Menurut Badan Pusat Statistik

4
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2010), Penduduk Indonesia sebanyak 233 juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja berusia 10 sampai 24 tahun. Sedangkan Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, jumlah penduduk di Jawa Tengah adalah 33.561.468 jiwa dengan jumlah remaja usia 12-17 tahun 3.878.474 jiwa Anemia Defisiensi Besi (ADB) sampai saat ini masih merupakan masalah nutrisi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang dan diperkirakan 30 persen penduduk dunia menderita anemia (Republika, 2008). Di Indonesia, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Data dari Depkes (2009) di mana didapatkan penderita anemia pada remaja putri berjumlah 33,7%. Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia tahun 2006, remaja Indonesia (usia 10-19 tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61% dari jumlah penduduk.3 Pada tahun 2008, jumlah remaja di Indonesia diperikirakan sudah mencapai 62 juta jiwa.4 Di Propinsi Jawa Barat menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 jumlah remaja (usia 10-19 tahun) sebanyak 8.145.616 jiwa yang terdiri dari 51,8% laki-laki dan 48,2% perempuan.5 Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk dunia dari remaja berumur 10 - 19 tahun. Sekitar Sembilan ratus juta berada dinegara sedang berkembang. Data Demografi di Amerika Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10 - 19 tahun sekitar 15 % populasi. Di Asia Pasifik jumlah penduduknya merupakan 60 % dari

description

data statistik

Transcript of Menurut Badan Pusat Statistik

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2010), Penduduk Indonesia sebanyak 233 juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja berusia 10 sampai 24 tahun. Sedangkan Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, jumlah penduduk di Jawa Tengah adalah 33.561.468 jiwa dengan jumlah remaja usia 12-17 tahun 3.878.474 jiwa Anemia Defisiensi Besi (ADB) sampai saat ini masih merupakan masalah nutrisi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang dan diperkirakan 30 persen penduduk dunia menderita anemia (Republika, 2008). Di Indonesia, prevalensi anemia masih cukup tinggi. Data dari Depkes (2009) di mana didapatkan penderita anemia pada remaja putri berjumlah 33,7%.Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia tahun 2006, remaja Indonesia (usia 10-19 tahun) berjumlah sekitar 43 juta jiwa atau 19,61% dari jumlah penduduk.3Pada tahun 2008, jumlah remaja di Indonesia diperikirakan sudah mencapai 62 juta jiwa.4Di Propinsi Jawa Barat menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 jumlah remaja (usia 10-19 tahun) sebanyak 8.145.616 jiwa yang terdiri dari 51,8% laki-laki dan 48,2% perempuan.5Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari penduduk dunia dari remaja berumur 10 - 19 tahun. Sekitar Sembilan ratus juta berada dinegara sedang berkembang. Data Demografi di Amerika Serikat menunjukkan jumlah remaja berumur 10 - 19 tahun sekitar 15 % populasi. Di Asia Pasifik jumlah penduduknya merupakan 60 % dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10 - 19 tahun. Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik kelompok umur 10 - 19 tahun adalah 22 %, yang terdiri dari 50,9 % remaja laki - laki dan 49,1 % remaja perempuan (Soetjiningsih, 2010). Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik, emosi, dan psikis. Batasan usia remaja menurut World Health Universitas Sumatera UtaraOrganization adalah 12 - 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 - 19 tahun dan belum kawin menurut BKKBN adalah 10 - 19 tahun (Widyastuti, 2008). Masa remaja usia diantara masa anak - anak dan dewasa yang secara biologis yaitu antara umur 10 - 19 tahun. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja ialah datang haid yang pertama kali, biasanya 10 - 16 tahun. Saat haid yang pertama ini datang dinamakan menarche (Llewellyn, 2005). Remaja akan melewati 3 tahap kematangan psikososial dan seksual, antara lain , masa remaja awal /dini (Early adolescence) umur 11 13 tahun, masa remaja pertengahan (Middle adolescence) umur 14 -16 tahun , dan yang terahir masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 17 20 tahun. (Soetjiningsih, 2004).WHO tahun 1995 menyebutkan bahwa sekitar seperlima penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun dan pada tahun yang sama Biro Pusat statistik mencatat populasi remaja Indonesia sebesar 30% dari 200 juta penduduk (Perdede, 2002). Tahun 2008, data profil kesehatan Indonesia mencatat penduduk Indonesia yang tergolong usia 10-19 tahun adalah sekitar 44 juta jiwa atau 21% yang terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan 49,2% remaja perempuan dan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Demak tahun 2009, ada 22, 4 % dari jumlah penduduk Kabupaten Demak adalah remaja 2 dengan umur antara 10-19 tahun dan 11,2% diantaranya adalah remaja putri (Depkes, 2008 BPS, 2009). Jumlah remaja berusia 10-19 tahun di dunia sekitar 18% dari jumlah penduduk atau sekitar 1,2 miliar penduduk (WHO, 2009). Data Badan Pusat Statistik (2010), melaporkan bahwa jumlah remaja usia 10-19 tahun di Indonesia sekitar 41 juta jumlah penduduk. Jumlah remaja di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 62 juta jiwa (Dhamayanti, 2009). Angka obesitas di Indonesia belum dapat ditentukan secara pasti, namun menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2000, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan 76,7 juta (17,5%) dan obesitas berjumlah lebih dari 9,8 juta (4,7%). Studi epidemiologis mengungkapkan fenomena yang menunjukkan fakta bahwa usia menarche di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini semakin cepat (Prado, 1984; Swenson, 1987; McAnarney, 2003; Hwang et al, 2003; Tiwari, 2005). Di Indonesia juga terjadi penurunan usia menarche berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Pekalongan (Viyantimala, 2001) dan di Jakarta (Ginarhayu, 2002). Penurunan usia menarche mungkin mencerminkan gizi yang lebih baik (Nelson, 2000). BMI (Body Mass Index) dapat dipergunakan untuk memperkirakan lemak tubuh. Pengukuran dengan cara BMI ini sangat mudah, cepat, murah, dan tidak menggunakan listrik atau radiasi dan dapat memperkirakan komposisi tubuh (Freedman, 2002). Selain itu WHO juga telah merekomendasikan BMI untuk menilai status gizi pada remaja (WHO, 1995)