Menyelesaikan Audit
-
Upload
andhika-nusantara -
Category
Documents
-
view
16 -
download
1
description
Transcript of Menyelesaikan Audit
Menyelesaikan Audit
Mata Kuliah: Auditing II (Kelas C)Drs. Wartono, MSi., Akt, CPA, CA
Disusun oleh:Andhika Nusantara P ( F0312009 )Aprilia Ayu Setyawati ( F0312019 )Ganang Satriyo ( F0312056 )Irwan T Kurniawan ( F0312067 )Rosita Putri Diani ( F0312109 )
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)2014
Menyelesaikan Audit
A. Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan yang berhubungan dengan transaksi, tujuan yang berhubungan dengan saldo,
dan tujuan pengujian dan pengungkapan. Akan dibahas tiga tahap pertaman proses
audit menjelaskan bagaimana auditor merancang dan melaksanakan pengujian audit
untuk memperoleh bukti yang kuat untuk mendukung setiap kategori dari tujuan tujuan
audit, auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yang
berhubungan penyajian dan pengungkapan, konsisten dengan bagaimana mereka
melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit yag berkaitan
dengan transaksi saldo.
Melaksanakan prosedur untuk memahami pengendalian yang berkaitan dengan
tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.
Melakukan uji pengendalian dan hubungan dengan pengungkapan ketika penilaian awal
atas risiko pengendalian berada di bawah maksimum. Melaksanakan prosedur
substantive untuk memperoleh assurance bahwa semua tujuan audit dicapai untuk
informasi dan jumlah yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Salah
satu ke khawatiran utama auditor berkenaan dengan tujuan penyajian
danpengungkapan adalah menentukan apakah manajemen telah mengungkapkan
semua informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan penyajian dan pegungkapan).
Untuk menilai risiko bahwa tujuan kelengkapan untuk penyajian dan pengungkapan
tidak dipenuhi, auditor mempertimbangkan informasi yang diperolehnya selama tiga
tahap pertama pengujian audit untuk menentukan apakah mereka menyadari fakta dan
situasi yang seharusnya diungkapkan.
B. Review Kebijakan Kontijen dan Komitmen
Kebijakan kontijen (contigent liability) adalah potensi kewajiban dimasa mendatang
kepada pihak luar untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah terjadi.
Kewajiban kontijen yang material harus diungkapkan dalam catatan kaki.
Diperlukan tiga kondisi agar suatu kewajiban kontijen ada :
a) Terdapat potensi pembayaran ke pihak luar atau kerusakan aktiva (aset) yang
diakibatkan oleh kondisi yang ada.
b) Terdapat ketidak pastian mengenai jumlah pembayaran atau kerusakan dimasa
mendatang
c) Hasil akan dipecahkan oleh satu atau beberapa kejadian dimasa mendatang.
Catatan kaki konttijen harus menggambarkan sifat kontijensi sejauh yang diketahui
juga opini dari penasehat hukum atau manajemen terhadap hasil yang diharapkan.
TABEL 24-2 kemungkinan keterjadian dan perlakuan laporan keuangan
Kemungkinan Keterjadian Peristiwa Perlakuan Laporan Keuangan
Remote (kecil kemungkinan) Tidak diperlukan pengungkapan
Reasonably possible (lebih besar dari
remote tapi lebih kecil dari probable)
Diperlukan pengungkapan catatan kaki
Probable (mungkin terjadi) Jika jumlah dapat diestimasi secara masuk akal,
akun akun laporan keuangan disesuaikan
Jika jumlah tidak dapat diestimasi secara masuk
akal, diperlukan pengungkapan catatan
Auditor terutama mencurahkan perhatiannya terhadap beberapa kewajiban kontijen :
Tuntutan tertunda (pending) untuk pelanggaran paten, kewajiban produk, atau
tindakan lainnya
Perselisihan pajak pendapatan
Garansi produk
Diskonto wesel tagih
Jaminan untuk kewajiban orang lain
Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan
Tujuan auditor yang utama dalam memverifikasi kewajiban kontijen adalah :
Mengevaluasi perlakuan akuntansi dari kewajiban kontijen yang diketahui untuk
menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan dengan benar
kontijensi tersebut (tujuan klasifikasi penyajian dan pengungkapan)
Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontijensi yang belum
diidentifikasi oleh manajemen (tujuan pengungkapan penyajian dan
penungkapan)
Hal yang berhubugan erat dengan kewajiban kontijen adalah komitmen. Mereka
memasukkan hal hal seperti sepakat untuk membeli bahan baku atau menyewakan
fasilitas dengan harga tertentu atau menjual barang dagangan pada harga yang tetap,
dan juga rencana bonus, rencana pembagian laba dan rencana pensiun, serta
kesepakatan royalty. Karakteristik yang paling penting dari komitment
adalah kesepakatan perusahaan untuk memberikan komitmennya pada suatu
rangkaian kondisi tetap dimasa mendatang. Tanpa memandang apa yang terjati
terhadap laba atau ekonomi secara keseluruhan. Tentunya entitas bisnis setuju
memberikan komitmen untuk kepentingannya sendiri yang lebih baik, akan tetapi
komitmen tersebut dapat berubah menjadi kurang atau lebih menguntungkan daripada
semula yang berpartisipasi. Perusahaan biasanya menggambarkan semuakomitmennya
baik dalam catatan kaki yang terpisah atau menggabungkannya dengan catatan kaki
yang berkaitan dengan kontijensi.
Beberapa prosedur audit yang sering digunakan untuk mencari kewajuban kontijen,
tapi tidak semuanya dapat diterapkan dalam semua audit:
Mengajukan pertanyaan pada manajemen (secara lisan maupun tertulis )
mengenai kemungkinan adanya kontijensi yang tidak dicatat
Mereview agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya untuk
menyelesaikan pajak pendapatan.
Mereview risalah pertemuan direksi dan pemegang saham untuk indikasi
tuntutan hukum atau kontijensi lainnya
Menganalisis beban (biaya) hukum untuk periode dbawah audit dan mereview
faktur dan laporan dari penasehat hukum untuk indikasi kewajian kontijen,
terutama tuntutan hukum dan penundaan penilaian pajak.
Memperoleh surat dari setiap pengacara utama yang memberikan jasa hukum
untuk kliennya dlam status penundaan penilaian pajak.
Memperoleh surat dari setiap pengacara yang diberikan jasa hukum untuk
kliennya dalam status penundaan tuntutan atau kewajiban kontijen lain.
Mereview dokumentasi audit untuk tiap informasi yang mungkin menunjukkan
potensi kontijensi .
Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tangal neraca dan mmperoleh
konfirmasi untuk saldo yang digunakan dan tidak digunakan
Mengajukan pertanyaan kepada pengacara klien merupakan prosedur utama yang
menjadi tempat auditor bergantung untuk mengevaluasi tuntutan hukum yang
diketahui atau klain lain terhadap klien dan mengidentifikasi tuntutan tambahan.
Auditor bergantung pada keahlian an pengetahuan pengacara klien mengenai persoalan
hukum klien untuk memberikan opini professional mengenai hasil yang diharapkan dari
tuntutan hukum yang ada dan jumlah yang mungkin dari kewajiban., termasuk biaya
paggadilan. Pengacara juga lebih mungkin mengetahui penundaan tuntutan hukum dan
klaim yang mungkin diabaikan oleh manajemen.
Sifat penolakan oleh pengacara untuk menyediakan informasiyang lengkap
mengenai kewajiban kontijen kepada auditor jatuh dalam dua kategori :
Pengacara menolak merespon karena kurangnnya mengetahui mengenai
persoalan yang melibatkan kewajiban kontijen
Pengacara menolak mengungkapkan informasi yang mereka anggap rahasia
C. Merview Terhadap Peristiwa Kemudian
Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian biasanya terbstas pada
periode awal dengan tanggal neraca dan akhir dengan tanggal laporan audit. Karena
tanggal laporan audit berkaitan dengan penylesaian prosedur audit yang penting
dikantor klien, mereview terhadapperistiwa selanjutnya seharusnya selesai dekat
dengan akhir audit. Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan
pertimbangan manajemen dan evaluasi auditor:
a. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan
memerlukan penyesuaian.
Beberapa peristiwa yang muncul setelah tanggal neraca menyediakan informasi
tambahan terhadap manajemen dan membantu membantu mereka menentukan
penyajian yang wajar dari saldo akun pada tanggal neraca. Peristiwa periode
kemudian, seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian terhadap saldo akun pada
laporan keuangan taun ini jika jumlahnya material :
Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan dengan saldo piutang usaha yag
beredar karena kondisi keuanganpelanggan yang memburuk
Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang beredar dari jumlah
yang dicatat dari pembukuan
Penyingkiran peralatan yang tidak digunakan dalam operasi denganharga
dibawah nilai buku pada saat ini
Penjualan investasi dengan harga dibawah yang tercatat
b. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi
memerlukan pengungkapan.
Peristiwa atau transaksi yang muncul diperiode selanjutnya yang mungkin
memerlukan pengungkapan dan bukan penyesuaian dilaporan keuangan
termasuk :
Penurunan dalam nilai pasar sekuritas yang dipegang untukinformasi
sementara atau untuk dijual kembali
Penerbitan pbligasi atau sekuritas
Penurunan dalam nilai pasar dari persediaan sebagai konsekuensi dari
tindakan pemerintah yang menghalangi penjualan lebih lanjut dari suatu
produk
Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat dari kebakaran
Marger atau akuisisi
Beberapa pengujian audit yang perlu dilakukan:
1. Pengujian pernyataan kepada manajemen.
Pengajuan pernyataan bervariasi dari klien ke klien tetapi biasanya berkaitan
dengan potensi kewajiban atau komitmen kontijen, perubahan signifikan dalam
aktiva atau struktur modal perusaaan, status saat ini dari item yang tidak
sepenuhnya diselesaikan pada tanggal neraca. Auditor perusahaan publik juga
harus mencakup pengujian pernyataan kepada manajemen mengenai setiap
perubahan dalam pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan yang
dibuat setah akhir periode fiskal.
2. Berkorespondensi dengan pengacara.
Auditor berkorespondensi dengan pengacara untuk sebagai bagian dari pencarian
kewajiban kontijen. Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberi tanggal
dan mengirimkan surat apda tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan yang
diharapkan untuk memenuhi tanggung jawab auditor terhadap peristiwa
kemudian.
3. Mereview laporan internal yang disiapkan pada tanggal neraca
Dalam mereview auditor seharusnya menekankan perubahan dalam bisnis
dibandingkan dengan hasil untuk periode yang sama di tahun yang diaudit dan
perubahan setelah akhir tahun.
4. Mereview catatan yang disiapkan setelah tangal neraca
Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan
dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika
jurnal tidak diperbaharui, auditor harus mereview dokumen yang akan digunakan
untuk menyiapkan jurnal.
5. Memeriksa risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca
Auditor harus memeriksa risalah pertemuan pemegang saham dan direktur
setelah tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang mempengaruhi laporan
keuangan periode saat ini.
6. Pemperoleh letter of representation
Ditulisoleh manajemen klien kepada auditor mengesahlan laporan yang dibuat
manajemen mengenai persoalan yang berbeda sepanjang audit, termasuk diskusi
mengenai peristiwa kemudian. Surat tersbut merupakan keharusan dan
mencakup persoalan lain yang relavan.
D. Akumulasi Bukti Akhir
Terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Melakukan Prosedur Analitis Akhir
Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telah akhir, yang disyaratkan dlam
standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk
penjelasan tambahan, dan mempertimbangkan hal berikut :
Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau
tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan
atau selama pelaksanaan audit.
Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak
teridentifikasi sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa bukti
audit tambahan dibutuhkan.
2. Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha
Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan,
tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Misalnya,
penilaian awal atas kelangsungan usaha akan direvisi bila ada temuan auditor
selama masa audit bahwa perusahaan tidak dapat membayar utang, kehilangan
konsumen utama, atau memutuskan untuk menjual aset penting untuk
membayar utang. Auditor menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan
manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan
mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat
memberikan penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun
depan.
Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitasdipertimbangkan setelah
seluruh bukti dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan kedalam
laporan keuangan. Saat auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka
harus mengevaluasi rencana manajemen dalam menghindari kebangkrutandan
mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana tersebut.
3. Memperoleh Surat Representasi Manajemen
Tiga tujuan suat representasi klien tersebut adalah :
Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas
penilaian laporan keungan. Manajemen mudah melupakan tanggung jawab
mereka atas penyajian laporan keuangan yang wajar, terutama untuk
perusahaan kecil yang personelnya kurang memahami akuntansi.
Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak
dimasukkan dalam laporan keuangan. Misalnya, jika surat representasi
memasukkan referensi aset yang dijaminkan atau kewajiban kontijensi,
maka manajemen yang jujur akan diingatkan atas kesalahan tak disengaja
terhadap pengungkapan laporan keuangan secara memadai, yang akan
membantu memenuhi kelengkapan tujuan penyajian dan pengungkapan.
Untuk memenuhi tujuan ini, surat representasi harus memuat perincian
secara memadai untuk mengingatkan manajemen.
Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai
berbaagai spek dalam audit. Dokumen ini dinuat tertulis dan memuat
perihal ketidaksetujuan atu tuntutan hukum antara auditor dengan klien.
Oleh karena hal ini lebih formal dibandingkan dengan kamunikasi langsung,
maka surat representasi juga membantu mengurangi kesalahpahaman
antara manajemen dan auditor.
SA 333 menyebutkan empat kategori penting yang perlu dimasukkan. Keempat
kategori tersebut beserta contohnya, adalah sebagai berikut :
a. Laporan keuangan
Pernyataan manajemen berisi pertanggungjawaban atas penyajian
laporan keuangan yang wajar.
Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar
dan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
b. Kelengkapan informasi
Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulensi pertemuan pemegang
saham, direktur, dan dewan direksi.
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan
yang tidak dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan
keseluruhan.
Informasi mengenai kecurangan meliputi (a) manajemen, (b) karyawan
yang berperan penting dalam pengendalian internal, atau (c) lain-lain
dimana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan
keuangan.
Informasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan
terutang dari dan kepada pihak terkait.
Klaim yang belum diajukan atau penilaian dari pengacara klien memiliki
asersi penting dan harus diungkapkan sesuai PSAK No.57, Estimasi
Utang, Kewajiban Kontijensi, dan Aset Bersyarat.
d. Kejadian setelah tanggal neraca
Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah
besar pada tanggal neraca.
Penggabungan usaha atau akuisisi setelah tanggal neraca.
Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak
independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa diandalkan.
Meskipun demikian, surat tersebut merupakan dokumen dimana manajemen
ditanyai dengan pertanyaan tertentu untuk memastikan bahwa manajemen
memahami tanggung jawabnya dan untuk melindungi auditor jika manajemen
akan menuntut auditor
4. Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar
Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas
laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak
melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas
informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja
mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar. Standar
pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas
mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua
jenis opini yang diperbolehkan : opini positif yang mengindikasikan tingkat
kepastian tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada
kepastian.
Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan
keuangan dasar yang dibuat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar.
PSA 36 (SA 351) merujuk pada informasi tambahan tersebut sebagai informasi
yang menyertai laporan keuangan dasar dalam dokumen yang diserahkan oleh
auditor.
Saat auditor menerbitkan opini atas informasi tambahan yang menyertai
laporan keuangan, materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat
opini terhadap laporan keuangan dasar. Akibatnya, prosedur tambahan yang
diperlukan tidak seluas saat auditor menerbitkan opini atas informasi yang
diambilnya sendiri, seperti atas laporan akun atau bagian tertentu. Auditor
memberikan tambahan kata-kata pada laporan standar auditor saat menyatakan
opini untuk tambahan informasi.
5. Membaca Informasi Lain dalam laporan Tahunan
PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. Misalnya,
asumsikan bahwa surat direktur dalam laporan tahunan menyebutkan kenaikan
laba per lembar saham dari Rp.2.600 menjadi Rp.2.930. auditor diminta untuk
membandingkan informasi tersebut dengan laporan keuangan atas
kesesuaiannya.
SA 550 hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan
keuangan, tetapi dipublikasikan bersama dengan laporan ini. Misalnya, surat
direktur dan penjelasan atas aktivitas perusahaan yang dimasukkan dalam
laporan tahunan untuk hampir sekuruh perusahaan publik. Auditor biasanya
hanya menghabiskan waktu beberapa menit untuk memastikan bahwa informasi
non-laporan keuangan konsisten dengan laporannya. Jika auditor menyimpulkan
bahwa ada ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta klien untuk
mengubah informasi tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka
auditor akan memasukkan paragraf penjelasan dalam laporan audit atau
mengundurkan diri.
E. Mengevaluasi Hasil
Auditor harus menggabungkan setiap salah saji yang tidak material untuk
mengevaluasi apakah jumlah penggabungannya material. Auditr dapat menyimpan
catatan salah saji tersebut dan menggabungkannya dengan cara yang berbeda., tetapi
banyak auditor menggunakan skedul audit salah saji yang belum disesuaikan atau
ikhtisar salah saji yang mungkin.
Sebelum menyelesaikan audit, auditor harus melakukan evaluasi akhir
apakahpengungkapan dalam laporan keuangan telah memenuhi semua tujuan
penyajian dan pengungkapan. Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur
audit untuk memperoleh bukti bahwa empat tujuan penyajian serta pengungkapan
telah dipenuhi.
Sebagai bagian dari review akhir terhadap pengungkapan laporan keuangan, banyak
kantor akuntan public mengharuskan penyelesaian daftar pemeriksaan pengungkapan
laporan keuangan. Atas setiap audit. Kuesioner tersebut dirancang untuk mengingatkan
auditor akan masalah pengungkapan umum dalam laporan keuangan dan untuk
memfasilitasi review akhir atas keseluruhan audit oleh partner yang independen.
Ada tiga alasan mengapa seorang kantor akuntan public yang berpengalaman harus
meneliti dengan skema review dokumentasi audit pada tahap penyelesaian audit :
1. Untuk mengevaluasikinerja personil yangbelum berpengalaman. Sebagian besar
dari kebnyakan audit dilaksanakan oleh personil audit yang memiliki pengalaman
kerja kurang dari empat atau lima tahun.
2. Untuk memastikan bahwa audit memenuhi standar kinerja kantor akuntan public.
Pada setiap kantor akuntan public, kualitas kinerja staf sangat bervariasi, tetapi
review yang cermat oleh personil puncak kantor bersangkutan akan membantu
kita mempertahankan kualitas audit yang seragam.
3. Untuk mengatasi bias yang sering kali merecoki pertimbangan auditor. Auditor
harus selalu berusaha bersikap objektif slama melakukan audit, tetapi mereka
mungkin saja kehilangan prespektif yang sebenarnya pada audit yang panjang
ketika masalah yang kompleks harus dipecahkan.
F. Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen
Ada empat tujuan utama dari komunitas yang diwajibkan :
1. Untuk mengomunikasikan tanggung jawab auditor dalam mengaudit laporan
keuangan. Komuniksi ini meliputi diskusi dengan auditor bahwa audit atas
laporan keuangan dirancang untuk memperoleh assurance yang masuk akal, dan
bukan absolute, mengenai salah saji yang material dalam laporan keuangan
serta mengidentifikasi bahwa auditor tidak memberikan pendapat tentang
keefektifan pengendalian internal, disamping keterbatasan lainnya dari audit
atas laporan keuangan.
2. Untuk menyediakan tinjauan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.
Tujuan dari komunikasi yang diwajibkan ini adalah untuk menyediakan tinjauan
tingkat tinggi, seperti pendekatan auditor untuk mengatasi risiko yang signifikan
dan pertimbangan terhadap pengendalian internal, serta penetapan waktu
audit, rincian sifat dan penetapan waktu prosedur audit dianggap tidak begitu
penting sehingga keefektifan dan prediktabilitas audit tidak terganggu.
3. Untuk menyediakan pihak pihak yang berhak temuan yang signifikan yang
diperolehselama audit. Komunikasi tersebut mungkin mencakup diskusi
mengenai materi, salah saji yang diperbaiki yang terdeteksi selama audit, dan
pandangan auditor tentang aspek aspek kualitatif dari praktik serta estimasi
akuntansi yang signifikan dan kesulitan yang signifikan yang ditemui selama
audit, termasuk ketidaksepakatan dalam manajemen
4. Untuk memperoleh informasi yang relavan dengan audit dari pihak yang berhak
atau yang trlibat dalam tata kelola. Komite audit atau oihak yang berhak lainnya,
seperti dawan direksi, mungkin berbagi keputusan strategis yang dapat
mempengaruhi sifat dan penetapan waktu prosedur audit.
G. Penemuan Fakta-fakta Lebiih Lanjut
Walaupun jarang terjadi kadang kadang auditor mempelajari , setelah laporan
keuangan yang telah diterbitkan, bahwa laporang keuangan mengandung salah saji
yang material.
Ketika penemuan fakta fakta yang lebih lanjut ini terjadi, auditor berkewajiban untuk
memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan keuangan diberitahu
mengenai salah saji tersebut.
Jika auditor mengetahui salah saji tersebut sebelum laporan audit diterbitkan,
auditor harus bersikeras bahwa manajemenlah yang harus memperbaiki salah saji
ituatau sebagai gantinya, laporan audit yang berbeda akan diterbitkan.
Jika auditor menemukan bahwa laporan ternyata menyesatkan kerika penerbitan,
tindakan yang harus ditempuh adalah meminta klien untuk menerbitkan laporan
keuangan yang telah direvisi dan mencantumkan penjelasan mengenai alasan revisi
tersebut. Jika laporan keuangan periode selanjutnya telah selesai sebelum laporan yang
direvisi akan diterbitkan, tidak dibenarkan untuk mengungkapkan salah saji dalam
laporan keuangan periode selanjutnya. Penemuan fakta fakta yang lebih lanjut
memerlukan penarikan kembali atau penerbitan kembali laporan keuangan hanya
berasal dari peristiwa bisnis yang terjadi sebelum tanggal laporan auditor.