Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan...

87
RENCANA STRATEGIS SKPA DINAS KESEHATAN ACEH TAHUN 2012 - 2017 Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, Bermartabat dan Islami DINAS KESEHATAN ACEH Jln. Tgk. Syech Muda Wali No. 6 Banda Aceh www.dinkes.aceh.prov.co.id

Transcript of Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan...

Page 1: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

RENCANA STRATEGIS

SKPA DINAS KESEHATAN ACEH

TAHUN 2012 - 2017

Menuju Aceh Sehat, Mandiri,Berkeadilan, Bermartabat dan Islami

DINAS KESEHATAN ACEHJln. Tgk. Syech Muda Wali No. 6 Banda Acehwww.dinkes.aceh.prov.co.id

Page 2: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra Kesehatan Aceh 2012-2017

RENCANA STRATEGIS

SKPA DINAS KESEHATAN ACEH

TAHUN 2012 - 2017

Menuju Aceh Sehat, Mandiri,Berkeadilan, Bermartabat dan Islami

DINAS KESEHATAN ACEHTAHUN 2013

Page 3: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra Kesehatan Aceh 2012-2017

Sambutan Gubernur Aceh

Pembangunan kesehatan di Aceh sebagai program berkelanjutan yang bertujuanmeningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial, selalumendapatkan prioritas dalam pembangunan daerah Aceh.

Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh 2012 – 2017 sertaRPJMN 2010 - 2014, maka pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkanarah dan kebijakan pembangunan daerah yang dilakukan oleh semua potensi yangterdiri dari masyarakat, swasta dan pemerintah secara sinergis dan berhasil gunamencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

Dengan rahmat dan hidayah Allah Yang Maha Kuasa, Rencana Strategis SKPA DinasKesehatan Aceh Tahun 2012–2017 telah dapat disusun, selanjutnya diharapkansemua komponen jajaran kesehatan dan bidang lain serta semua pihak yangberkepentingan dalam bidang kesehatan dapat memanfaatkan Rencana Strategis inisebagai acuan dan pedoman dalam merencanakan kegiatan, sehingga terciptanyaintegrasi, singkronisasi, sinergi antara semua pihak, terutama menjadi pedoman bagisektor kesehatan untuk mendayagunakan sumber daya kesehatan yang berkeadilan,efisien, efektif dan berkelanjutan untuk mencapai Aceh sehat, mandiri, berkeadilan,bermartabat dan islami.

Kepada Kepala Dinas Kesehatan beserta Tim penyusunan Rencana Strategis SKPADinas Kesehatan Aceh serta kepada Unicef yang telah mendukung penyusunan ini,kami memberikan apresiasi dan terima kasih yang telah bekerja secara tekun dalammencetuskan ide-ide pembangunan Aceh di bidang Kesehatan.

Semoga Allah Yang Maha Bijaksana selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagikita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Aceh.

Banda Aceh, 15 Juli 2013

Gubernur Aceh,

dr. H. Zaini Abdullah

Page 4: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan Aceh merupakan bagian integral dari pembangunannasional, bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat, bagisetiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat Aceh yang setinggi-tingginya.Untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan program pembangunan kesehatan secaramenyeluruh, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan, oleh pemerintah, pemerintah Acehmaupun pemerintah Kabupaten/kota beserta masyarakat, termasuk dunia usaha.

Sebagai arah dan strategi untuk mencapai target pembangunan di bidang kesehatan,Dinas Kesehatan Aceh menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPA Dinas Kesehatan AcehTahun 2012-2017. Renstra ini merupakan dokumen perencanaan bersifat indikatif yangmemuat program pembangunan kesehatan Aceh dengan indikator kinerja yang ditetapkan,sebagai pedoman dalam penanganan permasalahan kesehatan di Aceh dalam jangka waktulima tahun kedepan.

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh disusun dengan memperhatikan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PeraturanPemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian danEvaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah beserta Petunjuk pelaksanaannyamelalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Dalam proses penyusunanjuga berkoordinasi dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Acehselaku leading sector perencanaan pembangunan Aceh dan Dinas Kesehatan Aceh selakupenanggungjawab pembangunan di sektor kesehatan menyusun substansi perencanaanstrategis untuk menjawab tantangan di bidang kesehatan. Renstra SKPA Dinas KesehatanAceh ini tersusun atas kerja sama dengan SKPK Kesehatan Kabupaten/Kota, dan unsur lintassektor terkait lainnya, termasuk lembaga-lembaga donor melalui kegiatan konsultasi publik ditingkat provinsi.

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh mengacu kepada RPJM Aceh Tahun 2012 – 2017yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Gubernur Aceh dalam satu periodemasa jabatan. Di samping itu, RPJM Aceh Tahun 2012 – 2017 disusun dengan memperhatikansumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor pendukung keberhasilan, evaluasipembangunan 5 (lima) tahun sebelumnya, dinamika perubahan yang terjadi secara nasionalmaupun global, serta isue strategis yang berkembang.

Sebagai penuntun arah pembangunan kesehatan Aceh lima tahun yang akan datang,Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh disusun secara sinergis dan saling melengkapi denganrencana pembangunan kesehatan di Kabupaten/kota. Karena itu, Renstra SKPA DinasKesehatan Aceh ini dipandang sebagai suatu rolling plan, yakni suatu rencana yang secarareguler dan sistimatis dapat dikaji kembali untuk disesuaikan dengan perubahan-perubahanyang mungkin terjadi dilingkungan internal maupun eksternal, seperti perubahan aturanterkait dengan sektor kesehatan, kondisi keuangan negara dan daerah, transisi epidemiologi,iklim politik, dan kondisi ekternal lainnya yang mempengaruhi asumsi-asumsi dalampenyusunan Renstra ini.

Dokumen Rencana Strategis merupakan suatu tatanan untuk menentukan tindakanmasa depan yang tepat dengan memperhitungkan dinamika perubahan lingkungan internalmaupun lingkungan eksternal. Untuk mencapai proses tersebut, maka keterkaitan suatudokumen perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat erat dan menentukanantara lain seperti Rencana Pembangunan Tahunan Aceh, yang selanjutnya disebut RencanaKerja Pemerintah Aceh (RKPA) yang merupakan dokumen perencanaan daerah untukperiode 1 (satu) tahun dan Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Aceh,yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Aceh (Renja-SKPA) adalah

Page 5: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 2

dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.Dengan demikian akan tercipta sinkronisasi program pembangunan antar sektor dan wilayahbaik bersifat jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek, sehingga terwujudnyapembangunan yang terpadu dan berkelanjutan.

1.2. Landasan Hukum

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh disusun berlandaskan berbagai peraturanperundang-undangan, antara lain sebagai berikut:1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran negara RepublikIndonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran negaraRepublik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah denganUndang–Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahab Kedua atas PenetapanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat danDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4436);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5063);

9. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5072);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan danPertanggungjawaban Keuangan Daerah Dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan TugasPerbantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 203, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4023);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara PertanggungjawabanKepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4027);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antaraPemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3747);

Page 6: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 3

13. Peraturan Pemerintah Nomor 741 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4741);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4817);

15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014;

16. Peraturan presiden Nomor 7 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;17. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267 Tahun 2008 tentang Pedoman TeknisOrganisasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota

19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 971 Tahun 2009 tentang Standar KompetensiPejabat Struktural Kesehatan;

20. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.03.01/160/I/2010 tentang RencanaStrategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014;

21. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 32/Menkes/SK/I/2013 tentang RencanaStrategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014;

22. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas,Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam(Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 05,Tambahan Lembaran Provinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 05);

23. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh (LembaranDaerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 01, TambahanLembaran Provinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 11);

24. Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 08, Tambahan Lembaran ProvinsiDaerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 18);

25. Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2010 tentang Kesehatan (Lembaran Daerah Aceh Tahun2011 Nomor 01, Tambahan Lembaran Provinsi Aceh Nomor 30);

26. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok danFungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-dinas Pemerintah ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam;

27. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 26 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan TataKelola pada Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe AcehDarussalam;

28. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 53 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan TataKelola pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Kesehatan Paru Masyarakat pada DinasKesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

29. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 67 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Aceh Tahun 2012 – 2017;

1.3. Maksud dan Tujuan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh merupakan dokumen yang bersifat indikatif danmenjadi pedoman bagi seluruh komponen pemerintah di tingkat Provinsi dan PemerintahanKabupaten/Kota baik bidang kesehatan maupun sektor terkait lainnya serta masyarakatdalam membuat kebijakan pembangunan kesehatan dalam Tahun 2012 – 2017.

Page 7: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 4

Tujuan khusus dari Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh ini adalah :1. Menyediakan kerangka kerja yang responsive, dinamis dan konsisten yang dapat dibuat

pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota;2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, sinergi dan kesinambungan antar ruang,

waktu, fungsi pemerintah pusat, Pemerintah Aceh, dan pemerintah Kabupaten/Kota;3. Mengoptimalkan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan;4. Menjaga kesinambungan antara Rencana Kerja Pemerintah Aceh dengan Rencana Kerja

SKPA pada setiap tahunnya;5. Menjadi pedoman sektor kesehatan untuk menyediakan, mendayagunakan sumber daya

kesehatan yang berkeadilan, efisien, efektif, dan berkelanjutan untuk pencapaian visidan misi pembangunan kesehatan; dan

6. Memudahkan pemberi bantuan/donor dari dalam dan luar negeri yang peduli danterlibat dalam pembangunan kesehatan Aceh.

1.4. Sistimatika Penulisan

Penyusunan Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh ini mengikuti logika dan alur pikirsiklus pemecahan masalah (problem solving cycle) dengan melakukan workshop danmelibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan termasuk unsur eksekutif, legislatif,wakil/tokoh masyarakat, sektor kesehatan (dinas kesehatan, RSU dan puskesmas) ,organisasi profesi, akademisi, LSM dan unsur swasta. Melalui workshop diperolehnyapenjaringan “impian” para stakeholder dan merumuskan kegiatan pokok yang perludilakukan untuk mewujudkan “impian” tersebut dalam bentuk visi dan misi sedangkanworkshop dilakukan ditingkat provinsi sebagai upaya memperoleh rumusan alur pikir, danpentelaahan terhadap lingkungan strategis serta diperoleh informasi analisis situasi besertafaktor determinan masalah kesehatan dan sekaligus merumuskan visi yang ingin dicapaiserta kegiatan-kegiatan pokok yang perlu dilakukan dalam mewujudkan visi tersebut denganmenyesuaikan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat. Setelahdilakukan pentelaahan terhadap hal tersebut dirumuskanlah misi, isu strategis dan strategiyang akan dilakukan serta menguraikannya dalam bentuk misi dan program pokok kegiatanoleh tim perumus dan terakhir dimusyawarahkan lagi dengan berbagai pemangkukepentingan untuk penyempurnaan materi dan teknis penulisannya.

Merujuk pada penulisan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 –2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 beserta Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 54 Tahun 2010, serta memperhatikan kemudahan pemahaman semua pihak,maka dokumen ini dibagi menjadi enam BAB yaitu :BAB Pertama memuat pendahuluan yang mengemukan secara ringkas pengertian

Renstra SKPA, fungsi Renstra SKPA dalam penyelenggaraan pembangunandaerah, proses penyusunan Renstra SKPA, keterkaitan Renstra SKPA denganRPJMA, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPA;

BAB Kedua berupa gambaran pelayanan SKPA yang memuat informasi tentang peran(tugas dan fungsi) SKPA dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki SKPA dalampenyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian pentingyang telah dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPA periode sebelumnya,mengemukakan capaian program prioritas SKPA yang telah dihasilkan melaluipelaksanaan RPJMA periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatanutama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPA ini;

BAB Tiga memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayananSKPA, visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, serta telaahRenstra K/L;

Page 8: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 5

BAB Keempat memuat tentang visi, misi, tujuan, sasaran jangka menengah, strategi dankebijakan SKPA;

BAB Kelima dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompoksasaran, dan pendanaan indikatif; dan

BAB Keenam dikemukakan indikator kinerja SKPA yang secara langsungmenunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPA dalam lima tahun mendatangsebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMA.

Page 9: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 6

BAB IIGAMBARAN FUNGSI PELAYANAN SKPA

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPA Dinas Kesehatan Aceh

Sesuai Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata KerjaDinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalamdan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok danFungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-dinas Pemerintah ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam, yaitu :(1) Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari :

a. Kepala Dinas;b. Sekretariat;c. Bidang Program dan Pelaporan;d. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;e. Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan;f. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian;g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Sekretariat, terdiri dari :a. Sub Bagian Umum;b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Laksana;b. Sub Bagian Keuangan.

(3) Bidang Program dan Pelaporan, terdiri dari :a. Seksi Data dan Informasi;b. Seksi Penyusunan Program;c. Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

(4) Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, terdiri dari :a. Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ;b. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman;c. Seksi Promosi Kesehatan.

(5) Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :a. Seksi Kesehatan Dasar dan Rujukan;b. Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi;c. Seksi Konseling Trauma.

(6) Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian, terdiri dari:a. Seksi Kefarmasian dan Bantuan Kesehatan;b. Seksi Pengembangan Profesi Kesehatan;c. Seksi Registrasi dan Akreditasi.

Kepala Dinas Kesehatan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepadaGubernur melalui Sekretaris Daerah dan mempunyai tugas melakukan tugas umumpemerintahan di bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, pembinaanpelayanan kesehatan, pengembangan sumber daya kesehatan dan kefarmasian sesuaidengan peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala DinasKesehatan berfungsi :a. pelaksanaan urusan ketatausahaan dinas;b. penyiapan kebijakan daerah di bidang kesehatan;c. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;d. penyusunan program dan kebijaksanaan teknis di bidang kesehatan;e. pelaksanaan pembinaan dan pengendalian di bidang kesehatan meliputi bidang

peningkatan upaya kesehatan, pencegahan penyakit, penyehatan lingkungan dan

Page 10: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 7

permukiman, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, promosi kesehatan, pemulihankesehatan dan penelitian kesehatan serta pelayanan konseling trauma;

f. pelaksanaan pembinaan teknis di bidang peningkatan sumber daya tenaga kesehatan,registrasi dan akreditasi tenaga, sarana kesehatan dan institusi pendidikan tenagakesehatan;

g. pelaksanaan hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah, lembaga swasta danorganisasi kemasyarakatan;

h. pelaksanaan uji kompetensi tenaga kesehatan;i. pengawasan dan pengendalian internal pelaksanaan program-program kesehatan;j. pemantauan, evaluasi dan pelaporan;k. pelaksanaan pembinaan operasional di bidang kesehatan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;l. pelaksanaan koordinasi dengan instansi Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam Provinsi

Aceh dan atau lembaga terkait lainnya di bidang kesehatan;m.pembinaan UPTD; dann. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan

tugas dan fungsinya.Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, Dinas Kesehatan

mempunyai kewenangan sebagai berikut:a. menetapkan pedoman penyuluhan dan kampanye kesehatan;b. mengelola dan memberikan izin sarana dan prasarana kesehatan serta sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan lainnya;c. memberikan sertifikasi tehnologi kesehatan;d. melaksanakan surveilans epidemiologi serta penanggulangan wabah penyakit dan

kejadian luar biasa;e. menetapkan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga kesehatan tertentu antar

Kab/Kota serta bimbingan teknis tenaga kesehatan; danf. merencanakan dan mengendalikan pembangunan regional secara makro di bidang

kesehatan.

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas, sekretariat mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusanadministrasi, umum, perlengkapan, peralatan, kerumahtanggaan, perpustakaan, keuangan,kepegawaian, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan serta pelayananadministrasi di lingkungan Dinas Kesehatan.

Bidang-bidang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya yaitu :1. Bidang Program dan Pelaporan adalah unsur pelaksana teknis di bidang penyusunan

program, data, informasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelaksanaanprogram kesehatan. Bidang Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukankegiatan penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang,penelitian, pengkajian, pengembangan, data, informasi, pemantauan, evaluasi danpelaporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan. Untuk melaksanakan tugas, BidangProgram dan Pelaporan mempunyai fungsi :a. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang;b. penyusunan rencana anggaran yang bersumber dari APBD, APBN dan PHLN;c. pelaksanaan penelitian, pengkajian dan pengembangan program kesehatan;d. penyiapan data dan informasi di bidang pelaksanaan program kesehatan;e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kesehatan;f. penyusunan rencana strategis, laporan akuntabilitas kinerja dan rencana kinerja

Dinas Kesehatan; dan

Page 11: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 8

g. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala DinasKesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan adalah unsur pelaksana teknisdi bidang pencegahan, penanggulangan pengendalian penyakit, penyehatan lingkungandan permukiman serta promosi kesehatan dan Bidang Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan mempunyai tugas melakukan perencanaan, pengamatan, upayapencegahan, penanggulangan dan pengendalian penyakit, pemberantasan penyakit,kejadian luar biasa, penyehatan lingkungan dan permukiman, serta promosi kesehatan.Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkunganmempunyai fungsi :a. pelaksanaan kegiatan pengamatan gejala dan kejadian penyakit menular dan tidak

menular;b. pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular;c. pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit, pemberantasan vektor

penyebab serta pengendalian penyakit;d. pelaksanaan tugas pembantuan, pencegahan dan pemberantasan penyakit lainnya

serta penyakit tertentu;e. pelaksanaan kegiatan pengawasan, penyehatan lingkungan dan permukiman serta

upaya promosi kesehatan;f. pelaksanaan koordinasi pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan

instansi dan atau lembaga terkait lainnya; dang. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas

Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan adalah Unsur Pelaksanaan Teknis di bidangpelayanan kesehatan dasar, rujukan, kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat dankonseling trauma dan Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan mempunyai tugasmelakukan tugas melakukan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadappelayanan kesehatan dasar, rujukan, kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat, bencanadan konseling trauma. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pembinaan PelayananKesehatan mempunyai fungsi :a. pelaksanaan kebijakan umum upaya pengembangan dan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan pengembangan jaminan kesehatanmasyarakat;

b. pelaksanaan kebijakan umum upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu,anak dan gizi masyarakat;

c. pelaksanaan pengembangan pelayanan bencana dan konseling trauma;d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidang

pembinaan pelayanan kesehatan; dane. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas

Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian adalah unsur pelaksanateknis di bidang kefarmasian, bantuan kesehatan, pengembangan profesi kesehatan,registrasi dan akreditasi. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan danKefarmasian mempunyai tugas melakukan tugas melakukan perencanaan, pembinaan danpengendalian pelayanan kefarmasian, alat kesehatan, bantuan kesehatan, pengembanganprofesi, pendidikan tenaga kesehatan, registrasi dan akreditasi. Untuk melaksanakantugas, Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian mempunyaifungsi :

Page 12: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 9

a. pelaksanaan perencanaan, pembinaan dan pengendalian pelayanan kefarmasian, alatkesehatan dan bantuan kesehatan;

b. pelaksanaan pembinaan, pengembangan dan pengendalian profesi dan ujikompetensi tenaga kesehatan;

c. pelaksanaan kegiatan registrasi, akreditasi, perizinan, sertifikasi sarana dan prasaranaserta kalibrasi alat kesehatan;

d. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan atau lembaga terkait lainnya di bidangpengembangan sumber daya kesehatan dan kefarmasian; dan

e. pelaksanaan tugas-tugas dinas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatansesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Kesehatan Aceh dipimpin oleh seorangKepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas sesuaidengan bidang tugasnya sebagai berikut :

A. UPTD Balai Laboratorium Kesehatan (Balai Labkes)Penetapan UPTD Balai Laboratorium Kesehatan berdasarkan Peraturan GubernurAceh Nomor 26 Tahun 2009. Susunan organisasi UPTD Balai Laboratorium Kesehatanterdiri dari :a. Kepala UPTD;b. Subbag Tata Usaha; danc. Kelompok jabatan fungsional.UPTD Balai Labkes mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknisoperasional dan/atau kegiatan teknis penunjang dibidang pelayanan pemeriksaanlaboratorium, pengembangan program laboratorium kesehatan, pembinaan teknispemeriksaan laboratorium kesehatan lainnya dan membimbing tenaga teknis dibidang laboratorium kesehatan.Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, UPTD Balai Labkesmempunyai fungsi :a. penyusunan program perencanaan kegiatan laboratorium kesehatan;b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;c. pelaksanaan bimbingan teknis di bidang laboratorium kesehatan;d. pelaksanaan pemeriksaan mikrobilogi;e. pelaksanaan pemeriksaan kimia kesehatan;f. pelaksanaan pemeriksaan kimia klinik dan patologi klinik;g. pelaksanaan pemeriksaan kimia lingkungan dan toksologi;h. pelaksanaan pemeriksaan imunologi/serologi;i. pelaksanaan kegiatan rujukan pemeriksaan specimen, sarana serta rujukan

pengetahuan dan teknologi; danj. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan

B. UPTD Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)Pembentukan UPTD Balai Kesehatan Paru Masyarakat berdasarkan PeraturanGubernur Aceh Nomor 53 Tahun 2010. UPTD Balai Kesehatan Paru Masyarakatmempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/ataukegiatan teknis kegiatan teknis penunjang dibidang pelayanan kesehatan paru, baikupaya kesehatan masyarakat mapun upaya kesehatan perorangan. Susunanorganisasi UPTD Balai Kesehatan Paru Masyarakat terdiri dari :a. Kepala UPTD;b. Subbag Tata Usaha; danc. Kelompok jabatan fungsional.

Page 13: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 10

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, UPTD Balai KesehatanParu Masyarakat mempunyai fungsi :a. pemberdayaan masyarakat untuk mampu mencegah dan mengatasi masalah

kesehatan masyarakat dalam bidang kesehatan paru;b. pemberian bimbingan teknis secara berjenjang dalam bidang kesehatan paru;c. penyelenggaraan pelayanan kesehatan paru spesialistik;d. pengembangan jejaring kemitraan dan koordinasi dengan institusi terkait dalam

mengatasi masalah kesehatan paru;e. penyelenggaraan rujukan dengan sarana pelayanan kesehatan lainnya;f. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan dalam bidang kesehatan paru;

dang. pelaksanaan urusan tata usaha.

C. UPTD Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes)Pembentukan UPTD Balai Pelatihan Kesehatan berdasarkan Peraturan Gubernur AcehNomor 26 Tahun 2009. Susunan organisasi UPTD Balai Pelatihan Kesehatan , terdiridari :a. Kepala UPTD;b. Subbag Tata Usaha; danc. Kelompok jabatan fungsional.UPTD Bapelkes mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknisoperasional dan/atau kegiatan teknis penunjang di bidang pendidikan dan pelatihantenaga kesehatan, akreditasi pelatihan, kerjasama pendidikan dan pelatihankesehatan serta bimbingan teknis tenaga kesehatan di kabupaten/kota.Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut diatas, UPTD Bapelkesmempunyai fungsi :a. penyusunan program perencanaan kebutuhan diklat kesehatan;b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;c. pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis, fungsi pelaksanaan

bimbingan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan akreditasipelatihan di bidang kesehatan;

d. pelaksanaan fasilitasi pelatihan kesehatan masyarakat; dane. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.

D. UPTD Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (P2KK)Pembentukan UPTD Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan berdasarkan PeraturanGubernur Nomor 6 Tahun 2010. Susunan organisasi UPTD Pusat PenanggulanganKrisis Kesehatan, terdiri dari :a. Kepala UPTD;b. Subbag Tata Usahac. Seksi Pelayanan Ambulans Terpadu.d. Seksi Penanggulangan Krisis KesehatanUPTD Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan mempunyai tugas :a. menyusun program perencanaan kegiatan pusat penanggulangan krisi kesehatan;b. melaksanakan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;c. melaksanakan bimbingan teknis di bidang penanggulangan krisis kesehatan;d. melaksanakan pelayanan ambulance terpadu;e. melaksanakan kerjasama dalam penggunaan ambulans antar instansi/lembaga;f. melaksanakan pemenuhan respon cepat terhadap laporan masyarakat ke pusat

pemanggilan (call centre) dan memobilisasi ambulan ke sasaran korban;

Page 14: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 11

g. melaksanakan pemantauan tingkat kedaruratan dan penilaian kebutuhankesehatan secara cepat melalui analisa data dan surveilens ketika pra, saat danpasca bencana;

h. melaksanakan sistem informasi dan komunikasi penanggulangan krisiskesehatan;

i. melaksanakan peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga kesehatan danmasyarakat di bidang penaggulangan krisis kesehatan;

j. melaksanakan distribusi dan mobilisasi sumber daya kesehatan dalampenanganan krisis kesehatan di daerah bencana; dan

k. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007tentang Organisasi Perangkat Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dan KeputusanMenteri Kesehatan Nomor 267 Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Organisasi DinasKesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota maka seharusnya struktur organisasi yang adamampu mengakomodir seluruh tugas dan fungsi SKPA Dinas Kesehatan Aceh. Oleh karenaitu perlu dilakukan kajian dan penyesuaian kembali Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18Tahun 2008 tentang struktur organisasi dan rincian tugas pokok dan fungsi Dinas KesehatanAceh dengan memperhatikan kewenangan, kesesuaian beban kerja dan regulasi baik bersifatglobal, nasional dan local, dengan demikian pengembangan Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) yang berada pada SKPA Dinas Kesehatan Aceh menjadi pilihan untuk penyesuaiankewenangan yang bersinergi dengan peraturan perundang-undangan.

2.2 Sumber Daya SKPA Dinas Kesehatan Aceh

a. Sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan

Jumlah dan penyebaran sumber daya manusia kesehatan di Pemerintah Aceh sudahmengalami peningkatan yang cukup bermakna, hingga saat ini tercatat sekitar 29.071 orangdengan latar belakang pendidikan di bidang kesehatan yang bervariasi, sedangkan rincianSDM Dinas Kesehatan Aceh dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Struktur Kepegawaian Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2012

PNS MenurutTingkat Pendidikan

S2 S1/DIV DIII SMA/Sederajat

SMP/Sederajat

91 183 47 124 6PNS MenurutGolongan

IV III II I56 298 92 5

PNS MenurutJabatan

Struktural Fungsional Pelaksana

27 104 320

Dalam rangka mendukung keberhasilan pencapaian tugas pokok dan fungsi, DinasKesehatan Aceh dilengkapi dengan sarana dan prasarana berupa tanah, bangunan, peralatandan mesin serta aset lainya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 15: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 12

Tabel 2. Daftar Aset Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2012

1 2 3 5 6 7 8 9

1 01 TANAH 46,487,750,000 46,487,750,000

2 02 PERALATAN DAN MESIN 27,295,886,850 27,295,886,850

3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN 23,536,567,079 625,502,100 - 24,162,069,179

4 04 607,239,000 607,239,000

97,927,442,929 625,502,100 - 98,552,945,029

Aset Tahun 2012 Terima Hibah/PindahPencatatan Tahun 2012

Aset s/d Tahun2012 (5+6+7) Keterangan

J U M L A H

4

JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

No.Urut Gol. Kode

Barang Nama Bidang Barang Aset s/d Tahun 2011

Disamping hal tersebut, aset lain yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalammelakukan fungsi teknis pada SKPA Dinas Kesehatan Aceh adalah fasilitas pelayanan publik.Tabel berikut ini menggambarkan jumlah fasilitas kesehatan di Aceh sampai dengan Tahun2012.

Tabel 3. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Provinsi Aceh Tahun 2012

RSUD TNI/POLRI Swasta Mobil PerahuBermotor

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)1. Simeulue 1 0 0 8 110 8 0 3 112. Aceh Singkil 1 0 0 11 29 26 11 2 13. Aceh Selatan 1 0 0 22 55 56 22 0 04. Aceh Tenggara 1 0 0 18 53 84 17 0 185. Aceh Timur 1 0 1 26 62 164 20 2 86. Aceh Tengah 1 0 1 14 51 169 0 0 147. Aceh Barat 1 0 0 13 31 48 21 0 08. Aceh Besar 1 0 0 28 71 312 42 1 09. Pi d i e 1 0 0 26 70 79 32 0 3210. Bireuen 1 0 4 18 45 198 18 0 611. Aceh Utara 1 0 0 28 88 0 56 0 5612. Aceh Barat Daya 1 0 0 13 25 41 14 0 213. Gayo Lues 1 0 0 12 35 35 10 0 1014. Aceh Tamiang 1 0 0 14 32 170 14 0 015. Nagan Raya 1 0 0 13 6 52 12 0 1916. Aceh Jaya 1 0 0 10 26 91 1 0 3117. Bener Meriah 1 0 0 10 35 112 10 0 1018. Pidie Jaya 1 0 0 10 18 86 14 0 1319. Banda Aceh 1 2 9 11 25 34 14 0 220. Sabang 1 1 0 6 13 1 0 0 1021. Langsa 1 0 3 5 7 49 5 0 322. Lhokseumawe 1 1 7 6 21 43 0 0 623. Subulussalam 1 0 0 5 49 74 3 3 224 Provinsi 3 0 02012 26 4 25 327 957 1932 336 112011 325 957 1932 336 11 2542010 316 951 1661 325 11 3602009 307 931 1418 325 14 -

Jumlah

No Kabupaten/Kota PuskesmasPembantuPuskesmas

Jumlah

AmbulancePolindes /Poskesdes

Puskesmas KelilingRumah Sakit

Page 16: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 13

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan unsur utama dalam menyelenggarakanupaya kesehatan. Fasilitas kesehatan di Aceh secara umum sudah memadai, baik saranapelayanan dasar, sarana pelayanan rujukan maupun sarana pelayanan penunjang. Saranapelayanan dasar yang dimaksud adalah puskesmas dan jaringannya. Sedangkan saranapelayanan rujukan dan penunjang adalah rumah sakit umum daerah (RSUD), rumah sakitswasta, rumah sakit TNI/Polri, BKPM, dan Balabkes.

b. Pembiayaan kesehatan

Dalam periode Tahun 2007 – 2012 terjadi peningkatan alokasi anggaran kesehatansecara bermakna. Penambahan ini terjadi oleh karena meningkatnya kebutuhan pelayanankhususnya pada pelayanan rujukan sehingga pemerintah menetapkan suatu programpembiayaan kesehatan perorangan melalui jaminan kesehatan Aceh (JKA) yang mulaidiberlakukan pada Bulan Juli Tahun 2010. Dengan tidak mengurangi perhatian kepadaupaya kesehatan masyarakat Pemerintah Pusat juga telah mengalokasikan anggaran melaluiprogram jamkesmas, jampersal, dan BOK di setiap Kabupaten/Kota.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan Pasal 171 ayat (2) disebutkan bahwa besaran anggaran pemerintah provinsi,kabupaten-kota dialokasikan minimal 10 % (sepuluh persen) dari anggaran pendapatandaerah, diluar gaji. Pada Tahun 2011 alokasi anggaran kesehatan pada SKPA DinasKesehatan sebesar Rp.608.067.233.785,-. Apabila didasarkan pada pasal 171 ayat (2)tersebut diatas ternyata persentase alokasi terhadap total Anggaran Pendapatan BelanjaAceh (APBA) sangat memadai, yaitu mendapat porsi 8.94 % dari Rp. 6,8 Triliun danmengalami kenaikan dibanding porsi Tahun 2010 sebesar 5.95% dari Rp. 8.3 Triliun. Apabiladilihat lebih jauh bahwa alokasi anggaran 10% sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan seharusnya jugamempertimbangkan perhitungan pencapaian SPM, peta kapasitas fiskal daerah danpendapatan per kapita penduduk setempat. Disisi lain anggaran yang mempunyai dayaungkit langsung untuk pencapaian indikator kinerja adalah belanja operasional dalamkatagori belanja publik.

Alokasi Anggaran APBA selain didistribusikan untuk mendukung kegiatan program,juga untuk pembangunan fisik, khususnya pembangunan fasilitas kesehatan masyarakat diKabupaten/Kota. Tabel berikut (tabel 4) memperlihatkan jumlah alokasi pembiayaankesehatan bersumber APBA berdasarkan tahun anggaran, upaya kesehatan , pembangunanfisik dan aparatur.

Tabel 4. Jumlah alokasi anggaran APBA Tahun 2010-2012 berdasarkan Upayakesehatan , pembangunan fisik dan administrasi

Tahun Jumlah anggaran Upayakesehatan (%)

Pembangunanfisik (%)

Administrasi (%)

2010 494,091,804,986 51.06 40.05 8.992011 642,067,233,785 66.51 31.49 2.02012 706.579.161.255 63.43 34.60 1.97

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa upaya kesehatan baik kesehatanmasyarakat maupun perorangan mendapat porsi lebih tinggi dibanding pembangunan fisikdan administrasi, namun jika ditelusuri secara rinci berdasarkan kategori pelayanan, terlihatbahwa upaya promotif, preventif masih sangat rendah dan tidak terjadi keseimbangan yangproporsional dengan upaya kuratif dan rehabilitative. Kondisi ini kemungkinan karena alokasiupaya kuratif sangat besar khususnya untuk program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) yangmenganut sistem asuransi dengan cakupan seluruh penduduk (universal coverage)

Page 17: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 14

Penelusuran dokumen anggaran pada 5 (lima) kabupatan/kota dalam pendampinganperhitungan anggaran kesehatan kabupaten (District Health Account - DHA) dapat dijelaskansebagai berikut :1. Sebagian besar alokasi anggaran bersumber dari Pemerintah dengan kisaran 62 % -

74,35%. Kecukupan proporsi biaya kesehatan berkisar 2,54 % - 3,83% dari alokasiminimal yang diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009tentang Kesehatan. Rata-rata biaya kesehatan perkapita adalah $ 31,36 – $ 50,06.

2. Berdasarkan jenis kegiatan, alokasi untuk biaya langsung rata-rata berkisar 64,72% -81,8%, sementara untuk belanja kegiatan upaya kesehatan perorangan lebih besar daribelanja kegiatan upaya kesehatan masyarakat (1,46% - 6,2%)

3. Berdasarkan mata anggaran, belanja operasional berkisar 37,77 % - 94,86 %; belanjamodal berkisar 3,9 % -24,98 %; belanja pemeliharaan berkisar 0,69% - 11,43%.

4. Sebagian besar jenjang kegiatan di lakukan pada level Kabupaten/kota dibandingkegiatan yang dilakukan pada level kecamatan ( 3,38%-13,69%).

5. Penerima manfaat hanya didapat berdasarkan kelompok umur, sebagian besar (50,97% -57,54%) penerima manfaat adalah semua kelompok umur dan hanya 0,46%-2,77%penerima manfaat adalah kelompok umur < 1 tahun.

6. Belanja untuk kebutuhan non essensial seperti : rokok, sirih dan pulsa, 4 kali lebih besardibanding pengeluaran untuk kebutuhan essensial kesehatan.

c. Kefarmasian dan perbekalan kesehatan

Strategi program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatkanketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjaminkeamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.Untuk itu dibangun kebijakan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalankesehatan, peningkatan produksi dan distribusi alkes dan perbekalan kesehatan rumahtangga (PKRT), peningkatan pelayanan kefarmasian, peningkatan produksi dan distribusikefarmasian dengan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya pada programkefarmasian dan alat kesehatan. Kebijakan ini diikuti dengan aturan-aturan tentang daftarobat esensial nasional (DOEN), penggunaan obat generik pada fasilitas pelayanan kesehatanpemerintah, penetapan daftar harga obat nasional dan penggunaan obat rasional.Operasionalisasi kebijakan tersebut tidak dapat dilepaskan dari tersedianya data daninformasi yang lengkap, akurat dan mutakhir terkait bidang kefarmasian dan alat kesehatan.Manajemen kefarmasian dan alat kesehatan pada SKPA-Dinas Kesehatan Aceh meliputipenyediaan, penyimpanan dan pendistribusian obat. Pengaturan tersebut dapat dilakukanmelalui mekanisme pengadaan obat dan bahan habis pakai pada SKPA Dinas maupunpenerimaan bantuan obat program dan alat kesehatan baik dari Kementrian Kesehatanmaupun donor. Untuk menjalankan ketiga fungsi teknis kefarmasian tersebut, sistempengadaan dilakukan sesuai mekanisme perencanaan obat termasuk bahan habis pakaidengan prinsip buffer stock.

Buffer stock merupakan tanggungjawab SKPA Dinas Kesehatan Aceh karena masing-masing SKPK Kabupaten/Kota juga menyediakan obat dan bahan habis pakai melalui danaAPBK. Buffer stock berfungsi untuk memfasilitasi dan mengantisipasi bila Kabupaten/kotamengalami kekurangan persediaan untuk menjamin kelangsungan pelayanan kefarmasianuntuk masyarakat di fasilitas pelayanan dasar . Pendistribusian ke fasilitas pelayanan dilakukan secara berjenjang melalui instalasi farmasi Kabupaten/kota dengan mekanismestandar yang telah ditetapkan.

Page 18: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 15

d. Balai Laboratorium Kesehatan

Balai laboratorium kesehatan (Balabkes) merupakan pusat pelayanan penunjang danrujukan yang melakukan fungsi pelayanan untuk pemeriksaan mikrobiologi, kimia kesehatan,kimia klinik dan patologi klinik, kimia lingkungan dan toksitologi, Imonologi serta kegiatan,pemeriksaan spesimen, sarana dan rujukan pengetahuan-teknologi.

Balai Laboratorium kesehatan daerah Aceh sudah diakui oleh Komite AkreditasiNasional sebagai laboratorium medik dengan ISO 15189 pada Tanggal 31 Maret 2011.Dengan adanya pengakuan tersebut maka laboratorium kesehatan berkewajiban untukmenjaga mutu dan hasil pemeriksaan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepadamasyarakat. Kegiatan pelayanan yang dilakukan di laboratorium kesehatan secara garisbesar terdiri dari 5 bidang yaitu : Hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imonologi/ serologi,kimia kesehatan dan toksikologi.

e. Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (P2KK)

Sejak Tahun 2010, berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Aceh Nomor 06 Tahun2010, SKPA Dinas Kesehatan menambah 1 (satu) unit pelaksana teknis daerah (UPTD) P2KKuntuk menjalankan fungsi teknis penanggulangan krisis kesehatan sebagai dampakterjadinya bencana termasuk mengembangkan mekanisme pelaksanaan kegiatan ambulansterpadu. Dalam melaksanakan tugas ini, koordinasi dan kerjasama lintas sektor menjadikunci keberhasilan teknis penanggulangan masalah kesehatan di lapangan terutamakerjasama dengan SKPA-Badan Penanggulangan Bencana dan Rumah Sakit. Peningkatankapasitas tenaga kesehatan untuk penanggulangan krisis kesehatan merupakan langkahawal yang dilakukan oleh P2KK, dalam upaya menata sumber daya manusia yang kompetendi bidang penanggulangan krisis kesehatan dan pelayanan ambulans terpadu, disampingpenyediaan sarana pendukung lainnya.

f. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)

Dalam melaksanakan fungsi pelayanan pada unit pelaksana teknis daerah (UPTD)BKPM mengacu pada standar pelayanan kesehatan masyarakat, selain melakukan pelayananlangsung terhadap klien yang berkunjung ke BPKM juga melakukan upaya promosi danpreventif di dalam gedung. Untuk fungsi kuratif BPKM melakukan kerjasama dengan RSUDZainoel Abidin, sehubungan dengan keterbatasan tenaga spesialis di bidang kesehatan paru,sedangkan untuk melakukan fungsi promotif dan preventif dilakukan bersama dengan SKPA-Dinas kesehatan dibawah koordinasi bidang pembinaan pelayanan kesehatan.

g. Balai Pelatihan Kesehatan

Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu membutuhkanketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten, integritas serta berdedikasi tinggi.Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi bidang kesehatan dan informasi serta arusglobalisasi juga menuntut tenaga kesehatan yang profesional. Keberadaan Balai PelatihanKesehatan (Bapelkes) merupakan unit teknis yang seharusnya mampu menjawab tantangantersebut. UPTD Bapelkes berkedudukan di Kota Jantho, Aceh Besar berfungsi sebagai unitteknis penyelenggara pelatihan tenaga kesehatan dan mempunyai tugas melaksanakanpendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan danmasyarakat yang meliputi diklat kesehatan dan non kesehatan. Untuk menjalankan rodaorganisasi dan fungsi teknis, UPTD berkoordinasi dengan bidang teknis pada SKPA-DinasKesehatan melalui bidang pengembangan sumberdaya kesehatan. Keberadaan widyaiswaramenjadi sumber utama yang harus dimiliki, disamping sarana pendukung lainnya.

Page 19: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 16

2.3. Kinerja Pelayanan SKPA

2.3.1. Tata Kelola

a. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)

NSPK adalah serangkaian aturan yang ditetapkan pemerintah menjadi sebuahkebijakan Nasional sebagai pedoman penyelenggaraan urusan pemerintahan. Dalampenjelasanan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusanPemerintahan antara pemerintah, pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota diurakandefinisi masing-masing dari Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria. Norma adalah aturanatau ketentuan yang dipakai sebagai tatanan untuk penyelenggaraan pemerintahandaerah. Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam penyelenggaraan

Beberapa regulasi yang telah dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahunRPJMA 2012 adalah Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2010 tentang Kesehatan, PeraturanGubernur Aceh Nomor 40 Tahun 2010 tentang Eliminasi Malaria, Peraturan GubernurAceh Nomor tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), PeraturanGubernur Aceh Nomor 53 Tahun 2010 tentang UPTD Balai Kesehatan Paru Masyarakat,Peraturan Gubernur Aceh Nomor 06 Tahun 2010 tentang Penetapan UPTD PusatPenanggulangan Krisis kesehatan. Dalam hal pelasanaan standar pelayanan minimalbidang kesehatan yang merupakan salah satu kewenangan wajib pemerintah untukmenyelenggarakan upaya kesehatan, menjadi tolok ukur kinerja pelayanan kesehatandaerah kabupaten/Kota. Dalam penyelenggaraannya Menteri Kesehatan melakukanmonitoring dan evaluasi atas penerapan SPM oleh pemerintah daerah dalam rangkamenjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat. Monitoring dan evaluasisebagaimana dimaksud dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah di daerahuntuk pemerintah kabupaten/Kota. Hasil monitoring tersebut digunakan sebagai bahanmasukan bagi pengembangan kapasitas pemerintah daerah dalam pencapaian SPMKesehatan; sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pengawasanpenerapan SPM Kesehatan, termasuk pemberian penghargaan bagi pemerintah daerahyang berprestasi sangat baik; dan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikansanksi kepada pemerintah daerah kabupaten/kota yang tidak berhasil mencapai SPMKesehatan dengan baik dalam batas waktu yang ditetapkan dengan mempertimbangkankondisi khusus daerah yang bersangkutan sesuai peraturan perundang-undangan yaituPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008.

Kondisi saat ini hanya 10 Kabupaten/kota (43,47%) telah memiliki SPM yangdifasilitasi oleh SKPA Dinkes Aceh baik melalui dana otonomi khusus maupun donor.Pada periode lima tahun kedepan penyelesaian dokumen SPM Kabupaten/kota menjaditarget utama kinerja tatakelola SKPA sekaligus penyiapan SPM bidang kesehatanPemerintah Aceh. Sementara ini sedang dilakukan pengkajian kembali terhadapPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang SPM yang juga harusdiantisipasi oleh SKPA Dinas Kesehatan Aceh.

b. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah

Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilakukan untuk mengetahuikemampuan SKPA dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi yang mencakupindikator, metode, mekanisme dan tata cara pelaporan kinerja instansi pemerintah.Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah digunakan untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja sebagai wujudpertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.Setiap instansi pemerintah sampai tingkat eselon II telah mempunyai perencanaan

Page 20: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 17

strategis tentang program utama yang akan dicapai selama 1 (satu) sampai 5 (lima)tahunan. Perencanaan strategi yang dimaksud mencakup uraian tentang visi, misi,strategi dan faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi; uraian tentang tujuan, sasarandan aktivitas organisasi; uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran. Atas dasarInstruksi tersebut maka pada akhir tahun anggaran, setiap instansi menyampaikanlaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kepada Presiden dan salinannyakepada Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dengan menggunakanpedoman penyusunan sistem akuntabilitas kinerja.

Sasaran sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah: a. menjadikaninstansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektifdan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; b. terwujudnyatransparansi instansi pemerintah; c. terwujudnya partisipasi masyarakat dalampelaksanaan pembangunan; d. terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepadapemerintah. Kegiatan yang menjadi perhatian utama mencakup tugas pokok dan fungsiinstansi pemerintah; program kerja yang menjadi isu global, nasional dan lokal sertaaktifitas yang dominan dan vital bagi pencapaian visi dan misi instansi Pemerintah. PadaTahun 2010 SKPA Dinas Kesehatan mendapat nilai evaluasi kinerja sebesar 34,5%,kemudian Tahun 2011 mencapai 50,6 % dan diharapkan Tahun 2012 akan mencapainilai yang akan terus meningkat dengan kategori baik dan memuaskan.

c. Petunjuk dan Pedoman Pelaksanaan Program

Sebagaimana tugas dan fungsi SKPA Dinas Kesehatan Aceh yang tercantumdalam Peraturan Gubernur Nomor 18 Tahun 2008 antara lain pelaksanaan urusanketatausahaan dinas dan penyiapan kebijakan daerah di bidang kesehatan. Fungsisebagai regulator, menjadi bagian yang melekat erat dalam penentuan kebijakan danpemantauan serta pengendalian terhadap pelaksanaan kebuijakan yang dijabarkandalam bentuk kegiatan program. Penyiapan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatanprogram sebagai penjabaran implementasi sebuah kebijakan yang di tetapkan olehSKPA, harus dilakukan sesuai target dan tepat sasaran sehingga penilaian terhadapkinerja SKPA akan terukur dampaknya terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.

Disadari bahwa penataan sistem rekrutment SDM Kesehatan yang transparantdan akuntabel berbasis kompetensi belum terlaksana dengan baik, karena belumdilakukan analisis kebutuhan. Sementara pelaksanaan kegiatan program tetap mengacupada ketetapan peraturan dan petunjuk tehnis yang diterbitkan dari satuan kerja teknisdalam hal ini Kementrian Kesehatan. Beberapa pedoman yang mengacu pada teknispelaksanaan belanja APBA disesuaikan dengan Peraturan Keuangan Negara, Peraturandan Keputusan Menteri Dalam Negeri, Peraturan Gubernur, Surat Edaran, petunjukteknis program dan pedoman pelaksanaan dari Kementerian Kesehatan. Sebagai contoh,Juknis program Jamkesmas - Jampersal, BOK, Dana Alokasi Khusus, Dana TugasPerbantuan (TP) dan Dana Dekonsentrasi serta Pedoman pelaksanaan Jamkesda (JKA)yang dirancang oleh SKPA dan disahkan dengan Peraturan Gubernur Aceh.

Pelaksanaan urusan ketatausahaan SKPA, diatur dalam Peraturan Gubernur yangmengacu pada Peraturan diatasnya yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri, PeraturanMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Qanun Aceh dibidang Kesehatan dan selanjutnya dijabarkan kembali dalam bentuk operasional melaluiKeputusan Kepala SKPA Dinas Kesehatan Aceh. Sebagian besar kegiatan programpokok dalam DPA SKPA Dinas Kesehatan Aceh telah mempunyai petunjuk teknis danpedoman pelaksanaan, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan sesuai petunjukteknis yang tersedia.

Page 21: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 18

d. Standarisasi, Akreditasi dan Kalibrasi

Standar prosedur operasional merupakan salah satu kunci utama dalamtatakelola administrasi dan manajemen di lingkup SKPA. Penilaian kinerja tatakelolasangat tergantung dari arus mekanisme penyelenggaraan tugas dan fungsi unit kerjadalam satu kesatuan sistem manajemen kesehatan. Pembagian tugas setiap personildalam unit kerja dan bagaimana menyelenggarakan tugas tersebut seharusnyaberpedoman pada standar operasional. Meskipun secara tertulis belum lengkap tersediadi masing-masing unit kerja namun dalam pelaksanaan pekerjaannya diawasi dan dinilaioleh pimpinan unit dengan alat kendali tugas pokok dan fungsi personil yang tertulis.Penerapan pengawasan melekat menjadi penting sehingga semua prosespenyelenggaraan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan dengan menganut nilaitransparansi dan akuntabel. Oleh karena standar prosedur operasional ini menjadiukuran penilaian kinerja unit kerja dan individu, maka penyediaan standar harusdiselesaikan dan di lengkapi sebagai bagian dari ukuran mutu jalannya sistemmanajemen di lingkup SKPA. Sementara untuk akreditasi fasilitas dalam lingkup SKPADinkes dilihat dari persentase UPTD yang terakreditasi. Dari 4 (empat) UPTD SKPADinkes hanya 1 (satu) unit yang terakreditasi yaitu UPTD Balabkes yang mempunyaisertifikast ISO 15189 yang didapat pada Tanggal 31 Maret 2011.

Dalam menyelenggarakan fungsinya maka SKPA Dinas Kesehatan Acehmempunyai kewajiban untuk memfasilitasi terlaksananya akreditasi fasilitas kesehatan dilevel Pemerintah Aceh dan Kabupaten/Kota sebagai upaya penyiapan kelembagaanfasilitas pelayanan publik menghadapi penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional.Penyiapan kelembagaan RSUD menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) harusdilakukan sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009tentang Rumah Sakit. Kondisi saat ini RSUD menjadi BLUD sebanyak : 10 unit (18%);RSUD terakreditasi 13 unit (23%). Kegiatan kalibrasi alat kesehatan belum terlaksanasecara optimal, oleh karena keterbatasan jumlah dan kompetensi tenaga. Untuk UPTDBalai Labkes, semua peralatan pemeriksaan sudah di kalibrasi secara rutin, dan BalaiLabkes sedang dipersipakan untuk menjadi Balai Layanan Umum Daerah (BLUD)

2.3.2. Manajemen Kesehatan

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan didasarkan pada evaluasi kinerja tahunan yang dilakukansesuai LAKIP atas penilaian kesenjangan capaian target kinerja SKPA sertamemperhatikan transisi epidemiologi dan kebutuhan lokal. Proses perencanaandilakukan sesuai mekanisme yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini mengikutiperaturan pemerintah baik Peraturan Menteri Dalam Negeri, Peraturan MenteriKesehatan dan Peraturan Gubernur. Disamping perencanaan berbasis kinerja, jugaperencanaan dilakukan dengan memperhatikan pola perkembangan global, nasional danlokal.

Pada periode Tahun 2007 – 2012, prioritas perencanaan terfokus padapeningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, jangkauan dan mutupelayanan, pengembangan pola BLUD untuk fasilitas rujukan kabupaten/ kota danprovinsi, penerapan mekanisme pembiayaan jaminan kesehatan bagi seluruhmasyarakat Aceh serta percepatan pencapaian target MDGs. Mekanisme bottom upplanning masih merupakan kekuatan utama dalam proses perencanaan yangkomprehensif dengan komitmen yang kuat. Artinya kegiatan program disusunberdasarkan kebutuhan lokal berbasis data sehingga setiap kegiatan yang direncanakanharus disertai dengan data dukung yang kuat dan terdokumentasi. Upaya ini dilakukan

Page 22: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 19

untuk menjamin bahwa proses perencanaan yang benar pada gilirannya akan berkontribusi terhadap keberhasilan program sehingga dapat mengurangi kesenjanganstatus kesehatan masyarakat antar wilayah. Mekanisme tahapan perencanaan dapatdilihat pada alur berikut in

Kinerja perencanaan di SKPA Dinas Kesehatan, masih belum optimal karenaforum SKPA Dinas Kesehatan Aceh sebagai pembahas perencanaan program dananggaran tidak berfungsi maksimal, kendala utama disebabkan belum terlaksananyaalur perencanaan program yang standar. Ukuran kinerja yang dinilai untuk perencanaanantara lain kesesuaian dengan RPJP, RPJM dan RKT dicapai 35% sesuai bobot evaluasikompenen manajemen kinerja. Mekanisme tahapan perencanaan dapat dilihat padagambar berikut ini :

Gambar 1. Mekanisme Tahapan Perencanaan

b. Pembiayaan

Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk menyediakan biaya kesehatan yangberkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjaminterselenggaranya pembangunan kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat setinggi-tingginya.

Peraturan presiden Nomor 7 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional(SKN) pada susbsistem pembiayaan kesehatan disebutkan bahwa pembiayaanpelayanan kesehatan masyarakat merupakan barang publik (public good) yang menjaditanggung jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan kesehatan peroranganpembiayaannya bersifat privat, kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidakmampu menjadi tanggung jawab pemerintah.

Transisi demografi, perubahan lingkungan dan dinamika sosial ekonomipenduduk mempengaruhi perubahan masalah kesehatan, disamping itu desentralisasidan tantangan globalisasi yang demikian tingginya, diperkirakan juga mempengaruhipola pembiayaan kesehatan. Dinamika masalah kesehatan yang digambarkan daritransisi epidemiologi, determinan serta disparitas secara langsung mempengaruhibesaran kebutuhan pembiayaan kesehatan. Alokasi anggaran SKPA yang terusmenunjukkan trend meningkat tetapi tidak mengikuti alur perubahan dinamika masalahkesehatan, akan sangat sedikit berkontribusi untuk penyelesaian masalah kesehatanmasyarakat khususnya disparitas status kesehatan antar wilayah. Masalah totalfertilation rate (TFR), kesehatan lingkungan dan penerapan perilaku hidup bersih dansehat (PHBS) membutuhkan alokasi anggaran yang berpihak pada program pencapaiantarget MDGs antara lain melalui program kesehatan ibu dan anak, kesehatanlingkungan, gizi, imunisasi, promosi kesehatan.

Page 23: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 20

Sejak Tahun 2005 hingga Tahun 2012 belanja kesehatan Aceh meningkat tigakali lipat namun belanja pelayanan kesehatan ibu, anak dan gizi, promosi kesehatan danimunisasi mendapat porsi belanja yang rendah. Dengan adanya kebijakan pemerintahuntuk dana otonomi khusus yang diberikan kepada Aceh, harus disikapi oleh SKPA-DinasKesehatan Aceh sebagai peluang dalam menyeimbangi kebutuhan program costeffective serta memperhatikan disparitas horizontal dalam hal ini antar wilayahkhususnya perhatian pada daerah terpencil perbatasan dan kepulauan. Kajian tentangbelanja sector kesehatan yang dilakukan oleh Lembaga “public expenditure analysis andcapacity strengthening program (PECAPP), menemukan bahwa pola anggaran APBAcendrung untuk upaya kuratif (57%) sementara untuk upaya promotif - preventif (4%)dan supportif (31%), sebagai mana tergambar pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. Pola Anggaran Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2007 - 2012

Berdasarkan mata anggaran dijelaskan bahwa belanja pemeliharaan rata-ratasebesar 2 %; Belanja pelatihan rata-rata 1 %, belanja investasi rata-rata 32% dan padatahun 2012 pola anggarannya juga tidak jauh berbeda, 72,0% belanja dialokasikanuntuk asuransi kesehatan dan pembangunan sarana kesehatan, sebagaimana gambarberikut ini (PECAPP 2012)

Gambar 3. Pola Belanja Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2007 - 2012

Berdasarkan analisis tersebut diharapkan pada periode 5 (lima ) tahun kedepansesuai dengan fokus perencanaan SKPA- Dinas kesehatan, maka penganggaran danbelanja kesehatan perlu keseimbangan alokasi antara upaya promosi kesehatan,pencegahan, pengobatan dan manajemen sistem kesehatan daerah.

Page 24: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 21

Untuk penilaian kinerja pembiayaan kesehatan yang bersifat universal caveragedalam segi penyediaan anggarannya sudah dicapai (100%) melalui badanpenyelenggaran jaminan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-UndangNomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Utilisasipemanfaatannya masih belum optimal dan biaya terbesar terdapat pada belanjapelayanan tingkat lanjutan yang cendrung meningkat.

c. Sistem Informasi Kesehatan

Untuk mendukung proses perencanaan yang benar berbasis data yangberdampak pada penganggaran dan belanja sektor kesehatan, maka keberadaan sisteminformasi yang berbasis teknologi menjadi sangat penting. Ketersediaan data tepatwaktu dengan tingkat akurasi yang tinggi menjadi salah satu tolok ukur keberhasilanpengelolaan sistem informasi di setiap SKPA. Kondisi saat ini, sistem infomasi kesehatanbelum optimal oleh karena mekanisme alur masuk data yang tidak disiplin, analisis datayang belum maksimal dan tidak tersedianya tenaga information and technology (IT)dan epidemiolog.

Untuk meminimalisir masalah ini, dilakukan proses validasi data yang diakomodirdari penanggungjawab program dan dari Kabupaten/Kota secara rutin , serta denganmemanfaatkan sumber daya yang ada, SKPA mampu menyediakan profil kesehatantahunan. Proses penyusunan profil dilakukan secara inten melalui konsolidasi internalantar bidang, lintas SKPA terkait dan komunikasi dengan Kabupaten/kota. Penggunaansoftware sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) dan sisteminformasi puskesmas (SIMPUS) masih menjadi andalan utama sebelum ada sistem online untuk informasi berbasis IT, yang pada gilirannya Dinas Kesehatan Aceh harusmampu mengoperasionalkan software informasi yang berbasis teknologi seperti databerbasis global information system (GIS), IT/CTN dan termasuk software lain berbasiselektronik (e-planning, e-budgeting, e-katalog, e-monev). Penyediaan server data untukmendukung arus masuk data dari kabupaten/kota dan dari unit dalam lingkup SKPAsudah ada namun fungsi operasional yang dijalankan belum maksimal. Pada Tahun2011 sistem infomasi yang dikelola SKPA hanya mencapai 60% , software dan servertersedia namun operasional tidak maksimal, hal ini juga berkaitan dengan ketersediaanperangkat IT yang belum tersedia diseluruh fasilitas pelayanan dasar sebagai simpulawal sumber data.

d. Koordinasi

Salah satu fungsi SKPA Dinas kesehatan adalah melaksanakan fungsi koordinasi ,baik dengan lintas sektor terkait maupun dengan Kabupaten Kota. Fungsi koordinasi inimasih belum maksimal, tidak intens dan ketidakjelasan pembagian peran sehinggabeberapa kegiatan program terjadi overlap dan bahkan ada kegiatan program yangbelum diakomodir, baik di level SKPA maupun di level SKPK. Koordinasi dengan RS jugamasih sangat lemah terutama pada penerbitan dan penerapan regulasi pelayanankesehatan yang banyak dipengaruhi oleh dinamika demografi dan transisi epidemiologi.Demikian juga hal nya koordinasi dengan Loka Litbang Aceh, khususnya untuk kegiatansurvey cepat terhadap kinerja SKPA dan agenda penelitian strategis lainnya. Beberapabentuk koordinasi sektoral yang sudah dilakukan melalui kelompok kerja antara lainManunggal KB-KES, Pokjanal Posyandu, Penilaian Fasilitas kesehatan (RSUD danPuskesmas) untuk pelayanan unggulan program Sayang ibu dan Sayang bayi, komitepenanggulangan HIV/AIDS, Penetapan kelas/type dan akreditasi RSUD, diterbitkannyaPeraturan Gubernur Aceh Nomor 40 Tahun 2010 tentang Eliminasi Malaria serta

Page 25: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 22

penetapan Balai Labkesda sebagai centre of excellent diagnosa HIV/AIDS, Tuberkulosadan Malaria.

e. Penelitian pengembangan

Penelitian pengembangan untuk bidang kesehatan sejak Tahun 2007 - 2012tidak dilakukan oleh SKPA, sehubungan dengan adanya riset kesehatan dasar(RISKESDAS) Tahun 2007 yang dilakukan oleh badan penelitian dan pengembangankesehatan (BALITBANGKES) Kementerian Kesehatan, tetapi dalam kegiatan tersebutada peran dan keikutsertaan SKPA Dinas kesehatan Aceh bersama tim Loka LitbangAceh. Berdasarkan hasil riset tersebut Aceh masuk dalam kategori daerah bermasalahkesehatan (DBK) dengan sejumlah 16 kabupaten/kota bermasalah kesehatan.Sementara untuk survey cepat (rapid assement) selama periode Tahun 2007 - 2012hanya ada satu kegiatan yaitu survey kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraanJKA.

Pemanfaatan UPT pusat Loka Litbang Aceh belum secara inten dilakukan.Diharapkan SKPA Dinas kesehatan Aceh harus pro aktif menggalang kerjasama denganLitbangKes Aceh untuk mengembangkan penelitian yang mengarah pada penilaiankinerja SKPA terhadap kegiatan program kesehatan masyarakat baik yang bersifatmanajerial maupun teknis. Agenda penelitian yang perlu dilakukan adalah penelitianstrategis yang ditujukan untuk melihat keberhasilan kegiatan program terhadapindikator kesehatan termasuk evaluasi jaminan kesehatan Aceh sesuai rekomendasi darilembaga penelitian PECAPP-UNSYIAH. Pelaksanaan penelitian dapat dilakukan melaluikontrak pihak ketiga (outsourcing).

f. Monitoring evaluasi

Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu tugas dan fungsi SKPA yangberkaitan dan mendasari penilaian kinerja institusi Dinas kesehatan Aceh. Kesulitanutama dalam penilaian LAKIP disebabkan karena kegiatan monitoring dan evaluasi yangter-fragmentasi dan dilakukan oleh bidang / program masing-masing dalam lingkunganSKPA. Monitoring dan evaluasi terpadu akan lebih memudahkan dalam penilaian danpenetapan kinerja institusi serta meningkatnya pengendalian penggunaan anggaran,sehingga akuntabilitas dan integrasi kegiatan program dapat diterapkan. Secarabertahap SKPA Dinas Kesehatan akan menerapkan mekanisme monitoring terintegrasidengan sistem satu pintu “one gate integrated monitoring system” dengan alokasi danamonev pada satu mata anggaran kegiatan tertentu. Kinerja Monev selama Tahun 2007- 2012 masih sangat rendah dan hanya terfokus pada pengendalian pembangunan fisikmelalui koordinasi dengan pusat percepatan kegiatan (P2K) APBA yang menghasilkanrekam jejak pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik di seluruh kabupaten/kota. Hasilkegiatan monev lainnya adalah monev pelaksanaan pendidikan jenjang lanjutantermasuk tenaga spesialistik yang difasilitasi oleh yayasan beasiswa tenaga kesehatanbersumber dari dana BRR NAD-NIAS Tahun 2006 sebagaimana tabel berikut.

Page 26: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 23

Tabel 5. Rekam Jejak Pendidikan jenjang lanjutan

Yayasan Beasiswa Nakes NAD (April 2009)Lanj Progran BRR ( 10 Juli ‘06 s.d 6 April ’09 )

Pembina : Taqwallah - M.Yani - Saifuddin Ishaq

Pengurus : Syahrul (Ketua) Warqah H (Sekretaris)Sofia (Bendahara)

Pengawas : T. Anjar Asmara – Andalas - Fachrul JamalT.M.Thaib - Alfridsyah

1.Formasi Nakes Strategis Kab/Kota 233 Org2.Wajib Mengabdi 3xMasa Pendidikan (Notaris)3.Non Spesialis 90 Org: Mkes 38, MARS 19 & SKep 334.Dokter Spesialis 133 Org: 144 Dasar & 19 Khusus

Perlu Arahan & Dukungan Bpk Gubernur

1.Prioritas CPNS 12 Org Selesai 6 & Pendidikan 62.Ketersediaan Infrastruktur & Alat Medis RSUD(Anastesi-Bedah-Obgyn)

3.Kemudahan Fasilitas (Intensif & Perumahan)

2.3.3. Pengendalian penyakit & Penyehatan lingkungan

Kinerja upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan meliputi upayapromosi kesehatan, surveilens epidemiologi, pengendalian penyakit menular dan tidakmenular, kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

2.3.3.1. Pemberdayaan masyarakat dan Promosi KesehatanUkuran kinerja dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan

strategi program promosi kesehatan adalah persentase rumah tangga yang Ber-PHBS,persentase desa siaga aktif, dan jumlah poskesdes yang beroperasi. Berdasarkanstrategi tersebut secara nasional posisi Aceh untuk masing-masing indikator dijelaskansebagai berikut :a. Rumah tangga ber-PHBS dicapai 33,1%, angka nasional 56,6%b. Desa siaga aktif dicapai hanya 9 %, angka nasional 67,9 %c. Poskesdes yang beroperasi sejumlah 2.186 poskesdes.

2.3.3.2. Surveilens epidemiologiSurveilans epidemiologi merupakan serangkaian kegiatan yang diawali dengan

proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematik danterus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untukdiambil tindakan. Dalam aplikasi dilapangan kegiatan surveilans epidemiologimempunyai landasan hukum yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan SistemSurveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular. Sehubungan denganpencapaian MDGs tahun 2015 pengelola surveilans epidemiologi kesehatan mempunyaiperan dan tanggung jawab secara aktif menyediakan informasi untuk upayapengendalian dan penanggulangan secara terpadu. Kinerja surveilans dapat dijelaskandengan beberapa indikator berikut :

a. Surveilans AFPPenemuan kasus AFP : 36 kasus (target : 26 kasus) dengan AFP rate : 2,8 100.00anak < 15thn) non Polio AFP rate : 2,8 (indikator : ≥2/100.000 anak < 15 thn).

b. Surveilans CampakDari 708 kasus klinis campak yang dilaporkan hanya 13,4% memiliki status vaksinasicampak dan 86,6 % status imunisasi campaknya tidak ada / tidak jelas. Kasus

Page 27: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 24

campak tertinggi terjadi pada golongan umur 5-9 tahun sebanyak 208 dan kasusterendah pada golongan umur < 1 tahun sebanyak 83 kasus.KLB dugaan campak selama Tahun 2011 terjadi di 6 (enam) kab/kota yaitu :Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Kota Banda Aceh, Aceh Besar danAceh Tamiang.

c. Case Based Measles Surveilans ( CBMS)Strategi penanggulangan penyakit campak mengarah pada pelaksanaan surveilanscampak berbasis individu (case based measles surveillance) . Untuk mendapatkangambaran kasus campak pasti, maka setiap kasus klinis campak perlu dilakukankonfirmasi laboratorium melalui kegiatan CBMS . Untuk Provinsi Aceh pelaksanaannyadimulai pada Tahun 2010 . Sejumlah 16 Kabupaten /Kota yang mengirimkan sampleCBMS dan hasil laboratorium terlihat bahwa ; positif campak hanya 14% dariseluruh sample yang diduga campak, rubella 39 %. dan selebihnya adalah negatif(42%). Dengan pelaksanaan CBMS ini diharapkan intervensi program imunisasidalam penanggulangan penyakit campak akan lebih efektif.

d. Surveilans Tetanus NeonatorumTerjadi penurunan jumlah kasus dan kematian yang disebabkan TetanusNeonatorum. Pada Tahun 2011 dijumpai 3 kasus tetanus neonatorum dengan 1(satu) kematian, CFR : 33,33 %, bila dibandingkan dengan Tahun 2010 , terdapat 6(enam) kasus dengan 4 (empat) kematian (CFR ; 66,66%).

e. Surveilans DifteriSelama Tahun 2010 – 2011 belum ditemukan adanya kasus Difteri di Aceh .

2.3.3.3. Pengendalian penyakit menular dan tidak menularUpaya pemerintah melalui SKPA-Dinas kesehatan, terhadap pengendalian

penyakit menular dan tidak menular tetap menjadi prioritas, karena beberapa penyakitmenular yang diamati memperlihatkan kecenderungan fluktuatif setiap tahun, dankecendrungan peningkatan penyakit tidak menular mulai meningkat secara signifikan.Kegiatan program yang terfokus pada prilaku hidup sehat menjadi sasaran utamadiimbangi dengan upaya pengobatan terhadap penyakit. Berikut dijelaskan beberappenyakit yang diamati;

1). Penyakit Menular.

a. ISPA dan Pneumonia;Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab kesakitan

tertinggi anak balita di Aceh, Prevalensi ISPA sebesar 36,6% dan jauh di atas angkanasional sekitar 25% (Gani, 2010). Sekitar 35,4% anak menderita batuk dan 39,1% diantaranya juga menderita demam (DHS, 2007). Gani (2010) melaporkan prevalensiPneumonia di Aceh sebesar 3,97%, angka ini di atas rata-rata angka nasional yaitu2,85%. Kasus ISPA yang dilaporkan puskesmas cenderung menurun jika dilihat padalaporan empat tahun terakhir. Kasus ISPA pada Tahun 2011 prevalensinya sejumlah177.857 kasus. Penemuan kasus pneumoni sejumlah 2.332 kasus dengan cakupanpenemuan sebesar 5,21% dari target 70%. Cakupan tertinggi berada di Kabupaten AcehSingkel, Pidie, Bireun dan Aceh Jaya dengan kisaran 9,92 - 17,31%.

b. TB ParuTB paru masih perlu mendapat perhatian karena prevalensinya di Aceh 1,45%

sementara prevalensi TB nasional 0,99%. Case detection rate (CDR) baru mencapai54,9% pada dari target minimal (nasional) 70%, angka CDR lima tahun terakhir berada

Page 28: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 25

pada kisaran 35,5% - 49,1%, sementara tingkat kesembuhan TB mencapai 92% danangka kesuksesan 90%.

c. Penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)Kualitas pelayanan imunisasi dasar harus mendapat perhatian khusus karena

masih terdapat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Ditinjau dariaspek keterjangkauan program dicapai 62,1% dari target 80%, dan tingkatperlindungan dicapai 69% dari target 90%. Dengan melihat tingkat capai program inimaka diperkirakan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sepertitetanus neonatorum, campak, dan hepatitis , kemungkinan masih ditemukan. PadaTahun 2011 dijumpai 2 kasus Tetanus neonatorum, AFP 36 kasus dengan NP-AFP rate2,8/100.000 anak usia < 15 tahun, campak dijumpai 708 kasus.

d. MalariaMalaria masih merupakan penyakit endemis hampir di seluruh kabupaten di

Aceh. Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi malaria di Aceh 3,7% masih lebih tinggidibandingkan dengan angka nasional sebesar 2,85%. Prevalensi malaria yang relatiftinggi dijumpai di Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten AcehSelatan. Penderita penyakit malaria klinis dalam sebulan terakhir yang mengonsumsiobat program masih di bawah 50%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyakmasyarakat (50%) yang mengonsumsi obat malaria tidak sesuai dengan program danmereka membeli obat di warung. Kondisi ini makin diperparah dengan rendahnyapenggunaan kelambu (35%) yang mengandung insektisida (Insecticide treated net)ketika tidur. Indikator yang diukur untuk program pengendalian malaria adalah AnnualParasite Incidence (API), Target API untuk eliminasi malaria adalah <1/100.000penduduk dan kondisi setiap tahunnya sebagaimana gambar dibawah ini.

Gambar 4. Target API untuk Eliminasi Malaria

e. Demam Berdarah DenguePenyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan

kesehatan utama di Aceh. Sebanyak 23 Kabupaten/Kota telah dilakukan pembinaanpelaksanaan kegiatan penanggulangan penyakit DBD, Chikungunya serta bimbinganpencatatan-pelaporan kasus DBD dan Chikungunya. Berdasarkan pencatatan danpelaporan dari setiap Kabupaten/Kota, jumlah kasus DBD pada Tahun 2011 mengalamipenurunan dari tahun 2010 ( kasus = 2834, meninggal = 26 orang, CFR=0,91%),Tahun 2011 DBD sebanyak 2541 kasus dan 15 orang meninggal (CFR=0,59%), KotaLokseumawe, Kota Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah DBDtertinggi di Aceh. Incidence rate DBD di Aceh sebesar 55,9/100.000 penduduk, TargetNasional IR ≤ 55/100.000 penduduk.

Page 29: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 26

Kasus Chikungunya ditemukan dibeberapa Kabupaten/Kota, kasus terbanyak diKabupaten Aceh Utara 163 kasus, Kabupaten Bireun 22 kasus, Kabupaten AcehTamiang 9 kasus, dan kasus terendah di Aceh Tenggara dan Nagan Raya, masing-masing 5 kasus.

Angka Bebas Jentik (ABJ) di masih rendah yaitu 78,25% dibandingkan dengantarget nasional yaitu 95%. Saat ini vaksin untuk mencegah kedua penyakit ini belumditemukan sehingga upaya untuk menurunkan angka kesakitan dilakukan melaluikegiatan pencegahan melalui pengendalian perkembangbiakan nyamuk penularnya,mencegah terjadinya penularan penyakit dari kasus melalui kegiatan tatalaksana kasus,serta dilakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk secara terpadu,penanggulangan fokus, fogging massal sebelum musim penularan dan abatisasi setiaptiga bulan di kecamatan /desa endemis.

f. HIV-AIDS dan Penyakit Menular Seksual lainSecara kumulatif sejak Tahun 2004 sampai dengan akhir Tahun 2011 ditemukan

sekitar 112 kasus ( HIV 24 kasus dan AIDS 88 kasus) yang tersebar di 20Kabupaten/Kota dan 18 kasus diantaranya meninggal. Grafik berikut menujukkan trendkumulatif kasus HIV-AIDS di Aceh.

Gambar 5 . Trend Kumulatif Kasus HIV-AIDS di Aceh s/d Tahun 2011.

Penyakit menular seksual lainnya (PMS) seperti Sifilis dan Gonorhoe dilaporkansejumlah 69 kasus.

2) Penyakit Tidak MenularAngka kematian penyakit tidak menular (PTM) meningkat dari 41,7% pada tahun

1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2007). Beberapa jenis penyakit tidakmenular yang diamati, dijelaskan sebagai berikut;

a. Penyakit jantung, Stroke, Hipertensi, dan Diabetes mellitusHasil Riskesdas Tahun 2007 memperlihatkan bahwa prevalensi penyakit jantung danstroke di Aceh menempati urutan pertama di Indonesia. Berturut-turut proporsinya12,6% dan 16,6% atau dua kali lipat prevalensi nasional sebesar 7,2% dan 8,3%.Prevalensi penyakit Diabetes mellitus di Aceh sebesar 1,7% dan menduduki urutannomor dua di Indonesia dan penyakit diabetes cendrung meningkatkan risikopenyakit jantung dan stroke.

1 1 1 1 3 1019

3146

71

112

020406080

100120

Page 30: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 27

b. Penyakit gigi dan mulutPenduduk yang bemasalah dengan gigi dan mulut di Aceh sebesar 30,5%. Kabupatenyang tertinggi dengan masalah gigi dan mulut adalah Kabupaten Bener Meriah 44,7%dan terendah Kabupaten Aceh Tenggara 12,8%. Terdapat empat jenis perawatan gigiyang diterima penduduk dan secara umum yang tertinggi adalah pengobatan 94,6%dan penambalan/pencabutan/bedah gigi 32,9%. Untuk pelayanan kesehatan gigi danmulut secara umum dilakukan di fasilitas pelayanan dasar dan rujukan juga dilakukanmelalui program upaya kesehatan gigi sekolah, namum jumlah sekolah yang dicakupmasih sangat rendah (53%). Prevalensi tertinggi penyakit gigi dan mulut adalahkaries gigi dan sebagian besar dialami pada anak sekolah. Upaya promotif danpreventif di sekolah menjadi prioritas kegiatan 5 tahun kedepan melalui programUKS-UKGS.

c. CederaPrevalensi cedera secara total (dengan berbagai sebab) di Aceh sebesar 5,2% danurutan tiga terbanyak sebagai penyebab cedera meliputi jatuh 48,2%, kecelakaantransportasi darat 35,4%, dan terluka benda tajam /tumpul 18,1%. Prevalensi cederatertinggi terdapat di Kabupaten Aceh Selatan (14,8%), terendah di Kabupaten AcehTimur (0,7%) (Riskesdas, 2007). Upaya pencegahan kecelakaan khususnyakecelakaan akibat kerja menjadi issue program yang harus dicermati mengingatangka kejadian cendrung meningkat, demikian juga hubungan koordinasi dengansekor terkait yang harus dilakukan.

2.3.3.4. Kesehatan lingkungan

Kinerja program kesehatan lingkungan diukur dari beberapa indikator antara lainakses penduduk terhadap air bersih dan sanitasi dasar. Rumah tangga dengan aksesterhadap sumber air terlindungi sebesar 74,5% Penggunaan sumur galian merupakansumber air terbesar (44,5%) yang digunakan oleh rumah tangga di Aceh. Sisanyamenggunakan sumber air dari ledeng/perpipaan (13,6%), pompa (1,5%),penampungan air hujan dan mata air (4,1%), air kemasan (1,2%), sementarapersentase rumah sehat di Aceh mencapai 62,5 %.

Proporsi rumah tangga yang memiliki akses yang baik terhadap jamban sehatsebesar 64,2% dan tempat sampah yang sehat sebesar 63,9%, serta pengelolaan airlimbah sehat sebesar 61,2% (Profil Kesehatan Aceh, 2011). Riskesdas 2007memperlihatkan kepemilikan penampungan sampah tertutup dan terbuka di dalamrumah di Aceh sebesar 5,6% dan 15,2%. Penampungan sampah di luar rumah yangtertutup 8,7% dan terbuka 26,0%.

2.3.4. Pembinaan Upaya Kesehatan

Kinerja pembinaan upaya kesehatan meliputi upaya kesehatan masyarakat, upayakesehatan perorangan, upaya kesehatan penunjang dan penanggulangan bencana termasukkegiatan pada UPTD Balai Labkesda dan P2KK. Upaya kesehatan masyarakat (UKM)dilaksanakan di fasilitas pelayanan dasar sedangkan upaya kesehatan perorangan (UKP)dominan dilakukan di fasilitas rujukan (RSUD) dan sebagian dilakukan juga di fasilitaspelayanan kesehatan dasar (Puskesmas). Di fasilitas pelayanan dasar (puskesmas) selainmelakukan UKM juga melaksanakan UKP, namun porsi UKM lebih besar dari UKP, karenaupaya promotif dan preventif merupakan kegiatan utama di Puskesmas. Sesuai PeraturanMenteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan, maka indikator kinerja program pembinaan kesehatan didasarkan pada indikatorSPM-BK yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota melalui unit teknisnya yaitu Puskesmas dan

Page 31: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 28

RSUD. Disamping indikator SPM berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741Tahun 2008, tersebut juga terdapat beberapa indikator proxy lainnya yang merupakanvariable antara yang perlu dicermati sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalampencapaian target MDGs Tahun 2015. Kinerja upaya kesehatan dapat dijelaskan sebagaiberikut:

2.3.4.1. Upaya kesehatan dasar dan rujukanDalam menyelenggrakan fungsi pembinaan terhadap upaya kesehatan dasar yang

dilakukan di Puskesmas, maka SKPA berperan memfasilitasi peningkatan manajerial danteknis agar fungsi puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat dapatberjalan maksimal. Salah satu upaya yang konsisten dilakukan adalah meningkatkanpenyelenggaraan manajemen puskesmas. Karena selain menjalankan fungsi pengobatanpuskesmas juga sebagai perencana, pelaksana dan penilai kinerja pelayanan dasar melaluiinstrument yang tersedia, termasuk penilaian kinerja bidan didesa. Dari 327 Puskesmas diAceh 92,3 % sudah terlatih Manajemen Puskesmas yang diimplikasikan untuk menjalankantupoksi di wilayah kerjanya. Ukuran keberhasilan manajemen puskesmas dilihat daridokumen perencanaan tahunan, minilokakarya bulanan dan triwulanan, capaian kinerja yangdipantau melalui instrument pemantauan wilayah setempat (PWS) dan utilisasi penggunaananggaran operasional, termasuk mekanisme penggunaan dana jamkesmas, jamkesda,jampersal dan BOK.

Dukungan input lainnya untuk mendukung pelaksanaan fungsi manajerial dan teknisdi puskesmas adalah jumlah dan kompetensi tenaga kesehatan. Sebagian besar puskesmasmemiliki tenaga medis (dr dan drg), keperawatan (bidan, perawat umum dan perawat gigi)dan tenaga administrasi (umum dan pekarya ) dengan kisaran 98,7-100%, kecuali tenagadrg hanya 48,2%, penyuluh kesehatan 49,5% , rekam medik 14,8% dan apoteker 4,8%(Risfaskes 2012). Selain fungsi manajerial, puskesmas mempunyai urusan wajib melakukanpelayanan kesehatan masyarakat minimal 6(enam) dasar yaitu promosi kesehatan,pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagianbesar puskesmas di Aceh (92,3%) sudah melakukan kegiatan dasar dengan 6 pelayanan danprogram pengembangan seperti pelayanan gigi-mulut, UKS-UKGS, pelayanan jiwamasyarakat, PKPR, dan pelayanan usia lanjut (lansia). Sebagian besar Bidan dan dokterpuskesmas telah mendapatkan pelatihan teknis medis terutama untuk kompetensi lifesaving skill , manajemen kasus maternal-neonatal, manajemen terpadu balita sakit ,tatalaksana kasus gizi buruk dan kesehatan remaja.

Berdasarkan kompetensi tenaga di fasilitas pelayanan dasar, maka Aceh memilikibeberapa puskesmas dalam kategori mampu melakukan pelayanan gawat darurat maternal-neonatal dasar ( PONED) sejumlah 45 unit dari target 92 unit dengan rincian 4puskesmas/kab/kota; 24 puskesmas peduli kesehatan remaja (PKPR) dari target 46puskesmas dan semua puskesmas perawatan mampu melakukan tatalaksana gizi buruk (194unit). Untuk indikator pelayanan rujukan dinilai dari indikator pelayanan kesehatan di rumahsakit umum daerah sebagai fasilitas rujukan sekunder. Indikator tersebut antara lain; rata-rata cakupan kunjungan rawat jalan 25,3%; Rawat inap 0,2%, GDR 10,3/100.000 pasienkeluar; NDR 5,2/100.000 pasien keluar; BOR 62,4%; LOS 5,9 hari dan TOI 6,5 hari.

2.3.4.2. Upaya kesehatan ibu, anak dan giziUpaya kesehatan ibu dan anak (KIA) dan peningkatan gizi masyarakat merupakan

program prioritas dan strategis dalam upaya menciptakan generasi masa depan bangsaserta menjadi isu strategis pembangunan kesehatan global utamanya dalam rangkapencapaian target MDG’s Tahun 2015. Sektor kesehatan Aceh juga menjadikan penguatansystem pelayanan KIA dan gizi sebagai peluang akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), penurunan prevalensi gizi kurang dan penatalaksanaankasus gizi buruk di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Pemberi pelayanan KIA pada

Page 32: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 29

umumnya bidan dan keberadaannya ada di semua puskesmas, hanya beberapa desa sajayang belum mempunyai bidan yang menetap di desa. Sementara untuk tenaga gizi masihbelum dimiliki oleh sebagian puskesmas, dimana 75,6 % dari 327 puskesmas yang telahmempunyai tenaga gizi. Dengan jumlah tenaga bidan yang sangat banyak seharusnya jugadibarengi dengan kompetensi teknis sehingga mutu pelayanan KIA secara bertahap dapatditingkatkan. Upaya ini terus dilakukan secara berkeninambungan, baik melalui pelatihanteknis medis, on the job, bimbingan fasilitatif, magang, simulasi kasus dsb. Beberapaindikator output yang dinilai sebagai upaya percepatan capaian target lokal, Nasional danMDG’s, dapat diukur dari aspek aksesibilitas pelayanan, kesinambungan pelayanan danmutu pelayanan dengan beberapa indikator terpilih yang ditetapkan dalam SPM bidangkesehatan. Tabel berikut menjelaskan beberapa capaian indikator upaya kesehatan danindikator proksi lainnya yang saling berhubungan dalam upaya pembinaan kesehatan.

Page 33: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 30

Tabel 6. Capaian Indikator Upaya Kesehatan SKPA-Dinas Kesehatan AcehTahun 2007-2012

NO INDIKATORCapaian target RPJMA 2007 – 2012

CAPAIAN2007 2008 2009 2010 2011 2012

A VITAL STATISTIC

1 ANGKA KEMATIAN IBU (PER 100.000 LH) 237 189 189 193 158 192

2 ANGKA KEMATIAN BAYI (PER 1.000 LH) 3525

(SDKI)25

(SDKI) 16.3 15

3 PREVALENSI GIZI KURANG (%)26,6

(Riskesdas) 18.616,69(PSG) 15.68 18.6 12,7

4 UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) 68.2 68 68 68 68 68, 9

5INDEK PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) 70.4

(RANK 17 DARI 33 PROV) Berada padaposisi menengah atas (66<IPM<80)

B INDIKATOR PROKSI SESUAI SPM (%)dan Indikator penting lain

1 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 78.86 80.5 78 84.54 85.79 83,2

2Cakupan kunjungan Neonatal (KN)lengkap 83 73.8 87.07 80,4

3 Komplikasi kebidanan yang ditangani 15.79 21.7 30 45.25 33.51 40,9

4Pertolongan Persalinan oleh tenagaprofessional 78.2 83.03 87 84.25 84.67

88,47

5 Cakupan pelayanan nifas 81.3 84.07 84.44 77.17 78.43 80,3

6 Cakupan peserta KB aktif 41.7 50.75 59.9 65.9 5548,11

7 Penanganan komplikasi Bayi baru lahir 12.5 12.6 70 50.65 13.67 31,18 Cakupan kunjungan bayi 60.57 87.1 85 86.3 91.04 78,99 Cakupan pelayanan Balita 31.9 35.6 80 82.4 77.91 59,5

10Cakupan pemberian MP-ASI pada anakusia 6-24 bulan dari keluarga miskin 87 89 82 90

11Cakupan penjaringan kesehatan siswaSD dan setingkat 56 59 63.2 73.7 66 87Untuk Sekolah lanjutan 30 30

12Pelayanan Kesehatan dasarmasyarakat miskin 82.60 88.46 96.53 100 100 100

13Cakupan Pemberian Vitamin A padaBalita 70.62 61.1 66.3 87,8

14 Cakupan D/S 70 62.8 75,5

15 Cakupan ASI Eksklusif 13.70 13.80 8.58 4.3 33.2 38

16Cakupan pelayanan kesehatanrujukan pasien masyarakat miskin 61 80 90 100 100 100

17Cak. pelayanan gawat darurat level Iyang hrs diberikan RS di Kab/kota 45 50 47 45 78 45,2

18Cakupan Balita Gizi buruk mendapatperawatan 42.70 48.83 68.83 77.9 100 100

Page 34: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 31

Berdasarkan tabel diatas dan sesuai dengan amanat dalam Peraturan MenteriKesehatan Nomor 741 Tahun 2008, maka SKPA Dinas Kesehatan berkewajiban untukmelakukan pembinaan dan monitoring evaluasi kinerja pelayanan di fasilitas kesehatanseluruh kabupaten/kota. Pelaksanaan fungsi monitoring evaluasi dan pembinaan upayakesehatan dilakukan melalui supervisi fasilitatif yang terintegrasi. Diperlukan upayaterintegrasi untuk antisipasi perubahan/revisi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741Tahun 2008 dalam upaya menjawab tantangan permasalahan kesehatan lima tahunmendatang dengan melakukan analisis secara periodik terhadap transisi epidemiologi dandemografi.

Untuk indikator yang berhubungan dengan MDGs, target capaian berfluktuasi,terutama pada Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, sementara untuk status giziyang dinyatakan dengan prevalensi gizi kurang, masih menjadi masalah. Hal ini sangat eratkaitannya dengan keaktifan posyandu yang berfungsi sebagai penjaringan awal dan deteksidini terhadap masalah gizi pada bayi dan balita. Peranserta masyarakat yang diukur dariindikator D/S (75,5%). Seharusnya semua bayi dan balita (100%) ditimbang setiap bulandengan peran kader yang ada di setiap posyandu. Indikator D/S inilah yang merupakansalah satu indikator penting yang berkaitan dengan upaya peningkatan status gizi disuatuwilayah.

Masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi berkaitan erat denganmutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi serta kompetensi tenaga kesehatan yang bekerja dilini terdepan (puskesmas dan jaringannya). Disamping itu sarana pendukung untuk fasilitaspelayanan rujukan juga masih belum memadai, baik untuk Puskesmas PONED maupun RSUDPONEK. Pembiayaan kesehatan yang cost effective untuk indikator yang berhubungandengan target MDGs menjadi isu utama yang perlu dicermati, sehingga biaya operasionalpelayanan langsung untuk menjemput sasaran yang tidak akses ke fasilitas pelayanan dapatdilakukan oleh petugas di lapangan. Jika diperhatikan secara rinci alokasi anggaran untukpercepatan pencapaian target MDGs telah menunjukkan trend yang meningkat, namunbelum terjadi keseimbangan alokasi antara dukungan manajemen program dengan biayaoperasional pelayanan langsung.

2.3.4.3. Upaya Kesehatan Jiwa MasyarakatProgram kesehatan jiwa masyarakat merupakan salah satu program pengembangan

di sebagian besar fasilitas pelayanan dasar di Aceh (96,5%), sementara secara nasionalsebanyak 61,2 % puskesmas melaksanakan upaya kesehatan jiwa. Hal ini menjadi bagianyang tak terpisahkan dari sejarah masa lalu Aceh yang tidak kondusif dan pasca bencanaTsunami yang mengakomodir pentingnya peningkatan pelayanan kesehatan jiwa di Aceh.Dari beberapa hasil kajian pasca bencana Tsunami, bahwa gangguan jiwa di Aceh cukuptinggi serta hasil Riskesdas 2007 memperlihatkan bahwa prevalensi gangguan mentalemosional usia diatas 15 tahun di Aceh sebesar 14,1%, dengan kisaran antara 4,8-32,1%,lebih tinggi dibandingkan prevalensi Nasional (11,6 %). Berdasarkan kondisi itulahpendekatan khusus model Aceh dengan konsep pelayanan kesehatan jiwa di komunitasyang dilakukan melalui asuhan keparawatan jiwa menjadi unggulan.

Model tersebut dikenal dengan Community Mental Health Nerse (CMHN) yang terusberkembang hingga tersedia nya unit pelayanan intensif psikiatri (UPIP) di fasilitas rujukandengan menyediakan minimal 10 tempat tidur untuk kasus rujukan dari CMHN dengan lamarawatan maksimal 21 hari. Pemberdayaan Masyarakat dibidang kesehatan jiwa terusberkembang dengan adanya kader kesehatan jiwa masyarakat, dan untuk meningkatkankeperdulian keluarga, TOGA,TOMA dan masyarakat dibentuk Desa Siaga Sehat Jiwa.Cakupan pelayanan Kesehatan Jiwa masyarakat sejak Tahun 2007 sampai 2011 diKabupaten/Kota, dilaporkan jumlah penderita gangguan jiwa (termasuk penderita yang dipasung) sebanyak 15.025 penderita, mendapat perawatan di rumah sebanyak 11.960(79,6%) selebihnya dilayani di puskesmas, RSUD dan RS Jiwa. Sampai Tahun 2011 penderita

Page 35: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 32

yang mandiri/pulih dengan minimal care sejumlah 6.953 orang (58,1%), jumlah penderitayang memerlukan bantuan (partial care) sebanyak 4.472 orang (37,4 %) serta penderitagangguan jiwa yang tergantung (total care) sebanyak 1.956 (16,4 %).

2.3.4.4. Upaya Kesehatan Penunjang

Kinerja upaya pelayanan penunjang dilakukan oleh UPTD SKPA Dinas Kesehatanyaitu pelayanan laboratorium kesehatan, pelayanan kesehatan paru masyarakat dan upayapenanggulangan bencana. Secara garis besar pelayanan laboratorium kesehatan terdiri dari5 jenis pelayanan yaitu : hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imonologi/ serologi, kimiakesehatan lingkungan dan toksikologi. Sejumlah parameter pelayanan laboratoriumkesehatan sudah ter- akreditasi (43 parameter) sehingga peningkatan mutu pelayanan diunit teknis laboratorium perlu secara terus menerus ditingkatkan termasuk kompetensipetugas pelayanan laboratorium. Berdasarkan data yang dicantumkan dalam profil UPTD,maka dapat dijelaskan cakupan pelayanan laboratorium kesehatan seperti tabel 6 dibawahini.

Tabel 7.Jenis dan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium di Balai Laboratorium

Kesehatan Aceh Tahun 2011

No Jenis Pemeriksaan JumlahPemeriksaan

Cakupan(%) Keterangan

1 Hematologi 12.572 22% 10 parameter2 Kimia klinik 22.608 40% 22 parameter3 Serologi 2.004 4% 21 parameter4 Parasitologi 364 1% 4 parameter5 Baktriologi 1032 2 % 17 parameter

6 Kimia kesehatan 1703 3% 43 parameter7 Urine Analysis 16.016 28% 14 parameter

Dari tabel diatas diketahui bahwa cakupan pemeriksaan terbanyak adalahpemeriksaan kimia klinik (40%), pemeriksaan urine (28%) dan darah (22%), cakupanpemeriksaan terkecil adalah parasitologi (1%). Kendala utama yang dihadapi oleh UPTDBalai Labkes adalah pendeknya waktu/masa pengunaan reagensia, sehinggaketersediaannya sering tidak terpenuhi, yang berakibat akan terganggu pelayanan.Untuk mengantisipasi kondisi ini UPTD Balai Labkes melakukan sistem pengadaan bahanreagensia secara triwulan atau semester sesuai dengan kebutuhan pelayananlaboratorium.

2.3.4.5. Upaya penanggulangan krisis kesehatanUpaya penanggulangan krisis kesehatan utamanya bencana, dilakukan melalui

UPTD P2KK yang telah operasional pada Tahun 2010. Walau dengan kegiatan yang terbatasdalam DPA SKPA-Dinas Kesehatan di Tahun 2011 antara lain: melakukan konsolidasi timpenanggulangan krisis kesehatan; pelatihan system kegawat daruratan terpadu (SPGDT);koordinasi pelaksanaan ambulans terpadu pada 2 kabupaten/kota yaitu Kabupaten AcehBesar dan Kota Banda Aceh; magang petugas untuk kompetensi PPGD dan monitoring -evaluasi di daerah rawan bencana (14 Kabupaten/kota) serta assessment logistik bantuankesehatan Sistem penanggulangan gawatdarurat terpadu (SPGDT) menjadi salah satukegiatan prioritas pada unit teknis P2KK, baik yang berhubungan dengan kegawat daruratan

Page 36: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 33

sehari-hari maupun dalam situasi bencana (SPGDT~S–B). Penyelenggaraan sistem ambulansterpadu akan menjadi indikator utama UPTD P2KK karena insidens kecelakaan lalulintascendrung meningkat, sehingga menggalang koordinasi lintas sektor terkait penanggulanganrisiko dan bencana menjadi sangat penting.

Tabel 8.Data Penannggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2010 – 2012

asi penanggulanagn krisi kesehatan yang dilakn sejak tahun 2009s/d 2012.abel. 8 :Penanggula

Frek Kab Kec PNGS LB LR Mngl Frek Kab Kec PNGS LB LR Mngl Frek Kab Kec PNGS LB LR Mngl

1 Banjir 11 11 26 16,095 0 10 0 19 19 31 8,919 4 69 12 23 20 45 51,737 0 20 42 tanah longsor 2 2 2 28 0 0 3 1 1 2 - 0 0 0 2 2 2 677 3 0 03 Kebakaran 4 4 5 376 0 6 0 13 13 13 182 0 15 1 13 13 13 297 0 3 04 Gempa 20 19 0 17,136 11 44 0 3 3 0 - 0 2 1 76 13 0 - 2 0 85 Angin Puting Beliung 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 7 7 7 5 0 0 06 Konflik Sosial 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 1 1 1 16 0 8 37 Dll 2 2 2 - 7 48 9 1 1 3 - 0 0 0 1 1 1 16 0 8 7

Total 33,635 18 108 12 9,101 4 86 14 52,748 5 39 22

Keterangan :PNGS = PengungsiLB = Luka BeratLR = Luka RinganMngl = Meninggal

No KejadianTahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

ngan s kesehatan di Aceh berdasarkan Kejadian2.3.5. Sumberdaya Kesehatan dan kefarmasian

Kinerja SKPA Dinas Kesehatan Aceh yang dicakup pada bidang sumber daya danKefarmasian meliputi kefarmasian, sarana kesehatan, akreditasi, registrasi, sertifikasi,perizinan dan uji kompetensi tenaga kesehatan.

2.3.5.1 Kefarmasian dan Bantuan Kesehatan

Indikator kinerja kefarmasian yang dinilai adalah ketersediaan obat dasar dan vaksin difasilitas pelayanan kesehatan dasar, penggunaan obat rasional dan obat generik, instalasifarmasi yang standar; serta pengembangan obat tradisional. Sementara untuk alatkesehatan, indikator yang dinilai adalah persentase sarana distribusi alat kesehatan yangmemenuhi persyaratan distribusi dan persentase produk alat kesehatan dan perbekalankesehatan rumah tangga (PKRT) yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu danmanfaat. Capaian indikator kinerja kefarmasian dan perbekalan kesehatan disampaikansebagai berikut :1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin mencapai : 90 % ( target 95%)2. Persentase penggunaan obat generik di fasilitas kesehatan : 70% (target 75%)3. Persentase instalasi farmasi sesuai standar mencapai : 66,3 % ( target 100%)4. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi persyaratan keamanan,

mutu dan manfaat, mencapai 80% ( target 90%)5. Persentase sarana distribusi alat kesehatan yang memenuhi persyaratan distribusi

mencapai 60% ( target 65%)6. Persentase pengunaan obat rasional di fasilitas pelayanan dasar mencapai 94,8% (Target

55%)7. Jumlah bahan baku obat tradisional mancapai 25% (target 100%)

Page 37: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 34

Pencapaian indikator kinerja ini didasarkan pada informasi pelaksanaan pelayanankefarmasian di fasilitas pelayanan dasar seluruh kabupaten/kota. Namun dari aspekmanajemen kefarmasian SKPA Dinas Kesehatan masih rendah, mulai dari prosesperencanaan kebutuhan, penyimpanan bahan/material kefarmasian di instalasi farmasitermasuk pengaturan suhu ruangan, lembar control dan mekanisme pemusnahan obat danbahan kadaluarsa, ketersediaan sarana pendukung serta keterbatasan tenaga kefarmasian.Kompetensi untuk tenaga teknis kefarmasian disesuaikan dengan indicator penggunaan obatrasional dan kemampuan konseling terhadap 6 Tepat (tepat diagnosa, tepat indikasi, tepatjenis obat, tepat dosis dan cara, tepat informasi dan tepat kondisi pasien).Dari laporan akuntabilitas kinerja program SKPA untuk kefarmasian mencapai 66%. Denganrendahnya kinerja kefarmasian, maka segera diperlukan reformasi manajemen kefarmasianmenjelang pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Tahun 2014. Hal iniberkaitan dengan mutu kefarmasian yang akan menjadi kunci utama keberhasilan pelayanankesehatan dengan prinsip standar kendali biaya dan kendali mutu. Setiap tahun, SKPA DinasKesehatan Aceh melakukan pengadaan Obat untuk seluruh fasilitas pelayanan dasar danberfungsi sebagai buffer stock, sementara itu juga menyimpan obat-obat program yang disupply dari penangungjawab program dan dari Kememkes. Obat program antara lainVitamin A, suplemen mikronutrion, obat TB, Kusta, Malaria dan Jiwa serta bahan bantuanlain nya.

2.3.5.2 Registrasi dan AkreditasiBerdasarkan hasil Riset fasilitas kesehatan (Risfaskes) Tahun 2011, keberadaan

sarana kesehatan di Aceh sudah memadai, sebagian besar dibangun diatas Tahun 2000 dan64,3 % dalam kondisi baik. Jumlah sarana kesehatan yang terakreditasi 5 pelayanan versiTahun 2007 mencapai 40% sementara target yang harus dicapai sampai dengan Tahun 2012sebesar 70%. Sarana kesehatan rujukan di level Pemerintah Aceh sudah menjadi BLUDdengan sumber daya yang cukup memadai. Untuk BLUD RSU Dr.Zainoel Abidin memilikistandar akreditasi 16 pelayanan sementara BLUD RSIA dan RSJ masih memiliki standarakreditasi 5 pelayanan. Ketiga BLUD ini akan mempersiapkan standar akreditasi RS versi2012 dan tahap persiapan mulai dilakukan pada Tahun 2013 sampai Tahun 2014.

Akreditasi RSUD Kabupaten/kota dengan 5 pelayanan sebanyak 12 unit, RSU Swasta1 unit dan Labkesda 1 unit. Registrasi dan perizinan dimiliki oleh 21 RSUD Kabupaten/kota, 3RSU Swasta dan 2 RSU TNI/POLRI. Penerbitan perizinan ditetapkan satu pintu di SekretariatPemerintah Aceh melalui Badan Perizinan Terpadu (BP2T) dan SKPA Dinas Kesehatan hanyamemfasilitasi bahan rekomendasi untuk penerbitan iizin fasilitas pelayanan kesehatan seAceh. Setiap tahun SKPA Dinas Kesehatan Aceh melakukan penilaian terhadap programunggulan di fasilitas pelayanan dasar dan fasilitas pelayanan rujukan. Program unggulanyang dimaksud adalah kegiatan yang mendukung capaian target MDG’s yaitu upayamenurunkan jumlah kematian ibu dan bayi melalui RSUD dan Puskesmas sayang ibu dansayang bayi. Kegiatan ini dilakukan secara terpadu lintas sektor terkait. Dukungan lain yangdiberikan oleh SKPA Dinas Kesehatan Aceh adalah memfasilitasi penetapan kelas/type RSUD;bimbingan akreditasi fasilitas kesehatan serta penilaian tenaga kesehatan terbaik (teladan)sebagai reward petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk kegiatan kalibrasi alat di fasilitas kesehatan masih sangat minim, hal inidisebabkan karena SDM yang memiliki kompetensi kalibrasi masih sangat kurang dan dibeberapa kabupaten tenaga ini tidak tersedia. Pada 5 tahun kedepan akreditasi fasilitaspelayana kesehatan menjadi kegiatan yang haruis menjadi prioritas dan secara rutindilakukan evaluasi dan pengembangan.

Page 38: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 35

2.3.5.3. Pendayagunaan SDM kesehatan melalui Pengembangan Profesi

Uji kompetensi tenaga kesehatan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala SKPADinas Kesehatan Aceh yang didasarkan pada standar profesi dibawah koordinasi bidangpengembangan sumberdaya kesehatan dan kefarmasian. Disamping itu SKPA-DinasKesehatan Aceh juga memiliki Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) yang merupakanwakil dari majelis tenaga kesehatan Kementrian Kesehatan R.I sebagai wadah registrasitenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya . Tenaga keperawatan yang dimaksudadalah bidan, perawat umum dan perawat gigi, tenaga kesehatan lainnya adalah tenaga fisioterapi, rekam medis, elektro medik, teknik lingkungan, analis kesehatan dan tenaga gizi.Ketersediaan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan dasar di seluruh Aceh yang terbanyakadalah tenaga keperawatan (100%); Tenaga administrasi dan Pekarya (99,7%) sertatenaga dokter umum (98,7%). Ketersedian tenaga kesehatan yang paling sedikit adalahtenaga apoteker (8,4%), tenaga rekam medis (14,8%), dokter gigi (48 %) dan tenagapenyuluh/promkes (49,5%). Secara umum dari aspek kuantitas dan ketersediaan tenagakesehatan di fasilitas pelayanan sudah sangat memadai, namun dari aspek kualitas yangdiukur berbasis kompetensi masih rendah. Kemungkinan juga disebabkan karena frekuensiuji kompetensi yang terbatas, fungsi koordinasi antar profesi belum berjalan, ketimpanganyang besar untuk pelatihan berbasis kompetensi pada masing-masing profesi dan programserta penerapan sertifikasi. Rencana analisis kebutuhan SDM kesehatan dan kebutuhanpelatihan teknis medis dan manajerial menjadi ukuran utama pemberdayaan SDM kesehatansesuai Kemenkes No. 81/2004 dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan secaraumum.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPA

Berdasarkan analisis tugas pokok dan fungsi SKPA Dinas Kesehatan Aceh, makaperan sebagai regulator merupakan tantangan utama yang perlu disikapi untukpengembangan pelayanan SKPA Dinas Kesehatan Aceh lima tahun kedepan. Disamping itumasih terdapat tantangan lainnya seperti:1. Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan menghadapi penerapan jaminan kesehatan

nasional (JKN) melalui BPJS, terutama di wilayah terpencil perbatasan dan kepulauan.2. Dinamika pembangunan Aceh yang turut berpengaruh pada politik anggaran dan transisi

demografi dengan mobilitas penduduk yang tinggi.3. Disparitas status kesehatan antar wilayah terutama didaerah terpencil, perbatasan dan

kepulauan.4. Kecenderungan peningkatan pola penyakit menular dan tidak menular serta masalah gizi

yang berkaitan dengan prilaku pola hidup.5. Sistem manajemen kefarmasian terutama keterjangkauan harga obat, penyediaan obat

generik sesuai dengan daftar obat esensial nasional (DOEN) dan penggunaan obatrasional.

6. Sistem informasi berbasis teknologi.7. Profesionalisme tenaga kesehatan dan sertifikasi fasilitas kesehatan dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan.8. Dinamika perubahan kebijakan pembangunan kesehatan.

Peluang yang dapat digunakan untuk pengembangan pelayanan SKPA dalammewujudkan good governance adalah sebagai berikut;

1. Kesatuan pendapat dan komitmen pemerintah yang kuat.Kekuatan utama dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih adalah kesatuanpendapat dan komitment yang kuat membangun negeri. Integrasi dan kerjasama lintas

Page 39: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 36

sektor terkait yang saling mendukung dan menguatkan disemua lini menjadi tolok ukurkeberhasilan bersama dalam membangun Aceh menuju masa depan yang lebih baik.

2. Kekuatan perdamaian yang harus terus didengungkan.Upaya untuk terus mendengungkan kedamaian diseluruh pelosok negeri, menjadi bagianyang tidak terpisahkan dalam percepatan pembangunan yang merata dan dapatdinikmati oleh seluruh penduduk Aceh, utamanya menjangkau fasilitas pelayanankesehatan dan mendapatkan kualitas pelayanan yang optimal.

3. Transportasi yang terjangkauKetersediaan transportasi sebagai wujud dari percepatan pembangunan di sektorperhubungan menjadi bagian penting dalam upaya memudahkan akses pendudukterhadap fasilitas pelayanan kesehatan dasar hingga fasilitas pelayanan rujukan dalamupaya menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada kelompok rentan (Ibu hamil, Bayi, Balita dan usia lanjut)

4. Terbuka dalam perdagangan sehingga peluang dalam pelaksanaan pembangunanmenjadi meningkat dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat pula.

5. Kecenderungan pola pembiayaan kesehatan yang terus membaik.Dengan adanya dana Bagi hasil (OTSUS-MIGAS) di Aceh, terbukti bahwa pembiayaan disektor kesehatan juga cendrung meningkat, hingga Pemerintah mampu mengalokasikandana untuk Jaminan kesehatan seluruh pemduduk Aceh sejak medio tahun 2010. Walaupeningkatan pembiayaan upaya kesehatan untuk fasilitas pelayanan dasar fasilitasrujukan belum seimbang dengan penguatan system manajemen kesehatan secarakeseluruhan, namun pada 5 tahun kedepan alokasi pembiayaan penguatan systemmanajemen kesehatan termasuk penguatan SDM kesehatan yang berbasis kompetensiakan diseimbangkan dengan alokasi anggaran secara proporsional.

6. Jumlah tenaga kesehatan yang cukup memadai.Berdasarkan Risfaskes 2011, Aceh termasuk salah satu daerah dengan jumlah tenagakeperawatan (Bidan dan perawat) terbanyak di Indonesia terutama di fasilitas pelayanandasar yang dapat di akses oleh masyarakat. Semua puskesmas memiliki Bidan danperawat, serta sebagian besar puskesmas (98,7%) memiliki dokter umum dan dokter gigi(48,2%). Tenaga kesehatan yang cukup dengan kompetensi yang optimal menjadipeluang utama untuk mewujudkan Aceh Sehat yang mandiri, berkeadilan, bermartabatdan Islami.

7. Reformasi sistem pelayanan kesehatan dan pola anggaran

Page 40: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 37

BAB IIIISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPA

Ada beberapa isu strategis program prioritas pembangunan kesehatan 5 tahunkedepan dalam rangka mewujudkan visi pemerintahan Aceh “Aceh yang bermatabat,sejahtera, berkeadilan dan mandiri, berlandaskan Undang-undang Pemerintahan Acehsebagai wujud MoU Helsinki” sehingga pada Tahun 2017 Aceh akan tercapainya masyarakatAceh yang mandiri, makmur dan sejahtera dalam bingkai NKRI.Berdasarkan tugas dan fungsi SKPA Dinas Kesehatan Aceh maka dapat diuraikanpermasalahan sebagai berikut :

1. Administrasi dan Manajemen (Tata Kelola)Perencanaan yang baik dapat memberikan daya ungkit optimal terhadap

pencapaian indikator kinerja secara signifikan dan derajat kesehatan masyarakat. Prosesperencanaan dengan metode bottom up harus dan layak dipertahankan karenamerupakan mekanisme yang mampu menghasilkan komitmen dan mengakomodir secaramenyeluruh upaya pelayanan kesehatan sampai ketingkat pelayanan kesehatan dasar.Secara umum perencanaan belum dapat memberikan jawaban optimal terhadappencapaian tujuan dan kinerja pembangunan kesehatan disebabkan oleh lemahnyapengelolaan informasi kesehatan, terbatasnya pengelolaan prototype perencanaanberkelanjutan. Disamping itu keterbatasan regulasi untuk menyusun standard procedureoperational (SPO) yang menjadi hambatan penerapan NSPK sebagai instrument kerjadalam tata kelola.

Pengembangan, pembaharuan dan peningkatan kapasitas tenaga termasukpenggunaan tehnologi yang handal menjadi sangat penting untuk mendorongterwujudnya pelaksanaan administrasi dan manajemen kesehatan (stewardship) secaraefektif, efisien dan professional. Pada kenyataannya bahwa penerapan promosi jabatanstructural dan fungsional dengan metode reward and punishment, the right man and theright place di lingkungan kesehatan perlu direview karena mekanisme ini terbukti danmampu memberikan jaminan terhadap sustainability pelaksanaan administrasi danmanajemen organisasi dengan benar. Penerapan program dan software data berbasisteknologi seperti aplikasi GIS, e-Planning, e-budgeting, e-catalog dan e-monev termasukSIK dan SIM, SP2TP dan Simpus perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Situasi ini padagilirannya akan mewujudkan perencanaan berbasis data dan informasi sertapenganggaran berbasis kinerja secara terintegrasi. Untuk menjamin keberlanjutanpelaksanaannya harus didukung dengan pengawasan dan evaluasi secara berkelanjutanpula.

2. Sumber Daya Manusia Kesehatan/KetenagaanKinerja upaya pelayanan berkorelasi positif dengan kualitas tenaga kesehatan

baik secara teknis maupun manajerial. Penempatan personil yang tidak sesuai disiplinilmu masih banyak menduduki posisi struktural pada Dinas Kesehatan dan Rumah Sakitmenunjukan gambaran belum diterapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun2009 tentang Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 267 Tahun 2008tentang Pedoman dan Pengorganisasian Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota danPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 971 Tahun 2009 tentang Standar KompetensiPejabat Struktural Kesehatan. Seiring dengan perubahan arah kebijakan dan strategipembangunan kesehatan maka perencanaan, rekrutmen dan distribusi tenaga kesehatanstrategis seperti tenaga medis, penyuluh kesehatan/promkes, farmasi dan gizi harus

Page 41: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 38

menjadi prioritas sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Presiden RepublikIndonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

Pendayagunaan tenaga kesehatan perlu dikelola secara professional agardistribusi dan pemanfaatannya seimbang serta dievaluasi secara periodik melalui ujikompetensi. Pengembangan karier, pengaturan kompensasi dan remunerasi menjadi halyang perlu dilakukan. Penerapan reward dan punishment untuk peningkatan motivasidan kinerja juga harus dilakukan sehingga menjamin mutu pelayanan kesehatan sesuaistandard.

3. Pembiayaan dan Pengangggaran KesehatanSecara umum pembiayaan kesehatan di Aceh menunjukkan trend peningkatan,

namun alokasi penganggaran berbasis kinerja belum dilakukan secara benar danberimbang. Pengalokasian anggaran upaya pelayanan kesehatan masyarakat, upayapelayanan kesehatan perorangan/rujukan dan administrasi/manajemen pelayanankesehatan belum mengikuti dinamika perubahan masalah kesehatan. KeberadaanProgram Jamkesmas, Jampersal, Program JKA, BOK, DAK, TP, Dana Otonomi Khusus -Migas seharusnya menjadi kekuatan untuk menjamin penyelenggaraan upaya kesehatanmasyarakat, demikian juga halnya dengan lahirnya Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang pelaksanaannyadimulai pada Tahun 2014 akan memberikan kekuatan bagi pembiayaan kesehatandaerah yang perlu disikapi dengan cermat. Penyiapan regulasi, petunjuk pelaksanaan danpetunjuk teknis penggunaan anggaran segera dilakukan sehingga keseimbanganpembiayaan dapat bersinergi dengan kinerja, secara tepat guna dan berhasil guna.

4. Obat dan Alat KesehatanPenyediaan kefarmasian dan manajemen perbekalan kesehatan seharusnya

sesuai dengan kebutuhan ditingkat pelayanan, rendahnya penggunaan obat rasional danpenataan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, menggambarkanbahwa penataan perbekalan kesehatan belum dilakukan secara optimal. KebijakanKementerian Kesehatan tentang daftar obat esensial nasional (DOEN), kewajibanpenggunaan obat generik pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, harga obatyang terjangkau dan penggunaan obat rasional perlu dilakukan pengawasan danpengendalian serta evaluasi secara berkesinambungan disemua fasilitas pelayanan.Reformasi pelayanan kefarmasian perlu segera dilakukan mengingat pengelolaan obatmenjadi bangian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yangkomprehensif dan menjadi kunci utama keberhasilan penerapan sistem jaminankesehatan Nasional yang dimulai pada Tahun 2014.

5. Kerjasama Lintas SektorUntuk mendukung tercapainya kondisi derajat kesehatan masyarakat yang

optimal peran lintas sektor menjadi sangat penting, karena permasalahan kesehatanjuga berhubungan dengan kondisi eksternal lainnya termasuk ketahanan pangan, upayapeningkatan kualitas lingkungan dan pengurangan risiko bencana.

6. Upaya KesehatanPeningkatan upaya kesehatan untuk mempertahankan kinerja pelayanan

membutuhkan strategi khusus dan fokus terutama pada peningkatan upaya promosikesehatan dan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Peran organisasi profesiharus dioptimalkan dalam upaya peningkatan promosi kesehatan yang menggiringperubahan perilaku masyarakat hidup sehat.

Page 42: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 39

7. Standarisasi, Sertifikasi dan KalibrasiPenyediaan fasilitas dan sarana kesehatan untuk menunjang peningkatan mutu

pelayanan sesuai standar yang ditetapkan harus segera dilakukan , karena belum semuarumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi badan layanan umum daerah (BLUD).Kalibrasi alat-alat kesehatan belum dilaksanakan secara berkala, karena keterbatasansumberdaya untuk melaksanakan kegiatan ini, disamping itu mekanisme rujukan perluditingkatkan sesuai standar pelayanan rujukan termasuk mekanisme rujukan balik.

3.2. Telaah Visi, Misi, dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh 2012 –2017.

Sesuai Peraturan Gubernur Aceh Nomor 67 Tahun 2012 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Aceh Tahun 2012 – 2017, visi pembangunan Aceh Tahun2012-2017 adalah Aceh yang bermartabat, sejahtera,berkeadilan, dan mandiri berlandaskanUndang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai wujud MoU Helsinki yang sejalan dengan RencanaPembangunan Jangka Panjang Aceh (RPJPA) Tahun 2005-2025.

Dalam mewujudkan visi Aceh tersebut ditempuh melalui 5 (lima) misi pembangunanAceh sebagai berikut:1. Misi pertama adalah mewujudkan tata kelola Pemerintahan Aceh yang amanah melalui

penyelesaian turunan dan Implementasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh untuk menjaga perdamaian yang abadi;

2. Misi kedua adalah mewujudkan nilai-nilai budaya Aceh dan nilai-nilai dinul islam di semuasektor kehidupan;

3. Misi ketiga dalah mewujudkan struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia yanghandal;

4. Misi keempat adalah mewujudkan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi danberkelanjutan; dan

5. Misi kelima adalah mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat danoptimalisasi pemanfaatan sumber daya alam.

Berdasarkan misi ketiga yaitu mewujudkan struktur ekonomi dan Kualitas Sumber DayaManusia yang handal disusunlah strategi pembangunan kesehatan Aceh Tahun 2012 - 2017adalah sebagai berikut :a. Mewujudkan tata kelola pelayanan kesehatan yang profesional;b. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adil dan merata serta terjangkau

melalui penyediaan sumber daya kesehatan yang memadai di seluruh Aceh, pemberianpelayanan kesehatan dan gizi, pencegahan penyakit serta dukungan penyediaan jaminankesehatan;

c. Mewujudkan pemerataan akses terhadap pelayanan kesehatan yang profesional melaluipenyediaan tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang memadai dan berkualitas;dan

d. Meningkatkan pemahaman masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat melaluipeningkatan upaya-upaya promosi kesehatan dan penyediaan tenaga penyuluhkesehatan yang memadai dan berkualitas.

Dengan melakukan kajian terhadap visi, misi dan program Gubernur dan wakil gubernurAceh 2012 – 2017, maka SKPA-Dinas Kesehatan berkewajiban menjaga sinergismepembangunan kesehatan dengan memahami kunci utama yang tercakup dalam arahkebijakan pembangunan Aceh pada perencanaan semua kegiatan/ program kesehatanmelalui pemanfaatan sumber daya kesehatan yang tersedia. Salah satu kunci utama dalamarah kebijakan pembangunan Aceh adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Page 43: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 40

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui kegiatan programSKPA Dinas Kesehatan Aceh antara lain :1. Program administrasi dan managemen kesehatan, meliputi :

a. Tatakelola penyelenggaraan administrasi kesehatan;b. Penyiapan dan penerapan norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK);c. Penyiapan dan penerapan SPM bidang kesehatand. Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja;e. Penguatan system informasi kesehatan dan pelaporan; sertaf. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terpadu.

2. Program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, meliputi :a. Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular;b. Pelaksanaan survailans epidemilogi;c. Pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I);d. Peningkatan akses air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat; sertae. Peningkatan promosi kesehatan termasuk penerapan PHBS.

3. Program peningkatan pelayanan kesehatan, meliputi :a. Program kesehatan ibu dan anak;b. Perbaikan peningkatan gizi masyarakat;c. Program kesehatan jiwa masyarakat; dand. Penyiapan rumah sakit rujukan regional;

4. Program peningkatan sumber daya kesehatan dan kefarmasian, meliputi :a. Peningkatan kualifikasi sumber daya manusia melalui pengembangan profesi;b. Pelaksanaan standarisasi, akreditasi dan kalibrasi; danc. Peningkatan manajemen kefarmasian.

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan RI

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :32/Menkes/SK/I/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 –2014 (Revisi ke-3) disebutkan bahwa visi kementerian kesehatan yaitu “Masyarakat sehatyang mandiri dan berkeadilan”. Dalam mewujudkan visi tersebut, ditempuh melalui misisebagai berikut :1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

termasuk swasta dan masyarakat madani;2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersediannya upaya kesehatan yang

paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan;3. Menjamin ketersedian dan pemerataan sumber daya kesehatan;4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Tujuan kementerian kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan kesehatansecara berhasil guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan Tahun 2010 – 2014 yaitu :1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat;2. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit menular;3. Menurunkan disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat

sosial ekonomi serta gender;4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi

risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama pendudukmiskin;

5. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) pada tingkat rumah tangga dari

Page 44: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 41

50% menjadi 70 %.;6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di DTPK;7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular; dan8. Seluruh kabupaten/kota melaksanakan standar pelayanan minimum (SPM).

3.4. Isu-isu Strategis Pembangunan Kesehatan Aceh Tahun 2012 – 2017

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode Delbeq melaluiexplorasi dan pembahasan dengan melibatkan seluruh stakeholders maka yang menjadi isustrategis pembangunan Kesehatan Aceh 5 tahun ke depan (2012-2017) adalah sebagaiberikut:1. Optimalisasi Tatakelola/administrasi dan manajemen kesehatan;2. Pengelolaan dan pendayagunaan SDM kesehatan;3. Pembiayaan dan peng-anggaran proporsional;4. Penyediaan sarana prasarana, obat dan alat kesehatan;5. Penguatan kerjasama lintas sektor dan lintas program;6. Penguatan upaya kesehatan perorangan, upaya kesehatan masyarakat ; dan7. Mendorong peran serta dan kemandirian masyarakat.8. BBBBBAaaaaaaa9. LLLLAaaaaaaaaaaaaaaaa10. AAAaaaaaaaaaaaaaaaaaa

TAMBAHAN YA NUR ?????

Page 45: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 42

BAB IVVISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

4.1. Visi dan Misi

Berdasarkan kondisi Aceh saat ini dengan memperhatikan visi dan misi dariPemerintah Aceh Tahun 2012 – 2017 maka dengan berpegang kepada tugas pokok danfungsi dari Dinas Kesehatan Aceh menetapkan perubahan visi Dinas Kesehatan Aceh Tahun2012 – 2017 dari sebagai berikut :

” ACEH SEHAT, MANDIRI, BERKEADILAN, BERMARTABAT DAN ISLAMI

Dengan visi ini, Dinas Kesehatan Aceh akan menciptakan kondisi sebagai perintis,pemimpin dan teladan bagi semua pemangku kepentingan (stakeholder) dalammenyelengarakan pemerintahan yang bersih dan amanah untuk mewujudkan Aceh Sehatyang dapat diuraikan sebagai berikut :

Aceh Sehat adalah seluruh sektor menyadari bahwa derajat kesehatan akan tercapaidengan optimal bila sektor lain juga ikut mengembangkan pembangunan yang berwawasankesehatan. Pembangunan di Aceh menempatkan rakyat sebagai pusat pembangunansehingga setiap pembangunan harus menghilangkan dampak negatif terhadap kesehatanrakyat sehingga rakyat Aceh akan bebas dari penyakit dan mampu hidup secara produktif,baik secara ekonomi, sosial, emosional dan spriritual serta hidup dalam lingkungan yangsehat.

Mandiri berarti Pemerintah Aceh akan menciptakan masyarakat yang proaktif danberperilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko penyakitterhadap dirinya dan orang lain, mencegah kerusakan lingkungan, dengan mengandalkankekuatan sendiri serta bepartisipasi aktif dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatandan pengunaan kemampuan intelektual yang ada serta kearifan lokal sebagai cerminanSehat Mandiri. Pembangunan kesehatan dilandaskan pada kepercayaan atas kemampuandan kekuatan sendiri serta semangat kebersamaan antara pemerintah dan masyarakattermasuk swasta.

Berkeadilan sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan dan hak kesehatan rakyat,Rakyat Aceh akan mendapatkan pelayanan kesehatan secara komprehensif sesuai dengankebutuhan tanpa membedakan status ekonomi, geografis (kabupaten/kota, kota-desa),politik, agama, dan jenis kelamin sebagai cerminan keadilan. Rakyat Aceh akanmengeluarkan belanja kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan sebagai cerminanpembiayaan yang berkeadilan. Pemerintah Aceh dan Pemerintah kabupaten/kota secarabersama-sama akan menyediakan pelayanan yang bermutu dan merata denganmenyeimbangkan dan mencukupi anggaran kesehatan terutama untuk operasionalpelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan.

Bermartabat kondisi masyarakat Aceh yang dicirikan dengan ketahanan dan daya juangyang tinggi, cerdas, taat aturan, kooperatif dan inovatif yang menjunjung tinggi harkat danmartabat manusia berlandaskan penerapan syariat Islam yang kaffah Perwujudannya antaralain melalui penuntasan peraturan-peraturan hasil turunan Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan peraturan perundanganlainnya, pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, bebas dari praktek

Page 46: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 43

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta penegakan supremasi hukum dan HAM, mengangkatkembali budaya Aceh yang islami dan pelaksanaan nilainilai Dinul Islam dalam tatanankehidupan bermasyarakat.

Islami adalah kondisi masyarakat Aceh yang secara utuh berkeyakinan menjalankan seluruhaspek kehidupannya berdasarkan nilai-nilai Islam. Setiap pelayanan kesehatan yang diberidan diterima harus didasari oleh sikap dan prilaku manusia Islam sebagaimana ada empathal yang disebutkan dalam Al-Quran berkaitan dengan sikap dan prilaku manusia, keempathal tersebut adalah; iman, islam, ihsan dan taqwa, sehingga mampu memberikan pelayanankesehatan dalam suasana ”damai, selamat, jauh dari bahaya, terpadu, bermakna dan tidaksia-sia (yusni saby, 1998). Kesemuanya itu bermakna ”untuk menjadi selamat” atau ”untukmenjadi utuh dan baik”. Dengan demikian setiap pelayanan kesehatan merupakan dasaribadah kepada Allah SWT dalam suasana keislaman sehingga akan timbul rasa sabar dantawakkal dalam memberi dan menerima pelayanan kesehatan.

Dalam mewujudkan visi tersebut, ditempuh melalui 3 (tiga) misi SKPA - DinasKesehatan Aceh sebagai berikut :1. Menyempurnakan tata kelola penyelenggaraan upaya kesehatan2. Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia dengan menjaga keseimbangan

antar wilayah3. Mendorong peran serta dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

4.2. Tujuan dan Sasaran

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi SKPA Dinas Kesehatan Aceh, maka tujuan yangakan dicapai adalah terselenggaranya upaya kesehatan di Aceh secara berhasil guna danberdaya guna, responsif terhadap kebutuhan dan hak masyarakat dalam Aceh yang Islami,Damai dan Sejahtera dengan :1. Mewujudkan tata kelola administrasi dan managemen di SKPA sesuai standar dan

regulasi.2. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan standar dan regulasi melalui

sistem monitoring dan evaluasi terpadu.3. Mewujudkan pemerataan akses terhadap pelayanan kesehatan melalui penyediaan

tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang memadai dan berkualitas diseluruhfasilitas kesehatan.

4. Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan yang optimal melalui peningkatan sistemmanajemen pelayanan kesehatan dan peningkatan professionalism.

5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian terutama pada kelompok rentan danmeningkatkan status gizi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.

6. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) serta pengembangan desa siaga.7. Revilatalisasi upaya kesehatan bersumber masyarakat melalui program kemitraan

termasuk dunia usaha dengan pendekatan CSR.Sasaran yang hendak dicapai sebagai berikut :

1. Terwujudnya budaya kerja SKPA yang transparan, adil, professional, efektif, efisien danbermartabat dalam penyelenggaraan TUPOKSI.

2. Meningkatkan kualitas aparatur kesehatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.3. Terlaksananya fungsi pengawasan dan pengendalian berdasarkan standar dan regulasi.4. Penyediaan dan penempatan tenaga strategis sesuai kebutuhan dalam penyelenggaraan

upaya kesehatan termasuk di DTPK5. Meningkatnya penyediaan pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan melalui

penyediaan dan pendistribusian obat esensial di sarana pelayanan dasar.6. Terselenggaranya system jaminan kesehatan dengan universal coverage.

Page 47: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 44

7. Memperkuat sarana kesehatan dasar dan jaringannya sebagai fasilitas kesehatanmampu menyelenggarakan kegawat-daruratan obstetric neonatal emergency dasar.

8. Penatalaksanaan system survailans gizi dalam upaya pengendalian dampak gizi burukdan penguatan system survailans imunisasi.

9. Pengendalian morbiditas dan mortalitas penyakit menular dan penyakit tidak menularmelalui pengembangan pola hidup bersih dan sehat serta lingkungan sehat.

10. Menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dan dunia usahasebagai penggerak upaya kesehatan berbasis masyarakat.

4.3. Strategi dan Kebijakan

Strategi pembangunan kesehatan Aceh Tahun 2012- 2017 mengacu pada RPJMAdengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan situasi kesehatan baik secara global,nasional dan lokal. Strategi dan kebijakan yang ditetapkan akan berpengaruh terhadapproses pembangunan kesehatan yang bersinergi kuat dengan elemen sistem kesehatannasional. Dengan memperhatikan perseptif tupoksi SKPA, elemen sistem kesehatan nasionaldan mempertimbangkan lingkungan eksternal, maka strategi dan kebijakan pembangunankesehatan di Aceh dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penguatan sistem kesehatan.Proses pembangunan kesehatan yang bersinergi dengan elemen sistem

kesehatan nasional ditentukan oleh 1). ketersediaan sistem informasi yang mendukungpengambilan keputusan 2). perencanaan dan penganggaran kesehatan sesuai kebutuhandan focus pada program cost effective; 3). SDM kesehatan yang berkualitas danprofesional; 4). kekuatan kerjasama dan dukungan lintas sektor; 5). ketersediaan obatdan alat kesehatan; 6). kemampuan mendorong peran serta masyarakat termasuk duniausaha serta koordinasi antar level (pusat-provinsi dan kabupaten/kota). Upaya ini harusdibarengi dengan kemampuan manajerial pimpinan SKPA yang peka terhadapperubahan baik internal maupun ekternal termasuk komimen politik.

2. Penguatan dan intensifikasi kinerja penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat danupaya kesehatan perorangan

Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatanperorangan (UKP) baik primer, sekunder, maupun tersier harus dilakukan dengan adil,bermutu, merata, dan terjangkau sebagai salah satu upaya pemenuhan hak rakyatterhadap akses pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan kualitas dan daya saingpelayanan kesehatan diperlukan pelayanan profesional dan responsif melalui peningkatankapasitas tenaga kesehatan berbasis kompetensi. Disamping itu, kondisi geografis jugamenjadi perhatian dalam menyiapkan sumber daya kesehatan dan menyelenggarakanupaya kesehatan termasuk penguatan sumber daya kesehatan di daerah terpencil,perbatasan, dan kepulauan.

3. Menyiapkan peta jalan menuju jaminan kesehatan nasional ~ dan JKA sebagaiperwujudan UU SJSN yang akan diberlakukan pada tahun 2014 baik kesiapan fasilitaspelayanan sebagai PPK dan sistem manajemen pengelolaan jaminan kesehatan.

4. Pelaksanaan one gate policy untuk manajemen kefarmasian.

Page 48: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 45

5. Penyiapan RS rujukan regional di beberapa kabupaten terutama untuk penguatan sistemrujukan berjenjang melalui mekanisme regionalisasi. Rumah sakit rujukan regionalberada pada wilayah Barat-Selatan, Utara-Timurdan tengah – Tenggara.Beberapa persyaratan regionalisasi yang harus dilakukan yaitu :

6. Kesinambungan pendampingan dalam upaya penanggulangan daerah bermasalahkesehatan (PDBK) sekaligus antisipasi terhadap hasil Riskesdas 2013.

7. Kesepakatan eliminasi malaria secara bertahap di seluruh kabupaten/kota.

8. Pelaksanaan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan terpadu dan professional sesuaitupoksi.

9. Monitoring dan evaluasi terpadu menuju akuntabilitas publik yang terkendali.

Page 49: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 46

BAB VRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN

DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1. Rencana Program dan Kegiatan

A. Program administrasi dan manajemen kesehatan, meliputi kegiatan :1. Penyelenggaraan administrasi perkantoran2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur3. Peningkatan disiplin aparatur4. Peningkatan kapasitas sumber daya kesehatan dan kelembagaan5. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan6. Penguatan sistem informasi kesehatan dan pelaporan7. Penyiapan dan penerapan NSPK serta SPM bidang kesehatan8. Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja9. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan dan manajemen SDM10. Revitalisasi sistem kesehatan11. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terpadu dan pendampingan

B. Program peningkatan sumber daya kesehatan dan kefarmasian, meliputikegiatan :11. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan12. Pengawasan obat dan makanan13. Peningkatan pemberdayaan konsumen di bidang obat dan makanan14. Pengembangan standarisasi tanaman obat/bahan alami Indonesia termasuk sentra

pengobatan tradional15. Peningkatan diklat tenaga/SDM kesehatan (medis dan non medis)16. Pengembangan sumber daya kesehatan dan professional kesehatan17. Penelitian dan pengembangan kesehatan baik tenaga dan fasilitas kesehatan18. Penyusunan dan pengembangan standar dan akreditasi sarana kesehatan19. Penyusunan standar analisa belanja pelayanan kesehatan20. Evaluasi dan penilaian standarisasi sumber daya kesehatan21. Pengembangan/peningkatan status/type Rumah Sakit dan sarana pelayanan

kesehatan penunjang lainnya serta penyiapan BLUD Balai Labkesda22. Analisis kebutuhan SDM Kesehatan termasuk tenaga spesialistik

C. Program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, meliputi kegiatan :1. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk2. Pelayanan dan pencengahan penyakit menular3. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemic4. Peningkatan pelayanan imunisasi untuk penanggulangan PD3I5. Peningkatan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah6. Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit menular7. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular8. Peningkatan promosi kesehatan melalui penerapan pola hidup bersih dan sehat9. Pengembangan desa siaga10. Peningkatan kompetensi tenaga penyuluh kesehatan11. Pengembangan lingkungan sehat melalui penyuluhan12. Penyediaan akses air bersih dan sanitasi total berbasis masyarakat

Page 50: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 47

D. Program peningkatan pelayanan kesehatan, meliputi kegiatan :1. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya2. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan3. Penanggulangan masalah gizi, antara lain kurang Energi Protein (KEP) pada balita

anemea gizi besi pada ibu hamil dan menyusui, gangguan akibat kurang Iodium(GAKI), kekurangan Vit A pada bayi dan balita dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.

4. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi5. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita6. Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat7. Peningkatan pelayanan kesehatan paru masyarakat8. Peningkatan pelayanan kesehatan dan keselamatan Ibu dan Anak9. Peningkatan pelayanan kesehatan usia lanjut10. Peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)11. Pendidikan dan pelatihan asuhan keperawatan kesehatan Ibu, Bayi dan Anak12. Penyiapan rumah sakit rujukan regional;13. Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat

E. Program pengadaan, peningkatan perbaikan sarana dan prasarana kesehatan,meliputi kegiatan :1. Pembangunan puskesmas pustu dan poskesdes2. Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas, pustu dan poskesdes3. Pembangunan rumah sakit4. Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit5. Pengadaan Ambulance dan kendaraan operasional

F. Program pelayanan penunjang, meliputi kegiatan :1. Pengadaan reagensia untuk pelayanan laboratorium kesehatan2. Peningkatan operasional pelayanan kesehatan paru dan balai laboratorium kesehatan3. Peningkatan pelayanan patologi klinik

G. Program pelayanan krisis kesehatan dan ambulance terpadu, meliputi kegiatan :1. Peningkatan kapasitas petugas penanggulangan krisis kesehatan2. Pelayanan ambulance terpadu3. Pelayanan Kesehatan bagi pengungsi korban bencana4. Surveilens terpadu masalah kesehatan

5.2. Indikator Kinerja

5.3. Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Page 51: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

No. Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Programdan Kegiatan Satuan Kelompok

Sasaran Penanggung JawabA. Program Administrasi dan Manajemen

KesehatanMeningkatnya tata kelolaadministrasi dan managemensesuai standar dan regulasi.

1. Penyelenggaraan administrasiperkantoran

Persentase pemenuhan kebutuhanSDM aparatur

% PNS dan PTT Sekretariat

Persentase penyelesaian administrasisesuai standard an tepat waktu

% Dokumen Sekretariat

2. Peningkatan sarana dan prasaranaaparatur

Jumlah sarana dan prasarana yangdibangun/direhabilitasi

Unit Barang danBangunan (Aset)

Sekretariat

3. Peningkatan disiplin aparatur Persentase pegawai yang menerimareward/punishment

% PNS Sekretariat

4. Peningkatan kapasitas sumber dayakesehatan dan kelembagaan

Diklat/sosialisasi/bintek yangdiselenggarakan

Kegiatan PNS dan UPTD UPTD Bapelkes

Pegawai yang ditingkatkan kapasitasteknis

Orang PNS UPTD Bapelkes

5. Peningkatan Pengembangan sistempelaporan capaian kinerja dan keuangan

Jumlah dokumen pelaporan capaiankinerja dan keuangan yang tersusunsesuai AKIP

Dokumen Unit kerja Bina Program danPelaporan

6. Penguatan sistem informasi kesehatandan pelaporan

Jaringan SIK terintegrasi diKabupaten/Kota

Titik Kabupaten/Kota Bina Program danPelaporan

Persentase ketersediaan profilkesehatan kab/kota

Dokumen Kabupaten/Kota Bina Program danPelaporan

7. Penyiapan dan penerapan NSPK sertaSPM bidang kesehatan

Jumlah dokumen NSPK yangdiselesaikan/ditetapkan

Dokumen Unit kerja Sekretariat

Persentase kab/kota yangmelaksanakan SPM

% Kabupaten/Kota Sekretariat

8. Perencanaan dan penganggaranberbasis kinerja

Jumlah dokumen perencanaan danpenganggaran yang tersusun tepatwaktu

Dokumen Unit kerja Bina Program danPelaporan

9. Perencanaan kebutuhan tenagakesehatan dan managemen SDM

Jumlah kab/kota yang telah mampumelaksanakan perencanaankebutuhan SDM kesehatan

Dokumen Kabupaten/Kota Bidang PSDK danKefarmasian

Persentase fasilitas kesehatan yangmempunyai SDM kesehatan sesuaistandar

% Fasilitas kesehatan Bidang PSDK danKefarmasian

10. Revitalisasi sistem kesehatan Jumlah sub sistem kesehatan yangdiselenggarakan

Subsystem

Unit kerja Bina Program danPelaporan

11. Pelaksanaan monitoring dan evaluasiterpadu

Jumlah dokumen monitoring danevaluasi yang dihasilkan

Dokumen Unit kerja danKabupten/Kota

Bina Program danPelaporan

Persentase hasil monitoring danevaluasi yang ditindak lanjuti

% Dokumen Bina Program danPelaporan

Page 52: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 49

B. Program Peningkatan Sumber DayaKesehatan dan Kefarmasian

Meningkatnya ketersediaan danmutu sumber daya kesehatandan kefarmasian

1. Pengadaan obat dan perbekalankesehatan

Persentase obat buffer stock yangdigunakan

% Gudang farmasi Bidang PSDK danKefarmasian

Persentase ketersediaan obat danvaksin yang memenuhi standar,cukup dan terjangkau

% Fasilitas kesehatandasar

Bidang PSDK danKefarmasian

Persentase instalasi farmasi kab/kotasesuai standar

% Instalasi farmasi Bidang PSDK danKefarmasian

2. Pengawasan obat dan makanan Persentase obat dan makanan yangberedar sesuai standar

% Pasar dan PusatPerbelanjaan

Bidang PSDK danKefarmasian

3. Peningkatan pemberdayaan konsumendi bidang obat dan makanan

Persentase penggunaaan obat difasilitas kesehatan dasar

% Fasilitas kesehatandasar

Bidang PSDK danKefarmasian

Persentase PKRT yang memenuhipersyaratan cara produksi yang baik

% PKRT Bidang PSDK danKefarmasian

4. Pengembangan standarisasi tanamanobat/bahan alami Indonesia termasuksentra pengobatan tradisional

Jumlah tanaman obat tradisionalyang dikembangkan

Jenis Tanaman obat Bidang PSDK danKefarmasian

Jumlah sentra pengobatan tradisionalyang sesuai standar kefarmasian

Unit Sentra pengobatantradisional

Bidang PSDK danKefarmasian

5. Peningkatan diklat tenaga / SDMkesehatan (medis dan non medis)

Jumlah pelatihan aparatur yangterakreditasi

Pelatihan Unit kerja Bidang PSDKUPTD Bapelkes

Jumlah aparatur yang telah mengikutipelatihan penjenjangan, fungsionaldan managemen kesehatan

Orang Tenaga kesehatan Bidang PSDKUPTD Bapelkes

6. Pengembangan sumber daya kesehatandan profesionalisme tenaga kesehatanserta analisis kebutuhan SDM Kes dankebutuhan pelatihan

Jenis pendidikan tenaga kesehatanyang dikembangkan

Jenis Institusi pendidikanTenaga kesehatan

Bidang PSDK danKefarmasian

Persentase tenaga kesehatan yangprofessional dan memenuhi standarkompetensi

% Tenaga kesehatan Bidang PSDK danKefarmasian

Tersedianya dok. Analisis kebutuhanSDM Kes termasuk tenaga spesialisdan analisis kebutuhan pelatihan

Dokumen Tim kerja (pokja) Bidang PSDK danKefarmasian

7. Penelitian dan pengembangan tenagadan fasilitas kesehatan

Jumlah publikasi ilmiah yang dimuatdi media cetak dan elektronik

Dokumen Tenaga dan FasilitasKesehatan

Bina Program danPelaporan

8. Penyusunan dan pengembangan standardan akreditasi sarana kesehatan

Jumlah dokumen akreditasi yangdiselesaikan

Dokumen Fasilitas kesehatan Bidang PSDK danKefarmasian

9. Penyusunan standar analisa belanjapelayanan kesehatan

Jumlah dokumen analisa belanjapelayanan kesehatan

Dokumen Kabupaten/Kota Bina Program danPelaporan

10. Evaluasi dan penilaian standarisasisumber daya kesehatan

Jumlah dokumen evaluasi danpenilaian standar

Dokumen Kabupaten/Kota Bidang PSDK danKefarmasian

Page 53: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 50

11. Pengembangan/peningkatan status/typerumah sakit dan sarana pelayanankesehatan penunjang lainnya danpersiapan BLUD

Jumlah rumah sakit dan saranapelayanan kesehatan penunjanglainnya yang terakreditasi

Jumlah Rumah sakit dansarana pelayanan

kesehatanpenunjang lainnya

Bidang PSDK danKefarmasian

C. Program Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan

Menurunkan angka kesakitan,kematian dan kecacatan akibatpenyakit

1. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk Persentase kasus zoonosa yangditemukan dan ditangani sesuaistandar

% Kasus zoonosa Bidang P2PL

2. Pelayanan pencegahan danpenanggulangan penyakit menular

Persentase kasus baru TB Paru (BTApositif) yang ditemukan

% Masyarakat Bidang P2PL

Persentase kasus baru TB Paru (BTApositif) yang disembuhkan

% Masyarakat Bidang P2PL

Jumlah kasus diare per 1000penduduk

Kasus Masyarakat Bidang P2PL

Persentase cakupan penemuan dantatalaksana penderita pneumonia

% Masyarakat Bidang P2PL

Prevalensi kasus HIV angka Kabupaten/Kota Bidang P2PL3. Pencegahan penularan penyakit

endemik/epidemikPersentase penaggulangan KLB < 24jam

% Kabupaten/Kota Bidang P2PL

Persentase kab/kota yang melakukanmapping vektor

% Kabupaten/Kota Bidang P2PL

4. Peningkatan pelayanan imunisasi danpenanggulangan PD3I

Capaian cakupan bayi yang mendapatimunisasi lengkap

% Bayi Bidang P2PL

Persentase desa yang mencapai UCI % Desa Bidang P2PLPenemuan kasus non Polio AFP rateper 100.000 anak < 15 tahun

Kasus Masyarakat Bidang P2PL

5. Peningkatan surveillance epidemiologidan penanggulangan wabah

Persentase penyelidikan epidemiologi< 24 jam pada desa yang mengalamiKLB

% Desa

Penguatan system kewaspadaan dini Kabupaten/Kota Bidang P2PL6. Peningkatan KIE pencegahan dan

pemberantasan penyakitDokumen KIE yang telah diselesaikan Dokumen Kabupaten/Kota Bidang P2PL

7. Pelayanan pencegahan danpenanggulangan penyakit tidak menular

Persentase kab/kota yang memilkiperda tentang kawasan tanpa rokok

% Kabupaten/Kota Bidang P2PL

Jumlah kader yang mampumelaksanakan posbindu

Orang Kabupaten/Kota Bidang P2PL

Advokasi pengendalian PTM Lokasi Kabupaten/Kota Bidang P2PL

Page 54: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 51

8. Peningkatan promosi kesehatan melaluipenerapan pola hidup bersih dan sehat

Persentase rumah tangga yangmelaksanakan PBHS

% Rumah tangga Bidang P2PL

Persentase peningkatan promosikesehatan di sekolah

% Kabupaten/Kota Bidang P2PL

9. Pengembangan desa siaga Persentase desa siaga aktif % Desa Bidang P2PL10. Peningkatan kompetensi tenaga

penyuluh kesehatanJumlah tenaga penyuluh kesehatanyang ditingkatkan kemampuannya

Orang Kabupaten/Kota Bidang P2PL

11. Pengembangan lingkungan sehat Persentase penduduk yangmenggunakan jamban sehat

% Rumah tangga Bidang P2PL

Persentase kab/kota yang telahmelaksanakan kab/kota sehat

% Kabupaten/Kota Bidang P2PL

Persentase cakupan tempat-tempatumum yang memenuhi syaratkesehatan

% Tempat-tempatumum

Persentase cakupan rumah yangmemenuhi syarat kesehatan

% Rumah tangga Bidang P2PL

12. Penyediaan akses air bersih dan sanitasitotal berbasis masyarakat

Persentase penduduk yang memilikiakses terhadap air minum berkualitas

% Rumah tangga Bidang P2PL

Persentase kualitas air minum yangmemenuhi syarat

% Rumah tangga Bidang P2PL

Jumlah desa yang melaksanakanSTBM

Desa Desa Bidang P2PL

D. Program Peningkatan PelayananKesehatan

Meningkatnya ketersediaan danketerjangkauan pelayanankesehatan yang bermutu bagiseluruh masyarakat

1. Pelayanan kesehatan penduduk miskindi puskesmas dan jaringannya

Cakupan pelayanan kesehatanpenduduk miskin

% Masyarakat miskin Bidang Pemb. PelayananKesehatan

2. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan Cakupan upaya pemeliharaan danpemulihan kesehatan

% Kabupaten/Kota Bidang Pemb. PelayananKesehatan

3. Penanggulangan masalah gizi Persentase balita gizi burukyangmendapat perawatan

% Balita Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Persentase balita ditimbang beratbadannya (D/S)

% Balita Bidang Pemb. PelayananKesehatan

4. Pemberdayaan masyarakat untuk Persentase keluarga sadar gizi % Keluarga Bidang Pemb. Pelayanan

Page 55: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 52

pencapaian keluarga sadar gizi Kesehatan

5. Peningkatan pelayanan kesehatan anakbalita

Cakupan kunjungan neonatalpertama (KN1)

% Bayi dan Balita Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan bayi % Bayi dan Balita Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Cakupan pelayanan kesehatan anakbalita

% Bayi dan Balita Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Cakupan SD/MI melaksanakanpenjaringan siswa kelas I

% Siswa SD/MI Bidang Pemb. PelayananKesehatan

6. Peningkatan pelayanan kesehatan jiwamasyarakat

Jumlah RS Kab/Kota yangmenyediakan minimal 10 TT untukpelayanan kegawatdaruratan psikiatri

RSUD Kabupaten/Kota Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Jumlah Gampong Siaga Sehat Jiwa Gampong Gampong Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Persentase penanganan kasuspenderita gangguan jiwa yg dipasungdan terlantar

Kasus Penderita gangguanjiwa

Bidang Pemb. PelayananKesehatan

7. Peningkatan pelayanan kesehatan parumasyarakat

Persentase pasien paru yangsembuh

% Pasien Paru UPTD BKPM

8. Peningkatan pelayanan kesehatan dankeselamatan ibu dan anak

Persentase ibu bersalin yang ditolongnakes terlatih (cakupan PN)

% Ibu Bersalin Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Persentase ibu hamil mendapatpelayanan ante natal care (ANC)

% Ibu Hamil Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Persentase ibu hami yang mendapatpelayanan antenatal (Cakupan K4)

% Ibu Hamil Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Persentase ibu nifas yang mendapatpelayanan

% Ibu Nifas Bidang Pemb. PelayananKesehatan

9. Peningkatan pelayanan kesehatan usialanjut

Cakupan pelayanan kesehatan usialanjut

% Usia lanjut Bidang Pemb. Pelayanan

Page 56: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 53

Kesehatan

10. Peningkatan pelayanan kesehatanreproduksi remaja (KKR)

Persentase puskesmas mampupelayanan kesehatan reproduksiesensial (PKRE) terpadu

% Puskesmas Bidang Pemb. PelayananKesehatan

11. Pendidikan dan pelatihan asuhankeperawatan kesehatan ibu, bayi danbalita

Jumlah aparatur yang mampumelaksanakan asuhan keperawatankesehatan ibu, bayi dan balita

% PNS Bidang Pemb. PelayananKesehatan

12. Penyiapan rumah sakit rujukan regional Jumlah dokumen kerjasamapembangunan rumah sakit rujukanregional

Dokumen Rumah Sakit Bidang Pemb. PelayananKesehatan

13. Kemitraan asuransi kesehatanmasyarakat

Jumlah kebijakan teknis pembiayaandan jaminan kesehatan masyarakat

Dokumen Unit kerja Bidang Pemb. PelayananKesehatan

Tingkat kepuasan peserta % Fasilitas Kesehatan Bidang Pemb. PelayananKesehatan

E. Program Pengadaan, PeningkatanPerbaikan Sarana dan PrasaranaKesehatan

Meningkatnya sarana, prasaranadan peralatan kesehatan difasiltas pelayanan kesehatanyang sesuai standar

1. Pembangunan puskesmas, pustu danposkesdes

Jumlah puskesmas, pustu danposkesdes yang dibangun sesuaistandar

Unit Kabupaten/Kota Sekretariat , dan Bid. BinaProgram dan Pelaporan

2. Pengadaan sarana dan prasaranapuskesmas, pustu dan poskesdes

Jumlah fasilitas pelayanan kesehatanyang diadakan

Unit Kabupaten/Kota Sekretariat dan Bid. BinaProgram dan Pelaporan

3. Pembangunan rumah sakit Jumlah rumah sakit yang dibangunsesuai standar

Unit Kabupaten/Kota Sekretariat dan Bid. BinaProgram dan Pelaporan

4. Pengadaan alat-alat kesehatan rumahsakit

Jumlah peralatan kesehatan rumahsakit yang diadakan

Unit Kabupaten/Kota Sekretariat dan Bid. BinaProgram dan Pelaporan

5. Pengadaan ambulans dan kendaraanoperasional

Jumlah ambulance dan kendaraanoperasional

Unit Kabupaten/Kota Sekretariat dan Bid. BinaProgram dan Pelaporan

Page 57: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 54

F. Program Pelayanan Penunjang Meningkatnya pelayananpenunjang yang terakreditasi

1. Pengadaan reagensia untuk pelayananlaboratorium kesehatan

Jumlah reagensia yang tersedia Unit Laboratoriumkesehatan

UPTD Balai Labkesda danBKPM

2. Peningkatan operasional pelayanankesehatan paru dan balai laboratoriumkesehatan

Cakupan pelayanan/pemeriksaan dibalai kesehatan paru masyarakat danbalai laboratorium kesehatan

% Balabkes dan BKMP UPTD Balai Labkesda danBKPM

3. Peningkatan pelayanan patologi klinik Jumlah pelayanan patologi klinik yangterakreditasi

Jenis Balabkes UPTD Balai Labkesda

G. Program Pelayanan Krisis Kesehatan danAmbulance Terpadu

Meningkatnya pelayanan krisiskesehatan dan ambulanceterpadu

1. Peningkatan kapasitas petugaspenanggulangan krisis kesehatan

Jumlah aparatur yang mampumelaksanakan penanggulangan krisiskesehatan

Orang PNS UPTD P2KK

2. Pelayanan ambulance terpadu Cakupan pelayanan ambulanceterpadu

% Unit Kerja UPTD P2KK

3. Pelayanan kesehatan bagi pengungsikorban bencana

Cakupan pengungsi yang diberikanpalayanan kesehatan

% Masyarakat UPTD P2KK

4. Survailance terpadu masalah kesehatan Dokumen pemetaan masalahkesehatan

Unit kerja UPTD P2KK

Page 58: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

BAB VIINDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMA 2012 - 2017

No Indikator

KondisiKinerja

pada AwalPeriodeRPJMA

Target Capaian Setiap Tahun KondisiKinerja padaAkhir Periode

RPJMATahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

Tahun2017

Target Target Target Target Target Target(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1. Angka harapan hidup (Tahun) 68.90 69.00 69.20 69.40 69.60 69.80 69.82. Angka kematian bayi (per 1000 Lahir Hidup) 25 20 18 15 12 12 123. Angka kematian balita (per 1000 Lahir Hidup) 45 40 35 30 25 20 204. Angka kematian ibu (per 100.000 Lahir Hidup) 192 143 123 102 100 100 1005. Prevalensi gizi kurang dan buruk (%) 23.7 20 18 15 14 14 146. Rasio dokter umum per satuan penduduk 19 20 30 40 40 40 407. Rasio dokter spesialis per satuan penduduk 8 10 12 15 18 20 208. Rasio dokter gigi per satuan penduduk 4 5 6 7 8 9 99. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%) 33.51 50 70 90 95 100 100

10 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan(%) 82.9 85 87 90 90 90 90

11. Cakupan kunjungan bayi(%) 78,9 95 95 95 95 95 95

12. Cakupan penjaringan kesehatan siswaSD/sederajat(%) 87 70 75 80 85 90 90

13. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan(%) 100 100 100 100 100 100 100

14. Cakupan pemberian MP-ASI usia 6-24 bulan darikeluarga miskin(%) 100 100 100 100 100 100

15. Cakupan pemberian ASI eksklusif(%) 38 50 60 70 75 80 80

16. Cakupan(%) Desa/kelurahan Universal ChildImmunization (UCI) 62 70 80 85 85 85 85

17. Cakupan (%)penemuan kasus baru penyakit TB BTA + 54.9 60 65 70 75 80 8018. Angka kesuksesan pengobatan TB(%) 92 > 85% > 85% > 85% > 85% > 85% > 85%19. Angka kejadian (Incident Rate) DBD(per 100.000 PddK) 57.2 45 30 20 15 15 1520. Cakupan prevalensi penyakit kusta (%) 1.2 1 <1 <1 <1 <1 <1

21. Cakupan kabupaten/kota yang memasuki tahapeliminasi malaria 1 7 17 23 23 23 23

22. Desa siaga aktif(%) 45 50 55 60 70 80 8023. Akses sanitasi dasar(%) 44 50 55 60 65 70 70

DBD : CFR : < 1%IR : < 20/100.000 Pddk

Sucsess Rate : > 85 %HIV : Prevalensi < 1 % < 1% < 1% < 1% < 1% < 1% < 1% < 1%Malaria : API : < 1 / mil 0.61 < 1‰ < 1‰ < 1‰ < 1‰ < 1‰ < 1‰Peningkatan KIE Pencegahan dan PemberantasanPenyakitPelayanan Pencegahan dan Penanggulangan PenyakitTidak Menular

Page 59: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 56

BAB VIIPENUTUP

7.1. Program Transisi

Rumusan strategi dan program intervensi sesuai arah kebijakan pembangunan Acehmerupakan hasil dari sebuah proses yang melibatkan hampir seluruh stakeholder kesehatanyang memiliki kepedulian dan tanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di Aceh,baik yang berasal dari sector pemerintah maupun non pemerintah. Rumusan program danindikator keberhasilan telah ditetapkan untuk memenuhi operasional program yang akandibiayai baik oleh APBN, APBN-P, APBA, APBK Kab/Kota dan Donor serta LSM lainnya.Jika hasil penyesuaian dan evaluasi Rencana Stategis Pembangunan Kesehatan Acehperiode Tahun 2012 - 2017 ini sudah habis masa berlakunya dan Gubernur/Wakil Gubernurberikutnya belum terpilih, maka pada masa vakum , arah kebijakan pembangunan masihberpedoman pada penyesuaian dan evaluasi Rencana Pembangunan Jangka MenengahAceh Tahun 2012 - 2017. Rencana Jangka Menengah transisi ini akan digunakan hinggaGubernur dan Wakil Gubernur berikut terpilih.

Rencana kegiatan program kesehatan pada umumnya sudah baku, baik jenismaupun intervensi yang perlukan, namun pengembangan program inovasi dapat terusditingkatkan sesuai dinamika perubahan yang terjadi. Rencana program tersebutselanjutnya akan secara detail disusun dalam kerangka rencana kerja tahunan termasukpenetapan capaian target tahunan . Terdapat 2 (dua) hal yang merupakan cirri khas sebuahrencana strategis yaitu (a) visi, misi dan nilai-nilai serta (b) isu strategis yang diharapkanmewarnai rencana dan pelaksanaan masing-masing program. Oleh Sebab itu internalisasiVisi, Misi dan nilai-nilai serta pemahaman akan isu-isu strategis menjadi syarat pokokefektifitas rencana strategis ini. Selain itu perlu disampaikan bahwa rencana staregis inibukanlah harga mati, terdapat kata “strategis” yang bermakna responsive terhadapdinamika perubahan baik lingkungan birokrasi, internal maupun eksternal. Jika dinamikaperubahan itu terjadi secara signifikan, maka rencana strategis ini perlu dilakukanpeninjauan ulang.

7.2. Kaidah Pelaksanaan

Prioritas pembangunan bidang kesehatan adalah penyediaan prasarana dan saranakesehatan yang berkualitas sehingga pelayanan dasar dan rujukan dapat diakses seluruhmasyarakat, serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Ketersediaan prasarana dansarana kesehatan yang memadai akan meningkatkan angka indeks pembangunan manusia(IPM) Aceh yang ditunjukkan dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH), menurunnyaangka kematian bayi (AKB) dan angka kematian Ibu (AKI). Dalam periode ini pembangunankesehatan juga ditujukan untuk mencapai tujuan pembangunan milenium (MilleniumDevelopment Goals-MDGs) yaitu yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak; status gizi ;pengendalian penyakit menular, khususnya HIV-AIDS, TB dan malaria; serta mewujudkanlingkungan yang bersih dan sehat dengan akses air bersih yang memadai.

Setiap sasaran dalam misi pembangunan jangka menengah dapat ditetapkanprioritasnya secara bertahap. Prioritas masing-masing misi dapat dirinci menjadi prioritasutama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahankesehatan yang dihadapi. Hasil penyesuaian dan evaluasi Rencana Pembangunan JangkaMenengah Aceh Tahun 2012-2017 ini tetap merupakan penjabaran dari visi, misi danprogram Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2012-2017 dan penjebaran dari visi, misi danProgram Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010 - 2015.

Page 60: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Renstra SKPA Dinas Kesehatan Aceh 2012-2017 57

Hasil penyesuaian dan evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh inimenjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah Aceh (SKPA) dan semua unsurpemangku kepentingan yang bekerja di Aceh dan merupakan pedoman bagi kabupaten/kotaataupun Rencana Kerja dari Pemangku kepentingan/stakeholder. Kaidah pelaksanaan yangpenting untuk dicermati adalah sebagai berikut:a. Penguatan peran para stakeholders/pelaku dalam pelaksanaan hasil penyesuaian dan

evalusi RPJM Aceh, Satuan Kerja Perangkat Daerah Aceh (SKPA), Pemerintahkabupaten/kota maupun masyarakat termasuk dunia usaha juga berkewajiban untukmelaksanakan dan menyesuaikan kegiatan sesuai program yang tercakup dalamRencana strategis ini.

c. SKPK di kabupaten/kota berkewajiban melakukan penyesuaian dan evaluasi terhadapRencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten/Kota yang sudah pernahditetapkan, dan juga melakukan penyesuaian Rencana Strategis Dinas Kesehatankabupaten/kota dengan berpedoman pada hasil penyesuaian dan evaluasi RencanaPembangunan Jangka Menengah dan rencana strategis ini.

d. Segenap jajaran unit kerja yang terkait dengan bidang kesehatan dapat menyelaraskanperencanaan program dan kegiatannya seperti yang telah digariskan dalam dokumenini. Substansi dokumen ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebihlengkap tentang persoalan penanggulangan masalah kesehatan di Aceh dan strategipilihan yang dapat diimplementasikan.

Semoga rencana strategis pembangunan kesehatan Tahun 2012 – 2017 ini dapatmenjadi pertimbangan dalam setiap upaya pengembangan sistem kesehatan di Aceh.

Page 61: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 1 2 3 4 5(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1. 95%2. 80%

3. 90%

4. 90%5. 80%6. 90%7. 100%8. 90%

9. 100%

10. 100%11. 100%12. 70%13. 100%14. 100%15. 100%

16. 100%

17. 100%

18. 80%19. IKK

20. IKK

21. IKK22. IKK22. IKK23. IKK24. IKK25. IKK27. IKK28. MDG's29. MDG's33. MDG's34. MDG's35. MDG's36. MDG's37. MDG's

MDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG'sMDG's

Angka kematian karena penyakit malariaAngka kematian karena penyakit TBC

Cakupan Desa Siaga Aktif.

Angka prevalensi penyakit malaria

Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidupAngka prevalensi anak-anak di bawah berat badan normalPr

Target Renstra SKPA Tahun Rasio Capaian Tahun

(2)

REVIEW PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPADINAS KESEHATAN ACEH

NoRealisasi Capaian TahunTarget

IndikatorLainnya

Target IKKTarget SPMIndikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPA

Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

Cakupan kunjungan bayiAngka usia harapan hidup

Angka kematian Balita

Cakupan kunjungan bayi.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditanganiCakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memilikikompetensiCakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatanCakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin.

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

Angka prevalensi penyakit TBC

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4.Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani.Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatanyang memiliki kompetensi kebidanan.Cakupan pelayanan Ibu NifasCakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani.

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI).Cakupan pelayanan anak balita.Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24bulan keluarga miskin.

Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan saranakesehatan (RS) di Kab/KotaCakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikanepidemiologi <24 jam.

Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan.Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat.Cakupan peserta KB Aktif.Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit.

Hal. 1

Page 62: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)(2)

DBD : CFR : < 1% <1% <1% <1% <1% <1% 0,8% 1,4% 1,02% 0,9% 0,54%IR : < 20/100.000 Pddk < 20/100.000 Pddk < 20/100.000 Pddk < 20/100.000 Pddk < 20/100.000 Pddk < 20/100.000 Pddk 37/100.000 Pddk 48/100.000 Pddk 38,3/100.000 Pddk 63,1/100.000 Pddk 55,8/100.000 Pddk ABJ : > 95% ABJ : > 95% ABJ : > 95% ABJ : > 95% ABJ : > 95% ABJ : > 95%

TB : CDR : min. 70% Min.70 % Min.70 % Min.70 % Min.70 % Min.70 % 35,50% 40% 42,30% 49,71% 65,41%SR : > 85 % > 85 % > 85 % > 85 % > 85 % > 85 % 90,60% 94% 90% 92% 90%Kusta : PR : < 1/10.000 Pddk < 1 /10.000 Pddk < 1 /10.000 Pddk < 1 /10.000 Pddk < 1 /10.000 Pddk < 1 /10.000 Pddk 1,2 / 10.000 Pddk 1,1 / 10.000 Pddk 1,0 / 10.000 Pddk 1,0 / 10.000 Pddk 1,2 / 10.000 PddkIR : < 10/100.000 Pddk < 10/100.000 Pddk < 10/100.000 Pddk < 10/100.000 Pddk < 10/100.000 Pddk < 10/100.000 Pddk 11 / 100.000 Pddk 10 / 100.000 Pddk 11 / 100.000 Pddk 10 / 100.000 Pddk 13 / 100.000 PddkHIV : Prevalensi < 1 % < 1 % < 1 % < 1 % < 1 % < 1 %

Malaria : API : < 1 / mil < 1 / mil < 1 / mil < 1 / mil < 1 / mil < 1 / mil 1,13 / mil 0,83 / mil 0,65 / mil 0,92 / mil 0,44 / mil

Cakupan UCI desa : 85 % 85% 85% 85% 85% 85% 22% 31,2% 34,94% 52,3% 63%

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Persentase Respon KLB < 24 jam 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Persentase kelengkapan danketepatan lap W1

Peningkatan Surveillance Epidemiologi dan Penanggulangan wabah

Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/epidemik

Peningkatan ImunisasiJumlah anak usia 0-11 bulan yangmendapat imunisasi lengkap

Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Peningkatan KIE Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Penyemprotan/fogging sarang nyamuk

Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Hal. 2

Page 63: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. % % % % %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

I. BELANJA TIDAK LANGSUNG 17.605.350.000 20.898.757.332 31.240.000.000 32.021.000.000 33.942.260.000 16.888.776.937 20.118.170.451 27.412.523.544 30.627.246.345 33.261.785.799 95,93 96,26 87,75 95.65 98.00 25.661.700.615,20 55,99

1 Gaji dan Tunjangan 17.605.350.000 20.898.757.332 31.240.000.000 32.021.000.000 33.942.260.000 16.888.776.937 20.118.170.451 27.412.523.544 30.627.246.345 33.261.785.799 95,93 96,26 87,75 95.65 98.00 25.661.700.615,20 55,99

II. PROGRAM/KEGIATAN RUTIN PADA SETIAP SKPA 6.725.523.877 9.572.751.100 24.962.203.499 16.351.267.046 10.824.037.597 4.883.389.976 6.920.731.485 16.143.483.999 13.427.860.082 9.408.392.790 82.13 86.92 10.156.771.666,40

01 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 5.143.208.877 7.062.202.100 14.719.173.749 11.066.245.735 8.394.314.597 3.693.180.023 5.323.852.406 9.866.577.266 8.564.855.313 7.172.263.743 71,81 75,39 67,03 77.40 85.44 6.924.145.750,20 42,8502 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1.114.315.000 720.089.000 5.794.379.750 3.283.863.311 995.995.000 752.833.410 671.472.000 4.865.887.500 3.039.275.500 899.580.350 67,56 93,25 83,98 92.55 90.32 2.045.809.752,00 48,9603 3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 344.400.000 193.650.000 581.200.000 29.250.000 - 324.510.000 173.130.000 362.784.000 26.250.000 94,22 89,40 62,42 89.74 177.334.800,00 49,2105 4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 123.600.000 1.596.810.000 3.767.450.000 1.971.908.000 1.433.728.000 112.866.543 752.277.079 949.825.233 1.797.479.269 1.336.548.697 91,32 47,11 25,21 91.15 93.22 989.799.364,20 32,7305 5 Program Peningk Kapasitas Pengelolaan Keu.Daerah 100.000.000 98.410.000 98,41 19.682.000,00 19,68

III. PROGRAM/KEGIATAN SPESIFIK SKPA 21.196.594.623 194.633.137.068 259.072.228.092 445.719.537.940 597.243.196.188 7.918.590.165 52.809.109.966 138.222.736.737 323.488.922.844 581.970.706.997 220.882.013.342

15 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 7.994.093.323 4.120.500.618 8.901.133.680 1.030.146.689 551.375.000 168.033.500 1.483.137.417 8.070.460.128 785.047.364 536.207.800 2,10 35,99 90,67 76.21 97.25 2.208.577.241,80 25,7501 Pengadaan Obat & Perbekalan 7.565.193.323 4.064.000.618 8.147.201.680 991.146.689 492.575.000 1.429.952.417 7.574.652.328 753.443.364 479.295.800 35,19 92,97 76.02 97.30 2.047.468.781,80 25,6302 Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan 163.400.000 56.500.000 357.124.000 - 53.185.000 194.304.500 94,13 54,51 49.497.900,00 29,7303 Peningkatan Keterjangkauan Harga Obat & Perkalan Kesehatan 105.400.00004 Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi 105.400.00005 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat 318.808.000 232.617.300 72,96 46.523.460,00 14,5906 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan 54.700.000 78.000.000 39.000.000 58.800.000 68.886.000 31.604.000 56.912.000 88,32 81.04 96.79 31.480.400,00 17,66

16 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 2.326.215.000 1.049.801.000 28.303.117.750 11.713.850.810 1.315.064.000 1.556.546.250 750.331.250 14.416.596.186 9.530.953.445 1.125.758.307 66,91 71,47 50,94 81.36 85.60 5.476.037.087,60 37,86 02 Pemeliharaan & Pemulihan Kesehatan 1.291.000.000 19.498.207.750 9.879.248.457 12.310.509.070 7.878.401.320 63,14 79.75 4.037.782.078,00 12,63 06 Revitalisasi Sistem Kesehatan 2.687.150.000 200.000.000 269.215.000 418.407.400 184.334.000 239.122.000 15,57 92.17 88.82 168.372.680,00 3,11 08 Pengadaan Peralatan dan Perbekalan Kes Termasuk Obat Generik 834.602.353 775.965.700 92.97 155.193.140,00 09 Peningkatan Kesehatan Masyarakat 117.155.000 517.501.000 2.528.260.000 300.000.000 360.254.000 453.164.500 870.009.700 233.036.400 265.329.800 87,57 34,41 77.68 73.65 364.308.080,00 24,40 10 Peningk. Pelay.Kes.Bagi Pengungsi Korban Bencana 645.500.000 332.300.000 1.000.000.000 150.000.000 278.722.500 162.504.750 250.950.000 144.257.625 233.229.307 48,90 25,10 96.17 83.68 158.188.336,40 14,80 11 Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan 272.560.000 102.000.000 250.000.000 271.152.500 - 234.828.400 261.088.900 - 93.93 96.29 99.183.460,00 14 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan 239.900.000 100.000.000 135.720.000 187.205.900 80.130.000 126.988.300 78,03 80.13 93.57 78.864.840,00 15,61 15 Penyediaan Jasa Pelayanan Kesehatan 200.000.000 2.247.600.000 - 134.662.000 379.514.116 67,33 16,89 102.835.223,20 16,84

17 Program Pengawasan Obat dan Makanan - - - - -

01 Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat dibidang obat danmakanan

19 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 799.399.800 682.400.000 4.618.918.800 336.920.000 424.239.500 467.936.750 503.586.500 1.534.876.585 298.328.500 376.019.000 58,54 73,80 33,23 41.28 88.63 636.149.467,00 33,11

01 Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar hidup Sehat 125.898.000 68.400.000 998.450.000 136.920.000 150.000.000 44.396.000 376.301.710 136.920.000 150.000.000 64,91 37,69 35.18 100.00 141.523.542,00 20,52 02 Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat 101.761.800 109.400.000 850.630.000 100.000.000 138.509.500 75.635.500 572.982.000 72.312.500 103.427.000 69,14 67,36 28.75 74.67 164.871.400,00 27,30 03 Peningkatan Pendidikan tenaga penyuluhan kesehatan 276.770.000 226.000.000 1.958.688.800 194.104.000 500.360.875 85,89 25,55 138.892.975,00 22,29 05 Monitoring Evaluasi & Pelaporan 294.970.000 278.600.000 811.150.000 100.000.000 135.730.000 189.451.000 85.232.000 89.096.000 122.592.000 68,00 10,51 62.16 90.32 97.274.200,00 15,70

20 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 2.251.395.000 806.250.000 4.549.882.500 596.100.000 681.229.025 1.078.712.500 340.691.000 2.987.191.000 424.415.500 424.201.375 47,91 42,46 65,65 71.20 62.27 1.051.042.275,00 31,20

03 Penanggulangan kurang Energi Protein (KEP) anemea gizi besi,gangguan akibat kurang Iodium (GAKI), kurang Fit A, dan kekurangan zatgizi mikro lainnya.

4.549.882.500 - 2.987.191.000 65,65 597.438.200,00 13,13

04 Pemberdayaan Masyarakat untuk pencapaian Keluarga Sadar Gizi 2.251.395.000 806.250.000 596.100.000 681.229.025 340.691.000 424.415.500 424.201.375 42,46 71.20 62.27 237.861.575,00 8,49

21 Program Pengembangan Lingkugan Sehat 2.770.300.000 3.585.480.000 5.725.100.000 2.737.229.412 363.260.000 2.306.891.700 3.172.919.635 4.717.821.395 2.646.610.700 318.644.250 83,27 88,49 82,41 96.69 87.72 2.632.577.536,00 50,83 02 Penyuluhan Menciptakan Lingkungan 2.770.300.000 3.585.480.000 5.725.100.000 2.737.229.412 363.260.000 3.172.919.635 4.717.821.395 2.646.610.700 318.644.250 88,49 82,41 96.69 87.72 2.171.199.196,00 34,18 03 Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat - 04 Monitoring Evaluasi & Pelaporan -

22 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 1.132.740.000 2.321.880.600 9.129.021.300 992.200.000 2.120.115.000 424.880.800 1.578.894.650 3.943.790.000 850.652.500 1.556.993.343 37,51 68,00 43,20 85.73 73.44 1.671.042.258,60 29,74 01 Penyemprotan /Fogging Sarang nyamuk 203.700.000 284.400.000 3.182.022.500 300.000.000 1.379.900.000 254.238.000 1.876.936.000 278.406.500 929.026.250 89,39 58,99 92.80 67.33 667.721.350,00 29,68 05 Pelayanan Pencegahan dan Penanggulagan Penyakit Menular 315.670.000 320.610.000 1.516.244.600 200.000.000 182.750.000 104.085.000 181.398.500 180.182.000 147.701.000 32,46 11,96 90.09 80.82 122.673.300,00 8,88 06 Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik 93.000.000 111.240.000 148.686.000 88.619.000 91.485.000 79,66 61,53 36.020.800,00 28,24 08 Peningkatan Imunisasi 25.935.000 227.575.000 1.202.720.500 75.000.000 92.955.000 62.930.000 705.598.000 58.923.000 53.261.293 27,65 58,67 78.56 57.30 176.142.458,60 17,26 09 Peningk.Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah 59.235.000 348.655.600 1.380.008.700 100.000.000 136.780.000 145.543.400 483.205.900 65.543.000 120.116.000 41,47 35,01 65.54 87.82 162.881.660,00 15,30 10 Peningkatan KIE Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 435.200.000 1.029.400.000 1.699.339.000 317.200.000 327.730.000 923.479.250 605.166.600 267.598.000 306.888.800 89,71 35,61 84.36 93.64 420.626.530,00 25,06

23 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 409.606.000 797.630.000 2.095.134.000 457.800.000 439.345.000 333.097.050 477.003.335 894.186.385 390.456.900 370.494.600 81,32 59,80 42,68 85.29 84.33 493.047.654,00 36,7601 Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan 181.400.000 261.050.000 - 25.207.000 49.380.000 13,90 18,92 14.917.400,00 6,56 02 Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan 188.178.000 316.990.000 384.090.000 100.000.000 180.455.000 250.213.000 123.742.500 95.579.700 175.280.900 78,93 32,22 95.58 97.13 128.963.220,00 22,23

03 Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar PelayananKesehatan

112.980.000 - 78.618.000 65,59 15.723.600,00 13,12 04 Penyusunan Naskah Akademis Standar Pelayanan Kesehatan 100.194.000 257.800.000 77.885.000 51.583.400 197.683.200 22.298.200 51,48 76.68 28.63 54.312.960,00 10,30 05 Penyusunan standar analisis belanja pelayanan kesehatan 827.350.000 - 301.201.000 36,41 60.240.200,00 7,28 06 Monitoring Evaluasi & Pelaporan 221.428.000 299.240.000 409.470.000 100.000.000 181.005.000 201.583.335 289.661.485 97.194.000 172.915.500 67,37 70,74 97.19 95.53 152.270.864,00 27,62

25 Program Pengadaan Peningkatan dan Perbaikan Sarana danPrasarana Puskesmas/Pustu serta Jaringannya 571.640.000 60.428.674.200 73.801.157.658 69.786.709.228 71.816.931.096 13.325.422.529 52.393.335.142 65.458.042.129 67.442.283.740 22,05 70,99 93.80 93.91 39.723.816.708,00 18,61

01 Pembangunan Puskesmas 15.582.521.000 16.528.391.909 21.457.078.328 28.438.861.596 1.781.987.459 10.577.283.600 19.233.911.000 26.124.196.040 11,44 63,99 89.64 91.86 11.543.475.619,80 15,09 02 Pembangunan Puskesmas Pembantu 426.640.000 5.061.502.000 7.033.869.343 9.592.380.833 1.597.159.000 860.327.368 5.537.332.540 9.326.733.474 1.564.344.900 17,00 78,72 97.23 97.95 3.457.747.656,40 19,14 05 Pembangunan Posyandu/Poskesdes 31.486.053.200 36.228.859.741 25.847.460.460 29.304.964.000 4.670.315.667 25.720.480.474 24.869.854.020 28.155.786.500 14,83 70,99 96.22 96.08 16.683.287.332,20 17,16 06 Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas 8.298.598.000 7.068.542.960 8.123.468.277 7.648.946.500 6.012.792.035 6.088.685.500 7.540.147.195 6.980.267.800 72,46 86,14 92.82 91.26 5.324.378.506,00 31,72 07 Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pemabantu 145.000.000 1.297.013.200 1.515.500.000 1.190.800.000 1.352.762.840 91,81 89.26 508.712.568,00 18,36 10 Pengadaan Sarana dan Prasarana Posyandu/Poskesdes 5.644.480.505 3.250.821.330 4.827.000.000 3.278.753.028 3.134.633.600 4.585.688.500 58,09 96.43 95.00 2.199.815.025,60 11,62

26 Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana RumahSakit Umum/RS Jiwa/RS Paru/RS Mata - 116.371.165.650 91.562.061.513 114.055.977.160 118.651.788.445 30.070.734.500 41.042.365.516 109.508.092.000 25,84 44,82 88.97 92.29 36.124.238.403,20 14,13

Realisasi

Realisasi Anggaran Pada Tahun

REVIEW PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN SKPADINAS KESEHATAN ACEH TAHUN ANGGARAN 2007 - 2011

KodeURAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Anggaran Tahun Rasio Antara Realisasi dan Anggaran Rata-rata Pertumbuhan

Program Kegiatan Anggaran

Page 64: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. % % % % %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Realisasi

Realisasi Anggaran Pada TahunKodeURAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Anggaran Tahun Rasio Antara Realisasi dan Anggaran Rata-rata Pertumbuhan

Program Kegiatan Anggaran

01 Pembangunan Rumah Sakit 71.424.119.650 57.430.174.884 57.991.395.135 89.120.442.000 2.572.051.997 24.103.737.490 51.544.277.493 81.620.603.200 3,60 41,97 88.88 91.58 31.968.134.036,00 9,11 18 Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit 44.947.046.000 32.044.286.629 56.064.582.025 29.531.346.445 27.498.682.503 16.909.952.026 49.931.505.199 27.887.488.800 61,18 52,77 89.06 94.43 24.445.525.705,60 22,79 20 Pengadaan Ambulance/Mobil Jenazah 1.988.000.000 - - - 25 Pembangunan Tipe Rumah Sakit - 26 Monitoring Evaluasi & Pelaporan 99.600.000 28.676.000 28,79 5.735.200,00 5,76

27 Proghram Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS - - 455.180.000 - - 197.565.700 43,40 39.513.140,00 8,68

20 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan RS 455.180.000 - 197.565.700 43,40 39.513.140,00 8,68

28 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

- 659.410.000 16.985.350.000 243.612.604.641 400.380.774.122 456.509.400 1.337.622.600 242.711.352.056 399.905.901.582 69,23 7,88 99.63 99.88 128.882.277.127,60 15,42

01 Kemitraan Asuransi Kesehatan masyarakat 659.410.000 16.246.350.000 243.612.604.641 400.380.774.122 456.509.400 1.229.876.600 242.711.352.056 399.905.901.582 69,23 7,57 99.63 99.88 128.860.727.927,60 15,36 05 Kemitraan Peningkatan kualitas Dokter dan Paramedis 739.000.000 - 107.746.000 14,58 21.549.200,00 2,92

29 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 758.765.500 737.445.000 3.669.100.000 150.000.000 182.330.000 506.121.615 335.694.550 1.644.027.600 149.198.000 142.565.000 66,70 45,42 44,81 99.47 78.19 555.521.353,00 31,39 01 Penyuluhan kesehatan anak balita 737.445.000 3.669.100.000 - - 335.694.550 1.644.027.600 45,42 44,81 395.944.430,00 18,05 04 Pelatihan dan Pendidikan Perawatan Anak Balita 758.765.500 - 150.000.000 182.330.000 149.198.000 142.565.000 99.47 78.19 58.352.600,00

30 Program Peningkatan Pelay. Kesehatan Lansia 206.270.000 505.500.000 1.200.000.000 100.000.000 135.645.000 180.928.500 256.657.200 521.301.250 93.994.000 100.063.000 87,81 50,77 43,44 93.99 73.77 230.588.790,00 36,40 03. Pendidikan dan Pelatihan Perawatan Kesehatan 206.270.000 505.500.000 1.200.000.000 100.000.000 135.645.000 256.657.200 521.301.250 93.994.000 100.063.000 50,77 43,44 93.99 73.77 194.403.090,00 18,84

32 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 176.170.000 767.000.000 2.764.860.000 150.000.000 181.100.000 113.338.000 57.528.000 519.613.000 149.871.750 163.483.000 64,33 7,50 18,79 99.91 90.27 200.766.750,00 18,12 01 Penyuluhan kesehatan Bagi Ibu Hamil dari Kel.Kurang Mampu 176.170.000 767.000.000 2.764.860.000 150.000.000 181.100.000 57.528.000 519.613.000 149.871.750 163.483.000 7,50 18,79 99.91 90.27 178.099.150,00 5,26

33 Program Program Pembinaan dan pengembangan PendidikanTinggi

1.800.000.000 1.800.000.000 5.312.210.891 - - 782.103.500 4.001.984.250 43,45 62,46 75,34 956.817.550,00 36,25

01 Pengadaan Buku 73.864.681 54.673.055 - -

03 Penyediaan bahan dan Alat laboratorium 147.814.464 125.529.660 1.044.975.811 124.800.000 1.014.929.250 99,42 97,12 227.945.850,00 39,31

04 Penyediaan Mebeluer ruang kuliah,pustaka dan Laboratorium 38.850.000 82.976.200 82.000.000 98,82 16.400.000,00 19,76

05 Pengadaan Mebeluer ruang Laboratorium 28.775.499

07 Beasiswa Dosen 12.000.000

08 Pemabangunan fasilitas pendukung proses belajar mengajar 1.436.550.340 2.692.028.600 865.977.900 2.044.728.000 60,28 75,95 582.141.180,00 27,25 09 Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan - 10 Pengembangan program study 1.480.017.776 237.920.000 713.911.300 133.592.000 518.980.000 56,15 72,70 130.514.400,00 25,77 11 Penelitian Dosen 90.240.000 37.550.000 41,61 7.510.000,00 8,32 15 Penunjang sekolah kedinasan 18.677.580 633.405.925 303.797.000 47,96 60.759.400,00 9,59

36 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan - - - - - 01 Peningkatan Diklat Medis/Non Medis - - 02 Penelitian dan Pengembangan Medis dan Non Medis - -

T O T A L 45.527.468.500 225.104.645.500 315.274.431.591 494.091.804.986 642.009.493.785 29.690.757.078 80.972.381.802 181.778.744.280 469.090.998.123 624.640.885.586 65,22 35,97 57,66 94.94 97.29

Hal. 2

Page 65: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

2013 2014 2015 2016 2017(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1. Persentase pemenuhan kebutuhan SDM

aparaturPersentase penyelesaian administrasi sesuaistandar dan tepat waktuPersentase pegawai yang menerimareward/punishmentJumlah pegawai yang ditingkatkan kapasitasteknis dan managemen

2. Jumlah dokumen NSPK yangdiselesaikan/ditetapkanJumlah dokumen monitoring dan evaluasiyang ditindak lanjuti

3. Jumlah kab/kota yang telah mampumelaksanakan perencanaan kebutuhan SDMkesehatanPersentase fasilitas kesehatan yangmempunyai SDM kesehatan sesuai standar

Persentase ketersediaan obat dan vaksinyang memenuhi standar, cukup danterjangkauPersentase instalasi farmasi kab/kota sesuaistandar

4. Terselenggaranya system jaminan kesehatandengan universal coverage

Jumlah dokumen kebijakan teknispembiayaan dan jaminan kesehatanmasyarakatJumlah puskesmas, pustu dan poskesdesyang dibangun/direhab sesuai standarPONEDJumlah sarana dan prasarana yang diadakan

5. Persentase kasus zoonosa yang ditemukandan ditangani sesuai standarJumlah kasus diare per 1000 pendudukPersentase kasus baru TB Paru (BTA positif)yang ditemukan dan disembuhkan

Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan yangoptimal melalui peningkatan sistemmanagemen pelayanan kesehatan danpeningkatan profesionalisme Memperkuat sarana kesehatan dasar dan

jaringannya sebagai fasilitas kesehatanmampu menyelenggarakan kegawat-daruratan obstetric neonatal emergencydasar

Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat(PHBS) serta pengembangan desa siaga

Pengendalian morbiditas dan mortalitaspenyakit menular dan penyakit tidakmenular melalui pengembangan pola hidupbersih dan sehat serta lingkungan sehat.

Mewujudkan tata kelola administrasi danmanagemen di SKPA sesuai standar danregulasi

Melaksanakan pengawasan dan pengendalianpelaksanaan standar dan regulasi melaluisistem monitoring dan evaluasi terpadu

Mewujudkan pemerataan akses terhadappelayanan kesehatan melalui penyediaantenaga medis dan tenaga kesehatan lainnyayang memadai dan berkualitas diseluruhfasilitas kesehatan

Meningkatnya penyediaan pelayanankefarmasian dan perbekalan kesehatanmelalui penyediaan dan pendistribusian obatesensial di sarana pelayanan dasar

Penyediaan dan penempatan tenagastrategis sesuai kebutuhan dalampenyelenggaraan upaya kesehatan termasukdi DTPK

Terlaksananya fungsi pengawasan danpengendalian berdasarkan standar danregulasi

Meningkatkan kualitas aparatur kesehatandalam penyelenggaraan upaya kesehatan

Terwujudnya budaya kerja SKPA yangtransparan, adil, professional, efektif, efisiendan bermartabat dalam penyelenggaraanTUPOKSI

INDIKATOR SASARANTARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN

NO. TUJUAN SASARAN

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPA Dinas Kesehatan Aceh

Page 66: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)Persentase cakupan penemuan dantatalaksana penderita pneumoniaPrevalensi kasus HIVPersentase penaggulangan KLB < 24 jamCapaian cakupan bayi yang mendapatimunisasi lengkapPersentase desa yang mencapai UCIPenemuan kasus non Polio AFP rate per100.000 anak < 15 tahunPersentase penyelidikan epidemiologi < 24jam pada desa yang mengalami KLBDokumen KIE yang telah diselesaikanPersentase kab/kota yang memilki perdatentang kawasan tanpa rokokJumlah kader yang mampu melaksanakanposbinduAdvokasi pengendalian PTMPersentase rumah tangga yangmelaksanakan PBHSPersentase peningkatan promosi kesehatandi sekolahPersentase penduduk yang menggunakanjamban sehatPersentase cakupan tempat-tempat umumyang memenuhi syarat kesehatan

Persentase cakupan rumah yang memenuhisyarat kesehatanPersentase penduduk yang memiliki aksesterhadap air minum berkualitasPersentase kualitas air minum yangmemenuhi syaratJumlah desa yang melaksanakan STBM

6. Penatalaksanaan system survailans gizidalam upaya pengendalian dampak giziburuk dan penguatan system survailans

Persentase balita gizi buruk yangmendapatperawatanPersentase balita ditimbang berat badannya(D/S)Persentase keluarga sadar gizi

7. Cakupan pelayanan kesehatan pendudukmiskinCakupan upaya pemeliharaan danpemulihan kesehatanPersentase desa siaga aktif

Menurunkan angka kesakitan dan kematianterutama kelompok rentan dan meningkatkanstatus gizi masyarakat melalui pemberdayaanmasyarakat

Revilatalisasi upaya kesehatan bersumbermasyarakat melalui program kemitraantermasuk dunia usaha dengan pendekatanCSR

Menumbuhkan kesadaran, kemauan dankemampuan masyarakat dan dunia usahasebagai penggerak upaya kesehatan berbasismasyarakat

Page 67: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Realisasi Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)

556.026.067.461 492.552.327.077 638.907.404.895 702.619.744.485 773.831.719.923Meningkatnya Tata KelolaAdministrasi dan ManagemenSesuai Standar dan Regulasi

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 %

01. 01 Tersedianya kebutuhan jasa suratmenyurat kantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 38.400.000 12 BLN 37.745.000 12 BLN 41.519.500 12 BLN 45.671.450 12 BLN 50.238.595 12 BLN 50.238.595 Sekretariat

01. 02 Tersedianya kebutuhan jasakomunikas, sumber daya air danlistrik kantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 1.076.800.000 12 BLN 1.577.136.000 12 BLN 1.734.849.600 12 BLN 1.908.334.560 12 BLN 2.099.168.016 12 BLN 2.099.168.016 Sekretariat

01. 07 Tersedianya kebutuhan jasaadministrasi keungan kantor danUPTD

12 BLN 12 BLN 1.209.720.000 12 BLN - 12 BLN 200.000.000 12 BLN 200.000.000 12 BLN 200.000.000 12 BLN 200.000.000 Sekretariat

01. 08 Tersedianya kebutuhan jasakebersihan kantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 1.010.757.700 12 BLN - 12 BLN - 12 BLN - 12 BLN - 12 BLN - Sekretariat

01. 10 Tersedianya kebutuhan alat tuliskantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 411.533.150 12 BLN 505.695.820 12 BLN 556.265.402 12 BLN 611.891.942 12 BLN 673.081.136 12 BLN 673.081.136 Sekretariat

01. 11 Tersedianya barang cetakan danpenggandaan kantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 82.930.000 12 BLN 181.319.500 12 BLN 199.451.450 12 BLN 219.396.595 12 BLN 241.336.255 12 BLN 241.336.255 Sekretariat

01. 12 Terpenuhinya kebutuhankomponen listrk dani penerangankantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 565.720.000 12 BLN 93.454.900 12 BLN 102.800.390 12 BLN 113.080.429 12 BLN 124.388.472 12 BLN 124.388.472 Sekretariat

01. 13 Persentase tersedianya peralatandan perlengkapan kantor danUPTD

70 % 80 % 1.997.638.750 80 % 2.735.298.412 80 % 3.008.828.253 80 % 3.309.711.079 80 % 3.640.682.186 80 % 3.640.682.186 Sekretariat

01. 15 Tersedianya kebutuhan bahanbacaan kantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 30.000.000 12 BLN 27.000.000 12 BLN 29.700.000 12 BLN 32.670.000 12 BLN 35.937.000 12 BLN 35.937.000 Sekretariat

01. 16 Persentase pemenuhankebutuhan bahan logistik kantor

100 % 100 % 3.020.893.800 100 % - 100 % 200.000.000 100 % 200.000.000 100 % 200.000.000 100 % 200.000.000 Sekretariat

01. 17 Terpenuhinya kebutuhanmakanan dan minuman Kantordan UPTD

12 BLN 12 BLN 237.280.000 12 BLN 198.500.000 12 BLN 218.350.000 12 BLN 240.185.000 12 BLN 264.203.500 12 BLN 264.203.500 Sekretariat

01. 18 Terselenggaranya rapatkoordinasi dan konsultasi keluardaerah

12 BLN 12 BLN 782.900.000 12 BLN 1.361.090.000 12 BLN 1.497.199.000 12 BLN 1.646.918.900 12 BLN 1.811.610.790 12 BLN 1.811.610.790 Sekretariat

01. 19 Tersedianya jasa keamananKantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 632.160.000 12 BLN - 12 BLN 700.000.000 12 BLN 700.000.000 12 BLN 700.000.000 12 BLN 700.000.000 Sekretariat

01. 20 Persentase kegiatan administrasiperkantoran yangdidokumentasikan

70 % 80 % 40.000.000 80 % 200.000.000 80 % 220.000.000 80 % 242.000.000 80 % 266.200.000 80 % 266.200.000 Sekretariat

01. 22 Tersedianya Biaya Administrasiperkantoranr dan UPTD

12 BLN 12 BLN - 12 BLN 3.354.577.000 12 BLN 3.690.034.700 12 BLN 4.059.038.170 12 BLN 4.464.941.987 12 BLN 4.464.941.987

TOTAL

Peningkatan pelayanan administrasiperkantoran

Penyediaan bahan logistik kantor

Penyediaan komponen instalasi listrikpenerangan bangunan kantor

Penyediaan makanan dan minuman

Penyediaan Jasa surat menyurat

Program Pelayanan AdministrasiPerkantoran

(2)

Penyediaan Jasa administrasikeuangan

Penyediaan Jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik

Penyediaan peralatan danperlengkapan kantor

Penyediaan bahan bacaan danperaturan perundang-undangan

Kondisi Kinerja Akhir PeriodeRenstra SKPA

(4) (5) (7)

TargetTargetTarget

(11) (13)

Indikator Kinerja Program(outcome) dan Kegiatan

(Output)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Penyediaan alat tulis kantor

Penyediaan barang cetakan danpenggandaan

Kode

(1)

LokasiTahun 2013 Tahun 2016Data Capaian

padaTahun AwalPerencanaan

(2012) Target Target Target

Unit KerjaSKPA

Penanggung Jawab

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIFDINAS KESEHATAN ACEH TAHUN 2012 - 2017

Tahun 2014

15=5+&+9+11+13(9)

Tahun 2015

Penyediaan Jasa keamanan kantor

Tahun 2017Program dan Kegiatan

01.

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasikeluar daerah

Penyediaan Jasa dokumentasi kantor

Penyediaan Jasa kebersihan kantor

Page 68: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)-

Meningkatnya jumlah Saranadan Prasarana Yangdibangun/direhabilitasi

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 % -

02. 02 Jumlah rumah dinas yang selesaidibangun

1 PT 1 PT - 1 PT - 1 PT 1.000.000.000 1 PT 1.100.000.000 1 PT 1.210.000.000 1 PT 1.210.000.000

02. 07 Meningkatnya jumlah Saranadan Prasarana yang dibangun,direhabilitasi dan dilakukanpemeliharaan rutin/berkala

60 % 80 % 414.285.712 85 % 711.191.000 90 % 782.310.100 95 % 860.541.110 95 % 946.595.221 95 % 946.595.221 Sekretariat

02. 10 Persentase pemenuhankebutuhan mebeleur

70 % 80 % 991.500.000 85 % 812.218.000 90 % 893.439.800 95 % 982.783.780 95 % 1.081.062.158 95 % 1.081.062.158 Sekretariat

02. 20 Persentase rumah jabatan/dinasyang dilakukan pemeliharaanrutin/berkala

50 % 60 % - 70 % 50.000.000 80 % 80.000.000 90 % 88.000.000 100 % 96.800.000 100 % 96.800.000

02. 22 Persentase gedung kantor yangdilakukan pemeliharaanrutin/berkala

100 % 100 % 321.900.000 100 % 14.958.393.000 100 % 16.454.232.300 100 % 18.099.655.530 100 % 19.909.621.083 100 % 19.909.621.083 Sekretariat

02. 24 Persentase kendaraan dinasyang dilakukan pemeliharaanrutin/berkala

100 % 100 % 420.000.000 100 % 798.490.000 100 % 878.339.000 100 % 966.172.900 100 % 1.062.790.190 100 % 1.062.790.190 Sekretariat

02. 26 Persentase rumah jabatan/dinasyang dilakukan pemeliharaanrutin/berkala

100 % 100 % - 100 % 10.000.000 100 % 11.000.000 100 % 12.100.000 100 % 13.310.000 100 % 13.310.000 Sekretariat

02. 28 Persentase peralatan gedungkantor yang dilakukanpemeliharaan rutin/berkala

100 % 100 % 318.305.150 100 % 491.980.000 100 % 541.178.000 100 % 595.295.800 100 % 654.825.380 100 % 654.825.380 Sekretariat

-

Persentase Pegawai YangMenerima Rewads/punishment

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 % -

03. 02. Jumlah pakaian dinas besertaperlengkapannya yangdisediakan

0 Or 0 Or - 570 Or 579.000.000 0 Or - 0 Or - 550 Or 385.000.000 385.000.000 Sekretariat

03. 04. Jumlah pakaian kopri besertaperlengkapannya yangdisediakan

0 Or 453 Or 363.190.000 0 Or - 0 Or - 0 Or - 550 Or 275.000.000 275.000.000

-

Meningkatnya pengetahuandan wawasan aparatur

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 % -

05. 01. Jumlah diklat non formal yangdiselenggarakan

0 kali 1 kali 300.000.000 1 kali - 1 kali 300.000.000 1 kali 330.000.000 1 kali 363.000.000 1 kali 363.000.000 Bapelkes

05. 02. Jumlah Sosialisasi yangdiselenggarakan

0 kali 1 kali 192.409.000 1 kali - 1 kali 150.000.000 1 kali 165.000.000 1 kali 181.500.000 1 kali 181.500.000 Bapelkes

Pengadaan Pakaian Dinas besertaPerlengkapannya

Pengadaan Pakaian KORPRI

Program Peningkatan Sarana danPrasarana Aparatur

Pembangunan rumah dinas

Pemeliharaan rutin/berkala rumahjabatan

Pendidikan dan pelatihan formal

Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

Program Peningkatan KapasitasSumber Daya Aparatur

Pengadaan mebeleur

Pemeliharaan rutin/berkala gedungkantor

Pemeliharaan rutin/berkala peralatangedung kantor

Pemeliharaan rutin/berkala kendaraandinas/operasional

Pengadaan Perlengkapan GedungKantor

Program Peningkatan DisiplinAparatur

02.

03.

05.

Pemeliharaan rutin/berkalaperlengkapan rumah jabatan/dinas

Page 69: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)05. 03. Jumlah Pegawai yang ikut

bimbingan teknis3 Or 3 Or 130.000.000 3 Or 18.184.000 3 Or 20.002.400 3 Or 22.002.640 3 Or 24.202.904 3 Or 24.202.904 Bapelkes

05. 06. Jumlah Rapat koordinasi teknis 0 kali 1 kali - 1 kali 154.630.000 1 kali 170.093.000 1 kali 187.102.300 1 kali 205.812.530 1 kali 205.812.530

-

Meningkatnya AkuntabilitasKinerja

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 % -

06. 01. Persentase PeningkatanAkuntabilitas Kinerja

0 % 75 % - 80 % 126.480.000 85 % 150.000.000 90 % 165.000.000 95 % 181.500.000 95 % 181.500.000

06. 08. Persentase PeningkatanAkuntabilitas Kinerja

0 % 75 % 460.000.000 80 % 209.869.000 85 % - 90 % - 95 % 500.000.000 95 % 500.000.000 Programdan

Pelaporan

-

Meningkatnya sediaan farmasidan alat kesehatan yangmemenuhi standar danterjangkau oleh masyarakat

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 % -

15.01 Persentase tersedianya bufferstock obat

334 Pusk 334 Pusk 611.100.000 334 Pusk 2.874.083.933 334 Pusk 3.000.000.000 334 Pusk 3.300.000.000 334 Pusk 3.630.000.000 334 Pusk 3.630.000.000 PSDKKefarmasian

15.04 Persentase pengelolaan sediaanfarmasi disarana pelayanankesehatan sesuaistandar/rasional

50 % 50 % - 50 % - 50 % 1.000.000.000 50 % 1.000.000.000 60 % 1.000.000.000 70 % 1.000.000.000

15.05 Kebutuhan obat program sesauidengan jumlah kasus, terjalinnyaharmonisasi dan integrasi antarprogram

75 Org 75 Org - 75 Org 406.814.500 75 Org 450.000.000 75 Org 495.000.000 75 Org 544.500.000 75 Org 544.500.000

-

16. Program Upaya Kesehatan MasyarakatMeningkatnya pelayanankesehatan dasar dan rujukansesuai standar

50 % 50 % 55 % 60 % 70 % 75 % 75 % -

16.01 Cakupan pelayanan kesehatanbagi pasien penderita paru diUPTD BKPM

0 % 100 % 795.628.281 100 % 395.628.281 100 % 450.000.000 100 % 495.000.000 100 % 544.500.000 100 % 544.500.000 PembinaanPelayanan

Kes

16.02 Jumlah kegiatan upayakesehatan masyarakat

0 Keg 5 Keg 17.484.801.957 5 Keg 3.612.157.075 5 Keg 4.000.000.000 5 Keg 4.400.000.000 5 Keg 4.840.000.000 5 Keg 4.840.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

16.06 Jumlah sub-sistem kesehatanyang diselenggarakan

6 Subsistem

8 Subsistem 4.410.268.600 8 Subsistem 2.757.826.600 8 Subsistem

3.000.000.000 8 Subsistem 3.300.000.000 8 Subsistem 3.630.000.000 8 Subsistem

3.630.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

16.09 Pesentase pasien penderita yangsembuh

>80 % 100 % - 100 % 853.247.588 100 % 900.000.000 100 % 990.000.000 100 % 1.089.000.000 100 % 1.089.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

16.11 Meningkatnya kapasitas dankualitas tenaga kesehatan dalamPenanggulangan krisis kesehatan

5 % 100 % - 100 % - 100 % 500.000.000 100 % 550.000.000 100 % 605.000.000 100 % 605.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

Pelayanan kesehatan penduduk miskindi puskesmas jaringannya

Peningkatan Pelayanan danPenanggulangan Masalah Kesehatan

Program Obat dan PerbekalanKesehatan

Program PeningkatanPengembangan Sistem PelaporanCapaian Kinerja dan Keuangan

Penyusunan laporan capaian kinerjadan ikhtisar realisasi kinerja SKPA

Bimbingan teknis implementasiperaturan perundang-undangan

15.

Peningkatan Mutu Penggunaan Obatdan perbekalan kesehatan

Pemeliharaan dan pemulihankesehatan

Pembinaan teknis penyusunanrencana strategis dan rencana kinerja

Revitalisasi Sistem Kesehatan

06.

Peningkatan mutu pelayanan farmasikomunitas dan rumah sakit

Pengadaan obat dan perbekalankesehatan

Rapat koordinasi teknis (Rakornis)

Peningkatan kesehatan masyarakat

Page 70: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)Penanggulangan Daerahbermasalah kesehatan (PDBK)

16 Kab 16 Kab - 16 Kab - 14 Kab 1.000.000.000 12 Kab 1.100.000.000 10 Kab 1.210.000.000 16 Kab 1.210.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

16.14 Gambaran kinerja pembangunankesehatan tahun berjalan danakhir tahun di setiapKabupaten/Kota

1Kab/Kota

9 Kab/Kota 1.538.984.000 9 Kab/Kota 1.998.143.400 23Kab/Kota

2.000.000.000 9 Kab/Kota 2.200.000.000 9 Kab/Kota 2.420.000.000 9Kab/Kota

2.420.000.000 Programdan

Pelaporan

16.16 Jumlah Fasilitas Kesehatan yangmelanyani kesehatan Jiwa Dasardan masyarakat serta penyalahgunaan Napza

290 Pusk 300 Pusk 537.720.000 305 Pusk 1.452.894.000 335 Pusk 2.000.000.000 335 Pusk 2.200.000.000 335 Pusk 2.420.000.000 335 Pusk 2.420.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

Jumlah Gampong Siaga SehatJiwa Yang Aktif

15 Kab/kota

1080 Kab/kota - 23 Kab/kota 23 Kab/kota 1110 Kab/kota 1120 Kab/kota 1120 Kab/kota -

Jumlah RS Kab/Kota yangmenyediakan pelayanan keswadan penyalahgunaan Napza(UPIP)

6 RS 10 RS - 12 RS 14 RS 16 RS 18 RS 18 RS -

Persentase pasien jiwa bebaspasung

56 % 70 % - 75 % 80 % 90 % 95 % 95 % -

# 17 Peningkatan pelayanan kesehatanParu masyarakat

Pesentase pasien penderita paruyang sembuh

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

-

Meningkatnya pengetahuanmasyarakat tentangpenggunaan obat danmakanan

55 % 60 % 65 % 70 % 75 % 85 % 85 % -

17.01 Meningkatnya pengetahuanmasyarakat tentang penggunaanobat dan makanan

55 % 60 % 329.200.000 65 % 202.849.000 70 % 300.000.000 75 % 330.000.000 85 % 363.000.000 85 % 363.000.000 PSDKKefarmasian

18. Meningkatnya Standarisasitanaman obat tradisional

40 % 40 % 40 % 50 % 55 % 60 % 65 % -

18.02 Jumlah tanaman obat bahan asliindonesia yang terstandarisasi

10 % 10 % 198.720.000 10 % 10 % 250.000.000 10 % 275.000.000 10 % 302.500.000 10 % 302.500.000

18.03 Jumlah tanaman obat tradisionalyang dipromosikan

10 % 10 % - 10 % 11 % 12 % 13 % 15 % -

-

19. Meningkatnya pengatahuanmasyarakat tentang pola hidupbersih dan sehat

50 % 50 % 60 % 65 % 70 % 75 % 80 % -

19.01 Jumlah media promosi yangdikembangkan pertahun

2 Media 3 Media - 5 Media 683.010.000 5 Media 900.000.000 5 Media 990.000.000 5 Media 1.089.000.000 5 Media 1.089.000.000 P2PL

19.02 746.444.000 - 1.873.300.000 2.060.630.000 2.266.693.000 2.266.693.000 P2PL

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Pengembangan Media Promosi danInformasi Sadar Hidup Sehat

Program Pengawasan Obat danMakanan

Penyuluhan Masyarakat Pola HidupSehat

Pengkatan promosi obat bahan alamindonesia didalam dan luar negeri

Peningkatan Pelayanan KesehatanJiwa

Program Promosi Kesehatan danPemberdayaan Masyarakat

Program Pengembangan Obat AsliIndonesia

Peningkatan Pemberdayaankonsumen/Masyarakat di bidang obatdan makanan

17.

Pengembangan standarisasi tanamanobat bahan alam Indonesia

Page 71: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)Jumlah Rumah tangga PHBS 12.000 RT 15.000 RT - RT - ###### RT 462.000.000 ##### RT 508.200.000 ##### RT 559.020.000 71.000 RT 559.020.000

Sekolah PHBS -Sekolah

30 Sekolah - Sekolah - 712 Sekolah 660.000.000 334 Sekolah 726.000.000 334 Sekolah 798.600.000 1.410 Sekolah 798.600.000

Tempat umum yg dibina - TTU 50 TTU - TTU - 230 TTU 751.300.000 334 TTU 826.430.000 334 TTU 909.073.000 948 TTU 909.073.000

19.04 Persentase tenaga fungsionalpenyuluh kesehatan,tersertifikasi/Kompetensi danKader Desa/Gampong ditingkatPuskesmas

- Or 138 Or 1.373.000.000 1.734 Or 4.582.306.000 640 Or 5.000.000.000 640 Or 5.500.000.000 640 Or 6.050.000.000 640 Or 6.050.000.000 P2PL

19.05 Jumlah kegiatan monev dandokumen pencatatan /pelaporan

- Pest - Pest - 160 Pest 362.110.000 160 Pest 400.000.000 160 Pest 440.000.000 160 Pest 484.000.000 160 Pest 484.000.000

-

20. Menurunya Prevalensi GiziBuruk dan Kurang pada Balita

21 % 20 % 14 % 13 % 12 % 12 % -

20.03 2.674.189.700 5.911.628.500 5.000.000.000 5.500.000.000 6.050.000.000 6.050.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

Persentase balita gizi buruk yangmendapat perawatan

100 % 100 % 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Persentase gizi kurang dan buruk 23,7 % 21 % 17 20 % 14 % 13 % 12 % 12 % -

Persentase Balita ditimbang beratbadannya (D/S)

67 % 80 % 79 85 % 95 % 95 % 95 % 95 % -

Persentase bayi usia 0-6 bulanmendapat ASI eksklusif

38 % 75 % 49 80 % 80 % 80 % 80 % 80 % -

Persentase usia 6-59 bulan dapatkapsul Vit A

75 % 83 % 88,5 85 % 85 % 85 % 85 % 85 % -

Persentase Kab/Kota yangmelaksanakan surveilans gizi

100 % 100 % 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % -

Persentase penyediaanbufferstock MP-ASI

100 % 100 % 100 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % -

Persentase Rumah TanggaMenggunakan Garam Beryodium

75 % 80 % 75 -

20.04 1.000.000.000 95 % 452.465.000 95 % 1.000.000.000 1.100.000.000 1.210.000.000 1.210.000.000 P2PL

Cakupan rumah tangga yangmengkonsumsi garam beryodium

75 % 93 % 95 % 95 % 95 % - 95 % 95 % -

Peningkatan Pendidikan tenagapenyuluhan kesehatan

Penanggulangan kurang EnergiProtein (KEP) anemea gizi besi,gangguan akibat kurang Iodium(GAKI), kurang Vitamin A, dankekurangan zat gizi mikro lainnya.

Pemberdayaan Masyarakat untukpencapaian Keluarga Sadar Gizi

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Page 72: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)Persentase ibu hamil mendapatFe 90 tablet

95 % 93 % 95 % 95 % 95 % 95 % 95 % -

Jumlah puskesmas yang memilikitenaga yang telah dilatih tatalaksana gizi buruk. (MDGs)

32 Pusk 16 Pusk 110 Pusk 126 Pusk 146 Pusk 166 Pusk 186 Pusk -

-

21. Tersedianya lingkungan yangmemenuhi standar kesehatan

55 % 60 % 65 % 80 % 85 % 85 % -

21.02 997.800.000 1.384.519.100 1.500.000.000 1.650.000.000 1.815.000.000 1.815.000.000 P2PL

Jumlah Desa yang melaksanakanSTBM

263 Desa 350 Desa 442 238.032.000 457 Desa 342.845.600 558 Desa 350.000.000 659 Desa 410.000.000 758 Desa 451.000.000 2.782 Desa 451.000.000

Persentase kualitas air minumyang memenuhi syarat

35.8 % 42.5 % 57.8 273.432.000 50.3 % 215.189.500 54.7 % 420.000.000 62.5 % 470.000.000 63.2 % 517.000.000 65 % 517.000.000

Persentase penduduk yangmemilki akses terhadap air minumyang berkualitas

62.5 % 63 % 65 55.070.000 67 % 127.980.000 70 % 150.000.000 74 % 165.000.000 78 % 181.500.000 82 % 181.500.000

Persentase penduduk yangmenggunakan jamban sehat

67 % 68 % 70 55.070.000 72 % - 76 % 145.000.000 80 % 159.500.000 83 % 175.450.000 85 % 175.450.000

Persentase TTU di Kab/Kotayang memenuhi syarat kes.

79 % 82 % 68.7 55.070.000 86 % - 91 % 139.000.000 95 % 149.900.000 95 % 164.890.000 95 % 164.890.000

Persentase rumah pendudukyang memenuhi syarat kes.

76 % 78 % 80 - 82 % - 85 % 157.000.000 90 % 172.000.000 93 % 189.200.000 95 % 189.200.000

Persentase Kab/Kota sebagaipotensial yg melaksanakanstrategi adaptasi dampak kesakibat perubahan iklim

- % 20 % - 55.070.000 30 % - 37 % 250.000.000 43 % 275.000.000 47 % 302.500.000 50 % 302.500.000

Persentase Puskesmas dan RSdi Kab/Kota yg melaksanakanpembinaan pengelolaan limbahmedis saryankes

40 % 50 % 19.8 55.070.000 56 % 225.522.200 63 % 145.000.000 67 % 159.500.000 69 % 175.450.000 72 % 175.450.000

Persentase Kab/Kota ygmelaksanakan Kab/kota sehat

- % 25 % - 144.398.000 32 % - 37 % 250.000.000 44 % 275.000.000 50 % 302.500.000 53 % 302.500.000

Persentase Tempat PengelolaanMakanan (TPM) di Kab/Kota ygmemenuhi syarata kes.

66 % 68 % 61.1 55.070.000 72 % 343.480.000 77 % 147.000.000 82 % 164.000.000 85 % 180.400.000 87 % 180.400.000

21.03 Jumlah kegiatan sosialisasikebijakan lingkungan sehat

457 desa 457 desa - 457 desa 457 desa 500.000.000 457 desa 550.000.000 457 desa 605.000.000 457 desa 605.000.000

-

22. Menurunkan angka kesakitandi masyarakat

30 % 28 % 25 % 20 % 15 % 15 % -

Penyuluhan Menciptakan LingkunganSehat

Sosialisasi Kebijakan LingkunganSehat

Program Pengembangan LingkuganSehat

Program Pencegahan danPenanggulangan Penyakit

Page 73: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)22.01 Persentase kasus zoonosa yang

ditemukan dan ditangani sesuaistandar

100 % 100 % 81% 711.054.900 100 % 239.756.250 100 % 419.573.000 100 % 461.530.300 100 % 507.683.330 100 % 507.683.330 P2PL

22.05 459.734.000 964.390.000 1.060.829.000 1.166.911.900 1.283.603.090 1.283.603.090

Persentase kasus baru TB Paru(BTA positif) yang ditemukan

55 % 60 % 52% 15.598.000 65 % 0 70 % 160.829.000 75 % 216.911.000 80 % 183.603.090 80 % 183.603.090

Angka Kesuksesan PengobatanTB (%)

>92 % >85 % 92% 15.598.000 >85 % 0 >85 % 100.000.000 >85 % 150.000.000 >85 % 200.000.000 >85 % 200.000.000

Angka Kejadian DBD /100.000Pddk

57 Incd 45 Incd 29% 31.196.000 30 Incd 0 20 Incd 100.000.000 15 Incd 100.000.000 15 Incd 100.000.000 15 Incd 100.000.000

Cakupan Prevalensi PenyakitKusta (%)

1,2 % 1 % 1,2 % 31.196.000 <1 % 0 <1 % 100.000.000 <1 % 100.000.000 <1 % 200.000.000 <1 % 200.000.000

Prevalensi kasus HIV <1 % <1 % 0,003 31.196.000 <1 % 295.239.000 <1 % 200.000.000 <1 % 200.000.000 <1 % 200.000.000 <1 % 200.000.000

Cakupan kabupaten/kota yangmemasuki tahap eliminasi malaria

1 kab/kota

7 Kab 3 kab 334.950.000 7 Kab 669.151.000 17 Kab 400.000.000 23 Kab 400.000.000 23 Kab 400.000.000 23 Kab 400.000.000

-

22.06 583.490.300 283.180.000 495.565.000 545.121.500 599.633.650 599.633.650

Angka Penemuan Kasus Malariaper 1000 penduduk

<1 % <1 % 0,9% 251.911.000 <1 % 0 <1 % 200.000.000 <1 % 200.000.000 <1 % 250.000.000 <1 % 250.000.000

Jumlah kegiatan pencegahanpenularan penyakitendemik/epidemik

12 kab/kota

23 Kab 0 Kab 331.579.300 23 Kab 283.180.000 23 Kab 295.565.000 23 Kab 345.121.500 23 Kab 349.633.650 23 Kab 349.633.650 P2PL

22.08 757.279.000 865.715.000 85 % 952.287.000 90 % 1.047.515.700 95 % 1.152.267.270 95 % 1.152.267.270 P2PL

Capaian cakupan bayi yangmendapat imunisasi lengkap

70 % 75 % 81% 115.603.000 80 % 321.365.000 80 % 300.000.000 80 % 400.000.000 80 % 400.000.000 80 % 400.000.000

Persentase desa yang mencapaiUCI

62 % 70 % 71% 641.676.000 80 % 544.350.000 85 % 652.287.000 85 % 647.515.700 85 % 752.267.270 85 % 752.267.270

22.09 349.000.000 80 % 595.770.000 85 % 744.713.000 90 % 819.184.300 95 % 901.102.730 95 % 901.102.730 P2PL

Persentase penyelidikanepidemiologi < 25 jam pada desayang mengalami KLB

70 % 75 % 60% 126.250.000 80 % 455.850.000 85 % 500.000.000 90 % 550.000.000 95 % 550.000.000 95 % 550.000.000

Penguatan sistem kewaspadaandini

23 kab/kota

23 Kab 12 Kab 222.750.000 23 Kab 139.920.000 23 Kab 244.713.000 23 Kab 269.184.300 23 Kab 351.102.730 23 Kab 351.102.730

Peningkatan Imunisasi

Penyemprotan /Fogging Sarangnyamuk

Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular

Pencegahan penularan penyakitendemik/epidemik

Peningk.Surveilance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah

Page 74: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)22.10 Dokumen KIE yang telah

diselesaikan5 Doc 5 Doc 797.105.000 5 Doc - 5 Doc 800.000.000 5 Doc 880.000.000 5 Doc 968.000.000 5 Doc 968.000.000 P2PL

22.12 Jumlah kab/kota yangmelaksanakan program posbindu

0 kab/kota

10 Kab 22 kab 998.191.000 15 Kab 472.925.400 20 Kab 1.221.851.000 23 Kab 1.344.036.100 23 Kab 1.478.439.710 23 Kab 1.478.439.710 P2PL

Meningkatnya PelayananKesehatan Pada FasilitasDasar dan Rujukan SesuaiStandar

60 % 65 % 70 % 75 % 80 % 80 % -

23.01 Jumlah Rumah Sakit UmumPemerintah Yang Terakreditasi

16 RSUD 18 RSUD 1.940.693.769 20 RSUD 764.680.100 21 RSUD 1.000.000.000 22 RSUD 1.100.000.000 23 RSUD 1.210.000.000 23 RSUD 1.210.000.000 PSDKKefarmasian

23.02 Persentase dokumen evaluasidan pengembangan standar yangditindak lanjuti

43,00 % 43 % 1.590.905.000 53 % 1.015.804.000 63 % 1.200.000.000 73 % 1.320.000.000 83 % 1.452.000.000 93 % 1.452.000.000 PSDKKefarmasian

23.03 Persentase kab/kota yangmemiliki data dasar pelayanankesehatan sesuai standar

60 % 70 % - 80 % 833.594.000 85 % 1.000.000.000 90 % 1.100.000.000 95 % 1.210.000.000 95 % 1.210.000.000 Programdan

Pelaporan

23.04 Jumlah naskah akademik standarpelayanan kesehatan yangdiselesaikan

1 Doc 1 Doc - 3 Doc 309.690.000 3 Doc 500.000.000 3 Doc 550.000.000 3 Doc 605.000.000 3 Doc 605.000.000 PSDKKefarmasian

23.07 Jumlah dokumen analisa belanjapelayanan kesehatan yangdiselesaikan (DHA)

5 Doc - - 3 Doc 500.000.000 550.000.000 605.000.000 605.000.000

-

Meningkatnya pelayanankesehatan kepada masyarakat

75 % 80 % 80 % 80 % 85 % 85 % -

25.01 Jumlah Puskesmas yangdibangun

1 PT 1 PT - 1 PT 2.405.000.000 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

Jumlah Puskesmas yangrehabilitasi

1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

25.02 Jumlah Pustu yang di Rehabilitasi 1 PT 1 PT - 1 PT 320.000.000 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

25.05 Jumlah Puskesdes yangdibangun

1 PT 1 PT - 1 PT 315.000.000 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

25.06 Jumlah sarana dan prasaranaPuskesmas yang disediakan

1 PT 1 PT 25.468.332.484 1 PT 277.000.000 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT - PSDKKefarmasian

25.07 Jumlah sarana dan prasaranaPustu yang disediakan

1 PT 1 PT 825.000.000 1 PT - 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT - PSDKKefarmasian

25.10 Jumlah sarana dan prasaranaPoskesdes yang disediakan

1 PT 1 PT 4.665.565.008 1 PT - 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT - PSDKKefarmasian

Peningkatan KIE Pencegahan danPemberantasan Penyakit

Program Standarisasi PelayananKesehatan

Penyusunan Standar PelayananKesehatan

Pembangunan dan Pemutakhiran DataDasar Standar Pelayanan Kesehatan

Evaluasi dan Pengembangan StandarPelayanan Kesehatan

Penyusunan Naskah AkademisStandar Pelayanan Kesehatan

Pengadaan Sarana dan PrasaranaPosyandu/Poskesdes

Pengadaan Sarana dan PrasaranaPuskesmas

23.

25. Program Pengadaan Peningkatandan Perbaikan Sarana danPrasarana Puskesmas/Pustu sertaJaringannya

Penyusunan Standar Analisis BelanjaPelayanan Kesehatan

Pembangunan Puskesmas

Pengadaan Sarana dan PrasaranaPuskesmas Pembantu

Pembangunan Posyandu/Poskesdes

Pembangunan Puskesmas Pembantu

Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit TidakMenular

Page 75: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)25.11 Jumlah puskesmas yang

ditingkatkan menjadi puskesmasrawat inap

1 PT 1 PT - 1 PT - 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

25.12 Jumlah puskesmas pembantuyang ditingkatkan menjadipuskesmas

1 PT 1 PT - 1 PT - 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

-

Meningkatnya pelayanankesehatan kepada masyarakat

75 % 80 % 80 % 80 % 85 % 85 % -

26.01 Jumlah RS yang dibangun(lanjutan)

1 PT 1 PT 696.735.000 1 PT 350.000.000 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT - PSDKKefarmasian

Jumlah RS yang ditingkatkanfasilitasnya

1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

Jumlah ruang kelas III yangdibangun

1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

26.18 Jumlah peralatan kesehatan RSyang disediakan

1 PT 1 PT 33.865.840.900 1 PT 5.347.727.718 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT - PSDKKefarmasian

26.20 Jumlah kenderaanambulance/mobil jenazah yangdiadakan

1 PT 1 PT 1 PT 950.000.000 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT -

26.25 Jumlah rumah sakit dan saranapelayanan kesehatan penunjanglainnya yang terakreditasi

1 PT 1 PT 875.175.000 1 PT - 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT - PSDKKefarmasian

-

Meningkatnya pembiayaan danjaminan kesehatan masyarakat

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % -

28.01 Tingkat Cakupan kepesertaanJKA

100 % 100 % 419.124.895.000 100 % 402.349.142.000 100 % 531.300.000.000 100 % 584.430.000.000 100 % 642.873.000.000 100 % 642.873.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

Tingkat Cakupan pasien yangmenggunakan pelayanan JKA

1.762.452 Jiwa -

-

29. Menurunnya Angka KematianBayi dan Balita

40 /1000 LH 38 /1000 LH 35 /1000LH

34 /1000 LH 32 /1000 LH 32 /1000LH

-

29.01 Persentase Anak Balita yangmendapatkan pelayanan danpenyuluhan

78 % 80 % - 85 % 90 % 500.000.000 95 % 550.000.000 95 % 605.000.000 20 1000 LH 605.000.000

29.04 Persentase Petugas mempumelakukan perawatan kesehatanbayi dan anak balita

70 % 75 % 1.500.000.000 80 % 2.094.500.000 85 % 2.500.000.000 90 % 2.750.000.000 95 % 3.025.000.000 95 % 3.025.000.000

1762452Jiwa 1762452Jiwa 1762452Jiwa 1762452Jiwa 1762452Jiwa 1762452Jiwa

Pelatihan dan pendidikan perawatananak balita

Pembangunan Rumah Sakit

Pengadaan Alat-alat KesehatanRumah Sakit

26.

Peningkatan Puskesmas menjadiPuskesmas Rawat Inap

Kemitraan Asuransi Kesehatanmasyarakat

Pengadaan Ambulance/Mobil Jenazah

28

Peningkatan Puskesmas Pembantumenjadi Puskesmas

Penyuluhan bagi anak balita

Program Peningkatan PelayananKesehatan Anak Balita

Pembangunan Tipe Rumah Sakit

Program Pengadaan PeningkatanSarana dan Prasarana Rumah SakitUmum/RS Jiwa/RS Paru/RS Mata

Program Kemitraan PeningkatanPelayanan Kesehatan

Page 76: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)29.08 Persentase balita mendapat

pemberian makanan tambahan(PMT)

70 % 75 % - 80 % - 85 % 300.000.000 90 % 330.000.000 95 % 363.000.000 95 % 363.000.000

-

Meningkatnya CakupanPelayanan Kesehatan Lansia

-

30.01 Jumlah puskesmas melakukanpelayanan kesehatan lansia

Pusk 35 Pusk - 65 Pusk 213.152.000 95 Pusk 500.000.000 125 Pusk 550.000.000 155 Pusk 605.000.000 155 Pusk 605.000.000

30.03 Jumlah tenaga terrlatihperawatan kesehatan lansia dikab/kota

Or Or - Or - 60 Or 300.000.000 60 Or 330.000.000 60 Or 363.000.000 60 Or 363.000.000

-

32. Menurunnya Angka KematianIbu

143 /100.000LH

123 /100.000LH

102 /100.000LH

100 /100.000LH

100 /100.000LH

100 /100.000LH

-

32.01 Peningkatan frekuensipenyuluhan untuk ibu hamil dariGakin

70 % 80 % 3.000.000.000 85 % 1.173.328.500 90 % 1.500.000.000 95 % 1.650.000.000 95 % 1.815.000.000 95 % 1.815.000.000 PembinaanPelayanan

Kes

32.05 Jumlah Peserta yang mampumelakukan konselor sebaya

0 Or 250 Or 500.000.000 242 Or 274.350.000 200 Or 350.000.000 200 Or 385.000.000 200 Or 423.500.000 200 Or 423.500.000 PembinaanPelayanan

Kes

-

Meningkatnya pelayanankesehatan kepada masyarakat

75 % 80 % 80 % 80 % 85 % 85 % -

35.06 Tersedianya kebutuhanpelayanan patologi klinik

0 Unit 100 % - 100 % 1.759.985.700 100 % 6.000.000.000 100 % 6.600.000.000 100 % 7.260.000.000 100 % 7.260.000.000

-

36. Meningkatnya kualitas danprofesionalisme tenagakesehatan

65 % 70 % 75 % 80 % 85 % 85 % -

36.01 Jumlah tenaga medis dan nonmedis yang mengikuti pelatihanfungsional dan managemenkesehatan

Or Or 2.097.400.000 581 Or 2.453.974.000 460 Or 3.000.000.000 560 % 3.300.000.000 660 Or 3.630.000.000 760 Or 3.630.000.000 Bapelkes

36.02 Jumlah tenaga kesehatan yangmemenuhi standar kompetensi

Or 174 Or 250.000.000 763 Or 710.155.500 1.363 Or 1.000.000.000 1.363 Or 1.100.000.000 1.363 Or 1.210.000.000 1.363 Or 1.210.000.000 Bapelkes

36.03 Jumlah institusi pendidikan yangterstruktur

0 Doc 3 Doc - 3 Doc - 3 Doc 300.000.000 3 Doc 330.000.000 3 Doc 363.000.000 10 Doc 363.000.000

-

Peningkatan pelayanan patologi klinik

Pelayanan pemeliharaan kesehatan

Program Peningkatan PelayananKesehatan Lansia

Pendidikan dan pelatihan perawatankesehatan

Pengembangan sumber dayakesehatan

Program Peningkatan Sumber DayaKesehatan

Peningkatan Diklat Medis/Non Medis

Penelitian dan Pengembangan Medisdan Non Medis

30.

35. Program Pelayanan PenunjangMedis/Non Medis

Advokasi dan KIE tentang Kesehatanreproduksi remaja (KKR)

Penyuluhan kesehatan Bagi Ibu Hamildari Keluarga Kurang Mampu

Program Peningkatan KeselamatanIbu Melahirkan dan Anak

Pemberian makanan tambahan padaanak balita

Page 77: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (6) (8) (10) (12) (14) (16) (17) (17)(2) (4) (5) (7) (11) (13)(1) 15=5+&+9+11+13(9)Meningkatnya penanganankesehatan emergensi

10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 50 % -

37.

01 Jumlah petugas yang mampumelaksanakan penanggulangankrisis kesehatan

20 Or 50 Or 1.887.706.000 100 Or 1.458.010.000 150 Or 1.700.000.000 200 Or 1.870.000.000 250 Or 2.057.000.000 250 Or 2.057.000.000 P2KK

37.02 Cakupan pelayanan ambulanceterpadu

20 % 50 % 2.200.000.000 70 % 2.669.490.000 80 % 3.000.000.000 90 % 3.300.000.000 100 % 3.630.000.000 100 % 3.630.000.000 P2KK

03 Cakupan penanggulangan krisiskesehatan

126 Lokus 630.000.000 126 Lokus 693.000.000 126 Lokus 762.300.000 126 Lokus 762.300.000 P2KK

dr. H. Taqwallah, M.Kes.NIP. 19640504 199703 1 002

KEPALA DINAS KESEHATAN ACEH

Program Pelayanan KrisisKesehatan dan Ambulans Terpadu

37.

Pelayanan ambulance terpadu

Penanggulangan Krisis Kesehatan

Peningkatan kapasitas petugaspenanggulangan krisis kesehatan

Page 78: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

(3) (17)

Meningkatnya Tata Kelola Administrasi danManagemen Sesuai Standar dan Regulasi

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 %

01. 01 Tersedianya kebutuhan jasa surat menyuratkantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 02

Tersedianya kebutuhan jasa komunikas, sumberdaya air dan listrik kantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 07 Tersedianya kebutuhan jasa administrasikeungan kantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 08 Tersedianya kebutuhan jasa kebersihan kantordan UPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 10 Tersedianya kebutuhan alat tulis kantor danUPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 11 Tersedianya barang cetakan dan penggandaankantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 12 Terpenuhinya kebutuhan komponen listrk danipenerangan kantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 13 Persentase tersedianya peralatan danperlengkapan kantor dan UPTD

70 % 80 % 80 % 80 % 80 % 80 %

01. 15 Tersedianya kebutuhan bahan bacaan kantordan UPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 16 Persentase pemenuhan kebutuhan bahan logistikkantor

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

01. 17 Terpenuhinya kebutuhan makanan dan minumanKantor dan UPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 18 Terselenggaranya rapat koordinasi dankonsultasi keluar daerah

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 19 Tersedianya jasa keamanan Kantor dan UPTD 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

01. 20 Persentase kegiatan administrasi perkantoranyang didokumentasikan

70 % 80 % 80 % 80 % 80 % 80 %

01. 22 Tersedianya Biaya Administrasi perkantoranr danUPTD

12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN 12 BLN

Meningkatnya jumlah Sarana dan PrasaranaYang dibangun/direhabilitasi

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 %

02. 02 Jumlah rumah dinas yang selesai dibangun 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT02. 07 Meningkatnya jumlah Sarana dan Prasarana

yang dibangun, direhabilitasi dan dilakukanpemeliharaan rutin/berkala

60 % 80 % 85 % 90 % 95 % 95 %

02. 10 Persentase pemenuhan kebutuhan mebeleur 70 % 80 % 85 % 90 % 95 % 95 %

02. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan rumah dinasPengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

Pengadaan mebeleur

Penyediaan bahan logistik kantor

Penyediaan makanan dan minuman

Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah

Penyediaan Jasa keamanan kantor

Penyediaan Jasa dokumentasi kantor

Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran

Penyediaan Jasa kebersihan kantor

Penyediaan alat tulis kantor

Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Penyediaan komponen instalasi listrik penerangan bangunan kantor

Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

TOTAL01. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa surat menyurat

Penyediaan Jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

Penyediaan Jasa administrasi keuangan

(1) (2) (4) (5) (7) (9)

KETTahun 2013

(11) (13)

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN TERGET INDIKATOR KINERJADINAS KESEHATAN ACEH TAHUN 2012 - 2017

Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) danKegiatan (Output)

Data Capaian padaTahunAwal Perencanaan ( 2012)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Page 79: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

KETTahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) danKegiatan (Output)

Data Capaian padaTahunAwal Perencanaan ( 2012)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

02. 20 90 % 95 % 95 %02. 22 Persentase gedung kantor yang dilakukan

pemeliharaan rutin/berkala100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

02. 24 Persentase kendaraan dinas yang dilakukanpemeliharaan rutin/berkala

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

02. 26 Persentase rumah jabatan/dinas yang dilakukanpemeliharaan rutin/berkala

100 %

02. 28 Persentase peralatan gedung kantor yangdilakukan pemeliharaan rutin/berkala

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Persentase Pegawai Yang MenerimaRewads/punishment

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 %

03. 02. Jumlah pakaian dinas beserta perlengkapannyayang disediakan

0 Or 0 Or 570 Or 0 Or 0 Or 550 Or

03. 04. Jumlah pakaian kopri beserta perlengkapannyayang disediakan

0 Or 453 Or 0 Or 0 Or 0 Or 550 Or

Meningkatnya pengetahuan dan wawasanaparatur

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 %

05. 01. Jumlah diklat non formal yang diselenggarakan 0 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali05. 02. Jumlah Sosialisasi yang diselenggarakan 0 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali05. 03. Jumlah Pegawai yang ikut bimbingan teknis 3 Or 3 Or 3 Or 3 Or 3 Or 3 Or05. 06. Jumlah Rapat koordinasi teknis 0 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja 70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 %

06. 01. Persentase Peningkatan Akuntabilitas Kinerja 0 % 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %

06. 08. Persentase Peningkatan Akuntabilitas Kinerja 0 % 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %

Meningkatnya sediaan farmasi dan alatkesehatan yang memenuhi standar danterjangkau oleh masyarakat

70 % 70 % 90 % 95 % 100 % 100 %

15. 01 Persentase tersedianya buffer stock obat 10 % 10 % 10 % 12 % 13 % 14 %15. 04 Persentase pengelolaan sediaan farmasi

disarana pelayanan kesehatan sesuaistandar/rasional

50 % 50 % 50 % 50 % 50 % 60 %

15. 05 Persentase penggunaan obat rasional di saranapelayanan kesehatan

76 % 76 % 70 % 65 % 60 % 55 %

16.Program Upaya Kesehatan Masyarakat Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar

dan rujukan sesuai standar 50 % 55 % 60 % 70 % 75 %

16. 01 Cakupan pelayanan kesehatan di UPTDKesehatan

0 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit

16. 02 Meningkatnya upaya pelayanan kesehatanmasyarakat

0 Kab 15 Kab 10 Kab 10 Kab 10 Kab 10 KabPemeliharaan dan pemulihan kesehatan

15. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatanPeningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit

Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan perbekalan kesehatan

Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas jaringannya

Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undanganRapat koordinasi teknis (Rakornis)

06. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan CapaianKinerja dan Keuangan

Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerjaSKPAPembinaan teknis penyusunan rencana strategis dan rencana kinerja

Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya

Pengadaan Pakaian KORPRI

05. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Pendidikan dan pelatihan formalSosialisasi Peraturan Perundang-undangan

Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah jabatan/dinas

Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor

03. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Pemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan

Page 80: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

KETTahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) danKegiatan (Output)

Data Capaian padaTahunAwal Perencanaan ( 2012)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

16. 06 Jumlah sub-sistem kesehatan yangdiselenggarakan

6 Subsistem 8 SS 8 SS 8 SS 8 SS 8 SS

16. 09 Angka Kesuksesan pengobatan TB' >80 % >80 % >85 % >85 % >85 % >85 %16. 11 Meningkatnya kapasitas dan kualitas tenaga

kesehatan dalam Penanggulangan krisiskesehatan

5 % 20 % 20 % 20 % 20 % 20 %

Penanggulangan Daerah bermasalah kesehatan(PDBK)

16 Kab 16 Kab 16 Kab 14 Kab 12 Kab 10 Kab

16. 14 Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi yangdihasilkan

1 Doc 9 Doc 9 Doc 9 Doc 9 Doc 9 Doc

16. 16 Jumlah Puskesmas yang melanyani kesehatanJiwa Dasar dan masyarakat serta penyalahgunaan Napza

290 Pusk 300 Pusk 305 Pusk 310 Pusk 320 Pusk 325 Pusk

Jumlah Gampong Siaga Sehat Jiwa Yang Aktif 1070 Desa 1080 Desa 1090 Desa 1100 Desa 1110 Desa 1120 DesaJumlah RS Kab/Kota yang menyediakanpelayanan keswa dan penyalahgunaan Napza(UPIP)

6 Kab 10 Kab 12 Kab 14 Kab 16 Kab 18 Kab

Persentase pasien jiwa bebas pasung 56 % 70 % 75 % 80 % 90 % 95 %Persentase pasien jiwa yang telah mandiri 54 % 55 % 56 % 57 % 58 % 60 %

Meningkatnya pengetahuan masyarakattentang penggunaan obat dan makanan

55 % 60 % 65 % 70 % 75 % 85 %

17. 01 Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentangpenggunaan obat dan makanan

55 % 60 % 65 % 70 % 75 % 85 %

18. Meningkatnya Standarisasi tanaman obattradisional

40 % 40 % 40 % 50 % 55 % 60 %

18. 02 Jumlah tanaman obat bahan asli indonesia yangterstandarisasi

10 % 10 % 10 % 10 % 10 % 10 %

18. 03 Jumlah tanaman obat tradisional yangdipromosikan

10 % 10 % 10 % 11 % 12 % 13 %

19. Meningkatnya pengatahuan masyarakattentang pola hidup bersih dan sehat

50 % 50 % 60 % 65 % 70 % 75 %

19. 01 Jumlah media promosi dan informasi yangdikembangkan per tahun

2 Media 3 Media 5 Media 5 Media 5 Media 5 Media

19. 02 Meningkatnya presentasi masyarakat berprilakuhidup bersih dan sehat

30 % 45 % 50 % 50 % 55 % 60 %

19. 04 Jumlah Nakes Yang dilatih Promosi Kesehatan - Or 138 Or 1.734 Or 460 Or 460 Or 460 Or

19. 05 Jumlah Pesantren Yang Dievaluasi Menjadi MitraKesehatan

- Pest - Pest 160 Pest 160 Pest 160 Pest 160 Pest

20. Menurunya Prevalensi Gizi Buruk dan Kurangpada Balita

21 % 20 % 18 % 16 % 15 %

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat

Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat

Peningkatan Pendidikan tenaga penyuluhan kesehatan

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

17. Program Pengawasan Obat dan Makanan

Peningkatan Pemberdayaan konsumen/Masyarakat di bidang obatdan makananProgram Pengembangan Obat Asli Indonesia

Pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam Indonesia

Pengkatan promosi obat bahan alam indonesia didalam dan luarnegeri

Revitalisasi Sistem Kesehatan

Peningkatan kesehatan masyarakatPeningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan

Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa

Page 81: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

KETTahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) danKegiatan (Output)

Data Capaian padaTahunAwal Perencanaan ( 2012)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

20. 03 Persentase balita gizi buruk yang mendapatperawatan

100 % 100 %

Persentase gizi kurang dan buruk 23,7 % 21 % 20 % 18 % 16 % 15 %

Persentase Balita ditimbang berat badannya(D/S)

67 % 80 % 85 % 95 % 95 % 95 %

Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASIeksklusif

38 % 75 % 80 % 80 % 80 % 80 %

Persentase usia 6-59 bulan dapat kapsul Vit A 75 % 83 % 85 % 85 % 85 % 85 %

Persentase Kab/Kota yang melaksanakansurveilans gizi

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

20. 04 Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsigaram beryodium

75 % 93 % 95 % 95 % 95 % 95 %

Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet 95 % 93 % 95 % 95 % 95 % 95 %Jumlah puskesmas yang memiliki tenaga yangtelah dilatih tata laksana gizi buruk. (MDGs)

32 Pusk 16 Pusk 16 Pusk 16 Pusk 16 Pusk 16 Pusk

21. Program Pengembangan Lingkugan Sehat Tersedianya lingkungan yang memenuhistandar kesehatan

55 % 60 % 65 % 80 % 85 %

21. 02 Persentase penduduk yang akses terhadap airbersih dan sanitasi

50 % 50 % 55 % 60 % 65 % 70 %

21. 03 Jumlah kegiatan sosialisasi kebijakan lingkungansehat 457 desa 457 desa 457 desa 457 desa 457 desa 457 desa

22.Menurunkan angka kesakitan di masyarakat

30 % 28 % 25 % 20 % 15 %

22. 01 Persentase kasus zoonosa yang ditemukan danditangani sesuai standar

100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

22. 05 Persentase kasus baru TB Paru (BTA positif)yang ditemukan

55 % 60 % 65 % 70 % 75 % 80 %

Angka Kesuksesan Pengobatan TB (%) >92 % >85 % >85 % >85 % >85 % >85 %Angka Kejadian DBD /100.000 Pddk 57 Incd 45 Incd 30 Incd 20 Incd 15 Incd 15 IncdCakupan Prevalensi Penyakit Kusta (%) 1,2 % 1 % <1 % <1 % <1 % <1 %Prevalensi kasus HIV <1 % <1 % <1 % <1 % <1 % <1 %Cakupan kabupaten/kota yang memasuki tahapeliminasi malaria

1 kab/kota 7 Kab 7 Kab 17 Kab 23 Kab 23 Kab

22. 06 Persentase penanggulangan KLB < 24 jam 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %Jumlah kab/kota yang melakukan mapping vektor 12 kab/kota 23 Kab 23 Kab 23 Kab 23 Kab 23 Kab

22. 08 Capaian cakupan bayi yang mendapat imunisasilengkap

70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %

Persentase desa yang mencapai UCI 62 % 70 % 80 % 85 % 85 % 85 %

Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik

Peningkatan Imunisasi

Penanggulangan kurang Energi Protein (KEP) anemea gizi besi,gangguan akibat kurang Iodium (GAKI), kurang Vitamin A, dankekurangan zat gizi mikro lainnya.

Pemberdayaan Masyarakat untuk pencapaian Keluarga Sadar Gizi

Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat

Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Penyemprotan /Fogging Sarang nyamuk

Page 82: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

KETTahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) danKegiatan (Output)

Data Capaian padaTahunAwal Perencanaan ( 2012)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

22. 09 Persentase penyelidikan epidemiologi < 25 jampada desa yang mengalami KLB

70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %

Penguatan sistem kewaspadaan dini 23 kab/kota 23 Kab 23 Kab 23 Kab 23 Kab 23 Kab22. 10 Dokumen KIE yang telah diselesaikan 5 Doc 5 Doc 5 Doc 5 Doc 5 Doc 5 Doc22. 12 Jumlah kab/kota yang melaksanakan program

posbindu0 kab/kota 10 Kab 15 Kab 20 Kab 23 Kab 23 Kab

Meningkatnya Pelayanan Kesehatan PadaFasilitas Dasar dan Rujukan Sesuai Standar

60 % 65 % 70 % 75 % 80 %

23. 01 Jumlah Rumah Sakit Umum Pemerintah YangTerakreditasi

16 RSUD 18 RSUD 20 RSUD 21 RSUD 22 RSUD 23 RSUD

23. 02 Persentase dokumen evaluasi danpengembangan standar yang ditindak lanjuti

43,00 % 43 % 53 % 63 % 73 % 83 %

23. 03 Persentase kab/kota yang memiliki data dasarpelayanan kesehatan sesuai standar

60 % 70 % 80 % 85 % 90 % 95 %

23. 04 Jumlah naskah akademik standar pelayanankesehatan yang diselesaikan

1 Doc 1 Doc 3 Doc 3 Doc 3 Doc 3 Doc

23. 07 Jumlah dokumen analisa belanja pelayanankesehatan yang diselesaikan (DHA)

5 Doc

Meningkatnya pelayanan kesehatan kepadamasyarakat

75 % 80 % 80 % 80 % 85 %

25. 01 Jumlah Puskesmas yang dibangun 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PTJumlah Puskesmas yang rehabilitasi 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

25. 02 Jumlah Pustu yang di Rehabilitasi 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT25. 05 Jumlah Puskesdes yang dibangun 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT25. 06 Jumlah sarana dan prasarana Puskesmas yang

disediakan1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

25. 07 Jumlah sarana dan prasarana Pustu yangdisediakan

1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

25. 10 Jumlah sarana dan prasarana Poskesdes yangdisediakan

1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

25. 11 Jumlah puskesmas yang ditingkatkan menjadipuskesmas rawat inap

1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

25. 12 Jumlah puskesmas pembantu yang ditingkatkanmenjadi puskesmas

1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

Meningkatnya pelayanan kesehatan kepadamasyarakat

75 % 80 % 80 % 80 % 85 %

26. 01 Jumlah RS yang dibangun (lanjutan) 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PTJumlah RS yang ditingkatkan fasilitasnya 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PTJumlah ruang kelas III yang dibangun 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

26. 18 Jumlah peralatan kesehatan RS yang disediakan 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT26. 20 Jumlah kenderaan ambulance/mobil jenazah

yang diadakan1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

26. 25 Jumlah rumah sakit dan sarana pelayanankesehatan penunjang lainnya yang terakreditasi

1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT 1 PT

26. Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana RumahSakit Umum/RS Jiwa/RS Paru/RS MataPembangunan Rumah Sakit

Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah SakitPengadaan Ambulance/Mobil JenazahPembangunan Tipe Rumah Sakit

Pembangunan Posyandu/PoskesdesPengadaan Sarana dan Prasarana PuskesmasPengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu

Pengadaan Sarana dan Prasarana Posyandu/Poskesdes

Peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap

Peningkatan Puskesmas Pembantu menjadi Puskesmas

Penyusunan Naskah Akademis Standar Pelayanan Kesehatan

Penyusunan Standar Analisis Belanja Pelayanan Kesehatan

25. Program Pengadaan Peningkatan dan Perbaikan Sarana danPrasarana Puskesmas/Pustu serta Jaringannya

Pembangunan Puskesmas

Pembangunan Puskesmas Pembantu

Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit TidakMenular

23. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan

Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan

Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar PelayananKesehatan

Peningk.Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah

Peningkatan KIE Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Page 83: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

KETTahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) danKegiatan (Output)

Data Capaian padaTahunAwal Perencanaan ( 2012)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Meningkatnya pembiayaan dan jaminankesehatan masyarakat

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

28. 01 Tingkat Cakupan kepesertaan JKA 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

Tingkat Cakupan pasien yang menggunakanpelayanan JKA

1.762.452 Jiwa 1762452 Jiwa 1762452 Jiwa 1762452 Jiwa 1762452 Jiwa 1762452 Jiwa

29. Menurunnya Angka Kematian Bayi dan Balita 40 /1000 LH 38 /1000 LH 35 /1000 LH 34 /1000 LH 32 /1000 LH

29. 01 Menurunnya Angka Kematian Bayi danBalita

45 1000 LH 40 1000 LH 35 1000 LH 30 1000 LH 25 1000 LH 20 1000 LH

29. 04 Persentase Petugas mempu melakukanperawatan kesehatan bayi dan anakbalita

70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %

29. 08 Persentase balita gizi kurang dan burukmendapatkan pemberian makanan tambahan(PMT)

70 % 75 % 80 % 85 % 90 % 95 %

Meningkatnya Cakupan Pelayanan KesehatanLansia

30. 01 Persentase peningkatan puskesmas pembinakelompok lansia

20 % 25 % 30 % 35 % 40 % 45 %

30. 03 Persentase terlatihnya tenaga perawatan lansiadi kab/kota

20 % 25 % 30 % 35 % 40 % 45 %

32. Menurunnya Angka Kematian Ibu 143 /100.000 LH 123 /100.000 LH 102 /100.000 LH 100 /100.000 LH 100 /100.000 LH

32. 01 Peningkatan frekuensi penyuluhan untuk ibuhamil dari Gakin

70 % 80 % 85 % 90 % 95 % 95 %

32. 05 Jumlah Peserta yang mampu melakukankonselor sebaya

0 Or 250 Or 242 Or 200 Or 200 Or 200 Or

Meningkatnya pelayanan kesehatan kepadamasyarakat

75 % 80 % 80 % 80 % 85 %

35. 06 Jumlah pelayanan patologi klinik yangterakreditasi

0 Unit 0 Unit 1 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit

36. Meningkatnya kualitas dan profesionalismetenaga kesehatan

65 % 70 % 75 % 80 % 85 %

36. 01 Persentase aparatur yang telah mengikutipelatihan penjenjangan, fungsional danmanagemen kesehatan

50 % 60 % 70 % 80 % 90 % 100 %

36. 02 Persentase tenaga yang profesional danmemenuhi standar kompetensi

50 % 60 % 70 % 80 % 90 % 100 %

36. 03 Jumlah publikasi ilmiah yang dimuat di mediacetak dan elektronik

0 Doc 3 Doc 5 Doc 7 Doc 9 Doc 10 Doc

Peningkatan Diklat Medis/Non Medis

Penelitian dan Pengembangan Medis dan Non Medis

Pengembangan sumber daya kesehatan

Penyuluhan kesehatan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu

Advokasi dan KIE tentang Kesehatan reproduksi remaja (KKR)

35. Program Pelayanan Penunjang Medis/Non Medis

Peningkatan pelayanan patologi klinik

Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Pemberian makanan tambahan pada anak balita

30. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

Pelayanan pemeliharaan kesehatan

Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

28 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Kemitraan Asuransi Kesehatan masyarakat

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Penyuluhan bagi anak balita

Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita

Page 84: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

KETTahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

Kode Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome) danKegiatan (Output)

Data Capaian padaTahunAwal Perencanaan ( 2012)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Meningkatnya penanganan kesehatanemergensi

10 % 20 % 30 % 40 % 50 %

37. 01 Jumlah aparatur yang mampu melaksanakanpenanggulangan krisis kesehatan

20 Or 50 Or 100 Or 150 Or 200 Or 250 Or

Pelayanan Kesehatan masyarakat yg terkenakorban bencana

100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

37. 02 Cakupan pelayanan ambulance terpadu 20 % 25 % 30 % 35 % 40 % 45 %Pelayanan ambulance terpadu

37. Program Pelayanan Krisis Kesehatan dan Ambulans Terpadu

Peningkatan kapasitas petugas penanggulangan krisis kesehatan

KEPALA DINAS KESEHATAN ACEH

dr. H. Taqwallah, M.Kes.NIP. 19640504 199703 1 002

Page 85: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Satuan Tahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

Tahun2017

Target Target Target Target Target Target

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Aspek Kesejahteraan Masyarakat

A Fokus Kesejahteraan Sosial

1 Umur Harapan Hidup Tahun 68,90 69,00 69,20 70,40 71.60 72,35 72,35

2 Angka Kematian Bayi /1000 LH 25,00 20,00 18,00 15,00 12,00 12,00 12,00

3 Angka Kematian Anak Balita /1000 LH 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 20,00

4 Angka Kematian ibu Melahirkan /100.000 LH 158,00 143,00 123,00 102,00 100,00 100,00 100,00

5 Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk % 23,70 20,00 18,00 15,00 14,00 14,00 14,00

II Aspek Pelayanan Umum

A Fokus Pelayanan Urusan Wajib

INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMA

No Indikator

KondisiKinerja padaAwal Periode

RPJMA

Target Capaian Setiap Tahun KondisiKinerja

pada AkhirPeriodeRPJMA

Page 86: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Satuan Tahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

Tahun2017

Target Target Target Target Target Target

INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMA

No Indikator

KondisiKinerja padaAwal Periode

RPJMA

Target Capaian Setiap Tahun KondisiKinerja

pada AkhirPeriodeRPJMA

1 Rasio dokter umum per satuan penduduk /100.000pddk 19 20 30 40 40 40 40

2 Rasio dokter spesialis per satuan penduduk /100.000pddk 8 10 12 15 18 20 20

3 Rasio dokter gigi per satuan penduduk /100.000pddk 4 5 6 7 8 9 9

4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani % 33,51 50 70 90 95 100 100

5Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatanyang memiliki kompetensi kebidanan % 82,9 85 87 90 91 92 92

6 Cakupan kunjungan bayi % 91 93 95 96 97 98 98

7 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/sederajat % 66 70 75 80 85 90 90

8 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan % 100 100 100 100 100 100 100

9Cakupan pemberian MP-ASI usia 6-24 bulan darikeluarga miskin % 100 100 100 100 100 100 100

10 Cakupan pemberian ASI eksklusif % 33,2 50 60 70 75 80 80

Page 87: Menuju Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan, …pelayanan KIA-KB, P2M, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan dan pengobatan. Sebagian besar puskesmas di Aceh (9 2,3%) sudah melakukan kegiatan

Satuan Tahun2013

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

Tahun2017

Target Target Target Target Target Target

INDIKATOR KINERJA SKPA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMA

No Indikator

KondisiKinerja padaAwal Periode

RPJMA

Target Capaian Setiap Tahun KondisiKinerja

pada AkhirPeriodeRPJMA

11 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) % 62 70 80 85 90 95 95

12 Cakupan penemuan kasus baru penyakit TB BTA + % 54,9 60 65 70 75 80 80

13 Angka kesuksesan pengobatan TB % 85 87 89 91 93 95 95

14 Angka kejadian (IncidentRate) DBD /100.000pddk 57,2 45 30 20 15 15 15

15 Cakupan prevalensi penyakit kusta /10.000pddk 1,2 1 <1 <1 <1 <1 <1

16Cakupan kabupaten/kota yang memasuki tahap eliminasimalaria kab/kota 0 7 17 23 23 23 23

17 Desa siaga aktif % 45 50 55 60 70 80 80

18 Akses sanitasi dasar % 44 50 55 60 65 70 70

KEPALA DINAS KESEHATAN ACEH

dr. H. Taqwallah, M.Kes.

NIP. 19640504 199703 1 002