MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

14
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TATACARADAN PERSYARATANPEMBERIANIZIN PENGGUNAANKAPAL ASING UNTUKKEGIATANLAINYANGTIDAKTERMASUK KEGIATAN MENGANGKUTPENUMPANGDAN/ATAUBARANGDALAM KEGIATANANGKUTANLAUTDALAMNEGERI Menimbang: a. bahwa penggunaan kapal asing untuk kegiatan konstruksi lepas pan tai, pengerukan, salvage dan pekerjaan bawah air di dalam wilayah perairan Indonesia sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 48 Tahun 2011 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing Untuk Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk Kegiatan Mengangkut Penumpang dan/ atau Barang Dalam Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri, sesuai dengan road map yang disusun sebagian besar telah berakhir jangka waktu penggunaannya dalam arti sudah berbendera Indonesia; b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, penggunaan kapal asing untuk melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a masih diperlukan mengingat kapal berbendera Indonesia belum tersedia atau belum cukup tersedia; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing Untuk Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk Kegiatan Mengangkut Penumpang dan/ atau Barang Dalam Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri;

Transcript of MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

Page 1: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

PERATURANMENTERI PERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

TATACARADANPERSYARATANPEMBERIANIZIN PENGGUNAANKAPALASING UNTUKKEGIATANLAINYANGTIDAKTERMASUKKEGIATAN

MENGANGKUTPENUMPANGDAN/ATAUBARANGDALAMKEGIATANANGKUTANLAUTDALAMNEGERI

Menimbang: a. bahwa penggunaan kapal asing untuk kegiatankonstruksi lepas pan tai, pengerukan, salvage danpekerjaan bawah air di dalam wilayah perairanIndonesia sebagaimana yang ditetapkan dalamPeraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 48 Tahun2011 tentang Tata Cara dan Persyaratan PemberianIzin Penggunaan Kapal Asing Untuk Kegiatan LainYang Tidak Termasuk Kegiatan MengangkutPenumpang dan/ atau Barang Dalam KegiatanAngkutan Laut Dalam Negeri, sesuai dengan roadmap yang disusun sebagian besar telah berakhirjangka waktu penggunaannya dalam arti sudahberbendera Indonesia;

b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan,penggunaan kapal asing untuk melakukan kegiatansebagaimana dimaksud pada huruf a masihdiperlukan mengingat kapal berbendera Indonesiabelum tersedia atau belum cukup tersedia;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Menteri PerhubunganRepublik Indonesia tentang Tata Cara danPersyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal AsingUntuk Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk KegiatanMengangkut Penumpang dan/ atau Barang DalamKegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri;

Page 2: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentangMinyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nomor 136, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentangPelayaran (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4849);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002tentang Perkapalan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 95, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4227);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tabun 2009 tentangKepelabuhanan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5070);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010tentang Perlindungan Lingkungan Maritim(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5109);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010tentang Angkutan di Perairan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5108) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5208);

7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tabun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negarasebagaimana telah beberapa kali diubab, terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013;

8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tabun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon IKementerian Negara sebagaimana telah beberapa kalidiubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56Tahun 2013;

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM60 Tahun2010 ten tang Organisasi dan Tata KeIja KementerianPerhubungan sebagaimana telab diubah denganPeraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tabun2013;

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun2013 tentang Penyelenggaraan dan PengusabaanAngkutan Laut;

Page 3: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA TENTANGTATA CARA DAN PERSYARATANPEMBERIAN IZIN PENGGUNAANKAPALASING UNTUKKEGIATAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK KEGIATANMENGANGKUT PENUMPANG DANIATAU BARANGDALAMKEGIATANANGKUTANLAUTDALAMNEGERI.

1. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenistertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin,tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda,termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apungdan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

2. Kapal Asing adalah kapal yang berbendera selainbendera Indonesia dan tidak dicatat dalam daftarkapal Indonesia.

3. Kapal Berbendera Indonesia adalah kapal yang telahdidaftarkan dalam daftar kapal indonesia.

4. Angkutan Laut Dalam Negeri adalah kegiatanangkutan laut yang dilakukan di wilayah perairanIndonesia yang diselenggarakan oleh perusahaanangkutan laut nasional.

5. Perusahaan Angkutan Laut Nasional adalahperusahaan angkutan laut berbadan hukumIndonesia yang melakukan kegiatan angkutan laut didalam wilayah perairan Indonesia danl atau dari danke pelabuhan di luar negeri.

7. Direktur Jenderal adalah Direktur JenderalPerhubungan Laut.

(1) Kapal asing dapat melakukan kegiatan lain yang tidaktermasuk kegiatan mengangkut penumpangdanl atau barang dalam kegiatan angkutan lautdalam negeri di wilayah perairan Indonesiasepanjang kapal berbendera Indonesia belumtersedia atau belum cukup tersedia.

(2) Kapal asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib memiliki izin dari Menteri.

Page 4: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

(3) Kegiatan lain yang tidak termasuk kegiatanmengangkut penumpang dan/atau barang dalamkegiatan angkutan laut dalam negeri sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan:a. survey minyak dan gas bumi;b. pengeboran;c. konstruksi lepas pantai;d. pengerukan;dane. salvage dan pekerjaan bawah air.

Kapal asing untuk kegiatan survey minyak dan gas bumisebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a,meliputi:a. survey seismik;b. survey geofisika;danc. survey geoteknik.

Kapal asing untuk kegiatan pengeboran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)huruf b, meliputi:a. jack up rig;b. semi submersible rig;c. deep water drill ship;d. tender assist rig;dane. swamp barge rig.

Kapal asing untuk kegiatan konstruksi lepas pantaisebagaimana dimaksud dalam Pasal2 ayat (3)huruf c, yaituderrick/ crane/ pipe/ cable/ Subsea Umbilical Riser Flexible(SURF) laying barge/ vessel.

Kapal asing untuk kegiatan pengerukan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)huruf d, meliputi:a. Drag-head Suction Hopper Dredger (DSHD)lebih besar

dari 5.000 m3; danb. Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD)lebih besar dari

5.000 m3.

Kapal asing untuk kegiatan salvage dan pekerjaan bawah airsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf e,meliputi:a. heavy floating crane lebih besar dari 300 ton; danb. heavy crane barge lebih besar dari 300 ton.

Page 5: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

Kapal asing untuk melakukan kegiatan lain dan/ ataubarang yang tidak termasuk kegiatan mengangkutpenumpang dan/ atau barang dalam kegiatan angkutanlaut dalam negeri di wilayah perairan Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1),pengoperasiannya dilakukan oleh perusahaan angkutan lautnasional.

(1) lzin penggunaan kapal asing sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (2) diberikan oleh Menteri setelahmemenuhi persyaratan:a. rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal dan

wilayah kerja kegiatan yang ditandai dengankoordinat geografis;

b. memiliki charter party antara perusahaan angkutanlaut nasional dengan pemilik kapal asing dankontrak kerja dan/atau Letter of Intent (£01) daripemberi kerja;

c. copy Surat lzin Usaha Perusahaan Angkutan Laut(SIUPAL);

d. copy sertifikat tanda kebangsaan/pendaftarankapal;

e. copy sertiflkat keselamatan dan keamanan kapal;f. copy sertiflkat pencegahan pencemaran kapal;g. copy sertiflkat klasiflkasi kapal;h. copy daftar/sijil awak kapal; dan1. copy sertiflkat manajemen keselamatan.

(2) lzin penggunaan kapal asing sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat diberikan oleh Menteri setelahdilakukan minimum 1 (satu) kali upaya pengadaankapal berbendera Indonesia yang telahdikomunikasikan secara tertulis dan dijawab oleh pihakINSA paling lama 5 (lima) hari kerja sejak dokumenditerima secara lengkap, dan temyata tidak tersediakapal sejenis yang berbendera Indonesia yangdibuktikan dengan pengumuman lelang.

(3) lzin penggunaan kapal asing sebagaimana dimaksudpada ayat (1)diberikan untukjangka waktu paling lama6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang setelahdilakukan evaluasi.

(1) Untuk memperoleh lZln penggunaan kapal asingsebagaimana dimaksud dalam Pasal9 ayat (1)pemohonmengajukan permohonan kepada Menteri melaluiDirektur Jenderal dengan dilengkapi dokumenpemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (1) dalam waktu paling lama 14 (empatbelas) hari kerja sebelum kapal dioperasikan denganmenggunakan format Contoh 1 dalam Lampiran I yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Menteri ini.

Page 6: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

(2) Berdasarkan pennohonan izin sebagaimana dimaksudpada ayat (1) Direktur Jenderal melakukan penelitianpersyaratan pennohonan izin penggunaan kapal asingdalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari keIja sejakditerima pennohonan secara lengkap.

(3) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum terpenuhi,Direktur Jenderal mengembalikan pennohonan secaratertulis kepada pemohon untuk melengkapipersyaratan.

(4) Pennohonan yang dikembalikan sebagaimanadimaksud pada ayat (3)dapat diajukan kembali kepadaDirektur Jenderal setelah pennohonan dilengkapi.

(5) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian persyaratansebagaimana dimaksud pada ayat (2) terpenuhiDirektur Jenderal menyampaikan hasil penelitiankepada Menteri.

(6) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan DirekturJenderal, Menteri dalam jangka waktu paling lama 7(tujuh) hari menerbitkan izin penggunaan kapal asingdengan fonnat Keputusan Menteri sebagaimanatersebut Contoh II dalam Lampiran I yang merupakanbagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri1m.

(1) Dalam hal terdapat pennohonan penggunaan kapalasing selain jenis/tipe kapal yang tidak diatur dalamPeraturan Menteri ini, dapat diberikan kebijakanmelalui surat oleh Menteri setelah terlebih dahuludievaluasi oleh Tim yang hasilnya dituangkan dalamberita acara.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1)paling sedikitterdiri dari unsur Direktorat Lalu Lintas dan AngkutanLaut, Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan, DirektoratPerkapalan dan Kepelautan, Direktorat KPLP,Direktorat Kenavigasian, Biro Hukum dan KSLN,Bagian Hukum Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,serta dapat melibatkan stakeholders terkait sesuaikebutuhan.

(3) Evaluasi yang dilakukan oleh Tim sebagaimanadimaksud ayat (1) paling sedikit memberikanpertimbangan:a. jenis / tipe kapal yang dimohonkan tidak tersedia

atau belum cukup tersedia kapal berbenderaIndonesia yang dibuktikan dengan rekomendasi dariINSA;

Page 7: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

b. kegiatan yang dilakukan merupakan kepentingannasional yang strategis sehingga apabila tidakdilakukan akan mengganggu ketahanan energinasional yang berdampak bagi perekonomianIndonesia; dan

c. rekomendasi dengan batas waktu yang sangatterbatas.

(4) Kebijakan penggunaan kapal asing sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat diberikan oleh Menterisetelah dilakukan minimum 1 (satu) kali upayapengadaan kapal berbendera Indonesia dan temyatatidak tersedia kapal sejenis yang berbendera Indonesiayang dibuktikan dengan pengumuman lelang.

(5) Persyaratan pemberian kebijakan dalam penggunaankapal asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan sesuai dengan persyaratan pemberian izinpenggunaan kapal asing sebagaimana dimaksud dalamPasal9 ayat (1).

(6) Kebijakan penggunaan kapal asing sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Menteri untukjangka waktu sesuai dengan kebutuhan dan palinglama 3 (tiga)bulan.

Kapal asing dapat melakukan kegiatan lain yang tidaktermasuk kegiatan mengangkut penumpang dan/ ataubarang dalam kegiatan angkutan laut dalam negeri diwilayah perairan Indonesia, dalam jangka waktusebagaimana dalam Lampiran II yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(1) Dalam rangka menerapkan asas cabotage secarakonsekuen, Direktur Jenderal melakukan evaluasiuntuk mengetahui kapal berbendera Indonesia belumtersedia atau belum cukup tersedia sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan secara berkala setiap 6 (enam) bulan denganmengikutsertakan instansi terkait dan asosiasipenyedia jasa serta asosiasi pengguna jasa.

Direktur Jenderal melakukan pembinaan dan pengawasanteknis terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini.

Page 8: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka PeraturanMenteri Perhubungan Nomor PM 48 Tahun 2011 ten tangTata Cara dan Persyaratan Pemberian Izin PenggunaanKapal Asing Untuk Kegiatan Lain Yang Tidak TermasukKegiatan Mengangkut Penumpang danjatau BarangDalam Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.

Peraturan Menteri Inl mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Menteri ini denganpenempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 11 Maret 2014

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA,

Diundangkan di Jakartapada tanggal 13 Maret 2014

MENTERIHUKUMDANHAKASASIMANUSIAREPUBLIKINDONESIA,

Salinan sesuKEPALA BIR

n aslinyaM DAN KSLN,

DR. UMAR ARIS, SH, MM, MHPembina Utama Muda (IV/c)

NIP. 19630220 198903 1 001

Page 9: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

NomorKlasifikasiLampiranPerihal

LAMPIRANIPERATURANMENTERIPERHUBUNGANNomor : PM.I0 TAHUN 2014Tanggal : 11 MARET 2014

Permohonan Izin PenggunaanKapal Asing

Yth. MenteriPerhubunganCq. DirekturJenderalPerhubungan Laut

1. Dengan hormat disampaikan bahwa berdasarkanPeraturan Menteri Perhubungan Nomor .... Tahun ....tentang Tata Cara dan Persyaratan Penggunaan KapalAsing Untuk Kegiatan Lain Yang Tidak TermasukKegiatan Mengangkut Penumpang dan/ atau BarangDalam Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri, bersamaini Kami PT mengajukan permohonan IzinPenggunaan Kapal Asing untuk kegiatan .

2. Sebagai bahan pertimbangan, terlampir disampaikan 1(satu) berkas dokumen untuk melengkapi permohonandimaksud yang terdiri dari:

a. rencana keIja yang dilengkapi dengan jadwal dan lokasikegiatan yang ditandai dengan koordinat geografis;

b. memiliki charter party antara perusahaan angkutanlaut nasional dengan pemilik kapal asing dan kontrakkeIja dan atau Letter of Intent (L01)dari pemberi keIja;

c. copy Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut(SIUPAL);

d. copy sertifikat tanda kebangsaan/pendaftaran kapal;e. copy sertifikat keselamatan dan keamanan kapal;f. copy sertifikat pencegahan pencemaran kapal;g. copy sertifikat klasifikasi kapal;h. copy daftar / sijil awak kapal;1. copy sertifikat manajemen keselamatan; danJ. copy pengumuman lelang.

3. Demikian permohonan Kami, atas perhatian dan bantuanyang diberikan diucapkan terima kasih.

Tembusan Yth.:1. Menteri Perhubungan;2. Kepala SKKMIGAS.

Page 10: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

PEMBERIANIZIN KEPADAPT MENGGUNAKANKAPALASING .UNTUKKEGIATANLAINYANGTIDAKTERMASUKKEGIATAN

MENGANGKUTPENUMPANGDAN/ATAUBARANGDALAMKEGIATANANGKUTANLAUTDALAMNEGERI

a. bahwa berdasarkan Pasal ... ayat (...) PeraturanMenteri Perhubungan Republik Indonesia Nornor PM..... Tahun ..... penggunaan kapal asing untukkegiatan lain yang tidak terrnasuk kegiatanrnengangkut pen urnpang danl atau barang dalarnkegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukansetelah rnernperoleh izin dari Menteri Perhubungan;

b. bahwa dalam rangka rnenunjang kegiatanPT..... rnernerlukan kapal asing ... untuk kegiatanlain yang tidak terrnasuk kegiatan rnengangkutpenurnpang danl atau barang dalarn kegiatanangkutan laut dalarn negeri;

c. bahwa sesuai hasH penelitian terhadap permohonanPT untuk rnenggunakan kapal asing .untuk kegiatan lain yang tidak terrnasuk kegiatanrnengangkut penurnpang dan/atau barang dalamkegiatan angkutan laut dalam negeri, telahrnernenuhi persyaratan;

bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnanadirnaksud dalarn huruf a, huruf b, dan huruf c,perlu rnenetapkan Keputusan Menteri Perhubungantentang Pernberian Izin Kepada PT.Menggunakan Kapal Asing ... Untuk Kegiatan LainYang Tidak Terrnasuk Kegiatan MengangkutPenurnpang dan/atau Barang Dalarn KegiatanAngkutan Laut Dalarn Negeri;

Undang-Undang Nornor 22 Tahun 2001 tentangMinyak dan Gas Burni (Lernbaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nornor 136, TarnbahanLernbaran Negara Republik Indonesia Nornor 4152);

Page 11: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentangPelayaran (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 64, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4849);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002tentang Perkapalan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2002 Nomor 95, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4227);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentangAngkutan di Perairan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 26, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108)sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 22 Tahun 2011 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5208);

5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negarasebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013;

6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi EselonI Kementerian Negara sebagaimana telah beberapakali diubah, terakhir dengan Peraturan PresidenNomor 56 Tahun 2013;

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Perhubungan sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Menteri PerhubunganNomor PM 68 Tahun 2013;

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan danPengusahaan Angkutan Laut;

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor .... Tahun ....tentang Tata Cara dan Persyaratan PenggunaanKapal Asing Untuk Kegiatan Lain Yang TidakTermasuk Kegiatan Mengangkut Penumpangdan/ atau Barang Dalam Kegiatan Angkutan LautDalam Negeri;

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANGPEMBERIANIZINKEPADAPT MENGGUNAKANKAPALASING .... UNTUKKEGIATANLAINYANGTIDAKTERMASUK KEGIATAN MENGANGKUT PENUMPANGDAN/ATAU BARANG DALAM KEGIATAN ANGKUTANLAUTDALAMNEGERI.

Page 12: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

a. Nama Perusahaan

b. Bidang Usaha

c. Alamat

d. NPWP

e. Penanggung Jawab

menggunakan kapal asing untuk kegiatan lain yang tidak"termasuk kegiatan mengangkut penumpang dan/ataubarang dalam kegiatan angkutan laut dalam negeri,sebagai berikut :

Nama Kapal

Bendera

Call Sign

IMONumber

Ukuran

Principal/ Owner:

••••• 0 •••••• ' •••••• " ••• / ••••• 0 •••••• ' •••••• " •••

••••• 0 •••••• ' •••••• " ••• / ••••• 0 •••••• ' •••••• " •••

••••• 0 •••••• ' •••••• " ••• / ••••• 0 •••••• ' •••••• " •••

Pemegang 1Z1npenggunaan kapal asing sebagaimanadimaksud pada Diktum PERTAMA,dalam pengoperasiankapal wajib:

a. mentaati peraturan perundang-undangan danketentuan di bidang kepelabuhanan, lalu lintasangkutan laut, keselamatan dan keamananpelayaran serta kelestarian lingkungan;

b. mentaati peraturan perundang-undangan dariinstansi Pemerintah lainnya yang berkaitan denganusaha pokoknya;

c. bertanggung jawab sepenuhnya atas pengoperasiankapal asing yang bersangkutan;

d. melaporkan kegiatan operasional kapal asing setiapbulan kepada Menteri Perhubungan mela1ui DirekturJenderal Perhubungan Laut.

Page 13: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

Izin penggunaan kapal asing sebagaimana dimaksudpada Diktum PERTAMAberlaku selama ... (...) bulan

Izin penggunaan kapal asing dapat dicabut apabilapemegang izin operasi tidak melaksanakan kewajibansebagaimana diatur dalam Diktum KEDUA dalamKeputusan Menteri ini dan ketentuan peraturanperundang-undangan di bidang pelayaran.

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggalditetapkan.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal

1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;3. Menteri Sekretaris Negara;4. Menteri Keuangan;5. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;6. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;7. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;8. Kepala Staf Angkatan Laut;9. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal

Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;10. Kepala SKKMIGAS;11. Ketua Umum DPP INSA.

Salinan sesuai denKEPALA BI H

aslinyaN KSLN,

DR. UMAR ARIS, SR, MM, MHPembina Utama Muda (IVI c)

NIP. 19630220 198903 1 001

Page 14: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ...

LAMPIRAN IIPERATURAN MENTERI PERHUBUNGANNomor : PM 10 TAHUN 2014Tanggal : 11 MARET 2014

JANGKA WAKTUKAPALASING DAPATMELAKUKANKEGIATANLAINYANGTIDAKTERMASUK KEGIATANMENGANGKUT PENUMPANG DAN/ATAU BARANG

DALAMKEGIATANANGKUTANLAUTDALAMNEGERI

NO. JENIS KEGIATAN/JENIS KAPAL JANGKA WAKTUBERLAKU1. Survey minyak dan gas bumi:

a. surveu seismik; Sampai dengan akhir Desember 2014b. surveu geofisika; dan Sampai dengan akhir Desember 2014c. surveu geoteknik. Sampai dengan akhir Desember 2014

2. Pengeboran:a. iack up ria; Sampai dengan akhir Desember 2015b. semi submersible ria; Sampai dengan akhir Desember 2015c. deep water drill ship; Sampai dengan akhir Desember 2015d. tender assist ria; dan Sampai dengan akhir Desember 2015e. swamp bar.qe ria. Sampai dengan akhir Desember 2015

3. Konstruksi lepas pantai:Derrick/ Crane, Pipe/ Cable/ Subsea Sampai dengan akhir Desember 2014Umbilical Riser Flexible (SURF) LayingBar.qe/ Vessel.

4. Pengerukan:a. Drag-head Suction Hopper Dredger Sampai dengan akhir Desember 2014

(DSHD) lebih dari 5.000 m::l;danb. Trailing Suction Hopper Dredger Sampai dengan akhir Desember 2014

(TSHD) lebih dari 5.000 m3.

5. Salvaae dan pekeriaan bawah air:a. heavy floating crane lebih besar Sampai dengan akhir Desember 2014

dari 300 ton; danb. heavy crane barge lebih besar dari Sampai dengan akhir Desember 2014

300 ton.

Salinan sesuai dKEPALAB

DR. U R ARlS, SR, MM, MRPembina Utama Muda (IVI c)

NIP. 19630220 198903 1 001