Menuju Indonesia Berdaulat

15
Menuju Indonesia Berdaulat Oleh : Rangga Bisma Aditya Disana tempat lahir beta... Dibuai dibesarkan bunda... Tempat berlindung dihari tua... Hingga Nanyi Menutup Mata... Tepat pada 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah dikumandangkan di Pegangsaan Timur no.56 Jakarta. Dan semenjak tanggal tersebut, berita mengenai Indonesia Merdeka telah tersebar ke seluruh penjuru Nusantara mengenai usainya pemerintahan kolonial Jepang yang menduduki Indonesia hampir 3,5 Tahun lamanya. Meskipun begitu Indonesia masih menjadi buronan Belanda, melalui Agresi Militer Belanda I dan II. Seperti yang telah diketahui bersama, sebelum jepang masuk ke Indonesia, Belanda telah 350 tahun menguasai Indonesia melalui Kongsi Dagang dan Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda-nya. Seperti diketahui bersema kemerdekaan Indonesia tidak diraih secara cuma-cuma, butuh pengorbanan jutaan nyawa untuk memproklamirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mulai Perang Diponegoro, Konfrontasi dengan Belanda, Konfrontasi dengan Jepang, sampai dengan Perang dengan Bangsanya sendiri telah menjadi catatan sejarah Indonesia. Tepat 67 Tahun sudah peristiwa tersebut kita lalui. Meskipun hari ini kita sudah merdeka, kedaulatan Indonesia sampai dengan saat ini masih dipertanyakan. Meski status kita

Transcript of Menuju Indonesia Berdaulat

Page 1: Menuju Indonesia Berdaulat

Menuju Indonesia BerdaulatOleh : Rangga Bisma Aditya

Disana tempat lahir beta...Dibuai dibesarkan bunda...Tempat berlindung dihari tua...Hingga Nanyi Menutup Mata...

Tepat pada 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia telah

dikumandangkan di Pegangsaan Timur no.56 Jakarta. Dan semenjak tanggal tersebut, berita

mengenai Indonesia Merdeka telah tersebar ke seluruh penjuru Nusantara mengenai usainya

pemerintahan kolonial Jepang yang menduduki Indonesia hampir 3,5 Tahun lamanya.

Meskipun begitu Indonesia masih menjadi buronan Belanda, melalui Agresi Militer Belanda I

dan II. Seperti yang telah diketahui bersama, sebelum jepang masuk ke Indonesia, Belanda

telah 350 tahun menguasai Indonesia melalui Kongsi Dagang dan Pemerintah Kolonial

Hindia-Belanda-nya.

Seperti diketahui bersema kemerdekaan Indonesia tidak diraih secara cuma-cuma,

butuh pengorbanan jutaan nyawa untuk memproklamirkan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Mulai Perang Diponegoro, Konfrontasi dengan Belanda, Konfrontasi dengan

Jepang, sampai dengan Perang dengan Bangsanya sendiri telah menjadi catatan sejarah

Indonesia.

Tepat 67 Tahun sudah peristiwa tersebut kita lalui. Meskipun hari ini kita sudah

merdeka, kedaulatan Indonesia sampai dengan saat ini masih dipertanyakan. Meski status kita

adalah Negara terkaya di dunia (versi LSM Precise, 2012), kekayaan yang dimiliki Indonesia

tidak digunakan sebagaimana mestinya untuk menuju cita-cita bangsa yang tertuang dalam

pembukaan UUD 1945. Revolusi Kita masih jauh dari melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial dibawah Bendera Pancasila.

Indonesia Negara Terkaya Di Dunia

Di sebelah timur kita mempunyai sebuah wilayah yang mengandung emas terbesar

dengan kualitas terbaik di dunia dan yang mengelola adalah PT Freeport. Apa saja kandungan

Page 2: Menuju Indonesia Berdaulat

yang di tambang tersebut. Ketika pertambangan ini dibuka hingga sekarang, pertambangan

ini telah mengasilkan 7,3 JUTA ons tembaga dan 724,7 JUTA ons emas.

Bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan

emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang

harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, ya.. dialah URANIUM! bahan baku

pembuatan bahan bakar nuklir itu ditemukan disana. belum jelas jumlah kandungan uranium

yang ditemukan disana, tapi kabar terakhir yang beredar menurut para ahli kandungan

uranium disana cukup untuk membuat pembangkit listrik Nuklir dengan tenaga yang dapat

menerangi seluruh bumi hanya dengan kandungan uranium disana.

Lalu siapa yang mengelola pertambangan ini? bukan negara ini tapi AMERIKA!

prosentasenya adalah 1% untuk negara pemilik tanah dan 99% untuk amerika sebagai negara

yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan disana.

Gambar 1 : Hasil Eksploitasi PT Freeport

Gambar 2 : Peta Konversi Freeport di Papua

Gambar 3 : Penduduk Lokal di Sekitar PT Freeport

Selain itu, Negara ini juga memiliki cadangan gas alam Terbesar Di Dunia tepatnya di

Blok Natuna. Sebagai referensi bersama, Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas

hingga 202 TRILIUN kaki kubik, dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan

minyak seperti Blok Cepu, Blok Nona, Blok Madura yang dikelola oleh Exxon Mobile,

Cevron, Santos, dan tentunya sedikit dibantu oleh Pertamina.

Page 3: Menuju Indonesia Berdaulat

Gambar 4 : Peta Cadangan Gas Alam di Natuna

Gambar 5 : Peta Cadangan Migas di Aceh

Gambar 6 : Peta Cadangan Minyak di Indonesia

Indonesia juga mempunyai Hutan Tropis terbesar di dunia. hutan tropis ini memiliki

luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di

dunia. Letaknya di Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Sebenarnya jika

Indonesia menginginkan kiamat hari ini sangat mudah saja. Tebang saja semua pohon di

hutan itu maka bumi pasti kiamat. Karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan

tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan amazon tak cukup kuat

untuk menyeimbangkan iklim bumi. dan sekarang mereka sedikit demi sediki telah

mengkancurkanya hanya untuk segelintir orang yang punya uang untuk perkebunan dan

lapangan Golf.

Page 4: Menuju Indonesia Berdaulat

Gambar 7 : Hutan Hujan Tropis di Kalimantan

Gambar 8 : Peta Hutan di Indonesia

Indonesia juga memiliki Luatan terluas di dunia dengan luas lautan yang mencapai

3,5 juta km² yang dikelilingi dua samudra, yaitu Pasific dan Hindia hingga tidak heran

memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain. Saking kaya-nya laut di

Indonesia sampai-sampai negara lain pun ikut memanen ikan di lautan negara ini. Bahkan

terakhir kali jika kita mengikuti perkembangan media yang ada, Pemerintah Indonesia sendiri

mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor ikan dari Negara lain.

Indonesia juga mempunyai jumlah penduduk terbesar ke 4 didunia. Dengan jumlah

penduduk sebanyak 230 Juta Jiwa harusnya banyak orang-orang pintar yang telah dihasilkan

negara ini, tapi pemerintah menelantarkan mereka-mereka dengan Prinsip Neoliberalisasi

yang hampir menusuk segala lini kehidupan tanpa memikirkan bangaimana Gotong royong

tersebut dapat diutarakan kembali.

Indonesia juga memiliki tanah yang sangat subur. karena memiliki banyak gunung

berapi yang aktif menjadikan tanah di negara ini sangat subur terlebih lagi negara ini dilintasi

garis katulistiwa yang banyak terdapat sinar matahari dan hujan. Jika dibandingkan dengan

negara-negara timur tengah yang memiliki minyak yang sangat melimpah Indonesia tentu

saja jauh lebih kaya. Coba kita semua bayangkan karena hasil mineral itu tak bisa

diperbaharui dengan cepat. Dan ketika seluruh minyak mereka telah habis maka mereka akan

menjadi negara yang miskin karena mereka tidak memiliki tanah sesubur negara ini yang bisa

ditanami apapun juga. Bahkan tongkat kayu dan batu jika ditanam di Indonesia bisa menjadi

tanaman.

Page 5: Menuju Indonesia Berdaulat

Gambar 9 : Kesuburan Indonesia

Gambar 10 : Peta Persebaran Gunung Berapi di Indonesia

Dan yang terakhir Indonesia mempunyai pemandangan yang sangat eksotis dan lagi-

lagi tak ada negara yang bisa menyamainya. dari puncak gunung hingga ke dasar laut bisa

kita temui di negara ini. Selain itu suku bangsa, keanekaragaman budaya serta hasil kesenian

dan budaya yang tak ternilai harganya di dunia juga muncul dinegara ini.

Gambar 11 : Keanekaragaman Budaya Indonesia

Gambar 12 : Kekayaan Alam dan Budaya Pulau Dewata, Bali

Page 6: Menuju Indonesia Berdaulat

Gambar 13 : Candi Prambanan Gambar 14 : Candi Borobudur

Tidak usah diragukan lagi, Indonesia adalah Negara terkaya di Dunia. Inilah yang

menjadi alasan kenapa Tumpah Darah Para Pahlawan Kemerdekaan rela terpercik di Bumi

Ibu Pertiwi ini. Akan tetapi seperti yang telah disebutkan diatas, apakah ini cita-cita

Indonesia Merdeka? Apakah ini Tujuan, Maksud serta Tekad para Founding Father Indonesia

dalam memprokalimirkan Indonesia?

Negara Kaya yang Belum Berdaulat

Indonesia masih jauh dari kata berdaulat, selama kemiskinan masih terus diekslpoitasi

untuk kepentingan politik. Selama itulah Indonesia Merdeka jauh dari kata Berdaulat.

Bagaimana bisa Negara sekaya Indonesia mempunyai penduduk yang belum sejahtera?

Bagaimana Bisa Negara Semakmur Indonesia mempunyai sistem kenegaraan yang tidak adil

dan merata? Dan Bagaimana bisa Indonesia yang mempunyai Budaya yang sangat beraneka

ragam berubah menjadi arena Perang Paregreg (Perang Saudara) terbesar setelah zaman

kerajaan majapahit?

Indonesia memiliki pemerintahan yang sangat elite sampai dengan hari ini.

Bagaimana tidak ? Semenjak Presiden RI meluapkan Curhatnya di depan publik. Berdasarkan

informasi yang saya dapatkan di

http://www.presidenri.go.id/index.php/pers/siaran-pers/2006/01/01/89.html disebutkan :

Pasal 7 Dengan demikian, Presiden dan Wakil Presiden akan tetap

menerima gaji dan tunjangan sebagaimana yang diterima sebelumnya yaitu sebesar

Rp.62.497.800,- dan Wakil Presiden sebesar Rp.42.548.670,-. Besaran gaji Presiden

dan Wakil Presiden tersebut adalah sama dengan besaran gaji Presiden dan Wakil

Presiden sejak tahun 2000.

Dana tersebut belum termasuk dana taktis Presiden RI yang sebesar 2M dan

Wakil Presiden 1M bisa di baca penjelasan dari Juru Bicara Kepresidenan pada

point 8 dan 9 berikut ini :

Pasal 8. Adapun mengenai dana khusus operasional/taktis Presiden dan

Wakil Presiden sejumlah Rp.2milyar/bulan dan Wakil Presiden sejumlah

Rp.1milyar/bulan, bukanlah merupakan bagian dari gaji dan tunjangan Presiden

Page 7: Menuju Indonesia Berdaulat

dan Wakil Presiden, dan tidak pula diterima dan dipegang secara pribadi oleh

Presiden danWakil Presiden.

Pasal 9. Dana khusus operasional/dana taktis Presiden dan Wakil Presiden

adalah anggaran dalam APBN yang dipergunakan untuk kegiatan khusus, antara

lain: memberikan bantuan Presiden kepada masyarakat melalui

mekanisme/ketentuan yang telah diatur. Dana tersebut bukan untuk keperluan

pribadi Presiden dan penggunaannya dipertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan perundangan yang berlaku.

Namun bagi saya pribadi merasa tidak layak seorang negarawan dan seorang

pemimpin sampai curhat masalah gaji di depan publik. Para pahlawan kita tidak pernah

mengharapkan gaji dari perjuangan mereka padahal mereka mempertaruhkan nyawanya di

medan pertempuran. Para pahlawan kita dengan ikhlas mempertaruhkan jiwa raganya untuk

kemerdekaan dan kemajuan bangsa bukan untuk memperkaya diri mereka. Saya pribadi

curhat presiden tersebut menjadi aib tersendiri bagi catatan sejarah seorang presiden di negeri

tercinta ini.

Selain pendapatan pemimpin Negara kita tersebut, gaji anggota dewan perwakilan

rakyat kita sampai dengan hari ini mencapai Rp 51.567.200 setiap bulan. Anggota merangkap

wakil ketua alat kelengkapan Dewan mampu memboyong Rp 53.647.200, sementara yang

merangkap ketua alat kelengkapan Dewan bisa membawa pulang Rp 54.907.200. Bayangkan

untuk gaji UMR Para Buruh di Indonesia maksimal hanya 10% diantara gaji para pemimpin

yang katanya ingin memakmurkan Negara kita (Kompas.com).

Gambar 15 : Potret Kemewahan Pejabat Negara Gambar 16 : Kesengsaraan Pahlawan Kemerdekaan

Selain itu masih banyak persoalan dalam negeri yang belum tuntas sampai dengan

hari ini, Mulai mahalnya biaya pendidikan, mahalanya biaya kesehatan, sulitnya mencari

penghidupan yang layak, abadinya kemiskinan, kesenjangan sosial yang sangat tinggi,

Page 8: Menuju Indonesia Berdaulat

pembantaian terhadap Hak Kebebasan Memeluk Agama, Disparitas Status Hukum, sampai

dengan Pecahnya Perang Suku, Ras, dan Agama di Negeri kita tercinta ini.

Gambar 17 : Penyerangan FPI terhadap Ahmadiyah Gambar 18 : Penggusuran Rumah di Stren Kali

Gambar 19 : TKI Indonesia yg Terlantar di Luar Negeri Gambar 20 : Kemiskinan Terstruktur

Gambar 21 : Potret Ketimpangan Pembangunan Gambar 22 : Alat Transportasi Massal

Gambar 23 : Potret Ketimpangan Sosial Gambar 24 : Disparitas Status Hukum

Menuju Indonesia Berdaulat

Dalam pidatonya, Founding Father kita, Ir. Soekarno, pernah berpesan kepada

bangsanya : “Ayo Bangsa Indonesia, dengan Jiwa yang berseri-seri, mari berjalan terus,

Page 9: Menuju Indonesia Berdaulat

jangan berhenti. Revolusimu belum selesai. Jangan Berhenti, sebab siapa yang berhenti akan

diseret oleh sejarah, dan siapa yang menentang corak dan arahnya sejarah, tidak perduli

tiada bangsa apapun, dia akan digiling, digilas oleh sejarah itu lama sekali.”

Dan pada puncaknya kemerdekaan Indonesia yang ke-67 tahun ini, sudah terbukti jika

Indonesia telah digiling, digilas, dan dihancurkan oleh sejarah yang sama sekali tak akan

berpihak pada keadilan sosial sebuah bangsa (Sangat Jauh dari Cita-Cita Sosialisme

Indonesia).

Sekarang pertanyaannya adalah, Apakah selamanya bangsa ini akan terpuruk?

Apakah sudah saatnya Indonesia menuju Negara Gagal? Dan Apakah inilah dari akhir sebuah

Negara terkaya di dunia?

Jawablah dengan tegas, TIDAK...!!!

Indonesia Sudah seharusnya bangkit, Sudah saatnya kita mengetahui jikalau bangsa

ini memerlukan sebuah Revolusi, bukan Reformasi yang didengungkan oleh para Neolib.

Neolib atau yang lebih kita kenal dengan Neo-Liberalisme menjadi sebuah alat dalam

menghancurkan bangsa dan negara. Melalui para rezim neolib-lah bangsa kita seakan terjajah

kembali. Lihat apakah kita sekarang menjadi Negara mandiri, Tidak Bukan. Tanpa Jepang

melalui Industri Otomotifnya kita terjajah kembali. Melalui Amerika dengan Industri

Eksploitasinya Kita Juga terjajah kembali. Dan Eropa melalui Industi Mode nya, kita juga

terjajah kembali. Alhasil negeri kita yang seharusnya menjadi Negara Kaya raya saat ini

menjelma sebagai kekuatan pengemis dengan mengimpor barang-barang yang seharusnya

kita dapat membuatnya sendiri. Indonesia tak lebih dari sekedar pasar dimana para konsumen

jauh lebih banyak dari para produsennya.

Seperti yang telah diketahui bersama jikalau Neolib masuk kedalam sistem

ketatanegaraan di Indonesia memalui Dominasi Politik, Eksploitasi Ekonomi, dan Penetrasi

Budaya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Konsepsi Trisakti yang pernah diterapkan

di Indonesia pada periode 1955-1965 yaitu Berdaulat dalam Bidang Politik, Berdikari dalam

Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Bidang Budaya. Sudah barang tentu jika Neolib

wajib menjadi musuh bangsa dan Negara kita, dan wajib hukumnya untuk kita Lawan.

Salah satu cara untuk melawan Kekuatan Neoliberal tersebut adalam memperkuat

Falsafah Ideologi Bangsa kita. Memperkuat bukan berarti hanya dengan kata-kata. Akan

tetapi juga melalui konsepsi implementasi Perjuangan. Sangat kental pada waktu tahun 1959

ketika Indonesia sangat tegap dimata dunia dengan Konsepsinya. Ibarat ilmu, Ngelmu iku

kelakone kanthi laku. Jadi percuma jikalau sosialisasi terus didengungkan akan tetapi setiap

Page 10: Menuju Indonesia Berdaulat

kebijakan, setiap perilaku, dan setiap apa yang kita perbuat hari ini tidak sesuai dengan

Ideologi tersebut.

Masih segar dalam ingatan kita, kala itu Indonesia mempunyai Pancasila, memberikan

Pancasila kepada dunia. Indonesia mempunyai Trisakti, memberikan trisakti pada dunia.

Indonesia mempunyai pemikiran berdikari, diberikannya berdikari itu pada dunia. Itulah

gunanya sebuah ideologi. Mari saatnya bergotong royong untuk melawan Neoliberalisasi

untuk menyongsong Indonesia yang Lebih baik.

Salah satu prinsip yang tak kalah pentingnya adalah pedoman Leadhership

(Kepemimpinan) di Negara Kita. Sebuah pemimpin yang seharusnya menjadi panutan,

patriotis, dan seseorang yang dijunjung tinggi karena pemikirannya belum bisa tercetak di

Indonesia. Satro Piningit yang dihembuskan untuk memimpin bangsa ini untuk terlepas dari

belenggu penjajahan belum bisa terbangun dari tidurnya.

Untuk itu kita juga harus mampu untuk mencetak generasi bangsa yang sesuai dengan

falsafah hidup seorang pemimpin. Pemimpin itu harus Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo

Mangun Karso, lan Tut Wuri Handayani. Yang artinya di depan pemimpin harus bisa

dijadukan panutan (Contoh), di tengah-tengah harus bisa menjaga kebersamaan, dan

dibelakang harus mampu menjadi pendorong (penggerak) menuju sebuah perubahan. Ketiga

prinsip kepemimpinan inilah yang dapat Menuntun Indonesia ke arah Negara yang berdaulat.

Menuju Indonesia ke Arah Indonesia yang Gemah Ripah Loh Jinawi. Tanpa hal tersebut,

praktis Negara kita hanya akan menjadi milik segelintir orang yang menjadi budak lawan

bersama kita, Budak Neolib.

Di usiamu yang tak lagi muda Indonesia, hanya dengan perjuangan bangsa-mulah

yang mampu membuat namamu bangkit kembali dari keterpurukan. Sekali lagi Dirgahayu

Indonesia yang ke-67, Dirgahayu Negeriku tercinta. Merdeka..!!! Merdeka..!!! Merdeka..!!!

Blitar, 17 Agustus 2012