dan tindak lanjut kajian sektor hilir migas. Tujuan

kegiatan adalah memantau pelaksanaan rencana tindak lanjut atas

rekomendasi perbaikan yang telah diberikan oleh KPK sebelumnya

dan mengembangkan sistem yang dapat mencegah korupsi pada tata

kelola minyak dan gas bumi.

Rekomendasi yang disampaikan adalah adanya mekanisme penyaringan

terhadap trader tanpa aset guna mencegah inefisiensi supply chain,

Adanya mekanisme assurance atas integritas perangkat lunak (software)

yang digunakan dalam proses pengadaan dan pencegahan kebocoran

informasi,Penguatan integritas personel secara tone at the top, antara

lain dalam bentuk deklarasi proses pengadaan yang anti-KKN.

Page 242: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

240

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

16 Tindak Lanjut Migas (Hulu) Berdasarkan mandat Undang-Undang, pada tahun 2008 Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan kajian terhadap pelaksanaan

kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi tahun 2002-2007. Salah satu

temuan mendasar yang menjadi perhatian adalah kurangnya reliabilitas

data-data produksi, stok dan lifting. Hal tersebut antara lain disebabkan

oleh tidak adanya standar transparansi dan akuntabilitas yang

disepakati oleh stakeholder dan pelaku usaha. SKK Migas berkomitmen

untuk mengembangkan sistem informasi guna menunjang integrasi

dan pengelolaan data terkait kegiatan operasional KKKS, yaitu Sistem

Operasi Terpadu (SOT).

Hasil tindak lanjut yaitu piloting pedoman mengujicobakan metodologi

penilaian akuntabilitas operasi produksi dan lifting minyak dan gas bumi

di lingkungan anak perusahaan Pertamina serta workshop Quantity

Assurance Operasi Produksi Hulu Migas, dilaksanakan dari tanggal 1 s.d

3 Juni 2016 yang di hadiri oleh beberapa K3S dan SKK Migas.

17 Tindak Lanjut BPJS

Ketenagakerjaan

Kegiatan ini merupakan tahun kedua pemantauan atas implementasi

dari Kajian Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang dilaksanakan pada

tahun 2014. Laporan kajian tersebut telah dipaparkan oleh Pimpinan KPK

kepada Menteri Tenaga Kerja, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan,

Ketua DJSN, Kepala Eksekutif INKB OJK, dan Kepala Badan Kebijakan

Fiskal pada tanggal 16 Desember 2014. Atas hasil laporan tersebut, KPK

meminta kepada stakeholder terkait menyusun rencana tindak lanjut/

action plan untuk mengimplementasikan saran-saran perbaikan yang

telah disampaikan oleh KPK.

Pada tanggal 16 Januari 2015, BPJS Ketenagakerjaan menyampaikan

16 (enam belas) rencana aksi dan berdasarkan hasil pemantauan di

tahun 2015, BPJS Ketenagakerjaan telah melaksanakan (closed) seluruh

rencana aksinya dengan catatan bahwa pelaksanaan beberapa rencana

aksi masih harus dilanjutkan dan disempurnakan.

Pemantauan terhadap rencana aksi Kementerian Tenaga Kerja

dilakukan berdasarkan surat Menaker No. B.272/MEN/SJ-HK/

XII/2015 tanggal 11 Desember 2015 dan B.21/MEN/SJ-HK/III/2016

tanggal 8 Maret 2016 tentang Progress Rencana Tindak Perbaikan

Kementerian Ketenagakerjaan atas Kajian Sistem Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan. Atas 9 (sembilan) rencana aksi yang diterima KPK,

2 (dua) rencana aksi perlu dilakukan perbaikan, 5 (lima) rencana aksi

yang telah terimplementasi (77.78% closed), dan 2 (dua) rencana aksi

belum terimplementasi (22.22% open), yaitu: (i) Usulan revisi UU No.

24 Tahun 2011 terkait ketentuan sanksi kepada pemberi kerja atau

perusahaan dalam kewajiban mendaftar jamsos TK; (ii) Penyempurnaan

Permenakertrans PER.07/MEN/V/2010 sebagaimana telah diubah

dengan Permenakertrans No. 1 Tahun 2012 tentang Asuransi TKI.

Page 243: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

241

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

18 Tindak Lanjut JKN Pada 2013, KPK telah melakukan kajian terhadap penyelenggaraan

Sistem Jaminan Kesehatan Nasional. Salah satu temuan penting dalam

kajian tersebut adalah tingginya potensi fraud dalam layanan asuransi

kesehatan. Potensi kecurangan pada klaim tagihan seperti upcoding

dan unbundling untuk mendapatkan pembayaran lebih sangat terbuka

untuk terjadi. Nilai total dana kelolaan asuransi kesehatan yang dikelola

BPJS (Badan Pengelola Jaminan Sosial) Kesehatan dan disebar ke

seluruh fasilitas kesehatan di tahun 2014 sekitar Rp 40 Triliun. Dengan

asumsi optimal bahwa potensi kebocoran Indonesia sama dengan

rerata dunia yakni 5% maka di tahun 2014, potensi dana yang hilang

akibat fraud bisa mencapai Rp 2 Triliun.

Berdasarkan hasil studi, KPK telah merumuskan usulan rencana aksi

yang perlu dilaksanakan oleh instansi terkait sebagai berikut:

1. Pembentukan satgas (meliputi penentuan Person In Charge (PIC)

pada masing-masing instansi, mekanisme kerja dan tata cara

pertukaran data dari BPJS Kesehatan Kementerian Kesehatan

Penegak hukum)

2. Penyusunan pedoman standar tata cara penanganan fraud

kesehatan dalam bentuk peraturan bersama.

3. Penyusunan pedoman perbaikan sistem pencegahan fraud

kesehatan untuk dapat digunakan di fasilitas kesehatan

4. Sosialisasi pedoman kepada stakeholder terkait dan peningkatan

kapasitas Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dan

Penegak hukum pada tahun 2017

5. Penindakan kasus fraud kesehatan pada tahun 2018 berdasarkan

data dan pedoman yang telah disusun.

19 Tindak Lanjut Dana Kapitasi Kegiatan ini merupakan tindak lanjut tahun kedua dari Kajian

Pengelolaan Dana Kapitasi pada FKTP Milik Pemerintah Daerah

yang telah dilaksanakan pada tahun 2014. Kajian Pengelolaan Dana

Kapitasi pada FKTP milik Pemda yang dilakukan pada tahun 2014

telah menghasilkan sejumlah temuan dan rekomendasi perbaikan

yang direspon oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan BPJS

Kesehatan dengan menyusun sejumlah rencana tindak sesuai dengan

rekomendasi perbaikan yang diberikan oleh KPK.

Poin penting yang perlu segera diimplementasikan oleh Kemenkes

antara lain: perbaikan regulasi tata kelola dana kapitasi yang belum

disahkan dan hasil monev perbaikan tata kelola dana kapitasi yang

belum terpublikasikan ke masyarakat luas. Sedangkan hal yang perlu

didorong terus-menerus oleh BPJS Kesehatan adalah penerapan

sistem pembayaran kapitasi berbasis kinerja untuk seluruh FKTP di

wilayah Indonesia sehingga tercipta akuntabilitas dan profesionalisme

dari FKTP. Koordinasi dengan Kemenkes juga perlu untuk ditingkatkan

agar peraturan yang telah disusun dapat diimplementasikan dengan

baik. Pemantauan tindak lanjut di tahun 2016, BPJS Kesehatan

menerapkan indikator kinerja BPJS Kesehatan dalam monitoring

penggunaan P-Care di wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur sebagai

salah satu kota yang menjadi pilot project implementasi indikator

kinerja. Sedangkan progress tindak lanjut implementasi rencana aksi

yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan antara lain menerbitkan

Permenkes No. 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi

Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan

Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Milik Pemerintah Daerah.

Page 244: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

242

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO KEGIATAN PENJELASAN

20 Tindak Lanjut Pendidikan Islam Kegiatan ini merupakan tindak lanjut atas Kajian Pengelolaan Dana

Pendidikan di Kementerian Agama dengan studi kasus pada pemberian

Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan Bantuan Sarana dan Prasarana

(Sarpras). Dari Kajian yang dilakukan di tahun 2015 setidaknya ada 16

temuan yang yang kemudian disusun sebanyak 42 rencana aksi untuk

menutup temuan yang ada.

Dari 42 rencana aksi yang disepakati, pada rapat progress semester

I, ada 11 rencana aksi yang telah diselesaikan oleh Ditjen Pendidikan

Islam (Pendis) Kementerian Agama, dimana mayoritas dari rencana aksi

tersebut merupakan penyusunan juknis terbaru yang memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang ada di juknis tahun sebelumnya. Selain

itu perubahan yang signifikan dari rencana yang aksi adalah bantuan

sarana dan prasarana yang tadinya lebih banyak di Pusat akan disalurkan

ke Daerah, dimana nantinya anggaran bantuan sarana dan prasarana

akan lebih banyak di Kanwil/ KanKemenag dibandingkan di Pusat. Selain

itu perubahan yang signifikan juga terkait rencana aksi bantuan sarana

dan prasarana yang selama ini masih menerima proposal dari banyak

jalur, baik Kanwil, Kankemenag dan Pusat, nantinya akan dijadikan satu

pintu melalui aplikasi SIM Sarparas, sehingga tidak ada lagi proposal

berupa hardcopy.

Di tahun 2016 selain rapat progress yang sudah dilakukan, KPK juga

melakukan pemantauan atas implementasi rencana aksi ke beberapa

daerah, untuk memastikan rencana aksi yang telah ditulis benar-

benar dilaksanakan. Dan rencanya pada akhir Desember ini KPK akan

melakukan rapat progress Semester II yang akan membahas tindak

lanjut rencana aksi dan juga penyampaian hasil pemantauan lapangan

yang telah dilakukan oleh KPK.

21 Tindak Lanjut Rensi Pendidikan Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Deklarasi Bersama antara

KPK dengan 6K/L yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian

Agama dan BPKP, dimana sejak tahun 2014 telah dilakukan beberapa

kegiatan bersama untuk memperbaiki pengelolaan dana pendidikan.

Di tahun 2015 KPK bersama 7 Pemerintah Daerah menandatangani

deklarasi untuk dijadikan pilot project dalam hal pengelolaan dana

pendidikan di daerah.

Dan pada tahun 2016 telah dilakukan pemantaun pelaksanaan atas

deklarasi yang dilakukan oleh 7 Pemerintah Daerah tersebut, dari

hasil pemantauan dan bukti pendukung yang diserahkan, dapat

dibuat 3 kategori Pemerintah Daerah yakni Baik, Cukup dan Kurang.

Yang mendapatkan Kategori Baik adalah Pemkot Malang dan Pemkot

Yogyakarta. Kategori Cukup Pemkot Bandung dan Pemkab Gunung

Kidul, dan yang mendapatkan kategori Kurang adalah Pemkot Bengkulu,

Pemkab Cimahi dan Pemkot Kupang. Laporan dari hasil kegiatan

pemantauan telah dikirimkan ke masing-masing Pemerintah Daerah

dan juga K/L yang terlibat dalam kegiatan Korsup Pendidikan.

22 Tindak Lanjut Pengukuran

Integritas Organisasi

Indeks Integritas Organisasi merupakan perangkat yang dikembangkan

oleh KPK Tahun 2013/2014 dalam rangka mengembangkan dan

mendorong inisiatif upaya-upaya perbaikan integritas lembaga atau

organisasi. Hasilnya, menjadi saran perbaikan yang berguna untuk

ditindaklanjuti bagi pengembangan program-program integritas

organisasi. Komponen Integritas KPK yang dilakukan penilaian terdiri

dari sepuluh komponen utama, yaitu: (1) Kepemimpinan; (2) Nilai,

Visi dan Tujuan Integritas; (3) Panduan dan Peraturan Integritas; (4)

Struktur dan Fungsi Organisasi; (5) Manajemen Risiko; (6) Monitoring;

(7) Dukungan Sumber Daya dan Infrastruktur; (8) Komunikasi; (9)

Penegakan Aturan; dan (10) Dukungan Lingkungan.

Page 245: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

243

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO KEGIATAN PENJELASAN

Pada tahun 2016, Direktorat Pengawas Internal bersama dengan Tim

tindak lanjut Integritas Organisasi melakukan upaya pemantauan

terhadap tindak lanjut dari survei pada 2015 maupun sebelumnya, 2013.

Berdasarkan rekapitulasi, rerata penyelesaian rencana tindak lanjut

pada 11 unit/bagian terkait mencapai 89.29% dari 109 saran perbaikan.

Namun jika digabungkan dengan 9 unit/bagian yang tidak masuk

dalam penilaian maka rerata penyelesaian rencana tindak lanjutnya

menjadi 85.11%. Pengambangan integritas di KPK terlihat meningkat jika

dibandingkan dengan hasil pemantauan pada 2015 lalu yang mencapai

28.57%.

23 Tindak Lanjut Kajian PBJ Tahun 2015 KPK telah mengidentifikasi akar masalah dan titik rawan pada

sisi regulasi, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pengadaan

barang dan jasa Pemerintah. Untuk memperbaiki hal tersebut maka

KPK memberikan rekomendasi strategis dan rekomendasi teknis, yang

harus ditindaklanjuti oleh instansi terkait meliputi Bappenas, LKPP,

KemnPAN-RB, dan Kemendagri.

Rekomendasi strategis meliputi : (1) Perlunya Integrasi antara

Perencanaan dan Penganggaran PBJ, dan (2) Perlu dilakukan Kajian

Sentralisasi PBJ dengan Batasan Tertentu. Sementara Rekomendasi

Teknis yang perlu ditindaklanjuti oleh instansi terkait adalah (1)

Pengembangan Perangkat Pendukung, (2) Kualitas SDM PBJ, (3)

Kualitas Penyedia Barang dan Jasa dan (3) Pengawasan PBJ. Seluruh

rekomendasi tersebut akan didetailkan dalam rencana aksi yang

disusun bersama antara instansi terkait dan KPK.

Hingga akhir tahun 2016, Rencana aksi yang telah disusun terdiri dari

Bappenas (7 rencana aksi), LKPP (11 rencana aksi), KemenPAN-RB (1

rencana aksi) dan Kemendagri (4 rencana aksi).

24 Tindak Lanjut Optimalisasi Pajak Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kajian Optimalisasi

Penerimaan Pajak (studi kasus: pertambangan batubara) yang telah

dilaksanakan pada tahun 2014. Atas hasil laporan tersebut, KPK

meminta Direktur Jenderal Pajak menyusun rencana tindak lanjut/

action plan untuk mengimplementasikan saran-saran perbaikan yang

telah disampaikan oleh KPK. Ditjen Pajak telah mengirimkan action plan

pada tanggal 6 Juni 2014 berdasarkan Surat Dirjen Pajak No. S-714/

PJ/2014. Berdasarkan action plan awal DJP tersebut kemudian dilakukan

pembahasan bersama KPK untuk disepakati rencana aksi yang akan

dilaksanakan oleh DJP. Rencana aksi hasil kesepakatan tersebut

dikirimkan DJP melalui surat No.S-174/PJ/2014 tanggal 4 Agustus 2014.

Berdasarkan pemantauan terhadap implementasi action plan kajian

optimalisasi penerimaan pajak tahun 2015, action plan yang masih

terkendala implementasinya adalah penegasan pengenaan tarif pajak

PPN untuk PKP2B Gen III dan Laporan hasil penerimaan data ILAP sesuai

PMK. Berdasarkan rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh KPK dan DJP

pada tanggal 20 Agustus 2016 dan laporan yang disampaikan DJP pada

tanggal 1 September 2016 melalui surat S-262/PJ.08/2016 maka dapat

dilihat bahwa:

1. DJP telah menyampaikan laporan hasil penerimaan data ILAP sesuai

PMK 39/2016

2. DJP masih belum memberikan surat penegasan terkait pengenaan

tarif pajak PPN untuk PKP2B Gen III sebagaimana yang telah

disepakati.

Page 246: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

244

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 14PENGEMBANGAN DAN

PEMBINAAN JARINGAN KERJA SAMA

TAHUN 2016

Page 247: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

245

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN

JARINGAN KERJA SAMA

A. KERJA SAMA NASIONAL

1. Nota Kesepahaman (MoU)

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

1 Nota Kesepahaman

antara KPK dan OJK

KPK dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepakat menjalin kerja sama dan koordinasi

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di sektor

jasa keuangan. Nota Kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Ketua KPK, Agus

Rahardjo dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad di Kantor OJK

Jakarta pada 10 Maret 2016.

Ruang lingkup kerja sama yang diatur pada nota kesepahaman meliputi

pelaksanaan tugas dan kewenangan masing-masing sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, meliputi pertukaran data dan/atau informasi, kerja sama

dalam penerapan program pencegahan tindak pidana korupsi serta bantuan

sebagai narasumber dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara bersama-

sama atau masing, dan bantuan OJK sebagai ahli dalam penanganan perkara tindak

pidana korupsi di sektor jasa keuangan.

2 Nota Kesepahaman

antara KPK, Polri, dan

Kejaksaan

Dalam rangka sinergi penegakan hukum, dilakukan pembahasan kerja sama

trilateral antara KPK, Polri, dan Kejaksaan RI yang dituangkan dalam bentuk Nota

Kesepahaman Bersama. Pembahasan setidaknya dilakukan lebih dari 3 (tiga) kali

untuk merumuskan ruang lingkup kerja sama. Titik berat lingkup kerja sama di

antaranya adalah implementasi e-Korsup yang bertujuan memudahkan pelaporan

SPDP yang sebelumnya secara manual menjadi elektronik. Hal ini sejalan dengan

Inpres PPK tahun 2016-2017.

3 Nota Kesepahaman

antaraKPK dengan

Kementerian/

Lembaga (Non-LPH/

LP)

1. MoU dengan Kementerian Kesehatan

2. MoU dengan Kementerian Dalam Negeri

3. MoU dengan BPJS

4. MoU dengan Kementerian Ristek Dikti

5. MoU dengan Kementerian Pertanian

6. MoU dengan Badan Pusat Statistik (BPS)

4 Nota Kesepahaman

dengan Perguruan

Tinggi terkait

Perekaman

Persidangan Tipikor

1. Universitas Khairun, Ternate

2. Universitas Diponegoro, Semarang

3. Universitas Halualeo, Kendari

4. Universitas Bengkulu, Bengkulu

5. Universitas Bangka Belitung, Pangkal Pidang

6. Universitas Mulawarman, Samarinda

7. Universitas Sutan Ageng Tirtayasa, Banten

8. Universitas Trisakti, Jember

9. Universitas Paramadina, Jember

10. Universitas Jember, Jember – Oktober 2015

11. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

12. Universitas Atmajaya, Jakarta

13. Universitas Negeri Jakarta, Jakarta

14. Universitas Indonesia, Jakarta

15. Institut Pertanian Bogor, Bogor

5 Perjanjian

Kerjasama (PKS)

untuk Perjanjian

Kepustakaan

1. Universitas Trisakti, Jakarta

2. Universitas Paramadina, Jakarta

3. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

4. Institut Pertanian Bogor

5. Universitas Atmajaya, Jakarta

6. Universitas Negeri Jakarta, Jakarta

7. Universitas Indonesia, Jakarta

6 Perjanjian

Kerjasama (PKS)

dengan Organisasi

Masyarakat (Ormas)

1. Nahdatul Ulama (NU)

Page 248: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

246

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

2. Penguatan Kelembagaan

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

1 Perekaman

Persidangan Tipikor

Berdasarkan UU Nomor 46 tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, semua persidangan perkara korupsi dilakukan di sebuah pengadilan khusus, yaitu Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Pengadilan Tipikor memasuki tahap baru ketika lembaga ini ditetapkan sebagai pengadilan khusus korupsi yang yang hingga saat ini berjumlah 34 Pengadilan Tipikor.

Ke-34 Pengadilan Tipikor tersebut tidak mungkin bisa berjalan efektif dalam pemberantasan korupsi jika tidak dilakukan pengawalan dan pengawasan yang cukup kuat oleh unsur masyarakat. Realitas yang terjadi, keberadaan pengadilan tindak pidana korupsi belakangan ini belum memenuhi harapan publik. Ini terbukti dari masih maraknya vonis bebas atau ringan yang diberikan kepada terdakwa perkara tindak pidana korupsi. Atas dasar itulah sangat penting pengawasan terhadap jalannya persidangan di Pengadilan Tipikor melalui perekaman persidangan dan putusan perkara tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh mitra kerja KPK, dalam hal ini Perguruan Tinggi di 33 Provinsi.

Selama 2016, KPK sudah melakukan penantanganan perjanjian kerjasama teknis perekaman persidangan dengan 34 kampus di 33 provinsi di Indonesia, yaitu:

1. Universitas Sahid2. Universitas Katolik Parahyangan3. Universitas Diponegoro4. Universitas Airlangga5. Universitas Sumatera Utara6. Universitas Andalas7. Universitas Riau8. Universitas Sriwijaya9. Universitas Lampung10. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa11. Universitas Gadjah Mada12. Universitas Lambung Mangkurat13. Universitas Tanjungpura14. Universitas Mulawarman15. Universitas Muslim Indonesia16. Universitas ataram17. Universitas Nusa Cendana18. Universitas Cendrawasih30. Universitas Udayana19. Univeritas Syah Kuala20. Universitas Riau Kepulauan21. Universitas Jambi22. Universitas Bangka Belitung23. Universitas Bengkulu24. Universitas Palangkaraya25. Universitas Tomakaka26. Universitas Tadulako27. Universitas Halualeo28. Universitas Sam Ratulangi29. Universitas Gorontalo31. Universitas Pattimura32. Universitas Khairun33. STIH Manokwari34. Universitas Katoik Atmajaya

Total jumlah perkara yang direkam selama tahun 2016 dan sebagian masih berjalan dan berlanjut di tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Kepemilikan Perkara Jumlah

KEJAKSAAN 72

KPK 69

PK 5

PRAPERADILAN 15

Jumlah 161

Page 249: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

247

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

Seluruh hasil perekaman tersebut dimanfaatkan oleh para stakeholders

persidangan, baik Hakim, Jaksa, Panitera, dan dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi

terkait untuk kepentingan akademis. Sebagai upaya pemanfaatan yang lebih

komprehensif dalam meningkatan integritas persidangan Tipikor, juga dilakukan

eksaminasi putusan persidangan dari hasil perekaman oleh Pusat Kajian Anti

Korupsi di 6 Perguruan Tinggi.

Untuk meningkatan pemanfaatan hasil perekaman persidangan, sejak Oktober

Tim Perekaman Persidangan mulai menggunakan teknologi speech-to-text

yang mampu menghasilkan transkrip percakapan selama proses persidangan

di PN Jakarta Pusat. Hasil transkrip tersebut sangat berguna untuk membantu

pemberkasan dan sebagai materi yang lebih lengkap bagi Jaksa dan Hakim dalam

mempelajari proses persidangan. KPK juga melakukan peningkatan kuantitas

dan kualitas penggunaan Aplikasi Informasi Persidangan Tipikor (APiK), mencapai

80% persidangan tahun 2016 yang telah dilengkapi dengan data dan risalah

persidangan di sistem tersebut.

2 Anti Corruption

Summit (ACS)

Pada 28-30 November 2016 telah dilaksanakan Indonesia Anti Corruption Forum

(IACF) ke-5 di Universitas Bina Nusantara. Sebelumnya telah dilaksanakan

kegiatan pendahuluan di Kota Pekanbaru, Kota Balikpapan, dan Kota Malang.

Rangkaian kegiatan ini menghasilkan 16 butir rekomendasi untuk Presiden

Republik Indonesia, yakni:

Reformasi Lembaga Penegak Hukum

1. Pemerintah perlu segera membentuk strategi nasional yang menjadi payung

setiap inisiatif antikorupsi di Indonesia, termasuk membentuk mekanisme

koordinasi kelembagaan.

2. Perlu menjamin keterlibatan masyarakat sipil sebagai mitra dalam upaya

pemberantasan korupsi.

3. Peningkatan transparansi manajemen penanganan kasus APH melalui

pembangunan database penanganan perkara.

4. Penguatan kelembagaan penegak hukum terkait koordinasi, capacity building

dan sistem penanganan perkara.

5. Pemerintah perlu mempercepat penyelesaian masalah penyelamatan aset

melalui pengesahan RUU Perampasan Aset, RUU Ekstradisi, dan RUU Mutual

Legal Assistance.

6. Pembentukan Satgas Pemberantasan Kejahatan SDA dan LH langsung di

bawah Presiden untuk penanganan kasus khusus. (Contoh: kasus lubang

tambang di Kalimantan Timur; kasus pembangunan pabrik Semen di

Rembang; kasus reklamasi Teluk Jakarta dan Teluk Benoa; Konflik Tenurial di

sektor perkebunan sawit).

7. Penegakan hukum bagi perusahaan yang melanggar ketentuan

perundangan-undangan di sektor sumber daya alam (Contoh: tidak memiliki

IPPKH, berhutang PNBP, tidak mematuhi aturan reklamasi dan pasca

tambang).

8. Perlunya tindak lanjut hukum atas temuan dan rekomendasi korsup minerba

oleh KPK seperti mencabut semua IUP berstatus Non-Clean and Clear

paling lambat 2 Januari 2017 dan Mencabut izin tambang di wilayah hutan

konservasi.

Optimasi Pelayanan Publik

1. Penegakan mekanisme pencegahan konflik kepentingan antara

penyelenggara layanan publik dengan dengan sektor swasta.

2. Membuka dokumen kontrak antara pemerintah dan pihak ketiga dalam

Pengadaan Barang dan Jasa serta memperkuat monitoring evaluasi LKPP

untuk menjamin akuntabilitas Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ).

3. Pemerintah perlu memperkuat upaya pencegahan dan pemberantasan

korupsi di sektor swasta, politik dan lingkungan untuk meningkatkan iklim

investasi yang sehat.

Page 250: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

248

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

4. Membentuk national complain handling mechanism yang akuntabel,

transparan dan terintegrasi dari pusat dan daerah yang dapat diakses oleh

pihak terkait.

5. Perubahan mekanisme pembayaran di seluruh pelayanan perizinan menjadi

cashless.

Reformasi Sektor Politik

1. Meningkatkan integritas partai politik yang didukung oleh kepartaian yang

berbiaya rendah dan mandiri secara keuangan, memiliki sistem rekruitmen

politik yang demokratis dan memiliki sistem akuntabilitas kepada konstituen.

2. Menciptakan sistem pemilu yang mampu mencegah politik transaksional dan

dana kampanye yang transparan dan akuntabel.

3. Menciptakan parlemen yang mampu menjadi alat representasi kepentingan

rakyat sekaligus alat akuntabilitas program dan proyek anggaran berbasis

masyarakat di daerah pemilihan.

3 Co-Host 10th Regional

Seminar on Good

Governance for

Southeast Asian

Countries

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara KPK, Kejaksaan Agung, dan UNAFEI.

Acara yang berlangsung di Yogyakarta pada 26-28 Juli 2016 ini mengangkat

tema: “Langkah-Langkah Mutakhir Untuk Kerjasama Internasional yang Efektif”

(Contemporary Measures For Effective International Cooperation). Kegiatan diikuti

oleh peserta dari 10 (sepuluh) negara Anggota ASEAN yang terdiri atas perwakilan

unsur Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi di negara masing-masing,

serta pengamat (observer) dari perwakilan kementrian/lembaga antara lain:

Mabes Polri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Luar Negeri, PPATK,

Otoritas Jasa Keuangan dan sebagainya.

4 Sharing Session On

Handling Money

Laundering And Asset

Recovery In Capital

Market

Pasar modal kerap dijadikan sarana untuk melakukan pencucian uang atas

berbagai tindak pidana termasuk korupsi. Untuk itu, maka diperlukan adanya

peningkatan kapasitas penegak hukum serta pemangku kepentingan dalam

melakukan pencegahan, melakukan deteksi dugaan tindak pidana, melakukan

penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi atau pencucian

yang yang menggunakan media pasar modal baik didalam maupun luar negeri.

Lebih lanjut, peserta juga diberikan pemahaman bagaimana strategi untuk

melakukan pemulihan aset yang terkait pasar modal baik didalam maupun luar

nageri.

KPK bekerjasama dengan Attorney General’s Department (AGD) Australia berupaya

meningkatkan kapasitas aparat penegak hukum dan lembaga pengawas dengan

menyelenggarakan “Sharing Session On Handling Money Laundering And Asset

Recovery In Capital Market”. Pelatihan yang diikuti oleh 60 peserta, terdiri atas

perwakilan Polri, Kejaksaan Agung, PPATK, OJK, Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Pajak,

LPS, PPATK, KSEI dan KPK ini dilaksanakan pada 30 Agustus-1 September 2016 di

Bandung.

Acara ini menghadirkan para pembicara ahli di bidang tindak pidana pencucian

uang dan pasar modal, seperti Yunus Husein (ahli TPPU UI dan Mantan Kepala

PPATK), Frederica Widyasari Dewi (Direktur KSEI), Heni Nugrahen (Kepala Grup

Penanganan APU-PPT OJK), Danang Tri Hartono (Ketua Kelompok PPATK dan

pakar dari Australia Michael Petty (AGD)), Anthony Vardy (Australian Securities &

Investments Commission/ASIC), Amy Fulton (Australia Federal Police) dan Celia

Maunder (Australia Attorney General Department).

Page 251: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

249

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

5 Forum Komunikasi

Apgakum

Kegiatan ini merupakan program yang tidak terpisahkan dari tema utama

mengenai penerapan pertanggungjawaban pidana korporasi yang menjadi arah

KPK di tahun 2016-2017. Acara ini dilaksanakan di Balikpapan pada September

2016.

Forum ini bertujuan memberikan pemahaman yang sama bagaimana penerapan

konsep pertanggungjawaban pidana korporasi pada perkara tindak pidana

korupsi dan tindak pidana pencucian uang oleh aparat penegak hukum

untuk mengatasi kendala yang dihadapi selama ini, serta sebagai wadah bagi

pembentukan forum bagi penegak hukum untuk berbagi informasi berkaitan

dengan upaya penegakan hokum, khususnya terkait inovasi penegakan hukum

termasuk pertanggungjawaban pidana korporasi.

Peserta forum setidaknya lebih kurang 80 orang terdiri atas unsur kepolisian,

kejaksaan, hakim, auditor BPK dan BPKP, PPATK dan internal KPK. Narasumber

yang terlibat di antaranya Prof. Surya Jaya, Agustinus Pohan, Yunus Husein, Adnan

Paslyadja, Dr. Paripurna, perwakilan OJK dan perwakilan PPATK.

6 Dukungan

Implementasi

e-Korsup

Dalam rangka mendukung implementasi e-Korsup yang merupakan aplikasi

pelaporan SPDP secara elektronik dengan koordinator unit korsupdak, KPK telah

melakukan beberapa kali inisiasi pertemuan teknis dengan kepolisan (Div IT,

Bareskrim, Pusiknas) dan kejaksaan (Daskrimti dan Jampidsus) untuk membahas

teknis implementasi e-Korsup. Harapannya implementasi e-Korsup dapat segera

dilakukan sehingga pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi KPK dalam

bidang penindakan dapat dijalankan lebih optimal.

7 Kerja Sama

Penyusunan

Draft PERMA

Pertanggungjawaban

Pidana Korporasi

Pendekatan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi sudah diatur dalam Pasal 20

UU No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi yang diperbaharui melalui

UU No. 20 Tahun 2001 (UU Tipikor). Akan tetapi, pada tahap pelaksanaan, belum

terdapat hukum acara dan panduan dalam pembuktian kesalahan korporasi.

Akibatnya, hingga kini, masih minimnya kasus tindak pidana korupsi yang

ditangani dengan pendekatan pertanggungjawaban pidana korporasi sudah

berkekuatan hukum tetap. Padahal pada konteks internasional, pendekatan

pertanggungjawaban pidana korporasi merupakan implementasi dari Pasal

26 UNCAC sehingga diperlukan upaya serius untuk mengimplementasikan

pendekatan tersebut di Indonesia.

Berdasarkan komunikasi dan koordinasi dengan Prof. Dr. Surya Jaya, SH.,M.

Hum yang merupakan Hakim Agung pada Kamar Pidana Mahkamah Agung,

pembuatan pedoman dalam bentuk Surat Edaran (SEMA) atau Peraturan

(PERMA) Mahkamah Agung yang mengatur tata cara penanganan kasus dengan

pendekatan pertanggungjawaban pidana korporasi merupakan salah satu solusi

yang dapat dilakukan. Solusi tersebut didukung juga oleh Prof. Dr. Komariah

Emong Sapardjaja, Guru Besar Hukum Pidana Universitas Padjajaran dan Mantan

Hakim Agung, dan Dr. Yunus Husein, Ahli TPPU Universitas Indonesia dan Kepala

PPATK Periode 2002-2011 berdasarkan rapat yang diinisiasi oleh UKP PPP dan

Mahkamah Agung sebelumnya terkait perlunya pedoman penanganan perkara

korporasi.

Berdasarkan rapat pada tanggal 31 Maret 2016 antara Mahkamah Agung, Komisi

Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan Agung dan Kepolisian dengan dipimpin

Ketua Kamar Pidana Mahamakah Agung, Hakim Agung Artidjo Alkostar serta

Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif disepakati pembentukan tim bersama antara

Mahkamah Agung, KPK, Kejaksaan Agung dan Kepolisian untuk pembentukan

pedoman pertanggungjawaban pidana korporasi.

Page 252: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

250

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut telah diadakan serangkaian kegiatan

dalam penyusunan draf pedoman dan naskah akademik. Saat ini pedoman

tersebut telah disetujui pada rapat kamar pidana dan saat ini sedang dibahas

pada level pimpinan Mahkamah Agung untuk mendapatkan persetujuan.

Substansi aturan tersebut akan mengatur mengenai pembuktian kesalahan,

hukum acara dan tata cara pemulihan aset. Harapannya, melalui pedoman

tersebut maka seluruh perkara yang menjadikan korporasi sebagai tersangka,

terdakwa atau terpidana dapat mendasarkan pada Peraturan Mahkamah Agung

tersebut.

8 Pembentukan Jejaring

Pemantau Peradilan

Bersih dan Tipikor

Bentuk kegiatan yang dilakukan di antaranya peningkatan kapasitas jejaring

daerah, FGD tematik dengan jejaring dalam rangka merumuskan forum jejaring

pemantau peradilan dan pembentukan forum jejaring pemantau peradilan. Dua

bentuk kegiatan lainnya yaitu Eksaminasi Publik dari hasil monitoring jejaring

pemantau peradilan (terhadap putusan pengadilan tipikor, eksaminator dari

akademisi/jejaring rekam sidang, praktisi, NGO, apgakum) dan evaluasi rutin

terhadap pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. Kegiatan ini difokuskan pada

8 area utama yaitu, Palembang, Surabaya, Mataram, Semarang, Ambon, Pontianak,

Pekan Baru, dan Kupang

3. Program Strategis

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

1 Festival Konstitusi dan Antikorupsi KPK bekerja sama dengan Mahkamah Konstitusi (MK), Majelis

Permusyawara-tan Rakyat (MPR) dan Universitas Hasanudin Makassar

menggelar Festival Konstitusi dan Antikorupsi di Baruga Andi

Pettarani, Universitas Hasanuddin, Senin 24 Oktober 2016. Kegiatan ini

menghadirkan Ketua MPR, Zulkifli Hasan, Ketua KPK, Agus Rahardjo,

Ketua MK, Arif Hidayat serta Rektor Unhas, Prof. Dwia Aries Tina

Palubuhu sebagai pembicara.

Pada kegiatan juga dilaksanakan dialog terbuka antara mahasiswa

dengan para pimpinan lembaga tinggi negara tersebut. Selain itu juga

digelar Pameran Konstitusi dan Antikorupsi. Stand Pameran diisi oleh

MK yang memamerkan inovasi baru dalam menciptakan transparansi

persidangan, komunitas Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK), serta

MPR yang melaporkan kegiatan sosialisasi dan penerapan Empat Pilar

MPR RI. Pada kesempatan tersebut Ketua MPR, Ketua MK, Ketua KPK,

dan Rektor Universitas Hasanuddin juga menandatangani deklarasi

antikorupsi.

2 Konferensi Nasional Pemberan-

tasan Korupsi (KNPK) 2016

Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan

KPK dalam rangka implementasi Paasal 6 dan 7 UU No 30 Tahun

2002. KNPK merupakan wadah bagi kementerian dan lembaga

menyampaikan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi

yang telah dilakukan oleh masing-masing lembaga kepada publik.

Kegiatan ini dihadiri oleh Presiden RI dengan pemaparan dari Jaksa

Agung, Kapolri, Ketua Kamar Pidana MA, Menteri Hukum dan HAM

dengan isu Reformasi Lembaga Penegak Hukum. Sementara untuk isu

Opti-malisasi Pelayanan Publik disampaikan oleh Menteri Keuangan,

Menteri Dalam Negeri, Walikota Denpasar dan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun rangkaian kegiatan KNPK tahun

2016 ini adalah didahului dengan Senior Official Meeting, Indonesia

Anti-corruption Forum (IACF) dan pertemuan puncak tanggal 1

Desember 2016.

Pada pertemuan puncak diserahkan temuan dan rekomendasi Senior

Official Meeting dan IACF kepada presiden RI, penyerahan optimalisasi

aset recovery KPK kepada Menteri Keuangan dan Peluncuran Program

JAGA. KNPK 2016 mengundang setidaknya 700 undangan terdiri

dari pimpinan KL/KLOP, BUMN, perusahaan swasta, lembaga donor,

kedutaan, asosiasi dll.

Page 253: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

251

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

3 Program Strategis Lainnya Selain program-program utama, ada beberapa program strategis

yang sangat mendukung program pemberantasan korupsi, baik sektor

pencegahan maupun penindakan, antara lain: penandatanganan

Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara KPK dan BPKP dalam rangka

mendukung fungsi koordinasi dan supervisi, kegiatan dukungan lintas

unit, menjadi nara sumber dalam FGD, seminar, konferensi, dan lain

sebagainya.

B. KERJA SAMA INTERNASIONAL

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

1 Bilateral dan Bantuan Internasi-

onal

Selain aktif melakukan pemberantasan korupsi di tingkat nasional,

KPK juga ak-tif menyuarakan pemberantasan korupsi di tingkat

internasional, baik dalam forum-forum internasional maupun bekerja

secara erat (bilateral) dengan intitusi atau lembaga anti korupsi di luar

negeri. Berikut kerjasama bantuan inter-nasional yang dilakukan oleh

KPK sepanjang 2016:

1. Permintaan Non MLA KPK kepada mitra negara lain pada 2016

sebanyak 9 permintaan.

2. Permintaan Non MLA mitra negara lain kepada Indonesia (KPK)

pada 2016 sebanyak 13 permintaan

3. Permintaan MLA Indonesia (KPK) kepada Negara Lain pada 2016

sebanyak 1 permintaan

4. Permintaan MLA negara lain kepada Indonesia (KPK) untuk 2016

belum ada.

Kerjasama bantuan internasional berupa pencarian informasi

perusahaan, pen-carian informasi individu, memfasilitasi pemeriksaan

saksi, memfasilitasi pene-lusuran aset, memfasilitasi pembekuan aset,

memfasilitasi perampasan aset, memfasilitasi pencarian individu, dan

memfasilitasi pemulangan individu.

C. KERJASAMA INTERNASIONAL

MULTILATERAL

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

1 Partisipasi dalam agenda

AntiKorupsi APEC ACTWG

APEC merupakan organisasi kerjasama ekonomi regional untuk

meningkatkan kerjasama dan liberalisasi perdagangan yang meliputi

semua ekonomi besar di wilayah Asia Pasifik, yang dibentuk pada 1989

saat pertemuan tingkat menteri negara-negara Asia Pasifik di Canberra,

Australia. APEC yang beranggotakan 21 negara, yaitu Australia, Brunei

Darussalam, Kanada, Cile, Hong Kong, Tiongkok, Indonesia, Jepang,

Republik Korea, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua New Guine,

Peru, Filipina, Rusia, Singapore, China Taipei, Thailand, Amerika, Vietnam),

bertemu secara tahunan untuk mendiskusikan isu-isu yang dihadapi

kelompok tersebut.

Dalam perkembangannya Pemimpin APEC menyadari adanya ancaman

serius yang ditimbulkan oleh korupsi, selain itu para pemimpin telah

sepakat bahwa ekonomi APEC harus memelihara dan mempertahankan

tata pemerintahan yang baik, pembangunan ekonomi, dan dan

kesejahteraan dengan bekerja sama untuk mencegah dan memerangi

korupsi dan menjamin transparansi.

Page 254: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

252

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

Menindaklanjuti hal tersebut, dibentuklah Anti Corruption and

Transparency Task Force (ACT Task Force) pada tahun 2005 sebagai

bentuk dukungan Pemimpin APEC pada “Komitmen Santiago untuk

Memerangi Korupsi dan Memastikan Transparansi”. Dalam kesepakatan

atas perlunya tindakan berkelanjutan untuk memerangi korupsi dan

mempromosikan transparansi, serta untuk meningkatkan kerja ACT

lebih baik lagi, maka ACT ditingkatkan statusnya menjadi kelompok

kerja (Anti Corruption and Transparency Working Group – ACT WG) pada

Maret 2011.

KPK sebagai focal point dalam APEC ACTWG memiliki peran yang

penting dalam penyusunan ACTWG Multi-Year Strategic Plan 2013-

2017. Rencana strategis ini akan digunakan sebagai acuan dari forum

ACTWG dalam mengimplementasikan komitmen anti korupsinya

yang meliputi meningkatkan peran ACTNET; meningkatkan kemitraan

antaran pemerintah dan swasta (PPP), dan kerjasama dalam bidang

pencegahan dan penindakan korupsi lainnya.

Peran penting delegasi KPK dapat dilihat dalam penyusunan Lima

Anti Corruption and Transparency Statement yang menjadi bagian

dari APEC 2016 Leaders Statement yang telah dideklarasikan oleh

pimpinan ekonomi APEC termasuk Indonesia (Wapres Jusuf Kalla).

Lima Statement mengukuhkan komitmen negara anggota APEC

untuk memberantas korupsi dan penyuapan; memperkuat kerjasama

dan tukar-menukar pengalaman melalui ACTNET serta memberantas

korupsi yang terkait illegal logging and mining, wildlife trafficking, and

IUU fishing, and related modern slavery and human trafficking. Delegasi

Indonesia juga memberikan update pada pertemuan ACTWG di Peru

(Agustus 2017) mengenai pencapaian dalam bidang pencegahan dan

pemberantasan korupsi termasuk mengenai pembuatan Peraturan

MA mengenai pertanggungjawaban pidana korporasi dan pembuatan

aplikasi JAGA untuk pencegahan korupsi.

2 Partisipasi dalam Agenda

AntiKorupsi Forum G-20

G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara

dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa.

Secara resmi G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance

Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Kelompok ini dibentuk

tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis menghimpun

kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk membahas

isu-isu penting perekonomian dunia.

Pada 2010 saat pertemuan G-20 di Korea Selatan disepakati untuk

dibentuk Kelompok Kerja Anti Korupsi (Anti Corruption Working Group

- ACWG). Tujuan didirikannya ACWG adalah mewujudkan komitmen

global dalam perang global melawan korupsi. Pada 2011, Indonesia

dalam hal ini KPK yang diwakili oleh Wakil Ketua KPK Bapak Moh. Yasin

bersama Perancis menjadi chair dan co-chair pada pertemuan ACWG

pertama di Bali.

Page 255: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

253

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

Beneficial Ownership

Penggunaan badan hukum untuk menyembunyikan aset yang

dihasilkan tindak pidana korupsi dan pencucian uang semakin marak

dilakukan oleh pelaku kejahatan. Di beberapa negara termasuk

Indonesia, perusahaan sering digunakan untuk melakukan transaksi

yang bertujuan mengaburkan asal-usul uang hasil kejahatan ke

dalam sistem keuangan global. Menyikapi penyalahgunaan badan

hukum tersebut, maka pada 2014, pimpinan negara anggota G20

termasuk Indonesia telah menyepakati G20 Level Principle on

Beneficial Ownership and Transparency yang menekankan pentingnya

transparansi kepemilikan dan ketersediaan data beneficial ownership

yang akurat dan dapat diakses oleh lembaga yang berwenang. Sebagai

anggota Asian Pacific Group on Money Laundering (APG), Indonesia

juga harus memiliki peraturan domestik yang sesuai dengan Standar

FATF, termasuk Rekomendasi 24 dan 25 FATF mengenai transparansi

BO. Rekomendasi 24 dan 25 FATF menyatakan bahwa setiap negara

diwajibkan untuk memastikan informasi mengenai beneficial ownership

cukup, akurat dan terupdate secara berkala dan dapat diakses oleh

pihak yang berwenang.

Sebagai Focal Point dan Delegasi Tetap RI dalam G20 ACWG, KPK

berperan penting dalam mendorong implementasi komitmen

Indonesia di G20. KPK dan Kementerian/Lembaga terkait ( BI, PPATK,

OJK dan Ditjen Pajak) bersepakat mengenai perlunya mekanisme

pengumpulan dan pengelolaan informasi BO yang sesuai dengan

standar internasional. KPK, sebagai focal poin G20, telah mendorong

para pemangku kepentingan BO untuk membuat rencana langkah-

langkah perbaikan mekanisme pengumpulan dan pengelolaan

informasi BO di Indonesia. Rencana ini juga sudah secara dikirimkan

secara resmi kepada G20 sebagai komitmen Indonesia melaksanakan

G20 ACWG Implementation Plan 2015-2016. Selain itu, KPK bersama

pemangku kepentingan lainnya juga melakukan kajian yang diperlukan

untuk mendukung program perbaikan transparansi BO di Indonesia.

Kajian tersebut meliputi: Identifikasi bentuk dan jenis badan hukum

yang ada di Indonesia dan resikonya terhadap korupsi dan pencucian

uang; Analisa kesenjangan antara standar internasional dan peraturan

perundang-undangan yang saat ini berlaku di Indonesia; Analisa Praktik

Baik lama pengumpulan dan pengelolaan informasi BO di negara lain.

G-20 Implementation Plan 2017-2018

Selain mendorong implementasi BO di Indonesia, KPK dalam kerangka

kerjasama G20 bidang antikorupsi juga berperan aktif dalam menyusun

G-20 Implementation Plan 2017-2018. Rencana implementasi dua

tahunan ini menjadi kerangka kerja utama yang akan menjadi acuan

negara anggota G-20 dalam mengimplementasikan program anti

korupsi. Dalam rencana aksi tersebut, negara G-20 termasuk Indonesia

bersepakat untuk meningkatkan kerjasama untuk meningkatkan

integritas dan transparansi di sektor publik dan swasta; program

beneficial ownership, pemberantasan suap dan pemberantasan korupsi

di sektor yang berisiko tinggi serta pembangunan kapasitas dalam

pemberantasan korupsi.

Delegasi Indonesia yang diketuai oleh KPK juga memberikan kontribusi

atas disepakatinya High Level Principles on Cooperation on Persons

Sought for Corruption dan pembentukan the Research Centre on

International Cooperation Regarding Persons Sought for Corruption and

Asset Recovery in G20 Member States. Kedua deliverables ini dapat

dimanfaatkan sebagai kerangka kerjasama antar negara anggota

G20 untuk bekerjasama dalam bidang penindakan khususnya terkait

pemulihan aset dan pencarian tersangka korupsi.

Page 256: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

254

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

3 United Nations Convention Against

Corruption (UNCAC)

Untuk mengkaji pelaksanaan United Nations Convention against

Corruption (UNCAC) oleh negara-negara pihak yang telah meratifikasi,

Conference of the States Parties ke-III di Doha, Qatar (2009) telah

menetapkan Resolusi 3/1 tentang Mekanisme Review dengan ketentuan

di antaranya:

1. Sejalan dengan Pasal 63 UNCAC, bertujuan membantu negara

pihak dalam mengimplementasikan UNCAC.

2. Terdiri atas 2 putaran, dengan durasi 5 tahun tiap putaran. Untuk

menentukan giliran tiap-tiap negara, dilaksanakan pengundian

(drawing of lots).

3. Putaran pertama mengkaji Bab III (Pemidanaan) dan IV (Kerjasama

Internasional).

4. Putaran kedua mengkaji Bab II (Pencegahan) dan V (Pemulihan

Aset).

5. Mekanisme review harus mengikuti prinsip-prinsip:

o Non-adversarial, non-punitif, tanpa pemeringkatan

o Kesempatan berbagi praktik unggulan dan tantangan

o Membantu Negara Pihak dalam mengimplementasikan

Konvensi secara efektif

o Memperhatikan pendekatan geografis yang seimbang;

o Bersifat teknis & antar-pemerintah

o Saling melengkapi dengan mekanisme review lain yang sudah

ada

o Memperhatikan keragaman sistem hukum dan tingkat

pembangunan

o Memperhatikan kerahasiaan

Reviu dilaksanakan melalui proses peer review dan UNODC berperan

sebagai sekretariat. Tiap negara wajib menunjuk focal point (satu orang

atau lebih) yang berperan mengkoordinasikan pelaksanaan review di

negaranya. Dalam review putaran pertama dan kedua yang dijalani oleh

Indonesia, yang menjadi focal point untuk Indonesia adalah Direktur

PJKAKI pada Komisi Pemberantasan Korupsi.

Review putaran pertama (2010-2015) – Bab III & IV

Pada putaran pertama, Indonesia mendapat giliran direview pada tahun

pertama (mulai 2010) dengan Uzbekistan dan Inggris sebagai pereview.

Dalam pelaksanaannya, KPK melibatkan juga berbagai pemangku

kepentingan di dalam negeri, yaitu: Polri, Kejagung, MA, Kemenkumham,

Kemen PPN/Bappenas, Kemlu, PPATK, LPSK, BI, Ombudsman dan

masyarakat sipil.

Country Report yang dihasilkan dalam review putaran pertama memuat

beberapa rekomendasi, antara lain:

1. 5 rekomendasi untuk memperkuat aspek Pemidanaan

2. 14 rekomendasi untuk memperkuat aspek Penegakan Hukum

3. 3 rekomendasi untuk memperkuat prosedur Ekstradisi

4. 10 rekomendasi untuk memperkuat prosedur MLA

Selain direview, Indonesia juga menjadi negara pereview sebanyak 3

kali, yaitu terhadap Iran (2013), Kyrgyzstan (2015) dan Haiti (2015).

Review putaran kedua (2016-2021) – Bab II & V

Pada putaran kedua, Indonesia mendapat giliran direview pada tahun

pertama (mulai 2016) dengan Yaman dan Ghana sebagai pereviu. Dalam

tahapan self-assessment, telah dilakukan koordinasi yang melibatkan

berbagai pemangku kepentingan antara lain: Bawaslu, BKN, BKPM, BPK,

BPKP, KASN, Kemenkeu, KemenPAN-RB, KemenPPN/Bappenas, Kemlu,

KIP, KSP, KY, LAN, LKPP, MA, OJK, Polri dan PPATK.

Page 257: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

255

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

4 The South East Asia Parties Against

Corruption (SEA-PAC)

SEA-PAC berdiri pertama kali pada 15 Desember 2004 di Jakarta yang

ditandai dengan penandatanganan MoU antar 4 (empat) lembaga anti

korupsi di Asia Tenggara. Keempat lembaga tersebut adalah : Anti

Corruption Bureau (ACB) Brunei Darussalam, KPK Indonesia, Malaysia

Anti-Corruption Commission (MACC) Malaysia, dan Corrupt Practice

Investigation Bureau (CPIB) Singapora.

Pada pertemuan ke-3 SEA-PAC di Singapura pada tanggal 11 September

2007, bergabunglah 4 (empat) lembaga anti korupsi di Asia Tenggara

dengan menandatangani MoU, yaitu Anti Corruption Unit (ACU)

Kamboja, Office of The Ombudsman (OMB) Filipina, National Anti-

Corruption Commission (NACC) Thailand dan Government Inspectorate

(GI) Vietnam.

Kemudian bergabunglah Government Inpection Authority (GIA) Laos

menjadi negara ke-9 dengan menandatangani MoU dalam pertemuan

ke-6 SEA-PAC yang diselenggarakan di Siem Riep, Kamboja. Sampai

dengan Annual Meeting ke-10 di Malaysia, baru 9 negara yang sudah

menandatangani MoU, Myanmar belum menandatangani namun

sudah menjadi anggota.

Saat ini anggota SEA-PAC sudah menjadi 10 yang terdiri dari: Anti-

Corruption Bureau (ACB) – Brunei Darussalam, Anti-Corruption Unit

(ACU) – Cambodia, Corruption Eradication Commission (KPK) – Indonesia,

State Inspection and Anti-Corruption Authority – Lao PDR, Malaysia Anti-

Corruption Commission (MACC) – Malaysia, Anti-Corruption Commission

(ACC) – Myanmar, Office of the Ombudsman (OMB) – Phillippines,

Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) – Singapore, National Anti-

Corruption Commission (NACC) – Thailand, The Government Inspectorate

(GI) – Vietnam.

5 International Anti–Corruption

Academy (IACA)

IACA adalah organisasi internasional yang dibentuk sebagai wadah

kerjasama peningkatan kapasitas bagi aparat lembaga pencegahan dan

pemberantasan korupsi. IACA dibentuk sebagai hasil inisiatif bersama

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Pemerintah Austria

dan European Anti-Fraud Office (OLAF) dan para pemangku kepentingan

lainnya. Dalam kegiatannya, IACA bertindak selaku center of excellence

independen dengan menyediakan pendidikan, pelatihan, pembentukan

jejaring dan kerjasama, termasuk penelitian ilmiah dalam bidang

pemberantasan korupsi. IACA berkedudukan di Laxenburg, Austria.

Indonesia merupakan salah satu founding members IACA dan tercatat

sebagai Negara Pihak ke-49 pada Persetujuan Pendirian IACA.

Sehubungan dengan status Indonesia sebagai negara pihak, Indonesia

akan memiliki hak suara pada proses pembahasan dan pengambilan

keputusan atas isu-isu krusial yang diperkirakan akan menjadi topik

penting pada pertemuan tersebut, salah satu isu krusial yang dimaksud

adalah terkait dengan pendanaan.

Pemanfaatan keberadaan IACA oleh Indonesia, khususnya oleh KPK

adalah keikutsertaan fungsional KPK dalam short course pencegahan

korupsi tahun 2010 dan Pencegahan korupsi di sektor pengadaan

barang dan jasa tahun 2012, serta menjadi acuan dalam rangka

pembangunan ACLC melalui kegiatan studi banding tahun 2011. Manfaat

lainnya diterima KPK adalah:

• Mendorong terjalinnya kerjasama teknik dan pertukaran informasi

dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi

• Komitmen nasional untuk meningkatkan citra bangsa Indonesia

dalam percaturan politik internasional.

• Untuk meningkatkan kerjasama internasional khususnya dalam

membangun jaringan penegak hukum dan pihak-pihak yang

melakukan upaya pemberantasan korupsi

Page 258: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

256

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 15PELAKSANAAN SURVEI

KERJASAMA KPK

TAHUN 2016

Page 259: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

257

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Dalam melihat kualitas hubungan KPK dengan mitra

kerjasamanya, indeks kerjasama menjadi salah satu

indikatornya. Indeks ini didapatkan melalui kegiatan survei

yang dalam proses pelaksanaannya melalui beberapa

tahapan seperti pada gambar skema di bawah ini.

Gambar 1.

Tahapan Pelaksanaan Survei Kerjasama KPK

I. Persiapan II. Pelaksanaan

Survei

IV. PelaporanIII. Pengolahan

dan

Analisis Data

1. Tahap I. Persiapan

Pada tahap ini KPK merumuskan berbagai prasarana yang

diperlukan dalam kegiatan survei yang akan dilakukan.

Beberapa hal yang dirumuskan KPK pada tahap ini antara

lain adalah

a) Pendekatan dan Metodologi

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam kegiatan

Survei Kerjasama KPK adalah Quantitative dan

Qualitative Research. Mekanisme pengumpulan data

primer ini dilakukan dengan metode survei lapangan

melalui wawancara langsung tatap muka (face to face

interview). Sedangkan metode pembobotan indikator

ditentukan melalui diskusi kelompok terfokus (Focus

Group Discussion).

Tabel 1.

Dimensi dan Indikator Survei Kerjasama KPK

DIMENSI DEFINISI OPERASIONAL NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL

Input Hal-hal yang perlu diatur

sebelum adanya kesepakatan

kerjasama antara KPK dengan

mitra kerjasama

1 Kejelasan Kerjasama Kejelasan ruang lingkup

kerjasama yang mencakup

semua aspek dalam pelaksanaan/

implementasi kerjasama

2 PIC Kerjasama Kejelasan PIC yang ditunjuk KPK

dalam menangani implementasi

kerjasama

3 Kejelasan Pemenuhan

Permintaan Kerjasama

Kejelasan waktu dan keputusan

KPK terhadap permintaan

kerjasama yang diajukan oleh

mitra kerjasama

b) Dimensi dan Indikator Survei

Dimensi dan indikator yang digunakan dalam survei

kerjasama ini seperti pada tabel di bawah ini. Rumusan

definisi operasional dan indikator yang digunakan

dihasilkan dari kajian teori dari beberapa sumber

literatur.

Page 260: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

258

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

DIMENSI DEFINISI OPERASIONAL NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL

Proses Semua aspek yang mengatur

proses implementasi

kerjasama

4 Mekanisme Kerjasama Tata cara pelaksanaan/

implementasi kerjasama

yang disepakati oleh masing-

masing pihak sebagai petunjuk

pelaksanaan (Juklak) kerjasama

5 Kompetensi Pelaksana

Kerjasama

Pengetahuan, kemampuan

dan keterampilan personil KPK

yang menangani implementasi

kerjasama

6 Perilaku (attitude)

Pelaksana Kerjasama

Sikap (attitudes) masing-masing

personil yang terlibat dalam

pelaksanaan/implementasi

kerjasama

7 Jangka Waktu

Kerjasama

Jangka waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan seluruh

tahap pelaksanaan/implementasi

kerjasama

8 Pemenuhan Kewajiban

Kerjasama

Pemenuhan kewajiban masing-

masing pihak yang bekerjasama

diatur dengan jelas, baik secara

tertulis maupun secara lisan

9 Penanganan Kendala,

Saran dan Umpan Balik

(Feedback) Kerjasama

Tata cara penanganan kendala,

saran dan umpan balik dari mitra

kerja KPK dan tindak lanjutnya

Output Keluaran yang diharapkan dari

implementasi kerjasama

10 Manfaat Kerjasama Manfaat yang diperoleh masing-

masing pihak dari kerjasama

yang terjalin, terutama manfaat

bagi pemberantasan korupsi

di Indonesia, baik pencegahan

maupun penindakan

Outcome Hasil yang diperoleh dari

implementasi kerjasama

dalam jangka panjang

11 Perubahan Perilaku Hasil yang diharapkan oleh

masing-masing pihak dari

implementasi kerjasama yang

telah dilaksanakan, yaitu adanya

perubahan perilaku dari mitra

kerjasama KPK

Setelah rancanagan indikator survei kerjasama KPK

disusun, maka selanjutnya setiap indikator tersebut

diterjemahkan ke dalam beberapa butir pertanyaan dalam

kuesioner yang akan digunakan pada saat wawancara

dengan responden.

Bentuk kerjasama yang disurvei adalah seluruh kerjasama

yang pernah dilaksanakan/diimplementasikan antara KPK

dan Mitra Kerjasama. Mitra kerjasama menjalin kerjasama

dengan seluruh bagian dari struktur organisasi KPK yang

terdiri dari:

1. Bidang Pencegahan

2. Bidang Penindakan

3. Bidang Informasi dan Data

4. Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan

Masyarakat

5. Bidang Kesekjenan

c) Skala Indeks dan Interpretasi Nilai Indeks

Kuesioner kerjasama menggunakan skala indeks 10

s/d 100. Dimana semakin mendekati nilai 100, maka

semakin tinggi kualitas kerjasama KPK dengan mitra

kerja. Sedangkan interpretasi nilai indeks kerjasama

tersebut adalah seperti pada tabel di bawah ini.Tabel 2.

Interpretasi Nilai Indeks Kerjasama KPK

No. Interval Indeks Konversi Interval Indeks ke Skala 100 Kualitas Kerjasama

1 1,00 – 1,75 25,00 – 43,75 D Tidak Baik

2 1,75 – 2,50 43,76 – 62,50 C Cukup Baik

3 2,50 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik

4 3,25 – 4,00 81,26 – 100,00 A Sangat Baik

Page 261: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

259

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

d) Penentuan Lokasi dan Responden

Responden dalam survei ini adalah Individu yang

mewakili instansi yang merupakan mitra kerjasama KPK

yang ada di wilayah DKI Jakarta dan Provinsi Banten.

Responden yang diwawancarai adalah pejabat/staf

yang terlibat langsung dalam implementasi kerjasama

mewakili instansi/institusi yang bekerjasama dengan

KPK.

e) Pelatihan/Pembekalan Petugas Lapang (Surveyor/

Enumerator/Interviewer)

Rangkaian persiapan terakhir adalah memberikan

pelatihan/pembekalan kepada tenaga lapangan

(surveyor/enumerator/interviewer) yang akan

bertanggungjawab pada pengumpulan data primer

dengan cara wawancara langsung tatap muka (face

to face interview) dengan mitra kerjasama KPK

menggunakan kuesioner yang telah disusun.

Pelatihan/pembekalan tenaga lapangan (surveyor/

enumerator/interviewer) ini memuat materi tentang:

1. Pengetahuan tentang program kerjasama KPK;

2. Penguasaan semua pertanyaan dalam kuesioner;

3. Teknik pendekatan diri (Personal Approach) kepada

calon responden;

4. Kemampuan berkomunikasi (Communication Skill);

5. Tata cara pengisian kuesioner.

2. Tahap II. Pelaksanaan Survei

Setelah infrastruktur sudah dirumuskan, subyek yang

melakukan survei sudah diberikan kemampuan untuk

melakukannya. Kegiatan survei ini akhirnya dilaksanakan

pada 31 Oktober sampai dengan 28 Desember 2016.

Jumlah responden dalam pelaksanaan survei ini adalah

sebanyak 167 responden. Komposisi bagian KPK yang

menjalin kerjasama dengan setiap mitra kerjasama yang

terdiri atas 167 responden tersebut seperti pada gambar

diagram di bawah ini.

Gambar 2.

Komposisi Responden Survei Kerjasama berdasarkan Unit

KPK yang Bekerjasama

Pencegahan Penindakan informasi dan Data PIPM Kesekjenan Tidak tahu

63%

18%

8%

3. Tahap III. Pengolahan dan Analisis Data

Setelah survei selesai dilaksanakan, tahapan selanjutnya

dari kegiatan survei ini adalah tahap pengolahan dan

analisis data. Tahapan ini terbagi menjadi 2 (dua) uraian

kegiatan, yaitu:

a) Coding, Entry dan Cleaning Data

Setelah proses survei dilaksanakan, hasil dari kuesioner

tersebut harus dilakukan QC data yang selanjutnya

dilakukan pemberian kode (Coding) berupa angka skor

terhadap semua pilihan jawaban dalam kuesioner.

Coding dilakukan untuk keperluan entry data ke

komputer.

Sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data, setiap

data hasil survei perlu akan dilakukan pembersihan

(cleaning) data. Cleaning data ini dilakukan dengan

cara membandingkan data yang tertera pada lembar

kuesioner dengan data yang ada dalam software

komputer.

b) Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data yang didapatkan dari survei sudah melalui

tahapan coding, entry dan cleaning, data-data tersebut

selanjutnya diolah dengan analisis statistika deskriptif.

Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan skor indeks

kerjasama yang diharapkan. Beberapa langkah dalam

menentukan indeks kerjasama ini antara lain:

(1) Menghitung rata-rata skor untuk setiap butir

pertanyaan dalam kuesioner;

(2) Menghitung rata-rata skor untuk setiap indikator

dengan cara menghitung rata-rata skor untuk

setiap butir pertanyaan yang ada dalam satu

indikator;

(3) Menghitung indeks kerjasama KPK dengan cara

menjumlahkan hasil perkalian antara rata-rata

skor untuk setiap indikator dengan bobot masing-

masing indikator.

Dengan mengikuti setiap langkah penghituangan di

atas, akhirnya didapatkan hasil indeks kerjasama KPK

seperti pada tabel di bawah ini.

Page 262: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

260

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Tabel 3.

Hasil Pengukuran Indeks Kerjasama KPK Tahun 2016

DIMENSI BOBOT INDIKATOR KPK INDEKS KERJASAMA

INPUT

21,39

Kejelasan Kerjasama 82,13

86,18

PIC Kerjasama 84,62

Kejelasan Pemenuhan Permintaan Kerjasama 83,54

PROSES

29,44

Mekanisme Kerjasama 82,78

Kompetensi Pelaksana Kerjasama 86,55

Perilaku (attitude) Pelaksana Kerjasama 86,36

Jangka Waktu Kerjasama 82,36

Pemenuhan Kewajiban Kerjasama 82,34

Penanganan Kendala, Saran dan Umpan Balik

Kerjasama

82,66

OUTPUT 23,06 Manfaat Kerjasama 89,6

OUTCOME 26,11 Perubahan Perilaku 88,04

4. Tahap IV. Pelaporan

Setelah semua kegiatan survei kerjasama dilaksanakan

hingga mendapatkan hasil. Tahapan selajutnya adalah

penyusunan laporan dan presentasi hasil survei kepada

Pimpinan/Deputi/Direktur KPK.

Page 263: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

261

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 264: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

262

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 16PENGAWASAN INTERNAL

TAHUN 2017

Page 265: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

263

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

PENGAWASAN INTERNAL

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

1 Audit/Reviu Keuangan & Kinerja KPK terus berupaya meningkatan akuntabilitas kinerja dan keuangan

melalui kegiatan audit, reviu atau evaluasi. Dengan peran serta aktif

seluruh pihak di KPK dan dukungan audit dan reviu, diperoleh hasil

audit keuangan KPK yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Selain

hal tersebut KPK juga mendapatkan nilai A untuk penilaian sistem

akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Adapun kegiatan audit dan

reviu yang telah pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:

a. Reviu Laporan Akuntabilitas Kinjerja KPK

b. Audit Kinerja atas Program kegiatan Bidang Pencegahan Korupsi

Tahun 2011-2015

c. Reviu Lelang Pra DIPA KPK TA 2016

d. Reviu Pengadaan Barang/Jasa dan Penyerapan Anggaran (tiap

Triwulan)

e. Reviu Sistem Akuntabilitas Kinerja KPK

f. Reviu Laporan Keuangan KPK Semester 2 Tahun Anggaran 2015

g. Reviu Laporan Keuangan KPK Semester 1 Tahun Anggaran 2016

h. Reviu Rencana Kerja dan Anggaran 2017

i. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu terhadap Kegiatan

Penyadapan dan Surveillance Tahun 2015

j. Reviu Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara Tahun Anggaran

2018

k. Reviu Kinerja Pengelolaan Barang Rampasan

l. Reviu atas Pertanggungjawaban Kegiatan Swakelola Kedeputian

Pencegahan

m. Reviu terhadap Pengelolaan Uang Persediaan di Lingkup Kedeputian

Penindakan

2 Integritas Kelembagaan KPK Dalam upaya untuk mencapai visi dan misi organisasi, KPK berlandaskan pada nilai-nilai dasar untuk tetap menjaga integritas organisasi dan setiap individu pegawai. KPK melelui Direktorat Pengawasan Internal dalam hal ini mengambil peran melalui kegiatan penegakan etika & profesi sebagai wujud prinsip zero tollerance terhadap pelanggaran nilai dasar pribadi, kode etik, dan pedoman perilaku KPK; kegiatan sosialisasi nilai dasar, kode etik dan pedoman perilaku; kegiatan urinalisasis; kegiatan survey integritas dan penerapan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG).a. Penegakan Etika & Profesi

Kegiatan penegakan etika merupakan kegiatan yang bersifat represif yang merupakan tindak lanjut dari pengaduan baik pengaduan dari pihak internal maupun masyarakat secara umum ataupun dari hasil pengawasan terhadap pelanggaran terhadap kode etik dan kedisiplinan yang dilakukan oleh pimpinan, penasihat atau pegawai KPK. KPK berkomitmen untuk menindaklanjuti setiap laporan pengaduan terkait pimpinan, penasihat dan pegawai KPK yang melakukan pelanggaran kode etik. Pada 2016 terdapat 16 pengaduan internal yang diterima dan seluruhnya telah ditindaklanjuti.

b. SosialisasiPada 2016 telah dilaksanakan kegiatan sosialisasi, baik untuk internal KPK maupun pihak eksternal KPK. Untuk pihak internal KPK, telah dilakukan sosialisasi kode etik kepada seluruh pegawai KPK yang bekerjasama dengan Biro Humas. Diharapkan melalui kegiatan sosialisasi ini seluruh pegawai semakin memahami nilai dasar, kode etik, dan pedoman perilaku KPK sehingga meminimalisasi terjadinya pelanggaran yang disebabkan kurangnya pengetahuan dari pegawai. Sedangkan pelaksanaan sosialisasi kepada pihak eksternal KPK terkait dengan maraknya oknum yang mengaku sebagai pegawai KPK atau penyalahgunaan atribut KPK.

Page 266: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

264

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

c. Kegiatan UrinalisisKegiatan urinalisis (pemeriksaan urine) yang dilakukan oleh KPK merupakan upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Kegiatan urinalisis ini dilakukan pada November 2016 yang diikuti oleh pimpinan, struktural dan pegawai KPK dengan total peserta berjumlah 440 orang. Dalam kegiatan urinalisis ini juga dilakukan sosialisasi oleh BNN terkait bahaya narkoba.

d. Indeks Integritas OrganisasiNilai Integritas Organisasi KPK diukur melalui survey integritas organisasi. Survey ini dilakukan setiap 2 tahun sekali dan pengukuran terakhir dilakukan pada tahun 2015 dengan capaian sebesar 3.67 dari skala 5. Sementara, 2016 merupakan tahun intervensi dimana setiap unit kerja terkait melakukan upaya untuk meningkatan nilai integritas organisasi sesuai dengan target yang ditetapkan di tahun 2017, yaitu sebesar 4 dari skala 5. Dalam hal ini, KPK melakukan upaya peningkatan integritas organisasi dengan terlibat dalam pengembangan Manajemen Risiko dan Penegakan Etika.

e. Unit Pengendalian GratifikasiSebagai implementasi tindak lanjut pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, KPK melalui Surat Keputusan Pimpinan Nomor KEP-1275/01/12/2015 membentuk Tim Pelaksana Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) internal dibawah koordinator Direktorat Pengawasan Internal. Sebelum terbentuknya UPG di KPK, penanganan pelaporan gratifikasi oleh pihak internal dilakukan oleh Direktorat Gratifikasi KPK. UPG internal berfungsi melaksanakan pencegahan tindak pidana korupsi dan penegakan Kode Etik serta Peraturan Kepegawaian Komisi melalui pelaporan dan pengendalian gratifikasi internal. selama Periode Januari s.d. November 2016, KPK menerima 153 Laporan Gratifikasi Internal yang disampaikan oleh pimpinan dan pegawai KPK. berantasan Korupsi, KPK melalui Surat Keputusan Pimpinan Nomor KEP-1275/01/12/2015 membentuk Tim Pelaksana Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) internal dibawah koordinator Direktorat Pengawasan Internal. Sebelum terbentuknya UPG di KPK, penanganan pelaporan gratifikasi oleh pihak internal dilakukan oleh Direktorat Gratifikasi KPK. UPG internal berfungsi melaksanakan pencegahan tindak pidana korupsi dan penegakan Kode Etik serta Peraturan Kepegawaian Komisi melalui pelaporan dan pengendalian gratifikasi internal. selama Periode Januari s.d. November 2016, KPK menerima 153 Laporan Gratifikasi Internal yang disampaikan oleh pimpinan dan pegawai KPK.

3 Eksaminasi Perkara TPK Kegiatan eksaminasi merupakan salah satu kegiatan pengawasan internal yang diatur dalam Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi RI Nomor 01 tahun 2015 tanggal 13 Februari 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pemberantasan Korupsi pada Pasal 25 ayat (3) huruf d: “Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Pengawasan Internal menyelenggarakan fungsi eksaminasi atas perkara tindak pidana korupsi yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi” Definisi Eksaminasi sesuai dengan Peraturan KPK RI Nomor : PER-02 Tahun 2015 tanggal 17 Februari 2015 tentang Pedoman Umum Pengawasan Internal, Eksaminasi adalah kegiatan penelitian dan pemeriksaan berkas perkara disemua tingkat penanganan perkara mulai penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pelaksanaan putusan pengadilan (eksekusi) oleh fungsional pengawas internal dan/atau Penyelidik/Penyidik/Jaksa Penuntut Umum KPK/Pihak lain yang ditunjuk untuk dan atas nama Direktorat Pengawasan Internal.

Pada 2016, KPK telah melaksanakan kegiatan eksaminasi sebanyak 4 kegiatan sebagai berikut:a. Laporan Hasil Eksaminasi Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi

Perencanaan & Pelaksanaan Pembangunan Proyek Pusat Pendidikan & Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Bogor & Tindak Pidana Pencucian Uang atas nama terpidana Anas Urbaningrum.

Page 267: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

265

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

b. Melaksanakan kegiatan eksaminasi terhadap penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang atas nama terpidana Rudi Rubiandini.

c. Eksaminasi terhadap penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang atas nama terpidana Deviardi.

d. Eksaminasi terhadap penanganan perkara Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang atas nama terpidana Syahrul Raja Sampurna Jaya.

Capaian kinerja ini jika dibandingkan tahun 2015 terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini disebabkan sudah terdapat personel khusus, yaitu Jaksa Penuntut Umum yang ditempatkan pada Direktorat Pengawasan Internal yang memiliki tugas melaksanakan kegiatan eksaminasi.

4 Konsultansi Dalam upaya memberikan nilai tambah bagi organisasi, KPK menjalankan

fungsi konsultansi. Konsultansi dapat dilakukan terhadap pegawai KPK

maupun unit kerja yang membutuhkan saran dan rekomendasi. Pada

2016, konsultansi dapat dilakukan secara melekat dengan kegiatan yang

dilaksanakan seperti pemeriksaan, audit dan reviu atau merupakan

permintaan khusus dari unit kerja atau individu pegawai. Selama 2016,

telah dilakukan 25 kegiatan konsultansi, di antaranya:

a. Asistensi penyusunan kebijakan dan penerapan Sistem Manajemen

Keamanan Informasi KPK

b. Konsultansi atas kegiatan Direktorat Pendidikan dan Pelayanan

Masyarakat tahun 2016

c. Rancangan peraturan KPK tentang Penetapan Status Saksi Pelaku

yang bekerja sama

d. Saran & pendapat terkait analisis hukum dan kerjasama di lingkungan

KPK (11 kegiatan)

e. Saran, pendapat, dan catatan disiplin terkait kepegawaian (10

kegiatan)

5 Manajemen Risiko Terpadu Sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah dan perbaikan berkelanjutan bagi organisasi, KPK berinisiatif mendorong terbangunnya sistem manajemen risiko. Adapun tujuan dari pembangunan sistem manajemen risiko di KPK adalah:1. Mendorong manajemen yang pro-aktif untuk mencegah terjadinya

“kerugian” (loss) melalui identifikasi dan penanganan risiko (termasuk fraud) pada organisasi.

2. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan pemangku kepentingan (stakeholders) melalui perbaikan tata kelola organisasi dan pengendalian.

3. Menetapkan suatu landasan yang kokoh dalam pengambilan keputusan dan perencanaan.

4. Memperbaiki sistem pengelolaan atas insiden yang tidak diharapkan melalui Business Continuity Management.

Tahun 2016 merupakan tahap ke-2 dalam pengembangan manajemen risiko terpadu dari 4 tahap yang direncanakan dalam roadmap. Adapun hasil yang telah dicapai adalah :1. Tersedianya kebijakan dan pedoman Manajemen Risiko Terpadu KPK2. Terbentuk dan terlaksananya Komite Pengarah, Pelaksana dan

Champion (agent) Manajemen Risiko Terpadu KPK3. Peningkatan pemahaman mengenai manajemen risiko bagi

struktural dan pegawai KPK4. Kegiatan identifikasi dan asesmen risiko dan profil risiko KPK

(Operasional & Strategis)5. Pelaksanaan mitigasi risiko sesuai profil risiko KPK

Page 268: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

266

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

6 Koordinasi dengan Penegak

Hukum terkait Penyalahgunaan

Nama Lembaga KPK

Selama 2016, telah ditindaklanjuti 5 (lima) laporan pengaduan masyarakat terkait oknum yang mengaku sebagai pegawai KPK dan menyalahgunakan nama KPK di daerah DKI Jakarta & Depok, Indramayu, Subang, Malang, dan Situbondo. Sebagai upaya mencegah maraknya oknum yang mengaku sebagai pegawai KPK, pimpinan KPK mengeluarkan surat edaran tertanggal 31 Agustus 2016 dengan nomor surat Nomor B-7507/01-42/08/2016 perihal Pemberitahuan Tentang Maraknya Penyalahgunaan Nama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan/atau Pimpinan KPK, Pejabat/Pegawai KPK oleh pihak-pihak lain sebagai sarana untuk melakukan tindak pidana penipuan, pemerasan dan pemalsuan, kemudian ditindak lanjuti dengan sosialisasi oleh Deputi PIPM. Di samping itu, KPK melakukan koordinasi dengan APGAKUM setempat dalam penyelesaian pengaduan masyarakat tersebut.

7 Dukungan dan Pengembangan

Pengawasan.

KPK terus melakukan penyempurnaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Penerimaan Pelaporan Internal KPK (SIMPATIK) yang merupakan sistem pengaduan internal yang dikelola oleh Direktorat Pengawasan Internal KPK dengan menambahkan modul konsultansi. Adapun alamat pengaduan internal KPK (SIMPATIK) adalah: https://simpatik.kpk.go.id dan email: [email protected].

Partisipasi masyarakat luas turut dilibatkan dalam sistem pengaduan internal ini dalam rangka menguatkan fungsi pengawasan oleh masyarakat. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memperkuat pengendalian internal KPK dan memperkuat integritas lembaga KPK. Selain itu dilakukan pengembangan dengan menambahkan modul konsultasi bagi pegawai KPK. Tujuan dari penambahan modul konsultasi agar setiap pegawai KPK dengan mudah melakukan konsultansi terkait pelaksanaan tugas sehari-hari.

Dalam rangka pencapaian visi dan misi Direktorat Pengawasan Internal KPK upaya yang dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan perbaikan yang berkelanjutan melalui peningkatan level kapabilitas Internal Audit Capability Model (IACM).

IACM merupakan suatu kerangka kerja yang mengidentifikasi aspek-aspek fundamental yang dibutuhkan bagi terwujudnya unit pengawasan internal yang efektif pada sektor publik. IACM menggambarkan jalur perbaikan yang perlu diikuti oleh organisasi sektor publik dalam mengembangkan unit pengawasan internal yang efektif, memenuhi harapan profesional dan kebutuhan tata kelola organisasi.

Berdasarkan hasil penilaian kapabilitas (IACM) secara mandiri yang dilakukan bekerja sama dengan BPKP kapabilitas Direktorat PI berada pada level-2 dari 5 level. Direktorat Pengawasan Internal bertekad untuk minimal mencapai level-3 IACM pada tahun 2017. Target ini lebih cepat dari target RPJMN 2015-2019 yang mewajibkan seluruh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) mencapai level ke-3 pada tahun 2019.

Kegiatan lain yang telah dilakukan dalam hal pengembangan dan perbaikan organisasi pengawasan internal adalah menyusun prosedur pelaksanaan monitoring tindak lanjut, merevisi pedoman Risk Based Internal Audit, Penyusunan petunjuk pelaksanaan kendali mutu pengawasan, penyusunan petunjuk pelaksanaan terkait Penelaahan rekan sejawat, penyusunan suplemen SOP terkait substansi hambatan/gangguan pada pelaksanaan kegiatan audit/pemeriksaan di Jakarta.

Page 269: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

267

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

8 Survei Efektivitas Pengawasan

Internal

Kegiatan ini merupakan quality assurance and improvement program (QAIP) bagi Direktorat Pengawasan Internal (PI). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapat feedback dari direktorat/biro lain terkait pelayanan Direktorat PI berupa kegiatan pengawasan internal dan rekomendasi yang diberikan Direktorat Pengawas Internal kepada unit kerja lain dalam upaya membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas business process.

Survei efektivitas pengawasan internal dilakukan dengan menyebarkan kuesioner respons unit kerja kepada auditee (unit kerja yang diaudit) setelah selesai kegiatan audit/reviu. Dari kuesioner yang telah disampaikan kepada auditee diperoleh hasil nilai indeks efektivitas pengawasan internal Direktorat Pengawasan Internal sebesar 3.64 dari nilai maksimal 5.

Page 270: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

268

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 17DUKUNGAN TEKNOLOGI

INFORMASI TAHUN 2016

Page 271: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

269

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI

NO. KEGIATAN DESKRIPSI

1 Pengembangan Teknologi

Informasi

• Pembangunan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi di

Gedung Baru KPK

• Pengembangan Infrastruktur Radio Komunikasi untuk komunikasi

yang lebih handal dan aman

• Pengembangan Perangkat Taktis pendukung kegiatan tim di

lapangan

• Peningkatan fitur media komunikasi, melalui, fasilitas chatting, video

call, dan conference call yang dapat dibuka melalui web dan mobile

phone

• Peremajaan perangkat rekam sidang di 7 daerah (Medan, Palembang,

Jatim, Makasar, Bandung, Samarinda, Semarang), dan Instalasi di 6

ruang sidang PN Pusat di Kemayoran Jakarta

• Perangkat multimedia dan perangkat pendukung pekerjaan

2 Pengembangan Sistem Informasi • Implementasi sistem penterjemah otomatis, untuk mendukung

kegiatan perekaman persidangan dan pemeriksaan

• Pembangunan Mobile apps JAGA (Android dan IOS) sebagai platform

untuk transparansi informasi publik. JAGA meliputi JAGA Sekolahku,

JAGA Puskesmasku, JAGA Rumah Sakitku dan JAGA Perizinanku. JAGA

juga membantu masyarakat menyebarkan ide/insiatif pelaksanaan

9 nilai integritas di Sekolah, Puskesmas, Rumah Sakit maupun

Perizinan.

• Pembangunan Aplikasi E-LHKPN, untuk memudahkan Wajib Lapor

dalam melaporkan Harta kekayaannya melalui Web (modul E-

Registration, E-Filling, ) dan standarisasi kerja tim pemeriksa (modul

E-Audit).

• Pengembangan Pusat Monitor Pencegahan (Monitoring Center for

Prevention) sebagai salah satu tools untuk membantu analisis data

dan informasi di bidang pencegahan korupsi

• Pengembangan Portal ACCH dan Pengembangan Web Portal

(internal) KPK.

• Pengembangan Aplikasi CMAS (Modul Pengelolaan Barang Bukti,

Modul Aset Tracing dan Modul Penuntutan), Pengembangan Aplikasi

Monitor dan Pengembangan aplikasi UP Gratifikasi (internal).

• Pengembangan Aplikasi Kearsipan Dinamis (SIKD) untuk mengurangi

penggunaan kertas, dan pengelolaan dokumen/arsip yang lebih

cepat dan aman.

3 Lain-lain • Penyusunan IT Blue Print 2016 – 2019.

• Dukungan Operasional TIK.

• Pemeliharaan Perangkat Sistem dan Teknologi Informasi yang

dimiliki oleh KPK.

• Pemeliharaan Aplikasi yang sudah berjalan, yaitu: pemeliharaan

Aplikasi HRIS, pemeliharaan SIPP dan SIG, pemeliharaan SMS Server,

dan pemeliharaan Mail.

Page 272: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

270

LaporanAkuntabilitas Kinerja

2016

Lampiran 18REVIU ATAS LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA KPK

TAHUN 2016

Page 273: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

271

Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi ° LAMPIRAN

Page 274: Merangkai Integrasi Menjaga Sinergi - kpk.go.id KPK 2016.pdf · Laporan Akuntabilitas Kinerja 2016 Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 2017 ... Perjalanan kariernya, Saut

www.kpk.go.id

Jl. Kuningan Persada, Kav. 4

Setiabudi, Jakarta, 12950

Telp. +62 21 2557 8300

Faks. +62 21 5289 2456

www.kpk.go.id