MENYUSUN FORMULASI PAKAN

37
MENYUSUN FORMULASI PAKAN (Laporan Praktikum Nutrisi Dan Manajemen Pakan) Oleh : Binti Amanah Deki Ariansyah Dewi Rosalia Ratna Suri Wahyu Taufiqurahman Kelompok 2 (Dua)

description

NUTRISI IKAN

Transcript of MENYUSUN FORMULASI PAKAN

MENYUSUN FORMULASI PAKAN(Laporan Praktikum Nutrisi Dan Manajemen Pakan)

Oleh :

Binti Amanah Deki AriansyahDewi Rosalia

Ratna SuriWahyu Taufiqurahman

Kelompok 2 (Dua)

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2015

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pakan merupakan kebutuhan terbesar dalam budidaya perikanan. Biaya produksi

untuk pakan mencapai 70 % dari total biaya produksi. Dewasa ini volume pakan

komersil di pasar sangat beraneka baik jenis maupun komposisi. Hal ini tentu

menuntut sensivitas dan selektifitas yang tinggi agar mampu memilih pakan yang

berkualitas untuk budidaya perikanan. Sejauh ini isu terpenting terkait masalah

pakan ikan adalah kesulitan memperoleh pakan yang memilki nutrisi dan sifat

sesuai dengan kebutuhan serta kondisi biologis ikan atau biota kultur itu sendiri.

Sehingga hal ini menjadi salah satu inhibitor dalam pengembangan budidaya ikan,

(Djangkaru Z, 1974).

Pakan bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan yang bermutu yang

dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali digunakan karena sudah tidak

lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan baku tersebut tergantung pada

kandungan bahan gizinya, kecernaannya dan daya serap ikan, tidak mengandung

anti nutrisi dan zat racun, tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah.

Umumnya bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga

beberapa yang berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian atau

peternakan. Bahan-bahan tersebut dapat berupa kacang ijo, dedak halus, tepung

terigu, tepung ikan, tepung jagung, bungkil kacang tanah, dll.

Pakan ikan dikatakan bermutu jika mengandung nilai nutrisi dan gizi yang

dibutuhkan oleh ikan. Pakan yang berkualitas mengandung 70% protein, 15%

karbohidrat, 10% lemak, dan 5% vitamin, air, dan mineral (Murtidjo,2001).

Kualitas pakan tidak hanya sebatas pada nilai gizi yang dikandungnya melainkan

pada sifat fisik pakan seperti kelarutannya, ketercernaanya, warna, bau, rasa dan

anti nutrisi yang dikandung. Kualitas pakan juga dipengaruhi oleh bahan baku

yang digunakan. Pemilihan baku yang baik dapat dilihat berdasarkan indikator

nilai gizi yang dikandungnya;digestibility (kecernaanya), dan biovaibility (daya

serap). Pakan yang berkualitas  akan mendukung tercapainya tujuan produksi

yang optimal.  Oleh karena itu pengetahuan tentang nutrisi, gizi, komposisi serta

kualitas secara fisik perlu diketahui, (Kasno, S. 1990).

Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi

ikan yang dibudidayakan, seperti protein (asam amino esensial), lemak (asam

lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan

tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi,

perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya

interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di

dalam pencernaan ikan.

Ilmu nutrisi pakan ikan tidak terbatas pada cara pembuatan pakan saja.

Pengetahuan tentang formulasi bahan dalam pembuatan pakan juga perlu

diketahui. Komposisi suatu pakan perlu kita ketahui baik sebelum atau sesudah

pembuatan pakan sebagai database dalam pembuatan pakan. Sebelum pembuatan

pakan bobot masing-masing bahan harus diketahui untuk menghasilkan jumlah

pakan dengan nilai nutrisi tertentu. Demikian juga setelah dalam bentuk pakan.

Berdasrkan uraian sebelumnya maka pengetahuan mengenai cara pembuatan

pakan (penyediaan bahan baku) perlu dilatih melalui kegiatan praktikum.

I.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum Menyusun Formulasi Pakan ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui cara menyusun formulasi pakan ikan

2. Memperkirakan jenis dan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk pakan

I.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum Menyusun Formulasi Pakan ini adalah

Mahasiswa/i dapat mengetahui cara menyusun formulasi pakan dan dapat

memperkirakan jenis dan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk membuat

pakan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Formulasi Pakan

Formulasi pakan adalah perhitungan nutrisi (karbohidrat, protein, lemak, mineral

dan vitamin) yang dibutuhkan dalam membuat pakan ikan untuk memenuhi

kebutuhan gizi atau nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan atau udang.

Formulasi adalah komposisi bahan dalam pakan buatan yang disusun berdasarkan

kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan atau udang. Formulasi yang baik berarti

mengandung semua jenis zat gzi yang diperluka ikan dan secara ekonomis murah

dan mudah diperoleh. Penyusunn formulasi harus memperhatikan perhitungan

nilai kandungan protein dari pakan,( Afrianto, E. 2005).

Terdapat berbagai cara untuk menyusun protein yaitu dengan cara bujur sangkar

kusdrat, metode persamaan aljabar dan menggunakan metode lembar kerja atau

exel.

Formulasi pakan merupakan rumusan pakan dengan komposisi bahan pakan yang

diperlukan dan sesuai dengan macam pakan yang akan dibuat. Formulasi yang

baik berarti mengandung semua nutrisi yang diperlukan biota air dan secara

ekonomis murah serta mudah diperoleh sehingga memberikan keuntungan. Oleh

karena itu, penyusunan formulasi pakan bertujuan untuk memperoleh nutrisi yang

diperlukan, baik didalam jumlah dan perbandingan yang tepat untuk pertumbuhan

biota air yang optimal. Untuk menyusun formulasi pakan, diperlukan pengetahuan

tentang bahan baku pakan. Anda pasti masih ingat mengenai jenis – jenis bahan

baku yang digunakan untuk membuat pakan. Nah, untuk menyusun formulasi

pakan, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan

bahan, antara lain kesediaan bahan dan harga, (Djajasewaka H., 1985)

II.2 Syarat-Syarat Pemilihan Bahan Baku Pakan

Pakan buatan adalah alternatif pakan ikan atau budidaya hewan lain yang dibuat

untuk menekan biaya produksi budidaya untuk mendapatkan untuk sebanyak-

banyaknya atau lebih banyak dari penggunaan pakan pabrikan, (Djajasewaka H.,

1985).

Sebelum membuat pakan buatan harus memahami tentang bahan yang digunakan

dalam proses pembuatannya. Dalam membuat pakan buatan untuk usaha

perikanan baik di kolam air tawar maupun payau, hal terpenting yang perlu untuk

menjadi bahan yang harus dipertimbangkan adalah persyaratan bahan baku pakan

itu sendiri yaitu:

Bahan baku tidak mengandung racun. Bahan baku yang mengandung racun dapat

menghambat pertumbuhan, bisa saja terjadi ikan menjandi mabuk dan strtess

bahkan dapat menyebabkan kematian baik itu ikan ataupun udang yang diperihara

secara masal, (Mudjiman, A., 2000).

Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia. Bahan

baku harus tersedia dalam waktu lama, atau tersedia secara kontinyu. Harga

bahan baku, walaupun dapat digunakan tetapi harganya mahal; "Sebenarnya

murah atau mahalnya bahan baku harus dinilai dari manfaat bahan baku tersebut".

Sebagai contoh tepung ikan harganya memang mahal tetapi bila dibandingkan

dengan nilai dan kegunaannya terutama kandungan proteinnya yang tinggi dan

kelengkapan asam aminonya maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.

Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting, walaupun harganya

murah, dan tersedia cukup melimpah tetapi kandungan gizinya buruk, maka bahan

baku seperti ini tidak dapat digunakan, (Sumeru. U.S., 1992).

Selain kesediaan dan harga bahan baku, komposisi pakan juga disusun

berdasarkan kebiasaan makan dan makanan biota air, kemampuan organisme

memanfaatkan bahan, tipe pakan yang diinginkan sesuai dengan umur biota air

yang dibudidayakan, serta kebutuhan biota air akan zat gizi/nutrisinya, seperti

karbohidrat, protein, lemak, serat dan beberapa zat esensial lain yang dibutuhkan

sebagai energi. Dalam hal nutrisi, kandungan protein menjadi salah satu nilai yang

harus diperhatikan, karena zat ini merupakan komponen utama untuk

pertumbuhan biota air. Namun dalam kondisi tertentu, pakan buatan biasanya

dikombinasikan dengan zat-zat suplemen (antara lain vitamin) untuk mengatasi

kekurangan zat yang diperlukan oleh biota air, (Asmawi, S. 1983).

II.3 Macam-Macam Tepung Pengganti Pelet Ikan dan Kandungan

Nutrisinya

Adapun macam-macam tepung yang digunakan sebagai pengganti pellet ikan dan

kandungan nutrisinya adalah sebagai berikut :

Sumber Nabati

a. .Jagung Kuning.

Selain jagung kuning, ada jagung warna putih dan jagung merah. Diantara ke tiga

warna tersebut yang banyak teredia dan diproduksi di Indonesia hanyalah jagung

kuning. Jagung ini merupakan bahan baku pakan ternak dan ikan/udang, bahan

baku jenis ini digunakan sebagai bahan baku pakan sumber energi, karena kadar

proteinnya rendah ( 8.9%) bahkan desifisiensi terhadap asam amino penting

terutama lysine dan triptofan.

Kandungan Nutrisi jagung

Nutrisi                                                      Kandungan

Bahan kering                                              75 – 90 %

Serat kasar                                                  2,0 %

Protein kasar                                              8,9 %

Lemak kasar                                              3,5 %

Energi gross                                               3918 Kkal/kg

Niacin                                                         6,3 mg/kg

Calsium                                                      0,02 %

Fosfor                                                         3000 IU/kg

Vitamin A                                                      -

Asam Pentotenat                                      3,9 mg/kg

Riboflavin                                                  1,3 mg/kg

Tiamin                                                        3,6 mg/kg

Jagung sebagai sumber energi dengan kandungan serat kasar yang rendah dan

sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik jagung harus dilakukan uji

labhoratorium, (Suriatna. 1990)

b. Dedak halus.

Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi

manusia sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Kandungan serat kasar

dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kering, merupakan factor

pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan.. Kandungan asam

amino dedak,  walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan

ikan, demikian pula  dengan vitamin dan mineralnya.

Kandungan Nutrisi Dedak

Nutrisi                                                  Kandungan

Bahan kering                                            91 %

Serat kasar                                                13,5 %

Protein kasar                                             0,6 %

Lemak kasar                                             13,0 %

Energi metabolis                                      1890 kal/kg

Calsium                                                     0,1 %

Total Fosfor                                              17 %

Vitamin A                                                      -

Asam Pentotenat                                      22,0 mg/kg

Riboflavin                                                 3,0 mg/kg

Tiamin                                                         22,8 mg/kg

c. Bungkil kedelai.

Kacang kedelai mentah mengandung penghambat typsin, dan dapat lepas melalui

pemanasan atau metoda lain, edangkan bungkil kacang kedelai merupakan limbah

dari proses pembuatan minyak kedelai. Yang menjadi factor pembatas pada

penggunaan kedelai hádala asam amino metionin

Kandungan Nutrisi Bungkil kedelai

Nutrisi                                               Kuantitas

Protein kasar                                       42 – 50 %

Energi metabolis                                 2825 – 2890 Kkal/kg

Serat kasar                                           6 %

d. Bungkil Kacang Tanah

Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah atau loan lanilla.

Koalitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang

tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan

berlangsung, juga menentukan koalitas bungkil ini, selain dari kualitas kacang

tanah, pengolahan dan varietas kacang Sangay berpengaruh terhadap kandungan

nutrisi. Kadar metionin, triptopan,treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga

mudah tercemar oleh Namun beracun (Aspergillus flavus )

Kandungan Nutrisi Bungkil Kacdang Tanah

Nutrisi                                               Kuantitas

Bahan Kering                                      91,5 %

Protein kasar                                      47,0  %

Lemak kasar                                        12,0 %

Serat kasar                                          13,1 %

Energi metabolis                                2200 kal/kg

e. Minyak Nabati.

Pengunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan, terutama yang

membutuhkan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak

nabati yang dipergunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah

tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal

dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2- 6 %

 

f. Hijauan.

Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena

ternyata sampai tertentu hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepun

bagi ikan. Hijauan yang dimaksdu antara lain azola, turi dan daun talas, yang bila

akan digunakan harus diolah terlebih dahulu, yaitu dikeringkan tetapi tidak

sampai merusak warna, selanjutnya ditepungkan. Selain ketiga jenis daun tersebut

beberapa jenis hijauan yang lain seperti ; daun singkong, kacang, eceng gondok

dapat digunakan sebagai bahan campuran pakan.

Sumber Hewani

a. Tepung ikan.

Tepung ikan, berasal dari ikan rucah, atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh

manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan

nutrisinya Sangay beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60-70%. Tepung

ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak

terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya

Sangay tinggi, karena beberapa keunggulan inilah maka tepung ikan menjadi mal.

Kandungan Nutrisi Tepung ikan.

Nutrisi                                   Kandungan

Protein kasar                              60 – 70 %                 

Serat kasar                                  1,0 %

Kalsium                                       5,0 %

Fosfor                                          3,0 %

b. Tepung Darah.

Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang banyak dipergunakan oleh

pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas

religi. BAik buruknya koalitas tepung darah ini Sangat tergantung pada

penanganan dalam penampungan jangan sampai tercampur dengan kotoran.

Kandungan Nutrisi tepung darah.

Nutrisi                                   Kandungan

Protein kasar                              80 %

Serat kasar                                  1,6 %

Lemak kasarKalsium                 1,6 %

Kelemahan dari tepung darah adalah miskin isoleusin , rendah kalsium dan fosfor

pemakaian maksimum 5%.

c. Tepung Keong mas

Keong mas, merupakan bahan baku local yang digunakan sebagai bahan alternatif

dalam mensubstitusi tepung ikan.

Kandungan Nutrisi tepung Keong Mas.

Nutrisi                                       Kandungan

Protein kasar                              57,76 %

Lemak                                          14,62 %

Abu                                              15,3 %

Karbohidrat                                 0,68 %

Kadar air                                      11,05 %

(Djarijah S., 1998)

III. METODELOGI

III.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, 24 April 2015 pukul 13.00 WIB

s.d selesai, di Laboratorium Perikanan (Gedung K), Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung.

III.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Menyusun Formulasi

Pakan adalah spidol, bulpoin, kertas dan kalkulator.

III.3 Prosedur Kerja

Adapun metode yang digunakan dalam Menyusun Formulasi Pakan adalah

metode Bujur Sangkar Kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menggambar kotak persegi empat.

b. Menulis kadar protein pakan yang diharapkan pada bagian tengah kotak.

c. Pada sudut sebelah kiri atas menempatkan nilai protein primer, sedangkan

pada sudut sebelah kiri bawah menempatkan protein sekunder.

d. Mengurangkan jumlah protein yang terdapat dalam bahan baku dengan

protein pakan yang diharapkan, secara diagonal dan tempatkan hasilnya (nilai

positif) pada sudut bagian kanan kotak.

e. Menjumlah kedua hasil pengurangan tersebut.

f. Menghitung jumlah pada sudut kanan dalam bentuk presen dengan

menggunakan angka poin “c” dibagi dengan poin “e” dan dikalikan 100%.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Praktikum

Adapun hasi dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Buatlah 50 Kg pakan dengan bahan penyusun :

a. Tepung Tulang 38%

b. Tepung Magot 30 %

c. Tepung kedelai 27 %

d. Tepung kepala udang 35%

e. Tepung topioka 11%

f. Tepung terigu 9%

Protein yang dikehendaki 30 %

Dengan perbandingan : proporsi primer (4:3:2:1)

Proporsi sekunder (2:1)

Protein primer 32,5% 30-10 = 20 %

Protein Sekunder 10% 32,5- 30 = 2,5% +

22,5 %

Protein Primer =20

22,5 x 100% = 88,89%

Perbandingan (4:3:2:1)

Tepung Tulang =4

10x 88,89 % =

35,56 %100

x50kg=17,78kg

Tepung Kepala Udang ¿3

10x 88,89 %=26,67 %

100x 50kg=13,34 kg

Tepung Magot ¿2

10x 88,89 %=17,78 %

100x50kg=8,90 kg

30 %

Tepung Kedelai ¿1

10x 88,89 %=8,89 %

100x50 kg=4,45kg

Protein sekunder =2,5

22,5 x 100% = 11,11%

Perbandingan (2:1)

Tepung Topioka = 23x11,11%=7,41%

100x 50kg=3,70kg

Tepung Terigu 13x11,11%=3,70 %

100x 50kg=1,85kg

Jadi untuk membuat 50 kg pakan ikan dengan kandungan protein 30% dengan

perbandingan protein primer (4:3:2:1) dan protein sekunder (2:1) dibutuhkan

tepung tulang 17,78 kg, tepung kepala Udang 13,34kg , tepung Magot 8,90kg,

tepung kedelai 4,45 kg, tepung topioka 3,7 kg dan tepung terigu 1,85 kg.

2. Buat 2500 gram pakan dengan bahan penyusun :

a. Tepung Darah 30%

b. Tepung Kepala Ikan Teri 36%

c. Tepung Biji Lamtoro 18%

d. Tepung Ikan Rucah 34%

e. Tepung dedak 11%

Protein yang diharapkan 35%

Dengan perbandingan : proporsi primer (3:2:1)

proporsi sekunder (2:1)

Protein primer 33,3% 35-14,5% = 20,5 %

Protein Sekunder 14,5% 35-33,3% = 1,7% +

22,2 %

Protein Primer =20,522,2

x 100% = 92,3%

Perbandingan (3:2:1)

Tepung Kepala Ikan Teri =36x 92,3 % =

46,2 %100

x2500 gr=1152,5gr

35 %

Tepung Ikan Rucah ¿26x 92,3 %=30,8 %

100x 2500gr=770rg

Tepung Darah ¿16x 92,3 %=15,4 %

100x2500 gr=385 gr

Protein sekunder =2,5

22,5 x 100% = 11,11%

Perbandingan (2:1)

Tepung Biji Lamtoro = 23x7,7 %=5,1 %

100x2500 gr=127,5 gr

Tepung Dedak = 13x7,7 %=2,6 %

100x 2500gr=65gr

Jadi untuk membuat 2500 gr pakan dengan kandungan protein 35% dengan

menggunakan perbandingan proporsi protein primer (3:2:1) dan protein sekunder

(2:1) dibutuhkan tepung ikan teri 1152,5 gr, tepung Ikan rucah 770 gr, tepung

darah 385 gr, tepung Biji Lamtoro 127,5 gr dan tepung dedak 65 gr.

3. Buat 10000 gr pakan dengan bahan penyusun :

a. Tepung ikan 39%

b. Tepung daun singkong 28%

c. Tepung bulu ayam 25%

d. Tepung Jagung 19%

e. Tepung dedak 23%

f. Tepung terigu 17%

Protein primer 28,75% 37-18 = 19 %

Protein Sekunder 18% 37- 28,75 = 8,27% +

27,25 %

Protein Primer =19

27,25 x 100% = 69,72%

Perbandingan (4:3:2:1)

Tepung Ikan =4

10x69,72 % =

27,89 %100

x 10000gr=2788,8 gr

Tepung Daun Singkong ¿3

10x69,72 %=20,926 %

100x10000 gr=2092,6 gr

37 %

Tepung Bulu ayam ¿2

10x69,72 %=13,944 %

100x10000 gr=13994,4gr

Tepung Kedelai ¿1

10x69,72 %=69,72 %

100x10000 gr=6972 gr

Protein sekunder =8,25

27,25 x 100% = 30,28%

Perbandingan (2:1)

Tepung Topioka = 23x30,28 %=20,17 %

100x10000 gr=2017gr

Tepung Terigu 13x30,28 %=10,09 %

100x10000 gr=1009 gr

Jadi untuk membuat 10000 gr pakan dengan kandungan protein 37% dengan

menggunakan perbandingan proporsi priimer (4:3:2:1) dan sekunder (2:1) dinutuh

kan tepung ikan 2988,8 gr, tepung daun singkong 2092, 6 gr, tepung bulu ayam

1394,4 gr, tepung dedak 697,2 gr, tepung jagung 2017 gr dan tepung terigu 1009

gr.

4. Buatlah 25 kg pakan dengan bahan penyusun :

a. Tepung ikan 38 %

b. Tepung terigu 12 %

Protein yang dikehendaki = 32 %

38 % 32 % - 12 % = 20 %

12 % 38 % - 32 % = 6 % +

= 26 %

Tepung ikan = 20 % : 26 % x 100 % = 76,9 %

Tepung ikan = 76,9 % : 100 x 25 kg = 19,222 %

Tepung Terigu = 6 % : 26 % x 100 % = 23,1 %

Tepung Terigu = 23,1 % : 100 x 25 kg =5,755 kg

Jadi yang dibutuhkan untuk 25 kg pakan, dengan kandungan protein yang

dikehendaki 32 % yaitu tepung ikan 19,225 dan tepung terigu 5,775 kg.

32 %

5. Buatlah 50 kg pakan dengan bahan penyusun :

a. Tepung ikan 40 %

b. Tepung kedelai 25 %

c. Tepung jagung 15 %

Protein yang dikehendaki yaitu 38 %

40 %+25% : 2 = 32,5 %

15 %

38 % - 15 % = 23 %

38 % - 32 %= 5,5 %

= 28,5 %

Tepung ikan + tepung kedelai = 23% : 28,5 % x 100 % = 80,7 %

Tepung ika + tepung kedelai = 80,7 % : 100 x 50 kg = 40,35

Tepung jagung = 5,5% : 28,5 x 100 % = 19,3 %

Tepung jagung = 19,3 % :100 x 50 kg = 9,65 kg

Jadi yang dibutuhkan untuk 50 kg pakan dengan kandungan protein yang

dikehendaki, yaitu tepung ikan dan tepung kedelai masing-masing 20,175 kg dan

tepung jagung 9,65 kg.

6. Buatlah 1000 gr pakan dengan bahan penyusun :

a. Tepung ikan rucah 44 %

b. Tepung biji lamtoro 27 %

c. Tepung jagung 15 %

d. Tepung terigu 11 %

Protein yang dikehendaki yaitu 30 %

44 % + 27 % : 2 = 35, 5 %

15 % + 11 % : 2 = 13 %

30 % - 13 % = 17 %

35,5 % - 30 % = 5,5 %

= 22,5 %

Tepung ikan rucah + tepung biji lamtoro

= 17 % : 22,5 % x 100 % = 75, 6 %

38 %

Tepung ikan rucah + tepung biji lamtoro

= 75,6 % : 100 x 1000 gr = 756 gr

Per tepung = 378 gr.

Tepung jagung + tepung terigu

= 5,5 % : 22,5 % x 100 % = 24,4 %

Tepung jagun + tepung terigu

= 24,4 % : 100 x 1000 gr = 244 gr

Per tepung 122 gr

Jadi yang dibutuhkan untuk 1000 gr pakan, dengan kandungan protein yang

dikehendaki yaitu 30 % adalah tepung ikan rucah dan tepung biji lamtoro

sebanyak 378 gr tiap tepung dan tepung jagung dan tepung terigu 122 gr per

tepung.

4.2 Pembahasan

Adapun hasil praktikum dari menyusun formulasi ikan yaitu :

Jadi untuk membuat 50 kg pakan ikan dengan kandungan protein 30% dengan

perbandingan protein primer (4:3:2:1) dan protein sekunder (2:1) dibutuhkan

tepung tulang 17,78 kg, tepung kepala Udang 13,34kg , tepung Magot 8,90kg,

tepung kedelai 4,45 kg, tepung topioka 3,7 kg dan tepung terigu 1,85 kg.

Jadi untuk membuat 2500 gr pakan dengan kandungan protein 35% dengan

menggunakan perbandingan proporsi protein primer (3:2:1) dan protein sekunder

(2:1) dibutuhkan tepung ikan teri 1152,5 gr, tepung Ikan rucah 770 gr, tepung

darah 385 gr, tepung Biji Lamtoro 127,5 gr dan tepung dedak 65 gr.

Jadi untuk membuat 10000 gr pakan dengan kandungan protein 37% dengan

menggunakan perbandingan proporsi priimer (4:3:2:1) dan sekunder (2:1) dinutuh

kan tepung ikan 2988,8 gr, tepung daun singkong 2092, 6 gr, tepung bulu ayam

1394,4 gr, tepung dedak 697,2 gr, tepung jagung 2017 gr dan tepung terigu 1009

gr.

Jadi yang dibutuhkan untuk 25 kg pakan, dengan kandungan protein yang

dikehendaki 32 % yaitu tepung ikan 19,225 dan tepung terigu 5,775 kg.

Jadi yang dibutuhkan untuk 1000 gr pakan, dengan kandungan protein yang

dikehendaki yaitu 30 % adalah tepung ikan rucah dan tepung biji lamtoro

sebanyak 378 gr tiap tepung dan tepung jagung dan tepung terigu 122 gr per

tepung.

Jadi yang dibutuhkan untuk 50 kg pakan dengan kandungan protein yang

dikehendaki, yaitu tepung ikan dan tepung kedelai masing-masing 20,175 kg dan

tepung jagung 9,65 kg.

Kandungan protein yang paling baik yaitu protein tepung darah berdasarkan

referensi yang telah dibaca karena tepung darah memiliki nili protein yang paling

tinggi. Protein merupakan komponen yang penting bagi mekhluk bidup. Dalam

pakan protein memiliki banyak fungsi untuk ikan atau udang budidaya yaitu

sebagai sumber energy, untuk pertumbuhan, metabolism, mempercepat matang

gonad, memperbaiki jaringan yang rusak, serta sebagai imun untuk pertahanan

tubuh.

Protein primer merupakan protein yang memiliki kadar presentesi lebih dari 20%

dan protein sekunder kurang dari 20%. Protein primer merupakan susunan linier

asam amino protein. Susunan tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam

amino yang menentukan sifat dasar dari berbagai protein dan secara umum

menentukan bentuk struktur sekunder dan tersier. Sedangkan protein sekunder

kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein menyebabkan

struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri. Bentuk-bentuk yang

dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini dinamakan struktur

sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein biasanya merupakan polipeptida

yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai

polipeptidanya tersusun saling berdekatan. Contoh bahan yang memiliki struktur

sekunder ialah bentuk α-heliks pada wol, bentuk lipatan-lipatan (wiru) pada

molekul-molekul sutra, serta bentuk heliks pada kolagen.

V. PENUTUP

V.1Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diberikan darp praktikum ini adalah :

a. Protein primer memiliki presentase lebih dari 20 % dedangkan protein

sekunder memiliki presentase kurang dari 20%.

b. Formulasi dapat disusun dengan menggunakan metode bujur sangkar

kuadrat, metode persamaan aljabar dan merode exel.

c. Protein yang paling baik memiliki nilai presentasi kadar protein yang

tinggi dan biasanya berasal dari bahann baku hewani.

V.2Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari praktikum kali iini adalah agar asisten

dosen dapat mennjelaskan terlebih dahulu materi yang akan dipraktikumkan

sebelum praktikum dimulai agar praktikan dapat menambah ilmu

pengetahuannya.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 2005.  Pakan Ikan.  Kanisius. Yogyakarta.

Asmawi, S. 1983.  Pemeliharaan Ikan dalam Keramba.  PT Gramedia. Jakarta.

Djajasewaka H., 1985.  Teknologi Pakan Ikan.  Yasa Guna : Jakarta.

Djangkaru Z., 1974.  Makanan Ikan.  Kanisius : Yogyakarta.

Djarijah S., 1998.  Membuat Pellet Pakan Ikan.  Kanisius : Yogyakarta.

Kasno, S. 1990.  Memelihara Ikan Bersama Udang.  Penebar Swadaya.  Jakarta.

pakan-ikan.html

Mudjiman, A., 2000. Makanan Ikan.  Penebar Swadaya, Jakarta.

Sumeru. U.S., 1992.  Pakan Udang Windu.  Kanisius, Yokyakarta.

Suriatna. 1990.  Makanan Ikan.  ITB : Bandung.

LAMPIRAN