MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan,...

50
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 / HUK / 2011 TENTANG PANDUAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pengaduan masyarakat sebagai wujud dari pengawasan masyarakat perlu dikelola secara baik dan efektif, guna mencegah terjadinya penyimpangan dalam penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial; b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Pemerintah Nomor PER/05/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 01/HUK/2006 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat/LSM/ Organisasi Profesi di lingkungan Departemen Sosial RI; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia tentang Panduan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Sosial Republik Indonesia; 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); SALINAN

Transcript of MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan,...

Page 1: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191 / HUK / 2011

TENTANG

PANDUAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : Mengingat :

a. bahwa pengaduan masyarakat sebagai wujud dari pengawasan masyarakat perlu dikelola secara baik dan efektif, guna mencegah terjadinya penyimpangan dalam penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial;

b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Pemerintah Nomor PER/05/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 01/HUK/2006 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat/LSM/ Organisasi Profesi di lingkungan Departemen Sosial RI;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf

a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia tentang Panduan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Sosial Republik Indonesia;

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

SALINAN

Page 2: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

2

3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Nomor 4150);

4. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

5. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000 tentang tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor. 53 tahun 2010 tentang Displin

SALINAN

Page 3: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

3

Memperhatikan :

Pengawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

12. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2011;

13. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

14. Keputusan Menteri Sosial Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Fungsional Pembangunan Kesejahteraan Sosial;

15. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Pemerintah Nomor PER/05/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat;

16. Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial;

17. Peraturan Menteri Sosial Nomor 41/HUK/2011 tentang Tim Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Sosial RI;

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL TENTANG PANDUAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA.

KESATU : Panduan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan

Kementerian Sosial Republik Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

SALINAN

Page 4: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

4

KEDUA : Panduan Penanganan Pengaduan Masyarakat sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KESATU, sebagai acuan bagi aparatur pemerintah di lingkungan Kementerian Sosial dalam melaksanakan penanganan pengaduan masyarakat guna terciptanya pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

KETIGA

:

Panduan Penanganan Pengaduan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU di susun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN BAB II ETIKA DAN PRINSIP DALAM PENANGANAN

PENGADUAN MASYARAKAT. BAB III PENATAUSAHAAN PENGADUAN MASYARAKAT BAB IV MEKANISME PENGADUAN MASYARAKAT BAB V KOORDINASI DAN SANKSI BAB VI PENUTUP

KEEMPAT : Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 01/HUK/2006 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat/LSM Organisasi Profesi di Lingkungan Kementerian Sosial dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KELIMA : Keputusan Menteri Sosial ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 30 Desember 2011

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. SALIM SEGAF AL JUFRI

SALINAN

Page 5: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

5

Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. :

1. Para Gubernur di seluruh Indonesia.

2. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal, dan Kepala Badan

Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial di lingkungan Kementerian Sosial.

3. Para Kepala Dinas/Intansi Sosial Provinsi di seluruh Indonesia.

4. Para Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Sosial.

SALINAN

Page 6: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 191 / HUK / 2011

TENTANG

PANDUAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

Page 7: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

6

PANDUAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, setiap

penyelenggara negara dituntut dapat mempertanggungjawabankan atas penggunaan

sumber daya kepada stakeholder secara transparan dan akuntabel. Untuk

mewujudkan kondisi tersebut, peran serta masyarakat menjadi penting dalam

melakukan check dan balance atas penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan

sosial.

Keterlibatan masyarakat sebagai bentuk pengawasan atau pengaduan masyarakat,

baik yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung, berupa keluhan,

saran atau kritik terkait dengan pembangunan kesejahteraan sosial di masyarakat,

perlu penanganan secara profesional.

Salah satu indikator sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan kesejahteraan

sosial dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan penurunan angka kemiskinan

adalah berkurangnya jumlah pengaduan masyarakat.

Dengan maksud tersebut diatas maka perlu ditetapkan Peraturan Menteri Sosial RI

tentang Panduan Penanganan Pengaduan Masyarakat dengan mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Apartur Pemerintah dan Reformasi Birokrasi No

PER/05/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan

Masyarakat.

SALINAN

Page 8: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

7

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Sebagai panduan Aparatur Pemerintah di lingkungan Kementerian Sosial RI

dalam menangani pengaduan masyarakat baik yang berkadar pengawasan

maupun yang tidak berkadar pengawasan dalam pelaksanaan

program/kegiatan Pembangunan Kesejahteraan Sosial.

2. Tujuan :

a. terwujudnya pemahaman yang sama terhadap mekanisme penanganan

pengaduan masyarakat;

b. terwujudnya penanganan pengaduan masyarakat dengan baik, efektif dan.

Efisien; dan

c. mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan

bersih (Good and Clean Governance) khususnya dalam penyelenggaraan

pembangunan kesejahteraan sosial.

C. Sasaran

a. untuk memberikan pelayanan yang baik atas penanganan pengaduan

masyarakat;

b. tertibnya penata kelolaan penanganan pengaduan masyarakat; dan

c. adanya koordinasi yang baik antar satuan kerja di lingkungan Kementerian

Sosial RI dalam penanganan pengaduan masyarakat.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penanganan pengaduan masyarakat yaitu pengaduan yang

disampaikan kepada Kementerian Sosial RI baik langsung maupun tidak langsung

dalam bentuk lisan, tertulis (surat, sms, email) dan atau disampaikan oleh

SALINAN

Page 9: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

8

Lembaga Tertinggi Negara, Kementerian/Lembaga Non Kementerian, Badan/

Lembaga/ Instansi di daerah, Badan Hukum, Media Massa, Organisasi

Masyarakat, Partai Politik, Perorangan, dan lain-lain terhadap program/kegiatan

pembangunan kesejahteraan sosial.

E. Pengertian

1. Panduan adalah acuan yang dijadikan dasar dalam pelaksanaan

program/kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Aparatur pemerintah adalah perangkat pemerintah untuk menjalankan tugas-

tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat, baik di pusat maupun

daerah.

3. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi

eksekutif, legislatif atau yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas

pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota Lembaga Negara sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan pejabat negara lainnya

yang ditentukan oleh Undang-Undang.

5. Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah yang selanjutnya di sebut APIP

adalah lembaga/unit kerja (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Wilayah

Provinsi/Kabupaten/Kota, dan BPKP) atau aparat di lingkungan instansi

pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan

fungsional terhadap suatu entitas/unit kerja yang menjadi lingkup wilayah

kerjanya.

SALINAN

Page 10: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

9

6. Pengawasan Fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat

pengawasan fungsional baik ekstern dan intern pemerintah agar pelaksanaan

tugas pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Obyek Pemeriksaan (Obrik) adalah entitas/unit kerja, dan atau perorangan

yang diperiksa dalam rangka pelaksanaan kegiatan/program pembangunan

kesejahteraan sosial yang pembiayaannya bersumber melalui dana APBN

pada Kantor Pusat, UPT dan Dinas Sosial/Kesos Provinsi/Kabupaten.

8. Aparat Pengawasan Ekstern Pemerintah (BPK RI) adalah lembaga tinggi

negara dan KPK yang mempunyai kewenangan melaksanakan pengawasan

terhadap Kementerian/ Lembaga/Badan/BUMN/BUMD yang secara hirarki

melaporkan hasil pengawasannya kepada DPR RI.

9. Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan pengamatan dan penilaian

terhadap semua kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta tugas

penunjang yang meliputi segi teknis, administrasi dan manajemen dari Obrik,

dalam rangka pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan umum

pemerintahan maupun pembangunan.

10. Pengawasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh warga

masyarakat baik disampaikan secara lisan maupun tertulis kepada pejabat

aparatur pemerintah yang berwenang/berkepentingan berupa sumbangan

pikiran, saran, gagasan atau keluhan/pengaduan yang bersifat membangun.

11. Pengaduan masyarakat adalah informasi atau keterangan yang disampaikan

bersumber dari masyarakat terhadap suatu penyimpangan/penyalahgunaan

wewenang yang dilakukan oleh aparatur pemerintah dan atau organisasi

sosial serta masyarakat.

12. Pengaduan berkadar pengawasan adalah pengaduan masyarakat yang isinya

mengandung informasi atau indikasi terjadinya penyimpangan atau

SALINAN

Page 11: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

10

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh aparatur negara/pegawai

dilingkungan Kementerian Sosial, yang mengakibatkan kerugian

masyarakat/negara.

13. Pengaduan tidak berkadar pengawasan adalah pengaduan masyarakat yang

isinya mengandung informasi berupa sumbang saran, kritik yang konstruktif

dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan

pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

14. Penanganan pengaduan masyarakat adalah proses kegiatan yang meliputi

penerimaan, pencatatan, penelaahan, konfirmasi, klarifikasi, pemeriksaan,

pelaporan, tindak lanjut dan pengarsipan.

15. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang

dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar

pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas dan

kehandalan informasi atas pengaduan masyarakat.

16. Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil

pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang dan/atau badan yang

berwenang untuk melakukan tindakan dan atau perbaikan.

17. Tindak lanjut adalah semua langkah perbaikan/penyempurnaan yang wajib

dilakukan oleh Pimpinan Instansi/Unit kerja dan Obrik yang bersangkutan

sesuai rekomendasi atau saran atas temuan hasil pemeriksaan.

18. Penyaluran adalah suatu kegiatan Unit kerja penerima pengaduan masyarakat

untuk meneruskan pengaduan tersebut kepada unit kerja terkait lainnya yang

berwenang melakukan penanganan, tindakan korektif dan tindakan hukum

lainnya sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, fungsi dan kewenangannya

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

19. Pemantauan Tindak Lanjut adalah kegiatan untuk memantau upaya

pelaksanaan dan penyelesaian atas rekomendasi hasil pemeriksaan.

SALINAN

Page 12: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

11

20. Pemantauan penanganan pengaduan masyarakat adalah proses kegiatan

untuk mengetahui perkembangan penanganan pengaduan sejak dari

penerimaan sampai dengan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan.

21. Pengujian adalah suatu kegiatan untuk meyakinkan bahwa bukti-bukti fisik dan

administratif pelaksanaan tindak lanjut telah memenuhi kaidah, relevan,

kompeten, material dan cukup.

22. Penetapan Status Tindak Lanjut adalah suatu kegiatan untuk menentukan

tingkat penyelesaian hasil tindak lanjut ke dalam status pending, proses dan

tuntas.

23. Tim Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat adalah

tim yang dibentuk dan ditugaskan oleh Inspektur Jenderal untuk melakukan

pemantauan dan pemutakhiran data tindak lanjut di lingkup Eselon I

Kementerian Sosial/UPT dan Kantor Dinas Sosial/Kesejahteraan Sosial

Provinsi.

24. Klarifikasi adalah proses penjernihan atau kegiatan berupa penjelasan

mengenai permasalahan yang diadukan oleh pejabat yang berwenang terkait

kepada sumber pengaduan dan instansi penerima pengaduan.

25. Konfirmasi adalah proses kegiatan untuk mendapatkan penegasan atau

pengesahan atas materi pengaduan terutama mengenai keberadaan terlapor

yang teridentifikasi, baik bersifat perorangan, kelompok maupun institusional,

termasuk materi pengaduan yang dilaporkan.

26. Pengkajian adalah proses mempelajari secara mendalam atas materi surat

pengaduan yang diterima dari instansi dan atau masyarakat oleh Pejabat yang

ditugaskan menangani pengaduan masyarakat.

27. Pimpinan Satker yang dimaksud dalam hal ini adalah Pejabat yang

mempunyai tugas melakukan pembinaan kepegawaian baik pusat maupun

daerah.

SALINAN

Page 13: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

12

28. Pelapor adalah individu atau kelompok masyarakat yang menyampaikan

pengaduan kepada instansi pemerintah tertentu.

29. Terlapor adalah pegawai di lingkungan Kementerian Sosial atau lembaga

tertentu yang diduga melakukan penyimpangan atau pelanggaran.

30. Partisipasi masyarakat adalah peran aktif masyarakat untuk ikut serta

mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN.

F. Fungsi Penanganan Pengaduan Masyarakat

a. menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat dalam membangun kontrol

sosial yang sehat terhadap keberhasilan pembangunan Kesejahteraan Sosial ;

b. menjadi salah satu tolok ukur (barometer) kepercayaan masyarakat terhadap

keberhasilan pembangunan Kesejahteraan Sosial di Lingkungan Kementerian

Sosial ;

c. membangun citra aparatur pemerintah di Lingkungan Kementerian Sosial yang

beretika, bermoral, profesional, transparan dan bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat;

d. memperbaiki dan mengefektifkan sistem pengendalian intern termasuk

pengawasan fungsional, khususnya bidang pelayanan masyarakat dan

pencegahan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme;

e. menumbuhkan kepekaan dan mengefektifkan fungsi manajerial terutama

dalam memperbaiki perumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan laporan pertanggungjawaban pembangunan Kesejahteraan

Sosial; dan

f. menegakkan hukum dan keadilan secara tertib, proporsional dan demokratis.

SALINAN

Page 14: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

13

G. Asas – Asas Penanganan Pengaduan Masyarakat

a. Kepastian Hukum, yaitu mengutamakan landasan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dalam menangani pengaduan masyarakat;

b. Tranparansi, yaitu membuka diri dan memberi kesempatan kepada

masyarakat dalam melaksanakan hak-haknya untuk memperoleh informasi

yang benar, jujur dan tidak diskriminatif terhadap penanganan pengaduan

masyarakat berdasarkan meknisme dan prosedur yang jelas;

c. Koordinasi, yaitu melaksanakan kerjasama yang baik antar pejabat yang

berwenang dan aparatur terkait berdasarkan mekanisme, tata kerja dan

prosedur yang berlaku;

d. Efektifitas, dan efisiensi yaitu tepat sasaran, hemat tenaga, waktu dan biaya;

e. Akuntabilitas, yaitu harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat,

baik proses maupun tindak lanjutnya;

f. Obyektivitas, yaitu berdasarkan fakta atau bukti tanpa dipengaruhi prasangka,

interpretasi, kepentingan pribadi, golongan ataupun kepentingan pihak

tertentu;

g. Proporsional, yaitu mengutamakan kepentingan pelaksanaan tugas dan

kewenangan dengan tetap memperhatikan adanya kepentingan yang sah

lainnya secara seimbang; dan

h. Kerahasiaan, yaitu menjaga kerahasiaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, kecuali bila ada hak atau kewajiban

profesional atau hukum untuk mengungkapkan.

SALINAN

Page 15: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

14

BAB II

ETIKA DAN PRINSIP DALAM PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT

Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

No.PER/05/M.PAN/4/2009, Etika dalam Penanganan Pengaduan Masyarakat merupakan

pedoman dalam bersikap, bertindak, berucap, dan berperilaku agar memiliki moral dan

kepribadian yang baik, serta menumbuhkembangkan dan meningkatkan kepercayaan

masyarakat dalam penanganan pengaduan masyarakat.

Adapun etika yang harus dimiliki oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP)

yang menangani pengaduan masyarakat adalah sebagai berikut :

A. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Pemerintah

Wajib menjunjung nilai-nilai dasar, sebagai berikut:

1. Berani, mengambil sikap tegas dan rasional dalam membuat keputusan yang

berkaitan dengan penanganan pengaduan masyarakat;

2. Integritas, mewujudkan perilaku yang jujur dan bermartabat;

3. Tangguh, tegar dalam menghadapi berbagai godaan, hambatan, tantangan,

ancaman dan intimidasi dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun;

4. Inovatif, selalu meningkatkan pengetahuan dan kapasitas pribadi.

B. Kewajiban dan Larangan bagi Aparatur Pemerintah

1. Kewajiban :

a. melaksanakan tugas dan wewenang secara proporsional dan profesional;

b. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja;

d. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka

peningkatan kinerja;

SALINAN

Page 16: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

15

e. menjaga informasi yang bersifat rahasia terkait dengan jabatan, pelapor, dan

terlapor;

f. menyerahkan seluruh dokumen atau bahan-bahan yang berkaitan dengan

pengaduan masyarakat kepada atasannya, apabila sudah tidak menangani

pengaduan masyarakat atau berhenti/alih tugas; dan

g. menjaga kerahasiaan, baik informasi maupun dalam bentuk dokumen kepada

pihak lain, yang diperoleh sebagai konsekuensi pelaksanaan tugas selama

menangani pengaduan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak

langsung, apabila sudah tidak menangani pengaduan masyarakat atau

berhenti/alih tugas.

2. Larangan:

a. menggunakan sumber daya publik untuk kepentingan pribadi atau golongan;

b. menerima imbalan dalam bentuk apapun untuk kegiatan yang berkaitan

dengan penanganan pengaduan masyarakat;

c. meminta atau menerima bantuan dari pihak manapun untuk kepentingan

proses penanganan pengaduan masyarakat;

d. menyampaikan informasi/dokumen kepada pihak manapun selain pejabat

yang diberi kewenangan; dan

e. menangani kasus yang menimbulkan terjadinya konflik kepentingan pribadi,

kelompok maupun golongan.

C. Etika Aparatur Pemerintah

1. Etika terhadap pelapor

a. memberikan pelayanan dan empati, hormat dan santun, tanpa pamrih dan

tanpa ada unsur pemaksaan;

SALINAN

Page 17: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

16

b. memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka dan adil serta tidak

diskriminatif;

c. menjamin kerahasiaan identitas pelapor sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

d. menciptakan kenyamanan dan keamanan kepada pelapor; dan

e. memberikan penjelasan secara proporsional tentang perkembangan proses

pengaduan masyarakat yang ditangani.

2. Etika terhadap terlapor :

a. menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah;

b. menghormati hak-hak terlapor;

c. diberikan perlakuan secara adil, dan tidak diskriminatif; dan

d. memberikan penjelasan secara proporsional atas penanganan pengaduan

masyarakat.

3. Etika terhadap sesama Aparatur Pemerintah:

a. menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait

dalam rangka pencapaian tujuan;

b. menggalang rasa kebersamaan;

c. menghargai perbedaan pendapat; dan

d. saling membimbing,mengingatkan, dan mengoreksi.

D. Prinsip- Prinsip Perlindungan Terhadap Pelapor dan Terlapor

Selama proses pembuktian pengaduan, Satuan Kerja yang berwenang menangani

pengaduan masyarakat wajib memberikan perlakuan yang wajar baik kepada pelapor

maupun terlapor.

1. Perlindungan Terhadap Pelapor

a. pelapor yang memberikan informasi adanya indikasi peyimpangan yang

dilakukan oleh aparatur pemerintah/negara selama proses pembuktian

SALINAN

Page 18: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

17

pengaduan masyarakat (tidak dapat dituntut secara hukum) baik pidana

maupun perdata atas laporan yang akan, sedang, atau telah diberikannya

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. pelapor yang memberikan informasi adanya indikasi penyimpangan yang

dilakukan oleh aparatur pemerintah/negara yang pengaduannya belum

ditangani oleh Aparat Penegak Hukum, pelapor diberikan perlindungan bersifat

administratif dengan menjaga kerahasiaan identitas pelapor; dan

c. apabila pengaduan tersebut sudah ditangani oleh Aparat Penegak Hukum dan

pelapor dijadikan saksi, maka pelapor berhak mendapatkan perlindungan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Perlindungan Terhadap Terlapor

a. Pimpinan Instansi Pemerintah atau Pejabat yang berwenang wajib

memperlakukan terlapor sebagai pihak yang tidak bersalah sampai hasil

telaahan, konfirmasi, klarifikasi dan pemeriksaan dapat membuktikan benar

atau tidaknya pengaduan masyarakat.

b. Pimpinan Instansi Pemerintah atau pejabat yang berwenang wajib

memberikan perlindungan kepada terlapor dengan tidak memberikan sanksi

dalam bentuk apapun tanpa didukung bukti yang sah dari hasil telaahan,

konfirmasi, klarifikasi dan pemeriksaan.

SALINAN

Page 19: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

18

BAB III

PENATAUSAHAAN PENGADUAN MASYARAKAT

Pengaduan masyarakat yang diterima secara langsung, tertulis, maupun melalui media

elektronik dan media cetak, dilakukan penatausahaan secara cepat, tepat, dan tertib,

dengan prinsip merahasiakan kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor, seperti

tidak mencantumkan identitas pelapor dalam surat penyaluran dan menutup identitas

pelapor yang terdapat dalam surat pengaduan yang dilampirkan bersama surat

penyaluran.

Tahapan penatausahaan pengaduan masyarakat, meliputi

1. Penerimaan Surat

Surat pengaduan diagendakan oleh Bagian Umum Unit Kerja Eselon I (UKE I) untuk

segera diteruskan kepada pimpinan unit, dengan kartu kendali sebagai alat kontrol.

Surat pengaduan dimaksud meliputi :

a. Pengaduan Masyarakat /Lembaga/Instansi yang disampaikan langsung melalui

baik dalam bentuk surat maupun Short Massage Service (SMS)/Pesan Singkat

kepada Presiden RI dan atau Menteri Sekretariat Negara tentang adanya

penyimpangan dan tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh Pejabat/Pegawai

Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Sosial/Dinas Sosial/Kesos Provinsi

terhadap pelaksanaan program/ kegiatan yang tidak sesuai ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku.

b. Surat Pengaduan Masyarakat/Lembaga/Instansi yang disampaikan langsung

kepada Kementerian Sosial RI melalui Tromol Pos 1001 dan SMS yang dapat

dipertanggung jawabkan dengan memuat identitas pelapor dan terlapor serta

informasi adanya penyimpangan dan atau tindakan tidak terpuji yang dilakukan

SALINAN

Page 20: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

19

oleh Pejabat/Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Kementerian Sosial dan

Pemerintah Daerah.

c. Surat Penyaluran Pengaduan dari Kantor MENPAN atau Tromol Pos 5000 dan

pelimpahan dari Lembaga Pemerintah lainnya yang oleh instansi tersebut ditujukan

kepada Menteri Sosial dan atau Pejabat Eselon I (satu) dilingkungan Kementerian

Sosial RI.

d. Pengaduan yang disampaikan secara langsung oleh pelapor melalui media

cetak/elektronik dan atau opini yang menjadi perhatian publik.

2. Pencatatan dan Identifikasi Pengaduan Masyarakat

Jika surat pengaduan masyarakat disampaikan langsung kepada UKE I selain

Inspektorat Jenderal, maka pimpinan UKE I, wajib menyampaikan surat pengaduan

masyarakat tersebut kepada Inspektur Jenderal Kementerian Sosial dan pejabat unit

kerja dibawahnya. Untuk lingkup Inspektorat Jenderal, surat pengaduan yang masuk

dihimpun oleh Sekretariat Inspektorat Jenderal melalui Bagian Analisis dan

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) untuk dilakukan proses lebih

lanjut, meliputi :

a. Pencatatan Surat Pengaduan

Pencatatan surat pengaduan dilakukan dalam form dan map file pengaduan secara

tersendiri yang di atur oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial RI mencakup

data :

1) Sumber Pengaduan, meliputi :

a) Lembaga Tertinggi Negara;

b) Kementerian/Lembaga Non Kementerian;

c) Badan/Lembaga/Instansi di daerah;

d) Badan Hukum;

e) Mass Media;

f) Organisasi Masyarakat;

SALINAN

Page 21: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

20

g) Partai Politik; dan/atau

h) Perorangan

2) Data Surat Pengaduan, meliputi:

a) nomor dan tanggal agenda;

b) tanggal surat pengaduan;

c) kategori; dan

d) perihal.

3) Identitas Pelapor, meliputi:

a) nama;

b) alamat;

c) pekerjaan;

d) kabupaten/Kota;

e) provinsi; dan

f) kategori pelapor.

4) Identitas Terlapor, meliputi:

a) nama;

b) NIP/NRP;

c) alamat;

d) jabatan;

e) instansi terlapor; dan

f) kategori instansi.

5) Lokasi Kasus, meliputi:

a) kabupaten/Kota;

b) provinsi; dan/atau

c) Negara.

SALINAN

Page 22: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

21

b. Identifikasi Pengaduan Masyarakat

Pengaduan yang telah dicatat kemudian dilakukan pengkajian dan pengkategorian

berdasarkan kaidah dan standar yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

1) Pengkajian, berdasarkan materi pengaduan, meliputi :

a) merumuskan inti masalah yang diadukan;

b) menghubungkan materi pengaduan dengan peraturan yang relevan;

c) meneliti dokumen dan/atau informasi yang pernah ada dalam kaitannya

dengan materi pengaduan yang baru diterima; dan

d) menetapkan hasil pengkajian pengaduan masyarakat untuk proses

penanganan selanjutnya.

2) Pengkategorian, berdasarkan kadar pengawasan, meliputi :

a) pengaduan berkadar pengawasan :

1. apabila substansi/materi pengaduan logis dan memadai dengan

identitas pelapor jelas serta didukung bukti awal, harus dilakukan

pemeriksaan untuk membuktikan kebenaran informasinya;

2. apabila substansi/materi pengaduan logis dan memadai serta didukung

bukti awal, namun identitas pelapor tidak jelas, perlu dilakukan

pemeriksaan untuk membuktikan kebenaran informasinya;

3. apabila substansi/materi pengaduan tidak memadai dan identitas

pelapor jelas, perlu dilakukan klarifikasi dan konfirmasi sebelum

dilakukan pemeriksaan;

4. apabila substansi permasalahannya sama, sedang atau telah dilakukan

pemeriksaan, dijadikan tambahan informasi bagi proses pembuktian.

b) tidak berkadar pengawasan :

1. apabila substansi/materi pengaduan berupa sumbang saran, kritik yang

konstruktif dan lain sebagainya yang bermanfaat bagi perbaikan

SALINAN

Page 23: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

22

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat, sebagai

bahan informasi atau bahan pengambilan keputusan/kebijakan;

2. apabila substansi/materi pengaduan tidak logis, berupa keinginan

pelapor secara normatif tidak sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan pemerintah tidak mungkin

memenuhinya, tidak perlu diproses lebih lanjut. Hal tersebut

disampaikan kepada pelapor atau yang bersangkutan.

3. Penyaluran

Berkas pengaduan yang telah dilakukan pencatatan dan identifikasi, selanjutnya

disampaikan/diteruskan kepada Inspektorat Bidang untuk menyelesaikan sesuai

dengan Tugas dan Kewenangannya.

Mekanisme penyaluran penanganan pengaduan masyarakat didasarkan atas

jenjang/hirarki kewenangan serta tanggung jawab, sebagai berikut :

1) penyaluran berdasarkan obyek terlapor

a) Pegawai Negeri Sipil

Apabila permasalahan yang disampaikan mengenai penyimpangan dan

pelanggaran yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil, penyalurannya

ditujukan kepada Inspektorat Bidang dengan tembusan kepada pimpinan

unit kerja terkait atau sebaliknya untuk diproses sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pengawai Negeri Sipil serta

peraturan lainnya.

b) bukan Pegawai Negeri Sipil

Apabila permasalahan yang disampaikan mengenai penyimpangan dan

pelanggaran yang dilakukan oleh bukan Pegawai Negeri Sipil,

penyalurannya ditujukan kepada Inspektur Bidang, pimpinan unit teknis

yang berwenang menangani, dengan tembusan kepada pimpinan yang

bersangkutan.

SALINAN

Page 24: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

23

2) apabila permasalahan ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang

dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara, mendapat

perhatian serta meresahkan masyarakat dan/atau menyangkut kerugian negara

paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah), penyalurannya

disampaikan kepada APIP instansi terlapor agar dapat segera ditindaklanjuti,

dengan tembusan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Instansi

Pemerintah terkait.

3) apabila terjadi kesalahan alamat penyaluran dan atau lampiran surat penyaluran

yang tidak sesuai, maka unit kerja penerima wajib segera menyampaikan

berkas tersebut kepada Kementerian PAN dan RB untuk diteruskan kepada

instansi terlapor.

4. Pengarsipan

Penyimpanan dokumen diatur dengan sistem TAKAH berdasarkan klasifikasi jenis

masalah, unit kerja terlapor serta urutan waktu pengaduan, baik pengaduan yang

tidak berkadar pengawasan maupun pengaduan yang berkadar pengawasan dengan

sifat rahasia harus disimpan dengan baik.

Permintaan informasi dari pihak lain (masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat,

media massa, dan lain-lain) terhadap dokumen tersebut dapat diberikan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

SALINAN

Page 25: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

24

BAB IV

MEKANISME PENGADUAN MASYARAKAT

Pengaduan masyarakat yang berkadar pengawasan wajib dilakukan pembuktian oleh

Inspektorat Jenderal melalui Inspektorat Bidang yang mempunyai kewenangan dan

tanggungjawab sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pembuktian ini dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut :

A. Telaahan Lanjutan, ini dilakukan sebagai rangkaian proses penatausahaan yang

telah dilakukan dengan berdasar atas rumusan permasalahan yang telah dibuat,

yaitu :

1. mempelajari dan memperdalam rumusan permasalahan hasil kajian; dan

2. mempertajam rumusan pengaduan dan jenis pelanggaran yang terjadi dikaitkan

dengan peraturan yang berlaku

Apabila dalam pelaksanaan telaahan lanjutan ini, terdapat informasi yang meragukan

dan atau tidak lengkap, maka Inspektur Bidang dapat memerintahkan untuk

melakukan konfirmasi dan klarifikasi, sebagai berikut :

1. Konfirmasi, apabila materi yang diadukan atau permasalahan yang diadukan

diragukan kebenarannya sehingga perlu penjelasan kepada instansi terkait,

dengan cara :

a. melakukan komunikasi kepada pimpinan instansi terlapor (mengidentifikasi

terlapor); dan

b. mencari informasi tambahan dari sumber lain yang berkaitan dengan

permasalahan yang diadukan sebagai bahan pendukung.

2. Klarifikasi, apabila hasil telaahan lanjutan terdapat hal yang meragukan, atau

tidak jelas sehingga diperlukan tambahan informasi dengan cara :

a. meminta penjelasan baik secara lisan maupun tertulis kepada pihak-pihak yang

terkait dengan permasalahan yang diadukan;

SALINAN

Page 26: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

25

b. melakukan penilaian terhadap permasalahan yang diadukan dengan mengacu

kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku; dandan/atau

c. meminta dokumen pendukung atas penjelasan yang telah disampaikan oleh

pihak-pihak yang telah dimintakan.

Simpulan hasil telaahan ini, selanjutnya disampaikan atau dipaparkan kepada

Inspektur Jenderal Kementerian Sosial RI, dengan rekomendasi sebagai berikut :

1. Diteruskan :

Apabila materi pengaduan merupakan kewenangan Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah Kementerian/Lembaga lain, sehingga perlu diteruskan kepada Instansi

terkait

2. Bahan Pemantauan :

Apabila hasil telaahan lanjutan, menyimpulkan bahwa sesuai dengan ketentuan

yang berlaku penanganannya merupakan kewenangan Gubernur, Bupati/Walikota

atau instansi lain di lokasi kejadian, unit kerja terkait dan atau Inspektorat Bidang

bersama-sama dengan Aparat Pengawasan Fungsional setempat melaksanakan

pemantauan secara sinergi ke lokasi kejadian.

3. Pemeriksaan Khusus/Investigasi

Apabila hasil telaahan lanjutan menyimpulkan perlu dilakukan pemeriksaan yang

lebih mendalam agar kebenaran permasalahan dapat dinyakini dengan dukungan

bukti-bukti yang cukup, dan relevan. Pengusulan pemeriksaan khusus/investigasi

ini dilanjutkan dengan :

a. mengusulkan tim pemeriksa untuk ditetapkan oleh pimpinan

b. menyusun Program Kerja Pemeriksaan (PKP), meliputi:

1) penelaahan terhadap peraturan perundang-undangan yang relevan dengan

permasalahan yang diadukan;

2) menentukan metode atau prosedur pemeriksaan;

SALINAN

Page 27: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

26

3) menentukan waktu dan lokasi yang diperlukan;

4) menentukan para pihak yang perlu diminta keterangan;

5) menentukan keabsahan dan kecukupan bukti-bukti yang telah diperoleh;

Pemeriksaan khusus atas pengaduan masyarakat dapat dilakukan :

a. Oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial RI

b. Oleh tim gabungan antar Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah Lainnya

c. Khusus pengaduan yang dinilai penting dan strategis serta berdampak nasional,

dilakukan penanganan lintas instansi dengan membentuk Tim Gabungan yang

terdiri dari unsur instansi pemerintah terkait atau antar Kementerian/Lembaga.

d. Dilimpahkan kepada Aparat Penegak Hukum.

B. Waktu Penyelesaian

Penanganan pengaduan masyarakat harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu

paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah surat pengaduan diterima oleh instansi

yang menangani, dan dilaporkan kepada Pimpinan Instansi/Pelapor paling lambat 7

(tujuh) hari kerja setelah pelaksanaan pemeriksaan selesai kecuali ada alasan yang

dapat dipertanggungjawabkan.

C. Pelaporan

Pelaporan hasil pemeriksaan khusus penyimpangan yang berindikasi Tindak Pidana

Korupsi (TPK) maupun perdata harus diarahkan kepada dua tujuan, yaitu:

1. memudahkan Menteri Sosial dalam mengambil langkah tindaklanjut yang

diperlukan; dan

2. menunjang pelaksanaan kerjasama antara APFP dengan kejaksaan.

Hasil pelaksanaan pemeriksaan khusus dapat segera dilaporkan kepada Menteri

Sosial RI melalui Inspektur Jenderal Kementerian Sosial RI setelah terlebih dahulu

dilakukan ekspos oleh Inspektur Bidang dan Tim Pemeriksa di depan Tim Quality

Assurance (QA), selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah Tim selesai

melaksanakan tugas.

SALINAN

Page 28: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

27

Selanjutnya ditindak lanjuti dengan Laporan Hasil Pemeriksaan serta pemberkasan

selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah berakhir Surat Tugas.

Laporan Hasil Pemeriksaan minimal memuat:

a. sumber pengaduan;

b. materi pengaduan;

c. analisa;

d. kesimpulan; dan

e. saran/rekomendasi;

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun secara sistematis, dan menjawab

kebenaran materi pengaduan secara singkat, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan

dengan dilampiri dokumen dan bukti-bukti material, laporan, serta ditanda tangani

seluruh anggota Tim Pemeriksaan.

Laporan disusun dalam 2 (dua) bentuk yaitu:

a. Laporan berupa Surat/Nota Dinas berisi pokok-pokok hasil pemeriksaan dan

rekomendasi tindakan yang perlu diambil oleh Menteri Sosial, Inspektur Jenderal

dan Pimpinan instansi terkait.

Laporan ini dibuat sebagai laporan hasil pemeriksaan atas pengaduan masyarakat

atau laporan atas pengaduan masyarakat yang tidak perlu dilakukan pemeriksaan

karena tidak cukup bukti, dari Inspektur Bidang kepada Inspektur Jenderal dengan

memuat hasil klarifikasi/konfirmasi sebagai bahan informasi kepada pimpinan,

pelapor, terlapor dan instansi terkait.

Apabila dari hasil pemeriksaan dijumpai adanya kasus pelanggaran disiplin

pegawai negeri sipil menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun

2010, laporan dibuat dalam bentuk surat cukup dilampiri Berita Acara Pemeriksaan

Kasus.

SALINAN

Page 29: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

28

b. Laporan dalam bentuk Bab, berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

disampaikan kepada Inspektur Jenderal melalui Sekretaris Inspektorat Jenderal

sebagai dokumen rahasia. Laporan Hasil Pemeriksaan diterbitkan apabila dari

hasil pemeriksaan dijumpai adanya penyimpangan-penyimpangan yang

memerlukan tindak lanjut, seperti kasus yang berindikasi Tipikor atau kasus

pelanggaran hukum Perdata yang merugikan keuangan/kekayaan negara.

Laporan Hasil Pemeriksaan Penanganan Pengaduan Masyarakat yang telah

menjadi Dokumen Rahasia tersebut, tidak diperkenankan untuk disampaikan

kepada pihak lain (dipinjam/difoto copy) tanpa persetujuan Menteri Sosial/Inspektur

Jenderal.

Secara berkala, Bagian Analisis dan Pemantauan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan

(TLHP) Inspektorat Jenderal menyusun laporan penanganan pengaduan

masyarakat sebagai bahan laporan Inspektur Jenderal kepada Menteri Sosial dan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara/Tromol Pos 5000 serta Instansi

Pengawasan terkait lainnya.

D. Pemberkasan

1. Selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah berakhirnya Surat Perintah Tugas, Ketua

Tim Pemeriksaan Khusus wajib menyampaikan berkas hasil penanganan kasus

yang sudah dijilid kepada Inspektur Jenderal melalui Inspektur Bidang Inspektorat

Jenderal Kementerian Sosial RI.

2. Berkas yang sudah dijilid sebagaimana dimaksud terdiri dari:

Nota Dinas Ketua Tim kepada Inspektur Jenderal Kementerian Sosial RI

Nota Dinas Inspektur Jenderal kepada Menteri Sosial

Petunjuk Menteri

Laporan Hasil Pemeriksaan

SALINAN

Page 30: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

29

Surat Perintah Tugas

Bukti-bukti material hasil pemeriksaan yang diperoleh Tim

E. Pengiriman dan Penyimpanan Hasil Pemeriksaan

1. Pengiriman Laporan Hasil Pemeriksaan

Laporan hasil pemeriksaan dalam bentuk surat/nota dinas disampaikan kepada :

a. Inspektur Jenderal Kementerian Sosial RI

b. Menteri Sosial RI untuk mendapatkan arahan/petunjuk selanjutnya.

c. Pimpinan unit/instansi pemerintah yang menyalurkan pengaduan.

d. Pimpinan Komisi Pemberantasan korupsi (KPK), apabila menyangkut kerugian

negara/daerah paling sedikit Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

e. Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara/Tromol Pos 5000.

2. Pengiriman Hasil Pemeriksaan Kasus (Nota Dinas dan Surat Petunjuk Menteri

Sosial dan LHP) dilaksanakan Bagian Umum Inspektorat Jenderal Kementerian

Sosial RI.

3. Pengiriman dan Penyimpanan Hasil Pemeriksaan Pengaduan Masyarakat

dilakukan oleh Bagian Analisis dan Pemantauan TLHP Inspektorat Jenderal

Kementerian Sosial RI.

F. Pemantauan Penanganan Pengaduan Masyarakat

1. Pemantauan penanganan pengaduan masyarakat untuk lingkup Sekretariat

Jenderal/Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial dan Direktorat

Jenderal, dilakukan oleh Tim Pemantauan Penanganan Pengaduan/Penyelesaian

Tindaklanjut Hasil Pengawasan yang ditunjuk/diangkat berdasarkan Surat

keputusan Pimpinan unit kerja Eselon I masing-masing dan pada Inspektorat

Jenderal dilakukan oleh Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Bagian

SALINAN

Page 31: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

30

Analisis dan Pemantauan Tindaklanjut Hasil Pengawasan, selanjutnya dilaporkan

secara berkala kepada Menteri Sosial.

2. Hasil Pemantauan terhadap perkembangan kasus/permasalahan yang terjadi

dilaporkan kepada unit kerja Eselon I masing-masing, untuk selanjutnya diadakan

rapat koordinasi dan rekonsiliasi antara unit kerja terkait (unit tehnis dengan

APIP/APF) guna penyelesaian lebih lanjut, dan hasilnya dilaporkan kepada Menteri

Sosial RI.

G. Penyelesaian Hasil Penanganan

1. Laporan hasil penanganan pengaduan masyarakat agar ditindaklanjuti sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, berupa tindakan:

a. administratif;

b. tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi;

c. gugatan perdata;

d. pengaduan perbuatan pidana; dan/atau

e. penyempurnaan manajemen instansi yang bersangkutan.

2. Informasi terhadap pelapor

Pimpinan instansi atau pejabat yang diberi wewenang dapat menyampaikan

informasi hasil pemeriksaan pengaduan masyarakat kepada pelapor;

3. Tindakan terhadap terlapor

a. apabila hasil pemeriksaan tidak terbukti kebenarannya, pimpinan instansi atau

pejabat yang diberi wewenang segera mengembalikan nama baik terlapor;

b. apabila hasil pemeriksaan mengandung kebenaran, pimpinan instansi atau

pejabat yang diberi wewenang segera mengambil tindakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SALINAN

Page 32: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

31

4. Tindakan pelapor terhadap hasil pemeriksaan

Apabila pelapor merasa tidak puas atas hasil pemeriksaan dan menyampaikan

pengaduan masyarakat kembali disertai dengan bukti pendukung yang memadai,

pimpinan instansi atau pejabat yang diberi wewenang perlu melakukan

pengkajian ulang terhadap hasil pemeriksaan;

H. Pemantauan Tindak Lanjut

Hasil pemeriksaan atas pengaduan yang terbukti kebenarannya dan surat-surat

pengaduan yang dilimpahkan pemeriksaannya kepada Gubernur, dilakukan

pemantauan tindak lanjut dengan cara sebagai berikut:

1. Pemantauan langsung yaitu melalui kunjungan ke obyek pemeriksaan, baik di

Pusat maupun di Daerah, dan rapat koordinasi antar satker/instansi untuk

mengetahui sampai sejauhmana pelaksanaan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan

terhadap surat pengaduan oleh pejabat yang berwenang pada instansi

bersangkutan.

2. Pemantauan tidak langsung yaitu melalui surat pemberitahuan dan atau surat

teguran, ditujukan kepada obyek yang diperiksa dengan tembusan disampaikan

APIP/APF yang melaksanakan pemeriksaan (BPKP/BPK/KPK atau Inspektorat

Provinsi).

3. Secara periodik dilakukan Rapat Pemuktahiran Data Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan dengan unit kerja terkait di lingkungan Kementerian Sosial RI

maupun dengan Instansi Sosial; dan Aparat Pengawasan Fungsional lainnya

(BPK, BPKP dan Bawasda).

4. Penyiapan bahan dan berkas Pemantauan Tindak Lanjut dan pelaksanan

pemutahiran data surat-surat pengaduan dilaksanakan oleh Sekretaris Inspektorat

Jenderal Cq. Bagian Analisis dan Pemantauan Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan

SALINAN

Page 33: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

32

yang dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara sinergi dengan unit kerja

terkait di lingkungan Kementerian Sosial RI.

I. Status Penanganan

1. Status Dalam Proses

Apabila permasalahan yang diadukan sedang dalam proses penanganan oleh

instansi pemerintah yang menerima pengaduan masyarakat.

2. Status Selesai

a. Instansi/unit kerja yang menerima penyaluran pengaduan masyarakat telah

melakukan penanganan dengan bukti yang sah dan dapat

dipertanggungjawabkan; atau

b. Instansi/unit kerja yang menerima penyaluran pengaduan masyarakat tidak

dapat melakukan proses pemeriksaan kebenaran pengaduan masyarakat

karena:

1) telah dilimpahkan atau ditangani oleh Aparat Penegak Hukum; atau

2) diluar kewenangan instansi yang bersangkutan dan disalurkan ke instansi

yang berwenang menangani; atau

3) berdasarkan pertimbangan teknis pemeriksaan, terhadap kasus pengaduan

masyarakat sudah tidak dapat dilakukan pemeriksaan/ ditindaklanjuti.

J. Format Surat/ Laporan

Contoh format surat telaahan/laporan/pemantauan/evaluasi/pemeriksaan hasil

penanganan pengaduan masyarakat/LSM/Organisasi Profesi sebagaimana terlampir.

SALINAN

Page 34: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

33

BAB V

KOORDINASI DAN SANKSI

A. Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat

Untuk menghindari tumpang tindih dan mengefektifkan penanganan pengaduan

masyarakat, perlu dilakukan koordinasi dalam penanganan pengaduan masyarakat

disesuaikan dengan spesifikasi permasalahan, antara lain :

1. Koordinasi Intern Kementerian/Lembaga, antara :

a. pejabat/unit kerja di lingkungan Kementerian Sosial RI; atau

b. pejabat/unit kerja yang menangani pengaduan masyarakat dengan

pejabat/unit kerja lain di lingkungan Kementerian Sosial RI

2. Koordinasi Antar Kementerian/Lembaga, antara

a. APIP dan atau yang menangani pengaduan masyarakat; atau

b. APIP dengan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan atau

Sekretariat Negara; atau

c. APIP dengan Aparat Penegak Hukum

3. Koordinasi Antar APIP dengan Masyarakat/Organisasi Kemasyarakatan, antara :

a. APIP dengan pelapor/masyarakat; atau

b. APIP dengan organisasi kemasyarakatan.

B. Sanksi

Sanksi dapat diberikan apabila :

1. Pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menolak pemeriksaan oleh aparat

pengawasan fungsional yang berwenang dan atau tidak menindak lanjuti

rekomendasi laporan hasil pemeriksaan atas pengaduan masyarakat

sebagaimana mestinya dan atau melindungi aparatur yang melanggar aturan,

SALINAN

Page 35: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

34

dikenakan sanksi administratif dan atau sanksi lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Pimpinan instansi pemerintah atau aparatur pemerintah yang bertanggung jawab

menangani pengaduan masyarakat yang tidak melakukan penanganan

pengaduan masyarakat dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah surat

pengaduan diterima tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, dikenakan

sanksi administratif dan atau sanksi lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

3. Instansi pemerintah dapat memberikan sanksi administratif dan atau sanksi lain

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada

aparatur pemerintah yang menangani pengaduan masyarakat yang melanggar

etika dan standar dalam menangani pengaduan masyarakat;

4. Intansi pemerintah dapat memberikan sanksi administratif dan atau sanksi lain

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada

APIP yang tidak benar dalam memberikan laporan hasil pemeriksaan atas

pengaduan masyarakat.

SALINAN

Page 36: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

35

BAB VI

PENUTUP

Pedoman ini merupakan pola bagi APIP Kementerian Sosial RI dalam menangani

pengaduan masyarakat, sehingga diharapkan aparat/pejabat yang menangani pengaduan

masyarakat dapat meningkatkan intensitas dan kualitas pelayanan pengaduan

masyarakat demi terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean

Government) dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial.

Jakarta,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

SALIM SEGAF AL JUFRI

SALINAN

Page 37: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

36

SUB LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Nomor :

Tanggal :

Tentang : PANDUAN PENANGANAN PENGADUAN

MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

1. Lampiran I.a : contoh nota dinas tentang Telaahan Pengaduan Masyarakat/LSM/Organisasi

Profesi yang dibuat oleh Inspektur IV Bidang Penunjang dan Investigasi kepada Inspektur Jenderal Depsos RI.

2. Lampiran I.b : contoh format Laporan Hasil Pemeriksaan Pengaduan Masyarakat yang dibuat oleh Tim Pemeriksa Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial RI apabila dalam temuan terdapat indikasi Kerugian Negara/Tindak Pidana Korupsi (TPK)

3. Lampiran I.c : contoh Berita Acara Pemeriksaan terhadap pegawai dan atau pihak-pihak yang dianggap melanggar berdasarkan informasi atau pengaduan masyarakat/LSM/Organisasi Profesi.

4. Lampiran I.d : contoh nota dinas surat dari Sekretaris Ditjen/Badiklit Kesios/Kepala Pusat/Kepala Biro kepada Pejabat Eselon I masing-masing tentang rencana pemantauan/evaluasi terhadap pengaduan dari masyarakat/LSM/Organisasi Profesi yang ditujukan kepada Kantor Menpan (Tromol Pos 5000)/Lembaga Pemerintah yang oleh Instansi tersebut diteruskan kepada Menteri Sosial/Inspektur Jenderal.

5. Lampiran I.e : contoh nota dinas dari Tim Penyelesaian Pengaduan Masyarakat kepada Pejabat Eselon I masing-masing unit kerja tentang Laporan Telaahan Pengaduan Masyarakat dari hasil penanganan surat pengaduan yang dilakukan oleh Unit kerja Eselon I Kementerian Sosial RI, baik surat pengaduan masyarakat langsung maupun penyaluran dari Kantor Sekretariat Negara/Menpan/Tromol Pos 5000 atau Lembaga Pemerintah lainnya.

6. Lampiran I.f : contoh Formulir Data Pribadi Pihak yang Melanggar. 7. Lampiran I.g : contoh laporan bentuk surat kepada Menteri Sosial RI terhadap penanganan surat

pengaduan yang dilakukan oleh Unit kerja eselon I Kementerian Sosial RI, baik surat pengaduan masyarakat langsung maupun penyaluran dari Kantor Sekretariat Negara/Menpan/Tromol Pos 5000 atau Lembaga Pemerintah lainnya.

8. Lampiran I.h : contoh surat dari Menteri Sosial RI kepada Pimpinan Komponen/Gubernur terhadap penanganan surat pengaduan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial RI, baik surat pengaduan masyarakat langsung maupun penyaluran dari Kantor Sekretariat Negar/Menpan/Tromol Pos 5000 atau Lembaga Pemerintah lainnya.

9. Lampiran I. i : Pengelompokan jenis masalah/pelanggaran/penyimpangan.

SALINAN

Page 38: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

37

LAMPIRAN I.a : PERMENSOS RI

NOMOR :

TANGGAL :

KEMENTERIAN SOSIAL RI

INSPEKTORAT JENDERAL

Jakarta, ....................20..

NOTA DINAS

Kepada : Inspektur Jenderal Kementerian Sosial RI

Dari : Inspektur Bidang ………..

Nomor :

Sifat : Rahasia

Lampiran : 1 (satu) eksemplar

Perihal : Telaahan Pengaduan ........

Sesuai dengan pengaduan ................ perihal ................, maka bersama ini kami laporkan kepada Bapak Inspektur Jenderal, sebagai berikut :

1. Sumber Pengaduan

2. Materi Pengaduan

3. Analisa

4. Kesimpulan

5. Saran

Demikian untuk mejadi periksa, mohon arahan dan petunjuk lebih lanjut, atas perhatian Bapak disampaikan terima kasih.

INSPEKTUR

BIDANG ……………………..

( ............................... )

SALINAN

Page 39: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

38

LAMPIRAN I.b : PERMENSOS RI

NOMOR :

TANGGAL :

KOP SURAT

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PENGADUAN MASYARAKAT .............................

Resume Hasil Pemeriksaan

Daftar Isi

BAB I : Gambaran Umum

A. Dasar Pemeriksaan

B. Waktu Pemeriksaan

C. Tujuan Pemeriksaan

D. Ruang Lingkup Pemeriksaan

E. Sasaran Pemeriksaan

F. Susunan Tim Pemeriksa

BAB II : Hasil Pemeriksaan

A. Sumber Pengaduan

B. Materi Pengaduan

C. Hasil Konfirmasi Dengan Pihak terkait (dimuat pihak-pihak yang terlibat dalam

penyimpangan yang terjadi)

D. Hasil Pemeriksaan (Disesuaikan dengan fokus/lokus)

BAB III : Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

B. Saran/Rekomendasi

Lampiran-Lampiran

Catatan:

Pada akhir laporan hasil pemeriksaan ditanda tangani oleh Ketua Tim/Pengendali Teknis/Pembantu

Penanggung Jawab.

SALINAN

Page 40: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

39

LAMPIRAN I.c : PERMENSOS RI

NOMOR :

TANGGAL : .

RAHASIA

BERITA ACARA PERMINTAAN KETERANGAN

............... Pada hari ini ............ tanggal ..... bulan ...... tahun dua ribu ....................... Bertempat di

....................... pada jam ..................... kami :

........ 1 .................. pangkat/golongan ................................................................................ NIP .............,

jabatan ..................................................................................................................

........ 2 ................... pangkat/golongan ................................................................................ NIP .............,

jabatan ..................................................................................................................

........ 3 ................... pangkat/golongan ................................................................................ NIP .............,

jabatan .................................................................................................................

Berdasarkan Surat Perintah Menteri Sosial/Inspektur Jenderal Kementerian Sosial RI Nomor

........................................... tanggal ............., telah dilakukan permintaan keterangan terhadap seseorang yang

mengaku bernama : .......................................................................... jenis

kelamin....................umur..........tahun, tempat lahir .........................................................

Tanggal lahir.............., agama ............, pangkat/golongan …………………………………….

Pekerjaan/Jabatan......................................................................................................................

Alamat Kantor ...................................................., Telp ............................................................. Alamat Rumah

....................................................., Telp .............................................................

Yang bersangkutan dimintai keterangan sebagai saksi/pelapor/terlapor dalam permasalahan

....................................................................................................................................................

........... Atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Tim Pemeriksa ia memberikan keterangan/jawaban

sebagai berikut :

PERTANYAAN: (contoh)

1. Apakah Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani?

JAWAB : Sehat/Tidak sehat.

SALINAN

Page 41: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

40

2. Apakah Saudara bersedia dimintai keterangan sehubungan dengan permasalahan .......?

JAWAB : Bersedia/Tidak Bersedia

3. Pertanyaan selanjutnya dapat dikembangkan sesuai dengan permasalahan yang terjadi.

4. Apakah masih terdapat keterangan lain yang akan Saudara sampaikan?

JAWAB :

5. Apakah semua keterangan yang saudara berikan berada dalam paksaan dan berani mengangkat

sumpah akan kebenaran keterangan Saudara?

JAWAB :

Apakah Saudara bersedia dimintai keterangan kembali, jika dikemudian hari diperlukan?

JAWAB :

………….Demikian Berita Acara Permintaan Keterangan ini kami buat dengan sebenarnya tanpa adanya

unsur paksaan dari pihak manapun dan apabila keterangan yang saya berikan tidak benar maka saya siap

untuk dituntut sesuai dengan peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Yang Memberikan Keterangan

(..............................)

Tim Pemeriksa,

1. (Nama)

NIP

2. (Nama)

NIP

3. (Nama)

NIP

SALINAN

Page 42: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

41

LAMPIRAN I.d : PERMENSOS RI

NOMOR :

TANGGAL :

KOP SURAT

Jakarta, ....................20..

NOTA DINAS

Nomor : .....................................

Kepada :

Dari :

Nomor :

Sifat : Rahasia

Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal : Rencana Pemantauan Penyelesaian Pengaduan Masyarakat

Menindak lanjuti Nota Dinas Nomor : .............. Tanggal .......................................dan, disposisi Bapak Sekjen/Dirjen/Ka. Badiklit Kesos, maka bersama ini disampaikan Program Kerja Pemantauan dalam rangka Penyelesaian Pengaduan Masyarakat/LSM/Organisasi Profesi sebagai berikut :

1. Materi Pengaduan

2. Obyek Pemantauan

3. Susunan Tim

4. Pelaksanaan Pemantauan

Demikian untuk menjadi periksa, dan mohon persetujuan Bapak.

SEKRETARIS

DITJEN/BADIKLIT KESOS

( ............................... )

SALINAN

Page 43: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

42

LAMPIRAN I.e : PERMENSOS RI

NOMOR :

TANGGAL :

KOP SURAT

Jakarta, ....................20..

NOTA DINAS

Nomor :...........................

Kepada : Bapak Sekjen/Dirjen/KaBadiklit Kesos Dari : Tim Penyelesaian Pengaduan Masyarakat Nomor : Sifat : Rahasia Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Laporan Telaahan Pengaduan Masyarakat ........

Berdasarkan Surat Perintah Sekretaris Jenderal/Dirjen/Kepala Badiklit Kesos telah dilakukan

pemantauan/evaluasi terhadap pengaduan masyarakat/LSM/Organisasi Profesi dengan surat Nomor ................/tertanggal ..................................................................... perihal ..................., maka bersama ini kami sampaikan laporan hasil kegiatan pemantauan sebagai berikut :

1. Sumber Pengaduan 2. Materi Pengaduan

a. b.

3. Analisa Terhadap Terjadinya Penyimpangan a. b.

4. Pihak-pihak yang Terlibat/Melanggar 5. Kesimpulan 6. Saran/Rekomendasi

Demikian untuk mejadi periksa, mohon petunjuk lebih lanjut.

TIM PENYELESAIAN PENGADUAN

MASYARAKAT

( ............................... )

SALINAN

Page 44: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

43

LAMPIRAN I.f : PERMENSOS RI

NOMOR :

TANGGAL :

KOP SURAT

Rahasia

DATA PRIBADI PIHAK YANG MELANGGAR/TERLAPOR

IDENTITAS

1. NAMA :

2. TEMPAT/TGL LAHIR :

3. PANGKAT/GOLONGAN :

4. JABATAN LAMA :

5. JABATAN SEKARANG :

6. STATUS KEPEGAWAIAN :

7. ALAMAT :

A. KETENTUAN YANG DILANGGAR

B. KLASIFIKASI PERBUATAN

C. UNSUR YANG MEMBERATKAN

D. UNSUR YANG MERINGANKAN

E. SARAN TINDAK

Jakarta ............................ 20..

TIM PEMERIKSA

Nama/NIP dan Jabatan

SALINAN

Page 45: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

44

LAMPIRAN I.g : PERMENSOS RI

NOMOR :

TANGGAL :

KOP SURAT

Nomor : Sifat : Rahasia Lampiran : Perihal :

Kepada Yth.

Bapak Menteri Sosial RI

Di

Jakarta

Sehubungan dengan adanya surat pengaduan dari ................. Tanggal .......... Nomor ............ seperti tersebut pada pokok surat, .........., maka berdasarkan Surat Perintah Irjen...................................................................telah dilakukan Pemantauan/ Pemeriksaanoleh Tim ................ Kementerian Sosial RI dari tanggal ............. s/d ............ Pada Kantor ..........., maka bersama ini kami laporkan kepada Bapak Menteri hasil pemantauan/ pemeriksaan terhadap permasalahan pengaduan masyarakat tersebut, sebagai berikut :

1. Sumber Pengaduan 2. Materi Pengaduan 3. Hasil Pemantauan/Evaluasi/Pemeriksaan 4. Saran Tindak

Terhadap permasalahan yang terjadi kami telah memberikan saran/rekomendasi, sebagai berikut : Terlampir kami sampaikan data dan pihak-pihak yang terlibat terhadap kasus/permasalahan tersebut.

Demikian, mohon arahan selanjutnya. Atas perhatian Bapak Menteri Sosial kami ucapkan terima kasih.

Inspektur Jenderal

( ............................... )

Tembusan kepada Yth: 1. Gubernur Provinsi ......... 2. Kepala Dinas Sosial/Kesos Provinsi .......... 3. Kepala Bawasda Provinsi .................. 4. Para Pihak/Instansi Terkait

SALINAN

Page 46: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

45

LAMPIRAN I.h : PERMENSOS RI NOMOR : TANGGAL :

KOP SURAT

Nomor : Sifat : Lampiran : Perihal : Kepada Yth. Sdr. Pimpinan Satker/Gubernur ........ Di .........................

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pengaduan masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim

Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial RI dari tanggal ............ s/d tanggal ................................. 20.. terhadap surat pengaduan masyarakat /LSM/Organisasi Profesi pada unit kerja Dinas Sosial/Kesos Provinsi .......... dalam pelaksanaan program pembangunan bidang kesejahteraan sosial, maka dengan ini kami sampaikan laporan hasil pemeriksaan dimaksud sebagai berikut : 1. Sumber Pengaduan 2. Materi Pengaduan 3. Hasil Pemeriksaan 4. Kesimpulan 5. Saran

Demikian untuk menjadi perhatian dan tindaklanjutnya segera dilaporkan kepada Menteri Sosial RI

Cq. Inspektur Jenderal Kementerian Sosial RI.

MENTERI SOSIAL RI/INSPEKTUR JENDERAL

( ............................... )

Tembusan kepada Yth : 1. 2. 3. Dst.

SALINAN

Page 47: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

46

LAMPIRAN I.j : PERMENSOS RI

NOMOR :

TANGGAL :

PENGELOMPOKKAN BERDASARKAN JENIS PENYIMPANGAN

NO. Jenis Masalah/Pelanggaran/Penyimpangan Kode

01. Penyalahgunaan wewenang, meliputi :

- Perbuatan aparatur yang merugikan masyarakat - Pemaksaan kehendak - Tindakan sewenang-wenang - Salah kelola - Penggunaan fasilitas/barang milik negara - Penyalahgunaan wewenang

0100 0101 0102 0103 0104 0105 0106

02. Pelayanan masyarakat, meliputi :

- Pelayanan pengurusan dokumen/identitas diri - Pengurusan perijinan - Pelayanan pembayaran gaji/pensiun - Pelayanan pajak dan cukai - Pelayanan perindustrian, perdagangan dan koperasi. - Pelayanan perhubungan - Pelayanan transmigrasi - Pelayanan pendidikan - Pelayanan kesehatan - Pelayanan sosial - Pelayanan imigrasi - Pelayanan perbankan/asuransi - Pelayanan kelistrikan - Pelayanan telekomunikasi - Pelayanan air minum - Pelayanan Polri - Pelayanan lainnya

0200 0201 0202 0203 0204 0205 0206 0207 0208 0209 0210 0211 0212 0213 0214 0215 0216 0217

03. Korupsi/Pungli, meliputi :

- Penguasaan tanpa hak atas uang/kekayaan negara - Pemalsuan/pengeluaran fiktif/pembelian barang tidak sesuai dengan

sfesifikasi. - Pembelian dengan harga dimahalkan (mark up) - Penyelewengan atau manipulasi penjualan milik negara - Pemotongan anggaran, dana bantuan dan kredit bank - Penyalahgunaan anggaran/dana - Manipulasi perpajakan dan retribusi - Penyimpangan proses pelelangan - Pemerasan, penyitaan, komisi, hasil penjualan tidak setor

0300 0301 0302 0303 0304 0305 0306 0307 0308 0309 0310

SALINAN

Page 48: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

47

- Penyimpangan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat - Pengutan liar - Gratifikasi - Korupsi/pungl lainnya

0311 0312 0312 0314

04. Kepegawaian/Ketenagakerjaan, meliputi :

- Kepangkatan - Jabatan/mutasi - Gaji/rapel gaji - Pensiun/tunjangan - Kesejahteraan pegawai - SK pegawai - Pemalsuan berkas kepegawaian - Pelanggaran PP No. 10/1983 jo PP No. 45/90 - Disiplin Pegawai Negeri PP No. 53/2010 - Hubungan Kerja Kepegawaian (PHK) - Penerimaan pegawai baru/tenaga honorer - Tanda jasa dan sejenisnya - Ketidakjelasan pekerjaan/non job - Permasalahan TKI/TKW - Jabatan/Kesempatan kerja - Masa Kerja - Norma kerja dan persyaratan kerja - Pelanggaran kepegawaian/ketenagakerjaan lainnya

0400 0401 0402 0403 0404 0405 0406 0407 0408 0409 0410 0411 0412 0413 0414 0415 0416 0417 0418

05. Pertanahan/perumahan, meliputi :

- Ganti rugi tanah/tanaman - Hak atas tanah - Manipulasi tanah - Peruntukan tanah/tata ruang - Sertifikat tanah - Pembebasan tanah - Tanah warisan - Penggalian tanah/penebangan pohon - Tanah yang dijadikan agunan kredit - Pembongkaran rumah - Pemilikan rumah - Hak penghunian rumah - Ganti rugi rumah - Ijin bangunan rumah (IMB) - Sewa menyewa rumah - Peruntukan rumah - Permasalahan pertanahan/perumahan lainnya

0500 0501 0502 0503 0504 0505 0506 0507 0508 0509 0510 0511 0512 0513 0514 0515 0516 0517

06. Pertanahan/perumahan, meliputi :

- Persengketaan - Pelanggaran hukum - Pencurian/penadahan - Pemalsuan

0600 0601 0602 0603 0604

SALINAN

Page 49: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

48

- Penipuan - Penggelapan - Kontrak/perjanjian/akd nikah/cerai - Grasi, amnesti, rehabilitasi - Peninjauan kembali - Kasasi - Banding - Eksekusi - Barang bukti/lelang - Proses hukum (lama, tidak adil) - Pelanggaran HAM - Permasalahan hukum/peradilan lainnya.

0605 0606 0607 0608 0609 0610 0611 0612 0613 0614 0615 0616

07. Kewaspadaan Nasional, meliputi :

- Separatisme - SARA - Gangguan Kantibmas - Penyelundupan/perdagangan gelap - Perjudian/pelacuran - Uang palsu - Narkoba - Kenakalan remaja - Perbatasan wilayah - Kewaspadaan nasional lainnya

0700 0701 0702 0703 0704 0705 0706 0707 0708 0709 0710

08. Tatalaksana/regulasi, meliputi :

- Pengaturan perdagangan/tata niaga - Prosedur dan persyaratan pemilihan kepala daerah, kades - Penentuan tarif, harga dan sumbangan - Pengaturan angkutan darat, laut dan udara - Kepemimpinan/pemerintahan dan pengelolaan unit kerja/ badan usaha - Prosedur dan persyaratan keimigrasian - Pengalihan/pengembangan status wilayah - Prosedur pencairan uang perjalanan/lumpsum pindah kerja - Penentuan kepanitiaan - Prosedur pengiriman sekolah ke luar negeri - Pengaturan/tatalaksana/regulasi lainnya

0800 0801 0802 0803 0804 0805 0806 0807 0808 0809 0810 0811 0812

09. Lingkungan Hidup, meliputi :

- Pengrusakan tanah/lingkungan - Pencemaran udara dan air - Kebisingan - Perlindungan satwa/hewan langka - Perlindungan tanaman - Amdal - Illegal logging/illegal fishing

0900 0901 0902 0903 0904 0905 0906 0907

SALINAN

Page 50: MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA · 2014. 2. 27. · MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA 5 Salinan, Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Para Gubernur di seluruh Indonesia. 2.

49

10. Umum

- Permohonan bantuan, sumbangan - Penyampaian usul/sumbang saran - Pelanggaran media massa/elektronik - Surat-surat yang tidak memiliki kadar pengawasan lainnya

1000 1001 1002 1003 1004

(Pengelompokkan ini dimasukkan oleh auditor kedalam LHP) Apabila terdapat jenis masalah yang belum tercantum dalam kode jenis masalah tersebut, dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan instansi masing-masing.

Jakarta, 30 Desember 2011

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SALIM SEGAF AL JUFRI

SALINAN