MERANCANG ALAT 44-76x

35
D3 TEKNIK MESIN FT-UM WEDGE HAL: 44 CAM Cam didasarkan pada prinsip wedge lurus (straight wedge); sebab gerakan, sudut dan titik acuan pada bidang inklinasi bergerak dalam gerakan yang relative dengan arah berbeda. Dengan wedge gerak lurus (loose atau sliding), sebagai contoh, gerakan bidang inklinasi bias horizontal, tetapi gerakan titik acuan kea rah vertical jika titik tersebut dihentikan dari gerakan horizontal.Sehingga gayanya akan berubah arah. Bidang inklinasi bergeser sepanjang titik (atau permukaan) dan menyebabkan sudut wedge menekan /mendorong bidang inklinasi tersebut naik atau turun. Cam tersebut juga bekerja dengan gerakan dan sudut wedge dengan gerakan putar. Efek dari gerakan tersebut sama. Kerja pencekaman dilakukan oleh peningkatan tekanan secara perlahan oleh permukaan cam atau gerakan antar beda kerja secara tidak langsung. Kerja pencekaman tidak langsung maksudnya, tekanan pencekaman mungkin dipastikan melalui klem pengungkit (lever clamp). Cam dianggap sebagai perangkat pencekam yang bekerja cepat. Cam tersebut tidak cocok digunakan untuk fixture yang memiliki getaran, kecuali jika dijamin aman tidak terjadi pembukaan yang tidak dikehendaki. Sebaiknya cam dibuat dari baja dengan perlakuan case hardening. Permukaan fungsional harus dipoles (jika secara teknis, metode gerinda tidak mungkin). Perangkat pencekam yang termasuk kelompok cam antara lain: Wedge putar (cup-cam), yang bekerja tegak lurus terhadap bidang gerak. Cam eksentrik (exentric cam), yang bekerja pada bidang gerak. Cam spiral (spiral cam), yang bekerja pada bidang gerak. 1. Wedge Putar (Cup-Cam) Cam ini diputar dan menyebabkan lereng permukaan putaran ini dipindahkan ke arah tegak lurus secara relative terhadap permukaan gerak rotary/putar. Hal ini sama dengan gerakan ulir. Istilah “cup cam” dideskripsikan sebagai tipe: terlihat seperti mangkok yang sudutnya dibuat rata. Lereng (slope) atau garis cam dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yakni lereng curam untuk mempercepat dan lereng landai untuk pencekaman aktual. Baik cam tunggal maun ganda dapat digunakan.

Transcript of MERANCANG ALAT 44-76x

Page 1: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM WEDGE HAL: 44

CAM

Cam didasarkan pada prinsip wedge lurus (straight wedge); sebab gerakan, sudut dan

titik acuan pada bidang inklinasi bergerak dalam gerakan yang relative dengan arah berbeda.

Dengan wedge gerak lurus (loose atau sliding), sebagai contoh, gerakan bidang inklinasi bias

horizontal, tetapi gerakan titik acuan kea rah vertical jika titik tersebut dihentikan dari gerakan

horizontal.Sehingga gayanya akan berubah arah. Bidang inklinasi bergeser sepanjang titik (atau

permukaan) dan menyebabkan sudut wedge menekan /mendorong bidang inklinasi tersebut naik

atau turun.

Cam tersebut juga bekerja dengan gerakan dan sudut wedge dengan gerakan putar. Efek

dari gerakan tersebut sama. Kerja pencekaman dilakukan oleh peningkatan tekanan secara

perlahan oleh permukaan cam atau gerakan antar beda kerja secara tidak langsung. Kerja

pencekaman tidak langsung maksudnya, tekanan pencekaman mungkin dipastikan melalui klem

pengungkit (lever clamp). Cam dianggap sebagai perangkat pencekam yang bekerja cepat. Cam

tersebut tidak cocok digunakan untuk fixture yang memiliki getaran, kecuali jika dijamin aman

tidak terjadi pembukaan yang tidak dikehendaki. Sebaiknya cam dibuat dari baja dengan

perlakuan case hardening. Permukaan fungsional harus dipoles (jika secara teknis, metode

gerinda tidak mungkin).

Perangkat pencekam yang termasuk kelompok cam antara lain:

� Wedge putar (cup-cam), yang bekerja tegak lurus terhadap bidang gerak.

� Cam eksentrik (exentric cam), yang bekerja pada bidang gerak.

� Cam spiral (spiral cam), yang bekerja pada bidang gerak.

1. Wedge Putar (Cup-Cam)

Cam ini diputar dan menyebabkan lereng permukaan putaran ini dipindahkan ke arah tegak

lurus secara relative terhadap permukaan gerak rotary/putar. Hal ini sama dengan gerakan ulir.

Istilah “cup cam” dideskripsikan sebagai tipe: terlihat seperti mangkok yang sudutnya dibuat

rata. Lereng (slope) atau garis cam dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yakni lereng curam

untuk mempercepat dan lereng landai untuk pencekaman aktual. Baik cam tunggal maun ganda

dapat digunakan.

Page 2: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM WEDGE HAL: 45

Label cam dapat dibatasi dengan sudut aktif maksimum 1000, tetapi sudut aktif maksimum

cam tunggal secara teoritis dapat trbuka 1360, Tetapi dala praktik sudut tersebut lebih kecil

dengan alasan praktis operasi. Sudut pengunci tidak boleh lebih dari 50. Cam ganda digunakan

untuk mentransfer gaya yang lebih besar. Berdaarkan pengalaman, gesekan cam ganda

bertambah sebab bidang aktifnya duakali lebih besar dibanding cam tunggal. Pengungkit cekam

untuk operasi, biasanya dibuat lebih panjang daripada perangkat pencekam ulir biasa. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan penanganan/pemegangan bagian cam yang curam. Pada

gambar 04-023 ditunjukkan bagaimana menentukan panjang lever ,L, yang diperlukan. l juga

dipandang sebagai gesekan, dimana l digunakan untuk menghitung momen bending teoritis. Q

adalah berat aktif dan P adalah gaya yang diterapkan pada saat operasi cam. S adalah langkah dan

X adalah sudut wedge. Jika diameter cam lebih besar, maka momen gesek adalah S : l melekat

secara langsung dengan pproporsi Q diasumsikan tetap.

Contoh: Q = 20 kg, l = 100, S = 5. Sekarang S diubah menjdi 10, Q tetap sehingga l menjai 200

sehingga (100 : 5 =200 : 10).

Cam Eksentrik (Eccentric Cam)

Jika pada pencekaman wedge lurus dilakukan dengan gerak lurus dan beraturan dari

bidang inklinasi dan sudut wedge, maka sedikit berbeda. Gerakan dari cam eksentrik berputar

dan sudut wedge bervariasi. (lihat gambar 1-025). Pada titik “X” sebagai contoh adalah 0 dan

pada titik “W” lebih tinggi. Sehingga berkurangnya antara titik-titik tersebut kea rah maju adalah

“U” ke nol. Sudut wedge dapat dibuat di sembarang posisi. Posisi tersebut antara C-EC- dan

beberapa titik yang dinginkan pada garis lintasan eksentrik. Sudut wedge maksimum tidak boleh

lebih dari 500.45’ (tangen 0,1) untuk menjamin terjadinya selflocking). Berdasarkan gambar

tersebut, e : r = 0,1.

Meskipun sudut antara X dan U 1800, tetapi sudut tersebut tidak sepenuhnya berguna.

Kira-kira 300 di masing-masing sisi (Y-Z dan Y-U) memberikan pengaruh wedge yang begitu kecil,

sehingga kemungkinan kecil untuk menambah kecepatan baian tersebut. Dengan demikian

sudut tersebut mengurangi sudu aktif. Jika sudut aktif 50.45’ maka sudut pada Y dan Z secara

berturut-turut dikurangi 20. 52’. Pada kenyataannya, cam eksentrik disarankan sekitar 120

0 dari

area aktive saja. Jika sebuah cam dihitung berdasarkan kenyataan,maka:

Page 3: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM WEDGE HAL: 46

Pitch (puncak) antara Z dan Y (S-s) = 0.19 r jika e : r = 0,1.

Contoh:

Cam eksentrik yang akan dibuat, diketahui jarak puncak (pitch) antara Z dan Y = 5,7

mm.

e : r = 0,1. Berapa besar r dan e?

Penyelesaian:

R = 5,7/0,19 = 30 mm, e = r/10 = 30/10 = 3 mm

Cam Spiral (Spiral Cam)

Spiral cam lebih popular dari pada eccentric cam disebbkan adanya beberapa

pengembangan dari pencekam jenis spiral cam tersebut. Tidak seperti eccentric cam, sudut

aktifnya spiral cam dapat membesar menjadi 1800, sehinga tidak ada resiko tambahan pada

operasinya. Lagi pula, sudut wedge hanya berbah sedikit. Perubahan terbesar dari sudut

tersebut terjadi pada jarak terpendek dari titik sumbu. Lihat gambar 1-026. Selflocking dijamin

pada setiap posisi jika sudut wedge maksimum tidak lebih dari 50.45’ (tange 0.1). Garis cam

bertambah secara berangsur dan beraturan. Untuk menghitung radius nominal dapat digunakan

rumus sebagai berikut:

Dimana: S = langkah, α = sudut wedge, β = sudut slope aktif

Contoh: Diketahui sudut wedge = 50, sudut slope aktif = 1500, langkah = 4 mm,

Maka:

4 x 360

r = = 17,5 mm

0.0875 x 6,28 x 150

S x 360

r =

tan α x 2 x β

Page 4: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-023

ROTATING WEDGE (CUP-CAM) HAL: 47

Page 5: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-024

APLIKASI ROTATING WEDGE HAL: 48

Page 6: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-025

ECCENTRIC CAM HAL: 49

Page 7: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-026

SPRIRAL CAM HAL: 50

Page 8: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-027

APLIKASI CAM HAL: 51

Page 9: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM TOGGLE CAM HAL: 52

Pencekam Tuas (Toggle Cam)

Perangkat pemcekaman tipe ini banyak ditemukan pada aplikasi di bidang perakitan dan

fixture pengelasan, khususnya perakitan bodi mobil, pesawat ringan, dan sejenisnya. Toggle tidak

begitu popular di kalangan fixture pemesinan. Maksimum penekanan terletak pada satu sisi saja

dan terjadi di titik mati. Perangkat ini dapat dioperasikan dengan cepat dari posisi loading ke

unloading.

Toggle tersebut memerlukan fleksibelitas untuk titik tertentu. Kekakuan toggle yang

terlalu tinggi tidak dapat dioperasikan dengan baik, karena tidak dapat menimbulkan efek

selflocking. Hanya pada posisi yang melebihi titik batas dapat menjamin selflocking. Dari

beberbagai jenis mekanisme toggle beberapa kebebasan yang berada di kanan atau kiri

tergantung kreativitas perancang.

Gambar 1-028 menunjukkan dua rancangan toggle yang sangat dasar dan sederhana.

Page 10: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-028

TOGGLE CLAMP HAL: 53

Page 11: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM EQUALIZERS HAL: 54

BAGIAN VII

EQUALIZERS

Equaizer digunakan untuk mendistribusikan beban tunggal ke beberapa titik benda kerja.

Biasanya beban didistrbusikan sama dalam perbandingan sama denga raso 1 :1. Namun kadang-

kadang juga untuk aplikasi dengan rasio lain. Untuk mengetahui perbedaan antara pencekam

(clamping) dengan pendistribusi beban (equalizer), maka dapat dikonsepkan sebagai berikut:

Clamping digunakan untuk mempercepat pencekaman benda kerja, sedangkan equalizing

berguna untuk mendistribusikan gaya pencekaman pada sustu perbandingan yang konstan

menjadi beberapa titik objek yang dicekam.

Equalizer digunakan, dengan mengutamakan kecepatan dalam menghubungkannya

dengan pencekaman, bertujuan untuk mendistribusikan tekanan langsung. Tetapi, distribusi

tekanan secara tidak langsung juga mungkin digunakan, misalnya unbut merupakan equalizer

sederhanatuk penggunaan locator tertentu. Dalam kasus ini equalizer bukan seperti yan dikenal

sebelumnya. Jika dua benda kerja dengan tinggi sama dicekam dengan mengikat dengan ulir

maka hal tersebut merupakan tipe equalizer sederhana (dan pencekaman pada saat yang sama).

Jika hal tersebut benar, maka ada beberapa centralizer yang dapat melengkapi equalizer. Suatu

contoh, sebuah V-block siku-siku yang memgang sebuah silinder akan memusatkan dan

mendistribusikan beban pencekaman. Dengan contoh tersebut diharapkan pembaca tidak

bingung untuk memahami istilah centralizer dan equalizer yakni dengan memahami dengan jelas

dasar perbedaannya. Fungsinya keduanya mungkin tampak berbeda,meskipun mungkin sering

terlihat sama sebab keduanya menggunakan linkage.

Centralizer menekan benda kerja pada posisi yang dikehendaki. Centralizer tersebut

mengontrol gerakan dan posisi titik lokasi. Equalizer menekan pada posisi keseimbangan tertentu

melalui benda kerja oleh gaya pencekaman. Equalizer tersebut akan mengatur dengan sendirinya

sesuai dengan kondisi permukaan saat itu, yang mempertimbangkan pengaruh ketidak rataan

permukaan. Pengaturan dengan sendirinya sangat mungkin, sebab equalizer dibuat

mengambang. Keberadaan equalizer pada satua arah pada kebebasan terkecil diperlukan. Lihat

gambar 1-029.

Page 12: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM EQUALIZERS HAL: 55

Siatem yang tidak popular adalah equalizer tipe goyang (rocker) yang ditunjukkan pada gambar

1-030 dan 1-031. Gambar 0-032, 1-033 menunjukkan equalizer jenis ball, pegas, wedge and

plunger.

Equalizer hanya dapat bekerja dengan baik dan layak, jika perangkat tersebut dibuat

dengan rancangan dan manufacturing yang hati-hati. Hati-hati artinya perangkat tersebut dibuat

dengan keyakinan, bahwa dapat diterapkan dalam arah yang berbeda-bda.

Efek mengambang adalah inti dan oleh sebab itu efek tersebut harus bekerja dalam

keseragaman yang sama untuk setiap posisi yang dikehendaki dan meyakinkan. Biasanya

perancang kesulitan untuk melakukan evaluasi kemungkinan gesekan, pengaruh cuaca, atau

kondisi lain. Perancang harus yakin untuk mengakomodasi/memperhatikan variasi dimensi yang

tampak menonjol, khususnya kasus kekasaran permukaan equalizer (misalnya coran). Equalizer

tersebut tidak boleh rusak pada permukaannya pada saat premachining benda kerja.

Gerakan pengunci spiral (twisting locking) tidak boleh ada gangguan pada kedudukan

akhir benda kerja dan equalizer.

Ringkasan penerapan:

Equalizer digunkan untuk situasi sebagai berikut:

� Untuk mendistribusikan satu gaya pencekaman secara seragam pada dua atau lebih titik

benda kerja.

� Untuk mendistribusikan satu gaya pencekaman secara merata di atas benda erja.

� Untuk mencekam benda kerja pada permukaan yang kasar atau ketinggia (kontur

permukaan) yang tidak sama.

� Untuk memusatkan (centering) dan mencekam satu atau beberapa benda kerja.

� Untuk meluruskan gaya pencekaman dengan locator.

Page 13: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

1-029

CENTRALIZER, EQUALIZER HAL: 56

Page 14: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

1-030

MECHANIICS OF ROCKER EQUALIZER HAL: 57

Page 15: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-031

EQUALIZER, LOCATOR, ROCKER HAL: 58

Page 16: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-032

EQUALIZER HAL: 59

Page 17: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-033

FIXTURE BODY HAL: 60

Page 18: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM FIXTURE BODY HAL: 61

BAGIAN VIII

BODI FIXTURE (FIXTURE BODY)

Ada empat perbedaan dasar tipe fixture body yang digunakan, yakni:

� Bodi cor (cast body)

� Bodi lasan (welded body)

� Bodi rakitan (Build up body)

� Bodi pejal (Solid body)

Gambar 1-034 menunukkan keempat jenis bodi tersebut. Kanal U sederhana

merepresentasikan penggunaan fixture body. Telah ditunjukkan, bahwa sustu fixture diharapkan

cukup rigid (kaku) untuk menjamin stabilitas dimensi benda kerja. Pada saat yang sama fixture

harus ringan. Untuk mengombinasikan dua faktor tersebut tidak selalu mudah. Mungkin faktor

rigiditas dapat dipenuhi, sedangkan aspek ringan yang tidak mengurangi rigiditas biasanya

dipikirkan setelah perancangan. Faktor mana yang diutamakan tergantung pada faktor-faktor lain

di luar kedua faktor tersebut.

Bodi Tuangan (Cast Body)

Memproduksi bodi jenis ini memerlukan sebuah model untuk setiap bentuknya. Untuk

alasan tersebut banyak fiture besar atau kecil tidak dibuat dari cor. Untuk bodi yang besar,

pembuatan model menjadi mahal. Untuk bodi yang kecil nilainya tidak seimbang dengan

tambahan investasi yang dikeluarkan. Untuk beberapa bodi yang seragam/sama diperlukan

pengecoran dengan menghitung investasi tambahan yang dikeluarkan. Bodi hasil coran sering

tidak efektif digunakan pada kondisi temperature tinggi karena akan berubah bentuk/memuai.

Bodi coran juga kurang elastic dibanding tipe lain. Dalam kasus tertentu bodi coran dapat dibuat

dengan material aluminium. Solusi ini dapat diaplikasikan, misalnya untuk jig bor. Bodi tersebut

dapat dilengkapi dengan pengarah bor dari logam yang keras.

Page 19: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM FIXTURE BODY HAL: 62

Bodi Hasil Lasan (Welded Body)

Metode ini digunakan secara luar untuk memproduksi bodi fixture. Bodi ini dapat

menggunakan plat sederhana. Pengelasan tidak begitu mahal untuk diasembling. Las istrik sering

digunakan untuk keperluan ini. Dalam kebanyakan kasus, memerlukan sedikit metode pemesinan

untuk finishing. Bodi untu fixture yang dilas memerlukan perlakuan strees relief annealing

sebelum dimesin. Ukuran bodi dapat dilas meskipun sering ukurannya kurang tepat.

Body rakitan (Build up Body)

Dalam kasus tertentu apabila tidak tersedia fasilitas las atau pada bagian tertentu harus

dirubah, maka disarankan untuk merakit fixture. Hal ini dilakukan dengan penguliran atau dengan

menambahkan bagian-bagian tertentu. (doweling). Fixture ini mungkin kurang kaku dibanding

hasil coran atau lasan, tetapi sering dapat diterima. Bodi dengan build up biasanya lebih mahal

dibanding lasan.

Bodi Pejal (Solid Body)

Sangat jarang body fixture dibuat dengan hanya satu potong/bagian pejal, kecuali untuk

kasus jig bor yang kecil. Dalam kasus ini, tentu saja, sangat kaku dan dimensinya stabil. Tetapi,

penggunaannya terbatas, sebab bodi dengan ukuran besar menjadi lebih mahal dan terlalu berat.

Page 20: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-034

FIXTURE BODY HAL: 63

Page 21: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM FIXTURE LOCATION IN MACHINING TABLE HAL: 64

BAGIAN IX

RAGAM PENEMPATAN FIXTURE

Penempatan Fixture Pada Meja Mesin

Meskipun penempatan jig dan fixture ini merupakan aspek yang penting, namun sering

diabaikan dalam praktik. Akibat pengabaian ini sering ditemukan ketika akan mulai melakukan

eksekusi pekerjaan, misalnya penempatannya tidak dirancang dengan baik, ketidak akuratan

sliding block, T-slot di meja mesin berubah bentuk atau baut yang kebulatannya tidak sesuai.

Kejadian yang sering muncul ini harus dipikirkan karena hubungannya dengan waktu,

yang berarti akan menyebabkan harga yang dibayar oleh pelanggan menjadi lebih mahal. Dalam

hal ini menjadi tangung-jawab perancang untk membantu menurunkan biaya tersebut

Gambar 1-035 memperlihatkan solusi yang baik dak tidak baik dalam penempatan fixture

di meja msin. Saran praktis yang diajukan adalah mengefrais slot dengan toleransi H7 menjadi

ukuran sesuai alur plat dasar. Biasanya dengan menggunakan mesin dengan akurasi yang normal,

ukuran slot (h7) akan tepat masuk ke alur meja mesin.

Slot dan sliding block distandarkan. Demikian juga, slot mesin pada plat dasar dapat

dijadikan acuan (lihat gambar 1-035 A dan D). Solusi seperti diperlihatkan pada gambar 1-035 A

dan C harus dihindari.

Page 22: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-035

CENTERING THE FICTURE ON THE MACHINE HAL: 65

Page 23: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM EJECTOR HAL: 66

BAGIAN X

EJECTOR

Ejector sering direkomendasikan apabila sudut tajam (burr) terjadi selama pemesinan.

Sudut tajam dapat menahan/melekatkan komponen, oleh sebab itu harus dilepas dengan tenaga.

Alasan lain, ejector diperlukan apabila komponen kecil pada salah satu setting diproses. Dengan

kata lain, ejector berfungsi untuk mengeluarkan benda kerja dari cavity, locator atau pencekam

benda kerja. Untuk produksi masal, perangkat ini akan meningkatkan efisiensi.

Ada dua kategori ejector, yakni:

� Ejector otomatis (self acting ejector)

� Ejektor yang memrlukan control (Controlled ejector)

Ejector otomatis, dalam kebanyakan kasus, bekerja dengan menggunakan pegas , oleh

sebab itu, tekanan pencekaman menjadi cukup tinggi untuk melawan tekanan ejector dan benda

kerja. Setelah membebaskan tekanan pencekaman, komponen dikeluarkan (ejected) secara

otomatis.

Controlled Ejector, biasanya dioperasikan degan batang pengungkit ulir. Dalam kasus khusus

tekanan udara diperlukan. Ejector dengan Kontrol tidak bekerja secara tiba-tiba ketika tekanan

cekam dibebaskan. Pengeluaran benda kerja aktual adalah langkah yang tidak dapat disahkan

dari operator.

Page 24: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-036

EJECTOR HAL: 67

Page 25: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM FIXTURE LOCK HAL: 68

BAGIAN XI

PENGUNCI FIXTURE (FIXTURE LOCK)

Sejauh ini sudah banyak perancang yang mengembangkan jig dan fixture pada bagian

pengunci dan pengaman untuk perangkat ini selama bekerja. Beberapa pengembangan trsebut

(disajikan pada gambar 1-038) adalah sebagai berikut:

� Pengunci snap (Lock snap): Pengait diputar ke belakang untuk membuka, pegas tekanan

mengunci kait pengaman pada posisi tertutup.

� Pengunci mata ulir (Eye-Screw Lock): Untuk membuka, pertama pemegang dilepas

secara terpisah dan kemudian, kemudian ditarik ke belakang. Perangkat ini sering

diaplikasikan.

� Pengunci eksentrik (Eccented lock): Pengunci yang bagus, tetapi mahal.

� Pengunci putar (swivel lock): Memprioritaskan untuk membuka pemegang dengan

memutar kea rah samping kira-kira 600

hingga900, kemudian tutup dapat dinaikkan.

� Pengunci sendi (Socket pin lock): Tipe pengunci yang sangat sederhana, tidak mahal, dan

bebas gangguan dalam oprasi.

� Gerendel (latch lock): Operasinya sama seperti pengunci eksentrik. Solusi elgan.

� Pen gunci wedge putar (Rotating wedge lock): Perangkat ini memiliki sifat mengunci

yang sangat baik dengan ketirusan 50.45' mampu mengunci sendiri.

� Pengunci bola dengan beban pegas (Spring loaded ball lock): Perangkat ini dioperasikan

jika perangkat sliding harus tetap berada di tempat. Untuk tujuan penguncian yang nyata

tidak cocok.

Page 26: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-037

FIXTURE LOCK HAL: 69

Page 27: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM DRILLING JIG HAL: 70

BAGIAN XII

JIG BOR (DRILLING JIG)

Jika bicara tentang jig, maka kebanyakan kasus jig pada bor harus dibayangkan. Jig

merupakan suatu perangkat yang pengarah alat potong (cutting tool) selama proses pemesinan

berlangsung. Kadang-kadang komponen ditempatkan secara tidak layak diantara plat jig dan

sebagainya. Pengarah aktual untuk perkakas potong (bor, reamer, countersink-drill, counterbor-

drill) biasanya agar akurasi penempatan dan presisi dalam diameter lubang terjaga menggunakan

selubung baja yang dikeraskan. Dalam banyak kasus, potongan baja ini bebentuk bulat dan

disebut drill bush. Pada kasus yang jarang, drill bush ini menggunakan plat segitiga. Drill bush

tersebut dikerjakan dengan gerinda permukaan halus dan dan sangan rapat antar satu dengan

yang lain.

Ada banyak variasi drill bush, seperti disajikan dalam gambar 1-039 dan 1-040. Drill bush

ini biasanya dipres secara rapat ke dalam plat baja karbon medium. Pengembangan penggunaan

drill bush adalah sebagai berikut:

� Mudah untuk melakukan pemesinan secara akurat, sebab bentuknya bulat.

� Jarak antar center pada plat baja karbon menengah (mild steel plate) dapat dibuat

akurat, baik dengan jig pengeboran maupun mesin frais dengan pertolongan pengukur

geser (slip gauge). Jarak center tidak akan bergeser, sebab tidak ada perlakuan panas

yang dilakukan.

� Untuk kasus bush yang sudah lama digunakan dapat digunakan ulang dengan cepat serta

biaya murah. Drill bush dibuat dari baja perkakas paduan,untuk ukuran bor 15 mm, kira-

kira ukuran drill bush dibuat sedikit dia atas mata bor untuk mengakomodasi pergerakan

bor. Untuk ukuran diameter bor lebih besar 15 mm, drill bush diterapi case hardening

dan dasar bush diperlukan. mata bor harus dapat bergerak bebas di dalam lubang bush.

Kelebihan ukuran lubang bush tergantung sepenuhnya pada toleransi yang dikehendaki.

Normalnya tidak boleh lebih dari 0,1 mm. Sekarang dapat disimpulkan, bahwa drill bush

sangat penting dalam pembuatan lubang yang memrlukan keakuratan berulang. Tentu

saja, bush harus di-setting dengan jig body.

Page 28: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM DRILLING JIG HAL: 71

Sebuah drill jig mungkin dapat terdiri dari satu atau beberapa bush. Tetapi, juga dapat

menjadi perangkat yang rumit akibat tuntutan pemesianan komponen, misalnya yag

memrlukan setting pada segala sisi. Hal ini memberi kebebasan designer untuk berkreasi. Tentu

saja, aspek ekonomi harus diperhatikan. Kadang-kadang lebih ekonomis membuat tiga jig

sederhana dibanding satu jig yang rumit untuk pekerjaan yang sama. Untuk meutuskan apayang

harus dilakukan, berkaitan dengan pembuatan jig, tergantung pada jumlah dan kualitas

komponen yang akan dibuat. Berdasarkan uraian di atas, drilling jig dapat diklasifikaskan menjadi

tiga kelompok, yakni:

� Jig plat (plate jig), pada gambar 1-041.

� Jig terbuka (open jig), pada gambar 1-042dan 1-044.

� Jig tertutup (closed jig) tipe kotak, pada gambar 1-43

Page 29: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-038

DRILL BUSHES HAL: 72

Page 30: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-039

DRILL BUSHES HAL: 73

Page 31: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-040

DRILL BUSHES HAL: 74

Page 32: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-041

PLATE JIG HAL: 75

Page 33: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-042

OPEN DILLING JIG HAL: 76

Page 34: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-043

CLOSED DILLING JIG HAL: 77

Page 35: MERANCANG ALAT 44-76x

D3 TEKNIK MESIN

FT-UM

GAMBAR 1-044

INDEXING DILLING JIG BUILT UP HAL: 78