Menulis Untuk Media Massa

download Menulis Untuk Media Massa

of 37

Transcript of Menulis Untuk Media Massa

Usman Kansong Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia

Strategi Menulis dan Menembus Media CetakSetidaknya ada enam hal penting dalam strategi menulis dan menembus media massa:

Mengapa harus menulis di media massa? Mengenal media cetak Mengenal rubrikasi opini di media cetak Kriteria umum tulisan opini si media cetak Gaya tulisan Kiat menembus media massa

Mengapa Menulis untuk Media CetakAlasan Idealis: Mengekspresikan atau mengaktualisasikan diri. Menyampaikan ide atau pikiran secara luas. Mengembangkan ilmu pengetahuan Mendokumentasikan ide, pemikiran, dan ilmu pengetahuan Alasan Idealis: Pribadi kita lebih luas dikenal Pemikiran kita lebih luas dikenal Institusi kita juga dikenal lebih luas Mendapat honor Kepangkatan (untuk dosen/PNS)

Mengenal Media Cetak Media cetak memiliki ideologi Media cetak memiliki visi dan misi Media cetak memiliki kebijakan redaksional Media cetak memiliki positioning Media cetak memiliki pasar

Ideologi MediaIdeologi media adalah seperangkat nilai ideal yang dianut oleh suatu media. Yang termasuk ideologi dalam konteks ini antara lain nasionalisme, ideologi berdasarkan agama tertentu, dan kapitalisme (pasar). Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Majalah Tempo adalah media cetak yang berideologikan nasionalisme dan pluralisme. Republika dan Sabili berideologikan Islam. Koran ibukota atau kriminal serta tabloid hiburan atau gosip adalah media cetak berideologikan pasar. Menulis untuk media cetak harus mempertimbangkan ideologi. Kalau Anda ingin menulis opini yang menkritik Ahmadiyah, tulislah di Republika atau Sabili. Akan tetapi, jika Anda ingin menulis opini yang membela Ahmadiyah, kirimlah tulisan Anda ke Kompas, Media Indonesia, Tempo.

Visi dan Misi Media CetakVisi dan misi kira-kira adalah implementasi praktis atau turunan ideologi. Visi adalah cara pandang terhadap suatu persoalan. Misi adalah cara atau tools dalam menjalankan visi. Visi dan misi koran bisa dilihat dari tagline. Media Indonesia punya tagline Jujur Bersuara. Jika Anda menulis untuk Media Indonesia, sebaiknya Anda to the point, lugas, tidak eufimistis. Kompas punya tagline Amanat Hati Nurani Rakyat , sehingga jika Anda menulis opini haruslah hati-hati, tidak boleh blak-blakan. Kata pendiri Kompas Jacob Oetama, Kalau Anda menghadapi batu, jangan tabrak batu itu, tetapi memutarlah.

Kebijakan RedaksionalUntuk tahu kebijakan redaksional surat kabar atau majalah, bacalah editorial atau tajuknya. Editorial atau tajuk merupakan representasi kebijakan, sikap, serta posisi koran dalam memandang suatu persoalan. Dari editorial, kita tahu apakah koran berpihak, kritis, atau netral terhadap kekuasaan, misalnya. Dari tajuk, kita paham, apakah koran mendukung, kritis, atau netral terhadap Ahmadiyah atau FPI, misalnya. Jika Anda menulis opini dan mengirimkan ke suatu koran, perhatikan kebijakan redaksionalnya. Opini yang sejalan dengan kebijakan redaksional koran, relatif lebih mungkin diterbitkan di koran tersebut.

Positioning Media CetakPositioning adalah posisi ataupun citra yang diambil oleh suatu media cetak. Positioning biasanya terkait dengan konten media cetak. Positioning Kompas adalah koran umum. Artinya, konten Kompas sangat beragam: politik, ekonomi, budaya, ibukota, dll. Media Indonesia dan Koran Tempo memosisikan diri sebagai koran politik dan ekonomi. Artinya, kedua koran lebih menekankan berita politik dan ekonomi. Bisnis Indonesia, dari namanya, jelas merupakan koran ekonomi. Bila Anda ingin mengirim opini, perhatikan positioning koran tersebut. Jika Anda menulis tema manajemen, kecil kemungkinan dimuat di Media Indonesia, tetapi besar kemungkinan dimuat di Bisnis Indonesia

Kebijakan RedaksionalUntuk tahu kebijakan redaksional surat kabar atau majalah, bacalah editorial atau tajuknya. Editorial atau tajuk merupakan representasi kebijakan, sikap, serta posisi koran dalam memandang suatu persoalan. Dari editorial, kita tahu apakah koran berpihak, kritis, atau netral terhadap kekuasaan, misalnya. Dari tajuk, kita paham, apakah koran mendukung, kritis, atau netral terhadap Ahmadiyah atau FPI, misalnya.

Pasar Media CetakPasar media cetak adalah pembaca dan pengiklan. Pembaca Republika adalah kelas menengah muslim dan pengiklannya Bank Syariah. Pembaca Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Sindo relatif sama: kelas menengah umum. Pengiklan mereka pun beragam. Koran akan berpihak pada pembaca dan pengiklannya. Jika Anda menulis perhatikan pasar media, terutama pembaca. Jika Anda mengirim tulisan tentang kerusuhan Ciketing, Banten, ke Republika dan tulisan Anda berpihak pada Ahmadiyah, besar kemungkinan tulisan Anda ditolak. Sebabnya, pembaca Republika bisa disebut kaum muslim yang menginginkan pembubaran Ahmadiyah.

Rubrikasi OpiniKita umumnya mengenal rubrik opini sebatas artikel ilmiah populer. Padahal, sesungguhnya rubrik opini beragam. Ada opini artikel ilmiah populer, kolom, resensi buku, opini bertema khusus, bahkan opini yang cenderung ilmiah. Oleh karena itu, ruang kreativitas bagi kita untuk menulis dan menembus media cetak sesungguhnya sangatlah luas.

Rubrikasi Opini di Media Indonesia Opini (artikel ilmiah populer) Tulisan yang berisi ide atau pemikiran kritis terhadap persoalan aktual dan ditulis secara populer. Terbit Selasa-Jumat dengan dua tulisan opini. Kolom Pakar Tulisan yang mengandung ide dan pemikiran kritis terhadap persoalan aktual dan disajikan secara lebih ilmiah dibanding artikel ilmiah populer, seringkali

disertai data dan grafik. Tulisan ini merupakan tulisan pesanan. Maksudnya, redaksi mendiskusikan dan memutuskan tema serta penulisnya. Redaksi kemudian menghubungi sang pakar untuk memintanya menulis tema tersebut. Kolom pakar terbit setiap Senin. Kolom pendidikan Tulisan yang berisi ide atau pemikiran di bidang pendidikan. Kolom pendidikan terbit setiap Senin.

Rubrikasi Opini di Kompas Opini (artikel ilmiah populer)

Tulisan yang berisi ide atau pemikiran kritis terhadap persoalan aktual dan ditulis secara populer. Opini bidang tertentu: budaya, perempuan, iptek, dll. Resensi buku Tulisan berupa tinjauan atau timbangan buku Bahasa Tulisan berisi ide atau pemikiran tentang fenomena bahasa Indonesia

Rubrikasi Opini di Koran Tempo Opini (artikel ilmiah populer)

Tulisan yang berisi ide atau pemikiran kritis terhadap persoalan aktual dan ditulis secara populer. Resensi buku Tulisan berupa tinjauan atau timbangan buku. Ide Tulisan berisi ide atau pemikiran tentang teori atau wacana tertentu . Contoh: tulisan atau ulasan terhadap pemikiran Ibnu Khaldun tentang assabiyah atau solidaritas sosial.

Kriteria Umum Opini di Media Cetak Topik/tema yang ditulis berkaitan dengan masalah-masalah spesifik atau aktual, baik

aktualitas peristiwa maupun yang berkaitan dengan aktualitas almanak seperti hari-hari besar nasional. Masalah yang ditulis tidak mengandung unsur-unsur yang berbau hasutan, adu domba, fitnah, dan hal-hal yang terkait dengan persoalan SARA baik kepada pribadi, kelompok atau lembaga. Isi tulisan bisa berupa penjelasan secara gamlang terhadap persoalan yang diangkat sehingga publik mampu memahami dan atau memberikan solusi atas persoalan yang ada. Selain fokus, gagasan-gagasan yang dituangkan merupakan pendapat orisinal penulis. Artikel juga harus logis dan terorganisasi dengan baik. Ada alur jelas antara satu ide dan ide yang lain serta bangunan argumentasi yang akurat. Ada dukungan data yang valid. Mengandung pendekatan dan basis data yang baru serta mengungkap hal-hal yang baru.. Menggunakan bahasa yang bersifat ilmiah popular yang komunikatif, mudah dicerna pembaca dari berbagai tingkatan. Memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan, seperti panjang artikel dll.

Gaya Tulisan OpiniSebagian besar penulis adalah seorang individualis. Mereka menginginkan gaya atau style pribadi. Mereka menginginkan tulisan, opini, kolom atau artikel yang mereka tulis berbeda dari milik orang lain. Gaya penulisan bisa dipelajari, dilatih, dan dibentuk. Gaya atau style adalah keunikan, kecakapan, orisinalitas dan karakter dalam ekspresi artistik atau penulisan. Gaya penulisan atau writing style adalah apa yang anda tulis dan bagaimana anda menulis, katakata yang anda pilih, bagaimana anda menggunakan kata-kata, serta cara anda membangun kalimat. Meski gaya tulisan bersifat personal, terdapat sejumlah prinsip umum membentuk gaya tulisan.

Prinsip Umum Gaya Tulisan Opini Judul Kalimat Kalimat atau alinea pertama Diksi Paragraf Transisi antarparagraf Memberi contoh Kritis

JudulJudul haruslah menarik, kritis, bahkan nakal, dan memancing rasa ingin tahu. Contoh: Negeri Para Pengamat (Kompas, 19 Februari 2011). Contoh lain: Revolusi Kaum Muda di Mesir (Media Indonesia, 16 Februari 2011)

Kalimat Kalimat sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan

predikat (S+P). Sebaiknya gunakan kalimat aktif Sebaiknya gunakan kalimat positif Panjang kalimat harus variatif, tetapi dengan kalimat pendek yang lebih banyak ketimbang kalimat panjang.

Kalimat atau Alinea PertamaKalimat atau alinea pertama membuat pembaca memutuskan melanjutkan membaca atau berhenti pada kalimat atau aline pertama itu. Kalimat atau aline pertama haruslah mengejutkan dan powerfull. Kita bisa menggunakan pertanyaan, kutipan, atau pernyataan yang kuat sebagai awal kalimat atau paragraf. Contoh kalimat atau aline pertama yang ideal: Drama Revolusi yang berlangsung selama 18 hari berakhir dengan sempurna: Hosni Mubarak mundur dari tampuk kekuasaan yang sudah digenggamnya selama 30 tahun (Zuhairi Misrawi, Revolusi Kaum Muda di Mesir, Media Indonesia, 16 Februari 2011)

DiksiDiksi adalah pilihan kata. Pilihlah kata-kata yang sederhana, mudah dipahami. Jika terpaksa menggunakan kata asing, upayakan tuliskan padanannya dalam bahasa Indonesia. Ingat opini adalah tulisan ilmiah populer. Populer artinya dikenal luas.

ParagrafParagraf harus mengandung satu ide. Paragraf jangan terlalu gemuk. Upayakan panjang setiap paragraf dalam satu naskah relatif sama. Hindari satu paragraf terlalu pendek, sementara paragraf lainnya terlalu gemuk.

Transisi AntarparagrafTransisi adalah jembatan. Kalimat pertama dari paragraf kedua merupakan transisi atau jembatan dari paragraf pertama ke paragraf kedua. Transisi antarparagraf harus logis, runtut, tidak melompatlompat.

Memberi ContohIde atau pemikiran lebih mudah dipahami jika disertai contoh. Contoh memberi bukti bahwa ide atau pikiran kita itu benar adanya. Contoh: Negara seringkali absen dalam banyak konflik horizontal di negeri ini. Kalaupun hadir, aparat negara gagal mencegah konflik. Dalam kasus Ciketing, Banten, misalnya, polisi yang sesungguhnya mengetahui bakal terjadinya penyerangan terhadap Ahmadiyah, tak kuasa mencegah penyerangan itu sehingga mengakibatkan tiga penganut Ahmadiyah tewas.

KritisTulisan ilmiah haruslah kritis. Tulisan disebut kritis jika menggunakan logika dan atau literatur. Menggunakan logika artinya tulisan kita haruslah logis. Menggunakan literatur artinya mengutip pendapat pakar.

Kiat Menembus Media Massa Banyak membaca Tulisan berkualitas Penulis kredibel Judul menarik Memahami media cetak yang dituju Memahami teknis mengirim tulisan Mengenal salah seorang redaktur atau wartawan di surat kabar yang

dituju membantu menembus surat kabar Untuk pemula, awali menulis jenis opini yang relatif lebih mudah. Untuk pemula, awali mengirim tulisan ke koran lokal atau koran kecil Teruslah menulis dan mengirim sampai tulisan diterbitkan surat kabar.

Banyak MembacaKita tak mungkin bisa menulis tanpa disiplin membaca. Membaca akan menyemai ide untuk bahan tulisan. Kita bisa mengutip literatur yang kita baca dalam tulisan kita kelak. Kita bisa belajar gaya tulisan orang lain dengan membaca karyanya.

Tulisan harus BerkualitasTulisan kita tentu harus berkualitas jika ingin diterbitkan media massa. Tulisan kita dinggap berkualitas jika memenuhi kriteria umum penulisan opini (lihat kembali slide 15).

Penulis KredibelJika Anda sering membaca opini, di bawah nama penulis senantiasa tertulis posisi, jabatan, atau aktivitas si penulis. Itu sesungguhnya ingin menunjukkan kredibilitas penulis. Dengan mencantumkan posisi, jabatan, atau aktivitas, penulis ingin menunjukkan kepada redaktur opini bahwa si penulis cukup kredibel menulis suatu tema. Sebagai contoh Zuhairi Misrawi ketika menulis opini berjudul Revolusi Kaum Muda di Mesir (Media Indonesia, 16 Februari 2011) menyebut dirinya Analis Politik Timur Tengah dan saksi revolusi di Mesir. Perkara kredibilitas penulis ini juga ingin memberi pelajaran, jangan menulis tema yang bukan menjadi bidang atau keahlian kita. Akan tetapi, jika Anda paham terhadap suatu tema, tapi label atau posisi Anda tidak sesuai dengan tema tersebut, carilah label yang mendekati tema itu. Yang paling gampang biasanya orang penulis pengamat atau pemerhati anu. Begitu pentignya krdibilitas, mungkin kita sering membaca tulisan yang biasa-biasa saja, tetapi karena kredibilitasnya dianggap memadai, tulisan itu dimuat di surat kabar. Pertanyaannya, apakah Anda lebih senang tulisan Anda dimuat di media cetak karena kualitasnya atau karena posisi, label, atau aktivitas Anda? Toh label bisa diakal-akali, misalnya, dengan menyebut diri pengamat atau pemerhati tadi.

Judul MenarikJudul adalah etalase. Apakah tulisan Anda menjual atau tidak, pertama-tama orang melihat judul. Dengan membaca judul, redaktur opini mempertimbangkan membeli tulisan kita atau men-delete-nya. Dari judul, redaktur bisa mengira-ngira tema tulisan. Dari sisi bahasa, buatlah judul menarik. Jangan menulis judul terlalu panjang, seperti judul makalah, skripsi, tesis, apalagi desertasi. Ingat, opini Anda bersifat ilmiah tetapi populer. Judul-judul opini yang semuanya dimuat di Kompas , 19 Januari 2011 halaman 6 ini menarik: Kambing Hitam, Negeri Para Pengamat, Ini Zaman Memang Edan.

Memahami Media Cetak yang DitujuSesuaikan tulisan Anda dengan kebijakan, ideologi, visi dan misi, pasar, serta positioning media yang Anda tuju. (Lihat kembali slide 5-10)

Memahami Teknis Mengirim TulisanSalah satu kriteria tulisan opini adalah aktual. Agar aktualitas terjaga, tulisan Anda harus cepat sampai di redaksi. Untuk tulisan aktual berdasarkan almanak, Anda mungkin bisa mengirimkan minimal sepekan sebelum hari H. Jika Anda menulis tema tentang Hari Pahlawan 10 November, misalnya, tulisan semestinya Anda kirim tanggal 3 atau 4 November. Tulisan Anda juga harus cepat diterima redaksi. Gunakanlah email. Untuk itu, Anda harus tahu alamat emaiil redaksi opini. Akan lebih baik jika Anda punya email redaktur opini atau pimpinan media yang Anda tuju.

Mengenal RedakturAnda disarankan mengenal redaktur opini atau pimpinan media yang Anda tuju. Tujuannya bukan untuk nepotisme, tetapi untuk berdiskusi terutama jika tulisan Anda tidak dimuat. Anda bisa mendiskusikan apa kekurangan tulisan Anda.

Tulislah Opini yang Relatif lebih MudahBanyak orang tidak sabar. Mereka langsung kepingin menulis opini atau artikel ilmiah populer. Tidak ada salahnya Anda mencoba menulis jenis opini yang relatif lebih mudah. Sebagai awal, cobalah menulis resensi buku. Atau Anda bisa mengawali dengan menulis sebuah tulisan yang lebih mudah dari resensi buku, misalnya laporan perjalanan.

Menulislah dulu untuk koran kecilKita juga sering tidak sabar, kepingin tulisan kita langsung dimuat di Kompas atau Majalah Tempo. Sebagai awal, Anda bisa menulis di koran lokal atau koran nomor dua, nomor tiga, nomor empat, dan seterusnya. Berangsur-angsur Anda beranjak ke korankoran besar.

Terus menulisKita lagi-lagi tidak sabar. Baru sekali menulis dan ditolak dimuat surat kabar, kita frustasi dan kemudian berhenti menulis. Teruslah menulis. Teruslah coba kirim ke media massa. Biasanya, kalau sekali dimuat, kemungkinan tulisan-tulisan berikutnya dimuat pula.

PenutupMenulis itu ibarat naik sepeda. Nggak ada teorinya. Semasa kanak-kanak kita belajar naik sepeda, berulangkali terjatuh, tetapi kita terus mencoba, hingga akhirnya kita mahir bersepada. Kita menulis dan berulang kali ditolak, tetapi kita terus menulis, hingga akhirnya tulisan kita diterbitkan.