Menuju Indonesia Berdaulat
-
Upload
rangga-bisma -
Category
Documents
-
view
55 -
download
1
Transcript of Menuju Indonesia Berdaulat
Menuju Indonesia BerdaulatOleh : Rangga Bisma Aditya
Disana tempat lahir beta...Dibuai dibesarkan bunda...Tempat berlindung dihari tua...Hingga Nanyi Menutup Mata...
Tepat pada 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah
dikumandangkan di Pegangsaan Timur no.56 Jakarta. Dan semenjak tanggal tersebut, berita
mengenai Indonesia Merdeka telah tersebar ke seluruh penjuru Nusantara mengenai usainya
pemerintahan kolonial Jepang yang menduduki Indonesia hampir 3,5 Tahun lamanya.
Meskipun begitu Indonesia masih menjadi buronan Belanda, melalui Agresi Militer Belanda I
dan II. Seperti yang telah diketahui bersama, sebelum jepang masuk ke Indonesia, Belanda
telah 350 tahun menguasai Indonesia melalui Kongsi Dagang dan Pemerintah Kolonial
Hindia-Belanda-nya.
Seperti diketahui bersema kemerdekaan Indonesia tidak diraih secara cuma-cuma,
butuh pengorbanan jutaan nyawa untuk memproklamirkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Mulai Perang Diponegoro, Konfrontasi dengan Belanda, Konfrontasi dengan
Jepang, sampai dengan Perang dengan Bangsanya sendiri telah menjadi catatan sejarah
Indonesia.
Tepat 67 Tahun sudah peristiwa tersebut kita lalui. Meskipun hari ini kita sudah
merdeka, kedaulatan Indonesia sampai dengan saat ini masih dipertanyakan. Meski status kita
adalah Negara terkaya di dunia (versi LSM Precise, 2012), kekayaan yang dimiliki Indonesia
tidak digunakan sebagaimana mestinya untuk menuju cita-cita bangsa yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945. Revolusi Kita masih jauh dari melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial dibawah Bendera Pancasila.
Indonesia Negara Terkaya Di Dunia
Di sebelah timur kita mempunyai sebuah wilayah yang mengandung emas terbesar
dengan kualitas terbaik di dunia dan yang mengelola adalah PT Freeport. Apa saja kandungan
yang di tambang tersebut. Ketika pertambangan ini dibuka hingga sekarang, pertambangan
ini telah mengasilkan 7,3 JUTA ons tembaga dan 724,7 JUTA ons emas.
Bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan
emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang
harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, ya.. dialah URANIUM! bahan baku
pembuatan bahan bakar nuklir itu ditemukan disana. belum jelas jumlah kandungan uranium
yang ditemukan disana, tapi kabar terakhir yang beredar menurut para ahli kandungan
uranium disana cukup untuk membuat pembangkit listrik Nuklir dengan tenaga yang dapat
menerangi seluruh bumi hanya dengan kandungan uranium disana.
Lalu siapa yang mengelola pertambangan ini? bukan negara ini tapi AMERIKA!
prosentasenya adalah 1% untuk negara pemilik tanah dan 99% untuk amerika sebagai negara
yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan disana.
Gambar 1 : Hasil Eksploitasi PT Freeport
Gambar 2 : Peta Konversi Freeport di Papua
Gambar 3 : Penduduk Lokal di Sekitar PT Freeport
Selain itu, Negara ini juga memiliki cadangan gas alam Terbesar Di Dunia tepatnya di
Blok Natuna. Sebagai referensi bersama, Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas
hingga 202 TRILIUN kaki kubik, dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan
minyak seperti Blok Cepu, Blok Nona, Blok Madura yang dikelola oleh Exxon Mobile,
Cevron, Santos, dan tentunya sedikit dibantu oleh Pertamina.
Gambar 4 : Peta Cadangan Gas Alam di Natuna
Gambar 5 : Peta Cadangan Migas di Aceh
Gambar 6 : Peta Cadangan Minyak di Indonesia
Indonesia juga mempunyai Hutan Tropis terbesar di dunia. hutan tropis ini memiliki
luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di
dunia. Letaknya di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Sebenarnya jika
Indonesia menginginkan kiamat hari ini sangat mudah saja. Tebang saja semua pohon di
hutan itu maka bumi pasti kiamat. Karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan
tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan amazon tak cukup kuat
untuk menyeimbangkan iklim bumi. dan sekarang mereka sedikit demi sediki telah
mengkancurkanya hanya untuk segelintir orang yang punya uang untuk perkebunan dan
lapangan Golf.
Gambar 7 : Hutan Hujan Tropis di Kalimantan
Gambar 8 : Peta Hutan di Indonesia
Indonesia juga memiliki Luatan terluas di dunia dengan luas lautan yang mencapai
3,5 juta km² yang dikelilingi dua samudra, yaitu Pasific dan Hindia hingga tidak heran
memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain. Saking kaya-nya laut di
Indonesia sampai-sampai negara lain pun ikut memanen ikan di lautan negara ini. Bahkan
terakhir kali jika kita mengikuti perkembangan media yang ada, Pemerintah Indonesia sendiri
mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor ikan dari Negara lain.
Indonesia juga mempunyai jumlah penduduk terbesar ke 4 didunia. Dengan jumlah
penduduk sebanyak 230 Juta Jiwa harusnya banyak orang-orang pintar yang telah dihasilkan
negara ini, tapi pemerintah menelantarkan mereka-mereka dengan Prinsip Neoliberalisasi
yang hampir menusuk segala lini kehidupan tanpa memikirkan bangaimana Gotong royong
tersebut dapat diutarakan kembali.
Indonesia juga memiliki tanah yang sangat subur. karena memiliki banyak gunung
berapi yang aktif menjadikan tanah di negara ini sangat subur terlebih lagi negara ini dilintasi
garis katulistiwa yang banyak terdapat sinar matahari dan hujan. Jika dibandingkan dengan
negara-negara timur tengah yang memiliki minyak yang sangat melimpah Indonesia tentu
saja jauh lebih kaya. Coba kita semua bayangkan karena hasil mineral itu tak bisa
diperbaharui dengan cepat. Dan ketika seluruh minyak mereka telah habis maka mereka akan
menjadi negara yang miskin karena mereka tidak memiliki tanah sesubur negara ini yang bisa
ditanami apapun juga. Bahkan tongkat kayu dan batu jika ditanam di Indonesia bisa menjadi
tanaman.
Gambar 9 : Kesuburan Indonesia
Gambar 10 : Peta Persebaran Gunung Berapi di Indonesia
Dan yang terakhir Indonesia mempunyai pemandangan yang sangat eksotis dan lagi-
lagi tak ada negara yang bisa menyamainya. dari puncak gunung hingga ke dasar laut bisa
kita temui di negara ini. Selain itu suku bangsa, keanekaragaman budaya serta hasil kesenian
dan budaya yang tak ternilai harganya di dunia juga muncul dinegara ini.
Gambar 11 : Keanekaragaman Budaya Indonesia
Gambar 12 : Kekayaan Alam dan Budaya Pulau Dewata, Bali
Gambar 13 : Candi Prambanan Gambar 14 : Candi Borobudur
Tidak usah diragukan lagi, Indonesia adalah Negara terkaya di Dunia. Inilah yang
menjadi alasan kenapa Tumpah Darah Para Pahlawan Kemerdekaan rela terpercik di Bumi
Ibu Pertiwi ini. Akan tetapi seperti yang telah disebutkan diatas, apakah ini cita-cita
Indonesia Merdeka? Apakah ini Tujuan, Maksud serta Tekad para Founding Father Indonesia
dalam memprokalimirkan Indonesia?
Negara Kaya yang Belum Berdaulat
Indonesia masih jauh dari kata berdaulat, selama kemiskinan masih terus diekslpoitasi
untuk kepentingan politik. Selama itulah Indonesia Merdeka jauh dari kata Berdaulat.
Bagaimana bisa Negara sekaya Indonesia mempunyai penduduk yang belum sejahtera?
Bagaimana Bisa Negara Semakmur Indonesia mempunyai sistem kenegaraan yang tidak adil
dan merata? Dan Bagaimana bisa Indonesia yang mempunyai Budaya yang sangat beraneka
ragam berubah menjadi arena Perang Paregreg (Perang Saudara) terbesar setelah zaman
kerajaan majapahit?
Indonesia memiliki pemerintahan yang sangat elite sampai dengan hari ini.
Bagaimana tidak ? Semenjak Presiden RI meluapkan Curhatnya di depan publik. Berdasarkan
informasi yang saya dapatkan di
http://www.presidenri.go.id/index.php/pers/siaran-pers/2006/01/01/89.html disebutkan :
Pasal 7 Dengan demikian, Presiden dan Wakil Presiden akan tetap
menerima gaji dan tunjangan sebagaimana yang diterima sebelumnya yaitu sebesar
Rp.62.497.800,- dan Wakil Presiden sebesar Rp.42.548.670,-. Besaran gaji Presiden
dan Wakil Presiden tersebut adalah sama dengan besaran gaji Presiden dan Wakil
Presiden sejak tahun 2000.
Dana tersebut belum termasuk dana taktis Presiden RI yang sebesar 2M dan
Wakil Presiden 1M bisa di baca penjelasan dari Juru Bicara Kepresidenan pada
point 8 dan 9 berikut ini :
Pasal 8. Adapun mengenai dana khusus operasional/taktis Presiden dan
Wakil Presiden sejumlah Rp.2milyar/bulan dan Wakil Presiden sejumlah
Rp.1milyar/bulan, bukanlah merupakan bagian dari gaji dan tunjangan Presiden
dan Wakil Presiden, dan tidak pula diterima dan dipegang secara pribadi oleh
Presiden danWakil Presiden.
Pasal 9. Dana khusus operasional/dana taktis Presiden dan Wakil Presiden
adalah anggaran dalam APBN yang dipergunakan untuk kegiatan khusus, antara
lain: memberikan bantuan Presiden kepada masyarakat melalui
mekanisme/ketentuan yang telah diatur. Dana tersebut bukan untuk keperluan
pribadi Presiden dan penggunaannya dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku.
Namun bagi saya pribadi merasa tidak layak seorang negarawan dan seorang
pemimpin sampai curhat masalah gaji di depan publik. Para pahlawan kita tidak pernah
mengharapkan gaji dari perjuangan mereka padahal mereka mempertaruhkan nyawanya di
medan pertempuran. Para pahlawan kita dengan ikhlas mempertaruhkan jiwa raganya untuk
kemerdekaan dan kemajuan bangsa bukan untuk memperkaya diri mereka. Saya pribadi
curhat presiden tersebut menjadi aib tersendiri bagi catatan sejarah seorang presiden di negeri
tercinta ini.
Selain pendapatan pemimpin Negara kita tersebut, gaji anggota dewan perwakilan
rakyat kita sampai dengan hari ini mencapai Rp 51.567.200 setiap bulan. Anggota merangkap
wakil ketua alat kelengkapan Dewan mampu memboyong Rp 53.647.200, sementara yang
merangkap ketua alat kelengkapan Dewan bisa membawa pulang Rp 54.907.200. Bayangkan
untuk gaji UMR Para Buruh di Indonesia maksimal hanya 10% diantara gaji para pemimpin
yang katanya ingin memakmurkan Negara kita (Kompas.com).
Gambar 15 : Potret Kemewahan Pejabat Negara Gambar 16 : Kesengsaraan Pahlawan Kemerdekaan
Selain itu masih banyak persoalan dalam negeri yang belum tuntas sampai dengan
hari ini, Mulai mahalnya biaya pendidikan, mahalanya biaya kesehatan, sulitnya mencari
penghidupan yang layak, abadinya kemiskinan, kesenjangan sosial yang sangat tinggi,
pembantaian terhadap Hak Kebebasan Memeluk Agama, Disparitas Status Hukum, sampai
dengan Pecahnya Perang Suku, Ras, dan Agama di Negeri kita tercinta ini.
Gambar 17 : Penyerangan FPI terhadap Ahmadiyah Gambar 18 : Penggusuran Rumah di Stren Kali
Gambar 19 : TKI Indonesia yg Terlantar di Luar Negeri Gambar 20 : Kemiskinan Terstruktur
Gambar 21 : Potret Ketimpangan Pembangunan Gambar 22 : Alat Transportasi Massal
Gambar 23 : Potret Ketimpangan Sosial Gambar 24 : Disparitas Status Hukum
Menuju Indonesia Berdaulat
Dalam pidatonya, Founding Father kita, Ir. Soekarno, pernah berpesan kepada
bangsanya : “Ayo Bangsa Indonesia, dengan Jiwa yang berseri-seri, mari berjalan terus,
jangan berhenti. Revolusimu belum selesai. Jangan Berhenti, sebab siapa yang berhenti akan
diseret oleh sejarah, dan siapa yang menentang corak dan arahnya sejarah, tidak perduli
tiada bangsa apapun, dia akan digiling, digilas oleh sejarah itu lama sekali.”
Dan pada puncaknya kemerdekaan Indonesia yang ke-67 tahun ini, sudah terbukti jika
Indonesia telah digiling, digilas, dan dihancurkan oleh sejarah yang sama sekali tak akan
berpihak pada keadilan sosial sebuah bangsa (Sangat Jauh dari Cita-Cita Sosialisme
Indonesia).
Sekarang pertanyaannya adalah, Apakah selamanya bangsa ini akan terpuruk?
Apakah sudah saatnya Indonesia menuju Negara Gagal? Dan Apakah inilah dari akhir sebuah
Negara terkaya di dunia?
Jawablah dengan tegas, TIDAK...!!!
Indonesia Sudah seharusnya bangkit, Sudah saatnya kita mengetahui jikalau bangsa
ini memerlukan sebuah Revolusi, bukan Reformasi yang didengungkan oleh para Neolib.
Neolib atau yang lebih kita kenal dengan Neo-Liberalisme menjadi sebuah alat dalam
menghancurkan bangsa dan negara. Melalui para rezim neolib-lah bangsa kita seakan terjajah
kembali. Lihat apakah kita sekarang menjadi Negara mandiri, Tidak Bukan. Tanpa Jepang
melalui Industri Otomotifnya kita terjajah kembali. Melalui Amerika dengan Industri
Eksploitasinya Kita Juga terjajah kembali. Dan Eropa melalui Industi Mode nya, kita juga
terjajah kembali. Alhasil negeri kita yang seharusnya menjadi Negara Kaya raya saat ini
menjelma sebagai kekuatan pengemis dengan mengimpor barang-barang yang seharusnya
kita dapat membuatnya sendiri. Indonesia tak lebih dari sekedar pasar dimana para konsumen
jauh lebih banyak dari para produsennya.
Seperti yang telah diketahui bersama jikalau Neolib masuk kedalam sistem
ketatanegaraan di Indonesia memalui Dominasi Politik, Eksploitasi Ekonomi, dan Penetrasi
Budaya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Konsepsi Trisakti yang pernah diterapkan
di Indonesia pada periode 1955-1965 yaitu Berdaulat dalam Bidang Politik, Berdikari dalam
Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Bidang Budaya. Sudah barang tentu jika Neolib
wajib menjadi musuh bangsa dan Negara kita, dan wajib hukumnya untuk kita Lawan.
Salah satu cara untuk melawan Kekuatan Neoliberal tersebut adalam memperkuat
Falsafah Ideologi Bangsa kita. Memperkuat bukan berarti hanya dengan kata-kata. Akan
tetapi juga melalui konsepsi implementasi Perjuangan. Sangat kental pada waktu tahun 1959
ketika Indonesia sangat tegap dimata dunia dengan Konsepsinya. Ibarat ilmu, Ngelmu iku
kelakone kanthi laku. Jadi percuma jikalau sosialisasi terus didengungkan akan tetapi setiap
kebijakan, setiap perilaku, dan setiap apa yang kita perbuat hari ini tidak sesuai dengan
Ideologi tersebut.
Masih segar dalam ingatan kita, kala itu Indonesia mempunyai Pancasila, memberikan
Pancasila kepada dunia. Indonesia mempunyai Trisakti, memberikan trisakti pada dunia.
Indonesia mempunyai pemikiran berdikari, diberikannya berdikari itu pada dunia. Itulah
gunanya sebuah ideologi. Mari saatnya bergotong royong untuk melawan Neoliberalisasi
untuk menyongsong Indonesia yang Lebih baik.
Salah satu prinsip yang tak kalah pentingnya adalah pedoman Leadhership
(Kepemimpinan) di Negara Kita. Sebuah pemimpin yang seharusnya menjadi panutan,
patriotis, dan seseorang yang dijunjung tinggi karena pemikirannya belum bisa tercetak di
Indonesia. Satro Piningit yang dihembuskan untuk memimpin bangsa ini untuk terlepas dari
belenggu penjajahan belum bisa terbangun dari tidurnya.
Untuk itu kita juga harus mampu untuk mencetak generasi bangsa yang sesuai dengan
falsafah hidup seorang pemimpin. Pemimpin itu harus Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo
Mangun Karso, lan Tut Wuri Handayani. Yang artinya di depan pemimpin harus bisa
dijadukan panutan (Contoh), di tengah-tengah harus bisa menjaga kebersamaan, dan
dibelakang harus mampu menjadi pendorong (penggerak) menuju sebuah perubahan. Ketiga
prinsip kepemimpinan inilah yang dapat Menuntun Indonesia ke arah Negara yang berdaulat.
Menuju Indonesia ke Arah Indonesia yang Gemah Ripah Loh Jinawi. Tanpa hal tersebut,
praktis Negara kita hanya akan menjadi milik segelintir orang yang menjadi budak lawan
bersama kita, Budak Neolib.
Di usiamu yang tak lagi muda Indonesia, hanya dengan perjuangan bangsa-mulah
yang mampu membuat namamu bangkit kembali dari keterpurukan. Sekali lagi Dirgahayu
Indonesia yang ke-67, Dirgahayu Negeriku tercinta. Merdeka..!!! Merdeka..!!! Merdeka..!!!
Blitar, 17 Agustus 2012