Menuju E-audit yang Paripurna

18
LAPORAN UTAMA 6 Warta BPK JULI 2011 S ETELAH wacana e-audit di- apungkan, kemudian konsep e-audit dibahas melalui proses yang mendalam, BPK mulai mengembangkannya menuju ke satu sistem yang paripurna. Fondasi awal dibangun dengan memasukkan pene- rapan e-audit dalam Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011-2015. Selanjunya, menjadi bagian penting dalam Ren- cana Implementasi Renstra (RIR) BPK. Dan, secara otomatis masuk dalam ren- cana Reformasi Birokrasi BPK. Untuk itu, agar pondasi menjadi lebih kuat, BPK melakukan beberapa langkah yang masuk dalam koridor reformasi birokrasi untuk penguatan penerapan e-audit. Langkah-langkah yang dilakukan itu meliputi penataan peraturan perundang-undangan, pena- taan tata laksana, penataan organisasi, penataan manajemen sumberdaya ma- nusia. Setelah tahapan pembangunan pondasi ini memiliki bentuk awal, di- lakukan tahap uji coba penerapannya melalui piloting. Dengan pertimbangan kesiapan pihak yang diperiksa BPK atau auditee, partisipasi satuan kerja di BPK, dan kesiapan para pemeriksa BPK dalam menjalankan e-audit ini. Terkait dengan kesiapan auditee, Menuju E-audit yang Paripurna BPK mulai mengembangkan e-audit untuk menjadi satu sistem yang matang. Sejumlah penataan pun dilakukan seperti perundang-undangan dan manajemen sumberdaya manusia aparatur BPK. BPK menggandeng mereka melalui penandatanganan memorandum of understanding tentang pengembangan sistem informasi untuk akses data. BPK masih akan melakukan lagi sam- pai seluruh auditee menandatangani MoU. Sementara tahap ujicoba sendiri, rencananya akan mulai diterapkan pada semester II tahun ini, dengan ob- jek pemeriksaan sementara Laporan Keuangan Pemerintah. Pada periode 2012-2013, ujicoba diperluas dalam cakupan objek pemeriksaannya. Dalam konteks ini, ujicoba e-audit di- lakukan dengan menetapkan objek pe- meriksaan menggunakan skala prio- ritas yaitu dari tahapan objek peme- riksaan yang datanya sudah terstruk- tur sampai belum terstruktur. Bersamaan dengan penerapan ujicoba tersebut, agar pola pikir dan proses kerja berbasiskan e-audit dapat lebih diperkuat dan ditingkatkan lagi dalam lingkungan kerja, BPK melaku- kan upaya penguatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja. Pada tahapan inilah, pengemba- ngan e-audit akan terus dilakukan sampai direncanakan pada 2014, sistem e-audit sudah established dan matang. Dengan kata lain, setelah pon- dasi kuat, dalam tahap pengembangan nanti di lapangan, ditemukan kelema- han atau permasalahan, akan dilaku- kan perbaikan dan penyempurnaan sehingga sistem e-audit bisa mencapai taraf kematangan pada 2014. Jika semuanya tercapai seperti yang diharapkan, baru dilakukan pemanfaatan e-audit untuk mendu- kung pemeriksaan yang riil pada ke- tiga jenis pemeriksaan yaitu Pemerik- saan Laporan Keuangan, Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu, dan Pemerik- saan Kinerja. Untuk mengawal sistem e-audit agar bisa berjalan sesuai koridor, BPK melakukan dua langkah berikutnya. Langkah tersebut berlangsung sepan- jang proses pengembangan, ujicoba, penguatan, hingga pemanfaatan. Ke- dua langkah tersebut yaitu melakukan manajemen perubahan serta monitor-

Transcript of Menuju E-audit yang Paripurna

Page 1: Menuju E-audit yang Paripurna

LAPORAN UTAMA

6 Warta BPKJULI 2011

SeteLah wacana e-audit di-apungkan, kemudian konsep e-audit dibahas melalui proses yang mendalam, BPK mulai

mengembangkannya menuju ke satu sistem yang paripurna. Fondasi awal dibangun dengan memasukkan pene-rapan e-audit dalam Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011-2015. Selanjunya, menjadi bagian penting dalam Ren-cana Implementasi Renstra (RIR) BPK. Dan, secara otomatis masuk dalam ren-cana Reformasi Birokrasi BPK.

Untuk itu, agar pondasi menjadi lebih kuat, BPK melakukan beberapa langkah yang masuk dalam koridor

reformasi birokrasi untuk penguatan penerapan e-audit. Langkah-langkah yang dilakukan itu meliputi penataan peraturan perundang-undangan, pena-taan tata laksana, penataan organisasi, penataan manajemen sumberdaya ma-nusia.

Setelah tahapan pembangunan pondasi ini memiliki bentuk awal, di-lakukan tahap uji coba penerapannya melalui piloting. Dengan pertimbangan kesiapan pihak yang diperiksa BPK atau auditee, partisipasi satuan kerja di BPK, dan kesiapan para pemeriksa BPK dalam menjalankan e-audit ini.

terkait dengan kesiapan auditee,

Menuju E-audit yang ParipurnaBPK mulai mengembangkan e-audit untuk menjadi satu sistem yang matang. Sejumlah penataan pun dilakukan seperti perundang-undangan dan manajemen sumberdaya manusia aparatur BPK.

BPK menggandeng mereka melalui penandatanganan memorandum of understanding tentang pengemba ngan sistem informasi untuk akses data. BPK masih akan melakukan lagi sam-pai seluruh auditee menandatangani MoU.

Sementara tahap ujicoba sendiri, rencananya akan mulai diterapkan pada semester II tahun ini, dengan ob-jek pemeriksaan sementara Laporan Keuangan Pemerintah. Pada periode 2012-2013, ujicoba diperluas dalam cakupan objek pemeriksaannya. Dalam konteks ini, ujicoba e-audit di-lakukan dengan menetapkan objek pe -meriksaan menggunakan skala prio-ritas yaitu dari tahapan objek peme-riksaan yang datanya sudah terstruk-tur sampai belum terstruktur.

Bersamaan dengan penerapan ujicoba tersebut, agar pola pikir dan proses kerja berbasiskan e-audit dapat lebih diperkuat dan ditingkatkan lagi dalam lingkungan kerja, BPK melaku-kan upaya penguatan pengawasan dan akuntabilitas kinerja.

Pada tahapan inilah, pengemba-ngan e-audit akan terus dilakukan sampai direncanakan pada 2014, sistem e-audit sudah established dan matang. Dengan kata lain, setelah pon-dasi kuat, dalam tahap pengembangan nanti di lapangan, ditemukan kelema-han atau permasalahan, akan dilaku-kan perbaikan dan penyempurnaan sehingga sistem e-audit bisa mencapai taraf kematangan pada 2014.

Jika semuanya tercapai seperti yang diharapkan, baru dilakukan pemanfaatan e-audit untuk mendu-kung pemeriksaan yang riil pada ke-tiga jenis pemeriksaan yaitu Pemerik-saan Laporan Keuangan, Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, dan Pemerik-saan Kinerja.

Untuk mengawal sistem e-audit agar bisa berjalan sesuai koridor, BPK melakukan dua langkah berikutnya. Langkah tersebut berlangsung sepan-jang proses pengembangan, ujicoba, penguatan, hingga pemanfaatan. Ke-dua langkah tersebut yaitu melakukan manajemen perubahan serta monitor-

6 - 16 laporan utama.indd 6 8/26/2011 11:53:53 AM

Page 2: Menuju E-audit yang Paripurna

7Warta BPK JULI 2011

ing, evaluasi, dan pelaporan. Manajemen perubahan dilaku-

kan untuk memastikan pihak internal (pegawai dan satuan kerja BPK) mau-pun eksternal BPK (auditee) mendu-kung dan berpartisipasi penuh dalam penerapan e-audit. Manajemen pe-rubahan yang dilakukan BPK memakai pendekatan aDKaR (Awareness/kesa-daran, Desire/keinginan, Knowledge/pengetahuan, Ability/keterampilan, dan Reinforcement/penguatan).

Model pendekatan aDKaR ini akan melakukan langkah menciptakan kesa-daran terlebih dahulu kepada satuan kerja dan para pegawai BPK maupun auditee bahwa penerapan e-audit ini penting bagi mereka, BPK, dan negara. Jika sudah mulai ada kesadaran, akan muncul keinginan mendukung dan berpartisipasi di dalamnya. Jika sudah ada keinginan, mereka perlu pengeta-huan dan keterampilan yang memadai agar bisa mendukung dan berpartisi-pasi penuh di dalam penerapan e-audit ini. Jika sudah begitu, yang dilakukan kemudian adalah penguatan. tujuan-nya, agar kondisi perubahan yang ter-jadi dengan penerapan e-audit dapat diperkuat dan bisa ditingkatkan lagi.

Sementara monitoring, evaluasi, dan pelaporan bertujuan agar seluruh tahapan atau kegiatan implementasi penerapan e-audit ini bisa berjalan se-suai rencana dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Jika langkah-langkah yang telah, se-dang, dan akan dilakukan BPK tersebut bisa dilakukan secara maksimal, sesuai dengan tujuan awalnya, penerapan e-audit bisa diharapkan untuk mencip-takan efisiensi, efektivitas, dan tingkat kefokusan pemeriksaan yang tinggi.

Muaranya, akan dihasilkan laporan hasil pemeriksaan BPK yang berkuali-tas dengan transparansi dan akun-tabilitas pengelolaan dan pemeriksaan keuangan negara. tentu saja dengan begitu, BPK dapat meningkatkan kuali-tas pelayanan publik sesuai wewenang-nya. Ini yang diharapkan masyarakat. tercapainya tujuan reformasi birokrasi dan sesuai dengan amanat UUD’45 dan Pancasila.

Piloting E-auditSalah satu proses untuk mem-

bangun sistem e-audit yang matang, BPK melakukan piloting atau ujicoba. Mencoba menerapkan e-audit dalam tataran praktek di lapangan. tidak lagi sekedar wacana atau ranah konseptual.

Dengan dilakukannya piloting e-audit, penerapan e-audit akan dapat dievaluasi jika menghadapi kendala. Dengan dievaluasi maka dilakukan pe-nyempurnaan sebelum BPK menerap-kan e-audit secara penuh.

Jenis pemeriksaan yang pertama kali akan diujicoba dalam e-audit adalah pemeriksaan laporan keuangan pemerintah. ada beberapa hal kenapa ujicoba penerapan e-audit pertama kali akan diterapkan pada laporan keua-ngan pemerintah.

Pertama, sejak reformasi tata kelola keuangan negara, pelaporan keuangan merupakan proses bisnis yang sudah cukup dipahami oleh entitas peme-rintah baik kementerian/lembaga di pusat maupun Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) di daerah.

Kedua, penyusunan laporan keua-ngan sudah diatur dengan mekanisme yang terstruktur dan didukung de-ngan sistem informasi akuntansi yang berbasis teknologi informasi, seperti Sistem akuntansi Internal (SaI) di

tingkat kementerian/lembaga, Sistem akuntansi Pemerintah Pusat (SaPP) di tingkat Pemerintah Pusat, dan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDa) di tingkat pemerintahan daerah, serta Sistem akuntansi Pemerintah (SaP) yang terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (eRP) atau sistem informasi dan teknologi informasi pe-rusahaan pada BUMN.

Ketiga, penerapan sistem informasi tersebut menghasilkan struktur data yang relatif seragam sehingga memu-dahkan proses link and match data.

Keempat, sebagian besar data yang diatur secara eksplisit dalam MoU ten-tang pengembangan sistem informasi untuk akses data merupakan data yang dihasilkan dalam rangka pertanggung-jawaban anggaran dan penyusunan laporan keuangan. Dengan begitu akan dapat menjamin ketersediaan data yang dibutuhkan dalam rangka piloting ini.

Dengan dilakukannya piloting, maka untuk pemeriksaan sementara laporan keuangan akan merevitalisasi mandatori audit BPK melalui duku-ngannya terhadap penerapan Risk Based Audit, cakupan pemeriksaan yang lebih tinggi, sampel yang lebih representatif, penggunaan sumber daya pemeriksaan (pemeriksa, angga-

6 - 16 laporan utama.indd 7 8/26/2011 11:53:53 AM

Page 3: Menuju E-audit yang Paripurna

LAPORAN UTAMA

8 Warta BPKJULI 2011

ran, dan waktu) yang lebih efisien dan simpulan audit yang lebih andal dan akurat.

Di sisi lain, data yang terbangun dari proses piloting ini sebagian besar merupakan data posisi keuangan dan realisasi anggaran entitas dari satker/cabang, wilayah/regional hingga ke tingkat kantor pusat, sehingga dapat digunakan untuk mempertajam proses perencanaan Pemeriksaan dengan tu-juan tertentu dan pemeriksaan kinerja.

Disamping itu, piloting dengan topik pemeriksaan laporan keuangan akan menghemat biaya pemeriksaan. Sebab, pelaksanaannya akan ‘ditum-pangkan’ dalam pemeriksaan interim laporan keuangan, disesuaikan dengan

jadwal di satker pusat dan daerah.Secara keseluruhan, keberhasilan

piloting ini diharapkan akan mem-percepat implementasi e-audit den-gan meningkatkan kontribusi auditee, komitmen manajemen BPK, serta par-tisipasi pemeriksa BPK dalam jenis dan objek pemeriksaan yang lebih luas.

Pemeriksaan laporan keuangan pemerintah yang dilakukan dengan e-audit akan lebih mudah mengidenti-fikasi keterkaitan data keuangan antar-entitas. Pemetaan terhadap hubungan data keuangan antarentitas menghasil-kan setidaknya ada empat kelompok

utama entitas yang saling terkait dalam pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan negara. Keempat entitas itu yaitu Pemerintah Pusat, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan BUMN.

Pengelompokan ini diperlukan dalam merancang teknologi interface yang akan digunakan dalam mengak-ses data dari kelompok entitas yang homogen dalam kesiapan tI dan struk-tur datanya. Untuk keperluan penye-derhanaan, entitas BLU, BhMN dan BUMD belum menjadi prioritas dalam pengelompokan entitas ini, akan tetapi dapat dianggap menginduk ke entitas Kementerian/ Lembaga atau Pemerin-tah Daerah.

Cakupan pemeriksaan secara elek-tronik (e-audit) Pemerintah Pusat-Kementerian/Lembaga berpusat pada enam unsur pemeriksaan yakni :

1. Pemerintah Pusat mengalokasi-kan aPBN kepada Kementrian/ Lem-baga.

2. Realisasi belanja Kementerian/Lembaga yang dialokasikan Pemerin-tah Pusat.

3. Realisasi pendapatan dari Pe-nerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian/Lembaga yang ditarget-kan Pemerintah Pusat.\

4. Penyetoran pajak pusat oleh Ke-

menterian/Lembaga yang dipungut untuk pembayaran kepada pihak ke-tiga atas beban aPBN.

5. Pengunaan barang milik negara oleh Kementerian/Lembaga yang di-miliki Pemerintah Pusat.

6. Laporan Pertanggungjawaban keuangan (LKKL) Kementerian/Lem-baga kepada Pemerintah Pusat dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Cakupan penerapan e-audit Peme-rintah Pusat-BUMN berpusat pada em-pat unsur pemeriksaan, yakni:

1. Pemerintah Pusat menyerahkan aset pemerintah untuk penyertaan modal di BUMN.

2. Pemerintah Pusat menyediakan penerusan pinjaman dan rekening dana investasi kepada BUMN yang ber-sumber dari kreditor.

3. Pemerintah Pusat menyalurkan dana subsidi kepada BUMN dalam rangka Public Service Obligation.

4. BUMN menyetorkan pajak pusat dan dividen kepada Pemerintah Pusat.

Cakupan penerapan e-audit Peme-rintah Pusat-Pemerintah Daerah ber-kisar pada dua unsur pemeriksaan, adalah :

1. Pemerintah Pusat menyalur-kan dana perimbangan (DaU, DaK, dan Dana Otsus) dan bagi hasil pajak dan pendapatan pusat (DBh) kepada Pemerintah Daerah.

2. Pemerintah Daerah menyetorkan pajak pusat yang dipungut untuk pem-bayaran kepada Pihak III atas beban aPBD.

Cakupan pemeriksaan pada Ke-menterian/Lembaga-Pemerintah Dae-rah meliputi tiga hal, yakni:

1. Kementerian/Lembaga mengalo-kasikan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan melalui SKPD di bawah pemda.

2. Kementerian/Lembaga meng-hibahkan aset hasil pengadaan yang bersumber dari dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan kepada pemda.

3. Pemerintah Daerah menghibah-kan dana/barang yang bersumber dari aPBD/BMD kepada instansi vertikal Kementerian/Lembaga di daerah.

6 - 16 laporan utama.indd 8 8/26/2011 11:53:54 AM

Page 4: Menuju E-audit yang Paripurna

9Warta BPK JULI 2011

Cakupan pemeriksaan pada Kementerian/Lembaga-BUMN me-liputi tiga hal, yaitu: a. Kementerian/Lembaga meng hibahkan BMN/menerima hibah dari BUMN.b. BUMN menyediakan Public Service Oblication yang menjadi tanggung jawab Kementerian/Lembaga.c. BUMN menyediakan barang/jasa yang bersumber dari dana aPBN kepada Kementerian/Lembaga.

Cakupan pemeriksaan pada Peme-rintah Daerah-BUMN juga meliputi tiga hal, yakni:a. Pemda menghibahkan BMD/me nerima hibah dari BUMN. b. BUMN menyediakan barang/jasa yang bersumber dari dana aPBD kepada pemda. c. BUMN menyerahkan bagi hasil pendapatan/menyetorkan pajak daerah kepada pemda.

Komponen Operasional Pada dasarnya, implementasi sis-

tem e-audit bertumpu pada empat komponen teknologi yang saling ter-gantung dan terintegrasi. Keempat komponen tersebut, yaitu Sistem In-formasi Internal BPK (e-BPK), Pusat Data BPK (BPK Datawarehouse), Pusat akses dan analisa BPK (BPK Command Center), dan Portal e-audit BPK.

Sistem informasi internal BPK merupakan sistem komputerisasi pro-ses bisnis BPK, meliputi Sistem Infor-masi SDM, Sistem Informasi Keuangan, Sistem Informasi BMN, Database enti-tas Pemeriksaan dan Sistem Manaje-men Pemeriksaan. Keempat sistem tersebut membentuk suatu Sistem Au-diting Resource Planning yang dikemas dalam suatu platform aplikasi Portal Induk Pegawai. Integrasi di antara keempat sistem tersebut menjamin adanya Single Point of Truth, di mana tidak terjadi penyebaran data elektro-nik yang tumpang tindih (redundan). Sistem ini juga menjadi salah satu sum-ber pengaya Knowledge Center.

Sementara Pusat Data BPK meru-pakan perangkat sistem penyimpan

data nonoperasional yang dibangun oleh Biro tI. Digunakan dalam mem-bantu proses perencanaan pemerik-saan. Selain sebagai tempat penyim-panan data, Pusat Data ini berfungsi sebagai perantara antara database internal BPK dengan database ekster-nal milik entitas/stakeholder dengan meng utamakan pada aspek security dan confidentiality; 2) Sarana pemod-elan validasi dengan struktur terkait aspek akurasi dan keutuhan; 3) Satu titik masuk untuk pertukaran data terkait tugas dan fungsi BPK sebagai pemeriksa.

Pusat Data tersebut akan diopera-sikan oleh Command Center. Command Center sendiri merupakan semacam pusat akses data entitas secara online.

Secara fisik Command Center akan berupa sebuah ruangan eksklusif yang di dalamnya terdapat beberapa ruang kerja yang dapat melakukan akses data auditee secara online.

Selain sebagai pusat akses data on-line, Command Center juga berfungsi sebagai sarana validasi data secara oto-matis, penelusuran data, dan pelapo-ran, serta sebagai sarana asistensi atau dukungan teknis dan informasi terkait implementasi e-audit. Disamping itu, Command Center juga menjamin akses terbatas dimana hanya personil yang ditunjuk yang dapat memasuki rua-ngan ini.

Sementara Portal e-audit merupa-

kan tempat berupa portal atau website agar auditee dapat melakukan akses secara terbatas sesuai kewenangan-nya terhadap data yang dihasilkan oleh e-BPK melalui portal ekstranet (e-audite). Keberadaan portal ini tidak akan sama antara satu entitas dengan entitas lainnya. Sangat tergantung pada kesiapan infrastruktur tI BPK dan au-ditee. Lewat portal inilah auditee dapat melihat Laporan hasil Pemeriksaan (LhP), mengirimkan jawaban penyele-saian tindak Lanjut rekomendasi BPK, dan memantau status penyelesaian temuan pemeriksaannya.

Metodologi e-auditMetodologi audit yang digunak-

an dalam piloting e-audit tidak ber-

beda jauh dengan metodologi dalam pemerik saan interim LK. Metodologi yang digunakan terdiri dari tiga ta-hap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pela poran.

Pada tahap persiapan, ada empat hal yang harus dilakukan. Pertama, evaluasi hasil pemeriksaan sebelum-nya. Kedua, memperoleh Laporan Keuangan Interim. Ketiga, Penentuan obyek dan lingkup pemeriksaan. Dan, keempat, penentuan tujuan dan penyu-sunan langkah pemeriksaan.

Untuk tahap pelaksanaan, ada enam tahapan yang harus dilakukan. Keenam tahapan tersebut adalah: pemutakhiran data umum dan SPI;

6 - 16 laporan utama.indd 9 8/26/2011 11:53:54 AM

Page 5: Menuju E-audit yang Paripurna

LAPORAN UTAMA

10 Warta BPKJULI 2011

pe ngujian atas TLHP sebelumnya; pe­ngujian pengendalian; pengujian sub-tantive terbatas; pengujian kepatuhan terhadap peraturan; dan dokumentasi pemeriksaan.

Sedangkan untuk tahap pelaporan, ada empat hal yang harus dilakukan. Keempat hal tersebut, yaitu: pengam-bilan kesimpulan; penetapan materi-alitas, risiko dan sampling; penyusunan laporan hasil pemeriksaan interim; dan penyusunan program pemeriksaan substantif atau secara terinci.

Dalam piloting ini, tim melakukan langkah sebagaimana biasa diatur dalam P2 (Program Pemeriksaan) In-terim antara lain:

Pemantauan tindak lanjut reko-mendasi BPK atas hasil pemeriksaan LK tahun 2010,

Penilaian sistem pengendalian intern terkait siklus transaksi peneri-maan pendapatan, pengeluaran belan-ja, dan transaksi non kas dan

Pengujian terbatas atas transaksi pada beberapa akun signifikan hingga ke dokumen sumber.

Perbedaan utama dalam piloting e-audit ini adalah pada tahap pelaksa-naan terutama langkah pengujian sub-stantif atas data yang diperoleh melalui Pusat Data dan proses rekonsiliasi data jika terdapat ketidakcocokan antar data tersebut.

Selain melakukan langkah dalam

P2 Interim tersebut, tim melakukan langkah yang dirancang khusus untuk piloting e-audit melakukan pengujian data elektronis terkait laporan keua-ngan entitas baik yang disampaikan melalui sistem informasi dan komu-nikasi ke Pusat Data maupun yang diperoleh tim pada saat melakukan konfirmasi ke auditee penghasil data tersebut.

Jika hasil pengujian menunjukkan ketidakcocokan data, tim audit melaku-kan pengujian ke dokumen sumber dan konfirmasi ke entitas terkait untuk mengetahui penyebab ketidakcocokan data tersebut dan memfasilitasi rekon-siliasi data di antara penanggung jawab data di lingkungan entitas tersebut.

Metode pengujian dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pengu-jian intra entitas dan pengujian antar entitas. Pada pengujian intra-entitas tim audit membandingkan data dalam satu entitas yang sama dhi.

Data Laporan Keuangan entitas yang diakses melalui Pusat Data BPK dibandingkan dengan data yang di-hasilkan oleh satuan kerja di lingkun-gan entitas dalam rangka konsolidasi penyusunan Laporan Keuangan enti-tas. Misalnya: pengujian data laporan BMN di tingkat Pusat yang Unit akun-tansi Pengguna Barang (UaPB) ke Pu-sat Data BPK dengan data laporan BMN (via akses di Command Center) dengan

data laporan BMN di tingkat satker, wilayah dan pusat yang diperoleh tim audit langsung dari auditeenya.

adapun, pengujian antarentitas tim audit membandingkan data dari dua atau lebih entitas yang berbeda dhi. Data Laporan Keuangan suatu entitas dan data Laporan Keuangan entitas lain yang memiliki keterkaitan (hubungan artikulasi) dimana data-da-ta tersebut diakses melalui Pusat Data BPK. Misalnya pengujian data realisasi belanja (SP2D) Kementeria/Lembaga yang dihasilkan oleh SaPa di tingkat Pusat Kementerian/Lembaga dengan data realisasi belanja Kementerian/Lembaga tersebut yang dihasilkan oleh SaU di DJPB, dimana kedua jenis data tersebut dapat diakses di Pusat Data BPK melalui Command Center.

Secara garis besar skenario pilo ting terdiri dari sembilan langkah yang di-lakukan yaitu:

1. Auditee menyiapkan data yang dibutuhkan berdasarkan MoU via por-tal e­audit;

2. Command Center meng akses data tersebut via portal e­audit;

3. Command Center mengolah data tersebut dengan menggunakan pro-gram aplikasi dan mengunggah hasil data olahan tersebut ke Pusat Data BPK di server datawarehouse;

4. Selama kegiatan piloting, tPP melakukan aktivitas koordinasi, moni-toring dan evaluasi kepada seluruh pi-hak yang terlibat;

5. tim audit mengakses data yang terdapat di Pusat Data dan melakukan rosedur pengujian sesuai dengan pro-gram pemeriksaan;

6. tim audit mengajukan perminta-an data tambahan (query data) yang di-perlukan kepada Command Center;

7. tim audit melakukan prosedur konfirmasi, klarifikasi, rekonsiliasi dan verifikasi atas temuan ketidaksesuaian data dan kelemahan sistem pengola-han data entitas;

8. Setelah selesai melakukan proses pekerjaan lapangan, tim audit menyu-sun tP dan LhP untuk kemudian me-nyampaikannya ke command center untuk diunggah di Pusat Data;

6 - 16 laporan utama.indd 10 8/26/2011 11:53:54 AM

Page 6: Menuju E-audit yang Paripurna

11Warta BPK JULI 2011

UNtUK menunjang pelaksanaan piloting, ada tiga kebutuhan yang harus dipenuhi. Ketiga kebutuhan tersebut adalah: sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan standar operating procedure (SOP).

Untuk sumberdaya manusia, BPK mempersiapkan tim Pengkaji dan Pe-rencana (tPP) sebanyak 10 orang yang merupakan representasi dari seluruh satker yang terlibat (unit in charge).

Selama kegiatan piloting ini, tPP akan mengevaluasi beberapa hal seba-gai bagian dari proses pembelajaran

dan dasar perumusan kebijakan dalam tahap implementasi berikutnya. hal-hal yang akan dievaluasi yaitu: ken-dala yang dihadapi; penyempurnaan SOP e­audit; perbaikan manajemen data dan informasi; pemetaan standar kompetensi SDM; perencanaan kebu-tuhan perangkat TI; penyempurnaan metodologi audit; dampak terhadap

proses bisnis BPK; dan manfaat bagi stakeholder.

Lalu terdapat tim audit sebanyak 42 pemeriksa. terdiri dari 7 tim. Ketu-juh tim ini dibagi dalam beberapa tugas pemeriksaan. tiga tim audit interim LKKL dari aKN I, III, dan IV. Satu tim audit interim LKPP dari aKN II. Dua tim audit interim LKPD dari Perwakilan BPK wilayah Barat dan wilayah timur. Dan, satu tim audit interim LK BUMN dari aKN VII. Setiap tim berjumlah enam anggota.

Selain tenaga pemeriksa, sumber

daya manusia yang diperlukan adalah untuk mengoperasikan sistem e-audit. Operator sistem e-audit sebanyak 10 orang. Lima orang petugas Command Center. Lima petugas ini berasal dari perwakilan Biro tI, Litbang dan aKN. Kemudian dua orang petugas jaringan infrastruktur yang berasal dari Biro tI. Dan, tiga orang petugas Pusat Data

yang berasal dari Biro tI, Litbang dan aKN. Selain itu, dalam piloting penera-pan e-audit ini diperlukan dua orang Subject Matter Expert. Masing-masing di bidang IT Management dan IT Audit.

Sementara untuk sarana dan prasa-rana, dalam piloting ini diperlukan per-angkat keras dan perangkat lunak. ada tiga perangkat keras yang mendukung piloting ini. Pertama, jaringan akses data ke media penyimpanan data au-ditee. Kedua, server tempat penyimpa-nan data baik yang sementara di portal e-audit dan command center maupun

yang bersifat permanen di Pusat Data. Ketiga, jaringan intranet yang dibutuh-kan tim audit untuk mengakses sistem e-audit.

adapun, perangkat lunak yang dibutuhkan terdiri dari tiga komponen. Pertama, software pengolahan data (smart engine) pada command center. Kedua, software pengolah data yang

Kebutuhan Sumberdaya piloting e-audit

Kebutuhan dan Prioritas Untuk Piloting

6 - 16 laporan utama.indd 11 8/26/2011 11:53:55 AM

Page 7: Menuju E-audit yang Paripurna

LAPORAN UTAMA

12 Warta BPKJULI 2011

digunakan auditee seperti SaI, Simda, SaU, dan SaP untuk teknik reperfor-mance penyusunan LK. Dan, ketiga, software audit yang digunakan untuk prosedur teknik audit berbantuan komputer (taBK) seperti aCL, SQL, atau arbutus.

Untuk kemudahan dalam koordi-nasi, monitoring dan evaluasi, ada dua komponen yang diperlukan. Pertama, berupa mailing list yang beranggota-kan seluruh person in charge dan ang-gota tim pokja dan tim audit yang ter-libat dalam piloting. Kedua, Operation Room. Operation Room ini diperlukan untuk tiga hal. hal pertama, untuk penyelengga-raan rapat koordina-asi teknis. Kemudian seba gai posko pembe-rian dukungan teknis help Desk. Dan, seba-gai fasilitas monitor-ing dan evaluasi secara real time dan proses pembelajaran (know-ledge management sys-tem) bagi aspek teknis (project management) maupun personil (change management).

Untuk SOP, ber-dasarkan tingkat kebu-tuhannya, maka SOP yang harus disiapkan terbagi menjadi 3 kla-sifikasi. Pertama, SOP yang sangat penting dan mengatur proses dan mekanisme inti e-audit (core SOP) adalah Juknis Imple-mentasi e-audit, Juknis tindak Lanjut MoU dan SOP e-BPK. Kedua, SOP yang langsung mempengaruhi proses e-audit (direct SOP), yaitu Juknis Penge-lolaan KKP elektronis dan SOP Sistem Manajemen Pemeriksaan. Ketiga, SOP yang secara tidak langsung mempenga-ruhi proses e-audit (indirect SOP) yaitu revisi SPKN dan PMP dan revisi Juklak/Juknis Pemeriksaan terkait.

Substansi proses dan tahapan ke-giatan yang harus diatur dalam SOP tersebut antara lain:

(a) Perencanaan yang mengatur assesment kesiapan tI entitas, peme-riksaan tI entitas, penyusunan Grand Design, dan pelaksanaan piloting;

(b) Implementasi yang mengatur tentang pengelolaan data, pemelihara-an sarana tI, penggunaan taBK, dan pengoperasian Command Center dan Pusat Data;

(c) Pengendalian yang mengatur masalah pengendalian mutu, penjami-nan kualitas, koordinasi teknis dengan pihak eksternal BPK dan akuntabilitas program kegiatan.

Prioritas SelanjutnyaSetelah piloting e-audit pertama

dijalankan, pada dua tahun berikut-nya (2012-2013) skala prioritas obyek pemeriksaan akan diperluas. ada empat prioritas yang akan dilakukan. Prioritas pertama, dimulai dari ob-jek pemeriksaan yang sebagian besar merupakan data keuangan yang ter-struktur. Di antaranya, melalui peme-riksaan dengan tujuan tertentu atas pos belanja transfer atau dana bagi hasil yang akan dilaksanakan pada se-

mester I tahun anggaran 2012 dalam mendukung pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Laporan Keuangan Kementerian/Lem-baga (LKKL), dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Prioritas kedua, untuk objek pe-meriksaan pada data nonkeuangan yang terstruktur. Diantaranya, peme-riksaan dengan tujuan tertentu atas pos belanja subsidi atau perhitungan kewajiban PSO (Public Service Obliga-tion) yang akan dilaksanakan pada se-mester II tahun anggaran 2012.

Prioritas ketiga, objek pemeriksaan-nya data keuangan yang tidak terstruk-tur. Diantaranya, melalui peme riksaan dengan tujuan tertentu atas pos keg-iatan pengadaan barang dan jasa yang akan dilaksanakan pada semester I ta-hun anggaran 2013.

Dan, prioritas keempat adalah ob-jek pemeriksaan data nonkeuangan yang tidak terstruktur di antaranya melalui pemeriksaan kinerja atas ke-giatan pelayanan publik yang akan dilaksanakan pada semester II tahun anggaran 2013. and

6 - 16 laporan utama.indd 12 8/26/2011 11:53:55 AM

Page 8: Menuju E-audit yang Paripurna

13Warta BPK JULI 2011

Bagaimana Anda melihat pene-rapan e-audit dalam implementasi Renstra BPK 2011-2015?

Di BPK, kita memiliki Renstra 2011-2015. Rentra disusun pada ta-hun lalu. atau setelah pimpinan ma-suk. Pimpinan mengeluarkan inisiatif e-audit, kemudian saya dan staf me-nyusun Renstra 2011-2015. Sewaktu menyusun Renstra ini, pimpinan men-jabarkan apa yang mau dilakukan BPK dalam 5 tahun ke depan. Jadi, Renstra 2011-2015 ini, apa yang akan dilaku-kan dan apa yang akan dituju BPK. Kemana BPK akan pergi dari sekarang sampai 2015. tentunya, kita menyu-sun Renstra ini berdasarkan apa yang menjadi pandangan pimpinan. Menu-rut pimpinan, kita harus menerapkan e-audit, sehingga e-audit masuk dalam Renstra.

“E-audit Matang Pada 2014”

Ditama Revbang berusaha semaksimal mungkin untuk mensukseskan penerapan e-audit. Mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya. Mereka memberikan dukungan penuh untuk keberhasilan penera-pan e-audit. Untuk itu, lang-kah awalnya, memasukkan penerapan e-audit ke dalam Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011-2015 dan secara otomatis dalam reformasi birokrasi BPK. Sampai saat ini sudah mulai dilakukan pengembangan dalam pilot-ing e-audit. Untuk mengetahui sampai di mana proses e-audit ini, Warta BPK mewawancarai Kepala Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Ditama Revbang) BPK Daeng M. Na-zier. Berikut petikannya :

Dalam Renstra ada visi, misi, dan tujuan strategis. tujuan strategis sendiri salah satunya di bidang fungsi manajemen pemeriksaan. Dari tujuan strategis ini ada sasaran strategis yang ingin dicapai. Untuk bisa mencapai sasaran yang ingin dicapai harus ada kegiatan yang dilakukan, atau disebut inisiatif strategis.

Kegiatan untuk mencapai tujuan strategis di bidang fungsi manajemen pemeriksaan ini, salah satunya adalah penerapan e-audit. Jadi, penerapan e-audit adalah salah satu kegiatan strate-

gis atau inisiatif strategis di dalam Ren-stra BPK. Dengan kata lain, penerapan e-audit adalah salah satu project utama Renstra BPK ke depan.

Sejauh mana Anda melihat penerapan e-audit ini akan berpe-ngaruh terhadap reformasi bi-rokrasi BPK?

Reformasi birokrasi itu program pemerintah. artinya, seluruh birokrasi di Indonesia harus melakukan refor-masi, termasuk BPK. ada sembilan pro-gram yang harus dilakukan dalam re-formasi birokrasi: penataan peraturan

Daeng M. Nazier

6 - 16 laporan utama.indd 13 8/26/2011 11:53:58 AM

Page 9: Menuju E-audit yang Paripurna

LAPORAN UTAMA

14 Warta BPKJULI 2011

perundang-undangan, penataan tata laksana, penataan organisasi, penataan manajemen SDM aparatur, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, manajemen perubahan, serta monitoring, evaluasi dan pelaporan.

Dengan penerapan e-audit den-gan benar, justru kita sudah melak-sanakan reformasi birokrasi. Buktinya bahwa kita melakukan untuk e-audit, peraturan ditata dulu. Pertama, kita harus merujuk pada mandat UU-nya bagaimana, ada MoU, dan lain-lain. Kita juga harus menata tata laksana, dan sebagainya. Penerapan e-audit ini masuk dalam sembilan program dalam reformasi. Jadi, e-audit ini san-gat mendorong reformasi birokrasi di BPK. Pengaruhnya sangat besar terha-dap keberhasilan reformasi birokrasi di BPK. Sebab, dengan pelaksanaan e-audit ini, tergambar bahwa BPK telah melaksanakan reformasi birokrasi.

Apakah e-audit akan berhasil diterapkan?

Saya yakin e-audit akan berhasil diterapkan. terutama, di dalam audit keuangan. Makanya, piloting pertama, artinya, yang semester depan ini akan dimulai, itu akan diawali dengan au-dit laporan keuangan. Kalau laporan keuangan datanya sudah terstruktur.

ada empat tahap penerapan. em-pat prioritas. Pertama, obyek peme-riksaan dengan data keuangan yang terstruktur. Di sini kaitannya untuk mendukung pemeriksaan LKPP, LKKL, dan LKPD. Kedua, kita mulai dengan data yang nonkeuangan, tetapi telah terstruktur.

Data itu kan ada data keuangan dan data nonkeuangan. Masing-masing data ada yang terstruktur, misalnya data yang sudah terstruktur itu sudah ada format laporannya.

Nah, penerapan e-audit untuk lapo-ran keuangan maupun nonkeuangan yang datanya telah terstruktur ini yang paling siap. Makanya, ini yang didahu-lukan dalam piloting e-audit. Kemudi-an penerapannya pada data keuangan yang tidak terstruktur dan data non-keuangan tidak terstruktur.

Dengan empat prioritas tadi, hara-

pannya bisa dilakukan sebagai bahan untuk melakukan penerapan e-audit. Sehingga diharapkannya, pada 2014, kita sudah bisa melakukan untuk tiga jenis pemeriksaan, untuk pemerik-saan laporan keuangan, pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDtt), dan pemeriksaan kinerja.

Untuk pemeriksaan kinerja agak berat. tapi, e-audit ini bisa menolong untuk meningkatkan pemeriksaan kinerja. Jadi, untuk ketiga jenis peme-riksaan itu, BPK bisa meningkatkan kualitas efisiensi, efektifitas, dan fokus pemeriksaannya melalui penerapan e-audit.

Apakah penerapan e-audit ini akan membutuhkan waktu lama sampai tahap “bangunan jadi”?

Direncanakan sampai 2014, artinya sesuai dengan masa jabatan pimpinan. Kira-kira kita mencapai mature (ke-matangan), diharapkan di tahun 2014. Penggunaan e-audit di 2014. Sekarang masih dalam tahap pengembangan, 2012 juga sifatnya masih piloting dan reinforcing. Jadi, e-audit itu betul-betul matang di 2014. Itu harapannya.

Kalau yang disebut dengan “bangu-nan jadi” itu adalah e-audit telah bisa melakukan tiga jenis pemeriksaan, telah diterapkan di seluruh kantor BPK perwakilan, dan dilaksanakan oleh se-luruh auditor BPK, ya banyak variabel yang tergantung kepada auditee-nya. Lebih dari 2000 entitas yang diperiksa BPK. tidak semuanya ,kan mereka siap menyediakan data elektronik. Itu perlu waktu lama.

Nah, untuk 2014 tahapan sistem sudah stabil, tetapi belum sepenuhnya di BPK perwakilan dan seluruh auditee. Namun, sistem dari e-audit ini sudah stabil. tinggal dikembangkan ke BPK perwakilan mana lagi yang betul-betul bisa serta ke entitas mana lagi yang su-dah siap. artinya, setelah sistem sudah stabil, tinggal pengembangan-pengem-bangan.

Dalam penerapan e-audit ini, saya selalu bilang kepada teman-teman, kita menerapkan tiga prinsip. Pertama, think big. Ketika memulai, kita harus berpikir, ini sesuatu yang besar dan

mencakup semua. Kedua, ketika sudah menerapkan dengan piloting, kita ber pikir start small. Kita coba satu-dua, sampai jadi, sistemnya matang, dan beres. Kalau ini semua sudah jadi, skill fast. artinya, pengembangannya harus cepat. Jadi, kalau ini sudah matang di 2014, setelah di beberapa perwakilan betul-betul sudah matang dengan be-berapa entitas yang sudah siap, yang lainnya,bagaimana segera cepat ter-jangkau.

Jadi, 2014 direncanakan e-audit sudah bisa dijalankan?

Ya, kita rencanakan. Namun, al-lah yang menentukan. Ini kan inisiatif pimpinan sekarang untuk mengha-dapi tantangan BPK dalam melakukan pekerjaannya. Cakupan pemeriksaan yang begitu luas, keterbatasan sum-ber daya, dan untuk mencapai sasaran membantu pemerintah untuk mening-katkan penerimaan negara, efisiensi pengeluaran, serta mengeluarkan KKN.

Saya, sebagai staf pimpinan, harus men-support. tentunya kita harus ren-canakan sampai akhir masa jabatan pimpinan BPK sekarang, penerapan e-audit ini sudah matang. Sistem itu sudah stabil setelah melalui piloting se-lama 2 tahun pada 2012-2013.

tahun ini memang sudah mulai pi-loting. Namun, itu baru pemeriksaan interim. Baru mencoba, hanya bebera-pa entitas. tahun depan, mudah-muda-han sudah langsung bisa pemeriksaan tahunan sepenuhnya.

Kalau pemeriksaan interim hanya 6 bulan. Memeriksa laporan keuangan pemerintah hanya Januari sampai Juni. Dan itupun hanya satu tortama, satu entitas dengan beberapa pemda saja. Mudah-mudahan tahun depan, dari hasil ini (piloting), kita bisa terapkan untuk betul-betul pemeriksaan satu tahun dan untuk semua entitas yang sudah link dengan kita (2012-2013).

Dari situ kita terus laksanakan, evaluasi, dan perbaiki. harapannya tahun 2014, sistem ini sudah mature. Sudah terbangun.

Apa kunci keberhasilan pelaksa-naan e-audit?

agar apa yang direncanakan dapat

6 - 16 laporan utama.indd 14 8/26/2011 11:53:58 AM

Page 10: Menuju E-audit yang Paripurna

15Warta BPK JULI 2011

dicapai, salah satu kunci menentukan dalam keberhasilan e-audit ini melalui manajemen perubahan, dengan aD-KaR model. a-nya, awareness artinya peduli. Pegawai harus tahu dulu, apa itu e-audit, kenapa e-audit, kalau tidak dilakukan e-audit bagaimana, e-audit harus bagaimana. Jadi, pegawai harus paham dulu tentang e-audit.

Kalau sudah paham atau peduli, diharapkan muncul keinginan, atau desire untuk melakukan e-audit itu, de-ngan sosialisasi, MoU, dll. Setelah ada keinginan untuk mengimplementasi-kannya, pegawai perlu Knowledge dan Ability. Pegawai perlu pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk mengimplementasikan e-audit ini.

Setelah itu, perlu reinforcement, agar iklim perubahan (dengan pem-berlakuan e-audit yang sebelumnya manual) dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan.

Reinforcement ini ada unsur reward and punishment. Kalau satker kerja pal-ing bagus dalam melakukan pemerik-saan secara e-audit, atau pihak auditee yang menyampaikan datanya melalui e-audit paling bagus, kita kasih peng-hargaan.

Kalau tidak berpartisipasi dengan baik ya kita tegur. atau, pegawai yang tidak bisa mengerjakan atau kinerjan-ya tidak baik dalam penerapan e-audit, kita kasih punishment. aDKaR model ini diterapkan tidak hanya pada pega-wai BPK tetapi juga auditee.

Dari pihak Ditama Revbang sendiri, langkah apa saja yang dilakukan untuk mendorong suk-sesnya penerapan e-audit ini?

Langkah kita dari a sampai Z. Sup-port e-audit ini all out. Mulai dari per-encanaan. Perencanaannya, e-audit kita masukkan di dalam Renstra. Kita rumuskan. Kita harus memadukan ide

baru pimpinan tentang e-audit dan apa yang ada di BPK ini. Pada perencanaan, alhamdulillah, Renstra sudah selesai, sudah masuk di Rencana Implementasi Renstra.

Di pelaksanaan, termasuk menyiap-kan konsepnya. Di Perencanaan Strat-egis dan Manajemen Kinerja (PSMK), mereka yang menyusun Renstra dan Rencana Implementasi Renstra. Seka-rang sedang sosialisasi. Mereka juga ada manajemen kinerja. Nanti di ujung, akan memonitor bagaimana hasil kerja dari satker-satker dalam menerapkan e-audit.

Di Litbang, kita menyusun, mengembangkan desain dari piloting-nya dan penerapannya. termasuk bagaimana keterkaitannya dengan re-formasi birokrasi. Juga, penyusunan juklak, juknis, dan SOP-nya.

Untuk evaluasi Pelaporan Pemerik-saan, nanti akan menerima hasil kerja

6 - 16 laporan utama.indd 15 8/26/2011 11:53:59 AM

Page 11: Menuju E-audit yang Paripurna

LAPORAN UTAMA

16 Warta BPKJULI 2011

dari audit ini kan, berupa LhP-LhP. Di sana nanti quality assurance-nya. Nah, untuk e-audit ini, akan dilihat seberapa jauh, bagus-tidaknya penerapan e-au-dit nanti. Kita akan melakukan evaluasi nantinya.

Di Pusdiklat, sudah jelas, untuk melatih dan mendidik bagaimana penerapan e-audit. Jadi, kita sudah men-support dan terus men-support ini. Nanti piloting juga tim pengkajian-nya, tempat kita juga.

Dalam piloting nanti, kita sudah susun organisasinya. Kita sudah minta Pak Syafri (auditor Utama aKN II) se-bagai koordinator LKPP, menjadi koor-dinator piloting.

Bagaimana dengan kesiapan di perwakilan?

Perwakilan beragam. ada 33 per-wakilan. ada perwakilan yang su-dah matang, ada yang belum. Kepala Perwakilan juga, kembali bagaimana leadership-nya. Mau melakukan action tidak, aktif dalam project seperti apa. Kita akan keliling. Lakukan sosialisasi.

Kepala Perwakilan harus turun langsung, mengontrol, komunikasi dengan pegawai. Kita mengarahkan hal-hal seperti ini. apakah mereka melaksanakan atau tidak, ya nanti kita evaluasi, perwakilan mana yang sudah siap, mana yang tidak. Dan, karena me-reka tahu bahwa project ini langsung komando dari top leader, dari ketua, semua kan perhatiannya penuh. hanya karena mereka belum tahu persis, dan belum yakin bisa tidaknya, mereka ada yang menunggu, ada yang aktif. Setelah tahu, baru banyak yang meminta un-tuk dijadikan piloting. Memang perlu manajemen perubahan dengan model aDKaR ini.

Pimpinan BPK dan kita, kaitan-nya dengan reformasi birokrasi, ingin yakinkan ke Menpan, bahwa dengan e-audit ini kita melakukan reformasi birokrasi. Kalau kita dianggap berhasil dengan penerapan e-audit ini, remu-nerasi kita naik. Pegawai harus tahu, bahwa jika melaksanakan ini, remu-nerasinya akan naik sekitar 25%. Bah-kan, kalau bisa efisiensi di anggaran, kita bisa dapat tunjangan kinerja se-

bagai tambahan.Apakah Anda yakin penerapan

e-audit ini akan berhasil?Ya, kalau tidak yakin, kita tak akan

melakukan ini. harus yakin. Ya, tadi kembali, kita hanya bisa berusaha, al-lah yang menentukan. Namun, perkem-bangannya so far so good. Semua antu-sias.

Saya sudah keliling ke beberapa Perwakilan. terus kita jelaskan, setelah mereka aware, mereka punya keingi-nan untuk melakukan e-audit ini. Kalau kita dari sisi teknis, betul-betul diren-canakan secara matang, diimplemen-tasikan dengan baik, sumberdaya ma-nusianya disiapkan, insya Allah ini akan sukses.

Apa indikator keberhasilan pe-ne ra pan e-audit?

Untuk keberhasilan suatu project, memang banyak elemen. termasuk e lemen teknis, peraturan, organisasi, dan tata laksananya. Untuk berhasil harus ditata. Peraturannya harus har-monis, jangan sampai, misalnya ka-lau e-audit ini terbentur masalah UU Ite atau kerahasiaan data, sehingga tidak jalan. Salah satu untuk menjaga ini semua, walaupun BPK punya ke-wenangan, kita bikin MoU supaya pi-hak auditee tahu apa yang kita lakukan.

Dari penataan organisasi juga kita lakukan. Biro tI, organisasinya kita perbaiki. Di perwakilan kita buat unit

khusus. Mungkin ada Kasubag tI di perwakilan, misalnya. Dari sisi organi-sasinya kita tata. terus juklak, juknis-nya kita buat. Ditetapkan di dalam SK. Dari sisi SDM-nya, bagaimana kita membuat kompetensi auditor itu ha-rus memiliki kompetensi teknik audit Berbasis Komputer (taBK).

Dari segi teknisnya kita siapkan. termasuk dari sistem pengawasan. Pengawasan kinerjanya, kita siapkan. Dari sisi orangnya. Kita siapkan sosia-lisasi. tujuannya, agar para pegawai aware dengan ini semua. apalagi ini kebijakan pimpinan. Nah, ini sekarang dilakukan semua.

Indikator penerapan e-audit ini akan berhasil, pertama adalah spon-sorship atau leadership. Ini yang paling penting. artinya, pimpinan harus buat keputusan. Pimpinan harus menentu-kan cakupan dan strategi dari project ini.

Kedua, pimpinan juga harus ada action. harus aktif dalam project ini. Nah, Pak Ketua BPK aktif meminta kita progress report. Dia aktif dan visible. Kemudian harus direct comunication. Pak Ketua, langsung ketemu dengan kita, jadi kita tahu apa yang menjadi ke-inginan beliau. Soal anggaran, DPR dan pemerintah juga men-support. and

Daeng M. Nazier

6 - 16 laporan utama.indd 16 8/26/2011 11:54:02 AM

Page 12: Menuju E-audit yang Paripurna

17Warta BPK JULI 2011

Sekjen BPK Hendar

Ristriawan melantik

34 pejabat struktural

BPK pada 29 Agustus

2011, pukul 14.00

WIB, bertempat di

Ruang Pola, Lantai IV,

Gedung Arsip, Kantor

Pusat BPK, Jakarta.

Hadir dalam acara

pelantikan tersebut

beberapa pejabat

eselon I, II, dan III,

para undangan, dan

para istri pejabat

yang dilantik.

34 Pejabat Struktural BPK Dilantik

ADAPUN ke-34 pejabat struktural yang dilantik ter-diri dari 19 pejabat struk-tural eselon II, tujuh peja-

bat struktural eselon III, dan delapan pejabat struktural eselon IV. Pelanti-kan para pejabat struktural ini ter-tuang dalam Keputusan Sekjen BPK RI No. 238 Tahun 2011 tentang Pen-gangkatan, Pemindahan, dan Pem-berhentian dalam dan dari jabatan struktural eselon II pada Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan.

Sementara untuk pelantikan pe-

jabat struktural eselon III, tertuang dalam Keputusan Sekjen BPK RI No. 239 tahun 2011. Adapun, pelantikan pejabat sruktural eselon IV tertuang dalam Keputusan Sekjen BPK RI No. 240 Tahun 2011.

Dari ke-34 pejabat struktural yang dilantik itu, sebagian besar mendapatkan mutasi atau pemin-dahan tugas. Ada satu pejabat yang mendapatkan promosi dari jabatan struktural eselon III ke jabatan struk-tural eselon II, yaitu Ade Iwan Rus-wana. Pegawai berpangkat golongan

AGENDA

Sekjen BPK Hendar Ristriawan melantik 34 pejabat struktural BPK.

warta bpk: riyanto

Page 13: Menuju E-audit yang Paripurna

18 Warta BPKJULI 2011

AGENDA

Pembina Tk.I/(IV/b) ini semula es-elon III.A dengan jabatan Kepala Sub. Auditorat Bengkulu I BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu. Dipromosikan menjadi eselon II.A dengan jabatan Kepala Auditorat VII.C pada Auditorat Utama Keuangan Negara VII. Promosi jabatan ini tertuang dalam Keputusan Sekjen BPK RI No. 252 Tahun 2011.

Sementara itu, Kepala Auditorat VII.C Auditorat Utama Keuangan Neg-ara VII sebelumnya, Harry Purwaka, dimutasikan ke Auditorat Utama Keuangan II dengan jabatan Kepala Auditorat II.C.

Selain itu, ada juga pejabat yang dilantik sebagai Pelaksana Tugas (Plt), yaitu Beni Ruslandi. Dia meru-pakan pejabat struktural eselon III dengan jabatan Kepala Sub Audi-torat Jawa Barat III BPK Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Kemudian di-lantik menjadi Pelaksana Tugas Ke-pala BPK Perwakilan Provinsi Aceh. Penunjukkannya sebagai Pelak-sana Tugas Kepala BPK Perwakilan Provinsi Aceh tertuang dalam Surat Perintah No. 03/SPRIN/X/07/2011.

Sementara Kepala BPK Per-wakilan Provinsi Aceh sebelumnya Abdul Rifa’i Sholeh, dimutasi ke Audi-torat Utama Keuangan Negara I den-gan jabatan Kepala Auditorat I.C.

Dalam pelantikan kali ini, salah satu pejabat eselon III yang dilantik adalah Yanto Budiarto. Seharusnya, dilantik pada 21 Juli 2011, akan teta-pi karena berhalangan hadir, pelanti-kannya disertakan pada 29 Juli 2011. Yanto mendapat mutasi dari jabatan Kepala Sekretariat BPK Perwakilan Provinsi Banten kemudian menjabat Kepala Sekretariat BPK Perwakilan Provinsi Maluku Utara.

Bukan Seremonial Dalam kata sambutannya, Sekjen

BPK Hendar Ristriawan menekankan bahwa pengambilan sumpah para pejabat yang dilantik bukanlah acara seremonial belaka. Pelantikan ini adalah acara peneguhan komitmen para pejabat yang dilantik. Komitmen melaksanakan tugas dan tanggung

jawab baru yang dibebankan kepada mereka dengan dilandasi nilai-nilai dasar BPK yakni integritas, indepen-densi, dan profesionalisme.

“Ini harus dijawab oleh Bapak dan Ibu yang baru saja dilantik dengan karya nyata. Buktikan bahwa Bapak dan Ibu memang pantas menduduki jabatan yang dipercayakan ini. Bukan karena Anda ditempatkan di mana dan menjadi apa,” jelasnya.

Dia menambahkan bahwa dalam suatu organisasi besar seperti BPK, dengan 33 kantor perwakilan dan berkembangnya jabatan fungsional, dan konfigurasi organisasi BPK sep-erti sekarang ini, semua pegawai me-miliki kemungkinan yang sama untuk ditempatkan di manapun, di satuan-satuan kerja BPK. Selain itu, semua pegawai memiliki kemungkinan yang sama untuk menduduki jabatan struktural maupun fungsional yang ada di lingkungan kerja BPK.

“Jadi, jangan sekali-kali kita be-ranggapan bahwa penempatan ses-eorang ke suatu kantor perwakilan atau mutasi seseorang, baik secara diagonal maupun horizontal, itu di-maknai sebagai suatu hukuman. Bu-kan sama sekali. Ini hal yang lazim sebagai suatu tuntutan organisasi bu-kan hanya karena sejak lima tahun ini kita melakukan reformasi birokrasi, tetapi juga tuntutan dari stakeholder

kita agar kinerja BPK, hasil-hasil pemeriksaan BPK itu mampu men-jawab tantangan dan kebutuhan dari stakeholder,” paparnya.

Hendar menyadari bahwa organ-isasi BPK telah berkembang, begitu juga lingkungan strategisnya, dan tuntutan stakeholder. Hal ini menun-tut BPK untuk menyediakan sumber-daya manusia yang tidak hanya mau, tetapi juga mampu melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan.

Oleh karena itu, proses pengang-katan pegawai, sudah melalui me-kanisme yang baku di bidang kepega-waian. Putaran rapat-rapat Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepang-katan (Baperjakat) tidak hanya mem-perhatikan senioritas. Sebab, seniori-tas tidak cukup untuk mengukur kemampuan seorang pegawai untuk memangku suatu jabatan.

Karena itu, Baperjakat juga mem-perhatikan kompetensi, kinerja, dan perilakunya. Hasil dari pertimbangan Baperjakat itulah yang menjadi dasar bagi Sekretaris Jenderal BPK untuk menetapkan keputusan pengangka-tan pegawai, seperti acara pelantikan ini.

Pengangkatan pejabat eselon II, III, dan IV kali ini tidak saja untuk mengisi jabatan yang kosong karena ditinggalkan pejabatnya yang pen-

warta bpk: riyanto

Sekjen BPK Hendar Ristriawan tengah menyaksikan penandatanganan para pejabat struktural usai pelantikan.

Page 14: Menuju E-audit yang Paripurna

19Warta BPK JULI 2011

siun, tetapi juga untuk melakukan tour of duty. Me-mindahkan satu pejabat ke jabatan yang lain, termasuk juga memberikan kesempatan kepada para pegawai yang berdasarkan pertimbangan Baperjakat memenuhi syarat untuk dipromosikan untuk mengisi jabatan yang baru.

Kepada para pejabat yang dilantik, Sekjen meng-harapkan agar mereka dapat berkontribusi nyata bagi BPK. Khususnya, bagi terlaksananya rencana imple-mentasi Rencana Strategis (Renstra) BPK periode 2011-2015 secara efektif dan efisien. Kontribusi yang dimak-sud adalah para pegawai dapat mengembangkan budaya kerja yang clean hands, yaitu jujur dan mengikuti aturan.

“Tugas kita semua, pada jabatan yang baru saja di-emban adalah kita harus mengetahui bidang tugas kita, pelajari dengan seksama bidang tugas, pahami aturan yang berlaku, dan laksanakan itu dengan penuh tang-gung jawab,” pesan Hendar. and

DAFTAR LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR : 238/K/X-X.3/07/2011 TANGGAL : 26 JULI 2011

NO

NAMA NIP

TEMPAT/ TANGGAL

LAHIR

PANGKAT GOLONGAN

JABATAN TUNJANGAN JABATAN

KET.

LAMA BARU

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Ir. Abdul Rifa'i Sholeh, M.M. NIP. 195410261986021003

Salatiga,

26 Oktober 1954

Pembina Utama

Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh (Eselon II.A)

Kepala Auditorat I.C pada Auditorat Utama Keuangan Negara I (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

2. Harry Purwaka, S.E., Ak., MSF. NIP. 197009291990031001

Purwakarta, 29 September 1970

Pembina Tk. I / (IV/b)

Kepala Auditorat VII.C pada Auditorat Utama Keuangan Negara VII (Eselon II.A)

Kepala Auditorat II.C oada Auditorat Utama Keuangan Negara II (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

3. Gunawan Sidauruk, S.H., M.M., M.H. NIP. 195511041986021001

Bandung, 04 November 1955

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Pemeriksa Madya pada Auditorat Utama Keuangan Negara V ( - )

Kepala Auditorat III.B pada Auditorat Utama Keuangan Negara III (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

4. Edward Ganda Hasiholan Simanjuntak, S.E., M.Sc NIP. 196807161989031002

Pematangsiantar, 16 Juli 1968

Pembina Tk. I / (IV/b)

Kepala Sub Auditorat IV.A.2 Pada Auditorat Utama Keuangan Negara IV (Eselon III.A)

Kepala Auditorat IV.A pada Auditorat Utama Keuangan Negara IV (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

5. Dr. Kamaluddin, S.E.,S.Akt., M.Si. NIP. 196108251991031002

Langsa, 25 Agustus 1961

Pembina Tk. I / (IV/b)

Kepala Sub Auditorat Jawa Timur II BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur (Eselon III.A)

Kepala Auditorat IV.C pada Auditorat Utama Keuangan Negara IV (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

6. Muktini, S.H. NIP. 195411281986032001

Kudus, 28 November 1954

Pembina Utama Madya / (IV/d)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Riau (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

7. Drs. Widiyatmantoro NIP. 195809221986021001

Bantul, 22 September 1958

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Riau (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

DAFTAR LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR : 238/K/X-X.3/07/2011 TANGGAL : 26 JULI 2011

NO

NAMA NIP

TEMPAT/ TANGGAL

LAHIR

PANGKAT GOLONGAN

JABATAN TUNJANGAN JABATAN

KET.

LAMA BARU

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Ir. Abdul Rifa'i Sholeh, M.M. NIP. 195410261986021003

Salatiga,

26 Oktober 1954

Pembina Utama

Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh (Eselon II.A)

Kepala Auditorat I.C pada Auditorat Utama Keuangan Negara I (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

2. Harry Purwaka, S.E., Ak., MSF. NIP. 197009291990031001

Purwakarta, 29 September 1970

Pembina Tk. I / (IV/b)

Kepala Auditorat VII.C pada Auditorat Utama Keuangan Negara VII (Eselon II.A)

Kepala Auditorat II.C oada Auditorat Utama Keuangan Negara II (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

3. Gunawan Sidauruk, S.H., M.M., M.H. NIP. 195511041986021001

Bandung, 04 November 1955

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Pemeriksa Madya pada Auditorat Utama Keuangan Negara V ( - )

Kepala Auditorat III.B pada Auditorat Utama Keuangan Negara III (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

4. Edward Ganda Hasiholan Simanjuntak, S.E., M.Sc NIP. 196807161989031002

Pematangsiantar, 16 Juli 1968

Pembina Tk. I / (IV/b)

Kepala Sub Auditorat IV.A.2 Pada Auditorat Utama Keuangan Negara IV (Eselon III.A)

Kepala Auditorat IV.A pada Auditorat Utama Keuangan Negara IV (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

5. Dr. Kamaluddin, S.E.,S.Akt., M.Si. NIP. 196108251991031002

Langsa, 25 Agustus 1961

Pembina Tk. I / (IV/b)

Kepala Sub Auditorat Jawa Timur II BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur (Eselon III.A)

Kepala Auditorat IV.C pada Auditorat Utama Keuangan Negara IV (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

6. Muktini, S.H. NIP. 195411281986032001

Kudus, 28 November 1954

Pembina Utama Madya / (IV/d)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Riau (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

7. Drs. Widiyatmantoro NIP. 195809221986021001

Bantul, 22 September 1958

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Riau (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

8. Drs. Dadang Gunawan. NIP. 195604011980031002

Jakarta, 01 April 1956

Pembina Utama Madya / (IV/d)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

9. Fachry Alusy, S.E., M.Si NIP. 195304141979031004

Medan, 14 April 1953

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Biro Sumber Daya Manusia pada Sekretariat Jenderal (Eselon II.A)

Kepala Auditorat VI.B pada Auditorat Utama Keuangan Negara VI (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

10. Drs. Jack Anwar Mursidi, M.Si NIP. 195502241986031001

Cianjur, 24 Februari 1955

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Auditorat III.B pada Auditorat Utama Keuangan Negara III (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

11. Drs. Sri Haryoso Suliyanto, M.Si. NIP. 196108041981031001

Pekalongan, 04 Agustus 1961

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

12. Tri Heriadi, S.H., M.M. NIP. 195704291986021002

Jakarta, 29 April 1957

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Bali (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

13. Haedar, S.E NIP. 195912311986021001

Ujung Pandang, 31 Desember 1959

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Papua (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

14. Sumardi, S.H. NIP. 195603061986031005

Bantul, 06 Maret 1956

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

15. Didi Budi Satrio, S.H., M.M. NIP. 195801031986021005

Pekalongan, 03 Januari 1958

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

16. Rochmadi Saptogiri, S.E., M.M., Ak NIP. 196905231990031002

Karanganyar, 23 Mei 1969

Pembina Utama Muda / (IV/c)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

17. Dori Santosa, S.E., M.M. NIP. 196307201985031003

Cilacap, 20 Juli 1963

Pembina Tk. I / (IV/b)

Kepala Auditorat VI.B pada Auditorat Utama Keuangan Negara VI (Eselon II.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Papua (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

18. R. Suyatna, S.H., M.M. NIP. 195609141979021002

Bogor, 14 September 1956

Pembina Tk. I / (IV/b)

Kepala Sub Auditorat I.A.2 pada Auditorat Utama Keuangan Negara I (Eselon III.A)

Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Papua Barat (Eselon II.A)

Rp. 3.250.000,00

Daftar ini memuat nomor urut 1 sampai dengan 18

Sesuai dengan keputusan tersebut BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SEKRETARIAT JENDERAL Kepala Biro Sumber Daya Manusia,

Fachry Alusy, S.E., M.Si NIP. 195304141979031004

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS JENDERAL

ttd

Hendar Ristriawan, S.H., M.H. NIP. 195803211978021001

DAFTAR LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR : 240/K/X-X.3/07/2011 TANGGAL : 26 JULI 2011

NO

NAMA NIP

TEMPAT/ TANGGAL

LAHIR

PANGKAT GOLONGAN

JABATAN TUNJANGAN JABATAN

KET

LAMA BARU

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Hery Wahyu Wibowo, S.E., M.Bus NIP. 197512192006041002

Yogyakarta, 19 Desember 1975

Penata / (III/c)

Pemeriksa Muda BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh ( - )

Kepala Sub Bagian Hubungan ASOSAI dan lainnya pada Biro Hubungan Masyarakat dan Luar Negeri (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

2. Ir. Tiwi Pawitasari, M.M. NIP. 196708261994032005

Purwokerto, 26 Agustus 1967

Pembina/ (IV/a)

Kepala Sub Bagian Hubungan ASOSAI dan lainnya pada Biro Hubungan Masyarakat dan Luar Negeri (Eselon IV.A)

Kepala Sub Bidang II.A.2 pada Inspektorat Utama (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

3.

Dherys Virgantara, S.H. NIP. 197809062003121003

Purwokerto,

06 September 1978

Penata /

(III/c)

Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Eselon IV.A)

Kepala Sub Bidang II.B.3 pada Inspektorat Utama

(Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

4. Wiwid Mulyadi, S.E., M.Acc., CIA., Ak. NIP. 196907071997031005

Jakarta, 07 Juli 1969

Penata Tk. I/ (III/d)

Pemeriksa (T) pada Biro Sumber Daya Manusia ( - )

Kepala Seksi Litbang Organisasi pada Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

5. Agus Priyono, S.E., Ak NIP. 196308171997031006

Sragen, 17 Agustus 1963

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Sub Bidang II.A.2 pada Inspektorat Utama (Eselon IV.A)

Kepala Sub Bagian Pelaksanaan Balai Diklat Yogyakarta pada Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

DAFTAR LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR : 240/K/X-X.3/07/2011 TANGGAL : 26 JULI 2011

NO

NAMA NIP

TEMPAT/ TANGGAL

LAHIR

PANGKAT GOLONGAN

JABATAN TUNJANGAN JABATAN

KET

LAMA BARU

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Hery Wahyu Wibowo, S.E., M.Bus NIP. 197512192006041002

Yogyakarta, 19 Desember 1975

Penata / (III/c)

Pemeriksa Muda BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh ( - )

Kepala Sub Bagian Hubungan ASOSAI dan lainnya pada Biro Hubungan Masyarakat dan Luar Negeri (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

2. Ir. Tiwi Pawitasari, M.M. NIP. 196708261994032005

Purwokerto, 26 Agustus 1967

Pembina/ (IV/a)

Kepala Sub Bagian Hubungan ASOSAI dan lainnya pada Biro Hubungan Masyarakat dan Luar Negeri (Eselon IV.A)

Kepala Sub Bidang II.A.2 pada Inspektorat Utama (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

3.

Dherys Virgantara, S.H. NIP. 197809062003121003

Purwokerto,

06 September 1978

Penata /

(III/c)

Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Eselon IV.A)

Kepala Sub Bidang II.B.3 pada Inspektorat Utama

(Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

4. Wiwid Mulyadi, S.E., M.Acc., CIA., Ak. NIP. 196907071997031005

Jakarta, 07 Juli 1969

Penata Tk. I/ (III/d)

Pemeriksa (T) pada Biro Sumber Daya Manusia ( - )

Kepala Seksi Litbang Organisasi pada Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

5. Agus Priyono, S.E., Ak NIP. 196308171997031006

Sragen, 17 Agustus 1963

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Sub Bidang II.A.2 pada Inspektorat Utama (Eselon IV.A)

Kepala Sub Bagian Pelaksanaan Balai Diklat Yogyakarta pada Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

6. Suyono, S.E., M.Sc. NIP. 197705111999111001

Cilacap, 11 Mei 1977

Penata / (III/c)

Kepala Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon IV.A)

- - Akan diangkat sebagai Pemeriksa pada Auditorat Utama Keuangan Negara II

7.

Syamsudduha, S.E., M.M. NIP. 196510161985032001

Sidenrengrapang, 16 Oktober 1965

Pembina/

(IV/a)

Kepala Sub Bagian SDM BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah (Eselon IV.A)

-

-

Akan diangkat sebagai Adum C pada Manajemen Intern Auditorat Auditorat Utama Keuangan Negara VI

8. Ni Luh Kade Astini, S.E., M.M., Ak. NIP. 197305061997032003

Denpasar, 06 Mei 1973

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Eselon IV.A)

-

- Akan diangkat sebagai Adum C Pada Unit Kerja Penunjang Pendukung pada BPK RI Perwakilan Provinsi Bali

9. Iskandar Setiawan, S.E. NIP. 196708251994031002

Medan, 25 Agustus 1967

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Sub Bagian Keuangan BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon IV.A)

Kepala Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

10. Sucipto, S.Sos NIP. 196405011985031005

Medan, 01 Mei 1964

Penata / (III/c)

Pemeriksa Muda (T) BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat ( - )

Kepala Sub Bagian Keuangan BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

11. Nurul Sa'diyah, S.E., Ak. NIP. 197303241997032001

Pati, 24 Maret 1973

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Sub Bagian Keuangan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat (Eselon IV.A)

-

- Akan diangkat sebagai Pemeriksa Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

12. Drs. Marsuki Dolang, M.M. NIP. 195908121982021003

Pinaniang, 12 Agustus 1959

Pembina/ (IV/a)

Kepala Sub Bagian Keuangan BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (Eselon IV.A)

Kepala Sub Bagian Keuangan BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat (Eselon IV.A)

Rp. 540.000,00

13.

Drs. Muhtar, M.M. NIP. 196012311982021011

Makassar,

31 Desember 1960

Pembina/

(IV/a)

Kepala Sub Bagian Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Gorontalo (Eselon IV.A)

-

-

Akan diangkat sebagai Adum C Pada Unit Kerja Penunjang Pendukung BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan

Daftar ini memuat nomor urut 1 sampai dengan 13

Sesuai dengan keputusan tersebut BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SEKRETARIAT JENDERAL Kepala Biro Sumber Daya Manusia,

Fachry Alusy, S.E., M.Si NIP. 195304141979031004

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS JENDERAL

ttd

Hendar Ristriawan, S.H., M.H. NIP. 195803211978021001

Sesuai dengan keputusan tersebut NIP. 195304141979031004

DAFTAR LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR : 239/K/X-X.3/7/2011 TANGGAL : 26 JULI 2011

NO

NAMA NIP

TEMPAT/ TANGGAL

LAHIR

PANGKAT GOLONGAN

JABATAN TUNJANGAN JABATAN

KET

LAMA BARU

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Dadang Ahmad Rifa’i, S.E., M.Sc., Ak., CIA. NIP. 197301101994011001

Garut,

10 Januari 1973

Pembina/

(IV/a)

Kepala Sub Auditorat VII.D.1 pada Auditorat Utama Keuangan Negara VII (Eselon III.A)

Kepala Bagian Pengembangan Kompetensi dan Penilaian Kinerja pada Biro Sumber Daya Manusia (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

2. Erwin Miftah, S.E., MHRM., Ak., CIA NIP. 197001011991031021

Jakarta, 01 Januari 1970

Pembina/ (IV/a)

Kepala Bagian Pengembangan Kompetensi dan Penilaian Kinerja pada Biro Sumber Daya Manusia (Eselon III.A)

Kepala Bidang I.A pada Inspektorat Utama (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

3. Mamik Mis Chastina, S.E NIP. 196310311990032002

Nganjuk, 31 Oktober 1963

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Sub Bagian Pelaksanaan Balai Diklat Yogyakarta pada Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Eselon IV.A)

Kepala Balai Diklat Medan pada Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

4. Lukman Rudianto Lumbantobing, S.E., MAcc., Ak NIP. 196907211990031005

Magetan, 21 Juli 1969

Penata Tk. I/ (III/d)

Pemeriksa Muda pada Auditorat Utama Keuangan Negara I ( - )

Kepala Sub Auditorat I.A.2 pada Auditorat Utama Keuangan Negara I (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

5. Aris Laksono, S.E. Ak NIP. 196804171998031003

Pati, 17 April 1968

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Bidang I.A pada Inspektorat Utama (Eselon III.A)

Kepala Sub Auditorat Sumatera Utara III BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

DAFTAR LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR : 239/K/X-X.3/7/2011 TANGGAL : 26 JULI 2011

NO

NAMA NIP

TEMPAT/ TANGGAL

LAHIR

PANGKAT GOLONGAN

JABATAN TUNJANGAN JABATAN

KET

LAMA BARU

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Dadang Ahmad Rifa’i, S.E., M.Sc., Ak., CIA. NIP. 197301101994011001

Garut,

10 Januari 1973

Pembina/

(IV/a)

Kepala Sub Auditorat VII.D.1 pada Auditorat Utama Keuangan Negara VII (Eselon III.A)

Kepala Bagian Pengembangan Kompetensi dan Penilaian Kinerja pada Biro Sumber Daya Manusia (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

2. Erwin Miftah, S.E., MHRM., Ak., CIA NIP. 197001011991031021

Jakarta, 01 Januari 1970

Pembina/ (IV/a)

Kepala Bagian Pengembangan Kompetensi dan Penilaian Kinerja pada Biro Sumber Daya Manusia (Eselon III.A)

Kepala Bidang I.A pada Inspektorat Utama (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

3. Mamik Mis Chastina, S.E NIP. 196310311990032002

Nganjuk, 31 Oktober 1963

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Sub Bagian Pelaksanaan Balai Diklat Yogyakarta pada Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Eselon IV.A)

Kepala Balai Diklat Medan pada Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

4. Lukman Rudianto Lumbantobing, S.E., MAcc., Ak NIP. 196907211990031005

Magetan, 21 Juli 1969

Penata Tk. I/ (III/d)

Pemeriksa Muda pada Auditorat Utama Keuangan Negara I ( - )

Kepala Sub Auditorat I.A.2 pada Auditorat Utama Keuangan Negara I (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

5. Aris Laksono, S.E. Ak NIP. 196804171998031003

Pati, 17 April 1968

Penata Tk. I/ (III/d)

Kepala Bidang I.A pada Inspektorat Utama (Eselon III.A)

Kepala Sub Auditorat Sumatera Utara III BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

6.

Ir. Hermanto, M.Si. NIP. 196206041985031004

Ujung Pandang,

04 Juni 1962

Pembina/

(IV/a)

Pemeriksa Madya BPK RI Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur ( - )

Kepala Sub Auditorat Jawa Timur II BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

7.

Tornanda Syaifullah, S.E., M.M., Ak. NIP. 197202021996031003

Bayur Maninjau, 02 Februari 1972

Pembina/

(IV/a)

Kepala Sub Auditorat Sumatera Utara III BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara (Eselon III.A)

Kepala Sub Auditorat VII.D.1 pada Auditorat Utama Keuangan Negara VII (Eselon III.A)

Rp 1.260.000,00

Daftar ini memuat nomor urut 1 sampai dengan 7

Sesuai dengan keputusan tersebut BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

SEKRETARIAT JENDERAL Kepala Biro Sumber Daya Manusia,

Fachry Alusy, S.E., M.Si NIP. 195304141979031004

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS JENDERAL

ttd

Hendar Ristriawan, S.H., M.H. NIP. 195803211978021001

Page 15: Menuju E-audit yang Paripurna

20 Warta BPKJULI 2011

AGENDA

Auditor General ANAO Kunjungi BPK

AUDITOR General The Australian National Audit Office (ANAO)

Ian McPhee mengunjungi BPK Pusat di Jakarta, pada 19 Juli. Ian McPhee berada di Jakarta selama tiga hari (19-22 Juli).

Dia didampingi oleh Group Executive Director, Performance Audit Ser-vices Group ANAO Dr. An-drew Pope. Kedatangan Ian McPhee dan Andrew Pope ke BPK disambut langsung Ketua BPK Hadi Poernomo.

Kunjungan Ian Mc-Phee kali ini untuk me-menuhi undangan Hadi Poernomo. Selain itu, ia melakukan diskusi den-gan jajaran pimpinan BPK dan pejabat eselon I BPK. Menyampaikan pengeta-huan dan pengalamannya terkait Quality Assurance dan Quality Control.

Sehari setelah ke-datangannya, pada 20 Juli, Ian McPhee melakukan Courtesy Call dengan Hadi Poernomo. Dilanjutkan de ngan Forum Diskusi berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai Qua lity Assurance dan Quality Control di ANAO, diikuti oleh Anggota BPK dan Pejabat Eselon I BPK. Kemudian, pada siang harinya, dia menjadi pem-

Ketua BPK RI Hadi Poernomo menyambut kedatangan Auditor General The Australian National Audit Office (ANAO) Ian McPhee

Page 16: Menuju E-audit yang Paripurna

21Warta BPK JULI 2011

foto-foto: riyanto

bicara dalam Seminar on Why Audit yang diikuti oleh seluruh pegawai BPK di kantor Pusat.

Keesokan harinya, pada 21 Juli, Ian McPhee dengan didampingi Ketua BPK bertemu dengan Wakil Presiden Boediono untuk membicarakan hal yang terkait pentingnya hubungan antara lembaga pemeriksa dengan pemerintah.

Selain mengadakan pertemuan dengan Wakil Presiden, dia juga melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua DPR serta Pimpinan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN).

Pertemuan ini membicarakan ten-tang hubungan antara lembaga pemer-iksa dengan DPR dan BAKN. Terutama berkaitan dengan harapan DPR terha-

dap lembaga pemeriksa dan efektivi-tas tindak lanjut laporan hasil pemer-iksaan.

Pada hari terakhir kunjungannya, Ian McPhee bertemu dengan Inspektur Utama BPK Mahendro Sumardjo dan Kaditama Revbang Diklat BPK Daeng M. Nazier. Dalam pertemuan tersebut, membicarakan hal tentang Quality As-surance. and/kar/ar

Para Pejabat BPK RI sedang mengikuti acara Forum Diskusi berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai Quality Assurance dan Quality Control di ANAO.

Page 17: Menuju E-audit yang Paripurna

22 Warta BPKJULI 2011

AGENDA

Ramadhan, Momentum Membuat Perubahan

DEMIKIAN disampaikan Ketua BPK Hadi Poer-nomo dalam acara me-

nyambut Ramadan 1432 H di Masjid Baitul Hasib BPK, Jakar-ta, baru baru ini.

Satu hal penting yang bisa kita petik dari menjalankan ibadah puasa adalah membuat perubahan dalam kehidupan kita. Baik perubahan menyangkut akhlak, ibadah, dan ketakwaan kepada Allah SWT. Juga, perubahan dalam perilaku kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari di kantor.

Ketua BPK RI Hadi Poernomo saat memberikan ceramah menjelang buka bersama di Masjid Baitul Hasib BPK.

Page 18: Menuju E-audit yang Paripurna

23Warta BPK JULI 2011

Dalam acara yang dihadiri hampir semua pejabat BPK dan pegawai ini, Hadi Poernomo mengatakan pekerjaan yang dilakukan di kan-tor juga termasuk dalam ibadah.

“Jika kita meniatkannya dengan ikhlas dengan tujuan mendapatkan kebaikan dan rahmat Allah SWT, ibadah puasa yang kita lakukan tidak membuat kinerja menurun, me-lainkan sebaliknya. Semangat akan bertam-bah karena menyadari apa yang kita lakukan akan mendapat pahala berlipat ganda. Kita menjalankan puasa dan kewajiban pekerjaan dengan keikhlasan dan semangat yang seim-bang,” ujarnya.

Ketua BPK juga mengimbau agar semua menyempatkan diri, meluangkan waktu un-tuk berjamaah di masjid Baitul Hasib.

“Marilah luangkan waktu setengah jam se-belum jam 12 untuk berjamaah di masjid kita. Baik itu salat dhuhur ataupun ashar. Kita mu-lai di bulan suci ini. Mudah-mudahan kita bisa melanjutkannya setiap hari,” urainya.

Dia juga meminta kepada pengurus mas-jid agar memilih pemangku masjid yang dini-lai layak mendapat hadiah berupa berangkat menunaikan ibadah haji.

“Saya pribadi menyiapkan satu tiket. Terserah pilihan panitia, siapa yang dianggap layak mendapatkan hadiah itu,” katanya yang disambut tepuk tangan hadirin.

Di akhir sambutannya, Ketua BPK me-ngajak semua menjadikan moment Ramadan sebagai semangat perubahan menuju hal-hal lebih baik.

“Semoga Allah senantiasa mencintai orang-orang yang mau berubah menuju prib-adi yang lebih baik. Pribadi lebih bertaqwa,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Masjid Baitul Hasib Mahendro Marjo menjelaskan selama Ramadan ini pengurus masjid telah menyiap-kan acara sebulan penuh. Dimulai dari acara tajil bersama pimpinan yang dilaksanakan se-cara bergantian.

“Kami juga menyelenggarakan buka pua-sa bersama pimpinan dengan mengundang anak-anak yatim yang akan dilaksanakan pada malam 10, 20, dan 27,” tambahnya.

Selain tarawih bersama yang dijadwalkan berlangsung setiap malam, pengurus juga mengundang sejumlah ustadz untuk mem-berikan penyegaran rohani. Selain itu, pengu-rus juga menerbitkan buku panduan. “Buku ini untuk menambah pengetahuan agar puasa menjadi lebih bermakna,” ujarnya. dr

foto-foto: riyanto

I nna L i l lahi Wainnai l lahi R oj iunTelah menghadap Allah SWT

Ayahanda/Eyang kami Bapak Damandari

Pada hari Rabu 24 Agustus, pukul 13.46 di RS. Panti Rapih Jogjakarta.

Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau semasa hidup ditengah kita.

Semoga Allah SWT menerima Amal Ibadah Almarhum dan menempatkan beliau ditempat yang terbaik disisinya. Amin

Yang berduka :Sapto Amal Damandari Anggota V BPK RI

& keluarga besar Damandari