Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

85
Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi PENELITI : 1. Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037) 2. Nurussalamah Min Ummil Qura (B06213039) 3. Rahmad Alfan Arsyad (B06213041) 4. Ammar Zain (B96213097) 5. Anggun Putri Permadani (B96213098) DOSEN PENGAMPU : Muchlis, S.Sos PRODI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA (Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 1

Transcript of Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Page 1: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Sosiologi Komunikasi

PENELITI :

1. Nur Alfiyatur Rochmah (B06213037)

2. Nurussalamah Min Ummil Qura (B06213039)

3. Rahmad Alfan Arsyad (B06213041)

4. Ammar Zain (B96213097)

5. Anggun Putri Permadani (B96213098)

DOSEN PENGAMPU :

Muchlis, S.Sos

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 1

Page 2: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

2014

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 2

Page 3: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan rahmat dan karunia Allah Swt. Peneliti dapat merampungkan

laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Semua ini tidak terlepas dari rahmat dan rahim serta

pertolongan-Nya sehingga segala hambatan dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga

tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membimbing kita ke jalan yang

diridhoi oleh-Nya.

Peneliti laporan penelitian ini dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam

mempelajari mata kuliah sosiologi komunikasi, khususnya tentang “Menyingkap Model

Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya”. Karena

mengingat akan pentingnya mata kuliah yang bersangkutan, maka diharapkan mahasiswa

akan lebih menghargai satu sama lain tanpa melihat mereka meliki kekurangan atau

kelebihan yang tidak kita miliki dan bisa lebih mengerti cara menghargai hidup.

Peneliti menyadari dalam proses penyusunan laporan penelitian ini tidak terlepas dari

hambatan. Maka dari itu peneliti sangat mengharapkan kritik maupun saran untuk perbaikan

laporan penelitian ini, mengingat laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Syukron Katsiran, semoga makalah ini bisa dimanfaatkan dengan baik, khususnya

penyusun dan umumnya bagi para pembaca.

Surabaya,16 Juni 2014

Peneliti

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 3

Page 4: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Definisi Konsep

F. Sistematika Pembahasan

BAB II TINJAUN PUSTAKA

A. Sosiologi Komunikasi

1. Pengertian Sosiologi Komunikasi

2. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi

3. Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi

B. Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari Sosiologi

Komunikasi

C. Teori Sosiologi Komunikasi tentang Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi

Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

B. Lokasi Penelitian

C. Tahap-tahap Penelitian

D. Instrumen Penelitian

E. Metode Pengumpulan Data

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 4

Page 5: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

F. Analisis Data

BAB IV PENYAJIAN dan ANALISIS DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian

B. Hasil Penelitian

C. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 5

Page 6: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Pendidikan adalah masalah penting dalam kehidupan manusia. Karena dengan

pendidikan, manusia dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik. Pendidikan selain sebagai

sarana atau usaha untuk mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa dan

Negara, dapat pula difungsikan sebagai sarana atau usah untuk mengejar ketinggalannya bagi

Negara yang sedang berkembang terhadap Negara-negara yang sudah maju akibat dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.

Dalam pelaksanaan pendidikan yang mengusahakan dan menyelenggarakan satu

sistem pengajaran nasional yang diatur undang-undang Negara memberikan hak kepada

warganya untuk mendapatkan suatu pengajaran.

Negara Indonesia yang dikatakan sebagai Negara yang sedang berkembang sangat

memperthatikan dan selalu mengupayakan usah-usaha pendidikan baik secara formal maupun

nonformal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan nasional adalah bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Tujuan pendidikan merupakan masalah yang paling pokok dari

pendidikan dan tujuannya merupakan titik akhir sebuah usaha, sedangkan dasar merupakan

titik tolaknya, artinya dasar merupakan pondasi yang menjadi alas permulaan setiap usaha.

Pendidikan di Indonesia di selenggarakan baik secara formal atau non formal. Salah

satu sub dari sistem pendidikan nasional adalah Pendidikan Luar Biasa (PLB). Sebagaiman

termaktub dalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,

terutama pada Bab III pasal 8 ayat 1 menyatakan, “warga Negara yang memiliki kelainan

fisik dan atau mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa”, pasal 11 ayat 4

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 6

Page 7: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

menyatakan, “ pendidikan luar biasa merupakan merupakan pendidikan khusus yang di

selenggarakan untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan atau mental”.

Sesuai dengan undang-undang diatas, maka anak yang memiliki kelainan fisik seperti

tunarungu atau yang tergolong anak abnormal (luar biasa) sama haknya dengan anak normal,

mereka berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.

Anak adalah partisipan aktif di dalam proses perkembangan ketimbang sebagai resipien aktif

perkembangan biologis atau stimulasi eksternal(Jean Peaget). Jelasnya, piaget yakin bahwa

anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang sedang mencari jawaban yang

melakukan eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa yang terjadi.

Masa anak-anak adalah masa yang paling indah karena penuh dengan kegiatan

bermain,belajar dan bersosialisasi sesama teman. Dunia anak-anak penuh dengan imajinasi

dan kreasi. Tetapi apakah masa itu juga di alami oleh anak tuna rungu? Anak Tunarungu

adalah istilah yang menunjuk pada kondisi ketidakfungsian organ pendengaran atau telinga

seseorang. Kondisi ini menyebabkan mereka mengalami hambatan atau keterbatasan dalam

merespon bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya.

Anak tuna rungu pada dasarnya mempunyai hak sama seperti anak pada umumnya,

namun kalau kita lihat anak- anak yang memiliki kekurangan seperti pada anak tunarungu

dipandang sebelah mata, sebenarnya anak-anak yang mempunyai kekurangan seperti

tunarungu mempunyai kelebihan yang lebih daripada anak normal lainnya misalnya melukis,

menyulam, membordir dan masih banyak yang lain.

Maka dari itu, diharapkan baik calon guru maupun guru mampu mengetahui,

memahami dan memperlakukan anak-anak yang mengalami kelainan fisik dengan baik dan

benar agar nantinya dapat mengoptimalkan kemampuan mereka.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 7

Page 8: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Anak luar biasa adalah anak yang jelas-jelas berbeda perkembangan fisik mental,

sosialnya dari perkembangan anak-anak pada umumnya, sehingga memerlukan bantuan

khusus dalam usahanya mengenai perkembangan yang sebaik-baiknya. Sepintas lalu memang

anak luar biasa kadang diabaikan dan dipinggirkan karena kekurangan yang mereka miliki.

Mereka di anggap manusia lemah dan tidak berpotensi, namun mereka tetap makhluk Allah

yang paling baik.

Baik anak biasa maupun luar biasa, mereka semua itu berhak mendapatkan

pendidikan yang layak, yang sesuai dengan minat serta bakat yang dimiliki masing-masing

anak. Pendidikan sangatlah penting bagi semua orang, karena dengan pendidikan mereka

dapat memperoleh tempat dalam masyarakat, dan dengan pendidikan merekan mampu

memajukan bangsa serta Negara dengan prestasi-prestasi yang dicapai dikelas nasional dan

internasional.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana model sosiologi komunikasi antara guru dan siswa di Sekolah Luar Biasa

Karya Mulia Surabaya ?

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh para guru dalam membangun sosiologi

komunikasi dengan para siswanya di Sekolah Luar Biasa Karya Mulia Surabaya ?

C. Tujuan Penelitian

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 8

Page 9: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Tujuan penelitian perlu ditetapkan, hal ini di maksudkan agar ada petunjuk serta

penentu arah penelitian itu sendiri. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui model atau cara sosiologi komunikasi antara guru dan siswa di

Sekolah Luar Biasa Karya Mulia Surabaya.

2. Untuk mengetahui tentang kendala-kendala atau hambatan yang dialami guru SLB

Karya Mulia dalam membangun sosiologi komunikasi dengan para siswa SLB.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini setidaknya mempunyai arti penting bagi beberapa

pihak yang terlibat, sebagaimana peneliti jelaskan di bawah ini :

1. Bagi peneliti

a. Sebagai upaya untuk memperluas pengetahuan, sebab dengan adanya penelitian

ini membuat peneliti semakin mengerti tentang model pembelajaran yang

berkatitan dengan anak didik tunarungu yang mana membutuhkan cara-cara yang

spesifik dibandingkan pada anak didik normal.

b. Sebagai latihan untuk membuktikan kebenaran dengan menggunakan pendekatan

ilmiah.

c. Manfaat observasi yaitu membekali peneliti dan mahasiswa pada umumnya dan

mahasiswa jurusan ilmu komunikasi pada khususnya untuk memahami konteks

anak tunarungu secara menyeluruh. Selain itu, peneliti memperoleh pengalaman

langsung melalui tindakan meneliti hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 9

Page 10: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Dengan demikian diharapkan mahasiswa memiliki kemempuan dan keterampilan

untuk melakukan proses pembelajaran bagi anak tunarungu.

2. Bagi pembaca

a. Dapat dijadikan suatu pembelajaran bahwa bukan hanya manusia normal yang

membutuhkan pendidikan.

b. Dapat dijadikan dasar dalam menerapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran,

sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa secara optimal.

c. Dapat dijadikan motivasi, bahwa hidup ini bukan didasari dengan kelebihan saja

bahkan ada kekurangan karena manusia atau makhluk Tuhan itu tidak ada yang

sempurna.

E. Definisi Konsep

Ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau

penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.

Suatu hal atau persoalan yang dirumuskan dalam merumuskan kita harus dapat

menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya.

Suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri sesuatu yang

mempermudah komunikasi antar manusia dan memunkinkan manusia untuk berpikir.

Definisi konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi intelektual yang

abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran, suatu ide atau gambaran

mental.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa BAB I berisi mengenai Pendahuluan,

dalam hal ini peneliti menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 10

Page 11: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

tujuan penelitian, manfaat penelitian,definisi konsep, dan sistematika pembahasan.BAB II

: Bab II : Tinjauan Pustaka, meliputi : pertama, tentang Sosiologi Komunikasi yang

mencakup :Pengertian Sosiologi Komunikasi, Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi, dan

Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi, Kedua tentang Komunikasi Antarpersonal

dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari Sosiologi Komunikasi, dan ketiga, Teori

Sosiologi Komunikasi tentang Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok.

BAB III : Metode Penelitian yang mencakup tentang Pendekatan Penelitian, Lokasi

Penelitian, Tahap-tahap Penelitian, Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data, dan

Analisis Data. BAB IV : Penyajian dan Analisis Data meliputi : Deskripsi Obyek

Penelitian, Hasil Penelitian, dan Telaah Teori tentang Hasil Penelitian. BAB V : Penutup

terdiri dari Kesimpulan dan Saran, dan pada bagian akhir karya ilmiah: terdiri dari daftar

pustaka.

Untuk lebih jelasnya Laporan penelitian ini dibagi atas beberapa bab.

A. Bagian Pertama (Pendahuluan)

Pada Bab I ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :

a. Latar Belakang Masalah

Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik

permasalahan yang bersangkutan.

b. Rumusan Masalah

Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam

penelitian yang bersangkutan.

c. Tujuan Penelitian

Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian

ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.

d. Manfaat Penelitian

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 11

Page 12: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Sesuatu yang dapat diambil dari obyek yang diteliti oleh peneliti yang

dijadikan sebagai bahan laporan yang awalnya peneliti hanya menghipotesis saja

namun dengan melakukan penelitian maka peneliti akan mengetahui apa yang

selama ini hanya hipotesis menjadi kenyataan. Untuk orang lain yaitu sesuatu

yang dapat dipelajari dan diambil dari hasil penelitian yang telah disusun rapi oleh

peneliti yang kemudian dibaca oleh pembaca dan dapat diperoleh kesimpulan

yang bermanfaat daloam kehidupannya.

e. Definisi Konsep

Suatu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri sesuatu

yang mempermudah komunikasi antar manusia dan memunkinkan manusia untuk

berpikir. Definisi konsep yang lain adalah sesuatu yang umum atau representasi

intelektual yang abstrak dari situasi, obyek atau peristiwa, suatu akal pikiran,

suatu ide atau gambaran mental.

f. Sistematika Pembahasan

Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Karya tulis

ilmiah.

g. Metode Penelitian

Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara

pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.

1) Jenis-Jenis Metode Penelitian: Studi Pustaka: Semua bahan diperoleh dari

buku-buku dan/atau jurnal.

2) Studi Lapangan : Data diambil langsung di lokasi penelitian.

3) Gabungan : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 12

Page 13: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

B. Bagian Kedua (Tinjauan Pustaka)

Pada Bab II Tinjauan Pustaka ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi

antara lain :

1. Konsep atau terminologi yang diteliti

Penjelasan mengenai makna atau definisi masalah yang di teliti diserati sumber

kutipan.

2. Teori

Teori yang digunakan dalam sebuah penelitian

C. Bagian Ketiga (Metode penelitian)

Pada Bab Metode penelitian ini Menjelaskan cara pengambilan dan

pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.

D. Bagian Keempat (Penyajian dan Analisis Data)

Pada Bab Penyajian dan Analisis Data ini terdiri dari beberapa sub pokok bab

yang meliputi antara lain :

1. Deskripsi Obyek Penelitian

Deksripsi penelitian di dapat dari teknik pengumpulan data, alurnya logis,

sistematis dan kronologi.

2. Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan hasil dari wawancara yang didapat dari narasumber

yang dilakukan secara langlung bertatap muka, kemudian dirangkum dan

dijadikan satu sehingga memperoleh suatu hasil penelitian yang signifikan dan

faktual.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 13

Page 14: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

3. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian

Telaah teori tentang hasil penelitian memiliki beberapa tujuan penting yang

beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :1

a) Menemukan acuan definisi bagi konsep-konsep penting yang digunakan, serta

penjelasan aspek-aspek yang tercakup didalamnya. Meskipun penelitian

kualitatif tidak pernah dimaksudkan untuk mengungkap hipotesis sehingga

peneliti memang tidak harus berpegang pada definisi-definisi tertentu untuk

konsep-konsep yang digunakan, tetapi peneliti tetap membutuhkan penjelasan

mengenai konsep yang dihadirkan.

b) Memperoleh pijakan untuk dapat mengemukakan penjelasan-penjelasan

teoritik tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan peneliti dalam upaya

menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

c) Memperoleh acuan dalam upaya mengidentifikasi dan mengemukakan

justifikasi mengenai ruang-ruang lingkup dari gejala komunikasi yang diteliti.

d) Membantu menemukan keyakinan mengenai posisi-posisi penelitian yang

sedang dilakukan di antara penelitian-penelitian lain yang sudah ada

sebelumnya, sambil mengemukakan catatan-catatan kritis terhadap penelitian

maupun pendekatan-pendekatan yang digunakan.

e) Memperoleh ilustrasi penelitian sejenis baik dilihat dari segi metode dan atau

prosedur penelitian yang digunakan maupun temuan-temuan yang dihasilkan

peneliti lain.

f) Dapat mengemukakan penegasan mengenai posisi hasil (temuan) penelitian

yang dilakukan diantara hasil-hasil (temuan) penelitian lain.

1 Prawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (LKIS, Yogyakarta, 2007), hlm. 81-83.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 14

Page 15: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

E. Bagian Kelima (Penutup)

Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.

1. Kesimpulan

Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.

2. Saran

Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

F. Daftar Pustaka

Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 15

Page 16: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Sosiologi Komunikasi

1. Pengertian Sosiologi Komunikasi

Dahulu mengenai konsep-konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi

komunikasi adalah konsep sosiologi, masyarakat dan komunikasi. Sosiologi. Konsep-

konsep tersebut merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi

integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang

penting untuk dibicarakan disini sekaligus sebagai ruang lingkup dalam studi-studi

sosiologi komunikasi.

Istilah sosialisasi sudah familiar juga. Banyak orang menggunakannya untuk

berbagai keperluan. Sampai saat ini masih saja banyak orang yang latah menggunakan

kata yang satu ini, karena tidak pas penggunaannya. Sama saja halnya dengan orang

memakai cincin. Memang cincin di pasangkan pada jari tanggan. Akan tetapi ada saja

orang memasangnya pada jari telunjuk atau ibu jari. Pada hal sebaiknya, agar indah

dipandang tentunya dipasang pada jari manis.2

a. Pengertian Sosiologi

Asal kata Sosiologi adalah berasal dari kata sofie, yaitu bercocok tanam atau

bertanam, kemudian berkembang menjadi Socius (bahasa Latin) yang berarti teman,

kawan. Bearkembang lagi menjadi kata sosial yang berartiberteman, bersama, berserikat.

Kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat

yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud untuk

mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan

2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT RajaGrafindo, 2010), hlm. 55.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 16

Page 17: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam

kehidupan bersama.

Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya

”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”.

Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti

yang luas, tidak seperti dalam pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan

untuk menunjuk hubungan di antara dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja

bersama. Kawan dalam pengertian ini merupakan hubungan antar-manusia, baik secara

individu maupun kelompok, yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang

mendekatkan maupun yang menjauhkan, baik yang menuju kepada bentuk kerjasama

maupun yang menuju kepada permusuhan.

Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar-manusia yang terjadi

di dalam masyarakat. Hubungan antar-manusia dalam masyarakat disebut hubungan

sosial.

Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau

ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau

masyarakatnya masyarakatnya ), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau

agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi

segala segi kehidupannya.

Pitirim Sorokin mengemukakan: sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :

1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial

(misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum

dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain sebaginya);

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 17

Page 18: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

2. Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial

(misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya );

3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

Adapun definisi menurut para ahli sosiologi berikut dikemukakan oleh beberapa ahli

sosiologi :

1. Van der Zanden

Memberikan batasan bahwa sosiologi merupakan studi ilmiah tentang interaksi antar

manusia.

2. Roucek dan Warren

Mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar-manusia

dalam kelompok.

3. Pitirim A. Sorokin

Menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:

a) Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya

gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi,

gerak masyarakat dengan politik, dan sebagainya.

b) Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial,

misalnya pengaruh iklim terhadap watak manusia, pengaruh kesuburan tanah

terhadap pola migrasi, dan sebagainya.

c) Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat

4. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

Dalam bukunya yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi menyatakan bahwa

sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 18

Page 19: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial merupakan jalinan atau

konfigurasi unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat, seperti: kelompok-

kelompok sosial, kelas-kelas sosial, kekuasaan dan wewenang, lembaga-lembaga

sosial maupun nilai dan norma sosial. Proses sosial merupakan hubungan timbal-balik

di antara unsur-unsur atau bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui

interaksi antar-warga masyarakat dan kelompok-kelompok.

5. Roucek dan Warren

Mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan

antara manusia dalam kelompok.

6. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff

Berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap

interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.

7. Prof. DR. Selo Soemardjan

Dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi mendefinisikan proses sosial,

termasuk perubahan-perubahan sosial.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, hubungan antara

masyarakat dan akibat dari hubungan tersebut. Karena sosiologi objeknya adalah

masyarakat maka cakupan dari objek sosiologi itu adalah individu, kelompok, dan

masyarakat. Proses hubungan inilah yang biasa disebut dengan istilah interaksi sosial.

Dengan melihat pengertian sosiologi dan objek sosiologi tersebut maka dapat

disimpulkan

sosiologi mempunyai fungsi:

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 19

Page 20: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1. Berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang

masyarakat.

2. Mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk

memecahkan persoalan-persoalan masyarakat.

3. Sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada interaksi manusia.

b. Pengertian Komunikasi

Berikut adalah pengertian komunikasi menurut beberapa ahli. Beberapa teori yang

dikemukakan dalam buku Teori Komunikasi antara lain dari:

1. Anderson

Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh

orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah

sesuai dengan situasi yang berlaku.

2. Margarete Mead

Interaksi, juga dalam tingkatan biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi,

karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi.

3. Barnlund

Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi

ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

4. Berelson dan Steiner

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-

lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-

angka dan lain-lain.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 20

Page 21: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

5. Onong Uchyana

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan

oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa

merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul kepastian, keraguan.

Kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari

lubuk hati.

6. Everett M. Rogers

Komunikasi merupakan proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

penerima / lebih , dengan maksud untuk tingkah laku mereka.

7. Carl L. Hovland

Proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan

untuk mengubah perilaku orang lain.

Kesimpulan komunikasi adalah proses pengiriman pesan baik verbal maupun non

verbal dari komunikator kepada komunikan untuk mengahasilkan timbal balik.3

Jadi, pengertian sosiologi komunikasi yaitu :

Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu

komunikasi dari sudut sosiologis. Dalam sosiologi komunikasi ini membahas tentang

tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial

antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok- dengan

kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut.

Atau juga bisa diartikan, sebagai Suatu ilmu yang mempelajari atau meneliti

tentang struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial didalam

masyarakat yang mempengaruhi proses penyampaian pesan baik verbal maupun non

3 Prof. Dr. H. Hafied Cangara, Msc., Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), hal 17-19.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 21

Page 22: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

verbal dari komunikator kepada komunikan guna untuk menimbulkan feedback atau

umpan balik yang sesuai dengan harapan.

2. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi

Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup kajian sosiologi komunikasi adalah gejala,

pengaruh dan masalah sosial yang disebabkan oleh komunikasi. Dalam pokok bahasan

telah ditegaskan pada ruang lingkup kajian SosKom, yaitu pengaruh atau akibat-akibat

sosial yang terjadi atau ditimbulkan oleh komunikasi.4 Dalam hal ini yang menjadi

perhatian utama adalah bagaimana masalah sosial itu terjadi. Aspek komunikasi apa atau

yang bagaimana yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Dan dalam bahasan

mata kuliah sosiologi komunikasi ini akan difokuskan pada sosiologi komunikasi massa.

Pada dasarnya antara penelitian dibidang komunikasi dengan soskom tidak mempunyai

hubungan yang langsung. Akan tetapi penelitian dibidang komunikasi mempunyai

kecenderungan untuk melakukan penelitian tentang :

a) Struktur, pusat perhatian, perilaku masyarakat yang menjadi sasaran komunikator,

maksudnya bagaimana sesuatu peran itu disampaikan, ataupun apakah yang akan

menjadi pusat perhatian penelitian tersebut.

b) Efektifitas komunikasi massa, maksudnya sejauhmana pengaruh yang dapat

ditimbulkan oleh komunikasi massa.

c) Efek-efek sosial dari komunikasi massa, maksudnya bagaimanakah pengaruh sosial

dari komunikasi massa. Dan inilah sebenarnya yang menjadi salah satu bidang kajian

sosiologi komunikasi massa. Dengan memperhatikan lingkup kajian soskom tersebut,

maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi dengan media massa mempunyai

sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu, disamping itu berbagai aspek komunikasi lainnya

4 Prof. Dr. Hj. Nina W. Syam, M.Si., Sosiologi Komunikasi, (Humaniora, Bandung, 2009), hlm. 4-5.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 22

Page 23: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

dapat pula menimbulkan akibat-akibat atau pengaruh sosial lainnya, misalnya, sistem

komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis, unsur-unsur komunikasi dapat

menimbulkan pengaruh sosiologis dsb.

Gejala-gejala sosiologis yang terbentuk Dalam berbagai kemungkinan sebagai

berikut :

1) Suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh terhadap

masyarakatnya, maksudnya, suatu sistem akan menentukan bagaimana suatu kegiatan

itu akan dilaksanakan, sehingga hal ini juga mengandung suatu penegrtian bahwa

sistem komunikasi massa akan mempengaruhi masyarakatnya, misalnya : sistem

komunikasi massa komunis mempunyai pengaruh tertentu kepada masyarakatnya.

2) Sistem komunikasi massa dapat menyampingkan media komunikasi tradisional yang

berlaku dalam kehidupan masyarakat.

3) Sistem komunikasi massa merupakan sarana yang kuat dan luwes untuk

menpengaruhi masyarakat sehingga suatu sistem komunikasi massa dapat

menimbulkan pengaruh sosiologis yang kuat.

4) Sistem komunikasi massa dapat menimbulkan sikap dan pandangan yang seragam

terhadap gejala sosial tertentu, maksudnya, sistem tersebut dapat mempengaruhi

penilaian masyarakat mengenai suatu masalah sosial tertentu yang ditimbulkan oleh

media komunikasi massa.

Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi (Broadcast) Menurut Bungin (2006 : 27-

31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup

sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi, masyarakat,

komunikasi, dan teknologi media/informasi.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 23

Page 24: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1) Sosiologi

Tentu anda masih ingat bukan, pengertian sosiologi dalam mata kuliah Pengantar

Sosiologi. Untuk menyegarkan ingatan Anda, berikut disajikan beberapa pengertian

dari sosiologi: Liliweri, (Tanpa Tahun, halaman 2 – 4) mengutip beberapa pendapat

para ahli tentang definisi sosiologi. Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang

mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok. William F. Ogburn

dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi sosial dan

hasilnya yaitu organisasi sosial.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi ialah ilmu yang

mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan

sosial.

Pitirin Sorokin (dikutip Bungin, 2006 : 27-28), sosiologi adalah ilmu yang

mempelajari:

• Hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala-gejala sosial

(misalnya: antara gejala ekomomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan

ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya).

• Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial

(misalnya: gejala geografis, biologis, dan sebagainya).

• Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang

dimaksudkan dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia

sebagai makhluk sosial termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang

kemudian menghasilkan perubahan-perubahan social.

2) Masyarakat

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 24

Page 25: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Setelah kita mempelajari sosiologi, sekarang kita akan membahas konsep kedua

yaitu masyarakat.Ingat, masyarakat merupakan salah satu ruang lingkup dari sosiologi

komunikasi.Artinya bahwa masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam

sosiologi komunikasi.

Apa itu masyarakat? Sebetulnya, masyarakat merupakan objek dari sosiologi.

Untuk memahami definisi masyarakat, alangkah baiknya kita merujuk pada beberapa

pandangan ahli berikut:

Ralph Linton (dikutip Bungin, 2006 : 29) memahami masyarakat sebagai

sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka

dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial

dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.

Selo Soemardjan, mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup

bersama, yang menghasilkan kebudayaan.

Dari dua definisi di atas jelaslah bahwa masyarakat itu terdiri dari kumpulan

orang-orang yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat

oleh aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati.

3) Komunikasi

Masih ingatkah Anda bahwa istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris disebut

communication, berasal dari bahasa Latin, communicatio? Sebagaimana Anda telah

pelajari dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, kata communicatio berasal dari

kata communis yang artinya sama. Tentu saja, konteks sama yang dimaksudkan ialah

sama makna.5

Kesamaan makna ini terjadi ketika misalnya Anda terlibat dalam percakapan

dengan teman Anda, dimana tidak saja menggunakan bahasa yang sama, namun juga

5 Dedi Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal 53

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 25

Page 26: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Anda berdua sama-sama mengerti dan memahami makna dari apa yang Anda berdua

percakapkan itu. Jadi, kesamaan makna lebih mengarah pada kesamaan pandangan di

antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi mengenai isi dari pesan tersebut.

Sebagaimana Anda tahu, banyak sekali definisi yang diberikan untuk memahami

arti kata komunikasi. Secara sederhana, Anda dapat merujuk pada definisi yang diberikan

Littlejohn (2002 : 7) bahwa komunikasi merupakan suatu proses pemindahan (transmisi)

informasi.

Untuk kepentingan pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu

komunikasi merujuk pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and

Function of Communication in Society. Lasswell (Effendy, 1997 : 10) yang menjelaskan

bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan

berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Bila

diterjemahkan maka akan menjadi: Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa kepada

Siapa dan dengan Efek Apa? Bila Anda menyimak baik-baik formulasi Lasswell ini maka

Anda akan dapat memahami elemen-elemen penting dari komunikasi. Mari kita bahas satu

per satu.

Kata who (siapa) dalam konteks komunikasi merujuk kepada seorang pemberi

pesan.Pemberi pesan ini biasanya dikenal dengan sebutan sumber informasi, komunikator,

atau pengirim pesan.

Says what (mengatakan apa) merujuk pada apa yang diperkatakan. Dalam hal ini

pesan atau isi dari percakapan/pembicaraan.Pesan ini lalu kita kenal dengan sebutan verbal

(melalui kata-kata dan atau tulisan) dan non verbal (menggunakan bahasa isyarat).

In which channel (dengan saluran apa) mengarah pada alat atau saluran atau media

yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Anda tentu tahu bukan, manusia dapat

menggunakan bermacam-macam saluran dalam berkomunikasi.Media yang paling praktis

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 26

Page 27: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

dan semua orang menggunakannya saat berkomunikasi adalah panca indera manusia.

Selain itu, kita juga mengenal saluran komunikasi menggunakan alat bantu seperti

telephon, telegram, dan surat). Ada juga saluran komunikasi yang digunakan untuk

khalayak yang jumlahnya lebih besar (massa) yaitu media cetak dan elektronik.

To whom (kepada siapa) ditujukan untuk penerima pesan.Penerima pesan ini

disebut juga sebagai komunikan, atau receiver.Bila anda berinisiatif menelpon sahabat

anda, maka sahabat anda itu disebut sebagai komunikan.

With what effect (dengan efek apa) merujuk pada pengaruh yang ditimbulkan dari

komunikasi. Pengaruh ini dapat meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap lawan

bicara.6

Jadi, berdasarkan uraian ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi itu

terdiri dari sekurang-kurangnya 5 unsur yakni:

Komunikator (pemberi informasi).

Pesan.

Media (saluran).

Komunikan (penerima informasi/pesan).

Efek (pengaruh).

4) Teknologi Komunikasi, dan Informasi

Teknologi komunikasi merupakan ruang lingkup ketiga dari sosiologi

komunikasi.Mengapa? Berbicara komunikasi, apalagi komunikasi massa tidak bisa kita

pisahkan dari persoalan teknologi komunikasi dan informasi. Ingat, pada bagian

6 Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas (Jakarta; Rajawali Pers, 1998), hal 56

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 27

Page 28: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

sebelumnya kita telah membicarakan bahwa teknologi komunikasi merupakan salah satu

saluran/channel yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.7

Apa itu teknologi komunikasi? Untuk menyamakan pemahaman kita, mari kita

merujuk pada beberapa pandangan para ahli berikut.

Menurut Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras

dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data

seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau

menampilkan data.

Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya

terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan

untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi

komunikasi untuk mengirimkan informasi.

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa

teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan lunak yang dapat

digunakan untuk memproses dan mengirimkan informasi.

Setelah anda memahami konsep-konsep sosiologi dan komunikasi, sekarang apa

yang anda ketahui tentang sosiologi komunikasi. Secara sederhana, anda dapat membuat

definisi sederhana dengan menghubungkan kedua konsep tersebut.

Namun untuk menyeragamkan pemahaman, tidak ada salahnya kalau anda

memperhatikan beberapa pengertian berikut ini. Stephen F. Steele dalam Anne Arundel

Community College and The Society for Applied Sociology (2002), sebagaimana dikutip

Liliwery (Tanpa Tahun, hal 4), bahwa sosiologi komunikasi adalah studi yang

mempelajari perilaku kolektif akibat media.

7 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (PT REMAJA ROSDAKARYA, 1984) hal.18

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 28

Page 29: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Selanjutnya, Liliwery sendiri memahami sosiologi komunikasi dalam dua bagian

yakni level makro dan mikro. Dalam arti luas (makro), Liliwery berpendapat bahwa

sosiologi komunikasi merupakan cabang dari sosiologi yang mempelajari atau

menerangkan mengenai prinsip-prinsip keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang

bagaimana proses komunikasi manusia dalam kelompok atau masyarakat. Sementara

dalam artian sempit (mikro), Liliwery mendefinisikan sosiologi komunikasi sebagai

cabang dari sosiologi yang mempelajari atau yang menerangkan mengenai prinsip-prinsip

keilmuan (ilmu sosial, sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam

konteks komunikasi massa dari suatu masyarakat.

Apa kesimpulannya? Ingat, sosiologi komunikasi adalah cabang dari sosiologi.

Secara sederhana anda dapat mengatakan bahwa sosiologi komunikasi adalah cabang dari

sosiologi yang mempelajari bagaimana proses pertukaran pesan/informasi terjadi dalam

konteks masyarakat.

3. Pola-pola Pendekatan Sosiologi Komunikasi

Dalam penelitian ini pola-pola pendekatan yang digunakan terdiri dari empat

bagian, antara lain :

a. Pendekatan Analisis isi

Analisis ini merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi

pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik, dan relevan

secara sosiologis. Uraian dan analisisnya bisa menggunakan tata cara pengukuran

kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus.

Secara objektif maksudnya kategori yang dipakai untuk menganalisis isi harus

dirumuskan dengan persis agar siapa saja yang menggunakannya akan mendapatkan

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 29

Page 30: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

hasil yang sama. Jadi bila kita hendak menganalisis isi pesan dalam berita-berita

politik yang ada di sebuah surat kabar misalnya, maka yang pertama harus ditetapkan

adalah kriteria dari apa yang dimaksud sebagai berita politik. Kriteria itu harus

sedemikian rupa sehingga siapa pun (jadi bukan cuma kita yang hendak melakukan

analisis saja) dapat memakainya.

Secara sistematik berarti isi media massa yang akan dianalisis dipilih dengan

cara yang telah ditetapkan sebelumnya, dan tidak bisa (terpengaruh oleh atau berpihak

pada sisi tertentu). Jadi yang melakukan analisis tidak hanya memilih hal-hal yang

cocok dengan hipotesis yang dianutnya.

Yang dimaksud relevan secara sosiologis, bahwa masalah yang hendak

dianalisis memang mempunyai relevansi dengan kehidupan kemasyarakatan. Artinya

topik yang dijadikan pokok kajian itu berkenaan dengan tatanan, sistem nilai, norma,

perilaku, institusi dan aspek-aspek sosiologis lainnya. Misalnya saja analisis isi yang

menyangkut nilai-nilai kesetiakawanan dalam serial kartun anak-anak. Hal ini

mempunyai relevansi sosiologis karena kesetiakawanan merupakan dasar bagi

terbentuknya rasa solidaritas sosial.8

Sedangkan cara kuantitatif artinya hasil analisis dinyatakan dalam bentuk

numerik seperti dalam distribusi frekuensi, koefisien korelasi, persentase, dan

sebagainya. Kemudian secara manifest, artinya isi dianalisis menurut apa yang

dikatakannya (tersurat), dan bukan menurut arti "yang terkandung di antara baris demi

baris" (tersirat).

Analisis isi dapat menghasilkan pemahaman tentang pengirim atau sumber

pesan, tentang kecerdasannya, kepribadiannya, sikap, motif, nilai dan tujuan, tentang

8 Ibid., hal 79

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 30

Page 31: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

kelompok tempat ia bergabung, atau keinginan untuk tergabung, dan pengaruh

kelompok tersebut pada diri orang yang bersangkutan.

Kegunaan analisis ini dapat bermacam-macam. Pendekatan ini bukan hanya

untuk mempelajari karakteristik isi komunikasi, tetapi juga untuk menarik kesimpulan

tentang sifat komunikator, khalayak dan efeknya Penelitian tentang karakteristik isi

meliputi studi perkembangan, persaingan yang bersifat internasional, teknik dan gaya

propaganda.

Menurut Wright, ada tiga alasan mengapa analisis ini digunakan untuk:

a) Memberikan gambaran tentang isi yang meliputi studi pengembangan,

perbandingan yang bersifat internasional, teknik dan gaya propaganda dan

sebagainya

b) Memberikan gambaran tentang diri produser maksud atau keadaan politis dan

sosiologisnya.

c) Analisis isi dipergunakan pebagai petunjuk tentang sifat-sifat khalayak nilai nilai,

rasa suka dan tidak suka.

b) Pendekatan analisis fungsional

Pendekatan analisis fungsional ini memfokuskan perhatiannya pada fungsi dan

disfungsi komunikasi massa bagi kehidupan anggota masyarakat, baik secara

individu, berkelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan.

Fungsi komunikasi massa yang dimaksud di sini adalah fungsi yang dapat

dirasakan baik terhadap setiap diri orang secara individual, maupun bagi kelompok

anggota masyarakat, serta terhadap masyarakat secara keseluruhan.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 31

Page 32: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Maka analisis fungsional artinya kajian mengenai fungsi sesuatu, dalam hal ini

adalah komunikasi massa. Analisis fungsional terhadap komunikasi massa pertama

kali dilakukan oleh Charles R. Wright, seorang sosiolog yang concern terhadap

komunikasi massa. Analisis itu dikemukakannya dalam tulisannya berjudul

Functional Analysis and Mass Communication pada tahun 1960. Dengan analisis

tersebut Wright mengkaji fungsi-fungsi komunikasi massa dalam kehidupan

perorangan anggota masyarakat (individual), kelompok (group), dan masyarakat

secara keseluruhan (society), baik yang terlihat nyata (manifest) maupun yang tidak

kelihatan nyata namun berlangsung (latent). Fungsi-fungsi tadi pertama-tama

dikelompokkan menjadi: yang berfungsi sebagaimana seharusnya, dan yang disfungsi

yakni berfungsi tidak seperti yang semestinya.

Harold D. Lasswell mengemukakan fungsi komunikasi massa adalah memberi

informasi, mendidik, dan menghibur. Wright menambahi fungsi tadi menjadi empat:

kegiatan penyelidikan atau surveillance, lalu kegiatan mengkorelasikan yaitu

menghubungkan satu kejadian dengan fakta yang lain dan menarik kesimpulan,

Kemudian kegiatan transmisi kultural yaitu pengalihan kebudayaan dari satu generasi

kepada generasi yang berikutnya, dan yang keempat adalah kegiatan penghiburan atau

entertainment.

c. Analisis instutional

Pendekatan ini berfokus pada aspek kelembagaan atau institusi komunikasi

massa. Aspek ini dianggap penting kerena secara langsung mencerminkan sistem

yang dianut oleh suatu masyarakat.

Pendekatan ini berpandangan bahwa kelembagaan yang mewadahi

komunikasi massa ditentukan oleh sistem komunikasi yang berlaku pada masyarakat.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 32

Page 33: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Dalam bidang pers, miosalnya kita mengenal ada 4 sistem pers : otoriter, liberal,

komunis, dan bertanggungjawab.

StudiGerbner,berkisar seputar permasalahan analisis dan teori tentang sistem-

sistem pesan dan teori serta analisis proses institusional, serta penyelidikan tentang

hubungan-hubungan antara sistem-sistem pesan, struktur sosial dan organisasional,

pembentukan citra, dan kebijakan publik.

Pokok-pokok permasalahan yang berkenaan dengan hal itu, antara lain adalah:

a) Bagaimana media menyusun dan menstrukturkan sistem-sistem pesan yang mereka

pada waktu yang berbeda dan pada masyarakat yang berkelainan.

b) Bagaimana sistem-sistem produksi pesan dan distribusi massa diorganisasikan,

dikelola, dan dikendalikan.

c) Perspektif dan pola pilihan-pilihan apa yang oleh sistem-sistem tersebut yang

disediakan bagi publik tertentu.

d. Analisis organisasional

Yang menjadi perhatian dalam analisis organisasional ini, baik pola yang secara

formal diakui mengenai hubungan antarparsipan maupun komponen-komponen struktur

yang informal, seperti persahabatan

Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok sebagai Bagian dari

Sosiologi Komunikasi

Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi

baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (tanpa medium).

Contohnya kegiatan percakapan surat menyurat pribadi. Fokus pengamatannya adalah

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 33

Page 34: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik

komunikator.9

Komunikasi kelompok, memfokuskan pembahasannya kepada interaksi diantara

orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan

komunikasi antar personal. Bahasan teoritis meliputi dinamika kelompok, efisiensi dan

efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta

pembuat keputusan.

a) Teori Perbandingan Sosial

Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan kelompok kita

dengan kelompok lain. Hal-hal yang dibandingkan hampir semua yang kita miliki, mulai

dari status sosial, status ekonomi, kecantikan, karakter kepribadian dan sebagainya.

Konsekuensi dari pembandingan adalah adanya penilaian sesuatu lebih baik atau lebih

buruk dari yang lain. Melalui perbandingan sosial kita juga menyadari posisi kita di mata

orang lain dan masyarakat. Kesadaran akan posisi ini tidak akan melahirkan prasangka

bila kita menilai orang lain relatif memiliki posisi yang sama dengan kita. Prasangka

terlahirketika orang menilai adanya perbedaan yang mencolok (Myers, 1999).

Dalam masyarakat yang perbedaankekayaan anggotanya begitu tajam prasangka

cenderung sangat kuat. Sebaliknya bila status sosial ekonomi relatif setara prasangka

yang ada kurang kuat. Para sosiolog menyebutkan bahwa prasangka dan diskriminasi

adalah hasil dari stratifikasi sosial yang didasarkan distribusi kekuasaan, status, dan

kekayaan yang tidak seimbang diantara kelompokkelompok yang bertentangan (Manger,

1991).

9 Dedy Mulyana, M.A., Ph.D., Ilmu Komunikasi, (Bandung, PT ROSDAKARYA, 2005), hlm. 175

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 34

Page 35: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Contoh kasus: Adanya perbedaan pendapat dan adanya perbedaan tujuan

disebuah kantor ada sebuah perbedaan sosial yaitu antara atasan dan bawahan, manajer

dan karyawan dengan ini biasanya sering terjadi konflik atau masalah dan juga kerjaan

yang menumpuk , karyawan yang tidak disiplin dan adanya perbedaan gaji ini dapat

menjadi suatu konflik perbandingan sosial dan dimana ada juga sama-sama karyawan

tapi dibedakan gaji dan fasilitas ini juga salah satu perbandingan sosial yang jelas akan

menimbulkan suatu konflik.

b) Teori Percakapan Kelompok

Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok

atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaaan masukan dari anggota

(member input), variable-variabel perantara (mediating variables), dan keluaran dari

kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari anggota kelompok dapat

diidentifikasikan sebagai perilaku, interkasi dan harapan-harapan (expectation) yang

bersifat individual.

Sedangkan variable-variabel perantara merujuk pada strukturstruktur formal dan

struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan-tujuan kelompok. Yang

dimaksud dengan output kelompok adalah pencapaian atau prestasi dari tugas atau tujuan

kelompok. Produktivitas dari suatu kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi

perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok. Dengan kata lain,

perilaku, interaksi dan harapan-harapan (input variables) mengarah pada struktur formal

dan struktur peran (mediating variables) sebaliknya variabel ini mengarah pada

produktivitas, semangat dan keterpaduan (group achievement).

Contoh kasus : ketika ada suatu kelompok suku budaya yaitu budaya batak dan

jawa yang membedakan antara bahsa dan konotasi dalam pengucapan kalau jawa

terkenal dengan kelembutannya akan tetapi suku batak yang terkenal dengan suara keras

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 35

Page 36: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

dan lantang ini terkadang menjadi suatu problem karna pada dasar nya orang-orang di

indonesia terlalu sensitif oleh karna itu dari kedua suku akan menimbulkan konflik

apabila ada suatu percakapan yang sebenernya biasa saja tapi kalau ditanggapi dengan

konotasi suara yang kencang akan menimbulkan seperti suatu emosi dan dengan

kelmbutan di anggap tidak keseriusan dan ini dapat menjadi konflik antara suku-suku

yang ada di indonesia.

c) Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial ini didasarkan pada pemikiran bahwa seseorang dapat

mencapai satu pengertian mengenai sifat kompleks dari kelompok dengan mengkaji

hubungan di antara dua orang (dydic relationship). Suatu kelompok dipertimbangkan

untuk kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut. Perumusan tersebut

mengasumsikan bahwa interaksi menusia melibatkan pertukaran barang dan jasa, dan

bahwa biaya (cost) dan imbalan (reward) dipahami dalam situasi yang akan disajikan

untuk mendapatkan respon dari individu-individu selama interaksi sosial. Jika imbalan

dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan

diakhiri atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilaku mereka untuk

melindungi imbalan apa pun yang mereka cari. Pendekatan pertukaran sosial ini penting

karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep

ekonomi dan perilaku mengenai biaya dan imbalan.

Contoh Kasus : Hubungan suami istri melalui sebuah ikatan pernikahan. Pola-

pola perilaku dalam sebuah pernikahan, hanya akan langgeng manakala kalau semua

pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena

berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula

sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan. Banyak perceraian

diantara pasangan suami istri terjadi karena salah satu di antara mereka merasa tidak

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 36

Page 37: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

terjadi kecocokan dengan pasangannya serta merasa dirugikan dengan ikatan pernikahan

tersebut. Fenomena perceraian sangat sering kita saksikan melalui layar televisi,

perceraian selebritis. Bahkan buntut dari perceraian tersebut adalah sebuah pertikaian

dimana antara keduanya tidak ada yang mau mengalah. Yang awalnya mereka saling

mengumbar kasih sayang tetapi setelah bercerai malah saling melempar caci maki dan

kebencian.Sebuah ikatan antara suami istri dalam pernikahan harusnya dipandang

sebagai sebuah ikatan suci dan sakral. Sebelum membangun komitmen dalam sebuah

ikatan pernikahan seharusnya antara pria dan wanita harus saling mengenal satu sama

lain. Alangkah baiknya jika sebuah pernikahan dilandasi oleh pemahaman agama yang

baik.

Dalam menjalani ikatan pernikahan seharusnya suami istri selalu berkomunikasi

secara intens dan terbuka satu sama lain. Masing-masing pasangan juga harus saling

memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pasangannya. Ketika pasangan tidak

mampu dalam suatu hal maka alangkah bijaknya jika ia tidak menuntut hal tersebut

diluar kesanggupan pasangannya. Komitmen-komitmen seperti inilah yang harus

dikedepankan agar tidak terjadi perselisihan yang akan berakibat pada perceraian.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 37

Page 38: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam suatu penelitian, salah satu hal yang penting adalah menetapkan metologi

penelitian, karena metodologi penelitian sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan,

dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan secara ilmiah. Apabila seorang peneliti

menggunakan metodologi yang tepat, maka dapat diharapkan akan mendapatkan hasil yang

baik.10

Dalam penulisan laporan penelitian ini, peneliti menggunakan dua bentuk penelitian,

yaitu :

1. Library Research

Adalah riset yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku dan literature lainnya

yang berkaitan denan permasalahan yang dikaji.

2. Field Research (penelitian Lapangan)

10 Sutrisno Hadi, MetodologiResearch I, (Yogya : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM,1993), hlm. 9-10.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 38

Page 39: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Riset yang dilakukan dengan cara penelitian secara langsung pada objek atau

lapangan penelitian untuk mencari data-data yang sesuai dalam pembahasan.

Selanjutnya prosedur penelitian tersusun sebagai berikut :

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodeyang bersifat kualitatif, atau

dengan pendekatan dalampenelitian yang mengedepankan data yang bersifat kualitatif

dan dalam situasi lapangan ynag bersifat wajar, sebagaimana adanya tanpa di manipulasi.

Jadi penelitian kualitatif ini tidak ingin menempatkan hasil dari suatu aktifitas

sebagaimana penelitian kuantitatif, serta memiliki sifat holistik, artinya melihat gejala-

gejala social tidak secara partikularistik yang berupa variable-variabel, akan tetapi

melihat gejala tersebut secara keseluruhan, mendalam dan sistematis. Sehingga

hakekatnya bagian antara bagian-bagian tersebut tidak dipisahkan antara satu dengan

lainnya.11

Peneliti menggunakan metode kualitatif karena ada pertimbangan lain,

menjelaskan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan-

kenyataan ganda. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara

peneliti dengan responden, metode ini lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan

banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membuat gambaran sistematis,

factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.12

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan cirri-ciri orang tyertentu,

kelompok-kelompok, atau keadaan-keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti itu dapat

dikumpulkan dengan bantuan wawancara, kuisioner, dan pengamatan langsung.

11 Nasution, Metode Penelitian Naturalististic Kualitatif, (Bandung : Tarsip, 1992), hlm. 35.12 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo, 1998), hlm. 18.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 39

Page 40: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Penelitian ini akan memberikan informasi tentang sifat atau gejala pada keadaan

tertentu. Dalam penelitian deskriptif terdapat beberapa jenis metode yang telah lazim

dipergunakan. Oleh karena itu, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi adalah

teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti.

Dalam penelitian ini tidak terdapat perlakuan atau pengendalian data. Penelitian

deskriptif hanya menggambarkan apa yang ada bukan mengujihipotesa. Sehingga

penelitian ini bersifat non hipotesis. Penelitian ini bergantung pada pengamatan peneliti.

Penelitian deskriptif ada dua macam, yaitu penelitian deskriptif yang bersifat

eksploratif dan yang bersifat developmental. Penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif

bertujuanuntuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, sedangkan yang bersifat

developmental digunakan untuk menemukan suatu model atau prototype.13 Jadi penelitian

dalam laporan ini adalah “Penelitian Kualitatif Deskriptif Eksploratif”.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dari kelompok 3, adalah Lokasi sekolah ini berada di Jl. A. Yani

No. 6-8 Surabaya, Sebelah utara: berbatasan dengan Rumah Sakit Islam (RSI), Sebelah

selatan: berbatasan dengan RSAL, Sebelah timur: berbatasan dengan Jl. A. Yani, Sebelah

barat: berbatasan dengan wisma guru.

C. Tahap-tahap Penelitian

1. Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Melalui metode ini peneliti ingin memperoleh data mengenai :

a. Kehidupan Sosiologi komunikasi antara guru dan siswa SMALB-B Karya Mulia

Surabaya

2. Interview (Wawancara)13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hlm. 245

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 40

Page 41: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Merupakan alat penilain yang digunakan untuk menyingkap kehidupan

sosiologi komunikasi atara guru dan siswa SLB, siswa dengan siswa SLB lainnya, dan

siswa SLB dengan orang tua wali. Kelebihan wawancara adalah bisa kontak langsung

dengan masyarakat sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan

mendalam. Lebih dari itu, hubungan dapat dibina lebih baik sehingga masyarakat

bebas mengemukakan pendapatnya.

Wawancara dapat direkam dan dicatat secara lengkap. Adapun yang diwawancara

adalah guru SLB Karya Mulia Surabaya, dan Orang Tua wali siswa SLB Karya Mulia

Surabaya.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data dalam penelitian yang bersumber

dari data-data berupa kata-kata dan tindakan.

Metode studi pustaka yang dilakukan merukan cara-cara penelaah dan penkaji

untuk menemukan teori, konsep dan formulasi objek penelitian, yang dalam penelitian

ini metode studi pustaka meliputi buku-buku dan artikel dari internet.

Metode studi pustaka ini digunakan untuk menemukan teori atau konsep tentang:

1) Sosiologi Komunikasi, Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi, Pola-pola Pendekatan

Sosiologi Komunikasi, Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok

sebagai Bagian dari Sosiologi Komunikasi, dan Teori Sosiologi Komunikasi tentang

Komunikasi Antarpersonal dan Komunikasi Kelompok.

2) Kehidupan sosiologi komunikasi dalam pembelajaran di SLB Karya Mulia Surabaya.

3) Sosiologi komunikasi siswa SLB dengan orang tua wali serta dengan orang yang

berada disekitar mereka.

4. Dokumentas

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 41

Page 42: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.

Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-benda tertulis

seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan

sebagainya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan

menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu

persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu

penelitian bisa disebut instrumen penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Metode interview

Metode interview adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan Tanya jawab secara lisan (bertatap muka dengan responden).14 Penggunaan

metode ini, peneliti mengadakan komunkikasi secara langsung untuk menggali

permasalahan yang erat kaitannya dengan keadaan lembaga pendidikan SLB Karya Mulia

Surabaya, data tentang pendekatan, metode dan materi pembelajaran di SLB Karya Mulia

Surabaya. Adapun instrument pengumpulan datanya adalah guide interview (pedoman

wawancara).

2. Metode observasi

Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan

pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun

14 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Social, (Jakarta, Rajawali Press, 1995), hlm. 52.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 42

Page 43: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

tidak langsung. Lebih lanjut lagi Sutrino Hadi mengatakan bahwa observasi adalah

pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.15

Adapun tehnik pengamatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

pengamatan tersembunyi (covert) dan pengamata terbuka (overt), hal ini dimaksudkan

untuk mendapatkan situasi yang alamiah serta data yang diperoleh akan valid dan

reliable.

Penggunaan metode ini, peneliti mengadakan pengamatan langsung pada guru

SLB Karya Mulia sewaktu ada kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Adapun

instrument pengumpulan datanya adalah panduan observasi.

3. Metode dokumenter

Metode dokumenter merupakan proses pembuktian yang didasarkan atas jenis

sumber apapun baik yang bersifat tulisan, gambaran/arkeologi, atau sesuatu yang

tertulis/tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan.16

Penekanan metode ini digunakan untuk menggali data yang berkaitan dengan

masalah yang sedang diteliti dengan cara menyelidiki dan menyeleksinya terhadap data

yang ada dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan dan kerelevanan dengan pokok

masalah. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode documenter tidak begitu sulit

dalam artian, apabila ada kekeliruan, maka sumber datanya masih tetap tidak berubah.

Metode ini digunakan penulis untuk mencari data tentang gambaran umum obyek

penelitian yang meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan

sarana dan prasarana, data guru, data karyawan, data siswa SMALB-B Karya Mulia

Surabaya. Adapun instrument pengumpulan datanya adalah form pencatat dokumen.

15 Sutrisno Hadi, Metodologi, hlm. 136.16 WJS. Purwodarwita, Kamus Umum Bhs. Indonesia, (Jakarta : Baalai Pustaka, 1976), hlm. 256.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 43

Page 44: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

F. Analisis Data

Pada dasarnya proses analisis data itu dimulai dari menelaah data secara

keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik itu dari pengamatan,

wawancara, catatan lapangan dan yang lainnya. Data tersebut memang ada banyak sekali

dan setelah dibaca kemudian dipelajari. Apabila itu sudah dilakukan maka selanjutnya

melakukan reduksi data yang dilaksanakan dengan cara membuat sebuah abstraksi dan

setelah itu maka menyusunnya ke dalam satuan-satuan. Dari satuan-satuan tersebut

kemudian dikategorisasikan pada langkah-langkah selanjutnya. Kategori tersebut

dilakukan sambil membuat koding dan tahap terakhir dari analisis data penelitian yaitu

dengan mengadakan pemeriksaan atas keabsahan data. Apabila tahapan tersebut telah

selesai maka sekarang mulai ke tahap penafsiran data untuk menjadikannya teori

substansi dengan menggunakan metode-metode tertentu.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 44

Page 45: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian

I. Sejarah dan Perkembangan SMAL-B Karya Mulia Surabaya

Pada tanggal 4 Oktober 1954, atas inisiatif tiga orang warga Surabaya untuk

mengambil langkah awal yang kemudian hari mempunyai arti yang sangat besar bagi

kehidupan kaum tunarungu di Surabaya, bahkan di Jawa Timur, beliau itu adalah :

a. Almarhum R. Isnomo : rawoto Soedarmo, pada waktu itu sebagai kepala inspeksi

sekolah rakyat kota praja Surabaya.

b. Almarhum R. Soesilo, Kommis pada kantor pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan

kota praja Surabaya.

c. Almarhum Soemarno, seorang guru yang pernah mendapatkan pendidikan disekolah

guru pendidikan luar biasa di Bandung.

Langkah awal yang telah diambil ialah merintis berdirinya sekolah khusus yang

memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak yang tunarungu. Istilah yang digunakan

pada waktu itu ialah “tuli bisu” atau “bisu tuli”. Sekolah yang dirintis benar-benar sederhana

dalam arti yang sesungguhnya. Kesedehanaannya dapat dilihat dari yang dipergunakan

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 45

Page 46: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

sebagai sekolah, yaitu sebuah kamar tidur di Jl. Bengawan, muridnya berjumlah 15 orang dari

berbagai umur, dari 7 tahun sampai 18 tahun.

Guru kepala sekolah dan pembantu sekolah semuanya dijabat oleh satu orang saja.

Namun, dengan keterbatasan fisik itu tidak mengurangi kegiatan yang diselenggarakan.

Dengan kondisi itu, seolah-olah ingin meluruskan satu pandangan yang salah, bahwa kalau

anak dilahirkan tuli, nantinya pasti bisu.

Namun, pada kenyataannya pendapat tersebut salah, karena setelah melalui

serangkaian latihan, anak-anak yang dulu dikatakan bisu ternyata dapat mengucapkan

“selamat pagi”, “selamat siang”, dan berbagai ungkapan sehari-hari yang penting.

Usaha yang dirintis dan dimulai dari sebuah kamar ternyata mendapat tanggapan yang

cukup baik dari anggota masyarakat dan pejabat pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat pada

perayaan ulang tahun sekolah yang pertama, yaitu para tamu dibuat kagum akan hasil yang

dicapai. Karena murid-murid yang selama ini dianggap bisu, setelah diajari ternyata dapat

berbicara dan hal itu menjadi suatu kejutan serta diluar dugaan mereka. Tanggapan baik

tersebut diwujudkan dengan semakin banyaknya murid dan bantuan dari masyarakat yang

diberikan demi kelancaran proses belajar mengajar.

Pejabat pemerintah memberikan tanggapan yang positif dan bersifat yuridis formal.

Atas saran dari wali kota R. Mustajab agar badan yang mengelola sekolah berstatus yayasan

dengan status hukum. Dengan demikian, yayasan akan dapat melaksanakan fungsinya secara

benar, dan atas saran tersebut dilaksanakan dalam waktu yang relative singkat. Sehingga pada

tanggal 7 Januari 1956, terbentuklah badan yang mengelola sekolah dengan nama “Yayasan

Pendidikan dan Pengajaran Anak Bisu Tuli”, dengan akte notaries Gusti Djohan.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 46

Page 47: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Pada tahun 1962, gedung sekolah di Jl. Bengawan dijual oleh pemiliknya dan sekolah

dipindahkan di Jl. Ronggolawe 29 dengan mendapatkan ruangan kecil. Kemudian pada bulan

oktober tahun 1965 sekolah tersebut dipindahkan ke gedung sekolah Tionghoa di Jl.

Darmokali 69 bersama-sama sekolah untuk anak-anak lemah ingatan. Akhirnya pada tanggal

14 Agustus 1977, sekorang tuna rungu memiliki gedung sekolah sendiri dan dipakai hingga

sekarang, yang berlokasi di Jl. A. Yani No. 6-8 Surabaya.

Dalam perjalanan sejarahnya, nama yayasan, keperguruan dan nama sekolah sempat

berganti tiga kali, meskipun misi yang diemban tetap, yaitu “memberikan pelayanan

pendidikan kepada anak tuna rungu”. Secara kronologi peristiwa itu diuraikan seperti table

dibawah ini :

Kronologi pergantian ketua yayasan dan pergantian nama sekolah

TABEL I

Yang perlu diperhatikan, bahwa sejak menempati gedung sekolah yang baru, nama

yayasan diubah menjadi yayasan Pembina anak tuna rungu karya mulia. Selain nama

professional, yaitu memberikan pembinaan anak tuna rungu, juga masih ada nama sebutan

“Karya Mulia” yang berasal dari peribahasa dalam bahasa Belanda “Arbeid adelt” yang

berarti bekerja akan menambah kemuliaan jiwa manusia.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 47

NO Nama Periode Nama Yayasan Nama Sekolah

R. Isnomo Prawoto Soedomo

1.

2. R. soegondo

3. Ny. S.Harjono

1956-1967

1967-1972

1972-Sekarang

Yayasan Pendidikan dan Pengajaran anak

bisu tuliYayasan Pembina anak tunarungu

wicara

Yayasan Pembina anak tunarungu

karya mulia

Sekolah luar biasa bisu tuli

Sekolah pendidikan luar biasa tunarungu wicara

Sekolah luar biasa tunarungu karya mulia

Page 48: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Adapun sekolah-sekolah yang di bawah naungan yayasan adalah Taman kanak-kanak,

Sekolah dasar, Sekolah lanjut tingkat pertama, Sekolah menengah luar biasa. Sekolah

tersebut juga memiliki sejarah tersendiri. Pada awalnya sekolah menengah itu bernama

sekolah lanjutan sebagai kelanjutan dari sekolah dasar.

Ditingkat lanjutan ini, pelajarannya bersifat kejuruan dan bertujuan agar anak didik

mendapat pelajaran ketrampilan untuk memperoleh bekal yang dipergunakan untuk bekerja

berdiri sendiri dalam masyarakat. Pada sekolah lanjutan ini, terbagi menjadi dua tingkatan,

yakni tingkat I dan tingkat II. Pada tingkat I, anak-anak belajar semua jenis ketrampilan,

seperti menjahit, cetak-mencetak, potong rambut, dan pertukangan kayu. Sedangkan pada

tingkat II, siswa harus memilih jurusan yang disesuaikan dengan bakat dan minatnya. Waktu

yang dipergunakan siswa dalam menempuh sekolah lanjutan 4 tahun.

Sekolah lanjutan ini berlangsung hingga tahun1997 dan kemudian diganti dengan

Sekolah Lanjutan Menengah Luar biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Sejak berganti

nama hingga sekarang mengalami 2 kali periodesasi kepemimpinan kepala sekolah, yaitu :

1. Drs. Moh. Syafi’I (1997-1998)

2. Slamet Riyanto, S.Pd (1998-sekarang).17

Selama kurang lebih enam tahun ini, berganti nama menjadi Sekolah Menengah Atas

Luar Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya.18

II. Letak Geografis SMALB-B Karya Mulia Surabaya

17 Selayang pandang SLB Tunarungu Karya Mulia.18 Hasil interview dengan Bpk. Totok Warsito, tanggal 6 Juni 2014.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 48

Page 49: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Lokasi sekolah ini berada di Jl. A. Yani No. 6-8 Surabaya, dengan letak yang cukup

strategis, karena dekat dengan sarana umum, khususnya sarana transportasi, sehingga

lokasinya mudah dijangkau oleh kendaraan umum.

Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara : berbatasan dengan Rumah Sakit Islam (RSI)\

b. Sebelah selatan : berbatasan dengan RSAL

c. Sebelah timur : berbatasan dengan Jl. A. Yani

d. Sebelah barat : berbatasan dengan wisma guru

Selain itu didepannya merupakan jalan raya yang setiap harinya tidak pernah sepi dari

mobilitas manusia.

Walaupun dengan kondisi demikian, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

baik, karena ruangan kelasnya berjarak kerang lebih 50 meter dari pintu gerbang sekolah. Hal

tersebut juga didukung dengan adanya prasarana yang menunjang.

III.Struktur Organisasi SMALB-B Karya Mulia Surabaya

Setiap yayasan yang berdiri tentunya harus memiliki struktur organisasi, karena hal

ini sangat penting untuk memberikan tugas kepada masing-masing personalia kepengurusan

agar roda organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Adapun struktur organisasi dari yayasan Pembina anak tunarungu karya mulia

Surabaya adalah sebagai berikut :

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 49

Page 50: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Struktur Organisasi Yayasan Pembina Anak Tunarungu Karya Mulia19

TABEL II

:

19 Selayang pandang

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 50

KETUABp.3 DEPDIKBUDNy. Harjono

BENDAHARA Dr. Leny D. Purwati

SEKRETARIATNy. Hanny

PENDIDIKAN Prof. M. Harjono

DANA Ny. S. Harjono

Bad. Pertimbangan Drs. Joko Soenarto

SLTPLB Drs. Sumarmas

LOGISTIK NY. Sulistiana

SD II Ny. Harmini

BIMB&PNYLHN Prof. M. Harjono

SD I M. Mustain

AUDIOMETRY.ST Ny. Heru & Elis N.

TK Drs. Chajatun

BALITBANG Drs. Heru Santoso

WORKSHOP Ny. Harjono

KESEHATAN Dr. Netty

SMALB Slamet R., S.Pd

KESEJAHTERAAN Ny. Yayuk

Pelindung & penasehat Ny. Basofi Sudirman

G. Kerjasama

G. Komando

Page 51: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

IV. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAL-B Karya Mulia Surabaya

Penjelasan tentang keadaan sarana dan prasarana yang ada di SMAL-B Karya Mulia

Surabaya, sebagaimana tabel berikut :

Keadaan sarana dan prasarana SMAL-B Karya Mulia Surabaya20.

TABEL III

20 Dokumentasi SMAL-B Karya Mulia Surabaya

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 51

No

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17

18.

Jenis Sarana JumlahRuang Kelas

Ruang Bp

Ruang kepala Sekolah

Ruang guru

Ruang tata usaha

Ruang penjaga

Ruang computer dan pengetikan dan percetakan

Ruang perkayuan

Ruang tata boga

Ruang Salon (kecantikan dan potong rambut)

Ruang penjahitan putra & Putri

Ruang audiologi

Ruang bina wicara (terapi wicara)

Musholla

Perpustakaan

Kantin

Kamar mandi

Gudang

8

1

1

1

1

1

2

1

1

2

2

1

1

1

1

2

1

1

Page 52: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Data guru, karyawan, dan siswa SMAL-B Karya Mulia Surabaya Tahun pelajaran

2013-2014.

a. Data guru SMAL-B Karya Mulia Surabaya Tahun pelajaran 2013-2014.21

Untuk menggambarkan tentang data guru SMALB-B karya Mulia Surabaya, adalah

sebagai tabel berikut :

TABEL III

21 Hasil Interview, tanggal 6 Juni 2014

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 52

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

No

Slamet Riyanto, S.Pd

Karjito, S.Pd

Totok Warsito, S.Pd

Dra. Zainul Aini

Mudiah, S.Pd

Ilis Rosinah, S.Pd

Ahmad Nur Hadi, S.Pd

Drs. Ampuh Basuki

Sukamto, S.Pd

Syaiful Imron, S.Pd

Supriyanto, S.Pd

Arnita

Nama

Kepala Sekolah

Wakasek

Guru DPK

Guru DPK

Guru DPK

Guru DPK

Guru DPK

Guru YYS

Guru YYS

Guru YYS

Guru YYS

Guru YYS

Jabatan

Kepala sekolah/Bp

Matematika

Bahasa Indonesia

Potong rambut

Penjahit putri

Pendidikan Agama Islam

Bahasa Inggris

Ppkn,IPS,IPA,Komputer,tataboga,percetakan

Perkayuan

Penjahit Putra

Penjaskes, IPA

Tata Rias

Tugas

Page 53: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

b. Data Karyawan SMALB-B Karya Mulia Surabaya

Untuk menggambarkan data tentang karyawan SMALB-B Karya Mulia Subaya, yaitu

berdasarkan tabel berikut :22

TABEL IV

V. Visi dan Misi SMALB-B Karya Mulia Surabaya

Visi :

• Terwujudnya Lulusan SMALB-B Karya Mulia Surabaya yang terampil, mandiri,

bertaqwa dan berakhlak mulia.23

Misi :

• Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

dalam diri peserta didik.

22 Ibid23 Dokumentasi, pada tanggal 6 Juni 2014.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 53

No

1.

2.

3.

4.

5.

Mulyadi

Mar’atus Sholihah

Siti Aisyah

Eko Yuwonoputro, S.Pd

Nur Hadi, S.Pd

Tata Usaha

Tata Usaha

Tata Usaha

Audologi

Audologi

Nama Jabatan

Page 54: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

• Memberikan layanan akademis sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka

mengembangkan berbagai keterampilan hidup.24

• Menanamkan kreativitas dan kemandirian dalam diri peserta didik untuk memecahkan

masalh dan bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.

• Menjalin kerja sama dengan dunia usaha dalam upaya menyalurkan tenaga kerja.

Tujuan :

• Membina perilaku akhlak mulia bagi peserta didik.

• Meningkatkan secara intensif kegiatan keagamaan agar lebih mendekatkan diri

kepada Tuhan Yang Maha Esa

• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minat

peserta didik.

• Menumbuh kembangkan bakat dan minat peserta didik

• Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri

dan berguna.

• Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut.

VI. Metode Pembelajaran SMALB-B Karya Mulia Surabaya

Pada dasarnya metode pembelajaran yang di pakai di SMALB-B Karya Mulia

Surabaya adalah sama dengan metode yang biasa dipergunakan di sekolah-sekolah pada

24 Ibid

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 54

Page 55: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

umumnya, hanya saja ada metode khusus yang khusus diperuntukan bagi anak tunarungu

yaitu MMR (Metode Maternal Reflectif).

MMR (Metode Maternal Reflectif) merupakan suatu metode yang dikembangkan

oleh A. Van Uden seorang pakar pendidikan anak tunarungu berkebangsaan belanda.

Bila ditinjau dari terjemahan harfiah, maka maternal=keibuan dan reflective=reflektif

(memantulkan). Kata maternal atau keibuan diartikan sebagai pemberian rambu-rambu

bahwa Sang ibu sering berbicara kepada bayinya yang belum bisa berbahasa, bayinya

berusaha meniru bicara ibunya. Sang ibu terus berulang-ulang berbicara, misalnya,

“sayai mama”. Bayinya akan berusaha meniru suara ibunya sedikit demi sedikit seiring

pertumbuhannya. “ma… ma…” Akhirnya bayi dapat berbicara. Itulah semua adalah cara

MMR. Metode ini dapat dijadikan pijakan bagi anak-anak tunarungu untuk belajar

berbahasa, berbicara, dan membaca ujaran.

Tujuan MMR adalah:

1. Agar anak tunarungu dapat semakin bersikap oral

2. Agar anak tunarungu dapat dan suka mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan

curahan hati

3. Agar anak tunarungu dapat dan suka membaca sendiri

4. Agar anak tunarungu dapat berkomunikasi dengan teman sebayanya yang

berpendengarannya normal

Perkembangan penguasaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak tunarungu

yang menggunakan MMR bersumbu pada percakapan. Setiap hari kita sering berbicara

satu sama lain, begitu pula dengan mereka. Yang terpenting adalah percakapan dimulai

dengan seorang anak, kita menangkap maksud atau pernyataan anak tersebut, lalu

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 55

Page 56: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

menafsirkan pernyataan dengan cara bertanya. Apabila ada anak salah mengucapkan

fonem dan kalimat, kita berusaha membetulkannya. Usahakan kita sering bertanya,

mengundang, mangajak, menentang, bahkan berdebat untuk menimbulkan reaksi

spontan dari anak ini sehingga percakapan ada lanjutannya. Percakapan ini akan

menghasilkan anak tersebut dapat bersikap oral dengan lancar, artikulasinya jelas, dan

berani bergaul, serta mencapai kemampuan berbahasa yang maksimal.

Pada SLB-B Tunarungu Karya Mulia Surabaya terdapat beberapa mata

pelajaran khusus untuk siswa-siswi Tunarungu yang diharapkan akan membantu

mereka untuk mengatasi kekurangan yang ada pada dirinya, mata pelajaran tersebut

adalah:

1) Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BKPBI)

BKPBI/BPBI adalah Pembinaan dalam penghayatan bunyi yang dilakukan dengan

sengaja atau tidak sehingga pendengaran dan perasaan vibrasi yang dimiliki anak

tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi dengan dunia

sekelilingnya yang penuh bunyi.

Berbahasa dipengaruhi oleh irama, nada, dan lagu. Musik dan bahasa memiliki

banyak kesamaan, oleh karena itu irama dapat dilatih tanpa menggunakan pendengaran

alias menggunakan perasaan vibrasinya. BKPBI/BPBI tidak mustahil diberikan juga pada

anak yang tergolong tuli berat sampai total. Latihan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan

Irama (BKPBI) apabila dilaksanakan secara intensif dan berkesinambungan pada siswa

akan mampu berbicara secara berirama hal ini sangat penting bagi perkembangan bahasa

mereka sebab irama bahasa akan menunjang daya ingatan anak dan daya ingatan akan

besar pengaruhnya dalam perkembangan bahasa.

• Hubungan BKPBI dengan Aspek Wicara

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 56

Page 57: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Latihan Bina Komunikasi Persepsi dan Irama mewarnai semua aspek berbahasa

terutama pada aspek wicara sebab BKPBI dapat membantu agar anak dapat membentuk

sikap terhadap bicara yang lebih baik dan cara berbicara yang lebih jelas. Hal ini

disebabkan oleh fungsi bunyi bahasa sangat penting yaitu sebagai lambang isi kesadaran

yang memungkinkan anak tunarungu terdorong untuk mengembangkan bahasa dan

wicaranya.

BKPBI pada hakekatnya adalah menyimak bunyi-bunyi/suara-suara yang terdapat

di sekeliling kita artinya latihan BKPBI sangat berpengaruh pada aspek menyimak,

terutama menyimak bunyi-bunyi bahasa. Semakin anak peka terhadap bunyi-bunyi

bahasa, maka semakin menyadari adanya suara-suara manusia di sekelilingnya.

Selanjutnya anak akan terbiasa memanfaatkan sisa pendengarannya dan rasa vibrasinya

untuk memperbaiki kemampuan komunikasinya.

BKPBI dan Bina Wicara Sebagai Pendukung dalam Pembelajaran Tunarungu di

Sekolah

Pembinaan secara sengaja yang dimaksud adalah bahwa pembinaan itu dilakukan

secara terprogram; tujuan, jenis pembinaan, metode yang digunakan dan alokasi

waktunya sudah ditentukan sebelumnya. Sedangkan pembinaan secara tidak sengaja

adalah pembinaan yang spontan karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang yang

hadir pada situasi pembelajaran di kelas, sepeti bunyi motor, bunyi helikopter atau

halilintar, kemudian guru membahasakannya. Misalnya, “Oh kalian dengar suara motor

ya? Suaranya ‘brem… brem… brem…’ benar begitu ?”.Kemudian guru mengajak anak

menirukan bunyi helikopter dan kembali meneruskan pembelajaran yang terhenti karena

anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang tadi.

Secara singkat tujuan BKPBI adalah sebagai berikut :

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 57

Page 58: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

a. Agar anak tunarungu dapat terhindar dari cara hidup yang semata-mata tergantung

pada daya penglihatan saja, sehingga cara hidupnya lebih mendekati anak normal.

b. Agar kehidupan emosi anak tunarungu berkembang dengan lebih seimbang.

c. Agar penyesuaian anak tunarungu menjadi lebih baik berkat dunia pengalamannya

yang lebih luas.

d. Agar motorik anak tunarungu berkembang lebih sempurna.

e. Agar anak tunarungu mempunyai kemungkinan untuk mengadakan kontak yang lebih

baik sebagai bekal hidup di masyarakat yang mendengar.

Dalam hal kemampuan berbicara, BKPBI dapat membantu agar anak tunarungu

dapat membentuk sikap terhadap bicara yang lebih baik dan cara berbicara yang lebih

jelas. Sarana BKPBI mencakup :

a. Ruang Khusus untuk kegiatan pembelajaran yang sebaiknya dilengkapi dengan

medan pengantar bunyi.

b. Perlengkapan terdiri atas perlengkapan nonelektronik dan perlengkapan elektronik.

c. Alat-alat penunjang yaitu perlengkapan bermain.

d. Tenaga khusus pelaksana BKPBI hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, antara

lain memiliki latar belakang pendidikan guru anak tunarungu, memiliki dasar

pengetahuan tentang musik, dan memiliki kreativitas dalam bidang seni tari dan

musik.

Ruang BKPBI di SLB-B Karya Mulia Surabaya digunakan secara bergantian

artinya telah terjadwal sedemikian rupa sehingga masing-masing jenjang (TKLB-B,

SDLB-B I, SDLB-B II, dan SMPLB-B) kecuali tingkat SMALB-B mendapat giliran yang

sama dalam membina dan melatih peserta didiknya. Sarana ini dimiliki sebagai

pendukung dalam membelajarkan anak tunarungu dalam mengolah bahasanya. Sehingga

kemampuan berbahasa anak tunarungu di sekoah ini dapat ditingkatkan dan semakin

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 58

Page 59: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

berkembang. Guru berlatar belakang pendidikan luar biasa spesialisasi tunarungu, sangat

diperlukan dalam mengembangkan bahasa anak tunarungu melalui BKPBI dan Bina

Wicara. Pemberian latihan sebaiknya diberikan secara rutin dan terus menerus hingga

kosa kata anak bertambah banyak dan pada akhirnya mampu berkomunikasi dengan baik

dan benar.

Latihan-latihan Bina Persepsi bunyi dan Irama ( BPBI ) secara periodik sangat

diperlukan dalam rangka perolehan bahasa bagi mereka. Mulai dari latihan identifikasi

ada dan tidak adanya bunyi, keras lemahnya bunyi, gerakan mengikuti irama musik

( menari ), sampai pada latihan meresepsi kata, kalimat, dan bahkan suatu paragraf.

2) Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

Isyarat

Media komunikasi diantara kaum tunarungu berupa gerakan tangan yang disusun

secara sistematis guna melambangkan bahasa lisan.

Wujud Isyarat

Isyarat adalah bentuk bahasa dalam wujud yang lain, tidak berwujud bunyi yang

dihasilkan alat ucap tetapi berwujud gerakan abjad jari tangan dan berbagai gerak yang

melambangkan kosa kata bahasa Indonesia. Isyarat boleh disejajarkan dengan bahasa

tulis. Isyarat juga merupakan alih bentuk bahasa lisan. Selanjutnya bagaimana bentuk

gerakan isyarat dapat dilihat dalam kamus SIBI.

D. Hasil Penelitian

Sekolah luar biasa tunarungu Karya Mulia merupakan lembaga pendidikan bagi

siswa yang memiliki keterbatasan di bagian pendengaran. sekolah ini mengajarkan

pelajaran kurikulum yang di tetapkan oleh pemerintah, tetapi bahasa yang digunakan

untuk mengajar di sekolah luar biasa tunarungu Karya Mulia ini adalah bahasa isyarat

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 59

Page 60: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Peran sosial guru terhadap murid cukup banyak, selain berperan sebagai pendidik

juga sebagai pengajar. Menurut W.F. Connel dalam Parsono dkk (1990:5.33) peran

seorang guru pendidik (nurturer), model, pengajar dan pembimbing, pelajar (leaner),

komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi, serta kesetiaan terhadap

lembaga. Dari beberapa peran tersebut, berkaitan dengan murid peranannya adalah (1)

pendidik, (2) model, (3) pengajar dan pembimbing. Sedangkan peran keempat, kelima

keenam dan ketujuh tidak berkaitan dengan murid.

1. Pendidik

Pendidik adalah personnya atau perorangannya, sedangkan mendidik Adalah

kegiatannya. Pengertian mendidik dimaksudkan usaha yang dengan sengaja diadakan

dengan mempergunakan alat pendidikan untuk membantu anak menjadi manusia dewasa

yang bertanggung jawab (Bratanata dkk 1973:6). Tujuan dari mendidik adalah membantu

anak mencapai manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dengan peran untuk

pembentukan kedewasaan dan bertanggung jawab, maka seorang guru harus sudah dewasa

dan memiliki tanggung jawab.

2. Peran sebagai model

Model dimaksudkan sebagai contoh bagi murid-muridnya. Guru sebagai

model maka tingkah laku perbuatan, tutur kata hendaknya sesuai dengan norma yang

dianut masyarakat, bangsa, dan negara. Karena nilainilai dasar negara adalah pancasila,

maka tingkah laku guru atau pendidik harus sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

3. Pengajar dan Pembimbing

Sebagai pengajar, guru melaksanakan tugas mengajar. Yang dimaksudkan

dengan pengajaran ialah kegiatan sekolah yang ditunjukkan pada perkembangan daya

intelektual dan penggunaan kecerdasan anak (Bratanata dkk. 1973:103).Jadi sebagai

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 60

Page 61: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

pengajar guru berperan membantu perkembangan intelektual dan kecerdasan murid (anak

didik). Sebagai pembimbing artinya 0rang yang melaksanakan kegiatan bimbingan.

Adapun arti bimbingan menurut pasal 25 ayat 1 (satu) PP nomor 28 tahun

1990 tentang pendidikan dasar adalah merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa

dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.

Jadi guru yang berperan sebagai pembimbing adalah guru yang memberikan bantuan

kepada murid untuk mengenal dirinya (pribadi), mengenal lingkungannya agar dapat

merencanakan masa depan.

Semakin banyaknya informasi yang bersangkutan dengan proses belajar mengajar,

siswa diharapkan oleh pihak sekolah untuk selalu mengikuti informasi yang ada di

sekolahnya, dari nilai ujian, jadwal sekolah, dan informasi-informasi lainnya yang

bersangkutan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

Anak yang memilik kekurangan fisik dibagian pendengaran tidak bisa langsung

menyapaikan maksud dan tujuan mereka masing-masing secara verbal, dikarenakan

penderita tunarungu tidak dapat menerima informasi melalui pendengarannya sehingga

berpengaruh pada komunikasi verbalnya (melalui ucapan), sehingga mereka

menyampakan maksud dan tujuannya melalui komunikasi non-verbal, yang dilakukan

menggunakan sarana bantuan baik melalui tulisan, gerakan anggota tubuh lainnya (bahasa

isyarat), ekspresi wajah, dan dengan bantuan yang lainnya. Siswa yang memiliki

keterbatasan dibagian pendengaran tidak bisa berkomunikasi secara verbal (melaui

ucapan), dikarenakan keterbatasan pembendaraan kata yang mereka miliki, dikarenakan

keterbatasan dibagian pendengaran menghambat mereka untuk mendapatkan informasi.

Para guru di SLB Karya Mulia Surabaya membangun sosiologi komunikasi dengan

siswa-siswi SLB Karya Mulia yaitu dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 61

Page 62: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan fungsional, pendekatan emosional,

pendekatan rasional, dan pendekatan khusus anak tunarungu. Dalam hal ini menggunakan

pendekatan individual yang digunakan dalm pelajaran praktek seperti baca Al-Qur’an,

baca do’a dan pendekatan klasikal yang digunakan dalam mempelajari materi pelajaran.

Kendala-kendala yang sering dirasakan oleh para staf pengajar diantaranya adalah

kesulitan dalam hal komunikasi dengan para peserta didik, emosi anak yang sulit

dikontrol, dan kendala dalam hal finansial. Dalam hal komunikasi anak-anak penyandang

tunarungu tidak menggunakan alat bantu dengar dikarenakan kebanyakan dari siswa

keluarga menengah kebawah, terkadang untuk berangkat sekolah saja susah. Dengan

kondisi demikian maka guru harus kreatif dalam memberikan pelayanan pada siswa entah

itu dalam proses belajar maupun di luar jam pelajaran.25

Anak luar biasa lebih aktif dan lebih kritis ketika bersosialisasi. Meskipun mereka

mempunyai kekurangan tapi mereka mencoba beirinteraksi dengan orang tua, guru,

sesama anak luar biasa maupun tidak seperti halnya anak-anak pada umunya.

E. Telaah Teori tentang Hasil Penelitian

e. Pengertian Anak Tunarungu

Tunarungu merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan

kehilangan pendengaran yang dialami oleh seseorang. Secara umum tunarungu

dikategorikan kurang dengar dan tuli, sebagimana yang diungkap Hallahan dan Kauffman

(1991:26) bahwa Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjukkan kesulitan

mendengar yang meliputi keseluruhan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang

berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar.

25 Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Luar Biasa Umum. (Jakarta: Proyek pendidikan tenaga akademik, 1994), hlm.54-56.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 62

Page 63: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga

menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak

memakai alat bantu mendengar, sedangkan seseorang yang kurang dengar adalah

seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa

pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui

pendengaran”. Pengertian mengenai tunarungu juga sangat beragam, yang semuanya

mengacu pada keadaan atau kondisi pendengaran anak tunarungu. Menurut Andreas

Dwijosumarto dalam seminar ketunarunguan di Bandung (1988:8) dalam Permanarian

Somad dan Tati H. (1996:27) menyatakan bahwa“Tunarungu dapat diartikan sebagai

suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat

menangkap berbagai rangsangan terutama melalui pendengaran”. Anak tunarungu adalah

anak yang mengalami gangguan pendengaran dan percakapan dengan derajat

pendengaran yang bervariasi antara 27db-40db (sangat ringan), 41db-55db (ringan),

56db-70db (sedang), 71db-90db (berat) dan 91 db ke atas dikatakan tuli.

f. Teori Dampak Ketunarunguan Menurut Borthtoyd, A. Dalam Sadja’ah, E. (2005: 1)

menjelaskan berbagai dampak yang ditimbulkan sebgai akibat dari ketunarunguan

mempengaruhi dalam hal:

a) Masalah auditif.

b) Masalah bahasa dan komunikasi.

c) Masalah intelektual dan kognitif.

d) Masalah pendidikan.

e) Masalah sosial.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 63

Page 64: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

f) Masalah emosional.

g) Bahkan masalah vokasional.

Kehilangan pendengaran berakibat langsung pada kemampuan penggunaan

bahasa dan kemampuan berkomunikasi. Oleh karena itu anak tunarungu memiliki

kemampuan yang sangat terbatas untuk mengadakan interaksi sosial dengan, orang

lain yang ada di lingkungannya. Keadaan seperti ini akan berakibat pada

perkembangan kepribadian, dengan ditandai oleh rasa harga diri kurang , diliputi oleh

perasaan malu-malu, memiliki perasaan curiga dan cemburu yang berlebihan , sering

merasa diperlakukan tidak adil, sering diasingkan oleh keluarga dan masyarakat

egocentric, impulsive, suggestable dan cenderung memiliki perasaan depresif

(Thomas Irianto, 1988). Ciri-ciri kepribadian tersebut juga merupakan akibat dari

perlakuan orang tua dan masyarakat terhadap anak tunarungu.

Hubungan manusia dengan lingkungan bersifat transaksional,umumnya

tingkah laku itu terjadi karena adanya hubungan timbal balik dan saling

mempengaruhi antara individu dengan lingkungan di sekitarnya. Fungsi-fungsi

sensoris bertindak sebagai perantara antara individu dengan lingkungannya,baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Gangguan pada salah satu fungsi

penginderaan akan berpengaruh pada hubungan individu dengan lingkungan

sekitarnya yang bersifat transaksional tadi.

Seorang individu yang mengalami gangguan pendengaran tertutup dari

rangsangan suara yang berasal dari lingkungannya yang merupakan bagian integral

dari peristiwa- peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu

kehilangan pendengaran menyebabkan terhambatnya kemampuan untuk

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 64

Page 65: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

berkomunikasi secara bebas dan efektif dengan keluarga ,teman- teman dan orang lain

yang berada di sekitarnya.

Manusia berkomunikasi saling berhubungan ,dan saling mempengaruhi

melalui bahasa, meskipun bahasa itu dapat dinyatakan secara tertulis,tetapi bahasa

lisanlah cara yang paling banyak digunakan dalam pergaulan hidup sehari-hari. Di

sinilah pentingnya fungsi pendengaran dalam melakukan fungsi sosial. Dengan

demikian kehilangan pendengaran akan menimbulkan masalah psiko-sosial pada

orang yang menyandangnya.

g. Jenis-jenis Tunarungu Easterbrooks (1997) mmengemukakan bahwa terdapat tiga

jenis utama ketunarunguan menurut lokasi ganguannya:

• Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian

luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke

bagian dalam telinga.

• Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada

bagian dalam telinga atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya

pengiriman pesan bunyi ke otak.

• Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses

auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang

didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri.

Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki

pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering

mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.

h. Karakteristik anak tunarungu

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 65

Page 66: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

• Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik

Keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak

tunarungu cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat

verbal dan cenderung sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak

normal seusianya.

• Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional adalah sebagai berikut:

a. Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari keterbatasan dalam

kemampuan berkomunikasi.

b. Egosentrisme yang melebihi anak normal Daerah pengamatan anak tunarungu lebih

kecil jika dibandingkan dengan anak yang mendengar, mereka hanya mampu

menangkap dan memasukan sebagian kecil dunia luar ke dalam dirinya. Jadi makin

sempit perhatiannya, dunia di luar hidupnya semakin menutup dan mempersempit

kesadaran. Bagi anak yang masih mempunyai sisa pendengaran, dan jika alat bantu

pendengarannya dipakai sejak kecil maka akan dapat membantu memfungsikan sisa

pendengaran yang ada. Sehingga didalam menepuh hidupnya dapat terjalin

komunikasi dan interaksi sosial dengan masyrakat dilingkungannya. Selain itu kita

sangat menyadari bahwa penglihatan dan pengamatan anak tunarungu sangat besar

peranannya, sehingga dalam perjalanan hidupnya mereka memiliki sifat “sangat ingin

tahu” seolah-olah mereka selalu haus untuk melihat. Hal tersebut bisa juga terjadi

pada orang yang mendengar, tetapi bagi anak tunarungu sifat tersebut lebih menonjol.

c. Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan ia

tergantung pada orang lain serta kurang percaya diri.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 66

Page 67: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas Bagi orang normal

yang mendengar dapat saja suatu saat dihinggapi perasaan takut akan kehidupan ini,

tetapi bagi anak tunarungu perasaan tersebut akan lebih sering muncul. Semua ini dapat

terjadi karena anak tunarungu sering merasa kurang menguasai keadaan yang ada hal ini

di akibatkan karena pendengaran yang mengalami ganguan, sering muncul pada dirinya

kekuatiran yang lebih akhirnya dapat menimbulkan suatu ketakutan.

d. Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah menyenangi suatu benda

atau pekerjaan tertentu.

Suatu hal yang sering terjadi pada anak tunarungu baik disekolah maupun di

lingkungan tempat mereka tinggal, apabila ia menyukai suatu benda, atau menyukai suatu

jenis kegiatan yang berupa keterampilan maupun permainan bisa mereka melakukannya

maka perhatiannya sulit untuk dialihkan. Anak tunarungu sukar diajak berfikir tentang

hal-hal yang belum terjadi artinya anak tunarungu kurang akan fantasi (abstrak).

e. Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam keadaan ekstrim tanpa

banyak nuansa.

Di dalam hidupnya sehari-hari mereka seakan-akan tidak mempunyai beban.

Biasanya dengan mudah menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa berfikir dan

mempertimbangkan atau memandang bermacam-macam segi yang mungkin menjadi

penghalang. Hal ini bisa dipahami karena anak tunarungu tidak memilih alternatif lain

karena anak tunarungu tidak menguasai suatu ungkapan dengan baik, bila itu tidak

berkenan dalam hatinya maka anak tunarungu lansung menyampaikan walaupun

perkataannya akan menyingung perasaan seseorang.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 67

Page 68: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

f. Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat seringnya mengalami

kekecewaan karena sulitnya menyampaikan perasaan/ keinginannya secara lisan

ataupun dalam memahami pembicaraan orang lain.

Mereka kadang kala berfikir bahwa setiap orang yang berbicara dihadapan mereka

seakan-akan yang dibicarakan oleh orang lain tersebut adalah membicarakan dia, atau

mengeledeknya. Anak tidak akan tersinggung apabila mampu memahami, mengerti dan

menguasai dirinya melalui bahasa yang dimilikinya luas. Artinya apa yang dibicarakan

orang lain akan lebih mudah dia kuasai dan akan semakin mudah pula mereka berbicara.

Akhirnya semua ini akan dapat menumbuhkan keyakinan di dalam menerima dirinya,

dengan kata lain kepercayaan diri semakin tinggi, akhirnya akan menunjukkan

kematangan dalam berprilaku (kepribadiannya).

• Karakteristik tunarungu dari segi fisik/kesehatan adalah sebagai berikut.

Jalannya kaku dan agak membungkuk (jika organ keseimbangan yang ada pada

telinga bagian dalam terganggu); gerak matanya lebih cepat; gerakan tangannya

cepat/lincah; dan pernafasannya pendek; sedangkan dalam aspek kesehatan, pada

umumnya sama dengan orang yang normal lainnya.

i. Layanan yang diberikan pada anak tunarungu.

Sebagaimana anak lainnya yang mendengar, anak tunarungu membutuhkan

pendidikan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, diperlukan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan

karakteristik, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Di samping sebagai kebutuhan,

pemberian layanan pendidikan kepada anak tunarungu, didasari oleh beberapa landasan,

yaitu landasan agama, kemanusiaan, hukum, dan pedagogis. Ditinjau dari jenisnya,

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 68

Page 69: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

layanan pendidikan terhadap anak tunarungu, meliputi layanan umum dan khusus.

Layanan umum merupakam layanan yang biasa diberikan kepada anak

mendengar/normal, sedangkan layanan khusus merupakan layanan yang diberikan untuk

mengurangi dampak kelainannya, yang meliputi layanan bina bicara serta bina persepsi

bunyi dan irama.

Ditinjau dari tempat sistem pendidikannya, layanan pendidikan bagi anak

tunarungu dikelompokkan menjadi sistem segregasi dan integrasi/terpadu. Sistem

sgregasi merupakan sistem pendidikan yang terpisah dari penyelenggaraan pendidikan

untuk anak mendengar/normal.

Tempat pendidikan bagi anak tunarungu melalui sistem ini meliputi: sekolah

khusus (SLB-B) dan kelas jauh atau kelas kunjung. Sistem Pendidikan intergrasi/terpadu,

merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak tunarungu

untuk belajar bersama anak mendengar/normal di sekolah umum/biasa. Melalui sistem ini

anak tunarungu ditempatkan dalam berbagai bentuk keterpaduan yang sesuai dengan

kemampuannya.

Depdiknas (1984) mengelompokkan bentuk keterpaduan tersebut menjadi kelas

biasa, kelas biasa dengan ruang bimbingan khusus, serta kelas khusus.Strategi

pembelajaran bagi anak tunarungu pada dasarnya sama dengan strategi pembelajaran

yang digunakan dalam pembelajaran bagi anak mendengar/normal, akan tetapi dalam

pelaksanaannya, harus bersifat visual, artinya lebih banyak memanfaatkan indra

penglihatan siswa tunarungu.

Pada dasarnya tujuan dan fungsi evaluasi dalam pembelajaran siswa tunarungu

sama dengan siswa mendengar atau normal, yaitu untuk mengukur tingkat penguasaan

materi pelajaran, serta untuk umpan balik bagi guru. Kegiatan evaluasi bagi siswa

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 69

Page 70: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

tunarungu, harus memperhatikan prinsip-prinsip: berkesinambungan, menyeluruh,

objektif, dan pedagogis. Sedangkan alat evaluasi secara garis besar dibagi atas dua

macam, yaitu alat evaluasi umum yang digunakan dalam pembelajaran di kelas biasa dan

alat evaluasi khusus yang digunakan dalam pembelajaran di kelas khusus dan ruang

bimbingan khusus.

j. Hambatan dan rintangan dalam memberi layanan pada anak tunarungu.

Kendala-kendala yang sering dirasakan oleh para staf pengajar diantaranya adalah

kesulitan dalam hal komunikasi dengan para peserta didik, emosi anak yang sulit

dikontrol, dan kendala dalam hal finansial.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 70

Page 71: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Gambar I

Abjad jari dengan satu tangan

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 71

Page 72: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Gambar 2

Abjad Angka

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan tersebut, maka peneliti memperoleh

kesimpulan bahwa model sosiologi antara guru dan murid di SLB Karya Mulia Surabaya

adalah model sosiologi komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat dalam

penyampaian pelajarannya. Guru menggunakan isyarat tangan sebagai bahasanya,

muridpun juga demikian. Sosiologi komunikasi antara guru dan murid di SLB sama

halnya dengan sosiologi guru dan murid di sekolah umum. Mereka saling bertukar

pikiran, belajar layaknya manusia normal. Namun yang membedakan adalah cara mereka

bersosialisasi yang menggunankan bahasa isyarat. Ada beberapa pendekatan yang

dilakukan guru kepada muridnya, yakni dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan fungsional, pendekatan emosional,

pendekatan rasional, dan pendekatan khusus anak tunarungu.

Kendala-kendala yang sering dirasakan oleh para staf pengajar diantaranya adalah

kesulitan dalam hal komunikasi dengan para peserta didik, emosi anak yang sulit

dikontrol, dan kendala dalam hal finansial. Saat peserta didik sudah mulai jenuh dengan

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 72

Page 73: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

pelajaran yang disampaikan mereka akan gaduh dengan teman sekelasnya. Dan cara

komunikasi guru untuk meredam hal tersebut adalah dengan menyatukan mereka dalam

satu pikiran menggunakan bahasa isyarat yang mereka pahami. Anak luar biasa lebih

aktif dan lebih kritis ketika bersosialisasi. Meskipun mereka mempunyai kekurangan tapi

mereka mencoba beirinteraksi dengan orang tua, guru, sesama anak luar biasa maupun

tidak seperti halnya anak-anak pada umunya.

B. Saran

Pada umunya orang masih berpendapat bahwa anak tunarungu tidak dapat berbuat

apapun. Pandangan semacam ini sangat merugikan anak tunarungu untuk memperoleh

lapangan kerja, dan dia bersaing dengan orang normal. Sulit mendapatkan lapangan kerja

mengakibat kecemasan baik dari anak itu sendiri maupun dari keluarganya. Untuk itu

sebainya guru kreatif dalam melakukan pembelajaran maupun pelatihan untuk anak

tunarungu sehingga pandangan tersebut menjadi tidak benar. Dan kita tidak boleh

memandang bahwa anak yang mempunyai kekurangan merupakan anak yang tidak bisa

apa-apa. Tetapi kita harus berpandangan bahwa kekurangan bukan merupakan hambatan,

tetapi kekurangan merupakan motivasi dalam menjalani kehidupan.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 73

Page 74: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,

1998).

Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas Jakarta: Rajawali Pers 1998.

Astrid S. Susanto. 1995. Globalisasi dan Komunikasi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Cangara, Prof. Dr. H. Hafied, Msc., Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2004).

DeVito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia : Kuliah dasar. Edisi ke-5 Penrej Agus

Mulyana. Jakarta: Profesional Books, 1997

Effendi, Prof. Drs. Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, (PT REMAJA

ROSDAKARYA, 1984).

Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Social, (Jakarta, Rajawali Press, 1995).

Fisher, B. Aubrey. Teori-teori Komunikasi. Penrej. Soejono Trimo. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1986

Hadi, Sutrisno, MetodologiResearch I, (Yogya : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi

UGM,1993).

Hayakawa, S.I. 1990. Simbol-simbol Komunikasi Antarbudaya. Penyunting : Deddy Mulyana

dan Jalaluddin Rahmat. Bnadung : Remaja Rosdakarya.

Ihromi, T.O. 1981. Pokok-pokok Antopologi Budaya. Jakarta : PT. Gramedia.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 74

Page 75: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

Joseph A. Devito. 1997. Komunikasi Antar Manusia (edisi kelima). Professionl Books.

Jakarta.

Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan. Suatu Pendekatan Global. Penerjemah :

A. Setiawan Abadi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

McQuail, D. 1991. Teori Kommunikasi Massa : Suatu Pengantar, Alih Bahasa Agus Dharma

dan Aminuddin Ram. Jakarta : Erlangga.

Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT ROSDAKARYA.

Mulyana, Dedy dkk. 1996. Komunikasi Antarbudaya (panduan berkomunikasi dengan

orang-orang berbeda budaya). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyono, Abdurrahman. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: Proyek pendidikan

tenaga akademik.

Poloma, Margaret M. 1987. Sosiologi Kontemporer. Alih Bahasa : Tim Penerjemah

Yasogama. Jakarta: Rajawali.

Prawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif.Yogyakarta: LKIS.

Purwodarwita , WJS. 1976. Kamus Umum Bhs. Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Raharto, Aswatini. 1998. Pendidikan, pembangunan sumber daya manusia dan

pembangunan berkelanjutan. Jakarta : LIPI.

Rakhmat, Jalaluddin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Karya

Syahra, Rusdi. 1983. Komunikasi Antarbudaya Suatu Tinjauan. Komunika. No. 3 Tahun VI. .

Jakarta : LIPI.

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo.

Syam, Nina. 2009. Sosiologi Komunikasi. Bandung : Humaniora.

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 75

Page 76: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Hasil Wawancara terhadap Para Orang Tua

Dalam penelitian ini kami juga melakukan wawancara kepada wali murid untuk

memperkuat data yang kami peroleh. Dari beberapa narasumber yang telah

diwawancarai tentang sosiologi komunikasi anak tunarungu terhadap lingkungan sekitar

dapat disimpulkan bahwa tingkat sosiologi komunikasi anak tersebut termasuk tinggi.

Mereka tidak malu menjalin hubungan sosial dengan tetangga ataupun sahabatnya

dengan kondisi yang demikian. Mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan dan

masyarakat sekitarnya. Dalam hal akademik, anak-anak tersebut cukup tanggap terhadap

pelajaran yang disampaikan oleh guru.

B. Dokumentasi

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 76

Page 77: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.1 Gambar

(komunikasi yang terjadi diantara mereka, ketika bermain di taman skolah)

1.2 gambar

(anak sdang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa mereka masing-masing di depan kelas)

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 77

Page 78: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.3 gambar

1.4 gambar

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 78

Page 79: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.5 gambar

1.6 gambar

1.6 Gambar (saat mewawancarai salah satu wali murid di SLB)

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 79

Page 80: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.7 gambar

1.8 gambar (saat mewawancarai salah satu wali murid di kantin SLB)

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 80

Page 81: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.9 gambar (wali murid bersama dengan anak-anaknya)

1.10 Gambar (Angel salah satu siswi di SLB yang mempunyai semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu)

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 81

Page 82: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.11 Gambar (anak-anak SLB sedang berkomunikasi di sepan kelas)

1.12 Gambar

1.13 Gambar (saat meminta izin untuk melakukan penelitian di SLB)

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 82

Page 83: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.14 Gambar (kelompok kami)

1.15 Gambar (suasana SLB Karya Mulia Surabaya)

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 83

Page 84: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.16 Gambar

1.17 Gambar

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 84

Page 85: Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Mulia Surabaya

1.18 Gambar (aksi anak-anak SLB)

1.19 Kelompok kami

(Menyingkap Model Komunikasi antara Guru dan Murid di SLB Karya Mulia Surabaya) 85