MENYELESAIKAN MODEL ROSS DENGAN MENGGUNAKAN METODE … · 2017. 2. 20. · Persamaan Diferensial...

69
i MENYELESAIKAN MODEL ROSS DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEUN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Matematika Program Studi Matematika Disusun Oleh : Rahmawati Risma Wijaya NIM: 123114007 PROGRAM STUDI MATEMATIKA, JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of MENYELESAIKAN MODEL ROSS DENGAN MENGGUNAKAN METODE … · 2017. 2. 20. · Persamaan Diferensial...

  • i

    MENYELESAIKAN MODEL ROSS DENGAN

    MENGGUNAKAN METODE HEUN

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Matematika

    Program Studi Matematika

    Disusun Oleh :

    Rahmawati Risma Wijaya

    NIM: 123114007

    PROGRAM STUDI MATEMATIKA, JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    SOLVING THE ROSS’ MODEL USING THE HEUN’S

    METHOD

    FINAL ASSIGNMENT

    Presented as Partial Fulfillment of the

    Requirements to Obtain the Degree of Sarjana Matematika

    Mathematics Study Program

    Written by :

    Rahmawati Risma Wijaya

    Student ID: 123114007

    MATHEMATICS STUDY PROGRAM, DEPARTMENT OF MATHEMATICS

    FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

    SANATA DHARMA UNIVERSITY

    YOGYAKARTA

    2017

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan tugas akhir ini untuk:

    TuhanYesus yang sangat mencintaiku dan kucintai, kedua orang tuaku yang

    sangat kucintai dan kusayangi, adikku yang sangat kusayangi, dan untuk semua

    sahabat terbaikku.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa makalah yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang disebutkan dalam daftar

    pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 17 Januari 2017

    Rahmawati Risma Wijaya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    Model Ross adalah suatu model matematika yang terdiri dari sistem

    persamaan diferensial yang digunakan untuk menyelesaikan penyebaran penyakit

    malaria.

    Dalam tugas akhir ini, model Ross diselesaikan dengan menggunakan dua

    metode, yaitu metode Euler dan metode Heun. Metode Euler adalah salah satu

    dari metode satu langkah yang paling sederhana. Dibandingkan dengan beberapa

    metode lainnya, metode ini paling kurang teliti. Namun demikian metode ini perlu

    dipelajari mengingat kesederhanaannya dan mudah pemahamannya sehingga

    memudahkan dalam mempelajari metode lain yang lebih teliti. Metode Euler

    mempunyai ketelitian yang rendah karena galatnya besar (sebanding dengan h).

    Buruknya galat ini dapat dikurangi dengan menggunakan metode Heun, yang

    merupakan perbaikan metode Euler (modified Euler’s method). Pada metode

    Heun, solusi dari metode Euler dijadikan sebagai solusi perkiraan awal

    (prediktor), selanjutnya solusi perkiraan awal diperbaiki dengan metode Heun

    (korektor).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    Ross’ model is a mathematical model which consists of differential

    equation system which is used to solve the spreading of malaria disease.

    In this final assignment, Ross’ model is solved by two methods. They are

    Euler method and Heun methods. Euler method is one of the simplest one step

    method. Compared to other methods, this method belong to the less accurately

    method. However, this method is needed to be learnt before learning other more

    accurate methods. Euler method has a low accuracy because of the big error. This

    error can be minimized using Heun method, which is the improvement of Euler

    method. On Heun method, the solution of Euler method is used as the initial

    estimation, then this initial estimation is repaired with Heun method.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Rahmawati Risma Wijaya

    NIM : 123114007

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    Menyelesaikan Model Ross dengan Menggunakan Metode Heun

    beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan

    ke dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

    mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

    lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

    memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

    penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal 17 Januari 2017

    Yang menyatakan

    Rahmawati Risma Wijaya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat

    yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sains pada Program Studi Matematika, Universitas Sanata Dharma.

    Banyak tantangan dalam proses penulisan makalah ini, namun dengan penyertaan

    Tuhan serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat

    diselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi.

    2. Y.G. Hartono, S.Si., M.Sc., Ph.D. selaku Kepala Program Studi

    Matematika sekaligus dosen pembimbing yang dengan sabar dan penuh

    antusias dalam membimbing selama proses penulisan tugas akhir ini.

    3. Y.G. Hartono, S.Si., M.Sc. selaku Bapak dan Ibu Dosen Program Studi

    Matematika yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi

    penulis.

    4. Kedua orang tuaku, Sumadi dan Kristini, dan adikku Ginza Yeremia Mey

    Adhi Rhizma yang selalu mendukungku dengan penuh kasih dan

    memberikan masukkan positif kepadaku.

    5. Wisnu Adi Putra yang telah memberikan semangat dan dukungan

    kepadaku dengan penuh kasih.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    6. Sahabat-sahabatku di Program Studi Matematika, Sila, Putri, Ega, Bobi,

    Lia, Arum, Dewi, Amanda, Ferni, Juli, Happy, Anggun, Noni, Ilga, Oxi,

    Ajeng, Budi, Rian, Tika yang selalu setia mendengar keluh kesah,

    menemani dan memeberi semangat yang sangat berarti.

    Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu dalam penyusunan makalah ini.

    Yogyakarta, 17 Januari 2017

    Penulis,

    Rahmawati Risma Wijaya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS .......................................... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... vi

    ABSTRAK .......................................................................................................... vii

    ABSTRAK DALAM BAHASA INGGRIS ....................................................... viii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................... ix

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

    C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 4

    D. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    E. Manfaat Penulisan .................................................................................... 4

    F. Metode Penulisan ..................................................................................... 5

    G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 5

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7

    A. Persamaan Diferensial ............................................................................... 7

    B. Sistem Persamaan Diferensial ................................................................... 9

    C. Titik Kesetimbangan ............................................................................... 10

    D. Metode Euler ........................................................................................... 10

    E. Metode Heun ........................................................................................... 16

    BAB III MENYELESAIKAN MODEL ROSS DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE HEUN .............................................................................................. 22

    A. Model Ross ............................................................................................. 22

    B. Penyelesaian Model Ross Menggunakan Metode Euler ......................... 38

    C. Penyelesaian Model Ross Menggunakan Metode Heun ......................... 41

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 45

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 45

    B. Saran ........................................................................................................ 46

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47

    LAMPIRAN ....................................................................................................... 48

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Gfrafik Hasil Perhitungan Analitik ................................................. 13

    Gambar 2.2 Grafik Hasil Perhitungan Metode Euler .......................................... 15

    Gambar 2.3 Grafik Hasil Perhitungan Metode Heun .......................................... 18

    Gambar 2.4 Grafik Perbandingan Analitik, Metode Euler dan Metode Heun .... 20

    Gambar 2.5 Grafik Error Metode Euler dan Metode Heun ................................ 21

    Gambar 3.1 Grafik Fraksi Infeksi ....................................................................... 37

    Gambar 3.2 Grafik Model Ross Menggunakan Metode Euler ........................... 40

    Gambar 3.2 Grafik Model Ross Menggunakan Metode Heun ........................... 43

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Analitik .................................................................. 12

    Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Metode Euler ......................................................... 14

    Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Metode Heun ......................................................... 17

    Tabel 2.4 Perbandingan Analitik, Metode Euler dan Metode Heun ................... 19

    Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Model Ross Menggunakan Metode Euler ............. 39

    Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Model Ross Menggunakan Metode Heun ............. 42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    MENYELESAIKAN MODEL ROSS DENGAN

    MENGGUNAKAN METODE HEUN

    A. Latar Belakang

    Ronald Ross lahir pada tahun 1857 di India Utara. Selama cuti

    pada tahun 1894, Ross mulai mempelajari penyakit malaria. Ross bertemu

    dengan Landon Patrick Manson, seorang spesialis kedokteran tropis, yang

    menunjukkan hasil penelitian mikroskop dokter Alphonse Laveran pada

    tahun 1880 mengenai darah pasien penyakit malaria yang mengandung

    parasit. Manson mengasumsikan bahwa parasit bisa datang dari nyamuk.

    Manson percaya bahwa manusia terinfeksi oleh parasit ketika minum air

    yang terkontaminasi oleh nyamuk. Dari 1895 sampai 1898, Ross

    melanjutkan penelitian di India dan menguji ide Manson. Pada tahun 1897

    Ross menemukan di dalam perut spesies nyamuk tertentu yang belum

    pernah ia pelajari sebelumnya beberapa parasit serupa dengan yang

    diamati oleh Laveran. Ross menemukan parasit di kelenjar ludah nyamuk

    Anopheles dan mencoba melakukan eksperimen untuk menginfeksi

    burung sehat dengan membiarkan nyamuk menggigit mereka. Ini

    membuktikan bahwa malaria ditularkan oleh gigitan nyamuk dan bukan

    oleh konsumsi air yang terkontaminasi. Ross melakukan perjalanan ke

    Afrika, Mauritius, dan daerah Mediterranea untuk mempromosikan

    pembasmian nyamuk. Metode ini berhasil di Mesir sepanjang terusan

    1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Suez, sepanjangterusan Panama yang sedang dibangun, Kuba dan

    Malaysia. Ross mengklaim bahwa malaria bisa diberantas hanya dengan

    mengurangi jumlah nyamuk. Pada tahun 1911, Ross mencoba untuk

    membangun model matematika dari penularan malaria untuk mendukung

    klaimnya. Modelnya terdiri dari sistem dua persamaan diferensial.

    Notasi yang digunakan sebagai berikut:

    N: jumlah populasi manusia di daerah tertentu;

    I (t): jumlah manusia yang terinfeksi malaria pada waktu t;

    n: jumlah populasi nyamuk (diasumsikan konstan);

    i (t): jumlah nyamuk yang terinfeksi malaria;

    b: frekuensi nyamuk menggigit;

    p: Probabilitas transmisi malaria dari manusia ke nyamuk setiap satu

    gigitan;

    p’ : probabilitas transmisi malaria dari nyamuk ke manusia setiap satu

    gigitan;

    a : tingkat di mana manusia pulih dari malaria;

    m: tingkat kematian nyamuk per hari.

    Selama interval waktu pendek dt, setiap nyamuk yang terinfeksi menggigit

    bdt manusia dan 𝑁−𝐼

    𝑁 adalah proporsi manusia yang belum terinfeksi.

    Dengan memperhitungkan probabilitas transmisi p’ terdapat bp’i𝑁−𝐼

    𝑁 𝑑𝑡

    manusia baru yang terinfeksi. Selama interval waktu yang sama, jumlah

    manusia yang disembuhkan adalah aI dt, sehingga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    𝑑𝐼

    𝑑𝑡=bp’i

    𝑁−𝐼

    𝑁− 𝑎𝐼.

    Demikian pula setiap nyamuk yang tidak terinfeksi menggigit b dt

    manusia, dan 𝐼

    𝑁 adalah proporsi manusia yang sudah terinfeksi. Dengan

    memperhitungkan probabilitas transmisi p terdapat bp(n-i)𝐼

    𝑁 𝑑𝑡 nyamuk

    baru yang terinfeksi. Sementara itu, dengan asumsi bahwa infeksi tidak

    mempengaruhi kematian, jumlah nyamuk yang mati adalah mi dt. Jadi,

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)

    𝐼

    𝑁− 𝑚𝑖.

    Ross mencari nilai-nilai numerik untuk parameterdari modelnya. Ia

    berasumsi bahwa :

    1. Kematian nyamuk adalah sedemikian rupa sehingga hanya

    sepertiga dari mereka yang masih hidup setelah sepuluh hari, jadi

    𝑒−10𝑚 = 1

    3 dan 𝑚 = (log 3)/10 per hari;

    2. Setelah tiga bulan manusia masih terinfeksi, jadi 𝑒−90𝑎 = 1/2 dan

    𝑎 = (log 2)/90 per hari;

    3. Satu dari delapan gigitan nyamuk setiap hari, jadi 𝑒−𝑏 = 1/8 dan

    𝑏 = log (8

    7) per hari;

    4. Nyamuk yang terinfeksi biasanya tidak menular selama sepuluh

    hari pertama setelah infeksi karena parasit harus melalui beberapa

    tahap transformasi. Karena sepertiga dari nyamuk bisa bertahan

    sepuluh hari, Ross mengasumsikan bahwa ada juga sekitar

    sepertiga dari semua nyamuk yang terinfeksi yang

    menularkan: 𝑝′ = 1/3;

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    5. Ross mengasumsikan bahwa ada juga sekitar seperempat dari

    semua manusia yang terinfeksi yang menularkan: 𝑝 = 1/4.

    B. Rumusan Masalah

    Perumusan masalah yang akan dibicarakan pada tugas akhir ini adalah:

    1. Bagaimana memodelkan penyebaran penyakit malaria ?

    2. Bagaimana menyelesaikan model Ross menggunakan metode Heun?

    C. Batasan Masalah

    Tugas akhir ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

    Dalam menyelesaikan model Ross, penulis hanya akan menggunakan

    metode Heun.

    D. Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menyelesaikan

    model Ross dengan menggunakan metode Heun.

    E. Manfaat penulisan

    Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah

    kita dapat mengetahui bagaimana cara menyelesaikan model Ross

    menggunakan metode Heun.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    F. Metode Penulisan

    Metode yang digunakan penulis dalam penulisan tugas akhir ini adalah

    metode studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku

    atau jurnal-jurnal yang berkaitan dengan metode Ross.

    G. Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Rumusan Masalah

    C. Batasan Masalah

    D. Tujuan Penulisan

    E. Manfaat Penulisan

    F. Metode Penulisan

    G. Sistematika Penulisan

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Persamaan Diferensial

    B. Sistem Persamaan Diferensial

    C. Titik Kesetimbangan

    D. Metode Euler

    E. Metode Heun

    BABIII MENYELESAIKAN MODEL ROSS DENGAN

    MENGGUNAKAN METODE HEUN

    A. Model Ross

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    B. Penyelesaian Model Ross Menggunakan Metode Euler

    C. Penyelesain Model Ross Menggunakan Metode Heun

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Persamaan Diferensial

    Definisi 2.1 Persamaan Diferensial

    Persamaan Diferensial adalah persamaan yang memuat suatu

    fungsi dan turunan-turunannya. Jika fungsi yang tidak diketahui

    mempunyai satu variabel bebas, misalnya 𝑦 = 𝑓(𝑥) maka Persamaan

    Diferensial tersebut disebut Persamaan Diferensial Biasa (PDB). Turunan-

    turunan 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah 𝑑𝑦

    𝑑𝑥,

    𝑑2𝑦

    𝑑𝑥2,

    𝑑3𝑦

    𝑑𝑥2, …

    Contoh 2.1

    𝜕𝑦

    𝜕𝑥+

    𝜕𝑦

    𝜕𝑡+ 𝑥𝑦 = 5

    Definisi 2.2 Orde Persamaan Diferensial

    Orde Persamaan Diferensial adalah orde turunan tertinggi yang

    terlibat dalam Persamaan Diferensial. PDB linear berorde 𝑛 mempunyai

    bentuk 𝑎0(𝑥)𝑑𝑛𝑦

    𝑑𝑥𝑛+ 𝑎1(𝑥)

    𝑑𝑛−1𝑦

    𝑑𝑥𝑛−1+ … + 𝑎𝑛−1(𝑥)

    𝑑𝑦

    𝑑𝑥+ 𝑎𝑛(𝑥)𝑦 = 𝑏(𝑥) ,

    dengan 𝑎0(𝑥) ≠ 0.

    Ciri-ciri Persamaan Diferensial linear :

    1. Dalam satu suku tidak ada perkalian (pembagian) antara 𝑦 dengan 𝑦

    atau turunannya.

    7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    2. Dalam satu suku tidak ada fungsi transendental (trigonometri,

    logaritma, eksponen, dll) dari fungsi 𝑦 atau turunannya.

    Definisi 2.3 Solusi Persamaan Diferensial

    Solusi (penyelesaian) Persamaan Diferensial adalah fungsi yang

    memenuhi Persamaan Diferensial. Bentuk solusi Persamaan Diferensial

    bisa eksplisit 𝑦 = 𝑓(𝑥) ataupum implisit 𝑓(𝑥, 𝑦) = 0. Suatu Persamaan

    Diferensial bisa juga tidak mempunyai solusi dalam himpunan bilangan

    real, tetapi mempunyai solusi dalam himpunan bilangan kompleks, solusi

    ini disebut solusi formal Persamaan Diferensial.

    Penyelesaian Persamaan Diferensial tidak tunggal, sehingga

    penyelesaian Persamaan Diferensial membentuk keluarga fungsi dan

    disebut keluarga penyelesaian Persamaan Diferensial.

    Contoh 2.2

    Persamaan Diferensial 𝑑𝑦

    𝑑𝑥= 2𝑥 mempunyai keluarga penyelesaian 𝑦 =

    𝑥2 + 𝑐, 𝑐 adalah konstan dan disebut parameter.

    Definisi 2.4 Masalah Nilai Awal (MNA)

    Masalah Nilai Awal (MNA) adalah suatu Persamaan Diferensial yang

    dilengkapi dengan data pada satu titik awal domain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Definisi 2.5 Masalah Nilai Batas (MNB)

    Masalah Nilai Batas adalah Persamaan Diferensial yang dilengkapi data

    pada titik-titik batas domain.

    B. Sistem Persamaan Diferensial

    Definisi 2.6 Sistem Persamaan Diferensial

    Sistem persamaan diferensial adalah suatu sistem yang memuat 𝑛

    buah persamaan diferensial dan 𝑛 buah fungsi yang nilainya tidak

    diketahui.

    Sistem persamaan diferensial linear dinyatakan dalam bentuk

    sebagai berikut:

    𝑑𝑥1𝑑𝑡

    = 𝑝11(𝑡)𝑥1 + 𝑝12(𝑡)𝑥2 + … + 𝑝1𝑛(𝑡)𝑥𝑛 + 𝑓1(𝑡)

    𝑑𝑥2𝑑𝑡

    = 𝑝21(𝑡)𝑥1 + 𝑝22(𝑡)𝑥2 + … + 𝑝2𝑛(𝑡)𝑥𝑛 + 𝑓2(𝑡)

    .

    . (2.1)

    . 𝑑𝑥𝑛𝑑𝑡

    = 𝑝𝑛1(𝑡)𝑥1 + 𝑝𝑛2(𝑡)𝑥2 + … + 𝑝𝑛𝑛(𝑡)𝑥𝑛 + 𝑓𝑛(𝑡)

    dengan kondisi awal 𝑥𝑖(𝑡0) = 𝛼𝑖 , 𝑖 = 1,2, … , 𝑛.

    Solusi dari persamaan di atas adalah pasangan 𝑛 buah fungsi yaitu

    𝑥1(𝑡), 𝑥2(𝑡), … , 𝑥𝑛(𝑡) yang saling berkaitan satu sama lainnya terhadap

    interval yang sama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    C. Titik Kesetimbangan

    Dengan memperhatikan titik-titik kesetimbangan dari sistem

    persamaan diferensial (2.1) dapat membantu dalam menentukan apakah

    titik-titik kesetimbangan stabil atau tidak.

    Definisi 2.7 Titik Kesetimbangan

    Nilai atau titik kesetimbangan adalah solusi dari persamaan 𝑦′ =

    𝑔(𝑥, 𝑦) ≡ 0 atau 𝑦 = 𝑓(𝑥) ≡ 𝑐, untuk nilai sembarang 𝑥.

    Titik kesetimbangan 𝑥∗ dikatakan stabil jika untuk setiap bilangan 𝜀 > 0

    terdapat bilangan 𝛿 > 0 sedemikian hingga |𝑥0 − 𝑥∗| < 𝛿 berlaku

    |𝑥(𝑡) − 𝑥∗| < 𝜀 untuk setiap 𝑡 > 0.

    D. Metode Euler

    Definisi 2.8 Solusi Numeris

    Solusi numeris merupakan hampiran (aproksimasi) dari solusi analisis.

    Berikut adalah Persamaan Diferensial tingkat satu :

    𝑑𝑦(𝑡)

    𝑑𝑡= 𝑓(𝑡, 𝑦(𝑡)), 𝑎 ≤ 𝑡 ≤ 𝑏, 𝑦(𝑎) = 𝛽 (2.2)

    Tahap awal penyelesaian pendekatan numerik adalah dengan menentukan

    titik-titik dalam jarak yang sama pada interval [𝑎, 𝑏], yaitu dengan

    menerapkan 𝑡𝑖 = 𝑎 + 𝑖ℎ, 𝑖 = 0,1, … , 𝑛 dengan ℎ menyatakan jarak antar

    titik yang dirumuskan oleh ℎ =𝑏−𝑎

    𝑛. Metode Euler menghampiri turunan

    pertama di 𝑡 = 𝑡𝑖 dalam persamaan (2.2) dengan persamaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    𝑦𝑖′ =

    𝑑𝑦𝑖𝑑𝑡

    ≈𝑦𝑖+1 − 𝑦𝑖𝑡𝑖+1 − 𝑡𝑖

    =𝑦𝑖+1 − 𝑦𝑖

    Pada saat 𝑡 = 1 persamaan (2.2) dapat ditulis sebagai

    𝑦𝑖+1 − 𝑦𝑖ℎ

    ≈ 𝑓(𝑡𝑖, 𝑦𝑖)

    Jadi metode Euler mendapatkan barisan numerik {𝑦𝑖}𝑖=0𝑛 yang dinyatakan

    sebagai

    𝑦0 = 𝛽

    𝑦𝑖+1 ≈ 𝑦𝑖 + ℎ𝑓(𝑡𝑖, 𝑦𝑖), 𝑖 = 0,1,2, … , 𝑛 − 1 (2.3)

    Contoh 2.3

    Selesaikan Persamaan Diferensial berikut :

    𝑦′(𝑡) = 𝑦(𝑡) − 𝑡2 + 1, 0 < 𝑡 < 2 , 𝑦(0) = 0.5

    secara analitik.

    Penyelesaian:

    Solusi persamaan diferensial homogen 𝑦′(𝑡) − 𝑦(𝑡) = 0 dari persamaan

    diferensial nonhomogen di atas adalah 𝑦𝑐 = 𝑐𝑒𝑡, sebab persamaan

    karakteristiknya yaitu 𝑚 − 1 = 0 memiliki tepat satu akar 𝑚 = 1.

    Akan dicari solusi yang terkait dengan 𝐹(𝑡) = −𝑡2 + 1 dengan metode

    koefisien tak tentu.

    Himpunan koefisien tak tentu dari −𝑡2 + 1 adalah {𝑡2, 𝑡, 1}.

    Dibentuk kombinasi linear 𝑦𝑝 = 𝐴𝑡2 + 𝐵𝑡 + 𝐶.

    Substitusi 𝑦𝑝 ke persamaan diferensial awal menghasilkan

    2𝐴𝑡 + 𝐵 = 𝐴𝑡2 + 𝐵𝑡 + 𝐶 − 𝑡2 + 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    𝐴𝑡2 + 𝐵𝑡 − 2𝐴𝑡 + 𝐶 − 𝐵 = 𝑡2 − 1

    𝐴𝑡2 + (𝐵 − 2𝐴)𝑡 + 𝐶 − 𝐵 = 𝑡2 − 1

    Sehingga diperoleh 𝐴 = 1, 𝐵 = 2, 𝐶 = 1

    Jadi 𝑦𝑝 = 𝑡2 + 2𝑡 + 1

    Jadi solusi umum persamaan diferensial tersebut adalah

    𝑦(𝑡) = 𝑦𝑐(𝑡) + 𝑦𝑝(𝑡) = 𝑐𝑒𝑡 + 𝑡2 + 2𝑡 + 1

    Diketahui 𝑦(0) = 0.5 maka 𝑐 + 1 = 0.5 jadi 𝑐 = −0.5. Akibatnya solusi

    persamaan diferensial dari masalah nilai awal tersebut adalah

    𝑦(𝑡) = −0.5𝑒𝑡 + 𝑡2 + 2𝑡 + 1

    Dari solusi di atas diperoleh hasil seperti pada Tabel 2.1 di bawah ini.

    Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Analitik

    𝑡𝑖 Analitik

    0 0.5000

    0.2 0.8293

    0.4 1.2141

    0.6 1.6489

    0.8 2.1272

    1.0 2.6409

    1.2 3.1799

    1.4 3.7324

    1.6 4.2835

    1.8 4.8152

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    2.0 5.3055

    Dari penyelesaian di atas dihasilkan grafik seperti pada Gambar 2.1 di

    bawah ini.

    Gambar 2.1 Grafik Hasil Perhitungan Analitik

    Contoh 2.4

    Selesaikan Persamaan Diferensial berikut :

    𝑦′(𝑡) = 𝑦(𝑡) − 𝑡2 + 1, 0 < 𝑡 < 2 , 𝑦(0) = 0.5

    Menggunakan metode Euler dengan 𝑛 = 10

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 20.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    5

    t

    y

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Penyelesaian :

    Dicari jarak antar titik dalam interval [0,2] yaitu ℎ =2−0

    10= 0.2

    Sehingga mempunyai titik-titik diskrit yang dihasilkan oleh

    𝑡𝑖 = 0 + 𝑖(0.2) = (0.2)𝑖, 𝑖 = 0,1, … ,10

    yaitu

    𝑡0 = 0, 𝑡1 = 0.2, 𝑡2 = 0.4, 𝑡3 = 0.6, 𝑡4 = 0.8, 𝑡5 = 1.0, 𝑡6 = 1.2, 𝑡7 = 1.4,

    𝑡8 = 1.6, 𝑡9 = 1.8, 𝑡10 = 2.0

    Karena diketahui 𝑓(𝑡, 𝑦(𝑡)) = 𝑦(𝑡) − 𝑡2 + 1 dan 𝑦(0) = 0.5

    Maka persamaan Euler dapat dinyatakan sebagai

    𝑦0 = 0.5

    𝑦𝑖+1 ≈ 𝑦𝑖 + 0.2(𝑦𝑖 − 𝑡𝑖2 + 1) , 𝑖 = 0,1,2, … ,9

    Dari solusi di atas diperoleh hasil seperti pada Tabel 2.2 di bawah ini.

    Tabel 2.2 Hasil Peritungan Metode Euler

    𝑡𝑖 Euler

    0 0.5000

    0.2 0.7920

    0.4 1.1184

    0.6 1.4701

    0.8 1.8361

    1.0 2.2033

    1.2 2.5560

    1.4 2.8752

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Dari perhitungan di atas dihasilkan grafik seperti pada Gambar 2.1 di

    bawah ini.

    Gambar 2.2 Grafik Hasil Perhitungan Metode Euler

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 20.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    t

    y

    1.6 3.1382

    1.8 3.3179

    2.0 3.3814

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    E. Metode Heun

    Metode Heun memperbaiki taksiran turunan pertama dengan mengambil

    rata-rata dari kedua turunan pada titik-titik ujung subinterval. Turunan di

    titik awal subinterval [𝑡𝑖 , 𝑡𝑖+1] yaitu 𝑦𝑖′ = 𝑓(𝑡𝑖, 𝑦𝑖).

    Taksiran untuk 𝑦𝑖+1dihitung menggunakan metode Euler :

    𝑦𝑖+1 ≈ 𝑦𝑖 + ℎ𝑓(𝑡𝑖, 𝑦𝑖) (2.4)

    Yang selanjutnya digunakan untuk menaksir turunan di titik akhir

    subinterval :𝑦′𝑖+1 = 𝑓(𝑡𝑖+1, 𝑦𝑖+1) ≈ 𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + ℎ𝑓(𝑡𝑖, 𝑦𝑖)).

    Diperoleh rata-rata turunan pertama di 𝑡 = 𝑡𝑖 yaitu

    𝑦′𝑖 ≈𝑓(𝑡𝑖,𝑦𝑖)+𝑓(𝑡𝑖+ℎ,𝑦𝑖+ℎ𝑓(𝑡𝑖,𝑦𝑖))

    2 (2.5)

    Jadi, metode Heun diperoleh dengan mengganti 𝑓(𝑡𝑖, 𝑦𝑖) pada persamaan

    (2.4) dengan ruas kanan dari persamaan (2.5) :

    𝑦0 = 𝛽

    𝑦𝑖+1 ≈ 𝑦𝑖 +ℎ

    2[𝑓(𝑡𝑖, 𝑦𝑖) + 𝑓(𝑡𝑖 + ℎ, 𝑦𝑖 + ℎ𝑓(𝑡𝑖, 𝑦𝑖))]

    dengan 𝑖 = 0,1,2, … , 𝑛 − 1.

    Contoh 2.5

    Selesaikan Persamaan Diferensial berikut :

    𝑦′(𝑡) = 𝑦(𝑡) − 𝑡2 + 1, 0 < 𝑡 < 2 , 𝑦(0) = 0.5

    Menggunakan metode Heun dengan 𝑛 = 10

    Penyelesaian :

    Dicari jarak antar titik dalam interval [0,2] yaitu ℎ =2−0

    10= 0.2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Sehingga mempunyai titik-titik diskrit yang dihasilkan oleh

    𝑡𝑖 = 0 + 𝑖(0.2) = (0.2)𝑖, 𝑖 = 0,1, … ,10

    yaitu

    𝑡0 = 0, 𝑡1 = 0.2, 𝑡2 = 0.4, 𝑡3 = 0.6, 𝑡4 = 0.8, 𝑡5 = 1.0, 𝑡6 = 1.2, 𝑡7 = 1.4,

    𝑡8 = 1.6, 𝑡9 = 1.8, 𝑡10 = 2.0

    Karena diketahui 𝑓(𝑡, 𝑦(𝑡)) = 𝑦(𝑡) − 𝑡2 + 1 dan 𝑦(0) = 0.5

    Maka persamaan Heun dapat dinyatakan sebagai

    𝑦0 = 0.5

    𝑦𝑖+1 ≈ 𝑦𝑖 +0.2

    2((𝑦𝑖 − 𝑡𝑖

    2 + 1) + ((𝑦𝑖 + 0.2(𝑦𝑖 − 𝑡𝑖2 + 1)) − 𝑡𝑖

    2 + 1))

    Untuk 𝑖 = 0,1,2, … ,9

    Dari solusi di atas diperoleh hasil seperti pada Tabel 2.3 di bawah ini.

    Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Metode Heun

    𝑡𝑖 Heun

    0 0.5000

    0.2 0.8212

    0.4 1.1867

    0.6 1.5885

    0.8 2.0172

    1.0 2.4610

    1.2 2.9056

    1.4 3.3336

    1.6 3.7238

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    1.8 3.7238

    2.0 4.2814

    Dari perhitungan di atas dihasilkan grafik seperti pada Gambar 2.2 di

    bawah ini.

    Gambar 2.3 Grafik Hasil Perhitungan Metode Heun

    Dari contoh 2.3, contoh 2.4 dan contoh 2.5 di atas kita dapat simpulkan

    dengan Tabel 2.1 dan Gambar 2.4 di bawah ini.

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 20.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    t

    y

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Tabel 2.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Analitik, Metode Euler,

    Metode Heun dan Errornya

    𝑡𝑖 Analitik Euler Heun Error Euler Error Heun

    0 0.5000 0.5000 0.5000 0 0

    0.2 0.8293 0.7920 0.8212 0.0373 0.0081

    0.4 1.2141 1.1184 1.1867 0.0957 0.0274

    0.6 1.6489 1.4701 1.5885 0.1788 0.0604

    0.8 2.1272 1.8361 2.0172 0.2911 0.1100

    1.0 2.6409 2.2033 2.4610 0.4376 0.1799

    1.2 3.1799 2.5560 2.9056 0.6239 0.2743

    1.4 3.7324 2.8752 3.3336 0.8572 0.3988

    1.6 4.2835 3.1382 3.7238 1.1453 0.5597

    1.8 4.8152 3.3179 3.7238 1.4973 1.0914

    2.0 5.3055 3.3814 4.2814 1.9241 1.0181

    Dari Tabel 2.1 di atas dapat kita lihat penyelesaian dengan menggunakan

    metode Euler dan metode Heun menghasilkan nilai yang berbeda. Dan dari

    tabel di atas juga ditunjukan error keduanya. Dari error tersebut kita dapat

    mengatahui bahwa hasil metode Heun lebih akurat dibanding dengan hasil

    metode Euler. Perbedaan ketiga metode di atas dapat kita lihat pada

    Gambar 2.4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Gambar 2.4 Grafik Perbandingan Hasil Perhitungan Analitik,

    Metode Euler, dan Metode Heun

    Pada Gambar 2.4 grafik warna merah menunjukkan hasil

    perhitungan secara analitik, grafik warna hijau menunjukkan hasil

    perhitungan menggunakan metode Heun, dan grafik warna biru

    menunjukkan hasilm perhitungan menggunakan metode Euler. Dari grafik

    di atas kita dapat melihat lebih jelas tingkat keakuratan kedua metode ter-

    sebut. Metode Heun lebih akurat disbanding dengan metode Euler.

    Berikut diberikan grafik error Euler dan error Heun pada Gambar 2.5.

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 20.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    5

    t

    y

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Gambar 2.5 Grafik Perbandingan Error Metode Euler dan

    Metode Heun

    Pada Gambar 2.5 grafik berwarna hijau menunjukkan error Heun

    dan grafik berwarna biru menunjukkan error Euler. Dari grafik tersebut

    terlihat jelas bahwa error Euler lebih tinggi dibandingkan dengan error

    Heun.

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 20

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    1.6

    1.8

    2

    t

    err

    or

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    BAB III

    MENYELESAIKAN MODEL ROSS DENGAN MENGGUNAKAN

    METODE HEUN

    A. Model Ross

    Model Ross terdiri dari sistem dua persamaan diferensial.

    Notasi yang digunakan sebagai berikut:

    N : jumlah populasi manusia di daerah tertentu;

    I (t): jumlah manusia yang terinfeksi malaria pada waktu t;

    n: jumlah populasi nyamuk (diasumsikan konstan);

    i (t): jumlah nyamuk yang terinfeksi malaria;

    b: frekuensi nyamuk menggigit per hari;

    p: Probabilitas transmisi malaria dari manusia ke nyamuk dalam satu

    gigitan;

    p’ : probabilitas transmisi malaria dari nyamuk ke manusia dalam satu

    gigitan;

    a : tingkat manusia pulih dari malaria per hari;

    m: tingkat kematian nyamuk per hari.

    Selama interval waktu pendek dt, setiap nyamuk yang terinfeksi menggigit

    b dt manusia. 𝑁−𝐼

    𝑁 adalah proporsi manusia yang belum terinfeksi. Dengan

    memperhitungkan probabilitas transmisi p’ terdapat bp’i𝑁−𝐼

    𝑁 𝑑𝑡 manusia

    baru yang terinfeksi. Selama interval waktu yang sama, jumlah manusia

    yang disembuhkan adalah aI dt, sehingga

    22

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    𝑑𝐼

    𝑑𝑡= 𝑏𝑝′𝑖

    𝑁−𝐼

    𝑁− 𝑎𝐼.

    Demikian pula setiap nyamuk yang tidak terinfeksi menggigit b dt

    manusia, dimana 𝐼

    𝑁 adalah proporsi manusia yang sudah terinfeksi. Dengan

    memperhitungkan probabilitas transmisi p terdapat bp(n-i)𝐼

    𝑁 𝑑𝑡nyamuk

    baru yang terinfeksi. Sementara itu, dengan asumsi bahwa infeksi tidak

    mempengaruhi kematian, jumlah nyamuk yang mati adalah mi dt. Jadi,

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)

    𝐼

    𝑁− 𝑚𝑖.

    Teorema 3.1

    Jika diketahui jumlah nyamuk yang terinfeksi 𝑖(𝑡) tetap konstan terhadap

    waktu 𝑑𝐼

    𝑑𝑡= 0 dan

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 0 maka 𝑖 = 𝑛

    1−𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1+𝑚 𝑏𝑝⁄.

    Bukti 1:

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)𝐼

    𝑁− 𝑚𝑖 = 0

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)𝐼

    𝑁= 𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)𝐼 = 𝑁𝑚𝑖

    𝐼 =𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)

    Selalu setimbang ketika 𝐼 = 0 dan 𝑖 = 0

    𝑏𝑝′𝑖 𝑁 − 𝐼

    𝑁− 𝑎𝐼 = 0

    Substitusi 𝐼 yang sudah diperoleh ke dalam persamaan di atas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    𝑏𝑝′𝑖 (𝑁 − 𝑁𝑚𝑖 𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)⁄

    𝑁) − 𝑎 (

    𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) = 0

    𝑏𝑝′𝑖 (𝑁

    𝑁−

    𝑁𝑚𝑖

    𝑁𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) − 𝑎 (

    𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) = 0

    𝑏𝑝′𝑖 (1 −𝑁𝑚𝑖

    𝑁𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) − 𝑎 (

    𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) = 0

    𝑏𝑝′𝑖 (1 −𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) − 𝑎 (

    𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) = 0

    𝑏𝑝′𝑖 (𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)−

    𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) = 𝑎 (

    𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖))

    𝑏𝑝′𝑖 (𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖) − 𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)) = 𝑎 (

    𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖))

    Kemudian kedua ruas dikalikan dengan 𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖).

    𝑏𝑝′𝑖(𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖) − 𝑚𝑖) = 𝑎(𝑁𝑚𝑖)

    𝑏𝑝′𝑖(𝑏𝑝𝑛 − 𝑏𝑝𝑖 − 𝑚𝑖) = 𝑎𝑁𝑚𝑖

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛𝑖 − 𝑏2𝑝𝑝′𝑖2 − 𝑏𝑝′𝑚𝑖2 = 𝑎𝑁𝑚𝑖

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛𝑖 = 𝑏2𝑝𝑝′𝑖2 + 𝑏𝑝′𝑚𝑖2 + 𝑎𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝′(𝑏𝑝 + 𝑚)𝑖2 + (𝑎𝑁𝑚 − 𝑏2𝑝𝑝′𝑛)𝑖 = 0

    𝑖[𝑏𝑝′(𝑏𝑝 + 𝑚)𝑖 + (𝑎𝑁𝑚 − 𝑏2𝑝𝑝′𝑛)] = 0

    𝑖 = 0

    Atau

    𝑏𝑝′(𝑏𝑝 + 𝑚)𝑖 + 𝑎𝑁𝑚 − 𝑏2𝑝𝑝′𝑛 = 0

    𝑏𝑝′(𝑏𝑝 + 𝑚)𝑖 = −𝑎𝑁𝑚 + 𝑏2𝑝𝑝′𝑛

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑁𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚

    Dengan menggunakan sifat distributif, penyebut diubah menjadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    𝑏𝑝′(𝑏𝑝 + 𝑚), sehingga

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏𝑝′(𝑏𝑝 + 𝑚)

    𝑖 = (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏𝑝′) (

    1

    𝑏𝑝 + 𝑚)

    Kemudian (𝑏2𝑝𝑝′𝑛−𝑎𝑚𝑁

    𝑏𝑝′) (

    1

    𝑏𝑝+𝑚) dikalikan dengan

    𝑏𝑝

    𝑏𝑝, diperoleh

    𝑖 = (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′) (

    𝑏𝑝

    𝑏𝑝 + 𝑚)

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛 𝑏2𝑝𝑝′ − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′⁄⁄

    (𝑏𝑝 + 𝑚) 𝑏𝑝⁄

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑁𝑚𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄⁄

    𝑏𝑝 𝑏𝑝 + 𝑚 𝑏𝑝⁄⁄

    𝑖 =𝑛 − 𝑎𝑚𝑁𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑚 𝑏𝑝⁄

    𝑖 = 𝑛1 − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑚 𝑏𝑝⁄

    Terbukti ketika 𝑑𝐼

    𝑑𝑡= 0 dan

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 0 dan untuk 𝑖 ≠ 0, diperoleh

    𝑖 = 𝑛1−𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1+𝑚 𝑏𝑝⁄

    Bukti 2:

    Untuk membuktikan 𝑖 = 𝑛1−𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1+𝑚 𝑏𝑝⁄ dapat dilakukan dengan cara lain,

    yaitu dengan mengalikan persamaan kesetimbangan tersebut dengan 1 𝐼𝑖⁄ ,

    sebagai berikut :

    (𝑏𝑝′𝑖𝑁 − 𝐼

    𝑁− 𝑎𝐼) (

    1

    𝐼𝑖) = 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    (𝑏𝑝′𝑖𝑁 − 𝑏𝑝′𝑖𝐼

    𝑁− 𝑎𝐼) (

    1

    𝐼𝑖) = 0

    (𝑏𝑝′𝑖𝑁 − 𝑏𝑝′𝑖𝐼 − 𝑎𝐼𝑁

    𝑁) (

    1

    𝐼𝑖) = 0

    𝑏𝑝′𝑖𝑁 − 𝑏𝑝′𝑖𝐼 − 𝑎𝐼𝑁

    𝑁𝐼𝑖= 0

    𝑏𝑝′𝑖𝑁

    𝑁𝐼𝑖−

    𝑏𝑝′𝑖𝐼

    𝑁𝐼𝑖−

    𝑎𝐼𝑁

    𝑁𝐼𝑖= 0

    𝑏𝑝′

    𝐼−

    𝑏𝑝′

    𝑁−

    𝑎

    𝑖= 0

    𝑏𝑝′

    𝐼−

    𝑎

    𝑖=

    𝑏𝑝′

    𝑁

    Sehingga untuk persamaan pertama diperoleh :

    𝑏𝑝′

    𝐼−

    𝑎

    𝑖=

    𝑏𝑝′

    𝑁

    Untuk persamaan yang kedua sama dengan persamaan pertama di atas

    dikali dengan 1 𝐼𝑖⁄

    (𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)𝐼

    𝑁− 𝑚𝑖) (

    1

    𝐼𝑖) = 0

    ((𝑏𝑝𝑛 − 𝑏𝑝𝑖)𝐼

    𝑁− 𝑚𝑖) (

    1

    𝐼𝑖) = 0

    (𝑏𝑝𝑛𝐼 − 𝑏𝑝𝑖𝐼 − 𝑚𝑖𝑁

    𝑁) (

    1

    𝐼𝑖) = 0

    𝑏𝑝𝑛𝐼 − 𝑏𝑝𝑖𝐼 − 𝑚𝑖𝑁

    𝑁𝐼𝑖= 0

    𝑏𝑝𝑛𝐼

    𝑁𝐼𝑖−

    𝑏𝑝𝑖𝐼

    𝑁𝐼𝑖−

    𝑚𝑖𝑁

    𝑁𝐼𝑖= 0

    𝑏𝑝𝑛

    𝑁𝑖−

    𝑏𝑝

    𝑁−

    𝑚

    𝐼= 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    −𝑚

    𝐼+

    𝑏𝑝𝑛

    𝑁𝑖=

    𝑏𝑝

    𝑁

    Diperoleh solusi yang mudah, yaitu :

    𝑏𝑝′

    𝐼−

    𝑎

    𝑖=

    𝑏𝑝′

    𝑁

    −𝑚

    𝐼+

    𝑏𝑝𝑛

    𝑁𝑖=

    𝑏𝑝

    𝑁

    Misalkan : 1

    𝐼= 𝑥 dan

    1

    𝑖= 𝑦

    Maka

    𝑏𝑝′1

    𝐼− 𝑎

    1

    𝑖=

    𝑏𝑝′

    𝑁

    𝑏𝑝′𝑥 − 𝑎𝑦 =𝑏𝑝′

    𝑁 ..................(*)

    −𝑚1

    𝐼+ (

    𝑏𝑝𝑛

    𝑁) (

    1

    𝑖) =

    𝑏𝑝

    𝑁

    −𝑚𝑥 +𝑏𝑝𝑛

    𝑁𝑦 =

    𝑏𝑝

    𝑁 .....................(**)

    Dari (*) dan (**) diperoleh :

    𝑏𝑝′𝑥 − 𝑎𝑦 =𝑏𝑝′

    𝑁 (3.1)

    −𝑚𝑥 +𝑏𝑝𝑛

    𝑁𝑦 =

    𝑏𝑝

    𝑁 (3.2)

    Untuk memperoleh 𝑦 digunakan cara eliminasi dan subsitusi, sehingga

    𝑏𝑝′𝑚𝑥 − 𝑎𝑚𝑦 =𝑏𝑝′𝑚

    𝑁

    −𝑏𝑝′𝑚𝑥 +𝑏2𝑝𝑝′𝑛

    𝑁𝑦 =

    𝑏2𝑝𝑝′

    𝑁

    +

    −𝑎𝑚𝑦 +𝑏2𝑝𝑝′𝑛

    𝑁𝑦 =

    𝑏𝑝′𝑚

    𝑁+

    𝑏2𝑝𝑝′

    𝑁

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    −𝑎𝑚𝑁 + 𝑏2𝑝𝑝′

    𝑁𝑦 =

    𝑏𝑝′𝑚 + 𝑏2𝑝𝑝′

    𝑁

    𝑦 = (𝑏𝑝′𝑚 + 𝑏2𝑝𝑝′

    𝑁) (

    𝑁

    −𝑎𝑚𝑁 + 𝑏2𝑝𝑝′)

    Kemudian (𝑏𝑝′𝑚+𝑏2𝑝𝑝′

    𝑁) (

    𝑁

    −𝑎𝑚𝑁+𝑏2𝑝𝑝′) dikalikan dengan

    𝑁

    𝑁, sehingga

    diperoleh

    𝑦 =𝑏𝑝′𝑚 + 𝑏2𝑝𝑝′

    −𝑎𝑚𝑁 + 𝑏2𝑝𝑝′

    𝑦 =𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′ − 𝑎𝑚𝑁

    Karena 1

    𝑖= 𝑦 maka

    𝑦 =1

    𝑖

    𝑖 =1

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚 𝑏2𝑝𝑝′ − 𝑎𝑚𝑁⁄

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′ − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏𝑝′(𝑏𝑝 + 𝑚)

    𝑖 = (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏𝑝′) (

    1

    𝑏𝑝 + 𝑚)

    Kemudian (𝑏2𝑝𝑝′𝑛−𝑎𝑚𝑁

    𝑏𝑝′) (

    1

    𝑏𝑝+𝑚) dikalikan dengan

    𝑏𝑝

    𝑏𝑝, diperoleh

    𝑖 = (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′) (

    𝑏𝑝

    𝑏𝑝 + 𝑚)

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛 𝑏2𝑝𝑝′ − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′⁄⁄

    (𝑏𝑝 + 𝑚) 𝑏𝑝⁄

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑁𝑚𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄⁄

    𝑏𝑝 𝑏𝑝 + 𝑚 𝑏𝑝⁄⁄

    𝑖 =𝑛 − 𝑎𝑚𝑁𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑚 𝑏𝑝⁄

    𝑖 = 𝑛1 − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑚 𝑏𝑝⁄

    Terbukti ketika 𝑑𝐼

    𝑑𝑡= 0 dan

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 0 dan untuk 𝑖 ≠ 0, diperoleh

    𝑖 = 𝑛1−𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1+𝑚 𝑏𝑝⁄

    Teorema 3.2

    Jika diketahui jumlah nyamuk yang terinfeksi 𝑖(𝑡) tetap konstan terhadap

    waktu 𝑑𝐼

    𝑑𝑡= 0 dan

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 0 maka 𝐼 = 𝑁

    1−𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1+𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄.

    Bukti 1:

    Untuk 𝑖 = 0 maka 𝐼 = 0

    Untuk

    𝑖 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚

    Maka

    𝐼 =𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)

    Subsitusi 𝑖 ke dalam persamaan 𝐼 =𝑁𝑚𝑖

    𝑏𝑝(𝑛−𝑖), sehingga

    𝐼 =𝑁𝑚[(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)]⁄

    𝑏𝑝[𝑛 − (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)]⁄

    𝐼 =(𝑁𝑚𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚2𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)⁄

    𝑏𝑝[(𝑛(𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚) − (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)]⁄⁄

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    𝐼 =(𝑁𝑚𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚2𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)⁄

    𝑏𝑝[(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 + 𝑏𝑝′𝑚𝑛 − 𝑏2𝑝𝑝′𝑛 + 𝑎𝑚𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)]⁄

    𝐼 =(𝑁𝑚𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚2𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)⁄

    𝑏𝑝[(𝑏𝑝′𝑚𝑛 + 𝑎𝑚𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)]⁄

    𝐼 =(𝑁𝑚𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚2𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)⁄

    (𝑏2𝑝𝑝′𝑚𝑛 + 𝑏𝑝𝑎𝑚𝑁) (𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)⁄

    𝐼 = (𝑁𝑚𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚2𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚) (

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑚𝑛 + 𝑏𝑝𝑎𝑚𝑁)

    Kemudian (𝑁𝑚𝑏2𝑝𝑝′𝑛−𝑎𝑚2𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′+𝑏𝑝′𝑚) (

    𝑏2𝑝𝑝′+𝑏𝑝′𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑚𝑛+𝑏𝑝𝑎𝑚𝑁) dikalikan dengan

    𝑏2𝑝𝑝′+𝑏𝑝′𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′+𝑏𝑝′𝑚, sehingga diperoleh

    𝐼 =𝑁𝑚𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚2𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′𝑚𝑛 + 𝑏𝑝𝑎𝑚𝑁

    Dengan menggunakan sifat distributif diperoleh

    𝐼 =𝑁𝑚(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    𝑏𝑝𝑚(𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)

    𝐼 =𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)

    𝐼 =𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)

    𝐼 = (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝) (

    1

    𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)

    Kemudian (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛−𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝) (

    1

    𝑏𝑝′𝑛+𝑎𝑁) dikalikan dengan

    𝑏𝑝′𝑛

    𝑏𝑝′𝑛, sehingga

    diperoleh

    𝐼 = (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛) (

    𝑏𝑝′𝑛

    𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    𝐼 =(𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2) 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    (𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁) 𝑏𝑝′𝑛⁄

    𝐼 =(𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛) − (𝑎𝑚𝑁2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛)⁄⁄

    (𝑏𝑝′𝑛 𝑏𝑝′𝑛) + (𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛)⁄⁄

    𝐼 =𝑁 − 𝑎𝑚𝑁2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄

    𝐼 = 𝑁1 − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄

    Terbukti ketika 𝑑𝐼

    𝑑𝑡= 0 dan

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 0 dan untuk 𝐼 ≠ 0, diperoleh

    𝐼 = 𝑁1−𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1+𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄

    Bukti 2:

    Untuk membuktikan 𝐼 = 𝑁1−𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1+𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄ dapat dilakukan dengan cara

    lain, yaitu dengan menggunakan persamaan (3.2)

    −𝑚𝑥 +𝑏𝑝𝑛

    𝑁𝑦 =

    𝑏𝑝

    𝑁

    −𝑚𝑥 + (𝑏𝑝𝑛

    𝑁) (

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁) =

    𝑏𝑝

    𝑁

    −𝑚𝑥 +𝑏𝑝𝑛(𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)=

    𝑏𝑝

    𝑁

    𝑚𝑥 =𝑏𝑝𝑛(𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚)

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)−

    𝑏𝑝

    𝑁

    𝑚𝑥 =𝑏𝑝𝑛(𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚) − 𝑏𝑝(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    𝑚𝑥 =𝑏3𝑝2𝑝′𝑛 + 𝑏2𝑝𝑝′𝑚𝑛 − 𝑏3𝑝2𝑝′𝑛 − 𝑏𝑝𝑎𝑚𝑁

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    𝑚𝑥 =𝑏2𝑝𝑝′𝑚𝑛 − 𝑏𝑝𝑎𝑚𝑁

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    𝑚𝑥 =𝑚(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑏𝑝𝑎𝑁)

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    𝑥 = (𝑚(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑏𝑝𝑎𝑁)

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)) (

    1

    𝑚)

    𝑥 =𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑏𝑝𝑎𝑁

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    𝑥 =𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 − 𝑎𝑁)

    𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    Karena 1

    𝐼= 𝑥 maka

    𝐼 =1

    𝑥

    𝐼 =1

    𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 − 𝑎𝑁) 𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)⁄

    𝐼 =𝑁(𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁)

    𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 − 𝑎𝑁)

    𝐼 =𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)

    𝐼 = (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝) (

    1

    𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)

    Kemudian (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛−𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝) (

    1

    𝑏𝑝′𝑛+𝑎𝑁) dikalikan dengan

    𝑏𝑝′𝑛

    𝑏𝑝′𝑛, sehingga

    diperoleh

    𝐼 = (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛) (

    𝑏𝑝′𝑛

    𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)

    𝐼 =(𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2) 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    (𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁) 𝑏𝑝′𝑛⁄

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    𝐼 =(𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛) − (𝑎𝑚𝑁2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛)⁄⁄

    (𝑏𝑝′𝑛 𝑏𝑝′𝑛) + (𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛)⁄⁄

    𝐼 =𝑁 − 𝑎𝑚𝑁2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄

    𝐼 = 𝑁1 − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄

    Terbukti ketika 𝑑𝐼

    𝑑𝑡= 0 dan

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 0 dan untuk 𝐼 ≠ 0, diperoleh

    𝐼 = 𝑁1−𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1+𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄

    Teorema 3.3

    Jika𝐼 > 0 dan 𝑖 > 0 maka jumlah nyamuk di atas ambang batas kritis 𝑛 >

    𝑛∗ =𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′.

    Bukti :

    Pertama untuk 𝐼 > 0

    𝑁1 − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄> 0

    𝑁 − 𝑎𝑚𝑁2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄> 0

    (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛) − (𝑎𝑚𝑁2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛)⁄⁄

    (𝑏𝑝′𝑛 𝑏𝑝′𝑛) + (𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛)⁄⁄> 0

    (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2) 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    (𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁) 𝑏𝑝′𝑛⁄> 0

    (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛) (

    𝑏𝑝′𝑛

    𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁) > 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Kemudian dikalikan(𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛−𝑎𝑚𝑁2

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛) (

    𝑏𝑝′𝑛

    𝑏𝑝′𝑛+𝑎𝑁) dengan

    𝑏𝑝′𝑛

    𝑏𝑝′𝑛, sehingga

    diperoleh

    (𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝) (

    1

    𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁) > 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 − 𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)> 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛

    𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)−

    𝑎𝑚𝑁2

    𝑏𝑝(𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁)> 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 + 𝑏𝑝𝑎𝑁>

    𝑎𝑚𝑁2

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 + 𝑏𝑝𝑎𝑁

    Kemudian kedua ruas dikalikan dengan 𝑏2𝑝𝑝′𝑛 + 𝑏𝑝𝑎𝑁, diperoleh

    𝑏2𝑝𝑝′𝑁𝑛 > 𝑎𝑚𝑁2

    𝑛 >𝑎𝑚𝑁2

    𝑏2𝑝𝑝′𝑁

    𝑛 >𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′

    Kedua untuk 𝑖 > 0

    𝑛1 − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑚 𝑏𝑝⁄> 0

    𝑛 − 𝑎𝑚𝑁𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑚 𝑏𝑝⁄> 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛2 𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑁𝑚𝑛 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄⁄

    𝑏𝑝 𝑏𝑝 + 𝑚 𝑏𝑝⁄⁄> 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 𝑏2𝑝𝑝′ − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′⁄⁄

    (𝑏𝑝 + 𝑚) 𝑏𝑝⁄> 0

    (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′) (

    𝑏𝑝

    𝑏𝑝 + 𝑚) > 0

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Kemudian (𝑏2𝑝𝑝′𝑛−𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′) (

    𝑏𝑝

    𝑏𝑝+𝑚) dikalikan dengan

    𝑏𝑝

    𝑏𝑝, diperoleh

    (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏𝑝′) (

    1

    𝑏𝑝 + 𝑚) > 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏𝑝′(𝑏𝑝 + 𝑚)> 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚> 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚−

    𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚> 0

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚>

    𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚

    Kedua ruas dikalian dengan 𝑏2𝑝𝑝′ + 𝑏𝑝′𝑚, diperoleh

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 > 𝑎𝑚𝑁

    𝑛 >𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′

    Jadi terbukti 𝑛 > 𝑛∗ =𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′.

    Setelah diselesaikan dengan menggunakan Teorema 2.1 danTeorema 2.2

    fraksi infeksi 𝐼 𝑁⁄ pada populasi manusia sebagai fungsi dari rasio 𝑛 𝑁⁄

    antara nyamuk dan populasi manusia. Dapat ditunjukkan dengan perhi-

    tungan dan grafik pada Gambar 3.1 di bawah ini.

    Berikut akan digambar grafik fraksi infeksi 𝐼 𝑁⁄ pada populasi manusia

    sebagai fungsi dari rasio 𝑛 𝑁⁄ antara nyamuk dan populasi manusia dengan

    parameter-parameter di bawah ini.

    Diketahui :

    𝑚 = (log 3)/10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    𝑎 = (log 2)/90

    𝑏 = log (8

    7)

    𝑝′ = 1/3

    𝑝 = 1/4

    Dengan menggunakan parameter-parameter yang sudah diketahui di atas,

    akan digambar grafik sesuai dengan perhitungan di bawah ini.

    𝐼 = 𝑁1 − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄

    𝐼

    𝑁=

    1 − 𝑎𝑚𝑁 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    1 + 𝑎𝑁 𝑏𝑝′𝑛⁄

    𝐼

    𝑁=

    (𝑏2𝑝𝑝′ − 𝑎𝑚𝑁) 𝑏2𝑝𝑝′𝑛⁄

    (𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁) 𝑏𝑝′𝑛⁄

    𝐼

    𝑁=

    (𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁) 𝑏𝑝⁄

    𝑏𝑝′𝑛 + 𝑎𝑁

    𝐼

    𝑁=

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 − 𝑎𝑚𝑁

    𝑏2𝑝𝑝′𝑛 + 𝑏𝑝𝑎𝑁

    𝐼

    𝑁=

    𝑁

    𝑁(

    𝑏2𝑝𝑝′(𝑛 𝑁) − 𝑎𝑚⁄

    𝑏2𝑝𝑝′(𝑛 𝑁) + 𝑎𝑏𝑝⁄)

    𝐼

    𝑁= (

    𝑏2𝑝𝑝′(𝑛 𝑁) − 𝑎𝑚⁄

    𝑏2𝑝𝑝′(𝑛 𝑁) + 𝑎𝑏𝑝⁄)

    Misalkan : 𝐼

    𝑁= 𝑦 dan

    𝑛

    𝑁= 𝑥

    𝑥𝑖 = 0,1,2, … ,5

    𝑦1 =𝑏2𝑝𝑝′𝑥0 − 𝑎𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑥0 + 𝑎𝑏𝑝= −3.2909

    𝑦2 =𝑏2𝑝𝑝′𝑥1 − 𝑎𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑥1 + 𝑎𝑏𝑝= 0.3671

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    𝑦3 =𝑏2𝑝𝑝′𝑥2 − 𝑎𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑥2 + 𝑎𝑏𝑝= 0.6583

    𝑦4 =𝑏2𝑝𝑝′𝑥3 − 𝑎𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑥3 + 𝑎𝑏𝑝= 0.7660

    𝑦5 =𝑏2𝑝𝑝′𝑥4 − 𝑎𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑥4 + 𝑎𝑏𝑝= 0.8221

    𝑦6 =𝑏2𝑝𝑝′𝑥5 − 𝑎𝑚

    𝑏2𝑝𝑝′𝑥5 + 𝑎𝑏𝑝= 0.8565

    Dari hasil di atas diperoleh grafik seperti pada Gambar 3.1 di bawah ini

    Gambar 3.1 Grafik Fraksi Infeksi 𝑰 𝑵⁄ pada Populasi Manusia

    Sebagai Fungsi dari Rasio 𝒏 𝑵⁄ antara Nyamuk dan Populasi

    Manusia

    Bentuk kurva dalam Gambar 3.1 menunjukkan bahwa fraksi manusia yang

    terinfeksi lebih tinggi dari 50% jika rasio 𝑛 𝑁⁄ di atas nilai kritis 𝑛∗ 𝑁⁄ .

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1

    n/N

    I/N

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Tetapi fraksi ini tidak berubah banyak ketika rasio 𝑛 𝑁⁄ meningkat lebih

    lanjut. Ross mengatakan bahwa nilai numerik dari ambang 𝑛∗ 𝑁⁄ =

    0.5694 sangat sensitif terhadap frekuensi jumlah nyamuk menggigit 𝑏

    tetapi tidak mengubah bentuk keseluruhan dari kurva tersebut. Penjelasan

    kualitatif Ross lebih penting dari hitung-hitungannya karena nilai numerik

    dari parameternya tidak pasti.

    B. Penyelesaian Model Ross Menggunakan Metode Euler

    Berikut akan digambar grafik menggunakan metode Euler dengan

    parameter-parameter di bawah ini.

    Diketahui :

    𝑚 = (log 3)/10

    𝑎 = (log 2)/90

    𝑏 = log (8

    7)

    𝑝′ = 1/3

    𝑝 = 1/4

    𝑛 = 10

    𝑁 = 100

    Dengan menggunakan parameter-parameter yang sudah diketahui di atas,

    dan dengan menggunakan metode Euler, akan digambar grafik sesuai

    dengan perhitungan di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    𝑡 = [0,100]

    ℎ = 0.01

    𝐼(1) = 0.5

    𝑖(1) = 0.25

    𝑓(1) = 𝑏𝑝′𝑖(1)𝑁 − 𝐼(1)

    𝑁− 𝑎𝐼(1) = 0.0031

    𝐼(2) = 𝐼(1) + ℎ𝑓(1) = 0.5000

    𝑔(1) =𝑏𝑝𝑛 − 𝑖(1)𝐼(1)

    𝑁− 𝑚𝑖(1) = −0.0112

    𝑖(2) = 𝑖(1) + ℎ𝑔(1) = 0.2499

    Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Model Ross Menggunakan Metode Euler

    𝑡𝑖 I i

    0 0.5000 0.2500

    0.01 0.5000 0.2499

    0.02 0.5001 0.2498

    0.03 0.5001 0.2497

    0.04 0.5001 0.2496

    0.05 0.5002 0.2494

    0.06 0.5002 0.2493

    0.07 0.5002 0.2492

    0.08 0.5003 0.2491

    0.09 0.5003 0.2490

    0.10 0.5003 0.2489

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Dari hasil di atas diperoleh grafik seperti pada Gambar 3.2 di bawah ini.

    Gambar 3.2 Grafik Hasil Perhitungan Model Ross

    Menggunakan Metode Euler

    Dengan menggunakan metode Euler dan parameter yang sudah

    diketahui, diperoleh grafik seperti pada Gambar 3.2. Pada grafik pertama

    berwarna merah menunjukkan frekuensi manusia yang terinfeksi malaria

    terhadap waktu, grafik kedua berwarna hijau menunjukkan frekuensi

    nyamuk yang terinfeksi malaria terhadap waktu, dan grafik ketiga

    berwarna biru menunjukkan frekuensi manusia yang terinfeksi malaria

    terhadap frekuensi nyamuk yang terinfeksi malaria.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    C. Penyelesaian Model Ross Menggunakan Metode Heun

    Berikut akan digambar grafik menggunakan metode Heun dengan

    parameter-parameter di bawah ini.

    Diketahui :

    𝑚 = (log 3)/10

    𝑎 = (log 2)/90

    𝑏 = log (8

    7)

    𝑝′ = 1/3

    𝑝 = 1/4

    𝑛 = 10

    𝑁 = 100

    Dengan menggunakan parameter-parameter yang sudah diketahui di atas,

    dan dengan menggunakan metode Heun, akan digambar grafik sesuai

    dengan perhitungan di bawah ini.

    𝑡 = [0,100]

    ℎ = 0.01

    𝐼(1) = 0.5

    𝑖(1) = 0.25

    𝑓(1) = 𝑏𝑝′𝑖(1)𝑁 − 𝐼(1)

    𝑁− 𝑎𝐼(1) = 0.0031

    𝑧(1) = 𝐼(1) + ℎ𝑓(1) = 0.5000

    𝑔(1) =𝑏𝑝𝑛 − 𝑖(1)𝐼(1)

    𝑁− 𝑚𝑖(1) = −0.0112

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    𝑦(1) = 𝑖(1) + ℎ𝑔(1) = 0.2499

    𝐼(2) = 𝐼(1) +ℎ

    2(𝑓(1) + 𝑏𝑝′𝑦(1)

    𝑁 − 𝑧(1)

    𝑁− 𝑎𝑧(1)) = 0.5000

    𝑖(2) = 𝑖(1) +ℎ

    2(𝑓(1) +

    𝑏𝑝𝑛 − 𝑦(1)𝑧(1)

    𝑁− 𝑚𝑦(1)) = 0.2499

    Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Model Ross Menggunakan Metode Heun

    𝑡𝑖 I i

    0 0.5000 0.2500

    0.01 0.5000 0.2499

    0.02 0.5001 0.2498

    0.03 0.5001 0.2497

    0.04 0.5001 0.2496

    0.05 0.5002 0.2494

    0.06 0.5002 0.2493

    0.07 0.5002 0.2492

    0.08 0.5003 0.2491

    0.09 0.5003 0.2490

    0.10 0.5003 0.2489

    Dari hasil di atas diperoleh grafik seperti pada Gambar 3.2 di bawah ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Gambar 3.3 Grafik Hasil Perhitungan Model Ross

    Menggunakan Metode Heun

    Dengan menggunakan metode Heun dan parameter yang sudah

    diketahui, diperoleh grafik seperti pada Gambar 3.3. Pada grafik pertama

    berwarna merah menunjukkan frekuensi manusia yang terinfeksi malaria

    terhadap waktu, grafik kedua berwarna hijau menunjukkan frekuensi

    nyamuk yang terinfeksi malaria terhadap waktu, dan grafik ketigaberwarna

    biru menunjukkan frekuensi manusia yang terinfeksi malaria terhadap

    frekuensi nyamuk yang terinfeksi malaria.

    Pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 menurut model Ross yang

    diselesaikan menggunakan metode Euler dan metode Heun pada grafik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    pertama menunjukkan bahwa frekuensi manusia yang terinfeksi malaria

    meningkat sampai 0.5298, kemudian setelah itu frekuensi manusia yang

    terinfeksi malaria menurun hingga manusia pulih dari malaria. Pada grafik

    kedua menunjukkan bahwa semakin lama, tidak ada nyamuk yang terin-

    feksi malaria. Dan pada grafik yang ketiga menunjukkan bahwa semakin

    banyak manusia yang terinfeksi malaria, semakin banyak juga nyamuk

    yang terinfeksi malaria. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit frekuensi

    manusia yang terinfeksi malaria, semakin sedikit pula nyamuk yang terin-

    feksi malaria.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    BAB IV

    PENUTUP

    Pada bab ini dituliskan kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebe-

    lumnya, serta saran bagi peneliti selanjutnya.

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan:

    1. Model Ross untuk menyelesaikan penyebaran penyakit malaria

    adalah

    𝑑𝐼

    𝑑𝑡=bp’i

    𝑁−𝐼

    𝑁− 𝑎𝐼

    𝑑𝑖

    𝑑𝑡= 𝑏𝑝(𝑛 − 𝑖)

    𝐼

    𝑁− 𝑚𝑖.

    2. Solusi model Ross dengan menggunakan metode Euler adalah

    𝐼(𝑘) = 𝐼(𝑘 − 1) + ℎ (𝑏𝑝′𝑖(𝑘 − 1)𝑁 − 𝐼(𝑘 − 1)

    𝑁− 𝑎𝐼(𝑘 − 1))

    𝑖(𝑘) = 𝑖(𝑘 − 1) + ℎ (𝑏𝑝𝑛 − 𝑖(𝑘 − 1)𝐼(𝑘 − 1)

    𝑁− 𝑚𝑖(𝑘 − 1))

    3. Solusi model Ross dengan menggunakan metode Heun adalah

    𝑓(𝑘 − 1) = 𝑏𝑝′𝑖(𝑘 − 1)𝑁 − 𝐼(𝑘 − 1)

    𝑁− 𝑎𝐼(𝑘 − 1)

    𝑧(𝑘 − 1) = 𝐼(𝑘 − 1) + ℎ (𝑏𝑝′𝑖(𝑘 − 1)𝑁 − 𝐼(𝑘 − 1)

    𝑁− 𝑎𝐼(𝑘 − 1))

    𝑔(𝑘 − 1) =𝑏𝑝𝑛 − 𝑖(𝑘 − 1)𝐼(𝑘 − 1)

    𝑁− 𝑚𝑖(𝑘 − 1)

    𝑦(𝑘 − 1) = 𝑖(𝑘 − 1) + ℎ𝑔(𝑘 − 1)

    𝐼(𝑘) = 𝐼(𝑘 − 1) +ℎ

    2(𝑓(𝑘 − 1) + 𝑏𝑝′𝑦(𝑘 − 1)

    𝑁 − 𝑧(𝑘 − 1)

    𝑁− 𝑎𝑧(𝑘 − 1))

    45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    𝑖(𝑘) = 𝑖(𝑘 − 1) +ℎ

    2(𝑓(𝑘 − 1) +

    𝑏𝑝𝑛 − 𝑦(𝑘 − 1)𝑧(𝑘 − 1)

    𝑁− 𝑚𝑦(𝑘 − 1))

    4. Dari grafik hasil perhitungan model Ross menggunakan metode

    Heun dapat disimpulkan, pertama menunjukkan bahwa frekuensi

    manusia yang terinfeksi malaria meningkat sampai 0.5298,

    kemudian setelah itu frekuensi manusia yang terinfeksi malaria

    menurun hingga manusia pulih dari malaria. Kedua menunjukkan

    bahwa semakin lama, tidak ada nyamuk yang terinfeksi malaria.

    Dan ketiga menunjukkan bahwa semakin banyak manusia yang

    terinfeksi malaria, semakin banyak juga nyamuk yang terinfeksi

    malaria. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit frekuensi manusia

    yang terinfeksi malaria, semakin sedikit pula nyamuk yang terin-

    feksi malaria.

    B. SARAN

    Dalam makalah ini model Ross hanya diselesaikan menggunakan

    metode Euler dan metode Heun. Model Ross juga dapat diselesaikan

    dengan metode lain yang lebih akurat, misalnya dengan menggunakan

    metode Rung-Kutta. Sehingga masih terbuka lebih lanjut untuk

    diselesaikan menggunakan metode tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    DAFTAR PUSTAKA

    Bacaer, Nicolas. (2011). A Short History of Mathematical Populations Dynamics.

    London: Springer-Verlag.

    Koella, Jacob C. (1991). On The Use of Mathematical Models of Malaria

    Transmission. Acta Tropica,49:1-25.

    Mandal, Sandip, et al. (2011). Mathematical Model of Malaria – a review.

    Malaria Journal,10:1-19.

    Singer, Burton. (1984). Mathematical Model of Infectious Diseases: Seeking New

    Tools for Planning and Evaluating Control Program. Population and

    Development Review, 10: 347-365.

    Fitri, Ahmad, dkk. (2014). Model Matematika (Linear) PopulasiAnjing Rabies

    denganVaksinasi. JurnalMatematika, 4:70-79.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    LAMPIRAN

    Program Contoh Analitik (Gambar 2.1) clc

    clear

    close all

    n=10;

    h=0.2;

    x=0:h:2;

    q=length(x);

    y=zeros(1,q);

    y(1)=0.5;

    t=zeros(1,q);

    t(1)=0;

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    y(k)=-0.5*exp(t(k))+t(k)^2+2*t(k)+1;

    end

    plot(t,y);

    xlabel('t')

    ylabel('y')

    axis([0 max(t) min(y) max(y)])

    disp(' t y')

    disp(' ===========')

    disp([ t' y'])

    Program Contoh Euler (Gambar 2.2) clc

    clear

    close all

    n=10;

    h=0.2;

    x=0:h:2;

    q=length(x);

    y=zeros(1,q);

    y(1)=0.5;

    t=zeros(1,q);

    t(1)=0;

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    y(k)=y(k-1)+h*(y(k-1)-t(k)^2+1);

    end

    plot(t,y);

    xlabel('t')

    ylabel('y')

    axis([0 max(t) min(y) max(y)])

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    disp(' t y')

    disp(' ===========')

    disp([ t' y'])

    Program Contoh Heun (Gambar2.3) clc

    clear

    close all

    n=10;

    h=0.2;

    x=0:h:2;

    q=length(x);

    y=zeros(1,q);

    y(1)=0.5;

    t=zeros(1,q);

    t(1)=0;

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    z(k)=y(k-1)+h*(y(k-1)-t(k)^2+1);

    y(k)=y(k-1)+h/2*((y(k-1)-t(k)^2+1)+(z(k)-

    t(k)^2+1));

    end

    plot(t,y);

    xlabel('t')

    ylabel('y')

    axis([0 max(t) min(y) max(y)])

    disp(' t y')

    disp(' ===========')

    disp([ t' y'])

    Program Gabungan Analiti, Euler, dan Heun (Gambar 2.4) clc

    clear

    close all

    n=10;

    h=0.2;

    x=0:h:2;

    q=length(x);

    y=zeros(1,q);

    y(1)=0.5;

    t=zeros(1,q);

    t(1)=0;

    %euler

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    y(k)=y(k-1)+h*(y(k-1)-t(k)^2+1);

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    end

    plot(t,y);

    xlabel('t')

    ylabel('y')

    axis([0 max(t) min(y) max(y)])

    disp(' t y')

    disp(' ===========')

    disp([ t' y'])

    %heun

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    z(k)=y(k-1)+h*(y(k-1)-t(k)^2+1);

    y(k)=y(k-1)+h/2*((y(k-1)-t(k)^2+1)+(z(k)-

    t(k)^2+1));

    end

    hold on

    plot(t,y,'g');

    xlabel('t')

    ylabel('y')

    axis([0 max(t) min(y) max(y)])

    disp(' t y')

    disp(' ===========')

    disp([ t' y'])

    %analitik

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    y(k)=-0.5*exp(t(k))+t(k)^2+2*t(k)+1;

    end

    hold on

    plot(t,y,'r');

    xlabel('t')

    ylabel('y')

    axis([0 max(t) min(y) max(y)])

    disp(' t y')

    disp(' ===========')

    disp([ t' y'])

    Program Error (Gambar 2.5) clc

    clear

    close all

    n=10;

    h=0.2;

    x=0:h:2;

    q=length(x);

    z=zeros(1,q);

    z(1)=0.5;

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    t=zeros(1,q);

    t(1)=0;

    %analitik

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    z(k)=-0.5*exp(t(k))+t(k)^2+2*t(k)+1;

    end

    n=10;

    h=0.2;

    x=0:h:2;

    q=length(x);

    y=zeros(1,q);

    y(1)=0.5;

    z=zeros(1,q);

    z(1)=0.5;

    t=zeros(1,q);

    t(1)=0;

    %euler

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    y(k)=y(k-1)+h*(y(k-1)-t(k)^2+1);

    z(k)=-0.5*exp(t(k))+t(k)^2+2*t(k)+1;

    er(k)=abs(z(k)-y(k));

    end

    plot(t,er)

    hold on

    %heun

    n=10;

    h=0.2;

    x=0:h:2;

    q=length(x);

    y=zeros(1,q);

    y(1)=0.5;

    z=zeros(1,q);

    z(1)=0.5;

    l=zeros(1,q);

    l(1)=0.5;

    t=zeros(1,q);

    t(1)=0;

    for k=2:q

    t(k)=t(k-1)+0.2;

    z(k)=y(k-1)+h*(y(k-1)-t(k)^2+1);

    y(k)=y(k-1)+h/2*((y(k-1)-t(k)^2+1)+(z(k)-

    t(k)^2+1));

    l(k)=-0.5*exp(t(k))+t(k)^2+2*t(k)+1;

    err(k)=abs(l(k)-y(k));

    end

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    plot(t,err,'g')

    xlabel('t')

    ylabel('error')

    disp(' t analitik euler heun

    eror euler eror heun')

    disp('============================================

    ============================')

    disp([t' l' z' y' er'

    err' ])

    Program Fraksi Infeksi (Gambar 3.1) clc

    clear

    close all

    m=log10(3)/10;

    a=log10(2)/90;

    b=log10(8/7);

    p_prime= 1/3;

    p=1/4;

    n_star_per_N=a*m/(b^2*p*p_prime)

    x=0:0.01:5;

    y=(b^2*p*p_prime*x-a*m)./(b^2*p*p_prime*x+a*b*p);

    plot(x,y)

    xlabel('n/N')

    ylabel('I/N')

    axis([0 5 0 1])

    disp(' n/N I/N')

    disp(' ===========')

    disp([ x' y'])

    Program Metode Euler Untuk Model Ross (Gambar 3.2)

    clc

    clear

    closeall

    m=log10(3)/10;

    a=log10(2)/90;

    b=log10(8/7);

    p_prime= 1/3;

    p=1/4;

    n=10;

    N=100;

    h=0.01;

    t=0:h:100;

    q=length(t);

    I=zeros(1,q);

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    I(1)=0.5;

    i=zeros(1,q);

    i(1)=0.25;

    for k=2:q

    f1=b*p_prime*i(k-1)*(N-I(k-1))/N-a*I(k-1);

    f2=b*p*(n-i(k-1))*I(k-1)/N-m*i(k-1);

    I(k)=I(k-1)+h*f1;%*t(k-1)*I(k-1)*i(k-1);

    i(k)=i(k-1)+h*f2;%*t(k-1)*I(k-1)*i(k-1);

    end

    subplot(3,1,1),plot(t,I,'r');

    xlabel('t')

    ylabel('I')

    axis([0 max(t) min(I) max(I)])

    disp(' t I')

    disp(' ===========')

    disp([ t' I'])

    subplot(3,1,2),plot(t,i,'g');

    xlabel('t')

    ylabel('i')

    axis([0 max(t) min(i) max(i)])

    disp(' t i')

    disp(' ===========')

    disp([ t' i'])

    subplot(3,1,3),plot(i,I,'b');

    xlabel('i')

    ylabel('I')

    axis([min(i) max(i) min(I) max(I)])

    disp(' i I')

    disp(' ===========')

    disp([ i' I'])

    disp(' min(i) max(i) min(I) max(I)')

    disp([ min(i)' max(i)' min(I)' max(I)'])

    Program Metode Heun Untuk Model Ross (Gambar 3.3)

    clc

    clear

    closeall

    m=log10(3)/10;

    a=log10(2)/90;

    b=log10(8/7);

    p_prime= 1/3;

    p=1/4;

    n=10;

    N=100;

    h=0.01;

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    t=0:h:100;

    q=length(t);

    I=zeros(1,q);

    I(1)=0.5;

    i=zeros(1,q);

    i(1)=0.25;

    for k=2:q

    f1=b*p_prime*i(k-1)*(N-I(k-1))/N-a*I(k-1);

    f2=b*p*(n-i(k-1))*I(k-1)/N-m*i(k-1);

    z1(k)=I(k-1)+h*f1;

    z2(k)=i(k-1)+h*f2;

    I(k)=I(k-1)+h/2*(f1+(b*p_prime*z2(k)*(N-z1(k))/N-

    a*z1(k)));

    i(k)=i(k-1)+h/2*(f2+(b*p*(n-z2(k))*z1(k)/N-

    m*z2(k)));

    end

    subplot(3,1,1),plot(t,I,'r');

    xlabel('t')

    ylabel('I')

    axis([0 max(t) min(I) max(I)])

    disp(' t I')

    disp(' ===========')

    disp([ t' I'])

    subplot(3,1,2),plot(t,i,'g');

    xlabel('t')

    ylabel('i')

    axis([0 max(t) min(i) max(i)])

    disp(' t i')

    disp(' ===========')

    disp([ t' i'])

    subplot(3,1,3),plot(i,I,'b');

    xlabel('i')

    ylabel('I')

    axis([min(i) max(i) min(I) max(I)])

    disp(' i I')

    disp(' ===========')

    disp([ i' I'])

    disp(' min(i) max(i) min(I) max(I)')

    disp([ min(i)' max(i)' min(I)' max(I)'])

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI